Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
PANDUAN PENERAPAN MUTU DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT BAGI DOKTER RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
KOMITE MUTU, KESELAMATAN, DAN KINERJA JAKARTA 2015
Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga Buku "Panduan Penerapan Mutu & Keselamatan di Rumah Sakit Bagi Dokter" dapat selesai disusun. Buku ini merupakan pembaharuan dari buku saku Quality and Safety yang pemah diterbitkan pada Januari 2011 yang lalu. Dalam edisi terbaru ini telah dimasukkan pengetahuan praktis bagi Dokter yang melakukan pelayanan agar mutu dan keselamatan pasien dan staf dapat terjaga sesuai dengan standar Joint Commision International edisi ke-5 yang berlaku mulai April 2014. Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait keamanan di Rumah Sakit semakin mengemuka sehingga penerapan standar mutu dan keselamatan mau tidak mau menjadi suatu keharusan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga medis sendiri. Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan, setiap pegawai dan peserta didik dapat bahu membahu mewujudkan Rumah Sakit pendidikan bertaraf intemasional yang bermutu dan aman melalui pembentukan budaya keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem pendukung yang arnan, serta merupakan tempat yang aman baik bagi pasien, pengunjung maupun staf. Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesungguhan Saudara sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati serta kepedulian kita kepada sesama. Jakarta, April 2015 Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
DR. Dr. C.H. Soejono, SpPD, K-Ger NIP. 196006121985121001
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pendidikan yang baik tidak pernah dapat terlepas dari pelayanan yang bermutu di rumah sakit tempat peserta didik menimba ilmu dan keterampilannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan dokter yang berkualitas, dalam bidang keilmuan termasuk sikap profesional. Sikap profesional seorang dokter tidak pernah dapat dipisahkan dari upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu bagi pasien dan keluarga. Sebagai organisasi pendidikan kedokteran yang besar dan tertua, FKUI berketetapan untuk menjadi model dan contoh bagi fakultas kedokteran lainnya. Proses akreditasi yang ada bagi perguruan tinggi tidak cukup untuk menampilkan keunikan fakultas kedokteran sebagai penyelenggara pendidikan terkait dengan layanan yang berorientasi pada keselamatan manusia. FKUI mendukung penuh proses persiapan dan pencapaian akreditasi nasional dan internasional RSCM pada tahun 2012-2013. Saat ini FKUI memberi dukungan dan kontribusi penuh melalui pengembangan sistem kolaboratif antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian untuk menyambut proses akreditasi selanjutnya sebagai RS pendidikan. Kami menyambut baik diterbitkannya buku panduan untuk dokter, baik bagi dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) maupun peserta didik tidak hanya untuk menjamin berlangsungnya layanan yang baik, namun juga bagi peserta didik dan staf pengajar yang terlibat dalam pendidikan dan penelitian di rumah sakit. Buku ini tidak akan bermanfaat tanpa kepedulian dan niat baik kita untuk membuka dan mempelajari sehingga memberi manfaat bagi kita dan sesama yang kita layani. Selamat belajar dan berkarya! Jakarta, April 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
ii
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Isi Kata Pengantar Apa yang harus saya ketahui dan lakukan ketika saya bertugas di: Instalasi Gawat Darurat
1
Unit Rawat Jalan
5
Unit Rawat Inap
9
Unit Perawatan Intensif
13
Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care)
17
Kamar Operasi
21
2.
International Patient Safety Goals (IPSG)/Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
25
3.
Access to Care and Continuity of Care (ACC)/Akses Pelayanan Kesehatan (APK)
39
4.
Patient and Family Rights (PFR)/Hak Pasien Dan Keluarga (HPK)
51
5.
Assessment of Patients (AOP)/Asesmen Pasien (AP)
55
6.
Care of Patients (COP)/Pelayanan Pasien (PP)
59
7.
Anesthesia and Surgical Care (ASC)/Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
79
8.
Medication Management and Use (MMU)/Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
91
9.
Patient and Family Education (PFE)/Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
111
10.
Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
121
11.
Prevention and Control of Infections (PCI)/ Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
131
12.
Facility Management and Safety (FMS)/Manajemen Fasilitas dan Keamanan (MFK)
141
13.
Staff Qualification and Education (SQE)/Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
151
14.
Management of Information (MOI)/Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
155
15.
Human Research Program (HRP)
159
16.
Medical Professional Education (MPE)
165
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
DAFTAR ISI
1.
iii
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
iv
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat 2 – 5 Menit
Triage Primer oleh Perawat (skrining dan saturasi O2) Segera
Resusitasi
5 - 10 Menit
Emergent
Ruang Resusitasi
Triage Sekunder oleh Dokter
Urgent
False Emergency Max.2 jam
Tatalaksana pasien dan Mengisi Formulir Resusitasi
IMET
Ditangani langsung berkoordinasi dengan dokter terkait
Non-Trauma
Trauma
Pulang
Max. 30 menit
1. Mengisi Formulir Evaluasi Awal dan Tata Laksana IMET 2. Melakukan pengisian Formulir Evaluasi Lanjut
Transfer
Penanganan oleh Dokter Departemen Terkait
1. Mengisi Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi untuk dokumentasi Follow Up 2. Membuat resep dan memastikan obat telah diberikan sesuai instruksi 3. Transfer pasien dan melengkapi Formulir Transfer Internal bila pindah perawatan di dalam RS atau Formulir Pindah Rumah Sakit bila pasien pindah RS atau Resume Medis bila pasien pulang (hal. 42-44)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
INSTALASI GAWAT DARURAT
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Instalasi Gawat Darurat?
Death On Arrival / Meninggal di IGD
INSTALASI GAWAT DARURAT
1. Pasien didorong ke kamar merah 2. Dibuatkan surat kematian oleh dokter terkait dengan penyebab kematian pasien
Transfer Pasien Instalasi Gawat Darurat
Ruang Prosedur/ OK/ pemeriksaan diagnostik (hal. 21)
Ruang Perawatan Intensif (hal. 13)
Ruang Isolasi
Sesuai Anjuran Tim Medis (hal. 44)
2
Rawat Inap (hal. 9)
Pulang
Rujuk RS Lain/ Keluar RS dengan Ambulans atau kendaraan pribadi (hal. 43)
Atas pemintaan sendiri (hal. 49)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
No.
Tindakan
Perhatian
1.
Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/produk darah c. Formulir monitoring transfusi
2.
Code blue
3.
Terkait populasi khusus
INSTALASI GAWAT DARURAT
Proses perawatan lain yang mungkin diterima Halaman Penjelasan
Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
51 dan 66
64 63
3
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Instalasi Gawat Darurat
INSTALASI GAWAT DARURAT
No.
4
Topik
Halaman Penjelasan
1.
International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
4.
Second opinion
53
5.
Informed consent
51
6.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
7.
Penilaian dan tata laksana nyeri
69
8.
Kriteria dan alur pasien paliatif
71
9.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
131
10.
Manajemen obat
91
11.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
12.
Indikator mutu dan keselamatan
127
13.
Tujuh kode darurat
141
14.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
144
15.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
16.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
17.
Standar Singkatan
155
18.
Penilaian Pra sedasi/Pra anestesi
81
19
Clinical Pathway/PPM/PPK
59
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Jalan?
UNIT RAWAT JALAN
Pasien tiba di Poliklinik 30 Menit Pertama
1. Pasien telah diskrining oleh perawat (tanda vital, risiko jatuh, skor nyeri) 2. Pasien baru: Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55) Pasien lama: a. Pasien lama dan kunjungan terakhir <1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan format SOAP b. Pasien baru/ idak berkunjung >1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis Rawat Jalan 3. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) dan menyertakan rekam medik pasien atau disertai dengan Formulir Transfer Intra RS bila tidak dapat menyertakan rekam medik saat mengkonsulkan pasien (hal. 42) 4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan rencana tindak lanjut (hal. 111) 5. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (hal. 111) 6. Menulis resep manual atau elektronik (hal. 91) 7. Mengisi Profil/Summary Rawat Jalan (hal. 49) 8. Menjadwalkan waktu kontrol berikutnya dan mengedukasi pasien untuk melakukan sistem perjanjian. 9. Jika pasien dianjurkan rawat inap dokter harus menjelaskan 3 hal : a. Hasil pemeriksaan dan rencana perawatan b. Target rawatan (outcome) yang diharapkan c. Perkiraan biaya (dapat diminta bantuan ke pusat informasi)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
5
5
Transfer Pasien
UNIT RAWAT JALAN
Rawat Jalan
Ruang Perawatan Intensif (hal. 13) Ruang Prosedur/ pemeriksaan diagnostik (hal. 21)
Rujuk ke RS/ Faskes lain (hal. 43)
Ruang Isolasi
IGD (hal. 1)
Rawat Inap (hal. 9)
Pulang (hal. 41)
Proses perawatan lain yang mungkin diterima No.
6
Tindakan
Perhatian
Halaman Penjelasan
1.
Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi
51 dan 66
2.
Kemoterapi
51 dan 63
3.
Code blue
4.
Terkait populasi khusus
Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
64 63
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Rawat Jalan Topik
Halaman Penjelasan
1.
International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
4.
Second opinion
53
5.
Informed consent
51
6.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
7.
Penilaian dan tatalaksana nyeri
69
8.
Kriteria dan alur pasien paliatif
71
9.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
131
10.
Manajemen obat
91
11.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
12.
Indikator mutu dan keselamatan
127
13.
Tujuh kode darurat
141
14.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
144
15.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
16.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
17.
Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ tanpa memberitahu dokter
49
18.
Standar Singkatan
155
19
Clinical Pathway/PPM/PPK
59
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
UNIT RAWAT JALAN
No.
7
UNIT RAWAT JALAN
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
8
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Inap?
UNIT RAWAT INAP
Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/ memenuhi kriteria pasien rawat inap 24 Jam pertama
1. Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55) 2. Membuat Rencana Perawatan Pasien (care plan) awal 1x24 jam (hal. 60) 3. Menuliskan instruksi medis di Formulir Instruksi Medis Farmakologis dan Non-Farmakologis termasuk instruksi diet, aktivitas, pemeriksaan penunjang, dll (hal. 62) 4. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) 5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien (Care Plan) yang telah disusun. (hal. 111) 6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (hal. 111)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
9
Setiap hari
UNIT RAWAT INAP
1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk di hari libur 2. Mendokumentasikan hasil follow up pasien dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 3. Melakukan serah terima pasien antar shift jaga menggunakan metode SBAR (hal. 27) 4. Memerbaharui Rencana Perawatan Pasien (Care Plan) sesuai jadwal atau perubahan kondisi/kebutuhan pasien (hal. 60) 5. Menyelenggarakan pertemuan multidisiplin dan multiprofesi pada kasus kompleks dan menuliskannya pada formulir rencana perawatan pasien (Care Plan) 6. Memerbaharui Instruksi Medis Farmakologis dan NonFarmakologis (hal. 62) 7. Implementasi layanan kelompok risiko tinggi (hal. 63) 8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien yang telah disusun (hal. 111) 9. Menuliskan resep pasien secara lengkap (elektronik maupun manual) (hal. 91) 10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)
Persiapan pasien pulang
1. Dalam waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang, lengkapi Formulir Resume Medis (hal. 44) dan Formulir Discharge Planning (hal. 60) 2. Edukasi pasien pulang (hal. 111)
10
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Transfer Pasien
Ruang Perawatan Intensif (hal. 13)
Ruang Prosedur/ pemeriksaan diagnostik (hal. 11)
Ruang Isolasi
UNIT RAWAT INAP
Rawat Inap
Pindah RS Lain/ Keluar RS menggunakan ambulans atau kendaraan pribadi (hal. 43) Pulang
Sesuai anjuran Tim Medis (hal. 44)
Atas permintaan sendiri (hal. 49)
Proses perawatan lain yang mungkin diterima No
Tindakan
1.
Transfusi darah/produk darah
2.
Kemoterapi
3.
Code blue
4.
Terkait populasi khusus
Perhatian 1. Informed consent persetujuan pemberian darah/produk darah 2. Prosedur pemberian darah/ produk darah 3. Formulir monitoring transfusi
Halaman Penjelasan 51 dan 66
51 dan 63 Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
64 63
11
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Rawat Inap No.
UNIT RAWAT INAP 12
Topik
Halaman Penjelasan
1.
International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
4.
Second opinion
5.
General consent
51
6.
Informed consent
52
7.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
8.
Penilaian dan tatalaksana nyeri
69
9.
Kriteria dan alur pasien paliatif
71
10.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
131
11.
Manajemen obat
91
12.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
13.
Indikator mutu dan keselamatan
127
14.
Tujuh Kode darurat
141
15.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
144
16.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
17.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
18.
Discharge Planning
60
19.
Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ tanpa memberitahu dokter
49
20.
Standar Singkatan
155
21.
Kunjungan Pre anestesia/ Penilaian pra sedasi
81
22.
Clinical Pathway/PPM/PPK
59
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
UNIT PERAWATAN INTENSIF
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Perawatan Intensif? Rujukan RS Luar
IGD
Rawat Inap
Kamar Bedah
Memenuhi Kriteria Masuk ICU
Masuk dengan mendapat Persetujuan Kepala ICU 24 Jam pertama
1. Dengan Membawa kelengkapan: a. Surat konsultasi dan persetujuan masuk ICU dan dokumen lain terkait Rekam Medik, b. Formulir Identitas Pasien Rawat Inap (IPRI) yang telah diisi dan telah ditandatangani oleh pasien dan petugas admisi. c. Formulir Informed Consent yang telah diisi dan ditangani oleh pasien dan petugas medik dan para medik terkait. 2. Residen anestesi senior (PPDS Mandiri) melakukan asesmen pasien dan membuat catatan pasien masuk serta melengkapi Formulir Transfer 3. Membuat Flow Chart harian dan admission note. 4. Menetapkan status jaminan keuangan pasien (BPJS/Pribadi) → jika belum diketahui sebelumnya 5. Membuat resep dan memastikan obat/alkes sudah diberikan sesuai instruksi 6. Berkolaborasi dalam pembuatan atau pembaharuan care plan 7. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
13
Setiap Hari
UNIT PERAWATAN INTENSIF
1. Asesmen harian pasien dan melengkapi Flow Chart harian 2. Membuat resep dan memastikan obat dan alkes diberikan sesuai instruksi (hal. 91) 3. Update Rencana Pelayanan/Care Plan sesuai rencana dan atau perkembangan pasien (hal. 60) 4. Melaporkan pasien kondisi sekarat ke semua konsulen yang relevan → kolaborasi dengan tim paliatif 5. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi (hal. 111) 6. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)
Transfer setelah memenuhi Kriteria Keluar ICU
HCU
Meninggal
Buat Formulir Transfer
1. Jika pasien meninggal dunia dalam 24 jam karena prosedur operasi atau anestesia → buat laporan 2. Semua kematian di ICU atau pasca ICU (bila mungkin) dikaji oleh konsulen 3. Dokter ICU membuat Resume Medik dan surat keterangan kematian
Rawat Inap
14
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Proses perawatan lain yang mungkin diterima Tindakan
Perhatian
1.
Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi
2.
Code blue
3.
Terkait populasi khusus
Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Halaman Penjelasan
UNIT PERAWATAN INTENSIF
No.
51 dan 66
64 63
15
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Perawatan Intensif
UNIT PERAWATAN INTENSIF 16
Halaman Penjelasan
No.
Topik
1.
International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
4.
Second opinion
53
5.
General consent
51
6.
Informed consent
51
7.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
8.
Penilaian dan tatalaksana nyeri
69
9.
Kriteria dan alur pasien paliatif
71
10.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
131
11.
Manajemen obat
91
12.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
13.
Indikator mutu dan keselamatan
127
14.
Tujuh Kode darurat
141
15.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
1444
16.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
17.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
18.
Discharge Planning
60
19.
Standar Singkatan
155
20.
