GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh :
MOHD SUFIAN BIN HARUN NIM: 108045200011
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JA K A R TA 1431 H / 2010M
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh:
Mohd Sufian Bin Harun NIM: 108045200011
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP: 197112121995031001
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JA K A R TA 1431 H / 2010M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 02 February 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syariyyah).
Jakarta, 02 February 2010 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. NIP: 195505051982031012
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
1. Ketua : Dr. Asmawi,M.Ag. (..…....……………) Nip: 197210101997031008 2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (..…....……………) Nip: 197102151997032002 3. Pembimbing I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (..…....……………) Nip: 197112121995031001 4. Penguji I : Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM. (..…....……………)
Nip: 195505051982031012 5. Penguji II : Dr. Hj, Isnawati Rais, MA. (..…....……………) Nip: 195710271985032001
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis ukirkan dan tiada ungkapan termanis yang dapat penulis bicarakan, hanya pujian dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang atas berkat nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya, penulis terus menyelesaikan skripsi ini. Bingkisan shalawat dan salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, keluarga baginda, para sahabat dan tabi’in, serta para penerus perjuangan dalam menegakkan kalimah Allah. Walaupun pelbagai halangan dan rintangan yang dilalui terpaksa penulis menghadapinya dengan sabar dan tabah dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini, namun berkat taufiq dan hidayah-Nya di samping doa dan restu keluarga tercinta, dorongan, bantuan, bimbingan, dan suntikan semangat dari pelbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan keterbatasan kemampuan
yang penulis miliki.
Pada kesempatan ini penulis
ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya, Terutama kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2.
Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah, Yang telah memberikan kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;
3.
Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag., Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, dan motivasi yang membina dalam proses penulisan;
4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 5. Kepada
para
pimpinan
dan
staf
Perpustakaan
Utama
dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi; 6.
Teristimewa buat tatapan Ayahanda Harun bin Hamad, dan Ibunda Fatimah binti Othman. Terima kasih atas perhatian, segala doa, kesabaran atas jerih payah, segala pengorbanan yang tidak terbalas dan senantiasa memberikan semangat serta harapan tanpa jemu hingga ananda dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Segala jasa pengorbanan kalian senantiasa terpahat dalam ingatan. Tiada ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan, melainkan
hanya dengan sebuah kejayaan dalam menuntut ilmu. Keluarga tercinta Kakanda dan adinda-adinda penulis, Kanda Fauzi, Kanda Kamal, Kanda Latifah, yang
senantiasa memberi semangat dan
sokongan baik dari segi moral maupun materiil, sepanjang perjalanan hidup di bumi ini. Terima Kasih karena memahaminya; 7. Kerajaan Malaysia dan Indonesia yang memberikan diriku ruang untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini. Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang diberikan; 8. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat
KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI.
Pihak Kolej Universitas Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi kesempatan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan ustazah, juga dapat mengenal erti persahabatan dari mahasiswa KUDQI, MPMKUDQI dan HESIS. Serta staf-staf dan asatizah dan ustazah di Maa’had Darul Qur’an (MDQ) Rusila Marang; 9. Teman-teman seperjuangan Sheifullah, Ibrahim Zaki, Faiz, Hilman, Saiful Daulah, Najib, Zahid, Tuan Izzuddin, Fakhri, Yunus, Zaki Khairuddin, Fawwaz, Razman, Amir, Hadi, Ukasyah, Sabri, Ridzuan, Saifuddin, Zalani, Muaz dan juga teman yang berada di Asrama Putri UIN dan kost, tidak lupa juga insan yang dicintai yang senantiasa
memberi semangat dan dukungan. Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang telah diberikan oleh Mawardi, Mustafa, Harun, Baihaki, Ust. Hadi, Faizal, Amiluddin dan Khairil. Tidak lupa juga sahabat-sahabat dari APID, KIDU, IPA yang telah bersama kecimpung dalam menegakkan kalimat Allah; 10. Sekali lagi Terima kasih daun keladi buat sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu menemani penulis mengharungi pelbagai hambatan dalam proses penyiapan skripsi ini. “Perjuangan kita belum selesai !”. Untuk mereka semua, penulis pribadi tidak bisa membalas kecuali dengan ucapan ”Jazakumullah Khaira al-Jaza”. Semoga Allah SWT memberi keberkatan kepada semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian skripsi ini dalam mengharungi kehidupan. Terakhir, semoga kehadiran skripsi ini dapat mendatangkan manfaat dan memberikan kontribusi positif bagi pembaca.
Jakarta, 03 Januari 2010 17 Muharram 1431 H Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................ v BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9 D. Kajian ( Review ) Studi Terdahulu................................................. 10 E. Metode Penelitian.......................................................................... 12 F. Sistemetik Penulisan...................................................................... 13
BAB II :
PERPEKTIF ISLAM TENTANG PARTISIPASI POLITIK WANITA A. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam .................................... 15 B. Kiprah Politik Wanita dalam Sejarah Islam ................................... 23 C. Kedudukan dan Hak-hak Wanita dalam Islam ............................... 30 D. Hak Politik Wanita dalam Islam .................................................... 33
BAB III :
KONDISI SOSIAL POLITIK DI KELANTAN A. Sejarah Berdirinya Negara Bagian Kelantan .................................. 42 B. Kondisi Geografis Negara Bagian Kelantan................................... 44 C. Komposisi Penduduk Negara Bagian Kelantan .............................. 45 D. Peta Politik di Negara Bagian Kelantan ......................................... 46
BAB IV :
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH PAS DI NEGARA BAGIAN KELANTAN A. Latar Belakang Gerakan Dewan Muslimah PAS di Kelantan........ 57 B. Visi Misi dan Struktur Dewan Muslimah PAS di Kelantan........... 62 C. Peluang dan Tantangan Dewan Muslimah PAS di Kelantan ......... 66 D. Analisis Gerakan Politik Wanita Muslimah PAS di Kelantan............................................................................74
BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 86 B. Saran............................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 90
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa wanita pada proporsinya yang layak dan terhormat serta sederajat dengan kedudukan laki-laki, sama dalam kehormatan manusiawi. Islam menjamin pula hak-hak wanita sebagai individual yang bebas dan merdeka. Misalnya membeli. Menjual , memiliki, menyewakan, menggandalikan, bertindak bebas terhadap hak miliknya yang diperoleh dari perdagangannya atau dari warisan termasuk bidang politik dan lain-lain. Di dalam firman Allah SWT, bahwa tidak ada perbedaan dari segi amalan yang dilakukan di antara laki-laki dan wanita, yang penting adalah ikhlas, termasuk politik karena dengan berkecimpungnya wanita dalam politik juga merupakan salah satu uslub ataupun cara untuk berdakwah. Berdakwah bukan hanya di lapangan, malah bisa juga di dalam rumah tangga. Dan yang terpenting berdakwah bukan hanya tugas bagi kaum laki-laki, tapi kaum wanita juga harus turut terlibat serta berpartisipasi ke dalam bidang tersebut. Dalam hadis Rasulullah SAW tidak membatasi pemberian nasehat hanya pada kaum laki-laki, tetapi juga Rasulullah pernah meminta pendapat pada wanita seperti yang terjadi dalam peristiwa Hudaibiyah. Maka Ummu Salamah
mengusulkan satu pendapat yang sangat tepat sehingga baginda langsung menerapkannya dan akhirnya membawa kebaikan yang banyak setelah itu. Itulah keadilan Islam yang diberikan kepada kaum wanita tentang haknya dalam menjalankan segala kewajibannya, keikutsertaannya menyelesaikan permasalahan dari persoalan yang kecil sampai persoalan yang besar termasuk juga dalam urusan politik dan ketatanegaraan. Islamlah yang menjadikan kaum wanita sebagai kaum yang terpelajar dalam berbagai medan aktiviti yang sesuai dengan fitrahnya. Hasan Al-Banna menganggap
wanita sebagai sebahagian dari masyarakat
yang banyak
mempengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri karena ia adalah umpama sekolah yang membentuk generasi dan tunas belia. Islam seperti yang difahami oleh Hasan Al-Banna membenarkan wanita Muslimah menceburi bidang siyasah bahkan tugas-tugas yang berkaitan dengan peperangan. Mereka berhak menentukan pendirian siyasahnya dan menceburi serta mengajak orang lain. Mereka juga boleh melakukan amar ma’ruf dan nahyi mungkar sekalipun terhadap ketua Negara atau sebagainya. 1 Islam mengangkat martabat wanita dan menjadikan mereka sebagai rekan kongsi kepada laki-laki di dalam hak-hak dan kewajiban. Islam juga mengiktiraf hak-hak wanita secara individual, sivil dan siyasah.
1
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Fiqih Siyasah Menurut Imam’ Asy-Syahid Hasan Al-Banna ( Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada, 2000 ), Cet. Pertama, h.89.
Politik adalah salah satu unsur penting dalam masyarakat manusia sekaligus menuntut penglibatan massa. Wanita semenjak Adam dan Hawa diutus kedunia telah ditakdirkan dan dikaklifkan sebahagian daripada massa. Lantas untuk membahaskan prospek hak Wanita dalam pentas politik di Negara bagian Kelantan, maka seharusnya difahami dahulu rangkuman politik yang menjadi medan komitmen tersebut. Perkataan politik berasal daripada bahasa Yunani, yaitu politikus dari kata akar polis yaitu negara kota dan dari bahasa Latin yaitu politica yang telah digunakan sejak abad ke-5 S.M lagi.2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan politik sebagai ilmu pengetahuan ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan mengenai pemerintah negara-negara terhadap negara lain dan kebijakan cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah. 3 Di dalam Ensiklopedia Indonesia dijelaskan bahwa politik adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, lembaga-lembaga dan proses-proses politik, kumpulan
penekan,
danhubungan-hubungan
internasional
serta
tata
pemerintahan.4
2
Mustafa Haji Daud, Pengantar Politik Islam ( Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1997 ), Cet. Pertama, h. 1. 3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembanagan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998 ), Cet. Pertama, h.694. 4
h.2739.
Ensiklopedia Indonesia, ( Edisi Khusus ) ( Jakarta: PT Lehtiar Baru-van Hoeve, 1980),
Politik dalam bahasa Arab pula adalah siyasah. Di kalangan para ahli fiqh terdapat dua pendapat: Pertama: sebagaimana dianut al-Maqrizy menyatakan, siyasah berasal dari bahasa Mongol, yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah di awalnya sehingga dibaca siyasah. Pendapat tersebut didasarkan kepada sebuah kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa yang berisi panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku tindak pidana tersebut. Sepeninggal Jenghis Khan kitab undang-undang tersebut diwariskan secara turun temurun kepada anak-anaknya yang secara bergantian memimpin kerajaan Mughal di India persis, seperti umat muslim generasi pertama mewarisi al-Qur’an dari Nabi Muhammad SAW. Setelah rajaraja India memeluk Islam isi kitab ilyasa itu kemudian dimodifikasi dengan memuat hal-hal yang bersumber dari ajaran Islam, semisal penyerahan otoritas ibadah dan kasus-kasus hokum yang bertalian dengan syari’at Islam kepada qadhi al-qudhat (hakim agung). Kedua: sebagaimana dianut Ibn Taghri Birdi, siyasah berasal dari campuran tiga bahasa, yakni Bahasa Persia, Turki, dan Mongol. Partikel si dalam bahasa Persia berarti 30. Sedangkan yasa merupakan kosakata Bahasa Turki dan
Mongol yang berarti larangan, dan karena itu, ia dapat juga dimaknai sebagai hokum atau aturan.5
Ringkasnya bila disebut skenario politik di Malaysia ia akan melibatkan beberapa aspek, di antaranya: Pertama: pemerintahan negara dan negeri. Ia melibatkan kedudukan dan tugas-tugas sebagai Perdana Menteri, Menteri-menteri, Ahli-ahli Parlemen (Dewan Rakyat dan Dewan Negara), Menteri-menteri Besar, Ketua-ketua Menteri, Exco-exco Kerajaan Negeri dan Ahli-ahli Dewan Undang Negeri (Wakil-wakil Rakyat). Kedua: proses demokrasi kearah pembentukan pemerintahan negara atau negeri. Ia melibatkan partisipasi dalm partai-partai politik, semua aktivitas pemilu dan pengundian. Pengalaman dalam politik di Malaysia adalah lebih menjurus pendapat pertama dan bukannya siyasah Islami. Ini disebabkan walaupun ada perjuangan untuk mempraktikkan siyasah yang lebih bersih oleh Partai Islam SeMalaysia, namun partai pemerintah yaitu Barisan Nasional yang mendominasi arah politik Malaysia, lebih cenderung kepada pengalaman politik menurut takrifan Barat (sekular). Maka siapa saja yang terlibat dalam arena politik di Malaysia memang
5
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam ((Jakarta: Erlangga, 2008), Cet. Pertama, h. 2-3.
tidak dapat mengelak daripada berhadapan dengan unsur-unsur tipu muslihat, kerakusan untuk berkuasa dan propaganda-propaganda politik. Dalam Islam, siyasah adalah wadah dakwah dalam merealisasikan konsep Imamah dan Khalifah, memastikan Al-Quran dan As-Sunnah unggul sebagai dustur Negara dan hukum syari’at Islam dilaksanakan. Siyasah juga adalah wahana tarbiyyah untuk mendidik masyarakat tentang hak, kebenaran dan keadilan dalam memastikan cita-cita ini tercapai, khususnya Muslimah perlu meluaskan skop peran dan partisipasi politik. Jestru itu, tugas untuk menyadarkan kaum wanita di Kelantan tidaklah terbatas kepada isu-isu pembelaan dan hak-hak wanita saja, sebaliknya ia perlu lebih menyeluruh dan menyentuh segenap lapisan masyarakat, karena wanita juga merupakan khalifah di muka bumi ini dan dibebenkan dengan tanggungjawab yang akan dipersoalkan Allah di akhirat kelak. Dari pengamatan penulis, realitasnya partisipasi wanita Muslimah dalam politik di Malaysia khususnya di negara bagian kelantan masa kini bukan hanya sekadar tidak responsif, malah ramai di kalangan mereka yang tidak prihatin dan peduli terhadap arus perubahan sosiopolitik negara. Apa yang mereka pikirkan hanyalah urusan seputar rumahtangga masing-masing saja. Mereka tidak menyedari bahwa harga BBM, tarif listrik dan air, sembako termasuk susu anak balita dan obat-obatan melambung naik, SPP universitas dan kolej menjadi tinggi karena
dikorporatkan.
Pembangunan
yang
tidak
seimbang,
banyaknya
pengangguran, bertambahnya gejala keruntuhan akhlak dan moral di kalangan
muda-mudi, kecanduan narkoba, prostitusi, perjudian, ajaran sesat, korupsi dan lain sebagainya, semua ini ada kaitannya dengan politik. Dalam perpolitikan nasional mereka sekadar menjadi pengundi pemilih 5 tahun sekali, itupun masih ramai yang tidak terlibat langsung dan menyepelekanya. Seharusnya wanita Muslimah di Kelantan turut berpartisipasi dan terjun ke lapangan bersama kaum laki-laki dalam arena perpolitikan nasional sesuai dengan fitrah dan kemampuan mereka untuk melaksanakan agenda mulia yaitu memelihara dan menbangunkan agama, bangsa dan negara. Tugas ini adalah harus bagi mereka asalkan gerak kerja dan aktivitasnya senantiasa berada dalam koridor dan batas syari’at. Misalnya prihatin, peka dan menjadi pemerhati atau pemantau kepada perjalanan pemerintahan negara dengan mengunakan segenap ruang demokrasi yang dipraktekkan di Malaysia untuk menegur dan menasehati pemerintah serta menberikan ide dan solusi kepada permasalahan yang ada. Mereka juga seharusnya bergiat secara aktif dalam partai atau organisasi social politik, bisa saja menjadi calon kandidat dalam pemilihan umum, anggota senat di parlemen yang vocal menyuarakan hak-hak dan urusan kewanitaan, perjuangan dan menjadi tiang kepada negara. Kepasifan wanita Muslimah dan minimalnya peran serta partisipasi mereka dalam perpolitikan di Kelantan, mungkin saja disebabkan oleh faktor situasi dan kondisi serta cabaran dan halangan yang tidak kurang hebatnya. Di antaranya adalah tahap penndidikan wanita Kelantan relatifnya agak rendah. Kalaupun ada yang berpendidikan tinggi,namun tidak ramai dari kalangan mereka
yang ingin ikut serta dalam politik disebabkan kurangnya pendedahan ilmu tentang politik, mereka menganggap bahwa politik itu hanya urusan bagi kaum laki-laki saja. Wanita-wanita ini juga kurang berminat untuk membaca dan mencari informasi, apalagi bacaan-bacaan yang berat dan ilmiah. Mereka asyid dan enak dengan dunia mereka saja. Ini merupakan cabaran utama bagi wanita terpelajar dalam arena politik di kelantan khususnya dari kalangan kepemimpinan dan anggota gerakan Dewan Muslimat PAS dalam mempertingkatkan kesadaran politik dari kalangan wanita Muslimah. Yaitu kesadaran untuk memahami tuntutan perubahan dan bertindak sebagai sebahagian dari massa dalam memastikan keadilan, kesejahteraan, kemajuan dan pembangunan di tanahair, antara cabaran lainnya yang harus dituntaskan adalah asaha pembinaan syakhsiyyah, kemampuan, kemahiran dan mencungkil potensi kepemimpinan dari kalangan wanita Muslimah. Pembinaan karakteristik kepimpinan ini haruslah berkait rapat dengan pengetahuan, pengurusan, pentadbiran dan ilmu sains politik. Bagi usaha dan upaya penyadaran ini, seharusnya yang paling pantas adalah kaum sejenis mereka sendiri, seperti yang tersebut di atas bahwa ini merupakan cabaran bagi wanita yang terpelajar khususnya dari Dewan Muslimah PAS sebagai peneraju , ini karena wanita lebih memahami citarasa serta pola pikir mereka dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “GERAKAN POLITIK
WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN” dengan tinjauan khusus kepada gerakan Dewan Muslimat Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Dalam penelitian ini, penulis coba untuk meneliti tentang apakah visi dan misi Muslimah dalam perpolitikan di negara bagian Kelantan dan apakah peluang dan tantangan Dewan Muslimat PAS dalam perpolitikan di negara bagian Kelantan.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesimpang siuran dan keluar dari pembahasan ini, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah mengenai gerakan politik wanita Muslimah di Negara bagian Kelantan, dengan tinjauan khusus terhadap gerakan Dewan Muslimat Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Partisipasi mereka dalam pemerintah, partai dan pemilihan umum serta cabaran dan halangannya.
