FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM SYARIAH
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh: FIKRI INDRA SILMY NIM: 107046102077
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM
STUDI
MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J AK A R T A 1432H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 1 Juni 2011
Fikri Indra Silmy
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Biodata Pribadi 1.
Nama Lengkap
: Fikri Indra Silmy
2.
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Juni 1988
3.
Alamat
: Perumnas II Parungpanjang, Kab. Bogor, Jawa Barat
4.
Agama
: Islam
5.
Kewarganegaraan
: Indonesia
6.
Motto
: Everybody’s miracle in their own way
II.
Pendidikan Formal 1.
SD Negeri Pondok Pinang 06 Petang
(1994-1998)
2.
SD Negeri Parungpanjang 02
(1998-2000)
3.
MTs Darunnajah Cipining
(2000-2003)
4.
MA Darunnajah Cipining
(2003-2007)
5.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2007-2011)
III.
Pendidikan Informal 1.
Lembaga Pendidikan Bahasa LIA Ciputat, Tangerang Selatan
ii
Abstract The purpose of this research is to examine the impact of perception, motivation, and learning and memory Sekolah Pasar Modal Participants to their investment decision of sharia stocks. This research was conducted by selecting 154 sample of Sekolah Pasar Modal Participants which held in Indonesian Stock Exchange at 4, 5, and 11 Mei 2011. The sample of this research collected by using simple random sampling and proportionate random sampling. Analysis method which used in this research is multiple regression method. The result of this research showed that perception, motivation, and learning and memory Sekolah Pasar Modal Participant impact simultaneously to their investment decision of sharia stocks. Motivation is the most significant independent variable to investment decision of sharia stocks of Sekolah Pasar Modal Participants. Keywords: Perception, Motivation, Learning and Memory, Sharia Stocks Investment
iii
Abstrak
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh persepsi, motivasi, dan belajar Peserta Sekolah Pasar Modal terhadap keputusan investasi mereka di saham syariah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 154 sampel dari Peserta Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada 4, 5, dan 11 Mei 2011. Metode pemilihan sampel menggunakan simple random sampling dan proportionate random sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi, motivasi, dan belajar terhadap keputusan investasi saham syariah. Variabel motivasi merupakan variabel independen yang paling signifikan mempengaruhi keputusan investasi saham syariah. Kata kunci: Persepsi, Motivasi, Belajar, Investasi Saham Syariah
iv
Kata Pengantar
Bismilaahirrahmaanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang dapat dikoreksi. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis mengucapkan kepada Mimih dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati untuk memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tak terhingga. Kak Leli, Aam, dan seluruh keluarga besar yang ada di Indramayu dan di Serang. Atas dasar itu penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang penulis hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Amin Suma, SH, MH, MM selaku Dekan Fakultas Syariah.
v
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, Sekretaris Program Studi Bapak Mu’min Rauf yang telah memberikan keluasan kesempatan untuk penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM., dan Bapak A. Chairul Hadi, MA yang telah memberikan kesempatan berdiskusi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Tim Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, terutama Bapak Taufiq, Mbak Yane, Linda, Sashi, dan Nina yang telah banyak membantu dalam penyebaran kuesioner kepada peserta Sekolah Pasar Modal. 5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 7. Seluruh Staf pengajar di Laboratorium Bank Syariah yang telah memberikan semangat kepada penulis, dan bersedia untuk diajak diskusi terkait penelitian yang akan dilaksanakan penulis. 8. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, rekan-rekan LiSEnSi dan FoSSEI, dan rekan-rekan MES yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 9. Teman-teman kost, alumni Al-Ittihad dan Salsabila, dan langganan ojeg di Mawar IX, terima kasih atas candaan, persahabatan, dan supportnya. vi
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak-pihak yang telah disebutkan atas bantuan yang telah diberikan. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 1 Juni 2011
Fikri Indra Silmy
vii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
6
D. Review Studi Terdahulu
7
E. Kerangka Pemikiran
9
F. Sistematika Penulisan
11
LANDASAN TEORI
12
A. Investasi Saham Syariah
12
1. Landasan Investasi Syariah
15
2. Kesesuaian Syariah dalam Saham
17
3. Jenis Saham
19
4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham
20
5. Proses Investasi Saham
22
B. Perilaku Konsumen
27
1. Persepsi
29
2. Motivasi
37
3. Proses Belajar
43
viii
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
50
A. Jenis Penelitian
50
B. Pendekatan Penelitian
50
C. Jenis dan Sumber Data
53
D. Teknik Pengumpulan Data
53
E. Teknik Analisis Data
54
a. Analisis Kualitatif
54
b. Uji Validitas
55
c. Uji Reliabilitas
55
d. Uji Asumsi Klasik
56
e. Uji Hipotesis
57
PEMBAHASAN A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal
61
B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi
63
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
66
1. Uji Validitas
66
2. Uji Reliabilitas
71
D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 1. Variabel Independen
72 72
a. Persepsi
72
b. Motivasi
77
c. Belajar
81 ix
BAB V
2. Variabel Dependen
85
E. Analisis dan Pembahasan
89
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
89
2. Hasil Pengujian Hipotesis
92
KESIMPULAN DAN SARAN
99
A. Kesimpulan
99
B. Keterbatasan
100
C. Saran
101
DAFTAR PUSTAKA
102
LAMPIRAN
114
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah
3
Tabel 2.1
Beberapa Daftar Motif-motif Sosial
42
Tabel 3.1
Proporsi Sampel
53
Tabel 3.2
Ukuran Korelasi
57
Tabel 3.3
Pengukuran Variabel
60
Tabel 4.1
Usia
63
Tabel 4.2
Kelamin
64
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir
64
Tabel 4.4
Pekerjaan
65
Tabel 4.4
Pendapatan Per Bulan
66
Tabel 4.6
Hasil Tryout Variabel Persepsi
67
Tabel 4.7
Hasil Tryout Variabel Motivasi
68
Tabel 4.8
Hasil Tryout Variabel Belajar
69
Tabel 4.9
Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah
70
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Responden
71
Tabel 4.11
Statistik Deskriptif Persepsi
72
Tabel 4.12
Hasil Kuesioner Variabel Persepsi
73
xi
Tabel 4.13
Statistik Deskriptif Motivasi
77
Tabel 4.14
Hasil Kuesioner Variabel Motivasi
78
Tabel 4.15
Statistik Deskriptif Variabel Belajar
81
Tabel 4.16
Hasil Kuesioner Variabel Belajar
82
Tabel 4.17
Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah
85
Tabel 4.18
Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah
86
Tabel 4.19
Uji Multikolinearitas
91
Tabel 4.20
Model Summary
92
Tabel 4.21
Hasil Uji F
93
Tabel 4.22
Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
94
Tabel 4.23
Pearson Correlation
97
Tabel 4.24
Coefficients
98
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
10
Gambar 2.1
Motivation Process
39
Gambar 2.2
Consumer Learning by Operant Conditioning
45
Gambar 4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
90
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
91
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang sangat dianjurkan Islam. Peningkatan lapangan pekerjaan akan berbanding lurus dengan tingkat investasi negara tersebut. Jika investasi di suatu negara kecil maka lapangan pekerjaan pun akan minim, sehingga mendorong pengangguran masyarakat. Kemudian jika banyak yang menganggur, angka kriminalitas juga akan meningkat. Allah SWT dalam Al-Qur’an (9:34) mengancam orang-orang yang menimbun hartanya dan tidak memutarnya dalam investasi. Menurut Iwan (2010) dalam kuliah umumnya, investasi memiliki dua unsur. Pertama, pengeluaran sumber daya sekarang yang bersifat pasti. Kedua, ketidakpastian besaran hasil dan risiko. Beliau menganalogikan investasi saham seperti kisah sapi betina. Sapi betina memiliki empat hal yang dapat dimanfaatkan, yaitu susu, pupuk, anak, dan daging. Untuk mendapatkan sapi, investor mengorbankan sumber daya dana untuk membeli sapi tersebut. Selanjutnya ia akan mendapatkan hasil berupa susu, pupuk (dari kotoran sapi), anak, dan dagingnya. Namun, investor juga belum tentu mendapatkan hasil tersebut, karena sapi bisa jatuh sakit sehingga tidak dapat menghasilkan susu, pupuk, anak atau daging yang baik.
1
2
Di sisi lain minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sangat minim, khususnya investasi yang berkaitan dengan pasar modal. Entah karena ketidakkenalan masyarakat dengan perusahan sekuritas, kekurangberanian dalam menghadapi risiko saham, budaya masyarakat yang mencari aman, atau karena untuk membuka rekening efek membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pada akhir September 2010 proporsi kepemilikan saham oleh investor asing tercatat menurun dibanding tahun sebelumnya. Di akhir bulan tersebut tercatat sebesar 66,7% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 67,8%.1 Hal itu dinyatakan analisis karena lebih dipicu aktivitas investor domestik di lantai bursa efek Indonesia. Meski dana-dana lokal mengalami peningkatan signifikan, kepemilikan pemodal domestik dari ritel masih sangat kecil, sekitar 11,7 miliar dollar AS, per September 2010. Jumlah tersebut hanya sekitar 9,58 persen dari keseluruhan dana yang masuk di bursa Tanah Air. Rendahnya kepemilikan investor ritel dalam negeri itu tidak terlepas dari minimnya jumlah subrekening efek yang terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). “Estimasi bursa saja baru mencapai 1 juta investor. Nilai itu kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk kita,” jelas Felix Shindunata, pengamat pasar modal, di Jakarta, Senin (18/10) pada Koran Jakarta.
1
Koran Jakarta, Persentase Dominasi Asing Menurun, artikel diakses tanggal 26 Oktober 2010 dari http://mediakit.koran-jakarta.com/print-berita.php?id=65429
3
Perlu adanya sebuah terobosan yang dapat meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di lantai bursa. Jika minat rakyat untuk membeli saham minim, dapat dimungkinkan mayoritas saham perusahaan-perusahaan dalam negeri akhirnya akan dimiliki oleh asing. Belum lagi, saat ini banyak saham-saham yang masuk dalam golongan Daftar Efek Syariah. Data menunjukkan proporsi saham syariah dalam persen mencapai 48% di bulan Mei 2010. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, seharusnya ini merupakan berita gembira dan pendorong agar dapat berinvestasi di saham yang tergolong syariah. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah Periode
Tanggal Terbit
Saham Syariah
Jumlah Saham
%
I
30-Nov-07
164
383
43%
II
30-May-08
180
390
46%
III
30-Nov-08
185
396
47%
IV
29-May-09
177
396
45%
V
30-Nov-09
186
402
46%
VI
27-May-10
194
401
48%
181
395
46%
Average Sumber: www.idx.co.id
Alfahmi (2008) berpendapat bahwa perusahaan (dalam hal ini sekuritas) dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan harus dapat menetapkan
4
harga dengan etis, promosi dengan sentuhan simpatik, hingga komunikasi di jalur distribusi, dan materi-materi promosi di tempat-tempat penjualan atau outlet. Hawkins, Best, dan Coney (1995) menyatakan, “The marketing mix is the product, price, communication, distribution, and services provide to the target market”. Menurut mereka produk yang dikeluarkan suatu perusahaan harus cocok dengan kebutuhan pelanggan (investor). Kemudian harga yang ditetapkan harus cocok dengan fasilitas yang ada. Distribusi harus baik, karena dengan salahnya strategi distribusi akan berdampak dengan kegagalan produk. Komunikasi dengan konsumen juga harus baik. Kemudian yang terakhir menurut mereka adalah servis, penyediaan servis adalah suatu hal yang urgent tapi perusahaan harus memilih servis mana yang paling penting untuk mengenai sasaran konsumen. Dari sisi konsumen, Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan budaya dan kekuatan psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat William J. Santon (1981: 105) yang menyatakan, “sosiocultural and psychological force which influence consumer’s buying behavior”. Solomon (1993) berpendapat bahwa terdapat empat hal yang mempengaruhi perilaku konsumen secara individu, yaitu persepsi, motivasi, pembelajaran, dan sikap. Sedangkan menurut Hawkins, Best, Coney (1995) terdapat faktor-faktor internal
konsumen
yang
mempengaruhi
consumer
behavior-nya,
pembelajaran (memori), persepsi, motif, kepribadian, dan emosi.
yaitu
5
Wikipedia (2011) tertulis terdapat empat faktor internal konsumen yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan membeli produk: 1. Motivasi, merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Persepsi, merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap kejadian yang diterimanya berdasarkan infomasi dan pengalaman terhadap rangsangan tersebut. 3. Pembentukan sikap (attitude), merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka pada suatu hal. 4. Integrasi, merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Perasaan suka mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut. Penelitian ini mencoba mengkolaborasikan beberapa teori di atas tentang apa yang harus dilakukan perusahaan sekuritas sehingga penelitian ini nantinya akan menghasilkan titik temu antara keduanya. Oleh karena itu, penulis mengambil tiga variabel yang menurut peneliti dapat mewakili variabel-variabel lainnya, yaitu persepsi, motivasi, dan proses belajar.. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini saya berikan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah”.
6
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Adapun pembatasan dan rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah? 2. Bagaimana pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah? 3. Bagaimana pengaruh proses belajar peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan 1. Mengetahui pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah. 2. Mengetahui pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah. 3. Mengetahui pengaruh pembelajaran peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Sumbangan pemikiran untuk memperkaya khazananah keilmuan berinvestasi khususnya investasi saham.
7
2. Bagi Praktisi Dapat mengetahui kecenderungan masyarakat sehingga bisa membuat strategi agar masyarakat domestik tertarik untuk berinvestasi di saham syariah. 3. Bagi Masyarakat Umum Sebagai penambah khazanah keilmuan di bidang saham syariah.