Clinical Pathway/ PPM/ PPK
59
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Rawat Jalan (Poli Anestesi untuk penilaian pra anestesi)
UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care)? Rawat Inap
Pasien tiba di Ruang Prosedur/Bedah Sehari Diterima oleh bagian pendaftaran a. Pasien rawat jalan: akan diperiksa kelengkapan berkas dan diberikan edukasi Hak dan Kewajiban pasien b. Pasien rawat inap: akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas
Dimasukkan ke Ruang Persiapan
Diterima oleh Perawat dan Dokter *Pasien rawat inap: Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap: 1. Memeriksa kondisi pasien 2. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 3. Melakukan Edukasi Analgesia Pasca (Post) Operasi dan pilihan terapi 4. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 5. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat 6. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Dipindahkan ke Kamar Operasi
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
17
17
UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI
1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi identitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih
1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (Disalin ke Formulir Instruksi Medis jika pasien rawat inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
18
Mengisi formulir Transfer Antar Ruang
Membuat Resume Medis
Pasien kembali ke ruangan
Pasien pulang
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
No.
Tindakan
Perhatian
1.
Transfusi darah/ produk darah
a. Informed consent persetujuan pemberian darah/ produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi
2.
Code blue
Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
3.
Terkait populasi khusus
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI
Proses perawatan lain yang mungkin diterima Halaman Penjelasan 51 & 66
64 63
19
UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari No.
20
Topik
Halaman Penjelasan
1.
International Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
4.
Second opinion
53
5.
Informed consent
51
6.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
7.
Penilaian dan tatalaksana nyeri
69
8.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
131
9.
Manajemen obat
91
10.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
11.
Indikator mutu dan keselamatan
127
12.
Tujuh Kode darurat
141
13.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
144
14.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
15.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
16.
Standar Singkatan
155
17.
Clinical Pathway/PPM/PPK
59
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Kamar Operasi?
KAMAR OPERASI
Rawat Inap (sudah melalui penilaian pra-bedah dan anestesi)
Pasien tiba di ruang operasi
Diterima oleh bagian pendaftaran dan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas
Dimasukkan ke Ruang Persiapan
Diterima oleh Perawat dan Dokter 1. Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang 2. Memeriksa kondisi pasien 3. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 4. Melakukan Edukasi Analgesia Post Operasi dan pilihan terapi 5. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 6. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat (jika belum dilakukan di rawat inap) 7. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
Dipindahkan ke Kamar Operasi
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
21
KAMAR OPERASI
Di Kamar Operasi: 1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi identitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi. 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi.
Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih
ICU Diantar oleh dokter anestesi
PICU - Diantar oleh dokter anestesi - Dijemput oleh perawat dari PICU
Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang 1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dan tuliskan instruksi obat pada Formulir Instruksi Medis Jika Pasien Rawat Inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang Pasien kembali ke ruangan 22
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Proses perawatan lain yang mungkin diterima Tindakan
1.
Transfusi darah/ produk darah
2.
Code blue
3.
Terkait populasi khusus
Perhatian
a. Informed consent persetujuan pemberian darah/ produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi Kriteria dan alur pemanggilan TMRC
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Halaman Penjelasan
51 dan 66
KAMAR OPERASI
No.
64 63
23
Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Kamar Operasi
KAMAR OPERASI 24
Halaman Penjelasan
No.
Topik
1.
International Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien
25
2.
Prosedur Delayed Treatment
40
3.
Privasi pasien
51
5.
Informed consent
51
6.
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga
51
7.
Penilaian dan tatalaksana nyeri
69
8.
Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi)
9.
Manajemen obat
10.
Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)
121
11.
Indikator mutu dan keselamatan
127
12.
Tujuh kode darurat
141
13.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
144
14.
Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
145
15.
Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik
156
16.
Standar Singkatan
155
131
91
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)/ SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar
IPSG 1
Gunakan minimal dua identitas pasien: 1. Nama lengkap, dan 2. Tanggal lahir Untuk pasien tidak dikenal gunakan sesuai dengan jenis kelamin dan umur: Tn./Ny./An./By. X 14001 Dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Dua angka digit pertama merupakan tahun pelayanan dilaksanakan 2. Tiga angka digit terakhir merupakan nomor urut pasien tidak dikenal yang dilayani pada tahun tersebut Pasien diidentifikasi saat: 1. Pemberian obat, 2. Pemberian diet/makan pasien. 3. Pemberian transfusi darah dan produk darah. 4. Pengambilan sampel darah atau spesimen lain. 5. Melakukan prosedur/tindakan/operasi. Label identitas standar terdiri atas 4 (empat) identitas yaitu: 1. Nama lengkap 2. Tanggal lahir 3. Nomor rekam medik 4. Jenis kelamin Tn. Abdul Fathir
313.10.88
13 Februari 1972
Laki-laki
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
25
IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar Identitas di formulir:
IPSG 1
NRM : Nama lengkap : Jenis kelamin : Tanggal lahir : (Tempelkan stiker pasien jika tersedia)
Identifikasi Pasien Berisiko: 1. Proses identifikasi pasien yang berisiko alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate), keterbatasan ekstremitas dan pemasangan implan radioaktif. 2. Penanda risiko dipasang setelah pasien dinyatakan berisiko atau terjadi perubahan risiko pasien. Penanda Risiko: Klip Kuning : Risiko jatuh Klip Merah : Risiko alergi Klip Ungu : DNR (Do Not Resuscitate) Klip Pink : Keterbatasan ekstremitas Gelang Abu-abu : Terpasang implan radioaktif Pada pasien yang tidak dapat dipasang gelang identitas/gelang risiko → STIKER berwarna yang ditempel pada halaman depan status pasien.
26
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 2. Tingkatkan Komunikasi Efektif
IPSG 2
Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan yang melaporkan: a. pasien dengan kondisi kritis. b. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang. c. pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus, d. kondisi yang memerlukan monitoring ketat. Menggunakan teknik SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation) dan mencatatnya di formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-telepon → TBaK → Tulis Baca dan Konfirmasi. Menuliskan pesan yang diterima di CPPT. Pesan pemberian obat LASA/Look Alike Sound Alike, penerima pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan dengan mengeja nama obat per huruf. Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal/per telepon. Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam waktu 1 x 24 jam. Bila DPJP tidak dapat menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam, karena ada hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter yang didelegasikan sesuai ketentuan.
Komunikasi Serah Terima Pasien Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar tenaga kesehatan → menggunakan teknik SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation) (TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK INSTRUKSI OBAT HIGH ALERT)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
27
IPSG 2 Panduan Menjalankan Teknik SBAR
Situation/situasi
S
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi) Masalah yang ingin disampaikan adalah: ……………………………. Tanda-tanda vital: TD: …/…, Nadi: …, Pernapasan: …, dan Suhu: … Saya khawatir tentang:
Background/Latar Belakang
B
Status mental pasien: Kulit/Ekstremitas: Pasien memakai/tidak memakai oksigen
Assessment/Penilaian
A
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakana apa masalah yang anda pikirkan) Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, ………………… Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk. Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita harus melakukan sesuatu, Dok.
Recommendation/Rekomendasi
R 28
Apakah … (katakan apa yang ingin disarankan) Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan: … Jika ada perubahan tata laksana, tanyakan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 3. Tingkatkan Keamanan Obat High Alert
IPSG 3
Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high alert. Rumah sakit membuat Daftar Obat High Alert (terbarui tanggal 24 Desember 2014) Obat Look Alike Sound Alike (LASA) dikelola untuk mencegah terjadinya kesalahan, dengan cara pemberian label LASA dan penyimpanan dipisah satu dengan yang lain. Obat-obatan LASA jika diinstruksikan secara verbal oleh Dokter, wajib dibaca ulang dan dieja per huruf. Elektrolit pekat (KCl 7,46% dan NaCL 3%) tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar operasi jantung dan unit perawatan intensif (ICU) dan ruangan yang boleh menyimpan harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert” .
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
29
IPSG 4. Pastikan Benar Sisi, Benar Prosedur, Benar Pasien Operasi PROTOKOL UNIVERSAL:
IPSG 4
1. Penandaan lokasi operasi/prosedur Dokter operator yang akan menjalankan tindakan melakukan penandaan lokasi operasi/prosedur di ruang rawat dengan spidol 70 atau skin marker dengan melibatkan pasien. Paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan. Penandaan dengan memberi tulisan „YA‟ di lokasi insisi. Jika operasi dilakukan pada daerah mukosa, penandaan dilakukan pada gambar di rekam medik dan Formulir Catatan Keperawatan Pra-Operasi
2. Verifikasi pra operasi/prosedur Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur terhadap: benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan benar pasien benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran, peralatan dan imaging) peralatan/implan yang dibutuhkan
3. Time Out Seluruh anggota tim operasi/prosedur melakukan komunikasi
secara verbal dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum mulai operasi/prosedur → Checklist Keselamatan Operasi/ Keselamatan Prosedur.
30
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 5. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial
IPSG 5
Lima momen cuci tangan 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum tindakan aseptik 3. Setelah kontak cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Enam langkah cuci tangan Dengan handrub: 20 – 30 detik Dengan air mengalir: 40 – 60 detik
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
31
IPSG 6. Menurunkan risiko pasien cedera akibat jatuh Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien intensive care dinilai berisiko tinggi jatuh dan ditatalaksana sesuai panduan. Formulir Penilaian risiko jatuh: 1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun
IPSG 6 Total skor 7-11 : Risiko Rendah Untuk Jatuh Total skor ≥ 12 : Risiko Tinggi Untuk Jatuh Tatalaksana lihat hal 36 Skor Minimal : 7
32
Skor Maksimal : 23
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
IPSG 6
2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun
Tingkat Risiko: Tidak berisiko bila skor 0-24 Risiko Rendah bila skor 25-50 Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 Tatalaksana lihat hal 37
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
33
3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas
IPSG 6 Tingkat Risiko:
34
Risiko Rendah bila skor 1 -3 → lakukan Intervensi Risiko Rendah
Risiko Tinggi bila skor ≥ 4 → lakukan Intervensi Risiko Tinggi
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
4. Modifikasi Get Up & Go Test: Pasien Poliklinik dan IGD KOMPONEN PENILAIAN A. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan / limbung)?
Ya
Tidak
Tidak berisiko
IPSG 6
B. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagai penopang saat akan duduk?
: tidak ditemukan a dan b
Berisiko rendah : ditemukan a atau b Berisiko tinggi : ditemukan a dan b Tatalaksana lihat hal 36
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
35
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Jalan
IPSG 6
Pasien Anak Usia < 12 Tahun: Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh. Pasien tidak dipakaikan pita kuning atau diberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua petugas harus waspada terhadap risiko jatuh pasien anak usia < 12 tahun. Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut: Intervensi Jatuh Risiko Rendah: Edukasi dengan memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: Edukasi dengan memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan memasang pita kuning pada tangan pasien. Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan pemasangan pita dan pita dilepas setelah ke luar dari area RSCM.
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Instalasi Gawat Darurat Pasien Anak Usia < 12 Tahun: Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua berisiko tinggi jatuh. Semua intervensi risiko jatuh diterapkan pada semua pasien anak. Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut: Intervensi Jatuh Risiko Rendah : Perawat melakukan edukasi pada pasien dan keluarga dengan memasang papan edukasi mencegah jatuh pada brankar pasien. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: 1. Edukasi memasang papan edukasi mencegah jatuh pada brankar, 2. Memasang pita risiko jatuh warna kuning pada tangan pasien 3. Memasang penanda risiko jatuh segitiga warna kuning pada brankar pasien.
36
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Inap Tidak berisiko dan Risiko rendah: Intervensi jatuh standar Edukasi pasien dan keluarga → pasang akrilik edukasi
IPSG 6
Lakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi Risiko tinggi: 1. Pasang klip risiko jatuh. 2. Pasang segitiga jatuh 3. Pasang handrail tempat tidur 4. Edukasi pasien dan keluarga à pasang akrilik edukasi 5. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan pemasangan penanda risiko.
Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan: 1. 2. 3. 4.
Pasien pasca operasi Pasien pasca sedasi Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi Penambahan obat-obat sedatif (kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik. 5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin. 6. Penurunan kesadaran. 7. Pasien pasca jatuh.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
37
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
IPSG 6 38
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ACC/APK
ACCESS TO CARE AND CONTINUITY OF CARE (ACC)/AKSES PELAYANAN KESEHATAN (APK)
Tiga Poin Edukasi Penting Sebelum Pasien Masuk Rawat Inap Hasil pemeriksaan dan rencana tindakan terapi Target perawatan (outcome): kondisi apa yang akan dicapai dan berapa lama perawatan Perkiraan biaya. Edukasi ini dapat dilakukan oleh petugas administrasi di poliklinik (masing-masing unit kerja menyiapkan daftar tarif untuk dapat diinformasikan)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
39
Prosedur Delayed Treatment (sebab dari dalam RS) Ketika harus menunggu dalam waktu yang lama untuk mendapatkan pelayanan diagnostik dan/atau perawatan yang sudah direncanakan karena kondisi di RS → buatkan daftar tunggu baru
ACC/APK
Pasien diinformasikan tentang: 1. adanya penundaan pelayanan 2. alasan penundaan 3. terkait penundaan atau waktu menunggu, diberitahu tentang alternatif ketersediaannya. Berlaku untuk rawat inap dan rawat jalan yang memerlukan perawatan dan/atau layanan diagnostik; tidak berlaku untuk waktu menunggu yang tidak terlalu lama seperti adanya keterlambatan jadwal (behind schedule) dokter. Informasi ini didokumentasikan pada medical record pasien di Formulir Edukasi Terintegrasi.
Prosedur Delayed Treatment (sebab dari pasien) dan Prosedur Pasien yang Menolak Pengobatan Ketika pasien tidak mampu memenuhi rencana perawatan sesuai kesepakatan karena berbagai kondisi Bagi pasien atau keluarga yang tidak datang pengobatan di lingkup rawat jalan/ruang tindakan/prosedur, maka perlu: a. diketahui alasan ketidakhadiran (penolakan) b. menginformasikan kepada pasien mengenai risiko dan komplikasi serta segala konsekuensi yang akan terjadi jika pasien menolak perawatan tersebut kepada pasien/ keluarga pasien c, menghubungi dokter keluarga (bila pasien/keluarga memilikinya) dan menyampaikan tentang penolakan dan risiko, dan penyakit infeksi, serta kondisi lain yang mengancam jiwa pasien dan lingkungannya. d. memberi kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan ulang Informasi ini didokumentasikan pada rekam medik pasien di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
40
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Transfer Pasien
ACC/APK
Informasi yang diperlukan: alasan dirawat, temuan penting, diagnosis, prosedur yang sudah dilaksanakan, obat, kondisi pasien saat ditransfer. Prosedur Transfer Pasien Antar Ruang : 1. Lakukan pemeriksaan tanda vital 30 menit sebelum pasien ditransfer. Bila pasien dalam kondisi yang baik untuk transfer, pasien dapat ditransfer ke tempat yang dituju 2. Selanjutnya dilakukan proses serah terima pasien ke pada petugas penerima. Petugas penerima melakukan konfirmasi kondisi pasien dengan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien. Selanjutnya proses serah terima dilakukan dengan menandatangani formulir transfer. 3. Tiga puluh menit sebelum transfer kembali, kondisi pasien harus diperiksa dan dicantumkan dalam formulir transfer yang sama. 4. Memastikan seluruh bagian dalam formulir transfer tersebut tertulis lengkap dan jelas tanpa singkatan.
Mohon perhatian: Bagi DPJP yang merawat pasien di RSCM Kencana atau Ruang Rawat VIP, pengisian formulir transfer HARUS dilakukan oleh DPJP Utama. Bila DPJP Utama berhalangan, dipersilakan untuk mendelegasikan ke pada Dokter Jaga/Dokter Ruangan dengan selanjutnya memberikan tanda tangan konfirmasi terkait pendelegasian tugas tersebut.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
41
Formulir Transfer Antar Ruang
Dapat digunakan sebagai pengganti rekam medik bila tidak mungkin disertakan. Dapat digunakan sebagai resume kondisi terakhir pasien sebelum dipindahkan ke tempat lain
ACC/APK 42
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ACC/APK
Formulir Transfer ke Luar Rumah Sakit (Pengganti Resume Medik)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
43
Resume Medik
Dibuat 1x24 sebelum pasien pulang
ACC/APK 44
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ACC/APK RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
45
Proses edukasi pasien yang akan dipulangkan berisikan:
ACC/APK
Cara aman dan efektif memberikan semua obat yang dibawa pasien (tidak hanya obat yang dibawa ketika pulang) termasuk potensi efek samping obat Cara aman dan efektif penggunaan teknologi/alat medis Interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya (termasuk obat persediaan pasien) dengan makanan Diet dan nutrisi, aktivitas, alat bantu, manajemen nyeri, dan rehabilitasi
Prosedur Pembuatan Resume Medik 1.
