pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEHNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) KELAS IX/C DI SLB B – C YPAALB LANGENHARJO GROGOL SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Oleh : BAMBANG RIYADI NIM . X5107508
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R TA 2009
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL PENELITIAN
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEHNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) KELAS IX/C DI SLB B – C YPAALB LANGENHARJO GROGOL SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI Oleh : BAMBANG RIYADI NIM . X5107508
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R TA 2009
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEHNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) KELAS IX/C DI SLB B – C YPAALB LANGENHARJO GROGOL SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Oleh: Bambang Riyadi, B. Sunarti, Sudakiem
ABSTRAK Bambang Riyadi, PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEHNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD) KELAS IX/C DI SLB B – C YPAALB LANGENHARJO GROGOL SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model Cooperative Learning tehnik Student Teams Achievement Division ( STAD )Kelas IX/C di SLB B – C YPAALB Langenharjo, Grogol Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menggunakan empat langkah yaitu (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan Tindakan; (3) Pengamatan Pelaksanaan Tindakan; (4) Refleksi Hasil Tindakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Data yang dihasilkan dengan dokumentasi, observasi, wawancara dan Tes. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan Cooperative Learning tehnik STAD kelas IX/C diharapkan dapat menghasilkan data yang valid, maka peneliti mendapatkan hasil rentangan nilai sebagai berikut : 1). Nilai ulangan harian IPS pada kondisi awal nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 55. 2). Nilai ulangan harian IPS pada Siklus I nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 60. 3). Nilai ulangan harian pada siklus II nilai terendah 60 dan nilai tertingg 70. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan nilai rentangan tersebut diatas, maka ada peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model Cooperatife Learning tehnik STAD kelas IX/C di SLB B – C YPAALB Langenharjo, Grogol, Sukoharjo
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rentangan usia 7 – 11 tahun,
A. PENDAHULUAN Dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak menuju kedewasaan tidak terlepas dari lingkungan sosial yang menjadi bagian
kehidupan
Lingkungan
sosial
sehari-hari. mempunyai
peranan penting yang sangat besar dalam mendewasakan anak. Salah satu upaya mendewasakan anak adalah melalui pendidikan. Dalam kehidupan
sosial
berbagai
sumber
menyediakan sarana
dan
sasaran belajar dalam bentuk nyata yang
sangat
membantu
menurut
Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992 : 12) mengatakan bahwa : Usia 7 – 11 tahun berada pada tahap operasional kongkrit , dimana tahap ini kemampuan anak untuk berpikir abstrak selalu harus didahului kongkrit.
pengalaman
Anak
sangat
membutuhkan benda nyata untuk menolong
perkembangan
intelektualnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka menunjang
proses
peserta didik secara utuh, maka dapat melibatkan segenap aspek psikologis anak kognitif,
yang meliputi afektif
dan
psikomotor. Dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) seorang guru harus dapat mengajak peserta
dengan
dalam
perkembengan dan pertumbuhan
aspek
Perkembangan
Intelektual Piaget yang dikutip
pendidikan. Dalam
Teori
didik
memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Siswa Sekolah Dasar berada pada
setiap pendidikan khusus guru di sekolah Luar Biasa dalam tugasnya mengajar anak atau memberikan pengajaran
harus
bertindak
bijaksana disesuaikan dengan sifat dan
tingkat
kemampuan
perkembangan anak. Demikian
juga
tehnik
pembelajaran yang harus sesuai dengan bahan yang diajarkan. Hal ini
dimaksud
agar
usaha
pendidikan dan pengajaran dapat berhasil dengan sebaik-baiknya.
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
dunia
Namun pada saat ini masih sering
pendidikan saat ini mengalami
dijumpai proses kegiatan belajar
perkembangan ilmu pengetahuan
mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
semakin
dapat
(IPS) yang kurang tepat, dimana
sektor
guru
Sedangkan
dalam
pesat
mempengaruhi
beberapa
hanya
memberikan
dimana saja baik secara nasional
pengajaran
maupun internasional. Maka perlu
ceramah didepan kelas dan siswa
dilakukan oleh pemerintah saat ini
duduk, diam mendengarkan dan
untuk
dan
mencatat. Bagia anak tuna grahita
meningkatkan mutu pendidikan di
tidak mungkin dapat menerima
Indonesia. Pertama yang harus
pemebelajaran yang diberikan oleh
ditekankan bagaimana kinerja guru
Guru. Batasan yang dikemukakan
dalam kegiatan belajar mengajar di
Triman Prasadio (1978 : 4)
memajukan
sekolah,
bagaimana
kurikulum
dimana
kemampuan
gangguan
sarana
dan
pemakaian
prasarana
yang
metode
Tuna Grahita adalah Keadaan
yang dipakai apakah sesuai dengan siswa,
dengan
yang
individu
menunjukkan
fungsi
intelegensinya
dimiliki
sejak
masa
dibutuhkan harus memadai dalam
perkembangan yang bermanifestasi
proses
pada
belajar
mengajar
serta
gangguan
belajar
dan
bagaimana pengawasan kinerjanya
gangguan penyesuaian diri dengan
dengan kelembagaan. Semua itu
lingkungan.
sudah
Atas dasar batasan tersebut anak
terakomodir
belum.
