EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NU 01 MUALLIMIN WELERI TAHUN PELAJARAN 2010-2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh: FARIDAH 063111067
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
Penguji I,
ABSTRAK
Faridah Inquiry
(NIM:
Discovery
Efektivitas
063111067).
Learning
Terhadap
Hasil
Model
Belajar
Pembelajaran
Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Kendal Tahun Pelajaran 2010-2011. Skripsi. Semarang: Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2010. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah Bagaimana efektivitas
model
pembelajaran
Inquiry
Discovery
Terhadap
Learning
Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Kendal Tahun Pelajaran
2010-2011.
efektivitas
model
Penelitian
pembelajaran
ini Inquiry
bertujuan
untuk
Discovery
Learning
mengetahui Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Kendal, dengan indikator efektivitas hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa dilihat ranah psikomotorik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
bentuk
true experiment design yaitu eksperimen yang berbentuk pretest-posttest control
design.
Pada
bentuk
ini
terdapat
dua
kelompok.
Pertama,
kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Kedua, kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi pembelajaran dengan model
pembelajaran
Inquiry
Discovery
Learning.
Pengumpulan
data
menggunakan metode tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil
analisis
uji
hipotesis
diketahui
bahwa
kelompok
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung = 2,81. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel di mana derajat kebebasan (α) adalah 5% dengan dk = n1+n2-2 (34 + 34 – 2) diperoleh t(0,95)(66) = 2.00 karena thitung > (1 – α)(n1+n2–2), berarti Ha
diterima,
atau
signifikan.
Maka,
hipotesis
menyatakan
bahwa
kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran
Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik efektif digunakan
yaitu
ditunjukkan
dengan
adanya
perbedaan
rata-rata
hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari
pada
kelas
kontrol.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisis
keefektifan pembelajaran Inquiry Discovery Learning didapatkan bahwa persentase
rata-rata
psikomotorik
kelas
hasil
belajar
eksperimen
siswa adalah
ranah 75,30%.
kognitif
dan
Perolehan
ranah tersebut
mempunyai kriteria efektif. Kemudian, dalam kelas kontrol yaitu kelas yang
tidak
memakai
pembelajaran
Inquiry
Discovery
Learning
didapatkan 64,66% yang mempunyai kriteria cukup. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,
Desember 2010
Deklarator,
FARIDAH NIM. 063111067
PERSEMBAHAN Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tak akan berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini pada keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat : 1. Ayahanda dan Ibunda yang selalu mencurahkan kasih perhatian dan selalu memberi semangat. Terima kasih atas jasa-jasamu yang takkan pernah aku lupakan. Doamu selalu kuharapkan dalam setiap langkah hidupku. 2. Teruntuk kakak Subchan dan adik Rozaq, Navis, Zian, mereka saudarasaudaraku yang selalu memberi kebahagiaan keceriaan dan juga semangat dalam kehidupanku. 3. Sahabat-sahabatku yang sejak datang ke IAIN, Rodhi, jo2n, Rofiq, Fida, Intan, Nafi,
Mb’ Ya2, banyak sekali kenangan yang telah kita lalui, hal ini
mengingatkanku bahwa kita akan selalu bersahabat. 4. Sahabat- sahabatku senasib seperjuangan di PMII Rayon Tarbiyah, PMII Komisariat, yang menemaniku dalam menjalani hidup, terlebih lagi dalam hal pergerakan di dalam maupun di luar kampus, kau akan ku ingat selalu. 5. Sahabat- sahabatku senasib seperjuangan di LPM Edukasi, Racana Walisongo dan kelas PAI B ’06 yang selalu memberikan motivasi dan pengalaman baru, kau tak kan ku lupakan. 6. Dan juga sahabat-sahabat senior maupun semuanya yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, merupakan sebuah pengalaman yang dapat menuntun perjalanan hidup menjadi lebih berarti.
MOTTO
©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã ¢(#θçΡuρ$yès?uρ ∩⊄∪ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. Al-Maidah: 2).1
1
Departemen Agama RI, Diponegoro, 2006), hlm. 85.
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat, serta seluruh pengikut-pengikutnya. Skripsi yang berjudul “Efektivitas Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Tahun Pelajaran 20102011”, semata-mata bukan hasil dari kemampuan penulis sendiri, melainkan juga atas bimbingan, petunjuk, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudja'i, M.Ed Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta stafnya yang telah memberi izin penulisan skripsi ini. 2. Ahmad Muthohar, M.Ag ketua Jurusan PAI beserta stafnya. 3. Drs. Wahyudi, M.Pd sekeluarga dan H. Abdul Kholiq, M.Ag sekeluarga yang senantiasa membimbingku dengan penuh kesabaran. 4. Semua dosen yang telah mendidik selama studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Semarang. 5. Mudiyono, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri beserta staf dan siswa-siswinya, yang telah berkenan memberi izin untuk melaksanakan penelitian. 6. Zaki Mubarok, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII yang telah membantu dalam proses penelitian. 7. Semua pihak yang dengan rela membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan dari Allah SWT dan menjadi amal sholeh sebagai bekal di hari kemudian. Amin. Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, Sehubungan itu, kritik dan saran dari pihak-pihak yang terkait sangat penulis
harapkan. Akhirnya semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan dan menjadi motivasi penulis untuk menghasilkan karya-karya lain. Amien... Semarang,
Desember 2010
Penulis
FARIDAH NIM. 063111067
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN DEKLARASI .................................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. v HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................vii HALAMAN KATA PENGANTAR .....................................................................viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6 C. Penegasan Istilah ............................................................................. 6 D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .... ...................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning 1. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................... 8 2. Factor-faktor pemilihan metode ............................................. 9 3. Metode Inquiry Discovery Learning a. Pengertian …………………………………………... .....9 b. Tujuan dan manfaat...........................................................12 c. Macam-macam pelaksanaan ……………………….. ......14 d. Proses pelaksanaan ………………………………….......15 e. Keunggulan dan kelemahan ………………………… ....16
B. Pembelajaran PAI 1. Pengertian PAI .......................................................................18 2. Fungsi PAI .............................................................................19 3. Tujuan PAI .............................................................................20 C. Metode Inquiry dalam PAI ..........................................................21 D. Langkah-langkah
pelaksanaan
metode
Inquiry
Discovery
Learning.. ....................................................................................4 E. Peningkatan hasil belajar peserta didik mata pelajaran PAI menggunakan metode Inquiry Discovery Learning .....................26 F. Evaluasi pembelajaran PAI dengan metode Inquiry Discovery Learning 1. Hasil belajar a. Pengertian hasil belajar …………………………….. . ....27 b. Aspek-aspek hasil belajar …………………………… ....29 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ……. ....30 2. Penilaian hasil belajar ……………………………………… 32 G. Kajian penelitian yang relevan ………………………………….33 H. Pengajuan Hipotesis …………………………………………… .34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ............................................................................35 B. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................35 C. Variabel Penelitian ..........................................................................35 D. Metode Penelitian ...........................................................................36 E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi ..................................................................................36 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................37 F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi ..................................................................37 2. Metode Tes .............................................................................38 3. Metode Dokumentasi .............................................................38
G. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Validitas Soal .........................................................................38 2. Reliabilitas Soal .....................................................................39 3. Tingkat kesukaran soal ..........................................................41 4. Daya Pembeda Soal ................................................................41 H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Awal ................................................................43 a. Uji Normalitas ..................................................................43 b. Uji Homogenitas ..............................................................45 c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................45 2. Analisis data akhir ..................................................................47 a. Uji Normalitas ..................................................................47 b. Uji Homogenitas ..............................................................47 c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................47 3. Analisis deskripsi observasi ...................................................48 4. Analisis deskripsi keefektifan ................................................48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil penelitian .......................................................50 1. Kondisi Awal Penelitian ........................................................50 2. Tahapan Penelitian dan Data Hasil Penelitian .......................51 B. Analisis data dan pengujian hipotesis .............................................53 1. Analisis Uji Coba Instrumen ..................................................53 a. Validitas Soal ...................................................................54 b. Reliabilitas Soal ...............................................................54 c. Tingkat kesukaran soal ....................................................55 d. Daya Pembeda Soal ..........................................................55 2. Analisis Tahap Awal ..............................................................56 a. Uji Normalitas ..................................................................56 b. Uji Homogenitas ..............................................................56 c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................57
3. Analisis Tahap Akhir .............................................................58 a. Uji Normalitas ..................................................................58 b. Uji Homogenitas ..............................................................58 c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................59 4. Analisis Deskriptif Observasi ................................................60 5. Analisis Deskriptif Keefektifan ..............................................60 C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................61 D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................64 B. Saran ................................................................................................64 C. Penutup ............................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Uji Bartlet
Tabel 4.1
Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest
Tabel 4.2
Daftar Uji Barlett Nilai Pretest
Tabel 4.3
Daftar Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Tabel 4.4
Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest
Tabel 4.5
Daftar Uji Barlett Nilai Posttest
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan t-test nilai posttest
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan nilai psikomotorik
Tabel 4.8
Perhitungan Analisa Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Daftar nama peserta didik kelas uji coba
Lampiran 2.
Daftar nama peserta didik kelas eksperimen
Lampiran 3.
Daftar nama peserta didik kelas kontrol
Lampiran 4.
Soal uji coba
Lampiran 5.
Kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 6.
Hasil analisis soal uji coba
Lampiran 7.
Perhitungan validitas tes
Lampiran 8.
Perhitungan reliabilitas tes
Lampiran 9.