2. Perumusan Masalah Agar pembahasan ini bersifat komprehensif dan terfokus, maka akan dirumuskan dalam pokok masalah berbentuk pertanyaan, yaitu: a. Apakah Visi Misi dan Struktur Dewan Muslimah PAS? b. Bagaimana partisipasi Dewan Muslimah PAS Kelantan dalam menghadapi tantangan politik?
c. Bagaimana gerakan Dewan Muslimah PAS di Kelantan C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya: 1. Untuk mengetahui Misi dan Visi Dewan Muslimah PAS 2. Untuk mengetahui
partisipasi Dewan Muslimah PAS
dalam
menghadapi tantangan politik di Kelantan 3. Untuk mengetahui secara jelas gerakan Dewan Muslimah PAS di Kelantan D. (Review) Studi Terdahulu Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun skripsi, di antaranya: Penelitian yang ditulis oleh Sofian Arshad yang berjudul “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan” tahun 2006.6 Penelitian ini di antaranya membandingkan hak non muslim di sebuah Negara Islam dengan hak non muslim
6
Sofian Arshad, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006).
di Kelantan dan menjelaskan kebijakan pemerintah Negera Bagian Kelantan dalam menangani hak non muslim di Negera Bagian Kelantan. Penelitian yang ditulis oleh Sayyida Rifooh yang berjudul “ Wanita dalam Pentas Politik Menurut Islam” tahun 2004.7 Penelitian ini membahas mengenai wanita dan politik dalam pandangan Islam. Penelitian yang ditulis oleh Ahmad Mawardi Bin Abdullah yang berjudul “Kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat di Kelantan Tahun 1990-2008” tahun 2008.8 Ahmad Mawardi coba menjalaskan bagaimana kebijakan politik Islam di Kelantan pada tahun 1990-2008 yang di kepalai oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat mengenai politik, social dan ekonomi. Dari beberapa kajian (review) terdahulu di atas, khususnya tentang Kelantan dan politik Islam sebagaimana telah disebutkan di atas, penulis belum menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji gerakan politik wanita Muslimah di negara bagian Kelantan secara khusus. Adapun penelitian yang dilakukan
oleh
Sofian
Arshad
dan
Ahmad
Mawardi
Bin
Abdullah
pembahasannya hanya seputar hak non Muslim di Kelantan dan tantangan pelaksanaan syariat Islam di Malaysia. Penelitian pertama dan kedua walaupun fokus kajiannya di Kelantan tetapi hanya menjelaskan seputar upaya penerapan
7
Sayyida Rifooh “Wanita dalam Pentas Politik Menurut Islam” , (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004). 8
Ahmad Mawardi Bin Abdullah “kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat di Kelantan Tahun 1990-2008” , (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).
hukum pidana Islam dan kebijakan politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat. Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Yaitu tentang gerakan politik wanita Muslimah di negara bagian Kelantan dalam menfokuskan peran dan pertisipasi wanita dalam gerakan dewan Muslimah di Kelantan.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Recearch). Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan menelusuri berbagai literatur, karena memang pada dasarnya sumber data yang hendak digali lebih terfokus pada studi pustaka. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif di sini dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara sistematis dengan melihat dan menganalisis data-data secara kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik pengumpulan data dilakukan dokumenter dari bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai relevansi dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder.
Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah dari sekretariat dalam gerakan Dewan Muslimat PAS di negara Bagian Kelantan. sedangkan sumber data sekunder adalah buku-buku, literatur-literatur, website yang berkaitan dengan obyek penelitian. Kemudian data tertier berupa kamus, jurnal dan artikel.
3. Metode Pembahasan Dari data yang terkumpul, baik data primer atau sekunder yang didapatkan oleh penulis, diproses dan diolah data-data tersebut dengan menggunakan deskriptif dan analitis. Di mana data-data yang terkumpul bersifat pengamatan dari awal hingga akhir yang menampilkan fakta melalui tehnik pengumpulan data dengar cara penelitian kepustakaan yaitu dengan melakukan penelasuran literature atau buku-buku rujukan serta data dari internet yang berkaitan dengan topik pembahasan. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang dimaksudkan untuk mempermudahkan dalam penyusunan serta mempelajarinya dengan sebagai berikut BAB I.
Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
Pembahasan perpektik Islam tentang partisipasi politik wanita meliputi hubungan Islam dan politik. Tentang kiprah wanita dalam sejarah Islam, kedudukan serta hak-hak mereka yang dijamin oleh Islam. Dan hak-hak wanita Muslimah dalam politik menurut Islam.
BAB III
Pembahasan tentang sejarah berdirinya negara bagian Kelantan serta kondisi giografis negara bagian Kelantan. Tentang komposisi penduduk dan negara bagian Kelantan dibawah kekuasaan Partai Islam Semalaysia ( PAS ).
BAB IV
Pembahasan utama tentang latar belakang gerakan Dewan Muslimah serta misi dan visi,peluang dan tantangan,analisis gerakan politik wanita Muslimah PAS di negara bagian Kelantan.
BAB V
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan refleksi dari uraian sebelumnya serta halaman terakhir lampiran dan daftar pustaka.
BAB II PERPEKTIF ISLAM TENTANG PARTISIPASI POLITIK WANITA
A. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam Banyak tokoh-tokoh pemikir Islam yang merumuskan perumusan mengenai hubungan agama dan Negara, meskipun pemikiran mereka ada yang ideal dan ada pula yang bersifat konstekstual dalam menanggapi situasi politik pada masanya masing-masing. Pada umumnya mereka semua menyepakati bahwa keberadaan sebuah negara merupakan suatu keharusan. Karena agar dapat merealisasikan prinsip dan ajaran Islam tentang kehidupan bermasyarakat. Namun mengenai sejauh mana hubungan dan peran agama dalam sistem ketatanegaraan yang dimaksudkan, mereka berbeda pendapat. Munawir Sjadzali menyebutkan bahwa hingga sampai sekarang terdapat tiga paradigma (aliran) yang berkembang mengenai hubungan agama dan negara yaitu: Pertama, agama dan negara merupakan satu kesatuan (integrated). Aliran pertama ini berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama dalam pengertian Barat, yakni sebuah agama yang semata-mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Namun sebaliknya, Islam merupakan agama yang sempurna yang lengkap, karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan bernegara. Para penganut aliran ini pada umumnya berpendirian
bahwa:9 Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik; oleh karenanya dalam bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan empat al-Khulafa alRasy’idun. Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain, Syekh Hassan al-Banna, Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan Maulana al-Maududi.10 Kedua, agama dan negara merupakan dua hal yang terpisah (secularistic). Aliran kedua ini berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan ketatanegaraan. Menurut aliran ini, Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya, dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi SAW tidak pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai suatu Negara. Tokohtokoh terkemuka aliran ini antara lain Ali Abd al-Raziq dan Thaha Husein. Ketiga, agama dan negara berhubungan secara timbal balik (symbiotic). Aliran ketiga ini berpendapat bahwa baik agama maupun negara, keduanya saling membutuhkan. Karena dengan adanya negara, maka sebuah agama dapat berkembang dengan baik, sebaliknya agama dapat menjadi kehidupan bernegara 9
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: UI Press, 1993), Cet. Ke-5, h.1.
10
Ibid.
menjadi lebih bermoral. Aliran ini menolak anggapan tentang Islam adalah agama yang serba lengkap. Di samping itu juga menolak anggapan tentang Islam adalah ajaran agama murni yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak ada kaitannya dalam urusan negara.11 Di antara Tokoh-tokoh dari aliran ini yang cukup menonjol adalah Mohammad Husein Haikal, terkenal buku Hayatu Muhammad dan Fi Manzil al-Wahyi. Berkenaan dengan aliran pertama yang berpendapat bahwa agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga mendirikan sebuah negara Islam dengan menerapkan syari’ah adalah merupakan suatu keharusan. Upaya-upaya untuk menerapkan syari’ah Islam dan mendirikan negara Islam terus bergilir dari dulu hingga sekarang baik itu yang bersifat negara Islam lokal (nation state) maupun yang bersifat mendunia yaitu Khilafah Islamiyah. Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, termasuk tokoh aliran ini juga adalah Taqiyuddin an-Nabhani pendirikan sebuah partai politik Islam Internasional yaitu Hizbut Tahrir, yang bertujuan untuk melangsungkan kehidupan Islam dan mengembang dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ini berarti mengajak kaum Muslim untuk kembali hidup secara Islami di Darul Islam dan di dalam masyarakat Islam. seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur sesuai dengan hukum-hukum syara’. Pandangan hidup yang akan menjadi pusat perhatiannya adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu Daulah Khilafah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan 11
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 3.
dibai’at oleh kaum Muslim untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. 12 Upaya-upaya penerapan syari’ah dan pembentukan negara Islam tidak hanya terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah saja, akan tetapi telah menjalar hampir ke seluruh negara-negara Muslim di seluruh dunia termasuk di Asia Tenggara. Di Malaysia misalnya ada partai politik yang berjuang untuk menerapkan syari’ah Islam secara kafah yaitu Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Pemikiran partai ini banyak dipengaruhi oleh tafsir radikal ajaran-ajaran Maulana Maududi dari Pakistan dan Sayyid Qutb dari Mesir dengan menggunakan metode dakwah perjuangan al-Ikhwan al-Muslimin13 di Mesir yang didirikan oleh Syeikh Hasan al-Banna yang bertujuan mendirikan negara Islam di Mesir.14 PAS adalah partai politik yang berasaskan Islam yang berpemahaman bahwa agama dan negara tidak dapat dipisahkan. Ia juga merupakan partai oposisi yang berjuang untuk menegakkan Islam ke dalam kehidupan masyarakat Malaysia. Dengan basis perdesaan dan dukungan kaum ulama konservatif, PAS yang menganggap dirinya partai politik dan gerakan Islam telah berpartisipasi dalam pemilu sejak pemilu pertama Malaysia tahun 1955, ketika secara resmi
12
Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), Cet. Ke-2, h. 25. 13
John L. Esposito dan John O. Voll, Demokrasi Di Negara-Negara Muslim: Problem dan Prospek, terj. Rahmani Astuti dari Islam and Democracy (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Pertama, h. 180. 14
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 146.
menjadi partai politik. PAS secara konsisten terus mendukung dan memperjuangkan negara Islam dan tatanan sosial yang menerapkan hukum syariat. 15 Sebagai partai politik yang berasaskan Islam, PAS memiliki dua tujuan utama, yaitu: pertama, memperjuangkan terwujudnya sebuah tatanan masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keridhaan Allah SWT. Kedua, mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara. 16 Intinya adalah PAS berusaha untuk memperjuangkan dan mendirikan negara Islam.17 Partai ini sering diberi ciri konservatif, tradisionalis, populis, dan sovinistis. PAS selalu menyatakan dirinya sebagai pendukung yang sesungguhnya dari prinsip-prinsip Melayu dan Islam. Ia menyerang UMNO karena tidak mau memberikan dukungan penuh kepada Islam dan mengkritik berbagai kebijakan pemerintah. PAS menyerukan berdirinya negara Islam di mana setiap orang Melayu dapat melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. PAS sangat jelas mengukapkan cita-citanya untuk
15
Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam (Jakarta: Lembaga Studi Islam, 2004), Cet. Pertama, h. 123. 16
Dalam Pasal 7 Anggaran Dasar PAS dinyatakan bahwa: “Adapun hukum yang tertinggi sekali dalam pegangan PAS ialah Kitabullah dan Sunah Rasul serta Ijma Ulama dan Qias yang terang dan nyata”. Perlembagaan PAS (Pindaan 2001) (Selangor: Pejabat Agung PAS Pusat, 2001) 17
Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam (Kuala Lumpur: Partai Islam seMalaysia, 2004), Cet. Ke-4, h. 16.
menerapkan Islamisasi masyarakat (dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan sosial).18 Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa menurut aliran pertama Rasulullah SAW tidak hanya sebatas seorang Nabi atau Rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya, akan tetapi Rasulullah SAW juga seorang negarawan yang telah berhasil dan mencontohkan kepada umatnya mengenai pemerintahan atau Negara yaitu Negara Madinah. Negara Madinah merupakan sebuah wujud kegiatan politik Nabi Muhammad SAW di samping untuk memudahkan Nabi SAW untuk menyebarkan ajaran Islam, salah satu tujuan lainnya adalah untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat Muslim. Di dalam sejarah kehidupan politik manusia, Islam telah menyumbangkan sesuatu yang sangat besar yang tidak ternilai harganya, yaitu suatu “model negara” yang tidak ada contohnya baik sebelum maupun sesudahnya. Negara model itu dinamakan “Negara Islam” (Daulah Islamiyyah).19 Negara Islam merupakan model di dalam berbagai sifat dan berbagai bentuk negara di dunia, adalah merupakan “modal” bagi umat Islam untuk menyumbangkan segala kepandaian dan kesanggupan mereka dalam dunia politik. Baik secara teoritis maupun praktis.
18
19
Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, h. 125.
Ahmad Zainal Abidin, Konsepsi Politik dan Ideologi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 71.
Mengenai wacana Negara Madinah, banyak para pakar yang memiliki perbedaan dalam menanggapi hal tersebut. Salah satunya mengatakan bahwa istilah negara tidak disebut di dalam al-Quran, dan Nabi Muhammad SAW tidak memberikan contoh yang konkrit tentang keberadaan sebuah negara yang harus ditegakkan oleh Islam. Pendapat lain mengatakan bahwa secara tidak langsung, Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah. 20 Karena kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah telah memenuhi syarat sebuah negara, yaitu adanya rakyat, wilayah, serta konstitusi. Meskipun kedudukan Nabi SAW sebagai pemimpin negara bukan merupakan bagian “tugas” dari kenabiannya, namun kedudukan tersebut dapat dianggap sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan tugas kenabiannya. Karena keberadaan negara merupakan salah satu unsur pokok untuk dapat merialisasikan ajaran Islam dalam kehidupan peribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Aktivitas-aktivitas Nabi Muhammad SAW di Madinah tidak hanya sebatas menjalankan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, yaitu untuk menerima dan menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah SWT dan untuk disampaikan kepada manusia. Namun lebih dari itu. Nabi Muhammad SAW juga telah memberikan contoh teladan di dalam aktivitas keduniawian. Yaitu dengan jalan
20
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta: UI Press, 2000), h. 90.
membangun kebutuhan material dan spiritual masyarakat yang terdiri dari beberapa etnis, penganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda di bawah kepemimpinannya. Berdasarkan analisa di atas maka dapat diyakini bahwa Nabi SAW merupakan pemimpin yang sukses dalam menerapkan prinsip keseimbangan antara kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat bagi umatnya.21 Di dalam menjalankan aktivitas bernegara. Nabi Muhammad SAW telah dapat menerapkan prinsip musyawarah, prinsip kebebasan berpendapat, prinsip persamaan bagi semua lapisan sosial, prinsip keadilah, kesejahteraan sosial, prinsip persatuan dan persaudaraan, prinsip amar ma’ruf dan nahi mungkar, prinsip ketaqwaan, prinsip menghormati orang lain dan prinsip-prinsip dasar kehidupan bernegara lainnya. Meskipun terdapat perbedaan mengenai wacana negara Madinah, namun pada akhirnya sejarah pulalah yang dapat membuktikan bahwa setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para sahabat yang menjadi pemimpin Islam banyak yang mengembangkan konsep bernegara ajaran Nabi Muhammad SAW. Dan ini merupakan karakteristik terdiri dari Islam, yang mampu bersanding dengan berbagai peradaban dan kebudayaan.
21
Akram Diya Al-Umari, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW, (Jakarta: Media Dakwah, 1994), h. 61-64.
B. Kiprah Politik Wanita dalam Sejarah Islam Allah SWT telah menciptakan perempuan agar ia melakukan aktivitas di kehidupan umum, sebagaimana ia melakukan aktivitas di kehidupan khusus. Maka Allah SWT telah mewajibkan atas perempuan untuk mengemban da’wah dan menuntut ilmu tentang apa yang menjadi keharusan dari aktivitas-aktivitas kehidupannya. Allah SWT juga telah membolehkan seorang perempuan untuk melakukan transaksi jual-beli. Kontrak kerja (ijārah), dan perwakilan (wakālah). Maka perempuan boleh diangkat sebagai pegawai negara, perempuan juga boleh menangani urusan peradilan (menjabat sebagai qādhī atau hakim) yaitu orang yang
memutuskan
persengketaan
di
antara
anggota
masyarakat
dan
memberitahukan hukum syara’ yang bersifat mengikat kepada pihak-pihak yang berdengketa. Telah diriwayatkan dari ‘Umar bin Khattāb ra. bahwa ia pernah mengangkat asy-Syifā’–seroang perempuan dari kaumnya— untuk menangani persengketaan di pasar yakni menjabat sebagai qādhī hisbah yang memutuskan semua mukhālafāt yang terjadi. Kemudian jika kita pelajari kiprah politik perempuan-perempuan di sekitar Rasulullah saw, maka yang pertama kita dapati adalah khadijah istri Rasulallah saw. Siapapun yang membaca sīrah (sejarah hidup) Nabi Muhammad SAW, akan menemukan bagaimana peran perempuan di zaman perjuangan Nabi SAW. Suara pertama yang memberikan dukungan perjuangan beliau keluar dari mulut seorang perempuan yaitu Khadijah ra. Dia termasuk orang yang pertama
masuk Islam, dia juga perempuan pertama yang membenarkan dan memeluk risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. 22 Khadijah lahir dari keluarga Bani Hasyim; dari kalangan keluarga yang mulia, jujur, dan pemimpin. Dia besar di kalangan terhormat, terdidik dengan akhlak yang terpuji, teguh dan cerdik. Kaumnya memberikan julukan baginya AlThāhirah, artinya “yang suci” karena sangat baik akhlaknya dan sopan santunnya, seakan-akan tanpa cacat.23 Khadijah juga dikenal sebagai perempuan cerdas dan piawai dalam bidang perdagangan, sukses dalam menjalankan roda-roda usahanya, serta sanggup membiayai hampir seluruh dakwah Rasulullah saw.24 Sebagai istri, tak seorang pun yang mencela Khadijah, justru pujian yang datang untuknya. Khadijah mendampingi Rasulullah saw hampir seperempat abad lamanya. Hidupnya dilalui dengan penuh kesetiaan dan kebajikan. Sebagaimana yang seharunys dilakukan oleh istri kepada suaminya, Khadijah mendampingi Rasulullah dalam suka dan duka.25 Dalam
berbagai
kisah
diterangkan
mengenai
upaya
Khadijah
menenangkan Rasulullah saw ketika pertama kali menerima wahyu, yakni saat
22
http://risalaty.multiply.com/journal/item/53, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB 23
Syed. A. A. Razwy, Khadijah Yang Agung (Jakarta: Hikmah, 2004), h.17.
