J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
Adhesty Novita Xanda Dosen Tetap Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung
ABSTRAK Pelaksanaan antenatal care di fasilitas kesehatan adalah upaya untuk membantu menurunkan tingkat kematian ibu dan angka kematian balita sesuai dengan MDG’S yaitu angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care diPuskesmas Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan yang tercatat di register puskesmas sebanyak 512 ibu hamil. Jumlah sampel sebanyak 84 sampel dengan teknik proporsionate radom sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi, chi square dan regresi logistik berganda. Hasil univariat menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 54,8%. Ibu hamil usia 23-30 tahun 60,7%, tidak bekerja 56,0%, pendidikan tinggi 59,5%, pengetahuan baik 52,4%, memiliki jarak dekat 63,1%, kelas ibu aktif 56,0%, mendapat dukungan petugas kesehatan 56,0%. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan umur ibu hamil (p=0,012), tingkat pekerjaan (p=0,021), pendidikan (p =0,022), pengetahuan (p=0,044), jarak (p=0,003), kelas ibu (p=0,003), dukungan petugas kesehatan (p=0,003), dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan. Faktor paling dominan adalah kelas Ibu dibandingkan variabel lainnya (p=0,002 dan OR=5,004). Disarankan Pembina wilayah lebih aktif dalam mempromosikan kegiatan Kelas Ibu Hamil baik kepada sasaran primer (ibu hamil) , sasaran sekunder (suami, keluarga), maupun sasaran tersier (masyarakat, kades, toma, toga) di desa binaannya sehingga ibu hamil bisa melakukan kunjungan ANC secara rutin dengan harapan cakupan kunjungan ANC dapat meningkat. Kata Kunci
: Faktor-Faktor, dan Kunjungan Antenatal Care
Page 28 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Pendahuluan Ante natal care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan, dan prenatal care dan merupakan pelayanan untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah, asuhan standar minimal 7t antara lain: timbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid (tt) lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan,tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara (Konseling dan Pemecahan Masalah). (Saifudin dalam Rukiyah, 2009) Pelaksanaan Antenatal Care di fasilitas kesehatan upaya untuk membantu menurunkan tingkat kematian ibu dan angka kematian balita sesuai dengan Milineum Develpoment Goals (MDG’S ) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 Menurut WHO tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia (29/100.000 kelahiran hidup), Thailand (48/100.000 KH), Vietnam (59/100.000 KH), serta Singapore (3/100.000 KH). Dibandingkan dengan negara-negara maju, angkanya sangat jauh berbeda seperti Australia (7/100.000 KH) dan Jepang (5/100.000 KH). (WHO, 2011). Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan SDKI (2007) Cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Indonesia pada tahun 2011 adalah 95,71% dari target 95 % dan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 88,27% dari target 90%. (Kemenkes RI, 2012). Pelaksanaan Antenatal Care di fasilitas kesehatan upaya untuk membantu menurunkan tingkat kematian ibu dan angka kematian balita sesuai dengan
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Milineum Develpoment Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Di Provinsi Lampung pada tahun 2005 terdapat 84 kasus kematian ibu, sekitar 2% dari jumlah kematian ibu yang di laporkan di Indonesia atau termasuk perinkat ke 14 provinsi dengan angka kematian ibu paling banyak setelah Riau penyebab kematian ibu tersebut antara lain di sebabkan oleh perdarahan (52%), keracunan kehamilan (15%), infeksi (1%), dan penyebab yang tidak diketahui dan lain lain (32%). (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2008). Rurumusan masalah penelitian ini adalah masih rendahnya cakupan kunjungan ANC di Puskesmas Candipuro Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai faktor apa saja yang berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014. Metode Penelitian Metodo penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitaian dilakukan di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang aktif mengikuti kelas ibu hami yang berada di wilayah kerja Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik sample Purposive random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 84 ibu hamil. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data digunakan untuk mengetahui Hubungan antara variable umur ibu hamil, pekerjaan, pe-ngetahuan, pendidikan, jarak tempuh
Page 29 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
