Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Ngudia Husada Madura Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Bangkalan
Jurfl,frl
ffiwre&Kffi j i L'nietit
li rri u iG,o cra\rvct !c){)
Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Pencegahan Demensia
Pola Asuh Orang Tua Dengan Verbal Abuse Pada Middle Adolescence
bimbingan kelompok client centered tentang pendidikan seks islami perilaku (meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan) pencegahan seksual pada remaja awal perempuan
Pada Anak Usia Pra Sekolah (2-6 tahun) ::"',1.
TI
Pengaruh konsumsitemulawak oleh ibu nifas terhadap kelancaran produksiasi
n
Perbedaan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada lbu Nifas Dengan Metode Breast Care Dan Pijat Oksitosin
tI
Pengaruh Hypnotherapy Terhadap Penurunan Frekuensi Enuresis Pada Early Childhood Usia 3-G Tahun
Penerbit: Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Ngudia Husada Madura Jl. RE. Martadinata - Bangkalan 69116-Jawa Timur Telp. (031) 3061 522 - Fax. (031 ) 3091871
email :
[email protected]
Volume 7 Nomor 1 September 2015
lssN
2085-5931
Ju r n fr I
UPDAMB Jurnal llmiah llmu Keperawatan Nursing Update adalah jurnal ilmiah ilmu keperawatan dan merupakan wahana informasi bidang ilmu keperawatan yang menerbitkan hasil penelitian dan karya ilmiah terkait. Terbit pertama kali bulan September 2009 dengan frekuensi terbit dua kali setahun pada bulan September dan Maret
lurunon Pengurur lurnol 1fimptnan Qfmum Dr. Mustofa Haris, S.Kp.,M.Kes ?Gttua C|"ogt"oA,rg
Hj. Fitriah, S.Kep., Ns. M.Pd
{eryuntingOqhli dr. Yulia Mayasin, SE Kusnanto, S.Kp., M.Kes M. Bahrudin, M.Kep., Sp. KMB Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.Ns., M.Kep
gferyuntinggfeteknne Nisfil Mufidah, S.Kep., Ns Merlyna Suryaningsih, S.Kep., Ns $ iz,k ula t Adi Suryanto, S.Pd., M.Si Fitria Dwi Astuti, Amd.Sekr $fr,uangan dan
6fene$a sekolah ringgi llmu Kesehatan (SIKES) Ngudia,Husada Madura glllanat 2ftedakti Jl. R.E. Martadinata Bangkalan Telp.l Fax. (031) 3091781 e-mail :
[email protected]
Volume 7 Nomor 1 September 2015
rssN 2085-5931
Jarnal NIGUT]PDAI_NS Jurnal llmiah llmu Keperawatan DAFTAR lSI
tr
n
:
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Pencegahan Demensia Pada Lansia Agus Leo Firdaus, S.Kep.,Ns., M.|mun....... Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Verbal Abuse Pada Middle Adolescence M.Suhron,M.Kes
LI
n tI [I
9 - 18
Pengaruh bimbingan kelompok client centered tentang pendidikan seks islami terhadap perilaku (meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan) pencegahan penyimpangan seksual pada remaja awal perempuan Anin Wijayanti,S.Kep., Ns.M.Kes
19 -27
Eksplorasi Kesadaran Diri, Persepsi Dan Sikap Pada lndividu Yang Memiliki Riwayat Keluarga Diabetes Melitus Tipe 2 Mulia Mayangsari, S.Kep, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
28 -38
Efektifitas Perawatan Tali Pusat dengan Tekhnik Tertutup dan Terbuka terhadap Lepasnya Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Siti Rochimatul Lailiyah, S.S|T. M. Kes ...:...............
39 -45
Hubungan Antisipatory Guidance Sibling Rivalry dengan Kejadian Sibling Rivalry Pada Anak Usia Pra Sekolah (2-6 tahun) Merlyna Suryaningsih, S.Kep., Ns.,M.Kep
n
n
46 -52
Pengaruh konsumsi temulawak oleh ibu nifas terhadap kelancaran produksi asi
NoviAnggraeni S.SiT
tr
1-8
,M.PH
.................:.
53 -58
Perbedaan Kelancaran Pengeluaran AS! Pada lbu Nifas Dengan Metode Breast Care Dan Pijat Oksitosin Lelly Aprilia Vidayati, S.SIT. M. Kes ...............:4...i":..
