foreword
03
Kata sambutan dari kepala PP-INSW selaku Pemimpin Umum INSW Magz
suara mereka
main portal Kinerja pelabuhan harus dilecut agar ekspor dan impor Indonesia memiliki daya saing dengan negara lain. Wajar bila Presiden Joko Widodo terus mencecar agar dwelling time bisa dipangkas.
04
38
teropong INSW INSW: role model layanan publik berupa sistem elektronik yang transparan, handal, dan mengintegrasikan sistem informasi pelayanan ekspor dan impor.
@ the moment
14
54
Mozaik galeri yang merangkum peristiwaperistiwa yang terjadi di lingkungan PP-INSW
60
Jendela wawasan yang membagikan pengetahuan, inspirasi dan ide-ide yang akan memperkaya khazanah wawasan.
oase
perspektif INTR: fitur pada Portal INSW sebagai rujukan tunggal (single reference) seluruh aktivitas dan proses bisnis yang terkait dengan ekspor–impor.
Menampilkan opini beberapa tokoh yang patut disimak: Edy Putra Irawady, Heru Pambudi, Susiwijono Mugiarso dan Yukki Nugrahawan
26
PEMIMP IN U MU M: Djadmiko P EMIMP IN R E DA K S I : Harmen Sembiring R E DAK T U R PE L A K S A NA: Ani Mulyati RE DAKSI: Andrie Kriesniawan, Ali Manshur, Maulana Ali, Damar Wijayanto, Tatiana JP F OTO G R A F E R : Ibrahim Ghozi AL AM AT RE DA K S I: PP-INSW, Gedung Sarana Jaya 3, Jl. Rawamangun No. 59C, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat Telp. 021-2148 0000 / 2148 0001 / 2148 0002 (Hunting). Majalah Ini dapat diakses melalui www.insw.go.id
"Sebuah Inisiatif Kecil" DJADMIKO Kepala PP-INSW
Pembaca yang budiman, setelah melalui perjuangan panjang dan sejumlah diskusi, PP-INSW akhirnya dapat menyuguhkan sebuah inisiatif kecil berupa majalah internal bernama INSWMagz.
Tema dipilih dari isu pemberitaan atau
mengajak masyarakat, pemerintah, dan
kebijakan pemerintah yang sedang
pelaku usaha serta stakeholders lainnya
naik daun atau diperbincangkan oleh
terlibat secara aktif berinteraksi dengan
publik. Selanjutnya isu itu ditelusuri
INSW. Berbagai kegiatan, program kerja, dan
dan dibahas dari berbagai sisi.
f ore word
Majalah ini merupakan upaya INSW untuk
aktivitas INSW dapat diketahui oleh publik sekaligus sebagai pertanggungjawaban
Pada edisi perdana ini, INSWMagz
kepada publik mengenai apa saja yang
menghadirkan tema "Dwelling Time."
sedang, tengah dan akan dilakukan INSW.
Institusi INSW dianggap mampu membongkar sumbatan lamanya
Gagasan-gagasan baru, pemikiran, ide-ide
dwelling time. Dari isu ini, majalah
serta berbagai kemajuan tentang ekspor
ini menyuguhkan berbagai kisah
impor, tentang sistem elektronik dan
dan cerita tentang INSW. Sejumlah
berkembangnya revolusi digital di seluruh
narasumber diwawancarai untuk
dunia merupakan hal-hal baru yang menarik
menjelaskan INSW dan dwelling time.
untuk diketahui dan dibahas. Juga kebijakankebijakan pemerintah, target-target untuk
Akhirnya, semua bahan diracik dan
peningkatan kualitas layanan kepada publik.
dimasak di dapur redaksi oleh sejumlah awak pegawai INSW dan dibantu
Majalah ini ingin menyuguhkan tema-
beberapa editor. Kini, menu INSWMagz
tema seputar INSW dan semua hal yang
sudah hadir di hadapan pembaca.
terkait dengannya yang dibahas secara lebih komprehensif dari berbagai sudut
Selamat menikmati sajian baru
pandang. Agar majalah ini tetap dapat
ini. Kami membuka seluas-
dibaca sepanjang waktu, konsep majalah
luasnya pintu kritik dan masukan
ini sengaja dipilih sebagai majalah
untuk perbaikan majalah ini.
timeless dengan mengusung tematik. Salam.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
3
INSW:
Oleh: Ali Manshur, Damar Wj, Maulana Ali
Pe m b u k a Presiden RI JOKO WIDODO patut cemas. Instruksinya setahun lalu agar pelabuhan memangkas lama waktu bongkar muat petikemas di pelabuhan atau dwelling time belum berjalan optimal. Padahal, persoalan dwelling time bukanlah hal baru. Sejak 2008, Indonesia bahkan telah menerapkan secara bertahap Indonesia National Single Window (INSW).
Agar ASW bisa terwujud, masing-
mengamanatkan pembentukan
masing negara harus menerapkan
Pengelola Portal INSW yang
Nasional Single Window (NSW).
berkedudukan di bawah dan
Itu sebabnya, Indonesia sejak 2008
bertanggung-jawab kepada Menteri
secara bertahap menerapkan
Keuangan. Jadi tegas, INSW
Indonesia Nasional Single Window
merupakan sistem yang dirancang
(INSW), yang mengintegrasikan
untuk mengintegrasikan proses
layanan perijinan dan pergerakan
bisnis yang terkait dengan berbagai
barang ekspor dan impor secara
Kementerian/Lembaga. Tujuannya
elektronik sesuai standar ASEAN
adalah menghadirkan efisiensi
Single Window.
dalam perdagangan internasional. Atas amanat itu, maka dibentuklah
Dasar hukum penerapan INSW
Pengelola Portal INSW di
tertuang dalam Undang-Undang
bawah koordinasi Kementerian
Kinerja pelabuhan memang
nomor 11 tahun 2008 tentang
Keuangan. Kementerian
harus dilecut agar Indonesia
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Koordinator Perekonomian
memiliki daya saing dengan
Serta, Peraturan Presiden Nomor
sebagai Dewan Pengarah
negara lain. Maka, wajar
10 tahun 2008 tentang Penggunaan
mengawasi dan mengendalikan
bila Presiden Joko Widodo
Sistem Elektronik dalam Kerangka
kegiatan operasional. Dukungan
terus mencecar agar dwelling
Indonesia National Single
teknis untuk INSW berasal dari
time pelabuhan Indonesia
Window. Perpres ini kemudian
Kementerian/Lembaga.
bisa dipangkas. Jika tidak,
diubah dengan Perpres nomor
tentu ini menjadi pertanyaan
35 tahun 2012 dimana Portal
Indonesia menerapkan hal berbeda
besar. Apalagi, Indonesia
INSW menjadi acuan tunggal
dengan NSW yang umumnya
terikat kesepakatan dengan
(single reference) peraturan dan
diterapkan banyak negara. NSW
negara-negara ASEAN
ketentuan di bidang ekspor-impor.
umumnya dibentuk dari sistem
untuk membentuk jaringan
layanan Bea Cukai, dilengkapi
fasilitasi perdagangan ASEAN
Tidak berhenti di sana.
dengan asupan informasi dari
Single Window (ASW).
Perpres nomor 76 tahun 2014
semua Other Government Agency
4
b
m
a
r u a m l i n e T D a w g n S e ll i t
Su
mengambil alih sistem aplikasi dan kewenangan masing-masing Kementerian/Lembaga. INSW melakukan otomasi proses bisnis antar Kementerian/Lembaga. Juga, otomasi verifikasi data secara elektronik yang sesuai UU ITE. Lebih dari itu jejak transaksi antar Kementerian/Lembaga juga tercata di portal INSW, sehingga INSW menjadi pusat data transaksi antar Kementerian/Lembaga. Dengan begitu, Kementerian/Lembaga dapat berbagai informasi transaksi.
Presiden Jokowi mendapatkan penjelasan mengenai dwelling time dari Muwasiq M. Noor (PP-INSW) saat meninjau Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Tidak kalah pentingnya, layanan berlangsung tanpa tatap muka sehingga mengurangi gesekan dan
(OGA) alias Kementerian. Sehingga,
titik temu layanan semua pihak
kegiatan pendukung melekat
yang terlibat dalam INSW yang
sebagai bagian dari sistem aplikasi
sering disebut Portal INSW.
Sistem INSW saat ini telah meng-
Bea Cukai.
Pola NSW yang dikembangkan
cover lebih dari 90 persen dari
Indonesia, kini mulai diterapkan
total transaksi ekspor dan impor
negara lain.
nasional. Pencapaian yang tinggi
NSW inisiatif Indonesia, dirancang bukan hanya mendukung
bebas lokasi.
ini karena INSW telah diterapkan
kepentingan Bea Cukai, tetapi
Beberapa inisiatif INSW sebagai
di 21 Pelabuhan/Bandara yang
juga untuk memperbaiki layanan
terapan e-Gov yang berbeda
terbuka untuk kegiatan ekspor
seluruh Kementerian/Lembaga
ini diakui memiliki beberapa
dan impor. Sistem INSW juga
dalam mendukung ASW. Terapan
keunggulan. Selain sebagai portal
telah mengintegrasikan sistem
NSW Indonesia ini menyediakan
titik temu layanan, INSW tidak
perijinan ekspor dan impor dari 15
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
5
ma in porta l
"Indonesia sejak 2008 secara bertahap menerapkan sistem Indonesia Nasional Single Window (INSW), yang mengintegrasikan layanan perijinan dan pergerakan barang secara elektronik sesuai standar ASEAN Single Window."
Kementerian/Lembaga atau 18 Unit
penanganan kontainer seharusnya
untuk proses customs clearance.
Penerbit Perijinan.
bisa dipangkas menjadi 1,8 hari.
Sedangkan untuk monitoring proses
Saat ini INSW sebenarnya sudah
Kinerja pelabuhan utama Indonesia
Lembaga sejak proses pengajuan
membuka sumbatan pada titik-
sebenarnya telah signifikan
dari pelaku usaha, sistem INSW
titik saluran “kemacetan” di
menurunkan dwelling time.
belum meng-covernya. “Belum
tahapan-tahapan dwelling time,
Mengutip data dari Ditjen Bea
lagi untuk otomasi rekomendasi
terutama pre customs clearance
dan Cukai, dwelling time impor di
perijinan, saat ini juga belum
dan customs clearance. Sedangkan
Pelabuhan Tanjung Priok tercatat
sepenuhnya mampu difasilitasi oleh
untuk post clearance yang terkait
2,07 hari per 12 Oktober 2016.
sistem INSW,” kata Djadmiko.
dengan pergerakan kontainer di
Pelabuhan Belawan tercatat 3,98
pelabuhan, seperti diakui Kepala
hari dan Pelabuhan Tanjung Perak
Untuk itu, lanjutnya, pengembangan
PP-INSW Djadmiko, sistem INSW
3,45 hari per 6 Oktober 2016.
sistem INSW akan terus dilakukan.
saat ini belum memiliki kapasitas
Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung
Pengelola Portal INSW (PP-INSW)
untuk memonitornya. Sistem yang
Emas, per 8 Oktober 2016, dwelling
selaku lembaga yang oleh Perpres
sudah tersentuh INSW adalah
time impor tercatat 5,19 hari,
76/2014 diamanatkan untuk
pengurusan dokumen pabean
sedangkan Pelabuhan Makassar
mengelola dan mengembangkan
sejak kapal bersandar. Kemudian,
3,49 hari per 10 Oktober 2016.
sistem INSW, telah memiliki rencana
perijinan di internal Kementerian/
pemeriksaan barang dan izin
pengembangan sistem INSW
instansi terkait—bila diperlukan—
Meskipun sistem INSW telah
Generasi II. Nantinya, Generasi
sebagian juga telah memanfaatkan
mengalami perkembangan
II ini sebagai penyempurnaan
sistem INSW. INSW juga
yang signifikan, Djadmiko tidak
fungsi sistem INSW sesuai
dipergunakan untuk mengurangi
menampik adanya sejumlah hal
definisinya: sistem yang mampu
lamanya proses Surat Persetujuan
yang harus mendapatkan perhatian.
melakukan proses single
Pengaluaran Barang (SPPB).
Untuk pre clearance, yang
submission, single processing,
merupakan proses penyelesaian
dan single decision making.
Di sisi lain, lamanya pengurusan
perijinan di Kementerian/
administrasi pengeluaran barang di
Lembaga, sistem INSW saat ini
Namun, harmonisasi adalah kata
pelabuhan atau terminal kontainer
hanya mencakup proses mulai
kunci, mengingat sistem INSW
dan lamanya pengeluaran fisik
perijinan diterbitkan sampai
adalah integrasi multi entitas
barang dari pelabuhan menjadi titik
dikirimkan ke Bea dan Cukai
sistem dari banyak Kementerian/
penting lain yang harus diperhatikan dalam proses dwelling time. Gambaran di atas memperlihatkan bahwa INSW berperan besar dalam memangkas lama waktu bongkar muat petikemas. Ketika Presiden Joko Widodo meminta dwelling time menjadi rata-rata tiga hari sebenarnya sangat bisa dipahami. Tolok ukur target dwelling time merupakan penjumlahan antara performansi pelayanan komunitas pelabuhan dan performansi Kementerian/Lembaga dalam pelayanan perijinan yang menggunakan sistem INSW. Bila rata-rata proses clearance INSW bisa mencapai 1,2 hari, maka performansi ideal pelabuhan dalam
6
Lembaga. INSW bukan lagi
Lembaga dan kinerja pergerakan
operator, Bea Cukai dan Karantina).
memproses dokumen, melainkan
kapal dan pergerakan barang yang
Dengan begitu, bisa diukur efisiensi
data dan informasi elektronik
belum tersedia di INSW. Untuk
layanan pelabuhan, bukan hanya
dari Kementerian/Lembaga
analisis dwelling time bukan hanya
berdasarkan dwelling time tetapi juga
yang harus bisa mengalir antar
data kinerja proses perijinan,
besaran total biaya yang diperlukan
Kementerian/Lembaga secara
tetapi juga data kinerja pergerakan
untuk pengeluaran barang dari
berkesinambungan. Bila terjadi
barang dalam pelabuhan. Sering
pelabuhan.
disharmoni, kesalahan fatal
terjadi, ada waktu tunggu di
mungkin saja terjadi. Yang
dalamnya yang tidak bisa di analisa.
Bicara dwelling time tidak lepas
paling berat adalah data tidak
Setelah data pergerakan barang
dari persoalan kebijakan tatakelola
mengalir antar Kementerian/
lengkap tersedia di INSW, maka
pelabuhan yang harus dibenahi.
Lembaga, sehingga tidak dapat
perhitungan dan analisa lengkap
Harus ada penegasan fungsi
dilaksanakan otomasi proses
tentang dwelling time dapat dihitung
pelabuhan yang tidak lagi menjadikan
bisnis. Dan, tanpa proses bisnis
berdasarkan data yang akurat.
pelabuhan sebagai area penumpukan
layanan antar Kementerian/
atau pergudangan. Perlu penegasan
Lembaga tidak bisa dipantau secara
Terlihat bahwa perlu adanya
batas tingkat kinerja pemeriksaan
terpusat untuk kepastian kinerja
penyempurnaan kinerja layanan
barang oleh Karantina dan pabean
layanan dan pelacakan masalah.
pelabuhan, jika ingin dwelling
yang dilakukan di area pelabuhan. Pemeriksaan di atas tingkat kinerja,
patut dicoba adalah terapan janji
harus dilakukan di area khusus
dihimpun INSW adalah semua
kinerja layanan di semua pelaksana
di luar pelabuhan. Persyaratan
informasi kinerja antar
layanan. Selanjutnya, realisasi
minimal kinerja layanan juga perlu
Kementerian/Lembaga dalam
kinerja setiap layanan dilengkapi
ditegakkan. Tanggung-jawab dan
bentuk time stamp awal dan
data lengkap yang tersimpan di
sanksi harus diberlakukan kepada
akhir proses layanan perijinan
INSW. Dengan adanya janji kinerja,
setiap operator swasta pelaksana
antar Kementerian/Lembaga
prestasi kerja pelaksana terukur
layanan dalam area pelabuhan,
yang dilaksanakan melalui INSW.
jelas: seberapa besar perbedaan
termasuk kinerja operator pelaksana
Sedangkan yang belum diperoleh
antara janji dan realisasi. Selain
pengangkutan atau pemindahan
INSW adalah kinerja proses internal
itu, kelayakan hukum janji
barang yang melewati batas
Kementerian/Lembaga yang berada
kinerja dan jejak kinerja sangat
minimal layanan. Peran operator
di masing-masing Kementerian/
penting dalam menghadapi
pelabuhan sebagai penanggung-
tuntutan hukum dan sanksi
jawab manajemen pelabuhan juga
akibat penyimpangan. Saat ini,
perlu diperjelas. Ini penting agar
“waktu tunggu” yang merupakan
pengendalian layanan di pelabuhan
total layanan kinerja semua
bisa optimal.
Kementerian/Lembaga tidak jelas siapa yang bertanggung-jawab,
Tidak dipungkiri, dwelling time
karena tidak lengkapnya data yang
saat ini menjadi indikator terdepan
mengakibatkan ketidaksesuaian
dalam perhatian publik, karena
dengan dwelling time. Maka, untuk
secara “sederhana” terlihat
kepastian dwelling time diperlukan
kasatmata. Tetapi, sejatinya dwelling
data akurat sesuai UU ITE, atas
time bukanlah satu-satunya alat
seluruh proses layanan oleh
untuk mengukur kinerja. Tetapi,
semua entitas pelaksana layanan
perhitungan dan pemantauan
di pelabuhan. Sebab, dengan
total biaya yang diperlukan untuk
ketaatan menyelesaikan proses
layanan pelabuhan. Sehingga,
perijinan sebelum bongkar muat,
terlihat jelas perbandingan
manajemen kinerja pelabuhan
efisiensi kinerja dan biaya layanan
bisa fokus pada pelaku usaha dan
pelabuhan, apakah sudah memenuhi
komunitas pelabuhan (otorita,
standar global atau belum.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
7
ma in porta l
time membaik. Salah satu yang Sejauh ini yang telah mampu
Memahami Dwelling Time di Pelabuhan
Oleh: Hari S. Noegroho Deputi Bidang Proses Bisnis, PP-INSW
Sejak tahun 2015 lalu istilah dwelling time menjadi popular karena dipermasalahkan oleh Presiden Joko Widodo yang saat itu tidak puas dengan kinerja layanan pelabuhan. Banyak yang belum paham apa yang dimaksud dengan dwelling time dan mengapa harus dibatasi. Bila dalam layanan perijinan dikenal dengan service level sebagai ukuran kinerja per layanan dalam satuan waktu, maka dalam proses bongkar muat barang di pelabuhan kinerja layanan dikenal dengan istilah dwelling time. Yakni, lamanya seluruh proses sejak bongkar muat barang hingga barang keluar dari pelabuhan. Semakin lama barang menumpuk di pelabuhan semakin besar biaya yang ditanggung pelaku usaha. Dampaknya, harga jual barang akhir menjadi lebih mahal. Kinerja layanan bongkar muat barang di pelabuhan ditentukan banyak unit kerja yang terlibat di dalamnya, antara lain Bea Cukai, Karantina dan operator swasta. Semuanya secara bersamaan memengaruhi kecepatan layanan pelabuhan. Kinerja layanan bersama dinyatakan dalam satuan waktu yang disebut
8
dengan dwelling time. Untuk
barang secara elektronik sesuai
time. Dampak dari deregulasi
mempertanggung-jawabkan kinerja
dengan persyaratan ASEAN.
menyebabkan secara normal
setiap instansi terkait dan operator,
semua ijin selesai sebelum barang
mereka umumnya melakukan
INSW pada awal keberadaannya
datang di pelabuhan. Sehingga,
pencatatan dengan metode
fokus mengotomasi proses
tidak ada lagi hambatan perijinan
pengukuran masing-masing.
rekomendasi dan perijinan secara
pada tahap pre customs clearance.
elektronik dari 15 Kementerian/ Lembaga. Hasilnya, proses
Kekurangan INSW dalam pelacakan
time yang digunakan, ada metode
perijinan berhasil dipercepat dari
jejak barang sebenarnya masih
pengukuran yang selama ini
hitungan hari per jenis layanan
ada, yaitu belum mencakup data
digunakan oleh Bea Cukai, yaitu
menjadi hitungan per jam. INSW
kegiatan pemindahan barang dari
pre customs clearance, customs
juga mengalirkan data secara
satu tempat ketempat lainnya,
clearance dan post clearance.
elektronik antar instansi, sehingga
yang semuanya dilaksanakan
Pre customs clearance adalah
mengurangi ketergantungan
oleh Operator Pelabuhan
proses pengurusan dokumen
terhadap dokumen fisik, baik untuk
seperti Pelindo, JICT, dll.
sebelum pemeriksaan oleh
pengawasan maupun kelancaran
customs clearance. Dalam proses
proses. Interaksi terhadap petugas
Area tersebut sebenarnya sangat
customs clearance ada dua macam
yang harus ditemui juga berkurang,
perlu diawasi, karena sistem
pemeriksaan, yaitu pemeriksaan
yang sebelumnya sangat diperlukan
layanan bongkar muat di Indonesia
dokumen dan pemeriksaan fisik.
dalam proses perijinan.
meski sudah mempergunakan alat-
Kelompok ukuran terakhir adalah
Kenyataannya, dampak reformasi
area bongkar muat di pelabuhan
post clearance, yakni proses
layanan, rekomendasi dan perijinan
Indonesia yang tidak steril sebagai
setelah pemeriksaan Bea Cukai.
INSW yang semula diharapkan
mana Pelabuhan di Negara lain,
Di dalam ketiga proses tersebut,
mampu mempercepat waktu
yang menjadikan pelabuhan
terdapat pemeriksaan karantina
proses perijinan, tidak mampu
sebagai area tertutup dengan
yang bila terkait barang berbahaya,
memperbaiki perhitungan
proses bongkar muat secara
memerlukan pemeriksaan
dwelling time. Sehingga, saat
robotic, sehingga tidak mungkin
laboratorium, sehingga bisa
Presiden RI melakukan sidak,
bisa dijumpai orang berkeliaran di
menambah dwelling time.
waktu pre clearance ternyata
lokasi penumpukan dan pergerakan
ditemukan masih tetap lama
barang. Kondisi sejenis di Indonesia
dan membebani dwelling time.
baru bisa ditemui di Pelabuhan
alat canggih tapi banyak ditemui
Jauh sebelum dwelling time menjadi perhatian publik, negara-negara
Teluk Lamong, Jawa Timur.
ASEAN telah sepakat membentuk
Penelitian terhadap kasus ini
jaringan fasilitas perdagangan
menemukan, adanya dokumen
Untuk mengungkap masalah
ASEAN Single Window (ASW).
perijinan yang diproses setelah
lapangan, perlu cerita dari pelaku
Guna mendukung ASW tersebut,
barang datang. Hal ini terjadi
usaha yang biasa melakukan
perlu dibentuk Nasional Single
karena masih terdapat peraturan
pengurusan barang di Pelabuhan,
Window di masing-masing negara
yang mewajibkan penyerahan
agar menceritakan apa yang
peserta ASEAN. Karenanya,
dokumen tertentu pada saat
terjadi sehingga masih banyak
sejak 2008 Indonesia sudah
barang datang. Atas dasar itu,
orang lalu-lalang di lokasi
mengoperasikan secara bertahap
pemerintah melakukan deregulasi
bongkar muat, padahal proses
Indonesia Nasional Single Window
beberapa Peraturan Menteri
bongkar muat khususnya container
(INSW) yang mengintegrasikan
yang potensial menghambat dan
tidak mungkin dilakukan tanpa
layanan perijinan dan pergerakan
menambah lamanya dwelling
mempergunakan mesin.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
9
ma in porta l
Diantara pola perhitungan dwelling
Belajar dari Google Maps Oleh: Rozar Indrawan
Publik melihat bongkar muat di pelabuhan dalam kacamata sederhana: barang datang, lalu dibongkar. Selesai. Padahal, tidak sesederhana itu. Untuk jernih melihat dan
Presiden Joko Widodo meminta agar otoritas pelabuhan di seluruh Indonesia dapat memangkas waktu bongkar muat barang (dwelling time) menjadi rata-rata dua hari. Kenyataan di lapangan ternyata masih meleset dari target. Dwelling time bisa belajar dari Google Maps.
memahami proses dwelling time sebaiknya singkirkan dulu persoalan pungli dan suap dalam proses bongkar muat. Biarlah ini menjadi urusan pihak berwajib. Yang jelas, seperti dikatakan Deputi Bidang Proses Bisnis, PP-INSW, Hari S. Noegroho, kinerja layanan bongkar muat di pelabuhan
Keinginan Presiden untuk menjadikan
ditentukan banyak unit kerja. Sebut saja Bea
Indonesia lebih berdaya saing tentu bisa
Cukai, Karantina dan operasional swasta di
dimaklumi. Pada era dimana keterbukaan
pelabuhan. Semuanya secara bersama-sama
kian melebar, menyebabkan persaingan sengit
berkongsi memengaruhi kecepatan layanan
antar negara tidak bisa lagi dihindarkan.
pelabuhan. Setiap unit kerja ini bertanggung-
Layanan sebagai salah satu basis penopang
jawab terhadap instansinya masing-masing,
pertumbuhan menempati posisi penting.
yang biasanya memiliki pendataan dan model
Pelabuhan adalah garda depan pelayanan
pengukuran berbeda.
antar negara, yang dapat membentuk citra dan keputusan investasi suatu negara.
