HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI LAHENDONG KOTA TOMOHON. Herry Kurnia Pondaag*, Paul A. T. Kawatu*, Nancy S.H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Latar Belakang: Kelelahan adalah suatu keluhan umum yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Sekitar 20% pekerja memiliki gejala kelelahan kerja. Faktor fisik dan psikologi yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja yaitu shift kerja dan stres kerja.Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan antara shift kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT. PLTP Lahendong Kota Tomohon. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April - Juni tahun 2016 di PT. PLTP Lahendong Dengan total responden sebesar 42 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner, alat ukur kelelahan kerja yaitu Reaction timer Tipe L.77 Model MET/3001-MED-95 dan aplikasi komputer. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil: Shift Kerja tidak teratur sebesar 83,3% dan Shift Kerja teratur sebesar 16,7%, Mengalami Stres kerja sebesar 47,6% dan tidak mengalami stres sebesar 52,4%, Kelelahan kerja normal sebesar 47,6% dan kelelahan kerja ringan sebesar 52,4%, serta hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja (ρ = 0,029) pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kota Tomohon. Selanjutnya pada hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja (ρ = 0,027) pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kota Tomohon. Kesimpulan: Terdapat Hubungan antara Shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon dan Terdapat Hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kota Tomohon. Kata Kunci : Shift Kerja, Stres Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT Background: Fatigue is a common complaint that affects of employees the performance. Approximately 20% of workers have symptoms of fatigue. Physical and psychological factors that can affect the fatigue that shift work and work stress. The purpose of this research knowing Relationship Between Shift Work and Work Stress with fatigue of work to employees at PT. Geothermal Lahendong Tomohon city. Methods: This research uses observational analytic with the cross sectional approach, on Mei – September 2015 at the PT. Geothermal Lahendong Tomohon city with 42 person. This research uses questionnaire, stationery, tools work fatigue Reaction timer Tipe L.77 Model MET/3001-MED-95 and Computer Application. Processing the data with the Fisher Exact Test with α= 0,05. Result: irregular shift Work of 83.3% and Shift Work of 16.7%. experience work stress of 47,6% and not experience work stress of 52,4%. normal fatigue work of 47,6 % and fatique light work of 52,4%. then test results show There is a relationship between shift work with fatigue of work to employees (ρ = 0,029) in PT. Geothermal Lahendong Tomohon city. There is a relationship between work stress with fatigue of work to employees (ρ = 0,027) in PT. Geothermal Lahendong Tomohon city. Conclusion: There is a relationship between shift work with fatigue of work to employees in PT. Geothermal Lahendong Tomohon city. And There is a relationship between work stress with fatigue of work to employees in PT. Geothermal Lahendong Tomohon city. Keywords : Shift Work, Work Stress, Fatigue Work
PENDAHULUAN
tuntutan
tugas
dengan
akibat
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
ketidaknyamanan dalam bekerja. Stres dapat
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
menimbulkan
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
yang merugikan mulai dari menurunnya
maupun rohani. keselamatan dan kesehatan
kesehatan sampai pada dideritanya suatu
kerja maka para pekerja diharapkan dapat
penyakit (Tarwaka, 2010).
bermacam-macam
suatu
dampak
melakukan pekerjaan dengan aman dan
Stres biasanya muncul pada situasi-situasi
nyaman. Unsur yang ada dalam keselamatan
yang kompleks, menuntut sesuatu di luar
dan kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor
kemampuan individu, dan munculnya situasi
fisik, tetapi juga mental, emosional dan
yang tidak jelas. Dalam konteks pekerjaan
psikologi (Sucipto, 2014).