D. Review Studi Terdahulu 1. Analisis Pengaruh Celebrity Endorse, Brand Image, dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), oleh Putri Apriliana, Mahasiswi Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba untuk meneliti ada tidaknya pengaruh celebrity endorse, brand image, dan persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian keputusan pembelian sabun Lux. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel independen mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun Lux secara bersama, tetapi secara parsial variabel persepsi tidak signifikan mempengaruhi keputusan pembelian produk. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah penulis menggunakan variabel persepsi, motivasi, dan pembelajaran masyarakat peserta sekolah pasar modal bersama-sama dan secara parsial mempengaruhi pertimbangan investasi di saham syariah.
8
2. Perilaku Masyarakat dalam Memilih Pembiayaan (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Sumber – Cirebon), oleh Maesaro, Mahasiswi Konsentrasi Perbankan Syariah – Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti bentuk pembiayaan yang dipilih oleh masyarakat kelurahan Sumber – Cirebon, dan meneliti ada tidaknya pengaruh kebudayaan, faktor sosial faktor pribadi, faktor psikologis, dan faktor agama terhadap pemilihan pembiayaan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapat adalah mayoritas responden memilih pembiayaan lembaga keuangan konvensional yaitu 91,9% responden, dan terdapat pengaruh simultan antara seluruh variabel independen terhadap pemilihan pembiayaan. Variabel independen yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor individu. Korelasi (R) variabel independen terhadap variabel dependen adalah 0,468 atau 46,8% yaitu terdapat korelasi yang sedang, sedangkan koefisien determinasinya (R2) adalah 0,219 atau 21,9% yang berarti terdapat 78,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah faktor consumer behavior yang penulis teliti adalah persepsi, motivasi, dan belajar masyarakat sekolah pasar modal sebagai variabel independen dan investasi saham syariah sebagai variabel dependen. 3. Analisis Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab. Persahabatan,
9
Rawamangun), oleh Idawati, Mahasiswi Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti pengaruh persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara secara bersama maupun secara parsial. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasilnya adalah terdapat pengaruh antara variabel persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian dengan variabel motivasi yang paling dominan. Korelasi (R) variabel independen dengan variabel dependen adalah 0,597 atau 59,7% korelasi yang sedang, sedang koefisien determinasinya adalah 0,336 atau 33,6% yang berarti terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhinya yaitu 56,4%. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis laksanakan terletak pada variabel independen dan dependennya. Variabel independen yang digunakan penulis adalah persepsi, motivasi, dan belajar sedangkan yang penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel persepsi dan motivasi. Variabel dependennya pun berbeda, yaitu pertimbangan investasi saham syariah dengan keputusan pembelian di sebuah restoran. E. Kerangka Pemikiran Solomon dalam teorinya menyatakan bahwa persepsi, motivasi, belajar, dan sikap seseorang mempengaruhi perilaku investasinya. Hal ini juga sejalan dengan yang tertulis dalam Wikipedia, yaitu terdapat empat hal yang
10
mempengaruhi pertimbangan konsumen sebagaimana yang diteorikan Solomon. Sedangkan Hawkin, Best, dan Coney menyatakan bahwa terdapat lima faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu pembelajaran, persepsi, motif, kepribadian, dan emosi. Penelitian yang penulis laksanakan akan mencoba membuktikan teori mereka untuk dapat diaplikasikan dalam investasi di saham syariah. Namun demikian dengan segala keterbatasan, penulis hanya menguji tiga variabel yang diungkapkan mereka, yaitu persepsi, motivasi, dan pembelajaran. Hal tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 1.1 berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Perception Consumer Behavior
Motivation Learning and Memory
Sumber: Solomon, Hawkin, Best dan Coney, dan Wikipedia
Investment Decision
11
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian yang saya ajukan merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uraian sistematika penulisan dituliskan dalam bentuk uraian yang menggambarkan alur pembahasan skripsi yang berurutan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II menyajikan Landasan Teori atau Kajian Kepustakaan, yang menjelaskan seluruh variabel dalam penelitian ini. Bab III menyajikan data hasil penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif. Bab IV memaparkan analisa dan pembahasan dari penelitian. Dalam bab ini akan dibahas temuan penelitian dan peneliti akan mencoba memodifikasi teori yang telah ada. Bab V merupakan bab penutup yang menerangkan tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan, dan saran-saran yang berguna bagi para peneliti selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Investasi Saham Syariah Manan menyatakan, investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment.1 Fitsgeral dalam Manan mengartikan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.2 Bodie, Kane, dan Marcus mengemukakan, “An Investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefit. For example, an individual might purchase share on stock anticipating that the future proceeds from the share will justify both the time that her money is tied up as well as the risk of the investment.”3 (Investasi adalah sebuah komitmen dari uang atau sumber daya lainnya dalam harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebagai contoh, seseorang akan
1
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 183 2 Ibid, h. 183 3 Bodie, Kane, Marcus. Essentials of Investment, (New York: McGraw Hill, 2004), h. 3
12
13
membeli saham dengan harapan saham tersebut akan memberikan keuntungan berikut juga dengan risikonya) Ismanthono mendefinisikan investasi adalah tindakan menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, aset, dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.4 Definisi investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Atau secara sederhana, investasi berarti mengubah cashflow agar mendapatkan keuntungan atau jumlah yang lebih besar di kemudian hari.5 Sedangkan saham menurut Z. Alwi dalam Fauzi, saham adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan.6 Saham syariah menurut fatwa DSN MUI No. 40 tahun 2003 adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, yaitu jenis usaha; produk barang; jasa yang diberikan
4
Henricus W Ismanthono., Kamus Istilah Ekonomi Populer, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006), h. 121 5 Dr. Muhammad Firdaus NH. Sistem Keuangan & Investasi Syariah. (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 12 6 Fahmi Fauzi. Dampak Pengumuman Deviden Meningkat dan Deviden Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Rate”, (Skripsi FEIS, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009), h. 15
14
dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa. Sedangkan kriteria saham syariah menurut Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kriteria saham syariah adalah: a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 2
huruf a Peraturan Nomor IX.A.13; b) tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang dan atau jasa; c) tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu;
dan d) tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
-
total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:55%); dan
-
total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%;
Dengan demikian investasi saham syariah adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan penarikan sumber dana yang dimasukkan ke dalam sebuah
15
share (saham) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang memberikan keuntungan berikut juga risikonya. 1. Landasan Investasi syariah Investasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha untuk tujuan mengembangkan harta. Selain itu, tujuan investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.7 Tujuan tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. Yusuf: 47 – 49, yang menerangkan bahwa untuk mempersiapkan masa paceklik yang akan datang selama tujuh tahun, rakyat mesir harus dapat menghemat konsumsinya, dan bertani dengan bersungguh-sungguh. Dengan demikian mereka akan dapat menghadapi masa sulit yang digambarkan Nabi Yusuf. Allah SWT Berfirman:
دأ! رو إ آ ن$ % ل رن / () إ &ن$'( ) $ اد *آ, % -( ذ$ * / () () ون01* ث ا( س و4* م-( ذ1! $ * Artinya: Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit yang kamu makan. 7
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28
16
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberikan hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur. Investasi dilihat dari sudut kerohanian merupakan sebuah amal saleh yang menjadi bekal manusia untuk hari perhitungan kelak. Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui masa depan, sehingga Allah memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.8 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an Surat Al-Hasy: 18, yaitu:
! 0= ; و ا<ا ا; إن ا,4( 6 789 0:)( أا ا<ا ا; و$*(**' ا () ن1 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Investasi sangat dianjurkan agar harta yang dimiliki tidak habis dengan zakat. Harta yang tidak berputar (idle) merupakan harta yang menjadi objek zakat. Dengan demikian agar harta tersebut tidak habis karena zakat maka perlu diinvestasikan. Hadits Rasulullah Saw:
8
Ibid, h. 30
17
)(وا أال ا0> =@ ب ل ا$! 0 أن4 ! 9 أ-( $ A&* B* 9
(9 D( آ ا(آ ة )روا ا
Artinya: Hadits Yahya dari Malik yang menyampaikannya dari Umar Bin Khattab berkata: berdaganglah (berinvestasilah) dalam harta anak yatim (agar harta tersebut) tidak habis oleh zakat (HR. Syaibani).
2. Kesesuaian Syariah dalam Saham Saham ditinjau dari prinsip ekonomi Islam merupakan konsep yang memiliki banyak kesamaan dengan syirkah.10 Syirkah merupakan suatu akad antara dua pihak atau lebih untuk bersama-sama memberikan kontribusi, seperti dana, keahlian, pekerjaan, dan reputasi. Kemudian akad syirkah juga diawali dengan kesepakatan pembagian hasil ketika mendapat keuntungan dan juga pembagian rugi. Adapun pola syirkah yang dapat dilakukan di saham adalah dalam bentuk musyarakah dan mudharabah. Perbedaan keduanya terletak pada pemberian modal, dalam akad musyarakah shahibul mal terdiri dari seluruh partner, tetapi dalam mudharabah hanya satu pihak yang memberikan modal pihak yang lainnya bertugas untuk memproduktifkan usaha kemitraan mereka. Selain akad yang dijalankan, produk yang menjadi usaha perusahaan tempat berinvestasi harus sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dalam pasar 9
Muhammad al-Zurqani, Syarh al-Zarqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2, (Beirut: Daar al-Fikr, 1411 H), hlm. 103 10 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4 (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004), h. 219
18
modal. Ketentuan tersebut di antarannya; usaha yang dijalankan tidak melanggar ketentuan syariah, utang perusahaan tidak melebihi ekuitas yang ada di perusahaan tersebut. Seperti ketentuan yang tertulis dalam Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Saham dapat mengakomodir masyarakat yang memiliki peluang usaha namun tidak memiliki modal dengan masyarakat yang memiliki modal tetapi tidak memiliki peluang usaha. Mereka berkumpul untuk mencapai kesuksesan bersama. Tentunya seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, selama tidak ada yang berkhianat – misalnya dengan memberikan informasi yang menyesatkan atau dengan menipu atau dengan korupsi, maka Allah akan selalu bersama mereka.11 Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan Abu Dawud:
9 أ: ( *<ل1 ; إن ا:م. ا; – ل رل ا; صAEة ر0*0 أ! ه$ !' )روا$ 6K0= ذا = نL , H أ ه$I* ( $J*0, B( / (&& ا(& آH أ! داود و Artinya: Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw Bersabda: Sesungguhnya Allah SWT Berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari kedua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak mengkhiyanati temannya. Jika (di antara mereka) berkhiyanat, maka
11
Iwan P. Pontjowinoto, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2010), Cet. Pertama, h. 182
19
Aku keluar dari keduanya. (HR: Abu Dawud dan Disahihkan Hakim) 3. Jenis Saham a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegangnya
mempunyai
kepemilikan
atas
asset
perusahaan.
Pemegangnya memiliki hak suara dalam RUPS. Dalam referensi lainnya dijelaskan, saham (biasa) dalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).12 Terdapat dua jenis saham biasa, yaitu: 1) Saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut. 2) Saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemilik saham tersebut tidak tertera di atas saham. b. Saham Preferensi (Preferred Stock) Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik obligasi dan saham biasa. Pemegang saham prefensi memiliki beberapa hak yang unik, antara lain: 12
Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h. 73
20
1) Pemegang saham preferensi memiliki hak dividen yang ditentukan dan disetujui oleh pemegang saham dan emiten. 2) Dalam pembagian dividen, pemegang saham preferensi memiliki hak mendapatkan dividen lebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. 3) Ketika keadaan likuidasi, pemegang saham preferensi memiliki hak klaim terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa. 4) Pemegang saham preferensi tidak memiliki hak suara.
4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham Dividen merupakan keuntungan yang didapat oleh pemegang saham yang berasal dari presentase keuntungan suatu perusahaan. Jadi, setiap akhir tahun dividen akan diberikan kepada pemegang saham yang besarnya disesuaikan dengan porsi kepemilikan saham investor.13 Selanjutnya, dalam membuat keputusan investasi sebenarnya investor tidak mengetahui tingkat keuntungan instrumen investasinya secara pasti. Ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh investor berkaitan dengan adanya risiko dalam setiap aktivitas investasi. Dalam kondisi normal risiko investasi dapat diprediksi melalui kinerja perusahaan. Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang positif maka harga sahamnya akan mengalami 13
Natan Adri. Investasi Mudah & Murah. (Jakarta: Penebar Plus+, 2010), h 73
21
kenaikan. Investor akan mendapatkan capital gain dengan kenaikan harga saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan memiliki tren yang negatif maka harga sahamnya akan mengalami penurunan dan investor akan mendapatkan capital loss. Fluktuasi saham inilah yang menjadi risiko investasi saham karena menjadikan ketidakpastian tingkat keuntungan atau kerugian. Sharpe (1963) dalam Silistyastuti (2002) menyederhanakan proses penilaian investasi model Markowitz yaitu menjadi Konsep Model Indeks Tunggal. Model Indeks tunggal menjelaskan bahwa risiko investasi saham terdiri dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.14 Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari industri tertentu. Setiap industri memiliki karakteristik risiko khusus yang dipengaruhi variabel-variabel ekonomi secara spesifik. Sehingga perusahaan-perusahaan yang jenis usahanya sama akan mendapatkan risiko tidak sistematis yang sama. Risiko ini juga biasa disebut dengan risiko bisnis. Risiko bisnis dapat dikurangi dengan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko eksternal dari sebuah bisnis, seperti inflasi, keadaan ekonomi global, dan sebagainya.
14
Dyah Ratih Sulistyastuti. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab. (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), h.10
22
Risiko-risiko di atas menurut Adri (2010) dapat diklasifikasikan menjadi empat hal: a. Tidak mendapatkan dividen, b. Kerugian saat penjualan saham (capital loss), c. Risiko likuiditas, yaitu likuiditas perusahaan yang minim. Sehingga saat dividen harus dibagikan, investor tidak mendapatkan dividen karena likuditas perusahaan yang minim, dan d. Delisting atau penghapusan saham-saham yang dinilai tidak produktif. Hal ini disebabkan karena tidak lakunya saham di bursa saat akan dijual.