Disamping yang sangat penting
tuna
dalam mendukung proses belajar
penyimpangan dikarenakan tingkat
mengajar
intelegensinya dibawah
harus
adanya
grahita
mengalami
normal,
kelengkapan buku pelajaran, bahan
sehingga
menyebabkan
ajar, buku bacaan, alat peraga dan
kemampuan dan daya pikirnya
sumber belajar yang memadai.
terbatas.
Selanjutnya
mempengaruhi terhadap perhatian,
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
emosi, daya ingat, pengamatan,
membedakan jenis kelamin, suku,
minat, daya kreasi, imajinasi dan
ras, kedudukan sosial dan tingkat
tingkah laku serta kematangannya
kemampuan ekonomi.
akan mengalami hambatan. Jadi
Demikian
tidak heran siswa SLB B – C
berkebutuhan khusus juga telah
YPAALB siswa sudah berusia 15
dituangkan dalam UU RI Nomor
tahun tingkat intelegensinya seperti
20 tahun 2003 tentang Sistem
anak usia 9 tahun.
Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 2
Hal diatas akan mempengaruhi terhadap
proses
sehingga
belajar
kematangan
anak, berbeda
bahwa
juga
bagi
warga
anak
negara
yang
memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual
dan
sosial
berhak
dibandingkan antara anak yang
memperoleh pendidikan khusus.
satu dengan yang lainnya sesuai
Pendidikan Khusus yang dimaksud
tingkat intelegensi anak, maka
adalah Pendidikan Luar Biasa.
dalam layanan pendidikannya juga
Pendidikan Luar Biasa tertuang
berbeda
dalam
disesuaikan
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 72 tahun 1991 adalah :
kelainan yang disandangnya. berdasarkan
Pendidikan Luar Biasa adalah
fungsi dan tujuan pendidikan maka
bertujuan membantu peserta didik
setiap warganegara memiliki hak
yang mengandung kelainan fisik
untuk
dan atau mental agar mampu
Dengan
demikian
memperoleh
pendidikan.
Tertuang dalam UU RI Nomor 20
mengembangkan
tahun
pengetahuan
2003
tentang
Sistem
dan
sikap, ketrampilan
Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1
sebagai pribadi maupun anggota
bahwa
warganegara
masyarakat
yang
sama
hubungan timbal balik dengan
memperoleh pendidikan. Berarti
lingkungan sosial, budaya dan
suatu
alam
Setiap
mempunyai
hak
satuan
diselenggarakan
pendidikan tidak
commit to users
dalam
sekitar
mengembangkan
mengadakan
serta
dapat
kemampuan
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dalam dunia kerja dan mengikuti
Menurut Davidson dan Worsham
pendidikan.
(Supraptama,
2000
Cooperative
Learning
Dalam penelitian ini penulis beringinan
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
Ilmu
model
:
3)
“
adalah
pembelajaran
sistematis
yang dengan
pengetahuan sosial (IPS) dengan
mengelompokkan
menerapkan model Cooperative
tujuan
Learning dengan tehnik Student
pembelajaran yang efektif yang
Teams
mengintegrasikan
Achievement
Division
(STAD) yang dapat dilakukan
siswa
menciptakan
untuk
pendekatan
ketrampilan
social yang bermuatan akademis.
menerima
Di dalam dunia pendidikan
ceramah,
implikasi dari bidang tehnologi,
gambar, bacaan dari guru yang
informasi, ilmu pengetahuan dan
kemudian
dikelompokan
komunikasi serta bidang sosial
menjadi beberapa kelompok yang
dalam pembentukan sumber daya
dibentuk
untuk
manusia yang berkualitas untuk
memecahkan suatu masalah atau
dapat melakukan reformasi dalam
tugas lain yang dikerjakan oleh
sistem pendidikan nasional guna
masing-masing kelompok tersebut.
membentuk insan yang cerdas,
Setelah dilakukan tindakan ini
terampil dan kompetitif.
dengan
cara
informasi
siswa melalui
siswa
oleh
guru
siswa menunjukkan lebih aktif
Dalam
dalam proses pembelajaran baik
dalam
bertanya,
tanggapan
mempunyai
ide/
partisipasinya
pembelajaran dari
siswa
kurangnya
siswa
dalam
pendapat, diskusi mencari sumber
kegiatan pembelajaran, rasa ingin
materi
tahu,
secara
kelompok
/
keberaniannya
meningkatkan
bertanya,
hasil belajarnya dengan adanya
terhadap
masalah,
laporan kepada guru.