Saat ini dikenal tiga tahap proses yaitu pre customs clearance dan post customs clearance.
Maka, ketika Singapura sanggup melakukan
Bila dianalogikan, dwelling time adalah waktu
layanan bongkar muat hanya dalam satu
tempuh. Perjalanan barang impor dari bongkar
hari sementara Malaysia dan Thailand bisa
hingga ke luar pelabuhan dinyatakan dalam
menyelesaikan tiga hari, Indonesia patut
satuan waktu, detik, menit, jam, hari dan
cemas. Di Pelabuhan Utama Tanjung Priok
seterusnya. Agar dapat diketahui apakah
dwelling time masih berkisar 3,2 – 3,7 hari.
dwelling time bermasalah atau tidak, maka
Setidaknya, jika ingin bersaing dengan
dibutuhkan “angka normal” sebagai acuan.
negara-negara ASEAN, keinginan presiden
Bisa menggunakan negara lain sebagai
harus diwujudkan.
patokan atau kondisi yang dapat dipersamakan. Namun, prinsip utamanya harus dipegang:
Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa pemangkasan dwelling time terkesan sulit.
10
dalam posisi, lokasi dan tahapan proses yang sama.
Seperti dalam perjalanan yang dapat dipandu
pre-clearance dapat diselesaikan sebelum
dengan Google Maps, sejatinya dwelling time
barang datang, sehingga waktu tempuh
bisa menerapkan hal serupa. Google Maps dapat
hanya dipengaruhi oleh post clearance.
memberikan gambaran tentang jalur perjalanan yang akan ditempuh. Mulai dari jarak, waktu
Bila dilihat lebih dalam lagi, setiap tahapan
tempuh, potensi kemacetan hingga memberikan
proses memiliki turunan proses bisnis yang
jalur alternatif. Begitupun aplikasi teknologi
unik. Ada penerbitan ijin atau rekomendasi
informasi memungkinkan untuk memetakan
barang Larangan dan Pembatasan (Lartas)
kendala-kendala dalam dwelling time.
di Kementerian/Lembaga, penerbitan Bill of Lading (B/L) oleh pengangkut, container
Secara prinsip, replikasi teknologi Google Maps
handling oleh operator terminal, customs
memungkinkan untuk diterapkan guna memantau
clearance, penerbitan Delivery Order (DO),
dwelling time. Namun, ada sejumlah kondisi yang
dan proses bisnis lainnya.
harus dipenuhi. Pertama, petakan terlebih dulu Google Maps selalu menyajikan data real
dari negara asal/muat menuju negara tujuan/
time. Bila tahapan proses bisnis dwelling
bongkar. Kemudian, hitung kondisi normal waktu
time menampilkan hal serupa, maka akan
tempuh kontainer barang impor dalam kondisi
dengan mudah diketahui pada tahap mana
apa adanya hasil pemetaan. Pendefinisian titik
proses berjalan lancar dan pada titik
awal dan akhir sangat penting untuk menghitung
mana masalah terjadi, lengkap dengan
waktu tempuh, karenanya harus dapat dipastikan
warna pada setiap tahapan. Dan, aplikasi
dengan tepat. Beda titik pengukuran, beda hasil.
dashboard dwelling time ini, kelak, tentu
ma in porta l
“jalan” yang digunakan kontainer barang impor
dapat presisi mendorong percepatan waktu Kemudian, proses diperjalananlah yang semestinya
bongkar muat sesuai keinginan Presiden.
diperhatikan. Secara hitungan, dwelling time
Sumber: ǩ$UWLNHO“Dwelling Time dalam Perhitungan” 5R]DU,QGUDZDQǩ$UWLNHO“Memahami Dwelling Time di Pelabuhan”+DUL61RHJURKR
merupakan selisih antara waktu saat kontainer di keluarkan dari pelabuhan dengan waktu kontainer dibongkar dari sarana pengangkut (kapal). Pada rentang waktu sejak kontainer barang impor dibongkar hingga kontainer tersebut di keluarkan dari pelabuhan, tiga proses—pre, custom dan post—sangat menentukan besaran dwelling time. Seperti seorang kurir box yang mengantarkan barang ke satu tujuan, pengurusan kelengkapan SIM, STNK dan KIR dilakukan saat kendaraan diperiksa oleh petugas, begitu pun dwelling time. Waktu tempuh menjadi singkat bila surat-surat ijin diselesaikan sebelum kendaraan diperiksa. Tentu akan memangkas banyak waktu bila proses perijinan
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
11
Menjaga Pesan Harmoni dari Bali Oleh: Ridky Irfan Wirautama
Istilah Indonesia National Single Window (INSW) belakangan mencuat, menyusul heboh dwelling time yang sejak setahun lalu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Padahal, layanan pabean berbasis elektronik terpadu ini sudah lama dilakukan. Cikal bakal INSW, bahkan telah dikukuhkan sejak 2003 dalam dokumen The Declaration ASEAN Concord II oleh seluruh kepala negara anggota ASEAN di Bali, 7 Oktober 2003.
Deklarasi Bali ini menginginkan
kerap dikeluhkan. Antara lain, lead
dilakukan pemerintah dengan
kerjasama ekonomi yang saling
time atau waktu yang dipelukan
membentuk Tim Persiapan NSW
memudahkan di antara anggota-
untuk penanganan barang impor
di bawah koordinasi Kementerian
anggota ASEAN. Salah satunya
(import-clearance). Layanan
Koordinator Bidang
melalui layanan kepabeanan.
pelabuhan di Indonesia relatif masih
Perekonomian. Penetapan
Komitmen ini, empat tahun
lama dibandingkan negara lain untuk
Tim Persiapan ditetapkan
kemudian, diwujudkan melalui
urusan ini. Untuk masalah data,
melalui Keputusan Menko
kesepakatan Declaration on the
juga dinilai kedodoran terutama bila
Perekonomian nomor: Kep-22/M.
ASEAN Economic Community (AEC).
menyangkut validitas dan akurasi
EKON/03/2006, tanggal 7 Maret 2006.
Piagam AEC yang diteken pada
data transaksi. Yang paling menjadi
SK Tim Persiapan NSW tersebut, tiap
20 November 2007 itu memuat
perhatian adalah biaya penanganan
tahunnya mengalami pembaruan.
komitmen ASEAN membangun dan
lalu-lintas barang ekspor-impor.
Pelaksanaan teknis tim, dipayungi
menerapkan sistem National Single
Ini memicu biaya tinggi. Dan,
lewat SK Menteri Keuangan yang
Window (NSW) di masing-masing
persoalan-persoalan lain.
mengatur Sekretariat Pelaksana
negara. Inilah yang kemudian
Harian, Satuan Tugas atau Kelompok
diintegrasikan dalam satu wadah
Dengan adanya sistem NSW
Kerja, Kelompok Ahli dan Pelaksana
ASEAN Single Window (ASW).
setidaknya ada empat hal yang ingin
Teknis INSW. Keanggotaan terdiri
disasar. Pertama, mempercepat
dari pewakilan 15 Kementerian/
Bagi Indonesia, pengembangan
penyelesaian proses ekspor-impor
Lembaga mulai dari pejabat eselon
dan penerapan INSW bukan
melalui peningkatan efektifitas dan
II hingga tingkat pelaksana.
sekedar untuk memenuhi
kinerja lalu lintas barang ekspor-
komitmen ASEAN itu, tetapi juga
impor. Kedua, meminimalisasi
Keberadaan Tim Persiapan NSW
melaksanakan rekomendasi dari
waktu dan biaya yang diperlukan
ditegaskan kembali oleh pemerintah
World Customs Organization
dalam penanganan lalu lintas
pada 2008 melalui Peraturan Presiden
(WC0). Organisasi Bea Cukai Dunia
barang ekspor-impor, terutama
nomor 10 tahun 2008 tentang
ini mendorong seluruh negara
terkait dengan proses customs
Penggunaan Sistem Elektronik
anggota menerapkan single window
release and clearance of cargoes.
Dalam Kerangka Indonesia NSW.
system, baik di tingkat nasional
Ketiga, meningkatkan validitas
Sehingga, sampai 2015 tim ini
maupun regional. Indonesia tentu
dan akurasi data yang terkait
masih menggunakan nama Tim
saja memiliki kepentingan dalam
dengan kegiatan ekspor dan impor.
Persiapan NSW. Pelaksanaan
negeri atas pelaksanaan NSW ini.
Keempat, meningkatkan daya
implementasi INSW saat itu adalah
saing nasional dan mendorong
semua kebijakan yang terkait dengan
masuknya investasi ke Indonesia.
pembangunan, pengembangan
Seperti saluran air yang tersumbat, NSW diharapkan dapat berperan
dan penerapan sistem NSW di
memperlancar arus dokumen
Dari tahun 2006 hingga 2015,
Indonesia, menjadi kewenangan dan
kepabeanan dan perizinan yang
persiapan dan penerapan INSW
tanggungjawab Tim Persiapan NSW.
12
perkembangan fasilitasi perdagangan yang signifikan di kawasan ASEAN. ASW selanjutnya juga akan mempertukarkan dokumen-dokumen lain yang saat ini penyampaiannya masih menggunakan hardcopy,
dimulai pada 14 Agustus 2008.
seperti ASEAN Customs Declaration
Tahap ketiga pada 23 Desember
Document (ACDD), Sanitary and
2008 untuk penerapan lima
Phyto-Sanitary (SPS), Loading and
pelabuhan utama sekaligus. Yakni,
Booking Confirmation, Summary
Tanjung Priok dan Tanjung Emas,
of Manifest, dll. Apabila semakin
bersifat mandatory. Kemudian
banyak dokumen ekspor dan impor
NSW dilakukan dan dikoordinasikan
Pelabuhan Tanjung Perak,
yang telah mampu dipertukarkan
oleh Pelaksana Harian di
Bandara Soekarno Hatta dan
secara elektronik melalui INSW
Kementerian Perekonomian.
Belawan dilakukan penerapan
maka arus perdagangan di kawasan
Pembahasan, perumusan dan
terbatas. Pada tanggal 29 Juli 2009
ASEAN akan semakin lancar.
penetapan kebijakan di tingkat
penerapan sistem INSW tahap
operasional, dilaksanakan dan
keempat untuk lokasi NSW-impor
Berdasarkan pengalaman lebih
dikoordinasikan oleh Pelaksana
di lima pelabuhan utama: Tanjung
kurang sembilan tahun menerapkan
Harian, dengan dibantu Kelompok
Priok, Tanjung Perak, Bandara
sistem INSW, ada catatan penting.
Ahli, Kelompok Kerja (Satgas),
Soekarno Hatta dan Belawan.
Bahwa pengembangan dan penerapan
dan Pelaksana Teknis, serta
Penerapan sistem NSW secara
sistem NSW yang pendanaannya
didukung administrasi kegiatannya
nasional diluncurkan oleh Presiden
menggunakan APBN murni saat
oleh Sekretariat Pelaksana
RI keenam Susilo Bambang
itu, dapat dilakukan dengan sumber
Harian. Selanjutnya, kegiatan
Yudhoyono pada 29 Januari 2010.
daya manusia (resources) terbatas.
Kemudian, kegiatan rutin dan operasional Tim Persiapan
teknis dalam pembangunan
Kini, ketika PP-INSW yang berada
sistem NSW, dilakukan dan
Sejak deklarasi “harmoni” di Bali
di bawah Kementerian Keuangan
dikoordinasikan oleh Pelaksana
ditandatangani pada 2003, saat
terbentuk, seluruh pimpinan dan
Teknis Penerapan sistem NSW,
ini sistem INSW akan segera
pegawai yang bekerja pada PP-
yang dalam pelaksanaannya dibantu
terintegrasi dengan ASEAN Single
INSW diharapkan dapat menjaga,
sepenuhnya oleh Tim Teknis. Dan,
Window (ASW). Sejatinya, sistem
meningkatkan dan melanjutkan
pengelolaan sistem NSW dilakukan
INSW telah melakukan pertukaran
semangat dan komitmen yang sama.
melalui pengoperasian Portal
data Certificate of Origin (CO)
Termasuk, kepada seluruh perwakilan
INSW, menjadi tanggungjawab
Form D secara elektronik dengan
K/L yang tergabung dalam komunitas
Tim Pelaksana Teknis Penerapan
negara anggota Asean lainnya
INSW dan seluruh stakeholders
Sistem NSW, yang dalam
yang telah siap, yakni Singapura
untuk senantiasa memprioritaskan
prakteknya dilakukan sepenuhnya
dan Thailand. Amandemen
program pengembangan dan
oleh Direktorat IKC DJBC.
Operational Certification Procedure
penerapan sistem NSW ini.
(OCP) untuk pertukaran CO Form Oleh karena wilayah cakupan yang
D secara elektronik tersebut telah
Harus diakui, berbagai pengalaman
luas, kompleksitas permasalahan
disahkan. Sedangkan, protokol ASW
yang telah dilalui menunjukkan,
dan banyaknya instansi yang
masih dalam tahap ratifikasi oleh
sulitnya mewujudkan visi penerapan
terlibat, membuat penerapan
beberapa negara anggota ASEAN.
secara ideal sistem NSW di
INSW dilakukan bertahap. Uji coba
Indonesia. Namun yang lebih sulit
pertama dilakukan di Batam pada
Bila semua legal basis tersebut
lagi adalah menjaga kepercayaan dan
2006, yang kemudian dilanjutkan
telah tersedia, maka CO Form D
memenuhi ekspektasi masyarakat
dengan peluncuran secara resmi
elektronik tersebut sudah dapat
luas terhadap keberlangsungan
tahap pertama di Pelabuhan
dijadikan dasar untuk mengklaim
sistem NSW di Indonesia.
Tanjung Priok pada 17 Desember
pengurangan atau penghapusan
2007. Sistem INSW tahap kedua
bea masuk dalam kerangka
untuk penerapan di Pelabuhan
ASEAN Free Trade Agreement. Ini
6XPEHUǩ$UWLNHOSejarah INSW 5LGN\,UIDQ:LUDXWDPD ǩ$UWLNHO Pidato Kepala PP-INSW-DNDUWD 2NWREHU
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
13
ma in porta l
Tanjung Priok dan Tanjung Emas
Babak Menuju Gen-2 Oleh: Fachry Rozy Oemar Indonesia National Single Window (INSW) merupakan role model layanan publik berupa sistem elektronik yang transparan, handal, dan mengintegrasikan informasi dan sistem informasi pelayanan dan pengawasan, dalam rangka menciptakan kepastian layanan, transparansi dan daya saing Indonesia dalam perdagangan internasional. INSW adalah sistem yang memungkinkan dilakukannya penyampaian data dan informasi secara tunggal (Single Submission of Data and Information), integrasi informasi, dan memadukan alur proses bisnis antara sistem kepabeanan, perijinan ekspor-impor, kepelabuhan/ kebandarudaraan, pembayaran, pengangkutan barang dan logistik, serta sistem lain yang terkait dengan penanganan lalulintas barang ekspor-impor. INSW sebagai salah satu instrumen reformasi di birokrasi (Nawacita) di bidang perekonomian dikembangkan dengan tujuan untuk: a. Menjaga kepentingan nasional dalam hal kegiatan perdagangan internasional melalui pemanfaatan sistem penanganan kegiatan impor-ekspor yang transparan dan handal. b. Mendukung upaya perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih, demokratis dan dapat dipercaya. Tahapan awal pengembangan dan implementasi sistem NSW di Indonesia yang telah dilakukan secara berkesinambungan sejak tahun 2007 dilakukan seluruhnya oleh anak bangsa dan berpijak pada dua pilar utama, yaitu Trade System (Intergrasi Sistem Kepabeanan dengan Sistem Perijinan) dan Port System (Integrasi Sistem Kepabeanan dengan Sistem Kepelabuhan/Kebandarudaraan). Keberadaan sistem INSW sebagai wakil Indonesia (National Flag System) dalam kerangka ASEAN Single Windows, merupakan sistem nasional yang menjadi tumpuan harapan dalam upaya mengubah paradigma layanan dan pengawasan di bidang
14
perdagangan lintas negara, dimana sistem INSW dituntut untuk dapat melakukan perbaikan konsep sistem layanan publik yang mengedepankan kecepatan serta kepastian layanan melalui Service Level Arrangement yang terpercaya, transparan, konsisten, efisien dan sederhana (simpel). Untuk lebih memenuhi kepentingan nasional yang lebih luas, maka pada saat ini, sistem INSW sedang dalam tahapan awal untuk pengembangan INSW Generasi Kedua (INSW Gen-2) melalui perluasan integrasi terhadap beberapa sistem utama yang terkait dengan kelancaran arus barang ekpsor dan impor seperti: a. Trade Sytem (Sistem Pelayanan Perijinan Perdagangan) b. Port System (Sistem Pelayanan Kapal/Pesawat dan Barang) c. Payment System (Sistem Pembayaran) d. Logistic System (Sistem Logistik) e. Transportation/Trucking System (Sistem Angkutan di Palebuhan) Upaya pengembangan INSW Gen-2 tidak saja membutuhkan dukungan teknis dalam hal arsitektur sistem informasi, namun lebih dari itu, dalam tahap penerapannya membutuhkan komitmen yang kuat terutama dalam hal proses simplifikasi dan sinergi proses bisnis di setiap kementerian/ lembaga yang terkait kegiatan ekspor dan impor. Sebagai contoh. penerapan single submission pada layanan INSW menuntut adanya penyesuaian proses bisnis serta kebijakan internal di tingkat kementerian/ lembaga yang terkait, karena single submission menghadirkan suatu bentuk layanan publik satu awan (one cloud public service) yang lebih efisien daripada layanan satu atap serta memperkecil kemungkinan pelaku usaha untuk bertatap muka dengan pejabat publik sehingga dapat meminimalisir terjadinya pungli dalam hal pengajuan perijinan serta pemberitahuan kepabeanan serta pemberitahuan kepabeanan. Melalui one cloud public service ini, pelaku usaha tidak perlu lagi
mengakses dan menginput ulang data-data yang sama berulang kali (seperti data NPWP, alamat, dsb). Ke setiap in house system dari masingmasing kementerian/lembaga perijinan maupun kepabeanan, karena pelaku usaha dapat dengan mudah menyampaikan seluruh elemen data tersebut dalam kerangka single submission pada layanan INSW Gen-2. Dengan mempertimbangkan kompleksitas kebutuhan nasional akan layanan INSW dalam rangka mendukung kelancaran arus barang dan kelancaran arus dokumen terkait kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri Indonesia, serta dengan mempertimbangkan rekomendasi dan cara terbaik (best practices) yang berlaku global dan relevansinya terhadap pemenuhan kebutuhan nasional, maka telah disepakati bahwa proses pengembangan INSW Gen-2 akan dilakukan bertahap selam tiga tahun. Pada semester II – 2016 dilakukan empat kegiatan utama: penyusunan kajian awal desain teknis, workshop/ FGD kajian awal desain teknis, lelang jasa konsultan desain teknis dan penyusunan (Swadaya) Mapping Existing TIK NSW di KL, NSW, dan Provider. Pada semester I – 2017, dilakukan pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan desain teknis. Dan, lelang jasa konsultan pengoperasian dan pembiayaan. Di semester II – 2017, dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan pengoperasian dan pembiayaan. Serta, diteruskan dengan lelang jasa konsultan pengawas pekerjaan pengembangan. Di akhir tahun diadakan lelang pengembangan INSW Gen–2. Memasuki semester I – 2018, dilakukan pelaksanaan konsultan pengawas pekerjaan pengembangan INSW Gen–2. Kemudian diteruskan dengan pelaksanaan pengembangan di semester II. Di akhir tahun pengembangan, pada semester I – 2019, dilakukan peluncuran INSW Gen–2. Dan periode pengakhiran dari INSW Gen–1. Implementasi penuh Gen–2 dan pengakhiran total penggunaan Gen–1 dilakukan pada semester II .
Milestone INSW Gen-2
Penyusunan Kajian Awal Desain Teknis INSW Gen-2 meliputi: a. Perencanaan b. Pengembangan c. Pengoperasian d. Pembiayaan
Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultan Desain Teknis
Workshop / FGD Kajian Awal Desain Teknis INSW Gen-2 (dengan Experts) Lelang Jasa Konsultan Desain Teknis
Lelang Jasa Konsultan Pengoperasian dan Pembiayaan
Penyusunan (Swadaya) Mapping Existing TIK NSW di KL, NSW, dan Provider
Semester II 2016
INSW Gen-2
Semester I 2017
Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultan Pengoperasian dan Pembiayaan INSW Gen-2 Lelang Jasa Konsultan Pengawas Pekerjaan Pengembangan INSW Gen-2
te ropong I NS W
Pelaksanaan Konsultan Pengawas Pekerjaan Pengembangan INSW Gen-2 Pelaksanaan Pengembangan INSW Gen-2
Semester II 2017
Semester I 2018 Pelaksanaan Pengoperasian INSW Gen-2
Lelang Jasa Pengembangan INSW Gen-2
Launching INSW Gen-2 Last Period Operation of INSW Gen I
Lelang Jasa Pengoperasian INSW Gen-2
Semester II 2018
INSW Gen-2 Full Implementation INSW Gen I Cut Off
Semester I 2019
Semester II 2019
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
15
6LQJOH6XEPLVVLRQ
Satu Pengajuan, Beres! Oleh: Fachry Rozy Oemar
Pemrosesan dokumen menjadi faktor penentu terhadap kelancaran proses bongkar muat kegiatan ekspor–impor. Agar peti kemas dapat ke luar pelabuhan, semua perijinan yang diperlukan harus terpenuhi bahkan sebelum peti kemas tersebut tiba di pelbuhan. Hal ini berlaku untuk semua komoditi dan khususnya untuk komoditi yang menjadi objek pengaturan Larangan dan Pembatasan (Lartas). Berdasarkan evaluasi terakhir dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI), saat ini ada lebih dari 51 persen komoditi yang masuk kategori lartas.
untuk proses pengurusan perizinan.
Lembaga maupun pada saat
Akibatnya, pelaku usaha harus
menyampaikan pemberitahuan
melakukan pengajuan permohonan
pabean. Misal, perbedaan alamat
izin secara terpisah ke masing-
perusahaan atau perbedaan
masing in house system dari
standar beberapa elemen data
Kementerian/Lembaga teknis yang
referensi di INSW, seperti negara
berbeda. Bila beres, importir dapat
asal, pelabuhan, satuan barang,
menyampaikan pemberitahuan
dan masih banyak lagi. Akibatnya,
pabean melalui modul kepabeanan.
proses rekonsiliasi dokumen perizinan dengan dokumen
Kondisi ini tentu saja menimbulkan
pemberitahuan pabean terhambat.
inefisiensi. Sebab, ada kemungkinan ditemui kesamaan
Dengan kehadiran single
elemen data, baik pada dokumen
submission, penghambat tersebut
pengajuan permohonan izin dari
dapat diminimalisir. Single
Kementerian/Lembaga teknis yang
submission merupakan mekanisme
berbeda maupun pada dokumen
penyampaian pengajuan dokumen
pemberitahuan pabean. Contoh:
perizinan dan pemberitahuan
NPWP, No Container, dan Informasi
pabean secara tunggal ke
Sarana Pengangkut. Pelaku
Kementerian/Lembaga teknis
usaha harus menginformasikan
terkait dengan menggunakan
beberapa data dan informasi
format Super Set Data Element
yang sama, berulang kali ke
yang disediakan oleh INSW.