5. Proses Investasi Saham a. Penentuan Kebijakan Investasi Penentuan kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor dan kemampuannya/kekayaannya yang dapat diinvestasikan.15 Karena hubungan risiko dan return yang positif, maka kuranglah tepat jika investor hanya ingin mencari keuntungan dalam berinvestasi saham. Investor yang tepat adalah yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tapi juga memahami bahwa ada kemungkinan terjadinya kerugian.
15
Willian F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey; Alih Bahasa, Henry Njooliangtik, Agustiono. Investasi. (Jakarta: Prenhlindo, 1999), h. 11
23
Selanjutnya adalah melihat kekayaan/kemampuan keuangan investor tersebut. Irwan Abdallah, Head of Marketing Development, Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa yang paling penting saat masuk investasi saham adalah dana yang diinvestasikan haruslah dana yang memang diniatkan untuk berinvestasi. Karena jika tanpa diniatkan untuk beinvestasi nantinya akan menjadi blunder dan akan menggangu cash flow investor sendiri. b. Analisis Sekuritas Analisis sekuritas meliputi penilaian sekuritas secara individual atau beberapa kelompok yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat dua pendekatan dalam menganalisa sekuritas, yaitu pendekatan analisis teknikal (Technical Analysis) dan analisis fundamental (Fundamental Analysis) 1) Analisis Teknikal Analisis ini meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu dianalisis menentukan trend atau pola gerakan harga. Lalu harga saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasikan pola yang muncul dan mirip dengan pola masa lalu. Jadi dengan mengidentifikasikan pola
24
yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut. 2) Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal
yang
berhubungan
dengan
kondisi
keuangan
suatu
perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik
operasional
dari
perusahaan
publik.16
Analisis
fundamental dimulai dengan pernyataan bahwa nilai intrinsik dari asset finansial sama dengan present value dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima dari pemilik aset. Sebelum melakukan analisis fundamental investor melakukan analisa sebagai berikut: a) Analisa Ekonomi Analisa ekonomi adalah analisa yang mempelajari keadaan ekonomi saat ini secara umum dan pengaruhnya di waktu yang akan datang. Dalam melakukan analisa tersebut, investor menggunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi, di antaranya PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi nilai tukar suatu negara. 16
Anonimous, Modul Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermidiate, (Jakarta: Bursa Efek Indonesia, 2010), h. 67
25
b) Analisa Industri Analisa industri adalah analisa yang mempelajari keadaan kompetitif suatu perusahaan serta memproyeksikan potensi perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa indikator penting analisis industri antara lain penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi. c) Analisa Keuangan Perusahaan Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan, pertamatama calon investor meneliti laporan keuangan perusahaan yang valid. Selanjutnya perhatikan neraca (balance sheet) perusahaan. Kesanggupan perusahaan dalam membayar hutangnya ketika jatuh tempo merupakan satu hal yang harus diperhatikan. Untuk
melakukan
analisa
keuangan
perusahaan
biasanya dilakukan dengan menggunakan analisa rasio:17 -
Rasio
Likuiditas,
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek. -
Rasio Aktivitas, kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.
17
Rr Tini Anggraeni, ST, M.Si, Analisis dan Penilaian Surat Berharga, Modul Kuliah Manajemen Investasi Syariah, 2010, slide, 16
26
-
Rasio Rentabilitas, menunjukkan seberapa besar tingkat perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
-
Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut rasio leverage.
-
Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham.
c. Konstruksi Portofolio Tahap ketiga adalah membentuk portofolio. Dalam tahap ini selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu menjadi perhatian para investor. d. Merevisi Portofolio Revisi portofolio berhubungan dengan tiga tahap sebelumnya. Sejalan dengan waktu, kemungkinan investor mengubah tujuan investasinya. Oleh karena itu, investor menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum ia miliki. Motivasi yang memungkinkan investor melakukan hal itu adalah perjalanan waktu, perubahan harga sekuritas yang membuat sekuritas yang sebelumnya tidak menarik sekarang membuat investor tertarik
27
untuk memiliki sekuritas itu. Keputusan semacam ini tergantung antara lain pada besarnya biaya transaksi yang dilakukan investor untuk melakukan perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan pendapatan investasi portofolio baru. e. Mengevaluasi Portofolio Tahap terakhir adalah evaluasi portofolio. Tahap ini meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodik dengan mengevaluasi return yang didapatkan dari portofolio dan juga risiko yang harus dibebani dari portofolio yang telah dipilih. B. Perilaku Konsumen James F. Engel (1968: 8) dalam Anwar P. Mangkunegara (2002) berpendapat bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.18
18
Anwar Prabu Mangkunegara. Perilaku Konsumen. (Bandung: Refika Aditama, 2002), h. 3
28
Michael R. Solomon menjelaskan: “Consumer Behavior covers a lot of ground: It is the study of the processes involved when individual or group select, purchase, use, or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”.19 (Perilaku konsumen mencakup berbagai aspek: Ini adalah belajar tentang proses seseorang atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau menentukan produk, servis, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.) David L. Loudon dan Albert J. Della (1984: 6) mengemukakan bahwa: “Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of goods and services”20 (Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barangbarang dan jasa.) Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu atau kelompok yang berhubungan 19 20
Michael R. Solomon. Consumer Behavior. (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1994), h. 7 Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 3
29
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan jasa atau barang yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan seorang pelanggan atau kelompok. 1. Persepsi Persepsi menurut Solomon adalah proses dipilih, diatur, dan ditafsirkannya suatu rangsangan
seperti
harga
produk,
warna,
dan
sebagainya.21 Menurut Solomon persepsi dimulai dengan sensasi yang direspon oleh alat sensor rangsangan (seperti mata, telinga, hidung, dan lain lain. a. Proses Persepsi Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses di mana individu memilih merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai dunia.22 Menurut Philip Kotler persepsi memiliki tiga proses: 1) Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif) Setiap orang banyak mendapatkan rangsangan tiap harinya. Tetapi hanya rangsangan yang kuatlah yang dapat memikat persepsi orang. Sehingga jika suatu produk ingin masuk 21 22
12
Solomon, Consumer Behavior, h. 49 Bilson Simamora. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008), h.
30
dalam proses pertama ini, produk harus memiliki pesan yang lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. 2) Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif) Proses distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk menafsirkan sesuatu sesuai dengan keinginan pribadinya, biasanya yang lebih mendukung kecenderungan pribadinya. Dengan demikian, pemasaran harus berusaha untuk dapat memahami susunan pemikiran konsumen produk yang akan dipromosikan. 3) Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif) Orang cenderung melupakan segala yang menurut mereka tidak menarik atau yang tidak mendukung kepentingan pribadi mereka. Mereka akan mengingat keunggulan produk dan melupakan kekurangan yang disampaikan oleh pesaingnya. Sedangkan menurut Hawkin, Best, dan Coney persepsi memiliki tiga proses ditambah dengan memori.23
23
Hawkins, Best, Coney. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition). (United State Of America: Richard D. Irwin, Inc), h. 237
31
1) Exposure Exposure terjadi ketika rangsangan (stimulus) datang ke syaraf-syaraf receptor manusia. Namun demikian menurut mereka, sebenarnya individu tidak membutuhkan exposure dalam proses persepsi. Secara umum, sebenarnya individu akan memberi perhatian lebih kepada produk yang menurut individu bermanfaat bagi mereka atau akan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen sebenarnya tidak membutuhkan iklan atau promosi yang ditujukan untuk mereka. Mereka akan mencari dengan sendirinya produk yang menurut mereka dapat memenuhi target atau kebutuhan yang mereka ingin dapatkan. Sehingga yang perlu diperhatikan sekuritas adalah bukan hanya promosi tetapi lebih memperhatikan segala yang kira-kira dibutuhkan investor sehingga dapat bersinergi dengan mereka. 2) Attention Perhatian terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu atau lebih saraf sensorik reseptor kemudian sensasi yang ia dapatkan pergi ke otak untuk diproses. Sehingga untuk dapat memberikan persepsi baik untuk konsumen, pemasar harus dapat memilih
32
materi yang kira-kira berguna untuk memberikan persepsi baik bagi produk yang disampaikan. Selektif dalam memberikan materi memiliki implikasi yang sangat besar bagi persepsi yang akan muncul dari konsumen. Hawkin, Best, dan Coney memberikan sebuah contoh bahwa di tahun 1984 Departemen Pertanian (FCIC) di USA menghabiskan $ 13,5 juta selama empat tahun pada kampanye iklan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di kalangan petani dari program asuransi tanaman federal. Namun menurut direktur urusan publik FCIC, J. W. Ellis, mengatakan, “It was very good and very effective advertising. The trouble is that we had a hard time getting people to read it”24 (itu adalah program yang bagus dan sangat efektif, tetapi kami memiliki kesulitan untuk memperoleh orang yang mau membacanya). Dengan demikian, sangat penting bagi sekuritas atau bahkan Bursa Efek Indonesia yang akan mengiklankan produknya harus dapat menyeleksi produknya. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengiklankan produk tersebut tidak menjadi sia-sia. 24
________, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition), h. 241
33
3) Interpretation Interpretasi atau penafsiran dari sensasi yang didapatkan. Interpretasi merupakan fungsi yang terbentuk oleh karakteristik dari stimulus, individu, dan situasi. Interpretasi melibatkan dua hal kognitif (fakta) dan tanggapan afektif (emosi). Interpretasi kognitif merupakan suatu proses yang interaktif sedangkan tanggapan afektif merupakan suatu tanggapan emosional yang dipicu oleh stimulus (misalnya iklan). 4) Memory Memori memainkan peranan penting dalam proses persepsi. Memori memiliki komponen jangka panjang dan jangka pendek. Terkait dengan memori akan lebih banyak di pembahasan proses belajar. b. Consumer Imagery Image atau gambaran suatu produk sangat penting di mata konsumen. Konsumen akan memilih produk atau jasa yang menurut mereka cocok dengan image dalam diri mereka dan sebaliknya mereka akan “menutup mata” terhadap jasa yang mereka anggap tidak cocok dengan mereka.
34
Sebagai contoh, saat ini di Indonesia banyak bermunculan halhal yang berlabelkan ‘syariah’. Dari asuransi syariah, bank syariah, hingga Daftar Efek Syariah. Semua terasa berlomba-lomba ingin terlibat dalam industri syariah tersebut. Bank Syariah misalnya, walaupun belum mampu mencapai market share yang direncanakan Bank Indonesia yaitu 5% tetap saja tiap tahun lahir pemain baru dalam industri tersebut. Tercatat hingga akhir 2010 terdapat 11 Bank Umum syariah. Saham pun seakan tidak mau ketinggalan, sejak periode I (30 November 2007) hingga periode IV (30 Mei 2010) saham syariah memiliki pangsa pasar 46% dari total saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Schiffman dan Kanuk, saat ini mayoritas perusahaan fokus dalam pembentukan image perusahaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan sudah sadar betapa pentingnya suatu image untuk dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan barang atau jasanya.25 1) Perceived Price (Pertimbangan Harga) Pertimbangan harga yang mahal atau murah sangat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam berbelanja produk
25
Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar., Consumer Behavior. (New Jersey: PrenticeHl, 1997), h. 171
35
dan jasa. Konsumen akan kecewa jika ia mendapatkan fasilitas yang sama dengan orang lain, tetapi ia harus membayar dengan harga dua kali lipat dari orang tersebut. Harga yang kurang wajar (terlalu mahal) mempengaruhi persepsi konsumen pada nilai produk dan jasa, dan rencananya untuk menjadi langganan dalam produk atau jasa tersebut. Sebelum
memilih
suatu
produk,
konsumen
biasa
melakukan penelitian kecil tentang harga umum yang terdapat di pasaran. Konsumen menjadikannya referensi ketika mereka ingin menggunakan produk yang sama dengan referensi yang mereka dapatkan lewat penelitian tadi. Referensi harga menurut Schiffman dan Kanuk dapat terbagi menjadi eksternal dan internal. Marketing perusahaan biasanya menggunakan referensi harga ekstenal yang lebih mahal dibandingkan produk yang dijualnya agar konsumen tertarik menggunakan jasa atau produk yang mereka tawarkan. Sedangkan referensi harga internal merupakan ingatan dari konsumen. Referensi jenis ini merupakan referensi yang sangat menentukan pilihan serta persepsi konsumen terhadap produk yang akan mereka gunakan. Sebagai contoh jika seorang investor ingin berinvestasi di satu sekuritas dengan biaya
36
pembukaan rekening menurut referensi harganya sebesar 5 juta rupiah kemudian ia dapatkan sekuritas dengan harga pembukaan dengan fasilitas yang sama dengan referensi harganya tadi maka ia tidak mendapatkan kepuasan dalam pembelian produk tersebut. Namun jika yang ia dapatkan lebih murah dan memiliki fasilitas yang minimal sama dengan referensi harganya maka konsumen akan mendapatkan kepuasan dalam bertransaksi. 2) Perceived Quality (Pertimbangan Kualitas) Konsumen sering kali menilai kualitas produk dan jasa berdasarkan berbagai informasi yang mereka dapatkan terkait dengan produk atau jasa yang akan mereka pilih. Informasiinformasi
tersebut
dapat dikategorikan
menjadi
intrinsik
(hakikatnya), dan ekstrinsik (faktor eksternal). Konsumen lebih percaya dengan informasi yang berasal dari intrinsik yang ada dalam produk atau jasa. Namun demikian, mayoritas konsumen lebih melihat ciri fisik produk yang tidak memiliki hubungan intrinsik dari pada produk. Dengan demikian, selain faktor intrinsik produk atau jasa, perusahaan sekuritas harus dapat mengemas kualitas produk dan aspek
37
fisiknya sehingga investor tertarik menanamkan dananya melalui sekuritas yang mereka pilih. Selanjutnya adalah kualitas layanan jasa. Kualitas layanan lebih sulit dievaluasi dibandingkan dengan kualitas produk karena layanan tidak berwujud, layanan merupakan variable, layanan diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. Karena kualitas layanan kemungkinan akan berbeda dari hari ke hari, pegawai dengan pagawai lainnya, atau konsumen ke konsumen lainnya, pemasar harus mencoba membuat standar pelayanan yang tepat dan konsisten untuk konsumen mereka. Tanpa adanya standar pelayanan yang konsisten bagi konsumen akan dapat menurunkan minat konsumen untuk bertransaksi di perusahaan tersebut. 2. Motivasi Motivasi berasal dari kata motive. Motive menurut Abraham Sperling (1967: 183) dalam Mangkunegara (2002) adalah suatu kecenderungan untuk berkreativitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. 26
26
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 11
38
Sedangkan motivasi menurut Fillmore H. Stanford (1969: 173) adalah sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).27 a. Proses Motivasi Menurut Solomon, “Motivation refers to the processes that cause people to behave as they do.”28 (Motivasi mengacu pada proses yang menyebabkan seseorang melakukan segala yang mereka inginkan). Motivasi muncul ketika konsumen terdorong dengan akan terpenuhinya kebutuhan dan kepuasannya. Kebutuhan
di
atas
dapat
dikategorikan
utilitarian
(bermanfaat, keinginan untuk mencapai suatu yang bermanfaat) atau kebutuhan tersebut hanya sebagai hedonic (kebutuhan sesaat, melibatkan emosi). Akhir dari hasrat tersebut adalah sebuah consumer’s goal (sasaran konsumen). Di lain sisi, ketimpangan antara kenyataan dan keinginan menjadikan sebuah pemisah yang membuat tegangan. Selanjutnya pemisah ini mendorong konsumen untuk mengurangi tegangan yang ada tadi. Hal ini di sebut dengan drive. Faktor-faktor tadi bergabung 27 28
Ibid, h. 11 Solomon, Consumer Behavior, h. 181
39
untuk membentuk want, yang merupakan perwujudan dari need. Ketika suatu goal tercapai, tegangan tadi akan berkurang dan motivasi pun akan menjadi surut. Gambar: 2.1 Motivation Process NEED RECOGNITION
Drive Strength
Tension
Tension Reduction
Drive Direction
Behavior
Goal
Want
Sumber: Solomon (1994: 81)
b. Teori-teori Motivasi29 a) Teori Insting Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dapat dikontrol oleh pikiran.