Tingkat kesukaran soal
Lampiran 10. Daya pembeda soal Lampiran 11. Soal pre test Lampiran 12. Kunci jawaban soal pre test Lampiran 13. Soal post test Lampiran 14. Kunci jawaban soal post test Lampiran 15. Data pre test dan post test Lampiran 16. Uji normalitas nilai pre test kelas eksperimen Lampiran 17. Uji normalitas nilai pre test kelas kontrol Lampiran 18. Tabel homogenitas nilai pre test kelas eksperimen dan tabel uji bartlet Lampiran 19. Tabel homogenitas nilai pre test kelas kontrol dan tabel uji bartlet Lampiran 20. Uji kesamaan dua rata-rata pre test kelas eksperimen dan kontrol Lampiran 21. Uji normalitas nilai post test kelas eksperimen Lampiran 22. Uji normalitas nilai post test kelas kontrol Lampiran 23. Tabel homogenitas nilai post test kelas eksperimen dan tabel uji bartlet Lampiran 24. Tabel homogenitas nilai post test kelas kontrol dan tabel uji bartlet Lampiran 25. Uji perbedaan dua rata-rata post test kelas eksperimen dan kontrol Lampiran 26. Aspek penilaian psikomotorik Lampiran 27. Daftar penilaian psikomotorik
Lampiran 28. Lembar jawaban soal uji coba Lampiran 29. Lembar jawaban soal pre test Lampiran 30. Lembar jawaban soal post test Lampiran 31. Silabus Lampiran 32. RPP kelas eksperimen Lampiran 33. RPP kelas kontrol
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.1 Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada tingkat dasar yang memuat beberapa aspek di antaranya adalah aspek Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kependidikan Islam. Untuk menuju ke arah efisiensi dalam mengelola pendidikan, kegiatan belajar mengajar di sekolah idealnya harus mengarah pada kemandirian peserta didik dalam belajar. Menurut teori kontruktivisme, peserta didik harus dapat menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.2 Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal diperlukan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah, sementara itu strategi yang selama ini dipakai dalam pembelajaran kurang memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai kecerdasan baik intelektual, emosional, spiritual dan kreativitas. Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan
peneliti,
yaitu
pada
pembelajaran PAI di SMP NU 01 Muallimin Weleri, tampak bahwa keaktifan dan kinerja peserta didik kurang memberi respon terhadap materi dan pertanyaan dari guru. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
1
Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 13
1
2
Pada proses pembelajaran PAI ini, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi. Dengan adanya aplikasi pengembangan kurikulum proses pembelajaran guru sudah cukup memadai, tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru yang kurang bervariasi. Di dalam kelas peserta didik duduk berjam-jam, tetapi selama itu pikiran dan perasaan peserta didik tidak berada di dalam kelas. Peserta didik kurang
terlibat
aktif
dalam
proses
pembelajaran
baik
itu
dalam
memperhatikan, mendengarkan atau merasakan apa yang sedang berlangsung, sehingga pelajaran tidak merangsang dibenak peserta didik, akibatnya tidak ada kesan cukup jelas untuk memahami gambaran secara umum dari pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga prestasi yang dihasilkan peserta didik kurang baik. Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal diperlukan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah, sementara itu strategi yang selama ini dipakai dalam pembelajaran kurang memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai kecerdasan baik intelektual, emosional, spiritual dan kreativitas. Guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perlu dirancang desain pembelajaran yang sesuai. Metode pengajaran yang masih konvensional terkadang membuat para siswa merasa tidak nyaman di kelas. Rasa jenuh dan bosan pada saat pembelajaran agama merupakan tantangan yang berat bagi seorang guru. Intensitas perhatian terhadap mata pelajaran agama kini sudah mulai surut. Prioritas utama siswa adalah mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Terkadang pihak sekolah pun juga menomorduakan mata pelajaran agama. Padahal, pelajaran agama merupakan filter utama atas hegemoni budaya yang negatif. Komponen utama dalam pembelajaran di kelas adalah interaksi antara guru dan siswa. Dalam interaksi di kelas, guru menjadi pusat perhatian dari para siswa. Mulai dari penampilan, kemampuan mengajar, sikap, kedisiplinan mengajar serta hal-hal kecil yang terkadang lepas dari perhatian guru pun
3
dapat menjadi objek penilaian siswa terhadap gurunya. Tak jarang, siswa melakukan imitasi terhadap kebiasaan atau pola pikir dari guru tersebut. Setelah penulis berwawancara dengan bapak Zaki Mubarok, S.Pd.I selaku guru PAI SMP NU 01 Muallimin Weleri, penulis mendapati ada kesenjangan antara metode guru dan prestasi belajar peserta didik. Ada beberapa peserta didik yang prestasi belajarnya masih dibawah KKM, yaitu 7,0. Pada proses pembelajaran peserta didik masih ada yang sukar diatur karena pikiran mereka sudah tidak di dalam kelas, peserta didik hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Peserta didik kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Meskipun metode pembelajaran guru yang digunakan selain ceramah menggunakan metode tanya jawab dan demonstrasi, tetapi guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan belum juga menggunakan strategi pembelajaran yang banyak dikenalkan sekarang ini seperti dalam strategi pembelajaran PAIKEM. Sementara ini asumsi peneliti bahwa penyebab hasil belajar peserta didik SMP NU 01 Muallimin Weleri masih rendah adalah sebagai berikut: 1. Sistem pembelajaran banyak menekankan pada hafalan-hafalan, sehingga peserta didik cepat bosan dan mudah lupa. 2. Proses pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik hanya duduk, mendengarkan guru dan mengerjakan perintah guru. 3. Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari kesiapan belajar, maupun sosial ekonomi dan sebagainya. 4. Model pembelajaran kurang bervariasi, setiap peserta didik hanya diam, mendengarkan keterangan guru, bertanya (bila berani) dan mengerjakan soal yang ditugaskan oleh guru. 5. Tidak semua peserta didik mempunyai buku pegangan mata pelajaran PAI.3 Melihat kondisi tersebut maka model pembelajaran guru harus dibenahi. Guru harus lebih bervariasi dalam menyampaikan informasi kepada 3
Observasi dengan Bapak Zaki Mubarok, S.Pd.I Selaku Guru PAI SMP NU 01 Muallimin Weleri, 12 Februari 2010
4
peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dan dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran akan merangsang peserta didik untuk mengikuti proses belajar tersebut. Sehingga akan cukup kuat untuk membuat kesan yang lama dan hidup dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan, dan prestasi yang dihasilkan peserta didik akan lebih baik. Menciptakan kegiatan belajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa para guru dalam mengajar masih menggunakan cara lama dengan strategi mengajar yang konvensional. Dalam pembelajaran, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran seperti ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang merangsang minat siswa untuk lebih bisa aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai dilakukan oleh sekolah-sekolah. Salah satu upaya yang akan ditawarkan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kualitas pengajaran guru tersebut adalah model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif. Strategi pembelajaran inquiry banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan
5
menumpuk
ilmu
pengetahuan,
tetapi
bagaimana
pengetahuan
yang
diperolehnya bermakna untuk siswa melalui ketrampilan berpikir. Teori belajar lain yang mendasari strategi pembelajaran inquiry adalah teori belajar konstruktivistik. Teori belajar ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget, pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak kecil, menurut Piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu.4 Strategi Inquiry Discovery Learning adalah sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.5 Ini berarti tekanan dalam strategi Inquiry Discovery Learning adalah sebagai usaha menemukan dan meneliti pola-pola hubungan, fakta, pertanyaan-pertanyaan,
pengertian,
kesimpulan-kesimpulan,
masalah,
pemecahan-pemecahan dan implikasi-implikasi yang ditonjolkan oleh salah satu bidang studi.6 Sehingga dalam pembelajaran terjadi sebuah penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
4
Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. 7, hlm.196 5 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hlm. 84 6 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), hlm. 42
6
1. Pembelajaran konvensional tidak dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah pada peserta didik sehingga mereka beranggapan bahwa PAI merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami; 2. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI.
C. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul, maka perlu adanya beberapa penegasan istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu: 1. Efektivitas Efektivitas
adalah
adanya
kesesuaian
antara
orang
yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.7 Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksud adalah efektivitas keaktifan siswa, hasil belajar kognitif siswa, dan efektivitas ketepatan waktu pembelajaran. 2. Inquiry Discovery Learning Menurut kamus psikologi Discovery Learning yaitu situasi belajar dimana subyek harus menemukan isi sendiri atau prinsip dan kemudian memadukan hal-hal tersebut kedalam tingkah laku dan cara berpikirnya.8 Inquiry Learning artinya belajar penyelidikan, sedangkan Discovery Learning artinya belajar penemuan.9 Dalam artian pembelajaran berlangsung melalui pencarian, siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan dengan pemecahan masalah
7
E. Mulyasa, Managemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 82. 8 Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: CV. Pionir Jaya, 1987), hlm. 121 9 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 86
7
bahan atau materi pelajaran. Sedangkan menurut Nana Sudjana, Inquiry Learning artinya pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.10 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.11 Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah hasil belajar siswa mengenai kemampuan akademis peserta didik khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Pendidikan Agama Islam Menurut Chabib Toha Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya dalam tingkat tertentu.12
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya adalah bagaimana Efektivitas metode pembelajaran inquiry discovery learning terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun pelajaran 2010-2011?
E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Manfaat dalam penelitian ini adalah dapat memberi informasi tentang efektivitas
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning
terhadap hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri.
10
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
hlm. 154 11
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 40. 12 Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 4
8
2. Secara praktis a. Manfaat bagi siswa Meningkatkan minat siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Manfaat bagi guru Memberikan informasi pada guru agar menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Manfaat bagi sekolah Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. d. Manfaat bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning 1. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.1 Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan
dengan
siswa
pada
saat
berlangsungnya
pengajaran. Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Melalui metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.2
1
Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), Cet.3, hlm. 147 2 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), Cet.3, hlm. 76
9
10
2. Faktor-Faktor Pemilihan Metode Mengajar Seorang guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode agar lebih efektif maka ia harus juga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. kesesuaian metode dengan tujuan pengajaran b. kesesuaian metode dengan materi pelajaran c. kesesuaian metode dengan sumber dan fasilitas tersedia d. kesesuaian metode dengan situasi-kondisi belajar mengajar e. kesesuaian metode dengan kondisi siswa f. kesesuaian metode dengan waktu yang tersedia.3 3. Metode Inquiry Discovery Learning a. Pengertian Metode Inquiry Discovery Learning “Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry discovery learning, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.”4 Menurut E. Mulyasa inquiry adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta didik berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna.5 Sedangkan menurut Syafrudin Nurdin, metode inquiry discovery learning adalah suatu metode yang dapat disusun oleh guru dalam proses belajar mengajar, sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui metode ini siswa akan mampu mengembangkan
3
Muhammad Ali, Guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar baru Algesindo, 2007), cet. 13, hlm. 88 4 Trianto, op., .cit., hlm. 135. 5 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet 11, hlm. 235
11
rasa ingin tahunya, dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.6 Inquiry discovery learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang
untuk
mencari
dan
menemukannya
sendiri
dengan
mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.7 Metode inquiry discovery learning adalah suatu teknik instruksional dimana dalam proses belajar mengajar Siswa dihadapkan dengan suatu masalah. Bentuk pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari
penjelasan.
mengembangkan
Pengajaran
ini
untuk
keterampilan-keterampilan
menolong penemuan
siswa ilmiah
(scientific inquiry discovery learning). Pengajaran ini untuk menarik siswa menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari pemecahan masalah serta untuk melatih siswa mengembangkan faktafakta, membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum atau
teori-teori
yang
menerangkan
fenomena-fenomena
yang
dihadapkan kepadanya. Metode Inquiry discovery learning adalah sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.8 Melihat hal di atas, metode inquiry discovery learning ialah belajar pencarian dan penemuan. Dalam proses belajar mengajar 6
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: PT Intermasa 2002), hlm. 129. 7 Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3, Hlm. 19. 8 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), Hlm. 84
12
dengan model inquiry discovery learning, seorang guru dalam menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal hingga akhir) atau dengan kata lain guru hanya menyajikan sebagian. Selebihnya diserahkan kepada siswa untuk mencari dan menemukannya sendiri. Kemudian guru memberi kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk mendapatkan apa-apa yang belum disampaikan oleh guru dengan pendekatan belajar problem solving.9 Ini berarti tekanan dalam metode inquiry discovery learning adalah sebagai usaha menemukan dan meneliti pola-pola hubungan, fakta, pertanyaan-pertanyaan, pengertian, kesimpulan-kesimpulan, masalah,
pemecahan-pemecahan
dan
implikasi-implikasi
ditonjolkan oleh salah satu bidang studi.
10
yang
Sehingga dalam
pembelajaran terjadi sebuah penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Penggunaan metode inquiry discovery learning dalam proses belajar mengajar, untuk melatih siswa melakukan berbagai macam aktivitas,
yaitu
pengamatan,
penyelidikan,
percobaan,
membandingkan penemuan yang satu dengan yang lain, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri. Sehingga hasil dari kegiatan itu siswa akan mendapatkan fakta-fakta secara lengkap tentang obyek yang diamati. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry discovery learning adalah suatu proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, guru tidak perlu menjejalkan seluruh informasi kepada siswa. Guru perlu membimbing suasana belajar siswa sehingga mencerminkan proses penemuan bagi siswa. Materi yang disajikan bukan berupa informasi, akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan informasi dari 9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997), Hlm. 244 10 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), Hlm. 42
13
bahan ajar yang dipelajari. Dengan metode inquiry discovery learning mendorong siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya. Dengan menemukan hubungan dan keteraturan dari materi yang sedang dipelajari, siswa menjadi lebih mudah mengerti struktur materi yang telah dipelajari. b. Tujuan dan Manfaat Metode Inquiry discovery learning Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan akan memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan tercapai bila seorang guru bias memilih dan menerapkan strategi yang tepat. Tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka strategi atau metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuannya. Seorang guru sebaiknya menggunakan strategi atau metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Bruner sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, sistem pembelajaran itu bertujuan agar hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan masalah pengetahuan dan kecakapan anak didik dapat menumbuhkan motivasi intrinsic, karena anak didik merasa puas atas usahanya sendiri.11 Seorang guru menggunakan metode inquiry discovery learning dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan belajar bersama di dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan
pendapatnya,
berdebat,
menyanggah,
dan
memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.12 11 12
SyaifulBahri jamarah dan Aswan zain., Op.Cit., hlm. 23 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 1998), Cet. V,
hlm. 76
14
Tujuan pelaksanaan inquiry discovery learning adalah mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini tidak terlepas dari tujuan dan perencanaan (kurikulum) pengajaran, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan pemilihan metode yang dilakukan. Manfaat diterapkannya metode inquiry discovery learning sebagai berikut: 1) Merupakan suatu cara belajar siswa aktif 2) Melalui penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan. 3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain. 4) Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.13 5) Metode ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa. Melalui metode ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang saling berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri. 6) Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsic. 7) Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapai secara efektif melalui proses melakukan penemuan.14 c. Macam-macam Pelaksanaan Metode Inquiry discovery learning Sund dan Trow Bridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inquiry discovery learning, sebagai berikut: 13
B. Suryosubroto, Proses belajar mengajar di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002), Cet.1, Hlm. 191-192 14 Udin s Winata Putra, Op.Cit., Hlm.222
15
1) Inquiry terpimpin (Guide inquiry) Siswa dibutuhkan.
memperoleh
pedoman
Pedoman-pedoman
sesuai
tersebut
dengan
biasanya
yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Metode ini digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry discovery learning, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Tahap awal pembelajaran, bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan pengembangan pengalaman siswa. Pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. 2) Inquiry bebas (Free inquiry) Pada inquiry discovery learning bebas, siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Siswa harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Pelaksanaannya, melibatkan siswa dalam kelompok tertentu. Setiap anggota kelompok memiliki tugas, misalnya koordinator, pembimbing teknis, pencatatan data dan mengevaluasi proses. 3) Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry) Pada inquiry discovery learning ini guru memberikan permasalahan atau problem, selanjutnya siswa diminta untuk memecahkan
permasalahan
tersebut
melalui
pengamatan,
eksplorasi, dan prosedur penelitian.15 Ketiga macam cara pelaksanaan metode inquiry discovery learning di atas, yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah terpimpin. Hal ini dikarenakan siswa
inquiry discovery learning 15
E. Mulyasa, op., cit., hlm. 109.
16
belum terbiasa melakukan metode tersebut dan keterbatasan kemampuan siswa. d. Proses Metode Inquiry discovery learning Mengingat belajar merupakan proses bagi siswa dalam membangun pemahaman atau gagasan sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif: mengamati, bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainya. Situasi seperti itu sangat cocok dengan metode inquiry discovery learning yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari dan menemukan konsep-konsep sendiri. Pembelajaran inquiry discovery learning merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inquiry discovery learning yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak (1996). Adapun tahapan pembelajaran inquiry discovery learning sebagai berikut: Tabel Tahap pembelajaran inquiry discovery learning. 16 Fase Perilaku guru 1. Menyajikan pertanyaan atau Guru membimbing siswa masalah mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok. 2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru 16
Trianto, op., cit., hlm. 141-142.