Setiap kegiatan pemasukan
masing-masing Kementerian/
(impor) komoditi lartas,
Lembaga melalui setiap in
Single submission menggunakan
sekurang-kurangnya harus
house system yang berbeda.
standar elemen data berdasarkan
dibekali satu izin dari
best practice international (UN
Kementerian/Lembaga teknis
Kemungkinan lain yang muncul
CEFACT). Salah satu keuntungan
terkait. Namun, ada juga impor
justru perbedaan informasi yang
dari penerapan single submission
yang membutuhkan lebih dari
disampaikan importir untuk elemen
adalah mekanisme verifikasi
satu izin dari Kementerian/
data yang sama. Peluang itu terjadi
elektronik yang dilakukan secara
Lembaga. Masing-masing
saat pelaku usaha memasukkan
tunggal terhadap data dan
Kementerian/Lembaga teknis
data dalam proses pengajuan
informasi yang disampaikan oleh
ini memiliki in house system
permohonan izin ke Kementerian/
pelaku usaha. Sehingga pekerjaan
16
validasi elemen data serta verifikasi dokumen yang saat ini masih dilakukan berulang di Kementerian/Lembaga teknis dapat dipangkas. Hebatnya, penerapan single submission akan mendorong ketersediaan data dan informasi antar Kementerian/Lembaga teknis dalam mendukung kegiatan pengawasan dan pelayanan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Langkah ini sejalan dengan tugas dan fungsi INSW sebagai single reference kegiatan perekonomian nasional. Mekanisme single submission mengembalikan tanggung-jawab validitas dan integritas masingmasing elemen data format Super Set Data Element kepada ‘melahirkan’ elemen data tersebut. Meski masuk dalam satu pintu dan elemen data digunakan oleh banyak pihak, namun hanya Kementerian/ Lembaga yang “melahirkannya” yang dapat melakukan perubahan, sesuai kebutuhan proses bisnis. Misalnya, perubahan data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Data ini hampir digunakan sebagian besar proses bisnis pada Kementerian/Lembaga. Dan yang dapat melakukan perubahan adalah Direktorat Jenderal Pajak, dimana Kementerian Keuangan selaku Kementerian/Lembaga teknis yang “melahirkan” data NPWP nasional. Pendekatan single reference dalam single submission menjadi salah satu kerangka utama dalam melaksanakan IT Governance pada layanan publik berbasis elektronik (e-Government). Harapannya adalah dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat luas baik nasional maupun internasional guna mendorong competitiveness Indonesia dalam kegiatan perdagangan internasional.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
17
te ropong I NS W
masing-masing K/L teknis yang
2015
Semester II
Ì Identifikasi kebutuhan informasi dokumen pelengkap pemenuhan syarat perijinan serta persyaratan registrasi user pada K/L (BPOM, Barantan, Karantina Ikan dan DJBC) guna penyelarasan/ sharing informasi untuk digunakan bersama Ì Melakukan identifikasi kebutuhan data referensi guna menciptakan database tunggal atas referensi yang dibutuhkan bersama seperti : identitas perusahaan, kode pelabuhan, kode negara dsb Ì Pengembangan purwarupa (prototype) layanan SSM Impor berdasarkan hasil identifikasi proses bisnis dan pemetaan kebutuhan data dari setiap proses pengajuan permohonan perijinan dan penyampaian pemberitahuan pabean pada K/L teknis terkait
2016
Milestone Single Submission
Semester I
PILOTING SSM SSM IMPOR Ì Sosialisasi prototype SSM kepada Pelaku Usaha yang diusulkan oleh K/L terkait untuk sebagai peserta Implementasi SSM Tahap I (Hotel Lumire, Jakarta, 10 Mei 2016) Ì Pengujian Satu Siklus proses bisnis SSM oleh Tim Teknis INSW dan Tim Teknis K/L terkait dengan menggunakan data dummy meliputi: Ê Uji pengiriman pengajuan dokumen perijinan di 3 Kementerian / Lembaga: Ê BPOM Ê Badan Karantina Pertanian (Hewan dan Tumbuhan) Ê Badan Karantina Ikan Ê Uji pengiriman pengajuan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan menggunakan dokumen BC 2.0 di DJBC Ê Pengusulan 12 Perusahaan peserta Implementasi Tahap I SSM sbb: Ê PT Nestle Indonesia; Ê PT. Kabulinco Jaya; Ê PT. Sukanda Djaya; Ê PT. Prambanan Kencana; Ê PT. Anta Tirta Kirana; Ê PT. Grobest Indomakmur;
IMPLEMENTASI SSM TAHAP I SSM IMPOR Ì Simulasi prototype SSM Impor (BC 2.0) dengan data dummy Ì Implementasi terbatas Pengajuan Permohonan Perijinan dan Penyampaian PIB Ì Pengembangan lanjutan layanan SSM Impor untuk proses bisnis yang melibatkan pihak Customs Broker (PPJK)
Ê PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills;
SSM EKSPOR
Ê PT. Fonterra Brand Indonesia;
Ì Identifikasi kebutuhan teknis pengembangan layanan SSM Ekspor
Ê PT. Pasific Indo Dairy; Ê PT. Unilever Indonesia; Ê PT. Yamaha Music Manufacture Indonesia; Ê PT. Yamaha Indonesia. Ê Pengembangan lebih lanjut protoype SSM untuk menyesuaikan dengan rencana perubahan format dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di DJBC
18
2016
Semester II
Ì Pengembangan prototype SSM Ekspor dengan target Peserta Piloting SSM Ekspor adalah perusahaan yang terkait proses bisnis Devisa Hasil Ekspor (DHE - BI)
2017
Semester I
2018
Semester I
2019
Semester I
IMPLEMENTASI SSM TAHAP II
(IMPLEMENTASI SSM TAHAP IV)
IMPLEMENTASI SSM TAHAP VI
SSM IMPOR
SSM IMPOR
SSM IMPOR
Ì Perluasan Implementasi SSM Impor (BC 2.0) dengan melibatkan seluruh K/L yang telah terintegrasi dengan INSW;
Ì Implementasi terbatas Pengajuan Permohonan Perijinan dan Penyampaian PIB dengan dokumen BC 2.3 dan PLB
Ì Full implementasi layanan SSM Impor pada INSW Gen 1
Ì Pengembangan SSM untuk perluasan cakupan proses bisnis impor dengan dokumen impor lainnya (BC 2.3, PLB) serta melibatkan Customs Broker (PPJK)
SSM EKSPOR
2017
Semester II
IMPLEMENTASI SSM TAHAP III
SSM EKSPOR Ì Full mandatory layanan SSM Ekspor untuk proses bisnis DHE di seluruh KPPBC yang sudah mandatory NSW Ì Perluasan Implementasi SSM Ekspor dengan melibatkan KPPBC lainnya Ì Penyesuaian SSM Ekspor untuk dapat disesuaikan dengan INSW Gen-2 yang mulai dikembangkan
2018
Semester II
Ì Uji coba SSM Impor dengan dokumen BC 2.3 dan PLB, serta melibatkan (PPJK)
SSM EKSPOR Ì Implementasi terbatas Pengajuan Permohonan Perijinan dan Penyampaian PEB yang terlibat dalam proses bisnis DHE dengan menggunakan data sebenarnya (live data) yang direncanakan selambat-lambatnya akhir Oktober 2017
Ì Full implementasi layanan SSM Ekspor pada INSW Gen 1 Ì Layanan SSM Impor dijalankan dalam INSW Gen-2 (Beta Version)
2019
Semester II
IMPLEMENTASI SSM TAHAP VII SSM IMPOR Ì INSW Gen 1 Offline Ì INSW Gen-2 Live
SSM IMPOR Ì Full mandatory layanan SSM Impor untuk dokumen BC 2.0 dengan seluruh K/L yang sudah terintegrasi dengan INSW di seluruh KPPBC yang sudah mandatory NSW
SSM EKSPOR
IMPLEMENTASI SSM TAHAP V
Ì Layanan SSM Impor berjalan pada INSW Gen-2
SSM IMPOR
SSM EKSPOR
Ì Full Mandatory layanan SSM dengan dokumen BC 2.3 dan PLB di seluruh KPPBC yang sudah mandatory NSW
Ì INSW Gen 1 Offline
Ì Uji coba layanan SSM Impor pada purwarupa (prototype) INSW Gen2 yang sedang dikembangkan
Ì INSW Gen-2 Live Ì Layanan SSM Ekspor berjalan pada INSW Gen-2
SSM EKSPOR Ì Full mandatory layanan SSM Ekspor di seluruh KPPBC yang sudah mandatory NSW Ì Uji coba layanan SSM Ekspor pada prototype INSW Gen-2 yang sedang dikembangkan
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
19
te ropong I NS W
Ì Uji coba satu siklus layanan SSM oleh Tim Teknis INSW dan Tim Teknis K/L terkait proses bisnis DHE dengan menggunakan data dummy
Ì Penyesuaian SSM Impor untuk dapat disesuaikan dengan INSW Gen-2 yang mulai dikembangkan
Ì Layanan SSM Impor dijalankan dalam INSW Gen-2 (Beta Version)
,QGRQHVLD1DWLRQDO 7UDGH5HSRVLWRU\,175
Segudang Manfaat dalam Satu Fitur Oleh: Tri Haryono Suhud
"INTR berisi ribuan aturan yang terkait eksporimpor, dan dengan mudah akan memunculkan nomor HS (harmonize system) untuk setiap item komoditas, serta instansi yang harus dihubungi. Jadi semua informasi sudah ada di situ. Ini adalah trade repository pertama di dunia," tutur Deputi Bidang Koordinasi Perdagangan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawady, Jumat (23/12/2011) di Jakarta Ȏ680%(5.203$6&20ȏ
Kualitas layanan publik telah
Kemudahan akses informasi
Untuk tujuan single-reference itulah,
lama menjadi prioritas program
dan transparansi dalam
sejak tahun 2011, Tim Persiapan
pemerintah. Secara internal,
keseluruhan proses memegang
National Single Window (NSW)
layanan publik dapat mendorong
peranan penting. Fitur yang
melakukan program pembuatan
pelaksanaan prinsip-prinsip
disediakan harus mampu
fitur Indonesia National Trade
good governance yang dapat
menyuguhkan seluruh informasi
Repository (INTR). Dengan INTR,
mendongkrak daya saing nasional
yang diperlukan semua entitas.
ada solusi sistem yang dapat
dan berujung pada penerimaan
Sehingga, pihak-pihak yang
memanfaatkan teknologi informasi
keuangan negara. Upaya itu dapat
berkepentingan dan berkaitan
untuk melakukan integrasi
ditempuh dengan mengoptimalkan
dengan proses tersebut akan
seluruh informasi. Sehingga,
pemanfaatan Teknologi
menjadikan fitur sebagai satu-
mampu menciptakan transparansi
Informasi dan Komunikasi
satunya referensi bersama
dan kejelasan proses kegiatan
dalam pelayanan kepada
yang disepakati. Inilah yang
ekspor, impor dan transit.
publik. Dua keuntungan didapat
disebut single-reference: sebuah
sekaligus: transparansi dan
referensi dan pedoman dalam
INTR didesain untuk dapat
menekan biaya ekonomi tinggi.
menjalankan seluruh aktifitas.
menjadi satu fitur pada Portal
20
INSW yang berfungsi sebagai rujukan
sepanjang belum diatur atau tidak bertentangan
tunggal (single reference) dari seluruh
dengan peraturan perundang-undangan.
aktivitas dan proses bisnis yang terkait dengan ekspor–impor. Harapannya, tidak
Selain ketentuan di atas, pengembangan INTR
hanya mendorong percepatan layanan,
selaras dengan mandat yang ditetapkan di
namun juga menciptakan kepastian
dalam Artikel XII dan Artikel XIII dari ASEAN
proses bagi seluruh entitas yang terkait.
Trade in Good Agreement (ATIGA) dan juga selaras dengan Article X GATT/WTO yang menetapkan persyaratan dan peraturan terkait, untuk mendukung transparansi proses kegiatan ekspor, impor dan transit. Tujuan utama dibentuknya INTR adalah mengurangi biaya dan pembatasan perdagangan dengan menyederhanakan dan memperlihatkan seluruh peraturan, prosedur dan dokumen perdagangan secara transparan. Turunan dari tujuan itu, INTR melakukan lima fungsi. Pertama, interpretasi tunggal dari pembatasan tarif dan non tarif. Kedua, interpretasi yang akurat dan jelas terhadap batasan tarif dan non-tarif yang akan datang. Ketiga, menggambarkan alur perdangan internasional secara jelas. Keempat, memberitahukan perkembangan peraturan baru secara reguler. Kelima, mengkoordinasikan INTR dan sistem yang telah ada sebagai wadah penyimpanan informasi atas pembatasan tarif dan non-tarif. Melalui sistem ini, seluruh pelaku usaha
Saat ini, melalui Pengelola Portal Indonesia
atau pengguna jasa/traders, investor, instansi
National Single Window (PP-INSW) yang
terkait lainnya, dan Direktorat Jenderal
telah terbentuk, dilakukan pengembangan
Bea dan Cukai (DJBC) akan menggunakan
dan pemutakhiran data informasi, fitur,
sumber informasi yang sama (single-reference)
maupun tampilan dalam INTR. Keberadaan
dalam menginterpretasikan peraturan yang
Portal INSW memiliki posisi strategis
terkait perdagangan ekspor – impor. Sistem
dalam hubungannya dengan informasi
ini juga akan menghubungkan secara teknis
kepada pelaku usaha dan pengambilan
sistem pada masing-masing Kementerian/
keputusan pejabat teknis di lapangan.
Lembaga dengan sistem di DJBC untuk memastikan keakurasian klasifikasi tarif.
Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Presiden RI nomor 35 tahun 2012 tentang
INTR akan menyediakan seluruh peraturan
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
dan ketentuan yang terkait dengan ekspor –
10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem
impor secara jelas dan memberikan informasi
Elektronik dalam Indonesia National
perubahan secara up to date. Siapapun yang
Single Window, Pasal 4 ayat (1) butir (1a).
memerlukan informasi terbaru dari regulasi,
Di sana disebutkan, Portal INSW menjadi
aturan, ketentuan dan SOP dari semua proses
acuan utama (single reference) dalam
bisnis terkait ekspor – impor, hanya cukup
pelaksanaan ekspor dan impor yang berlaku
mengakses fitur INTR melalui Portal INSW.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
21
te ropong I NS W
"INTR akan menyediakan seluruh peraturan dan ketentuan yang terkait dengan ekspor – impor secara jelas dan memberikan informasi perubahan secara up to date."
Web-Based Application Web based application adalah suatu aplikasi yang dapat berjalan dengan menggunakan basis teknologi
Begini Cara Kerja INTR
web atau browser. Sistem INTR ini merupakan aplikasi yang berbasis web sehingga aplikasi ini dapat diakses dimana saja sepanjang ada koneksi internet yang mendukung, tanpa perlu melakukan peng-install-an di komputer masing-masing seperti pada aplikasi desktop. Cukup dengan membuka browser untuk mengakses Sistem INTR. Keunggulan menggunakan web-based application untuk Sistem INTR ini antara lain: Ì Dapat menjalankan aplikasi Sistem INTR dimana pun (anywhere) dan kapan pun (anytime), tanpa harus melakukan instalasi sistem; Ì Dapat dijalankan di sistem operasi apapun dengan koneksi Internet dan Internet-browser didalamnya; Ì Dapat diakses lewat banyak media seperti: komputer, handheld dan handphone yang sudah sesuai dengan standar WAP; Ì Tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi INTR yang berbasis web ini.
Integrated Content Management System (CMS) Mekanisme updating informasi dari seluruh entitas terkait (15 Kementerian/Lembaga dan 3 unit penerbit perijinan) yang tergabung dalam Portal INSW sudah mulai di operasikan sejak tahun 2009, dimana fitur update konten data ini
Agar fitur INTR ini dapat diakses dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja yang membutuhkan informasi, maka teknologi yang akan digunakan adalah menggunakan web-based application. Fitur-fitur standar yang secara umum tersedia pada sistem INTR antara lain:
merupakan bagian dari sub sistem Portal INSW dalam bentuk CMS (Content Management System). Dengan fungsi ini, seluruh entitas, apabila ada perubahan peraturan atau informasi lainnya, diwajibkan untuk melakukan updating secara reguler kedalam sistem INSW melalui user profiling atas Kementerian/Lembaga dimaksud. User Kementerian/ Lembaga hanya dapat melakukan penambahan informasi aturan atau perubahan atas Kementerian/ Lembaga-nya saja. Portal INSW yang kemudian akan melakukan integrasi dan linkage ke sistem
Sumber: $UWLNHOǤ6LVWHP,QGRQHVLD1DWLRQDO7UDGH 5HSRVLWRU\,175 0HQGXNXQJ7UDQVSDUDQVL 3URVHV.HJLDWDQ(NVSRUGDQ,PSRUǥ7UL+6
22
NSW secara keseluruhan. Kesuksesan sistem ini sangat tergantung kepada keaktifan Kementerian/ Lembaga dalam menjalankan CMS ini.
hukum sebagai dasar implementasi ASW, ditandatanganilah the Protocol of Legal Framework to Implement ASEAN Single Window pada 4 September 2015 di Kuala Lumpur,
Tonggak Awal ASW Dimulai Oleh: Ali Manshur
Pertukaran e-Form D sangat penting untuk percepatan perdagangan di kawasan ASEAN. Saat ini kegiatan ekspor dan impor seringkali terkendala karena menunggu pengiriman hardcopy dokumen CO Form D. Contoh, barang impor dari Singapura ke Pelabuhan Belawan seringkali sampai lebih dulu dari dokumen yang menyertainya. Akibatnya, proses pengeluaran barang dari pelabuhan yang mendapatkan preferential duty harus tertunda, menunggu datangnya dokumen CO Form D. Dengan pertukaran data e-Form D, kelak, kendala ini bisa diminimalisir. Dengan begitu, proses ekspor–impor di
kawasan ASEAN dapat berjalan lebih cepat dan efisien. Dalam pertukaran data elektronik, ASW menggunakan mekanisme gateway to gateway. Artinya, data transaksi akan tersimpan dalam server National Single Window (NSW) masing-masing negara. Adapun, regional server hanya berisi data referensi yang dibutuhkan dalam proses transaksi. Kesepakatan soal penempatan data transaksi dalam server NSW masing-masing negara berjalan alot. Ini karena data tersebut dinilai cukup strategis. Sehingga, tidak dicapai kata sepakat mengenai penempatan regional server, bila server tersebut menyimpan juga data transaksi. Regional server—yang hanya berisi data referensi—disepakati untuk ditempatkan di Jakarta. Sebab, secara prinsip server ASW merupakan tanggungjawab ASEAN Secretariat. Namun, karena kantor ASEC tidak cukup memadai untuk mengelola regional server ASW, server akan ditempatkan pada perusahaan private hosting di Jakarta. Perjalanan Komiten ASW cukup panjang. Sejak kesepakatan Desember 2005, agreement itu, diperdalam dengan the Protocol to Establish and Implement the ASEAN Single Window pada 20 Desember 2006 di Siem Reap, Kamboja. Dalam rangka memberikan kerangka
Sayangnya, implementasi ASW masih terkendala aspek legal. Semestinya, proyek ini bisa dimulai pada 2016. Saat ini, amandemen Operational Certification Procedure (OCP) ATIGA—yang akan melegalkan penggunaan dokumen elektronik CO Form D—telah di-endorse oleh semua negara anggota ASEAN. Sedangkan dokumen protocol of legal framework to implement ASW (PLF) yang telah ditandatangani oleh Menteri Keuangan semua negara anggota ASEAN, baru diratifikasi oleh tujuh negara yakni Myanmar, Vietnam, Thailand, Malaysia, Laos, Brunei dan Kamboja. Sedangkan empat negara tersisa termasuk Indonesia masih dalam proses penyelesaian ratifikasi. Ratifikasi PLF, sebagai tindaklanjut kesepakatan yang dituangkan saat ASEAN Finance Minister Meeting, 5 September 2015 di Kuala Lumpur itu, direncanakan selesai pada akhir tahun 2016, sehingga implementasi ASW secara efektif dapat dilakukan mulai awal tahun 2017. Setelah pertukaran e-Form D dapat diimplementasikan, selanjutnya ASW direncanakan mempertukarkan dokumen ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) dan Sanitary and Phyto-Sanitary (SPS). Sumber: $UWLNHOǤ3HUNHPEDQJDQ,PSOHPHQWDVL $VHDQ6LQJOH:LQGRZǥ$OL0DQVKXU
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
23
te ropong I NS W
Sejak ditandatanganinya dokumen Agreement to Establish and Implement ASW pada tanggal 9 Desember 2005, komitmen ASEAN Single Window (ASW) memasuki tonggak baru. Negara anggota ASEAN telah menyepakati pertukaran dokumen certificate of origin (CO) Form D secara elektronik (e-Form D) yang merupakan dokumen dasar pemberian keringanan bea masuk (preferential duty) dalam kerangka ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).
Saat ini, ada lima negara anggota ASEAN yang telah memiliki sistem NSW yakni Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Lima negara ini telah melakukan uji coba pertukaran data e-Form D (testing environtment). Dari lima negara ini, tiga diantaranya—Indonesia, Singapura dan Thailand—telah berhasil mempertukarkan data live e-Form D (production environment).
ISRM Hadir untuk Efisiensi Kebijakan Oleh: Kukuh S. Basuki Sekretaris PP-INSW
Tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam menggerakkan perekonomian dan daya saing adalah inefisiensi. Ini dapat ditemui, misalnya, pada indeks kemudahan berbisnis yang masih rendah di Indonesia. Selain itu juga rendahnya nilai logistic performance index, dwelling time yang terlalu lama. Serta, regulasi yang kerap dianggap tumpang tindih.
mengenalkan pola manajemen
di pelabuhan menjadi bagian
risiko yang digunakan oleh Ditjen
dari evaluasi. Laporan surveyor
Bea Cukai kepada Kementerian/
kini dipercepat, tanpa menunggu
Lembaga lain sebagai referensi.
dokumen pengangkutan atau
Pada tahap pertama, lembaga
pengapalan yang diserahkan oleh
yang terlibat adalah Ditjen Bea
importir. Kemudian, kerjasama
Cukai dan Badan Pengawas Obat
instansi karantina antar negara—
dan Makanan (BPOM). Selanjutnya
untuk saat ini Belanda—dan
diikuti oleh Karantina Tumbuhan
penerapan pemeriksaan selektif
dan Hewan, serta Karantina Ikan
oleh Karantina. Sehingga tidak
dan Kementerian Perdagangan.
semua importasi barang wajib karantina harus diperiksa fisik
Lembaga-lembaga tersebut Indonesia National Single Widow
bersama-sama mengkaji ulang data
Berbagai upaya itu terbukti dapat
(INSW) hadir sebagai jawaban atas
para pelaku usaha dengan tujuan
menurunkan waktu pre-clearance.
tuntutan memangkas inefisiensi
untuk menetapkan pola layanan
Ini juga sekaligus menjawab
ekonomi itu. Sebagai bagian dari
yang paling sesuai. Pengusaha
tuduhan bahwa 18 Kementerian/
wujud kesepakatan dengan negara
yang dinilai baik kemudian didaftar
Lembaga adalah pihak yang
anggota ASEAN lainnya—dengan
untuk dijadikan sebagai referensi
bertanggung jawab terhadap
membentuk jaringan sistem Asian
bersama. Di tahap berikutnya,
lamanya pre clearance. Tahap
National Window (ASW)—INSW
melibatkan Kementerian/Lembaga
berikutnya adalah mengevaluasi
bertugas mengkoordinasikan upaya
lain yang terkait, bergantung pada
perijinan yang terkait dengan
peningkatan efisiensi kebijakan
urutan prioritas kepentingannya.
rekomendasi dan pengecualian.
risk management. Sistem ini
Mengenai upaya untuk memperbaiki
Ke depan, tentu diperlukan
terintegtrasi antar Kementerian/
dwelling time ada beberapa langkah
sinergi dan koordinasi yang lebih
Lembaga dalam rangka menekan
yang ditempuh. Diantaranya, izin
kuat lagi agar keinginan untuk
dwelling time. Hasilnya diharapkan
impor untuk pengusaha yang dinilai
menjadikan INSW sebagai referensi
dapat terlihat pada tahun 2017.
baik oleh Ditjen Bea Cukai dan
tunggal yang mampu memangkas
pemerintah melalui penerapan
BPOM sudah dapat diselesaikan
inefisiensi ekonomi bisa terwujud.