biasanya stres dapat timbul dari beban tugas
Kelelahan adalah suatu keluhan umum yang
sangat
mempengaruhi
kinerja
yang
tinggi,
tersedianya
kerumitan
fasilitas
untuk
tugas,
tidak
mengerjakan
karyawan. Sekitar 20% pekerja memiliki
tugas, kebijakan perusahaan, atasan yang
gejala kelelahan kerja. Faktor yang fisik dan
otoriter, kondisi fisik lingkungan yang panas,
psikologi
mempengaruhi
bising dan berbau. Stres bisa muncul dari
kelelahan kerja yaitu shift kerja dan stres
hubungan yang tidak harmonis antara atasan
kerja.
menyebabkan
dan bawahan, adanya konflik antara rekan
kelelahan kerja sebesar 64%, lebih dari 50%
kerja, kekaburan peran dan tanggung jawab
(Kodrat, 2011).
dalam pekerjaan, adanya persaingan yang
yang
Faktor
dapat
psikologi
Data dari ILO yang menunjukkan bahwa hampir setiap tahun sebanyak dua juta
tidak sehat antar sesama rekan kerja (Gobel, 2014).
pekerja meninggal dunia karena kecelakaan
Northwestern National Life Insurance
kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan.
melakukan penelitian tentang dampak stres
Peneliti tersebut menyatakan dari 58.155
ditempat kerja, kesimpulannya yaitu satu juta
sampel, sekitar 18.828 sampel menderita
absensi ditempat kerja berkaitan dengan
kelelahan
masalah stres, 27% mengatakan bahwa aspek
yaitu
sekitar
32,8
%
dari
keseluruhan sampel peneliti (Baiduri, 2008).
pekerjaan menimbulkan stres paling tinggi
Pekerja pada shift malam memiliki risiko
dalam hidup para pekerja, 46% menganggap
28% lebih tinggi mengalami cidera atau
tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang
kecelakaan.
catatan
sangat tinggi, satu pertiga pekerja berniat
kecelakaan kerja yang terjadi, gangguan tidur
untuk langsung mengundurkan diri karena
dan kelelahan kerja menjadi dua faktor yang
stres dalam pekerjaan dan 70% berkata stres
paling penting dari kesalahan manusia. Salah
kerja telah merusak kesehatan fisik dan
satu resiko dari kelelahan kerja yaitu stres
mental pekerja (Lousyk, 2007).
kerja.
Stres
Dari
kerja
beberapa
adalah
suatu
ketidakmampuan pekerja untuk menghadapi
Hasil
penelitian
Firmana
(2011)
menunjukkan bahwa shift kerja malam lebih
beresiko untuk terjadinya
sedang
memberikan waktu libur bagi pekerja karena
dibandingkan shift kerja pagi. Karyawan
tenaga kerja yang terbatas yang harus
yang bekerja pada shift pagi mengalami
dihasilkan
stress ringan lebih tinggi karena mempunyai
membutuhkan waktu yang cepat. Tujuan
waktu istirahat yang lebih banyak dan
umum mengetahui hubungan antara shift
penerangan saat bekerja yang cukup sehingga
kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja
beban kerja tidak terlalu berat. Shift malam
pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik
mengalami stres yang lebih tinggi karena
Tenaga
pekerjaan pada shift malam banyak terdapat
Tomohon.
kegiatan kerja
lembur
stres
sehingga
cukup
Panas
besar
Bumi
dan
tergolong
Lahendong
Kota
waktu
istirahat sedikit.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil objek penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional
pada PT PLTP Lahendong yang merupakan
analitik dengan rancangan cross sectional.
perusahaan pemerintah yang bergerak di
Untuk Menganalisis Penelitian ini dilakukan
bidang pembangkit listrik. Perusahaan ini
di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas
sangat membutuhkan kinerja karyawan yang
Bumi Lahendong Kota Tomohon pada bulan
tinggi untuk meningkatkan produktivitas
April- Juni tahun 2016. Populasi berjumlah
perusahaan, oleh karena itu salah satu cara
74 orang dan jumlah sampel adalah 42 orang.