3. 4. 5. 6. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15. 16.
46
Pastikan kelengkapan pengisian resume medik mulai dari identitas pasien, tanggal masuk dan keluar, ruang rawat terakhir, penanggung pembayaran, dan diagnosis/masalah waktu masuk, dan asal rujukan terisi dengan lengkap Pastikan ringkasan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (diagnosis terpenting), hasil konsultasi terisi, jelas, dan informatif (mudah diterima dan dipahami oleh Sejawat penerima) Pastikan diagnosis utama dan diagnosis sekunder terisi lengkap sejak awal pasien masuk (termasuk diagnosis dari Departemen lain) beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 10 Pastikan semua tindakan yang pernah diterima pasien sejak awal perawatan (termasuk tindakan dari Departemen lain) terisi dengan lengkap beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 9 CM Pastikan risiko jatuh, alergi (reaksi obat) dan efek samping terinformasikan bila ada dan formulir pelaporan efek samping obat sudah terisi Tuliskan hasil laboratorium yang belum selesai (pending) Pilih kondisi pasien saat pulang, apakah sembuh, pindah RS, pulang atas permintaan sendiri, meninggal, atau lain-lain (tuliskan) Pilih tempat dan alamat pasien pulang (rumah, panti, dinas sosial, atau lain-lain (tuliskan) Pilh ke mana pengobatan akan dilanjutkan apakah ke poliklinik RSCM, RS Lain, Puskesmas, dokter luar, atau lain-lain (tuliskan dengan lengkap). Bubuhkan pula tanggal kontrol, nama RS atau nama Puskesmas tempat pasien kontrol. Tuliskan daftar obat yang dibawa pasien pulang lengkap nama obat, jumlah, dosis, frekuensi, dan cara pemberiannya. Tuliskan instruksi perawatan lanjutan yang terdiri dari diet, aktivitas fisik, penggunaan alat bantu, alat medis, dan lain-lain Membubuhkan tanda tangan dan nama lengkap Pastikan tulisan rapih dan terbaca serta tidak menggunakan singkatan (terutama untuk diagnosis dan jenis tindakan) Rekam Medik lengkap harus kembali ke Unit Rekam Medik dalam 1x24 jam. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ACC/APK
Formulir Discharge Planning
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
47
Formulir Discharge Planning (halaman 2)
ACC/APK Prosedur Pembuatan Discharge Planning Formulir Discharge Planning ditujukan untuk membantu semua
48
profesi memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang memadai yang diperlukan pasien untuk melanjutkan proses perawatan setelah pasien selesai menjalani perawatan. Pengisian formulir Discharge Planning lengkap dilakukan oleh perawat 1x24 jam sebelum pasien pulang. Tahap 1 harus selesai diisi paling lambat 2x24 jam pertama proses admisi pasien. Tahap 2 - 4 diisi sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan catatan yang dibuat oleh masing-masing profesi (dokter, perawat, dietisien, farmasis) pada catatan perkembangan pasien terintegrasi dan formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi. Tabel serah terima memastikan dan menjamin perawat, pasien dan keluarga telah menyelenggarakan proses serah terima yang diperlukan.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Profil Rawat Jalan
Profil rawat jalan khusus ditujukan untuk pasien dengan diagnostik dan tindakan-tindakan kompleks seperti Penyakit Ginjal Kronik on HD, Kemoterapi, Radioterapi, dan Geriatri. Pasien rawat jalan lainnya, formulirnya juga diisi oleh dokter dan berisi: – tanggal pasien berkunjung hari tersebut – diagnosis pasien – menulis nama dokter DPJP atau pemeriksa – obat-obatan yang diberikan dan data klinis penting pasien (riwayat rawat inap, dan prosedur bedah sejak kunjungan terakhir) – pengisian kode ICD dalam formulir profil pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Rekam Medis – menuliskan diagnosa dan tindakan, tidak boleh menggunakan singkatan Formulir profil pasien rawat jalan dimasukkan ke dalam file Rekam Medis
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ACC/APK
49
ACC/APK
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
50
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PATIENT AND FAMILY RIGHTS (PFR)/ HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) Jenis Informed Consent yang berlaku di RSCM Formulir
Keterangan
1.
General Consent
Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap Berisikan: a. Persetujuan Pasien dan Keluarga terkait tindakan medik keseharaian ringan seperti pemasangan infus, NGT, pengambilan darah untuk laboratorium, pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll. b. Persetujuan pasien bahwa perawatan akan melibatkan peserta didik (kecuali RSCM Kencana) c. Privasi dan kerahasiaan pasien
2.
Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.
3.
Tindakan Kedokteran Bedah
4.
Radiologi
5.
Kemoterapi
Untuk tindakan radiologi invasif dan atau menggunakan kontras Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali dan diulang setiap siklus atau bila ada perubahan kondisi
6.
Transplantasi Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan. Untuk donor hidup juga dimintakan informed consent.
7.
Penelitian
Harus dilengkapi sebelum penelitian berjalan
8.
Transfusi Darah Penolakan Tindakan
Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali.
9.
PFR/HPK
No.
Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan
Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang direncanakan oleh tim medis.
Pengisian tidak boleh menggunakan singkatan Pengisian menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/ keluarga Saksi berasal dari pihak keluarga dan pihak RS. Jika tidak ada pengantar pasien, kedua saksi boleh berasal dari RS, namun diberi keterangan bahwa pasien tidak ada pengantar. Dalam kondisi untuk Life Saving, Informed consent boleh tidak dilakukan.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
51
Tiga Jenis Tindakan dengan Perlakuan Informed Consent yang Khusus: Jenis
Pertama kali
Pengulangan
PFR/HPK
Sebelum melakukan Hemodialisa tindakan pertama kali
6 (enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi
Sebelum melakukan Thalasemia tindakan pertama kali
6 (enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi
Sebelum melakukan tindakan pertama kali
Setiap siklus atau jika ada perubahan kondisi pasien
Kemoterapi
Dokter atau Peserta Didik (sesuai kompetensi) wajib memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait:
52
Kondisi pasien Rencana tatalaksana pasien termasuk obat-obatan Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP Utama Keuntungan dan kerugian Alternatif Angka keberhasilan Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan Kemungkinan jika tidak dilakukan tindakan Analgesia post-prosedur (jika ada) Edukasi nyeri
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pengertian: Merupakan permintaan pasien dan atau keluarga untuk mendapatkan pandangan yang lain terkait dengan masalah kesehatan, diagnosis, rencana pemeriksaan, rencana tindakan dan pengobatan kepada dokter lain. Prosedur: 1. Pasien dan atau keluarga pasien menyampaikan permohonan baik secara lisan maupun tertulis kepada DPJP yang merawat pasien untuk meminta surat pengantar second opinion ke dokter lain baik di dalam maupun di luar rumah sakit. 2. DPJP yang merawat pasien memberikan surat pengantar Second Opinion kepada pasien dan keluarga untuk disampaikan kepada dokter yang dituju. 3. Pasien dan keluarga mendapat hasil second opinion. 4. Pasien dan keluarga menyerahkan hasil second opinion kepada DPJP yang merawat pasien. 5. DPJP yang merawat pasien berhak menerima atau menolak untuk menggunakan pendapat dari dokter yang memberikan second opinion dalam proses pengobatan yang diberikan kepada pasien. 6. Apabila DPJP menolak hasil second opinion, maka pasien berhak untuk melanjutkan atau tidak proses perawatan dan pengobatan dengan DPJP yang bersangkutan. 7. Apabila DPJP menerima hasil second opinion dan menggunakan dalam pengobatan pasien maka segala risiko yang timbul atas proses pengobatan menjadi tanggung jawab DPJP. 8. Hasil second opinion baik diterima maupun ditolak, salinannya harus disimpan dalam Rekam Medik pasien.
PFR/HPK
Konsultasi Tentang Penyakit Yang Dialaminya Kepada Dokter Lain (Second Opinion)
PFR/HPK
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
ASSESSMENT OF PATIENTS (AOP)/ ASESMEN PASIENT (AP) Pengkajian Awal Medis
AOP/AP
1. Pasien rawat inap: harus dilengkapi dalam waktu 1x24 jam 2. Pasien rawat jalan: harus dilengkapi dalam waktu <2 jam 3. Pengkajian awal medis pasien rawat jalan dibuat ulang jika pasien datang setelah tidak berobat selama 1 tahun atau lebih 4. Hasil pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan yang berasal dari luar rumah sakit bila waktunya kurang dari 30 hari masih bisa dipergunakan kecuali bila status kesehatan dan kondisi pasien berubah. Pengkajian meliputi: 1. Keluhan utama 2. Riwayat penyakit sekarang 3. Riwayat alergi 4. Riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya 5. Riwayat penyakit dalam keluarga. 6. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan 7. Pemeriksaan fisik (termasuk anda vital) 8. Skrining nyeri, status fungsional, risiko jatuh, pengkajian kulit 9. Skrining gizi 10. Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi 9. Hasil laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya 10. Daftar diagnosis/masalah medik dan keperawatan 10. Rekonsiliasi Obat (Daftar obat yang dibawa pasien dari rumah/ dikonsumsi oleh pasien 1 bulan terakhir) → RAWAT INAP 11. Perencanaan Perawatan Pasien/Care Plan → RAWAT INAP 12. Kebutuhan perencanaan pulang (discharge planning) → pada pasien khusus di RAWAT INAP
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
55
Pengkajian Medis Lanjutan
AOP/AP
1. Untuk pasien rawat inap dan penanggung jawab pelayanan (DPJP)/dokter: a. dilakukan setiap hari oleh dokter yang ditunjuk untuk merawat pasien (sesuai kompetensi) termasuk akhir pekan dan hari libur b. pasien sedang dalam penatalaksanaan pengobatan atau tindakan kesehatan tertentu yang membutuhkan pemantauan ketat c. setiap ada perubahan kondisi pasien yang signifikan 2. Untuk pasien rawat jalan, dilakukan setiap kali kunjungan Pasien. 3. Hasil pengkajian ulang pasien didokumentasikan pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi. Pengkajian ulang dilakukan dalam bentuk subyektif, obyektif, analisis, dan perencanaan (SOAP). Skrining untuk status nutrisi, kebutuhan fungsional dan kebutuhan khusus lainnya → dirujuk untuk dilakukan penilaian dan perawatan lebih lanjut apabila diperlukan. Skrining merupakan langkah awal dari proses asuhan gizi, yang hasilnya akan menentukan apakah perlu atau tidaknya asesmen/pengkajian gizi lanjutan.
56
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Malnutrition Screening Tools Parameter
2.
Skor
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? a.
Tidak ada penurunan berat badan
0
b.
Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar
2
c.
Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut 1 – 5 kg
1
6 – 10 kg
2
11 – 15 kg
3
>15 kg
4
AOP/AP
1.
Apakah asupan makana berkurang karena tidak nafsu makan? a.
Tidak
b.
Ya
0 1 Skor total
Pasien dengan diagnosis khusus: Ya
Tidak
(DM/gangguan fungsi tiroid/infeksi kronis/lain-lain sebutkan ……………………... ……………………………………………………………………………………………) (Bila skor ≥ 2 dan/atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus, dilakukan pengkajian lanjut oleh dietisien) Sudah dibaca dan diketahui oleh dietisien:
Ya, pukul ……………………….
Tidak
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
57
AOP/AP
Cara Menulis Preskripsi Diet 1. Bentuk Makanan: Biasa, Lunak, Saring, Cair 2. Jenis Diet: Diabetes Melitus (DM) Rendah Kalori (RK) Rendah Garam (RG) Rendah Protein (RP) Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) Rendah Lemak 3. Jumlah Kebutuhan zat gizi yang diminta untuk penyakit tertentu (DM, Ginjal, Obesitas, dll) 4. Jadwal pemberian makan 5. Cara pemberian makan oral, enteral, parenteral 6. Contoh preskripsi diet: lunak DM 1500 kalori 4 porsi 7. Ditulis pada rencana perawatan pasien (Care Plan) dan instruksi medis. Penentuan diet pada orang sakit 1. Harus dapat memenuhi kebutuhan minimal ≥ 80 % 2. Diet harus memertimbangkan kondisi penyakit 3. Diet memertimbangkan pola kebiasaan makan pasien 4. Apabila pasien dapat makan melalui mulut, berikan melalui mulut/oral dan enteral 5. Pasien dan keluarga harus mendapat konseling diet (penjelasan tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan serta bila keluarga akan membawa makanan dari luar) Kebutuhan Zat Gizi (Energi) 1. Penentuan kebutuhan energi tergantung kondisi penyakit pasien 2. Kebutuhan basal wanita 25 Kkal/Kg BB 3. Kebutuhan basal pria 30 Kkal/Kg BB 4. Kebutuhan energi total adalah kebutuhan basal dikoreksi dengan faktor stres dan aktivitas 5. Penurunan kalori untuk obesitas 22 Kkal/kg Berat Badan Ideal (cat.: fungsi ginjal dan hati baik)
58
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
CARE OF PATIENTS (COP)/ PELAYANAN PASIEN (PP) Keseragaman Pelayanan
COP/PP
1. Kebijakan: a. Akses pelayanan tidak bergantung pada kemampuan bayar pasien. b. Akses pelayanan tidak bergantung pada hari atau jam tertentu 2. Clinical Pathway: a. Lima Clinical pathway yang diukur oleh korporat (2015) Total Hip Replacement Sectio Cesaria Community Aquired Pneumonia VSD Closure Acute Miocard Infarction b. Tambahan satu dari masing-masing departemen (sesuai kebijakan) 3. Panduan keseragaman pelayanan (buku panduan di masingmasing unit kerja dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik) a. Intensive Care b. Endoskopi c. Kateterisasi Jantung d. IGD dan IMET e. Resusitasi f. Hemodialisis g. Transfusi darah h. Kemoterapi i. Radiasi j. Pasien cacat k. Paliatif/End of Life l. Pelayanan Gizi m. Pasien anak dan neonatus n. Pasien usia lanjut o. Ketergantungan obat dan alkohol p. Restrain/Fiksasi Fisik
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
59
Rencana Perawatan Pasien/Care Plan dan Discharge Planning 1. Pertama kali dibuat dalam 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap → 2. 3.