Dalam rangka merintis Single
sebelum barang tiba di pelabuhan.
Karena itu Kementerian/Lembaga
Refference of Identity itu, langkah
Terhadap izin impor yang baru
yang membutuhkan data sama,
yang telah ditempuh adalah
bisa dipenuhi setelah barang tiba
didorong untuk berbagi dan
24
Kementerian/Lembaga lain yang
masing Kementerian/Lembaga
data yang ada. Data harus dijadikan
memberikan rekomendasi impor,
dapat mengambil peran sesuai
sebagai referensi tunggal untuk
seperti Kemenperin dan Kementan.
tugas dan fungsinya secara
memberikan gambaran risiko
Dengan begitu, pola penanganan
harmonis dan terintegrasi. Sehingga,
perusahaan. Dimulai dari Dijten
risiko bisa diselesaikan satu
menjadi jelas, siapa melakukan
Pajak (NPWP), Kemendag (API) dan
siklus, sejak rekomendasi
apa. Siapa bertanggung-jawab
Ditjen Bea Cukai (NIK), berbagai
diberikan hingga pengawasan
terhadap apa. Proses ISRM dapat
data lainnya akan terus melibatkan
terhadap realisasi impornya.
dianalogikan seperti proses
Kementerian/Lembaga, terutama
produksi menggunakan ban
yang mempunyai perhatian
Proses Indonesia Single Risk
berjalan. Bahwa hasil pekerjaan
terhadap keberadaan perusahaan.
Management (ISRM) tidak berhenti
(output) satu Kementerian/Lembaga
Saat ini data masih fokus pada
hanya pada perlakuan atau layanan
akan menjadi bahan (input) bagi
perusahaan importir atau eksportir.
pada saat impor saja, tetapi juga
Kementerian/Lembaga lain, dalam
selanjutnya akan dikembangkan
melakukan review terhadap
satu rangkaian sistem IT pada INSW.
pada perusahaan lain yang terlibat
proses bisnis yang berlaku
dalam proses penyelesaian barang
berdasarkan regulasi yang ada
Dalam melaksanakan tugasnya,
di pelabuhan, seperti Pengusaha
saat ini. Hasil review itu, nanti
tentu saja Pengelola Portal INSW
Pengurusan Jasa Kepabeanan
akan dijadikan dasar penyusunan
dituntut untuk berhati-hati dalam
(PPJK), ekspeditur dan lainnya.
proses bisnis yang terintegrasi.
mengkoordinasikan kepentingan
Serta, meminimalisasi overlapping
bisnis semua Kementerian/
Bagaimanapun, single refference
atauran antar Kementerian/
Lembaga, berdasarkan kewenangan,
yang dihasilkan akan dianalisis
Lembaga untuk komoditas
tugas dan fungsinya. Sasarannya
dan disandingkan dengan kinerja
tertentu. Pola penananganan
bersama Kementerian/Lembaga
masing-masing perusahaan
risiko yang paling sesuai juga
adalah jelas: menghadirkan
untuk menetapkan profil risiko
ditetapkan, apakah sebelum
efisiensi dalam implementasi
perusahaan. Sehingga, tingkat
barang tiba pada saat proses
kebijakan pemerintah di bidang
layanan yang diberikan bisa
clearance dilakukan atau bahkan
ekonomi, khususnya yang terkait
disetarakan antara Kementerian/
pengawasan di peredarannya.
dengan proses ekspor–impor.
lainnya. Sinkronisasi ini sudah
Tujuan akhir dari ISRM adalah
diujicobakan antara Ditjen Bea
membentuk pola pengelolaan
Cukai, BPOM dan Karantina.
risiko bersama antar Kementerian/
Sumber: 0DWHUL3RZHU3RLQWǤ,650'DODP 3DNHW.HELMDNDQ(NRQRPL;,ǥ
Setelah ini, segera menyusul
Lembaga. Pada titik ini, masing-
Lem,baga yang satu dengan
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
25
te ropong I NS W
bersama-sama menjaga validitas
3HODEXKDQ 7DQMXQJ(PDV
Oleh: Damar Wj & Maulana Ali
INSW Dukung Penuh Kegiatan Ekspor-Impor
Kota Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah mempunyai peranan strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Tidak mengherankan, sejak abad ke-18 pemerintah Kolonial Belanda berupaya mengembangkan pelabuhan di Kota Semarang untuk kegiatan ekspor dan impor, yang saat ini dikenal dengan Pelabuhan Tanjung Emas. Sebagai salah satu pelabuhan utama di Pulau Jawa, pelabuhan Tanjung Emas mempunyai fasilitas yang lengkap dengan 6 (enam) zona terminal bongkar muat yang dikelola oleh Pelindo III. Komoditas yang diekspor utamanya adalah komoditas hasil pertanian dan perkebunan, furniture, tekstil, alas kaki, elektronik, makanan dan minuman olahan. Untuk impor, Pelabuhan Tanjung Emas menjadi pintu masuk bahanbahan modal dan baku untuk industri serta barang jadi terutama produk elektronik dan kontruksi.
merupakan komoditas tumbuhan, hewan, dan ikan yang harus melalui pemeriksaan karantina. Sistem Indonesia National Single Window (INSW) mulai diterapkan secara mandatory di Pelabuhan Tanjung Emas sejak tahun 2012. Keberadaan sistem INSW membantu percepatan proses ekspor dan impor karena pelaku usaha tidak harus menunggu hardcopy dokumen perijinan dikirimkan dari Kementerian/ Lembaga dari Jakarta. Data elektronik dokumen tersebut telah dapat diterima Bea dan Cukai
Kapasitas pelabuhan belum
Tanjung Emas melalui sistem
terpakai secara maksimal
INSW sehingga proses customs
meskipun volume ekspor dan
clearance berjalan lebih cepat.
impor cukup besar, rata-rata hanya
26
sekitar 37 persen yang terpakai
Kepala KPPBC Tipe Madya
dari kapasitas total. Salah satu
Pabean Tanjung Emas, Ahmad
penyebabnya adalah intensitas
Wahyudi, menyampaikan bahwa
pemeriksaan Bea dan Cukai
pada awal-awal penerapan
dan Karantina untuk komoditas
sistem INSW secara mandatory,
ekspor dan impor di Pelabuhan
sempat terjadi kendala karena
Tanjung Emas yang relatif kecil
pelaku usaha belum paham
mengingat sekitar 5 persen dari
bahwa walaupun mereka sudah
kontainer ekspor dan impor yang
memegang hardcopy ijin, namun
perlu diperiksa fisik oleh Bea dan
data elektronik ijin tersebut harus
Cukai, sedang 10 persen kontainer
tersedia di Portal INSW agar produk
sistem off line, serta belum
Selanjutnya, dalam rangka
dapat diijinkan keluar dari
adanya fasilitas call center INSW
pertukaran data Surat
pelabuhan oleh Bea dan Cukai.
untuk berkoordinasi mengenai
Keterangan Asal (SKA) form
permasalahan di daerah.
D melalui ASEAN Single
Hal senada disampaikan oleh
KPPBC Tanjung Emas berharap
Window (ASW), Harianta juga
Wharnomo Fauzi, Kepala
kedepan PP-INSW lebih maju dan
menyatakan kesiapannya,
Seksi Pengolahan Data dan
mampu mewujudkan 4 pilarnya
“penerbitan SKA secara
Administrasi Dokumen, “Sebelum
“Transparansi, Konsistensi,
elektronik melalui sistem
mandatory INSW, importir datang
Simplisiti dan Efisiensi”.
e-SKA telah dilaksanakan sejak
langsung ke kantor KPPBC
p e rspe k tif
yang diimpor atau diekspor
tahun 2012 dengan dibantu
dengan membawa hardcopy ijin/
“Selain di pelabuhan, penerapan
sepuluh petugas operator dan
rekomendasi untuk dicocokkan
mandatory INSW diharapkan
verifikator”. Pertukaran data
dengan lartasnya yang dibantu
dapat juga diimplementasikan ke
SKA melalui ASW diharapkan
oleh Seksi Penindakan dan
instansi penerbit ijin/rekomendasi
segera diimplementasikan
Penyidikan untuk memonitoring
di daerah” kata Kepala Seksi
sehingga eksportir dapat
lartas, namun setelah mandatory
Ekspor, Dinas Perindustrian
memproses fasilitas preferensi
INSW hal tersebut tidak ada
dan Perdagangan Provinsi
(pengurangan atau pembebasan
lagi, petugas Analyzing Point
Jawa Tengah, Harianta. Hal
bea masuk) di negara tujuan
cukup mengecek lartas di
tersebut akan mempercepat dan
ekspor menjadi lebih cepat dan
sistem INSW’. Penerapan
mengontrol perijinan di daerah
terjamin. Hal tersebut membawa
mandatory INSW sangat
sehingga data ekspor impor
dampak positif bagi peningkatan
dirasakan maanfaatnya oleh
akan terekonsiliasi dan dapat
pergerakan barang serta ekspor
KPPBC Tanjung Emas dimana
dimanfaatkan sebagai salah
dan impor di kawasan ASEAN.
sangat membantu percepatan
satu instrumen pengambilan
PP-INSW sebagai lead agency
proses customs clearance.
kebijakan pembangunan daerah.
untuk ratifikasi Protocol Legal
Namun demikian, mandatory
Saat ini perbitan perijinan di
Framework to Implement the
INSW masih terdapat beberapa
daerah dilaksanakan melalui
ASEAN Single Window (PLF
kendala, seperti dokumen
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
ASW) diharapkan dapat terus
hardcopy ijin/rekomendasi yang
(PTSP) sehingga data ekspor
mengkoordinasikan dengan
belum terupload di sistem INSW
dan impor masih diperoleh
Kementerian/Lembaga terkait
walaupun sudah terbit, adanya
dari Badan Pusat Statistik
guna mendorong implementasi
ganguan jaringan sehingga
(BPS) yang belum real time.
ASW pada awal tahun 2017.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
27
3HODEXKDQ 7DQMXQJ(PDV
Secuil Masukan Jika "Urat Nadi" INSW Terganggu Oleh: Damar Wj & Maulana Ali Implementasi INSW di sejumlah pelabuhan Indonesia memberikan manfaat penting bagi para pelaku usaha ekspor dan impor. Tak terkecuali di Semarang, Jawa Tengah. INSW menjadi urat nadi para pelaku usaha. Bgaimana jika sang "urat nadi" ini mengalami gangguan? Inilah suara pengusaha dari Semarang.
Dia mengusulkan agar setiap terjadi
mengenai lartas dan ganguan
gangguan sistem, perlu dibuat
sistem INSW," ungkap Kusumo
Standart Operasional Prosedur
dari PT. Segara Mas selaku
(SOP). Ini penting dilakukan
importir mesin dan konstruksi.
untuk mengatasi hambatan kegiatan ekspor dan impor.
Di masa depan, pengembangan sistem INSW sangat ditunggu
Apalagi, saat ini sistem INSW juga
pelaku usaha. Selain kegiatan
digunakan sebagai rujukan pelaku
ekspor dan impor, sektor logistik
usaha dalam mencari informasi
juga diminta menjadi perhatian.
tentang ketentuan Larangan dan
Pelaku usaha berharap Single
Pembatasan atas produk yang akan
Submission (SSM) di INSW
Pelaku usaha di Semarang telah
diekspor. Layanan ini tersedia pada
generasi kedua (Gen-2) segera
merasakan manfaat sistem INSW
menu Indonesia National Trade
terwujud sehingga tracking
dalam kegiatan ekspor dan impor.
Repository (INTR) di Portal INSW.
posisi dokumen perijinan
Karena begitu pentingnya, para
Dengan informasi tersebut pelaku
dan barang semakin lengkap
pengusaha menaruh harapan besar
usaha dapat mempersiapkan
dari mulai proses penerbitan
agar INSW tak bisa sakit agar tidak
rekomendasi/perijinan yang
perijinan di K/L sampai dengan
mengganggu proses ekspor-impor.
diperlukan Kementerian/
proses pengeluaran barang di
Lembaga (K/L) terkait.
pelabuhan menjadi lebih cepat,
"Saya merasakan jaringan INSW
sederhana, dan transparan. Hal
terkadang masih mengalami
Pelaku usaha mengharapkan
ini tentunya akan berdampak pada
gangguan. Haari Kamis terkadang
tersedianya media atau call
meningkatnya kemudahan dalam
sistem mengalami gangguan.
center agar dapat berkomunikasi
melakukan bisnis/usaha (ease of
Padahal hari Kamis banyak
dengan petugas INSW secara real
doing business). Saat ini Indonesia
pelaku usaha mengakses
time terkait ijin maupun teknis
masih menempati peringkat
portal INSW," kata Diah dari
yang membuat kegiatan ekspor
91 dunia sehingga masih perlu
CV. Anugerah Alam salah satu
dan impor terhambat. ‘’Kami
didorong agar dapat bersaing
eksportir asal Semarang.
kesulitan ketika berkonsultasi
dengan negara-negara lain.
28
p e rspe k tif
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
29
3HODEXKDQ 0DNDVVDU
Oleh: Ali Manshur & Maulana Ali
INSW Berikan Kelancaran dan Keterbukaan
Pelabuhan Soekarno–Hatta Makassar merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Kawasan Timur Indonesia. Setiap tahun Pelabuhan Makassar rata-rata melayani 6.000 Twenty–foot Equivalent Unit (TEUS) kontainer ekspor dan impor. Komoditas ekspor utama adalah hasil pertanian dan perkebunan daerah Sulawesi dan sekitarnya, seperti biji kakao.
proses customs clearance berjalan lebih cepat. “Sistem INSW bermanfaat untuk kelancaran ekspor dan impor di Makassar,” kata perwakilan PT. Eastern kepada Tim PP-INSW, baru-baru ini. Pengakuan sama dikatakan perwakilan PT. Semen Bosowa.
Sedangkan hasil industri yang
relatif kecil. Sebab, hanya 5 persen
Menurutnya, Portal INSW banyak
diekspor dari Pelabuhan Makassar
dari kontainer ekspor dan impor
dimanfaatkan perusahaan untuk
terutama pakan ternak produksi
yang perlu diperiksa fisiknya
mencari informasi tentang
PT. Eastern Pearl Flour Mills.
oleh Bea dan Cukai. Sedang 10
ketentuan Larangan dan
Perusahaan ini memiliki pabrik
persen kontainer merupakan
Pembatasan (lartas) atas produk
cukup besar, berlokasi di sekitar
komoditas tumbuhan, hewan,
yang akan diekspor. Pelaku
pelabuhan. Untuk impor, Pelabuhan
dan ikan sehingga harus melalui
usaha dapat dengan mudah
Makassar menjadi pintu masuk
pemeriksaan Karantina.
mengaksesnya di menu Indonesia
gandum dan bahan-bahan penolong
Trade Repository (INTR) pada
lainnya, seperti untuk industri
Sejak tahun 2014, Sistem Indonesia
Portal INSW. Kedua perusahaan
semen terbesar di Kawasan Timur
National Single Window (INSW)
ini mengaku telah memiliki user
Indonesia, PT. Semen Bosowa.
mulai diterapkan secara mandatory
ID di Portal INSW. Sejak itulah,
Pelabuhan Makassar dibangun
di Pelabuhan Makassar. Ini jelas
proses ekspor dan impor diurus
sejak tahun 1917, memiliki
membantu percepatan proses
sendiri tanpa menggunakan
6 dermaga dan 13 lapangan
ekspor dan impor, karena pelaku
Pengusaha Pengurusan
penumpukan yang diantaranya
usaha tidak harus menunggu
Jasa Kepabeanan (PPJK).
telah dibangun sejak tahun 1985.
hardcopy dokumen perizinan
Meski volume ekspor dan impor
dari Kementerian/Lembaga
Pada kesempatan berbeda, Kepala
yang dikirimkan dari Jakarta.
KPPBC Tipe Madya Pabean B
cukup besar, namun intensitas
Makassar, Gusmiadirrahman
pemeriksaan Bea dan Cukai dan
Melalui INSW, data elektronik
mengakui, di awal penerapan
Karantina untuk komoditas ekspor
dokumen telah dapat diterima Bea
sistem INSW—yang berlaku
dan impor di Pelabuhan Makassar
dan Cukai Makassar. Sehingga,
secara mandatory—sempat terjadi
30
Gusmiadirrahman Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Makassar
meng-entry nomor izinnya untuk
awal penerapan mandatory INSW.
sudah dimiliki, pelaku usaha
proses clearance di CEISA, in-
Pasalnya, barang yang mereka
umumnya belum memahami
house system Bea dan Cukai.
impor tertahan karena data izin
bahwa agar produk yang diimpor
p e rspe k tif
kendala. Walaupun hardcopy-nya
dari Kementerian Perdagangan
dapat keluar dari pelabuhan oleh
Penggunaan PDE internet
belum ada di Portal INSW
Bea Cukai, data elektronik izin
mengakibatkan fungsi sistem INSW
meskipun hardcopy izinnya telah
harus tersedia di Portal INSW.
tidak dapat berjalan maksimal
diterima. Perusahaan PPJK
karena masih adanya sentuhan
itu mengaku kesulitan untuk
“Kami disiplin dan taat ketentuan.
petugas yang rawan terjadi
berhubungan dengan pihak terkait
Walaupun pelaku usaha sudah
kesalahan entry. “Kami berharap
di Kementerian Perdagangan guna
menunjukkan dokumen izin,
PP–INSW dapat menyelenggarakan
mengkonfirmasikan hal tersebut.
tapi datanya harus ada di Portal
PDE secara penuh di Pelabuhan
INSW. Apalagi untuk impor produk
Makassar sehingga proses
Para pelaku usaha
strategis seperti gula, kami perlu
rekonsiliasi izin di Portal INSW
umumnya berharap dengan
memastikan validitas izinnya.
dapat berjalan otomatis,”
dikembangkannya INSW Gen-
Sistem INSW sangat membantu
terang Gusmiadirrahman.
2, tracking posisi perizinan
untuk proses validasi tersebut,” terang Gusmiadirrahman.
semakin lengkap. Dengan begitu Instansi teknis dan pelaku usaha
“perjalanan” dokumen akan
di Pelabuhan Makassar juga
mudah dipantau mulai dari
Sayangnya, penerapan sistem
mengharapkan tersedia forum atau
proses penerbitan perizinan di
INSW di Pelabuhan Makassar
media untuk dapat berkomunikasi
Kementerian/Lembaga hingga
berbeda dengan pelabuhan-
real time dengan Kementerian/
penggunaanya untuk proses
pelabuhan di Pulau Jawa
Lembaga di Jakarta. Permintaan
customs clearance di Bea dan
umumnya. Pelabuhan ini masih
ini muncul karena pelaku usaha
Cukai. Hal ini tentunya akan
menggunakan Pelayanan Data
masih menemui kendala dalam
memaksimalkan transparansi
Elektronik (PDE) internet, dimana
kegiatan ekspor dan impornya, baik
dan fasilitasi yang disediakan
proses rekonsiliasi perizinan
terkait izin maupun teknis sistem.
oleh sistem INSW.
tidak dapat dilakukan secara otomatis di Portal INSW. Petugas
Perwakilan PPJK, PT. Andhika
Bea dan Cukai harus menarik
Celebes Transportama, menyatakan
data izin dari Portal, atau bahkan
sempat mengalami masalah ketika
6XPEHU $UWLNHOǤ6LVWHP,16:)DVLOLWDVL .HJLDWDQ(NVSRUGDQ,PSRUGL 3HODEXKDQ6RHNDUQR+DWWD0DNDVVDUǥ $OL0DQVKXUGDQ0DXODQD$OL
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
31
3HODEXKDQ 0DNDVVDU
Resep Karantina Makassar Pangkas Dwelling Time Oleh: Ali Manshur & Maulana Ali Pemeriksaan fisik barang pada proses ekspor dan impor sering dituding sebagai penyebab lambannya dwelling time. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dua institusi: Bea Cukai dan Karantina. Berbeda dengan Bea dan Cukai yang pemeriksaan fisiknya hanya dilakukan untuk kontainer yang berisiko tinggi (Jalur Merah), pemeriksaan fisik oleh Karantina dilakukan terhadap semua kontainer yang membawa produk yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan/atau ikan.
masyarakat dari wabah penyakit
selanjutnya, dikeluarkan KT9 dan
yang dibawa oleh produk yang
KH12 sebagai dokumen yang
masuk ke wilayah Indonesia.
menyatakan suatu komoditas telah
Menghadapi tantangan ini,
selesai clearance. Dokumen ini
Karantina mutlak harus melakukan
akan diterbitkan setelah proses
inovasi guna mempercepat dwelling
pemeriksaan fisik benar-benar
time, sesuai target pemerintah,
selesai sesuai ketentuan yang
yakni di bawah tiga hari. Balai
umumnya memakan waktu lebih
Besar Karantina Pertanian
dari 1 hari.
(BBKP) Makassar melakukan penyederhanaan prosedur tindakan
Dalam menerbitkan dokumen
karantina. Dokumen pelepasan
karantina, pihak Karantina Makassar
KT3/KH5 dan KT2/KH7 dikeluarkan
juga mensyaratkan importir untuk
hanya dalam waktu 1–4 jam
menyampaikan dokumen izin dari
setelah unloading. Data elektronik
Kementerian/Lembaga terkait.
