JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Studi Kasus Skema Proteksi Adaptive Overcurrent Pada Beban Auxiliary PLTU Perak Memperhatikan Units Cogeneration Mochamad Anggi Firmansyah, Margo Pujiantara dan Heri Suryoatmojo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak—PLTU Perak dalam menyuplai daya listrik menuju sistem jaringan juga membutuhkan suplai daya listrik untuk beban auxiliary-nya. Suplai daya tersebut pada setiap unitnya disuplai oleh dua sumber yaitu melalui pemakaian sendiri (generator utama) dan sistem starting (incoming PLN) yang sistem suplai tersebut dilakukan berdasarkan kondisi tetentu dalam suatu cogeneration. Dengan adanya sistem cogeneration ini, sistem proteksi arus lebih beban auxiliary harus pula mengakomodasi kondisi tersebut akibat nilai arus hubung singkat yang berbeda untuk setiap skema cogeneration. Untuk itu rele digital yang dimiliki oleh unit ini pada beban auxiliary harus disetting secara benar, efisien serta adaptif agar dapat mengakomodasi permasalahan tersebut. Kata Kunci—cogeneration, adaptif, auxiliary, hubung singkat
beberapa setting yang kurang optimal dan efektif yaitu kondisi kurva rele yang overlaping, low setting dan high setting, grading time, dan selektifitas yang kurang baik. Selain itu juga yang menjadi permasalahan utama adalah pola operasi dalam skema cogeneration dimana rele digital yang dimiliki belum mengakomodasi fault clearing time dari nilai hubung singkat yang berbeda untuk setiap skema cogeneration. Dalam pelaksanaan tugas akhir ini digunakan metodologi yang diberikan dalam diagram alir berikut ini START
PENGUMPULAN DATA DAN LITERATUR
I. PENDAHULUAN
P
LTU Perak dalam pengoperasiannya membutuhkan peralatan auxiliary untuk mendukung operasi pembangkit. Peralatan auxiliary tersebut membutuhkan sistem kelistrikan yang memiliki sistem proteksi. Sistem kelistrikan beban auxiliary terdiri dari beban 3.3 kV yang disuplai oleh generator dalam bentuk pemakaian sendiri melalui trafo auxiliary 13.6/3.3 kV dan beban 380 v melalui sebuah trafo P/C 3.3/0.38 kV. Setiap beban tersebut memiliki sistem proteksi yang diatur dan disetting berdasarkan skema proteksi mulai rating terendah hingga paling tinggi terhadap arus gangguan. Sistem proteksi arus lebih yang digunakan adalah low voltage circuit breaker dan rele digital. Peralatan tersebut harus memiliki keandalan yang tinggi, unjuk kerja yang baik dan rasio biaya yang rendah. Rele digital yang dimiliki perlu dilakukan optimalisasi baik setting dan fungsi yang lain, dikarenakan kondisi skema cogeneration suplai beban auxiliary PLTU Perak. Setiap skema cogeneration (grup) memiliki setting karakteristik proteksi yang berbeda pula karena didasarkan pada perbedaan nilai arus hubung singkat. Hal yang perlu dicapai dari studi ini adalah mengoptimalkan reabilitas dan keamanan serta mengurangi fault clearing time dengan mengaplikasikan rele adaptif pada sistem proteksi ini. Setting proteksi arus lebih yang telah ada sebelumya perlu dilakukan studi terlebih daluhu sehingga tujuan dari Aplikasi adaptif rele ini dapat dilakukan dengan benar. Pada studi yang dilakukan pada low voltage Circuit Breaker dan rele proteksi beban auxiliary, ditemukan
PERMODELAN DAN SIMULASI
ANALISA LOAD FLOW
SIMULASI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT
SIMULASI SETTING KOORDINASI SISTEM PROTEKSI
KOORDINASI AMAN
RESETTING
SIMULASI LOAD FLOW & HUBUNG SINGKAT DALAM COGENERATION
KOORDINASI AMAN
RESETTING
PEMBUATAN LAPORAN
STOP
Gambar 1. Metodologi pelaksanaan tugas akhir
Pada tugas akhir ini, penulis akan melakukan optimalisasi dan resetting sistem koordinasi proteksi arus lebih dengan batasan masalah sebagai berikut : • Studi dan resetting yang dilakukan adalah dengan melihat koordinasi pembangkit pada saat kondisi keluaran beban nominal dan skema sistem beban auxiliary mengikuti pola beban nominal • Rele pengaman yang disetting dan dikoordinasikan adalah rele arus lebih (overcurrent relay) • Aplikasi dan permodelan rele arus lebih yang adaptif dilakukan pada rele 50-51#3 sebagai rele cogeneration
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 •
1.
