FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2003 – 2012
THE FACTORS INFLUENCING LOCALLY GENERATED INCOME IN MOROWALI DISTRICT, 2003-2012
Nani Sari ¹, Rahmatia², Muhammad Yunus Amar² ¹Staf Dinas Pendapatan Penggelola Keuangan dan Asset Daerah, Kabupaten Morowali ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Nani Sari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah HP : 085398977997 Email :
[email protected]
1
Abstrak Ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana trasfer sangat tinggi, oleh karena itu pendapatan asli daerah harus ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD), (2) variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series periode tahun 2003 sampai tahun 2012. Variabel dalam penelitian ini variabel independen berupa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto (PDRB) sedangkan variabel dependen berupa pendapatan asli daerah (PAD). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis secara parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Variabel pengeluaran pembangunan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Variabel PDRB memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Morowali. Kata kunci : pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, produk domestik regional bruto, pendapatan asli daerah
Abstract Dependence of local governments on the transfer of funds is very high, therefore local revenues should be increased. This study aims to analyse and assess: (1) to what extent development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product influence Locally Generated Income; and (2) which variable has the most dominant influence. The research used secondary data in the form of time series data of 2003-2012. The data were analysed by using multiple linear regression analysis method and hypothesis test (partially and simultaneously). The independent variables were development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product; while the dependent variables were Locally Generated Income of Morowali district, Central Sulawesi province. The results reveal that, simultaneously, development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product have positive and significant influence on Locally Generated Income of Morowali district. However, partially, development expenditures do not have significant influence. The variable of Gross Regional Domestic Product has the most dominant influence. Keywords: development expenditures, the number of productive-age citizen Product Regional Domestic Product, Locally Generated Incom
2
PENDAHULUAN Konsekuensi dari otonomi daerah yaitu setiap daerah dituntut untuk meningkatkan pendapatan asli daerah guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Peningkatan penerimaan pemerintah daerah adalah menggali dari pendapatan asli daerah (Pratiwi, 2007). Pendapatan asli daerah (PAD) adalah suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan daerah
menghimpun sumber-sumber
dana untuk membiayai kegiatan rutin
maupun
pembangunan. Jadi pengertian dari pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya (Mardiasmo, 2002). Pendapatan asli daerah
merupakan
salah
satu
sumber
penerimaan
yang
harus
selalu
ditingkatkan
pertumbuhannya, yang tentunya ditindaklanjuti dengan memberikan pelayanan yang baik dan perbaikan fasilitas umum bagi masyarakat (Muchtholifah, 2010). Beberapa alasan mengapa pendapatan asli daerah dipilih sebagai kasus dalam penelitian ini karena ketergantungan pemerintah daerah kabupaten Morowali terhadap dana trasfer dari pusat sangat tinggi oleh karena itu pemerintah daerah berusaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 belanja daerah merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah dan dikelompokan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja langsung (belanja pembangunan) merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari: (1). belanja pegawai, (2). belanja barang dan jasa, dan (3). belanja modal. Belanja pegawai dimaksudkan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 3
Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 hingga 59 tahun, penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 59 tahun dianggap tidak produktif lagi karena kemampuannya tidak bisa optimal dalam melakukan pekerjaan (Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2013). Banyaknya penduduk usia produktif diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga kerja berkualitas maupun sebagai pembuka lapangan kerja yang akan menyerap anggkatan kerja. Dengan demikian, beban tanggungan terhadap penduduk usia dini dan usia lanjut akan semakin rendah (Pitoyo, 2013). PDRB adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun disuatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi lebih memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu (Sukirno, 2004). Penyajian PDRB dibedakan dalam dua bentuk yakni PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat besaran nilai PDRB berdasarkan harga tahun berjalan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun semata–mata karena perkembangan riil dan bukan disebabkan oleh kenaikan harga (BPS Kab. Morowali, 2012). Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Menganalisis dan mengukur seberapa besar pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD) di kabupaten Morowali.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan di kabupaten Morowali provinsi Sulawesi Tengah pada bulan April 2014. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti (Kuncoro, 2004). Jenis
4
