Medan Tennis Center- Structure as Architecture
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 JUDUL : MEDAN TENNIS CENTER 2.1.1. Arti Kata Adapun judul dari proyek ini adalah MEDAN TENNIS CENTER Pengertian kata demi kata dari judul proyek adalah: MEDAN
: Ibukota provinsi Sumatera Utara
TENIS
: Cabang olahraga yang menggunakan raket
CENTER
: Pusat kegiatan
Judul proyek tersebut dipilih sebagai representasi dari bangunan yang ingin mewadahi segala kegiatan mengenai olahraga tennis termasuk sarana prasarana dan fasilitas pendukung, tidak 2.1.2 Sejarah Tennis Terdapat
berbagai
jenis
permainan yang menggunakan raket yang dimainkan
dewasa
ini
dan
tenis
merupakan salah satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada
Gambar 2.1 Awal mula permainan tenis
abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan. Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat ke negara-negara Eropa yang lain. Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris "Sporting Magazine" menamakan permainan ini sebagai 'tenis lapangan' (lawn tennis). Dalam buku "Book of Games And Sports", yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai "tenis panjang". Tenis pada Andrey Geardy Damanik - 060406019
6
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa. Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harry Gem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada
tahun
1875,
klub
ini
juga
bersedia
memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah,
Gambar 2.2 Klub tenis pertama di dunia
permainan tenis di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Tadinya, sekitar abad ke-I6, tennis dimainkan di Italia, Prancis, dan lnggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kcrajaan. Tapi tennis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada 1873, dan setahun kemudian oleh Nona Mary Outerhridge di Amerika Serikat. Lapangan-lapangan permainannya pun dibangun di kedua negeri itu. Kejuaraan tennis pertama dilangsungkan di Wimbledon, kota kecil sekitar 12 km di barat daya London, Inggris. Persatuan Tennis AS didirikan, 1881. berbagai kejuaraan amatir diselenggarakan di beberapa negara, yang mengundang datangnya beriburibu penonton. Mula-mula hanya memainkan partai tunggal putra, diikuti partai tunggal putri tiga tahun kemudiannya. Tahun 1900 adalah saat bersejarah bagi tennis. Pada tahun itulah Dwight Davis, bintang ganda AS, mcnghadiahkan sebuah piata Perak untuk diperebutkan dalam turnamen antarnegara, yang kcmudian tenar sebagai "Davis Cup" . Dalam pertandingan internasional pertama antara AS dan Inggris, Amerika unggul 3-0.
Andrey Geardy Damanik - 060406019
7
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Kian populer dan majunya olah raga tennis, tak ayal telah mendorong didirikannya "Federation Internationale de Lawn Tennis" (Federasi Tennis Intcrnasionsl) pada 1912. Tenis Lapangan di Indonesia (Lahirnya PELTI) Besar kemungkinan, orang Belanda lah yang memperkenalkan tennis di Indonesia, walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana di antara dua perkiraan itu lebih benar. Namun yang jelas, di negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan lebih dikenal di kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di Indonesia. Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir kaum pribumi yang mampu mengayunkan raket tennis, sedang jumlahnya yang lebih besar terdiri dari orang Belanda
dan
Cina.
Itu
pun
hanya
di
kota-kota
besar.
Jumlah kaum pribumi penggemar tennis mulai meningkat pada tahun-tahun 1920-an seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki sekolah sekolah menengah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka - umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada gilirannya memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun mulai dimainkan atau dipertandingkan dalam kegiatan berbagai organisasi pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun massa, terutama oleh kaum nasionalis yang mencitacitakan Kemerdekaan Indonesia. Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan kemudian Soempah Pemoeda, 1928, memang senantiasa menghangati setiap langkah dan gerak kaum muda di kurun itu. Maka tidak heran bila penjajah Belanda selalu mengintip dan memantau setiap gcrak-gerik pergerakan pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik. Terhadap gerakan yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan segera dilakukan. Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda patriotik kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke dalam satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930. Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan Indonesia, termasuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn Tennis Bond (ANILTB) di Andrey Geardy Damanik - 060406019
8
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan Samboedjo Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai berikutnya, yang memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya. Yang pertama, pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas pasangan Belanda, Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda campuran juga diraih keluarga Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang mendepak pasangan "penjajah" , Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34. Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935 di Semarang - yang juga sekaligus menjadi saat dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI). Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI Gagasan pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari Jember - ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian organisasi PELTI. Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia mcngatakan bahwa PELTI, sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama sekali "Tidal bersifat mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai. Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya di kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah kolonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun berturut-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo,
ahli
olah
raga
tennis
yang
namanya
terkenal
di
Eropa.