24
Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada Shahābiyāt (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 180. 25
Ahmad Khalil Jam’ah, Wanita Yang Dijamin Masuk Syurga (Jakarta: Darul Falah, 2002), h. 16.
Nabi saw baru pertama kali melihat Jibril.26 Dari kisah tentang Khadijah ra. jelas sekali bahwa apa yang dilakukannya kepada Muhammad saw bukanlah sekedar perannya sebagai serorang istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Lebih dari itu, Khadijah sesunguhnya telah menjalankan peran politiknya sebagai seorang Muslimah yang dengan ketajaman dan kepekaan akalnya, ia mampu mencermati secara mendalam masalah wahyu dan risalah yang sampai kepada Rasulullah saw.27 Disamping itu, kepeduliannya yang tinggi tentang berbagai hal yang ada disekitarnya menunjukkan tingkat kesadaran politik yang tinggi. Peran serta pada shahābiyyah dalam hijrah-baik ke Habasyah maupun ke Madinah-jelas merupakan manuver politik, sebagai tanda ketaatan mereka kepada pimpinannya, yaitu Rasulullah saw. Di samping itu secara politik hijrah ke Habasyah adalah upaya untuk menyelamatkan perjuangan, agar umat Islam yang masih sedikit kala itu tidak diberangus oleh kekuatan kaum kafir Quraisy. Dan Hijrah ke Habasyah ini bersifat temporal. Para shahābiyyah yang ikut serta dalam hijrah ke Habasyah pun menghadapi kesulitan yang tidak sederhana. Fatimah binti al-Mujallil, Ramlah binti Auf bin Dhubairah, Fukaihah binti Yasar, dan Ummu Habibah binti Abu Sufyan ditinggal para suami mereka yang murtad dan memeluk agama Nasrani.28 Sementara itu, Raithah binti al-Harist bersama anak-
26
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB 27
28
Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada Shahābiyāt, h. 181.
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB
anaknya Musa, Aisyah, dan Zainab meninggal dalam perjalanan kembali ke Makkah karena mereka kehabisan air minum. Asma’ binti Abu Bakar dalam fase hijrah ke Madinah ini menjadi tokoh yang dicatat sejarah dengan tinta emas. Asma’ masuk Islam saat di Makkah setelah tujuh belas orang sebelumnya susah menyatakan keislamannya.29 Banyak keutamaan yang dimilikinya, ayahnya, Abu Bakar al-Shiddiq, adalah sahabat karib yang paling utama bagi Rasulullah semasa beliau hidup, dan khalifah pertama sesudah beliau wafat. Asma’ merupakan istri Zubair bin Awwam, salah satu sahabat terdekat Rasulullah saw dan masuk diantara 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga. Serta putranya yang terkenal yaitu Abdullah bin Zubair. Asma’ binti Abu Bakar diberi julukan oleh Rasulullah saw sebagai Dzatun Nithāqayn (wanita yang memiliki dua ikat pinggang). Hal ini terkait dengan peristiwa ketika tepat dihari Rasulullah saw hendak berangkat hijrah ke Madinah, Asma’ menyediakan makanan dan minuman untuk perbekalan beliau dan ayahnya, Abu Bakar. Ketika dia hendak mengikat karung makanan dan qirbah (tempat air minum), dia tidak mendapat tali sehingga dia segera melepas kain ikat pinggangnya dan menyobeknya menjadi dua bagian. Karena itulah Rasulullah saw mendoakannya, semoga Allah mengganti ikat pinggang Asma’ dengan dua ikat pinggang yang lebih baik dan indah di surga. Berkaitan dengan peristiwa hijrah ini, ada berbagai hal yang bisa diteladani yang menggambarkan bagaimana kekuatan berpikir dan berstrategi 29
Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan (Solo: Pustaka Mantiq, 1993), h. 58.
yang dimiliki oleh seorang Muslimah, tentu saja ini berkaitan dengan aktivias politiknya yang dihasilkan dari kecemerlangan akal yang dimilikinya, bukan sekedar aktivitasnya mengantarkan makanan saja. Karena Asma’ mengirimkan makanan untuk dua orang yang berperan penting bagi umat Islam, Rasulullah dan ayahnya, Abu Bakar, agar keduanya dapat menajalankan misi hijrah dan penyebarluasan dakwah dengan lancar, hingga tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah. Contoh lainnya dalam perjalanan hidup para shahābiyyah kita mengenal Ummu Sulaim binti Milhan, ia adalah seorang perempuan dari golongan anshar yang memiliki ilmu, pemahaman, keberanian, kemurahan hati, kebersihan dan keikhlasan bagi Allah SWT dan Rasul-Nya. Dialah perempuan yang melindungi Nabi di medan perang dan telah banyak hafal hadis Nabi saw.30 Ia adalah ibu dari seorang sahabat yang mulia, Anas bin Malik. Ada sebuah ungkapan, “Ummu Sulaim adalah perempuan yang tunduk pada keputusan orang yang dicintainya, yang biasa membawa tombak dalam peperangan.” Pada zaman jahiliah, Ummu Sulaim menikah dengan Malik bin Nadhar dan dikarunia seorang anak laki-laki bernama Anas bin Malik (yang kelak juga menjadi sahabat yang utama). Ia masuk Islam dan bersama kaumnya ikut membai’at Nabi pada saat suaminya bepergian. Kemudian dia ajarkan dua kalimat syahadat kepada putranya Anas yang saat itu masih kecil. Pada waktu suaminya 30
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB
kembali, ia perkenalkan Islam kepada suaminya tersebut, namun suaminya tidak menerima bahkan marah kepadanya. Setelah suaminya wafat, ia hendak dilamar oleh Abu Thalhah yang masih musyrik, lalu Ummu Sulaim menolak lamaran tersebut karena dia seorang Muslimah sedangkan Abu Thalhah adalah seorang yang masih menyembah berhala. Menyadari hal tersebut akhirnya Abu Thalhah memutuskan untuk masuk Islam dan menjadikan keislamnnya itu sebagai mahar untuk meminang Ummu Sulaim.31 Pada saat perang uhud, ketika kaum Quraisy menuntut balas atas kekalahannya dalam perang Badar, Ummu Sulaim dan Aisyah binti Abu Bakar membawa gerabah air untuk minum pasukan Islam. Setelah mereka selesai menunaikan tugasnya membawa, dan mengantar minuman kepada pasukan yang haus, mereka kemudian mengobati para pejuang yang terluka.32 Pertempuran yang terjadi melawan kekuatan musuh-musuh Islam jelas merupakan tindakan politik, sebab menyangkut upaya mempertahankan daulah Islamiyah. Diantara aktifitas politik lainnya yang pernah dilakukan oleh shahābiyyah adalah ikut sertanya mereka dalam baiat kepada Rasulullah saw. Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah mengadakan tiga kali pertemuan dengan kaum Anshar pada musim haji yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada pertemuan kedua (musim haji tahun ke 12 dari nubuwah) mereka berbaiat kepada Rasulullah
31
32
Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan, h. 125-126.
Abdul Aziz, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah (Jakarta; Lembaga Studi Islam, 2004), h. 4-5.
saw. Dan ini disebut Baiat Aqabah pertama. Pada pertemuan ketiga (musim haji tahun ke 13, 622 M), mereka datang dengan jumlah yang lebih banyak lagi yaitu 73 orang laki-laki dan dua orang perempuan.33 Baiat ini disebut sebagai Baiat Aqabah kedua atau lazim disebut Baiah Al-Nisā’ dalam beberapa sīrah karena keterlibatan perempuan di dalamnya. Ka’ab bin Malik berkata, “ Malam itu kami tidur bersama kaum kami di kemah kami. Setelah sepertiga malam sudah berlalu, kami keluar dari kemah seperti janji yang sudah kami sepakati dengan Rasulullah saw. Kami mengendapendap untuk dapat berkumpul di sebuah celah di bukit Aqabah. Ada dua orang perempuan yang ikut serta, yaitu Nusaibah binti Ka’ab bin Amr bin Mazin (Ummu Amarah). Dia datang pada malam Aqabah dan juga berbaiat kepada Rasulullah saw. Dia pulang dan mengajak pada perempuan di Madinah untuk masuk Islam. Yang kedua adalah Asma’ binti Amr, salah seorang perempuan bani Salamah (Ummu Mani).” Dari kisah keteladanan orang-orang terdahulu, ada hal penting yang dapat kita ambil dari mereka, yaitu kemampuan mereka mensinergikan keseluruhan peran dan fungsi yang telah Allah bebankan atas mereka, baik sebagai seorang hamba Allah, sebagai istri dan ibu, maupun sebagai anggota masyarakat. Dari sini
33
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB
diperlukan adanya kesadaran akan hak-hak politik bagi kaum perempuan serta aktifitas yang perlu dijalankannya dalam koridor syariat.
C. Kedudukan dan Hak-hak Wanita dalam Islam Sebelum kedatangan Islam pada abad ke-7, kedudukan wanita dalam pandangan manusia sangat rendah. Wanita dianggap seperti benda atau harta yang dapat diperjualkan dan dijadikan alat untuk memuaskan nafsu laki-laki. Mereka diperlakukan seperti ‘setengah’ manusia. Agama Yahudi kuno mengatakan penyebab semua dosa adalah wanita, karena wanitalah yang mengeluarkan Adam dari syurga. Yang lebih aneh lagi adalah doktrin Kristen di abab pertengahan, ada satu konsili di Roma yang mempermasalahkan apakah wanita itu manusia atau bukan. Bahkan konsili lain yang lebih baru mengatakan bahwa wanita itu manusia tetapi tidak berhak untuk masuk ke syurga.34 Masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam juga tidak kurang pandangannya yang negetif terhadap wanita. Bahkan yang paling ekstrim dari mereka ialah pada waktu istrinya mendekati saat-saat bersalin mereka menyediakan lubang kubur, begitu anaknya lahir wanita langsung dikuburkan. Itulah yang disinggung oleh Al-Qur’an dalam surat an-Nahl ayat 58 yang berarti,
34
Ali Yafie, Wanita dalam Pandangan Islam: Tuntunan Islam tentang Kemitrasejajaran Pria dan Wanita, (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999), Cet. Ke-2, h. 32.
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan hitamlah (merah padam) wajah mereka dan dia sangat marah.”35 Akan tetapi setelah agama Islam muncul, dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan hukum Allah SWT berjalan dalam masyarakat dan negara, barulah nasib wanita berubah. Mereka tidak lagi dipandang sebagai benda, tetapi telah mendapat kedudukan yang terhormat dalam masyarakat, menpunyai hak dan kewajiban yang sama dengan golongan laki-laki.36 Wanita dan laki-laki itu sama kedudukannya di sisi Allah SWT, Cuma yang paling mulia dan terhormat di antara mereka adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Begitu juga dalam soal amal, ibadah dan kerja, mereka akan mendapat balasan dan ganjaran yang sama dan setara di sisi Allah Yang Maha Adil. Di dalam ajaran Islam tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan wanita, tetapi wanita itu dipandang sebagai mitra sejajar laki-laki yang hormonis. Tidak ada perbedaan kedudukan laki-laki dan wanita, baik sebagai individu/ hamba Allah, sebagai anggota keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat. Begitu pula halnya dalam hak dan kewajiban. Kalaupun ada perbedaan, itu hanyalah karena akibat fungsi dan tugas utama yang dibebankan kepada masing-masing jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu memiliki kelebihan atas yang lain, di mana fungsi dan tugas utama mereka itu 35
36
Ibid.
H,A. Fuad Said, Ketatanegaraan Menurut Syariat Islam (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2002), Cet. Pertama, h. 73.
sama-sama penting dan semua dibutuhkan, karena saling menyempurnakan serta bantu membantu dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 37 Sesungguhnya standar kemuliaan dan ketinggian yang dicapai oleh wanita adalah sejauh mana ia menikmati kedudukan dan hak-hak yang dapat menjaganya, memuliakannya, melindunginya, dan menghargainya. Islam telah memberikan hak-hak kepada wanita yang secara umum sebagai berikut: 1. Hak-hak Kemanusiaan Hak-hak yang berkait dengan kemanusiaan: a.
Hak yang hidup;
b. Persamaan antara laki-laki dan wanita dalam mendapatkan balasan, baik di dunia maupun di akhirat; c. Hak dalam mengemukakan pendapat dan musyawarah. 2. Hak Ekonomi Syari’at Islam telah memberikan karunia kepada wanita yang terbimbang dengan memberikan hak-hak kepemilikannya secara utuh. Islam telah memberikan kepada wanita kebebasan penuh untuk mengelola dan mengatur urusannya, baik yang berkait dengan harta, kepemilikan, pardagangan atau lainnya. Termasuk dalam kategori ini adalah kebebasan penuh untuk menggunakan maharnya, bila ia telah bersuami. Ia juga
37
Huzaemah Tahido, Hak dan Kewajiban Pria dan Wanita: Tuntunan Islam tentang Kemitrasejajaran Pria dan Wanita (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999), Cet. Ke-2, h. 77.
mempunyai wewenang untuk melakukan akad jual beli, persewaan, serikat, pegadaian, dan lain sebagainya Allah SWT berfirman, 3. Hak-hak Sosial a. Hak-hak Sosial yang Terkait dengan Mental; b. Hak-hak Sosial yang Terkait dengan Harta. 1) Hak mendapatkan nafkah, sebagaimana firman Allah SWT, 2) Hak untuk menyusui anak dan mendapatkan nafkah atas hal tersebut.
D. Hak Politik Wanita dalam Islam Islam mengakui pentingnya peran wanita dalam kehidupan masyarakat dan dampaknya pada kehidupan politik. Oleh karena itu, kaum wanita telah diberikan hak-hak politik yang mencerminkan status mereka yang bermartabat, terhormat dan mulia dalam Islam.38 Sebagaimana dari hak-hak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hak Partisipasi dalam Memilih Pemimpin (Bai’at) Secara bahasa, kata baiat berarti mubaaya’ah atau melakukan janji setia dan ketaatan. Ibnu Manzhur mengatakan, “Bai’at adalah ungkapan yang menggambarkan tentang transaksi dan perjanjian, seakan masing-masing dari kedua belah pihak menjual apa yang dimilikinya, memberikan ketulusan hati, ketaatan, dan urusan peribadinya.” Secara terminologi, Ibnu Khaldun 38
Fatimah Umar Nasir, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam (Jakarta: CV. Cendekla Sentra Muslim,2003), Cet. Pertama, h. 167.
mengatakan, “Bai’at merupakan kontrak dan perjanjian untuk taat. Misalnya, seorang yang menyampaikan sumpah setia, membuat perjanjian dengan amirnya, kurang lebih dengan menyatakan bahwa dia akan menyerahkan pengawasan atas urusannya sendiri dan kaum Muslimin kepadanya dan bahwa dia tidak akan menandingi kekuasaannya dan bahwa dia akan mentaatinya dengan melaksanakan semua tugas yang dibebankan kepadanya, baik dia senangi maupun tidak.”39 Terdapat beberapa jenis bai’at, di antaranya adalah bai’at untuk Islam, bai’at untuk memberikan pertolongan dan perlindungan, bai’at untuk jihad, bai’at untuk hijrah, bai’at untuk patuh dan taat, dan bai’at wanita untuk pemimpin negara. Abdul Majid az-Zindani dalam bukunya Hak-hak Politik Wanita dalam Islam menukilkan sebuah hadis yang berbunyi, “Selama sepuluh tahun Rasulullah mendakwahi orang-orang di rumah-rumah mereka, di musimmusim haji di Mina dan sebagainya. Beliau mengatakan, “Siapa yang memberiku tempat berlindung, siapa yang mau menolongku sehingga aku dapat menyampaikan rislah Tuhanku dan ia mendapat surge.” Demikianlah, hingga Allah mengirimkan kami kepadanya diri Yastrib lalu kami pun membenarkannya lalu ia menyebut hadis itu, hingga ia mengatakan, “Maka, berangkatlah tujuh puluh tiga orang laki-laki dan dua wanita. Kami janjikan
39
Ibnu Khaldun, Muqaddimah. Penerjemah Ahmadia Thoha, Muqaddimah (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), Cet. Ke-5, h. 258.
kepadanya untuk melakukan bai’at Aqabah. Kami tanyakan kepada Beliau, “Untuk apa kami membai’atmu?” Beliau menjawab, “Untuk patuh dan taat dalam keadaan giat maupun malas, untuk berinfak dalam keadaan susah maupun lapang, untuk memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, serta menolongku jika aku nanti dating kalian di Yasrib, sehingga kalian melindungiku dari hal-hal yang kalian melindungi dari kalian, istriistri, dan anak-anak kalian sendiri, untuk itu kalian mendapatkan surga.”40 Ini adalah bai’at yang diikuti oleh wanita sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi SAW menerima bai’at kaum wanita. Sebenarnya posisi penting yang diduduki kaum wanita dalam Islam terwujud dalam bai’at dan penegasan atas kelayakannya. 2. Hak Musyawarah dan Mengemukakan Pendapat Wanita berhak untuk mengemukakan pendapatnya dan member pertimbangan
kepada pemimpin negara berkenaan dengan berbagai
problematika umum umat. Hal ini telah ditunjukkan oleh keumuman firman Allah SWT, yang berbunyi sebagai berikut: *+ , - '() 456 /)7 , 2☺ (٣٨ :٤٢/ )ارى
40
!"# !$%& . /1 … 8 9:;/<
Abdul Majid Az-Zindani, Hak-hak Politik Wanita dalam Islam (Jakarta: al-I’tishom Cahaya Umat, 2003), Cet. Pertama, h. 152-153.