29
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 13
40
Berdasarkan dengan itu, William James, Sigmund Freud, dan McDougall mengembangkan teori insting sebagai konsep yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual. McDougall menyusun daftar insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku: terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun. b) Teori Drive Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisme untuk melakukan tindakan. Kata drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang. Misalnya kekurangan uang mengakibatkan orang tersebut
akan
berjuang mencari
uang untuk memenuhi
kebutuhannya. Clark L. Hull berpendapat bahwa belajar terjadi akibat dari reinforcement. Ia berasumsi bahwa semua hadiah pada akhirnya didasarkan atas reduksi dan drive keseimbangan. Teori Hull di rumuskan secara matematis yang merupakan hubungan antara drive dan habit strength.
41
Kekuatan Motivasi = fungsi (drive x habit) Habit
Strength
adalah
hasil
dari
faktor-faktor
reinforcement sebelumnya. Drive adalah jumlah keseluruhan ketidakseimbangan fisiologis yang disebabkan oleh kehilangan atau kekurangan kebutuhan komoditas untuk kelangsungan hidup. Berdasarkan teori Hull dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi seorang sangat ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya (drive) dan faktor kebiasaan (habit) pengalaman belajar sebelumnya. Misalnya, seseorang puas dengan pelayanan sekuritas A, maka pengalamannya itu akan menjadi kekuatan motivasinya untuk berinvestasi di sekuritas tersebut. c) Teori Lapangan Teori lapangan berasal dari Kurt Lewin.30 Teori lapangan lebih fokus kepada pikiran nyata ketimbang pada insting atau kebiasaan. Beliau berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Ia juga yakin pada para ahli teori Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan fungsi dari seseorang terhadap lingkungannnya.
30
Ibid, h. 14
42
d) Teori Prestasi dan Motif Sosial Edward J. Murray berpendapat bahwa perilaku bukan hanya proses kognitif saja, melainkan juga merupakan fungsi dari lingkungan sosial. Murray menjelaskan daftar motif-motif sosial sebagai berikut: Tabel 2.1 Beberapa Daftar Motif-motif Sosial Social Motive Counteraction Dominance Exhibition Inavoidance Order
Rejection Sentinence Sex Succorance Understanding Abasement Achievement Affiliation Aggression Autonomy
Brief Description To master of to make up for a failure by retrieving. To control one’s human environment. To make an impression. To avoid humiliation. To achieve cleanliness, arrangement, organization, balance, neatness, tidiness, and precision To snub or jilt an object. To seek and enjoy sensuous impression. To form sexual intercourse. To always have a supporter. To ask or answer general question. To submit passively to extreme force. To accomplish something difficult. To draw near and enjoyable cooperate or reciprocate with an allied other. To overcome opposition forcefully. To get free, to be independent. Sumber: Mangkunegara, hlm.15
43
3. Proses Belajar Belajar menurut Hawkin, Best, Coney adalah any change in the content or organization of long-term memory.31 (belajar adalah perubahan muatan dan organisasi dalam memori jangka panjang). Belajar merupakan hasil dari informasi yang telah didapatkan sebelumnya. Sedangkan proses belajar menurut Solomon adalah refers to a relatively permanent change in behavior that is caused by experience.32 (belajar mengacu kepada perubahan permanen yang relative dalam kelakuan yang disebabkan oleh pengalaman). Seperti halnya persepsi dan motivasi, belajar merupakan suatu proses. Pengetahuan kita tentang dunia terusmenerus direvisi karena terkena rangsangan atau input baru dan feedback yang memungkinkan kita untuk memodifikasi input-input yang terdahulu. a. Pengaruh keadaan Conditioning atau pengaruh keadaan mengacu kepada pembelajaran berbasis pada gabungan stimulus atau rangsangan dan respon seseorang. Terdapat dua bentuk utama dari conditioning, yaitu classical dan operant.
31
Hawkins, Best, Coney, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition), h. 278 32 Solomon, Consumer Behavior, h.110
44
1) Classical Conditioning Classical Conditioning is the process of using an established relationship between a stimulus and response to bring about the learning of the same response to a different stimulus. (Classical Conditioning merupakan proses yang terbentuk dari hubungan antara stimulus dan respon untuk merespon rangsangan yang berbeda.) Kondisi ini terjadi ketika rangsangan yang mendapatkan respon bergabung dengan rangsangan yang tidak mendapatkan respon.33 Classical conditioning merupakan pengkondisian yang paling umum digunakan pemasar saat terjadi low-involvement. Penting untuk dicatat bahwa yang dipelajari oleh konsumen bukanlah informasi melainkan emosi atau respon afektif.34 2) Operant Conditioning Operant Conditioning also known as Instrumental Conditioning occurs as the individual learns to perform
33 34
Ibid, h. 112 Hawkins, Best, Coney, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy, h. 273
45
behaviors that produce positive outcomes and to avoid those that yield negative outcomes.35 (Operant Conditioning juga disebut sebagai Instrumental Conditioning terjadi ketika orang akan melakukan hal yang positif demi menghindari orang-orang menilai negatif) Operant conditioning melibatkan gambaran produk yang sebenarnya. Free sample, diskon harga produk, dan hadiah yang ditawarkan produk bagi penggunanya dapat membuat consumer mulai mengenal dan akhirnya menggunakan produk yang ditawarkan. Gambar 2.2 Consumer Learning by Operant Conditioning Stimulus (Free Trial)
Desired Response (consumption) Increases probability of response to stimulus Sumber: Solomon, h. 274
35
Solomon, Consumer Behavior, h. 114
Reinforcement (pleasant taste)
46
b. Karakteristik Umum Pembelajaran 1) Kekuatan Pembelajaran Terdapat lima faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan belajar: a)
Importance. Semakin penting individu ingin mempelajari, makin efektif atau efisien bagi individu tersebut dalam proses pembelajaran
b) Reinforcement. Ini merupakan sesuatu yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu respon akan diulangi di waktu yang
akan
datang,
dianggap
sebagai
penguatan
(reinforcement). c)
Punishment
(hukuman)
merupakan
kebalikan
dari
reinforcement. Punishment menurunkan kemungkinan akan ada pengulangan respon di masa yang akan datang. Dari dua hal di atas (reinforcement dan punishment) terdapat dua alasan penting bagi pemasar untuk menentukan secara tepat kekuatan apa yang membuat konsumen melakukan pembelian:36 -
Agar konsumen membeli berkali-kali, produk harus memuaskan tujuan yang akan dicapai konsumen.
36
Prof. Dr. J. Supranto. MA. APU, Dr. H. Nandan Umakrisna, Ir., MM., CQM, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2011), h. 122
47
-
Membujuk konsumen untuk membuat pembelian awal, pesan promosi harus menjanjikan jenis penguatan yang tepat, yaitu kepuasan tujuan konsumen.
d) Repetition
meningkatkan
kekuatan
dan
kecepatan
pembelajaran. Semakin banyak waktu yang tertuang untuk mendapatkan informasi, semakin besar kemungkinan untuk mempelajarinya. e)
Imagery (Kecitraan). Kecitraan yang tinggi lebih membantu mempelajari dan mengingat dari pada kecitraan yang rendah. Sebagai contoh, mobil kijang yang menimbulkan pencitraan bahwa mobil dengan bentuk minibus disebut dengan kijang. Padahal belum tentu mobil itu bermerek kijang.
c. Memory Memory merupakan akumulasi dari seluruh pengalaman belajar. Memory terbagi menjadi dua hal, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. 1) Memori jangka panjang Memori jangka panjang merupakan penyimpanan yang permanen dan tanpa batas. Jenis memori ini menyimpan banyak informasi seperti konsep, keputusan, proses, afektif, dan lainnya.
48
Pemasar biasanya tertarik dengan “Schematic memory”, yaitu memori yang mewakili pemahaman seseorang mengenai suatu objek atau kejadian pada tingkat yang paling sederhana.37 Jenis memori lainnya yang menarik perhatian pemasar adalah “episodic memory”, yaitu memori suatu urutan kejadian dimana seseorang berpartisipasi (turut aktif). Contoh memori ini seperti pertama kali bekerja, dan menikah. Kedua hal tersebut akan selalu diingat. Memori jenis ini akan mendatangkan kecitraan (imagery) dan perasaan (feeling), karena orang terlibat dengan kegiatan tersebut. 2) Memori jangka pendek Memori jangka pendek memiliki kepastian terbatas untuk menyimpan informasi. Individu menggunakan memori jangka pendek
untuk
menahan
informasi,
menganalisis,
dan
menginterpretasikannya.38 Memori jangka pendek dapat disebut dengan berpikir (thinking). Dua jenis aktivitas proses informasi terjadi dalam memori jangka pendek adalah Maintenance Rehearsal, dan Elaborate Activity. Maintenance Rehearsal adalah pengulangan informasi yang terjadi terus menerus untuk digunakan dalam pemecahan
37 38
Ibid, h. 127 Ibid, h. 126
49
masalah ke dalam memori jangka panjang. Sedangkan Elaborate Activity merupakan penggunaan pengalaman, nilai, sikap, kepercayaan, dan perasaan yang disimpan sebelumnya untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi dalam working memory dan bersamaan informasi yang sudah disimpan sebelumnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang berkonsentrasi dalam pengujian teori-teori melalui variabel penelitian dalam bentuk angka, dan kemudian melakukan analisis data dengan proses statistika baik manual maupun dengan menggunakan bantuan piranti lunak komputer. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat analisis data.1 B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian statistik inferensial parametik, yang berarti akan menggunakan sampel. Kemudian hasil yang didapat pada sampel tersebut akan diberlakukan pada populasi dengan menggunakan skala interval dan rasio yang digunakan berdasarkan pada populasi yang berdistribusi normal.
1
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M. Si. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm. 25
50
51
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengikuti sekolah pasar modal di tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011. Untuk tanggal 4 dan 5 Mei 2011 merupakan masyarakat peserta sekolah pasar modal level intermediate, dan untuk tanggal 11 Mei 2011 adalah peserta level advance. Jumlah seluruh peserta yang hadir dalam tiga SPM tersebut adalah 307 orang. Untuk daftar perserta akan dilampirkan. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.2 Sampling ialah cara pengumpulan data atau penelitian kalau hanya elemen sampel (sebagian dari elemen populasi) yang diteliti.3 Sedangkan menurut Sarwoko (2007: 51) sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel tersebut kita dapat memahami sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik subjek dan kemudian kita dapat memperluas keberlakuan sifat-sifat itu kepada elemen-elemen populasi. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik Simple Random Sampling, yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam teknik ini peneliti memiliki asumsi bahwa subjek penelitian bersifat homogen.