kelas ibu hamil, dukungan petugas kategorik atau dikotomis (dua kategorik) kesehatan, kelas ibu hamil terhadap dan variabel independennya terdiri dari variable kunjungan antenatal care dengan beberapa variabel dalam satu model. uji chi-square dan Analisis dalam multivariat ini dilakukan dengan analisis regresi logistik ganda karena variabel dependen dan indenpenden bersifat Hasil 1. Analisis Bivariat Hubungan antara umur dengan kunjungan ANC Tabel 1 Hubungan antara umur dengan kunjungan ANC Umur
Kunjungan ANC
Total
P value
Tdk lengkap
Lengkap
n
%
n
%
n
%
<20/>35
21
63,6
12
36,4
33
100
20-35
17
33,3
34
66,7
51
100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
OR 95% CI
3,5 (1,3-8,7) 0,012
Hasil uji statistik diperoleh p=0,012 menunjukkan ada hubungan umur dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan, diperoleh nilai OR sebesar 3,5 menunjukkan bahwa ibu yang berusia 20-35 tahun lebih berpeluang 3 kali untuk melakukan kunjungan ANC lengkap dibandingkan ibu yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiharti dan Lestari (2011) yang menyimpulkan adanya hubungan antara usia dengan kunjungan ANC atau Polindes (p=0,000). Perbedaan hasil penelitian ini dapat saja terjadi karena karakteristik individu antara satu wilayah dengan wilayah lain berbeda. Pada kasus temuan penelitian ini ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro belum menyadari peruntukan dan manfaat Pelayanan kesehatan terlepas berapapun usianya. Artinya perilaku tidak memanfaatkan Pelayanan kesehatan tidak dapat ditentukan atau bergantung dari usia ibu hamil. Temuan penelitian ini juga tidak mengindikasikan perilaku apapun jika dikaitkan dengan definisi umur, menurut Numansholi (2013) yang menjelaskan bahwa umur adalah perhitungan waktu atau masa yang dimulai dari saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. Tetapi teori perilaku menurut penjabaran Green (2005) telah menjadikan usia sebagai bagian karakteristik individu (heredity) yang dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku kesehatan individu. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa pada kasus kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan menunjukkan keterkaitan antara umur responden dengan adanya perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Artinya bahwa ibu hamil dengan rentang usia yang produktif yaitu lebih dominan untuk melakukan kunjungan ANC jika dibandingkan dengan rentang usia yang belum produktif ataupun yang sudah tidak produktif. Sehingga dapat dikatakan bahwa usia turut mempengaruhi keikutsertaan ibu hamil dalam melakukan antenatal care.
Page 30 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan pekerjaan dengan kunjungan anc Tabel 2 Hubungan pekerjaan dengan kunjungan anc Pekerjaan
Kunjungan ANC
Total
Tdk lengkap
Lengkap
n
%
N
%
n
%
Bekerja
27
57,4
20
42,6
47
100
Tidak Bekerja
11
29,7
26
70,3
37
100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
Hasil uji statistik diperoleh p =0,021 yang menunjukkan ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan, diperoleh nilai OR sebesar 3,1 menunjukkan bahwa ibu yang berusia tidak bekerja lebih berpeluang 3 kali untuk melakukan kunjungan ANC lengkap dibandingkan ibu yang bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiharti dan Lestari (2011) yang menyimpulkan adanya hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan ANC atau Polindes (p=0,004). Perbedaan tersebut memberikan gambaran lebih jelas tentang karakteristik ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro bahwa dalam statusnya bekerja atau tidak bekerja tidak memberikan implikasi apapun terhadap Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan Karakteristik seringkali dijadikan sebagai faktor yang turut membentuk perilaku kesehatan. Teori Andersen (1998) mengelompokkan pekerjaan sebagai struktur sosial yang mempengaruhi akses seseorang terhadap pelayanan kesehatan. Secara ekonomi pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan pendapatan seseorang yang memudahkannya membiayai kesehatannya, tetapi kondisi itu tidak dapat memberikan kesimpulan pasti tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan. sebagai UKBM, Pelayanan kesehatan dibentuk tidak berorientasi
p value
OR 95% CI
0,021
3,1 (1,2-7,9)
pada keuntungan dari tarif pelayanan kesehatan, artinya pemanfaatan Pelayanan kesehatan dalam ANC tidaklah memberatkan ibu hamil dari sisi financial akantetapi faktor pekerjaan dapat menjadi penghambat karena pertimbangan kesibukan bekerja atau hal lainnya. Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berpendapat bahwa pekerjaan bukan sebagai penghambat bagi ibu dalam pemanfaatan Pelayanan kesehatan untuk mendapatkan ANC atau pekerjaan bukan menjadi suatu penghalang bagi ibu hamil dalam memanfaatkan Pelayanan kesehatan tersebut. Kondisi lain yang dapat terjadi adalah bahwa pekerjaan berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari sehingga kemungkinan ibu berada di luar rumah dan memungkinkan ibu memiliki interaksi lebih luas di lingkungan sosialnya sehingga informasi dan pengalaman baru dapat diperoleh dengan mudah termasuk yang berkaitan dengan perilaku kesehatan
