UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTASEKONOMl MEDAN
ANALISIS SWOT TERRADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA APOTEK DI KOTA SmOLGA
SKR!PSI Disusun Oleh : LYDIA MARIANA PANGGABEAN NIM : 010502093 DEPARTEMEN : MANAJEMEN
Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2005
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
FAKULTASEKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-l MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA
LYDIA MARIANA PANGGABEAN
NIM
010502093
DEPARTEMEN
MANAJEMEN
JUDUL SKRlPSI
ANALISIS SWOT TERHADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA APOTEK DI KOTA SIBOLGA
Tanggal
.
Ketua Departemen
(Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi)
Tanggal
. Dekan
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc)
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
FAKULTASEKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-l MEDAN
PENANGGUNG JAWAD SKRIPSI
NAMA
LYDIA MARIANA PANGGABEAN
NIM
010502093
DEPARTEMEN
MANAJEMEN
ruDUL SKRlPSI
ANALIS1S SWOT TERHADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA APOTEK DI KOTA SIBOLGA
Tanggal
.
Pembimbing
(Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi)
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
KATAPENGANTAR
Pujian, honnat dan kemuliaan penulis persembahkan kepada Bapa yang Maha Kudus atas kasih dan berkatNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat penulis dalam memperoleh gelar saJjana ekonomi. Penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Thon Tatbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Dapartemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis 3. Ibu Dra. Lisa Marlina,M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 4. Ibu Dra. Marhayanie,M.Si selaku Dosen Wali yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 5. Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si selaku Dosen Pembandingl yang telah memberikan saran atas perbaikan skripsi ini
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. 1 USU e-Repository © 2008
6. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran atas perbaikan skripsi ini. 7. Seluruh pemilik dan karyawan usaha-usaha Apotek yang ada di Kota Sibolga yang membantu penulis dalam pengambilan data bagi penulisan skripsi ini. 8. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk semua jasa-jasanya dalam memberikan bantuan selama masa perkuliahan 9. Papa dan Mama tersayang aim. Runding Panggahean dan Flora hr.
Sihurian serta adek-adekku Sylvia dan Dody yang selalu memberi doa dan dukungan agar penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan kuliahku. 10. Mami Mertuaku tersayang Ny. St. TM Purba hr Togatorop yang mendukung dan menjaga Malaikat mungilku pada saat penyelesaian skripsi. 11. Terkhusus buat Suamiku tercinta, Ricky Hasoloan Purba, SE dan Malaikat mungilku Theresia Jeremia Purba yang selalu berdoa dan memacu semangat Mama untuk menyelesaikan tugas akhir. 12. Ten Brothers and Sisters, Vivi imoet, Martin kriwil, Mage, Ayoe birong, Shelvi ences, Henry maniez, Nepho playboy kabe1,Maria Iyes, 'n Libra. Thanx guys buat kebersamaan selama di bangku ku1iah. 13. Abang Neu Pal yang menjadi tempat untuk selalu bertanya dalam penulisan skripsi ini
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. 11 USU e-Repository © 2008
14. Sohib-sohibku yang ada di kost Gang Bahagia no.16a, Lasma, K'ade, Ruth, Bang Ponnan, Fernando, Bobby. Terimakasih buat dukungan dan bantuannya. 15. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi iill yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, baik dalam isi maupun penyajiannya mengingat keterbatasan penulis. Namun penulis berharap skripsi iill dapat bennanfaat bagi semua pihak.
Medan,
September 2005 Penulis
Lydia Mariana
iii Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek USU e-Repository © 2008
DAFTAR lSI
Halaman KATA PENGANTAR
..
DAFTAR lSI
IV
DAFTAR GAMBAR ..,
vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................
1
B. Perwnusan Masalah
4
C. Kerangka Pemikiran
4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................
5
1. Tujuan Penelitian.....
5
2. Manfaat Penelitian.....................................................
5
E. Metode Penelitian............................................................
5
1. Batasan Penelitian
5
2. Tempat / Lokasi Penelitian.......
5
3. Jenis l'enelitian
6
4. Populasi dan Sampe1..................................................
6
5. Jenis Data
6
6. Tehnik Pengumpulan Data
6
7. Tehnik Analisis Data
7
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. IV USU e-Repository © 2008
BABII
URAIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Kewirausahaan dan Usaha Keeil.............
1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan
BAB III
'"
9
9
2. Karakteristik Kewirausahaan..........
10
3. MotifBerprestasi Kewirausahaan
12
4. Ide dan Peluang Kewirausahaan..........................
13
5. Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan
15
B. Pengertian dan Kriteria Usaha Keeil..............................
17
1. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Keeil.................
19
C.
Analisis SWOT
'"
23
D.
Analisis Lingkungan Perusahaan.................................
24
1. Lingkungan Eksternal.
24
2. Lingkungan Internal.................................................
26
GAMBARAN UMUM USAHA-USAHA A.
Deskripsi Usaha-UsahaApotek
.
28
1. Tataeara Pemberian Izin Usaha Apotek
.
32
2. Lokasi Usaha-usaha Apotek
.
36
3. Pemasok (Vendor) Usaha-usaha Apotek
.
37
B.
Gambaran Umum Struktur Organisasi
.
40
C.
Kegiatan Usaha-usaha Apotek
.
45
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. v USU e-Repository © 2008
BABIV
ANALISA DAN EVALUASI
A.
Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan serta Ancaman yang dihadapi usaha Penyewaan Komputer
BABV
Daftar Pustaka
,
'"
.
47
B.
Matrik Faktor Internal
.
56
C.
Matrik Faktor Strategi Eksternal
..
58
D.
Matrik Profil Kompetitif..
.
60
E.
Matrik SWOT
.
63
1. Strategi Strength - Opportunitity
.
64
2. Strategi Weakness - Opportunity
.
66
3. Strategi Strength - Threat
.
67
4. Strategi Weakness - Threat
.
68
,
'"
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............
70
B. Saran.............
73
75
Lampiran
VI Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Kerangka Pemikiran Analisis SWOT
'"
4
Gambar 2
Diagram Analisis SWOT..
23
Gambar 3.1
Bagan Distribusi Obat di Kota Sibolga
39
Gambar 3.2
Bagan Struktur Organisasi Usaha-usaha Apotek...................
41
Gambar 3.3
Bagan Pelayanan Non Resep
45
Gambar 3.4
Bagan Pelayanan Resep...
46
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap viiProspek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL Halaman Tabell
Matrik SWOT
.
7
Tabel2
Karakteristik Kewirausahaan
.
10
Tabe13.1
Usaha-usaha Apotek di Kota Sibolga
.
29
Tabel3.2
Pembukuan Harian Usaha .'
.
43
Tabel4.l
TabelIFAS
.
57
Tabel4.2
TabelEFAS
.
59
Tabel4.3
Tabel Matrik Profil Kompetitif
.
61
Tabe14.4
Tabel Matrik SWOT
, .
65
,
,
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap YIlI Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Lydia Mariana Panggabean (2005). Tinjauan Analisis SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing, Ibu Dra. Lisa Marlina, Msi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Ami Dilham, Msi dan Ibu Dra. Yulinda, Msi selaku Dosen Pembanding . Kebutuhan masyarakat yang eukup tinggi terhadap produk farmasi dan sifat penyakit yang dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status atau kedudukan seseorang, membuat usaba ini banyak diminati oleh para wirausabawan. Kebutuhan masyarakat yang eukup tinggi terhadap obat-obatan di Kota Sibolga, menarik minat para wirausahawan ootuk menanamkan modalnya di bidang usaba ini. Terbukti sejak tahoo 2002 jumlab apotek bertambab dari tiga apotek menjadi tujuh apotek. Kondisi ini membuat persaingan usaba apotek di Kota sibolga menjadi semakin ketat. Keadaan ini semakin diperparab dengan keinginan doketer ootuk memperoleh keootungan yang besar dengan cara menyediakan obat-obatan bagi pasien di tempat prakteknya. Sampel diperoleh dengan menggunakan tehnik nonprobability sampling dengan sampel jenuh yaitu merupakan tehnik penentuan sampel, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Data diperoleh dari sampel dengan wawaneara terstruktur, observasi dan menyebarkan kuisioner, sehingga dapat diketahui faktor yang mempengaruhi prospek usaha-usaha apotek di Kota Sibolga. Hasil penelitian menoojukkan babwa kemampuan usaba apotek yang ada di Kota Sibolga daJam memposisikan usabanya masih berada di bawab rata-rata faktor strategis yaitu sebesar 2,71. Yang mampu berada diatas rata-rata posisi tersebut hanya sebesar 42,86 % sedangkan sisanya masih berada dibawab bobot angka tersebut atau sebesar 57,14%. 01eh karena itu usaha-usaba apotek yang ada di Kota Sibolga perlu mengganti faktor-faktor strategis yang digunakan selama ini dalam merebut pasar. Kata Kooei : analisis SWOT, prospek bisnis usaha apotek
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
\
J.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
.
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Peranan industri kecil atau usaha kecil yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah menjadi semakin penting, terutama untuk menampung pekelja atau karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kelja (PHK) dan mensuplai produk - produk murah bagi kelompok masyarakat miskin. Secara umum, meskipun tidak dapat dipukul rata, usaha kecil justru mampu bertahan dibandingkan dengan usaha skala besar. Hal ini disebabkan karena usaha kecil lebih mudah untuk mengalihkan usaha ketika mengalami kesulitan. Misalnya pedagang es, ketika musim hujan dapat menjual makanan, petani kecil juga dapat menjadi tukang becak ketika musim panen telah berlalu. Suatu pandangan masa lalu yang mengatakan bahwa usaha kedl penuh dengan resiko tidak terbukti kebenaraunya karena kemudahan dalam pengalihan usaha tersebut. Kesehatan sangat penting bagi setiap orang. Tanpa tubuh yang sehat, seseorang tidak akan dapat melaksanakan kegiataunya. Namun sepanjang hidupnya setiap orang
pasti pernah menderita penyakit. Tentunya untuk
menyembuhkannya hams dengan meminum obat. Hal inilah yang menyebabkan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan sangat tinggi. Melihat tingginya tingkat kebutuhan masyarakat tersebut menarik minat para pengusaha kecil untuk membuka usaha yang menjual obat-obatan (disebut dengan apotek).
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek I Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
2
Kotamadya Sibolga yang mempakan daerah penelitian penulis, adalah suatu daerah yang berada dikawasan pantai barat propinsi Sumatera Utara. Dihuni oleh penduduk kurang lebih empat puluh lima ribu jiwa. Tentunya tingkat kebutuhan mereka terhadap obat-obatan juga tinggi. Dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin berkembang, membuat cara berpikir mereka yang semakin rasional. Dulu jika ada salah seorang anggota keluarga mereka yang sakit, mereka akan segera membawanya ke dukun. Tetapi sekarang mereka akan segera memberi obat atau membawanya ke dokter. Kondisi di atas menarik minat para wirausahawan untuk menanamkan modalnya di bidang usaha ini. Terbukti dengan dibukanya empat apotek bam di Kotamadya Sibolga sejak tahun 2002 hingga 2003, yaitu Apotek Segar, Apotek Kopersum Apotek Dody, dan Apotek Horas Farma. Padahal sebelumnya, pertumbuhan usaha apotek di Kotamadya Sibolga betjalan sangat lambat. Dari hasil pengamatan penulis, usaha apotek yang ada di kota Sibolga sebelumnya hanya beljumlah tiga usaha apotek yaitu Apotek Panggabean, Apotek Million dan Apotek Sehat. Pertumbuhan usaha apotek yang semakin meningkat, membuat tingkat persaingan di antara mereka untuk memperoleh konsumen juga meningkat. Kondisi ini semakin diperburuk oleh sikap dari dokter-dokter di Kotamadya Sibolga yang ingin memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pasienpasiennya dengan menyediakan obat-obatan yang diresepkannya kepada pasien. Sedangkan Menteri Kesehatan
telah menetapkan peraturan yang hanya
mengijinkan apotek mendistribusikan obat-obatan kepada pasien. Sedangkan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
3
dokter hanya diperbolehkan menyediakan dan memberikan obat suntik saJa kepada pasien. Akibatnya pangsa pasar dari apotek-apotek yang ada di Kotarnadya Sibolga semakin sempit. Oleh karena itu para pengusaha apotek yang ada di Kotamadya Sibolgasemakin dituntut untuk mampu memanfaatkan kondisi internal maupun eksternalnya dalam pengembangan usahanya. Melalui analisa yang strategis terhadap lingkungan eksternal akan dapat diketahui apa yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan. Setelah mengetahui situasi eksternal yang dihadapi, maka analisa lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hal ini disebabkan karena prospek suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari pemahaman tentang lingkungan yang ada baik di dalam rnaupun di luar lingkungan perusahaan, karena pengaruh lingkungan tersebut yang senantiasa berinteraksi. Penulis dalam penulisan skripsi ini ingin melihat bagaimanakah prospek dari usaha-usaha apotek di Kotarnadya Sibolga ditinjau dari kekuatan serta kelemaharmya dalam menjalankan usahanya ditengah persaingan antar mereka dalam memanfaatkan peluang dan merebut pangsa pasar, apakah hanya dengan melihat peluang yang ada tanpa memperhatikan kelemahan dan ancamarmya.Hal inilah yang mendorong Penulis untuk memilih judul "Tinjauan Analisis SWOT
Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga"
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
4
B. Perumusan Masalab Berdasarkan latar belakang, maIm perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : "Bagaimanakab prospek bisnis usaba apotek di kota Sibolga ditinjau dari analisis SWOT ?"