17
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas pendidikan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah pemecahan masalah.
3. Merancang percobaan
4. Melakukan diskusi untuk Guru membimbing siswa memperoleh informasi mendapatkan informasi melalui diskusi. 5. Mengumpulkan dan Guru memberi kesempatan pada menganalisis data tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul 6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inquiry discovery learning Metode inquiry discovery learning memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan metode inquiry discovery learning adalah sebagai berikut: 1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. 2) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.17 3) Dapat membentuk dan mengembangkan diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
17
Hamruni, op., cit., hlm. 143-144
18
4) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 5) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 6) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.18 Inquiry discovery learning menyediakan siswa beranekaragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Inquiry discovery learning melibatkan komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, obyektif, dan bermakna, dan untuk melaporkan hasil-hasil kerja mereka. Inquiry discovery learning memungkinkan guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa yang siswa ketahui, dan bagaimana pikiran siswa dalam bekerja, sehingga guru dapat menjadi fasilitator yang lebih efektif berkat adanya pemahaman guru mengenai siswa mereka. Di samping memiliki beberapa keunggulan, metode inquiry discovery learning juga mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini kelemahan metode inquiry discovery learning: 1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2) Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa. 18
Roestiyah NK, Op.Cit., Hlm. 76-77
19
3) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.19 5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. 6) Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru.20 Pendapat diatas jelaslah, bahwa metode inquiry discovery learning mempunyai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan metode inquiry discovery learning dapat mengembangkan konsep yang mendasar pada diri siswa, daya ingatan siswa akan lebih baik, dan dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajarnya, serta melatih siswa untuk belajar sendiri. Metode inquiry discovery learning ini akan dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran yang diinginkan oleh pengajar. Kelemahan metode ini bagi para pendidik dituntut benar-benar menguasai konsep-konsep dasar, harus pandai merangsang siswa, tujuan yang diinginkan harus benar-benar jelas serta pendidik dituntut untuk member pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan pada tujuan.
19
Ibid. hlm. 144 B. Suryosubroto,Op., Cit., hlm. 201-202
20
20
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di SMP Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu pandangan hidupnya dari keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.21 Jadi pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pengajaran PAI mungkin saja terjadi tanpa proses pembelajaran. Pengaruh pembelajaran atas pengajaran sering menguntungkan dan biasanya mudah untuk diamati.22 2. Fungsi Pendidikan Agama Islam Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut: a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Penyesuaian
mental
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya baik fisik maupun social yang dapat mengubah sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan,
yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan
dan
kekurangan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
21
Abdul majid, et, al, Pendidikan agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda karya,2000),
hlm. 21
22
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: CV. Mizaka Galiza, 2003), hlm. 13
21
e. Pencegahan untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungan dan budaya luar yang membahayakan dirinya dalam menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum. g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan bakat agar berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.23 Fungsi pendidikan Islam adalah melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai ilahi dan insani sebagaimana terkandung dalam kitab-kitab ulama terdahulu sedangkan hakekat tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya penguasaan ilmu agama Islam serta tertanamnya perasaan agama yang mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari.24 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan agama untuk membentuk generasi yang akan datang sebagai pewaris yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah dalam upaya mengaplikasikan yang terangkum dalam cita-cita setiap muslim.25 Adapun tujuan pendidikan agama Islam yang lain adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia. Tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.26 Ibid, hlm. 133-135 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2003), hlm. 17 25 Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya), (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1999), cet.3, hlm. 38 26 Marasudin siregar, Metodologi pengajaran Agama, (Semarang: Fakultas tarbbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2003), hlm. 181 23 24
22
C. Metode Inquiry discovery learning dalam PAI Metode inquiry discovery learning merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.. siswa benar-benar ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peran guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry discovery learning adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyelidiki sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Penggunaan metode inquiry discovery learning dalam pembelajaran PAI diharapkan siswa tidak hanya tergantung dari guru saja. Siswa harus lebih aktif dalam mencari segala sesuatu yang akan atau sudah dipelajari, tidak hanya menghafal materi yang sudah diajarkan saja, tetapi harus benarbenar dipahami sehingga pengetahuan lebih menunjukkan pada pengalaman seseorang.
Tanpa
pengalaman
seseorang
tidak
dapat
membentuk.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditransfer begitu saja dari bentuk guru ke dalam bentuk siswa. Guru hanya bersifat mengarahkan, tidak ikut campur tangan penuh dalam proses belajar. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif mencari sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang dipelajari baik dalam diskusi maupun individu. Metode pembelajaran inquiry discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Pendekatan inquiry discovery learning merupakan pendekatan mengajar yang berusaha mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar
23
sendiri dan mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar.27 Pendekatan inquiry discovery learning berprinsip menjadikan anak didik sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya.
guru tidak perlu menjejali anak didik dengan
segudang informasi sehingga membuat anak didik kurang kreatif. Dengan mencari dan menemukan informasi ilmu pengetahuan yang ada dalam bukubuku bacaan, guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri dasar pijakan bagi anak didik. Cara mengajar seperti ini akan menemukan kepercayaan pada diri anak didik tentang apa yang mereka lakukan. Pendekatan inquiry discovery learning dalam pembelajaran adalah solusi dari berbagai persoalan pembelajaran pada saat ini, karena pendekatan inquiry discovery learning merupakan pendekatan yang berpusat pada “student centered” siswalah yang memegang peranan utama, siswa harus berpikir sendiri. Guru harus menolong setiap murid dalam kesulitan yang dihadapi, seperti: memperjelas tujuan, mencari sumber-sumber, membantu murid dalam segala hal yang memerlukan guru dan sebagainya.28
ن ْ ﻋ ْﻨ َﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ َأ ِ ( َآ ُﺒ َﺮ َﻣ ْﻘﺘًﺎ٢) ن َ ن ﻣَﺎ ﻻ َﺗ ْﻔ َﻌﻠُﻮ َ ﻦ ﺁ َﻣﻨُﻮا ِﻟ َﻢ َﺗﻘُﻮﻟُﻮ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ (٣ ) ن َ َﺗﻘُﻮﻟُﻮا ﻣَﺎ ﻻ َﺗ ْﻔ َﻌﻠُﻮ Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S As Shaff 2-3).29 Ayat tersebut menerangkan, bahwa untuk mendorong manusia terdidik agar mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar nilai yang telah 27
Nana Sudjana, Op. Cit., hlm 154 B. Suryobroto, Op. Cit., hlm. 9 29 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 440 28
24
ditransformasikan ke dalam diri manusia didik akan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar. Hal ini menjadi prinsip keharusan dalam proses belajar mengajar, manusia diberi pelajaran ilmu pengetahuan baru yang dapat menarik minat dan mendorong untuk belajar ak Seorang guru menggunakan teknik ini dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari dan meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan belajar bersama di dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang mendorong keaktifan siswa. Usaha untuk menciptakan kondisi
pembelajaran
yang
dapat
melibatkan
peran
aktif
siswa,
menumbuhkan kemampuan siswa dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan menerapkan pendekatan melalui metode inquiry discovery learning. Pembelajaran menggunakan metode inquiry discovery learning, membangun pengetahuan siswa dengan cara mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga memungkinkan keingintahuan siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya. Pembelajaran inquiry discovery learning dapat mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan tindakan yang termuat dalam tema pembelajaran. Melalui metode pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik digiring untuk berfikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berfikir terarah dan teratur. Peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar bila mereka menerapkan apa yang telah dipelajarinya.
25
Tujuan menggunakan metode pembelajaran inquiry discovery learning adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, kritis. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Metode pembelajaran inquiry discovery learning merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, karena dalam metode ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.30
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inquiry discovery learning Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry discovery learning dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang
bersifat
responsive.
Pada
langkah
ini
guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. 3. Mengajukan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan
setiap
individu
untuk
(berhipotesis) dari suatu permasalahan.
30
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 196-197
menebak
atau
mengira-ngira
26
4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran strategi inquiry discovery learning, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat
penting
dalam
pengembangan
intelektual.
Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
E. Peningkatan
Hasil
Belajar
Peserta
Didik
Mata
Pelajaran
PAI
Menggunakan Metode Inquiry discovery learning Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik. Penerapan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran. Peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik secara individu maupun kelompok yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru. Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran merupakan tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu proses pembelajaran untuk bekal hidup di masa mendatang.
27
Melalui metode inquiry discovery learning ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan senantiasa belajar. Hal ini mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat dalam belajar. Metode
inquiry
discovery
learning
merupakan
bagian
dari
pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari peserta didik berada di dalam kelas. Hal ini membuat semangat peserta didik menjadi semakin besar hasrat mereka untuk mencari ilmu. Pembelajaran dengan metode ini juga akan menjadi lebih bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok.
F. Evaluasi pembelajaran PAI dengan metode inquiry discovery learning 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Sebelum mengurai tentang pengertian hasil belajar, terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertian belajar. Menurut Muhammad Ali, belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku itu mencakup
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan,
sikap
dan
sebagainya. Perilaku yang dapat diamati disebut keterampilan, sedangkan yang tidak bisa diamati disebut kecenderungan perilaku.31 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.32 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, 31
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hlm. 14. 32 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet VII, hlm. 27.
28
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Tetapi tidak semua perubahan merupakan belajar. Pengalaman belajar yang diperoleh seseorang akan membekas dan meresap dalam jiwa sehingga akibat apa yang diperolehnya itu dapat bermanfaat bagi dirinya dan tingkah lakunya akan mengalami perubahan. Sedangkan pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah seseorang menerima pengalaman belajarnya.33 Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh inteligensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar. Selain itu hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan pada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan.34 Hasil dan bukti belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai seseorang setelah menerima pengalaman belajar dan dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku baik jasmani maupun rohani. 33
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 22. 34 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 97.
29
b. Aspek-Aspek Hasil Belajar Belajar tidak ada warnanya apabila tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap serta keterampilan. Oleh karena itu, proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar.
Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan
hasil belajar menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.35 1) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari penerimaan, jawaban, reaksi, dan organisasi. 3) Ranah psikomotorik Ranah
psikomotorik
berkenaan
dengan
hasil
belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif. Ketiga ranah hasil belajar tersebut sangat penting diketahui oleh seorang guru dalam merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alatalat penilaian, baik tes maupun bukan tes. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 22
30
Faktor internal 1) Faktor biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.36 Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.37 Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar 36 37
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), hlm. 12. Ibid. Hlm. 13
31
dan
pendidikan
anak-anaknya
maka
akan
mempengaruhi
keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3) Faktor lingkungan masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.38 Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar di antaranya adalah, lembagalembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
2. Penilaian Belajar Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar sistem melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Menurut Muhibbin Syah, evaluasi merupakan pengungkapan penyusunan deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 38
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 64.
32
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terdapat dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik. Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, afektif, psikomotorik.39 Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari penilaian sebagai aktivitas di dalam menentukan tinggi rendahnya hasil, sebab evaluasi merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai. Untuk mengetahui prestasi belajar yang telah dicapai perlu diadakan evaluasi atau tes yang diberikan kepada peserta didik secara periodik. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil dari evaluasi belajar tersebut diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan yang telah dicapai peserta didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran.
G. Kajian Penelitian yang Relevan Beberapa kajian yang relevan dengan judul penelitian ini adalah: 1. Skripsi yang ditulis oleh Fathurrohman, Mahasiswa IKIP PGRI Semarang dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Inquiry discovery learning pada Pembelajaran Biologi Kelas VIII Semester I MTs Al Khoiriyyah Wonosekar Karangawen Demak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan metode inquiry discovery learning pada pokok bahasan pengangkutan pada tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu nilai rata-rata sebesar 68,89. pada indikator keberhasilan skor tersebut berada di antara 61 dan 80 sehingga hasil belajarnya dapat ditafsirkan berada pada kriteria tinggi. Sedangkan skor rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 53,10. pada indikator keberhasilan angka tersebut terletak diantara 41 dan 60 yang berarti kriteria keberhasilannya cukup. 39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), 141-142
33
2. Skripsi yang disusun oleh Trisna Damayanti (NIM 04451077) Mahasiswa Fakultas Sain dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Upaya Peningkatan Kerjasama Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Implementasi Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Pada Pembelajaran Biologi Di SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul Tahun Ajaran 2007/2008” Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cooperative Learning tipe Think Pair Share dapat diterapkan pada pembelajaran Biologi materi pokok sistem indera siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Playen; 3. Skripsi yang disusun oleh Isna Kholifa (NIM 04430991) Fakultas Sain dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Upaya Mewujudkan Pakem Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir Berpasangan
Berbagi
(Think
Pair
Share)
Dalam
Pembelajaran
Matematika Kelas XI IPA MA Ibnul Qoyyim Putri”. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan berbagi (Think Pair Share) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di kelas XI IPA MA Ibnul Qoyyim Putri dapat terwujud. Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu, di mana dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksperimen yang ingin mengetahui seberapa efektif model pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik dibanding model pembelajaran lain pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
H. Pengajuan Hipotesis Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan ”thesa” yang artinya ”kebenaran”.40 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan 40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71.