2
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumsi, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008),
hlm: 36 3
Prof. J. Supranto, M. A., APU., Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 3
52
Jumlah sampel yang diambil menggunakan persamaan yang digunakan Slovin, yaitu:
݊=
ܰ ܰ. ݀ଶ + 1
Keterangan: n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah Populasi
d
: presisi (5%)
maka: ݊=
307 = 173,69 307. 0,05ଶ + 1
Nilai sampel yang harus diambil dalam penelitian ini adalah 173,69 yang peneliti bulatkan menjadi 174 orang. Karena subjek dalam penelitian ini terdiri dari beberapa grup maka peneliti menggunakan proportionate random sampling dengan persamaan sebagai berikut: ݊݅ =
ܰ݅ .݊ ܰ
Keterangan; ni
: jumlah sampel menurut stratum
n
: Sampel
Ni
: Populasi menurut stratum
N
: Populasi
53
Tabel 3.1 Proporsi Sampel Tanggal Pelaksanaan
(N)
(n)
Ni
ni
Ni (dibulatkan)
4 Mei 2011
307
174
92
52,14
52
5 Mei 2011
307
174
124
70,28
70
11 Mei 2011
307
174
91
51,58
52
Total Sampel yang diambil setelah pembulatan
174
Sumber: Data primer yang diolah
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah seluruh sampel adalah 174 peserta sekolah pasar modal.
C. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari hasil kuesioner yang disebarkan ke seluruh sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer masyarakat yang mengikuti sekolah pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu dua kelompok kelas intermediate, dan satu kelompok kelas advance. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat, penelitian ini menggunakan data primer, data primer yang digunakan, yaitu:
54
1. Observasi Observasi merupakan salahsatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti, baik dalam situasi buatan maupun alami.4 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data. 3. Kuesioner Kuesioner dikenal juga dengan nama angket. Ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan melalui sebuah pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum diberikan kepada sumber data. E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif Proses pengolahan data untuk menentukan nilai variable eksogen dan variable endogen, data yang tidak dapat diukur dengan skala rasio dan internal akan digolongkan ke dalam 5 kategori, yaitu: a) Sangat setuju dengan skor 5 b) Setuju dengan skor 4 c) Netral dengan skor 3 d) Tidak setuju dengan skor 2 e) Sangat tidak setuju dengan skor 1 4
Ridwan, Drs, MBA., DR. Engkos Ahmad Kuncoro, SE, MM., Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 19
55
2. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas behubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran.5 Ketentuannya adalah indeks validitas minimum (Pearson Correlation) >0,3, semakin tinggi angka indeks validitas (semakin mendekati 1,00) maka semakin baik pula validitasnya. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan stabilitas dan konsitensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur.6 Ghiselli, et all (1981: 191) mendefinisikan reabilitas sebagai pengukur seberapa besar variasi tidak sistematik dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik-karakteristik suatu individu jika individu yang sama diukur beberapa kali.7 Ketentuan reliabiltas adalah:
5
•
Jika r Alpha > 0,6 maka instrumen reliabel
•
Jika r Alpha < 0,6 maka instrumen tidak reliabel
Prof. Jogiyanto, HM., Akt., MBA., Ph.D., Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: CV Andi, 2008), hlm. 164 6 Ibid, hlm. 164 7 Ibid, hlm 164
56
4. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal baku dari Gauss.8 Distribusi data yang normal digambarkan dengan grafik polygon yang akan menyerupai bentuk lonceng atau bel. Distribusi data tersebut tidak miring ke kanan atau ke kiri. b) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti ada hubungan linear yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi.9 Korelasi antar variabel independen sebaiknya kecil (r < 0,5). Makin kecil korelasi antar variabel independen makin baik untuk model regresi yang dipergunakan.10 Dalam sumber lain disebutkan bahwa jika nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 5 dalam tabel coefficients maka tidak terjadi multikolinearitas.11
8
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm. 91 9 Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2004), hlm. 89 10 Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, hlm. 92 11 Iim Qoimudin, Modul Kuliah Statistika II: Suplemen 3, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2009, hlm. 3
57
c) Uji Homoskedastisitas Uji homoskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variasi antar kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variasinya homogen atau heterogen.12
5. Uji Hipotesis a) Korelasi (R) Korelasi berganda dipakai untuk mengetahui korelasi beberapa variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.13 Tabel 3.1 menjelaskan ukuran korelasi. Tabel 3.2 Ukuran Korelasi Interval Koefisien 0.80 – 1,000 0,60 – 0,790 0,40 – 0,590 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tingkat Hubungan Sangat kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Sumber: Ridwan, Drs, MBA., DR. Engkos Ahmad Kuncoro, SE, MM. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), hlm. 161
b) Koefisien Determinan (R2) Nilai koefisien determinan (R2) memiliki interval antara 0 sampai 1. Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model
12 13
Ibid, hlm. 92 Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, hlm. 83
58
regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.14 c) Uji t Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.15 Ketentuan uji t adalah: o Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak o ika thitung < ttabel maka Ho ditterima Atau kita dapat melihat nilai signifikansi (sig), jika nilai sig <0.05 maka Ho ditolak. d) Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen
secara
keseluruhan
terhadap
variabel
dependen.16
Ketentuannya adalah sama dengan pengujian t, yaitu jika nilai signifikansinya <0,05 maka Ho ditolak, begitu pula sebaliknya. e) Hipotesis 1) Hipotesis utama Ho
: tidak ada pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar masyarakat (secara bersamaan) terhadap pertimbangan investasi saham syariah.
14
Ibid, hlm. 86 Ibid, hlm. 87 16 Ibid, hlm. 86 15
59
Ha
: terdapat pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar masyarakat (secara bersamaan) terhadap pertimbangan investasi saham syariah
2) Hipotesis Parsial (a) Untuk Variabel X1 (Persepsi) Ho
: tidak ada pengaruh antara persepsi peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah.
Ha
: terdapat pengaruh antara persepsi peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah
(b) Untuk Variabel X2 (Motivasi) Ho
: tidak ada pengaruh antara motivasi peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah.
Ha
: terdapat pengaruh antara motivasi peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah
(c) Untuk Variabel X3 (Belajar) Ho
: tidak ada pengaruh antara pembelajaran peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah.
Ha
: terdapat pengaruh antara pembelajaran peserta SPM terhadap pertimbangan investasi saham syariah
60
Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Variabel Persepsi
Subvariabel Interpretasi
Skala Pengukuran
Fakta
Ordinal
Emosi
Ordinal
Perceive Price
Ordinal
Perceive Quality
Ordinal
Keuntungan
Ordinal
Keberkahan
Ordinal
Rasa Aman
Pendapatan
Ordinal
Sosial
Orang dekat
Ordinal
Membantu
Ordinal
Pengembangan Keuangan
Ordinal
Consumer Imagery Motivasi
Indikator
Fisiologi
Penghargaan
Syariah Belajar
Respon
Stimulus Investasi
Investasi Investasi syariah
Pemilik Perusahaan
Ordinal
Sosialisai
Ordinal
Aktualisasi
Ordinal
Sekolah Pasar Modal
Ordinal
Pengetahuan Dasar Saham
Ordinal
Pentingnya Sosialisasi
Ordinal
Ekonomi
Ordinal
Risiko dan Keuntungan
Ordinal
Pengembangan
Ordinal
Ketentuan-ketentuan
Ordinal
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal1 Sekolah Pasar Modal (SPM) dimulai sekitar tahun 2006, dahulu dimulai dari kecil, kecil, kecil hingga membentuk sebuah pola. Hingga akhirnya materi terstandar dan pematerinya pun terstandar. Dahulu sistemnya tidak seperti saat ini yang menggabungkan empat sesi dalam satu hari, melainkan dibagi menjadi empat pertemuan atau satu sesi perminggu. Hal ini dinilai oleh penanggung jawab SPM, yaitu divisi pemasaran BEI sangat mengulur waktu dan akan merepotkan peserta. Sehingga akhirnya saat ini semua sesi digabungkan dalam satu hari agar tidak terlalu banyak memakan waktu. Pemateri dalam SPM terdiri dari praktisi, regulator, dan pemateri dari BEI. SPM terbagi menjadi empat level, yaitu level basic, intermediate, advance, dan yang baru-baru ini diluncurkan adalah SPM Syariah. Pada level basic, peserta dikenalkan dengan istilah-istilah dalam pasar modal seperti apa itu saham, obligasi, reksadana, dan sebagainya. Kemudian di level intermediate dikenalkan dengan analisis teknikal dan fundamental saham. Dalam level intermediate juga
1
Wawancara Pribadi dengan Taufiq Rochman. Jakarta. 13 Mei 2011
61
62
dilakukan simulasi perdagangan dalam bursa efek, sehingga peserta lebih teknis mengetahui perdagangan dalam bursa efek. Selanjutnya level advance, level ini dikhususkan bagi orang-orang yang sudah memiliki rekening efek yang ingin mengetahui lebih mendalam pengetahuan tentang pasar modal. Pasar modal syariah, pengetahuan obligasi, dan perkembangan pasar disampaikan dalam level ini. Selanjutnya yang baru-baru ini diluncurkan adalah SPM Syariah. Materimateri yang disampaikan dalam SPM Syariah antara lain terkait dengan fatwafatwa DSN-MUI tentang Pasar Modal Syariah, dukungan pemerintah terhadap pasar modal syariah dan lain sebagainya. Target peserta sudah jelas di dalam website, yaitu masyarakat yang sudah berumur 25 tahun, artinya statusnya sudah lulus atau sudah mulai bekerja. Namun demikian, pihak penyelenggara masih memberikan fleksibilitas bagi masyararakat yang belum berumur 25 tahun. Visi dari adanya SPM adalah agar kiprah pemodal lokal dapat menjadi dominan. Saat ini yang menjadi tren dalam pasar modal Indonesia masih investor asing. Seharusnya yang dominan investor domestik. Karena jika yang dominan investor asing, nantinya jika ada masalah seperti yang terjadi di tahun 2008 Indonesia akan terkena dampak juga. Tapi kalau seperti di Malaysia atau Singapura yang investor domestiknya lebih banyak dibanding investor asing, mereka tidak terlalu terkena dampak jika ditinggal investor asing.
63
Dalam SPM yang diselenggarakan oleh BEI tidak memiliki struktur organisasi. Penanggung jawabnya adalah divisi pemasaran BEI. BEI bekerja sama dengan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), KPEI (Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia), beserta beberapa broker yang ingin bekerjasama dalam sekolah pasar modal. B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi 1. Menurut Usia Tabel 4.1
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.1 memaparkan objek penelitian menurut usia. Dari tabel tersebut terpapar 81 responden berumur < 30 tahun, 45 responden berumur 31 – 40 tahun, 34 responden berumur 41 – 50 tahun, 11 responden berumur 5160 tahun, dan 3 responden berumur > 60 tahun. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah berumur < 30 tahun.
64
2. Menurut Kelamin Tabel 4.2
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.2 memaparkan objek penelitian menurut jenis kelamin. Dari tabel tersebut terpapar 110 responden berkelamin laki-laki, dan 64 responden berkelamin perempuan. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah berkelamin laki-laki. 3. Menurut Pendidikan Terakhir Tabel 4.3
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 memaparkan objek penelitian menurut pendidikan terakhir. Dari tabel tersebut terpapar 28 responden lulusan SMA, 16 responden lulusan
65
D1/D2/D3, 102 responden lulusan S1, dan 28 responden lulusan S2/S3. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah lulusan S1. 4. Menurut Pekerjaan Tabel 4.4
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.4 memaparkan objek penelitian menurut pekerjaan responden. Dari tabel tersebut terpapar 23 responden pengusaha, 45 responden mahasiswa, 58 responden pegawai, 5 responden dosen, dan 43 responden lainnya seperti pensiunan, dan ibu rumah tangga. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah pegawai.
66
5. Menurut Pendapatan Perbulan Tabel 4.5
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.5 memaparkan objek penelitian menurut pendapatan perbulan responden. Dari tabel tersebut terpapar 25 responden berpendapatan < 1 juta, 20 responden berpendapatan 1,1 – 2,5 juta, 55 responden berpendapatan 2,6 – 5 juta, 40 responden berpendapatan 5,1 – 10 juta, dan 34 responden berpendapatan > 10 juta. Dari tabel tersebut kebayakan responden adalah berpendapatan 2,6 – 5 juta. C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Sebelum kuesioner diberikan kepada 174 responden, penulis melakukan tryout kepada 13 orang responden dengan memberikan 36 pernyataan untuk menguji Validitas dan Reabilitas dari seluruh pernyataan tersebut.
67
Standarisasi kuesioner dilakukan setelah tryout terhadap 13 responden. Kuesioner dibagi menjadi empat variabel utama yaitu variabel persepsi, variabel motivasi, variabel belajar, dan variabel investasi saham syariah. Variabel persepsi terbagi menjadi dua sub variabel, yaitu interpretasi dan consumer imagery, yang memiliki 10 indikator. Pada variabel motivasi terdapat empat sub variabel, yaitu fisiologi, rasa aman, sosial, dan penghargaan, yang memiliki 10 indikator. Kemudian pada variabel belajar terdapat dua sub variable, yaitu respon, dan stimulus, yang memiliki 7 indikator. Terakhir merupakan variabel investasi saham syariah yang memiliki dua sub variabel, yaitu investasi, dan investasi syariah dengan 9 indikator. Tabel 4.6 Hasil Tryout Variabel Persepsi Persepsi No.
Penyataan
1.
Saya melihat perkembangan saham syariah sangat pesat Saya setuju bahwa saham syariah diperuntukkan bagi semua pihak Secara prinsip, saya tidak mendapatkan perbedaan antara saham syariah dengan saham lainnya Saya ingin berinvestasi di saham syariah Saya setuju dengan harga pembukaan efek untuk saham syariah sama dengan saham lainnya Saya yakin pergerakkan saham syariah sama dengan saham lainnya Dari segi nominal keuntungan dan resiko, menurut saya antara saham syariah dan saham lain tidak ada perbedaan
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Pearson Correlation 0,630
Keterangan Valid
0,385
Valid
0,570
Valid
0,641 0,575
Valid Valid
0,684
Valid
0,466
Valid
68
8. 9. 10.