59 -65
Pengaruh Hypnotherapy Terhadap Penurunan Frekuensi Enuresis Pada Early Childhood Usia 3-6 Tahun Sofi yulianto,M.Kes
66 -72
I
PINII, ITIAN I
TM I A H
Perbedaan Kelancaran Pengeluaran
ASI Pada lbu Nifas Dengan Metode Breast Care Dan Pijat Oksitosin.
Dffirence Of Milk
Production
Accelerotion Between Breost Care And
Oxytosin Massage On Postpartum Woman in BPS. Tatik Hermiati, Amd.Keb.
ABSTRACT
Breast milk (ASl) is an emulsion of fat in the solution of protein, lactose, and salts of organic secreted by the mammary glands of the mother, which is useful as baby food. Preliminary studies in '10 post partum mothers earned as much as 6 people (60%) of
mothers breastfeeding postpartum expenditure was not smooth, and 4 (40%\ of mothers breastfeeding
postpartum expenditure was not smooth. The purpose of this study is analyzing the of milk production acceleration between breast care and oxytosin massage on postpartum woman in BPS,Tatik, Hermiati, Amd. Keb.
This studery uses a quasi experiment design with pretest-posttest approach with Contol Group. The independent variable method of breast care and
oxytosin massage, while the dependent variable lactation. The study population was all over postpartum mothers. Sample 32 mothers postpartum primiparous respondents consisted of 16 respondent group of treatment and 16 control group respondents group of the control with purposive sampling technique. Data obtained from observation and then analyzed using Fisher's Exact test statistics. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT. M. Kes -)
.) Akademi Kebidanan (AKBID)
Ngudia
Husada Madura
The results of research can be concluded that the majority of mothers who using breast care that her milk production more smoothly as many as 13 mothers (40.6%), and women who use oxytosin massage most of their milk production also smoothly as many as 11 mothers (34.4%). Based on Fisher's Exact test, obtained p.value> 0.195 (> o 0.05) so that H0 is accepted. This shows there is no difference difference of milk production acceleration between breast care and oxytosin massage on postpartum woman in BPS. Tatik Hermiati, Amd. Keb Ds.Campor, Geger-Arosbaya.
For breastfeeding mgthers in order to regularly perform breast care and oxytosin massage that milk production remains smooth, and considering other factors that can support the smooth breastfeeding mothers such as controlling emotions, as well as the need for family support, especially the support of her husband.
Correspondence : Lelly Aprilia Vidayati, S
Slf. M.
59
Kes. Jl. R.E. Maftadinata Bangkalan
i-
Berdasarkan
PENDAHULUAN
Masa nifas (PuerPurium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu alau 42 hari. Pada masa ini
terjadi perubahan fisiolis
maupun dan perawatan masa asuhan psikologis, -diperlukan untuk menghadapi nifas bayinya (Anggraini, 201 0).
Air susu ibu (ASl) meruPakan suatu
emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam organik yang
disekresi oleh kedua kelenjar mamae
dari ibu, Yang berguna
sebagai makanan bayi. Di dalam ASI tergantung zal-zal gizi yang diperlukan bayi untuk
pertumbuhan dan mengandung zat-zat
kekebalan yang sangat penting untuk mencegah timbulnya penyakit, serta mudah dicerna oleh Pencernaan.
Pemberian air susu ibu (ASl) Pada bayi meruPakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas sumber
daYa
manusia (SDM) sejak dini Yang akan
menjadi generasi Penerus bangsa' Pemberian Air Susu lbu (ASl) berarti
memberikan zalgizi yang bernilai tinggi,
yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan,
perkembangan,dan mewujudkan tingkat
emosional anlara ibu dan baYi' Pemeritah menetaPkan Program pemberian ASI secara eksklusif yang mempunyai damPak luas terhadaP status gizi pada bayi. Diperlukan tekhnik
untuk memPerlancar Produksi (Kristiyanasari, 201
ASI
1).
ldealnya Produksi ASI daPat meningkat karena stimulasi kelenjar payudara terutama Pada mingg-! pertama laktasi, biasanya produksi
AS1
pada hari-hari pertama laktasi 150-300
jam,
Semakin sering baYi menyusu makin banYak ASI dan jika bayi berhenti menghisaP maka
mV24
payudara juga akan
berhenti prolaktin
hasil dari
stu
l
pendahuluan pada 10 ibu post partu':di BPS.Tatik Hermiati Amd Keo sebanyak 6 orang (60%) ibu Pos: partum Pengeluaran ASI nya tidak
lancar karena tidak
dilakukan 4 orang (40%) ibu post partum pengeluaran ASI
perawatan PaYudara, dan
nya tidak lancar. Dari '10 ibu nifas dit<etahui bahwa sebagian besar tbu tidak mengetahui cara merawat payudara dengan baik dan benar.