34
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.41 Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha = Terdapat perbedaan antara hasil belajar PAI yang menggunakan metode Inquiry Discovery Learning dengan metode konvensional. Ho = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar PAI yang menggunakan metode Inquiry Discovery Learning dengan metode konvensional. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara hasil belajar PAI yang menggunakan metode Inquiry Discovery Learning dengan metode konvensional materi pokok ibadah puasa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun pelajaran 2010/2011.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 64.
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.1 Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.2 Pada bab ini, akan diuraikan waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan, dimulai pada tanggal 27 September 2010 sampai dengan 30 Oktober 2010 dan dilaksanakan di SMP NU 01 Muallimin Weleri. C. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.3 Jadi variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau 1
Cholid Narbuko, dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 1 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 1 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118 2
35
36
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar siswa.
D. Metode penelitian Metode
penelitian
adalah
cara-cara
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya.5 Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) maksudnya, penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejalagejala.6 Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, sedangkan desain atau rancangan ini terdiri dari dua kelas yaitu kelompok eksperimen (kelompok yang dikenai model pembelajaran Inquiry Discovery Learning dan kelas kontrol sebagai kelas pembanding yaitu menggunakan metode ceramah. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik uji t-test untuk mengetahui efektivitas hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada mata pelajaran PAI.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau totalitas dari semua obyek atau semua individu yang mempunyai karakteristik tertentu.7 Populasi dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri, sebanyak lima kelas yaitu VIIIa, VIIIb, VIIIc, VIIId dan VIIIe dengan jumlah 157. 4
Sugiono, Op Cit, hlm. 61 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 1 6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi, 2001), cet 32, hlm. 10 7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 96. 5
37
lima kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut: a. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada pada kelas dan semester yang sama yaitu kelas VIII semester satu. b. Seluruh siswa tersebut memperoleh mata pelajaran PAI dengan silabus dan guru yang sama. Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.8 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu Teknik Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah pengambilan sampel secara kelompok. Cara mengambil sampel dari pengambilan sampel ini dengan cara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIIb dan VIIIe. Kelas VIIIe sebagai kelas kontrol dan kelas VIIIb sebagai kelas eksperimen.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengamatan (Observasi) Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.9 Metode
observasi
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
memperoleh data ranah psikomotorik siswa kelas eksperimental dan kelas kontrol pada mata pelajaran PAI kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri 8
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. V, hlm. 121. 9 Joko Subagyo, Metode Penelitian dari Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 63.
38
2. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas eksperimental dan kelas kontrol pada mata pelajaran PAI yang diperoleh melalui pre test dan post test. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis.11 Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian kuantitatif, teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau landasan teori. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data nama dan jumlah siswa yang menjadi anggota populasi serta untuk penentu sampel. Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama dan jumlah siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri
G. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Validitas Soal Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment.12
10
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 150 Ibid, hlm.154 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 11
hlm. 72.
39
rxy =
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi item soal. N = banyaknya peserta tes. X = jumlah skor item. Y = jumlah skor total.13 Kriteria rxy adalah sebagai berikut: 0,00 < rxy ≤ 0,20 sangat rendah 0,20 < rxy ≤ 0,40 rendah 0,40 < rxy ≤ 0,60 cukup 0,60 < rxy ≤ 0,80 tinggi 0,80 < rxy ≤ 1,00 sangat tinggi Dari perhitungan rumus di atas, harga rxy yang diperoleh dari tiaptiap item soal kemudian dengan r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy ≥ rtabel maka dapat dikatakan butir soal tersebut valid. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, diperoleh bahwa butirbutir soal yang valid adalah 21 soal, yaitu butir soal nomor 1,3,7,12,13,14, 15,17,18,20,21,26,27,28,31,32,33,39,40,47,50. Perhitungan keseluruhan butir soal yang valid dapat dilihat pada lampiran. 2. Reliabilitas soal Sebuah tes dapat dikatakan reliabilitas atau mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu yang berbeda, maka hasilnya akan tetap sama.14 Rumus:
r11 13 14
=
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 159. Ibid, hlm. 101.
40
Keterangan: r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p
= Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.
q
= Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah. (q = 1 – p) = Jumlah hasil perkalian antara p dan q.
k
= Banyaknya item soal.
S
= Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians).
Rumus varian:
S2
=
Kriteria r11 adalah sebagai berikut: 0,00 < r11 ≤ 0,20 sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 rendah 0,40 < r11 ≤ 0,60 cukup 0,60 < r11 ≤ 0,80 tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 sangat tinggi Dari perhitungan rumus di atas hasil perhitungan r11 yang didapat akan dibandingkan dengan harga product moment. Harga dihitung dengan taraf signifikan 5% dan n sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel, maka dapat dinyatakan bahwa butir soal tersebut reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 = dan rtabel = . dari data tersebut sangat jelas bahwa r11 > rtabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
41
3. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.15 Rumus tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah sebagai berikut:
P = Keterangan: P = indeks kesukaran. B = jumlah siswa yang menjawab benar. JS = jumlah siswa peserta tes. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: P = 0,00
butir soal terlalu sukar
0,00 < P ≤ 0,30
butir soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70
butir soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00
butir soal mudah
P=1
butir soal terlalu mudah
Dari analisis tingkat kesukaran soal, soal yang tergolong sukar adalah soal nomor 7,8,13,23,35,36. Sedangkan soal yang tergolong dalam tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1,2,3,4,5,6,12,14,15,16,17,18, 19,20,21,22,26,27,28,29,30,33,38,39,40,41,43,45,46,47,48,49 Soal dengan kategori mudah ditunjukkan nomor 9,10,11,24,31,32,34,37, 42,44,50. Soal yang kategori sangat sukar adalah nomor 25. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran.
4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.16 Besarnya angka yang menunjukkan daya pembeda soal disebut indeks 15
Ibid, hlm. 207 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet.VII, hlm.211 16
42
diskriminasi. Langkah pertama untuk menentukan indeks diskriminasi adalah dengan membagi dua peserta tes untuk kelompok atas dan peserta tes untuk kelompok bawah. Rumus daya pembeda soal adalah:17
D
=
Keterangan: D
: daya pembeda soal
Ba
: banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
Bb
: banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
Ja
: banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab salah
Jb
: banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: D = 0,00
butir soal sangat jelek
0,00 < D ≤ 0,20
butir soal jelek
0,20 < D ≤ 0,40
butir soal cukup
0,40 < D ≤ 0,70
butir soal baik
0,70 < D ≤ 1,00
butir soal sangat baik
Hasil analisis daya pembeda soal hasil belajar adalah soal yang tergolong baik adalah soal nomor 15,18,20,21,26,27,28,33,40,42. Soal yang tergolong cukup adalah soal nomor 1,3,7,10,12,13,14,17,19,22, 29,30,31,32,39,41,43,47,50. Soal yang tergolong jelek adalah soal nomor 2,4,5,6,11,16,24,25,34,35,36,37,38,44,45,46. Soal yang tergolong sangat jelek adalah soal nomor 8,9,23,48,49. hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis uji coba, dengan memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Soal-soal yang digunakan adalah soal yang memenuhi syarat soal yang valid, tingkat kesukaran sedang, daya beda yang baik atau cukup. Dari 50 butir soal yang telah diujicobakan, hanya 21 butir soal
17
Ibid, hlm. 213.
43
yang digunakan, yaitu soal nomor 1,3,7,12,13,14,15,17,18,20,21,26,27, 28,31,32,33,39,40,47,50.
H. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. 1. Analisis data awal Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang digunakan, terlebih dahulu peneliti memeriksa keabsahan sampel. Cara yang digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data terdistribusi secara normal atau tidak. untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh, dilakukan uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat, adapun langkah-langkah uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2. Menentukan banyak kelas interval (P) dengan rumus: k = 1 + (3,3) log n 3. Menentukan panjang kelas, dengan rumus:
P= 4. Membuat tabel distribusi frekuensi 5. Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval 6. Menghitung rata-rata Xi ( ), dengan rumus:
= 7. Menghitung variansi dengan rumus:
44
s2 = 8. Menghitung nilai Z, dengan rumus: Z= x = batas kelas = rata-rata s = standar deviasi 9. Menentukan luas daerah tiap kelas interval. 10. Menghitung frekuensi ekspositori (fh), dengan rumus: fh = n x luas daerah dengan n jumlah sampel 11. Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut: Kelas
BK
Z
L
fh
fo
12. Menghitung Chi Kuadrat (x2), dengan rumus:
x2 = 13. Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus dk = k – 3, di mana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata α = 0,05 14. Menentukan harga x2 tabel 15. Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian: Jika x2hitung > x2tabel maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika x2hitung > x2tabel maka data berdistribusi normal.18
18
Ibid, hlm. 320.
45
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Bartlett. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 19 1. Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas. 2. Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini. Harga-harga yang berlaku untuk uji Bartlett. Ho : σ12 = σ22 = …… σk2 Sampel ke
Dk
1/ dk
s12
Log S12
(dk) Log S12
1
n1 – 1
1/ (n1 – 1)
s12
Log S12
(n1 – 1) Log S12
2
n2 – 1
1/ (n2 – 1)
s12
Log S22
(n2 – 1) Log S22
…
…
…
…
…
…
K
nk – 1
1/ (nk – 1)
s12
Log Sk2
(n2 – 1) Log Sk2
Jumlah
Dimana ni : frekuensi kelas ke-i si : variasi kelas ke-i 3. Menguji variasi gabungan dan semua sampel: S2 =
/
4. Menghitung satuan B dengan rumus: B = (Log Si2) 5. Menghitung X2 dengan rumus: X2 = (In10) {B –
} 2
6. Membandingkan X
hitung
2
dengan X
tabel
peluang (1 – x) dan dk = (k
– 1) apabila X2hitung < X2tabel maka data berdistribusi homogen. c.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata/ Uji Beda Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-
19
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 262.
46
rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Uji ini menggunakan uji dua pihak. Hipotesis yang akan diujikan adalah: Ho : µ1= µ 2 Ha : µ 1 ≠ µ 2 Keterangan: µ 1 : rata-rata data kelompok eksperimen µ 2 : rata-rata data kelompok kontrol Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.20 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:21 X1 − X 2
t= S
1 1 + n1 n2
2
dengan
S=
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2 n1 + n2 − 2
2
Keterangan:
X 1 = rata-rata data kelas eksperimen X 2 = rata-rata data kelas kontrol n1
= banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= simpangan baku gabungan
S1
= simpangan baku kelas eksperimen
S2
= simpangan baku kelas kontrol. Dengan taraf nyata α, maka kriteria pengujian adalah terima Ho
jika – t1-1/2α < thitung
1-1/2α.
Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1-1/2α), tolak Ho untuk harga t lainnya.
20 21
Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81. Sudjana, op. cit., hlm. 239
47
2.
Analisis Data Akhir
a.
Uji Normalitas Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji normalitas data awal.
b.
Uji Homogenitas Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji normalitas data awal.
c.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata/Uji Beda Teknik statistik yang digunakan untuk menentukan taraf signifikansi perbandingan (membandingkan nilai rata-rata suatu kelompok dengan rata-rata kelompok yang lain) adalah uji-t atau t
test.22 Hipotesis Ho dan Ha
Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2 Rumus yang digunakan dalam Uji t sebagai berikut:
t= Dengan
S2 = Keterangan: t
= statistik 1
= rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
2
= rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol
S12 S2 22
2
= varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. I, hlm. 251.
48
n1
= Jumlah subyek kelompok eksperimen
n2
= Jumlah subyek kelompok kontrol kriteria pengujian adalah: terima Ho jika –t1-1/2α < t < t1-1/2α, di
mana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2α). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak. 3.
Analisis Deskriptif Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas di sini merupakan hasil belajar ranah psikomotorik siswa. Ranah psikomotorik diambil dari proses aktivitas siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa baik kelas eksperimen, maupun kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah: x 100 %
Nilai =
Kategori rata-rata aktivitas adalah sebagai berikut:
4.