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”…(Q.S: Asy-Syura 42: 38)
Tidak ada hal yang mengkhususkan ayat ini untuk laki-laki tanpa melibatkan wanita. Ketika peristiwa Hudaibiyah, Rasulullah SAW mendapat saran dari Ummu Salamah yakni ketika para sahabat r.a tidak mau mencukur dan menyembelih budnah (binatan kurban) mereka. Rasulullah SAW masuk ke tanda menemui Ummu Salamah lalu menceritakan tanggapan para sahabatnya. Ummu Salamah berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah baginda menghendaki itu? Keluarlah dan tidak usah bicara dengan seorang pun di antara mereka hingga baginda menyembelih badnah (hewan peliharaan). Lalu panggillah tukang cukur yang akan mencukur rambut baginda.”41 Di antara haknya, hak seorang wanita adalah menulis di media massa, mengirim surat kepada para pejabat, dan berbagai media lainnya yang dapat digunakan untuk mengemukakan pendapat dan pikiran. 3. Hak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar (Pengawasan dan Evaluasi) Hal ini ditunjukkan oleh nash, sebagaimana terdapat dalam firmanNya, yang berbunyi sebagai berikut: DEFG?C 8JK4LMNO 41
@ABC
>? /-= HBBI$
Asma’ Muhammad Ziyadah, Peran Politik Wanita Dalam Sejarah Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), Cet. Pertama, h. 157.
TU RS 5IO P'☺)Q * XQ 8 /'O G⌧W/4☺) (١١٠: ٣ /… ) ال ان
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk menusia, menyuruh kepda yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”… (Q.S: Ali ‘Imran 3: 110)
Dan firman-Nya, yang berbunyi sebagai berikut: 8 /4☺) 459Y' 9E6"I4☺) RSJK4LMN< # [\' J- Z TU 8 5/< P'☺)Q ( ٧١:٩ / …) اG*/4☺) “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf mencegah dari yang munkar”… (Q.S: At-Taubah 9: 71)
Nash-nash ini bersifat umum bagi laki-laki dan wanita. Bahkan mengandung aspek politik dalam pengawasan terhadap pemerintah, evaluasi, dan meminta pertanggungjawabannya. Lihatlah hal semacam ini dalam kisah Umar dengan seorang wanita yang mendebatnya berkenaan dengan mahar. Ibnu katsir telah meriwayatkan kisah ini dan menganggap pensanadanya baik.
4. Hak Menuntut Penguasa Jika Zalim Hak ini adalah hak konstitusional yang telah dijamin oleh syari’at bagi laki-laki maupun wanita. Hal tersebut secara umum tersurat dalam firmanNya, _ I - AR]N^6< '`a '`a KLef d[NC b 4c dQ i-jD+6 /O 8QhM g-*/ X d![Q: !ZM -k⌧X 8 /'O i-jI-= 8Q: mb 4c # GP?e n `) XQ v⌧<MNO 4UstDu >? opq ( ٩:٤ /)اء “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S:Ar-Nissa’4:59)
Kembali kepada Allah dan Rasul, yaitu mengembalikan perkara yang diperselisihkan itu kepda hukum Allah dan hukum Rasul-Nya SAW.
5. Hak Untuk Ikut Berjihad Dalam keadaan negara aman jihad merupakan fardhu kifayah yang hanya diwajibkan ke atas laki-laki yang tertentu saja. Kaum wanita tidak diwajibkan melibatkan diri dalam perjuangan ini. Walau bagaimana pun
Rasulullah SAW tidak pernah melarang mereka daripada turut serta dalam kerja-kerja bantuan seperti merawat tentara yang cedera serta keperluan lain. Tetapi, ketika musuh menyerang sebuah negeri muslim, maka seluruh penduduk negeri tersebut harus pergi berperang melawan musuh. Dalam situasi seperti ini, haram bagi siapa pun untuk menolak berperang. Mengomentari hal ini, Syeikh Mahmud Syalthuth berkata: “Ketika orang-orang kafir menyerang negeri muslim, maka setiap muslim harus memerangi dan memukul mundur mereka. Dalam situasi ini, maka boleh wanita berperang tanpa seizin suaminya, anak tanpa izin ayahnya, dan budak tanpa seizing majikannya.” Dalam situasi-situasi seperti ini, di mana jiwa dan harta manusia terancam, Islam mengajak laki-laki dan wanita untuk bekerjasama memperbaiki perdamaian dan keharmonisan. 42 Sayyid Quthub menulis: “Allah SWT tidak menjadikan jihad sebagai suatu kewajiban bagi wanita. Pada saat yang sama, Allah SWT tidak melarang mereka untuk ikut serta dalam jihad dan terjun dalam beberapa pertempuran pada masa Nabi SAW. Namun, kejadian seperti itu jarang dan merupakan kekecualian karena Allah SWT tidak mewajibkan jihad bagi wanita sebagaimana diwajibkan kepada laki-laki.”43
42
Mahmud Syalthuth, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah (Jeddah, Dar al-Syuruq, 1970), Cet. Ke-2, h. 228.
6. Hak Untuk Memberikan Perlindungan Dalam islam, wanita dan juga laki-laki berhak untuk menawarkan perlindungan dan keamanan kepada siapa pun, sekalipun kepada seorang musyrik atau musuh perang. Suaka dapat diberikan oleh seorang laki-laki atau seorang wanita, muslim merdeka atau budak. Suaka tersebut dengan segera dan secara otomatis sah tetapi harus dibuat resmi melalui persetujuan penguasa atau komandan pasukan.44 Islam telah memberikan kepada wanita hak untuk memberikan suaka dan perlindungan kepada musuhnya. Ummu Hani, anak perempuan Abu Thalib meriwayatkan dalam sebuah hadis shahih, “Aku mendatangi Rasulullah SAW pada hari penaklukan Mekah dan berkata, ‘Ya Rasululla! Kakak laki-lakiku Ali telah menyatakan bahwa dia akan membunuh seorang laki-laki yang telah aku beri perlindungan. Laki-laki itu adalah si anu bin Hubaira.’ Rasululla SAW berkata, ‘Ya Ummi Hani! Kami akan memberikan suaka kepada orang yang telah kamu beri perlindungan.”45 7. Wanita dan Jabatan Penguasa
43
Sayyid Quthub, Fi Dzilalil Al-Qur’an (Beirut: Dar al-Syuruq, 1978), Cet. Ke-2, h.
44
Sayyid Sabiq, Fiqih as-Sunnah (al-Qaherah: Dar al-Rayyan Turats, 1991), Jilid 2, h.
644. 694. 45
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari (Beirut: al-Maktab al-Islam, Dar al-Soader, t.t.), Jilid 6, h. 195.
Menduduki jabatan penguasa (kepala pemerintahan) dalam Islam berarti memikul tanggungjawab agama dan juga negara. Hal ini berlaku bagi kepala negara, gubernur, komandan pasukan dan lain-lain. Berdasarkan prinsip “pembagian tugas dan tanggungjawab,” jabatan penguasa seperti itu hanya dapat dipikul oleh laki-laki. Meskipun demikian, perempuan dapat menduduki jabatan eksekutif yang tidak begitu berat yang tidak bertentangan dengan peran alamiah dan utama mereka sebagai ibu dan istri. Umar RA Khalifah kedua, menunjuk AsySyafa’ binti Abdullah al-Adawiyyah sebagai pengelola pasar. Umar Ra mau mendengarkan sarannya. Umar menjaganya dan kadang-kadang menyerahkan sebagian urusan pasar kepadanya. Hal ini telah diriwayatkan oleh dua cucu laki-laki Asy-Syafa’, Abu Bakar dan Usman, anak Ibn Abi Hutsmah.46 Umar RA menyerahkan tanggungjawab seperti itu kepadanya karena dia pandai menulis, mempunyai pengetahuan yang luas dan seorang wanita yang shalihah. Dengan demikian Islam telah mengangkat martabat dan kehormatan wanita dengan memberikan dan menetapkan hak-hak dan kewajibankewajiban mereka dalam berbagai aspek dunia bangsa mereka.
46
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari, Jilid 4, h. 341.
BAB III KONDISI SOSIAL POLITIK DI KELANTAN
A. Sejarah Berdirinya Negara Bagian Kelantan Nama "Kelantan" dikatakan pencemaran daripada perkataan "gelam hutam", iaitu nama Melayu bagi pokok Melaleuca leucadendron. Ada juga yang mengatakan bahawa namanya datang daripada perkataan "kilatan" atau "kolam tanah". Sejarah awal Kelantan tidak begitu jelas, tetapi temuan arkeologi mempertunjukkan kesan petempatan manusia di zaman prasejarah. Kelantan awal mempunyai perhubungan dengan Empayar Funan, Empayar Khmer, Srivijaya dan Siam. Kira-kira 1411, Raja Kumar, raja Kelantan, membebaskan negeri itu dari Siam. Beliau memakai gelaran Sultan Iskandar Shah apabila memeluk Islam. Kelantan kemudian menjadi sebuah pusat perdagangan yang penting pad akhir abad ke-15. Pada 1499, Kelantan menjadi negeri vasal Kesultanan Melaka. Dengan kejatuhan Melaka pada 1511, Kelantan dibahagikan dan diperintah oleh ketuaketua kecil. Dengan ancaman oleh Siam pada 1603, kebanyakan ketua kecil
Kelantan menjadi anak buah Patani. Kira-kira 1760, seorang ketua kecil Kubang Labu di Kelantan berjaya dalam penyatuan wilayah Kelantan sekarang. Tidak lama kemudian, pada 1764, Long Yunos merampas takhta kerajaan dan mengisytiharkan diri sebagai Raja Kelantan. Walaubagaimanapun, dengan kemangkatannya, Kelantan dipengaruhi oleh Terengganu. Pada 1800, Raja Muhammad mengisytiharkan diri sebagai sultan pertama Kelantan. Pada 1812, baginda melepaskan diri daripada pengaruh Terengganu dan menjadi negera ufti Siam yang berasingan. Pada 1820-an, Kelantan merupakan salah satu daripada negeri yang terbanyak penduduk serta termakmur di Semenanjung Melayu kerana berjaya mengelakkan perang dan pertikaian yang menimpa negeri-negeri di selatan dan barat. Siam terus memainkan peranan yang mustahak di Kelantan pada seluruh abad ke-19. Di bawah syarat Perjanjian British-Siam pada 1909, Siam menyerahkan tuntutan Kelantan, Terengganu, Kedah dan Perlis kepada Britain, dan Kelantan menjadi salah satu daripada Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu di bawah Residen British. Kelantan merupakan tempat pertama di Malaysia yang ditakluk oleh Jepang yang menyerangnya pada 8 Desember 1941. Semasa pendudukan Jepang, Kelantan sekali lagi dikawal oleh Siam, tetapi selepas kekalahan Jepang pada Agustus 1945, Kelantan memulih kepada pemerintahan British.47
47
http://kalam82.tripod.com/id2.html, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.46 WIB
Kelantan menjadi bagian dari Federasi Malaya pada tanggal 1 Februari 1948 dan bersama-sama dengan negara-negara lain mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957. Pada 16 September 1963, Kelantan menjadi salah satu komponen negara Malaysia.48
B. Kondisi Geografis Negara Bagian Kelantan Kelantan Darul Naim atau lazim disebut dengan Kelantan merupakan sebuah negara bagian di antara 14 buah negara bagian lainnya di Malaysia yang kaya dengan hasil bumi. Luas wilayahnya kurang lebih 14,922 KM², terletak di Timur Laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan dan berbatasan dengan Thailand. Kelantan merupakan sebuah negara bagian agraria (pertanian) yang mempunyai banyak lahan tanaman padi dan perkampungan nelayan. Negara bagian ini terdiri dari 10 jajahan (kabupaten) yaitu, Kota Bharu, Pasir Mas, Tumpat, Pasir Puteh, Bachok, Kuala Krai, Machang, Tanah Merah, Jeli dan Gua Musang. Bandar utama di Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu negeri), Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan Chepa.49 Pada kabupaten inilah terdapat daerah-daerah atau kampung-kampung sebagai unit terkecil dari sebuah provinsi atau negeri.
48
http://en.wikipedia.org/wiki/Kelantan, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.57
WIB 49
http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2010 pukul 15.00 WIB
Negeri Kelantan menikmati iklim tropis yang baik, di mana hampir setiap tahun hujan turun dengan berselang-seling berdasarkan bulan-bulan tertentu pada setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan berlangsung selama beberapa hari atau beberapa bulan yaitu pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu setiap hari di perkirakan dari 21° C hingga 32° C.50
C. Komposisi Penduduk Negara Bagian Kelantan Sama seperti Negara-negara Bagian yang lain di Malaysia, Kelantan juga tidak terlepas dari konteks masyarakat majmuk. Berdasarkan perangkaan 2003, jumlah pendukduk Negara Bagian Kelantan berjumlah 1.484 juta orang. Dari jumlah tersebut seramai 1.337 juta atau 94 persen adalah penduduk berbangsa Melayu atau beragama Islam. Nom muslim merupakan 5.9 persen dari penduduk di Negara Bagian Kelantan. Mereka terdiri daripada 4.6 persen orang Cina, 0.5 persen orang India dan lain-lain termasuk orang Siam dan Asli sebanyak 0.8 persen.51 Dari segi pekerjaan kebanyakan orang Cina menguasai perniagaan di Negara Bagian Kelantan, sedangkan orang India sebagian besarnya menjadi karyawan di lahan-lahan karet dan kelapa sawit dan penduduk Asli tinggal di
50
http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12 Januari 2010 pukul 20.00 WIB 51
Dinsman, Sepuluh Tahun Membangun Bersama Islam Kelantan dibawah Kepemimpinan Ulama (Kota Bharu: Pusat Kajian Strategit,2000), h. 89.
kawasan pendalaman yang jauh dari kota. Mereka tinggal dalam kelompok yang kecil dan terpencil dari kaum yang lain.
D. Peta Politik di Negara Bagian Kelantan Berdasarkan sensus tahun 2005, jumlah penduduk Kelantan berjumlah 1.373.173 jiwa, yang terdiri dari Gua Musang (80.167), Kuala Krai (97.836), Jeli (38.185), Tanah Merah (108.228), Pasir Mas (172.692), Machang (82.653), Pasir Puteh (111.001), Kota Bharu (425.294), Bachok (116.128), Tumpat (140.989). Bangsa Melayu merupakan penduduk mayoritas di Kelantan (95%), sementara sebagian yang lain terdiri dari keturunan China (3,8%), keturunan India (0,3%), dan lain-lain (0,9%). Komposisi penganut agama di Kelantan adalah Islam (95%), Buddha (4,4%), Kristen (0,2%), Hindu (0,2%), dan penganut agama lainnya (0,2%).52 Dari segi budaya, masyarakat Kelantan kuat berpegang teguh kepada agama, mempunyai sikap lemah lembut, ramah, suka menolong, giat bekerja, tegas dan kuat. Sehingga, masyarakat Kelantan dikenali sebagai rakyat yang suka berniaga dan berdikari.53 Sedangkan perekonomian Kelantan bergantung pada hasil pertanian padi, karet dan tembakau. Kegiatan menangkap ikan (nelayan) di persisir pantai sepanjang 96 KM merupakan aktivitas ekonomi yang penting. 52
http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanankelantan diakses pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 15.00 WIB 53
Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam (Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000), Cet. Pertama, h. 55.