Page 31 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan ANC Tabel 3 Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan ANC Pendidikan
Kunjungan ANC Tdk lengkap
Total
P value
OR 95% CI
0,022
3,1 (1,2-7,7)
Lengkap
n
%
n
%
n
%
Rendah
21
61,8
13
38,2
34
100
Tinggi
17
34,0
33
66,0
50
100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
Hasil uji statistik diperoleh p =0,022 berarti ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Diperoleh juga nilai OR; 95%CI sebesar 3,1 (1,2-7,7) yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpendidikan tinggi memiliki peluang sebesar 3 kali dapat melakukan kunjungan ANC lengkap dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Proporsi tingkat pendidikan Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro menunjukkan lebih banyak ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (59,5%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan pendidikan dengan Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p=0,004). Artinya tinggi rendahnya pendidikan dapat membentuk perilaku ibu hamil untuk memanfaatkan Pelayanan kesehatan. Secara teori tingkat pendidikan dianggap penting karena dari pendidikan seseorang dapat mengetahui dan melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu temuan penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar mau melakukan tindakan (praktik) untuk memelihara untuk mengatasi masalah-masalah dan untuk meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini di dasarkan pada pengetahuan dan kesadaranya
melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long Lasting) dan menetap (langgeng) karena di dasari oleh kesadaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sugiharti dan Lestari (2011) yang menyimpulkan adanya hubungan pendidikan dengan kunjungan ANC atau Polindes (p=0,002). Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa tingkat pendidikan tetap menjadi elemen penting dalam pembentukan perilaku yang secara spesifik dapat diimplementasikan pada ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Dimana secara proporsi dari hasil penelitian ini bahwa ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih banyak yang memanfaatkan Pelayanan kesehatan untuk mendapatkan ANC dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan rendah, hal tersebut dikarenakan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi distribusi informasi serta pesan-pesan baru yang datang lebih cepat diolah dan memiliki potensi memperoleh informasi pesan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah.
Page 32 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan ANC Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan ANC Pengetahuan
Kunjungan ANC
Total
Tdk lengkap
Lengkap
n
%
n
%
n
%
Kurang baik
25
56,8
19
43,2
44
100
Baik
13
32,5
27
67,5
40
100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
Hasil uji statistik diperoleh p=0,044 berarti ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Diperoleh juga nilai OR; 95%CI sebesar 2,7 (1,12-6,6) yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang sebesar 2,7 kali melakukan kunjungan ANC lengkap dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap sesuatu melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silaen (2012), yang menemukan hasil empiris yang berbeda bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan kunjungan ANC (p=0,239). Sementara hasil penelitian (Ikhsaruddin, 2009) yang menyimpulkan adanya hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan periksa hamil (p=0,017). Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berpendapat bahwa proporsi ibu hamil yang berpengetahuan baik lebih banyak yang memanfaatkan kunjungan ANC dibandingkan responden dengan
P value
OR 95% CI
0,044
2,7 (1,12-6,6)
proporsi pengetahuan yang rendah. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pengetahuan yang lebih baik responden semakin terbuka untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, dengan adanya pengetahuan maka responden menjadi semakin memahami terhadap manfaat dari suatu perilaku kesehatan yang akan dilakukannya, dengan demikian akan semakin meningkatkan perilaku ibu dalam upaya menjaga dan melindungi kehamilannya melalui kunjungan antenatal care.