C. Kerangka Pemikiran
Pengembangan alur pemikiran selar1iutnya adalah melakukan analisis SWOT terhadap usaha apotek di Kota Sibolga. Analisis SWOT dilakukan dengan melihat faktor·faktor internal dan eksternal yang dihadapi industri tersebut yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang. Setelah dilakukan pengolahan data, analisis SWOT akan menghasilkan suatu gambaran mengenai keadaan industri ini, apakah kuat, lemah atau terancam. Selanjutnya penentuan rencana strategis yang sesuai dengan kondisi industri ini dapat dilakukan. Berikut ini gambar kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam penelitian ini : Gambar 1 Kerangka pikir analisis SWOT pada usaha apotek di Kota Sibolga
~
Usaha apotek di kota Sibolga
L
Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan
I
Faktor Eksternal Peluangdan Ancaman Analisis SWOT
~
•
Rencana Strategis
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dati penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan peluang (sebagai faktor pendorong) serta kelemahan dan ancaman (sebagai faktor penghambat) pada usaha apotek di kota Sibolga. 2. Manfaat penelitian a. Bagi pengusaha apotek,diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pengusaha apotek di daerah penelitian b. Bagi kalangan akademis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi hahan referensi dalam melakukan penelitian tentang objek yang sarna di masa yang akan datang c. Bagi penulis, diharapkan dapat menmbah pengetahuan tentang tehnik melakukan analisis SWOT dan mampu melihat kondisi dan posisi industri kecil terhadap Iingkungan ekstemalnya.
E. Metode Penelitian 1. Batasan Penelitian
Penelitian ini membahas tentang analisis SWOT terhadap prospek usaha apotek yang ada di kota Sibolga yang herjumlah tujuh usaha. 2. TempatlLokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kota Sibolga, dengan objek yaitu usaha yang menjual produk-produk kefarmasian, yaitu apotek.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
6
3. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang lebih bersifat operasional yakni dengan melakukan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal industri keciI melalui analisis SWOT 4. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah usaha apotek yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Sibolga yang beJjumlah 7 usaha apotek. Penarikan sampel menggunakan tehnik nonprobability sampling dengan
sampling jenuh yaitu
merupakan tehnik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2003:78). 5. Jenis Data Menurut cara memperolehnya
(Supranto,2000:1O) data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur.
b. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari sumber lain yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder dari penelitian ini adalah basil penelitian terdahulu. 6. Tehnik Pengumpulan Data Alat untuk memperoleh data dari objek penelitian (Supranto,2000:23) adalah sebagai berikut : a. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara langsung pada responden dipandu dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelunmya
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
7
b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pacta objek penelitian yaitu karyawan apotek di kota Sibolga. c. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang te1ah disusun selanjutnya dikirimkan ke responden untuk mendapatkan data primer. 7. Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah : a. Metode Analisis Deskriptif Dalam metode ini, data yang diperoleh dikumpulkan kemudian digolongkan, diklasifikasikan, diinterposisikan dan selanjutnya dianaIisis sehingga memperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai masalah yang
ada. b. Matrik SWOT Analisis ini dilakukan dengan menggunakan matrik SWOT (Freddy Rangkuti, 2000:31). Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan aIternatif strategi. Tabel1. Matriks SWOT IFAS
EFAS OPPURTUNITIES (0) Tentukan 5-10 Faktor peluang eksternal
THREATS(T) Tentukan 5-10 Faktor ancaman eksternal
STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktorfaktor kekuatan internal
WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 kelemahan internal
STRATEGISO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGIWO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGIST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGIWT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghjndari ancaman
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
8
a.
b. c. d.
Strategi SO; Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besamya. Strategi ST; lni adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman Strategi WO; Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT; Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Berdasarkan kedua metode analisis dan matriks tersebut, penuIis menarik kesimpuIan dan memberikan saran yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
)
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
BABll URAIAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar Kewirausahaan dan Usaha Keeil Bagian ini akan membahas tentang pengertian ilmu dan karakteristik
kewirausahaan serta membahas tentang usaha keeil dan kriteria usaha keeil baik dari segi kwalitas maupun kwantitasnya.
1. Disiplin Hmu kewirausahaan Ada banyak pengertian tentang kewirausahaan menurut para ahli, akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sarna yaitu merujuk pada sifat, watak dan eiri-eiri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalarn dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya
dengan
tangguh,
seperti
menurut
Ducker
"Kewirausahaan adalah kemarnpuan untuk meneiptakan sesuatu yang barn dan berbeda" (Suryana, 2001:4). Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemarnpuan (ability) dan perilaku seseorang dalarn menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Artinya, mereka yang menjadi enterpreneur belajar
mengembang-kan
adalah orang-orang yang mengenal potensi dan potensinya
untuk
menangkap
peluang
serta
mengorganisir usahanya dalam mewujudkan eita-eitanya.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek 9 Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
10
2. Karakterisik Kewirausahaan Ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilakunya. Geofrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut: r
Tabel 2 : Tabel Karakteristik Kewirausahaan
coo-coo 1. Percaya diri
WATAK Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optinrisme.
2. Beriorentasi pada tugas dan basil
Kebutuhan untuk berprestasi, beriorentasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan knat,
energetik dan
inisiatif;
3. Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan;
4. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
5. Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibeL
6. Beriorentasi pada masa depan
Pandangan ke depan, perspektif
Sumber; Suryana,. KeWlfausahaan; Teon dan Praktek, hal. 5-6
2.1. Percaya Diri Kepercayaan diri adalah sikap dalam keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sistematis, penuh perencanaan, efektif dan efisien. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan meyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
II
2.2. Beriorentasi Tugas dan Hasil Seseorang yang mengutamakan tugas dan hasil selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, beriorentasi pada laba, ketekunanan dan ketabahan, tekad ketja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. 2.3. Keberanian Mengambil Resiko Keberanian menanggung resiko tergantung pada : daya tarik setiap altematif, persediaan untuk rugi, kemungkinan relatifuntuk sukses atau gagal. Hal inilah merupakan salah satu nilai utama dari kewirausahaan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. 2.4. Kepemimpinan Kepemimpinanan kewirausahaan
memiliki
sifat-sifat:
kepeloporan,
keteladanan, tampil beda, dan mampu berfikir divergen dan konvergen. Dengan kemampuan dan kreativitasnya dia mampu menampilkan barang dan jasa yang dihasilkarmya dengan lebih cepat dan segera ada di pasar. Ia selalu bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima saran dan kritik yang kemudian dijadikan peluang. 2.5. Beriorentasi ke Masa Depan Beriorentasi ke masa depan adalah persfektif, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh ke depan. Karena memiliki pandangan jauh ke depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Meskipun dengan resko yang mungkin tetjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
12
2.6: Keorisinilan: Kreativitas dan Keinovasian Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel mempakan unsur-nsur keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang marnpu bertindak dan yakin dengan cam-cara bam yang lebih baik. Sedangkan Wirausaha yang kreatif adalah orang yang mampu untuk berfikir yang bam dan berbeda.
3. MotifBerprestasi Kewirausahaan Dalarn mengarnbil suatu keputusan tentu ada motif tertentu dari keputusan tersebut. Demikian pula dengan seseorang yang memiliki minat berwirausaha memiliki suatu motif terentu. Para ahli mengemukakan motif ini antara lain: 3.1. motif berprestasi Mempakan tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding tindakan sebelumnya. 3.2. motifberkekuasaan Yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengontrol, dan menguasai orang lain, ciri umumnya adalah senang bersaing, beriorentasi pada status, dan cenderung lebih beriorentasi pada prestise dan ingin mempengaruhi orang lain. 3.3. motif berafiliasi Yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekeIja sarna daripada bersaing, dan saling pengertian.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
13
4. Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan 4.1. Ide Kewirausahaan Ide atau gagasan tidak datang begitu saj a tanpa disangka-sangka, sehingga orang tidak akan bisa mengetahui kapan ide itu datang. Tahap timbulnya ide usaha membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum ide tersebut terasa pas diperoleh. Dalam upaya mendapatkan ide yang baik , terdapat beberapa pendekatan sebagai berikut : I
Sesuai dengan hobi; Bidang usaha yang disesuaikan dengan hobi biasanya pilihan yang terbaik bagi pengusahanya. Karena, dua unsur telah tercakup di sini, yaitu unsur menyenangi dan familiaritas.
I
Sesuai keahlian; Pada pendekatan ini, yang bersangkutan belum tentu menyenangi bidangnya, tetapi ia memiliki keahlian karena keadaan telah mengantarkannya untuk belajar bidang-bidang keahlian tertentu. Pendekatan ini sebenamya kurang ideal, terutama apabila si pengusaha tidak menyenangi bidangnya itu.
I
Merupakan Warisan Keluarga; Sebuah usaha yang sudah mapan, sering mendapat kesulitan pada saat harus melakukan alih generasi. Banyak perusahaan besar yang harus mengalami keruntuhan sewaktu teJjadinya proses alih generasi dari yang tua ke yang lebih muda.
I
Membuat Inovasi baru; Pendekatan ini paling direkomendasikan karena punya banyak manfaat, terutama kalau produknya benar-benar asli dan belum pernah dibuat oleh orang lain, maka sejak pertama kali pemasaran dilaksanakan sampai bebrapa lama kemudian akan relatif bebas saingan.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
14
• Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar; Gagasan dapat muncul pada saat seseorang berada dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang yang tinggal dekat terminal bus kota, bisa melihat kemungkinan berusaha seperti membuka bengkel, membuka restoran, kios rokok, menjual koran dan lainlain. • Ikut-ikutan;
Jenis pendekatan yang sangat jarang mengalami kemajuan
karena tidak memiliki rencana dan tujuan jelas. • Coba-coba; Pendekatan ini selalu mengandung resiko. Untuk usaha ini lebih baik memulai dengan usaha yang kecil-kecilan. 4.2. Peluang Kewirausahaan Seorang wirausaha harus mengevaluasi peluang secara terus-menerus agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil. Proses penjaringan ide merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut: • Menciptakan Produk Baru dan Berbeda; Ketika ide dimunculkan secara nyata dalam bentuk barang atau jasa maka barang atau jasa bam tersebut hams berbeda dengan yang sudah terdapat di pasar. Selain itu, produk tersebut hams berguna bagi pembeli sehingga menciptakan nilai bagi penggunanya. • Mengamati Pintu Peluang; Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan mengembangkan produk bam, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk bam, dukungan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
15
keuangan dan keunggulan-keunggulan pesaing yang terdapat di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. • Analisis Produk dan Proses Secara Mendalam; Analisis ini sangat penting untuk menjamih apakah jumlah kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. • Menaksir Biaya Awal; Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha barn. Dari mana sumbemya dan untuk apa digunakan? • Memperhitungkan Resiko Yang Mungkin TeIjadi; Resiko yang akan dihadapi bernpa resiko finansial yang timbul akibat ketidakcukupan finansial baik dalam fase pengembangan produk maupun dalam menciptakan dan mempertahankan pernsahaan dalam memberikan dukungan biaya produk barn. Resiko yang lain berhubungan dengan suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan.
5. Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan Kesinambungan hidup perusahaan, sangat tergantung pada ketahanan para wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalm strategi yang dimilikinya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin komplek dan krisis ekstemal, pernsahaan kecil dapat menggunakan teori "resource-based strategy". Teori ini dinilai potensial untuk memlihara keberhasilan pernsahaan ketika berada dalam situasi ekstemal pernsahaan yang bergejolak, misalnya dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia sekarang. Teori ini mengutamakan pengembangan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
16
kapabilitas internal yang ungggul, sukar ditiru oleh pesaing dan memberi daya saya saing jangka panjang (futuristik) yang melebihi tuntutan masa kini di pasar dan keadaan
yang betul-betul mengalami resesi ekonomi. Untuk meraih
keuntungan yang berkesinambungan, menurut teori "resource-based strategy" perusahaan harns berusaha mencari dan menumbuhkan kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang mungkin belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan dapat dirubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya melalui pencarian ide-ide barn atau wawasan manajemen yang lebih luas secara terusmenerus. Dalam karyanya yang paling terkenal ''Keunggulan Bersaing", Michael E. Porter (Hoskinsson dkk,200 1:78) mengungkapkan beberapa strategi bersaing yang dapat dipergunakan perusahaan untuk bersaing. Beberapa aspek inti teorinya itu adalah:
1. Persaingan merupakan inti dari kegagalan dan keberhasilan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keberhasilan atau kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing. 2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. 3. Ada dua jenis keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
17
dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding pesaing. Sedang diferensiasi adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa unik dan memiliki nilai lebih bagi konsumen dalam hal kualitas produk, serta pelayanannya.
4. Focus strategy. Stategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu, meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Ada dua fokus yaitu : a. Fokus biaya; dilakukan perusahaan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya. b. Fokus diferensiasi; dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya
B.