Industri-industri kecil yang masih menggunakan keterampilan tradisional dalam menghasilkan kerajinan tangan seperti batik, ukiran kayu dan tenunan songket juga agak meluas. Selain itu, kegiatan industri kayu juga masih aktif karena hutan di Kelantan masih luas. Beberapa tahun kebelakangan ini, jumlah wisatawan (pariwisata) meningkat, terutamanya ke pantai-pantai yang terkenal yang memiliki keindahan panorama alam antara lain seperti Pantai Cahaya Bulan, Pantai Irama, Pantai Bisikan Bayu dan Pantai Seri Tujuh, juga Pasar Besar Siti Khadijah di pusat bandar Kota Bharu masih merupakan yang paling menarik. Kebanyakan pedagang di sini adalah wanita dengan suasana perniagaan bagus.54 Sejarah politik Kesultanan Kelantan dikenal memiliki hubungan yang baik dengan Kesultanan Patani, karena secara geografis, letak kedua kesultanan ini sangat berdekatan. Kelantan memiliki kebudayaan yang unik dan menarik yang merupakan bentuk asimilasi antara budaya Melayu, Islam, dan Siam. Di antara sebagian kebudayaan tersebut adalah berupa permainan rakyat, seperti Dikir Barat, Wayang Kulit, Main Puteri, Mak Yong, dan sebagainya. Mak Yong dipengaruhi budaya Siam, Dikir Barat memiliki unsur-unsur keislaman, dan Main Puteri berasal dari budaya Hindu-Siam. Di samping itu, Kelantan mempunyai makanan tradisional yang khas dan berbeda dari negeri-negeri Melayu lainnya, seperti makanan Budu, dodol dan nasi kerabu.55
54
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 20.00 WIB
Di lihat dari sejarah Kelantan, berikut ini adalah daftar silsilah sultansultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Kelantan: Raja Ku Umar (1411-1418 M), Sultan Iskandar (1418-1465 M), Sultan Mansur Syah (1465-1526 M), Sultan Gombak (1526-1584 M), Sultan Ahmad (1584-1588 M), Sultan Hussin (1588-1610 M), Cik Wan Kembang (1610-1663 M), Raja Loyor (1649-1675 M), Raja Umar (1675-1719 M), Long Besar atau Long Bahar (1719-1733 M), Long Sulaiman (1733-1756 M), Long Pendak (17561758 M), Long Muhammad (1758-1762 M), Long Gaffar (1762-1775 M), Long Yunus (1775-1794 M), Sultan Muhammad (1794-1839 M), Sultan Muhammad II atau Sultan Mulut Merah (1839-1886 M), Sultan Muhammad III (1886-1900 M), Sultan Muhammad IV atau Long Senik bin Long Kundur (1900-1920 M), Sultan Ismail (1920-1944 M), Sultan Ibrahim (1944-1960 M), Sultan Yahya Petra (19601979 M), Sultan Ismail Petra (1979 M-sekarang)56 Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1465-1526 M), Kelantan mencapai masa kejayaannya. Ketika itu, Kelantan dikenal dengan hasil perekonomiannya. Nama Kelantan rupanya terdengar hingga ke Melaka (yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah). Pada tahun 1477 M, Sultan Mahmud Syah memerintah bala tentaranya untuk menyerang Kelantan. Sultan Mansur Syah mempunyai tiga orang anak, yaitu Raja Gombak, Unang Kening,
55
http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan-
56
Ibid.
kelantan
dan Cubak. Sultan Mahmud Syah pada perkembangan selanjutnya ternyata justru menikahi putri Sultan Mansur Syah, Unang Kening. Sultan Mahmud Syah dan Unang Kening dikaruniai tiga orang anak, yaitu Raja Mah (putri), Raja Muzaffar (putra), dan Raja Dewi (putri). Raja Muzaffar yang lahir pada tahun 1505 M kemudian diketahui menjadi Sultan Perak I dengan gelar Sultan Muzaffar Syah (1528-1540 M). Setelah Sultan Mansur Syah mangkat pada tahun 1526 M, Raja Gombak menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan Kelantan ke-IV dengan gelar Sultan Gombak (1526-1584 M).57 Kedatangan Islam di Negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun 577 H/1181 M, karena dalam tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam sebagaimana terbukti pada uang Dinar yang dijumpai di bekas peninggalan Kota Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M.58 Ibnu Batuta telah singgah di “Kilu Kerai” dalam pelayaranya dari India ke China. Menurutnya, dia pernah menemui Raja perempuan yang beragama Islam memerintah Kelantan bernama Urduja.59 Pada tahun 1411 M, Kelantan diperintah oleh Maharaja Ku Umar (Engku Umar) dan pada tahun 1421 M Cheng Ho pernah tiba di Kelantan untuk membuat persahabatan antara Kelantan dengan negara China. Kelantan menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan terkenal pada masa pemerintahan Sultan Mansor Shah
57
Ibid.
58
Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, (Kota Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970), h. 7. 59
Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah dan Penyelesaiannya (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), Cet. Pertama, h. 6.
sekitar pada tahun 1506 M. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Melaka menaklukkan Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai jajahannya. 60 Ketika Kelantan diperintah oleh Cik Siti Wan Kembang dalam tahun 1610 M yang tinggal di Gunung Cinta Wangsa, Hulu Kelantan, banyak pendagang yang datang, terutama pendagang muslim untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Kelantan.61 Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan pertemuan kelompok-kelompok Islam di Champa (Kemboja) pada pertengahan abad 10 M. Ahli sejarah berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam Champa dengan Kelantan telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan negeri itu telah merayap masuk ke Kelantan. Ini berarti apabila Islam diterima di Champa, maka kemungkinan mempengaruhi juga penduduk negeri Kelantan.62 Pondok (pesantren) merupakan institusi pendidikan yang berpotensi dan mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Melayu. Sistem pengajian tradisional ini mulai ada sejak abad ke-18 M sehingga ke abad ke-20 M. Setelah perjanjian Bangkok (Thailand) antara Siam dan Inggris yang berlangsung pada bulan Juli tahun 1909 M pengajian pondok berkembang pesat di Kelantan dan negara bagian lainnya seperti Terengganu, Kedah dan Perlis. Di utara Semenangjung Malaysia sistem pengajian pondok pada abad ke-19M begitu
60
W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967), h. 198.
61
Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah dan penyelesaiannya, h. 6. 62
Ibid.
populer. Kelantan merupakan negeri yang terkenal dengan pengajian pondok sehinggakan Negeri Cik Siti Wan Kembang (Kelantan) dijuluki Serambi Mekkah. Pada tahun 1840 M sebuah pondok didirikan oleh Tuan Guru Haji Abdul Samad Bin Abdullah di Condong, Kelantan. Di antara pondok-pondok yang terkenal di sekitar Kota Bharu yaitu Pondok Kubang Pasu, Pondok Budur, Pondok Semian, Pondok Kampung Banggol dan Pondok Tok Kenali yang didirikan pada tahun 1908 M bertempat di kampong Paya Kubang Kerian Kota Bharu, Kelantan. Santri-santri yang belajar di pondok-pondok ini ada yang datang dari Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani (Thailand) dan dari negara-negara bagian di semenanjung Malaysia.63 Ketika Inggris berkuasa dan menerapkan undang-undangnya di negeri Pulau Pinang, Singapura, Melaka, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang dan Johor, penjajah Inggris kemudian ikut campur tangan di negeri Kedah, Perlis, Kelantan dan Terengganu melalui Perjanjian Bangkok pada 9 Julai 1909 M.64 Melalui perjanjian tersebut, Kerajaan Siam menyerahkan kekuasaannya atas keempat negeri tersebut kepada Inggris, sementara Pattani yang dikuasai Inggris diserahkan kepada Siam.65
63
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia (Kelantan: Telda Corporation Sdn Bhd. 1994), h. 9. 64 65
Ibid., h. 34-42.
Awang Muhammad Kamil, Sultan dan Perlembagaan. terj. Ashruddin dari The Sultan and The Constitutionn (Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2001), h. 54.
Di Kelantan, James Scott Mason dilantik sebagai Penasihat British (Inggeris) yang pertama di Kelantan,66 usaha penjajah Inggeris melaksanakan undang-undang Inggris dan mengesampingkan hukum Islam yang telah dilaksanakan di negeri ini dimulai dengan Inggris membentuk Majlis Negeri (State Council) untuk menggantikan Majlis Mesyuarat Negeri yang telah ada. Anggotanya terdiri dari dua belas orang, termasuk Sultan, Menteri Besar, Penasihat Inggeris, Imam Haji Wan Daud dan Haji Wan Abdullah. Majlis ini sangat penting, karena fungsinya sebagai badan yang bertanggung-jawab memutuskan segala dasar pemerintahan dan undang-undang yang akan dilaksanakan. Di dalam persidangan pertama, majlis ini telah meluluskan Undang-undang Mahkamah, pembentukan pasukan polisi dan pertukarannya serta Undang-undang Bea Cukai. 67 Tujuan Inggris membuat perjanjian dengan raja-raja Melayu adalah untuk mendirikan sebuah pemerintahan di Tanah Melayu yang dikenal dengan Malayan Union. Bangsa Melayu sadar bahawa Malayan Union merupakan bencana yang dapat menghapuskan hak kekuasaan Melayu di bumi warisan ini. Maka dari itu persatuan-persatuan bangsa Melayu yang berada di seluruh negeri bergabung untuk membentuk suatu kesatuan yang besar untuk menentang Malayan Union. Maka lahirlah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (PKMB) yang lebih
66
Hussin Hasnah dan Nordin Mardiana, Pengajian Malaysia (Selangor: Oxford Fajar Sdn. Bhd., 2007), h. 47. 67
Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, h. 97.
terkenal dengan nama UMNO (United Malaya Nasional Organization). Oreganisasi ini dibentuk untuk menyatakan sikap penentangan bangsa Melayu secara kolektif terhadap Malayan Union. Inilah awal mula bangsa Melayu bersatu setelah dipecah-pecahkan oleh penjajah.68 Usaha bangsa Melayu yang tergabung dalam UMNO untuk memperjuangkan dan mempertahankan negara berhasil menghapuskan Malayan Union pada tanggal 21 Janusri 1948. Akhirnya Raja-raja Melayu menandatangani perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of Malaya) bertempat di King’s House (di Inggris).69 Bangsa Melayu benci kepada Malayan Union tapi merestui Federation. Sedangkan kedua-duanya berlandaskan dasar penjajah Inggris. Dalam perpolitikan Melayu di Malaysia terdapat faham politik yang berbeda di antara mereka yang berpendidikan Barat dengan berpendidikan Islam dan Melayu. Golongan yang terdidik di Eropa memiliki faham politik demokrasi Barat yang mempunyai konsep bahwa agama dan politik tidak boleh bercampur artinya agama dan politik (negara) harus dipisahkan, sementara golongan terpelajar dari Timur Tengah menjadikan politik sebagai bagian dari Islam, bahwa agama dan politik adalah suatu bagian yang integral dan tidak dapat dipisahkan. Golongan pertama didukung oleh Inggris sedangkan golongan kedua dianggap penentang.
68
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 72
69
King’s House adalah Kakosa sekarang.
Perbedaan faham ini mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan politik Melayu dalam UMNO sendiri, sehingga pada tahun 1951 ketika diadakan persidangan Alim Ulama seluruh Tanah Melayu yang diadakan oleh UMNO, terjadi perpecahan antara ahli-ahli UMNO sehingga lahirnya Partai Islam seMalaya (PAS) yaitu sebuah partai politik yang didirikan oleh orang Melayu (kalangan agamis) untuk memperjuangkan syari’at Islam dalam pemerintahan Malaysia. Sedangkan UMNO tetap eksis yang beranggotakan kalangan nasionalis dan sampai sekarang menjadi partai yang berkuasa dalam pemerintahan, sedangkan PAS dikenal sepabagi partai oposisi.70 Selain itu ada juga partai lain seperti partai yang didirikan oleh orangorang India di Malaysia yaitu Malayan India Congress (MIC) dan orang-orang Cina membentuk suatu partai yang dinamakan Malayan Chinese Association (MCA). Namun pada perkembangannya kedua partai ini bergabung dengan UMNO yang kemudian terkenal dengan Barisan Nasional (BN). Semenjak terjadinya perpecahan dalam UMNO, persaingan politik antara UMNO atau BN yang nasionalis dengan PAS yang agamis masih berlangsung hingga sekarang. 71 PAS merupakan partai oposisi yang ada di semua negara bagian Malaysia, partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008. Sedangkan dalam pemilu tahun 1999 hanya menguasai negeri Kelantan dan Terengganu. Pasal 3 ayat (2) Perlembagaan Malaysia menyebutkan bahwa urusan 70
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 85.
71
Ibid., h. 86.
keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada raja dan bagi negeri yang tidak memiliki raja diserahkan kepada Yang Di-Pertuan Agung dan sesuai dengan Perlembagaan Malaysia yang memberi kuasa kepada kerajaan negeri untuk membuat Undang-undang Islam, maka negara bagian tersebut dapat membentuk Enakmen72 hukum Islam dan Mahkamah Syariah atau Mahkamah Qadli.73 Walaupun kewenangan tentang urusan agama diberikan kepada raja-raja negara bagian, akan tetapi dalam hal pembentukan suatu enakmen atau peraturan perundang-undangan daerah berada dalam kewenangan Dewan Undangan Negeri (DUN/DPRD), artinya yang mempunyai kewenangan untuk membuat enakmen (peraturan daerah) termasuk enakmen syariah adalah DUN akan tetapi kewenangan pengesahannya berada pada tangan raja negeri. DUN adalah wakil-wakil rakyat dalam negeri bagian yang dipilih dalam pemilu melalui partai politik, partai politik yang menang dalam pemilu akan mendominasi jumlah anggota DUN dan pada akhirnya akan berpengaruh dalam proses pembentukan perda. Seperti yang terjadi di Kelantan bahwa kemenanagan PAS dalam pemilu tahun 1990 dan berhasil menguasai DUN dan pada akhirnya berhasil pula memformulasikan hukum Islam yaitu di antaranya dengan terbentuknya Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 (hukum Hudud) di Kelantan.74
72
Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), Kamus Dewan, Edisi IV (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), Cet. Ke-2, h. 392. 73 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996), h. 251. 74 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud Di Kelantan (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), Cet. Pertama, h. 87.
Sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri bagian untuk membentuk Enakman (undang-undang Islam) dibatasi oleh Undang-undang Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri bagian ketika membuat UndangUndang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Akta Mahkamah Syariah (Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984, membatasi Mahkamah Syariah untuk melaksanakan Undang-Undang Jinayah Islam sepenuhnya. Dalam akta tersebut diatur bahwa penetapan sanksi pidana denda tidak melebihi RM 5.000, tidak boleh lebih dari tiga tahun hukuman penjara dan dera tidak lebih dari 6 kali.75 Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa sejak hukum Islam dikesampingkan oleh penjajah Inggris, upaya-upaya untuk mengembalikan hukum Islam sebagai hukum negeri sebagaimana yang telah diterapkan sebelum kolonial datang terus berlanjut hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran politik sebagian umat Islam di Malaysia untuk menjadikan hukum Islam sebagai hukum positif (negara) baik itu hukum perdata maupun pidananya.
75
Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah Wilayah-Wilayah Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, t.th.), h. 5-28.
BAB IV
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH PAS DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
A. Latar Belakang GDM PAS Cadangan untuk mendirikan Dewan Muslimah PAS pertama kalinya telah diajukan oleh Ustadz Zabidi bin Haji Ali yang berasal dari Seberang Perai, Pulau Pinang di mana ketika itu beliau adalah salah seorang Ahli Komite Agung PAS. Cadangan tersebut diajukan dalam Musyawarah Komite Agung PAS dan telah dipersetujui pada tanggal 3 April 1952. Cadangan dari Ustadz Zabidi ini adalah berdasarkan pengamatan beliau terhadap perlunya ada satu wadah khusus bagi wanita Muslimah di Malaysia untuk berpartaisipasi dalam politik kenegaraan dan sebagai pelengkap kepada perjuangan PAS. Apalagi kondisi ketika itu (1950-an), PAS bersama UMNO berusaha memobilisasi rakyat di Tanah Melayu untuk menuntuk kemerdekaan dari koloni Inggeris. Walau bagaimanapun, Dewan Muslimah PAS baru didirikan secara resmi pada tanggal 3 januari 1953 bersamaan dengan berdirinya Dewan Ulama’, Dewan Pemuda dan Musyawarah Agung Tahunan (Musyawarah Nasional atau Muktamar) PAS pertama kali di Kepala Batas, Seberang Perai,
ketika itu Dewan Muslimah diketahui oleh Nyonya Sharifah Rahmah dan dibantu oleh sebuah panitia Dewan Muslimah seramai tujuh orang. Bagi membisakan Dewan Muslimah bergiat secara sah dan teratur, satu peruntukan di bawah “Aturan dan Peraturan Kecil Dewan Mulimah PAS” disusun oleh Jawatankuasa Agung PAS. Berdasarkan cadangan asal pendirian Dewan Muslimah yang dibuat oleh Ustadz Zabidi Haji Ali, penubuhan Dewan ini adalah untuk: Mengelola dan memimpin ahli-ahli wanita supaya dapat mengambil bagian tertentu bersama ahli laki-laki PAS bagi mencapai tujuan-tujuan Persatuan Islam Se-Malaysia (PAS) dan berusaha meninggikan taraf kehormatan serta memelihara maruah kaum wanita. Di samping, berikhtiar menjayakan
rancangan-rancangan
kebajikan,
pelajaran,
pendidikan,
76
kebersihan, kesihatan dan iktishad.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1953, DMP masih belum mempunyai aturan baku yang sempurna sehingga pada tahun 1966. Selama kurang lebih 12 tahun itu, PAS sibuk dengan menumpukan usaha-usaha dan upaya untuk menuntut kemerdekaan Tanah Melayu dan membantu pemerintah ketika awal pembantukan Malaya pada tahun 1957. Anggota PAS atau DMP ketika itu masih relatif sedikit.
76
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan, (Selangor: Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, 2001), Cet. Pertama, h. 5.
Naskah asal Peraturan Dewan Muslimah yang telah disahkan oleh Setiausaha Agung PAS pada tahun 1966 bersamaan 1386 H menggariskan bahwa tujuan atau objektif penubuhan Dewan Muslimah adalah: 1. Menyatupadukan
wanita-wanita
Islam
kea
rah
pembentukan
perjuangan yang diridhai oleh Allah dan rasul-Nya; 2. Menanamkan dan menghidupkan jiwa dan semangat keislaman sebenar agar segenap ajaran dan petunjuk Islam menjadi amalan dalam penghidupan wanita seharian; 3. Berusaha memperbaiki nasib dan derajat penghidupan wanita-wanita Islam; 4. Bekerjasama dengan ahli-ahli PAS yang lain untuk melaksanakan segala cita-cita dan tujuan PAS.77 Amandemen
Konstitusi PAS
pada tahun
1973
menyaksikan
bagaimana urusan Dewan Muslimah telah disatukan dalam perlembagaan PAS. Jesteru itu juga, maka objektif kewujudan Dewan Muslimah turut ditukar menjadi tugas-tugas am yang disebutkan dalam fasal 28 ceraian 3, pecahan (7). Fasal tersebut menyatakan bahwa tujuan Dewan Muslimah ialah: “Untuk menyatukan tenaga Muslimah-Muslimah dalam negara ini bagi meluaskan pengaruh PAS di kalangan wanita-wanita Islam melalui kegiatan-kegiatan Muslimah sambil membentuk kepribadian mereka supaya
77
6.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan, h.
menjadi Muslimah yang bertanggungjawab kepada agama dan negara serta meyakinkan mereka kepada cita-cita Islam yang diperjuangkan oleh PAS”.78
Asalnya, anggota-anggota Dewan Muslimah ialah seluruh Wanita Islam yang akil baligh dengan syarat terlebih dahulu menjadi ahli PAS. Namun, setelah Amandemen Konstitusi PAS pada bulan juni 1977, seseorang anggota Muslimah PAS belum bisa dikatakan sebagai anggota kepada Dewan Muslimah melainkan seseorang itu mendafdarkan dirinya menjadikan anggota Dewan Muslimah mengikut kaedah dan peraturan yang ditetapkan oleh Komite Kerja DMP. Keanggotaan DMP pertama kali dikumpulkan pada tahun 1966 dan pada tahun tersebut 8,182 orang anggota telah didaftarkan berdasarkan Buku Rekod Pendaftaran Keanggotaan DMP yang diuruskan oleh unit IT (Teknologi Maklumat) DMPP sebenar adalah kurang lebih 11,000 orang saja. Kini DMPP melalui unit IT, Lajnah Pendidikan dan Pembangunan DMPP telahpun Berjaya membina Pangkalan Data Anggota DMP untuk melakukan proses pengaturan secara menyeluruh dalam setiap peringkat yang masih beroperasi hingga saat ini. Sejak Dewan Muslimat PAS ditubuhkan pada tahun 1953, seramai 10 orang Muslimat telah dipilih untuk mengetuai shaf kepimpinan Dewan tersebut. Mereka ialah:
78
Ibid.