Era perkembangan (1936 - 1940) Saudara sekandung, namun latar belakang pendirian PSSI dan PELTI bertolak punggung. Kalau PSSI lahir berdasarkan kesatuan pendapat berbagai perkumpulan sepakbola - yang nyata-nyata ingin rnemisahkan diri dari Persatuan Sepak Bola Hindia Belanda - PELTI Andrey Geardy Damanik - 060406019
9
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
dilahirkan oleh gagasan perorangan yang sekaligus menggerakkan nya. Karena itu, kelemahan utama PELTI sejak awal Iahirnya adalah dibidang organisasi. Tidak jelas siapa yang sebenarnya berhak menjadi nnggotanya: persatuan/ daerah, perkumpulan/klub, atau perorangan. Inilah yang dimanfaatkan secara baik oleh ANILTB dengan menetapkan politik devide et impera -nya. Praktek "pecah dan kuasailah" Itu berangkat dari kecemburuan dan kekhawatiran - cemburu tersaingi dan kehilangan pamor, khawatir PELTI menjadi perpanjangan kegiatan politik untuk mencapal kemerdekaan. Dua hal Ini tersirat dalam bcrita surat kabar De Indische Courant, yang terbit di Surabaya. Sabtu 13 April 1936: Bagi Kedirische Tennisbond (Pcrsatuan Tennis Kediri milik orang Belanda - Red.) tahun lewat sangat penting . Dalam kcadaan tetap diincar oleh ANILTB, permasalahan keanggotaan PELTI tetap menjadi ganjalan. Baru setelah kongres pertamanya, 30 April 1939, masalah keanggotaan ini dibicarakan lebih sungguh-sungguh. Toh selama empat tahun sejak berdirinya, hanya berbekal tekad sekelompok orang, PELTI membuktikan dirinya mampu bertahan. Malahan, organisasi ini berhasil menyelenggarakan kejuaraan tahunannya,dengan peserta yang kian bertambah dan mute yang makin baik. Saat inilah PTIB dengan resmi menjadi anggota PELTI. Kcjuaraannya dibakukan sebagai "Kejuaraan Tennis Indonesia" . Mutunya yang kian meningkat diakui oleh surat kabar A.1.D. de Preangerbode, 3 Mei 1939. Surat kabar yang terkenal reaksioner ini menulis: "Semua juara digondol oleh kelurga Hoerip. Turnamen yang diikuti oleh banyak pemain kuat. Jika ada suatu turnamen tennis yang sungguh dapat dibanggakan, justru itulah kejuaraan Indonesia yang baru diselenggarakan PELTI ini. Jarang sekali - terutama di Bandung - kita menyaksikan suatu turnamen tennis, dan tenama yang diselenggarakan dengan rapih dan bagus sekali."Mengenai organisasi yang bagus ini, terus terang, di Bandung ini jarang sekali kita saksikan, lebih-lebih pada waktu akhir-akhir ini. Dalam hal pengorgaisasian, ternyata PTIB melebihi perkumpulan lain di kota ini. Mengenai umpires dan linesmen misalnya, lama sebelum turnamen dimulai telah disiapkan orangorangnya. Mr. Oesman dan kawan-kawan telah membuktikan bagaimana seharusnya menyelenggarakan sebuah turnamen yang baik. ... Kepada mereka kita sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. "Bukan segi organisasi saja, tapi dari sudut pcrmainan pun turnamen telah sangat berhasil ..."Era pengembangan PELTI ditutup dengan kejuaraan tennis nasional di Surabaya, 1940. Pada kesempatan ini, seluruh jago-jago tennis Indonesia ikut serta, kecuali Samboedjo Hoerip. Gelar tunggal putra diraih A.A. Katili dari Jakarta, yang menundukkan Lantip di final. Ganda putra dijuarai Panarto/Doelrachman. Pada kesempatan inilah Iahir dua pemain berbakat besar, Tan Liep Tjiauw dari Blitar, dan Toto Soetarjo dari Bandung.Perlu Andrey Geardy Damanik - 060406019
10
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
ditambahkan sedikit mengenai gebrakan-gebrakan PELTI, terutama kegiatan yang berlangsung dalam rangka lustrumnya yang pertama di Bandung. Banyak pihak yang menganggap bahwa dari Bandunglah kemenangan telah dimulai; keadaan kartu yang dimainkan menunjukkan kekuatan telah berada di tangan kita. Kenyataan ini tampaknya disadari oleh Tuan Janz, ketua Bandoengsche Tennis Unie (BTU). Menyaksikan turnamen di Bandung atas undangan, konon dialah yang menyarankan epada ANILTB agar mengakui saja PELTI sebagai induk organisasi tennis, sehingga dapat berjalan berdampingan dalam suasana yang bersahahat. Dengan demikian Janz berharap berbagai turnamen ANILTB tidak akan ditinggalkan para pemain Indonesia.Entah karena nasehat Janz atau karena situasi internasional yang memburuk, atau karena kedua-duanya, ternyata ANILTB mulai mengambil sikap yang terkesan tidak memusuhi PELTI lagi. Yang jelas, minimal mereka telah
menghentikan
kasak-kusuknya
kepada
PELTI
dan
para
anggotanya.
MasaNonaktif(1941-1949) Getaran Perang Dunia II mulai mengimbas ke Nusantara. Pemerintah kolonial dan orang-orang Belanda mulai kalang-kabut, dan lalu lari terbirit-birit begitu pasukan pendudukan Jepang menjejakkan kakinya di Indonesia. Semua orang yang asing dan pribumi, mulai hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri. Pada masa pendudukan Jepang ini, kegiatan PELTI pun terhenti. Bukan saja karena keadaan ekonomi yang kian suram, tetapi juga karena kaum penjajah baru melakukan pembuharan semua organisasi, yang politik, sosial, maupun olah raga. Seluruh kegiatan kemudian dihimpun dalam saw wadah yang disebut Tai Iku Kai ( "Persaudaraan Nippon-Indonesia" ). Era Pembinaan (1961.1965) Masa-masa paling berat dalam perjuangan PELTI telah dilalui, dengan mencetak prestasi lumayan. Narmun dua yang paling penting diantaranya adalah keherhasilan menghancurkan dua organisasi tandingan. Pertama, ANILTB - yang paling bahaya - pada 1939, dan kemudian ILTA pada 1951. Maka sikap pantang menyerah yang menyertai keberhasilan itu tampaknya telah menjadi semboyan PELTI: Pantang Surut. Namun pada masa-masa kemudiannya bukan berarti tanpa kesulitan. Kesulitan yang klasik: dana, baik secara organisasi maupun perorangan. Akibatnya, pada berbagai kejuaraan daerah terpaksa digunakan bola dan raket tennis bikinan lokal yang rendah mutunya. Pada kurun lima tahun pertama dasawarsa 1960-an itu, rnenyertai langkanya dana tadi, prasarana dan sarana pertenisan menjadi kian buruk. Sejak Perang Dunia II, kas PELTI bukan saja kosong tetapi harus tutup hukum diakhir talus dengan jumlah utang yang besar. Andrey Geardy Damanik - 060406019