Page 33 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan jarak dengan Kunjungan anc Table 5 Hubungan jarak dengan Kunjungan anc Jarak
Kunjungan ANC
Total
Tdk lengkap
Leng kap
N
%
n
%
n
%
Jauh
21
67,7
10
32,3
31
100
Dekat
17
32,1
36
67,9
53
100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
Hasil uji statistik diperoleh p =0,003 berarti ada hubungan jarak dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Nilai OR; 95%CI sebesar 4,4 (1,7-11,4) menunjukkan bahwa ibu yang jarak pelayanan ANC dekat lebih berpeluang melakukan ANC lengkap dibandingkan dengan ibu yang jarak akses ANCnya jauh Hasil penelitian sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kornelis (2004), kondisi di daerah pedesaan dan pedalaman dengan ketiadaan puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya di sekitar tempat tinggal dan petugas kesehatan jauh dari kehidupan masyarakat pedalaman yang hidupnya berpindahpindah tempat, menyebabkan mereka tidak mengenal pemeriksaan ibu hamil secara medis. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara pekerjaan dengan kunjungna ANC (p=0,000). Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat agara petugas kesehatan dapat pro aktif mengadakan kegiatan arau kunjungan terutama ke daerah yang jauh dari pelayanan keseahatan sehingga mereka akan mendapatkan manfaat dan pelayanan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki akses yang dekat untuk dapat mencapai lokasi pelayanan kesehatan
p value
OR 95% CI
0,003
4,4 (1,7-11,4)
tentunya memudahkan ibu memanfaatkan Pelayanan kesehatan. Dengan kata lain Pelayanan kesehatan yang ada di desa sudah cukup memadai bagi ibu untuk mendapatkan ANC. Secara topografis dusun-dusun di desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro memang berdekatan dan fasilitas jalan yang sudah baik kondisi ini juga berkontribusi terhadap kemudahan ibu untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di desa tersebut. Meskipun demikian masih ada penduduk yang jaraknya dengan pelayanan kesehatan jauh sehingga fenomena ini hendaknya menjadi perhatian institusi kesehatan untuk menjadikan desa atau dusun tersebut memiliki pusat kesehatan dan tenaga kesehatan yang dapat memberikan kemudahan pada ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Page 34 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan Kelas Ibu dengan KunjunganANC Table 6 Hubungan Kelas Ibu dengan Kunjungan ANC Kelas Ibu
Kunjungan ANC
Total
Tdk lengkap
Lengkap
n
%
n
%
n
%
Tidak aktif Aktif
24 14
64,9 29,8
13 33
35,1 70,2
37 47
100 100
Total
38
45,2
46
54,8
84
100
Hasil uji statistik diperoleh p=0,003 berarti ada hubungan kelas ibu dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Nilai OR; 95% CI sebesar 4,3 (1,7-10,9) menunjukkan bahwa ibu hamil yang aktif mengikuti kelas ibu berpeluang melakukan kunjungan ANC lengkap sebesar 4,3 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak aktif mengikuti kelas ibu Motivasi merupakan dorongan dari dalam atau dari luar untuk mencapai sesuatu (Notoatmodjo, 2007). Motivasi ini sangat penting membentuk karakter kerja dan perilaku yang dilaksanaakan atas motifmotif tertentu.. Hal analisis sejalan dengan teori Mansur (2009), yang menjelaskan bahwa secara psikologi kehamilan ibu sangat memerlukan keaktifan dari ibu hamil karena pada saat menjalani kehamilan ibu juga mengalami perubahan fisik maupun psikologis. Oleh karena itu memaknai dukungan keluarga adalah dengan memberikan nasihat, dorongan, saran untuk mendapatkan kondisi yang terbaik termasuk pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam kunjungan ANC. Pada pelaksanaan kelas ibu hamil yang efektif diharapkan untuk datang tepat pada waktunya, petugas kesehatan memberikan materi materi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, selain itu pada saat penyampaian kelas ibu hamil menggunakan alat peraga seperti lembar balik, boneka, dan lain lain sehingga ibu
p value
OR 95% CI
0.003
4.3 (1.7-10.9)
hamil bisa melihat langsung apa yang di jelaskan oleh petugas kesehatan dan dapat langsung di terapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa keaktifan ibu hamil dalam kelas ibu yaitu lebih mendominasi untuk dapat datang tepat pada waktu yang ditetapkan oleh petugas kesehatan dan memanfaatkan Pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu yang tidak aktif dalam kelas ibu hamil. Artinya bahwa ibu hamil yang turut serta aktif dalam kelas ibu yaitu lebih memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat memelihara kehamilannya dengan lebih baik, karena ibu dapat memperoleh informasi serta pengetahuan yang lebih tinggi dalam memilihara kehamilannya sehingga ibu hamil ibu hamil dapat aktif dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Page 35 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan ANC Table 7 Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan ANC Dukungan Petugas kesehatan