bertanya,
maka
individual
dapat
ide
atau
dalan gagasan
malu untuk mengakibatkan
proses belajar mengajar kurang
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
kondusif dan hasil belajar menjadi
pembelajaran IPS , motivasi siswa
rendah.
dalam IPS serta kemampuan guru
Hal
ini
menunjukkan
bahwa siswa memiliki penguasaan
dalam
menyusun
materi dasar yang kurang baik.
melaksanakan
RPP
dan
pembelajaran
di
kelas. Selain itu data diambil dari nilai harian siswa.
B. METODE PENELITIAN
Untuk pengumpulan data
Tempat Penelitian adalah tempat
dimana
memperoleh diperlukan
penelitian
data-data dalam
yang
penelitian
.
dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai tehnik pengumpulan data yang utama
sedangkan
Tempat yang diperlukan untuk
observasi,
penelitian ini yaitu di
pengamatan dan test
SLB/B-C
YPAALB Langenharjo Sukoharjo.
dokumentasi, sebagai
tehnik pengumpulan data. Validasi diperlukan agar
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai tanggal tanggal 17
diperoleh
data
yang
April - 24 Juni 2009.,disesuaikan
Validitas yang digunakan perlu
dengan jadwal mata pelajaran
sesuai
matematika 8 jam pelajaran per
dikumpulkan. Untuk data kualitatif
minggu.
yang berupa nilai harian IPS,
dengan
data
valid.
yang
kelas
instrumennya diperlukan kisi-kisi
(PTK ) dilakukan di kelas IX/ C
soal ( indikator dalam silabus ).
DI
Sedang
Penelitian
SLB
Langenharjo Pelajaran
Tindakan
/
B-C
YPAALB
Sukoharjo 2008/2009.
Tahun Sekolah
Luar. Jenis kelainan Tunagrahita sedang
Sedangkan jumlah siswa
data
divalidasi
kualitatif
melalui
dapat
Triangulasi
sumber, data diperoleh dari peserta didik, guru dan mitra kolaborasi. Data
berupa
hasil
yamg akan diteliti sebanyak 3
diklasifikasikan
orang.
berupa
kuantitas. Data tersebut dianalisis
informasi kemampuan siswa dalam
secara deskriptif, yakni dengan
Sumber
data
commit to users
sebagai
tes data
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
membandingkan
nilai
tes
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
antarsiklus. Yang dianalisis adalah nilai
tes
siswa
sebelum
Dari
hasil
melalui
menggunakan media gambar, dan
pembelajaran
nilai tes
pembelajaran
siswa menggunakan
yang
diperoleh
observasi
proses
dan baik
pada
kondisi
Kemudian, data yang berupa nilai
pelaksanaan tindakan kelas dalam
tes
tersebut
siklus
hasilnya
tergambar dalam tabel
dibandingkan dapat
hingga
mencapai
batas
I
diatas,
dan
sampai
saat
media gambar sebanyak dua siklus.
antarsiklus
awal
hasil
siklus
maka
dengan
II
yang
tersebut
terlihat
hasil
indikator
pembelajaran Ilmu Pengetahuan
keberhasilan yang telah ditetapkan.
Sosial (IPS) semakin meningkat.
ketercapaaian
atau
Indikator pencapaian dalam
Terlihat
dalam
pelaksanaan
penelitian ini ditetapkan : nilai
kegiatan belajar mengajar dengan
ketuntasan minimal 60 sebagai
menggunakan model Cooperatife
batas tuntas pembelajaran IPS yang
Learning
dicapai oleh minimal 75% dari
semakin antusias dan lebih aktif
keseluruhan
siswa.
dalam proses pembelajaran berupa
indikator
pencapaian
disesuaikan
dengan
Penetapan ini kondisi
tehnik
STAD
siswa
bertanya, mengeluarkan pendapat atau
ide,
berdiskusi
,
dan
sekolah, seperti batas minimal nilai
bekerjasama dalam mengumpulkan
yang
ketuntasan
hasil kerja serta aktif melaporkan
belajar tergantung pada guru kelas
yang menjadi hasil kerja kelompok
yang secara empiris tahu betul
Dengan demikian model
keadaan murid-murid di kelasnya
Cooperatife Learning tehnik STAD
(sesuai dengan KTSP ).
dapat memberikan pengaruh yang
dicapai
dan
positif kualitas
dalam
meningkatakan
npembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kelas
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
IX/C di SLB B – C YPAALB
terbukti
Langenharjo, Grogol, Sukoharjo.
kualitas pembelajaran IPS kelas
Dalam proses kegiatan belajar
IX/C di SLB B – C YPAALB
mengajar siswa merasa senang
Langenharjo, Grogol, Sukoharjo
dapat
tahun pelajaran tahun 2008/2009,
belajar
bersama
mengeluarkan berinteraksi
sesama
bekerjasama
teman,
meningkatkan
pendapat,
penulis menyarankan bahwa :
teman
Kepada
dan
,
bertanya,
tentang
rendah
cara
dan
merasa
sepenanggungan.