11
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Dalam keadaan demikian, harga bola dan raket meroket, yang pada gilirannya menyerimpung tekad memasyarakatkan olahraga tennis. Jumlah lapangan tennis bukannya bertambah, tetapi kian menyusut digusur keperluan pembangunan di sektor yang lebih penting. Di Jakarta saja, sekitar 70 lapangan tennis di Merdeka Utara (bekas Sport club), Ikada, Kcbun Binatang Cikini, dan lain-lain, lenyap tak tergantikan. Kesulitan memang tak habis-habis. Misalnya bagaimana seorang pemain, yang berbakat tapi tak mampu, harus datang dalam kcadaan fit di lapangan pertandingan, jika Team Indonesia yang memenangkan Juara I Asian Games di India. keperluannya sehari-hari (makan yang cukup dan bergizi, pakaian yang pantas serta ongkos transportasi) tak terpenuhi. Namun, dalam keadaan bagaimana pun, PELTI ruparupanya benar-benar pantang surut. Justru dalam masa sulit ini lahir sejumlah bintang remaja: Sie Nie Sie, Sugiarto, Go Soen liouw, Diko Moerdono (putra), semi Lita Liem, Lanny Kaligis, dan Dien Baroto (putri). Merekalah yang waktu itu diharapkan menjadi cikal bakal petennis Indonesia di kemudian hari. Untuk pertama kalinya, pada 1961 PELTI mengikuti turnamen antarnegara paling gengsi, yakni Piala Davis. Pada babak pertama yang berlangsung di Bandung, regu Indonesia yang mengandalkan Tan Liep Tjiauw, Itjas Sumarna, Sugiarto, dan Sie Kong Loen harus menghadapi rcgu India yang terkenal tangguh. Maka Tan dan kawan kawan harus menelan kekalahan 1-4 dari para pemain kelas dunia India yang terdiri dari Krisnan, Mukerjee, dan Lill. Pertarungan memperebutkan Piala Davis beberapa tahun berikutnya Indonesia absen, antaranya karena tersandung dana yang langka. Zaman Keemasan (1966-1987) Sebagai hasil pembinaan yang dilakukan pada era 1961-1965, pada masa scjak 1966 hingga tahun-tahun berikutnya PELTI mengalami zaman keemasan, bagi dari segi organisasi maupun prestasi di lapangan. Ditupang oleh keberhasilan pcmbangunan sejak Orde Baru berkuasa, tangan organisasi PELTI sudah mencapai ke pelosok yang terjauh dari pusat Kini kita menyaksikan semakin banyaknya lahir para petennis dari luar Jawa hal yang langka di masa penjajahan dan awal kemerdekaan. Di sinilah pentingnya peran PON, yang dicetuskan pertama kali di Solo, 1948. Pada PON-PON bcrikutnya - dari PON Il di Jakarta, 1951, hingga PON XI di Jakarta 1985, kecuali PON VI di Jakarta yang gagal karena meletusnya G30S/PKI, 1965 ? dominasi petennis dari Jawa memang terlihat. Namun dalam jangka waktu itu, rangkaian PON telah menampilkan sejumlah petennis luar Jawa yang berkualitas. Misalnya Sofyan Mudjirat, Suwito dan Chr. Budiman (Sumatera Utara), Iskandar Kita dan Ilsyas Mapakaya (Sulawesi Selatan), Alex Karamoy, Eddy Baculu dan Alfred Raturangtang (Sulawesi Utara). Ini di kelompok putra. Di kelornpok putri, tercatat nama Ny. Sulastri (Kalimantan Selatan), Letsy Andrey Geardy Damanik - 060406019
12
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Mantiri (Sulawesi Selatan), dan Yova Sumampou (Sulawesi Utara). Kalau ingin dikotakkotakkan, sumbangan pemain luar Jawa berasal dari Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. Ditambah dengan pemain dari Jawa sendiri, kekuatan kubu tennis Indonesia lumayan tangguhnya. Semua keberhasilan ini tentunya dimungkinkan oleh tcrsedianya sarana bagi peningkatan prestasi, yaitu terselanggaranya pertandingan secara teratur. Berbagai jenis pertandingan yang diadakan itu terdiri daripada pertandingan antara petennis atau antar klub di jenjang paling bawah, meningkat ke antar wilayah, Ialu berlanjut ke tingkat nasional, dan kemudian di tingkat internasional. Kegiatan pertandingan menajdi kian padat, karena berbagai event tingkat yunior pun dimulai tampil ke permukaan. Inilah yang disebut keberhasilan dibidang organisasi. Ditingkat Internasional, di masa 1966 - 1987 ini kita mencatat berbagai prestasi yang membanggakan. Diera inilah Indonesia berhasil menjadikan dirinya salah satu India, Korea Selatan, dan Cina. Dalam lingkup Regional, awal era emas mulai dicanangkan oleh petenis putri lanny Kaligis, kita Liem, dan Mien Suhadi di Asian Games 1966, Bangkok, Muangthai, putri - putri generasi baru pertenisan Indonesia itu menyabet emas di nomor beregu, di samping ditunggal dan ganda putri masing - masing atas nama Lanny Kaligis dan Lanny Kaligis/kita Liem. Prestasi juga diraih diberbagai kejuaraan nasional di Srilangka. Malaysia, dan Singapura. Berikutnya disejumlah kejuaraan regional dan nasional di Australia, Eropa dan Australia, dijadikan wadah peningkatan prestasi dan raihan pengalaman. Pada 1969 para putri PELTI maju ke Turnamen womens's Federation Cup di Athena, Yunani. Di babak pertama mereka mencukur gandul 3-0 regu nyonya rumah kendati kemudian diganyang sama telaknya oleh regu Belanda. Tahun berikutnya, duo Lanny-Lita mengalami nasib sial. Bertanding di Freiburg, Jerman Barat, langsung pada babak pertama mercka harus menghadapi rcgu kuat dari Swedia. Lanny mampu membabat Ingrid Bentzer 6-4, 6-I, tapi Lanny hams menyerah pada juara nasional Swedia, Christina Sandberg, 2 . 6, 3-6. Di partai ganda putri, set pertama yang mcnentukan dimenangkan Lanny-Lita dengan angka 6-2. Dalam keadaan voor 2-0 pada set kedua dan game-point 40-0 bagi Lita sebagai pengambil servis, Lanny mendapat bola return-lob yang agak tinggi dan ia melakukan loncatan untuk melakukan smash, Tapi, wahai, ketika Lanny Andrey Geardy Damanik - 060406019