COP/PP
4.
bagian dari asesmen awal Bersifat individual dan berdasarkan hasil asesmen pasien yang dituangkan dalam daftar masalah/diagnosis Dapat berfungsi sebagai media komunikasi rencana perawatan pasien antar tenaga kesehatan (dokter, perawat, dietisien, dan farmasis) menggunakan bahasa umum Untuk pasien dengan diagnosis tunggal tanpa penyulit dan telah memiliki clinical pathway, maka lembar clinical pathway dapat dijadikan lampiran care plan
Hal yang harus ada dalam Care Plan Terintegrasi: 1. Tanggal dan Jam Penulisan 2. Daftar Masalah/Diagnosis 3. Intervensi (Farmakologis dan Non Farmakologis) Dituliskan jenis sediaan (bukan nama dan dosis obat – contoh anti hipertensi, anti diabetes oral), termasuk preskripsi diet secara umum (contoh diet lunak 1800 kkal), aktivitas yang direncanakan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua profesi 3. Tujuan dan Keluaran (Outcome) Dituliskan tujuan rencana intervensi dan target intervensi yang diharapkan lengkap dengan perkiraan hari target tersebut tercapai (bila memungkinkan) 4. Waktu Evaluasi Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi tersebut 5. Tenaga Kesehatan Diisi dengan nama, profesi, dan tanda tangan tenaga profesional yang membuat rencana perawatan 6. Intervensi Lanjutan Bila target intervensi tercapai, ditulis selesai. Pada pasien dengan penyakit kronik yang telah terkontrol dengan intervensi dituliskan terkontrol, tatalaksana dilanjutkan. Bila target belum tercapai, tuliskan intervensi lanjutan 7. Waktu Evaluasi Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi lanjutan tersebut
60
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
COP/PP Formulir Rencana Perawatan/Care Plan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
61
COP/PP
Keseragaman Lokasi Penulisan Instruksi Medis 1. Instruksi medis pasien dituliskan di formulir Instruksi Medis Farmakologis dan Instruksi Medis Non-Farmakologis oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP Utama) atau dokter yang diberi wewenang untuk mewakili DPJP Utama dalam penulisan instruksi medis. 2. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium disertakan dalam permintaan untuk kebutuhan interpretasi hasil (jika diperlukan) 3. Lembar hasil prosedur klinis, diagnosis serta perawatan yang dilakukan didokumentasikan di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi atau dilampirkan di dalam rekam medis pasien
62
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Perawatan Risiko Tinggi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Jenis perawatan Pasien kegawat daruratan (emergency patients) Pasien pingsan/tidak sadar (comatose patients) Pasien dalam alat bantu hidup Perawatan pasien dengan penyakit menular Perawatan pasien dengan daya tahan tubuh berkurang Perawatan pasien yang menerima perawatan dialisis Perawatan pasien yang dalam pengekangan fisik (restraint) Perawatan pasien yang menerima kemoterapi Perawatan terhadap populasi pasien yang rentan, termasuk pasien geriatri, anak-anak dan pasien yang tidak bisa membela dirinya sendiri atau terlantar
Perhatian khusus
Masing-masing memiliki buku panduan pelayanan yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik Setiap staf yang terlibat dalam pelayanan tersebut harus sudah mendapatkan pelatihan Keseragaman layanan harus terjadi walaupun lokasi pelayanan berbeda (sesuai panduan)
COP/PP
No.
Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien Menggunakan instrumen: Nurse Early Warning Scoring System (NEWSS) Ditujukan untuk memantau adanya perubahan keadaan umum pada pasien agar angka pemanggilan Code Blue berkurang karena penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke kondisi code blue. Dilakukan secara terintegrasi dalam Lembar Observasi Keperawatan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
63
Pelayanan Resusitasi
COP/PP
1. Cara pengaktifan Code Blue a. Hubungi melalui telepon internal ke nomor 8000 b. Sebutkan “CODE BLUE”* c. Sebutkan nama pelapor dan jabatan* d. Identifikasi pasien/korban (nama, jenis kelamin, umur/ perkiraan umum)* e. Lokasi pasien/korban ditemukan* f. Kriteria yang menyebabkan pemanggilan TMRC (henti nafas, henti jantung) * Wajib disebutkan
2. Sembari menunggu Tim Medis Reaksi Cepat datang a. Pelapor memastikan keamanan lokasi untuk menolong pasien/korban b. Pelapor memanggil bantuan c. Pelapor dan atau penolong lain melakukan Bantuan Hidup Dasar d. Pelapor dan atau penolong lain mengambil troli emergensi di lokasi terdekat, memberikan suplementasi oksigen 3. Kriteria pemanggilan Code Blue a. Dewasa
64
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
COP/PP
3. Kriteria pemanggilan Code Blue b. Anak
3. Kriteria pemanggilan Code Blue c. Bayi
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
65
Pengelolaan Transfusi Darah/Produk Darah Alur Pelayanan Transfusi Darah/Produk Darah
COP/PP
Pasien butuh transfusi darah/produk darah
Lakukan monitoring
Lakukan prosedur informed consent
Mulai transfusi
Buat formulir permintaan darah
Identifikasi pasien dan kesesuaian instruksi
Ambil darah jika sudah tersedia
Periksa kantong darah
Dokumentasikan dalam Rekam Medik
Formulir Permintaan Darah
66
Tulisan jelas pada 4 lembar (putih, merah, kuning dan biru) Formulir pendukung: Emergency Cross Apakah dilayangkan ke PMI atau di Unit Pelayanan Transfusi Darah
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pengambilan darah & Pemeriksaan kantong darah
COP/PP
1. Jangan mengambil darah jika tidak akan ditransfusikan dalam 30 menit 2. Periksa: a. Kesesuaian dalam formulir Jenis dan volume darah yang diminta Jenis dan volume darah yang diterima Golongan darah Nomor Stok Kantong Darah Hasil pemeriksaan uji pra transfusi Jam keluar dari bank darah b. Verifikasi visual pada kantong darah
Monitoring Transfusi darah Perhatikan: 1. keadaan umum 2. tanda vital 3. gejala dan tanda reaksi transfusi 15 menit setelah transfusi dimulai
Sesaat sebelum mulai transfusi
Saat Selesai transfusi
4 jam setelah selesai transfusi
Pada pasien rawat inap
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
67
COP/PP
Ketentuan Umum Transfusi Darah Mulai transfusi dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) Selesai dalam waktu maksimum 4 jam Bila perlu, hangatkan dengan cara yang tepat Gunakan blood set Jangan dicampur dengan cairan lain selain NaCl 0,9% Monitor pasien saat transfusi Dokumentasi Label darah terpasang saat transfusi
Dokumentasi pada label darah (Kembalikan ke UPTD) Isian
68
Bila Ditransfusikan
Bila Tidak Ditransfusi
Nama petugas yang menransfusikan
Nama petugas yang memasang transfusi
Tanda silang
Gejala reaksi transfusi
“Tidak ada Reaksi” atau “Ada Reaksi”
N/A
Volume yang ditransfusikan
Sesuai volume yang ditransfusikan
N/A
Jam mulai transfusi
Sesuai jam mulai transfusi
N/A
Jam selesai transfusi
Sesuai jam selesai transfusi
N/A
Jam saat reaksi
Sesuai jam terjadi reaksi transfusi
N/A
Petugas
Nama petugas saat terjadi reaksi atau saat transfusi selesai
N/A
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
COP/PP
Manajemen Nyeri Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap dan rawat jalan saat pasien mulai diberikan perawatan. Skrining nyeri dilakukan oleh perawat (dan diverifikasi oleh dokter) Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien Alternatif penatalaksanaan nyeri harus disampaikan kepada pasien Monitoring nyeri sesuai jenis obat yang diberikan Obat oral à 2 jam pasca pemberian; Obat injeksi à 1 jam setelah pemberian Edukasi pasien dan keluarga dan dokumentasikan pada Formulir Edukasi Terintegrasi
Instrumen dan Pemantauan Nyeri Digunakan Pada
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Asesmen Ulang
Setiap 8 jam
Setiap 2 Jam
Setiap 1 Jam
Behavioural Pain Scale (BPS)
Pasien tidak sadar
1-5
6-8
≥9
Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
Neonatus 0-28 hari
1-7
8 - 14
≥ 15
The Face, Legs, 28 hari – Activity, Cry, Consolability Scale 1 tahun (FLACC)
1-3
4-6
≥7
FACE Scale/Visual Anak & Analog Scale dewasa (VAS)
1-3
4-6
≥7
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
69
Fiksasi Fisik/Restrain
COP/PP
Pelaksana
Tenaga medis dan non-medis RS
Kompetensi
Sudah mendapat pelatihan fiksasi Mengetahui tujuan, indikasi dan cara fiksasi
Proses
Lakukan proses informed consent lisan kepada pasien dan keluarga Dokumentasikan dalam rekam medik (Form Edukasi Terintegrasi)
Pemantauan
Formulir pemantauan fiksasi fisik: Pasien dipantau setiap 1 jam Ikatan dilepaskan setiap 2 - 4 jam
Perlengkapan
Menggunakan alat dan bahan fiksasi yang tidak mencederai pasien
Ketentuan Waktu Menjawab Konsul Mengingat bahwa proses konsultasi antar disiplin sangatlah penting dalam proses perawatan pasien, maka lama waktu yang diperkenankan untuk menjawab konsul adalah: untuk konsul CITO - harus dijawab dalam waktu < 60 menit untuk konsul non CITO - harus dijawab dalam waktu < 6 jam
70
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Penapisan pasien palliative care Kriteria: Silakan membuat skor bila anda akan menentukan apakah pasien masuk kriteria paliatif a. Kanker (metastatis/ rekuren) b. PPOK lanjut c. Stroke (dengan penurunan fungsional >50%)
Skoring d. Penyakit ginjal kronis e. Penyakit jantung berat: CHF, CAD berat, CM (LVEF <25%) f. HIV/AIDS
Skor 2, tiap poin
d.
Skor 1, tiap poin
COP/PP
1. Penyakit Dasar
__________
2. Penyakit Komorbiditas a. Penyakit hati kronis b. Penyakit ginjal moderat
e.
Gagal jantung kongestif Kondisi/komplikasi lain
__________
Skor spesifik di 3. Status Fungsional Pasien bawah ini Menggunakan status performa ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group) Derajat Skala ___________ 0
Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum ada penyakit
Skor 0
1
Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi mampu berjalan dan dapat melakukan pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor yang ringan Dapat berjalan, dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan semua aktivitas pada lebih dari 50% jam bangun
Skor 0
3
Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur atau di kursi roda, lebih dari 50% jam bangun…..
Skor 2
4
Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat
Skor 3
2
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Skor 1
71
Penapisan pasien palliative care (lanjutan) 4. Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif
Skor 1 untuk tiap kondisi __________
COP/PP
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi
__________
c. Nyeri tidak teratasi lebih dari 24 jam
__________
d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual dan muntah)
__________
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian
__________
f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di rumah sakit (lebih dari 1 kali/bulan untuk diagnosis yang sama)
__________
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari
__________
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna
__________
i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan
__________
j. Memiliki prognosis yang jelek
__________
Petunjuk Skoring:
72
Skor Total 0 - 2
Tidak perlu intervensi paliatif
Skor total
=3
Observasi
Skor total
≥4
Perlu konsultasi paliatif
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Pelayanan Paliatif/End of Life Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama bukan Tim Paliatif
COP/PP
Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif Penilaian oleh DPJP + Tim atau Koyanmas unit/ Departemen bahwa pasien masuk Kriteria Paliatif diusulkan untuk dikonsultasikan ke Tim Paliatif Konsultasi ke Tim Paliatif Asesmen Memberi rekomendasi tata laksana gejala dan keluhan fisik/psikis Family meeting untuk menentukan goal of care yang ingin dicapai Evakuasi
Meninggal
Perbaikan (pasien bisa mencapai goal yang ditentukan). Pasien dikembalikan ke DPJP Utama Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/ Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan rumah pasien Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk perawatan paliatifnya RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
73
Alur Pelayanan Paliatif di RSCM Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama berasal dari Tim Paliatif
COP/PP
Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif Penilaian oleh DPJP + Tim
Konsultasi ke Divisi/Departemen terkait
Asesmen Memberi rekomendasi tata laksana gejala dan keluhan fisik/psikis Family meeting untuk menentukan goal of care yang ingin dicapai Evakuasi
Meninggal
Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/ Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan rumah pasien Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk perawatan paliatifnya
74
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
COP/PP
Catatan Medis Khusus Pasien Paliatif/End Of Life
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
75
Skala Identifikasi Gejala
COP/PP Edmonton Symptom Assessment Graph
76
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Pelaporan Pasien Paliatif di Unit Pasien Paliatif di Unit Rawat Inap/IGD/Intensif
COP/PP
DPJP atau Tim Paliatif melakukan pengisian asesmen dan tatalaksana Didata oleh nurse officer dalam formulir pendataan pasien paliatif Dikumpulkan tiap tgl. 5/bulan ke Koordinator Pelayanan unit Ka Unit melaporkan data ke Bidang Pelayanan Medis tiap tgl. 10/ bulan
FORMAT PELAPORAN PASIEN PALIATIF RSCM Ruang: IGD/Ranap/Intensif No Nama Pasien No. Rekam Medis
Diagnosis
LOS/Tanggal DPJP/Tim mulai dirawat Paliatif
Tindak Lanjut
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Keterangan (Pulang Paksa/ Meninggal/ Rujuk Balik)
77
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
COP/PP 78
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ANESTHESIA AND SURGICAL CARE (ASC)/ PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) Klasifikasi Sedasi Sedasi Sedang
Respons normal pada stimulasi verbal
Respons bertujuan pada stimulasi verbal atau taktil
Respons bertujuan mengikuti stimulasi berulang atau nyeri
Tidak dapat dibangunkan meskipun dengan stimulus nyeri
Jalan napas Tidak terpapar
Tidak ada intervensi yang diminta
Intervensi mungkin diperlukan
Intervensi seringkali diperlukan
Ventilasi spontan
Tidak terpapar
Adekuat
Mungkin tidak adekuat
Seringkali tidak adekuat
Fungsi kardiovaskular
Tidak terpapar
Biasanya terpelihara
Biasanya terpelihara
Mungkin terganggu
Responsivitas
Sedasi Dalam
Anestesi Umum
ASC/PAB
Sedasi Minimal/
Parameter
Refleks menarik menjauhi stimulus nyeri tidak diperhitungkan sebagai respons bertujuan
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
79
Daftar Lokasi Prosedur Sedasi:
ASC/PAB
RSCM Kencana; Endoskopi & Yasmin. RSCM Kirana. Gedung A. PJT; CathLab. MRI dan CT Scan. Radioterapi. Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC). Ruang Prosedur Terpadu Departemen IPD Departemen Anak; Rawat Jalan. Gigi dan Mulut (khusus pedodontia) Sedasi Ringan
Pelaksana
Dokter anestesi dan di Sedang: Dokter anestesi dan luar anestesi di luar anestesi Dalam: Dokter Anestesi
Kompetensi
Memiliki sertifikat pelatihan sedasi
Memiliki sertifikat pelatihan dan kredensial dari Komite Medik
Proses
Edukasi pasien dan keluarga
Edukasi pasien dan keluarga Informed consent Sesuai prosedur sedasi sedang dan dalam
Dokumentasi Digabung dengan laporan prosedur/ tindakan
Informed Consent tindakan sedasi
Monitoring
Setiap 5 Menit Kriteria Discharge: ALDRETTE dan PADSS
Peralatan Medis
80
Sedasi Sedang - Dalam
Sesuai prosedur di ruangan
Monitor
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Proses Pelayanan Sedasi
ASC/PAB
Penilaian pra sedasi dikerjakan dan didokumentasikan, mencakup: a. identifikasi adanya masalah jalan nafas yang dapat memengaruhi tipe sedasi yang akan dipilih b. evaluasi pasien yang berisiko untuk kelayakan menjalani prosedur sedasi c. perencanaan jenis sedasi dan tingkat sedasi yang dibutuhkan berdasarkan prosedur yang akan dilakukan d. pelaksanaan sedasi yang aman e. interpretasi temuan monitoring pasien selama prosedur sedasi dan pemulihan. PRA SEDASI Kebijakan 1. Layanan sedasi SOP 1. Layanan Sedasi Dewasa. 2. Layanan Sedasi Pediatri Formulir 1. Formulir PraAnestesia/Sedasi. 2. Formulir Edukasi tindakan Anestesia dan Sedasi. 3. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran. 4. Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran.