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series periode tahun 2003 sampai tahun 2012 dengan pendekatan kuantitatif sehingga akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dan diolah dengan cara metode observasi data yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian ini dan penulisan kepustakaan yaitu dengan menggunakan sejumlah tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya yang ada. Dengan fungsi non linear seperti berikut : Y = X1ᵝ¹X2ᵝ²X3ᵝ³еµ+ᵝº.....................................................................................................................(1) Selanjutnya fungsi non linear tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk
logaritma
natural (In) sebagai berikut (Gujarati, 1995) LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + e...............................................................................(2)
HASIL Tabel 1, menunjukan hasil uji regresi berganda yang dilakukan diperoleh persamaan sebagai berikut : LnY = 22,388–0,092LnX1+0,216LnX2 + 0,233LnX3 b0 = konstanta = 22,388 artinya apabila variabel pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan PDRB dalam keadaan konstan maka PAD akan naik sebesar 22,388 rupiah. b1 = koefisien regresi untuk X1 = -0,092 artinya setiap terjadi penurunan pengeluaran pembangunan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar -0,092 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b2 = koefisien regresi untuk X2 = 0,216 artinya setiap terjadi kenaikan jumlah penduduk produktif sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,216 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. b3 = koefisien regresi untuk X3 = 0,233 artinya setiap terjadi kenaikan PDRB sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,233 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 5
Uji t (Pengaruh Parsial) Tabel 1, diperoleh thitung untuk pengeluaran pembangunan sebesar -1,600 sedangkan tTabel sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih kecil dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H1 ditolak. Demikian pula thitung untuk jumlah penduduk produktif sebesar 2,640 sedangkan tTabel sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H2 diterima. Demikian pula thitung untuk PDRB sebesar 6,180 sedangkan tTabel sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (thitung >tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H3 diterima. Berdasarkan uji t diperoleh bahwa PDRB mempunyai nilai koefisien regresi paling besar dari nilai kedua variabel lainnya yaitu sebesar 6,180. Ini berarti PDRB paling dominan berpengaruh terhadap PAD. Uji F (Pengaruh Simultan) Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai Fhitung sebesar 48,023 dan nilai FTabel sebesar 4,757 atau Fhitung lebih besar dari FTabel dan taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (Fhitung >FTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H4 diterima Koefisien Determinasi (R²) Dari Tabel 3, di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,960 artinya bahwa variasi pengeluaran pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) dapat menjelaskan pengaruh variasi PAD sebesar 96,0% sedangkan variasi variabel lain di luar model sebesar 4,0%.
6
PEMBAHASAN Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Rahayu (2005) dimana pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Kediri. Sesuai teori yang dikemukan oleh Saragih (2003) jika pemerintah daerah menetapkan anggaran belanja pembangunan lebih besar dari pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansi anggaran daerah ini akan mendongkrak perekonomian daerah menjadi lebih baik dan menurut Abimanyu (2005) pemerintah daerah juga dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya memberikan proporsi belanja pembangunan yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Proporsi anggaran belanja pembangunan di kabupaten Morowali setiap tahunnya meningkat tetapi peningkatan ini tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan asli daerah, temuan dilapangan hal ini disebabkan oleh penggelolaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Morowali belum efektif. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (Hafied, 2012). Hasil penelitian menjelaskan bahwa jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triani dan Kuntari (2010) dan Atmaja (2011) dimana jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Dalam hal ini, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yaitu dengan mengintensifkan peningkatan pengawasan wajib pajak bagi para penduduk yang berada pada umur produktif dan sudah bekerja diikuti dengan bertambahnya kualitas sumberdaya manusia yang baik
akan
mampu meningkatkan investasi yang secara langsung meningkatkan pendapatan dan menciptakan situasi yang kondusif. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, mutu pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi yang baik akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Morowali yang secara otomatis akan meningkatkan PAD (Hafied, 2012). Semakin besar jumlah penduduk produktif maka semakin besar pula pendapatan asli daerah yang diterima oleh suatu daerah. Jumlah penduduk produktif yang semakin meningkat akan menambah
7