KT dan KH tersebut kemudian
“Kami harus ikut memastikan
dikirimkan melalui sistem INSW
bahwa clearance yang kami berikan
ke Bea dan Cukai. Sehingga,
nantinya adalah benar-benar untuk
dapat segera diproses lanjutan
produk impor yang telah diizinkan
untuk mendapatkan SPPB dan
pemerintah” jelas Hermansyah.
dikeluarkan dari pelabuhan. Saat ini, dokumen izin yang jadi Meski begitu, Kepala BBKP
syarat tersebut masih diserahkan
Dari rata-rata 6.000 Twenty–
Makassar Hermansyah
dalam bentuk hardcopy. Namun
foot Equivalent Unit (TEUS)
menjelaskan, tindakan
demikian, ke depan kebutuhan data
kontainer ekspor dan impor
pemeriksaan fisik karantina tetap
izin lintas Kementerian/Lembaga
di Pelabuhan Makassar, 10
dilakukan. Namun pelaksanaanya
ini diharapkan dapat juga difasilitasi
persen di antaranya merupakan
di gudang milik importir. Tentu
oleh sistem INSW sehingga
kontainer yang wajib diperiksa
hanya gudang importir yang telah
prosesnya bisa lebih cepat lagi.
oleh Karantina setiap tahunnya.
diverifikasi dan ditetapkan
Sumber: $UWLNHOǤ5HVHS.DUDQWLQD0DNDVVDU 3HUVLQJNDW'ZHOOLQJ7LPHǥ$OL0DQVKXU GDQ0DXODQD$OL
kelayakannya oleh Karantina Hal ini terkait dengan tugas
Makassar yang dapat fasilitas
Karantina untuk menjaga
percepatan ini. Pada proses
32
5HIRUPDVL%LURNUDVL
INSW Wujud Pelayanan Modern
p e rspe k tif
Oleh: Andrie Kriesniawan, Tatiana JP Indonesia berhasil memanfaatkan kesepakatan ASEAN Single Window (ASW) untuk melakukan penataan sistem layanan ekspor–impor dan logistik dengan mengembangkan Indonesia Nasional Single Window (INSW). Sistem berbasis elektronik ini merupakan bagian dari kesepakatan ASEAN untuk menyambut pasar bersama di tingkat kawasan. Bahkan, Indonesia merupakan satusatunya negara yang berhasil mengoperasikan NSW tepat waktu, yakni pada 2008.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
33
Dalam keterangan persnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan INSW adalah wujud nyata pelayanan birokrasi modern yang dalam waktu singkat dapat melaksanakan kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang diumumkan Presiden pada tanggal 9 September 2015. Portal ini mengintegrasikan semua pelayanan perizinan ekspor/ impor secara elektronik pada 15 Kementerian/Lembaga yang meliputi 18 Unit Perizinan. “INSW merupakan salah satu bentuk fasilitasi perdagangan yang saat ini memegang peran kunci, tidak saja dalam mendukung kelancaran perdagangan intra ASEAN dan cross border trade Indonesia dengan negara lain, tetapi juga sebagai bentuk reformasi birokrasi dalam pelayanan publik untuk kegiatan ekspor/impor, kepabeanan, dan kepelabuhanan,” ujar Darmin. Menurut Darmin, dengan pelayanan perizinan dan non perizinan melalui sistem elektronik, INSW diharapkan dapat meningkatkan kepastian usaha dan efisiensi dalam kegiatan ekspor, kebutuhan industri dan investasi, serta mengoptimalkan penerimaan negara dari kegiatan perdagangan internasional. "Mengingat pentingnya peranan INSW sebagai bagian dari ASEAN Single Window yang menjaga kepentingan nasional dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan efisiensi pelayanan publik, maka semua pihak perlu secara tegas ikut menjaga independensi dan penguatan kelembagaan INSW yang berkelanjutan, walaupun secara administrasi INSW berada di bawah Kementerian Keuangan," imbuh Darmin. Selain itu, tambah Darmin, kapasitas dan integritas Sumber Daya Manusia di INSW juga perlu
34
ditingkatkan agar sistem pelayanan publik ini bisa dioperasikan dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Tak kalah penting, menurut Darmin, adalah menjamin kecepatan pelayanan birokrasi, akurasi data dan informasi yang diberikan oleh INSW. Itu semua diperlukan untuk meningkatkan reputasi lembaga ini agar tetap menjadi andalan dunia usaha dan diakui masyarakat internasional. NSW yang diterapkan Indonesia berbeda dengan NSW pada umumnya. INSW dirancang sebagai integrasi layanan publik antar Kementerian/Lembaga. Portal INSW merupakan simpul transaksi yang ditunjang dua tirai sistem aplikasi. Yakni, tradenet atau sistem layanan perijinan serta rekomendasi ekspor–impor. Dan, portnet yang merupakan sistem layanan pergerakan sarana angkut dan barang. Insiatif INSW dari Indonesia ini telah menginspirasi beberapa negara ASEAN untuk melakukan pola terapan NSW yang sama. Thailand adalah negara pertama yang memberlakukan sistem NSW cara Indonesia. Di bawah koordinasi Wakil Perdana Menteri, NSW di Negari Gajah Putih itu dipandang tidak saja sebagai solusi layanan Bea Cuka semata, tetapi juga logistik. Hal sama juga dilakukan Malaysia, yang berada di bawah kendali Ministry of International Trade & Industry. INSW sendiri bagi Indonesia menempati posisi penting. Program reformasi birokrasi di Indonesia umumnya dijalankan melalui penertiban aparatur dengan fokus kepada pengawasan kinerja Sumber Daya Manusia– nya. Pada sistem INSW, justru mendorong terjadinya reformasi birokrasi melalui penataan sistem layanan yang berbasis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
INSW mampu mencegah penyimpangan, yang sangat mudah terjadi pada proses manual. Karena itu INSW bukan hanya sekedar mengintegrasikan layanan dan informasi, tetapi juga melengkapi sistem integrasi dengan banyak proses otomasi. Ini tentu dapat mencegah penyimpangan prosedur dan kinerja layanan. Selain itu, melalui terapan standar 3 single—sesuai kesepakatan teknis ASW—sistem ASW secara tak langsung memangkas mengurangi sekat ego–sektoral antar Kementerian/Lembaga. Dengan menjalankan prinsip single submission, single & synchronous processing dan single decision making, INSW berhasil menjalankan integrasi layanan melalui simpul antar Kementerian/ Lembaga. Portal INSW diposisikan sebagai transaction and information hub.” Melalui sistem ini, semua jejak kegiatan antar Kementerian/ Lembaga dicatat. Begitu pun, alur penyebaran informasi diatur otomatis, sesuai prosedur antar Kementerian/Lembaga. Otomasi banyak terjadi dalam proses transaksi. Dalam Portal INSW,
,QVLDWLI,16:GDUL ,QGRQHVLDLQLWHODK PHQJLQVSLUDVL EHEHUDSDQHJDUD $6($1XQWXN PHODNXNDQSROD WHUDSDQ16: \DQJVDPD
Untuk mencapai optimalisasi terapan INSW, ditempuh beberapa strategi reformasi birokrasi berbasis TIK. Di antaranya, penyelenggaraan layanan publik dengan banyak fungsi otomasi yang bisa dijalankan dan mengurangi kebutuhan tatap muka dengan petugas. Otomasi yang dilakukan antara lain otomasi verifikasi data dan pencatatan jejak proses secara daring (dalam jaringan). Otomasi akses layanan oleh pelaku usaha, otomasi proses bisnis, otomasi pembuatan keputusan, otomasi pelaporan, dan banyak hal lainnya. Yang jelas, sejak awal dioperasikan, berbagai terapan itu membuat INSW berbeda dengan e-Gov di Indonesia pada umumnya. Misal, para proses otomasi verifikasi tidak ada lagi dokumen
elektronik “aspal” alias asli tapi palsu yang bisa lolos dari proses verifikasi di INSW. Sebab, proses elektronik akan layak hukum hanya bila isinya bisa dibuktikan sama dengan isi database dari sistem pemrosesnya. Selain itu, isi harus bisa dipertanggungjawabkan berdasar dari jejak proses yang disediakan. Tujuannya agar mampu menceritakan seluruh rangkaian proses elektronik yang pernah terjadi. Pada otomasi proses layanan langsung oleh pelaku usaha atau single sign-on, pengguna INSW yang terdaftar dapat mengakses melalui internet, sehingga bisa memperoleh layanan cepat satu langit: dimana saja, tanpa datang ke loket layanan. Untuk otomasi proses bisnis atau automated workflow processing, dapat menghapus kemungkinan salah prosedur, tertahan atau ditahan. Hambatan proses biasanya diakibatkan karena ketergantungan pada kurir, kesalahan penyampaian dokumen, atau proses tertahan karena harus menunggu orang tertentu yang menguasai proses untuk kepentingan kelompok tertentu. Dengan otomasi ini, jejak proses layanan tersedia
secara elektronik. Dengan begitu dapat menghapus pola penggunaan time stamp yang selama ini dipergunakan sebagai pengukur kinerja yang potensial mengandung banyak kesalahan analisa.
p e rspe k tif
semua transaksi dan informasi antar instansi Kementerian/ Lembaga telah berhasil disatuan dan dihubungkan dengan proses. Sayangnya, hingga tahun 2016 masih banyak proses dan informasi yang diperlukan untuk pergerakan barang belum berhasil disajikan.
Dalam implementasi otomasi proses bisnis, terkandung otomasi penjaluran proses dan otomasi pembuatan keputusan. Fasilitas tersebut menghilangkan kemungkinan salah proses karena diterima oleh petugas yang salah atau tidak berhak. Bisa juga karena kesalahan petugas dalam membuat keputusan. Otomasi proses bisnis dapat diterapkan di beberapa Kementerian/ Lembaga peserta INSW. Dengan begitu, service level layanan Kementerian/Lembaga dapat dipantau setiap saat, termasuk siapa yang sering berindikasi menghambat proses layanan. Berbagai terapan otomasi sistem berbasis TIK ini, menjadikan INSW sebagai kebutuhan nasional untuk memenuhi pelaksanaan layanan Kementerian/Lembaga secara daring bagi pelaku usaha yang tersebar di seluruh tanah air tanpa harus datang ke Jakarta.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
35
INSW beroperasi sejak tahun 2007. Keberadaannya ketika itu di bawah tanggungjawab dan koordinasi Kantor Menko Perekonomian, dengan dibentuk satu tim khusus yang dinamai Tim Persiapan INSW. Tim ini menjalankan fungsi koordinasi, pengembangan sistem dan pelaksanaan operasi portal transaksi INSW yang telah mengintegrasikan layanan antara Kementerian/Lembaga. Di masa itu, pelaksanaan teknis operasional hub transaksi pada Portal INSW dilaksanakan oleh Ditjen Bea Cukai, Kementerian Keuangan.
Pada tahun 2015, dibentuklah satuan kerja di bawah Kementerian Keuangan sebagai pelaksana koordinasi operasi nasional, yang kemudian dikenal dengan nama Pengelola Portal INSW (PP–INSW). Awalnya, yang ingin dibentuk adalah badan baru, yang tugas dan fungsinya mengambil alih seluruh peran koordinasi kebijakan, pengembangan dan pengoperasian INSW dari Tim Persiapan INSW. Namun, hal ini sulit dilakukan karena belum dikenal dalam tata organisasi kelembagaan negara yang sudah ada. Dengan kondisi seperti itu, praktis PP–INSW hanya mengembangkan dan mengoperasikan secara teknis Poral INSW. Fungsi supervisi sebagai koordinator kebijakan dan operasi antar Kementerian/
36
Kelembagaan INSW
Oleh: Deden & Indry Widiyasari
Lembaga yang menjadi komponen dalam sistim INSW sesuai mandat, ternyata tidak mudah dilaksanakan oleh PP–INSW. Dengan tugsa dan fungsi yang ada, sulit bagi PP–INSW menjaga kelancaran operasi INSW. Sebab, sebagian besar komponen sistem INSW berada di Kementerian/Lembaga lain. Namun, PP–INSW harus dapat menjalankan fungsi supervisi dan koordinasi antar Kementerian/ Lembaga dalam melaksanakan operasi layanan INSW. Karena itu, tugas, fungsi, dan kewenangan PP–INSW perlu segera diperbaiki. Penguatan lembaga mutlak dilakukan agar sistem layanan ekspor–impor dan logistik yang telah dirintis oleh Tim Persiapan INSW dapat dipertahankan dan dikembangkan.
Sebab, dari sinilah reformasi birokrasi dalam layanan publik di Indonesia dapat direalisasikan. Keberadaan badan INSW yang memiliki kewenangan mengatur standar kebijakan, sistem dan layanan di semua Kementerian/ Lembaga, sangat diperlukan agar manfaat INSW bisa segera terwujud dan berkembang. Selain itu, untuk peningkatan manfaat INSW diperlukan segera kelengkapan data dan informasi layanan pergerakan sarana angkut nasional dan pergerakan barang di border area (bandara, pelabuhan dan gerbang lintas batas antar negara). Padahal, sejak INSW dioperasikan, telah beberapa kali dibuat fasilitas pendukung INSW dan sistem yang diperlukan untuk melengkapi
cetak biru. Sayangnya, hingga saat ini hal tersebut belum tuntas.
Dalam jangka pendek, yang sangat diperlukan INSW adalah data pergerakan barang di pelabuhan dan bandara. Contoh: dalam menghitung dwelling time pelabuhan, ada dua unsur yang menentukan. Yaitu pergerakan barang yang lama waktu layanan ditentukan oleh kegiatan komunitas pelabuhan (otorita, operator angkut, Bea Cukai dan Karantina), dan pergerakan dokumen yang ditentukan Ditjen Bea Cukai bersama semua Kementerian/ Lembaga penerbit rekomendasi dan izin. Kedua unsur ini merupakan proses independen yang berjalan paralel, kecuali apabila dalam proses dokumen disimpulkan perlu pemeriksaan fisik oleh Bea Cukai dan atau Karantina. Karenanya, dwelling time tidak hanya
Dengan kebijakan deregulasi yang mereformasi tatakelola layanan, maka seluruh dokumen syarat ekspor–impor wajib diselesaikan sebelum barang ekspor–impor tiba di pelabuhan. Dengan demikian, proses dokumen yang bisa mempengaruhi dwelling time hanyalah importasi dengan dokumen perizinan yang isinya tidak sesuai, dan atau pelaku usaha yang tidak taat saja. Bila ternyata jumlah waktu proses pergerakan barang lebih lama dari waktu yang diperlukan dalam pergerakan dokumen sesudah proses bongkar muat, maka lamanya dwelling time tidak lagi ditentukan oleh proses dokumen, tetapi ditentukan oleh pergerakan barang dan pemeriksaan fisik oleh Ditjen Bea Cukai dan atau Karantina dalam hal diperlukan. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah mengatasi dampak tatakelola INSW yang sudah bertahun-tahun hanya dikelola oleh tim yang berasal dari banyak Kementerian/Lembaga dan relawan secara ad-hoc. Kondisi ini menyebabkan anggota tim mudah sekali berganti-ganti. Akibatnya, sistem INSW kurang dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis dan informasi semua Kementerian/ Lembaga secara lengkap dan cepat. Masalah dalam pengelolaan sistem menjadi semakin besar dengan akan diterapkannya ISRM. Sistem yang mengintegrasikan manajemen risiko bagi seluruh Kementerian/ Lembaga itu memerlukan dukungan data bersama yang
akurat sebagai single reference bagi banyak Kementerian/Lembaga dan pelaku usaha. Kebutuhan informasi bersama itu kurang dapat optimal dipenuhi dengan aplikasi INSW yang ada saat ini. Hal ini perlu segera dipenuhi dengan pola tumbuh kembang. Sebelum memiliki single reference data untuk analisa risiko, maka proses manajemen risiko hanya bisa dijalankan dengan mempergunakan basis data masing-masing Kementerian/Lembaga. Untuk menyempurnakan ISRM diperlukan penyediaan data bersama yang memenuhi persyaratan manajemen risiko profesional. Proses pengelolaan kurang optimal dengan mempergunakan sistem INSW generasi pertama yang ada saat ini. Dengan kebutuhan yang berkembang, akan lebih efisien bila disiapkan generasi baru dari sistem dan aplikasi INSW sesuai kebutuhan.
p e rspe k tif
Ketiadaan informasi pergerakan sarana angkut dan barang nasional menyebabkan analisa pendukung pembuatan kebijakan logistik nasional tidak memiliki data yang lengkap dan akurat. Padahal, hampir semua operator (swasta) pelaksana layanan logistik nasional maupun proses bongkar muat dan angkutan dalam pelabuhan/ bandara telah memiliki sistem informasi elektronik dan data yang memadai. Seharusnya, penegasan agar data dan informasi nasional dapat disusun sesuai standar informasi logistik yang terintegrasi secara elektronik. Sebagaimana dilakukan INSW yang mengintegrasikan data dan informasi pada Kementerian/ Lembaga, sistem integrasi pemerintah dalam portnet dapat dibangun sesuai kebutuhan, tanpa harus membangun sistem baru yang sangat besar dan tidak diperlukan.
ditentukan oleh waktu lamanya proses dokumen atau lamanya proses customs—sebagaimana perhitungan dwelling time—saat ini, tapi juga ditentukan oleh waktu terlama dari pergerakan barang atau pergerakan dokumen.
Yang terpenting dan sangat mempengaruhi pencapaian INSW adalah perubahan prosedur kerja dan payung hukum di semua Kementerian/Lembaga. Sebab, perubahan yang terjadi menyebabkan prosedur manual yang pernah ada hanya layak menjadi prosedur keadaan darurat. Prosedur elektronik sangat berbeda jauh dengan prosedur manual sehingga harus disusun ulang. Dengan perubahan prosedur, sistem pengawasan kinerja juga harus disesuaikan, karena audit tidak bisa dilakukan secara manual dan layak hukum, dimana mencapainya diperlukan kerja keras yang terkoordinir antar Kementerian/Lembaga untuk mewujudkan payung hukum yang mewadai. 6XPEHU$UWLNHOǤ5HIRUPDVL %LURNUDVL%HUVDPD,16:ǥ
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
37
,16:PHQMDGLinnovationGDQchampionXQWXNGDSDW GLNHPEDQJNDQWLGDNKDQ\DVLVWHPHNVSRULPSRU QDPXQMXJDDSOLNDVLSURJUDP\DQJGDSDWGLMXDONH SHUXVDKDDQDWDXQHJDUDODLQ
38
Wawancara Khusus Deputi Menko
BANGUNLAH JIWANYA, BANGUNLAH BADANNYA
Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Edy Putra Irawady
Untuk Indonesia Raya INSWmagz:
Kini, Edy Putra menjabat sebagai Deputi V di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Deputi ini mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perniagaan dan industri.
Bagaimana
INSW, bisa dijelaskan intisari 4
menerapkan 4 nilai itu
nilai itu dalam melaksanakan
dalam setiap gerak dan
tugas dan fungsi INSW?
aktivitas INSW?
Edy Putra:
Edy Putra:
Sebelum saya
INSW dibangun
menjelaskan mengenai empat
dan dikembangkan lebih luas
pilar tersebut, saya akan jelaskan
dari pada yang diharapkan oleh
terlebih dahulu latar belakang
ASW. INSW dibangun dengan
pendirian INSW. Latar belakang
1 (satu) jendela/Window dan
berdirinya INSW dipicu karena
2 (dua) tirai yaitu, pertama
kebutuhan nasional dalam rangka
sistem loket elektronik tunggal
efisiensi pelayanan perijinan
yang mempunyai tradenet
ekspor dan impor, kepabeanan,
untuk flow of document dan
pelabuhan, efektivitas pengawasan,
kedua, portnet untuk flow
optimalisasi penerimaan negara
of good. Selanjutnya peran
dan devisa. Berdasarkan pemicu
INSW tidak sebatas untuk
tersebut INSW kemudian dipacu
ASEAN tetapi penerapannya
dengan kerjasama di kawasan
lebih luas dari itu, yang
ASEAN melalui kesepakatan
diutamakan untuk kepentingan
penggunaan system ASEAN
nasional dan kerjasama
Single Window (ASW). Pendirian
perdagangan internasional.
INSW telah dirintis sejak tahun 1996 dengan pertukaran data interchange ekspor impor antara Kementerian Perdagangan dan
Berikut ini wawancara awak redaksi Majalah INSW Magz Damar Wj dan Maulana Ali, dengan Edy Putra.
INSWmagz:
s u a ra me re k a
Nama Edy Putra Irawady bukan nama biasa dalam sejarah berdirinya INSW. Sebagai "bidan" kelahiran INSW, Edy Putra banyak mengukir bagaimana INSW bekerja dan berjalan melaksanakan mandat pemerintah, sejak satu dasawarsa silam.
Sebagai badan
Ditjen Bea dan Cukai. Berdasarkan hal tersebut INSW didirikan dengan prinsip transparansi, konsistensi, simplisiti dan efisiensi.
INSWmagz:
Bagaimana
posisi dan peran INSW saat dilahirkan dan saat ini, terutama dalam mensinergikan perijinan terkait ekspor impor dari 18 K/L dan mencapai target dwelling time seperti keinginan presiden
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
39
Edy Putra:
masih banyak perijinan belum
Edy Putra:
dengan melibatkan inhouse
lengkap sehingga barang
contoh, sebelum tahun 2012,
system di 15 kementerian/
belum dapat dilakukan proses
Dwelling Time Tanjung Priok
lembaga dengan 18 Unit
karantina atau kepabeanan
masih 9 hari. INSW melakukan
perijinan. Prinsipnya INSW
(customs clearance). Peran INSW
berbagai proses otomasi seperti
tidak mempunyai kewenangan
melakukan proses otomasi
otomasi laporan untuk Kemendag
mereka (K/L) dalam mengatur
sehingga mempersingkat dan
yang sebelumnya manual, selain
perijinan ekspor dan impor dan
menyederhanakan proses
itu juga menyatukan proses
penyelesaian proses kepabeanan.
perijinan tersebut, misalkan
rekomendasi (COA untuk BPOM)
Seluruhnya diintegrasikan dengan
suatu barang memerlukan 4
yang datanya dapat diambil
satu induk sistem otomasi dan
perijinan, jika masih manual
di INSW untuk rekomendasi
diselesaikan dengan proses
maka harus mengurus di
lainnya. Sehingga pada tahun
kepabeanan (SPPB). Langkah
4 instansi sehingga akan
2014 Dwelling Time menurun
awal adalah yaitu dengan
memperlambat. Begitu juga saat
menjadi 6,7 hari. Kemudian
mengharmonisasikan ketentuan
masuk ke proses pabean, INSW
INSW menyarankan kepada tim
K/L yang ditranformasikan dalam
dapat memilah dan mendeteksi
Sislognas untuk menghapuskan
data elemen. Contohnya misalkan
jalur hijau atau merah yang
rekomendasi/perijinan yang
Kemendag mengeluarkan aturan
dapat membantu petugas PFPD
berulang (duplikasi), membangun
Label sebagai syarat impor,
dan AP. Ketiga, INSW dapat
auto gate system di pelabuhan,
maka harus ditranformasikan
mempercepat post clearance
merekomendasikan tempat
dengan HS, jenis barang dan
dengan mengidentifikasi pada
pemeriksaan bersama (terpadu),
proses bisnisnya. Selanjutnya
TPS mana letak barang sehingga
melakukan uji coba cargo link
saat ini dilakukan integrasi
transaksi pembayaran tracking
di Koja. Pada tahun 2014, arahan
resiko pelaku usaha. Resiko harus
dapat dilakukan lebih cepat.
Presiden Dwelling Time diturunkan
INSW kita bangun
diputuskan pada hulu, apakah low risk, medium risk atau high risk. Semua K/L harus mempunyai pandangan yang sama.
menjadi 3 hari. Untuk itu INSW
INSWmagz:
Mengapa Dwelling
Time ini sangat penting dan harus dicapai targetnya. Di mana peran INSW dalam Dweling Time?
INSWmagz:
Apa yang
melakukan penyederhanaan lartas dengan mengunakan sistem flag, dimana hanya 1 instansi yang mengatur. Pada akhir tahun 2016, target Dwelling Time untuk INSW
harus dilakukan PP-INSW dalam mencapai target Dwelling Time seperti yang diinstruksikan Presiden?
Edy Putra:
Pelabuhan
pada hakikatnya merupakan tempat bongkar muat barang, bukan tempat transaksi atau menyimpan barang sehingga arus barang harus cepat dan efisien. Paling banyak kontribusi Dwelling time adalah pada saat preclearance, sekitar 65 persen kontribusinya. Artinya
40
Saya berikan
,16:GDSDWPHPSHUFHSDW post clearanceGHQJDQ PHQJLGHQWLȌNDVLSDGD 736PDQDOHWDNEDUDQJ VHKLQJJDWUDQVDNVL SHPED\DUDQtrackingGDSDW GLODNXNDQOHELKFHSDW
bertanggung jawab pada Presiden.
3,2 hari. Namun target Dwelling
seluruh data tercatat. Ketiga
Time tidak dapat di bawah itu
kompetensi kelembagaan
karena ada berbagai unsur yang
yang mempunyai kewenangan
Edy Putra:
terlibat, yaitu Totoleksono (INSW),
melakukan negosiasi trade facility
INSW tidak harus menjadi
Totonegoro (kebijakan tata ruang),
(TF), namun kewenangan ini
lembaga struktural, namun
dan Totokromo yaitu sinergi
belum dimiliki INSW. Keempat
harus tetap dilindungi/dijaga di
antar instansi di pelabuhan (JICT,
sebagai pengaturan lartas yang
bawah Menko Ekonomi yang di
perusahan pelayaran, Otoritas
saat ini hanya menggunakan flag
support oleh Kemenkeu. Saat ini
Pelabuhan, Karantina, Pelindo,
oleh INSW sehingga terkadang
saya melihat banyak lembaga
Bea Cukai). Selain itu ditambah
dapat menimbulkan friksi-friksi
di bawah Presiden namun tidak
permasalahan keterbatasan
di lapangan. INSW hanya menjadi
jalan sehingga yang terpenting
kapasitas pelabuhan yang didesain
tumpuan kesalahan jika terjadi
adalah independency fungsi
maksimal 2,7 juta Theus. Pada paket
penyelundupan, peningkatan
bukan independency struktural.
Ekonomi XI, untuk mengurangi
Dwelling Time, barang tidak keluar,
Dwelling Time, maka dilakukan
karena INSW tidak mempunyai
tranformasi kebijakan kedalam
kewenangan mengharmoniskan
sistem INSW dengan Indonesia
pelaksanaan teknis dan tanggung
Single Risk Management (ISRM).
jawab daripada kegiatan ekspor
Pre clearance dan customs clearance,
impor. Kelima, INSW tidak
sharing terhadap Dwelling Time
mempunyai integrasi dengan
trennya sudah menurun, namun
Bank Indonesia dalam rangka
sharing post clearance semakin
optimalisasi penerimaan devisa.
meningkat. Untuk itu INSW harus
Terakhir adalah kelemahan
Edy Putra:
segera dilakukan integrasi dengan
KELEMBAGAAN, INSW merupakan
keinginan saya INSW sebagai garda
sistem inaportnet. Peran INSW yang
salah satu bentuk reformasi
perniagaan dan dapat menjadi
paling penting adalah memberikan
birokrasi dan non negotiable
leading serta Greater Indonesia dan
kepastian waktu, tidak hanya
commitment untuk INSW, Its
ASEAN sebagai bagian Indonesia
cepat, karena ada perlakuan khusus
is Must!! Hal ini diungkapkan
Raya. Kita mempunyai kelebihan
untuk barang-barang tertentu.