2.
2
Koordinasi penyuplai beban dilakukan dalam 2 (dua) kondisi yaitu pada kondisi grup 1 dan grup 3 Adapun tujuan dari tugas akhir ini yaitu : Menentukan setting rele yang tepat untuk koordinasi proteksi serta menentukan setting adaptif agar dapat mengakomodasi skema cogeneration yang memiliki nilai hubung singkat. Memodelkan, mensimulasikan dan mengevaluasi unjuk kerja sistem berdasarkan permasalahan yang dihadapi (analisa hubung singkat dan koordinasi rele pengaman). Gambar 3. Persamaan operation time multiplier [11]
II.
TEORI PENUNJANG
Dalam melakukan studi pada sistem proteksi perlu diperhatikan besar dan arah aliran daya, hubung singkat, starting motor dan nominal rating dari penyuplai dan beban. Untuk itu diperlukan suatu teori penunjang yang menjelaskan dan menerangkan permsalahan tersebut. A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih adalah rele yang beroperasi atau mendeteksi adanya gangguan ketika arus yang mengalir melebihi batas yang diijinkan. Rele arus lebih dapat digunakan untuk melindungi hampir semua bagian pada sistem tenaga listrik misalnya jaringan transmisi, trafo, generator, atau motor . Rele arus lebih ini dapat berupa rele arus lebih waktu invers (inverse time overcurrent relay), rele arus lebih waktu tertentu (definite overcurrent relay), atau berupa rele arus lebih waktu instan (instantaneous overcurrent relay).
t = Operation time I = Current (Multiple of input current againt setting value) M= Operation time multiplier
III. STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN BEBAN AUXILIARY PLTU PERAK PLTU Perak sebagai pembangkit termal yang berperan dalam menyeimbangkan tegangan pada rating system 150 kV diwilayah Surabaya Utara dan Madura serta penyuplai daya reaktif. Dalam beroperasinya PLTU Perak dibutuhkan peralatan auxiliary untuk mendukung sistem steam generating pada boiler dan turbin Sistem yang digunakan pada beban Auxiliary PLTU Perak untuk satu unit terdiri dari 2 (dua) sunber daya, yaitu : 1. Pemakaian sendiri generator utama 50 MVA, dimana beban auxiliary ini menggunakan daya sendiri dari generator utama melalui sebuah trafo auxiliary 6 MVA 13.8kV/3.3 kV. 2. Starting, yaitu beban auxiliary memperoleh suplai daya dari incoming PLN 150 kV melalui sebuah trafo starting 6 MVA 13.8kV/3.3 kV. Penggunaan sistem starting ini digunakan saat generator mengalami outage atau saat start up sehingga tidak ada suplai daya dari generator utama. o
OCR
150 kV BUS TANDES 1 o
OCR
o
3 M/H
OCR
150 kV BUS TANDES 2 150 kV BUS INCOMING
MAIN TRAFO #3 62.5 MVA
54 MW
54 MW Bus67 OCR
Cable71
34 S/H
TR AUX #3
OCR
MAIN TRAFO #4 62.5 MVA
o
Bus148
Bus154
TR AUX #4
OCR
OCR
Bus74 Bus156 Cable73
Bus181
Cable273 AT
Gambar 2. Karakteristik kerja rele arus lebih [13]
4 AT Cable66
Open
o
OCR
OCR o
o
3.3 kV 3.3 kV BUS INCOMING 3.3 kV
34 S/L
3 B/H o
34 B/H
OCR
o
4 B/H o
OCR
o
OCR
BEBAN #3 3.3 kV
Bus153
OCR
Cable70 P/C TRAFO #4 BEBAN #4 3.3 kV
BEBAN #3 #4 COMMON
Cable69
4 A/L
BUS 3.3 kV #4
CB469
Cable68
Cable67
Bus149
OCR
3 A/L
Bus150
6 MVA
o
Open
o
BUS 3.3 kV #3 3.3 kV
B. Penyetelan Rele Arus Lebih Rele arus lebih memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pickup didefinisikan sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan rele bekerja (Iset). Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut : Iset Tap = (1) CT primary Setelan time dial menentukan waktu operasi rele. Untuk menentukan time dial dari masing-masing kurva karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