BeberaPa ibu PostPartum tidak langsung mengeluarkan ASI setelah meiahirkan, karena pengeluaran ASI
merupakan suatu interaksi yang sangat
komplek antara rangsangan mekanik saraf dan bermacam-macam hormon
yang
berPengaruh
terhadaP
pengeluaran oksitosrn. Pengeluaran hormon oksitostn selain dipengaruhi oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada system
duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka oksitosin akan
dikeluarkan oleh hipofise yang berperan untuk memerah air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2007).
Produksi ASI Yang kurang daPat diatasi dengan berbagai cara, yaitu dengan memPerhatikan gizi Yang dikonsumsi ibu, dan cara ibu merawat payudara. lbu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran serta menghindari pekerjaan terlalu berat. Sesudah melahirkan tbu juga daPat menYusui 1 jam Pertama setelah melahirkan (Riksani, 2012).
Melakukan Perawatan
PaYudara
semasa menYusui dengan menjaga kebersihan dan massage (memijit)
payudara dapat melancarkan produksi ASl. Pijat oksitosin dengan merangsang
reflek let down daPat membantu merangsang PelePasan hormon
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Prasetyo, 2012).
Faktor Yang memPengaruhi makanan, ketenangan jiwa dan Pikiran,
ASl. Hormon yang merangsang Produksi
produksi ASI Yaitu,
mempertahankan Produksi
penggunaan alat kontrasepsi, anatomis buah dada, pola istirahat, isapan bayi, perawatan payudara, dan obat-obatan'
menghasilkan
Aql umumnya di hasilkan pada malam hari, maka menYusui malam hari membantu (Soetjinin gslh, 201 4)
-
ASI
Dengan melakukan rangsangan Pada
payudara, maka akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen, dan hormon oksitosin lebih banyak lagi (Ambarwati,
bertambah 2011).
2010)
METODE PENELITIAN
Apabila produksi ASI tidak lancar dapat menyebabkan rasa sakit Pada payudara yang membengkak karena
penelitian ini
ASI tidak keluar dan
daPat
menyebabkan infeksi pada payudara
(mastitis) masa nifas,
terputusnya
hubungan batin antara sang ibu dan bayi, let down milk reflek ASI tidak
kunjung
tiba, ketidak
seimbangan
antara produksi ASI/hari dan kebutuhan
ASI/hari, bayi ikterus
karena
kekurangan ASI (Sitepoe, 201 4).
melahirkan dilakukan
lnisiasi
(Notoatmodjo, 2010). care dan pijat oksitosin. nifas primipara.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS. Tatik Hermiati, Amd.Keb pada bulan Juni-Juli 2015. Dimana penelittan ini dilakukan pada seluruh ibu ntfas di BPS. Tatik Hermiati Amd. Keb Pada HASIL PENELITIAN
mengeluarkan hormon
oksitosin.
sangat berpengaruh
terhadaP
Perawatan payudara sejak dini juga
kelancaran produksi ASI (Niruvana, 2AM)- Penyuluhan tentang perawatan payudara dengan cara melibatkan melibatkan tenaga kesehataan dan
keluarga
juga penting dilakukan.
Perawatan payudara dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
susu sehimgga
memPerlancar
pengeluaran Air Susu lbu (ASl) dan dapat dilakukan dengan melakukan kompres hangat dan dingin secara bergantian dengan pengurutan dari tengah berputar kesamPing terus kebawah, dikerjakan berulang-ulang 10
sampai
15 kali.