Saya yakin saham syariah akan banyak diminati investor Saya yakin saham syariah akan banyak diminati investor Saya setuju bahwa faktor ideologis akan mempengaruhi investas saham syariah
0,453
Valid
0,495
Valid
0,309
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.6 tentang instrumen pernyataan variabel persepsi, seluruh pernyataan dalam variabel tersebut memenuhi kriteria validitas yaitu > 0,3. Sehingga seluruh pernyataan yang ada dalam variabel persepsi dipertahankan untuk dapat memenuhi instrument penelitian variabel persepsi.
Tabel 4.7 Hasil Tryout Variabel Motivasi Motivasi No.
Penyataan
1.
Saya akan mendapatkan keuntungan financial jika berinvestasi di saham syariah Selain keuntungan financial, saya juga akan mendapatkan keberkahan dalam berinvestasi di saham syariah Pendapatan yang akan saya dapatkan dari saham syariah terjamin sebagai pendapatan yang baik Selain baik, pendapatan tersebut juga halal Saya akan berinvestasi jika rekan, kerabat, atau orang yang saya kenal juga ikut berinvestasi Dengan berinvestasi berarti saya membantu pengusaha untuk berkembang Dengan investasi saham syariah berarti saya ikut serta dalam pengembangan keuangan syariah
2.
3.
4. 5.
6. 7.
Pearson Correlation 0,123
Tidak Valid
0,562
Valid
0,639
Valid
0,595
Valid
0,536
Valid
0,408
Valid
0,641
Valid
Keterangan
69
8.
9.
10.
Dengan berinvestasi saham syariah, berarti saya menjadi pemilik perusahaan tempat saya berinvestasi Saya akan lebih mengaktualisasi diri saya, ketika sudah benar-benar menjadi investor Saya akan berinvestasi jika segala kebutuhan saya sudah terpenuhi
0,840
Valid
0,127
Tidak Valid
0,684
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya pada tabel 4.7 tentang instrumen pernyataan variabel motivasi, mayoritas pernyataan memenuhi kriteria validitas. Kecuali pernyataan “saya akan mendapatkan keuntungan financial jika berinvestasi di saham syariah”, dan “saya akan lebih mengaktualisasi diri saya, ketika sudah benar-benar menjadi investor”, yang masing-masing secara berurutan memiliki nilai validitas 0,123 dan 0,127. Dengan demikian, kedua pernyataan tersebut dihapuskan dalam instrumen pernyataan variabel motivasi.
Tabel 4.8 Hasil Trout Variabel Belajar Belajar No. 1. 2.
3.
4.
Penyataan Sebagai calon investor saya memerlukan sosialisasi investasi saham syariah Saya percaya dengan menjadi investor saya akan lebih banyak mendapatkan ilmu investasi Saya pikir pembelajaran dalam Sekolah Pasar Modal sudah mencukupi pengetahuan dasar investasi Saya harus mengetahui pengetahuan dasar saham, sebelum investasi di saham syariah
Pearson Correlation 0,250
Tidak Valid
0,753
Valid
0,631
Valid
0,790
Valid
Keterangan
70
5.
6.
7.
Sebagai calon investor, saya rasa pembelajaran dasar investasi sangat penting Saya akan lebih mengerti investasi saham, jika dasar-dasarnya sudah dimengerti Menurut saya acara sosialisasi investasi sangat penting sebagai penjaring investor-investor baru
0,869
Valid
0,890
Valid
0,395
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Kemudian pada tabel 4.8 tentang instrumen pernyataan variabel belajar, hanya satu pernyataan yang tidak memenuhi kriteria validitas. Pernyataan, “sebagai calon investor, saya memerlukan sosialisasi investasi saham syariah”, menunjukkan angka 0,250. Sehingga penyataan tersebut dihapuskan dalam pernyataan variabel belajar. Dengan demikian dalam variabel belajar hanya menyisakan enam pernyataan. Tabel 4.9 Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah Investasi Saham Syariah No. Penyataan 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Menurut saya investasi merupakan hal yang sangat dianjurkan Menurut saya investasi dapat membantu peningkatan kesejahteraan Menurut saya investasi merupakan instrument penting dalam pembangunan Menurut saya investasi saham memberikan keuntungan yang besar sejalan dengan risikonya Menurut saya investasi membutuhkan modal yang mahal Menurut saya investasi saham syariah lebih condong dengan sector ril
Pearson Correlation 0,779
Keterangan Valid
0,667
Valid
0,857
Valid
0,894
Valid
0,417
Valid
0,709
Valid
71
7.
8.
9.
Menurut saya investasi saham syariah juga memiliki risiko seperti investasi saham lainnya Menurut saya investasi saham syariah dapat membantu perkembangan keuangan syariah Menurut saya investasi saham syariah tidak boleh melanggar ketentuanketentuan syariah
0,424
Valid
0,658
Valid
-0,089
Tidak Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Terakhir pada tabel 4.9 tentang instrumen pernyataan variabel investasi saham syariah, terdapat satu instrumen yang tidak valid yaitu pernyataan, “menurut saya investasi saham syariah tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan syariah”. Instrumen pernyataan tersebut hanya memiliki nilai -0,089. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat 32 pernyataan yang akan mendukung penelitian.
2. Uji Reliabilitas Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Responden
Sumber: Data primer yang diolah
Dalam tabel 4.10 tentang uji reliabilitas, terdapat nilai 0,886 atau 88,6% reliabilitasnya. Angka 88,6% merupakan nilai reabilitas yang tinggi.
72
D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi, motivasi, dan belajar. a) Persepsi Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Persepsi
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di tanggal 4,5, dan 11 Mei 2011, mean variabel persepsi adalah 37,49. Nilai minimum pendapat mereka adalah 23. Nilai maksimumnya adalah 50. Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang persepsi mereka terhadap investasi saham syariah adalah 6524. Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel persepsi untuk melihat jawaban dari 174 responden terhadap sepuluh pernyataan.
73
Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Variabel Persepsi No. Penyataan 1. Saya melihat perkembangan saham syariah sangat pesat 2. Saya setuju bahwa saham syariah diperuntukkan bagi semua pihak 3. Secara prinsip, saya tidak mendapatkan perbedaan antara saham syariah dengan saham lainnya 4. Saya ingin berinvestasi di saham syariah 5. Saya setuju dengan harga pembukaan efek untuk saham syariah sama dengan saham lainnya 6. Saya yakin pergerakkan saham syariah sama dengan saham lainnya 7. Dari segi nominal keuntungan dan resiko, menurut saya antara saham syariah dan saham lain tidak ada perbedaan 8. Saya yakin saham syariah akan banyak diminati investor 9. Saya yakin saham syariah akan banyak diminati investor 10. Saya setuju bahwa faktor ideologis akan mempengaruhi investasi saham syariah
STS 2
TS 4
RR 44
S 90
SS 34
3
1
16
94
60
11
31
59
57
16
3
5
57
75
34
0
9
43
93
29
4
11
56
79
24
5
23
65
62
19
2
7
29
88
48
1
4
45
85
39
6
11
32
95
30
Sumber: Data primer yang diolah
Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia
74
melihat perkembangan saham syariah yang pesat, 4 responden menyatakan tidak setuju, 44 responden menyatakan ragu-ragu, 90 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia setuju saham syariah diperuntukkan bagi semua pihak, 1 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden menyatakan ragu-ragu, 94 responden menyatakan setuju, dan 60 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 11 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa secara prinsip ia tidak mendapatkan perbedaan antara saham syariah dengan saham lainnya, 31 responden menyatakan tidak setuju, 59 responden menyatakan ragu-ragu, 57 responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
75
Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia ingin berinvestasi di saham syariah, 5 responden menyatakan tidak setuju, 57 responden menyatakan ragu-ragu, 75 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.12 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa harga pembukaan rekening efek saham syariah sama dengan saham lainnya, 9 responden menyatakan tidak setuju, 43 responden menyatakan ragu-ragu, 93 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 4 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa ia meyakini pergerakan saham syariah sama dengan saham lainnya, 11 responden menyatakan tidak setuju, 56 responden menyatakan ragu-ragu, 79 responden menyatakan setuju, dan 24 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.
76
Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 5 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dari segi nominal keuntungan dan resiko, menurut responden antara saham syariah dan saham lain tidak ada perbedaan, 23 responden menyatakan tidak setuju, 65 responden menyatakan ragu-ragu, 62 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden meyakini saham syariah tidak akan melanggar ketentuan yang ditetapkan pemerintah, 7 responden menyatakan tidak setuju, 29 responden menyatakan ragu-ragu, 88 responden menyatakan setuju, dan 48 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 9 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden meyakini saham syariah akan banyak diminati investor, 4 responden menyatakan tidak setuju, 45 responden menyatakan ragu-ragu, 85 responden menyatakan setuju, dan 39 responden menyatakan sangat
77
setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 10 di tabel 4.12 terlihat bahwa terdapat 6 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa faktor ideologis akan mempengaruhi investasi saham syariah, 11 responden menyatakan tidak setuju, 32 responden menyatakan ragu-ragu, 95 responden menyatakan setuju, dan 30 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. b) Motivasi Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Motivasi
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di tanggal 4,5, dan 11 Mei 2011, mean variabel motivasi adalah 30,41. Nilai minimum pendapat mereka adalah 16. Nilai maksimumnya adalah 40.
78
Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang motivasi mereka terhadap investasi saham syariah adalah 5291. Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel persepsi untuk melihat jawaban dari 174 responden terhadap delapan pernyataan. Tabel 4.14 Hasil Kuesioner Variabel Motivasi Penyataan No. 1. Selain keuntungan financial, saya juga akan mendapatkan keberkahan dalam berinvestasi di saham syariah 2. Pendapatan yang akan saya dapatkan dari saham syariah terjamin sebagai pendapatan yang baik 3. Selain baik, pendapatan tersebut juga halal 4. Saya akan berinvestasi jika rekan, kerabat, atau orang yang saya kenal juga ikut berinvestasi 5. Dengan berinvestasi berarti saya membantu pengusaha untuk berkembang 6. Dengan investasi saham syariah berarti saya ikut serta dalam pengembangan keuangan syariah 7. Dengan berinvestasi saham syariah, berarti saya menjadi pemilik perusahaan tempat saya berinvestasi 8. Saya akan berinvestasi jika segala kebutuhan saya sudah terpenuhi Sumber: Data primer yang diolah
STS 2
TS 11
RR 37
S 79
SS 45
3
8
31
96
36
1
5
27
89
52
12
55
42
52
13
2
7
23
110
32
0
7
24
98
45
2
6
26
104
36
5
26
27
84
32
79
Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa selain keuntungan financial responden juga akan mendapatkan keberkahan dalam berinvestasi di saham syariah, 11 responden menyatakan tidak setuju, 37 responden menyatakan ragu-ragu, 79 responden menyatakan setuju, dan 45 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 3 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa pendapatan yang didapatkan responden dari saham syariah terjamin sebagai pendapatan yang baik, 8 responden menyatakan tidak setuju, 31 responden menyatakan ragu-ragu, 96 responden menyatakan setuju, dan 36 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa selain baik pendapatan yang didapatkan responden dari saham syariah juga halal, 5 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan ragu-ragu, 89 responden menyatakan setuju, dan 52 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.
80
Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 12 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden akan berinvestasi jika rekan, kerabat, atau orang yang dikenal juga ikut berinvestasi, 55 responden menyatakan tidak setuju, 42 responden menyatakan ragu-ragu, 52 responden menyatakan setuju, dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dengan berinvestasi maka responden membantu pengusaha untuk berkembang, 7 responden menyatakan tidak setuju, 23 responden menyatakan ragu-ragu, 110 responden menyatakan setuju, dan 32 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.14 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dengan berinvestasi
saham
syariah
berarti
responden
ikut
serta
dalam
pengembangan keuangan syariah, 7 responden menyatakan tidak setuju, 24 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden menyatakan setuju, dan 45 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.
81
Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 2 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa dengan berinvestasi saham syariah maka responden menjadi pemilik perusahaan tempat ia berinvestasi, 6 responden menyatakan tidak setuju, 26 responden menyatakan ragu-ragu, 104 responden menyatakan setuju, dan 36 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.14 terlihat bahwa terdapat 5 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden akan berinvestasi jika segala kebutuhan responden sudah terpenuhi, 26 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan ragu-ragu, 84 responden menyatakan setuju, dan 32 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. c) Belajar Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Belajar
Sumber: Data primer yang diolah
82
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011, mean variabel belajar adalah 25,82. Nilai minimum pendapat mereka adalah 16. Nilai maksimumnya adalah 30. Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang variabel belajar adalah 4492. Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel belajar untuk melihat jawaban dari 174 responden terhadap enam pernyataan. Tabel 4.16 Hasil Kuesioner Variabel Belajar Penyataan No. 1. Saya percaya dengan menjadi investor saya akan lebih banyak mendapatkan ilmu investasi 2. Saya pikir pembelajaran dalam Sekolah Pasar Modal sudah mencukupi pengetahuan dasar investasi 3. Saya harus mengetahui pengetahuan dasar saham, sebelum investasi di saham syariah 4. Sebagai calon investor, saya rasa pembelajaran dasar investasi sangat penting 5. Saya akan lebih mengerti investasi saham, jika dasardasarnya sudah dimengerti 6. Menurut saya acara sosialisasi investasi sangat penting sebagai penjaring investor-investor baru Sumber: Data primer yang diolah
STS 0
TS 5
RR 7
S 103
SS 59
1
25
23
98
27
0
1
8
84
81
0
0
7
67
100
0
0
6
85
83
0
1
8
73
92
83
Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden percaya dengan menjadi investor ia akan lebih banyak mendapatkan ilmu investasi, 5 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 103 responden menyatakan setuju, dan 59 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.16 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa menurut responden pembelajaran dalam sekolah pasar modal sudah mencukupi pengetahuan dasar investasi, 25 responden menyatakan tidak setuju, 23 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa responden harus mengetahui pengetahuan dasar saham sebelum investasi saham syariah, 1 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 84 responden menyatakan setuju, dan 81 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.