INTRA SEDASI SOP 1. Pemantauan Selama Anestesia dan Sedasi Form: 1. Status Sedasi
PASCA SEDASI SOP 1. Pengelolaan pasien pasca anestesia di ruang pulih Form: 1. Status Sedasi 2. Formulir evaluasi pasien pasca operatif di rumah via telepon.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
81
Alur Anestesia dan Sedasi Tahap Pra-Anestesi/Pra-Sedasi Perencanaan Tindakan dan Metode Anestesia & Sedasi
ASC/PAB
Edukasi pasien dan Proses Informed Consent Kunjungan Pra-anestesia/Penilaian Pra-Sedasi
Dokumentasi Informed Consent dan hasil asesmen di Rekam Medik
Evaluasi ulang perencanaan dan Persiapan sedasi
Tahap Intra Anestesi/Sedasi Evaluasi ulang kelengkapan status pasien, obat-obatan, peralatan anestesia, monitoring pasien, troli emergency dan peralatan resusitasi
Dokumentasikan dalam status anestesia dan Rekam Medik
Persiapan pasien
Melakukan pemantauan selama prosedur berlangsung
Melakukan Proses Sign in Penilaian pra-sedasi
82
Melakukan Prosedur Time Out
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Tahap Pasca Anestesi/Sedasi
Nilai kembali tanda vital pasien
ASC/PAB
Melakukan Prosedur Sign Out Edukasi pasien dan keluarga instruksi post anestesi/sedasi & dokumentasikan
Pasien dipindahkan ke ruang pulih Lakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi pasien
Discharge pasien berdasarkan kriteria PADSS atau Aldrette Score
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
83
ASC/PAB 84
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ASC/PAB
FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
85
INFORMED CONSENT Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran
ASC/PAB DPJP & PPDS
86
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
ASC/PAB
INFORMED CONSENT Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
87
Revised
ASC/PAB Revised
Tuliskan/ Tempelkan nomor register alat implan
88
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Lembar Edukasi Terintegrasi Edukasi wajib terkait Anestesi dan Sedasi selain topik dalam lembar edukasi dan informed consent adalah Analgesia Post Prosedur. Dokumentasikan edukasi dalam Formulir Edukasi Terintegrasi
ASC/PAB
Laporan Pembedahan Diagnosis pra dan pasca operasi Nama operator dan asisten Rincian prosedur yang dilakukan dan deskripsi setiap temuan Komplikasi perioperasi Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah yang ditransfusikan Nomor register seluruh alat implan yang digunakan (dapat berupa label alat implan yang ditempelkan) Tanggal, jam, dan tandatangan dokter penanggungjawab.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
89
ASC/PAB
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
90
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
MEDICATION MANAGEMENT AND USE (MMU)/ MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)
MMU/MPO
Penulisan Resep Petugas yang berhak menulis resep adalah staf medik purna waktu, dan dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang bertugas dan mempunyai surat izin praktik (termasuk surat izin praktik khusus untuk PPDS) di RSCM. Tugas kita → Pastikan Surat Ijin Praktik di RSCM masih berlaku dan tersimpan dalam personal file
Kelengkapan penulisan resep Resep manual harus dapat menunjukan: identitas pasien secara lengkap dan tepat identifikasi kerentanan alergi pada pasien memerhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi obat, dan reaksi alergi. lembar resep berkop RSCM yang telah dibubuhi stempel Departemen/Unit Pelayanan tempat pasien dirawat/berobat
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
91
MMU/MPO 92
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Membuat resep obat narkotika, kemoterapi, dan anestesi dengan tepat dan lengkap
MMU/MPO
Di samping memiliki surat izin praktik yang masih berlaku di RSCM Direktur Utama menetapkan siapa saja yang dapat meresepkan obat golongan narkotika, kemoterapi, anestesi untuk sedasi → Pastikan sertifikasi pelatihan yang sesuai tercantum dalam personal file → Pastikan kompetensi yang sesuai tercantum dalam dokumen clinical privilege.
Pembuatan laporan efek samping obat Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat/poliklinik Mencatat segala kemungkinan reaksi negatif pemakaian obat baik yang telah diprediksi maupun yang masih dicurigai. Setiap kali menemukan reaksi negatif dari pemakaian obat, dokter HARUS segera menuliskan laporan efek samping obat dalam formulir efek samping obat. Menuliskan semua obat yang diberikan pada pasien (dalam kolom obat) dan membubuhkan tanda silang (x) pada obat yang telah diprediksi atau dicurigai sebagai obat penyebab. Lakukan pengisian formulir secara lengkap dan kirimkan ke Panitia Farmasi dan Terapi.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
93
MMU/MPO 94
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Sound Alike Obat 1
Obat 2
Abbotic
Albothyl
2
Actoplatin 150
Actoplatin 450
3
Acyclovir
Retrovir
4
Acyclovir 200 mg
Acyclovir 400 mg
5
Albuvit
Aldazid
6
Aldactone 25 mg
Aldactone 100 mg
7
Alkeran
Alexan
8
Allopurinol 100 mg
9
Aloclair plus gel
Allopurinol 300 mg Aloclair plus oral rinse gargle
10
Amaryl
Reminyl
11
Aminofluid
Aminofusin
12
Aminovel
Aminoleban
13
Amitriptilin
Aminofilin
14
Amoksisilin
Ampisilin
15
Asam Fusidat
16
Asam mefenamat
Asam Pipemidat Asam traneksamat
17
Ascardia
Arcoxia
18
Atenolol
Timolol
19
Atorsan
Ativan
20
Atorvastatin
Pravastatin
21
Avastin
Avaxim
22
Azithromycin
Eritrhomycin
23
Bactroban oint Bactroban 10 g cream 10 g
24
Benoson
Obat 3
Obat 4
Obat 5
MMU/MPO
No 1
Gancyclovir
Aldacton
Anexate
Ampisilin
Beproson
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
95
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No
MMU/MPO 96
Obat 1
Obat 2
25
Berotec
Betaserc
26
Captopril
Carvedilol
27
Captopril 12,5 mg
Captopril 25 mg
28
Carbamazepin Karbimazol
29
Carboplatin
Cisplatin
30
Cardiosel
Cardiover
31
Cardura
Cordaron
32
Carnico
Kalmeco
33
Cavit D3
Cravit
34
Cedocard 5 mg
Cedocard retard
35
Cefat
Cofact
36
Cefazolin
Cefadroxil
37
Cefoperazone
Cefoperazone sulbactam
38
Cefrom
Sifrol
39
Cendo Tobro
Cendo Tobroson
40
Cendo Xitrol
Cendo Statrol
41
Ceradolan
Cordaron
42
Cernevit
Cervarix
43
Chlorpromazin
Chloramphenicol
44
Cholespar
Cholestat
45
Ciprofloxacin
Levofloxacin
46
Cisplatin 10
Cisplatin 50
47
Clindamycin 150 mg
Clindamycin 300 mg
48
Clonidin
Colchisin
49
Clozer 100 mg Clozer 25 mg
Obat 3
Obat 4
Obat 5
Becantex
Kendaron
Codein
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) Obat 1
Obat 2
50
Coditam
Cohistan
51
Combiflex peri
Nutriflex lipid peri
52
Combiven
Combiflex
53
Crestor 10 mg
Crestor 20 mg
54
Cryptal 50 mg
Cryptal 200 mg
55
Cytogem 200 mg
Cytogem 1 g
56
Cytotex
Sotatic
57
Daktarin diapers
Daktarin cream
58
Dalfarol
Desferal
59
Daunorubicin
Doxorubicin
Dermasolon cream Diflucan 50 mg
Dermasolon oint Diflucan 150 mg
62
Dimenhidrinat
Difenhidramin
63
Diovan
Diprivan
64
Dopamin
Dobutamin
Doxorubicin 10 Durogesic 12,5 mcg
Doxorubicin 50 Durogesic 25 mcg
67
Eclid
Elkrip
68
Eclid 100 mg
Eclid 50 mg
69
Eloxatin 50
Eloxatin 100
70
Epinefrin
Efedrin
71
Eprex 2000
Eprex 4000
72
Esmeron
Esperson
73
Evion
Euphyllin
74
Femara
Farmalat
60 61
65 66
Obat 3
Obat 4
Obat 5
MMU/MPO
No
Durogesic 50 mcg
Eprex 10000
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
97
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No
MMU/MPO
Obat 1
Obat 2
75
Ferriz drop
Ferriz sirup
76
Flagyl 0,5
Flagyl 1
77
Flamicort
Pulmicort
78
Forres
Fosen
79
Fosmidex 1 g
Fosmidex 2 g
80 81
Glimepirid
83
Glimepiride 1 mg
Glimepiride 2 mg
84
Glipizid
Glicazid
85
Glucobay
Glucophage
86
Gluvas
Galvus
87
Haldol Haloperidol 0,5 mg Harnal D 0,2 mg Herbesser 30 mg
Haldol Decanoas Haloperidol 1,5 mg Harnal OCAS 0,4 mg Herbesser 90 mg
91
Hidroxizin
Hidroxyurea
92
Humulin
Humalog
93
Hytrin
Histrin
94
Hytrin 1 mg
Hytrin 2 mg
95
Imdur
Imuran
96
Indop
Inotrop
97
Inpepsa
Inerson
98
Isoptin
Isotic
99
Kaletra
Keppra
90
Glimepiride 3 mg
Glimepiride 4 mg
Obat 5
Gemzar 1 g
Glibenclamid
89
Obat 4
Gemtavis 1 g
82
88
98
Gemtavis 200 mg Gemzar 200 mg
Obat 3
Haloperidol 5 mg Herbesser CD 100 mg
Herbesser CD 200 mg
Herbesser CR 100
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No
Obat 2
Obat 3
Kenalog
Kenacort
Keppra 250 mg Ketoprofen 50 mg Ketorolac 10 mg
Keppra 500 mg Ketoprofen 100 mg Ketorolac 30 mg
104
Kidmin
Ketamin
105
Kliran 4 mg
Kliran 8 mg
106
Lamictal
Lamisil
107
Lanzoprazol
Pantoprazol
108
Lesichol 300
Lesichol 600
109
Liphantyl 100 mg
Liphantyl 300 mg
110
Locoid
Lopid
111
Lodep
Lodem
112
Lodomer injeksi
Lodomer drops
113
Lofibra
Levitra
114
Losec
Lasix
115
Luverys
Lutenyl
116
Mediklin
Mediquin
117
Merron
Meylon
118
Mestinon
Merislon
Metformin 500 mg Methylprednisolon 4 mg
Metformin 850 mg Methylpredni- Methylprednisolon 8 mg solon 16 mg
121
Metronidazol
Metformin
122
Midazolam 5
Midazolam 15
123
MST 10 mg
MST 15 mg
101 102 103
119 120
Obat 4
Obat 5
MMU/MPO
100
Obat 1
Liphantyl Supra
Fentanyl
Meylon
Metrofusin
MST 30 mg
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
99
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)
MMU/MPO
No
Obat 1
124
Mycamine
Mikasin
125
Mycorine
Mytocin
126
Myfortic 180
Myfortic 360
127
Na Diklofenak 25 mg
Na Diklofenak 50 mg
128
Nasacort
Nasonec
129
Navoban
Foban
130
Nebacetin powder
Nebacetin oint
131
Neupogen
132
Neurobion
133
Nifedipin
Nikardipin
134
Novorapid
Novomix
135
Ofloxacin
Ciprofloxacin
136
Olandoz 5 mg
137
Ondansetron 4 mg
Olandoz 10 mg Ondansetron 8 mg
138
Opigran 1 ml
Opigran 3 ml
139
Ossoral 200
Ossoral 800
140
Osteocal
Ossoral
141
Oxaliplatin 50 mg
Oxaliplatin 100 mg
142
Perdipine
Pethidine
143
Picyn
Visine
144
Piridoxin
Piridostigmin
Piroxicam 10 mg Plasbumin 20% 50 ml
Piroxicam 20 mg Plasbumin 20% 100 ml
147
Plasmin
Plasbumin
148
Platosin 10
Platosin 50
145 146
100
Obat 2
Obat 3
Obat 4
Obat 5
NeoMinophagen Neurobion Forte Nimodipin
Pehacain
Pantocain
Plasbumin 25% 50 ml
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No
Obat 1
Obat 2
Obat 3
Polysilan
Praxilene
150
Primet
Primene
151
Profenid
Probenid
152
Propranolol 10 Propranolol 40 mg mg
153
Ranitidin
Loratadin
154
Renalin
Renalyt
155
Rhinofed
Rinofer
Rifampicin 300 Salbutamol 2 mg Salofalk 250 mg
Rifampicin 450 Salbutamol 4 mg Salofalk 500 mg Sandostatin LAR
Rifampicin 600
Scantipid
156 157 158 159
Sandostatin
160
Scabimite
Scabicid
161
Sebivo
Stalevo
162
Sedacum 1 mg/ml
Sedacum 5 mg/ml
163
Sefepim
Sefiksim
164
Seloxy
Seloxy AA
165
Setrovel
Seroquel
166
Simvastatin 10 mg
Simvastatin 20 mg
167
Steryzime
Stelazine
168
Stomahesive pasta
Stomahesive powder
169
Surbex T
Surbex Z
170
Survanta
Sufenta
171
Sustanon
Synthocinon
172
Tamoxifen
Tamiflu
173
Tapros 3M
Tapros 3.75 mg
Obat 5
MMU/MPO
149
Obat 4
Seloken
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
101
Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No
MMU/MPO 102
Obat 1
Obat 2
174
Targocid
Tazocin
175
Taxotere 20
Taxotere 80
176
Telfast OD 120 mg
177
Tenapril 5 mg
Telfast HD 180 mg Tenapril 2,5 mg
178
Tenormin
Thiamin
179
Terramycin
Thiamycin
180
Thyrozol
Letrozol
181
Toradol
Tramadol
182
Tramal Retard Tramal Kapsul
183
Tranexid 5%
Tranexid 10%
184
Trental
Phental
185
Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg
186
Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg
187
Urdafalk
Salofalk
188
Valesco 80 mg
Valesco 160 mg
189
Valtrex
Kalnex
190
V-Bloc 6,25 mg
V-Bloc 25 mg
191
Vinblastin
Vincristine
192
Vitacid
Vitazym
193
Xanax
Zantac
194
Zinkid
Zistic
195
Zocor
Zoloft
196
Zometa
Vometa
197
Zovirax
Zoladex
198
Zovirax
Zithromax
Obat 3
Obat 4
Obat 5
Pletaal
Vancep
Valtrex
Zithromax
Zyvox
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Look Alike
1
Bentuk Sediaan Inhalasi
Obat 1
Obat 2
Flixotide
Ventolin
Pulmicort respules 0,25 mg Symbicort 160
Pulmicort respules 0,5 mg
2
Inhalasi
3
Inhalasi
4
Parenteral
5
Parenteral
6
Parenteral
7
Parenteral
8
Parenteral
9
Parenteral
10
Parenteral
11
Parenteral
12
Parenteral
13
Parenteral
14
Parenteral
15
Parenteral
Cravit 500
Cravit 750
16
Parenteral
D-40 Otsu
MgSO4 Otsu
Doxorubicin 10 Ecosol G5 (Glucose 5%) Emthexate 5 Endoxan 200
Vinblastin PCH Ecosol G10 (Glucose 10%) Emthexate 50
Farsix
Farbivent
17
Parenteral
18
Parenteral
19
Parenteral
20
Parenteral
21
Parenteral
Alinamin-F Amikacin 125 mg/ml Aminofluid 500 ml Aminofusin Hepar Atracurium 25 Benzatin 1,2 jt unit Cairan Dianeal 1,5% Carboplatin Kalbe 150 mg Catapres 0,15 mg/ml Cefazolin 1 g Cefotaxime 1g
Obat 3
Obat 4
Obat 5
MMU/MPO
No
Symbicort 80 Aminophylline 24 mg/ml Amikacin 250 mg/ml Aminofluid 1000 ml Aminofusin L Comafusin -600 Hepar Atracurium 50 Benzatin 2,4 jt unit Cairan Dianeal 2,5% Carboplatin Kalbe 450 mg Buscopan 20 Neostigmg/ml mine Ceftriaxone 1 g Ceftriaxone 1 g
Endoxan 500
Endoxan 1 g
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
103
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No
MMU/MPO
Obat 1
Obat 2
Obat 3
Obat 4
Obat 5
Fluconazole 200 mg/100 ml Fosmidex 1 g Fraxiparine 3800 IU
Ciprofloxacin 200 mg/100 ml Fosmidex 2 g Fraxiparine 5700 IU Otsu Salin 3% Hemapo 10000
Paracetamol 1000 mg/100 ml
Levofloxacin 500 mg/100 ml
Aminostreril 6%
22
Parenteral
23
Parenteral
24
Parenteral
25
Parenteral
26
Parenteral
27
Parenteral
28
Parenteral
Humulin R
Humalog
29
Parenteral
Induxin
Pospargin
30
Parenteral
Inovad
Indop
31
Parenteral
Iopamiro 300 100 ml
Iopamiro 370 100 ml
32
Parenteral
KA-EN 3B
KA-EN 3A
33
Parenteral
KCl Premixed 25 mEq
34
Parenteral
KCl Premixed 12,5 mEq Koate-DVI NDC
35
Parenteral
Lasix
Novalgin
Lovenox 2000 IU Meronem 500 mg Meropenem 500 mg Meropenem 500 mg MgSO4 20% Inj.