Kunjungan ANC
Total
Tdk lengkap
Lengkap
n
%
n
%
N
%
Kurang baik
24
64.9
13
35.1
37
100
Baik
14
29.8
33
70.2
47
100
Total
37
45.7
44
54.3
81
100
Hasil uji statistik diperoleh p =0,003 berarti ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Nilai OR; 95%CI sebesar 3,14 (1,26-10,9) menunjukkan bahwa ibu hamil yang merasa mendapat
p value
OR 95% CI
0,003
3,143 (1,267,83)
dukungan yang baik dari petugas kesehatan lebih berpeluang sebesar 3 kali melakukan kunjungan ANC dengan lengkap dibandingkan dengan ibu yang merasa bahwa kurang baik dalam mendapatkan dukungan petugas kesehatan.
Hasil Penelitian Multivariat Table 8 Hasil Penelitian Multivariat Variabel
B
Exp (B)
p
95 % CI Lower
Upper
Jarak
1.239
.026
3.451
1.160
10.265
Kelas ibu
1.610
.002
5.004
1.769
14.156
Dukungan petuga kesehatan
1.198
.026
3.314
1.152
9.535
Constant
-2.111
.000
.121
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa variabel yang mempunyai nilai p>0,05 sudah tidak ada, sehingga tidak ada variabel yang harus dikeluarkan dari model. faktor yang paling dominan berhubungan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan adalah kelas ibu (p; 0,002 dan OR; 5,044). Hasil keseluruhan proses analisis multivariat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari beberapa determinan yang berhubungan dengan pemanfaatan Pelayanan kesehatan oleh ibu hamil pada kunjungan ANC yaitu
variabel yang paling dominan berpengaruh adalah pada variabel kelas ibu, karena variabel ini memiliki nilai p paling kecil (0,002) dan nilai OR paling besar (5,004) dibandingkan variabel lainnya. Artinya ibu hamil yang aktif dalam melakukan kelas ibu akan berpeluang memanfaatkan Pelayanan kesehatan untuk mendapatkan ANC sebesar 5 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak aktif dalam kelas ibu. Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep dan teori tentang pengetahuan, pengetahuan merupakan tahap kedua setelah adanya proses kognisi, dari pengetahuan ini akan melahirkan perilaku.
Page 36 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Teori Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap sesuatu melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariam (2009), yang menyimpulkan bahwa kelas ibu hamil berpengaruh terhadap tercapaianya cakupan K4 antenatal care Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo artinya bahwa responden yang melakukan kunjungan antenatal care adalah responden yang memiliki keaktifan dalam melakukan kelas ibu hamil pada pelayanan kesehatan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki keaktifan untuk mengikuti kelas ibu hamil yaitu sebanyak 56%, inilah yang mempunyai peranan paling dominan terhadap tercapainya kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan. Simpulan 1. Ada hubungan umur ibu hamil dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan. (p =0,012); Ada hubungan tingkat pekerjaan dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p =0,021) ; Ada hubungan pendidikan dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p =0,022) ; Ada hubungan pengetahuan dengan Wilayah Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p=0,044) ; Ada hubungan jarak dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p=0,003) ; Ada hubungan kelas ibu dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p=0,003) ; Ada hubungan
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Lampung Selatan (p=0,003). 2. Kelas Ibu merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan ibu hamil dalam kunjungan ANC dibandingkan variabel lainnya (p=0,002 dan OR=5,004). Saran 1. Mengikutsertakan suami atau keluarga minimal satu kali dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan kunjungan anc terutama pada materi seperti P4K, tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir sehingga terdorong untuk memilih tenaga kesehatan dalam penolong persalinan serta untuk mencegah keterlambatan pengambilan keputusan pada tingkat keluarga sehingga kematian ibu dan bayi dapat dicegah. 2. Bekerjasama dengan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topic tertentu dan terus meningkatkan kerjasama dengan kader dan PKK dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Anisatullaila. 2010. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pemanfaatan Poskesdes di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Tesis. FKM USU. Medan. Arihta. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjunga ANC di Klinik Dina Bromo Ujung Lingkungan XX Medan Tahun 2013. USU. Medan.