Kepala
Sekolah
diharapkan memberikan sosialisasi
sehingga tidak merasa malu atau diri
dapat
pengetahuan model atau pembelajaran
kooperatife
tehnik stad kepada guru mata pelajaran,
D. KESIMPULAN DAN SARAN
agar
guru
mampu
menerapkan kepada siswa dengan cara yang lebih menarik.
1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian
Kepada Siswa dapat memperoleh
dan pembahasan diatas dapat
informasi dari berbagai sumber
peneliti
simpulkan
dalam suasana gembira dalam
melalui
model
bahwa
Cooperatife
kegiatan
pembelajaran
melalui
Learning Tehnik STAD dapat
model
pembelajaran
yang
meningkatkan
bervariasi
kualitas
dan
pengembangan
pembelajaran IPS kelas IX/C di
metode pengajaran yang baru.
SLB
Kepada Peneliti lain dapat menjadi
B
–
C
YPAALB
Langenharjo, Sukoharjo
Grogol, tahun
pelajaran
2008/2009.
tersebut
bagi
selanjutnya ilmiahnya,
dengan diatas,
bahwa
peneliti-peneliti
dalam selain
menerapkan
2. Saran Sesuai
wacana
model
penulisan itu
dalam
kooperatif
simpulan
metode STAD ini dapat digunakan
Model
lebih dari satu topik diskusi untuk
Cooperatife Learning tehnik STAD
commit to users
tiap-tiap
kelompok
agar
lebih
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
menarik dan hasil belajar dapat tercapai
dengan
lebih
efektif,
H.J Girno Dkk, 1993. Belajar dan Pembelajaran I, Surakarta : UNS
efisien dan sempurna. http://adzelgar.wordpress.com/2009/02 /02/studi-dokumen-dalam-penelitian kualitatif/
E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______.1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: PT Rineka Cipta. Bungin, 2008. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif, http://adzelgar.wordpress.com/ 2009/02/02 Depdiknas,2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta : Direkorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah , Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Ekodjatmiko Sukarso, 2007. Model Pembelajaran Pendidikan Khusus, Jakarta : Direkorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah , Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Departemen Pendidikan Nasional. Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992. IPA II, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://mcdougelas.blogspot.com/2009/ 11/pengertian-wawancara.html Jogiyanto, 2006. Peningkatan Pemahaman dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa, Yogyakarta : CV. Andi Offset. Lexy Moeleong, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, .Bandung : PT Remaja Rosdakarya Meliono,2000. Metode Penelitian, Bandung : Citra Aditya Bhakti. Miles B. Miles dan Huberman, 1994. Qualitative Data Analysis, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta : UI. Press. Moleong, 2007. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif. http://adzelgar.wordpress.com/ 2009/02/02
Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S. ,1994. Pendidikan Luar Biasa, Jakarta : Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Munzayanah, 2000. Pendidikan Anak Tuna Grahita . Surakarta : PLB __________, 1994. Anak Tuna Grahita, Surakarta, Depdiknas UNS Noornia, A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD, Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
http://adzelgar.wordpress.com/ 2009/02/02 Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005. Metode Penelitian. Bandung : Refika Aditama Sunaryo Kartadinata, 1996, Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta : Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tenaga Guru. Supraptama, 2000, Model
Peraturan Pemerintah Nomor 72 1991. Tentang Pendidikan Luar Biasa, www.ditplb.or.id/cetak/2008/1
Pembelajaran Kooperatif, Jakarta : PT
003.
Suyanto dan Eko Jatmiko Sukarso, 2007. Model Pembelajaran Pendidikan Khusus, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direkorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Purwadarminto, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rochiati Wiraatmadja, 2005, Metode Penelitian , Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Rineka Cipta.
Sutjihati, 2006. Psikologi Anak Luar Rochman Nata Widjajya Zainal Alimin, 1996, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Biasa, Bandung : Refika Aditama Syaiful Sugala, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung.:Alfabeta.
Sugiyanto,2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Rayon 13
Triman Prasadio, 1978. Gangguan Psikaitrik Pada Anak – Anak dengan Retardasi Mental , Surabaya : Airlangga University Press.
Sugiyono, 2005. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif.
commit to users
pustaka.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003 , Jakarta : Redaksi Sinar Grafika.
Winkel, WS. 2001. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia
commit to users