Pengertian dan Kriteria Usaha Kecil Industri kecil dipandang mampu menjadi salah satu bagian dari industri
yang potensial untuk dikembangkan menuju sasaran dari strategi pembangunan. Industri kecil memiliki peran strategis untuk meningkatkan pendapatan, perluasan kesempatan kerja, peluang / kesempatan berusaha dan mengatasi kemiskinan. Hal ini memberikan konsekuensi logis bahwa produk industri kecil harus mempunyai keunggulan-keunggulan baik secara kompetitif maupun komparatif, sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri dan pasar domestik. Industri kecil perlu diberdayakan dalam rangka memanfaatkan peluang usaha dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang. Pemberdayaan ini secara garis besar bertujuan untuk :
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
18
1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri keeiI menjadi industri kecil yang tangguh dan mandiri serta berkembang menjadi industri besar. 2. Meningkatkan peranan usaha dalam pembentukan produk nasional, perluasan kesempatan keIja dan berusaha, peningkatan eksport serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkokoh struktur perekonomian nasional. Banyak defenisi I pengertian yang diungkapkan untuk menggolongkan suatu industri itu termasuk industri keeil atau sering pula disebut usaha keeil atau bukan. Penggolongan yang digunakan untuk mendefenisikan industri keeil biasanya dilihat seeara kwantatif maupun kwalitatif. a. Kuantitatif • Defenisi yang dikemukakan oleh Biro Pusat Statistik untuk industri keeil didasarkan atas ukuranjumlah tenga keIja perbadan usaha. • Menurut defenisi dari BPS ini, industri kecil merupakan industri yang menggunakan atau mempekeIjakan 5 sampai 19 orang tenaga kerja. • Departemen Perindustrian RI pada tabun 1990 menetapkan ni1ai aset untuk usaha keei1 tidak Iebih dari 600 juta. Se1ain itu, pemiIikan usaha harus berada di tangan Warga Negara Indonesia ( WNI ) . Di Iuar pemilikan WNI, suatu badan usaha berapapun ukurannya tidak dapat digolongkan sebagai industri keeil. • Kamar Dagang dan Industri Indonesia ( KADIN ) mendefenisikan industri kecil berdasarkan permodalan yang dibedakan atas 4 (empat) sektor usaha, yakni : Perdagangan, pertanian, industri dan konstruksi. Dntuk sektor usaha
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
19
perdagangan, pertanian dan industri dikategorikan kecil jika modal aktif yang dimilikinya tidak melebihi 150 juta rupiah dengan turn over tidak melebihi Rp 600 juta. Sementara modal aktifuntuk sektor usaha konstruksi maksimal Rp 250 juta, dengan tingkat turn over tidak melebihi Rp I milyar. b. Kualitatif • Menurut UU nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil : "Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini" Dari pengertian yang diberikan tersebut, yang dimaksud dengan usaha kecil dalam hal ini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisonal. Usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum , antara lain adalah petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat-alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya. 1. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Keeil
1.1. Kekuatan Usaha Kecil Usaha kecil memiliki beberapa kekuatan khususnya dalam menghadapi kompetisi dengan usaha-usaha besar.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
20
a. Sangat padat karya dan persediaan tenaga ketja di Indonesia masih sangat banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan ketja yang ratarata pertahun masih tinggi. Sehingga upab nominal tenaga ketja khususnya
dari kelompok berpendidikan rendab di Indonesia masih sangat murah. b. Banyak membuat produk-produk sederhana yang tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal yang tinggi; melainkan keahIian khusus lewat sumbersumber informal dan penggunaan teknologi yang sederhana. c. Membuat produk-produk yang bemuansa kultur seperti kerajinan dari bambu dan dari rotan atau ukir-ukiran dari kayu atau tenun kain seperti ulos yang pada dasamya merupakan keablian dari masing-masing daerab. d. Secara umum, kegiatan industri keeil dan industri mmab tangga di Indonesia masih agricultural based, sehingga pada umumnya kelompok industri tersebut lebih banyak menggunakan baban baku dan baban penolong lokal, atau tingkat ketergantungan terhadap import rendab. e. Struktur perusabaan kecil yang nyaris tidak terbirokratisasi memungkainkan secara cepat menangkap informasi secara tepat mengenai variasi produk dan pelayanan karena posisinya yang tidakjauh dengan pelanggan dan pasar .
1.2. Kelemaban Usaha Kecil "Ikatan Satjana Ekonomi Indonesia (ISEI), bekerjasama dengan Kadin Indonesia dan The Asia Foundation menyelenggarakan Konperensi Nasional Usaba Kecil pertama di Cipanas (Jawa Barat). Dari konperensi ini didapat delapan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
21
masalah-masalah yang dihadapi oleh para peserta sebagai pengusaha kecil dengan perineian sebagai berikut :
1. Permodalan • •
• • •
Suku bunga perbankan masih tinggi, sehingga para pengusaha keeiI kesulitan dalam melunasinya Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan non bank, misalnya dana penyisihan laba BUMN dan modal ventura masih kurang. Informasi ini meliputi informasi jenis sumber pembiayaan serta persyaratan dan pengajuan. Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan non bank rumit dan lama, selain waktu tunggu peneairan kredit yang tidak pasti. Perbankan kurang menginformasikan sandard proposal yang sesuai dengan kriteria perbankan. Perbankan kurang memahami kriteria usaha keeil dan menilai kelayakan usaha sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha keeil.
2. Pemasaran: • Bargaining power pengusaha keeil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu rendah, temtama berkaitan dengan penentuan harga dan sistem pembayaran, serta pengaturan tata letak produk usaha kecil di departemen store dan supermarkat. • Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antara usaha sejenis. • Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, mis : tentang produk, serta tender pekeIjaan utamanya pada usahajasa. 3. Bahan Baku • Supply bahan baku kurang mernadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya kebijakan eksport dan import yang bembah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan baku , keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha keeil. • Harga bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha besar. • Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena tidak adanya sistem standarisasi dan adanya manipulasi kualitas bahan baku. • Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umunmya tidak tunai. 4. Teknologi • Tenaga Kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan uSaha keeil. • Akses informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata sedangkan upaya penyebarluasannya masih kurang genear.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
22
•
5.
Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (tepat guna) sukar diperoleh.
Manajemen • Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan dan managerial skill pengusaha relatif rendah. Akibatnya pengusaha belum mampu menyusun strategi bisnis yangjelas. • Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dengan keluarga belum dilakukan, sehingga mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan. • Kemampuan pengusaha dalam mengorganisasikan diri dan karyawan masih rendah, sehingga teIjadi pembagian keIja yang tidakjelas dan sering pengusaha bertindak "one man show". • Pelatihan tenaga manajemen dan berbagai instansi kurang efektif, karena materi yang terlalu banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan , serta tidak ada kegiatan pendampingan paska latihan.
6. Birokrasi • Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, deskriminatif, lama dan tidak pasti, sering teIjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat dan daerah) dan horizontal (antar instansi di daerah). • Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan tentang kebijakan usaha keci!. • Pungutan atau biaya tanbahan dari dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi. • Mekanisme pembagian kuota eksport tidak mendukung usaha kecil untuk mampu mengeksport produknya. • Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai. 7.
Infrastrukrur • Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering mengalami gangguan di samping pelayanan yang kurang baik. • Kurang dilengkapi prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
8.
Kemitraan • Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistim pembayaran baik produk maupun bahan baku , dirasakan belum bermanfaat. • Kemitraan antara usaha kecil dengan sejumlah usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih sangat kurang.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
23
C. ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2000: 19) Gambar 2 : Diagram analisis SWOT
BERBAGAl PELUANG
3. Mendukung strategi tum-around
1. Mendukung strategi agresif
KELEMAHAN
KEKUATAN
1N1ERNAL
INTERNAL
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi
diversivikasi
BERBAGAl ANCAMAN Sumber : Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2000 Hal. 19
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities), secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan anCaman (Threats). Dengan demikian perencana strategis hams menganilisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Kuadran 1 ; Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang hams diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan oertumbuhan yang agresif
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
24
Kuadran2 ; Meskipun menghadapi ancarnan, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internaL Strategi yang hams ditrapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produkJpasar) Kuadran3 ; Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalalkelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran4 ; Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai ancarnan dan kelemahan internal.
D. Analisis Lingkungan Perusahaan Suatu perusahaan dituntut untuk melakukan analisis lingkungan usaha secara baik, dengan maksud untuk mencoba mengidentifikasikan peluang bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian dari fihak eksekutif, dan di saat yang sarna diarahkan untuk mengetahui ancarnan bisnis yang perlu mendpat antisipasi. Adapun lingkungan perusahaan t~rdiri dari dua komponen pokok, yaitu Iingkungan ekstemal (Iuar perusahaan) dan lingkungan internal (dalarn perusahaan) yang dibedakan sebagai beriku1: 1. Lingkungan eksternal :
I I
1.1. Analisis Pasar
i ,
Analisis ini mengenai pasar yang diiadaPi oleh perusahaan, sejauh mana perusahaan mampu menguasai panJa pasar serta bagaimana perusahaan I
memposisikan perusahaan mereka di Rasar. I
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
25
1.2. Analisis pesaing Analisis ini memusatkan perhatian pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dalam dengan sebuah perusahaan. Penting bagi senua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu berusaha untuk memahami (Hoskinsson,200l:83) : • Apa yang menggerakkan pesamg, seperti yang ditunjukkan masa depannya; • Apa yang sedang dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapakn oleh strategi saat ininya; • Apa yang diyakini oleh pesaing tentang dirinya sendiri dan tentang industri, seperti yang ditunjukkan oleh asumsi-asumsinbya; dan • Apa kemampuan perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh kapabilitasnya. 1.3. Analisis masyarakat
Analisis ini mencakup perkembangan masyarakat baik mengenai kependudukan maupun Iingkungan sosial budanya. Apakah perubahan tersebut berpeluang terhadap perusahaan untuk memperluas pasar sebaliknya menjadi ancaman bagi perusahaan. 1.4. Analisis pemasok Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan bahan baku yang terbaik bagi perusahaan yang ditinjau dari segi harga maupun kwalitas serta kemudahan dalam memperoleh bahan baku tersebut.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
26
1.5. Analisis pemerintah Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam gerak usaha, pertumbuhan, penetapan harga, produksi, kwalitas produk, persaingan, upah, dan tingkat bunga. Maka setiap perusahaan hams memperhatikan setiap kebijakan dari pemerintah. 1.6. Analisis ke1ompok kepentingan tertentu Analisis lingkungan ini merupakan analisis terhadap lingkunganlingkungan lain selain lingkungan tersebut di atas yang mungkin hOOir sewaktuwaktu yang juga turut berpengaruh terhadap gerak usaha dari perusahaan.
2. Lingknngan internal 2.1. Laporan keuangan Suatu kegiatan yang menyangkut bagaimana perusahaan mengorganisir dalam
rangka
mendapatkan
dan
menggunakan
dana
serta
bagaimana
pendistribusian laba perusahaan. 2.2. Laporan kegiatan sumber daya manusia Meliputi aktivitas-aktivitas dalam rangka perolehan tenaga keIja, penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat. 2.3. Laporan kegiatan operasional Berkaitan dengan kegiatan menciptakan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pOOa waktu, harga danjumlah yang tepat. 2.3. Laporan kegiatan pemasaran Pemasaran merupakan keseluruhan dari kegiatan penjualan, perdagangan dan distribusi yang dilakukan perusahaan. Dengan kata lain pemasaran ada1ah
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
27
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
BAB ill GAMBARAN UMUM USAHA-USAHA A. Deskripsi Usaha-usaha Apotek.
Kesehatan sangat penting bagi setiap orang. Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tanpa tubuh yang sehat seseorang tidak akan dapat melaksanakan aktifitas atau kegiatannya dengan baik. Oleh karena itu setiap orang sangat penting untuk menjaga kesehatannya. Kotamadya Sibolga merupakan salah satu daerah di kawasan pantai barat Propinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk kurang lebih empat puluh lima ribu jiwa. Tentunya kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan sangat tinggi. Keadaan ini juga didukung dengan sifat penyakit yang dapat menimpa seseorang kapan saja, dimana saja tanpa melihat status atau kedudukan seseorang. Kondisi tersebut dipandang oleh pengusaha untuk membuka suatu usaha yang melayani kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan atau yang lebih sering disebut apotek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekeIjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.. Walaupun prospek usaha ini sangat menjanjikan, pertumbuhan usaha-usaha ini sangat lambat. Hal ini disebabkan kareua banyaknya tahapan birokrasi yang harus dilalui untuk memperoleh izin apotek dan besarnya modal yang harus dikeluarkan untuk memulai usaha.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek 28 Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
29
Pada saat penelitian beriangsnng, jumlah total apotek yang ada di Kotamadya Sibolga hanya berjumlah tujuh apotek saja. Usaha-usaha apotek tersebut adalah sebagai berikut : Tabel3.1 Usaha-usaha apotek di Kotamadya Sibolga
No.
Berdiri
Nama Apotek
SIA
A.P.A
Too. 1.
Apotek
1978
PO.00.02.5.1597
Panggabean 2.
Dra.Rata Malem,Apt
1978
Apotek
PO.00.02.5.1457
Drs. Chairul Saleh,Apt
Million Apotek Sehat 3.