Gambar 2.3 Yayuk Basuki, 13
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
kembali mcnginjak tarsals, kakinya terserang kejang otot. la meringis kesakitan. Akibatnya, Lanny praktis sudah lumpuh, dan hasil akhirnya telah dapat diduga: 2-6, 6 . 2, 6-3 untuk kemenangan lawan.Ketika prestasi Lita Liem alias (Nyonya) Lita Sugiarto dan rekan-rekan mulai terkesan menurun, para petennis putra Indonesia bagai terlecut. Dan ini mendorong mereka mencetak prestasi. Kuartet Atet Wiyono, Gondowijoyo, Hadiman, dan Yustejo Tarik (putra tokoh tua Mohammad Yusuf Tarik) berhasil dengan baik menenruskan tradisi emas POR Asia di Asian Games 1978 di Bangkok, Muangthai. Di sini mercka merebut seluruh medali emas yang diperebutkan cahang tennis bagian putra, untuk nomor beregu. tunggal (Atlet Wiyono), ganda (Atet Wiyono/Gondowijoyo). Di Asian Games berikutnya, 1982, di New Delhi, India, para putra Indonesia masih memperlihatkan keunggulannya. Pada kesempatan kali ini, mercka merebut duo medali emas di nomor beregu (Yustedjo Tarik, Tintus Wibowo, Hadiman, Wailan Walalangi) dan di partai tunggal (Yustedjo Tarik). Tradisi emas ini masih mampu dipertahankan anak-anak tennis Indonesia di Asian Games 1986, di Seoul, Korea Selman. Prestasi itu diraih lewat pasangan ganda putri muda usia, Suzanna Anggarkusuma/Yayuk Basuki. Inilah satu-satunya medali emas kontingen Indonesia dari pesta olahraga regional Asia paling gengsi itu. Ada dua catatan penting dari era emas ini. Pertama, keberhasilan regu piala Davis indonesia dalam final Zone Timur yang berlangsung di Senayan, Jakarta. Terdiri dari Yustedjo Tatik, Atet Wiyono, Tintus A.W, Hadiman, dan wailan Walalangi, anak-anak PELTI itu menghancurkan regu I Jepang dengan telak : 5-0. Keberhasilan Ini tak urung menempatkan Indonesia sebagai negara elite tennis, masuk jajaran 16 negara tennis dunia. Ini berarti sejajar dengan raksasa tennis dunia: Amerika Serikat, Swedia, Australia, India, prancis, dan sebagainya. Peristiwa penting kedua yang juga harus dicatat dengan lima emas adalah, keberhasilan petenis Indonesia di SEA Games 1987 di Jakarta. Regu Indonesia (Tintus A.W, Wailan Walalangi, Suhayadi, Abd. Kahar MIM, serta Suzanna Anggarkusuma, Yayuk Basuki, Agustina,Wibisono dan Tanya Soemarno) berjaya menyapu bersih seluruh tujuh mendali emas yang diperebutkan - sapu bersih seluruh tujuh emas yang pertama dalam scjarah SEA Games. Melengkapi prestasi ini, Tintus membukukan pula dua kali juara SEA Games (Bangkok dan Jakarta), sedang Yayuk Basuki (17 tahun waktu itu) mencetak rekor sebagai juara termuda sepanjang riwayat POR Asia Tenggara. Masa keemasan PELTI mencatat kcberhasilan lain. Di Federasi Cup di Montreal, Kanada, regu putri kita yang tcrdiri dari Suzanna Anggarkusuma, Yayuk Basuki, dan Waya Walalangi, berhasil menempatkan diri di babak perempat final. Sukses ini mcnghasilkan jatah "tiket" untuk satu pemain di cabang tennis Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan. Andrey Geardy Damanik - 060406019
14
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Tepatnya sistem pembinaan, melahirkan prestasi yang sangat menggembirakan di kelompok yunior. Dalarn Grand Slam Tour Fund yang mengikutsertakan Yayuk Basuki, Waya Walalangi, Dede Sukendar di mama rantai kejuaraan Roland Garros (Prancis Terbuka), Yayuk Basuki berhasil mencapai perdelapan final. Kemudian, di Kejuaraan Yunior Belgia (Grup 2 ITF), Yayuk berhasil menjadi juara tunggal putri. Tampil berpasangan dengan Jennifer Saberon (Filipina) di ganda putri, gadis hitam manis ini mempecundangi petennis Brasilia dan pasangan Belanda. Prestasi lumayan diperlihatkan pula oleh wakil Indonesia di bagian putra, Dede Suhendar. la memang hanya sampai di babak kedua - untuk dikalahkan petennis Selandia Baru, Bret Steven, yang menempati unggulan ke-I2 - tapi di babak pertama berjaya menghempaskan Danny Sapsford dari Inggris, 4-6, 7-6 (7-3), 7-2. Akhirnya, dari merekam sepanjang 52 scjarah PELTI, dapat disimpulkan adanya gejala kesenjangan prestasi. Ini dilihat dari jenjang prestasi pertennisan, baik di tingkat Asia, Asia Tenggara, maupun pada tingkat nasional kita sendiri. Kita menyaksikan, dalam kurun relatif lama, 10 tahun, Indonesia masih mengandalkan para pemain yang sama. Apa yang menjadi penyebabnya? Kalau diamati, kesenjangan prestasi itu sebagai akihat kurangnya sarana bagi peningkatan prestasi itu sendiri, yaitu "arena kejuaraan" . Dalam menetapkan arena kejuaraan ini, menarik pengalaman dari masa-masa lalu, hendaknya di masa datang tidak asal-asalan, dan tidak hanya pada tingkat nasional, namun terlebih-lebih di tingkat internasional. Dengan cara inilah diharapkan prestasi petennis Indonesia, yang senior maupun yunior, akan tertarik ke atas. Dalam memperingati hari ulang tahun PELTI ke-52 kali ini, patut dicatat sejumlah nama yang langsung tak langsung berjasa di dalam pendirian maupun pengembangan induk organisasi tennis Indonesia itu. Tidak mungkin menyebut satu persatu orang-orang yang berjasa bagi PELTI itu, Namun di belakang nama-nama yang telah tersebut di sini tentu masih bisa ditamhahkan nama-nama mereka yang dianggap berjasa 2.1.3 Mengenal Olahraga Tenis Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan raket dan bola khusus dalam area/ lapangan tertentu yang mana area tersebut dipisahkan oleh bentangan jaring atau net denga menggunakan teknik dasar hampir sama dengan tenis meja, hanya saja tenis lapangan memiliki skala lebih besar dibanding dengan cabang olahraga tenis meja. Ada pun beberapa elemen yang dibutuhkan untuk bermain tenis yaitu: a) Lapangan