4 M/H
TRAFO STARTING 6/6/6 MVA
6 MVA
o
1 MVA
CHLOR PLANT Bus152 4 BT
3 BT P/C TRAFO #3 BUS 0.38 kV #3 0.38 kV
P/C TRAFO #34 COM 1 MVA
1 MVA Open
3 B/L
34 B/L
0.38 kV
4 B/L
BUS 0.38 kV #4 Open 0.38 kV
BUS INCOMING 0.38 kV
CB309
CB310
CB311
CB426
CB471
CB425 CB424
CB406
CB429
CB407
CB400
CB430
Open
CB428
CB427
#3 BOILER MC/C#3 TURBINE MC/C BEBAN #3 380 V
#4 BOILER MC/C #4 TURBINE MC/C BEBAN #4 380 V
Open
INTAKE C/C LIGHTING #3 #4 COMMON C/C
EMERGENCY C/C
FIRE SERVICE
HOUSE AIR CONDITIONER
WTP C/C
FLUSH EVAPORATOR
Gambar 4. Skema kelistrikan beban auxiliary PLTU Perak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Terdapat tiga rating tegangan yang bekerja pada sistem beban auxiliary PLTU Perak yaitu 1. Tegangan 13.8 kV, merupakan rating tegangan keluaran generator. Daya keluaran generator ini juga akan digunakan untuk beban-beban auxiliary PLTU. 2. Tegangan 3.3 kV, merupakan tegangan keluaran dari trafo auxiliary 13.8/3.3 kV dan Trafo Starting 150/3.3 kV yang akan menyuplai beban auxiliary seperti trafo P/C 3.3/0.38 kV, Motor Force Draft Fan, Motor Circulating Water Pump dan lainnya 3. Tegangan 0.38 kV, merupakan tegangan untuk menyuplai beban dengan tegangan 0.38 kV melalui keluaran trafo 3.3/0.38 kV Low Voltage Circuit Breaker dan Rele arus lebih yang digunakan pada beban auxiliary PLTU Perak adalah pabrikasi Mitsubishi yaitu LVCB tipe NF dan relay COC1. Setting rele arus lebih menyesuaikan dari beban yang terdapat pada sistem beban auxiliary PLTU Perak. Dengan menelaah sistem koordinasi proteksi, maka diperlukan setting ulang pada masing-masing rele sehingga didapatkan koordinasi yang lebih selektif dan efektif. IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Meskipun Pengaman peralatan kelistrikan utama sistem beban auxiliary PLTU Perak sudah diakomasi oleh pengaman sistem kontrol, namun perlu kita melakukan optimalisasi pada sistem koordinasi proteksi arus lebih agar kerusakan dan kesalahan dapat kita minimalisasi. Dalam artikel ini, penulis menemukan beberapa permasalahan, yaitu : 1. Kurang optimalnya setting dan koordinasi rele arus lebih pada sistem beban auxiliary PLTU Perak. 2. Setting proteksi arus lebih yang statis dan tidak sinergi dengan pola operasi dari sistem penyuplai daya. 3. Dalam melakukan koordinasi dibutuhkan waktu yang cepat dan selektifitas dalam mengamankan gangguan. Untuk melakukan analisis koordinasi sistem pengaman pada beban auxiliary PLTU Perak, diambil satu tipikal yang mewakili sistem pengamanan menggunakan pendekatan adaptif. Adapun tipikal yang akan diambil pada tugas akhir ini adalah • Beban auxiliary 380 v, yaitu yang terdiri dari beban motor pompa, mcc turbin dan mcc boiler • Beban auxiliary 3.3 kV, yaitu trafo P/C Trafo #3 3.3kV/380 V dan beban motor • Beban auxiliary 13.8 kV yaitu trafo auxiliary 13.8 / 3.3 kV Koordinasi antar rele akan dilakukan mulai dari low voltage circuit breaker LVCB305, LVCB311, 3 B/L, rele 5051 #3, 51BA #3 hingga 51A #3. Semua rele tersebut akan dilakukan optimalisasi koordinasi dan hubungan interlock satu sama lain. Dari hasil simulasi dan penelaahan koordinasi proteksi arus lebih yang ditunjang oleh analisis load flow didapat kurva
3 koordinasi proteksi eksisting seperti pada gambar 5 dan gambar 6
Gambar 5. Hasil plot setelan eksisting rele low voltage circuit breaker 305 & 311
Gambar 6. Hasil plot setelan eksisting rele pada tegangan3.3 kV dan 13.8 kV