Lovenox 4000 IU
Gelofusin Hemapo 3000 Holoxan 500
Holoxan 1 g
Holoxan 2 g Humalog 30/70
Otsu D10, 1/5 NS KCl Premixed 50 mEq
Koate-DVI
36
Parenteral
37
Parenteral
38
Parenteral
39
Parenteral
40
Parenteral
41
Parenteral
Miacalcic
Sandostatin
Parenteral
Mikasin 250 mg
Mikasin 500 mg
42
104
Bentuk Sediaan
Lovenox 6000 IU
Meronem 1 g Meropenem 1g Cefepim 500 mg MgSO4 40% Inj.
WFI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No
Bentuk Sediaan
Obat 1
Obat 2
Novomix
Novorapid
Obat 3
43
Parenteral
44
Parenteral
45
Parenteral
46
Parenteral
Otsu-D40
47
Parenteral
Otsu-RD5
48
Parenteral
Pegasys 180 mcg
Otsu-D2,5, 1/2NS Pegasys 135 mcg
49
Parenteral
Penicillin G
Streptomycin Polymixin
50
Parenteral
Phinev
Neo-K
51
Parenteral
Plasbumin 20% 50 ml
Plasbumin 25% 50 ml
52
Parenteral
Sibital
Lodomer
53
Parenteral
Sindaxel 100 mg/16.67 ml
54
Parenteral
Sindaxel 30 mg/5 ml Solumedrol 500
55
Parenteral
Stesolid
Diazepam
Takelin 250 mg Tracrium 2,5 ml
Takelin 500 mg Tracrium 5 ml
Tramadol
Gentamisin
Tramal 50 mg Tranexid 5% Triofusin 1000
Tramal 100 mg Tranexid 10% Triofusin 1600
Triofusin E 1000
Vaxcel
Pycin
Zovirax
Vincristrin 1 mg Wida D5 1/2 NS Durogesic 12,5 mcg Bisolvon elixir
Vincristin 2 mg Wida D5 1/4 NS Durogesic 25 mcg Bisolvon solution
56
Parenteral
57
Parenteral
58
Parenteral
59
Parenteral
60
Parenteral
61
Parenteral
62
Parenteral
63
Parenteral
64
Parenteral
65
Patch
66
Sirup
Obat 5
Asering 5
MMU/MPO
Otsu Manitol 20 Otsu-D10, 1/5NS
Obat 4
Ka-En 3A Meylon
Phytomenadion
Phenobarbital
Zithromax
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
105
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No
MMU/MPO
Obat 1
Obat 2
Celestamine Mucopect 15 mg/5 ml
Claritin 5 mg/5 ml Mucopect 30 mg/5 ml
Obat 3
67
Sirup
68
Sirup
69
Sirup
NaOCl
Glycerin Dow
Borax Glycerin
70
Sirup
Vometa suspensi
Vometa drop
Vectrin
71
Sirup dan kapsul
Codipront sirup
Codipront cum exp sirup
Codipront kapsul
Cygest 200
Cygest 400
Dulcolax 5 mg
Dulcolax 10 mg
72 73 74
106
Bentuk Sediaan
Supositoria Supositoria Supositoria
75
Tablet
76
Tablet
77
Tablet
78
Tablet
79
Tablet
80
Tablet
81
Tablet
82
Tablet
83
Tablet
84
Tablet
85
Tablet
86
Tablet
87
Tablet
88
Tablet
89
Tablet
Obat 4
Obat 5
Flagyl 0,5 g Flagyl 1 g Abilify 5 mg Abilify 10 mg Acarbose 50 mg Actos 15 mg Adalat 5 mg Alpentin 100 mg Amaryl 1 mg Amlodipin 5 mg Aprovel 150 mg Arcoxia 60 mg Ascardia 80 mg
Acarbose 100 mg
Aspar
Aspar K
Ativan 0,5 mg Baraclude 0,5 mg Betaserc 8 mg Blopress 8 mg
Actos 30 mg Adalat 10 mg Alpentin 300 mg Amaryl 2 mg Amlodipin 10 mg Aprovel 300 mg Arcoxia 90 Arcoxia mg 120 mg Ascardia 160 mg
Ativan 1 mg
Ativan 2 mg
Baraclude 1 mg Betaserc 24 mg Blopress 16 mg
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) Bentuk Sediaan
90
Tablet
91
Tablet
92
Tablet
93
Tablet
94
Tablet
95
Tablet
96
Tablet
97
Tablet
98
Tablet
99
Tablet
100
Tablet
101
Tablet
102
Tablet
103
Tablet
104
Tablet
105
Serbuk
106
Tablet
107
Tablet
108
Tablet
109
Tablet
110
Kapsul
111
Tablet
Obat 1 Bonefos 400 mg Bon-One 0,25 mcg Candesartan 8 mg Cataflam 25 mg Catapres 75 mcg Cefspan 100 mg Celebrex 100 mg Ciproxin XR 500 mg Codein 10 mg Concor 2,5 mg Depakote ER 250 mg Esilgan 1 mg Ethambutol 250 mg Famocid 20 mg Fasorbid 5 mg Fluimucyl 200 sachet Gabexal 100 mg Glucobay 50 mg Glucophage 500 mg Haloperidol 0,5 mg Kalxetin 10 mg Lamictal 50 mg
Obat 2
Obat 3
Obat 4
Obat 5
Bonefos 800 mg Bon-One 0,5 mcg Candesartan 16 mg Cataflam 50 mg Catapres 150 mcg Cefspan 200 mg Celebrex 200 mg Ciproxin XR 1000 mg Codein 15 Codein 20 mg mg
MMU/MPO
No
Concor 5 mg Depakote ER 500 mg Esilgan 2 mg Ethambutol 500 mg Famocid 40 mg Fasorbid 10 mg Fluimucyl 100 sachet pediatric Gabexal 300 mg Glucobay 100 mg Glucophage 850 mg Haloperidol 1,5 mg Kalxetin 20 mg Lamictal 100 mg
Glucophage XR 500 mg Haloperidol 5 mg
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
107
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No
MMU/MPO 108
Bentuk Sediaan
112
Tablet
113
Tablet
114
Tablet
115
Tablet
116
Tablet
117
Tablet
118
Tablet
119
Tablet
120
Tablet
121
Tablet
122
Tablet
123
Tablet
124
Tablet
125
Tablet
126
Tablet
127
Tablet
128
Tablet
129
Tablet
130
Tablet
131
Tablet
132
Tablet
133
Tablet
Obat 1 Lipitor 10 mg Lyrica 50 mg Mecobalamin 250 mcg Medixon 4 mg Medrol 4 mg Meloxicam 7,5 mg Micardis 40 mg Movicox 7,5 mg Neoral 25 mg Nexium 20 mg Nifedipine 10 mg Noperten 10 mg Noperten 5 mg Norvask 5 mg Ofloxacin 200 mg Ondansetron 4 mg Pantozol 20 mg Pariet 10 mg Pletaal 50 mg Pradaxa 75 mg Prograf 0,5 mg Pronalges 50 mg
Obat 2
Obat 3
Obat 4
Obat 5
Lipitor 20 mg Lyrica 75 mg
Lyrica 150 mg
Mecobalamin 500 mcg Medixon 16 mg Medrol 16 mg Meloxicam 15 mg Micardis 80 mg Movicox 15 mg Neoral 50 mg Nexium 40 mg Isosorbide dinitrate 5 mg Noperten 5 mg Noperten 10 mg Norvask 10 mg Ofloxacin 400 mg
Neoral 100 mg Furosemide 40 mg Noperten 20 mg
Ondansetron 8 mg Pantozol 40 mg Pariet 20 mg Pletaal 100 mg Pradaxa 110 mg Prograf 1 mg Pronalges 100 mg
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) Bentuk Sediaan
134
Tablet
135
Tablet
136
Tablet
137
Tablet
138
Tablet
139
Tablet
140
Tablet
141
Tablet
142
Tablet
143
Tablet
144
Tablet
145
Tablet
146
Tablet
147
Tablet
148
Tablet
149
Tablet
150
Tablet
151
Tablet
Obat 1
Obat 2
Prosogan FD 15 Salofalk 250 mg Sandimun 25 mg Seroquel 25 mg Sifrol 0,125 mg Sifrol ER 0,75 mg Spironolactone 25 mg Stesolid 2 mg Takelin 500 mg Tanapress 5 mg Tarivid 200 mg Thyrozol 5 mg Topamax 25 mg Valdimex 5 mg Vascuprax 100 mg Vesicare 5 mg Viagra 50 mg
Prosogan FD 30 Salofalk 500 mg Sandimun 50 mg Seroquel 200 mg Sifrol 0,25 mg Sifrol ER 0,375 mg Spironolactone 100 mg Stesolid 5 mg Takelin 1000 mg Tanapress 10 mg Tarivid 400 mg Thyrozol 10 mg Topamax 50 mg Merlopam 2 mg Vascuprax 200 mg Vesicare 10 mg Viagra 100 mg
Zegase
Zegavit
Zistic 250 mg Zyloric 100 mg
152
Tablet
153
Tablet
154
Tablet dan Dulcolax supositotablet ria
Dulcolax supositoria
155
Tetes Mata
Cendo Fenikol 0,5%
Cendo Fenikol 1%
156
Tetes Mata
Cendo Floxa
Cendo Natacen
Obat 3
Sandimun 100 mg Seroquel 100 mg
Obat 4
Obat 5
MMU/MPO
No
Seroquel 300 mg
Zistic 500 mg Zyloric 300 mg
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
109
MMU/MPO
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
110
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PATIENT AND FAMILY EDUCATION (PFE)/ PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)
PFE/PPK
Hal-hal yang perlu dinilai sebelum memulai pemberian edukasi pada pasien dan keluarga: Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga Kemampuan belajar Formulir edukasi
Formulir Informasi dan Edukasi Pasien Rawat Jalan
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
111
Form Edukasi Pasien Rawat Inap
PFE/PPK Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Indonesia Petugas kesehatan unit pelayanan di lingkungan RSCM mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah), RSCM memiliki daftar tim penerjemah yang kompeten di bidang bahasa daerah dan asing sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga Petugas kesehatan unit pelayanan berkoordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/ keluarga (leaflet, brosur, standing banner, audiovisual, dll). Petugas PJ PKRS Unit pelayanan membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisis data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut.
112
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Dokumen/Catatan
Keterangan
PFE/PPK
Aktivitas
MULAI Petugas Kesehatan
Daftar Nama Penterjemah Bahasa
Melakukan identifikasi pasien dengan kebutuhan bahasa
Ada tenaga penterjemah di unit pelayanan?
YA
TIDAK
Petugas Kesehatan Berkoordinasi dengan perterjemah bahasa
Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Inap
Petugas Kesehatan Melakukan persiapan edukasi dengan tim edukasi terkait Petugas Kesehatan
Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Jalan
Pelaksanaan edukasi Petugas PJ PKRS Membuat laporan hasil edukasi SELESAI
Daftar Nama Penterjemah Bahasa
Pelaksanaan edukasi dilakukan bersama dengan tim edukasi (dokter, fisioterapis, perawat, apoteker, ahli gizi, dll.) Form: 154/rev02/ IPK/2015 dan 0167/rev02/ URJT/2015 dan 012/rev00/ IPK/2014/N
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
113
Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus (Tuna Rungu dan Tuna Wicara)
PFE/PPK
Petugas Kesehatan melakukan identifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah) koordinasi dengan Instalasi PKRS atau lembaga terkait, sesuai kebutuhan edukasi pasien dengan kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara) Kontak: Instalasi PKRS - telepon Internal 2907 Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati - Telepon: 021-8444274 3. Koordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga (leaftlet, brosur, standding banner, audio visual, dll) 4. Penanggung Jawab PKRS Unit kerja atau kepala ruangan membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisa data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut
114
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Dokumen/Catatan
Keterangan
PFE/PPK
Aktivitas
MULAI Petugas Kesehatan
Daftar Nama Penterjemah berkebutuhan khusus
Melakukan identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus
Ada tenaga pendamping di unit pelayanan?
YA
PKS antara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati
TIDAK
Petugas Kesehatan
Kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara) Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati, Tel. 0218444274 Suminah, S.Sos, HP 085881170059
Berkoordinasi dengan lembaga terkait Petugas Kesehatan Melakukan persiapan edukasi dengan tim edukasi terkait Petugas Kesehatan Pelaksanaan edukasi Petugas PJ PKRS Membuat laporan hasil edukasi
Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Inap Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Jalan
Pelaksanaan edukasi dilakukan bersama dengan tim edukasi (dokter, fisioterapis, perawat, apoteker, ahli gizi, dll.)