Tahun
Nama
Negeri Asal
1953
Puan Sharifah Rahmah
Pulau Pinang
1956-1960
Ustazah Siti Zubaidah Hj. Ali
Seberang Perai
1958
Ustazah Zaharah Othman
Selangor
1959-1962
Ustazah Salmah Sheikh Hussin
Pulau Pinang
1963-1964
Ustazah Sakinah Hj Junid
Perak
1965-1981
Puan Sri Sakinah Hj Junid
Perak
1981-1983
Puan Sri Sakinah Hj Junid
Perak
Ustazah Wan Asma' Wan Abdul 1983-1992
Kelantan Kadir
1992-2001
YB. Senator Hajjah Jamilah Ibrahim
Kedah
2001- 2003
Ustazah Fatimah Ibrahim
Terengganu
2003-2005
Ustazah Kalthom Othman
Kelantan
2005-2007
Ustazah Azizah Khatib Mat
Pahang
2007-Kini
Ustazah Nuridah Mohd Salleh
Pahang
Dewan Muslimah PAS tidak dapat aktif sejurus setelah pendiriannya karena
kekurangan
anggota
diperingkat
kawasan
dan
cawangan.
Bagaimanapun selepas bulan Agustus tahun 1953, Dewan Muslimat bergerak aktif karena keahlian Dewan semakin bertambah. Pada akhir Agustus 1953, satu perhimpunan yaitu Musyawarah Agung Dewan Muslimat yang pertama telah diadakan di Batu 20 Bagan Dato’, Perak yang dihadiri oleh Muslimat PAS negeri-negeri di Persekutuan Tanah Melayu. Melalui perhimpunan ini, Anggota-anggota Komite Dewan yang baru telah dipilih, manakala Ustazah Zubaidah h. Ali telah diberi kepercayaan menjadi Ketua Dewan Muslimat PAS Pusat yang pertama. Seterusnya, Muktamar Dewan Muslimat PAS telah diadakan pada setiap tahun.79
B. Visi, Misi dan Struktur Dewan Muslimat PAS Pelan Induk Dewan Muslimat PAS juga telah menggariskan Visi dan Misi Dewan Muslimat sebagai berikut80:Visi Dewan Muslimat Pas “Tertegaknya
Daulah Islamiyyah di Malaysia
Menerusi Tenaga
Muslimat” Visi Dewan Muslimat ini adalah sinonim atau diselaraskan dengan tujuan pendirian PAS itu sendiri di dalam konstitusinya pada Bab 3, Fasal ke5, poin (1) dan (2) yaitu ‘Memperjuangkan wujudnya di dalam negara ini 79
http://dmpkelantan.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id= 13 & Itemid= 27, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 21.13 WIB 80
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) (Selangor: Pejabat Agung PAS, 2002), Cet. Pertama, h. 2.
(Malaysia) sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keredhaan Allah SWT’ dan ‘Mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara’. Jadi, Dewan Muslimat adalah pelengkap atau sayap kiri dalam perjuangan PAS untuk merealisasikan tujuannya. Misi Dewan Muslimat 1.
Membina Masyarakat Berakhlak dalam Semua Bidang Kehidupan
Manusia dan Pendukung Kepada Ajaran Islam Sebenar. 2.
Melahirkan Muslimat Mujahidah Berilmu, Beriman, Beramal, Bertaqwa
Berperanan sebagai Da’i kepada masyarakat. 81 Misi Dewan Muslimat ini juga adalah rumusan daripada Bab 3, Fasal ke6, poin (1) sampai (11) dalam konstitusi PAS. Ia disesuaikan dengan fitrah dan kodrat wanita Muslimah yang berperan sebagai istri, ibu dan anggota atau da’I dalam masyarakat. Istri yang menjadi pembantu suami dalam perjuangan dan dakwah, sebagai ibu yang melahirkan dan menjadi ‘madrasatul ‘ula’ kepada anak-anak di rumah dan salah satu daripada anggota masyarakat yang akan memberikan kontribusinya dalam segala bentuk sesuai dengan potensi mereka serta menurut batas atau koridor syari’at Islam.
81
h.13.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
Jadi, dengan berpedomankan kepada Visi dan Misi Dewan Muslimat inilah para kepemimpinan dan anggota-anggota Dewan Muslimat sampai detik ini terus iltizam dan istiqomah berusaha tanpa jemu untuk merealisakannya sesuai dengan tema muktamar Dewan Muslimat PAS kali ke-46 yang terkini Yaitu pada tanggal 6 Juni 2006, “Terus Bangun, Bersama Rakyat”82
Sejak awal penubuhan Dewan Muslimat sehingga tahun 1973 terdapat tiga asas pengurusan yaitu: 1. Dewan Muslimat PAS Ranting - Pengurus di peringkat ranting; 2. Dewan Muslimat PAS Cawangan – Pengurus cabang yang mempunyai 25 orang ahli Muslimat PAS yang menjadi tenaga penggerak; 3. Dewan Muslimat PAS Pusat – Pengurus pusat merupakan peringkat tertinggi dalam stuktur Dewan Muslimat yang bertanggungjawab secara langsung kepada Kantor Agung PAS. Walau bagaimanapun, selepas Amandemen Konstitusi PAS yang dibuat pada tahun 1973, struktur Dewan Muslimat PAS dibagikan empat peringkat yaitu: 1. Dewan Muslimat PAS Ranting; 2. Dewan Muslimat PAS Cabang; 3. Dewan Muslimat PAS Negeri;
82
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 5.
4. Dewan Muslimat PAS Pusat. Seterusnya dalam Amendemen Konstitusi PAS 1977 pula berlaku perubahan dari segi nama terhadap struktur pengurusan Dewan Muslimat yaitu: 1. Dewan Muslimat PAS Ranting dinamakan Komite Dewan Muslimat Cabang; dan 2. Dewan Muslimat PAS Cabang dinamakan Dewan Muslimat PAS Kawasan. Bagi melaksanakan fungsi Dewan Muslimat dengan berkesan, beberapa lembaga telah diwujudkan yaitu Lembaga Tarbiyyah dan Latihan Kepemimpinan, Lembaga Penerangan dan Hal Ehwal Luar, Lembaga Kebajikan dan Kemasyarakatan, Lembaga Politik dan Pemilihan Umum serta Lembaga Ekonomi dan Keuangan.83 Untuk menantapkan lagi peran Dewan Muslimat yang saban tahun keahliannya berterusan meningkat sama ada dari golongan dewasa maupun remaja, maka pada tahun 1993, unit Amal Nisa’ Wal Banat telah ditubuhkan. Unit ini bertujuan untuk mengumpulkan remaja putrid Islam dalam satu unit kebajikan dan sukarelawan berseragam atas nama Islam dan beramal karena Allah.
83
h.12.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
Pada tahun 1999 pula, Lajnah Penyelidikan dan Pembangunan diwujubkan bertujuan untuk memantapkan pengurusan Dewan Muslimat menerusi pemantauan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan dan telah dikeluarkan. Seterusnya, mulai tahun 2001 satu lagi lajnah dan unit telah diwujudkan yaitu Lajnah Perpaduan Nasional dan Unit Guaman (Pengacara). Pada tahun 1996 Dewan Muslimat semakin mendapat tempat di hati wanita Islam di Malaysia. Keterlibatan golongan professional semakin bertambah dari hari ke hari. PAS bukan saja disenangi oleh masyarakat desa malah turut didukungi oleh masyarakat di kota-kota yang terdiri dari golongan intelektual, professional dan korporat. Menyadari akan perlunya Dewan Muslimat mempunyai visi dan misi serta objektif yang jelas dan perancangan yang rapi serta berstrategi dalam menyampaikan dakwah Islam maka pada 1617 November 1996 satu Pogram Latihan Pengurusan Strategi Dewan Muslimat telah diadakan. Pogram ini telah menghasilkan satu gerak langkah Dewan Muslimat PAS yang lebih mentap dan teratur dengan berpandukan kepada Pelan Induk Dewan Muslimat yang turut menggariskan Pelan Tindakan Lembaga-lembaga Dewan Muslimat. Pelan ini mula dilaksanakan pada tahun 1996-2000
C. Peluang dan Tantangan Dewan Muslimah di Kelantan
Penglibatan wanita dalam kancah politik tanah air adalah perlu. Meskipun begitu, ia terdapat batas-batas tertentu dan mengikut garis panduan yang ditetapkan oleh Islam itu sendiri. Dalam setiap partai yang ditubuhkan di Malaysia, wanita turut diberi peluang utama melibatkan diri dalam bidang politik sebagai mewakili kaumnya sebagaimana golongan 'pemuda' yang dianggap sayap kanan pada perjuangan partai. Oleh karena itu, golongan wanita dari partaipartai seperti Umno, MIC, MCA84 dan sebagainya masing-masing mempunyai dasar perjuangan
yang tersendiri
yang harus diperjuangkan mengikut
perlembagaan partai masing-masing. Mahu atau tidak, sadar atau sebaliknya hakikat kejayaan sesebuah partai politik dalam sesebuah pilihan raya sama ada pilihan raya kecil atau umum banyak bergantung kepada sejauhmana keberkesanan yang dimainkan oleh golongan wanita ini.85 Sifat dan keterampilan diri yang ada pada golongan hawa ini memberi kepercayaan kepada pucuk pimpinan semua partai politik
84
Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (United Malay National Organisation) biasa dikenali sebagai (UMNO) adalah partai politik terbesar di Malaysia dan merupakan pengasas dan tulang belakang pakatan Barisan Nasional yang telah memerintah Malaysia tanpa terganggu sejak merdeka lagi. Ia dikenali sebagai penjaga nasionalisme Melayu atau ketuanan Melayu dan ideologi Islam tulen, yang memperjuangkan bahwa orang Melayu dan orang-orang Muslim lain merupakan orang peribumi di Malaysia, oleh itu berhak menerima keistimewaan sebagai hak semenjak lahir.Kongres India Se-Malaysia MIC (Malaysian Indian Congress) merupakan sebuah partai politik di Malaysia dan satu daripada anggota pengasas, partai gabungan, Barisan Nasional, sebelumnya dikenali sebagai Partai Perikatan, yang mana ia telah berkuasa memerintah negara Malaysia sejak kemerdekaan pada 1957. Persatuan Cina Malaysia MCA (Malaysian Chinese Association) merupakan sebuah partai politik yang terdapat di Malaysia yang mewakili etnik Cina Malaysia, satu daripada tiga partai komponen utama bagi partai gabungan di Malaysia yang dipanggil sebagai Barisan Nasional (BN). Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki.UMNO, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.45 WIB. 85
http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 23.12 WIB
peringkat nasional, iaitu golongan ini mempunyai keupayaan menjalankan kerjakerja kempen dalam pilihan raya. Dalam perjuangan Islam di negara ini misalnya, Dewan Muslimat PAS mempunyai kedudukan dan peran yang istimewa, malah turut setanding dengan golongan muslimin. Ini karena sungguhpun Dewan Muslimat merupakan salah satu daripada tiga sayap Partai Islam Se-Malaysia (PAS), tetapi ia mewakili tuntutan perjuangan Islamiah kepada kira-kira separuh daripada pendokongpendokong gerakan Islam di negara ini. Keistimewaannya terletak kepada sifat kewanitaan itu sendiri, di samping bilangan kaum itu juga melebihi kaum lelaki terutama di Kelantan. Dari segi peranannya pula, kaum wanita bukan sahaja mengurus rumah tangga sebagai istri dan ibu, tetapi juga memberi sumbangan tenaga dan fikiran
untuk kerjaya masing-masing. Begitu juga dari segi
perjuangan mereka turut melibatkan diri dalam kerja politik dan dakwah.86 Golongan Muslimat dalam ruang politik semasa telah banyak diberi peluang untuk sama-sama memegang tampuk pemerintahan sebagai pemimpin di pelbagai peringkat. Samada sebagai Yang Berhormat ADUN, Yang Berhormat Ahli Dewan Rakyat, Yang Berhormat Ahli Dewan Negara, ketua dan pemimpin di peringkat cawangan, DUN dan negeri, dengan pelbagai jawatan, maka Muslimat kini telah berperan dengan begitu cemerlang. Muslimat serba boleh ini telah mengatur langkah penuh amanah dan tanggungjawab yang diberikan oleh rakyat, partai dan kerajaan dengan sebaiknya. Cabaran dan mehnahnya bukanlah 86
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 6.
sedikit,
namun
ianya
bukan
menjadi
halangan
untuk
mereka
semua
melaksanakannya dengan kerjasama semua pihak. Setiap orang yang diberikan amanah sebagai pemimpin, tidak kira lakilaki maupun wanita, mestilah melaksanakan kuasa dan amanah itu dengan adil dan berintegriti. Unsur keadilan ini amatlah penting karena ianya menjadi satu paksi kesejahteraan dan kemakmuran negeri dan negara. Apakah yang menjadi tunjang utama kepada senario ini? Ianya tidak lain dan tidak bukan, ada satu tunjang yang wujud tapi tidak dapat dilihat dan diukur dengan mata kasar. yaitu Aqidah Islam. Pengurusan rumah tangga, kerjaya dan perjuangan menjadikan wanita mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan dunia hari ini terutama dalam bidang gerakan politik. Dari perspektif
PAS, seperti mana fasal 59,
Perlembagaan (Konstitusi) PAS, telah disebut tiga tugas am Dewan Muslimat PAS, dua daripada tugas-tugas itu adalah menyatukan tenaga, fikiran dan pandangan Muslimat PAS dalam negara ini. Di samping itu, meluaskan pengaruh PAS di kalangan wanita Islam melalui kegiatan kewanitaan, sambil membentuk keperibadian mereka supaya menjadi Muslimat yang bertanggungjawab kepada agama dan negara serta menyakinkan mereka kepada cit-cita Islam yang diperjuangkan PAS. Oleh itu, tidak keterlaluan sekiranya dinyatakan kemenangan seratus peratus kerusi Angkatan di Kelantan pada tahun 1990 adalah karena kerja keras golongan ini. Dengan kemenangan itu juga, rencana khas oleh sebuah majalah
Islam,
al-Muslimah keluaran November 1990 telah mengupas tentang
kemenangan itu dengan slogannya: “Tangan yang Menghayun
Buaian
Menggoncangkan Kelantan”. Yang demikian sudah jelas bahwa wanita telah memberi saham yang besar terhadap kemenangan Angkatan dalam pilihan raya umum pada tahun itu dan seterusnya keputusan pilihan raya umum pada 25 April 1995, kerajaan Kelantan di bawah PAS sekali lagi dapat dibentuk dengan jayanya sekalipun tidak lagi seratus peratus. Ini membuktikan sokongan padu kaum wanita Kelantan tetap kepada kerajaan Angkatan. 87 Justru, tidaklah bisa dipisahkan dari sebuah perjuangan dalam dunia politik
daripada suatu tantangan dan cabaran. Muslimat PAS di Kelantan
khusunya telah menunjukkan satu sikap dan contoh yang terbaik. Ini dapat dilihat dari berbagai-bagai pogram, gerak kerja, dan penyelesaian masalah-masalah masyarakat yang bisa dilaksanakan oleh golongan Hawa ini, walau demikian dunia politik memang kejam, gerakan Dewan Muslimat PAS ini ditentang oleh segenap penjuru, baik dari partai lawan dan dari masyarakat yang kurang paham tentang Islam politik. Diantara halangan-halangan dan tantangan Dewan Muslimat PAS ini. Antara halangan yang dihadapi oleh wanita Muslimah dalam mengharungi arena politik di Malaysia adalah suasana dan ragam politik yang tidak begitu bersih sekaligus memberikan imej yang tidak baik kepada mereka
87
http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 23.12 WIB
yang berpartisipasi dengannya. Kita sering mendengar ungkapan politik itu kotor malah ia lebih acap terbit dari bibir wanita. Seorang istri sering risau jika suaminya terlibat dengan politik, begitu juga dengan seorang ibu yang akan gelisah bila anaknya menunjukkan minat terhadap politik. Kenapa? Ini disebabkan dalam kancah politik hari ini, rasuah atau korupsi menjadi mainan, keadilan pula hanya dilaksanakan kepada kroni atau kelompok sendiri, kata-kata kesat atau cacian kepada yang tidak sealiran pula menjadi basahan mulut. Penulis tidak dapat memberikan peratus kasus-kasus eksploitasi wanita di pentas politik di Kelantan. Namun hakikatnya ia tetap berlaku, misalnya dalam kasus Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Istri seketaris politiknya, Shamsidar Taharia dituduh mempunyai hubungan sulit dengan beliau. Pembicaraan dipengadilan telah menolak pertuduhan tersebut. Namun kesannya terhadap maruah seorang wanita dan psikologi ahli keluarga adalah sangat dahsyat. Kasus tuduhan khalwat terhadap Naib Presiden PAS, saudara Mohamad Sabu yang hakikatnya adalah rekayasa itu juga melibatkan eksploitasi wanita. Kasus-kasus di negara lain banyak menunjukkan bahwa wanita telah dijadikan alat politikus-politikus untuk mengorupsi, memerangkap dan menjatuhkan lawan politiknya. Melihat kepada moral politikus di Kelantan
yang tidaklah
berapa pada tahap
amat
membanggakan, maka tidak mustahil hal-hal tersebut akan berlaku. Ini juga adalah antara halangan-halangan kepada wanita Muslimah untuk terlibat dalam politik.