Sedangkan
ptjat
oksitosin dilakukan untuk menstimulasi otot disekitar alveoli dan memeras ASI
keluar dari alveoli menuju sinus laktiferus. Setelah persalinan segera susukan bayi karena akan memacu
lepasnya prolaktin dan hiPofise sehingga pengeluaran air susu
Sedangkan adalah
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu
benar,
sehingga isapan bayi tepat yang dapat
variabel
vanabel dependennya
bulan Juni-Juli 20'15.
menyusui yang
.*
denga-
independennya adalah massage breast
Menyusui Dini (lMD), memperhatikan kebutuhan gizi ibu menyusui. Mengaiari
ibu cara
adalah
menggunakan rancangan Quas, Eksperimen dengan Pendekatan Pretesf-Postest with Contol Group,
352
Solusi yang dapat dilakukan agar produksi ASI lancar adalah dengan cara saat ibu hamil, payudara rutin dibersihkan pada trimester lll, dan saat
ibu
Desain yang digunakan rz
Tabel 4.1 Distrrbusi frekuensi umur ibu nifas di BPS Tatik Hermiati, Amd Keb pada bulan Juni-Juli 2015 Usia
Frekuensi Persentase
<20 tahun
10 19
(%) 31,25 60 1
3
9,8
32
100
20-30 tahun >30 tahun Total
fabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan ibu nifas di BPS Tatik Hermiati, Amd Keb pada bulan Juni-Juli 2015
Pendidikan Frekuensi
Persentase (Y")
SD
6
SMP
B
SMAJSMK
14 4
18,75 25 43,75 12,5
5Z
100
Perguruan Tinggi
6l
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu nifas di BPS Tatik Hermiati, Amd Keb pada bulan Juni-Juli 2015 Pekerjaan Petani Swasta
Frekuensi
Persentase
4
(%) 12,5 18,75
b
PNS
1
3
lbu rumah
21
65,6
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
ASI
dilakukan metode Breast Care Tatik Hermiati, Amd .Keb. Produksi
Frekuensi
di
Yang BPS.
Lancar
Tidak lancar Total
Frekuensi
estrogen,
Persentase (%)
Lancar Tidak Lancar Total
11
34,4
E
'15,6
16
50
dan oksitosin.
Perawatan dari ASI guna memperstapkan persalinan (usia 36 minggu keatas) sampai setelah persalinan guna mempersiapkan ASI untuk bayi lainnya. Tujuan perawatan payudara selama menyusui adalah untuk memelihara kebersihan payudara setelah persalinan dapat dilakukan dengan pengurutan untuk membantu memperlancar ASI (Ambanruati, 201 0).
payudara dilakukan mulai
Sebagian besar (76,5%) Pendidikan
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Perbedaan Kelancaran Pengeluaran ASI pada lbu Nifas dengan Breast Care dan Pijat Oksitosin.
ibu nifas yang produksi ASlnya lancar adalah SMA. Pengetahuan berpengaruh
pada perilaku ibu, iermasuk dalam hal menyusui, ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang
kuat, serta lebih peduli
Kelancaran Pengeluaran Perawat
ASI
an
Lancar
Tidak
13
81,3
18,8
F%
11
68,3
31,3
16
lbu yang berpendidikan tinggi akan
100
Care Pijat Oksitosin
100 100
Uji
Fisher Exact c =0,05 p * 0,195
terhadaP
kesehatan bayinya.
o/ /o
a
Breast
Tot
Lancar
Payudar
Yang
Dengan merangsang buah dada
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi i1i.ii.rncaran Produksi ASI Yang dilakukan metode Pijat Oksitosin di ';i S Tatik Hermiati, Amd Keb Produksi
serta keluarga
akan mempengaruhi hYPofise untuk mengeluarkan hormon Progesteron,
50
ASI
lingkungan
mempengaruhi pada kelancaran ASl.
40,6 9,4
IO
Pengurutan daerah PaYudara Yang dilakukan oleh ibu dapat menstimulus otot-otot payudara untuk mengeluarkan ASI terutama apabila ditakukan secara rutin. lbu menyusui dengan rasa tenang dan nyaman juga dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASl, dan dengan
pemikiran yang positif sehingga tidak
(%) 1a IJ a J
diberikan
mendukung. lbu nifas juga memerlukan
Persentase
ASI
ASI tidak lancar setelah
mengalami kelancaran ASI sebanyak 13 (40,6%) ibu nifas, dan sisanya 3 (9,4%) pengeluaran ASlnya tidak lancar.
100
Kelancaran Produksi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, lbu nifas yang produksi
metode Breast Care sebagian besar
tangga Total
PEMBAHASAN
lebih mudah menerima ide dibandingkan dgngan ibu
baru yang
berpendidikan rendah. Sehingga tingkat
pendidikan ibu mempunyai pengaruh dalam promosi dan informasi mengenai ASl. Penyebab lain yang menimbulkan
pemahaman." terhadap ASI rendah adalah rata-rata pendidikan informal
adalah SD. Tingkat
pendidikan kemamPuan seseorang dalam memaknai pesan dan
berhubungan dengan
63
memahami sesuatu HolroYd (2002)
Prawirohardjo
(2010) dalam menyatakan bahwa pengetahuan serta ketrampilan ibu memPengaruhi kepercayaan diri ibu dalam menyusui.