SELESAI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
115
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo No
PFE/PPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
116
Nama
Mario
Bahasa Daerah
Bahasa Asing
Ambon
DR.Dr.Rubia na, Sp.A (K) Ns. Ni GP Tuti Setiani, Skep Sari Hutapea Duma Novalina, AMK Suryati Sihombing, AMK Merry Juwita, AMK Dinar Hosiana, AMK Maya Meilanni, AMK Mediana Bangun, SKp Lenni Asmita, AMK Nurmaemunah, AMK Lancari
Bali
Eli Purwati, S.Kep Siti Nur ekowati, AMK
Unit Kerja
081807327473 PJT Inggris
Bali
08159324297
PJT
081280569800 GEDUNG A
Batak
081383078449 PJT
Batak
081295227654 PJT
Batak
085717180813 PJT
Batak
02190609893
PJT
Batak
08126408332
KIRANA
Batak Karo
081316283122 PJT
Batak Karo
081398414538 GEDUNG A
Batak Simalungun
081295464666 PJT
Batak Toba
081315889961 GEDUNG A
Batak Toba
Drg. Djamilah
Nomor Telepon
Bugis
081387175277 PJT Inggris, Tagalog (Philipin)
0818980067
KENCANA
Jawa
081317003932 PJT
Jawa
081519310086 PJT
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan)
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama
Narmi, AMK Yuliaswati, AMK Sumarsih, AMK Dwi Wahyuniati, Skep Supartini, Skep Erny Imawaty, AMK Ns. Emi Sulistyowati, Skep Ns. Sulastri, Skep Eti Sumartiyah, SKp Nuri, AMK Yustika Novianti, S.Si., Apt Mertisa Angra, AMK Ns. Yelly Febriani, S.Kep Ria Anicha Shofia, AMK Mira Diana, AMK Nurwasiah, AMK
Bahasa Daerah
Bahasa Asing
Nomor Telepon
Unit Kerja
Jawa
081314656320 PJT
Jawa
081319798310 PJT
Jawa
081282109940 GEDUNG A
Jawa
085814169771 GEDUNG A
Jawa
087877271409 GEDUNG A
Jawa
081380707073 GEDUNG A
Jawa
0817164417
Jawa
GEDUNG A
087878058049 GEDUNG A
Jawa
08129813601
Jawa
081571026919 KIRANA 3
Jerman
08122302786
Lampung Pesisir Padang
PFE/PPK
No
KIRANA
GEDUNG A
081282338480 PJT Inggris
081318732414 PJT
Padang
081384110481 PJT
Padang
081212868161 PJT
Padang
081318803761 GEDUNG A
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
117
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan)
PFE/PPK
No
Nama
Bahasa Daerah
33
Vera Anda Lusiya, SKM
Padang
081244417548 GEDUNG A
34
Elma, AMK
Padang
081318168114 KIRANA
35
Naya, AMK
Palembang
085811213146 KIRANA
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
118
Sri Mulyani, AMK Nurlia Agbayani, AMK Ns. Iin Muthmainnah, S.Kep Meta Pujawati, AMK Tati Mulyati, AMK N Rohayati, SST Mimin Mintarsih, AMK N Yayah, AMK Ns. Yeti, Skep Ns. Hepi Suprianti, Skep Ns. Windawati, Skep Ns. Dede Suhartini, Skep Yati Hayati, AMK
Bahasa Asing
Nomor Telepon
Unit Kerja
Sunda
081385660565 PJT
Sunda
081316117442 PJT
Sunda
081383952300 PJT
Sunda
087878942259 PJT
Sunda
081387671817 GEDUNG A
Sunda
08129679182
Sunda
081310709372 GEDUNG A
Sunda
08174838190
Sunda
081319892727 GEDUNG A
Sunda
08128331065
Sunda
085881299658 GEDUNG A
Sunda
08151642014
Sunda
081318392163 GEDUNG A
GEDUNG A
GEDUNG A
KENCANA
GEDUNG A
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan)
50 51 52 53 54 55 56 57 58
59
60 61 62 63 64
Misnanci, SMIP Ns. Neni Triana, Skep Ida Ivone, AMK Dhani, AMK Ns. Yuni Azizah, S.Kep Ns. Yudi Elyas, S.Kep Ns. Hendra Firmansyah, S.Kep Ns. Rohmad Widiyanto, S.Kep Catur Wulanningsari, S.Kep Ns. Yeane Anastania, Skep Ns. Enny Mulyatsih, Mkep., Sp.KMB Yunisar Gultom, SKp., MClN Ns. Wahyu KR, Skep Ns. Elteria Sianturi, Skep Ns. Dewi Alfiani, Skep Ns. Dina Ayu C, Skep
Sunda
08121041962
GEDUNG A
Sunda
085693300583 GEDUNG A
Sunda
0811942041
GEDUNG A
Sunda
02196231566
KIRANA
Arab
081399939906 PJT 087888488869
Inggris
081316006831 PJT
Inggris
081282914792 PJT
Inggris
081548651501 PJT
Inggris
081318200592 PJT
Inggris
08158279843
GEDUNG A
Inggris
0811989613
GEDUNG A
Inggris
081319168925 GEDUNG A
Inggris
081229594333 GEDUNG A
Inggris
081382748421 GEDUNG A
Inggris
085710454672 GEDUNG A
Inggris
081225595862 KIRANA
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PFE/PPK
49
119
Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan) No
PFE/PPK
65 66 67 68
Fenny, AMK Tri Utami Wulandari Sekar Dwi Purnamasari Ns. Hasna Puri, Skep
Bahasa Daerah
Bahasa Asing
Nomor Telepon
Inggris
08128203932
Inggris
085780068535 KENCANA
Inggris
085692966662 KENCANA
Inggris
081315342012 KENCANA
Unit Kerja
KIRANA
69
Ns. Murdiono
Inggris
081315780027 KENCANA
70
Evel
Inggris
081387712725 KENCANA
71
Kristina Marisani, AMK
Inggris
085218184086 KENCANA
72
Ardi, AMK
Jepang
08564216006
Jepang
082123500052 KENCANA
Jepang
082170394446 KENCANA
73 74
120
Nama
Ns. Hevandri, Skep Ns. Aprinaldi, Skep
75
Rini, AMK
Jepang
76
Warti, AMK
Mandarin
08287622333
KENCANA
KENCANA
085876110303 KENCANA
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
QUALITY IMPROVEMENT AND PATIENT SAFETY (QPS)/PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
Definisi
Contoh
KPC Kondisi Potensial Cedera
Jenis Insiden
Kondisi/situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden
Defibrilator di ruang rawat inap ditemukan rusak saat pengecekan berkala
KNC Kejadian Nyaris Cedera
Suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien/ pegawai
Transfusi darah yang hampir diberikan kepada pasien yang salah.
KTC Kejadian Tidak Cedera
Insiden yang sudah terpapar ke Transfusi diberikan kepada pasien/pegawai tetapi tidak pasien yang salah namun menimbulkan cedera tidak terjadi cedera pada pasien
KTD Kejadian Tidak Diharapkan
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien/pegawai
Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan pasien tersebut mengalami reaksi transfusi.
Sentinel
Suatu kejadian tidak diantisipasi yang dapat mengakibatkan kematian atau suatu kejadian yang mangakibatkan kehilangan fungsi permanen dan kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat alamiah penyakit yang mendasari atau penyakit penyerta. Kejadian sentinel merupakan kejadian yang membutuhkan investigasi dan respons segera.
Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan hal tersebut menyebabkan kematian pasien.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
QPS/PMKP
Jenis-Jenis Insiden Keselamatan Pasien
121
Jenis-Jenis Kejadian Sentinel
QPS/PMKP
1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun tidak terbatas pada: kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari (contohnya seperti kematian karena infeksi pasca-operasi atau hospital-acquired pulmonary embolism) kematian janin cukup bulan bunuh diri. 2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya 3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi. 4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena transfusi darah atau produk darah, atau penularan penyakit akibat transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi. 5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang salah. 6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan (yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau pembunuhan pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee, pengunjung, atau vendor ketika berada di lingkungan rumah sakit.
122
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Matriks Penyusunan Tingkat Risiko
Insignifi -cant 1
Minor 2
Moderate 3
Major 4
Catastrophic 5
Sangat Sering Terjadi (Tiap mgg /bln) 5
Moderate
Moderate
High
Extreme
Extreme
Sering terjadi (Bebrp x /thn) 4
Moderate
Moderate
High
Extreme
Extreme
Mungkin terjadi (1-2 thn/x) 3
Low
Moderate
High
Extreme
Extreme
Jarang terjadi (2-5 thn/x) 2
Low
Low
Moderate
High
Extreme
Sangat jarang sekali (>5 thn/x) 1
Low
Low
Moderate
High
Extreme
QPS/PMKP
Potential Consequences Frekuensi/ Likelihood
Probabilitas/Frekuensi/Likelihood Level
Frekuensi
Kejadian Aktual
1
Sangat Jarang
Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2
Jarang
Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3
Mungkin
Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4
Sering
Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5
Sangat Sering
Terjadi dalam minggu / bulan
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
123
Dampak Klinis/Konsekuensi/Keparahan Level 1
Deskripsi
Contoh Deskripsi
Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil
QPS/PMKP
2
Minor
Cedera ringan Dapat diatasi dengan pertolongan pertama, kerugian keuangan sedang
Moderate
Cedera sedang Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4
Major
Cedera luas/berat Kehilangan fungsi utama (motorik, sensorik, psikologis, intelektual) permanen/ irreversibel, tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya Kerugian keuangan besar
5
Catastrophic
Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit yang mendasarinya
3
Tindakan Sesuai Tingkat dan Pita Risiko
Can be managed by procedure
124
Clinical Manager / Lead Clinician should assess the consequences againts cost of treating the risk
Immediate Detailed review & review & action urgent treatment required at should be underBoard level. taken by senior Director must be management informed
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
QPS/PMKP
Bagan Laporan Insiden
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
125
QPS/PMKP 126
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP
No.
IGD
Rajal
Ranap
Diagnostik
Prosedur
Intensif
Nama Indikator
1
Tingkat kepuasan pasien
√
√
√
√
√
√
2
Tingkat kepuasan peserta didik
√
√
√
√
√
√
3
Capaian indikator medik ekselen
√
√
√
√
√
√
4
% staf medik dengan kinerja ekselen
√
√
√
√
√
√
5
% staf medik yg memiliki kompetensi integratif dan interdisipiliner (mengikuti pendidikan dasar dokter klinik, mempunyai sertifikat Good Clinical Practice, pernah menangani kasus medik sulit dan menerapkan pembuatan careplan terintegrasi)
√
√
√
√
√
√
6
Audit kebersihan tangan petugas
√
√
√
√
√
√
7
Kesesuaian Penulisan Resep dengan Formularium Nasional (khusus pasien JKN)
√
√
√
√
√
8
Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) - sesuai CP yang diberlakukan
√
√
√
√
√
9
Medication Error
√
√
√
√
√
10
IDO (Infeksi Daerah Operasi)
√
√
√
√
11
ISK (Infeksi Saluran Kemih)
√
√
√
√
12
IAD (Infeksi Aliran Darah)
√
√
√
√
13
VAP (Ventilator Acquired Pneumonia)
√
√
√
√
14
HAP (Human Aquired Pneumonia)
√
√
√
√
15
Persentase kasus rujukan yang dirujuk balik
√
√
√
QPS/PMKP
Tempat Kerja
√
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
127
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP (lanjutan) Tempat Kerja No.
QPS/PMKP 128
Nama Indikator IGD
Rajal
√
Ranap
Diagnostik
Prosedur
Intensif
16
% rujukan dari RS Binaan ke RSCM-FKUI yang tidak tepat
√
17
Emergency Response Time
√
18
Waktu tunggu rawat jalan
19
Persentase DPJP utama dengan care plan terintegrasi dengan target terukur setelah pengkajian awal
√
√
20
Ketepatan diagnosis klinis sepsis dengan hasil biakan darah
√
√
21
% kasus sulit yang berhasil ditangani (survive atau meninggal dengan kualitas yang baik)
√
√
22
Waktu tunggu operasi elektif
√
23
Persentase pengembalian rekam medik lengkap dan tepat waktu (1x24 jam) ke Unit Rekam Medik
√
24
Pengkajian awal medis dan keperawatan dalam 1x24 jam
√
25
NDR (Nett Death Rate)
√
26
Kelengkapan re-assessment pasien (SOAP) di CPPT pada hari libur oleh dokter
√
27
Adult smoking cessation advice/ counseling given to patients who had an AMI
√
28
Adult smoking cessation advice/ counseling given to patients who had an HF
√
29
Pneumococcal vaccination
√
√
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP (lanjutan) Tempat Kerja Nama Indikator IGD
Rajal
Ranap
Diagnostik
Prosedur
30
Prophylastic antibiotics discontinued within 24 hours after surgery end-time-Hip Arthoplasty
√
31
Stroke Education
√
32
Persentase Pemeriksaan gula darah 2 jam PP yang selesai di bawah 8 jam
√
33
Kesesuaian hasil ekspertise PA dengan penilaian peer group
√
34
Response time pemeriksaan Radiologi/Laboratorium/ Mikrobiologi (Cito dan Reguler)
√
35
Ketepatan waktu penyampaian hasil test kritis
√
36
Operasi bersih tanpa antibiotik profilaksis
√
37
Penerapan keselamatan operasi
√
38
Dokumentasi penggunaan implan sesuai SPO
√
39
Ketidaksesuaian diagnosis pra dan pasca bedah
√
40
Desaturasi oksigen intra anestesi atau sedasi (termasuk ruang prosedur di rawat jalan)
√
41
Penerapan time out secara verbal di ruang tindakan invasif
√
42
Kelengkapan Form Monitoring (Status Anestesia) di Ruang Operasi/Tindakan
√
Intensif
QPS/PMKP
No.
Selain indikator di atas, terdapat indikator khas departemen serta indikator medik yang perlu diketahui oleh DPJP dari departemen masing-masing. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
129
QPS/PMKP
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
130
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PCI/PPI
PREVENTION AND CONTROL OF INFECTIONS (PCI)/ PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
131
PCI/PPI Prosedur Tertusuk Benda Tajam: 1. Lepaskan sarung tangan atau APD yang melindungi yang dipakai. 2. Cuci dengan air mengalir, tidak perlu ditekan-tekan. 3. Cuci dengan cairan desinfektan (sabun chlorhexidin) lakukan sampai darah berhenti 4. Laporkan Jika di dalam jam kerja, lapor ke Poli Pegawai Jika di luar jam kerja, lapor ke IGD.
132
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PCI/PPI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
133
PCI/PPI 134
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PCI/PPI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
135
PCI/PPI 136
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Prosedur Terpapar Cairan Infeksius
Segera basuh area pajanan dengan sabun dan air mengalir jika mengenai mata atau mukosa lakukan pembilasan dengan air bersih dan WFI (Water for Injection) selama 15 menit Kulit yang tidak utuh → Segera bersihkan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun antiseptik Hidung → segera bilas hidung dengan air mengalir.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
PCI/PPI
137
PCI/PPI 138
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular Lewat Udara/Droplet Dari Unit Rawat Jalan Terpadu
Batuk
Tidak
Antrian umum
Ya Edukasi Beri masker dan tissue
Pasien batuk 3 minggu atau pasien TB yang mendapat pengobatan di bawah 2 minggu/ terputus obat
Ya Layanan cepat dan terpisah (dengan ventilasi bertekanan negatif)
Poliklinik Paru (dengan ventilasi bertekanan negatif)
Tidak
Antrian umum
PCI/PPI
Identifikasi Pasien
Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular Lewat Udara/Droplet Dari Instalasi Gawat Darurat Identifikasi Pasien Tidak
PCI/PPI
Batuk
Antrian umum
Ya Edukasi Beri masker dan tissue
Pasien batuk ≥ 3 minggu atau pasien TB yang mendapat pengobatan di bawah 2 minggu/terputus obat
Tidak
Antrian umum
Ya Tidak
Emerging Disease
Surat permintaan R. Isolasi di SPR & catatan terintegrasi
Ya
Surat Rujukan Pindah
Rujuk ke: 1. RS Persahabatan 2. RS Sulianti Saroso
Pindah ruangan rawat isolasi
Tersedia
Tidak Tersedia
Pindah ke ruangan rawat isolasi khusus tekanan negatif
Pasien dirawat di ruangan isolasi Ventilasi Alami (cth. area Psikiatri)
Keterangan
Situasi yang berpotensi mengancam nyawa dan memerlukan respons dari tim medis Code Red Adanya api, asap, (Kebakaran) atau bau benda terbakar
Kode Darurat Code Blue (Kegawatda ruratan Medis)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Saat berusaha memadamkan api dengan APAR: P – Pull (tarik/cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakkuan pengetesan tekanan) A – Aim (arahkan ujung selang ke dasar api dengan jarak ± 2,5 m) S – Squeeze (tekan tuas APAR) S – Sweep (kibas-kibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin)
I – Informasikan adanya Code Red kepada pegawai lainnya untuk meminta bantuan dan utamakan keselamatan pasien, batasi penyebaran api dan asap jika fasilitas memungkinkan P – Padamkan api menggunakan peralatan yang efektif secepatnya, pastikan jalur keluar bebas hambatan E – Evakuasi pasien dan pengunjung menuju titik kmpul jika api tidak dapat dipadamkan
FMS/MFK
Pusat Komando Security dan Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait
Jaga agar pasien tetap tenang Periksa nadi dan pernapasan Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) oleh staf berkompeten bila diperlukan
Hubungi Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC)
Respons Sekunder
Informasikan adanya kegawatdaruratan medis kepada Tim medis Reaksi Cepat (TMRC) untuk mengaktifkan
Respons Primer
KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM
FACILITY MANAGEMENT AND SAFETY (FMS)/ MANAJEMEN FASILITAS DAN KEAMANAN (MFK)
141
Bantu pihak kepolisian dan keamanan RSCM jika Pusat Kodiminta mando SekuJika sasaran terlihat, jangan dihentikan sendiri, riti hubungi Pusat Komando Sekuriti dan laporkan lokasi temuan
Lihat rencana evakuasi masing-masing gedung
Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Pink Informasikan adanya penculikan bayi/anak kepada pegawai lainnya dan penanggung jawab (PJ) ruangan Monitor seluruh pintu keluar terhadap seluruh orang yang akan meninggalkan rumah sakit dengan bayi/anak
Evakuasi area secara horizontal/ vertikal Evakuasi mulai dari yang dapat berjalan, dengan kursi roda, lalu dengan ranjang
Bayi/anak hilang atau diculik
Tetap tinggal di lokasi dapat membahayakan nyawa, kesehatan, atau keamanan
Code Purple (Evakuasi)
Hubungi
Code Pink (Penculikan Bayi/Anak)
Respons Sekunder
Berusaha untuk mengurangi tingkat risiko/bahaya Pusat Kosecara verbal mando Sekuriti
Respons Primer
Lindungi/pertahankan diri sendiri Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Grey
Keterangan
Situasi verbal/ fisik yang semakin berisiko serta berbahaya
Kode Darurat Code Grey (Gangguan Keamanan)
KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM
FMS/MFK
142
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
143
Code Black (Ancaman Bom)
Kode Darurat Code Green (Gempa Bumi)
FMS/MFK
Laporkan ke Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung untuk konsultasi dengan Kepolisian RI sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi penghuni gedung Bertanya sebanyak mungkin kepada penelpon jika menerima telepon ancaman/peringatan bom
Adanya informasi ancaman bom dan bendabenda yang dicurigai dan tidak dikenal
Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Black Jangan sentuh benda yang dicurigai sebagai bom Isolasi area/lokasi ancaman bom
Respons Sekunder Berada dalam gedung tinggi: menuju tempat yang aman sesuai dengan peta aman pada tiap lantai, bagi pasien yang berada di tempat tidur tetap berada di tempat tidur masing-masing Berada di dalam lift: tekan tombol lift terdekat atau semua tombol dan segera keluar jika pintu sudah terbuka Berada di luar gedung: segera mencari tempat yang aman dari reruntuhan Berada di dalam mobil: segera keluar dari mobil Sedang mengendarai mobil: segera hentikan mobil tetapi jangan hentikan mobil di atas jembatan
Respons Primer
Peristiwa adanya Menuju tempat yang aman, gerakan bumi jongkok, berliindung dan jangan yang mengakiberlari batkan adanya guncangan oleh faktor alam yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan serta dampak psikolgis
Keterangan
Hubungi
Pusat Komando Sekuriti dan Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait
KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Pull FMS/MFK
Tarik atau cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakukan pengujian tekanan APAR.