pendapatan suatu daerah karena dengan bertambahnya jumlah penduduk produktif maka akan semakin besar pula jumlah pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andriani dan Handayani (2008), Muchtholifah (2010) dan Mulyana (2012) dimana PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah maka dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) tersebut. Hal ini sejalan yang dikemukkan oleh Halim (2001) bahwa semakin tinggi PDRB per kapita riil suatu daerah, semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut. Ini berarti PDRB merupakan salah satu komponen penting untuk mengetahui potensi daerah sebagai upaya penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Selanjutnya menurut Santoso dan Rahayu (2005) bahwa hubungan antara PDRB dengan PAD merupakan hubungan secara fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah melalui pajak dan retribusi yang digunakan untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya dan untuk menunjang kegiatan perekonomian. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara simultan pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengeluaran pembangunan digunakan untuk administrasi pembangunan dan kegiatan pembangunan di berbagai jenis infrastruktur yang penting sehingga akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi kegiatan ekonomi (Sukirno, 1994), semakin tinggi PDRB suatu daerah semakin besar pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan pemerintahannya (Halim, 2001), Pertumbuhan penduduk produktif juga merangsang pertumbuhan ekonomi, semakin besar jumlah penduduk produktif akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi, selanjutnya akan mendorong ekonomi pada tingkat berproduksi, sehingga akan menurunkan biaya produksi, dan pada akhirnya akan mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (Tadoro, 1997). Besarnya pendapatan asli daerah dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk produktif, Jika jumlah penduduk
8
produktif meningkat maka pendapatan yang akan ditarik juga meningkat (Simanjuntak dalam Halim, 2001). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan PDRB secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Secara parsial Jumlah penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah sedangkan pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali dan PDRB lebih dominan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor perdagangan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan Pemda kabupaten Morowali perlu meningkatkan PAD dengan memaksimalkan kekayaan sumber daya alam dan memberikan modal kepada masyarakat yang memiliki kekayaan alam untuk diolah dan dijadikan pemasukan daerah sehingga dapat meningkatkan PAD. Untuk pengeluaran pembangunan, Pemda kabupaten Morowali agar lebih meningkatkan pelayanan masyarakat dengan perbaikan fasilitas objek pajak yang ada serta meningkatkan penggelolaan dan pengawasan secara efektif.
9
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu Anggito, (2005). “Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih”. Bapekki Depkeu Andriani dan Handayani, (2008). “Pengaruh PDRB dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Merangin”. Jurnal Ekonomi Atmaja, (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Semarang”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Badan Pusat Statistik, (2012).“Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Morowali dan Kecamatan menurut lapangan Usaha. Kabupaten Morowali Gujarati Damodar, (1995). ”Ekonometrika Dasar”. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta Hafied, (2012). “Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah”. Nusantara Konsultan Publik Makassar. November 2012 Halim Abdul, (2001). “Manajemen Keuangan Daerah”. Yokyakarta, UUP AMP YKPN Halim Abdul, (2001). “Analisis Diskriptif Pengaruh Fiskal Stress pada APBD Pemerintah dan Kota di Jawa Tengah”. Kompak STIE Yo. Yokyakarta Kuncoro, (2004). “Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perekonomian, Strategi dan Peluang. Penerbit Erlangga Mardiasmo, (2002). “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit ANDI, Yokyakarta Muchtholifah, (2010). “Pengaruh Domestik Regional Bruto, Inflasi, Investasi Industridan JumlahTenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Mojokerto”. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 1 Mulyana, (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar Periode 2000 – 2009”. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Pendidikan Kependudukan BKKBN, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Data Katalog dalam Terbitan (KDI) Pitoyo, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Perpustakaan Nasional RI, Direktorat kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN. Pratiwi, (2007). “Proporsi Pendapatan Asli Daerah”. Penerbit Rajawali Santoso dan Rahayu, (2005). “Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri”. Dinamika Pembangunan Vol.2. No.1 Saragih, (2003). “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi”. Ghalia Indonesia Sukirno, (1994), “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Pt. Raja Grafindo Persada”, Jakarta Sukirno, (2004). “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Jakarta Press, Jakarta Tadoro, (1997). “Pertumbuhan Ekonomi”. Jakarta Triani dan Kuntari, (2010). “Pengaruh Variabel Makro terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Periode 2003-2007 di Kabupaten Karanganyer”. STIE Widya Manggala Semarang
10
LAMPIRAN HASIL SPSS Tabel 1. Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 22.388 2.045 LnPengeluaran -.092 .057 1 LnJmlPddk .216 .082 LnPDRB .233 .038 a. Dependent Variable: LnPAD Model
Standardized Coefficients Beta -.165 .261 .699
t
Sig.
10.948 -1.600 2.640 6.180
.000 .161 .039 .001
Tabel 2. ANOVAa Model
Sum of Df Mean F Squares Square Regression 1.084 3 .361 48.023 1 Residual .045 6 .008 Total 1.129 9 a. Dependent Variable: LnPAD b. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran, LnJmlPddk
Tabel 3. Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 .980 .960 .940 .08675 a. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran, LnJmlPddk
11
Sig. .000a