untuk
dengan
Adapun responden yang diambil untuk
memperhatikan dan meminimalisir kelelahan
memenuhi kriteria inklusi yaitu bersedia
kerja yang timbul akibat shift kerja dan stres
menjadi responden dan hadir pada saat
para pekerja (Setyawati, 2010).
penelitian.
mewujudkannya
yaitu
Berdasarkan survei awal yang dilakukan
dalam
Selanjutnya
penelitian
ini
adalah
responden
izin/cuti.
di bagian operator, terlihat bahwasanya
kuesioner,
tenaga kerja di lapangan bekerja dengan
menggunakan Reaction timer Tipe L.77
sistem shift, yang terbagi menjadi 3 shift
Model MET/3001-MED-95, cara pengukuran
yaitu shift I dimulai dengan waktu kerja
kecepatan waktu reaksi dengan rangsang
pukul 08.00-15.00 WITA, shift II dimulai
cahaya dan suara dan
dengan waktu kerja pukul 15.00-22.00 WITA
Komputer
dan , shift III dimulai dengan waktu kerja
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
pukul 22.00-08.00 WITA . Karyawan yang
dalam dua macam analisis, yaitu analisis
ada di bagian operator berjumlah 40 orang
univariat variabel bebas adalah shift kerja dan
yang dibagi dalam tiga shift kerja, 10 orang
stres kerja, Variabel Terikat adalah kelelahan
pada shift pagi, 15 orang pada shift sore dan
kerja.
15 orang pada shift malam. Setiap karyawan
menganalisis hubungan antara shift kerja
mengalami
dengan kelelahan kerja pada karyawan, dan
shift
dengan
tidak
ini
eksklusi
oleh penulis terhadap tenaga kerja lapangan
satu
Penelitian
kriteria
Kelelahan
sebagai
dan
menggunakan
kerja
di
ukur
program Aplikasi
instrumen penelitian.
analisis
bivariat
untuk
hubungan antara stres kerja dengan kelelahan
Distribusi Responden Berdasarkan Stres
kerja pada karyawan di PT. Pembangkit
Kerja menunjukkan bahwa stres kerja dibagi
Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota
dua kategori yaitu mengalami stres dan tidak
Tomohon, dengan menggunakan Uji Chi-
mengalami stres, dimana responden dengan
Square test dengan α = 0,05.
kategori
stres
berjumlah 20
responden
(47,6%) dan kategori tidak mengalami stres berjumlah 22 responden (52,4%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi Responden Berdasarkan Shift
Distribusi Karakteristik Responden Hasil
penelitian
Karakteristik
menunjukan responden
bahwa penelitian
Kerja menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan shift kerja
yang teratur
berdasarkan jenis kelamin bahwa responden
adalah sebanyak 7 responden (16,7%) dan
dengan jenis kelamin Laki- Laki yang
responden yang bekerja dengan shift kerja
memiliki
yang tidak teratur adalah 35 responden
distribusi
terbanyak yaitu
41
responden dan jenis kelamin Perempuan yang memiliki distribusi sedikit yaitu 1 responden.
Berdasarkan
umur
bahwa
(83,3%). Distribusi Kelelahan
Responden
Kerja
Berdasarkan
menunjukkan
bahwa
responden dengan kelompok umur 21 – 30
kelelahan kerja dibagi dua kategori yaitu
Tahun yang memiliki distribusi terbanyak
Normal dan Kelelahan Kerja Ringan dimana
yaitu 23 responden dan kelompok umur 51 –
responden
60 Tahun yang memiliki distribusi sedikit
berjumlah
yaitu 2 responden. Berdasarkan tingkat
kategori kelelahan kerja Ringan berjumlah 22
pendidikan bahwa responden dengan tingkat
responden (52,4%).