Ibu Sri Mulyani pada saat
geoekonomi dan geopolitik di
menjadi Menko Ekonomi dan
kawasan ASEAN sehingga kita
Menkeu. INSW harus menjadi
harus memanfaatkan kelebihan
lembaga independen dalam
tersebut. Selanjutnya INSW menjadi
hal fungsi, integrasi, anggaran
innovation dan champion untuk
dan sumberdaya manusia.
dapat dikembangkan tidak hanya
Apa kelemahan,
tantangan, dan hambatan INSW saat ini dan apa solusinya, bagaimana menghadapinya,
INSWmagz: INSW seharusnya
sebagai garda perniagaan, yang berfungsi Pertama sebagai otomasi perijinan ekspor impor akan tetapi INSW tidak punya kewenangan peraturan di K/L. Kedua pengawasan perijinan 15 K/L dimana INSW hanya di 21 pelabuhan sehingga tidak
INSWmagz:
Ke depan,
bagaimana peran INSW dan seperti apa idealnya, terutama di era FTA ? Bagaimana impian atau bayangan Bapak terhadap INSW 10 atau 100 tahun ke depan? Sejak awal,
sistem ekspor impor namun juga
mencari jalan keluarnya?
Edy Putra:
Menurut saya,
Melihat besarnya
tugas dan fungsi INSW terutama
aplikasi/program yang dapat dijual ke perusahaan atau negara lain.
dalam ketepatan waktu dwelling time (serta turut menjaga neraca
INSWmagz:
ekspor impor, menjaga kesehatan
Bapak kepada INSW?
Apa pesan
dan keselamatan konsumen, dll) ada keinginan meningkatkan status kelembagaan INSW dari pengurus portal menjadi sebuah badan yang langsung
Edy Putra:
Pesan saya
untuk INSW Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
41
s u a ra me re k a
INSWmagz:
Bagaimana pandangan Pak Edy?
Memberikan Terobosan Kebijakan
3HQXUXQDQdwelling timeGLKDUDSNDQEHUGDPSDN ODQJVXQJWHUKDGDSSHQXUXQDQELD\DORJLVWLNGDQ VHFDUDWLGDNODQJVXQJWHUKDGDSHȌVLHQVLSURGXNVL GDQSHUGDJDQJDQ
42
Wawancara Khusus Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Heru Pambudi
Percepatan dwelling time menjadi mandat dan target Presiden Joko Widodo kepada semua institusi yang terlibat dalam pelayanan yang terkait dwelling time khususnya Bea dan Cukai. Bagaimana Dirjen Bea Cukai menjawab persoalan ini, berikut penuturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai secara tertulis kepada Majalah INSW.
khusus Pelabuhan Tanjung Priok saat ini berkisar 0,25 hari.
INSWmagz:
Apa dampak
langsung (dan dampak tidak langsung) yang diharapkan dari terpenuhinya target dwelling
INSWmagz:
Dalam beberapa
kali kunjungan ke pelabuhan mengapa Presiden Joko Widodo sangat concern dengan dwelling
kepedulian pemerintah atas kinerja logistik di pelabuhan, khususnya terkait dengan kecepatan pelayanan logistik
Mengapa dwelling time yang menjadi perhatian utama (bukan faktor lain)? Apakah ekspor dan impor sangat bergantung
barang impor maupun ekspor.
pada dwelling time?
Dari sudut pandang Bea Cukai,
Heru Pambudi:
kecepatan pelayanan kepada
penyelesaian barang impor di
pengguna jasa yaitu importir
Indonesia secara umum terdiri
Heru Pambudi:
atau eksportir merupakan
dari proses kedatangan sarana
Sebelumnya kita terlebih
salah satu program prioritas
pengangkut di pelabuhan, sandar
dahulu menyamakan persepsi
dalam menjalankan fungsi
dan pembongkaran, penumpukan
tentang apa yang dimaksud
DJBC sebagai trade fasilitator
ke container yard, customs clerance,
dengan dwelling time. Ditinjau
dan industrial assistance. Hal
container handling, pengeluaran
dari pengertiannya, dwelling
ini tentu sejalan dengan tujuan
barang di gate serta pengiriman
time adalah waktu berapa
percepatan dwelling time dalam
ke warehouse/bounded/factory
lama petikemas (barang
rangka menciptakan efisiensi
storage. Dengan terpenuhinya
impor) ditimbun di Tempat
dan efektivitas proses impor.
target dwelling time, pemerintah
time? Dari sisi Bea dan Cukai, apa yang dikejar dan dituju dari target dwelling time?
Penimbunan Sementara (TPS)
Proses
tentu berharap adanya perbaikan
di pelabuhan sejak dibongkar
Sedangkan dari sisi Bea
dan optimalisasi pelayanan pada
dari kapal sampai dengan
Cukai, target dwelling time
masing-masing proses tersebut.
barang impor keluar dari TPS.
merupakan efisiensi proses
Dwelling Time terbagi menjadi
Customs Clearance. Saat ini
Adanya kebijakan pemerintah
tiga, yaitu Pre-Customs Clearance,
kegiatan Customs Clearance di 5
ini diharapkan juga dapat
Customs Clearance, dan Post-
Pelabuhan Besar yaitu Tanjung
menumbuhkan kesadaran
Customs Clearance. Perhatian
Priok, Tanjung Perak, Tanjung
seluruh stakeholder di pelabuhan
khusus presiden atas dwelling
Emas, Belawan, dan Makassar
untuk dapat berkoordinasi,
time merupakan gambaran
rata-rata 0,29 hari. Namun
memberikan terobosan kebijakan
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
43
s u a ra me re k a
time (oleh pemerintah)?
melalui perubahan peraturan,
karena akan meningkatkan daya
dan percepatan pelayanan
saing berusaha di Indonesia (Ease
untuk perbaikan dwelling time.
Of Doing Bussiness) karena tercipta
Dampak lebih luas lagi yaitu
cost effective yang kompetitif.
ada perbaikan kinerja logistik Indonesia yang bermanfaat bagi pelaku industri, pelaku usaha dan memberikan daya tarik bagi investor asing untuk
INSWmagz:
Apa saja
yang sudah dikerjakan Bea dan Cukai dalam memenuhi
menanamkan modal di Indonesia.
target dwelling time?
Penurunan dwelling time
Heru Pambudi:
diharapkan berdampak langsung
Presiden Joko Widodo
dari pemilik barang atau importir
terhadap penurunan biaya logistik
memberikan target dwelling
untuk segera melakukan pengurusan
dan secara tidak langsung terhadap
time 4,7 hari pada akhir tahun
atas barang yang diimpornya.
efisiensi produksi dan perdagangan.
2015, kami segera memetakan
Dwelling time menjadi perhatian
proses bisnis pelayanan impor
Khusus untuk proses customs
utama pada kegiatan impor dan
yang dapat disempurnakan
clearance, langkah-langkah Direktorat
ekspor, mengingat pada saat
mekanisme pelayanannya. Dari
Jenderal Bea dan Cukai dibagi menjadi
dapat dilakukan efisiensi dan
hasil pemetaan tersebut kami
dua yaitu langkah operasional
tercipta kepastian waktu, maka
menyadari bahwa diperlukan
dengan menerbitkan enam
industri dan perdagangan dapat
sinergi dari seluruh stakeholder di
Peraturan Menteri Keuangan untuk
melakukan perencanaan rantai
pelabuhan termasuk Direktorat
percepatan proses pemeriksaan fisik,
pasok secara tepat dan lebih
Jenderal Bea dan Cukai. Selain
perluasan pre-notification, otomasi
efisien. Hal ini menjadi penting
itu, dibutuhkan juga kesadaran
penelitian larangan dan pembatasan,
Setelah
mengakomodasi penerapan MPN G2 untuk pembayaran Bea Masuk dan PDRI secara 24/7, perluasan dan pengembangan AEO dan MITA kepabeanan melalui locomotive facility dan member get member. Disamping langkah operasional tersebut, terdapat beberapa langkah strategis yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, meliputi penerapan ISRM (Indonesia Single Risk Management), pengembangan Pusat Logistik Berikat (PLB), pengembangan otomasi pelayanan melalui CEISA, TPS Online, pengembangan single submission, pengembangan advance manifest system, termasuk mengusulkan penerapan DO Online 24/7 kepada Kementerian Perhubungan,
44
Integrasi Sistem Logistik Nasional melalui penguatan INSW dan single identity dan optimalisasi konsep hub and spoke.
INSWmagz:
Apakah
ada peran PLB dalam menurunkan dwelling time?
Heru Pambudi:
Pendirian
Pusat Logistik Berikat (PLB) merupakan salah satu pengembangan dari konsep hub and spoke disamping dryport. Peraturan Menteri Keuangan
hambatannya, seberapa besar
hub untuk arus lalu lintas barang
Nomor 272/PMK.04/2016 tentang
resources yang diperlukan
impor atau ekspor, sedangkan
Pusat Logistik Berikat pasal
dan apa hasilnya saat ini?
PLB atau dryport berfungsi
3 ayat (9) yang mengatur
sebagai spoke untuk pusat logistik
tentang kegiatan sederhana
Heru Pambudi:
barang impor dan ekspor.
yang dilakukan di dalam PLB
menyadari bahwa setiap perubahan
diantaranya adalah pemeriksaan
kebijakan dan proses bisnis
Dengan optimalisasi fungsi
terkait barang lartas oleh
pelayanan akan menimbulkan
pelabuhan sebagai hub untuk
instansi terkait dan pemeriksaan
implikasi dalam penerapannya,
arus lalu lintas barang impor atau
terkait Surat Keterangan Asal
baik kepada pengguna usaha dan
ekspor berarti mengembalikan
(SKA) oleh instansi terkait.
industri serta kepada pegawai
fungsi utama pelabuhan yang
Kami
bea dan cukai yang menjalankan
akan berdampak pada penurunan
Berdasarkan sumber Logistics
proses pelayanan kepabeanan.
dwelling time. Disamping itu,
Performance Index tahun 2014
Oleh karena itu setiap perubahan
dengan penerapan PLB dan dryport
waktu clearance di pelabuhan
kebijakan selalu disosialisasikan
selaku spoke atau pusat logistik
dengan disertai pemeriksaan fisik
kepada pengguna jasa dan
dengan pengembangan konsep
barang memakan waktu sampai
seluruh pegawai bea dan cukai.
multimoda akan mendekatkan
dengan 5 hari, dan diharapkan
Selain perubahan proses bisnis
pusat logistik ke pusat industri
dengan adanya PLB proses
dalam rangka percepatan
atau ke pengguna jasa, sehingga
pemeriksaan tersebut bisa langsung
pelayanan untuk impor dan
dapat menurunkan biaya logistik.
dilakukan di PLB dan Barang dari
ekspor, menurunkan dwelling time
Pelabuhan bongkar tidak perlu lagi
mengakibatkan perubahan pada
Berdasarkan data per Oktober
menginap di TPS. Bisa diangkut
sistem aplikasi kepabeanan (CEISA)
2016, barang impor dengan tujuan
lanjut ke PLB, dengan demikian
dan modul importir atau eksportir
PLB secara efektif menurunkan
bisa menekan cost demmurage di
yang membutuhkan penyesuaian
dwelling time hingga 1,02 hari
pelabuhan dan dwelling time.
sehingga penerapannya
untuk Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mengurangi dwelling time, DJBC juga menetapkan strategi yang tercantum dalam
dilaksanakan secara bertahap.
INSWmagz:
Bagaimana proses
perubahan di Bea dan Cukai itu dilakukan? Apa tantangannya,
Pada saat implementasi perubahan kebijakan tatalaksana impor dengan penerapan Perdirjen
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
45
s u a ra me re k a
Fungsi pelabuhan adalah sebagai
BC Nomor 16/BC/2016 memang
time rata-rata sebesar 3,2 hari.
Heru Pambudi:
terdapat beberapa kritik
Hal ini memang masih berada di
Nasional Single Window (INSW)
khususnya dari pengguna jasa
bawah target yang diharapkan
memiliki peran vital untuk
terkait dengan perubahan
yaitu 2,5 hari. Kendala yang masih
mensinergikan ketentuan larangan
sistem aplikasi. Namun dengan
terjadi karena masih tingginya
pembatasan atau lartas dan
upaya persuasif dan sosialisasi
angka Pre-Customs Clearance
mendorong pemenuhan lartas
kepada pengguna jasa dengan
dan Post Customs Clearance.
sebelum kedatangan barang impor.
penjelasan bahwa perubahan
Indonesia
Proses customs release and clearance
tersebut demi perbaikan logistik
Kendala utama dalam proses
of cargoes melibatkan banyak
nasional dan percepatan pelayanan
penurunan dwelling time adalah
instansi terkait, sehingga salah satu
dengan perbaikan dwelling time,
belum adanya integrasi antar
faktor kunci adalah tersedianya
akhirnya pengguna jasa dapat
stakeholder terkait dalam proses
portal yang memungkinkan
menerima dan mendukung
pelayanan kepelabuhanan yang
terjadinya pertukaran data dan
perubahan kebijakan tersebut.
menjadi salah satu poin utama
informasi, dimana masing-masing
dalam rangka menciptakan
instansi akan menyediakan
Perubahan paradigma pengawasan
efisiensi dan efektivitas proses
dan mengakses informasi yang
yang semula mengandalkan
impor. Untuk itu diperlukan sinergi
dibutuhkan. Untuk pertukaran
cara-cara manual diubah menjadi
dan koordinasi antar stakeholder
data tersebut diperlukan integrasi
pendekatan modern, meliputi
untuk terus mendorong upaya
antar sistem dari masing-masing
manajemen risiko, IT Inventory dan
penurunan dwelling time. Antara
instansi yang terkait melalui INSW.
CCTV online. Tantangan perubahan
lain penurunan Pre Customs
ini justru mengefisiensikan jumlah
Clearance dapat dilakukan dengan
Integrasi antar sistem tersebut juga
SDM yang diperlukan dengan
melakukan sinergi dengan instansi
diperlukan untuk merealisasikan
perbaikan kualitas SDM melalui
teknis yang mengatur barang-
prinsip single point of data
pelatihan dan diklat terutama
barang yang terkena tata niaga
submission, data processing, and
kemampuan meningkatkan analisis.
dalam wadah INSW, mendorong
decision making for customs
pemberlakuan manajemen risiko
release and clearance of cargoes,
tunggal (ISRM) dan perbaikan
yaitu dalam bentuk penyediaan
sarana dan prasarana untuk proses
“repositori” tunggal secara
bongkar muat barang dari sarana
virtual melalui INSW. Melalui
pengangkut. Penurunan Post
repository ini setiap stakeholder
Customs Clearance dapat dilakukan
yang terkait dalam dwelling time
dengan mendorong pemberlakukan
dapat mengambil, memproses, dan
DO Online, pemanfaatan konsep
menyelesaikan proses bisnisnya
hub and spoke, pelayanan 24/7,
melalui INSW sehingga tercipta
pengembangan infrastruktur dan
konsep pelayanan tunggal.
INSWmagz:
Apakah target
dwelling time saat ini sudah sesuai seperti yang ditargetkan Presiden? Kalau belum, mengapa belum bisa? Apa saja kendalanya? Mengapa kendala tersebut bisa terjadi ? Bagaimana mengatasinya?
Heru Pambudi:
Untuk proses
Customs Clearance, target yang
fasilitas pelabuhan serta akses jalan ke dan dari pelabuhan.
ditetapkan Presiden sebesar 0,5 hari telah tercapai. Untuk periode Oktober 2016, waktu proses customs clearance telah mencapai rata-rata 0,29 hari untuk 5 pelabuhan besar seperti yang telah saya sebutkan tadi. Namun secara keseluruhan, angka dwelling
46
INSWmagz:
Sejauh ini,
apakah peran itu sudah sejalan
INSWmagz:
Menurut Bapak,
dengan keinginan Presiden? Jika
apa peran penting INSW dalam
diperlukan peran lain, peran
memegang kendali pemenuhan
apakah yang seharusnya dilakukan
target dwelling time?
INSW? Jika perlu kewenangan, kewenangan apa yang harus dilaksanakan PP-INSW?
'XNXQJDQ\DQJ GLSHUOXNDQDGDODK NRPLWPHQVHOXUXK .HPHQWHULDQ GDQ/HPEDJD GDQVWDNHKROGHU XQWXNPHQGXNXQJ NHZHQDQJDQ 33,16:
Heru Pambudi:
PP-INSW
Kementerian dan Lembaga dalam
sudah dalam jalur yang benar (on
satu wadah ISRM (Indonesia
the track). Namun kedepannya
Single Risk Management).
INSW butuh kewenangan yang lebih besar untuk mensinergikan seluruh stakeholder yang terkait dengan proses logistik sehingga tidak terbatas hanya mengelola persyaratan impor atas barang larangan dan pembatasan dan tidak
INSWmagz: Bagaimana seharusnya INSW ini di masa depan? Bagaimana posisinya, perannya, fungsinya? dan apa yang seharusnya dilakukan
sekedar mengelola barang lartas.
pemerintah/negara (siapapun
Kewenangan PP-INSW dapat
INSW ini? Apa mimpi Bapak
diperluas sebagai koordinator
rezim penguasanya) terhadap tentang INSW di masa depan?
integrasi pelayanan, pengawasan
Heru Pambudi:
tidak sekedar berbentuk integrasi
saya di masa depan, PP-INSW
teknis sistem informasi, namun
tidak hanya bertindak selaku
lebih diutamakan integrasi proses
pengelola logistik impor dan
bisnis yang harmonis, simple
ekspor, tetapi PP-INSW dapat
serta standar untuk seluruh
bermetamorfosa menjadi institusi
kegiatan logistik yang terkait
yang menaungi seluruh sistem
dengan proses impor dan ekspor.
informasi di Indonesia dengan
Harapan
suatu integrated system mulai
INSWmagz:
Jika diperlukan
dukungan, dukungan seperti apa yang harus diberikan kepada INSW sehingga PP-INSW mampu menjadi sebuah institusi yang betul-betul spartan dalam mengurus sistem INSW ini dan betul-betul menjadi single window-nya Indonesia dalam hal ekspor impor?
dari sistem logistik, sistem perdagangan, sistem moneter/ keuangan, sistem kependudukan, sistem keamanan negara, sistem kepelabuhanan, sistem bandara, perminyakan dan pertambangan, statistik dan sebagainya. Kedepannya PP-INSW dapat menjadi jembatan untuk mempercepat dan
Heru Pambudi:
Dukungan
menyederhanakan alur informasi
yang diperlukan adalah komitmen
antara pemerintah, pihak swasta,
seluruh Kementerian dan
dan masyarakat. PP-INSW juga
Lembaga dan stakeholder untuk
diharapkan untuk menetapkan,
mendukung kewenangan PP-
menyederhanakan, melakukan
INSW dalam mengkoordinasikan
standardisasi dan menciptakan
proses logistik, proses perijinan
lingkungan sistem yang terintegrasi
dan pemenuhan persyaratan
antara pemerintah, pihak swasta,
impor. PP-INSW juga diberikan
dan masyarakat guna menciptakan
kewenangan mensinkronisasi
layanan yang konsisten, transparan,
kriteria risiko dari masing-masing
simple, dan efisien.
Ȏ7,0ȏ
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
47
s u a ra me re k a
antar stakeholder di bidang logistik,
Bersandar pada Dua Pilar INSW
.LWDLQJLQDJDU,16:GDSDWLGHDOVHVXDL GHQJDQHNVSHNWDVLNLWDVHPXD8QWXNLWXXQWXN VDDWLQL\DQJGDSDWNLWDODNXNDQDGDODKSHQHJDVDQ NHZHQDQJDQGDQSHQJXDWDQNHOHPEDJDDQQ\D 6HWHODKLWXNLWDDNDQPHQXMX,16:*HQ\DQJ GDSDWPHPHQXKLVHPXDHNVSHNWDVL\DQJDGD WHUKDGDS,16:
48
Wawancara Khusus Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi
INSWmagz:
INSWmagz:
Sejak dilahirkan, INSW telah
Apa cakupan dan pilar
banyak memberikan kontribusi
INSW ke depan?
penting bagi kegiatan eksporimpor di negara ini. Bagaimana
Susiwijono:
latar belakang, fungsi dan
mulai dikembangkan pada tahun
peran INSW di masa depan?
2006, cakupannya lebih banyak
Informasi
Salah satu bidan yang menangani kelahiran INSW adalah Susiwijono Mugiarso. Kini pria berkacamata itu menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi. Kepada Majalah INSW Magz (Ali Manshur & Maulana Ali), selepas bermain sepak bola, Susiwijono memaparkan "rahasia" penting bagaimana INSW ini akan diposisikan dan ditempatkan.
untuk keperluan kepabeanan
Susiwijono:
(customs) dan perijinan ekspor dan
Saya ingin membahas fungsi
impor dari Kementerian/Lembaga.
dan peran INSW secara umum.
Namun demikian, INSW dapat
Saat pertemuan dengan Menko
juga dikembangkan sesuai dengan
Perekonomian beberapa waktu
kepentingan dan kebutuhan
lalu, saya menyampaikan bahwa
nasional. Untuk itu, INSW
sebenarnya single window
memiliki dua pilar utama yaitu:
merupakan insiatif semua
Trade Net dan Port Net. Banyak
negara karena single window
orang berfikir karena namanya
system itu ada di banyak negara.
National Single Window maka
Dalam konteks regional ASEAN,
semua sistem dapat dicangkokkan/
Negara Anggota telah sepakat
diintegrasikan ke sistem INSW.
untuk mengembangkan ASEAN
Padahal tidak demikian, sistem
Single Window (ASW).
yang dapat diintegrasikan ke INSW harusnya dalam cakupan
Untuk itu, masing-masing dari 10
tugas INSW yang ada 4 kelompok,
Negara Anggota ASEAN diminta
yaitu:
untuk membangun National Single
disini INSW dapat terkait dengan
Window (NSW) yang nantinya
dwelling time;
akan diintegrasikan kedalam ASW.
ekspor dan impor,
Pembangunan ASW sendiri sudah
kepelabuhanan dan kebandar
ada acuan atau reference-nya,
udaraan, baik untuk layanan
yaitu ASW Agreement dan untuk
barang maupun layanan kapal; dan
proses kepabeanan, proses perijinan proses
teknisnya ada ASW Protocol. Oleh
proses-proses lainnya untuk
karena itu, pembanguan Indonesia
mendukung kinerja pelayanan dan
National Single Window (INSW)
pengawasan ekspor dan impor,
harus sesuai acuran tersebut.
contoh payment system, Devisa Hasil Ekspor (DHE), sistem logistic, supply chain, transportation, dsb.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
49
s u a ra me re k a
Susiwijono Mugiarso
INSW itu sejak
Secara elemen data dan informasi, INSW juga mengacu pada standar internasional, yaitu: UN/EDIFACT dan WCO data model. Pada dasarnya INSW mengintegrasikan informasi dan menginterkoneksikan sistem dari semua entitas yang terkait ekspor dan impor, seperti Kementerian/ Lembaga, pelaku usaha, dll.
INSWmagz: Apa sebenarnya tujuan INSW?