Wanita Muslimat yang berada di pihak oposisi seperti Muslimat PAS, wanita Partai Keadilan Rakyat88 dan DAP89 khususnya pula terdedah kepada perangkap pemerintah Malaysia yang mengugut dengan akta ISA,90 bahkan ‘periuk nasi’ mereka menjadi mainan ugutan. Lantas situasi dan kondisi ini sering memadamkan minat wanita terhadap politik apa lagi untuk terjun dalam gelanggangnya. Disebabkan situasi dan kondisi ini jugalan amat sedikit peratus wanita yang aktif dalam partai-partai politik. Prosedur politik yang ditetapkan oleh perlembagaan Malaysia juga kurang sesuai bagi para wanita Muslimah khususnya untuk bergiat aktif dalam politik. Bagi Ahli Dewan Rakyat (MP) atau Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN), seorang wanita harus melalui proses pemilihan umum di mana beliau perlu hadir 88
Partai Keadilan Nasional merupakan sebuah partai politik Malaysia yang lahir dari gelombang Reformasi yang melanda Malaysia setelah pemecatan Anwar Ibrahim dari UMNO pada 2 September 1998. Sekumpulan NGO dan partai oposisi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Rakyat Malaysia (GERAK). Pendukung reformasi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Sosial (ADIL) untuk memberikan platform kepada perjuangan mereka. Lihat http: //ms.wikipedia. org/wiki/ Partai_Keadilan_Rakyat, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB. 89
Partai Aksi Demokratik (DAP: Democratic Action Party) adalah partai serpihan dari Partai Aksi Rakyat (PAP: People’s Action Party) di Singapura yang didirikan pada Oktober 1965 sebelum didaftarkan secara resmi enam bulan kemudian sebagai salah satu partai politik Malaysia, pada 18 Maret 1966. Partai Aksi Demokratik (DAP) berfungsi sebagai sebuah partai demokratik !ublic yang “berjanji akan berpegang kuat kepada !ublic!y satu !ublic Malaysia yang bebas, demokratis dan berfahaman sosialis, berdasarkan prinsip-prinsip keadilan kaum dan keadilan !ublic dan ekonomi yang berbasis institusi demokrasi parlementer.” (Pernyataan Setapak, dibuat pada Kongres Nasional DAP pertama di Setapak, Kuala Lumpur pada 29 Juli 1967). Lihat http://ms. Wikipedia. Org/wiki/ Partai_Tindakan_ Demokratik, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB. 90
Internal Security Act @ Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) Akta Keselamatan Dalam Negeri 1960 merupakan undang-undang tahanan pencegahan yang sedang berkuatkuasa di Malaysia. Sesiapa pun boleh ditahan oleh polis selama 60 hari berturut-turut tanpa perbicaraan untuk tindaktanduk yang dijangkakan mengancam keselamatan !ublic atau mana-mana bahagian daripadanya. Selepas 60 hari, seseorang tahanan itu boleh ditahan lagi selama tempoh dua tahun jika diluluskan oleh Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri, dan sekaligus membolehkan penahanan terus tanpa perbicaraan. Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki/ISA, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.40 WIB.
ke setiap acara kampanye dan yang seumpamanya. Perlu diketahui bahwa situasi dan kondisi pra-pemilihan umum di Malaysia tidaklah begitu selamat dan bersih dari taktik-taktik dan strategi kotor bahkan banyak preman-preman upahan yang muncul pada waktu tersebut. Jester itu, seorang calon/ kandidat wanita Muslimat berkemungkinan diganggu atau diancam dengan perkara yang mendiskreditkan harga dirinya atau yang mengancam keselamatan ahli keluarganya. Tugasan sebagai MP atau ADUN pula menuntun wanita Muslimat untuk ‘turun padang’ dan menghabiskan banyak waktu tanpa mengira siang atau malam demi melunaskan kewajibannya terhadap rakyat di kawasannya. Sedangkan pada masa yang sama beliau mempunyai kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah. Bukan sebarang wanita yang mampu untuk membersihkan semua tugasan tersebut dengan sempurna serta memuaskan hati setiap pihak. Lantas mungkin yang mampu terlibat adalah para wanita Muslimat yang mempunyai anak-anak yang telah dewasa. Pemikiran patriarchal dalam masyarakat Malaysia menyebabkan wanita tidak mudah diterima sebagai pemimpin bagi kaum laki-laki. Bukan saja di peringkat kepeminpinan negara atau negeri, tapi juga dalam struktur serikat atau perkhidmatan awam sekalipun kepeminpinan wanita sering menjadi suatu yang dijadikan pemasalahan. Suara-suara dan pendapat mereka kadangkala dipandang sinis bukan karena kurang mantapnya ide-ide, tetapi hanya karena mereka itu wanita. Kondisi ini kadangkala menjadikan wanita ‘malas’ untuk lebih berpartisipasi dalam pemerintahan dan administrasi negara.
D. Analisis Gerakan Politik Wanita Muslimah (PAS) di Kelantan
Sebagai wadah gerakan Islam tertua di negara ini, semua polisi dan strategi haruslah berasaskan Islam. Dalam usaha mengekalkan kemenangan, dan juga mengisi kemenangan dengan agenda Islam yang sebenarnya, kita akan menemui pelbagai mehnah dan cabaran. Sudah pastilah, prakteknya tidak semudah teori yang dipelajari atau diucapkan. 91 Dalam gerakan politik wanita Muslimah di Kelantan ini, banyak cabarancabaran yang perlu dilalui oelh golongan hawa ini. Cabaran utama Dewan Muslimat PAS adalah untuk meningkatkan kesedarang politik di kalangan wanita itu sendiri. Kesadaran yang penulis maksudkan bukan hanya kesadaran untuk men coblos’ dalam pemilihan umum semata-mata, tetapi juga kesadaran untuk memahami tuntutan perubahan dan bertindak sebagai sebagian daripada massa dalam memastikan keadilan dilaksanakan di Kelantan khususnya. Responsif wanita terhadap isu-isu politik di Kelantan atau dunia umumnya tidak seghairah kaum laki-laki. Mungkin ini disebabkan isu-isu seumpama itu secara jangka pendeknya tidak menjejaskan kepentingan khusus mereka seperti pengurusan rumahtangga dan kegiatan social wanita. Peratus wanita Kelantan yang menyara keluarga secara total masih rendah sekaligus implikasi perubahan taraf ekonomi atau inflasi tidak mereka rasai seperti kaum laki-laki. Lantas ramai wanita Kelantan bukan sekadar tidak responsif malah mungkin ramai juga tidak 91
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan - kemenangan- melestarikankebajikan? autodown=pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
peduli tentang arus perubahan sosio-politik negara. Apa yang dikhawatirkan mereka hanyalah seputar urusan rumahtangga masing-masing saja. Mereka tidak menyadari bahwa harga minyak, tariff lestrik dan air, sembako termasuk susu anak balita dan obat-obatan melambung naik, SPP universitas dan sekolah menjadi tinggi karena dikorporatkan, harga rumah semakin mahal, cuti melahirkan dihapuskan, rumah tanpa izin bertambah, tanah runtuh dan bekalan air kurang karena pembangunan tidak seimbang, gejala keruntuhan akhlak dan moral di kalangan muda-mudi yang semakin membimbangkan, pertambahan pecandu narkoba setiap hari, pusat prostitusi, perjudian dan pabrik arak bertebaran, ajaran sesat, korupsi dan lain-lain isu ekonomi, pendidikan social, alam sekitar hinggalah kepada masalah pembentungan najis dan sampah, semua ini ada kaitannya dengan politik. Faktor lain yang menyebabkan keadaan ini berlaku adalah tahap pendidikan wanita di Kelantan tempo dulu agak rendah. Mereka itulah yang kini menjadi mayoritas para ibu di Kelantan. Merekalah yang menjadi penonton setia Akademi Fantasia atau Malaysian Idols dan acara gossip para selebritis. Peratus wanita yang berprofesi agak tinggi di Kelantan tetapi kebanyakannya terlibat dalam sector perladangan dan pabrik. Bilangan ahli professional wanita atau mereka yang terlibat dalam sector ekonomi masih rendah. Namun begitu tidak ramai daripada kalangan mereka yang mau berpartisipasi dalam politik disebabkan halangan-halangan yang disebutkan sebelumnya. Wanita di Kelantan juga tergolong daripada mereka yang kurang membaca. Apa lagi becaan-bacaan
ilmiah dan berat yang menyentuh persoalan ekonomi, pendidikan, social, politik dan sebagainya. Bahan bacaan yang seringkali menjadi pilihan adalah bacaan ringan seperti majalah-majalah hiburan dan majalah wanita. Tetapi media alternative yang tidak sealiran dengan pemerintah milik partai oposisi jarang dipedulikan. Fakto-faktor tersebut mengakibatkan wanita di Kelantan menjadi sasaran utama lobi partai pemerintah yang menguasai media massa. Pendirian politik mereka sukar diubah. Logika-logika mudah dan propaganda-propaganda ditelan begitu saja. Kerajaan dan partai politik pemerintah dianggap sama. Mesyukuri kemudahan listrik, air dan fasilitas umum dan prsarana dijadikan modal mudah untuk memberikan pendidikan politik kepada kaum ibu sekaligus menjana kesadaran mereka untuk bertindak sebagai massa yang prihatin terhadap pemerintah negara.92 Tantangan lain yang harus dihadapi oleh wanita di Kelantan ialah pembinaan syakhsiyyah karismatik, berkaliber dan mempunyai potensi sebagai kepimpinan. Pada hari ini sukar untuk kita nyatakan siapakah pemimpin wanita Kelantan yang unggul. Kelantan belum pernah mencatat sejarah memiliki seorang karakter wanita standing Ibu atau Aung San Suu Kyi dalam memimpin perubahan rakyat kalau pun tidak memimpin negara seperti Carazon Aquino, Benazir Bhutto, Margaret Thatcher, Indira Ghandi dan Khaleda Zla. Jauh sekali jika ingin
92
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan- kemenangan- melestarikankebajikan? autodown=pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
mencari bayangan Saiyidatina Aisyah. Nusaibah atau Khaulah Al-Azwar yang bersinar di medan perang. Kegiatan politik wanita Muslimah di Kelantan masih berlegar dalam gelanggang pembelaan kaum sejenis dan masih belum menjangkau ke arah memimpin masyarakat. Pembinaan ciri-ciri kepimpinan ini pastilah berkait rapat juga dengan pengetahuan manajemen, administrasi dan ilmu sains politik. Ini juga adalah satu cabaran kepada wanita Muslimah di Kelantan. Sehingga kini peratus partisipasi wanita Muslimah di dalam pengajian bidang-bidang tersebut masih belum sampai ke tahap yang boleh dibanggakan. Apa yang jelas sebagaimana kurangnya kesadarang politik di kalangan wanita Muslimah, begitu jugalah kurangnya minat mereka terhadap ilmu tersebut. Perjuangan Dewan Muslimat mutakhir ini yaitu menegakkan undangundang Islam di negara Malaysia. Justru, peran Muslimat adalah untuk memastikan kemenangan lebih besar pada pilihan raya umum (Pemilu) ke-13 nanti. Diantara misi Dewan Muslimat Kelantan adalah untuk melahirkan mujahidah Muslimat yang berilmu, beriman, beramal, bertaqwa dan berperan sebagai dai kepada masyarakat. Dalam sebuah negara Islam diperlukan masyarakat yang berakhlak dan pendokong Islam yang istiqamah dalam melahirkan a’milin.93
93
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pada pukul 17.12 WIB
Gerakan Muslimat PAS sekarang dari pelbagai golongan. Dalam PAS sekarang ada dari kalangan profesional, ulama, rakyat biasa dan sebagainya yang mewakili profesion yang berlainan seperti doktor, profesor, jurutera, guru dan rakyat. Isu yang di ketengahkan kepada masyarakat sebagai contoh adalah isu gejala sosial. Suasana keluarga yang berkait rapat dengan mangsa (korban) yang terlibat dengan gejala sosial perlu diberi perhatian semua pihak. Dewan Msulimat PAS telah berusaha untuk merangka pogram bagi mencari penyelesaian gejala itu. Lajnah Penerangan dan Dakwah Dewan Muslimat sejak tahun lalu telah memulakan pogram dengan melakukan 'rondaan' intipan di seluruh negara termasuk Sabah dan Sarawak untuk mendekati golongan sasar supaya mereka berminat dengan Islam. Di parlemen tenaga Muslimat turut memainkan peran. Usul yang berkaitan dengan pendidikan, isu penggunaan Bahasa Inggeris dalam pengajaran Matematik dan Sains, di samping isu rasuah (korupsi) juga turut dibawa suara Muslimat. Tidak ketinggalan juga isu ISA karena masih ramai lagi yang ditahan di bawah akta tersebut. Pada Muktamar (Konvention International) yang berlangsung pada 13 Jamadil Awwal 1430H/ 9 Mei 2009 (Sabtu) Pusat Tarbiyyah Islam Kelantan (PUTIK), Pengkalan Chepa, perwakilan PAS telah mencadangkan Sister In Islam
(SIS)94 diharamkan, SIS ini sebenarnya satu pertubuhan badan bukan kerajaan. Yang menjadi kontroversi sekarang ialah SIS banyak membawa isu-isu yang bercanggah dengan Islam khususnya dari segi hak persamaan antara wanita dan lelaki dalam pembahagian harta. Sedangkan Islam telah ada kaedahnya yang tersendiri. Begitu juga SIS turut mempertikaikan aurat wanita yang digambarkan kaum wanita tidak perlu menutup aurat. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam menyebabkan timbulnya kekeliruan dalam masyarakat. Muslimat PAS tidak bersetuju terhadap pogram yang dianjurkan SIS sekiranya bercanggah dengan Islam. Bagaimanapun dari sudut pemikiran ada juga idea baru dicetus SIS memandangkan anggotanya ramai yang professional. Bagaimanapun isu yang dibangkitkan mestilah mengikut acuan Islam.95 Gerakan politik Muslimah ini tidaklah hanya tertumpu pada hal yang terkait dengan pahaman, dasar, dan pegangan sesebuah komisi dan partai. Dewan Muslimah ini juga tumpu pada segenap masalah masyarakat dan negara dalam gerakannya sebagai sayap bagi perjuangan PAS dalam merialisasikan Islam yang syumul dalam negara Malaysia khusunya. Termasuklah dalam gerakan dari golongan Hawa ini adalah tentang hal ekonomi negara dan negeri Kelantan
94
Sisters in Islam (SIS) merupakan !ublic yang memperjuangkan ‘hak wanita & persamaan gander’ dalam versi mereka. SIS adalah organisasi perempuan Muslim di Malaysia yang berusaha untuk mengartikulasikan hak-hak perempuan dalam Islam dengan menekankan kebutuhan untuk menafsirkan Alquran dan hadis dalam sejarah dan budaya yang tepat konteks. Itu juga melakukan advokasi untuk hak perempuan untuk memegang jabatan !ublic. Salah satu pemimpin terkemuka SIS adalah Zainah Anwar yang adalah kepala selama dua decade. 95
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pada pukul 09.34 WIB
khsusunya. Dalam ruang ekonomi negara dan dunia seluruhnya yang telah banyak dicemari dengan unsur riba, gharar dan syubhah. Semua unsur ini menjadi faktor datangnya bala daripada Allah SWT. Jika mahu keluar dari kemelut ekonomi ini dari terus berulang dan berulang, maka Muslimah telah bersama-sama bergerak dalam memastikan semua unsur tersebut dibersihkan dalam semua urusniaga. Maka, dalam hal ini, Muslimat PAS juga memainkan peran yang amat besar. Muslimat menjadi seorang usahawan besar dalam dan luar rumahtangga dalam hal pembangunan dan pengurusan ekonomi. Antara peran Muslimat adalah : 1) Mengatur pendapatan dan perbelanjaan peribadi dan keluarga dengan sistematik dan teratur; 2) Membantu suami dan anak-anak belajar menabung dan Menyimpan; 3) Menjauhi sistem riba dalam apa jua urusan; 4) Memastikan diri dan keluarga mengamalkan budaya hidup sederhana dan menjauhi pembaziran; 5) Membudayakan diri dan keluarga untuk berbelanja secara syarie iaitu menurut aturan agama; 6) Menghentikan budaya berhutang demi mengejar hidup mewah dan Bergaya; 7) Terlibat secara langsung dalam bidang ekonomi samada menjadi usahawan, ahli koperasi, pelabur dan lain-lain.