Pada kurva diatas terjadi beberapa setting yang tidak optimal yaitu : • Terjadi overlapping antara rele 50-51#3 dan rele 51BA#3 sehingga selektifitas pada bus 3.3 kV dan kontinuitas operasinya unit dapat terganggu. Hal dapat terjadi ketika adanya hubung singkat yang bersifat unbolted yang memiliki besar arus hubung singkat pada wilayah inverse dari jangkauan rele 50-51#3 • Pengaturan setting nilai arus low set masih terlalu besar dari nilai full load ampere dari peralatan yang diamankan, yaitu pada rele 50-51#3 terhadap full load ampere primer trafo P/C 3.3/0.38 kV dan rele 51BA#3 terhadap full load ampere sekunder auxiliary trafo #3 .
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 • Rele 51A#3 dan 51BA#3 merupakan rele manufaktur mitsubhisi COC1 dimana juga memiliki fungsi instaneous namun pada setting existing tidak dipergunakan. Hal ini bisa berakibat lamanya respon pengaman terhadap adanya gangguan hubung singkat. • Arus inrush trafo P/C #3 dianggap sebagai arus gangguan oleh rele 50-51#3 Untuk mengetahui dan menyetting rele diperlukan data hubung singkat pada setiap bus yaitu : Tabel 1 Nilai arus hubung singkat pada setiap bus dalam berbagai kondisi cogeneration
4 Tabel 3 Setelan LVCB 3B/L
Low Voltage CB Tag Number 3B/L Manufaktur Mitsubishi Model NF1600-S Type Thermal Magnetic Curve Instaneous
Size
Setting 1600 Ampere
Thermal
Fixed
magnetic
Hi 8000 Ampere
1670.9 A ≤ Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 3B/L adalah 1670.9 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 14350 A > Ihighset Pada kalkulasi dan resetting diatas dapat diketahui bahwa jenis LVCB ini memiliki keterbatasan dalam pengaturan time delay. Hal ini disebabkan oleh tipe circuit breaker yang menggunakan pengindera termal-magnetik yang fungsinya masing-masing adalah untuk mengamankan beban berlebih dan hubung singkat. Pada pengesetan CB 3B/L masih dalam bentuk low magnetic setting. Dapat diketahui bahwa pada arsiran merah terjadi overlapping sehingga bila terjadi arus gangguan pada bus 141 (bus beban motor pompa 380 v) sebesar nilai arus gangguan yang diarsir maka CB ini akan bekerja secara bersamaan. Resiko yang dapat terjadi adalah hilangnya supply daya untuk tegangan 0.38 kV sesuai dengan table 4.2 [4]. Pada LVCB 311 dilakukan resetting magnetis dari 3200 Ampere menjadi 6400 Ampere
Berikut kalkulasi dan resetting LVCB dan rele yang berada pada tipikal koordinasi proteksi Tabel 2 Setelan LVCB 305 Low Voltage CB Setting Tag Number CB 305 Size 225 Manufaktur Mitsubishi Ampere Model NF225-RB Thermal Fixed Type Thermal Magnetic Curve Instaneous magnetic Fixed
Penyesuaian spesifikasi CB 305 adalah 225 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 997 A ≤ Ihighset
Low Voltage CB Tag Number CB 311 Manufaktur Mitsubishi Model NF800-S Type Thermal Magnetic Curve Instaneous
Tabel 3 Setelan LVCB 311 Setting Size 800 Ampere Thermal Fixed magnetic
Lo 6400 Ampere
733 ≤ Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 311 adalah 800 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 1724 ≤ Ihighset ≤ 14350.4 A
Tabel 4 Setelan Rele 50-51 #3 untuk Resetting pada Tipikal Rele Setting Tag Number Over current 50-51#3 Dipilih Ilowset = 196 A 196 Manufaktur Tap = 200/5 = 4.9 Mitsubishi Dipilih tap = 5 Model Dipilih waktu operasi (T) = 0,1 s COC1 Curve Very 13.5 𝑡𝑡 = � 𝑥𝑥 𝑀𝑀/10� Invers VIO1 −1 �𝐼𝐼/𝐼𝐼 � 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 CT : 200/5 Dimana I adalah Ihighset = 2000 A, sedangkan untuk Ipickup adalah 196 A. 13.5 0,1 = � 𝑥𝑥 𝑀𝑀/10� (2000/196) − 1 TDM = 0.68 Instaneous Dipilih Ihighset = 2000 A 2000 Tap = 200/5 = 50 Dipilih tap = 50