1993
440.442.3.1.23/517/IV/2003
Rosita,Ssi,Apt
2002
440.442.3.1.23/1755002002
Augustina,Ssi,Apt
2003
440.442.3.1.23/2828/XI/2003
Drs. Suhardi
Apotek Segar 4. Apotek 5.
Kopersum
Drijadi,Apt. ApotekDody 6.
2003
440.442.3.1.231781NIJ2003
Drs. Firmansyah Rulu,Apt
7.
Apotek Roras Farma
2003
KP.01.0IV.5.2.0783
Richard,Ssi,Apt
..
Sumber : HasI! penelttlan yang dlOlah oleh penuhs Pertumbuhan apotek terjadi sejak tahnn 2002 hingga 2003 yaitu sebanyak empat apotek. Apotek tersebut adalah Apotek Segar (2002), Apotek Kopersum (2003), Apotek Dody (2003) dan yang paling bam adalah Apotek Horas Farma (26 September 2003). Pada umumnya apotek-apotek tersebut beroperasi dari pukul 09.00 wib sampai dengan pukul 21.00 wib, dari hari senin sampai dengan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
30
hari sabtu. Hanya Apotek Segar saja yang beroperasi pada hari minggu, tentunya hal ini menjadi keunggu1an tersendiri untuk apotek tersebut. Mulai pukul 09.00 wib hingga pukul 16.00 wib, apotek ini lebih banyak melayani resep dokter dari rumah sakit atau pembelian obat-obatan pasien praktek dokter. Adapun namanama dokter yang ada dan membuka praktek di Kotamadya Sibolga adalah sebagai berikut ; 1. Dr. Lubuk P Saing, SpA, MHA 2. Dr. Patrice Ginting Sp. PD, MHA 3. Dr. Eben Ezer Tarigan, Sp. PD, MHA 4. Dr. ArifSimatupang, Sp. S 5. Drg. Tunggul Sitanggang, MHA 6. Dr. Edward Sihite, Sp. OG 7. Dr. lrson Nur Piliang, Sp. OG 8. Dr. Agus Kristanto 9. Dr. Wilson Situmorang 10. Dr. Yasin Wangi 11. Dr. Suparmin 12. Dr. Justina 13. Dr. Agus HutagaIung 14. Drg. Antonia 15. Drg. Riswan Halim 16. Dr. Veronica Tobing 17. Dr. Gloria
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
31
18. Dr. Riris
19. Dr. Santi Siregar 20. Dr. Ratnawati Saing
21. Dr. Yushari Banjarnahor 22. Dr.Rivo Patricia
23. Dr. Leni C. Sihite 24. Dr. Fauzan Amri 25. Dr. Masdyana 26. Dr. Robby Walaupun jumlah apotek di Kotamadya Sibolga termasuk sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, namun persaingan untuk memperoleh konsumen sangat ketal. Hal ini disebabkan karena dokter-dokter yang ada sudah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien di tempat dia membuka praktek. Walaupun ketentuan peraturan dan Dinas Kesehatan sudah menetapkan hanya apotek saja yang boleh memasarkan obat-obatan kepada pasien, sedangkan dokter hanya diperbolehkan memberikan obat suntik kecuali dalam keadaan darurat, terpaksa, apalagi di kota atau desa yang belum ada apotek. Tentunya kondisi ini semakin mempersempit pangsa pasar apotek-apotek yang ada. Hal ini terbukti dengan semakin sepinya pengunjung beberapa apotek pada saat jam praktek dokter yaitu pukul 17.00 wib sampai pukul 20.00 wib. Namun kondisi seperti disebut di atas, tidak meIUadi masalah yang terlalu berarti bagi Apotek Dody, Apotek Segar dan Apotek Panggabean. Walaupun apotek ini masih tergolong barn, namun telah berhasil menjalin kerjasama dengan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
32
instansi dan beberapa perusabaan. Kerjasama yang dilakukan adalah dalam bentuk memenuhi kebutuhan obat-obatan karyawan dari instansi atau perusahaan tersebut terhadap resep dokter yang telah ditunjuk terlebih dahulu oleh instansi atau perusahaan. Perusahaan atau instansi tersebut adalah Bank Indonesia, PT Pos Indonesia, PT Asuransi Kesehatan (ASKES), PT Telkom, Perusahaan Listrik Negara (pLN), PT Bank Sumut dan PT Mujur Timber Group. Untuk memodali usahanya, pengusaha apotek juga belum familiar dengan pengajuan kredit dari lembaga-lembaga keuangan, seperti kredit dari bank atau bantuan pemerintah yang khusus untuk mendukung kelancaran dari usaha kecH. Jadi modal yang digunakan hanya berasal dati modal sendiri atau modal patungan.
1. Tata Cara Pemberian Izin Usaha-Usaha Apotek
Untuk mendapatkan izin mendirikan apotek, seorang pemilik modal sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA) tidak dapat melakukannya seorang diri. Mereka harus bekerjasama dengan seorang Apoteker Pengelola Apotek (A.PA). Namun tidak semua apoteker otomatis menjadi A.P.A. Untuk dapat menjadi A.P.A, Apoteker hams memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan b. Telah mengucapkanjanji atau sumpah sebagai Apoteker c. Memiliki surat izin kerja dari Menteri Kesehatan d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai apoteker
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
33
e. Tidak bekelja di suatu perusahaan fannasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain Namun, dari hasil penelitian peneliti masih banyak A.P.A tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada umumnya mereka hanya datang sekali dalam sebulan ke apotek . Padahal sebagai seorang informan (sumber informasi), tugas apoteker di apotek adalah sebagai orang yang paling pintar di apotek, apotekerlah yangmemberikan penjelasan, jawaban kepada pasien maupun para petugas Apotek, terutama dalam memeberikan petunjuk dan saran kepada asisten apoteker. Selain itu apoteker juga bertanggung jawab agar apotek jangan sampai membeli obat dari sumber yang tidak resmi, jangan sampai pembelinya bukan orang yang berhak membeli dan jangan sampai ada penggantian obat yang tidak sesuat. Sebelum mengajukan permohonan izin apotek, mereka harus siap dengan tempat dan perlengkapan usaha termasuk sediaan farmasi. Permohonan izin usaha diajukan secara tertulis kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Sibolga, diatas kertas segellbermaterai Rp. 6000 dengan melampirkan : a. Fotocopy SITU I Surat Izin Gangguan (IG). b. Fotocopy Surat Izin Apoteker Pengelola Apotek. c. Fotocopy KTP Apoteker dan Pemilik Sarana Apotek (PSA). d. Fotocopy NPWP Apoteker dan Pemilik Sarana Apotek (PSA). f
Denah Lokasi Apotek.
g. Denah Bangunan Apotek.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
34
h. Akte Perjanjian Kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA). I.
Daftar Asisten beserta lampiran fotocopy Ijazah dan SIK.
J.
Surat Pemyataan dari Apoteker Pengelola bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan Fannasi dan tidak melliadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.
k. Surat Persetujuan dari atasan langsung bagi Apoteker yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipii. i.
Surat Pemyataan Pemilik Sarana Apotek tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang obat.
m. Surat Rekomendasi dari BPC ISFI Sibolga. n. Surat Keterangan berbadan sehat dari Dokter Pemerintahan. Adapun ketentuan dan tatacara pemberian izin usaha Apotek menurut peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 244/Menkes/SKN/1990, adalah sebagai berikut; a. Permohonan izin Apotek diajukan Apoteker kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Departemen Kesehatan. b. Kepala Kantor Wilayah selambat-lambatuya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan, wajib menugaskan Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan kegiatan.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
35
c. Kepala Balai Pemeriksa Gbat dan Makanan selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah penugasan dari Kepala Kantor Wilayah wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada Kepala Kantor. d. Dalam hal pemeriksaan tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan Kepala Balai Pemeriksaan Gbat dan Makanan. e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima hasillaporan pemeriksaan, Kepala Kantor Wilayah mengeluarkan Surat Izin Apotek. £
Apabila hasil pemeriksaan Kepala Balai Pemeriksaan Gbat dan Makanan masih belum memenuhi syarat, Kepala Kantor Wilayah dalam waktu 12 (dua belas) hari keIja mengeluarkan Surat Penundaan.
g. Terhadap Surat Penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk
mel~ngkapi
persyaratan yang belum dipenuhi selambat-Iambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Syarat Penundaan. Kepala Dinas Kesehatan KabupatenIKota dapat mencabut surat lzm apotek, apabila ; a. Apoteker melanggar persyaratan untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek. b. Apoteker menyediakan, menyimpan dan menyerahkan Sediaan Farmasi yang tidak bermutu baik dan dilarang digunakan. c. Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut. d. TeIjadi pelanggaran terhadap Undang-undang obat keras dan narkotika. e. Surat Izin KeIja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
36
f
Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundangundangan di bidang obat. Namun pencabutan izin tersebut diatas baru dapat dilakukan jika Dinas
Kesehatan telah 3 (tiga) kali berturut-turut dalam tenggang waktu 2 (dna) bulan telah mengeluarkan peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek, tetapi tidak dihiraukan. Setelah Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Kepala Balai Pemeriksaan Gbat dan Makanan, barulah pencabutan izin dapat dilakukan.
2. Lokasi Usaha-Usaha Apotek Lokasi usaha-usaha apotek mempengaruhi maju mundumya usaha. Dari hasil pengamatan peneliti, lokasi apotek tersebut umumnya berada pada : a. Daerah yang ramai b. Daerah yang aman c. Daerah yang dekat dengan Rumah Sakit' Klinik d. Daerah yang sekitarnya ada Dokter yang praktek e. Daerah yang mudah dijangkau, mudah dicapai oleh masyarakat banyak dengan kendaran
f. Daerah yang cukup padat penduduknya dan mampu Apotek Kopersum dan Apotek horas Farma berada pada daerah yang dekat dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Ferdinand Lumban Tobing. Namun dari hasil penelitian peneliti, pasien Rumah Sakit tersebut lebih banyak yang membeli obat-obatan di Apotek Horas Farma karena harga yang jauh lebih murah dan kelengkapan produk yang diperdagangkan.Apotek Dody, Apotek
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
37
Panggabean dan Apotek Sehat lebih memilih lokasi yang banyak terdapat praktek dokter. Tetapi Apotek Dody lebih unggul karena mempunyai lokasi yang lebih ramai karena bersebelahan dengan swalayan yang memiliki konsumen yang cukup besar. Sedangkan Apotek Segar lebih memilih lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarajat dengan banyak kendaraan karena lokasi Apotek segar berada di pinggir jalan yang dilalui angkutan umum. Dari ketujuh apotek, Apotek Milion memiliki lokasi yang paling tidak strategis karena jauh dari keramaian di malam hari, jauh dari rumah sakit dan praktek dokter. Yang menjadi alasan Apotek Milion memilih lokasi tersebut karena keamanarmya.
3. Pemasok (Vendor) Usaha-Usaha Apotek Usaha-usaha apotek yang ada di Kotamadya Sibolga mempunyai pemasok atau vendor yang sama. Pemasok atau vendor tersebut adalah Pedagang Besar Farmasi yang berpusat di Medan. Pemesanan barang-barang farmasi dilakukan melalui salesman-salesman yang melakukan kunjungan secara rutin sekali dalam dua minggu. Jangka waktu pembayaran terhadap pesanan adalah tiga puluh hari yang dihitung setelah pesanan sampai ke tangan apotek. Pembayaran dapat dilakukan dengan transfer melalui bank atau langsung dibayarkan kepada salesman dari setiap Perusahaan Besar Farmasi. Apotek belum familiar menggunakan cek atau giro sebagai alat pembayaran. Pemasok barang-barang farmasi dari usaha-usaha apotek di Kotamadya Sibolga adalah :
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
38
a. PT Mekada Abadi b. PT Bina San Prima c. PT Kalista Prima d. PTWigo e. PT Kebayoran
f. PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) g. PT Dos Ni Roha h. PT Rajawali Nusindo 1.
PT Enseval Putera Megatrading
J.
PT Citra Wacana Wadah Nugraha
k. PT Agung Beringin Lestari I.
PT Elnespeni Lestari
m. PT Anugerah Argon Medica (AAM)
n. PT Mestika Sakti o. Pt Mesarinda Abadi p. PTTempo q. PT Mensa Bina Sukses r.
PT Antar Mitra Sembada
s. PT Esa Anugerah Abadi
t.
PT Merapi Utama Pharma
u. PT Kimia Farma Saluran distribusi obat-obatan yang sampai kini berlaku di Kota Sibolga dapat digambarkan sebagai berikut :
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
39
Gambar 3.1 Bagan distribusi obat di Kota Sibolga
I Pabrik Fannasi
r---
rl
Importir Farmasi
• Peda ang Besar Farmasi ••
B
W
••
PBFLain
0
G
I
PBF KimiaFarma
•
•
Apotik lain ~ Apotik
I
R.S. dengan Apoteker
, IokoObat Beirzin
Dokter
•
fol
• •
PUSKESIRS tanpa Apoteker / Klinik-klinik
••
I
K
0
N
S
U
M
E
N \
Sumber: Drs. Hartono Hdw.,Manajemen Apotek, hal 96-97 Pada gambar diatas dijelaskan bahwa pabrik farmasi tidak diperkenankan menjual langsung produk obat-obat jadinya kepada konsumen. Khusus untuk obat-obat daftar 0
(opium, narkotika), penyalurannya sampai kini hanya
dilakukan oleh PI Kimia Farma kepada pihak ke III. Obat-obat daftar G (gevaarlijk, obat keras) disalurkan oleh PBF hanya kepada 3 (tiga) macam penyalur saja, yaitu : 1. PBF lain.