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar ibu Yang Produksi ASlnya tidak lancar dikarenakan tidak rutin dalam melakukan Perawatan payudara dikarenakan pegurutan pada payudara menyebabkan nYeri dan ketidaknyaman pada ibu.
Faktor
Psikologis
Yang
mempengaruhi kurangnya produksi ASI
antara lain adalah ibu Yang berada dalam keadaan stress, kacau, marah dan sedih, kurangnYa dukungan dan perhatran keluarga serta pasangan kepada ibu (Notoadm odjo, 2012).
Pada masa menYusui, ibu ntfas menjadr sangat sensitif, sehtngga diperlukan pengertian dari keluarga terdekat Peran perawat sangat penting dalam hal memberi Pegarahan Pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan perawat pada ibu nifas agar tidak terjadi
perubahan psikologis yang patologis (Suradi, 2009)
Sedangkan Pada ibu nifas Yang
drlakukan pijat oksitosrn didapatkan
lbu nifas yang produksi ASI setelah diberikan metode lancar tidak bahwa
Pijat Oksitosin sebagian besar mengalami kelancaran ASI sebanyak 11 (34,4o/o) ibu nifas, dan sisanya 5 (15,6%) pengeluaran ASlnya tidak lancar.
Dengan melakukan Perawatan
payudara, maka akan merangsang peningkatan refleks oksitosin. Metode pijat oksitosin merupakan salah satu
cara baru dalam
menstimulasi
pengeluaran ASl. Dengan membuat ibu
lebih nyaman diharaPkan refleks
oksitosin dapat meningkat. Pemijatan yang dilakukan secara rutin juga dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASl, semakin sering ibu melakukan pemijatan, semakin meningkat Pula hormon oksitosin dalam tubuh sehingga produksi ASt bertambah lancar. Hal ini
perlu dukungan dari
suami/keluarga
karena tbu iLciak daPat
melakukan
perawatan seorarg d,ri
Perawatan PaYudara
dengan oksitosin) merupakan cara menstimulasi refleks oksitosin pada awal laktasi. Hormon oksitosin dihasilkan jika ujung syaraf
masase rolling (Pi1at
disekitar payudara distimulasi
oleh
hisapan bayi. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju payudara, yang akan menstimulasi otot sekitar alveoli, dan memeras ASI keluar dari alveolus menuju sinus laktiferus. ASI 1lang terdapat dalam sinus laktiferus dapat dikeluarkan oleh ibu atau bayi Piiatan
oksrtosin ini
berfungsi
untuk
meningkatkan hormone oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar (Purwandari, 2011)
Produksi hormon oksitosin akan berkurang jika ibu merasa khawatir, kesal, marah, bingung dan sedih.
Dalam Perinasia (2010)
Perlu
dilakukan stimulasi refleks oksitostn sebelum ASI di keluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan massage rolling (pi1al
oksitosin). Tindakan ini
daPat
memberikan sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI kedua payudara. Massase rolling (pijat oksitosin) akan memberikan kenyamanan dan membuat rileks ibu karena massase daPat merangsang pengeluaran hormon endorphin serta dapat menstimulasi refleks oksitosin (Varney, 2009).
Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energy di dalam tubuh akan kembali lancar Punggung adalah daerah dimana wanita paling sering mengalami keteganggan Punggung merupakan titik akupresur untuk memperlancar proses laktasi
Selain itu syaraf Pada
PaYudara
dipersyarafi oleh syaraf punggung atau
dorsal yang menyebar
disePanjang (Adenita, 2013). belakang tulang
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar suami/keluarga tidak membantu dalam melakukan perawatan
payudara dikarenakan tidak mengertt
64
cara melakukan perawatan
Dalam Ambarwati
payudara
yang benar Kepercayaan sering diperoleh dari suami, dan keluarga Pendidikan bisa melalui tenaga kesehatan dan keluarga, mrsal selain mengajart cara penttngnya
(2010)
beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI antara lain: faktor anatomis payudara, fisiologi, nutrisi, istirahat, isapan anak dan psikologis. Berdasarkan data diatas, tidak terdapat perbedaan pada hasil pengkajian faktor-
merawat payudara, tenaga kesehatan
faktor yang mempengaruhi
atau keluarga bisa membiasakan dirinya
antara ibu dengan perawatan payudara
merawat payudara, sehingga ibu bisa melakukan sendiri dirumah. Karena ibu menganggap benar apa yang ielah diberikan pengarahan pada tenaga kesehatan dan keluarga. Oleh karena ttu penting untuk memberikan informasi
laktasi
dan ibu dengan masase punggung. Sehingga percepaian pengeluaran ASI pada kedua kelompok juga tidak jauh berbeda.