80% - 100%
= Sangat baik
66% - 79%
= Baik
56% - 65%
= Cukup
40% - 55%
= Kurang
30% - 39%
= Gagal23
Analisis Deskriptif Keefektifan
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.24
23
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi V, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 133. 24 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 82
49
Analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas tersebut adalah analisis deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning lebih efektif daripada model pembelajaran lain. Dalam penelitian ini keefektifan model pembelajaran Inquiry Discovery
Learning dilihat dari hasil belajar siswa, yaitu (ranah kognitif dan ranah psikomotorik). Kategori rata-rata hasil belajar siswa (ranah kognitif dan ranah psikomotorik ) adalah sebagai berikut: 80% - 100%
= Sangat Efektif
66% - 79%
= Efektif
56% - 65%
= Cukup Efektif
40% - 55%
= Kurang Efektif
30% - 39%
= Gagal
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah). Pada metode ini, guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa, dan siswa hanya mendengarkan keterangan dari guru. Hal tersebut tidak diimbangi dengan aktifnya siswa, akibatnya siswa akan cenderung bergantung pada guru, tidak mandiri, dan potensi yang dimiliki siswa tidak berkembang secara optimal. Hal ini dapat diketahui dari sedikitnya siswa yang aktif untuk menyampaikan pendapat atau kesulitan yang dihadapi kepada guru mengenai materi yang disampaikan. Dengan pembelajaran tersebut maka kurang adanya interaksi antara murid dengan guru, bahkan interaksi murid dengan murid sehingga akan berdampak negatif pada hasil belajar siswa. Mengatasi masalah tersebut di atas, guru memerlukan suatu model pembelajaran yang memberi kesempatan pada setiap siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, agar siswa mempunyai tanggung jawab sendiri dalam memahami pembelajaran PAI. Berdasarkan kondisi siswa sebelum penelitian maka penulis tertarik untuk menciptakan pembelajaran
yang
menyenangkan
yaitu
mencoba
mengganti
pembelajaran konvensional (ceramah) dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada materi Ibadah Puasa dengan indikator keaktifan dan hasil belajar siswa ranah kognitif dan psikomotorik pada materi tersebut. Model pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini cocok dengan mata pelajaran PAI materi Ibadah Puasa, karena dalam penerapannya peserta didik bukan hanya diajak diskusi tetapi juga dilatih untuk berpikir secara individu kemudian mengekspresikan kepada teman-teman lainnya.
50
51
Dengan penerapan model pembelajaran ini ternyata peserta didik lebih mudah hafal dengan materinya sekaligus paham dengan isi yang terkandung. 2. Tahapan Penelitian dan Data Hasil Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
mengetahui
efektivitas
model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yakni menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen VIII B dan kelas kontrol VIII E. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 September2010 sampai dengan 30 Oktober 2010 dengan 4 kali pertemuan, sekaligus dengan dilaksanakannya pre test dan post test. Secara rinci tahapan proses penelitian dan data yang dihasilkan dapat dipaparkan sebagai berikut. a. Pre test dan data nilai pre test 1) Kelas Eksperimen Sebelum pembelajaran, dalam kelas eksperimen dilakukan pre test. Menurut Ngalim Purwanto, pre test adalah tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan) yang akan diajarkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel. Adapun data nilai pada kelas eksperimen dapat dilihat di Lampiran 15. 2) Kelas Kontrol Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga dilaksanakan pre test, pelaksanaan pre test dalam kelas kontrol ini juga mempunyai tujuan yang sama seperti pre test yang dilaksanakan pada kelas eksperimen yaitu untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
52
dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel. Adapun data nilai pada kelas kontrol dapat dilihat di lampiran 15. b. Proses atau Treatment (Perlakuan) Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran Inquiry Discovery Learning, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan atau kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Dalam hal ini, proses pembelajaran kedua kelas tersebut menggunakan cara yang berbeda, di mana kelas eksperimen diajar oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning sesuai dengan RPP pada Lampiran 32. Sedangkan kelas kontrol diajar oleh guru kelas dengan menggunakan metode konvensional (ceramah). Proses ini dilaksanakan langsung setelah pre test, mulai dari pertemuan pertama sampai keempat dan ditutup dengan post test. c. Observasi dan Data Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah psikomotorik siswa. Observasi ranah psikomotorik diperoleh selama proses pembelajaran PAI baik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning maupun kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. d. Post test dan Data Nilai Post test 1) Kelas Eksperimen Post test dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Menurut Ngalim Purwanto, post test adalah tes yang diberikan pada setiap akhir pengajaran untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan)
53
setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai data akhir untuk mengetahui kondisi akhir sampel. Adapun data nilai pada kelas eksperimen dapat dilihat di Lampiran 15. 2) Kelas Kontrol Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga dilaksanakan post test. Pelaksanaan post test dalam kelas kontrol ini juga mempunyai tujuan yang sama seperti post test yang dilaksanakan pada kelas eksperimen. Adapun data nilai pada kelas kontrol dapat dilihat di Lampiran 15. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh data tentang efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning tersebut terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII, diperoleh dari hasil ranah kognitif dan psikomotorik siswa. Hasil ranah kognitif siswa diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat adanya perbedaan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Instrumen tes yang digunakan untuk menguji kedua kelas adalah sama, yaitu soal yang sudah diuji kevalidannya pada kelas lain selain kelas eksperimen dan kontrol. Sedangkan hasil ranah psikomotorik siswa didapat dari hasil observasi keterampilan siswa.
B. Analisis data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Soal Uji Coba Uji coba tes dilaksanakan pada tanggal 27 September 2010 terhadap kelas uji coba yaitu peserta didik kelas VIII A, dengan jumlah soal 50 dan berbentuk pilihan ganda, dengan alokasi waktu 90 menit. Berikut ini adalah hasil analisis soal uji coba:
54
a. Validitas soal Validitas soal dapat dicapai apabila terdapat kesejajaran skor butir soal. Sebagai contoh nomor 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
rxy =
=
= = 0.528 Karena rtabel = 0.423, maka rhitung > rtabel dan soal nomor 1 tergolong valid. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran. b. Reliabilitas soal Hasil perhitungan reliabilitas soal pada lampiran didapatkan: = pq1 + pq2 + pq3 + … + pq50 = 0.2400 + 0.2500 + 0.2475 + … + 0.1275 = 10.2550
S2
=
= = = = 69.640
r11
=
55
= = = (1.0204)(0.8527) = 0.870 Dari perhitungan tersebut, diperoleh r11 = 0.870 kemudian diinterpretasikan dengan rtabel = 0.423. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran. c. Tingkat kesukaran soal Dari perhitungan pada lampiran diperoleh beberapa soal yang tergolong mudah, sedang dan sukar. Misalnya soal yang tergolong mudah. Dan untuk melihat hasil analisis tingkat kesukaran soal keseluruhan dapat dilihat pada lampiran. Sebagai contoh soal nomor 1 diperoleh hasil sebagai berikut: P
= = = 0.60 Dari hasil perhitungan indeks kesukaran soal tersebut,
kemudian diinterpretasikan dengan 0,30 < P ≤ 0,70, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang. d. Daya pembeda soal Dari perhitungan pada lampiran, diperoleh daya pembeda butir soal nomor 1. Contoh perhitungannya sebagai berikut: D
= = = 0.40
56
Dari hasil perhitungan daya pembeda soal tersebut, kemudian diinterpretasikan dengan 0,20 < D ≤ 0,40, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang. 2. Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum penelitian. Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pre test. Pada analisis tahap awal terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Kriteria pengujian adalah tolak Ho tabel 2
2
hitung
untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho tabel.
2
≥
hitung
2
<
Hasil uji normalitas data pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pre test 2
2
No
Kelas
Kemampuan
1.
Eksperimen
Pre test
3.29
7.81
Normal
2.
Kontrol
Pre test
2.37
7.81
Normal
hitung
tabel
Keterangan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas yaitu kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII E) dalam kondisi normal dan tidak berbeda, karena
2 hitung <
2
tabel
Untuk lebih jelasnya
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas populasi. Ho:
1
Ho:
1
2
=
2
2
2
≠
2 2 ≠
= ….= ….≠
2 k 2 k
Kriteria pengujiannya adalah apabila
2
hitung
<
2
tabel
untuk
taraf nyata α = 0,05 dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen.
57
Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Daftar Uji Barlett Nilai Pre test 2
2
No
Kelas
Kemampuan
1.
Eksperimen
Pre test
4.99
11.07
Homogen
2.
Kontrol
Pre test
2.25
11.07
Homogen
hitung
tabel
Berdasarkan Tabel data di atas, diperoleh
Keterangan
2 hitung
<
2
tabel
dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti populasi homogen yaitu antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat secara terperinci pada lampiran. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelas dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3. Daftar Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas
N
Varians
Standar Deviasi
Eksperimen
34
118.05
10.87
Kontrol
34
94.61
9.09
t hitung
ttabel
0.75
2.00
Dari perhitungan diperoleh thitung = 0.75 dan ttabel (0,95)(66) = 2.00 dengan taraf signifikansi α = 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = 66, maka dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua kelas tidak berbeda. Ini dapat diartikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih, mempunyai kondisi yang sama. Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada lampiran.
58
3. Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Data yang digunakan adalah data nilai post test siswa kelas VIII B (kelas eksperimen) yaitu kelas yang diberi pembelajaran dengan model Inquiry Discovery Learning dan kelas VIII E (Kelas kontrol) yaitu kelas yang tanpa menggunakan model Inquiry Discovery Learning. Langkah dalam menganalisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho ≥
2
tabel untuk 2
<
tabel.
taraf nyata α =0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho
2 2
hitung hitung
Hasil uji normalitas data pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Post test 2
2
No
Kelas
Kemampuan
1.
Eksperimen
Post test
6.36
7.81
Normal
2.
Kontrol
Post test
1.54
7.81
Normal
hitung
tabel
Keterangan
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas yaitu kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII E) dalam kondisi normal dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian apabila
2
hitung
<
2
tabel
untuk taraf nyata α = 0,05
dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
59
Tabel 4.5 Daftar Uji Barlett Nilai Post test 2
2
No
Kelas
Kemampuan
1.
Eksperimen
Post test
1.94
11.07
Homogen
2.
Kontrol
Post test
3.86
11.07
Homogen
hitung
tabel
Berdasarkan tabel data 4.5 di atas, diperoleh
2
Keterangan
hitung
<
2
tabel
dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII E). Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kondisi Akhir Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan, maka digunakan rumus t-test dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. Ha = µ1 > µ2: artinya hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih baik daripada siswa yang tidak menggunakan model Inquiry Discovery Learning pada materi pokok ibadah Puasa Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning diperoleh rata-rata nilai postest adalah dan standar deviasi (SD) adalah sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran ceramah diperoleh rata-rata nilai postest adalah dan standar deviasi (SD) adalah dengan dk = 34 + 34 – 2 = 66 dan taraf nyata 5% maka diperoleh thitung = 2,81 dengan ttabel = 2,00. Dari perhitungan t-test, jika dibandingkan antara thitung dan ttabel, maka thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
60
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan t-test nilai postest Kelas
N
Varians
Standar Deviasi
Eksperimen
34
117.48
10.84
Kontrol
34
94.61
10.73
thitung
ttabel
2.81
2.00
Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada lampiran. 4. Analisis Deskriptif Observasi Dalam
penelitian
ini
metode
observasi
digunakan
untuk
mengetahui aktivitas siswa pada saat diskusi berlangsung yaitu hasil belajar siswa ranah psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar ranah psikomotorik siswa yang dikenai dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih baik atau tidak. Hasil analisis deskriptif observasi tersebut berdasarkan Tabel berikut 4.7 berikut. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan nilai psikomotorik Nilai
Kelas
Rata-rata Psikomotorik
Kriteria
Eksperimen
75,58%
Baik
Kontrol
61,32%
Cukup
Berdasarkan kategori yang ada, hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa dalam ranah psikomotorik pada kelas eksperimen masuk dalam kriteria baik, sedangkan pada kelas kontrol dikatakan cukup. Perhitungan yang selengkapnya mengenai observasi ranah psikomotorik siswa dapat dilihat pada lampiran. 5. Uji Analisis Deskriptif Keefektifan Untuk
mengetahui
apakah
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif daripada yang tidak menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning, maka dapat diketahui dengan menggunakan analisis keefektifan. Hasil analisis keefektifan dilihat dari persentase rata-rata hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotorik pada tabel 4.8 berikut.
61
Tabel 4.8 Perhitungan Analisa Keefektifan Model pembelajaran Inquiry Discovery Learning Kelas
Kognitif
Psikomotorik
Rata-rata
Kriteria
Eksperimen
75%
75,58%
75,30%
Efektif
Kontrol
68%
61,32%
64,66%
Cukup
Berdasarkan hasil perhitungan dan indikator tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning yaitu dengan meningkatnya hasil belajar ranah kognitif dan meningkatnya aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah psikomotorik didapatkan bahwa model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif daripada model lain biasa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada materi Ibadah Puasa kelas VIII di SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase nilai rata-rata ranah kognitif dan psikomotorik yang diperoleh peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning (kelas eksperimen) VIII B: 75,30%, sedangkan persentase nilai rata-rata peserta didik menggunakan metode ceramah (kelas kontrol) VIII E : 64,66%. Dari hasil tersebut, maka ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Oleh karena itu dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa peserta didik yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif dari pada peserta didik yang tidak diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
62
Inquiry Discovery Learning. Setelah diketahui rata-rata, langkah selanjutnya yaitu analisis uji hipotesis. Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji t atau t-tes. Hasil analisis uji hipotesis diketahui bahwa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung= 2,81. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel di mana derajat kebebasan (α) adalah 5% dengan dk = n1+n2-2 (34 + 34 – 2) diperoleh t(0,95)(66) = 2,00 karena thitung > (1 – α)(n1+n2–2), berarti Ha diterima, atau signifikan. Maka, hipotesis menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Pembelajaran PAI dengan menggunakan Inquiry Discovery Learning akan merangsang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang dimilikinya dan dapat melatih peserta didik untuk hidup bekerja sama dengan peserta didik yang lain. Dan yang paling utama adalah terciptanya suasana yang kooperatif dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif digunakan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari presentase nilai rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning (kelas eksperimen) sebanyak 75,30%. Jadi pembelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif yaitu ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik baik kognitif maupun
psikomotorik.
Pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini memberikan kontribusi hasil belajar yang lebih baik sebab dalam anggota kelas tersebut terjadi diskusi dalam membahas masalah sehingga terjadi interaksi tatap muka dan keterampilan dalam menjalin hubungan interpersonal. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning efektif diterapkan pada mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun Pelajaran 2010/2011.
63
D. Keterbatasan Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwasanya pada proses penelitian pasti mengalami banyak hambatan dan kendala. Hal tersebut bukan suatu kesenjangan, akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian. Adapun beberapa keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Keterbatasan lokasi Penelitian ini hanya dilakukan di satu tempat yaitu di SMP NU 01 Muallimin Weleri dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri yang terdiri dari 5 kelas, dan tidak berlaku bagi peserta didik di sekolah lain. 2. Keterbatasan waktu Waktu dalam penelitian ini hanya berlangsung satu bulan karena sedikitnya waktu pembelajaran materi Ibadah Puasa yang ditentukan sekolah. Oleh karena itu peneliti kurang dapat membagi waktu sehingga mengakibatkan kurangnya observasi. 3. Keterbatasan Materi dan Variabel Penelitian Penelitian ini terbatas pada materi pokok Ibadah Puasa kelas VIII Semester Ganjil di SMP NU 01 Muallimin Weleri. Variable yang diteliti dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Inquiry discovery learning saja. Apabila dilakukan pada materi dan tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama. Dari keterbatasan-keterbatasan yang ada, maka dengan sejujurnya penulis menyadari bahwa inilah kekurangan dalam penelitian yang penulis lakukan di SMP NU 01 Muallimin Weleri. .
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa hasil belajar PAI siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun Pelajaran 2010/2011 pada materi Ibadah Puasa dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah) dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t dengan diperoleh thitung > ttabel yang berarti Ha diterima. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 75,30% dan pada kelas kontrol adalah 64,66%. Adanya perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena pada model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih menekankan pada kerja sama, diskusi, dan presentasi yang aktif sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan: 1. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran sehingga keaktifan siswa dapat lebih ditingkatkan. Selain itu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru dengan siswa. 2. Metode pembelajaran Inquiry Discovery Learning perlu dikembangkan dan diterapkan pada materi yang lain sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat memaksimalkan hasil pembelajaran. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.
64
65
C. Penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesakan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Ali, Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2007, cet. 13. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. VII. _________________, Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik, Jakarta; PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 13. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet.3. Drost, J., Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia, 1999 Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grasindo, 2004. Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. ____________, Metodologi Research 1, Yogyakarta: Andi, 2001, Cet 32. Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. I. Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2005. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet VII. Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya), Jakarta: Raja Grafindo persada, 1999, cet.3. Kartono, Kartini, Kamus Psikologi, Bandung: CV. Pionir Jaya, 1987. Majid, Abdul, et, al, Pendidikan agama Islam, Bandung: Remaja Rosda karya,2000. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. V. Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa Cendekia, 2003. _________, et. Al, Paradigma pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: CV. Mizaka Galiza, 2003. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. __________, Kurikulum Berbasis Rosdakarya, 2008, Cet 11.
Kompetensi,
Bandung:
PT.
Remaja
__________, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. N.K, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rhineka Cipta, 1998, Cet. V. Narbuko,Cholid, dkk, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: PT Intermasa 2002. Sanjaya, Wina, strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007, Cet.3. Siregar, Marasudin, Metodologi pengajaran Agama, Semarang: Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2003. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Subagyo, Joko, Metode Penelitian dari Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. 6. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2009. ____________, Penilaian Rosdakarya, 2002.
Hasil
Belajar
Mengajar,
Bandung:
Remaja
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 5. Suryosubroto, B., Proses belajar mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet.1. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997. Thoha, Chabib, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999. Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Faridah
Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 06 Pebruari 1987 Alamat asal
: Desa Sukodadi RT 03 RW I Kec. Kangkung Kab. Kendal
Alamat sekarang
: Desa Sukodadi RT 03 RW I Kec. Kangkung Kab. Kendal
Pendidikan Formal
: 1. SDN 01 Sukodadi
lulus tahun 1999
2. SMP N 01 Cepiring
lulus tahun 2002
3. MA NU 02 Muallimin Weleri lulus tahun 2006 4. Fakultas Tarbiyah PAI IAIN Walisongo Angkatan 2006
Pendidikan non Formal : 1. MDA Miftahuddiniyah Sukodadi 2. -
Pengalamam Organisasi : 1. PMII Rayon Tarbiyah 2. PMII Komisariat Walisongo 3. LPM Edukasi 4. Racana Walisongo 5. BEMJ PAI
Semarang, Desember 2010 Penulis,
Faridah 063111067
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS TEST UJI COBA
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Abdul Azis Abdul Rosyid Ahmad Nurrohman Dimas Lutfi Iriawan Dina Ristiani Fifin Ariyanto Ismu Awali Khusni Hidayat Lisa Dwi Apriyani M. Akhid Rizal Muh. Zaeni Naela Riskiyani Novi Setyawati Nur Kholifah Rahmawati Siti Salamah Susi puji Astutik Tri kurniawati Uki Siska Pratiwi Yulianto
Kode UC‐1 UC‐2 UC‐5 UC‐9 UC‐10 UC‐11 UC‐12 UC‐13 UC‐14 UC‐15 UC‐17 UC‐18 UC‐19 UC‐20 UC‐21 UC‐23 UC‐24 UC‐27 UC‐28 UC‐29
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN KELAS VIII B No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
29 30
31 32 33 34
Nama A. Widiantoro Afif Noviansah Agus Setiono Ali Ja'far Shodiq Alip Hidayat Andini Gita F Andre Irawan Angga Prasetya Anik Rahayu Ardi Nur Ramadhan Arif Yulianto Astri Puji Lestari Dwi Noviani Heri Gusti Praponco Hermawan Iramawati Khusnul Khotimah Lupi M. Arfian Wildan Ana M. Khoirur Rohimin Mahendra Rozaki Moh. Abidin Muh. Ulil Albab Mukti Aldi Wibowo Nanak Kurniawan Rizki Rofiqoh Said ardianto Shela Nurwati Siti Kuniarti Siti Mazizah Siti Pristiwati Zulaikhah Zuliyanto
Kode E‐01 E‐02 E‐03 E‐04 E‐05 E‐06 E‐07 E‐08 E‐09 E‐10 E‐11 E‐12 E‐13 E‐14 E‐15 E‐16 E‐17 E‐18 E‐20 E‐21 E‐19 E‐22 E‐23 E‐24 E‐25 E‐26 E‐27 E‐32 E‐28 E‐31 E‐29 E‐30 E‐33 E‐34
KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 7.1
Menjelaskan ketentuan puasa
: SMP NU 01 Muallimin Weleri : Pendidikan Agama Islam : VIII/ I : Puasa : 80 menit : 50 : Pilihan Ganda : Memahami Tata cara Puasa Materi Puasa
Indikator 7.1.1 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa 7.1.2 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa 7.1.3 menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa
7.1
Menjelaskan ketentuan puasa wajib
7.1.4 Menjelaskan macam-macam puasa 7.1.5 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya 7.1.6 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar
7.1
Menjelaskan ketentuan puasa sunah
7.1.7 Menjelaskan macam-macam puasa sunah 7.1.8 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah 7.1.9 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa
Bentuk Tes Pilihan Ganda 1,4,10,7,8,11,12,13,19,21,22,38,42
2,3,5,6,14,16,17,18,20,23,28,29,33, 34,36,37,39,40,43,44,45,46,47
15,24,25,26,27,30,31,32,35,41,48,4 9,50
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL KELAS VIII E No. 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Nama
Kode
A. Khaerul Mufid Afif Yusuf Andika Kurniawan Anisa Yulian C. Vanesa S Chalul Ikhlas Chika Uli Andriani Ela Afriani Eva Isnaini Zanuari Imron Nur Arifin Khifyan Aji Andrean Khurilana Shofa Luluk Novalia M. Makruf Al‐Faqi M. Yasin Yusuf Maulidin Misbah Adib Maulana Moh. Alfian Darmawan Moh. Yanuar Efendi Muh. Heri Pahlawan Nasir Masrokhan Nikmatul Nazilah Nila Indriyana Siti Alifatul Istitoah Siti Walidatus sita Teguh Ti Muh. Yusuf Tino Irwanto Wachid Abdul Jamil Wulansari Yuliani Yuni P. Zaenal Arifin Zainul Imron Zelin Pujayanti
K‐01 K‐02 K‐03 K‐04 K‐07 K‐05 K‐06 K‐09 K‐08 K‐10 K‐12 K‐11 K‐13 K‐14 K‐15 K‐16 K‐17 K‐18 K‐19 K‐20 K‐21 K‐22 K‐23 K‐24 K‐25 K‐26 K‐31 K‐27 K‐28 K‐29 K‐32 K‐33 K‐34 K‐30
Soal Uji Coba Penelitian Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi waktu
: PAI : VIII/ 1 : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas Petunjuk Khusus
Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan 2. Puasa ramadhan diwajibkan kepada ….. a. Semua orang c. Perempuan dewasa b. Laki-laki dewasa d. Orang beriman 3. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak ….. a. Tahun 5 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul c. Tahun 2 Hijriyah d. Rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad 4. Menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu adalah ….. a. Arti puasa menurut istilah syar'i c. Fungsi puasa sesuai hukum syar'i b. Arti puasa menurut bahasa d. Fungsi puasa sesuai hukum agama 5. Hukum puasa nazar adalah ….. a. wajib c. sunnah muakkad b. jaiz d. sunnah 6. Hal yang tidak termasuk orang yang dibolehkan meninggalkan puasa adalah ….. a. orang sakit c. orang hamil b. orang tua d. orang bekerja di kantor 7. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. a. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa b. Rukun puasa d. wajib puasa
8. Berikut ini yang tidak membatalkan puasa adalah ….. a. niat puasa c. Mulut keluar darah b. bersetubuh d. mengeluarkan sperma dengan sengaja
9. Salah satu firman yang mewajibkan puasa pada bulan ramadhan adalah ….. a. surah al-Baqarah ayat 181 c. surah al-Baqarah ayat 193 b. surah al-Baqarah ayat 185 d. surah al-Baqarah ayat 183-184 10. Berdasarkan hukumnya puasa itu ada berapa macam? a. 3 c. 4 b. 2 d. 5 11. Salah satu rukun puasa adalah ….. a. niat mengerjakan puasa b. baligh dan berakal sehat
c. mumayiz d. Islam
12. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas 13. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat 14. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. a. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. b. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. c. puasa pada tanggal 10 syawal. d. puasa pada bulan syakban 15. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. a. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT b. mendidik mengendalikan hawa nafsu c. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. d. Menjaga kesehatan. 16. Berjanji akan berpuasa apabila lulus Ujian Nasional (UN) disebut ..... a. Nazar c. Wisal b. Kafarat d. Arafah
17. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. a. Kafarat c. Fidyah. b. Qada d. Dam. 18. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … a. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 b. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97 19. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah … a. berniat puasa c. baligh/dewasa b. berakal sehat d. beragama islam 20. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh 21. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah b. membayar fidyah d. menyembelih binatang kurban 22. Hal-hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah … a. mencium bau masakan c. menggosok gigi b. merokok d. berbicara keras 23. Orang yang menjalan shiyam ramadhan diteruskan dengan shiyam 6 hari di bulan Syawal,, maka nilai pahalanya adalah … a. dihapus dosanya satu tahun yang lalu b. dihapus dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan dating c. seperti menjalankan shiyam satu tahun d. seperti melaksanakan ibadah haji 24. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal … a. 8 Dzulhijah c. 10 Dzulhijah b. 9 Dzulhijah d. 11 Dzulhijah 25.