2. Apotek-apotek
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
40
3. Rumah Sakit yang mempunyai apoteker. Oleh Karena itu, seharusnya penyaluran ke dokter-dokter, ke klinik-klinik, ke rumah-rumah sakit yang tidak mempunyai apoteker, ke puskesmas-puskesmas dilakukan oleh apotek-apotek. Obat-obat daftar W (obat bebas terbatas) dan obat bebas (B) oleh PBF dapat disalurkan kepada apotek-apotek maupun ke toko-toko obat. Para Dokterpun tidak diperbolehkan memberikan obat kepada pasien selain obat suntik. Hanya dalam keadaan darurat, terpaksa, apalagi di kota/desa yang belum ada apotek, masih diperbolehkan.
B. Gambaran Umum Struktur Organisasi. Usaha perdagangan produk-produk farmasi atau yang sermg disebut apotek merupakan usaha keci!. Pengelolaan apotek dilakukan sendiri sepenuhnya oleh pemilik modal sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). PSA bekeIjasama dengan Apoteker Pengelola Apotek untuk memperoleh Surat Izin Apotek (SIA) dari Dinas Kesehatan yang diperpanjang setiap lima tahun sekali. Pada kegiatan apotek, APA bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tekhnis f armasi, yaitu : 1. Mengawasi pelayanan resep.
2. Mengawasi mutu obat yang dijualnya. 3. Memberikan pe1ayanan infomasi obat. 4. Membuat laporan mengenai obat-obat khusus.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
41
Dalam merekrut tenaga keJja, apotek seharusnya menggnnakan tenaga keJja dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Farmasi (SMF), tetapi karena jwnla1mya sangat terbatas maka apotek dapat menggnnakan tenaga keJja dengan pendidikan terakhir SMU sederajat. Namun tentunya memerlukan pelatihan tentang kegnnaan obat-obatan terlebih dahulu sebelwn mulai bekerja. Berdasarkan struktur organisasi yang ada dati usaha apotek di daerah penelitian hanya berbentuk struktur yang sederhana dan pembagian tugasnya pun sederhana. Gambar 3.2 : Bagan Struktur Organisasi Usaha-usaha Apotek Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Apoteker Pengelola Apotek
I
Ir
Karyawan
I
Karyawan
I
Karyawan
Swnber : Hasil Penelitian yang diolah oleh penulis Bagan diatas jelas menunjukkan bahwa pengusaha atau pemilik sarana apotek secara langsung menangani kegiatan usaha. Seluruh karyawan termasuk apoteker pengelola apotek berada dibawah pengawasan pemilik sarana apotek. Apoteker bertindak sebagai mandor bagi para karyawan lainnya agar tidak terjadi kesalahan dalam melayani kebutuhan konswnen.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
42
1. Pemilik Sarana Apotek Seperti ciri usaha kecil maIm pemilik adalah pengelola dari usaha kecil tersebut. Demikian halnya pada usaha apotek ini. Hampir semua pengusaha apotek pada daerah penelitian dikelola oleh para peiliknya sendiri. Sebagai alasan mereka untuk mengelola sendiri usahanya karena
mereka tidak memiliki
kepercayaan penuh terhadap karyawannya dalam hal keuangan. Hal ini disebabkan karena usaha apotek yang ada masih menyimpan pendapatan apotek di dalam laci meja. Mereka belum mampu memanfaatkan kemajuan tekhnologi dalam memajukan usaha mereka. Umumnya hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan pengusaha apotek hanya lulusan SMA. 2. Tenaga Kelja/ KaIyawan Setiap apotek wajib memiliki seorang Apoteker Pemilik Apotek yang bertugas sebagai pengawas kegiatan farmasi.Untuk karyawan yang bertugas melayani para konsumen, apotek dapat menggunakan tenaga kerja dengan pendidikan terakhir SMU/sederajat. Tetapi wajib memiliki seorang asisten apoteker
yang bertugas menyiapkan laporan penggunaan obat-obat daftar 0
(opium, narkotika) setiap bulannya. Dntuk mempeljelas transaksi usaha setiap harinya setiap usaha memiliki pembukuan penjualan harian usaha seperti berikut :
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
43
Tabel 3.2 : Pembukuan harian usaha NamaObat
No.
Total Penjualan
Jumlah
Harga
Rp.
..
Sumber : HasI! penehtlan yang diolah penulls 3. Bentuk Kepemilikan Sekalipun usaha apotek ini merupakan usaha kecil, namun bentuk kepemilikannya terdiri dari beberapa jenis. Hal ini terjadi karena modal yang terbatas yang dimiliki oleh beberapa pengusaha. Adapun jenis kepemilikan ito antara lain : 3.1 Dimiliki Sendiri Jenis kepemilikan ini yang paling umum digunakan. Usaha-usaha apotek ini banYak yang dimiliki sendiri atau dengan kata lain sumber permodalannya diusahakan sendiri oleh pengusahanya. Dan sesuai dengan ciri-ciri perusahaan perorangan bahwa usaha yang bersumber dari modal sendiri maka untung ruginya ditanggung oleh diri sendiri, tanpa melibatkan orang lain.Selain ito sistem pembukuannya juga kurang lengkap hanya mencatat transaksi harian usaha., yaito jumlah obat yang laku dijual beserta harganya . Jenis kepemilikan ini memiliki kelemahan bahwa tidak terjadi pemisahan antara keuangan usaha dengan keuangan keluarga.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
44
3.2 Modal Patungan Goint ventura) Jenis kepemilikan seperti ini hanya digunakan oleh Apotek Horas Farma dan Apotek Panggabean. Adapun kebaikan dari kepemilikan seperti ini yaitu tersedianya swnber dana yang bukan hanya berasal dari satu orang, pemilik dapat bertukar pikiran dengan rekan bisnisnya guna pengembangan atau operasional dari usahanya, serta pemilik tidak harns khawatir terhadap usaha apabila mereka berhalangan dalam menjalankan usaha karena mereka bisa bergantian mengelola usahanya.
Apabila ada kerugian akan ditanggung bersama.
Sedangkan
kelemahannya adalah keuntungan yang diperoleh lebih sedikit karena harns dibagi dengan pemilik modal lainnya. Pengusaha menerapkan kepemilikan seperti ini disebabkan oleh beberpa hal, antara lain: a. Keterbatasan dana yang dimiliki Kesulitan dana ini sering dialami oleh para pengusaha sehingga mereka bekeJjasama dengan orang lain yang menaruh minat dan memiliki kemampuan di bidang usaha tersebut. b. Kurangnya keberanian untuk membuka sendiri Kurangnya keberanian disebabkan beberapa hal, misalnya merasa tidak mampu untuk menjalankan usaha ini jika dilakukan sendiri, baik ketidakmampuan dalam pengelola usaha maupun kemampuan menanggung resiko yang timbul apabila gagal dalam menjalankan usaha ini. 3.3 Koperasi Pegawai Jenis kepemilikan ini dimiliki oleh Apotek Koperswn (Koperasi Pegawai Rumah Sakit Umwn). Dimana seluruh pembiayaan terhadap kegiatan apotek ini
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
45
sepenuhnya dibiayai oleh koperasi pegawai Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing. Tentunya seluruh keuntungan menjadi hak milik dati anggota koperasi tersebut. Pengelolaan diserahkan kepada Apoteker Pengelola Apotek (AP.A) namun tetap di bawah pengawasan Direktur Rumah Sakit Umum. C. Kegiatan Usaha-Usaha Apotek
Adapun kegiatan dari usaha-usaha apotek ini meliputi bidang : 1. Pelayanan Non Resep Pelayanan non resep adalah pelayanan atas obat yang dijual bebas yaitu obat-obat golongan bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek. Penjualan obat bebas atas pemintaan pasien (sudah tabu obat yang akan dibeli) atau pemilihan obat setelah konsultasi dengan apoteker atau asisten apoteker. Berikut ini prosedur pelayanan obat bebas. Gambar 3.3 Bagan Pelayanan Non Resep Pasien datang dengan permintaan obat tertentu/dengan keluhan tertentu lalu berkonsultasi dengan petugas apotek untuk menentukan obat yang sesuai
. . . .
Pemeriksaan stock obat dan harga
Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, dilakukan pembayaran Penyerahan obat Genis danjumlah) diberi wadah/plastik Penyerahan obat pada pasien disertai informasi aturan pakai, indikasi, kontraindikasi, efek samping dan hal lain yang perlu diperhatikan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
46
2. Pelayanan Resep. Langkah-langkah pelayanan resep dokter di apotek dapat digambarkan secara urut seperti skerna berikut : Bagan 3.4 Bagan Pelayanan Resep Resep diterirna dari pasien pasien
J, •
•
Resep diperiksa kelengkapannya : Namadokter Nama dan umur pasien
J, Resep dihitung dosis, jumlah dan harga obat
J, Penyelesaian pernbayaran untuk pembelian tunai
J, Penyiapan dan peracikan
I Pemberian label dan etiket
I Pembuatan salinan resep dan kuitansi (jika diminta)
J, Pemeriksaan akhir
l Penyerahan obat dan KIE (komunikasi, Informasi dan Edukasi
3. Penjualan barang lainnya Penjualan barang lainnya dapt dilakukan oleh apotek seperti kosmetik, permen, majalah, koran, perawatan kesehatan dan sebagainya.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A.
Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan serta Ancaman yang dihadapi Usaha Apotek. Pada bagian ini menggambarkan setiap kekuatan, kelemahan, kesempatan
serta ancaman dari usaha apotek dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil kuisioner yang diolah oleh penulis, ada suatu gambaran lingkungan yang mereka hadapi baik itu dari dalam lingkungan usaha itu sendiri (kekuatan serta kelemahan) maupun dari lingkungan luar usaha (kesempatan dan ancaman). Dalam menjalankan usaha ini, pengusaha apotek harns mampu memanfaatkan
kondisi
interual
maupun
kondisi
eksterualnya
dalam
pengembangan usahanya. Prospek suatu usaha tidak bisa terlepas dari pemahaman tentang lingkungan yang ada, baik di dalam maupun diluar lingkungan usaha, karena pengaruh lingkungan tersebut yang senantiasa berinteraksi.
1.1. Kekuatan dari Usaha-usaha Apotek di Kota Sibolga. Adapun kekuatan yang dimiliki di sini adalah kekuatan yang secara umum dimiliki oleh setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya. Kekuatan itu antara lain : a. Lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis dominan dimiliki oleh setiap unit usaha. Dimana usaha tersebut berada di lokasi yang dekat dengan pasar atau dimana pasar sangat membutuhkan keberadaan mereka. Masing-masing dari usaha apotek ini
47
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
48
berada di tepi jalan yang sangat mudah di jangkau oleh pelanggannya. Setiap konsumen dengan mudah menjangkau keberadaan mereka. b. Barga yang bersaing Konsumen pada umumnya lebih menyukai tempat dimana mereka dapat membeli produk yang mereka butuhkan dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan usaha lain yang meiYual produk sejenis. Apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat, dimana jumlah apotek semakin meningkat, sering teIjadi suatu keadaan dimana sebelum memutuskan untuk membeli konsumen berupaya untuk membendingkan harga, antara apotek yang satu dengan yang lain. Sehingga apotek yang menjuaI produknya dengan harga yang Iebih murah di bandingkan dengan apotek lainnya akan menarik konsumen untuk membeli kebutuhannya disana. c. Sumber Daya Manusia yang ramah dan terampil. Karyawan merupakan tulang punggung dari suatu usaha karena mereka berinteraksi Iangsung dengan konsumen atau pelanggan. Sehingga banyaknya produk yang akan Iaku teJjual dan besarnya keuntungan yang diperoleh sangat dipengarubi kemampuan karyawan dalam meyakinkan konsumen akan mutu dan manfaat produk tersebut. Pada usaha apotek produk yang dijual adalah obat-obatan, sehingga dimana manfaat dati mengkomsumsi obat-obatan tersebut berpengarub Iangsung terhadap kesehatan atau jiwa konsumen , jika salah dalam mengkomsumsi obat-obatan dapat membahayakan keselamatan jiwa konsumen. OIeh karena itu seorang konsumen akan Iebih yakin membeli obat pada apotek yang memiliki karyawan dengan pengetahuan yang baik
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
49
tentang kegunaan dari setiap jenis obat. Selain itu keramahan dan kesabaran dalam menjawab setiap pertanyaan konsumen akan menjadi daya tarik tersendiri bagi usaba tersebut yang mampu mendatangkan konsumen lebih banyak lagi. d. Kelengkapan produk yang diperdagangkan. Dimana produk yang dijual oleh pemilik usaha bukan hanya produk obatobatan saja, tapi juga menjual produk kebutuhan lain-lain seperti susu, perlengkapan bayi (misalnya: bedak, shampo, bahy oil, dll), minuman kesehatan dan sebagainya. e. Tersedianya sarana hiburan. Menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen pada usaba apotek cukup memakan waktu, karena harus meracik terlebih dahulu. Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, jika pemilik apotek menyediakan sarana hiburan bagi konsumen seperti : koran atau televisi, menunggu hingga obat yang dibutuhkan tersedia, tidak lagi membosankan.