Page 37 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
P,S. 1998. Potofisiologi. Jilid 1 dan 2, alih bahasa Agus Dharma. Erlangga. Jakarta. Chandara. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Antenatal Care Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Pos Partum di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Arjowinangun Kota Malang. FK Universitas Brawijaya. Cornelis. 2004. Antara A nuria dan Demokrasi. Pensil 324. Jakarta. Depkes RI. 2011. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia. www.depkes.go.id. Diakses tanggal 15 Juni 2014. Depkes RI. 2009. Pelayanan Antenatal Terpadu, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes RI. 2006. Perawatan Ibu di Puskesmas. Jakarta. Depkes RI. 2004. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta. Depkes RI. 2001. Pelayanan Antenatal Terpadu,. Jakarta. Dinkes Provinsi Lampung. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung, Dinkes Provinsi Lampung. Dinkes Kab. Lampung Selatan. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. Lampung. Dinkes Kab. Lampung Selatan. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. Lampung. Green, L. W. 2005. Health Program Planning: An Educational And Ecological Approach. Fourth Edition. New yor: mc Graw-Hill. Hastono. 2007. Basic Data Analysis For Health Research. Fakultas
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta. Ikhsaruddin. 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pelayanan Antenatal Dengan Kunjungan Periksa Hamil Di Puskesmas Pintas Tuo Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Tahun 2009. FKM undip. Ilyas. 2003. Kinerja Teori Penilaian & Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, Depok. Indrayani, 2011. Buku jara Asuhan Kehamilan. Trans info media. Jakarta Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan: Kehamilan. CV Andi OF SET. Yogyakarta. Kartini, Hatono. 2012. Psikologi Wanita. Mandar Maju. Bandung. Kemenkes RI. 2012. Asuhan Pelayanan pada Ibu Hamil. Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Mansur. 2009. Assesmen perkembangan Anak Usia Dini. Wahana Prima. Bandung. Mariam. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Belum Tercapainya Cakupan K4 Antenatal Care di Desa Sukoharjo I Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Tanggamus. Fakultas Kesehatan. USU. Medan. Mestri. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Bulelang I. Bali. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta Jakarta.
Page 38 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT Rineka Cipta. Jakarta. Numansholi. 2013. Perencanaan Pendidiakn Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostic. Depdikbud RI. Jakarta. Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Info Medika. Jakarta. Othenk. 2001. Pengertian tentang Efektifitas. http://othenk.blogspot.com. Diakses tanggal 11 Juli 2014. Rianto, Agus. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatankartu Program Keluarga Harapan (PKH) di Wilayah Cipeundeuy Kabupaten Subang. FKM UI. Puspita. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care di Rumah Bersalin Wikaden Imogiri Bantul. Fakultas Kedokteran. UNS. Pani, Widya. 2013. Pengaruh Penyuluhan Kelas Prenatal Plus Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro Kecamatan Palu Utara Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis S2 Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga. Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Hasanuddin. Ronald, H. S. 2011. Pedoman dan Perawatan Balita agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. CV Nuansa Aulia. Bandung. Rukiyah, Susilawati, Maemunah. 2009. Asuhan Kebidanan II (persalinan). CV.Trans Info Media. Jakata. Saifuddin, Abbdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Volume......11 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN 2088.9011
Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Sarwono, Prawirohardjo, 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Sarwono, Prawirohardjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP – SP. Jakarta. Sinaga, Taruli Rohana. 2009. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan Tahun 2009. Tesis. FKM USU. Medan. Silaen, Primauli. 2011. Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. USU. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan. Lestari. Heni. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu/Polindes Pada Ibu Hamil di Indonesia. Jurnal Ekologi kesehatan. Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan. Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
Page 39 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014)