84
Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju atas pernyataan
bahwa
sebagai
calon
investor
responden
merasakan
pembelajaran dasar investasi sangat penting, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 67 responden menyatakan setuju, dan 100 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju atas pernyataan
bahwa
sebagai
calon
investor
responden
merasakan
pembelajaran dasar investasi sangat penting, 6 responden menyatakan ragu-ragu, 85 responden menyatakan setuju, dan 83 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.16 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa acara sosialisasi investasi sangat penting sebagai penjaring investorinvestor baru, 1 responden tidak setuju, 8 responden menyatakan raguragu, 73 responden menyatakan setuju, dan 92 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
85
2. Variabel Dependen Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah investasi saham syariah. Investasi saham syariah merupakan investasi yang tidak bertentangan dengan syariah Islam. Kriteria saham syariah diatur dalam Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Sedangkan teknis transaksi dalam saham diatur dalam fatwa-fatwa DSN MUI. Baru-baru ini, telah diterbitkan fatwa DSN MUI No. 80 tentang penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular bursa efek.
Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa menurut pendapat 174 responden yang mengikuti sekolah pasar modal kelas intermediate dan advance di bulan Mei 2011, mean dalam variabel investasi saham syariah adalah 31,61. Nilai minimum pendapat mereka adalah 21,00. Nilai maksimumnya adalah 40,00.
86
Sedangkan jumlah keseluruhan pendapat 174 responden tentang investasi saham syariah adalah 5500. Berikut akan ditampilkan hasil kuesioner variabel investasi saham syariah untuk melihat jawaban dari 174 responden terhadap delapan pernyataan. Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah STS TS RR S No. Penyataan 1. Menurut saya investasi 0 1 16 93 merupakan hal yang sangat dianjurkan 2. Menurut saya investasi 0 0 11 91 dapat membantu peningkatan kesejahteraan 3. Menurut saya investasi 1 1 13 98 merupakan instrument penting dalam pembangunan 4. Menurut saya investasi 1 2 21 90 saham memberikan keuntungan yang besar sejalan dengan risikonya 5. Menurut saya investasi 9 70 40 44 membutuhkan modal yang mahal 6. Menurut saya investasi 0 12 78 65 saham syariah lebih condong dengan sector ril 7. Menurut saya investasi 1 5 19 107 saham syariah juga memiliki risiko seperti investasi saham lainnya 8. Menurut saya investasi 0 4 19 105 saham syariah dapat membantu perkembangan keuangan syariah Sumber: Data primer yang diolah
SS 64
72
61
60
11
19
42
46
87
Bersumber dari pernyataan No. 1 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi merupakan hal yang sangat dianjurkan, 1 responden tidak setuju, 16 responden menyatakan ragu-ragu, 93 responden menyatakan setuju, dan 64 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 2 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan pernyataan
bahwa
menurut
responden
investasi
dapat
membantu
kesejahteraan, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 91 responden menyatakan setuju, dan 72 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 3 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi merupakan instrument penting dalam pembangunan, 1 responden tidak setuju, 13 responden menyatakan ragu-ragu, 98 responden menyatakan setuju, dan 61 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut.
88
Bersumber dari pernyataan No. 4 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi saham memberikan keuntungan yang besar sejalan dengan resikonya, 2 responden tidak setuju, 21 responden menyatakan raguragu, 90 responden menyatakan setuju, dan 60 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 5 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat 9 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi memerlukan modal yang mahal, 70 responden tidak setuju, 40 responden menyatakan ragu-ragu, 44 responden menyatakan setuju, dan 11 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 6 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi saham syariah lebih condong dengan sector riil, 12 responden tidak setuju, 78 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
89
Bersumber dari pernyataan No. 7 di tabel 4.18 terlihat bahwa terdapat 1 responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi saham syariah juga memiliki resiko seperti investasi saham lainnya, 5 responden tidak setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu, 107 responden menyatakan setuju, dan 42 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. Bersumber dari pernyataan No. 8 di tabel 4.18 terlihat bahwa tidak terdapat responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa menurut responden investasi saham syariah dapat membantu perkembangan keuangan syariah, 4 responden tidak setuju, 19 responden menyatakan raguragu, 105 responden menyatakan setuju, dan 46 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan di atas sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tersebut. E. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a) Normalitas Data Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal PPlot dapat dilihat pada gambar 4.1 untuk variabel dependen yaitu investasi saham syariah. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan
90
demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.1
Sumber: Data primer yang diolah
b) Uji Multikolinearitas Dari tabel 4.19, dapat dilihat bahwa seluruh nilai Tolerance seluruh variabel independen adalah lebih besar dari 5 (>0,5) yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas. Hal ini selaras dengan yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian sebelumnya.
91
Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah
c) Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah
92
Gambar 4.2 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot untuk data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah yaitu persepsi, motivasi, dan belajar. Berdasarkan uji tersebut, terdapat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mengalami masalah heterokedastisitas.
2. Hasil Pengujian Hipotesis a) Korelasi Tabel 4.20
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.20 nilai korelasi (R) antara variabel belajar, persepsi, dan motivasi secara bersama-sama terhadap variabel investasi saham syariah adalah 0,583 atau 58,3%. Hubungan tersebut dapat dikatakan cukup kuat, sesuai dengan pembahasan metodologi penelitian.
93
b) Koefisien Determinasi (R2) Pada tabel 4.20 R2 menunjukkan tingkat koefisien determinasi dengan nilai 0,340 atau 34%. Angka ini menunjukkan bahwa variabel belajar, motivasi, dan persepsi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel investasi saham syariah sebesar 34%. Dengan demikian sisanya (56%) dipengaruhi oleh variabel lainnya. c) Uji F Uji F digunakan untuk mengukur sebarapa besar pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansinya <0,05 maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F dari pengujian statistik regresi linear berganda disajikan dalam tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Uji F
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.21 tentang uji signifikansi seluruh variabel independen terhadap variabel dependen (uji F), diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang
94
berarti < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen, yaitu persepsi, motivasi, dan belajar, secara bersamaan mempengaruhi variabel independen yaitu investasi saham syariah atau Ho ditolak. Adanya pengaruh antara persepsi, motivasi, dan belajar selaras dengan teori Consumer Behavior yang dijelaskan Solomon, Hawkin, Best dan Coney, dan yang tertulis di Wikipedia. d) Uji t Uji t bertujuan untuk mendeteksi signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel independen. Tabel 4.22 menunjukkan hasil pengujian uji t. Tabel 4.22 Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Sumber: Data primer yang diolah
1) Pengujian untuk variabel X1 (Persepsi) Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel persepsi adalah 0,039. Kesimpulannya nilai sig variabel persepsi <0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada
95
pengaruh antara persepsi terhadap pertimbangan investasi saham syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara persepsi terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Masitoh, dan Idawati yang menyatakan variabel persepsi mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih produk. Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Putri Apriliana, yang menyatakan bahwa persepsi tidak mempengaruhi keputusan pembelian sabun Lux. Namun demikian, variabel persepsi memiliki signifikansi yang terkecil dibandingkan dengan dua variabel lainnya, yaitu motivasi, dan belajar. 2) Pengujian untuk variabel X2 (Motivasi) Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel motivasi adalah 0,000. Kesimpulannya nilai sig variabel motivasi <0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara motivasi terhadap pertimbangan investasi saham syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara motivasi terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Hasil penelitian ini signifikan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Idawati, yang menyatakan bahwa secara parsial variabel motivasi mempengaruhi pertimbangan masyarakat dalam keputusan pembeliannya memilih Bakmi Langgara.
96
3) Pengujian untuk variabel X3 (Belajar) Berdasarkan data pada tabel 4.22, nilai sig pada variabel belajar adalah 0,000. Kesimpulannya nilai sig variabel belajar <0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara belajar terhadap pertimbangan investasi saham syariah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh antara belajar terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Hal ini sejalan dengan usaha sosialisasi yang dilaksanakan Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan pelaksaan Sekolah Pasar Modal. Karena ternyata faktor pembelajaran sangat signifikan mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah. Untuk
mengetahui
variabel
yang
paling
mempengaruhi
pertimbangan investasi saham syariah peneliti melakukan uji korelasi Pearson, karena berdasarkan uji T terdapat dua variabel yang paling signifikan, yaitu variabel motivasi dan belajar. Hasil uji Korelasi Pearson dapat kita lihat pada Tabel 4.23.
97
Tabel 4.23 Pearson Correlation
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.23 terlihat bahwa korelasi variabel persepsi adalah 0,404, variabel motivasi 0,498, dan variabel belajar 0,464. Variabel motivasi memiliki nilai korelasi tertinggi di antara dua variabel lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi merupakan variabel yang paling dominan di antara dua variabel lainnya.
98
e) Model Regresi Tabel 4.24
Berdasarkan kolom B dalam tabel 4.24 tertulis bahwa: Constant
: 10,789
Persepsi (X1)
: 0,112
Motivasi (X2)
: 0,223
Belajar (X3)
: 0,381
Dengan demikian model regresinya adalah: ܻ = 10,789 + 0,112 ݔ1 + 0,223 ݔ2 + 0,381 ݔ3 Di mana: Y : Pertimbangan investasi saham syariah X1 : Persepsi X2 : Motivasi X3 : Belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara signifikan implementasi persepsi, motivasi, dan belajar terhadap pertimbangan investasi saham syariah. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap 174 sampel peserta sekolah pasar modal tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011 diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil pengujian variabel persepsi terhadap pertimbangan investasi saham syariah memiliki signifikansi 0,039 yang berarti lebih kecil (<) dibandingkan 0,05. Hal ini berarti bahwa persepsi mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah. Hal ini menunjukkan bahwa investasi saham syariah memiliki trend positif dalam menarik persepsi investor. Namun demikian variabel persepsi memiliki signifikansi yang paling kecil dibandingkan dengan variabel independen lainnya. 2. Hasil pengujian variabel motivasi terhadap pertimbangan investasi saham syariah memiliki signifikansi 0,000 yang juga lebih kecil (<) dibandingkan dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa motivasi mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah. Motivasi investor antara lain adalah kebutuhan fisik,
99
100
rasa aman, motif sosial, dan penghargaan. Keempatnya masuk ke dalam instumen pernyataan dalam variabel ini. Mayoritas dari responden pun setuju dengan pernyataan yang ada. Sehingga keempat instrumen tersebut harus menjadi perhatian saham syariah. Varibel motivasi merupakan varibel yang paling dominan di antara variabel lainnya. 3. Hasil pengujian variabel belajar terhadap pertimbangan investasi saham syariah memiliki signifikansi 0,000 yang lebih kecil (<) dibandingkan dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa belajar mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah. Pemberian pembelajaran atau sosialisasi merupakan instrument penting dalam pengembangan pasar saham syariah, terutama sebagai penjaring investor baru.
B. Keterbatasan 1. Peserta yang menjadi sampel penelitian adalah hanya 174 orang dari sekian banyak peserta jika dihitung selama satu tahun, sehingga kurang dapat mewakili total peserta sekolah pasar modal 2. Periode penelitian yang dilakukan hanya di bulan Mei 2011 saja, sehingga hasil jangka panjang belum dapat diketahui. 3. Variabel independen dalam penelitian hanya terdiri dari tiga hal, padahal masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah.
101
C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu: 1. Penelitian lanjutan disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dengan periode yang lebih lama sehingga hasil yang akan diperoleh lebih meyakinkan. 2. Penelitian lanjutan disarankan memberikan variabel-variabel tambahan yang diidentifikasikan sebagai variabel independen dalam pertimbangan investasi saham syariah yang dapat dikuantitatifkan. 3. Karena motivasi menjadi variabel yang paling signifikan di antara persepsi dan belajar, maka sekuritas harus dapat memahami motivasi investor seperti faktor fisiologi, rasa aman, sosial, dan penghargaan yang ia dapatkan dari investasi saham syariah.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’an Al-Karim al-Zurqani, Muhammad. Syarh al-Zurqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2, Beirut: Daar al-Fikr, 1411 H Alifahmi, Hifni. Spiritual Marketing Coomunication. Jakarta: PT. Arga Publishing, 2008. Adri, Natan. Investasi Mudah & Murah. Jakarta: Penebar Plus+, 2010 Anggraeni, Rr Tini ST, M.Si., “Analisis dan Penilaian Surat Berharga”, Modul Kuliah Manajemen Investasi Syariah, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2010 _________., “Manajemen Investasi dan Risiko Perbankan Syariah”. Modul Kuliah Manajemen Investasi dan Risiko Syariah. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2010. Anonymous, Ayo Berinvestasi di Saham Syariah, Majalah Sharing Edisi Januari 2011, Jakarta. _________, Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Basic, Jakarta: Bursa Efek Indonesia, 2010. _________, Analisis Jalur. Artikel diakses pada 16 April 2011 dari http://sambasalim.com/wp-content/uploads/2009/11/ANALISIS-JALUR.doc Biro Pusat Statistik, Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita, 2000-2009 (Rupiah). Tabel diakses pada tanggal 26 November 2010 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=11&n otab=76 Bodie, Zvi, dkk. “Essentials of Investment”, New York: The McGraw Hill Company, 2004
103
Bungin, S.Sos., M. Si, Prof. Dr. H. M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Bursa Efek Indonesia, Sharia Products. Artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/ShariaMarket/ShariaProduct s/tabid/157/language/id-ID/Default.aspx Fauzi, Fahmi. “Dampak Pengumuman Deviden Meningkat dan Deviden Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Rate”, Skripsi S1 FEIS, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009 Firdaus NH, Muhammad. Sistem Keuangan & Investasi Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Ghozie, Prita H. Menjadi Cantik, Gaya, & Tetap Kaya, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010. Hawkins, Best, Coney,. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy, Washington DC., Richard D. Irwin, Inc., 1995 Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 1998 Ismanthono, Henricus W., Kamus Istilah Ekonomi Populer, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006 Jogiyanto. Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Yogyakarta: CV Andi, 2008 Koran Jakarta, “Persentase Dominasi Asing Menurun”, artikel diakses tanggal 26 Oktober 2010 dari http://mediakit.koran-jakarta.com/printberita.php?id=65429
Mangkunegara, Anwar Prabu. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005. Manan, Abdul. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009 Nafik HR, Muhammad. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009.