1.2. Kelemahan Usaha-usaha Apotek. Kelemahan ini dihadapi oleh para pengusaba, dimana kelemahan ini menjadi penghalang mereka daJam melaksanakan aktivitasnya yang mengganggu pencapaian laba yang akan diperoleh. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
50
a. Rendahnya kemampuan pengusahalpekerja. 8esuai dengan eiri dari usaha keeil bahwa pengusaha atau pekerja memiliki ketrampilan yang rendah baik dalam manajemen maupun dalam kegiatan operasionalnya. Demikian juga yang terjadi pada usaha apotek ini. 8etiap usaha pacta umumnya mengatakan bahwa pekerja mereka rata-rata adalah lulusan 8MU sederajat dan memiliki kemampuan yang rendah mengenai obatobatan. Bahkan ada apotek yang menggunakan Iulusan 81M (8ekolah Tehnik Mesin) yang pengetahuannya di bidang obat-obatan atau kesehatan sangat sedikit. Akibatnya mereka sering salah membaea resep obat dan tidak mampu menjawab pertanyaan konsumen mengenai obat-obatan yang akan mereka konsumsi. Padahal seharusnya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja lulusan sekolah menengah farmasi (8MF') yang mempelajari lebih dalam tentang peracikan dan kegunaan dari obat-obatan. b. Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dengan harta usaha. Hal ini juga merupakan salah satn kelemahan usaha keci!. Dimana para
pemilik usaha sering menggunakan harta usaha untuk kepentingan pribadinya, misalnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari 8ehingga saat pengusaha memerlukan modal untuk membiayai atau mengembangkan usaha, pendapatan usaha yang diperoleh telah habis sekalipun usaha tersebut menguntungkan. 8ering juga terjadi keadaan dimana harta pribadi habis digunakan untuk membiayai usaha. Umumnya hal ini disebabkan karena kurangnya pereneanaan dalam bidang keuangan.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
51
c. Modal yang besar dalam pendirian usaha. Mereka yang ingin membuka usaha dibidang ini hams memiliki modal awal yang cukup besar.Karena untuk: memperoleh izin usaha dari Dinas Kesehatan, apotek harus memiliki sarana yang lengkap termasuk kelengkapan produk obat-obatan yang akan diperdagangkan. Harga beli pengusaha dari setiap pemasok yaitu PBF (Perusahaan Besar Farmasi) juga sangat tinggi. Selain itu untuk: menyediakan fasilitas apotek seperti : furniture apotek, alat-alat peracikan (timbangan, gilingan obat, gelas ukur) juga memeriukan dana yang besar. Sementara sumber modal yang mereka miliki tidak lain dari milik sendiri
, patungan ataupun dari
keluarga.
Mereka belum familiar
menggunakan jasa perkreditan seperti bank atau lembaga keuangan non bank. Banyaknya persyaratan yang hams mereka penuhi serta prosesnya yang cukup lama dan asset yang tidak mereka miliki yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam pengajuan kredit mengakibatkan mereka tidak mau menggunakanjasa lembaga perkreditan. d. Manajemen yang kurang baik dalam bekeIja. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pemilik usaha, tentunya semakin banyak ilmu atau teori-teori yang dapat digunakan dalam mengatur kegiatan usaha terutama dalam memecahkan masalah yang sering teIjadi. Sedangkan dari hal penelitian penulis rata-rata tingkat pendidikan terakhir pemilik usaha adalah SMNSMK sederajat, sehingga mereka tidak menerapkan perencanaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Misalnya tidak adanya perencanaan target
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
52
penjualan yang akan diperoleh setiap bulannya, akibatnya kegiatan penjualan produk obat-obatan sehar-hari berlangsung tanpa kendali. e. Lemahnya pengawasan terhadap persediaan obat-obatan. Lemahnya pengawasan terhadap persediaan obat-obatan yang akan dipasarkan mengakibatkan adanya penurnpukan stok atau persediaan sebagian jenis obatobatan tertentu, sedangkan stok atau persediaan obat-obatan jenis lainnya kurang. Hal ini tentunya akan mengakibatkan kerugian kepada pengusaha, karena resiko kehilangan konsurnen sangat besar. Hal ini disebabkan jika produk yang dibutuhkan konsurnen tidak tersedia, konsurnen tersebut akan beralih untuk membeli produk yang dinginkannya ke usaha apotek lain dan pada urnurnnya mereka tidak akan mau untuk kembali kedua kalinya.
1.3. Kesempatan Usaha-usaha Apotek. Kondisi ini teIjadi di luar usaha yang mendukung atau memberi kesempatan bagi usaha untuk tumbuh dan berkembang. Adapun kesempatan ini, antara lain : a. Luasnya pangsa pasar. Semua orang tanpa terkecuali pasti pernah sakit dan membutuhkan obatobatan untuk sembuh. Dimana obat-obatan tersebut dapat diperoleh di apotek. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap obat-obatan membuat usaha ini memiliki pangsa pasar yang sangat luas dan menjanjikan keuntungan yang besar. Berbeda dengan usaha-usaha lain, misalnya usaha penyewaan komputer yang pasarnya hanya mencakup anak sekolah atau mahasiswa.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
53
b. Peraturan Dinas Kesehatan yang menguntungkan. Jika dibandingkan dengan toko-toko obat, kesempatan yang dimiliki apotek untuk merebut pasar jaub lebih besar. Hal ini disebabkan adanya peraturan yang menetapkan jenis obat-obatan tertentu yang termasuk
ke dalam
golongan daftar 0 (Opium, narkotika) dan daftar G (Obat keras/OKT) hanya boleh diperjualbelikan di apotek. Se1ain itu Dinas Kesehatan hanya mengijinkan apotek untuk melayani resep dokter. c. Produk yang selalu dibutuhkan. Penyakit dapat diderita setiap orang, kapan saja tanpa mengenal waktu. Hal ini berdarnpak terhadap volume penjualan obat-obatan yang cukup besar setiap harinya dan tidak bersifat musiman. Berbeda dengan bisnis pakaian atau lainnya yang umurnya bersifat musiman, yang meningkat cukup besar saat lebaran atau tahun barn. d. Pola pikir masyarakat yang semakin berkembang. Dulu, orang mengkonsumsi obat-obatan hanya pada saat mereka sakit. Namun pada masa sekarang,
masyarakat lebih memiliki pola pikir untuk
mengkonsumsi obat-obatan untuk mencegah datangnya penyakit. Misalnya mengkonsumsi obat untuk meningkatkan stamina agar tubuh tidak mudah lelah saat menjalankan aktifitas. e. Ke10nggaran dalam sistem pembayaran. Sistem pembayaran pesanan obat-obatan dengan sistem kredit sangat menguntungkan bagi pengusaha apotek. Dimana PBF (Perusahaan Besar Farmasi) memberikan kelongggaran waktu pembayaran selama tiga puluh
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
54
hari. Jika pembayaran dilakukan kurang dari tiga puluh hari, apotek akan memperoleh potongan harga.
1.4. Ancaman Usaha-usaha Apotek. a. Peningkatan harga obat-obatan. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan meningkat dengan tajam tak terkecuali obat-obatan. Terutama setelah adanya kenaikan tarif pajak terhadap obat-obat~. Hal ini mengakibatkan masyarakat di Kotamadya Sibolga yang umumnya terdiri dari masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah mulai beralih kepada obat-oabatan tradisional, seperti jamu, yang harganya jauh lebih murah. b. Lamanya waktu pengiriman barang. Jarak tempuh antara Kotamadya Sibolga-Medan yang jauh, ditambah lagi dengan parahnya kondisi jalan yang harus dilalui mengakibatkan pengiriman pesanan obat-obatan memerlukan waktu yang sangat lama. Hal ini menyebabkan sering teIjadi kekosongan persediaan obat-obatan di apotek. c. Rumitnya prosedur pendirian usaha. Rumitnya prosedur pendirian usaha menjadi ancaman bagi usaha apotek yang ada. Hal ini terbukti dengan lambatnya pertambahan jumlah apotek di Kotamadya Sibolga. Sebelum usaha apotek didirikan, maka pengusaha apotek terlebih dahulu harus memenuhi beberapa syarat untuk memperoleh izin dati Dinas Kesehatan setempat. Setiap bulan selama pengoperasian, pengusaha apotek wajib memberikan laporan penjualan obat-obatan yang termasuk dalam
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
55
kategori OKT (Obat Keras Terlarang) kepada dinas kesehatan dan POM Medan(Pengawas Obat dan Makanan).Setian lima tahoo sekali, pengusaha apotek harus mengurus perpanjangan izin usaha. d. Maraknya penyalahgunaan obat-obatan. Semakin meningkatnya tindak kriminal penyalahgunaan obat-obatan juga menjadi ancaman bagi kelangsoogan hidup uasah apotek. Para pemakai obatobatan tersebut tidak pernah kehabisan aka!, mereka juga dapat memperoleh kenikmatan dengan mengkonsumsi obat-obatan yang termasuk daftar 0 yang mengandoog zat penenang dalam dosis yang cukup besar. Oleh karena itu pengusaha atau karyawan apotek hams teliti memperhatikan setia calon pembeli. Karena jika apotek terbukti menjua! kepada mereka, Apotek dapat terkena sanksi oleh Dinas Kesehatan dalam bentuk pencabutan izin usaha. e. Ketatnya persaingan. Mooculnya usaha-usaha barn yang sejenis termasuk toko-toko obat, mengakibatkan timbulnya persaingan yang cukup ketat Ditambah lagi dengan adanya keputusan dari dokter ootuk menyediakan obat-obatan di tempat prakteknya, sehingga pasien tidak perlu lagi ke apotek ootuk membeli obatobatan. Hal ini tentunya semakin mempersempit pangsa pasar apotek.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
56
B.
Matrik Faktor Strategi Internal. Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi,
suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analisys Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalarn kerangka Strength and Weakness perusahaan, tahapnya adalah (Rangkuti,2000:24) : a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalarn kolom I. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sarnpai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-fakor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tidak melebihi total (1,00). c. Hitung rating (dalarn kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sarnpai dengan I (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk dalarn variabel kekuatan) diberi nilai dari + I sarnpai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah I, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalarn kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sarnpai dengan 1,0 (poor). e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotan dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalarn kelompok industri yang sarna
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
57
Tabe14.1 :IFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL
BOBOT BOBOT
RATING
x
KEKUATAN 1. Lokasi yang strategis
0,20
4
0,80
2. Harga yang bersaing
0,15
4
0,60
3. SDM yang ramah dan terampil
0,10
3
0,30
4. Ke1engkapan produk yang diperdagangkan 5. Tersedianya sarana hiburan
0,10
3
0,30
0,10
3
0,30
0,05
2
0,10
0,05
2
0,10
0,10
1
0,10
4. Lemahnya manajemen keJja pemilik usaha
0,05
1
0,05
5. Lemahnya pengawasan
0,10
1
0,10
KELEMAHAN 1. Rendahnya kemampuan pekerja 2. Tidak ada peruisahan antara harta pribadi dengan harm usaha 3. Modal yang besar dalam pendirian usaha
perusahaan obat-obatan TOTAL
KOMENfAR
RATING
1,00
• Dekat dengan konswnen • Menjadi daya tarik yang kuat • Konswnen tidak takut 1llltuk bertanya • Tidak capek ke tempat1ain • Men1lllggu bukan1agi pekerjaan membosankan
• Kbususnya dalam perawatan dan perbaikan • Laporan pembukuan yang tidakje1as • Tidak familiar dengan 1embaga keuangan • Kegiatan usaha tidak meruiliki perencauaan • Sering terjadi kekosongan barang
2,75
Surnber : Hasil penelitian yang diolah penulis
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
58
C.
Matrik Faktor Strategi Eksternal. Sebelum membuat matrik faktor strategi ekstemal, kita perlu mengetahui
terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) adalah (Rangkuti, 2000:24) : a. Susunlah dalam kolom I (5 sampai 10 peluang dan ancaman) b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dati 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinanan dapat memeberikan dampak terhadap faktor strategis. c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan I (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nHai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecH, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memeperoleh fator pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dati 4,0 sampai dengan
1,0. e. Gunakan kolom 5 memeberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
59
Tabe14.2: EFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL PELUANG 1. Luasnya pangsa
BOBOT RATING
BOBOT x
KOMENTAR
RATING
0,15
4
0,60
0,15
4
0,60
0,14
3
0,42
0,13
3
0,39
0,13
3
0,39
• Lebih meringankan pengusaha apotek
0,03
2
0,06
• Pendapatan masyarakat hanya cnkuPWltnk memenuhi kebutuhan sehari-
2. Lamanya waktu pengiriman obatobatau 3. Rumitnya prosedur pendirian usaha
0,06
2
0,12
0,07
1
0,07
4. Maraknya penyalallgunaan obat-obatau 5. Ketatnya persaingan
0.04
1
0,04
0,10
1
0,10
TOTAL
1,00
pasar 2. Peraturan Dinas Kesehatan yang menguntungkan 3. Prodnk yang selalu dibutuhkan 4. Polapikir masyarakat yang semakin berkembang 5. Kelonggaran dalam sistem pembayaran ANCAMAN 1. Peningkatan harga
obat-obatan
..