Andrey Geardy Damanik - 060406019
15
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Lapangan sebagai tempat bermain tenis memiliki ukuran dengan panjang 23,77 meter dan lebarnya 8,23 meter untuk jenis permainan single sedangkan untuk jenis permainan ganda ukaran lapangan adalah 23,77 meter dan lebar 10,97 meter.Sehingga ukuran lapangan garis terluar merupakan ukuran pada nomor ganda. Adapun jenis jenis lapangan adalah sebagai berikut: (1)Lapangan keras terbuat dari semen: Memantulkan bola sangat cepat sehingga tempo permainan pada lapangan ini lebih cepat pula dan lebih agresif. (2)Lapangan Rumput Lapangan ini memiliki rumput sehingga media pantul bola tidak sepenuhnya rata sehingga laju bola terkadang bisa berubah dari biasanya, terkadang ada pemain tenis yang memiliki kemampuan untuk menjadikan sifat lapangan rumput menjadi kelebihan dan mengembangkan teknik permainannya (3).Lapangan batu halus (gravel) (4).Lapangan Tanah liat
Ukuran lapangan tenis Gambar 2.4 Lapangan Tennis
Merupakan lapangan yang paling lunak dan lebih murah perawatanya. Biasanya digunakan oleh pemain-pemain senior dan pensiunan karena sifat lapangan yang dapat mereduksi kecepatan bola setelah dipukul, sehingga tempo permainan umumnya lebih lambat dari lapangan keras b. Jaring (Net) Jaring memiliki ukuran tinggi 90cm dari tanah yang di ikatkan dengan dengan tegang pada 2 buah tiang yang kuat. Letak net itu sendiri merupakan pembatas daerah permainan sama luasnya. Adapun bahan jaring terbuat dari anyaman nilon,plastik dan ada juga yang terbuat dari kawat( metal) c. Bola Bola memiliki permukaan yang rata dan memiliki daya lentur sesuai dengan ketentuan internasional, adapun ukuran bola memiliki garis tengah penampang adalah 6,35cm sampai 6,66 d.Raket
Andrey Geardy Damanik - 060406019
16
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Jenis raket ditentukan oleh keinginan pemain dan biasanya dianjurkan beratnya untuk putri 13-13.5ons , untuk putra 13.5-14ons. Sedangkan ada raket yang lebih berat lagi sekitar 14.5 sampai 15 ons, dan pemilihan tergantung kenyamanan pemain menggunakannya
Cara Bermain
Gambar 2.5 Peralatan Tennis
Bermain tenis diawali dengan pukulan servis, yaitu dengan membuang bola keatas lalu dengan gerakan tertentu memukul bola seperti smash( pada badmintoon) dan mengarahkan bola kekotak yang bersilangan dari tempat dimana ia melakukan servis. Bola dapat dikembalikan lawan, maksimal bola memantul 1 kali dilapangan. Pihak yang tidak bisa mengembalikan bola untuk pukulan masuk akan kehilangan poin atau pukulannya out serta menyentuh net. Dan siapa yang dahulu mencapai game poin maka dialah pemenangnya. Setiap set sedikitnya terdiri dari 6 game Servis pertama kali disebelah kanan, secara menyilang mengarahkan bola.jika servis pertama gagal maka ada kesempatan ke dua. Pada saat servis jika bola menyentuh net dan tetap masuk maka terhitung double , maka servis akan diulang secara penuh Sistem penilaian yaitu minimal 2 set dan maksimal 3 set. Pada 1 set biasanya terdiri dari 6 game atau 9 game. Urutan nilai dalam 1 game adalah sebagai berikut: Poin masuk pertama
:15
Poin masuk kedua
:30
Poin masuk kedua
:40
Poin masuk kedua
:Game
Jika terjadi kedudukan 40-40 disebut deuce, maka di cari pemenangnya untuk dua bola masuk, jika terjadi keadaan imbang maka akan diulang sampai mendapat dua bola masuk berturut-turut 2.2 Lokasi 2.2.1 Kriteria Lokasi
Andrey Geardy Damanik - 060406019
17
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Untuk memilih lokasi site pembangunan projek ini maka diperlukan pertimbangan khusus secara terencana dan terkonsep berdasarkan pemikiran-pemikiran tertentu berkaitan dengan fungsi bangunan, pola kegiatan masyarakat (publik) dalam skala perkotaan yaitu medan sendiri. Dapat juga dengan mengadakan suatu perbandingan dengan peraturan pengelolaan kota,kriteria dapat dijabarkan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Aspek aksesibilitas Harus dapat diakses dari seluruh penjuru kota karena memiliki jaringan jalan yang yang lebih banyak Harus dapat diases kendaraan pribadi, kendaraan umum dan pejalan kaki dengan mudah 2. Aspek Perkotaan Berada pada kawasan pusat kota ataupun sub pusat kota dengan tingkat kepadatan sedang Terletak dekat bangunan dengan fungsi-fungsi lain yang dapat menunjang kegiatan dalam bangunan Dekat dengan pemukiman masyarakat Memiliki citra kawasan yang baik 3. Aspek Pelayanan Ketersediaan sarana- prasarana disekitar bangunan untuk saling mendukung Tersedianya utilitas yang baik 4. Lainnya Nilai lahan tidak terlalu mahal tetapi masih memiliki nilai komersil yang tinggi dapat menggunakan tanah pemerintah ataupun swasta 2.2.2 KONDISI EKSISTING Deskripsi kondisi lokasi
Kasus proyek
: MEDAN TENNIS CENTER
Status proyek
: fiktif
Pemilik proyek
Batas Administrasi Lahan
: Kecamatan Medan Selayang, Medan.