Perawatan
yang
dilakukan
kepada suami tentang pentingnya memberikan dukungan pada istri dengan cara menyimak informasi
terhadap payudara bertujuan untuk
tentang perawatan payudara sehingga
psikis ibu menjadt lebih
mencegah tersumbatnya air susu sehingga memperlancar pengeluaran
tenang
ASl. Sedangkan pijat oksitosrn memiliki
kemampuan
(Prawirohardjo 2010).
sirkulasi
melancarkan
darah,
untuk
menghasilkan dapat meningkatkan hormon oksitosin.
respons relaksasi yang
Hasil tabulasi silang didapatkan
bahwa dari 32 ibu nifas, terdapat '13 ibu
nifas (40,6%) yang melakukan metode breast care dan pengeluaran ASlnya lancar 11 ibu nifas (34,4%) yang ;ri;iakukan pilat oksitosin mengalami kelancaran dalam pengeluaran ASI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan hal-hal
sebagai
berikut
Hasil
uji statistik
menunjukan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan metode breast care dan pijat oksttostn di BPS. Tatik Hermiati, Amd Keb.
Tidak ada perbedaan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang drlakukan oleh Candra (2014)
Adenita 2013. Breast
tidak ada
perbedaan
diketahui, tidak ada
perbedaan
efektifitas metode breast care
dari
depan dan belakang terhadap
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum di BPS Ny Dilah Sobirin Kabupaten Malang, dengan p value =0,143 Pada kenyataannya menyusui bukanlah suatu aktivitas yang terjadi secara otomatis, hal tersebut membutuhkan hal- hal yang dapat memotivasi dan merubah cara pandang
ibu mengenai menyusui. Dan cara
stimulasi ASI antara metode breast care dan pijat oksitosin tersebut sama-sama efektif dalam mempercepat pengeluaran ASI Serta didukung oleh keinginan ibu
;:lam
melakukan perawatan payudara
secara rutin.
kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan metode breast care dan pijat oksitosin. DAFTAR PUSTAKA Friends
Tangerang: Buah Hati. Anggraeni, Y. 2010. Asuhan Kebidanan
Masa Nrfas.
Yogyakarta.
Pustaka Rihana.
Ambarwati, D. 2010 Asuhan Kebidanan
Nifas. Yogyakarta.
Nuha
Medika
Candra, A.
2014.
Perbedaan
Percepatan Pengeluaran ASI
Antara Perawatan Payudara Dan Masase Punggung Pada
lbu Postpartum Di BPS Ny. Dilah Sobirin, Amd Keb Kabupaten Malang. Jurnal BlMAB|, Vol 2, No 2 JanuariJuli 2014: 22-27.
65
Kristyanasari W. 2011 ASI Menyusui
dan Sadari.
YogYakarta:
Nuha Medika
S. 2010. Metodologi Kesehatan. Penelitian Jakarta Rineka CiPta.
Notoatmodlo,
Notoatmodjo, S. 2012. Kesehatan Dan
Promosi Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
Riksani,
R
2012. Keajaiban ASI (Air Susu lbu). Jakarta Dunia Sehat
Sitepoe, dkk. 2013. ASI Eksklusif, Arti
Penting Bagi
KehiduPan
Jakarta: lndeks.
Soetliningsih, dkk. 2014. Tumbuh Kembang Anak Ed 2 Jakarta EGC.
Perinasia 2010 Program Manalemen Laktasi. Jakarta: Bina RuPa Aksara.
Prasetyono, D.
2012 Buku Pintar ASI
Pengenalan, Eksklusif KemanfaatanPraktik, Kemanfaatannya. Yogyakarta: Diva Press.
Prawirohardjo. 2010. llmu Kandungan. Jakarta: EGC.
Purwandari, A. 2011. llmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kebidanan. Jakarta. EGC
Suradi
R
2009. Managemen Laktasi Jakarta: Perinasia.
Varney,
H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.