dengan 20
kategori
responden
Normal
(47,6%)
dan
pendidikan SMA yang memiliki distribusi terbanyak yaitu 29 responden dan tingkat
Hubungan Antara Shift Karyawan di PT
pendidikan D-1 yang memiliki distribusi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
sedikit yaitu 2 responden. Berdasarkan lama
Lahendong Kota Tomohon
kerja bahwa responden dengan lama kerja 8
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 1
jam/perhari
distribusi
dibawah ini melalui hasil uji Chi Square
terbanyak yaitu 35 responden dan lama kerja
terlihat nilai ρ sebesar 0,027 (< 0,05). Hal
9 jam/perhari yang memiliki distribusi sedikit
ini berarti bahwa Terdapat hubungan antara
yaitu 2 responden. Berdasarkan masa kerja
shift kerja dengan kelelahan kerja pada
bahwa responden dengan masa kerja 6 – 10
Karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga
Tahun yang memiliki distribusi terbanyak
Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon.
yang
memiliki
yaitun 18 responden dan masa kerja ≤ 1
Shift kerja pada dasarnya merupakan
tahun yang memiliki distribusi sedikit yaitu 2
merupakan pola waktu kerja yang diberikan
responden.
pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas
kerja pagi, sore dan malam (Prismayanti,
kontingensi antara shift, diketahui bahwa
2010). Shift Kerja adalah semua pengaturan
shift yang paling berpengaruh terhadap
jam kerja, sebagai pengganti atau sebagai
kelelahan
tambahan
hari
Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan
sebagaimana yang biasa dilakukan. Shift
oleh Putri (2013) menyimpulkan bahwa ada
Kerja dapat bersifat permanen atau temporer
perbedaan tingkat kelelahan akibat kerja pada
menurut
kerja
perawat wanita shift pagi, siang dan malam di
bersangkutan yang bahkan sangat sering
bagian kelas III RSUD. Dr. Moewardi
tidak beraturan. Para pekerja shift termasuk
Surakarta.
kerja
pagi
dan
kebutuhan
siang
tempat
kerja
adalah
shift
malam.
yang bekerja dalam tim yang berotasi yaitu
Kelelahan bisa disebabkan oleh sebab
pekerja dapat bekerja pada pagi hari, atau
fisik ataupun mental. Salah satu penyebab
siang hari, atau malam hari dan dapat pula
kelelahan adalah gangguan tidur (sleep
pekerja bekerja pada jam - jam yang tidak
distruption)
lazim (Maurits, 2010).
dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
yang
antara
lain
dapat
gangguan pada ritme sirkadian akibat jet lag
di PT Pembangkit Listrik Tenaga Panas
atau
shift
kerja.
Bumi Lahendong Kota Tomohon bahwa
menyatakan bahwa pekerja pada shift malam
responden yang memiliki shift kerja tidak
memiliki risiko 28% lebih tinggi mengalami
teratur dan mengalami kelelahan kerja ringan
cedera
atau kecelakaan.
sebanyak (60%). Responden yang memiliki
catatan
kecelakaan
shift kerja tidak teratur dan
mengalami
gangguan tidur dan kelelahan kerja menjadi
kelelahan kerja normal sebanyak (40%) dan
dua faktor yang paling penting dari kesalahan
responden yang memiliki shift kerja teratur
manusia. Kelelahan merupakan masalah yang
dan kelelahan kerja ringan yaitu (14,3%).
dapat mengancam kualitas hidup, karena
Responden yang memiliki shift kerja teratur
kelelahan dapat menyebabkan konsentrasi
dengan kelelahan kerja normal yaitu (85,7%).
menurun
Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat
Antara Shift Pagi, Sore dan Malam pada saat
nilai ρ sebesar 0,027 (< 0,05). Hal ini berarti
bekerja yang nantinya akan mengakibatkan
bahwa Terdapat hubungan antara shift kerja
kecelakaan kerja terjadi (Aisbett and Nichols,
dengan kelelahan kerja pada Karyawan di
2007).