• Semakin besar kesempatan memperoleh keWltungan • Kesempatan memperoleh konsumen • Selalu dibutuhkan setiap saat • Lebih baik mencegah daripada mengobati
hari • Seriug tetjadi kekosongan barang • Pengusaha harns memenuhi syaratsyarat tertentn • Pergaulan Remaja yang semakin bebas • Maraknya pertumbuhan usaha sejenis
2,80
Sumber : Hasl1 penelluan yang d101ah oleh penults
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
60
Kedua matriks tersebut di atas merupakan kondisi relatifyang dihadapi oleh para pengusaha apotek di daerah penelitian. Kondisi-kondisi inilah yang mereka hadapi dalam menjalankan operasi usahanya.
D.
MATRIK PROFll, KOMPE HI IF' Matrik profil kompetitif dipergunakan untuk mengetahui posisi relatif
usaha-usaha yang dianalisis, dalam persaingan di antara mereka. Dalam kasus ini usaha apotek yang dijadikan sebagai usaha pembanding adalah usaha Apotek Dody sementara para pesaingnya ada enam unit usaha yang digambarkan dalam tabeI4.3. Alasan penulis memilih Apotek Dody sebagai usaha pembanding dalam menentukan posisi relative usaha karena walaupun Apotek Dody masih tergolong apotek yang barn berdiri tapi telah memiliki pangsa pasar yang luas. Hal ini disebabkan karena Apotek Dody mampu menjalin mitra kerja dengan beberapa instansi yang ada di Kota Sibolga seperti Bank Indonesia, PT ASKES, PLN Persero, PT TELKOM, dan PT Mujur Timber Group. Perusahaan yang ingin dianalisis diberikan rating yang berbeda tergantung pada kondisi relatif perusahaan pesaing. Nilai relatif dimulai dari 1, jika perusahaan tersebut kondisinya sangat lemah dibandingkan dengan pesaing. Nilai-nilai diberikan pada perusahaan yang kondisinya sedikit lebih lemah dibandingkan dengan pesaing. Nilai 3 diberikan pada perusahaan yang memiliki kondisi sedikit lebih kuat dibandingkan dengan pesaing. Sedangkan nilai tertinggi 4, diberikan kepada perusahaan yang memiliki kondisi paling kuat dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.3: Matrik Profil Kompetitif
ApotekDody FAKTOR STRATEGIS
BOBOT RATING
BOBOT SKOR
Apotek Panggabean Pesainl!l BOBOT RATING SKOR
Apotek Sehat Pesain.. 2 BOBOT RATING SKOR
Halaman 1 Apotek Million Pesain.. 3 BOBOT RATING SKOR
Dukungan Keuangan
0.15
3
0.45
2
0.30
3
0.45
3
0.45
Pelayanan/Service
0.D7
2
0.14
2
0.14
3
0.21
3
0.21
Lokasiffempat Usaha
0.15
4
0.60
3
0.45
3
0.45
1
0.15
Pangsa Pasar
0.12
4
0.48
3
0.35
3
0.35
2
0.24
Pengalaman
0.05
3
0.15
4
0.20
4
0.20
3
0.15
Segmentasi Pasar
0.08
3
0.24
3
0.24
3
0.24
3
0.24
Penyediaan Fasilitas Hiburan
0.10
4
0.40
2
0.20
1
0.10
1
0.10
Penerapan Harga
0.09
3
0.27
2
0.18
3
0.27
3
0.27
Kelengkapan Produk
0.09
4
0.36
2
0.18
4
0.36
2
0.18
Kesetiaan Konsumen
0.10
4
0040
2
0.20
4
0040
1
0.10
TOTAL
1.00
3.49
2.45
3.04
2.09
Sumber : Basil penelitian yang diolah oleh penulis 0~
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
Halaman2 FAKTOR STRATEGIS
BOBOT
Apotek Kopersum Pesain24 BOBOT RATING SKOR
Apotek Segar Pesain25 BOBOT RATING SKOR
Apotek Horas Farma Pesain26 BOBOT RATING SKOR
Dukungan Keuangan
0.15
3
0.45
3
0.45
4
0.60
Pelayanan/Service
0.07
1
0.07
2
0.14
3
0.21
Tingkat Penyewaan
0.15
4
0.60
4
0.60
4
0.60
Pangsa Pasar
0.12
1
0.12
4
0.48
3
0.36
Pengalaman di bisnis ini
0.05
2
0.10
4
0.20
2
0.10
Segementasi Pasar
0.08
2
0.16
3
0.24
3
0.24
Penyediaan Fasilitas
0.10
1
0.10
4
0.40
1
0.10
Penerapan Harga
0.09
1
0.09
4
0.36
3
0.27
Kwalitas Produk
0.09
1
0.09
4
0.36
2
0.18
Kesetiaan Konsumen
0.10
1
0.10
4
0.40
3
0.30
TOTAL
1.00
1.88
Sumber : Hasil penelitian yang diolah oleh penulis
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
3.36
2.96
Rj
63
Dari matrik profil kompetitif (Tabel 4.3) menunjukkan bahwa pesaing utama dari Apotek Dody (3,49) adalah Apotek Segar (3,63) dan disusul oleh Apotek Sehat (3,04) dan Apotek Panggabean (2,45). Di mana dari hasil rating matrik ini angka 1 sarna dengan kurang baik, angka 2 sarna dengan cukup baik, 3 sarna dengan baik dan angka 4 sarna dengan sangat baik. Apotek Dody dan Apotek Segar menduduki posisi baik dan pesaing-pesaing lainnya sebagian mendekati baik dan bahkan ada yang masih kurang. kelebihan
dari
Apotek Dody
Adapun yang menjadi
dibandingkan dengan Apotek Segar yang
mernpakan pesaing utamanya menurut matrik di atas adalah : 1. Pengalarnan dalarn menjalankan bisnis ini 2. Kwalitas produk Sedangkan kelebihan Apotek Segar dibandingkan dengan Apotek Dody adalah : 1. Pangsa pasar 2. Penerapan harga Kelebihan dari masing-masing faktor strategis usaha, masing-masing memiliki dua kelebihan narnun perbedaan bobot skor disebabkan bobot dari faktor strategis tersebut berbeda sesuai dengan dukungannya terhadap kineIja dari usaha penyewaan komputer ini. Dan selain keempat faktor strategis di atas kedua usaha ini memiliki kemarnpuan yang sarna. E.
Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis pernsahaan yaitu
matriks SWOT. Matrik ini dapat menggarnbarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancarnan ekstemal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
64
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinanan alternatif strategis. 1. Strategi Strength - Opportunity. Strategi
ini
dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan
dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. 1.1. Peningkatan kapasitas produksi. Peningkatan kapasitas produksi perIu dilakukan agar usaha apotek tidak mengecewakan pelanggan dan proses pendirian usaha juga tidak berbelit. Untuk itu setiap usaha perIu menjual produk-produk keperIuan lain seperti, produk kecantikan, bedak, shampo atau susu bayi. 1.2. Penerapan harga yang te:rjangkau konsumen. Penerapan harga merupakan strategi salah satu strategi dari pemilik bisnis dalam menerapkan strategi bersaingnya. TeIjadi harga yang bersaing pada usahausaha apotek di lokasi penelitian. Dimana apotek yang menerapkan harga lebih murah, memliki pelanggan lebih banyak dibandingkan apotek lainnya. Terutama oleh pembeli dalam jumlah besar seperti : bidan, perawat, atau dokter-dokter yang ditempatkan di desa-desa yangjauh dari kota. 1.3. Penyediaan produk yang mengikuti perkembangan selera konsumen. Sarna seperti kebutuhan akan pakaian yang "up to date" atau mengikuti perkembangan zaman, kebutuhan akan obat-obatan juga demikian. Oleh karena itu apotek perIu menyediakan obat-obatan yang mengikuti perkembangan selera konsumen. Misalnya, obat penurun berat badan yang memiliki banyak peminat.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
65
Tabe14.4 : Matriks SWOT IFAS
STRENGTHS (S) • Lokasi yang strategis • Harga yang bersaing • SDM yang ramah dan terarnpil • Kelengkapan roduk yang diperdagangkan • Tersedianya sarana hiburan
WEAKNESSES (W) • Rendahnya kemarnpuan pekeJja / pengusaha • Tidak ada pemisahan antara barta pribadi dengan harta usaha • Modal yang cukup besar dalam pendirian usaha • Manajemen yang kurang baik dalam bekerja Lemahnya pengawasan terhadap persediaan obatobatan
OPPURTUNITIES (0) • Luasnya pangsa pasar • Peraturan Diuas Kesehatan yang menguntungkan • Produk yang selalu dibutuhkan • Pola pikir masyarakat yang semakiu berkembang • Keiongggaran dalam sistem pembayaran
STRATEGISO • Peningkatan kapasitas produksi • Penerapan harga yang terjangkan konsumen • Penyediaan produk yang mengikuti perkembangan selera konsumen • Perluasan pangsa pasar
STRATEGIWO • Menjalin kerja sarna dengan perusahaan pemeriutah mauplUl swasta • Pengelolaan administrasi yang lebih baik • Meningkatkan efisiensi biaya
THREATS(T) • Peningkatan harga obatobatan • Lamanya waktu pengiriman obat-obatan • Rumitnya prosedur pendirian usaha • Maraknya penyalahgunaan obat-obatan • Persaingan yang ketat
STRATEGIST • Mengembangkan daya saing • Pemusatan pada jasa dan kepuasan pelanggan
STRATEGIWT • Perhatikan kenyamanan • Memakai jasa pengangkutan yang tepat waktu • Pemesanan produk dari supplier termurah • Seleksi kua1itas pegawai guna peningkatan persaingan
EFAS
..
Swnber : Hasll penehtJan yang diolah oleh penuhs
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
66
1.4. Per1uasan pangsa pasar. Dari gambaran umum letak perusahaan ada beberapa usaha apotek yang posisinya saling berdekatan. Dengan analisis strategi pemasaran yang baik maka sebaiknya pangsa pasar dapat clilakukan dengan membuka usaha yang baru dengan strategi perencanaan yang matang sehingga tercipta usaha yang berbeda dari yang lain.
2.
Strategi Weaknes - Opportunity. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. 2.1. Menjalin ketja sama dengan perusahaan pemerintah maupun swasta. Karyawan adlah tulang punggung penentu keberhasilan suatu usaha. Dan sudah selayaknya kesejahteraan karyawan perlu untuk diperhatikan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh apotek dengan menjalin ketjasama dengan perusahaan seperti : PLN, PT Telkom, PT ASKES, Bank Indonesia (HI), Bank Surnut dan PT Mujur Timber Group. Ketjasama tersebut dilakukan dalam bentuk penyediaan obatobatan dari resep yang diberikan oleh dokter keluarga yang telah di tunjuk oleh perusahaan. 2.2. Pengelolaan administrasi yang lebih baik. Sekalipun usaha ini adalah merupakan usaha kecil, namun perlu diperhatikan laporan keuangan dari usaha ini. Sehingga dapat dibuat rencana keuangan dan keuntungannya dapat lebih jelas dihitung. Tujuan dari rencana keuangan meringkaskan secara terperinci tentang biaya-biaya pengembangan dan operasional
bisnis,
memproyeksikan
kebutuhan
pembiayaanlpendanaan,
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
67
memproyeksikan keuntungan yang diharapkan dan aktivitas rencana finansial lainnya. 2.3. Meningkatkan efisiensi biaya Para pemilik usaha ini menggunakan modal yang berasal dari dana sendiri, joint ventura. Dimana dana itu sendiri sangat terbatas jumlanya, sedang mereka tidak familiar dengan lembaga keuangan. Maka untuk itu mereka perlu mengintensifkan pengefisienan biaya karena untuk modal awal saja mereka sudah mengeluarkan dana puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Sehingga mereka
akan tetap dapat memperoleh keuntungan dalam menjalankan usaha. 3.
Strategi Strength - Threat. lni adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman yang ada. 3.1. Mengembangkan daya saing. Daya saing sangatlah penting dalam keberhasilan bisnis. Perusahaan kecil memiliki daya saing bila pelanggannya memperoleh kesan bahwa produk atau jasanya lebih baik daripada produk atau jasa pesaing. Pemilik bisnis dapat menciptakan persepsi ini dengan berbagai cara. Dengan persaingan yang semakin ketat dalam jumlah unit usaha apotek, para pengusaha harus mampu memiliki strategi tersendiri untuk merebut pasar. Namun strategi yang dimiliki usaha kita rniliki tersebut, tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
68
3.2. Pemusatan pada jasa dan kepuasan pelanggan. Banyak hal yang membuat usaha ini menjadi kurang menarik bagi konsumen. Hal ini membuat kurangnya kesetiaan konsumen untuk selalu membeli kebutuhan obat-obatannya di apotek mereka dengan memberikan pelayanan kepada konsumen dengan memberikan kenyamanan kepada mereka. Mereka hams menyadati bahwa segala sesuatu yang ada dalam perusahaan, termasuk usaha itu sendiri bergantung kepada kepuasan pelanggan. Apotek harns selalu berupaya menemukan hal-hal yangdapat memuaskan kebutuhan pelanggan untuk menggantikan produk yang tidak bisa menjawab kebutuhan konsumen. 4.