Kawasan
:Permukiman, perkantoran, perdagangan, konservasi,
: Pemerintah kota Medan dan pihak swasta
rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.
Ketinggian Bangunan
Andrey Geardy Damanik - 060406019
:1-4 lantai 18
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Luas lahan
: 40.000 m²
KDB
: 80%
Batas-batas Lahan Utara
: Jl Ngumban Surbakti
Selatan
: Jl Flamboyan
Timur
: Rumah Penduduk
Barat
: Jl Ngumban Surbakti
Eksisting
: Tanah Kosong
Topografi
: Relatif datar
Vegetasi
: Asri
Utilitas
: PLN, PDAM, Saluran Kota.
Gambar 2.6 Kondisi Eksistimg
2.2.3 Peta Lokasi
Tanpa Skala
Pusat Kota
Andrey Geardy Damanik - 060406019
19
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Gambar 2.7 Peta Lokasi
2.2.4 Tinjauan Terhadap Struktur Ruang Kota Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
-
Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan Jumlah
-
2,625.01 2,382.10 3,667.17 8,674.28
-
Medan Deli
2,084.33
-
Medan Timur Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas Jumlah Medan Baru Medan Maimun Medan Polonia Medan Kota Medan Johor Jumlah Medan Barat Medan Petisah Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Selayang Jumlah Jumlah A–D
775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1,118.57 4,560.47 583.77 297.76 901.12 526.96 1,457.47 3,767.08 681.72 532.84 1,543.66 1,316.42 2,068.04 1,281.16 7,423.84 26.510,00
-
-
-
Pelabuhan Industri Terminal barang Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan Perumahan Pelestarian ( ) Perumahan Perdagangan Perumahan Industri terbatas (Kawasan Industri Medan/ KIM) Terminal barang/ pergudangan berorientasi pengguna ( )
-
Pusat bisnis ( ) Pusat pemerintahan Perumahan Hutan kota Pusat pendidikan
-
Perumahan Perkantoran Pelestarian ( Lapangan golf Hutan kota
)
Tabel 2.1 RTRW
Berdasarkan pembagian zona wilayah pengembangan, maka lokasi yang baik untuk merencanakan proyek ini adalah daerah WPP E dimana peruntukkan lahannya dapat untuk fasilitas olahraga, dekat perumahan dan perkantoran serta masih asri.
Andrey Geardy Damanik - 060406019
20
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
2.2.5 Pencapaian Lokasi proyek mempunyai nilai aksesibilitas ang sangat baik, hal ini didukung sehinggga seluruh wilayah kota medan dapat mencapainya dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. 2.3. Tinjauan Fungsi Bangunan 2.3.1 Deskripsi Pengguna Kegiatan Pengguna Diperkirakan ada beberapa elemen masyarakat yang menggunakan bangunan ini diantara nya adalah: 1) Atlit tenis profesional, yang akan melakukan pelatihan khusus untuk persiapan turnamen 2) Para penggemar tenis yang sudah membentuk klub dan secara rutin mengadakan pertandingan persahabatan baik internal ataupun eksternal 3) Penonton (umum) merupakan masyarakat umum yang ingin menyaksikan pertandingan tenis 4) Masyarakat sekitar yang akan menggunakan fasilitas pendukung dari bangunan Karakter Kegiatan Karakter kegiatan ini haris diklasifikasikan agar memudahkan dalam pembagian ruang dan desain keseluruhan bangunan. Karakter kegiatan 1.Edukatif Kegiatan pelatuhan tenis yang biasanya diminati remaja sekolah dan mahasiswa, tp tdk menutup kemungkinan paruh baya dapat juga mengikuti pelatihan 2.Rekreatif Kegiatan turnamen merupakan generator aktivitas yang memancing perhatian public yang merupakan jenis dari kegiatan rekreatif bagi masyarakat umum 3.Komersil Kegiatan yang mendukung aktifitas masyarakat yang berkaitan dengan olahraga tenis ataupun yang bersifat kebutuhan dasar
Beberapa kegiatan yang mejadi aktifitas di lingkungan Tennis Center adalah: Kegiatan Penerimaan Andrey Geardy Damanik - 060406019
21
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Yaitu kegiatan dimana lingkungan menyediakan tempat sebagai gerbang atau menerima pengunjung yang datang, tidak harus berupa gerbang tetapi dapat berupa ruang-ruang yang dapat menadi generator aktifitas seperti area makan,informasi, tempat istrahat dll. Kegiatan Utama Kegiatan utama berupa kegiatan pengunjung menyaksikan even olahraga tenis ,kemudian kegiatan rutin oleh klub tenis, kegiatan pelatihan tenis bagi pemula. Kegiatan Pengelola Merupakan beberapa pekerja yang bertugas mengelola bangunan dari segi administrasi dan maintinace fisik, pemasaran dan lainnya Kegiatan Pendukung Kegiatan penunjang biasanya berorientasi pada kebutuhan dasar yaitu berupa tempat makan dan minum, café, retail penjualan alat olahraga,ruang pameran dll Kelompok
Unit
Kegiatan