Perbedaan
(Setyawati,
kerja
2010)
Dari beberapa yang
Tingkat
terjadi,
Kelelahan
PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Menurut Suma’mur (2009) pegawai
Lahendong Kota Tomohon. Hasil Penelitian
yang bekerja bergilir pada malam hari paling
ini juga sama dengan penelitian yang
berpotensial menyebabkan kelelahan, waktu
dilakukan
yang
istirahat yang diberikan setelah bekerja
menyimpulkan adanya pengaruh kelelahan
dengan rotasi kerja bergilir, khususnya untuk
kerja
kerja
oleh
Liana
dengan shift kerja
(2012)
dengan hasil
signifikan (p = 0,000). Hasil uji koefisien
malam,
belum
memulihkan tenaga.
cukup
untuk
Tabel 1. Hubungan antara Shift Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon. ρ value
Kelelahan Kerja Variabel
Ringan
Total
Normal
n
%
n
21
60
14
1
14,3
22
14
%
n
%
40
35
100
6
85,7
7
100
54,5
20
47,6
42
100
70
6
30
20
100
Shift Kerja Tidak Teratur Teratur Total
0,027
Stres Kerja Mengalami Stres Tidak Mengalami Stres
8
36,4
14
63,6
22
100
Total
22
54,5
20
47,6
42
100
0,029
*uji Chi Square Hubungan Antara Stres Kerja dengan
dampak dari stress kerja tersebut akan
Kelelahan Kerja pada Karyawan di
mengakibatkan
PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas
performansi, efisiensi dan produktivitas
Bumi Lahendong Kota Tomohon.
kerja tenaga kerja yang bersangkutan
Berdasarkan
Tabel
1
(Tarwaka, 2010).
menunjukkan
bahwa
hasil
diatas uji
menurunnya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat
pada karyawan
nilai ρ sebesar 0,029 (< 0,05). Hal ini
Listrik Tenaga Panas Lahendong Kota
berarti bahwa Terdapat hubungan antara
Tomohon yaitu bahwa responden yang
stres kerja dengan kelelahan kerja pada
mengalami stres kerja dan
Karyawan di PT. Pembangkit Listrik
kerja
Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota
Responden yang mengalami stres kerja
Tomohon.
dan kelelahan kerja normal sebanyak
Stres akibat kerja adalah stres yang
(30%)
terjadi karena suatu ketidak mampuan
mengalami stres kerja dan kelelahan
pekerja dalam menghadapi tuntutan
kerja ringan yaitu (36,4%). Responden
tugas
mengakibatkan
yang tidak mengalami stres kerja dengan
ketidaknyamanan dalam kerja. Dalam
kelelahan kerja normal yaitu (63,6%).
kaitannya dengan pekerjaan, semua
Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat
yang
ringan
dan
di PT. Pembangkit
kelelahan
sebanyak
responden
yang
(70%).
tidak
nilai ρ sebesar 0,029 (< 0,05). Hal ini
1.
berarti bahwa Terdapat hubungan antara
kerja dengan kelelahan kerja pada
stres kerja dengan kelelahan kerja pada
karyawan di PT. Pembangkit Listrik
Karyawan di PT. Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota
Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota
Tomohon.
Tomohon.
2.
Terdapat Hubungan antara Shift
Terdapat Hubungan antara stres
Hasil penelitian ini didukungan
kerja dengan kelelahan kerja pada
oleh penelitian yang dilakukan oleh
karyawan di PT. Pembangkit Listrik
Widyasari (2010), yang menyatakan
Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota
bahwa ada hubungan antara kelelahan
Tomohon.
kerja dengan stress kerja pada perawat. Artinya semakin berat kelelahan kerja
SARAN
yang dialami perawat di tempat kerja
Adapun saran yang diberikan yaitu :
semakin tinggi pula tingkat stres kerja
1.
pada perawat. Kelelahan kerja dapat
memanfaatkan waktu istirahat sebaik
menimbulkan beberapa keadaan yaitu
mungkin, dan bisa mengatur sendiri
prestasi kerja yang menurun. Kelelahan
waktu istirahat dan waktu tidur untuk
kerja terbukti memberikan kontribusi
meminimalisir terjadinya kelelahan
lebih
kerja.
dari
60%
dalam
kejadian
Sebaiknya
Karyawan
kecelakaan di tempat kerja (Maurits,
2.