104
Nisfiannoor, Muhammad., Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2009 Pardoe, James. Sukses Berinvestasi Ala Buffett. Penerjemah: Sri Isnani Husnayati, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. Pontjowinoto, Iwan P. Kaya & Bahagia Cara Syariah, Bandung: Mizan Media Utama, 2010 Qoimuddin, Iim, “Suplemen 2-Praktik SPSS”, Modul Kuliah Statistika 2, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2009. Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009 Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Cet: VIII, Vol: 6 & 12, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Sarwoko, Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007. Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar. Consumer Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, 1997. Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008 Solomon, Michael R., Consumer Behavior. Massachussetts: Allyn and Bacon, 1994. Sulaiman, Wahid, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2004 Sulistyastuti, Dyah Ratih. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002. Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004 Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011 Wikipedia, “Perilaku Konsumen”, artikel diakses tanggal 23 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen.
Lampiran 1: Nama-nama Peserta Sekolah Pasar Modal yang Menjadi Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Responden M. Andi Azis Vitra Oktaviana Lili Frydolin Siagian Febrina Suresh Serwe Ino Khenwin Suwendah Joni Nurwakhidurrohman Thomas ANS Tiara Amalia Tri Suciati Irfan Ika Kurnia Oktaviani Julkifli Anggaraeni Wulandari Alshal C Ajie Prasetyo Kong Bie Fung Kidang Muhammad Emir Yohanes Priyana Prihandana Adityando Doni Sasmito Hartono Suriya Hendra Setyawan Achmad Fauzi Dondi Medina Vinna Arief Setiawan Haryo Pratomo Yulianto
Usia < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 51 - 60 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 31 - 40 < 30 51 - 60 < 30 41 - 50 51 - 60 < 30 < 30 31 - 40 < 30 31 - 40 31 - 40 41 - 50
Jenis Pendidikan Kelamin Terakhir Laki-laki S1 Perempuan S1 Perempuan SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Laki-laki SMA Perempuan SMA Laki-laki D1/D2/D3 Laki-laki D1/D2/D3 Laki-laki D1/D2/D3
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Hendrik Nainggolen Hanny Widiyanti Shinta Dewi Yolanda Stevani Edwin Decki Zulkarnaen Siti Kumala Sari Alma Margaretha Renaldy Muhammad Rizkhi Erwin Ronuz Claudia Firdaus Ari Nugroho Agus Indra Wijaya Christian K David W. Nadapdap Hery Fadillah Ratih Syamsul Ivonne Yulian S Novany Joseph Mohammad Sukma Eko P Korim K. Gumilang Kartika Wandi K Grace Subianto William Alwanih Moch. Ma'mur Heri Cipta Iwan Prihartono Herdi Naamin Mungna L Darwin Hutabarat Laurentia
< 30 31 - 40 31 - 40 < 30 < 30 31 - 40 < 30 31 - 40 < 30 < 30 41 - 50 41 - 50 41 - 50 41 - 50 < 30 < 30 < 30 31 - 40 31 - 40 < 30 41 - 50 31 - 40 < 30 31 - 40 < 30 < 30 < 30 < 30 41 - 50 < 30 < 30 31 - 40 41 - 50 < 30 41 - 50 31 - 40 41 - 50 < 30
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 D1/D2/D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109
Aries Sukamto Hartono Handoko Mada Aryanugraha S. Kurniawan Fransiska Abdul Syukur Anggoro S. P. Ghufron Dendi Sand Sri Dewi Sri Wati Deska Natalia Amelia Nursyirwan Putri Andriani Anggia Nurul Andin Rinanda Jenifer Kusuma Winantiani Junitha Franciscus Erika Medita Fithratul Hidayah Lala Meilani Myrna Utari Iyon Sutiyono M. Agung Ferhat Ade Guna Hermanto Riscky Yonathan Riscky Yonathan Suekto Lukman Budiadji Dudi Soebriyanto Derta Herefendi Benny Kadarusman Tengky Sulistio Aditiawarman
31 - 40 < 30 < 30 51 - 60 < 30 41 - 50 < 30 > 60 31 - 40 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 < 30 41 - 50 41 - 50 31 - 40 31 - 40 31 - 40 < 30 < 30 31 - 40 < 30 < 30 31 - 40 < 30 31 - 40 < 30 < 30 < 30 < 30 31 - 40 31 - 40 < 30 51 - 60 > 60
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147
Asyur Zaldi Yazid Muamat Azri Hinein Thedi Johanis Yohanes Agung D Gilang Praditiyo Heru Budi Sidharta Ahmad Zicky Kitanto Rudi Haerudin Prabowo Setyo Agus Budi P Harmoko Dwi Cahyono Arif Alkudri A. P. Gultom Endra Febri Setyawan Adrian Elwin Aries Deddy Ilham Leo Rustiyanto Sony Yulianto Karina Rudyanto Djunaedi Silviany Djuhawa Anastasya Shandra Devi Lydia Raksajaya Harina Kintarni Jenifer Kusuma Nagawati Yuli Anggarkasih Julianti S Husni Wijaya Lidya
41 - 50 < 30 51 - 60 < 30 < 30 < 30 31 - 40 < 30 31 - 40 31 - 40 < 30 41 - 50 31 - 40 41 - 50 31 - 40 31 - 40 > 60 < 30 < 30 41 - 50 31 - 40 < 30 41 - 50 31 - 40 31 - 40 51 - 60 41 - 50 < 30 < 30 41 - 50 51 - 60 41 - 50 41 - 50 31 - 40 < 30 51 - 60 41 - 50 41 - 50
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2/S3
148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174
Rifqi Baisa Irene Budianto Iwan Eddy Putranto Martha Thomas Verdianto Yoyo Cahyadi Kushendrata Deni Hidayat Nissa Riama Luciana Diana Yosephine Riane Lindawati Widjaja Tasik Wulan Fitri Nurlatifah Fitria Dermawati Abdul Kohar Adli Rahmawan Dr. Kushendrata Mario Sodikin Akira R. Akhmad Santoso Sutan P. Harahap Rizal Hercalius Agung Budiono Dede Indra Cahyadi Rachman Notowibowo
31 - 40 < 30 51 - 60 41 - 50 31 - 40 31 - 40 31 - 40 31 - 40 < 30 31 - 40 < 30 31 - 40 41 - 50 41 - 50 31 - 40 31 - 40 41 - 50 < 30 41 - 50 < 30 41 - 50 31 - 40 31 - 40 41 - 50 51 - 60 41 - 50 41 - 50
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3 S2/S3
Lampiran 2: Variabel Penelitian No. Persepsi Motivasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
37 39 36 35 33 40 30 50 32 48 39 39 39 36 36 37 37 38 35 37 38 35 38 37 41 34 44 41 39 39 37 38
31 33 33 35 24 33 35 24 31 40 28 30 32 26 30 31 33 31 29 32 30 28 31 31 26 27 33 36 34 31 33 30
Belajar 28 27 24 30 27 26 30 27 27 29 24 24 24 24 24 24 30 22 22 23 24 23 29 23 24 29 28 27 24 28 30 30
Investasi Saham Syariah 30 28 32 26 40 39 34 32 37 37 32 32 30 26 29 30 28 30 31 32 30 35 36 33 34 36 30 33 32 30 34 27
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
41 30 43 30 34 39 45 30 38 40 42 41 39 40 37 34 30 30 34 33 44 38 50 46 41 33 40 34 32 34 35 35 37 39 40 48
32 21 27 29 30 30 39 25 30 32 33 28 32 36 30 24 19 24 28 20 34 32 40 30 32 33 32 26 28 30 30 38 19 30 29 40
28 24 28 27 26 24 28 23 25 23 26 25 25 28 22 27 16 18 25 28 26 24 30 25 28 26 24 25 25 25 23 30 24 24 29 30
29 30 29 36 30 34 30 32 26 29 32 27 32 32 29 26 21 24 28 31 35 32 40 33 31 24 32 30 28 32 29 36 28 31 34 40
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
30 39 36 35 23 33 43 31 45 36 37 50 35 34 37 40 35 36 37 31 36 32 40 34 45 38 44 38 40 42 26 31 31 31 33 42
24 28 31 34 16 26 28 28 34 31 30 40 28 28 30 32 33 34 35 23 33 28 33 32 35 31 40 40 32 30 30 19 33 33 22 34
23 25 24 28 29 23 29 28 26 25 25 30 27 27 24 24 28 28 28 27 27 27 27 24 26 28 29 30 24 27 24 23 25 25 23 28
24 35 31 30 24 32 33 30 33 32 29 40 29 29 32 32 33 29 30 26 31 33 28 31 31 33 36 40 32 32 27 28 32 32 28 34
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
33 39 42 33 33 41 43 36 34 43 36 36 36 38 35 44 38 41 41 45 36 34 36 35 39 43 42 46 36 38 38 47 36 41 26 39
33 29 19 30 29 31 34 28 30 40 30 32 31 28 28 30 28 32 39 32 31 32 27 29 23 32 35 33 22 31 34 34 29 29 24 34
25 25 19 26 24 27 29 24 23 30 23 27 25 24 26 29 24 22 27 28 25 22 25 23 26 27 25 28 24 29 27 24 30 27 23 29
33 28 28 34 29 31 34 31 33 40 32 36 31 26 31 34 28 29 37 32 31 30 30 33 34 33 35 35 33 34 31 34 30 30 32 34
141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174
39 40 38 37 40 37 33 39 34 37 33 30 41 34 37 42 33 33 28 39 38 45 36 45 40 37 36 42 35 43 39 26 41 42
32 30 27 30 32 28 24 40 30 27 24 24 32 32 35 34 28 30 31 31 32 34 37 35 35 32 21 31 29 36 26 22 34 33
25 25 24 22 27 25 27 30 22 25 24 18 27 25 23 26 30 26 22 29 27 30 29 27 25 30 27 28 23 28 28 25 22 26
32 33 29 28 38 31 32 35 31 29 24 24 38 33 32 31 36 30 30 36 29 36 36 33 36 33 33 33 29 35 32 35 32 32
Lampiran 3: Uji Validitas Instrument
Lampiran IV: Proceeding Wawancara dengan Penanggung Jawab SPM, Bapak Taufiq Sejarah SPM kapan dimulainya Dimulai sekitar tahun 2006, dahulu dimulai dari kecil, kecil, kecil hingga membentuk sebuah pola. Artinya materinya terstandar, pemeteri dari BEI, Praktisi, regulator agar masyarakat yang ingin berkecimpung dalam pasar modal mengetahui produk-produk pasar modal, resikonya, keuntungannya, judi atau tidak. Itu yang perlu diperjelas dalam SPM. Kalau seandainya tidak tahu, kan repot. Dahulu sistemnya tidak sehari penuh, yaitu setiap rabu selama 4x pertemuan. Artinya, jika orang bekerja atau dari luar kota akan tersita waktunya. Sehingga mendorong kami untuk membuatnya satu hari full agar lebih fleksibel dan tidak terlalu memakan banyak waktu. Materinya-pun tidak berbeda dengan system sebelumnya. Target Peserta dan materi Sebenarnya untuk target peserta sudah jelas di dalam website, yaitu sudah berumur 25 tahun, artinya dia statusnya sudah lulus atau sudah mulai bekerja. Sehingga SPM ini akan menjaring investor-investor baru. Namun demikian, pihak penyelenggara masih memberikan fleksibilitas bagi masyararakat yang belum berumur 25 tahun. Materi pada kelas basic adalah dasar-dasar tentang pasar modal, contohnya pengertian saham, obligasi, dan reksadana. Sedangkan di kelas intermediate, peserta dibekali analisis teknikal dan fundamental untuk mengetahui pergerakan saham. Sedangkan kelas advance, harus sudah menjadi investor atau sudah memiliki rekening efek. Artinya mereka sudah masuk pasar modal dan menginginkan pengetahuan-pengatahuan lainnya. Untuk materinya, kalau dulu itu masih berputar pada pasar-pasar derivative, option, swap, forward, dan sebagainya, kemudian pasar
modal syariah, obligasi yang lebih mendalam. Sedangkan untuk pasar modal syariah merupakan program baru yang diluncurkan untuk umum sejak akhir bulan April 2011 Visi misi Agar kiprah pemodal local dapat menjadi dominan. Saat ini kan yang menjadi tren dalam pasar modal Indonesia masih investor asing. Seharusnya kan yang dominan investor domestik. Karena kalau misalnya yang dominan investor asing, nantinya jika ada masalah seperti yang terjadi di tahun 2008 Indonesia akan terkena dampak juga. Tapi kalau seperti di Malaysia atau Singapura yang investor domestiknya lebih banyak dibanding investor asing, mereka tidak terlalu terkena dampak jika ditinggal investor asing. Pasar Modal syariah Materi lebih ke teknis, pembicaranya dari Bapepam, DSN-MUI, dan dari BEI. Contoh materinya fatwa-fatwa DSN, kalu Bapepam bicara tentang dukungan pemerintah terhadap pasar modal syariah, Struktur Organisasi SPM Penanggung jawabnya adalah divisi pemasaran BEI. BEI disini bekerja sama dengan KSEI, BEI, KPEI, beserta beberapa broker yang ingin bekerjasama dalam sekolah pasar modal.
Lampiran VI: Hasil Pengolahan Regresi
Regression
Charts