Delay 0.1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Tabel 5 Setelan Rele 51BA#3 untuk Resetting pada Tipikal Rele Setting Tag Number Over current 51BA#3 Dipilih Ilowset = 1120 A 1120 Manufaktur Tap = 2000/5 = 2.9 Mitsubishi Dipilih tap = 9 Model COC1 Curve Very Dipilih waktu operasi (T) = 0,3 s Invers VIO1 CT: 2000/5 13.5 𝑡𝑡 = � 𝑥𝑥 𝑀𝑀/10� �𝐼𝐼/𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 � − 1 Dimana I adalah Ihighset = 7600 A, sedangkan untuk Ipickup adalah 1120 A. TDM = 1.028
5 Setelah dilakukan ploting Time Current Curve untuk koordinasi rele 13.8 dan 3.3 kV maka ploting koordinasi untuk semua sistem beban auxiliary PLTU Perak dapat dilakukan dengan hasil seperti pada gambar 8
Instaneous Dipilih Ihighset = 7600 A 7600 Tap = 2000/5 = 19 Dipilih tap = 75 Delay 0.3
Tabel 6 Setelan Rele 51A#3 untuk Resetting pada Tipikal Rele Setting Tag Number 51A#3 Over current Manufaktur Dipilih Ilowset = 276.1 A 276.1 Mitsubishi Tap = 300/5 = 4.6 Model COC1 Dipilih tap = 4.5 Curve Very Invers Dipilih waktu operasi (T) = 0,1 s VIO1 13.5 CT: 300/5 𝑡𝑡 = � 𝑥𝑥 𝑀𝑀/10� �𝐼𝐼/𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 � − 1 Dimana I adalah Ihighset = 4200 A, sedangkan untuk Ipickup adalah 276.1 A. 13.5 𝑡𝑡 = � + 𝑀𝑀/10� (4200/276.1 ) − 1 TDM = 1.0527 Instaneous Dipilih Ihighset = 4200 A 4200 Tap = 300/5 = 70 Dipilih tap = 70 0.1
Berikut hasil plotting dari hasil perhitungan dan resetting tap dan time delay
Gambar 8. Hasil plot setelan Resetting koordinasi rele beban auxiliary PLTU Perak
Setelah dilakukan perbaikan pada resetting pada koordinasi proteksi eksisting, maka selanjutnya akan dilakukan studi koordinasi rele arus lebih yang adaptif berdasarkan cogeneration unit. Skema suplai beban tersebut dapat direpresentasikan melalui status circuit breaker yaitu membuka atau menutup. Jika CB 3A/L menutup menandakan suplai beban auxiliary berasal dari keluaran generator, dan jika CB 3 AT meutup maka suplai beban auxiliary berasal dari suplai incoming starting trafo. Hasil kombinasi dari skema tersebut membentuk 3 (tiga) kombinasi Setiap kondisi dari group memiliki nilai arus gangguan hubung singkat yang berbeda akibat koordinasi suplai beban dan perubahan impedansi akibat komponen beban yang ikut memberi kontribusi. Berikut plotting kurva yang menggambarkan karakteristik hubung singkat minimum 30 cycle pada setiap bus pada tipikal tersebut
Gambar 9. Kurva arus hubung singkat pada setiap bus berdasarkan cogeneration
Gambar 7. Hasil plot setelan Resetting rele 50-51#3, 51A#3, 51BA#3
Dapat dianalisis bahwa adanya signifikansi perbedaan arus hubung singkat minimum hingga mencapai dua kalinya pada bus 3.3 #3 dan bus 150 dimana pada bus tersebut disensing oleh rele 50-51#3. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan arus kontribusi karena skema suplai beban yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
6
diperoleh dari incoming trafo starting melalui CB 3AT. Sehingga dapat dikatakan bahwa rele 50-51#3 adalah rele cogeneration yang akan mensensing besarnya arus gangguan saat skema grup 1, grup 2 dan grup 3. Pada skema grup 1 dan grup 2 tidak dijadikan dasar aplikasi adaptif dikarenakan besar arus gangguannya mendekati sama.