ﻦ َو ِ ﺻﻴَﺎ ُم ْا ِﻻ ْﺛ َﻨ ْﻴ ِ ﺤﺮﱠى َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻳ َﺘ َ ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ُ ﺻ ﱠﻞ اﷲ َ ﷲ ِ ﺳ ْﻮ َل ا ُ ن َر َا ﱠ ﺲ ِ ﺨ ِﻤ ْﻴ َ اﻟ Hadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa … a. enam hari di bulan syawal c. senin dan kamis b. hari arafah d. ‘asyura
26. Salah satu manfaat puasa adalah … a. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a b. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar 27. puasa menurut QS Al-Baqarah ayat 183, mengandung maksud untuk meningkatkan ….. a. keimanan c. ketaqwaan b. kesabaran d. kejujuran 28. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. lebih baik berpuasa kalo mampu d. membayar fidyah
29. Berikut ini adalah puasa yang termasuk wajib hukumnya, kecuali …… a. Puasa ramadhan c. Puasa arafah b. Puasa nazar d. Puasa kafarat 30. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. a. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah b. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah 31. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. a. Puasa nazar c. puasa kafarat b. Puasa ramadhan d. puasa arafah 32. Puasa Daud adalah a. Puasa senin dan kamis b. 1 hari puasa 1 hari berbuka
c. puasa karena denda d. puasa sunnah
33. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. lebih baik berpuasa kalo mampu d. membayar fidyah 34. Berikut ini adalah puasa yang termasuk wajib hukumnya, kecuali …… a. puasa ramadhan c. puasa arafah b. puasa nazar d. puasa kafarat 35. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. a. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah b. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah
36. Ketentuan berpuasa ramadhan bagi orang yang sakit adalah ….. a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. tetap harus berpuasa semampunya d. boleh tidak berpuasa dan harus mengganti pada kesempatan lain 37. Ketentuan berpuasa ramadhan bagi orang yang sudah lanjut usia adalah ….. a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. tetap harus berpuasa semampunya d. membayar fidyah 38. Mahmud pada bulan ramadhan makan dan minum dengan sengaja pada siang hari, hal ini merupakan ..... a. syarat wajib puasa c. batalnya puasa b. rukun puasa d. fungsi puasa 39. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ..... a. musyafir c. orang yang sakit b. wanita yang sedang haid d. orang yang sedang bekerja di kantor 40. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab b. hilal d. istikmal 41. Melaksanakan puasa secara terus menerus tanpa berbuka dan makan sahur di sebut puasa ..... a. syak c. Dawud b. wisal d. dahr 42. Berikut ini yang membatalkan puasa adalah ..... a. mencicipi makanan c. Muntah dengan sengaja b. gosok gigi di siang hari d. Berendam diri dalam air 43. Bila rembulan tidak tampak karena tertutup mendung dan masih ragu dalam perhitungan, maka sebaiknya melakukan ..... a. Istikmal c. hisab b. rukyat d. Peneropongan 44. Puasa karena denda disebut ….. a. Puasa Ramadhan c. Puasa Nazar b. Puasa Sunnah d. Puasa kafarat
45. Nazar untuk melakukan keburukan hukumnya ….. a. Sunnah c. Wajib b. Makruh d. Haram 46. Hukum menjalankan puasa ramadhan adalah ….. a. Wajib c. Makruh b. Sunnah d. Haram 47. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ….. a. Musyafir c. Orang yang sakit b. Wanita yang sedang haid d. Orang yang bekerja dikantor 48. Manfaat puasa dalam bidang social kemasyarakatan adalah ….. a. Puasa Sunnah c. Puasa wajib b. Puasa makruh d. Puasa Haram 49. Puasa yang dilakukan di luar bulan ramadhan, yang apabila dikerjakan mendapat pahala adalah pengertian dari …. a. Puasa Sunnah c. Puasa wajib b. Puasa makruh d. Puasa Haram 50. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. a. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT b. mendidik mengendalikan hawa nafsu c. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. d. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. D
30. D
2. D
31. D
3. C
32. B
4. B
33. C
5. A
34. C
6. D
35. C
7. C
36. D
8. A
37. D
9. D
38. C
10. C
39. D
11. A
40. D
12. D
41. B
13. C
42. C
14. A
43. A
15. C
44. D
16. A
45. D
17. A
46. A
18. A
47. C
19. A
48. B
20. C
49. A
21. B 22. B 23. C 24. B 25. C 26. D 27. C 28. C 29. C
50. C
Soal Pre Test Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi waktu
: PAI : VIII/ 1 : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas Petunjuk Khusus
Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan 2. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak ….. a. Tahun 5 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul c. Tahun 2 Hijriyah d. Rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad 3. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas 4. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat 5. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. a. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. c. puasa pada tanggal 10 syawal. b. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. d. puasa pada bulan syakban
6. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. a. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa b. Rukun puasa d. wajib puasa 7. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. c. Kafarat c. Fidyah. d. Qada d. Dam. 8. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … c. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 d. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97 9. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh 10. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah b. membayar fidyah
d. menyembelih binatang kurban
11.
ﻦ َو ِ ﺻﻴَﺎ ُم ْا ِﻻ ْﺛ َﻨ ْﻴ ِ ﺤﺮﱠى َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻳ َﺘ َ ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ُ ﺻ ﱠﻞ اﷲ َ ﷲ ِ ﺳ ْﻮ َل ا ُ ن َر َا ﱠ ﺲ ِ ﺨ ِﻤ ْﻴ َ اﻟ Hadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa … a. enam hari di bulan syawal b. hari arafah
c. senin dan kamis d. ‘asyura
12. Salah satu manfaat puasa adalah … c. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a d. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar 13. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… e. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib f. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti
g. lebih baik berpuasa kalo mampu h. membayar fidyah 14. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. e. Puasa nazar c. puasa kafarat f. Puasa ramadhan d. puasa arafah 15. Puasa Daud adalah g. Puasa senin dan kamis h. 1 hari puasa 1 hari berbuka
c. puasa karena denda d. puasa sunnah
16. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… i. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib j. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti k. lebih baik berpuasa kalo mampu l. membayar fidyah 17. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. i. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah j. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah 18. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab b. hilal
d. istikmal
19. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ….. k. Musyafir c. Orang yang sakit l. Wanita yang sedang haid d. Orang yang bekerja dikantor 20. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. m. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT n. mendidik mengendalikan hawa nafsu o. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. p. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST 1. D 2. C 3. A 4. D 5. A 6. C 7. A 8. A 9. C 10. B 11. C 12. D 13. C 14. D 15. B 16. C 17. C 18. D 19. D 20. C
Soal Post Test Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi waktu
: PAI : VIII/ 1 : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia 2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas Petunjuk Khusus
Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan 2. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas 3. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat 4. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak ….. a. Tahun 5 Hijriyah c. Tahun 2 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul d.Rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad 5. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab b. hilal
d. istikmal
6. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. e. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa f. Rukun puasa d. wajib puasa 7. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. g. Kafarat c. Fidyah. h. Qada d. Dam. 8. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … e. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 f. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97 9. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh 10. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. i. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. j. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. k. puasa pada tanggal 10 syawal. l. puasa pada bulan syakban 11. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah b. membayar fidyah
d. menyembelih binatang kurban
12.
ﻦ َو ِ ﺻ َﻴﺎ ُم ْا ِﻻ ْﺛ َﻨ ْﻴ ِ ﺤﺮﱠى َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻳ َﺘ َ ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ُ ﺻ ﱠﻞ اﷲ َ ﷲ ِ ﺳ ْﻮ َل ا ُ ن َر َا ﱠ ﺲ ِ ﺨ ِﻤ ْﻴ َ اﻟ Hadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa … m. enam hari di bulan syawal n. hari arafah
c. senin dan kamis d. ‘asyura
13. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… o. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib p. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti q. lebih baik berpuasa kalo mampu r. membayar fidyah 14. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. m. Puasa nazar c. puasa kafarat n. Puasa ramadhan d. puasa arafah 15. Salah satu manfaat puasa adalah … s. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a o. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar 16. Puasa Daud adalah p. Puasa senin dan kamis q. 1 hari puasa 1 hari berbuka
c. puasa karena denda d. puasa sunnah
17. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… t. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib u. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti v. lebih baik berpuasa kalo mampu w. membayar fidyah 18. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ..... r. musyafir c. orang yang sakit s. wanita yang sedang haid d. orang yang sedang bekerja di kantor 19. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. t. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah u. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah 20. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. v. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT w. mendidik mengendalikan hawa nafsu x. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. y. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL POSTEST 1. D 2. D 3. C 4. C 5. D 6. C 7. A 8. A 9. C 10. A 11. B 12. C 13. C 14. D 15. D 16. B 17. C 18. C 19. C 20. C
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Materi Pokok
A.
Aspek Keterampilan Keaktifan
: SMP NU 01 Muallimin Weleri : VIII/ 1 : PAI : Ibadah Puasa Indikator
1. 2. 3. 4.
B. Kerja sama dalam 1. kelompok 2. 3. 4. C. Keseriusan 1. 2. 3. 4. D. Kedisiplinan 1. 2. 3. 4.
Bertanya apabila mengalami kesulitan Mampu menjawab pertanyaan Berani presentasi di depan temannya Menyanggah pendapat orang lain yang kurang tepat Berdiskusi dengan sebangkunya Saling membantu pada sesama teman Ikut menyelesaikan tugas kelompoknya Membagi tugas Penuh perhatian saat diskusi Tidak membuat gaduh Mendengarkan presentasi dari teman lain Tidak bercanda saat mengutarakan pendapat Selalu menyimak diskusi dengan baik Hadir tepat waktu Mengikuti diskusi dari awal sampai akhir Membawa keperluan pembelajaran
Keterangan: Skor maksimal: 20 Skor 5 : jika 4 macam indikator muncul 4 : jika 3 macam indikator muncul 3 : jika 2 macam indikator muncul 2 : jika 1 macam indikator muncul 1 : jika semua indikator tidak muncul
Nilai =
x 100
Skor
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Materi Pokok
: SMP NU 01 Muallimin Weleri : VIII/ 1 : PAI : Ibadah Puasa
Aspek Keterampilan
A. Keaktifan
Indikator
1. Bertanya apabila mengalami kesulitan
2. Mampu menjawab pertanyaan 3. Berani menyampaikan pendapat 4. Menjelaskan pada teman yang B. Kecakapan
C. Keseriusan
1. 2. 3. 4. 1.
D. Kedisiplinan
2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.
kesulitan Mengerjakan tugas dari guru Mengerjakan soal di depan kelas Menjawab pertanyaan dari guru Selalu mengerjakan PR Penuh perhatian saat proses pembelajaran Tidak membuat gaduh Mendengarkan keterangan dari guru Tidak bercanda saat bertanya Selalu mendengarkan keterangan dengan baik Hadir tepat waktu Membawa keperluan pembelajaran Mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir
Keterangan: Skor maksimal: 20 Skor 5 : jika 4 macam indikator muncul 4 : jika 3 macam indikator muncul 3 : jika 2 macam indikator muncul 2 : jika 1 macam indikator muncul 1 : jika semua indikator tidak muncul
Nilai =
x 100
Skor
DAFTAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN No. 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
Aspek
Nama A. Widiantoro Afif Noviansah Agus Setiono Ali Ja'far Shodiq Alip Hidayat Andini Gita F Andre Irawan Angga Prasetya Anik Rahayu Ardi Nur Ramadhan Arif Yulianto Astri Puji Lestari Dwi Noviani Heri Gusti Praponco Hermawan Iramawati Khusnul Khotimah Lupi Mahendra Rozaki M. Arfian Wildan Ana M. Khoirur Rohimin Moh. Abidin Muh. Ulil Albab Mukti Aldi Wibowo Nanak Kurniawan Rizki Rofiqoh Said Ardianto Shela Nurwati Siti kuniarti Siti Mazizah Siti pristiwati Zulaikhah Zuliyanto
Rata-rata Nilai adalah 2600 = 76,47 = 34
A 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4
B 3 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 5 3 4 5 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
C 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
D 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4
Skor
Nilai
15 16 14 15 15 16 15 17 16 15 14 17 17 14 13 14 16 17 13 15 16 14 15 17 15 16 17 15 14 17 15 15 14 16
75 80 70 75 75 80 75 85 80 75 70 85 85 70 65 70 80 85 65 75 80 70 75 85 75 80 85 75 70 85 75 75 70 80
DAFTAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Aspek
Nama
A. Khaerul Mufid Afif Yusuf Andika Kurniawan Anisa Yulian Chalul Ikhlas Chika Uli Andriani C. Vanesa S Eva Isnaini Zanuari Ela Afriani Imron Nur Arifin Khurilana Shofa Khifyan Aji Andrean Luluk Novalia M. Makruf Al‐Faqi M. Yasin Yusuf Maulidin Misbah Adib Maulana Moh. Alfian Darmawan Moh. Yanuar Efendi Muh. Heri Pahlawan Nasir Masrokhan Nikmatul Nazilah Nila Indriyana Siti Alifatul Istitoah Siti Walidatus sita Teguh Ti Muh. Yusuf Tino Irwanto Wachid Abdul Jamil Wulansari Yuliani Yuni P Zaenal arifin Zaenul Imron Zelin Pujayanti
Rata-rata Nilai adalah 2150 = = 63,23 34
A 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
B 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
C 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
D 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Skor 12 13 12 13 14 11 12 13 11 12 11 13 13 14 13 12 13 12 13 14 13 12 12 13 14 13 13 14 12 13 12 13 12 13
Nilai 60 65 60 65 70 55 60 65 55 60 55 65 65 70 65 60 65 60 65 70 65 60 60 65 70 65 65 70 60 65 60 65 60 65
LEMBAR JAWABAN SOAL UJI COBA Nama
:
Nomer Absen : Kelas
:
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda benar!