Strategi Weakness - Threat. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman. 4.1. Perhatikan kenyamanan. Tanyakan pada pelanggan apa yang mereka inginkan dari perusahaan yang mereka hadapi dan tanggapan yang paling sering muncul adalah 'kenyamanan'. Cara pemilik usaha menaikkan tingkat kenyaman bisnisnya yaitu dengan menjalakan
"audit kenyamanan"
dari
sudut pandang pelanggan untuk
mendapatkan gagasan mengenai kemudahan dan kepuasan pelanggan. 4.2. Memakai jasa pengangkutan yang tepat waktu. Menggunakan jasa pengangkutan yang salah dapat merugikan apotek. Karena dapat mengakibatkan kekosongan barang dati beberapa jasa pangangkutan yang ada. Seleksi dan pilihlah mana yang tebaik, yang mampu mengirim barang atau obat-obatanyang dipesan dengan waktu yang lebili singkat. Namun faktor
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
69
biaya tetap hams diperhatikan kemudian komunikasikan dengan supplier yaitu PBF (Perusahaan Besar Farmasi) untuk menggunakannya. 4.3
Pemesan produk dari supplier termurah. Pemasok obat-obatan untuk apotek terdiri dari banyak PBF (Perusahaan
Besar Farmasi). Diantara Perusahaan Besar Farmasi tersebut, ada yang menjual produk obat-obatan yang sarna, namun dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu pengusaha apotek harus jeli untuk mengetahui Perusahaan Besar Farmasi mana yang menjual obat-obatan dengan harga lebih murah, namun dengan kuaJitas yang baik. Dengan demikian pengusaha apotek dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. 4.3. Seleksi Kualitas pegawai guna peningkatan persaingan. Vsah apotek merupakan usaha yang penuh resiko karena berhubungan dengan keselamatan jiwa atau kesehatan konsumen jika karyawan salah dalam memberikan obat maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan yang baik tentang obat-obatan. Apabila usaha apotek ingin memakai tenaga kerja, maka sebaiknya menyeleksi pegawai mereka terlebih dahulu. Karena pegawai yang mereka miliki sekarang belum memiliki kemampuan mengenai abat-abatan yang baik dan belum mampu dalam melakukan perbaikan sendiri.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
\
I
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
BABV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terdahulu telah dipaparkan secara teoritis tentang analisis SWOT, penganalisaan serta pengevaluasian analisis SWOT pada usaha-usaha Apotek di Kotamadya Sibolga, untuk melihat prospek dari usaha-usaha tersebut serta mengenai kewirausahaan dan usaha keci!. Untuk itu perlu diambil kesimpulan berguna bagi para pemilik usaha-usaha apotek melihat prospek keuntungan dari pemasaran jasanya serta menerapkan strategi usaha dengan menggunakan kekuatannya dalam mengatasi kelemahannya serta memanfaatkan peluang dengan menghindari ancaman usahanya.
A.
Kesimpulan
I. Tingkat kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi terhadap obat-obatan menjadi faktor pendorong terbesar para pengusaha apotek dalam mendirikan usaha iill. Selain itu apotek merupakan usaha yang memiliki prospek jangka panjang. Dimana obat-obatan merupakan kebutuhan yang selalu dicari oleh masyarakat karena sifat penyakit yang dapat meillmpa siapa saja tanpa mengenal status atau kedudukan seseorang. 2. Pertambahan jumlah usaha apotek di Kotamadya Sibolga yang sangat lambat disebabkan karena rumitnya tata cara untuk memperoleh izin apotek dan besarnya modal usaha. Selain itu persaingan usaha iill juga semakin ketat karena munculnya keinginan dokter-dokter yang ada di Kotamadya Sibolga
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek 70 Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
71
untuk
memperoleh
keuntungan yang
lebih
besar dengan
langsung
menyediakan obat-obatan bagi pasien prakteknya. 3. Dari Matrik EFAS menunjukkan bahwa hasil pembobotan sebesar 2,80 sedang
dari matrik IFAS sebesar 2,75. Skor pembobotan ini diperoleh dari nilai ratarata industri yang di miliki oleh responden dari usaha-usaha apotek di daerah penelitian. Angka ini menunjukkan bahwa standar bobot yang hams dicapai oleh usaha-usaha tersebut hams mencapai rata-rata industri tadi, karena pada angkalbobot tersebutlah usaha-usaha apotek masih mampu berinteraksi dengan lingkungannya dengan cuknp baik. Dengau angka dari matrik EFAS
dan IFAS tersebut menunjukkan bahwa dari usaha-usaha penyewaan komputer masih banyak faktor-faktor yang membutuhkan perhatian dari pengusaha. Antara lain adalah :
• Meningkatnya harga obat-obatan • Maraknya penyalahgunaan obat-obatan • Persaingan yang ketat • Rendahnya kemampuan pekelja / pengusaha • Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dengan harta usaha • Modal yang besar dalam pendirian dan pengembangan • Lamanya waktu pengiriman barang 4. Strategi bersaing yang diterapkan usaha-usaha apotek tidak cuknp dengan menggunakan strategi harga tanpa memperhatikan faktor-faktor strategi yang lain. Seperti menyediakan obat-obatan yang bersifat" up to date " yang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen, fasilitas yang memberikan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
72
kenyamanan kepada konsumen saat peracikan obat, perhatian kepada pelanggan atau perluasan segmentasi pasar di mana pasar bukan hanya menjangkau satu kebutuhan saja. Seperti halnya para pesaing (bukan pesaingpesaing utama) pada matrik profil kompetitif, mereka unggul daIam penerapan harga namun secara total dari faktor-faktor strategis mereka masih lemah dibandingkan usaha Apotek Dody. 5. Dati hasil analisis matrik profil kompetitifbahwa rata-rata kemampuan usahausaha apotek dalam memposisikan usahanya pada faktor-faktor strategis sebesar 2,71. Dati angka ini kita melihat bahwa ada dari usaha-usaha apotek di daerah penelitian berada di bawah rata-rata posisi tersebut. Sedangkan yang mampu berada di atas posisi tersebut hanya sebesar 42,86 % sedang sisanya masih di bawah bobot angka tersebut atau sebesar 57,14 %. Dati analisis ini menunjukkan bahwa masih banyak hal yang harus diperbaharui oleh para pengusaha apotekjika mereka ingin usaha mereka tetap dapat bersaing dengan usaha-usaha lain yang sudah mampu mencapai angka di atas rata-rata. Perhatian mereka dikhususkan kepada : • Pelayanan / Service • Pengalaman daIam menjalankan usaha • Hiburan • Kelengkapan produk yang diperdagangkan, serta • Kemampuan menjaga kesetiaan konsumen
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
73
B.
Saran Dari kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran agar usaha-usaha
apotek tetap bertahan dan mampu menghadapi persaingan dengan usaha sejenis dan bahkan mampu memberikan keuntungan ekonomis yang lebih besar dari usahanya. Saran-saran tersebut antara lain : 1. Usaha ini pada intinya adalah usaha keeil dan mernpakan usaha keluarga di
mana kebutuhannya akan dana selama ini berasal dari modal sendiri atau dari keluarga. Kelemahan pengusaha adalah ketidakmampuarmya mengembangkan usahanya karena modal yang terbatas. Sebaiknya para pengusaha memakai jasa perbankan karena pemerintah telah memberikan bantuan dana atau modal kepada para pengusaha keeil. Bunga yang mereka bayarkan juga tidak terlalu besar dibandingkan mereka harus meminjam kepada rentenir. 2. Sebaiknya ada pereneanaan yang matang dalam pendirian usaha ini jika usaha ini ingin berhasil. Dengan perencanaan yang matang mereka dapat merumuskan strategi dalam menjalankan usaha ini. 3. Dinas Kesehatan setempat harns memperketat pengawasarmya terhadap dokter-dokter yang ada di Kotamadya Sibolga agar tak melanggar peraturan dalam penyediaan obat-obatan, diluar obat suntk kepada pasien. Karena hal ini menjadi aneaman yang eukup besar bagi usaha apotek. 4. Usaha-usaha apotek perlu menerapkan empat set kemungkinanan altematif strategis:
I. STRATEGI SO • Peningkatan kapasitas produksi
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
74
• Penerapan harga yang teJjangkau konsumen • Penyediaan produk yang mengikuti perkembangan selera konsumen • Perluasan pangsa pasar 2. STRATEGIWO • Menjalin keJja sarna dengan perusahaan maupun instansi • Pengelolaan administrasi yang lebih baik • Meningkatkan efisiensi biaya 3. STRATEGI ST • Mengembangkan daya saing • Pemusatan pada jasa dan kepuasan pelanggan 4. STRATEGI WI • Perhatikan kenyarnanan konsumen dalarn pengguanaan komputer • Memakai jasa pengangkutan yang tepat waktu • Pemesanan produksi dari supplier termurah • Seleksi kualitas pegawai guna peningkatan persaingan
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Hartono, Drs., 2001, Manajemen Apotek, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya. Hoskisson,dkk., 2001, Manajemen Strategis Globalisasi,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Daya
Saing
dan
Seto, soeIjono,dkk, 2004, Manajemen Farmasi, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya. Kotler, Philip, Alih Bahasa A.B. Susanto, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol,Edisi Kesatu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Lipsey, Richard G., Editor Yati Sumiharti, Alih Bahasa A. Jaka Wasana M dan Kirbrandoko,1996, Manajemen, Penerbit erlangga, Jakarta, Porter, Michael E., Alih Bahasa Agus Maulana, 1995, Strategi Bersaing Tehnik Menganalisis Industri dan Pesaing, Penerbit Erlangga, Jakarta. Rangkuti, Freddy, 2000, Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Stoner, James A.F dan Charles Wankel, 1993, Perencanaan dan Pangambilan Keputusan Dalam Manajemen, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono, DR, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Penerbit Alfabeta, Bandung. Supranto, Johanes, 2002, Jakarta.
Statistik Teori dan Aplikasi, Penerbit Erlangga"
Suryana, M.Si, DR, 2003, Kewirausahaann Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek 75 Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
-KIDSIONERJawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi yang dihadapi usaha anda?
1. Data Apotek Nama Apotek Alamat
SIA Berdiri Tabun Nama Pemilik Pendidikan terakhir Pemilik Nama Apoteker
2. Produksi •
Yang menjadi pemasok (vendor) pada usaba apotek yang anda kelola adalab : No
Nama Perusahaan
Sistem Pembayaran Tunai
•
Kredit
Apakab slstem pembayaran dari tIap perusabaan besar farmasl balk secara tunai ataupun kredit menguntungkan bagi usaba anda : 1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
•
Apakah anda mampu memenuhi kewajiban anda dalam melunasi pembayaran atas pesanan anda terhadap perusahaan besar farmasi diatas :
•
I. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah waktu kunjungan salesmen dari tiap perusahaan besar farmasi sekali dalam dua minggu dapat memenuhi kebutuhan persediaan produk farmasi pada usaha apotek anda:
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah sarana pengangkutan yang digunakan mampu mengantarkan pesanan tepat pada waktunya : I. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
3. Keuangan •
Besar modal usaha yang harus anda keluarkan saat memulai usaha anda adalah : I. < 100.000.000
2. 100.000.001-200.000.000 3. 200.000.001-300.000.000 4. >300.000.000 •
Sumber dari modal usaha tersebut berasal dari : I. Modal sendiri
2. Modal patungan 3. Pinjaman (Kredit) 4. Lain-lain
•
Apakah sumber modal usaha yang anda miliki sudah cukup memadai untuk membiayai usaha anda : I. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
•
Apakah laporan keuangan yang anda miliki mampu membantu anda untuk mengetahui denganjelas besamya labalrugi : 1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
4. Sumber Daya Manusia •
Data-data karyawan No
Nama Karyawan
Usia
Pendidikan Terakhir
:
•
Menurut anda, apakh prosedur yang anda gunakan selama
..
III
sangat
membantu anda untuk memperoleh tenaga keIja yang handal dan terampil:
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah pendidikan terakhir dati karyawan mempengaruhi mutu pelayanannya terhadap konsumen :
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah tingkat pendidikan saudar/I sebagai pemilik usaha apotek, mampu membantu anda dalam mengelola usaha dengan baik : 1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008
5. Pemasaran •
Apakah anda mempunyai perencanaan target penjualan yang ingin anda capai setiap bulannya :
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah lokasi usaha yang anda pilih membantu anda untuk memperoleh pangsa pasar yang luas:
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah anda melakukan usaha-usaha tertentu (promosi) untuk membuat usaha anda dikenal oleh banyak orang:
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Menurut anda, apakah strategi penetapan harga yang anda gunakan selama ini mampu menarik minat konsumen :
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah usaha apotek anda menyediakan produk farmasi yang mampu menjangkau seluruh segmen pasar yang ada :
•
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Apakah usaha apotek anda menyediakan sarana hiburan yang dapat dinikmati konsumen saat menunggu peracikan obat yang dibeli:
1. kurang baik
3. baik
2. cukup baik
4. baik sekali
Sibolga,
2005 Yang Mengisi,
(
)
Lydia Mariana Panggabean: Analis1s SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga, 2005. USU e-Repository © 2008