No 1 2 3 4
Tabel 8 Daftar kombinasi cogeneration CB 3AT CB 3B/H HASIL 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1
MODE Mode 1 Mode 2
Karena adanya perbedaan arus gangguan akibat kontribusi sumber daya, maka untuk mengurangi fault clearing time, maka pada relay 50-51#3 sebagai rele yang menopang arus kontribusi tersebut akan bekerja secara adaptif mengikuti pola operasi sumber daya.
Gambar 11. Hasil plot setelan rele 50-51#3 secara adaptif
Tabel 9 Setelan Rele 50-51#3 untuk berbagai skema cogeneration Relay 50-51#3 Curve type
Group 1
Group 2
Very Inverse
Very Inverse
Group 3 Very Inverse
pickup (I>)
196 A
196 A
196 A
Time Delay Instaneous pickup
0.68
0.68
1.059
2000 A
2000 A
2500 A
0.1 s
0.1 s
0.1 s
Delay
Untuk mencapai skema adaptif maka dibutuhkan komunikasi antara rele dengan central control computer. Central control computer ini akan bekerja sesuai dengan algoritma dibawah ini, dimana perubahan skema adaptif ditentukan dari kombinasi antara circuit breaker 3AT dan 3B/H
V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele pengaman yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup dan time delay antar rele pengaman. Pada beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih jauh dari arus full load beban yaitu sekitar 1.7 kali. 2. Semakin besar kapasitas dan variasi dari cogeneration maka akan semakin besar pula perbedaan arus hubung singkat serta fault clearing time sehingga dengan mengaplikasikan skema proteksi adaptif dapat memberi solusi yang efektif DAFTAR PUSTAKA
Inisialisasi
[1] Status Breaker (3AT, 3A/L)
Status Breaker Berubah?
Proses Logika (AND)
Konfigurasi Rele (Mode 1, Mode 2)
Gambar 10. Diagram alir dari central control computer
Dari hasil simulasi dan resetting yang mengikuti skema suplai daya (adaptif) maka besar fault clearing time dapat diminimalkan sebesar 100 ms.
Antonio H. M. Soares, Jose C. M. Vieira, Case Study: Adaptative Overcurrent Protection Scheme Applied to an Industrial Plant with Cogeneration Units, 2008 [2] Ontoseno Penangsang. Prof, Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga 2, 2008 [3] R Wahyudi, Ir, Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik, 2008 [4] American National Standards Institute, IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power System, IEEE Std 242-1986 [5] Arus Hubung Singkat 2007, www. bops.pln-jawa-bali.co.id [6] Manual Instruction HUB 2D, Mitshubisi electric corporation. [7] Lazar.Irwin , Electrical System Analysis and Design for Industrial Plants, [8] P. M. Anderson, Power System Protection, McGraw-Hill, New York, 1999. [9] Manual Operasi PLTU Perak 3-4, Mitsubishi, 1978 [10] Manual Instruction COC1 Overcurrent Relay, Mitsubishi Electric Corporation [11] Data Kalibrasi Rele, Serious Inspection 2010 PLTU Perak #3,2010 [12] Blackburn, J. Lewis, dan Domin, Thomas J, “Protective
Relaying Principles and Application 3rd Edition”, CRC Press, USA, 2006, Ch. 9.