Kegiatan
Penerimaan
Penerima
User
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
-Pengelola
-promosi even
-Lobby
-Pengunjung
-Memberi
-Ruang duduk
-Atlet
informasi
-Security
-siswa tenis
-berbincang
pusat informasi
bincang
-tempat promosi
dan
-promosi even Kegiatan Utama
Edukatif
-Siswa Tenis
-Berlatih
Lapangan Indoor
-Pelatih
-Pelatihan siswa
Lapangan
-Asisten Pelatih
-Membantu
Outdoor
pelatih
Mini tribun Ruang kelas
Rekreatif
-Penonton
-Menonton
-Tribun
-Pengunjung
-Berbelanja
-Fasilitas
peralatan
komersil
Retail
olahraga Pendukung
Rekreatif
Pengunjung
-Berbelanja
Restoran
Siswa
peralatan
Café
pengelola
olahraga
Mushala
Andrey Geardy Damanik - 060406019
dan
22
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
-Melihat pameran
R.duduk Exebition Hall R.Fitness
Maintainnance
Direksi
Kepala
-Pengambil
Maintainance
keputusan -menerima tamu
Manager
Manager
-Koordinasi dengan
seluruh
pegawai Sekretaris
Sekretaris
-Bekerja -Menerima tamu -Menyimpan arsip
Pelayanan
Pelayanan
/Utilitas
Umum
Staff
-Bongkar
muat -Loading Dock
barang
-Gudang barang
-Menyimpan
-R.karyawan
barang peralatan
-Locker
-menimpan barang karyawan Pelayanan
staff
teknis
-Pengaturan
-Operator CCTV
teknis bangunan
- R.Chiller -R.AHU R.Genset -R.travo R.Panel R.Pompa
Tabel 2.2 Aktifitas
2.3.2 Deskripsi Perilaku Pengunjung Yang termasuk dalam golongan pengunjung merupakan mayarakat yang datang ke dalam lingkungan tenis center melakukan suatu kegiatan tertentu yang telah di fasilitasi dalam Andrey Geardy Damanik - 060406019
23
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
bangunan ini termasuk para siswa tenis, anggota klub tenis, maupun mayarakat awam yang ingin mengetahui dan menyaksikan pertandingan tenis. Untuk itu diperlukan suatu sistim sirkulasi bangunan yang kompak dan dapat mengorganisasikan ruang dengan baik sehingga menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung Pengelola bangunan Merupakan pekerja yang bertanggung jawab untuk megurus lingkungan tenis center medan baik secara administrasi maupun fisik bangunan. Pengelola juga melakukan pemeriksaan,pemeliharaan,promosi dan dapat juga menjadi even organizer jika ada suatu lembaga yang ingin mengadakan kompetisi. Pengelola Tempat Usaha Pengelola bertanggung jawab atas usaha yg dijalankannya serta
2.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang 1. Lapangan Tennis Indoor digunakan sebagai tempat pertandingan yang direncanakan akan didonminasi oleh para anggota klub atau member yang terdaftar di pengelola. Ruangan nya adalah: -R.Penerima -Locker -Ruang Ganti Pemain -R.Offisial -Toilet -Lapangan tenis -tribun mini 2. Lapangan Tennis Outdoor, merupakan lapangan yang tidak dilindungi oleh atap yang akan didominans untuk pelatihan siswa ataupun atlit .ruang yang dibutuhkan adalah: -R.Penerima -Locker -Toilet -Lapangan tenis -Ruang duduk 3. Tennis Stadium, Merupakan tempat dilangsungkannya kompetisi/turnamen yang berskala besar dimana ruangannya dapat menampung ribuan orang, beberapa ruangan ang terdapat didalamnya adalah sbb: -Tribun Andrey Geardy Damanik - 060406019
24
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
-Ruang Atlit -Ruang Offisial -Locker -administrasi/tiket -Retail snack -Toilet 4. Restoran dan Café, Retail kebutuhan peralatan olahraga, Merupakan fasilitas tambahan yang mendukung aktifitas di lingkungan tennis center baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan yang berhubungan dengan olahraga tenis -Ruang Makan/minum -Dapur -Toilet -Retail -Kasir -Gudang 5. Ruang Pengelola, merupakan area kerja para pekerja/staff tenis center untuk mengelola system bangunan secara fisik baik nonfisik. - Loby -R.Direksi -R.Wakil -R.Sekretaris -R.bagian administrasi -R.Bagian Marketing -R. Arsip -R.Rapat -R.Tamu -Toilet -Gudang 7. Fasilitas Pelengkap, Ruangan ini dimaksudkan untuk melengkapi fungsi bangunan untuk menambahkan fungsi lain yang seperti kegiatan yang bersifat rutin atau kebutuhan lainnya dari pengguna bangunan.seperti: -Mushala -ATM center -Fitness Center -Parkir Andrey Geardy Damanik - 060406019
25
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
2.3.4 Program Kebutuhan dan Besaran Ruang Kebutuhan Ruang Tabel KEBUTUHAN SUB RUANG
KAP
RUANG
STD
SMBR
(M2)
LUAS
TOTAL
(M2)
(M2)
Tennis Stadium VIP
LANPANGAN
1 UNIT
662.3/
DA
662.3
2515, 1
unit TRIBUN
200 Org
0,54/ org
DA
108
2000 org
0,5/ org
DA
1000
R.Atlet
2 unit
28/ unit
DA
56
R.Pers
1 Unit
18/uit
A
18
R.Pelatih
2 Unit