Susiwijono: Tujuan INSW juga ada 4, yaitu: meningkatkan efisiensi pelayanan, efektivitas pengawasan, optimalisasi penerimaan, dan meningkatkan validitas dan akurasi data. Pelayanan dan pengawasan itu trade-off makanya harus balance, kalau pelayanan dipercepat pengawasananya bisa
mengalami hambatan regulasi /
dan Industri dan Pak Dirjen Bea
longgar, tetapi kalau pengawasan
kepentingan nasional, sehingga
dan Cukai ditugaskan oleh Menko
diperketat pelayanannya juga
kecepatan perkembangan
Perekonomian untuk menyusun
dapat tidak maksimal. Pimpinan
setiap negara berbeda-beda.
revisi perpres 76/2014 tersebut.
di tingkat nasional dalam pengambilan keputusan perlu data
INSW saat ini sudah memasuki
yang valid dan akurat, di sini INSW
usia satu dekade, untuk itu
seharusnya berperan. Jadi, INSW itu
perlu di-review kembali peran
cakupannya ada empat, tujuannya
dan fungsinya karena saat ini
juga ada empat. Oleh karena
sudah banyak sekali ekspektasi
itu, tidak semua insiatif dapat
nasional terhadap INSW, baik dari
Susiwijono:
diintegrasikan dalam INSW harus
Kementerian/Lembaga maupun
Semua berharap di tingkat
memenuhi 4 cakupan dan untuk
kalangan swasta, namun INSW
nasional harus ada yang lead, ada
kepentingan 4 tujuan tersebut.
belum mendapat dukungan
yang mengkoordinasikan antar
yang semestinya. Oleh Karena
Kementerian/Lembaga. Kalau ditunjuk
Diantara 10 Negara Anggota ASEAN,
itu, kami mengusulkan 2 hal
Kementerian/Lembaga yang ada saat
Indonesia relatif paling cepat dalam
untuk INSW, yaitu: penegasan
ini, akan terbatas pada otoritas yang
membangun sistem NSW dan
kewenangan INSW dan penguatan
dimiliki sesuai dengan peraturan
paling siap untuk diintegrasikan
kelembagaannya. 2 hal tersebut
perundang-undangan yang memberi
kedalam ASW. Namun demikian,
hanya dapat dilakukan dengan
mandate pada Kementerian/Lembaga
pengembangan ASW tidak berjalan
merevisi Perpres 76/2014.
tersebut. Akan lebih bagus kalau
mudah, idealnya sekarang ASW
Untuk itu, saya, bersama
ditunjuk lembaga yang memang
sudah mulai diimplementasikan.
Kepala PP-INSW, Deputi Menko
sejak lahir diberikan kewenangan
Tetapi beberapa negara
Perekonomian Bidang Perniagaan
untuk mengkoordinasikan. INSW
50
INSWmagz: Kewenangan seperti apa yang akan diperkuat?
mengintegrasikan sistem antar Kementerian/Lembaga. Dulu itu sulit mewujudkan sitem seperti itu. INSW ini realtime digunakan untuk pelayanan di seluruh Indonesia. Semakin kesini semakin banyak ekspektasi terhadap INSW, saat ini
'LDQWDUD1HJDUD $QJJRWD$6($1,QGRQHVLD UHODWLISDOLQJFHSDWGDODP PHPEDQJXQVLVWHP 16:GDQSDOLQJVLDS XQWXNGLLQWHJUDVLNDQ NHGDODP$6:
ketergantungan terhadap INSW sudah sangat tinggi. Sekarang ini akan sulit sekali dibayangkan pelayanan ekspor dan impor tanpa INSW. Oleh karena itu, harus balance antara ekspektasi dan apa yang perlu diperkuat dari kelembagaan INSW. Untuk itu, saya mendorong untuk mereview sistem INSW dan sudah pantas untuk digulirkan sistem INSW Gen-2.
s u a ra me re k a
INSWmagz: Apakah pengembangan INSW perlu dukungan DPR? tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
INSWmagz: Apakah INSW nantinya akan bertanggung jawab langsung kepada Presiden?
INSWmagz: Kewenangan tersebut tetap dalam koridor 4 cakupan dan 4 tujuan tadi ya Pak?
Susiwijono: Belum, ini domain pemerintah. Kalau dukungan DPR dalam arti pengawasan dan anggaran, itu memang tugas dan fungsi
Susiwijono:
Itu masalah
DPR untuk mendukung
teknis, nanti akan disesuikan.
kita dari segi anggaran dan
Tapi intinya, ekspektasi
mengawasi kita semua.
stakeholders memang
Susiwijono: Iya,
menginginkan ada penguatan
cakupannya tetap 4 tersebut,
kelembagaan, penegasan
dan harus sesuai dengan
kewenangan dan mandat yang
tujuan yang 4 tersebut.
jelas INSW akan seperti apa.
INSWmagz: Apa mimpi Bapak selaku inisiator INSW?
Harus comply dengan standar internasional dan protokol yang ada. Kita harus berpikir sistematis, tidak boleh kita asal niatnya baik tujuannya baik, terus prosesnya tidak diperhatikan. Kita harus tetap
INSWmagz: Terkait usia INSW yang sudah satu dekade, apa yang telah dilakukan INSW dalam satu dekade ini?
mengacu pada cakupan,
Susiwijono: Kita pengen agar INSW dapat ideal sesuai dengan ekspektasi kita semua. Untuk itu, untuk saat ini yang dapat kita lakukan adalah penegasan kewenangan dan penguatan kelembagaannya.
tujuan, dan standar yang
Susiwijono:
Setelah itu, kita akan menuju
sudah kita tentukan diawal
INSW faktanya itu merupakan
INSW Gen-2 yang dapat memenuhi
dalam membangun dan
bukti bahwa ada satu sistem
semua ekspektasi yang ada
mengembangkan INSW.
tingkat nasional yang dapat
terhadap INSW.
Ȏ7,0,16:0$*=ȏ
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
51
INSW Harus Diperkuat .....
Wawancara Khusus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Chairman ASEAN Federation of Forwarders Association (AFFA)
Yukki Nugrahawan
Suara para pelaku usaha, pengguna INSW, akan menjadi "vitamin" yang menyehatkan perjalanan INSW. PP-INSW mengelola sistem INSW dengan 2 (dua) pilar, TradeNet untuk flow of documents (perijinan) dan PortNet untuk pergerakan barang. Saat ini sistem yang dijalankan baru TradeNet. Majalah INSWMagz mencoba menggali lebih dalam suara-suara lapangan untuk mengetahui secara lebih "otentik" bagaimana sistem TradeNet ini berjalan. Rona-rona dan dinamika lapangan yang dialami para pelaku usaha diharapkan menjadi bagian penting penyempurnaan sistem INSW ke depan. Awak redaksi, Ali Manshur dan Maulana Ali, mewawancarai Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Yukki Nugrahawan berikut ini.
INSWmagz: Sebagai pelaku usaha yang memanfaatkan sistem INSW, bagaimana pandangan Anda tentang INSW?
Yukki N.: Saya mengapresiasi INSW yang sudah dijalankan sejak tahun 2007. Di level ASEAN, INSW termasuk yang terdepan.
52
Selama ini INSW dikelola dengan cara sangat independen. Semoga semakin baik ke depan. Sebab, tantangan ke depan di bidang perdagangan sangat kompleks. Persaingan antarnegara sangat tinggi, sehingga dibutuhkan sistem untuk memproses barang ekspor dan impor secara otomatis, seperti INSW ini.
framework ASEAN untuk transportasi dan cross border trade sampai tahun 2025. Saya baru saja kembali dari pertemuan UN-ESCAP dan memang di sana disampaikan bahwa belum semua negara siap menerapkan ASW. Justru ini saatnya kita untuk membenahi dan mempersiapkan diri.
Untuk itu, mau tidak mau performa INSW harus ditingkatkan seperti kecepatannya, servernya juga harus cukup karena transaksi ekspor dan impor ke depan akan semakin besar. INSW juga akan diintegrasikan dengan ASEAN Single Window (ASW). Kami di ALFI yang merupakan anggota dari ASEAN Federation of Forwarder Association (AFFA), bahkan saya sendiri baru saja terpilih sebagai Chairman AFFA, akan selalu mendukung pengembangan INSW.
Secara geografis di ASEAN posisi kita paling bawah sehingga kita hanya menjadi negara tujuan akhir dari rantai kegiatan ekspor dan impor. Padahal kita inginnya dapat menjadi hub dalam perdagangan internasional. Ini merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah seperti PP-INSW tetapi juga seluruh stakeholders termasuk private sectors. Ke depan kita juga harus mulai fokus pada transportasi udara, saat ini fokusnya masih di transportasi laut.
INSWmagz: Secara teknis,
INSWmagz:
PP-INSW telah siap menerapkan ASW. Namun implementasi ASW saat ini masih terkendala aspek legal yaitu ratifikasi Protocol ASW yang belum selesai. Bagaimana pendapatnya tentang ASW?
Yukki N.: Kita tak perlu khawatir karena memang
Kontribusi apa yang diharapkan dari INSW untuk mendukung bisnis logistik dan forwarder?
Yukki N.: Ruang lingkup trade industry sangat luas mencakup banyak pelaku usaha seperti eskportir, importir, freight forwarder, haulier, transport
operator, shipping liner, ocean carrier, airline, terminal operator, container depot, bank, insurance provider, dll. Untuk itu, kami mengharapkan layanan INSW dapat menjangkau itu semua. Tadi disampaikan bahwa saat ini INSW baru TradeNet, untuk itu kami juga mendorong agar PortNet-nya dapat segera dialankan sehingga layanannya untuk seluruh proses ekspor dan impor dapat maksimal.
INSW, baik pelaku usaha maupun pemerintah, kalau proses ekspor dan impor lebih cepat maka kegiatan ekonomi lebih efisien dan memacu pertumbuhan ekonomi. Pola perdagangan dunia juga saat ini sudah berubah dengan kemunculan e-commerce seperti amazon.com, alibaba.com yang pola pengirimannya berbeda, lebih cepat dan dinamis. Dalam kondisi demikian, kita harus bisa mendukung perusahaan e-commerce nasional untuk meningkatkan ekspor.
INSWmagz: Bapak baru saja terpilih sebagai Chairman ASEAN Federation of Forwarders Association (AFFA), boleh di-update perkembangan di forum tersebut?
Yukki N.: Posisi ASEAN di dunia sangat penting saat ini karena secara perdagangan masuk dalam 7 besar dunia dan 3 besar di Asia. Perdagangan intra ASEAN sendiri saat ini nilainya mencapai USD 1 triliun. Sedangkan Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN dan nomor 3
memang tantangan Indonesia ini jauh lebih besar daripada negara lain karena kondisi geografisnya sebagai negara kepulauan dengan jumlah pelabuhannya sangat banyak. Untuk itu, sekali lagi INSW harus didukung dengan anggaran yang besar dan sumber daya yang memadai untuk mendukung kelancaran dan efisiensi ekspor dan impor.
INSWmagz: Bagaimana anggota
INSWmagz: Bagaimana pelaku
ALFI merespon beberapa kendala yang masih terjadi di sistem INSW selama ini seperti system down?
usaha bidang logistik menghadapi liberalisasi sektor logistik di ASEAN yang sudah mulai berjalan.
Yukki N.: Tentunya banyak
Yukki N.: Kami tidak khawatir
keluhan ya dari anggota. Seharusnya 1 jam setelah system down, prosedur manual diterapkan. Namun dalam prakteknya kan tidak bisa sepenuhnya berjalan seperti itu. Anggota keluhannya lebih banyak ke dampak dari system down tersebut, karena dapat mengakibatkan biaya tambahan akibat kontainer tertahan di pelabuhan. Namun demikian, sejauh ini setiap kami sampaikan keluhan responnya cukup cepat. Saya juga mewanti-wanti agar anggota benar-benar clear dengan keluhannya jangan sampai permasalahan pada jaringan di kantornya tapi menyampaikan keluhan bahwa system down.
dengan liberalisasi logistik ASEAN, walaupun saya sendiri pada dasarnya tidak setuju sektor logistik dibuka, karena pada dasarnya all the big players logistik dunia sudah ada di Indonesia sejak lama, mungkin sejak 10 – 15 tahun yang lalu. Kita juga melihat walaupun terbuka, tetapi tetap ada aturan misalnya terkait dengan jumlah board of directors dari perusahaan asing yang investasi. Pengaturan ini juga dilakukan di negara lain seperti Singapura.
Oleh karena itu, INSW ini harus didukung Pemerintah sepenuhnya. Anggaran harus ditingkatkan, servernya diperbesar kapasitasnya. Acuannya seperti perusahaan e-commerce besar yang daya tahannya sudah teruji walapun yang akses sangat banyak. INSW harus diperkuat sehingga pada saat frekuensi ekspor impor tinggi, kapasitas sistem tetap mampu melayani dengan baik dan cepat. Tidak ada salahnya kita juga bisa belajar dari negara-negara yang sudah maju dari segi IT. Tetapi
Kompetisi juga bagus untuk memacu kinerja perusahaan. Ini saya pikir juga akan meningkatkan daya saing nasional. Namun demikian, kita harus terus melakukan perbaikan-perbaikan seperti layanan dari BUMN di bidang pelabuhan dan kebandaraan. Misalnya dari segi biaya, kita lebih mahal dari negara lain. Logistic Performance Index (LPI) kita tahun ini turun, tapi saya kira itu bukan karena kita tidak melakukan perbaikan, tetapi lebih karena negara lain upaya perbaikannya lebih cepat. Jadi semangat persaingan ini yang terus kita tumbuhkan. Ini tugas bersama-sama baik Pemerintah maupun sektor swasta.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
53
s u a ra me re k a
Untuk mewujudkan hal tersebut, DPP ALFI sejak awal mengusulkan dan mendukung agar INSW dikelola oleh lembaga independen, walaupun INSW lahirnya dari Bea Cukai atau Kemenko Perekonomian. Semua pihak sangat berkepentingan terhadap
di dunia. Artinya ini secara bisnis merupakan opportunity untuk Indonesia. Apakah Indonesia mau berperan sebagai pemain atau hanya sebagai penonton pada kondisi seperti ini. Keberadaan saya di AFFA sebagai Chairman bertujuan agar Indonesia semakin berperan aktif memanfaatkan opportunity di ASEAN.
dibahas ada 4 dokumen prioritas untuk dipertukarkan, yaitu Sanitary and Phyto-Sanitary (SPS), Booking Confirmation, Loading Confirmation, dan Pre-Departure Cargo Report. Pada pertemuan tersebut, lanjut Harmen, Indonesia telah menyampaikan hasil parallel testing pertukaran e-CO secara live antara Indonesia dan Singapura. Berdasarkan hasil parallel testing tersebut, Indonesia telah mengirim 944 data live CO sedangkan Singapura tidak ada mengirim data sama sekali. Ȏ$/,0$16+85ȏ
Lewat Sistem ASW Semua Data Dapat Dipertukarkan Secara Elektronik Ini Hasil Agenda Pertemuan TWGASW Malaysia Dalam pertemuan ke-35 Technical Working Group for ASEAN Single Window (TWG-ASW) Indonesia menyampaikan ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) seharusnya dihasilkan dari ekstraksi data PEB guna menjamin keakuratan data tersebut dari eksportir yang menyampaikan. Untuk proses di Indonesia, ekstraksi akan dilakukan oleh INSW setelah menerima elemen data PEB dari Bea dan Cukai untuk kemudian dikirim ke ASW gateway untuk dipertukarkan dengan Negara Anggota ASEAN lainnya dalam kerangka ASW. Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga PP-INSW Harmen Sembiring yang menghadiri pertemuan TWG-ASW pada 26-29 April 2016, di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia. "Rencana pertukaran data ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) saat ini telah pada tahap
54
perumusan process flow, dimana USAID-ACTI mengusulkan agar proses dimulai dari pengiriman ACDD dari Customs melalui NSW masing-masing negara," kata Harmen, Selasa (26/4). Pertemuan ke-35 Technical Working Group for ASEAN Single Window (TWG-ASW) dihadiri oleh delegasi seluruh Negara Anggota ASEAN, dan ASEAN Secretariat (ASEC) serta USAID – ACTI Project, kecuali Brunei Darussalam, Kamboja, dan Filipina. Harmen menjelaskan, pertemuan TWG-ASW juga telah membahas sejumlah agenda antara lain: ASW Regional IT Operation and Staffing Cost; e-ATIGA Form D Message Implementation Guideline; ASW Pilot Project Component-2 untuk pertukaran CO ATIGA Form D; rencana pertukaran ASEAN Customs Declaration Document (ACDD). Selain itu,
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga PP-INSW Harmen Sembiring menghadirii pertemuan ke-36 Working Group on Technical Matters for ASW (TWG-ASW) di Phnom Penh, Kambajo pada 26 – 29 Juli 2016. Dalam pertemuan yang dihadiri tiga negara Indonesia, Singapura, dan Thailand tersebut berhasil sukses mempertukarkan data live Certificate of Origin (CO) Form D melalui sistem ASEAN Single Window (ASW). Selain perkembangan pertukaran data CO Form D, pertemuan TWG-ASW juga membahas beberapa agenda lain
seperti rencana pertukaran ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) dan Electronic Sanitary and Phyto-Sanitary (e-SPS) serta pembentukan Project Management Office (PMO) untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan ASW. "Kedepan semua data atau dokumen yang terkait ekspor impor antar negara anggota ASEAN akan dipertukarkan secara elektronik melalui sistem ASW," ujar Harmen, Jumat (26/7).
Ratifikasi Protocol of Legal Framework to Implement ASW (PLF) dan endorsement terhadap amandemen Operational Certification Procedure (OCP) oleh semua negara anggota ASEAN diperlukan agar data live CO Form D yang secara teknis sudah berhasil dipertukarkan tersebut secara efektif dapat dipakai sebagai dasar untuk memberikan bea masuk preferential. Ȏ$/,0$16+85ȏ
Delegasi Pemerintah Mesir Kunjungi INSW Kepala PP-INSW Djadmiko menerima kunjungan delegasi Pemerintah Mesir, Senin (14/3), di Kantor PP-INSW, Gedung Sumatera Lantai 5, Kantor Pusat
"Kunjungan delegasi Pemerintah Mesir ke INSW kali ini menunjukkan perluasan hubungan kedua negara ke bidang fasilitasi perdagangan. Dalam bidang single window, Indonesia relatif lebih maju dari Mesir," kata Djadmiko. Oleh karena itu, kata Djadmiko, pemerintah Mesir berkepentingan untuk bertukar pengalaman dengan Indonesia mengenai upaya pengembangan sistem INSW dalam rangka meningkatkan fasilitasi dan efektivitas pegawasan ekspor/ impor di negara tersebut. Selama kunjungan di Indonesia 14-18 Maret 2016 delegasi Pemerintah Mesir yang dipimpin oleh General Eng. Mohamed Alaa Abdel-Karim, Deputy Minster of Trade and Industry / Chairman of the General Organization for Import and Export Control (GOEIC) membawa 14 pejabat dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan dan Industri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pertanian. Selain itu, lanjut Ketua PPINSW, delegasi Pemerintah Mesir dijadwalkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke beberapa
fasilitas ekspor-impor yang ada di Jakarta dan sekitanya seperti fasilitas bea dan cukai di Pelabuhan Tanjung Priok, fasilitas Karantina di Bandara Sukarno-Hatta, fasilitas Dryport Cikarang dan data center INSW yang dikelola oleh PT. Electronic Data Interchange Indonesia
@ th e mome nt
Harmen menjelaskan, data live CO Form D merupakan data elektronik dari CO Form D yang selama ini pengirimannya masih secara manual menggunakan hardcopy yang dimanfaatkan oleh importir untuk mendapatkan pengurangan / penghapusan bea masuk sesuai perjanjian Free Trade Agreement (FTA) antar Negara Anggota ASEAN. Dengan pengiriman data secara elektronik, maka proses pemberian bea masuk preferential tersebut dapat lebih cepat sehingga mempercepat pula proses ekspor dan impor antar negara anggota ASEAN.
Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta. Kunjungan delegasi Mesir tersebut dalam rangka mempelajari dan bertukar pikiran tentang pengalaman Indonesia dalam membagun sistem Indonesia National Single Window (INSW).
Pada hari pertama kunjungan 14 Maret 2016, delegasi Pemerintah Mesir akan bertemu pimpinan Ditjen Bea dan Cukai dan PP-INSW. Pertemuan tersebut difokuskan pada penjelasan mengenai bagaimana sistem INSW dioperasikan untuk mengintegrasikan pelayanan perizinan Kementerian/Lembaga secara elektronik, termasuk juga inhouse system Bea dan Cukai (CEISA) dalam rangka percepatan proses penyelesaian kepabeanan (customs clearance). Selain itu, pertemuan juga membahas concern Delegasi Pemerintah Mesir mengenai pengalaman Indonesia dalam mengatasi masalah illegal export-import (penyelundupan) termasuk juga mengenai peran sistem teknologi informasi seperti INSW da CEISA dalam mencegah illegal export/import dimaksud. Menurut data tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 1,4 miliar, dimana Indonesia mencatatkan surplus perdagangan bilateral senilai USD 954 juta. Ȏ$/,0$16+85ȏ
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
55
Customs UNI-PASS Internastional Agency (CUPIA) di Seoul, dan Ministry of Trade, Industry, and Energy (MOTIE) di Sejong.
Penerapan NSW Harus Merata di ASEAN Pada Selasa (1/3) bertempat di Hotel Aston Jambi, Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Edy Putra Irawady, selaku Dewan Pengarah Indonesia National Single Window (INSW) membuka pertemuan ke-16 ASEAN Single Window Steering Committee (ASW-SC). Pertemuan itu delegasi dari semua negara Anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, dan United State Agency for International Development (USAID). Pertemuan itu dihadiri delegasi dari semua negara Anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, dan United State Agency for International Development (USAID). Dalam pertemuan tersebut akan membahas beberapa isu seperti pembiayaan dan instrumen legal yang diperlukan untuk penerapan ASW. Edy menjelaskan, ASEAN Single Window (ASW) adalah sebuah infrastruktur teknologi informasi yang memungkinkan pertukaran dan pengintegrasian data dan informasi secara elektronik diantara National Single Window (NSW) Negaranegara Anggota ASEAN. Pada tahap awal, ASW akan mempertukarkan dokumen electronic certificate of origin (Surat Keterangan Asal / SKA) diantara negara anggota ASEAN. "ASW direncanakan akan mempertukarkan ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) dan dokumen-dokumen logistik seperti
56
Ocean Booking Confirmation, Loading Confirmation; dan Pre-Departure Export Manifest Summary serta dokumen karantina yaitu Sanitary and PhytoSanitary (SPS)," ungkap Edy. Pertemuan ASW-SC ke-16 membahas beberapa isu, antara lain: ratifikasi the Protocol of Legal Framework to Implement ASW (PLF), Post Implementation Review (PIR), ASEAN Customs Declaration Document (ACDD), Sanitary and Phyto-Sanitary Certificate (SPS), Project Management Office (PMO), dan pembiayaan ASW setelah bantuan USAID berakhir pada Maret 2017. "Pada pertemuan tersebut Indonesia menyampaikan posisi bahwa kontribusi negara anggota ASEAN harus merata/equal, sehingga dapat mendorong negara yang NSW-nya belum siap untuk mempercepat pembangunan NSWnya," jelas Edy. Ȏ$/,0$16+85ȏ
NSW Menuju Gen-2, Buah Tangan Dari Korea Delegasi Indonesia dipimpin Deputi Bidang Pengembangan dan Operasional Sistem PP-INSW Muwasiq M Noor melakukan kunjungan ke Korea Selatan pada 1-2 September 2016. Pada kesempatan tersebut delegasi melakukan pertemuan dengan empat intitusi yang terkait dengan implementasi single window di Korea Selatan, yaitu Korea Trade Network (KT-Net) di Seoul, Korea Customs Services (KCS) di Daejon,
Muwasiq, Kamis (1/9) menjelaskan, maksud dari kunjungan ke Korea Selatan tidak lain karena sudah lebih lama memulai pembangunan single window bersamaan dengan kampanye paperless trade, pada tahun 1991. Inisiatif dibentuknya single window berasal dari pemerintah, yaitu MOTIE dan KCS. Sistem single window diimplementasikan menggunakan platform TradeHub yang dioperasikan oleh KT – Net mulai tahun 2007. "Keterlibatan langsung Prime Minister Korea Selatan sangat besar dalam efisiensi perizinan perdagangan ini," ungkapnya. Muwasiq menjelaskan, alur proses perizinan perdagangan internasional Korea Selatan berbeda dengan Indonesia. Di Indonesia, izin final ekspor dan impor berada dalam kewenangan Kementerian Perdagangan, sedangkan di Korea Selatan berada di masingmasing kementerian/lembaga, kecuali untuk special case seperti ekspor atau impor senjata. Tugas MOTIE, kata Muwasiq, hanya menerbitkan general regulation dan menlakukan trade promotion. Sama halnya dengan di Indonesia, permasalahan dalam menerapkan single window antara lain kurangnya promosi mengenai sistem single window, sedikitnya kementerian yang berpartisipasi karena kendala hukum dan regulasi, serta kekhawatiran pada kementerian bahwa dengan adanya single window akan mengambilalih kewenangan mereka, dan beberapa kementerian belum menerapkan otomasi dalam pengurusan perijinan.