Aim Arahkan ujung selang ke dasar api, jaga jarak ± 2,5 meter dari api.
Squeeze Tekan tuas APAR.
Sweep Kibas-kibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin.
144
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
HAZMAT (Bahan Berbahaya dan Beracun - B3) Ketentuan Penyimpanan B3 di Ruangan
Tidak dalam jumlah besar (sesuai kebutuhan ≤ 20 Liter) Dalam kemasan kecil (maksimal 10 Liter) Ketika memindahkan B3 ke wadah yang lebih kecil, wadah tersebut harus diberi label sesuai sumbernya Pastikan MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia di tempat penyimpanan dalam bahasa Indonesia Perhatikan suhu ruangan penyimpanan sesuai dengan sifat bahan kimia yang disimpan Bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dengan bahan kimia yang mempunyai sifat pengoksidasi Pasang rambu peringatan pada tempat penyimpanan B3 Tersedia alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pertolongan pertama Tersedia fasilitas Spill Kit.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
FMS/MFK
145
Sifat Bahaya dan Simbol B3
FMS/MFK 146
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Penanganan Tumpahan Material Infeksius
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
FMS/MFK
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala, penutup sepatu, kaca mata google) 4. Batasi penyebaran tumpahan dengan tissue, kain lap 5. Bersihkan area tumpahan dengan cara: a. Serap tumpahan dengan tissue/kain lap/sponge mop b. Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sikat sampai benar-benar bersih c. Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke kantong kuning d. Dekontaminasi area tumpahan dengan desinfektan, biarkan selama 2 menit kemudian keringkan dengan kain lap/tissue, lalu buang ke kantong kuning 6. Lepaskan APD dan masukan ke dalam kantong kuning 7. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 8. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS.
147
Penanganan Tumpahan Merkuri
FMS/MFK
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Lepaskan seluruh perhiasan yang menempel pada pergelangan tangan 4. Gunakan APD (masker, sarung tangan, kaca mata google) 5. Bersihkan area tumpahan dengan cara: a. Amati penyebaran tumpahan dengan senter b. Kumpulkan butiran mercuri dan pecahan mercuri dengan menggunakan 2 card board (satu dipegang dengan tangan kiri dan satu lagi dipegang dengan tangan kanan) lalu masukkan ke dalam tube c. Masukan card board ke dalam plastik klip d. Ambil syringe dan hisap mercuri dengan syringe e. Masukan dengan hati-hati ke dalam tube, tutup tube rapatrapat dan masukan ke dalam plastik klip f. Masukan syringe ke dalam plastik klip g. Ambil sisa-sisa mercuri yang tidak tersedot oleh syringe dengan menggunakan surgical tape h. Masukan surgical tape ke dalam plastik klip 6. Lepaskan sarung tangan dan masker lalu masukan ke dalam plastik klip 7. Lepaskan kaca mata google dan masukkan ke dalam plastik klip bila terkena percikan merkuri 8. Tutup rapat plastik klip 9. Masukan plastik klip ke dalam plastik klip yang lainnya 10. Tutup rapat plastik klip, beri label “LIMBAH MERKURI” 11. Serahkan ke Unit Sanitasi dan Lingkungan 12. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 13. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS.
148
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Penanganan Tumpahan Kimia
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
FMS/MFK
1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala, penutup sepatu, kaca mata google) 4. Hentikan tumpahan dengan mengangkat kemasan bahan berbahaya dan tutup segera tumpahan tersebut 5. Cegah tumpahan agar tidak menyebar, gunakan sponge atau kain lap 6. Identifikasi jenis tumpahan dengan cara melihat label dan simbol yang ada di kemasan bahan berbahaya 7. Bersihkan dan dekontaminasi/netralisasi area tumpahan dengan cara: a. Material asam/basa: Serap tumpahan dengan bahan penyerap (sponge/kain lap) Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sikat sampai benar-benar bersih Buang sponge/kain lap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain lap/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat. b. Material yang mudah terbakar: Taburi area tumpahan dengan media penyerap seperti pasir atau tanah Matikan semua sumber api Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sapu sampai benar-benar bersih Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat.
149
Penanganan Tumpahan Kimia (lanjutan)
FMS/MFK
c. Material berbentuk serbuk: Basahi bahan penyerap (sponge/tisu/kain lap) dengan air Tutupi area tumpahan dengan bahan penyerap basah Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sapu sampai benar-benar bersih Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat 8. Lepaskan APD dan buang ke tempat sampah infeksius 9. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih 10. Buat laporan terjadinya tumpahan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS
150
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
STAFF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE)/ KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) Isi Minimal Personal File Dokter
SQE/KPS
1. Ijazah dan bukti verifikasi arsipnya 2. Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan bukti verifikasi arsipnya 3. Surat izin praktik yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya 4. Sertifikat pelatihan terbaru dan bukti verifikasi arsipnya 5. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut 6. Copy Clinical Privileges yang masih berlaku dan copy clinical privileges sebelumnya (Dokumen asli ada di Komite Medik) 7. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir.
Isi Minimal Personal File Peserta Didik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Surat lamaran Surat diterima sebagai PPDS Copy sertifikat orientasi Hasil pre dan post orientasi Kompetensi Kewenangan klinis Copy Surat Tanda Registrasi Copy Surat Izin Praktik Surat Izin Mengerjakan Tugas Dokter Bukti lulus tahapan PPDS Sertifikat pelatihan yang menunjang keterampilan/kompetensi.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
151
KEWENANGAN KLINIS
SQE/KPS
Pengertian: Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment). Prosedur: Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur RSCM dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur RSCM kepada Komite Medik Komite Medik melalui Sub Komite Kredensial akan melakukan kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh pemohon Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat membentuk Panitia Ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari (peer) dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta berdasarkan buku putih (white paper).
Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik Daftar rincian kewenangan klinis (Delineation of Clinical Privilege) diperoleh dengan cara: 1. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta masukan dari setiap kelompok staf medis 2. Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan menggunakan daftar rincian kewenangan klinis 3. Mengkaji ulang kewenangan klinis bagi staf medis dilakukan secara periodik Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh Komite Medik berdasarkan masukan dari Sub Komite Kredensial.
152
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
SQE/KPS
Kajian yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial meliputi : 1. Kompetensi: Area kompetensi terutama kompetensi medis sesuai standar, yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu; Kognitif Afektif Psikomotor 2. Kompetensi fisik 3. Kompetensi mental/perilaku 4. Perilaku etis Sub Komite Kredensial melakukan re-kredensial bagi setiap staf medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan rekomendasi berupa kewenangan klinis yang bersangkutan: 1. dilanjutkan; 2. ditambah; 3. dikurangi; 4. dibekukan untuk waktu tertentu; 5. diubah/dimodifikasi; 6. diakhiri. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada Komite Medik melalui Direktur RSCM. Sub Komite Kredensial akan mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis dengan memertimbangkan masukan dari Panitia Ad-hoc Hasil pengkajian oleh Sub Komite Kredensial akan diajukan kepada ke Komite Medik Komite Medik memberikan rekomendasi kewenangan klinis staf medis yang bersangkutan kepada Direktur Direktur menerbitkan clinical appointment bagi staf medis yang bersangkutan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
153
SQE/KPS
Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan klinis: 1. Pendidikan Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi atau sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi Menyelesaikan program pendidikan konsultan 2. Perijinan Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan standar profesi Memiliki ijin praktik dari Dinas Kesehatan setempat yang masih berlaku 3. Kegiatan penjagaan mutu profesi Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya Berpartisipasi aktif dalam evaluasi mutu klinis 4. Kualifikasi personal Riwayat disiplin dan etik profesi Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat memengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan Memiliki asuransi proteksi profesi 5. Pengalaman di bidang keprofesian Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi.
154
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis (clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur RSCM. Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan klinis tersebut, RSCM harus melakukan re-kredensial terhadap staf medis yang bersangkutan. Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali kewenangan klinis dilakukan oleh Direktur RSCM. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
MANAGEMENT OF INFORMATION (MOI)/ MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
MOI/MKI
RSCM sudah meresmikan buku standar singkatan baru tahun 2014
Isi Buku Standar Singkatan Edisi 2 Tahun 2014 Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang tidak boleh digunakan Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang digunakan Daftar singkatan kode unit kerja Daftar singkatan sebutan unit kerja.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
155
Kajian Kelengkapan Rekam Medik
MOI/MKI
156
kelengkapan dokumen kelengkapan pengisian kelengkapan identitas pasien (setiap lembar) dan nama unit kerja kelengkapan tanda tangan petugas (DPJP, Perawat, Dietisien) kelengkapan penulisan tanggal dan waktu memastikan tulisan terbaca memastikan koreksi tulisan dilakukan dengan cara yang benar memastikan singkatan sesuai standar memastikan kesesuaian penulisan instruksi memastikan adanya verifikasi DPJP 1x24 jam.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
MOI/MKI
Formulir Pengkajian Kelengkapan Rekam Medik oleh Unit Kerja
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
157
MOI/MKI
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
158
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
HUMAN RESEARCH PROGRAM (HRP) Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Dalam Institusi RSCMFKUI Direktur Utama Direktur Pengembangan dan Pemasaran Bagian Penelitian
1. Surat permohonan penelitian 2. Proposal penelitian 3. Ethical clearance 4. Informed consent 5. CV tim peneliti 6. FC Sertifikat CUKB 7. MOU (bila dengan sponsor)
HRP
Surat Masuk Penelitian
Verifikasi Kelengkapan berkas dan telaah 1. Setuju dengan perbaikan 2. Ditolak Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM
Terjadi perubahan protokol/ proposal
Surat ijin penelitian ke instansi/departemen terkait
Ijin
Setuju Tanpa Perbaikan Lahan Penelitian 1. Penelitian medis → Memberikan daftar pasien untuk diseleksi 2. Penelitian non-medis → Memberikan data sekunder Pelaksanaan penelitian sesuai proposal Penelitian selesai Menyerahkan hasil penelitian
Laporan selesai pengambilan data
Surat keterangan penelitian selesai Hasil penelitian (hard dan soft copy)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
159
Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Luar Institusi RSCM-FKUI Surat Masuk Penelitian Direktur Utama
HRP
Direktur Pengembangan dan Pemasaran Bagian Penelitian
1. Surat permohonan penelitian 2. Proposal penelitian 3. Ethical clearance 4. Informed consent 5. CV tim peneliti 6. Kopi Sertifikat CUKB 7. MOU (bila dengan sponsor) 8. Bukti bayar administrasi
1. Verifikasi kelengkapan berkas & telaah 2. Surat permohonan Pembimbing RSCM → Lahan penelitian 1. Setuju dengan perbaikan 2. Ditolak Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM
Terjadi perubahan protokol/ proposal
Ijin
Surat ijin penelitian ke instansi/departemen terkait
Setuju Tanpa Perbaikan Lahan Penelitian 1. Penelitian medis → Memberikan daftar pasien untuk diseleksi 2. Penelitian non-medis → Memberikan data sekunder Pelaksanaan penelitian sesuai proposal Penelitian selesai Menyerahkan hasil penelitian
160
Surat permohonan Pembimbing RSCM
Laporan selesai pengambilan data
Surat keterangan penelitian selesai Hasil penelitian (hard dan soft copy)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Proses Uji Klinis di FKUI-RSCM
Kolaborasi
Sudah lolos ethical clearance YA
HRP
Clinical Research
MRU
TIDAK
CRSU
ORK
ADA
TIDAK
CRSU
ORK
Monitoring Selesai
Keterangan: MRU: Medical Research Unit CRSU: Clinical Research Supporting Unit ORK: Organisasi Riset Kontrak Bagian Penelitian: Bagian dari CRSU dan MRU CUKB: Cara Uji Klinik yang Baik
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
161
Pelaporan Severe Adverse Effect (SAE) Penelitian Subyek mengalami SAE di rumah
HRP
Pasien dirujuk ke Rumah Sakit/Poliklinik/IGD terdekat dengan tempat tinggalnya
Peneliti → Mengobservasi subyek serta berkoordinasi dengan tenaga medis yang menangani subyek
Peneliti utama wajib melaporkan seluruh SAE yang terjadi selama penelitian khususnya dalam uji klinik ke sponsor dalam waktu 1 x 24 jam sejak pertama kali diketahui. Laporan juga disampaikan ke Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM dan Organisasi Riset Kontrak (bila ada), Badan POM dengan tembusan kepada Komite Mutu, Keselamatan, dan Kinerja RSCM.
Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengkaji dan menelaah
Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengeluarkan surat rekomendasi untuk melindungi keselamatan subyek lainnya yang ditujukan kepada peneliti dengan tembusan kepada Direktur Utama RSCM
Direktur Utama RSCM mengeluarkan surat keputusan penangguhan atau pencabutan ijin lokasi sesuai keputusan Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM apabila penelitian harus dihentikan
162
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Alur Pemberian Kompensasi Pasien Penelitian Pasien Penelitian mengalami KTD
HRP
Melapor ke peneliti
Penanganan segera KTD yang dialami
Pasien puas?
Puas
Tidak puas
Peneliti melapor ke Komite Etik Penelitian Kesehatan RSCM-FKUI dan Sponsor
Peneliti dengan Sponsor
Kompensasi ditanggung oleh sponsor
Apabila sponsor lalai, RS meminta pendapat dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RSCM-FKUI
Peneliti tanpa Sponsor
Peneliti dari RSCM-FKUI
Peneliti non RSCM-FKUI
Kompensasi oleh RSCMFKUI
Kompensasi oleh institusi asal
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
163
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
HRP 164
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
Medical Professional Education (MPE)
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015
MPE
Apa yang wajib diketahui Peserta Didik? 1. Metode supervisi seperti apa yang dibutuhkan ketika anda memeriksa pasien dan menulis instruksi untuk pasien? 2. Bagaimana metode supervisi berubah mengikuti kemajuan perkembangan program pendidikan anda? 3. Bagaimana anda tahu siapa yang seharusnya memberikan supervisi terhadap anda? 4. Bagaimana anda tahu aktivitas dan prosedur seperti apa yang diperolehkan untuk anda mengerjakan sendiri, dan mana yang memerlukan supervisi? 5. Bagaimana anda berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS? 6. Apa yang anda ketahui tentang Internasional Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien?
165
Halaman ini sengaja dibiarkan kosong
MPE 166
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015