9/unit
A
18
R.Official
1 unit
30/unit
A
30
Retail snack
10 unit
6/unit
A
60
Security
2 unit
9/unit
A
18
R.Tiket
2 unit
9/unit
A
18
Hall/R. Duduk
100org
0.5/org
DA
50
1,4/unit
DA
8,4
1/200
0,4/ unit
DA
2,4
1/200
1,4/unit
DA
29,4
0,4/ unit
DA
8,4
PENONTON VIP TRIBUN PENONTON BIASA
TOLIET - WANITA Closet
1/200 (1040)org
Washtafel - Pria Colset
(4160)org Washtafel
1/200
Andrey Geardy Damanik - 060406019
26
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Urinoir
1/100
0,6/ unit
DA
25,2
662.3 /
DA
1324,6
DA
450x2
(4160)org Tennis Indoor
Lapangan
2 Unit
2244,7
unit Tribun Peonton
1000org /
0,45/
unit
unit
lap=900
lapangan Toilet - WANITA Closet
6 unit
1,4/unit
DA
6
Washtafel
6 Unit
0,4/ unit
DA
2,4
Colset
6 Unit
1,4/unit
DA
6
Washtafel
6 Unit
0,4/ unit
DA
2,4
Urinoir
9 Unit
0,6/ unit
DA
3,6
Lapangan
5 unit
662.3 /
DA
3311,5
- Pria
Lapangan Out Door
3387,9
unit R.Duduk
100
0.5/org
DA
50
Closet
6 unit
1,4/unit
DA
8,4
Washtafel
6 Unit
0,4/ unit
DA
2,4
Colset
6 Unit
1,4/unit
DA
8,4
Washtafel
6 Unit
0,4/ unit
DA
2,4
Toilet - WANITA
- Pria
Andrey Geardy Damanik - 060406019
27
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Urinoir
8 Unit
0,6/ unit
DA
4,8
RUANG PENGELOLA PENERIMA Hall Main Entrance
100 org
1,5 / org
DA
150
Hall Side Entance
60 org
1,5 / org
DA
90
Informasi
2 org
4/ org
A
8
Security Desk
2 Org
4/ org
A
8
200 Org
0,6/ org
A
120
20 Org
0,6/ org
A
12
Atrium
Ruang Duduk Pengelola
Direksi
388
46
- R. Kerja
1
25 / org
DA
25
- R. Tamu
Org
16 / org
CCE
16
- Toilet
1 Unit
5 / unit
DA
5
General Manager
46
- R. Kerja
1 Org
25 / org
DA
25
- R. Tamu
1 org
16 / Org
DA
6
- Toilet
1 Unit
5 / unit
DA
32
Sekretaris
38
- R. Kerja
1 org
6 / Org
DA
6
- R. Arsip
1 Unit
32 unit
DA
32
10
6 / Org
A
60
60
1
16/ org
DA
16
25
R. Pelatih - R. Kerja Marketing - R. Kabag
Andrey Geardy Damanik - 060406019
28
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
- R. Staff Humas dan Promosi - R. Kabag
3
3 / org
DA
9
1
16/ org
DA
16
3
3/ org
DA
9
20
2 /org
DA
60
60
2 unit
,4/unit
DA
,6
9
2 Unit
0,4/ unit
DA
1,6
2 Unit
1,4/unit
DA
5,6
2 Unit
0,4/ unit
DA
1,6
3 Unit
0,6/ unit
DA
4,8
25
- R. Staff R. Rapat Service & Fasilitas
Toilet - Wanita Closet
Washtafel
- Pria Colset
Washtafel
Urinoir
Sub Total
697
FASILITAS PENDUKUNG Internet Café
Lobby
5 org
0,8 / org
CCE
4
R. Tunggu
5 org
0,6 / org
A
3
Kasir
1 org
-
A
5
R. Komputer
20 unit
1,5/ unit
DA
30
R. Penyimpanan
-
-
A
16
Andrey Geardy Damanik - 060406019
58
29
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Book Store
R. Fitnes
R. Display
4 Unit
30 / unit
A
120
174
R. Penitipan
30 locker
0, 3 unit
DA
9
Kasir
2
2 / org
A
4
R. Pegawai
5 org
5/ org
DA
25
R. Penyimpanan
-
-
A
16
Ressepsionis
Org
3/ org
DA
6
R. Fitnes
30 org
1,2 / org
DA
36
R. Alat
20 org
3 / org
DA
60
- Pria
6 org
1,5/ org
DA
4,86
- Wanita
4 org
1,5 / org
DA
3,24
1 unit
1,4/unit
DA
1,4
1 Unit
0,4/ unit
DA
0,4
1 Unit
1,4/unit
DA
1,4
1 Unit
0,4/ unit
DA
0,4
2 Unit
0,6/ unit
DA
1,2
129 ,9
R. Ganti
Shower - Wanita Closet
Washtafel
- Pria Colset
Washtafel
Urinoir ATM
ATM
4 unit
1,5 / unit `
A
6
Mushalla
R. Shalat
-
-
A
64
R. Wudhu
-
-
A
14
Andrey Geardy Damanik - 060406019
6
78 30
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Restoran dan Café
Lobby
20 org
0,9 / org
DA
18
R. Makan Dan Minum
200 org 1,3 / org
DA
260
Dapur
-
20 % R. Makan
DA
52
Gudang Kering
-
10 % R. Makan
DA
26
Gudang Basah
-
10 % R. Makan
DA
26
R. Ganti / Locker
10 org
0,5 / org
DA
5
R. Pegawai
5 org
5/ org
DA
25
Kasir
2 org
2 / org
A
4
Exhibition Lobby
50 org 1,2 / org
CCE
60
Hall
200 org
1,2/ org
DA
240
Gudang
-
-
A
25
Lobby
20 unit
1,5/ unit
DA
30
Lobby
3O org
1,2 / org
CCE
36
Area Penjualan
50 org
- 2,4 / org
DA
120
R. Penitipan
30 locker
0,3 / unit
DA
9
Kasir
3 org
2 / org
A
6
R. Pengelola
1 org
7,5 / org
A
7,5
Gudang
-
-
A
40
416
300
Hall
Mini Market
Andrey Geardy Damanik - 060406019
218,5
31
Universitas Sumatera Utara
Medan Tennis Center- Structure as Architecture
Sub Total
1380.4
Fasilitas Service Perawatan dan Keamanan
Pelayanan Teknis
R. Jaga
-
-
A
20
R. alat
-
-
A
20
R. Cleaning Service
-
-
A
24
R. Genset
-
-
A
30
R. Pompa
-
-
A
24
R. Trafo
-
-
A
24
R. Bas
-
-
A
24
R. PABX
-
-
A
23
Sub Total
150
190
Jumlah Keseluruhan Sub Total
10415,1
Sirkulasi 30 %
3124,53
TOTAL
13539.63 Tabel 2.2 Program Ruang
A= Asumsi DA= Data Arsitek, Neufert. Jilid 1 dan 2 CCE: Lawson Freed, Confrence, Convention, and Exhebition Fasilities
Andrey Geardy Damanik - 060406019
32
Universitas Sumatera Utara