Sesungguhnya, golongan Muslimat yang dianugerahkan oleh Allah SWT dengan sifat tegas dalam kelembutan, peka dan sensitiviti yang tinggi, pasti akan mampu membantu diri, keluarga dan masyarakat dalam menghadapi kemelut yang berlaku. Dengan tersebarnya muamalat yang benar-benar berlandaskan Islam, maka barakah Allah pasti akan turun ke dunia ini. Justru, wujudnya usahawan yang amanah dan sistem ekonomi yang halal, maka negeri dan negara akan mampu untuk menjana pendapatan negara dengan lebih baik. Sudah pastilah kesan ekonomi yang akan dihasilkan adalah kesan yang positif. Setiap orang telah tertulis rezekinya masing-masing. Rahsia inilah menjadikan kehidupan ini begitu indah dan perlu dihadapi dengan usaha yang berterusan dan saling membantu antara satu sama lain. Sebagaimana firman Allah SWT berfirman dalam AlQuran, yang berbunyi sebagai berikut: z)7Q y ⌧wst"x T|,ef dQ o {!Zo' B ,]:Q b}~< UP*6 {!Zo'Q u^Q: # J-" (٢٧: ٤٢/ )ارى>P& o>Qo? “Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat” (Q.S: As-Syura 42, 27)
Semua masyarakat di negara ini sedar khususnya orang Kelantan sendiri, bahwa pada pilihan raya tahun 1978 PAS telah kalah teruk. Kekalahan itu berpunca daripada kenaan 'mageran' terhadap kerajaan mutlak PAS pada masa itu. Hasil pemilu itu PAS hanya mampu mempertahankan dua kerusi saja yaitu, Dun
Kemumim dan Manik Urai. Kaum wanita pada masa itu, turut terkeliru dengan fitnah-fitnah politik Umno. Serentak dengan kekalahan itu , Dewan Muslimat PAS yang pada ketika itu diketuai oleh Hajjah Wan Asma' Abdul Kader dan Naib Ketuanya Hajjah Kalthom Othman telah mengorak langkah dan bangkit berjuang untuk menebus kekalahan itu. Sekalipun ia memakan masa kira-kira 12 tahun, namun langkah yang dihayun itu benar-benar menggoncangkan Kelantan pada tahun 1990. Yang mana di pemilu 1999 di negeri bagian Kelantan, Angkatan Perpaduan Ummah, yaitu koalisi antara Partai Islam Se-Malaysia (PAS), partai Semangat 46, dan Berjasa yang telah memenangi 39 kerusi daripada 39 kerusi yang dipertandingkan dalam Dewan Undangan Negeri (DUN) Kelantan yang sekaligus memberi kemenangan yang mutlak 100% untuk Angkatan Perpaduan Ummah.96 Kempen dari rumah ke rumah atau merayu undi setiap kali pilihan raya diatur dengan baik dalam usaha memulihkan kembali prestasi PAS yang suatu ketika duhulu telah malap. Saf pimpinan Dewan Muslimat PAS Kelantan sendiri, telah membina semangat juang yang tinggi dan kental di kalangan ahli-ahlinya di semua peringkat termasuk di peringkat cawangan-cawangan dengan pelbagai latihan dan aktiviti.97
96
97
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pilihan_Raya_Umum_Malaysia_1978
Ucapan Siti Zailah Mohd Yusof, Ketua Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan / Ahli Parlimen Rantau Panjang 13 Jamadil Awwal 1430H / 9 Mei 2009 ( Sabtu ) Pusat Tabiyyah Islam Kelantan ( PUTIK ), Pengkalan Chepa, Kelantan.
Plihan raya kecil yang diadakan di Dewan Undangan Negeri Limbongan dan Sungai Pinang. pada tahun 1992, Lundang (1994), Parlimen Gua Musang (1995), Pulau Chondong (1997) dan Semerak (1997) turut memperlihatkan kesungguhan golongan hawa ini bagi mempastikan kemenangan yang dituntut oleh perjuangan Islam yang dibawa oleh PAS. Sumbangan dan gerakan Dewan Muslimah PAS Kelantan ini telah dapat membuatkan seorang tokoh Islam di Malaysia memuji dan melahirkan rasa terima kasih kepada golongan Muslimat terhadap penglibatan mereka dalam pilihan raya khususnya pada tahun1990. Tokoh yang dimaksudkan ialah Pesuruhjaya PAS Kelantan, Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat. Beliau secara terbuka mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Muslimat seluruh Kelantan yang berusaha sedaya upaya untuk merampas semula Kelantan pada suatu majlis kesyukuran kemenangan pilihan raya kecil pada tahun 1990. "Tanpa kesungguhan Muslimat dengan izin Allah sudah tentu kita tidak dapat menikmati kejayaan yang begini besar nilainya", katanya. Penghargaannya itu tidak terhenti di situ sahaja, malah setiap perubahan diolah, dikaji dan dilaksanakannya sebaik mungkin demi memartabatkan golongan hawa itu yang sering kali dieksploitasikan oleh golongan yang tidak bertanggungjawab. Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz sebagai seorang Menteri Besar, begitu prihatin membuat perubahan yang mem-berangsangkan sekalipun dianggap remeh semata-mata bagi menaikkan kedudukan dan imej wanita sebagaimana kehendak Islam. Semuanya bukan sahaja sebagai menghargai jasa
dan
pengorbanan Muslimat, tetapi sebaliknya juga ia dijalankan karena
memenuhi tuntutan agama. Karena menurut tuntutan agama juga, kerajaan negeri bagian Kelantan tidak membenarkan golongan hawa ini bertanding dalam tilawah al-quran, dilarang bernasyid kepada wanita yang berumur 15 tahun ke atas, dilarang memperaga tubuh semata-mata untuk tujuan iklan dan sebagainya. Sekali pun tidak berhasrat untuk mengatakan golongan wanita lebih 'politiking' dari muslimin, Namun unsur-unsur politik "kewanitaan" telah diperkirakan dalam membuat pembaruan semenjak penubuhan
kerajaan
Angkatan tahun 1990. Justru, paling penting dan wajar diketengahkan di sini ialah kaum hawa turut diberi penghormatan untuk dilantik sebagai Anggota Dewan Negara. Ketua Dewan Muslimat PAS Kelantan, Hajjah Kalthom Othman Ketua Dewan Muslimat PAS, wanita pertama dari PAS diberi penghormatan dua penggal (1991-1997) sebagai senator demi membawa suara Muslimat ke Dewan Negara. Setelah tamat tempohnya, dua lagi diberi kepercayaan, mereka ialah Ketua Dewan Muslimat PAS Pusat, Hajjah Jamilah Ibrahim dan Naib Ketua Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan, Hajjah Hunaizah Mohd Nor. Perlantikan ini bersesuaian dengan perjuangan PAS yang tidak akan melantik golongan Muslimat sebagai wakil rakyat karena suasana politik hari ini yang tidak memungkinkan penglibatan Muslimat. 98
98
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan- kemenangan- melestarikankebajikan? autodown = pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
Satu gandingan gerak kerja yang mantap dan membanggakan dalam membantu kemenangan PAS dan Pakatan Rakyat99 dalam pemilu ke-12 dan semua pemilu kecil yang lalu. Kepakaran dan kreativiti pendekatan serta kesungguhan Muslimat hasil ilmu poltitik dan pengalaman tak terbeli jentera Halwa seluruh Kelantan amat menyerlah dan benar-benar memberi kesan kepada gerak kerja pemilu seluruhnya. Usaha yang mantap dan kerja keras Muslimat telah mendapat penghargaan dan pujian daripada semua pihak dan diakui oleh pelbagai lapisan kepimpinan dari seluruh pelusuk negara.
99
Pakatan Rakyat merupakan satu aliansi baru partai-partai politik Malaysia. Aliansi ini terdiri dari Partai Keadilan Rakyat, Partai Islam Se-Malaysia dan Partai Aksi Demokratik (PKR-PASDAP)yang merupakan pihak oposisi di Parlemen Malaysia. Presiden PKR, Datin Seri Wan Azizah Wan Ismail adalah Ketua Oposisi sebelum ini, namun kemudian digantikan oleh suaminya Datuk Seri Anwar Ibrahim setelah memenangkan pemilu Permatang Pauh 2008. Pakatan Rakyat juga memimpin pemerintahan lima buah negeri Malaysia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis bahaskan secara jelas pada bab-bab terdahulu, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 3. Sebagai sayap kiri partai PAS dalam merialisasikan Islam yang syumul di Malaysia, wanita Muslimah di Kelantan khususnya mempunyai Visi dan Misi. Visi Dewan Muslimat ini adalah sinonim atau diselaraskan dengan tujuan pendirian PAS itu sendiri yaitu ‘Memperjuangkan wujudnya di dalam negara ini (Malaysia) sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keredhaan Allah SWT’ dan ‘Mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara’. Jadi, Dewan Muslimat adalah pelengkap atau sayap kiri dalam perjuangan PAS untuk merealisasikan tujuannya. Adapun misi Dewan Muslimah PAS Kelantan ialah Membina Masyarakat Berakhlak dalam Semua Bidang Kehidupan Manusia dan Pendukung Kepada Ajaran Islam Sebenar. Dan melahirkan Muslimat Mujahidah Berilmu, Beriman, Beramal, Bertaqwa, dan Berperan sebagai Da’i kepada masyarakat. 4. Di negara bagian Kelantan, Dalam menghadapi tantangan, halangan, dan cabaran
arena
politik,
wanita
muslimah
juga
bepartisipasi
dalam
memperjuangkan Islam disamping sebagai sayap kiri bagi perjuangan politik
PAS di Malaysia. Pindaan Perlembagaan PAS tahun 1973 menyaksikan bagaimana
segala
urusan
Dewan
Muslimat
telah
disatukan
dalam
Perlembagaan PAS. Maka obyektif keberadaan Dewan Muslimat turut diubah menjadi tugas-tugas am yang disebutkan dalam Fasal 28 ceraian 3, pecahan ke (7). Fasal tersebut menyatakan bahawa tujuan Dewan Muslimat ialah: “Untuk menyatukan tenaga Muslimat-Muslimat dalam negara ini bagi meluaskan pengaruh PAS di kalangan wanita-wanita Islam melalui kegiatan-kegiatan Muslimat sambil membentuk keperibadian mereka supaya menjadi Muslimat yang bertanggungjawab kepada agama dan negara serta meyakinkan mereka kepada cita-cita Islam yang diperjuangkan oleh PAS”. Partisipasi dan peran Dewan Muslimat PAS Kelantan ini adalah wajar dan sesuai dengan tuntutan serta kehendak syari’at Islam. Jadi, eksistensi Dewan Muslimat amat penting demi mewujudkan cita-cita atau visi dan misi PAS. 5. Gerakan Dewan Muslimat PAS dalam arena perpolitikan di Kelantan adalah sebagai sayap kiri kepada perjuangan PAS yang berusaha untuk menegakkan masyarakat dan pemerintahan yang berasaskan nilai-nilai Islam. Dewan Muslimat PAS selama ini telah melaksanakan peran dan partisipasi mereka yaitu sebagai pemilih/ pengundi
dalam memilih pemerintah, peka dan
menjadi pemerhati atau pemantau kepada perjalanan pemerintahan negara dengan menggunakan segenap ruang demokrasi untuk menegur dan menasehati pemerintah serta vocal menyuarakan hak-hak dan kepentingan wanita serta masyarakat khususnya di Kelantan. Bergiat secara aktif dalam
mengemukakan pendapat, pro dan kontra terhadap kebijakan-kebijakan dewan eksekutif atau legislative lewat pidato, tulisan, demonstrasi, dan lain sebagainya. Menjdi calon/ kandidat dalam pemilu DUN atau perlemen serta menjadi senator dalam Dewan Negara. Dewan Muslimat PAS juga aktif dalam acara-acara sosial sama ada di peringkat nasional maupun internasional terutama dalam acara-acara kewanitaan dan keislaman.
B. Saran-saran. 1. Kepada kaum Muslimah umumnya, politik dan kenegaraan adalah sebagian dari system Islam dan menjadi kewajiban kepada kita untuk sama-sama berpartisipasi demi untuk mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi. 2. Kepada para elite politik Muslimah, khususnya Dewan Muslimah PAS Kelantan agar lebih memperhatikan tujuan, visi, dan misi partai yang memperjuangkan ummat dan menegakkan risalah Islam supaya semua tindakan dan kebijakan yang diambil selari dan bertepatan dengan tuntutan syarak. 3. Kepada para aktivis dakwah dan para da’I, khususnya di Indonesia dan Malaysia agar mengoptimalkan segala usaha supaya kaum Muslimah semuanya sadar dan faham tentang hak-hak dan kewajiban mereka yang telah diberikan oleh Islam dan seterusnya menghayati serta melaksanakan Islam secara menyeluruh da;am segenap aspek kehidupan.
4. Kepada pemimpin masyarakat dan negara agar memposisikan Islam sebagai pedoman utama dalam kepimpinan dan ketatanegaraan supaya negara khususnya Malaysia menjadi ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur’.
DAFTAR PUSTAKA al-Quran al-Karim Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah dan penyelesaiannya. Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986, Cet. Ke-1. Abdullah, Ahmad Mawardi Bin, “kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat di Kelantan Tahun 1990-2008” , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Asqalani, al, Ibnu Hajar, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari. Beirut, alMaktab al-Islam, Dar al-Soader,t.t., Jilid 6. Arshad, Sofian, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Asy-Syinnawi, Abdul Aziz, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah, Terj. Totok Jumantoro. Jakarta; Lembaga Studi Islam, 2004. Awang, Muhammad Hussein Khal’i Haji, Kelantan dari Zaman ke Zaman. Kota Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970. Az-Zindani, Abdul Majid, Hak-hak Politik Wanita dalam Islam. Jakarta, AlI’tishom Cahaya Umat, 2003, Cet. Ke-1. Daud, Mustafa Haji, Pengantar Politik Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997, Cet. Ke-1. Dinsman, Sepuluh Tahun Membangun Brsama Islam Kelantan dibawah kepimpinan Ulama. Kota Bharu: Pusat Kajian Strategit, 2000. Ensiklopedia Indonesia, ( Edisi Khusus ). Jakarta: PT Lehtiar Baru-van Hoeve, 1980.
Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud Di Kelantan. Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994, Cet. Ke-I. Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), lihat Kamus Dewan, Edisi IV. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007, Cet. Ke-2. Faris, Muhammad Abdul Qadir Abu, Fiqih Siyasah Menurut Imam’ Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada, 2000, Cet. Ke-1. Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008, Cet. Ke-2. Jam’ah, Ahmad Khalil, Wanita Yang Dijamin Masuk Syurga. Jakarta: Darul Falah, 2002. Kamil, Awang Muhammad, Sultan dan Perlembagaan. Terj. Ashruddin dari The Sultan and The Constitutionn. Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2001. Khaldun,
Ibnu, Muqaddimah, terj. Oleh Ahmadia Thoha. Jakarta, Pustaka Firdaus, 2005, Cet. 5.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan. Selangor: Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, 2001. Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah WilayahWilayah Persekutuan. Selangor: International Law Book Services, t.th.. Mardiana, Hussin Hasnah dan Nordin, Pengajian Malaysia. Selangor: Oxford Fajar Sdn. Bhd., 2007. Nasir, Fatimah Umar, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam. Jakarta: CV. Cendekla Sentra Muslim, 2003, Cet. Ke-1.
Nabani, al, Taqiyyuddin, An-Nizhām Al-Ijtimā’i fi Al-Islām. Terj. M. Nashir. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2007. Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam. Kuala Lumpur: Partai Islam seMalaysia, 2004, Cet. Ke-4. Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Selangor: Pejabat Agung PAS, 2002, Cet. Ke-1. Quthub, Sayyid, Fi Dzilalil Al-Qur’an. Beirut Dar al-Syuruq, 1978, Cet. Ke-2. Rifooh, Sayyida, “Wanita dalam Pentas Politik Menurut Islam” , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. Sabiq, Sayyid, Fiqih as-Sunnah. al-Qaherah: Dar al-Rayyan Turats, 1991, Jilid 2 Said, H,A. Fuad, Ketatanegaraan Menurut Syariat Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2002, Cet. Ke-1. Saedon, Mahmod, Undang-undang Pentadbiran Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996. Shaqr, Abdul Badi’, Wanita-Wanita Pilihan, Terj. Abdulkadir Mahdamy. Solo: Pustaka Mantiq, 1993. Shellabear, W. G., Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967. Sukardja, Ahmad, piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: UI Press, 2000. Syalthuth, Mahmud, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah. Jeddah: Dar al-Syuruq, 1970, Cet. Ke-2.
Tahido, Huzaemah, Hak dan Kewajiban Pria dan Wanita: Tuntunan Islam tentang Kemitrasejajaran Pria dan Wanita. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999, Cet. Ke-2. Taib, Harun, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam. Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000, Cet. Ke-1. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembanagan Bahasa Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-1. Umari, al, Akram Diya, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW. Jakarta: Media Dakwah, 1994. Voll, John L. Esposito dan John O. Demokrasi Di Negara-Negara Muslim: Problem dan Prospek, Terj. Rahmani Astuti dari Islam and Democracy. Bandung: Mizan, 1999, Cet. Ke-1. Yafie, Ali, Wanita dalam Pandangan Islam: Tuntunan Islam tentang Kemitrasejajaran Pria dan Wanita. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999, Cet. Ke-2. Zada, Khamami dan Arofah, Arief R. Diskursus Politik Islam. Jakarta: Lembaga Studi Islam, 2004, Cet. Ke- I. Zada, Khamami dan Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam,Jakarta: Erlangga, 2008, Cet. Ke-1. Ziyadah,
Asma’ Muhammad, Peran Politik Wanita Dalam Sejarah Islam. Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2001, Cet. Ke-1.
Situs internet dan Ceramah http://kalam82.tripod.com/id2.html, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.46 WIB http://en.wikipedia.org/wiki/Kelantan, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.57 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2009 pukul 15.00 WIB http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=k esultanan-kelantan, ibid. http://dmpkelantan.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article &id=13&Itemid=27, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 21.13 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki.UMNO, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.45 WIB http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 23.12 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki/Partai_Keadilan_Rakyat, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki/Partai_Tindakan_Demokratik, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB http://ms.wikipedia.org/wiki/ISA, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.40 WIB
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pada pukul 17.12 WIB http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 20.13 WIB http://www.scribd.com/doc/15752651/mempertahankan-kemenanganmelestarikan-kebajikan?autodown=pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB Ucapan Siti Zailah Mohd Yusof, Ketua Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan / Ahli Parlimen Rantau Panjang 13 Jamadil Awwal 1430H / 9 Mei 2009 (Sabtu ) Pusat Tabiyyah Islam Kelantan ( PUTIK ), Pengkalan Chepa, Kelantan.