2010). Berdasarkan waktu terjadinya,
pekerja/
kelelahan
Keselamatan Kerja yang baik dan
ada
dua
macam
yaitu:
Sebaiknya perusahan memiliki ahli
Kesehatan
kelelahan akut, terutama disebabkan
berkompeten
oleh kerja suatu organ atau seluruh
kelelahan kerja dan juga masalah
tubuh secara
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
berlebihan.
Kelelahan
Untuk
dan
mengontrol
kronis, tejadi bila kelelahan berlangsung
lainnya .
setiap hari dan berkepanjangan. Dalam
3.
hal ini kelelahan terjadi berlanjut bahkan
memperhatikan
kondisi
kadang-kadang telah terjadi sebelum
mengkonsumsi
makanan
memulai sesuatu pekerjaan. (Maurits,
bergizi dan mendapat istrirahat yang
2010).
cukup sebelum melakukan pekerjaan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Bagi para karyawan sebaiknya tubuh, yang
DAFTAR PUSTAKA
Rumah
Aisbett & Nichols. 2007. Fighting
Surakarta.[Skripsi
Ilmiah].
Fatigue whilst Figting Bushfire:
Surakarata:
Fakultas
an
Kedotekteran Universitas Sebelas
overview
of
Contributing Fatgue
Factors
to
During
Suppression.
Firefegter Bushfi
The
Journal
of
re
Dr.
Oen
Maret. Losyk, B. 2007. Kendalikan Stres Anda.
Australian
Jakarta
Emergency
Utama.
Management, Vol. 22 No. 3.
Sakit
:
Gramedia
Pustaka
Maurits, L. S. K. 2010. Selintas Tentang
Baiduri, W. 2008. Fatigue Assesment Pt. Pama Persada Nusantara. Jakarta. Firmana, A. S. & Hariyono, W. 2011.
Kelelahan
Kerja.
Cetakan
Pertama.
Yogyakarta:
Amara
Books.
Hubungan shift kerja dengan
Prismayanti F. I, Alifin dan Suratmi.
stres kerja pada karyawan bagian
2010. Hubungan Shift Kerja
operation PT. Newmont Nusa
Dengan
Stres
Tenggara
Perawat.
Lamongan:
Di
Kabupaten
Sumbawa Barat.
Muhammadiyah
Gobel R. S. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum
Kerja
Daerah
(online).
Vol.03,
Pada
STIKES
Lamongan. No.VII,
Desember 2010. Putri 2013. Perbedaan Tingkat Stres
Datoe
Akibat Kerja Antara Shift Pagi,
Binangkang Kabupaten Bolaang
Siang, dan Malam Pada Perawat
Mongondow.
tidak
Bagian Kelas III Di Rumah Sakit
Manado: Fakultas
Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi
diterbitkan.
Skripsi
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas
Sam
Ratulangi
Manado.
Ilmiah].
Surakarta:
Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Kodrat, K. M. 2011. Pengaruh shift kerja
Setyawati,
2010. Selintas Tentang
terhadap kelelahan pekerja pabrik
Kelelahan
kelapa sawit di PT. X Labuhan
Yogyakarta:Amara Books.
Batu.
Jurnal
teknik
industri,
Medan; 12(2): 110-1.
Kelelahan
Sucipto C. D. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi Pertama.
Liana, K. 2012. Pengaruh Shift Kerja Terhadap
Kerja.
Perawat
Wanita Bagian Rawat Inap di
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Suma’mur,
P.
K.
2009.
Higene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung Tarwaka. S.S. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press. Widyasari,
2010.
Hubungan antara
kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat di rumah sakit islam yarsis surakarta.