Solusi yang dilakukan Korea Selatan dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan mencari hubungan antar kementerian, tetap menggunakan sistem yang sudah ada, tidak terburu-buru dalam menambah kementerian yang terhubung ke sistem single window, membangun single window sistem sebagai sistem yang independen, harmonisasi data dengan koordinasi bersama, membuat sebuah tim yang bertugas untuk mengkoordinasikan bisnis proses dan format data.
Sementara itu, rencana PPINSW untuk membangun single submission mechanism dengan menggunakan superset data element pada INSW Gen–2 perlu dipertahankan. Sebagaimana telah dipaparkan, penggunaan superset data element bahkan belum diterapkan oleh Korea Selatan. Ȏ7$7,$1$-$75,1$35$6$67,ȏ
Pemerintah Yordania Belajar Sistem Single Window
Kunjungan delegasi Pemerintah Jordania yang dipimpin oleh Col. Ahmed El Alem, IT Director, Jordan Customs tersebut difasilitasi oleh United Nation Development Program (UNDP), yang menilai sistem INSW sudah cukup maju sehingga patut untuk dijadikan tujuan study visit dari negara-negara yang mendapat bantuan dari UNDP. Sebelumnya, pada bulan Maret 2016, UNDP juga telah memfasilitasi kunjungan delegasi Pemerintah Mesir ke INSW. "UNDP melihat sistem Portal INSW sudah cukup maju, sehingga Indonesia ini banyak mendapat kunjungan delegasi beberapa negara untuk belajar dalam pengelolaan sistem portal," kata Harmen, Senin (29/8). Dalam kunjungan ke Indonesia delegasi Pemerintah Yordania melakukan courtesy call dengan Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Edy Putra Irawady, selaku Wakil Sekretaris Dewan Pengarah PP-INSW. Deputi Menko seperti dikutif Harmen, menekankan pada hubungan bilateral kedua Negara yang berjalan baik selama ini dalam berbagai bidang, mulai dari budaya, pertahanan dan ekonomi. Diharapkan hubungan ekonomi kedua negara dapat dikembangkan lebih dalam salah satunya melalui pertukaran pengalaman dalam penyelenggaraan sistem elektronik untuk kegiatan ekspor dan impor, seperti sistem single window yang sudah berjalan di Indonesia. Pada kesempatan tersebut delegasi juga dijelaskan mengenai pelaksanaan manajemen resiko pada Ditjen Bea dan Cukai, termasuk rencana penerapan Indonesia Single Risk Management (ISRM)
yang dinilai sebagai inisiatif yang sangat bagus untuk mempercepat proses customs clearance dan memperpendek waktu dwelling time. Harmen mengatakan, delegasi juga melakukan kunjungan lapangan ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk melihat pelaksanaan prosedur ekspor dan impor secara elektronik melalui sistem INSW dan meninjau fasilitas monitoring and control room yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam kesempatan tersebut Barantan menawarkan kerjasama dengan pemerintah Jordania untuk dapat mempertukarkan data sertifikat secara elektronik (e-certificate), sebagaimana saat ini telah dilakukan antara Indonesia dengan Belanda, Selandia Baru dan beberapa negara lainnya. Pada roundtable consultation dihadiri oleh perwakilan dari PP-INSW, Ditjen Bea dan Cukai, Kementerian Perdagangan, Badan Karantina Pertanian dan BPOM membahas berbagai isu teknis dalam operasional sistem INSW termasuk tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sistem INSW. "Kunjungan delegasi Pemerintah Jordania kali ini diharapkan dapat berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi dan peningkatan volume perdagangan kedua Negara," harap Harmen. Ȏ$/,0$16+85ȏ
Pertemuan ke-17 ASWSC di Manila, Filipina
"Forum Sosialisasi ASW Difokuskan Pada UMKM" Indonesia mengikuti Pertemuan ke-17 ASEAN Single Window Steering Committee (ASWSC) diselenggarakan, 6 – 8 September 2016, di Sofitel Hotel, Manila, Filipina. Pertemuan tersebut Mr. Vincent Philip Maronilla, Attorney 3, Assessment of Coordination Group, Philippines Bureau of Customs. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga PP-INSW Harmen Sembiring yang memimpin delegasi Indonesia, Selasa (6/9) mengatakan,
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
57
@ th e mome nt
Berdasarkan pertemuan tersebut, beberapa hal dari single window Korea Selatan dapat diadopsi oleh Indonesia yaitu adanya political will yang kuat dari kepala pemerintahan, mekanisme penganggaran ruti pengoperasian sistem, adanya partnership untuk menjamin kelangsungan operasional sistem, adanya sistem reward and punishment, serta terawasinya aktivitas infrastruktur oleh Customs maupun operator single window.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga PP-INSW Harmen Sembiring mengatakan, pengelolaan portal Indonesia National Single Window (INSW) sudah cukup maju, sehingga banyak negara yang yang mau mempelajari. Kali ini Pemerintah Yordania mengirimkan delegasi untuk belajar INSW.
Pertemuan membahas beberapa agenda, antara lain: Ratifikasi Protocol on the Legal Framework to Implement the ASW (PLF), Status ASEAN Customs Declaration Document (ACDD), Pertukaran dokumen Sanitary and Phyto-Sanitary secara Elektronik (e-SPS), dan ASW Work Plan 2017. Berkenaan dengan ratifikasi PLF, Indonesia melaporkan bahwa saat ini draft Peraturan Presiden (PP) sebagai instrument ratifikasi telah selesai dibahas antar Kementerian dan telah dikirimkan ke Kementerian Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi. "Setelah proses harmonisasi selesai, Menteri Keuangan akan menyampaikan draft Peraturan Presiden tersebut ke Menteri Luar Negeri untuk selanjutnya diteruskan ke Menteri Sekretaris Negara untuk proses penandatanganan oleh Presiden," paparnya.
dokumen e-SPS, dimana studi tentang e-SPS telah dilaksanakan oleh konsultan mulai awal Agustus 2016 dan telah diterbitkan Inception Report, dimana pada laporan tersebut konsultan merekomendasikan untuk menggunakan International Plant Protection Convention’s (IPPC) e-Phyto sebagai basis penentuan persyaratan phyto-sanitary. Studi tersebut akan menghasilkan preliminary report untuk direview oleh ASEAN Sanitary and PhytoSanitary Contact Points (ASCP). Dijelaskan, di dalam preliminary report tersebut juga akan mencakup message implementation guide and process certification pertukaran e-SPS. Preliminary report tersebut akan dibahas terlebih dahulu pada The e-SPS Data Harmonisation Workshop pada tanggal 24 – 25 November 2016 di Yogyakarta, dan selanjutnya dibahas pada pertemuan ASCP pada Maret 2017. Ȏ$/,0$16+85ȏ
PP–INSW Siap Jalankan Misi
Pertemuan ke-17 ASEAN Single Window Steering Committee (ASWSC) diselenggarakan pada tanggal 6 – 8 September 2016, di Sofitel Hotel, Manila, Filipina, dipimpin oleh Mr. Vincent Philip Maronilla, Attorney 3, Assessment of Coordination Group, Philippines Bureau of Customs, dengan dihadiri oleh seluruh perwakilan dari Negara Anggota ASEAN dan ASEAN Secretariat (ASEC). Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga PP-INSW, didampingi oleh Kepala Subdivisi Kerjasama Luar Negeri, PP-INSW. Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, ACTI melaporkan perkembangan rencana pertukaran
58
Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP– INSW) kini telah beroperasi penuh dan siap menjalankan misi. Keberadaannya menggantikan Tim Persiapan INSW yang sudah bekerja sejak 2007. Lembaga ini dibentuk oleh Menteri Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 138/PMK.01/2015 tanggal 15 Juli 2015 sebagai pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2014 tentang Pengelola Portal Indonesia National Single Window. PP–INSW adalah unit organisasi non–eselon yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Keuangan. Tugas utama PP–INSW adalah melaksanakan pengelolaan Portal INSW dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen perizinan
dan dokumen lainnya, yang berkaitan dengan aktivitas ekspor, impor dan logistik secara elektronik. Dalam menjalankan tugasnya, PP–INSW mempunyai dua misi utama. Yakni, menjaga sistem INSW yang sudah berjalan selama ini agar tetap dapat beroperasi. Dan, menyiapkan pengembangan sistem INSW Generasi II [INSW– Gen2] dengan target pengoperasian sistem secara penuh pada 2019. Pengembangan INSW-G2 perlu dilakukan mengingat sistem INSW yang ada saat ini belum optimal. Kebutuhan layanan publik di bidang penanganan kegiatan ekspor–impor dan logistik nasional yang terus berkembang perlu diakomodir. Implementasi INSW Gen–2 juga dalam rangka memenuhi komitmen regional maupun internasional. Sistem INSW-G2 yang tengah dipersiapkan PP–INSW lebih fokus pada integrasi proses bisnis antar Kementerian/Lembaga. Dimulai sejak pengurusan perizinan hingga realisasinya. Tak hanya itu. Generasi kedua INSW ini juga mengelola pergerakan barang, sehingga pelaku usaha tidak harus berhadapan dengan banyak Kementerian/Lembaga. Guna mendukung pengembangan INSW G–2 tersebut, Deputi I Bidang Proses Bisnis PP– INSW menetapkan Program Kerja tahun 2016. Salah satunya adalah melakukan pemetaan proses bisnis dokumen perizinan atau dokumen lainnya terhadap 14 instansi terkait dengan kegiatan ekspor–impor. Karena itu, diperlukan dukungan dari Kementerian/Lembaga untuk melakukan penyesuaian proses bisnis perizinan dan dokumen lainnya, berkaitan dengan kegiatan ekspor, impor, dan logistik. Kesemuanya itu, nanti, diterjemahkan dan dirumuskan melalui Enterprise Architecture (EA). Rangkaian agenda kegiatan pemetaan (mapping) proses bisnis dokumen perizinan atau lainnya yang telah dilakukan oleh Kedeputian I. Mulai tanggal 16 Agustus 2016
hingga 4 Oktober 2016 dilakukan kegiatan dengan pembagian jadwal, yakni pertama, tanggal 16, 18, dan 19 Agustus 2016: unit Karantina di Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Serangkain kegiatan mapping tersebut diharapkan dapat memberikan beberapa hasil. Yakni, teridentifikasi dan terpetakannya proses penerbitan perizinan ekspor– impor dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan kegiatan ekspor, impor, dan logistik di masingmasing Kementerian/Lembaga. Kemudian, teridentifikasinya Service Level Agreement (SLA) penerbitan perizinan. Teridentifikasinya pola kebijakan perizinan. Serta, tersusunnya rancangan peta proses perizinan.
Penandatanganan serah terima Berita Acara dilakukan antara Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri selaku Ketua Pelaksana Harian Tim NSW Edy Putra Irawady dengan Kepala PP–INSW Kementerian Keuangan Djadmiko. Seperti diketahui, sistem INSW sudah beroperasi sejak 2007. Kala itu, pengelolaan dilakukan oleh Tim ad–hoc lintas Kementerian/ Lembaga, yang dikenal dengan Tim Persiapan INSW. Tugas Tim Persiapan berakhir setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2014. Prespres tersebut mengamanatkan pembentukan Pengelola Portal INSW, yang merupakan lembaga permanen, bertanggungjawab terhadap pengoperasian dan pengembangan sistem INSW. Djadmiko menambahkan, saat ini PP-INSW sedang
mengembangkan sistem INSW Generasi II (Gen–2 ). INSW generasi terbaru ini diikembangkan untuk menyempurnakan fungsi sistem INSW dalam melayani kegiatan ekspor– impor secara elektronik. “Gen–2 ini menyeluruh mulai dari pengajuan perizinan sampai pelepasan kargo di pelabuhan," ujarnya. Selain itu, sebagai tindaklanjut dari amanat Paket Kebijakan Ekonomi pemerintah, PP–INSW juga mengkoordinasikan penerapan Indonesia Single Risk Management (ISRM). ISRM merupakan mekanisme untuk memberikan treatment yang sama bagi pelaku usaha dalam pengurusan perizinan di Kementerian/Lembaga sesuai dengan tingkat risikonya. Djadmiko meyakini dengan pengembangan INSW Gen–2 dan ISRM, fungsi sistem INSW akan semakin maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pelaku usaha ekspor, impor dan logistik. "INSW Gen-2 juga dirancang untuk dapat menyediakan data perdagangan yang real– time, sehingga bermanfaat untuk proses pengambilan kebijakan Pemerintah," imbuhnya. Sumber: Artikel: “Serah Terima Pengelolaan Sistem Insw Dari Tim Persiapan Nsw Kepada PP–INSW” Ȏ$/,0$16+85ȏ
6XPEHU$UWLNHOǤ.HJLDWDQ3HPHWDDQ 3URVHV%LVQLV.HPHQWHULDQ /HPEDJD'DODP3HQDQJDQDQ 'RNXPHQ3HUL]LQDQ'DQ'RNXPHQ /DLQQ\D
Kepala PP-INSW:
Gen–2 dan ISRM Kunci INSW Kepala PP-INSW Djatmiko mengatakan, Pengelola Portal– INSW siap bekerja keras untuk
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
59
@ th e mome nt
Kedua, 7 September 2016: Kementerian Pertanian. Ketiga, 8 September 2016: Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan. Keempat, 14 September 2016: Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kelima, 15 September 2016: Kementerian Perdagangan. Keenam, 20 September 2016: Kementerian Kesehatan dan BPOM. Ketujuh, 21 September 2016: Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Bapeten. Kedelapan, 22 September 2016: Kepolisian RI, Kementerian Pertahanan, dan Bank Indonesia. Dan, kesembilan, 4 Oktober 2016: Ditjen Bea dan Cukai.
melaksanakan tugas dan tanggungjawab guna mempercepat dan memudahkan proses administrasi ekspor–impor. "Salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah pengembangan INSW Generasi Kedua (Gen–2) dan penerapan Indonesia Single Risk Management (ISRM)," tegas Djadmiko usai serah terima sistem INSW dari Tim Persiapan INSW ke PP–INSW, Rabu (20/7), di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Melawan Ketakutan Proses Elektronik
Sampai saat ini banyak yang berpendapat bahwa proses manual lebih aman dari proses elektronik. Pendapat ini semakin kuat dengan beredarnya tayangan di media sosial yang memperlihatkan bagaimana programmer bisa dipaksa untuk mengubah data dari status blokir menjadi proses dapat dijalankan kembali. Memang, pada masa lalu, perubahan data oleh programmer sangat dimungkinkan. Namun, dengan adanya undang-undang ITE dan peraturan pendukungnya maka perubahan data dan aplikasi
Oleh: Hari S. Noegroho Deputi Bidang Proses Bisnis PP-INSW
60
operasional langsung oleh programmer merupakan pelanggaran hukum. ini dikategorikan sebagai upaya pemalsuan atau perubahan data oleh yang tidak berhak. Peraturan ITE mewajibkan banyak persyaratan dalam pelaksanaan proses elektronik agar layak hukum.
Bagaimana pengamanan akses terhadap data? Transparansi berarti data dan informasi bisa diketahui dan diubah oleh para petugas atau/ pejabat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Seorang pimpinan hanya bisa melihat isi data. Seorang penyelia hanya memberikan persetujuan isi data. Dan, proses entry data atau perubahan hanya bisa dilaksanakan oleh petugas pelaksana atau pemohon layanan. Dengan begitu, setiap perubahan
Bila pemisahan tugas dan tanggung jawab, prosedur pelaksanaan hingga fasilitas dan kelengkapan seluruh jejak proses dilaksanakan sesuai undang-undang, maka kebutuhan proses untuk menjadi
seluruh proses elektronik menjadi
dasar pembuatan program. Dari
proses yang sangat auditable. Tidak
sana programmer mengerjakan
mungkin ada rekayasa tanpa jejak,
di mesin non–operasional. Ketika
sebagaimana pada proses manual .
program selesai, programmer tidak
Dalam terapan proses data untuk
diizinkan langsung memasang
Mengenai tandatangan digital,
program untuk bisa dipergunakan
banyak orang awam salah mengerti
secara operasional. Ada prosedur
dengan maksud tersebut. Banyak
tes kelayakgunaan program oleh
yang berpikir, tanda tangan digital
tim User Acceptance Test (UAT).
adalah hasil scan tanda tangan
mendukung UU ITE dikenal
yang dibubuhkan di dokumen
adanya standar IT–Governance.
Program aplikasi yang lolos test
dalam proses komputer. Anggapan
Artinya, semua proses wajib
UAT selanjutnya diserahkan kepada
awam ini berkonsekuensi pada
diamankan dan dilindungi dengan
petugas Data Center Operation untuk
kekhawatiran dokumen elektronik
jejak elektronik yang memadai.
dipasang di mesin operasional dan
mudah dipalsukan. Padahal,
Untuk itu, data sistem dan
di-backup. Untuk pengamanan
tanda tangan digitial adalah hasil
operasional harus dilindungi
operasional, baik petugas data
serangkaian proses yang tercatat
dengan prosedur dan pembagian
center maupun programmer tidak
untuk memastikan dokumen
tugas agar tidak ada rekayasa data
diperkenankan memiliki password
elektronik bisa diterbitkan setelah
dan informasi dengan mudah.
untuk melakukan perubahan
disetujui secara elektronik oleh
data. Kecuali, menjalankan
pemilik kewenangan. Tentu
Misalnya, ada kebutuhan aplikasi.
tugas proses sesuai prosedur
bukan dalam bentuk hasil
Sebelum digunakan akan dianalisa
tetap yang wajib dipatuhi dan
scan tanda tangan yang bisa
oleh petugas yang paham
menjadi objek pemeriksaan.
dipalsukan oleh siapa saja.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
61
o a se
data harus dilaksanakan bersama.
Menguji Kelayakan Bagi layanan publik, banyak cara menguji kelayakan dokumen elektronik. Bisa menggunakan alat khusus maupun sarana yang dimiliki banyak orang, seperti smartphone. Caracara ini perlu perlu disosialisasikan ke publik agar mereka bisa meyakini dokumen yang diterima asli dan layak hukum.
Contoh, untuk mengamankan
rahasia dan makin berharga
e-KTP, digital signature
data yang dikirim, maka standar
dapat dibuktikan dengan
yang diperlukan semakin tinggi.
mempergunakan handphone yang memiliki Near Field
Ketakutan lainnya adalah masih
Communication (NFC) Reader.
banyak yang menganggap
Untuk membuktikannya,
programmer dapat mengakses
antara photo pada KTP dengan
database untuk melakukan
Photo hasil baca NFC Reader
perubahan data tanpa jejak.
di layar HP akan sama. Dan
Bisa jadi ini benar, bila database
banyak cara lain sesuai dengan
dibuat asal jadi tanpa terapan
sistem pengamanan digital
manajemen data. Dengan
signature yang dianut. Tentu
manajemen data, keamanann
sangat memudahkan karena
akses data dapat direncanakan
hanya membutuhkan jaringan
hingga ke data elemen terkecil.
internet, tanpa harus datang
Setiap data elemen mengatur
ke kantor untuk mencetak
siapa saja yang diizinkan
dokumen asli yang layak hukum.
membaca, siapa yang boleh merubah dan siapa yang
Oleh: Hari S. Noegroho Deputi Bidang Proses Bisnis PP-INSW
62
Banyak orang awam yang
boleh melihat. Jadi, seorang
berpikir bahwa penyampaian
programmer bila tidak memiliki
data dari komputer ke komputer
hak akses maka ia tidak akan
melalui jaringan tidaklah aman.
bisa membuka data yang
Umumnya khawatir akan rusak
diinginkan, meski program
karena gangguan jaringan
tersebut hasil buatannya.
maupun gangguan pengintip. Hal ini tidak semuanya benar,
Dalam UU ITE pasal 6 diatur,
tergantung standar pengamanan
data elektronik sah bila isinya
yang dipergunakan dalam
sama dengan isi pada data
pengiriman data. Semakin
base penerbit, dan kelayakan
proses harus bisa dibuktikan dengan semua catatan dan jejak lengkap yang wajib dipenuhi. Dengan demikian, data dalam proses elektronik merupakan validasi data yang tidak bisa dibantah secara hukum apabila
Ini, memiliki potensi risiko sangat
dilaksanakan. Baik dari pimpinan
sama dengan isi data basenya.
tinggi terhadap keabsahan hukum
sebagai objek sosialisasi
data yang digunakan, kebocoran
maupun pengguna layanan, agar
data strategis negara ke pihak lain.
manfaat TIK menjadi optimal.
terhindari dari dokumen “aspal”.
Di sisi lain, masih banyak pejabat
Jelaslah, ketidakpahaman akan
Melalui validasi elektronik
yang belum paham mengapa
tatakelola dan governance dalam
barikade dibuat berlapis. Jadi,
rekaman data e-KTP setelah di
penggunaan TIK untuk layanan
walaupun formulir asli, hasil print
verifikasi ke Pusat bisa diblokir
transaksi dan informasi merupakan
out komputer dan tanda tangan
untuk tidak bisa dicetak ke
faktor utama lambatnya manfaat
asli, namun bila tidak sama isinya
form e-KTP. Pemblokiran ini
TIK dan terapan UU ITE dalam
dengan yang tercatat di database
sebenarnya menunjukan, data
layanan publik di Indonesia.
penerbitnya, maka dokumen
rekaman dari orang dengan
Dengan tidak adanya sosialisasi
tersebut tidak bisa dipergunakan.
sidik yang sama sudah pernah
yang memadai, bukan hanya
diterbitkan e-KTP di tempat lain.
masalah keamanan informasi
Dengan adanya landasan hukum ini, proses elektronik bisa
o a se
elektronik saja yang tidak diketahui Ketidakpahaman manfaat
pejabat maupun masyarakat.
fasilitas transaksi elektronik
Tetapi, manfaat dari penggunaan
juga menyebabkan banyak yang
ITE atas aplikasi yang adapun
berpikir bahwa komputer hanya
banyak yang tidak dipahami.
menjadi pengganti mesin ketik dan mesin hitung. Banyak yang
Sangat disayangkan bila fungsi
Ketidakpahaman banyak pihak—
tidak paham, sebenarnya laporan
pengawasan terhadap terapan
mulai dari pejabat hingga
tidak perlu lagi dibuat karena bisa
IT – Governance pada tatakelola
masyarakat pengguna—atas
ditampilkan otomatis di komputer
TIK tidak menjadi perhatian.
kewajiban tatakelola Teknologi
setiap saat. Proses tidak lagi
Sebab, terapan e–Government di
Informasi dan Komunikasi (TIK)
diperlukan kurir atau harus tatap
Indonesia masih banyak yang lemah
menjadi penyebab utama tidak
muka, karena data elektronik bisa
dan belum memenuhi syarat layak
optimalnya pemanfaatan TIK
berjalan tanpa batasan lokasi dari
hukum. Memprihatinkan pula jika
dalam layanan publik. Dampaknya
pejabat ke pejabat. Laporan kinerja
para pembuatan kebijakan dan
tampak sekali. Antara lain,
untuk pelaksana layanan tidak
keputusan belum semuanya paham
tidak digunakannya TIK untuk
memerlukan mesin absensi, karena
akan manfaat TIK dan transaksi
perhitungan Pemilu. e-KTP tidak
produktivitas per karyawan datanya
elektronik. Sebab ketidakpahaman
digunakan dalam proses pendataan
tersedia lengkap di komputer.
ini bisa menimbulkan kebijakan yang sangat jauh dari optimalisasi
pemilu, sehingga harus didata ulang oleh pelaksana pemilu. KPU
Banyak peluang yang hilang
manfaat TIK. Semoga dengan
tidak menggunakan data e-KTP
akibat ketidakpahaman tersebut.
pemerataan pemahaman manfaat
Kemendagri secara online. Begitu
Nampaknya, sosialisasi dan
TIK dan keamanan informasi
pun, kebutuhan data penduduk di
publikasi atas manfaat transaksi
semuanya sadar bahwa hari sudah
KPU masih mempergunakan solusi
elektronik yang terencana dan
siang, kita sudah lama tertinggal
pertukaran data antar instansi.
sesuai sasaran sangat penting
gerbong pembangunan.
PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
63
INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) Gedung Sarana Jaya 3, Jl. Rawamangun No. 59C, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat Telp. 021-2148 0000 / 2148 0001 / 2148 0002 (Hunting)