1. A B C D
24. A B C D
47. A B C D
2. A B C D
25. A B C D
48. A B C D
3. A B C D
26. A B C D
49. A B C D
4. A B C D
27. A B C D
50. A B C D
5. A B C D
28. A B C D
6. A B C D
29. A B C D
7. A B C D
30. A B C D
8. A B C D
31. A B C D
9. A B C D
32. A B C D
10. A B C D
33. A B C D
11. A B C D
34. A B C D
12. A B C D
35. A B C D
13. A B C D
36. A B C D
14. A B C D
37. A B C D
15. A B C D
38. A B C D
16. A B C D
39. A B C D
17. A B C D
40. A B C D
18. A B C D
41. A B C D
19. A B C D
42. A B C D
20. A B C D
43. A B C D
21. A B C D
44. A B C D
22. A B C D
45. A B C D
23. A B C D
46. A B C D
LEMBAR JAWABAN SOAL PRE TEST Nama
:
Nomer Absen : Kelas
:
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda benar!
1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D 11. A B C D 12. A B C D 13. A B C D 14. A B C D 15. A B C D 16. A B C D 17. A B C D 18. A B C D 19. A B C D 20. A B C D
LEMBAR JAWABAN SOAL POST TES Nama
:
Nomer Absen : Kelas
:
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda benar!
1. A B C D
11. A B C D
2. A B C D
12. A B C D
3. A B C D
13. A B C D
4. A B C D
14. A B C D
5. A B C D
15. A B C D
6. A B C D
16. A B C D
7. A B C D
17. A B C D
8. A B C D
18. A B C D
9. A B C D
19. A B C D
10. A B C D
20. A B C D
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EXPERIMEN Pertemuan ke-1
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar Indikator
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa 7.1.1 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa : 7.1.2 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa 7.1.3 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa : 2 x 40 menit
Alokasi Waktu
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Puasa C. Model Pembelajaran Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Waktu
A. Kegiatan Awal •
Guru
pelajaran Siswa
membuka
salam
dengan salam. •
Guru
menjawab 5 menit
menjelaskan
dan Siswa mendengarkan 10 menit
memberikan
pengetahuan dengan baik
tentang
yang
materi
akan
dipelajari. “Materi yang dipelajari pada
hari ini adalah ibadah puasa menjelaskan arti dan ketentuan puasa tersebut” •
10 menit
Guru menyampaikan tujuan dari Siswa memperhatikan
pembelajaran. “Setelah
menerima
materi,
kalian
dapat
diharapkan
menjelaskan pengertian puasa dan ketentuan-ketentuan puasa •
Guru
metode Siswa mendengarkan
menjelaskan
pembelajaran
yang
5 menit
akan
digunakan. “Pada pembelajaran kali ini, metode yang digunakan adalah inquiry
discovery
learning,
dimana
semua
siswa
memikirkan secara mandiri soal yang diajukan guru, setelah itu berdiskusi
dengan
sekelompoknya,
teman kemudian
mempresentasikan
di
depan
teman-temannya. B. Kegiatan Inti •
Guru
perihal
dikerjakan menyelidiki
yang oleh
persoalan
harus Siswa melaksanakan
5 menit
siswa, yang
sudah disiapkan oleh guru •
Siswa membuat kelompok @ 4 Siswa orang
•
Masing-masing
bergabung 15 menit
dengan kelompoknya kelompok
di
beri satu masalah yang harus diteliti jawabanya. •
Siswa
dengan Siswa berdiskusi
berdiskusi
15 menit
kelompoknya masing-masing •
Setelah
siswa
menemukan Siswa presentasi
10 menit
jawaban dari persoalan yang didiskusikan, mempersilahkan
guru salah
satu
perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi dan siswa lain memperhatikan. •
Guru menyimpulkan materi.
Siswa
•
Guru memberi tugas PR.
memperhatikan
5 menit
C. Penutup •
Guru
memberi
peringatan
kepada siswa agar mempelajari materi yang didapat dan materi selanjutnya. •
Guru menutup pelajaran dengan Siswa salam salam.
E. Sumber Belajar 1. Buku PAI 2. LKS F. Penilaian 1. LKS 2. Evaluasi Harian 3. Keaktifan Siswa
menjawab
G. Bentuk Instrumen 1. Essay
Kendal, 4 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EXPERIMEN Pertemuan ke-2
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar Indikator
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib 7.1.4 Menjelaskan macam-macam puasa : 7.1.5 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya 7.1.6 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar : 2 x 40 menit
Alokasi Waktu
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Puasa C. Model Pembelajaran Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Waktu
A. Kegiatan Awal •
Guru membuka pelajaran dengan Siswa salam
salam. •
Guru
menjawab 5 menit
menjelaskan
dan Siswa
memberikan pengetahuan tentang mendengarkan dengan baik
materi yang akan dipelajari. “Materi yang dipelajari pada hari ini
adalah
ibadah
puasa
10 menit
menjelaskan puasa
macam-macam
dan
ketentuan
puasa
tersebut” •
Guru menyampaikan tujuan dari Siswa memperhatikan
pembelajaran. “Setelah
menerima
materi,
kalian
dapat
diharapkan menjelaskan
10 menit
macam-macam
puasa dan ketentuan-ketentuan puasa ramadhan dan nazar serta mengetahui dalil diwajibkannya puasa ramadhan. •
Guru
metode Siswa
menjelaskan
pembelajaran
yang
5 menit
akan mendengarkan
digunakan. “Pada
pembelajaran
kali
ini,
metode yang digunakan adalah inquiry
learning,
discovery
dimana semua siswa memikirkan secara mandiri soal yang diajukan guru,
setelah
itu
berdiskusi
dengan teman sekelompoknya, kemudian mempresentasikan di depan teman-temannya. B. Kegiatan Inti •
Guru
perihal
dikerjakan
yang oleh
harus siswa,
menyelidiki persoalan yang sudah disiapkan oleh guru •
Siswa membuat kelompok @ 4 Siswa
5 menit
orang •
melaksanakan 15 menit
Masing-masing kelompok di beri satu masalah yang harus diteliti jawabanya.
•
Siswa
dengan Siswa berdiskusi
berdiskusi
15 menit
kelompoknya masing-masing •
Setelah
menemukan Siswa presentasi
siswa
jawaban
dari
persoalan
yang
didiskusikan, mempersilahkan
10 menit
guru salah
satu
perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi dan siswa lain memperhatikan. •
Guru menyimpulkan materi.
Siswa
•
Guru memberi tugas PR.
memperhatikan
5 menit
C. Penutup •
Guru memberi peringatan kepada siswa agar mempelajari materi yang
didapat
dan
materi
selanjutnya. •
Guru menutup pelajaran dengan Siswa salam salam.
D. Sumber Belajar 1. Buku paket PAI Kelas VIII 2. LKS E. Penilaian 1. LKS 2. Evaluasi Harian
menjawab
3. Keaktifan Siswa F. Bentuk Instrumen 1. Essay
Kendal, 11 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EXPERIMEN Pertemuan ke-3
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar Indikator
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa sunah 7.1.7 Menjelaskan macam-macam puasa sunah : 7.1.8 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah 7.1.9 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa : 2 x 40 menit
Alokasi Waktu
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Puasa C. Model Pembelajaran Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
Waktu
A. Kegiatan Awal •
Guru membuka pelajaran dengan Siswa salam
salam. •
Guru
menjawab 5 menit
menjelaskan
dan Siswa
memberikan pengetahuan tentang mendengarkan dengan baik
materi yang akan dipelajari. “Materi yang dipelajari pada hari ini
adalah
ibadah
puasa
10 menit
menjelaskan arti dan ketentuan puasa sunnah tersebut” •
Guru menyampaikan tujuan dari Siswa memperhatikan
pembelajaran. “Setelah
menerima
materi,
kalian
dapat
diharapkan menjelaskan puasa
sunnah
ketentuannya
10 menit
macam-macam dan
ketentuan-
serta
dapat
menjelaskan mengenai hikmah menjalankan ibadah puasa •
Guru
metode Siswa
menjelaskan
pembelajaran
5 menit
akan mendengarkan
yang
digunakan. “Pada
pembelajaran
kali
ini,
metode yang digunakan adalah inquiry
learning,
discovery
dimana semua siswa memikirkan secara mandiri soal yang diajukan guru,
setelah
itu
berdiskusi
dengan teman sekelompoknya, kemudian mempresentasikan di depan teman-temannya. B. Kegiatan Inti •
Guru
perihal
dikerjakan
yang oleh
harus Siswa
5 menit
siswa, melaksanakan
menyelidiki persoalan yang sudah disiapkan oleh guru •
Siswa membuat kelompok @ 4 Siswa berpasangan 15 menit dengan teman orang sebangkunya
•
Masing-masing kelompok di beri satu masalah yang harus diteliti jawabanya.
•
Siswa
dengan Siswa berdiskusi
berdiskusi
15 menit
kelompoknya masing-masing •
Setelah
menemukan Siswa presentasi
siswa
jawaban
dari
persoalan
yang
didiskusikan, mempersilahkan
10 menit
guru salah
satu
perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi dan siswa lain memperhatikan. •
Guru menyimpulkan materi.
Siswa
•
Guru memberi tugas PR.
memperhatikan
5 menit
C. Penutup •
Guru memberi peringatan kepada siswa agar mempelajari materi yang
didapat
dan
materi
selanjutnya. •
Guru menutup pelajaran dengan Siswa salam.
D. Sumber Belajar 1. Buku paket PAI kelas VIII 2. LKS E. Penilaian 1. LKS 2. Evaluasi Harian 3. Keaktifan Siswa
salam
menjawab
F. Bentuk Instrumen 1. Essay
Kendal, 18 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Pertemuan ke-1
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib 7.1.10 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa :
Indikator
7.1.11 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa 7.1.12 menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa : 2 x 40 menit
Alokasi Waktu
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Ibadah Puasa C. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
D. Kegiatan Awal •
Guru membuka pelajaran dengan salam.
Siswa
•
Appersepsi
salam
menjawab
E. Kegiatan Inti •
Guru
menjelaskan
materi
yang
akan Siswa mendengarkan
dipelajari •
Guru menjelaskan pengertian puasa dan
dengan baik
hukum puasa •
Siswa
Guru menjelaskan syarat-syarat dan rukun memperhatikan puasa
•
Guru meminta siswa untuk menjelaskan halhal yang membatalkan puasa
Siswa mengerjakan
F. Penutup •
Guru memberikan tugas PR kepada siswa
•
Guru menutup pelajaran dengan salam.
Siswa memperhatikan
E. Sumber Belajar 1. Buku Paket PAI Kelas VIII 2. LKS F. Penilaian 1. LKS 2. Evaluasi Harian 3. Keaktifan Siswa Kendal, 6 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Pertemuan ke-2
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib 7.1.13 Menjelaskan macam-macam puasa :
Indikator
7.1.14 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya 7.1.15 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar : 2 x 40 menit
Alokasi Waktu
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Ibadah Puasa C. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
A. Kegiatan Awal •
Guru membuka pelajaran dengan salam.
Siswa
•
Appersepsi
salam
menjawab
B. Kegiatan Inti •
Guru
menjelaskan
materi
yang
akan Siswa mendengarkan
dipelajari
dengan baik
•
Guru menjelaskan macam-macam puasa
Siswa
•
Guru menjabarkan macam-macam puasa memperhatikan
wajib dan ketentuannya •
Guru menjelaskan puasa Ramadhan dan Siswa memperhatikan
puasa nazar •
Guru meminta siswa untuk menyebutkan Siswa mengerjakan dalil yang mewajibkan puasa ramadhan
C. Penutup •
Guru memberikan tugas PR kepada siswa
•
Guru menutup pelajaran dengan salam.
E. Sumber Belajar 1. Buku Paket PAI Kelas VIII 2. LKS F. Penilaian 1. LKS 2. Evaluasi Harian 3. Keaktifan Siswa
Kendal, 13 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Pertemuan ke-3
Nama Sekolah
: SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
: VIII/ 1
Materi Pokok
: Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa Kompetensi Dasar
: 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
Indikator
: 7.1.1 Menjelaskan macam-macam puasa sunah 7.1.2 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah 7.1.3 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa B. Materi Pembelajaran Ibadah Puasa C. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Murid
A. Kegiatan Awal •
Guru membuka pelajaran dengan salam.
Siswa
•
Appersepsi
salam
menjawab
B. Kegiatan Inti •
Guru
menjelaskan
dipelajari •
materi
yang
akan Siswa mendengarkan dengan baik
Guru menjelaskan macam-macam puasa Siswa sunah
memperhatikan
•
Guru
ketentuan-ketentuan Siswa mengerjakan
Menjelaskan
puasa sunnah •
Guru meminta siswa untuk Menyebutkan Siswa hikmah melaksanakan puasa
memperhatikan
C. Penutup •
Guru memberikan tugas PR kepada siswa
•
Guru menutup pelajaran dengan salam.
E. Sumber Belajar 1.
Buku Paket PAI Kelas VIII
2.
LKS
F. Penilaian 1.
LKS
2.
Evaluasi Harian
3.
Keaktifan Siswa
Kendal, 20 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran PAI
Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I
Faridah
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd