Summary FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MONGOLATO KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Rabi’atul Adawiyah Su’ong NIM 841409063 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak Antenatal Care merupakan salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian ibu serta merupakan momentum yang tepat untuk mendeteksi secara dini kelainan pada ibu hamil atau janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 3 yang berkunjung di Puskesmas Mongolato dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga mendapatkan 45 sampel.. Serta teknik analisis data menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care dengan nilai (p = 0,005), ada hubungan yang antara paritas dengan kunjungan antenatal care dengan nilai (p = 0,006), ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care dengan nilai (p = 0,014), ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care dengan nilai (p = 0,004), ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care dengan nilai (p = 0,004). Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara faktor usia, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap terhadap kunjungan antenatal care. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan yang berada di Puskesmas Mongolato agar dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan kehamilan. Kata Kunci: Antenatal care.
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
I. PENDAHULUAN Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan sekaligus upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Depkes, 2007). Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling sedikit empat kali pemeriksaan selama kehamilan, yaitu minimal satu kali pemeriksaan dalam trimester pertama, satu kali pemeriksaan dalam trimester kedua dan dua kali pemeriksaan dalam trimester ketiga. Hasil survey awal yang dilakukan di lingkungan kerja Puskesmas Mongolato Kec.Telaga pada tahun 2010 yang melakukan kunjungan k1 85,8% dan yang melakukan kunjungan k4 74,7% dari 156 ibu hamil, tahun 2011 yang melakukan kunjungan k1 90% dan dan K4 80% dari 201 ibu hamil, dan pada tahun 2012 yang melakukan kunjungan K1 88,3% dan kunjungan K4 69% 169 ibu hamil masih jauh dibandingkan dengan target yang ditetapkan K1 100% dan K4 95% . Pendidikan prenatal merupakan salah satu program dalam promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada ibu hamil, kelompok, atau masyarakat dengan harapan ibu hamil, kelompok, atau masyarakat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan (khususnya kehamilan, kelahiran, masa nifas, dan perawatan bayi) yang lebih baik. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas oleh
perawat maupun bidan desa diperkirakan akan dapat menurunkan AKI sampai 20%. II. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian Survey analitik dengan pendekatan Cross sectional tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care di puskesmas mongolato kecamatan telaga kabupaten gorontalo. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 3 yang melakukan kunjungan antenatal care di puskesmas mongolato kecamatan telaga kabupaten gorontalo. Sementara jumlah sampel pada penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling sehingga mendapatkan 45 sampel. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah anailis bivariat dan analisis multivariat untuk mencari hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, serta analisi multivariat untuk melihat lebih dari satu variabel independent yang paling berhungan diantara variabel lainnya menggunakan chisquare SPSS 17,0. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Analisis Univariat Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen yaitu usia, paritas, pendidikan, pengetahuan,
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
sikap,
maupun
independen
yaitu
Tabel 3.1.1 Distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Puskesmas Mongolato Kec.Telaga Kab. Gorontalo. N Usia ibu n Persentase o hamil 1. 20-35 Tahun 24 53,3 2. < 20 atau >35 21 46,7 Tahun Total 45 100 Tabel 3.1.2 Distribusi reponden berdasarkan paritas di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo N Paritas n Presentase o 1 Primipara 26 57,8 2 Multipara 19 42,2 Total 45 100 Tabel 3.1.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendididkan di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. N Pendidikan n Presentase o 1 Tinggi 27 60 2 Rendah 18 40 Total 45 100 3.2 Analisis Bivariat Analisis Bivariat digunakan untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen yaitu usia, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap dengan variabel dependen yaitu 1. Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care.
kunjungan antenatal care. Tabel 3.1.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Pengetahuan n Presentase 1
Baik
22
48,9
2
Kurang
23
51,1
Total
45
100
Tabel 3.1.5 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. N Sikap n Presentase o 1 Baik 31 68,9 2 Kurang 14 31,1 Total 45 100 Tabel 3.1.6 Distribusi responden berdasarkan kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. N Kunjungan n Presentase o Antenatal Care 1 Lengkap 25 55, 6 2 Tidak lengkap 20 44,4 Total 45 100 kunjungan antenatal care dengan menggunakan uji chi-square dikatakan ada hubungan jika nilai p value α < 0,05.
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 3.2.1 Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Kunjungan antenatal care N Usiaibu Lengkap Tidak lengkap Jumlah p- value o hamil n % n % n % 25,0 24 100 1 20-35 Tahun 18 75,0 6 66,7 21 100 0,005 2 < 20 atau >35 7 33,3 14 Tahun Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Berdasarkan analisis data hubungan antar usia ibu hamil dengan dengan menggunakan uji statistik Chikunjungan antenatal care. Square dengan nilai p- value= 0,005< α = 0,05 yang berarti terdapat 2. Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Antenatal Care. Tabel 3. 2.2 Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Kunjungan antenatal care N Lengkap Tidak lengkap Jumlah Paritas p- value o n % n % n % 1 Primipara 19 73,1 7 26,9 26 100 0,006 2 Multipara 6 31,6 13 68,4 19 100 Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Berdasarkan analisis data dengan kunjungan antenatal care. dengan menggunakan uji statistik ChiSquare dengan nilai p- value= 0,006 < 3. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil α = 0,05 yang berarti terdapat Dengan Kunjungan Antenatal hubungan antara paritas/jumlah anak Care. Tabel 3.2.3 Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. Kunjungan antenatal care N Lengkap Tidak lengkap Jumlah Pendidikan p- value o n % n % n % 1 Tinggi 19 70,4 8 29,6 27 100 0,014 2 Rendah 6 33,3 12 66,7 18 100
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
Total
25
55,6
20
44,4
45
100
Berdasarkan analisis data dengan kunjungan antenatal care. dengan menggunakan uji statistik Chi4. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Square dengan nilai p- value= 0,014 < α = 0,05 yang berarti terdapat Dengan Kunjungan Antenatal hubungan antara pendidikan ibu hamil Care. Tabel 3.2.4 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kabupaten Gorontalo. Kunjungan antenatal care Tingkat Lengkap Tidak lengkap Jumlah No p- value pengetahuan N % N % N % 1 Baik 17 77,3 5 22,7 22 100 0,004 2 Kurang 8 34,8 15 65,2 23 100 Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Berdasarkan analisis data hamil dengan kunjungan antenatal dengan menggunakan uji statistik Chicare. Square dengan nilai p- value= 0,004 < α = 0,05 yang berarti terdapat 5. Hubungan sikap Ibu Hamil Dengan hubungan antara pengetahuan ibu Kunjungan Antenatal Care. Tabel 3.2.5 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. Kunjungan antenatal care Lengkap Tidak lengkap Jumlah No Sikap p- value N % N % N % 1 Baik 22 71,0 9 29,0 31 100 0,004 2 Kurang 3 21,4 11 78,6 14 100 Total 25 55,6 20 44,4 45 100 Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik ChiSquare dengan nilai p- value= 0,004 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antar sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.
3.3 Analisis Multivariat Analisis multivariat digunakan utuk melihat lebih dari satu variabel yang paling berhubungan dengan kunjungan antenatal care.
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 3.3.1 hubungan masing – masing variabel terhadap kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kec. Telaga Kab. Gorontalo. No Variabel Wald Exp (B) 1 Paritas 7.995 0.038 2 Sikap 4.274 0.101 3 Pengetahuan 3.700 0.157 4 Umur 2.416 0.213 5 Pendidikan 0.130 1.422 Berdasarkan table 3.2.1diatas menunjukkan bahwa dari hasil analisis multivariat, dapat diketahui dari ke 5 3.4 Pembahasan 1. Usia Ibu Hamil Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 3.1 diperoleh p value 0,005 < α 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di puskesmas mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Umur sangat mempengaruhi proses reproduksi. Seorang ibu sebaiknya hamil pada umur 20 - 35 tahun, karena masa ini merupakan masa yang aman untuk hamil. Mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima kehamilan. Selain itu pada umur tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi seorang ibu. Lain halnya dengan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga perlu diwaspadai adanya kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan
variabel (umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap) yang hubungan terhadap kunjungan antenatal care. Di urutkan berdasarkan variabel yang paling berhubungan yaitu paritas dengan nilai Wald sebesar 7.416 dan Exp (B) 0.038, kemudian sikap dengan nilai Wald 4.274 dan Exp(B) 0.101, setelah itu disusul oleh pengetahuan dengan niali Wald 3.700 dan Exp(B) 0.157, kemudian umur dengan niali Wald sebesar 2.416 dan Exp(B) 0.213 dan urutan yang paling terakhir yaitu pendidikan dengan nalai Wald 0.130 dan Exp(B) 1.422. keracunan kehamilan. Sedangkan ibu yang berumur di atas 35 tahun, kesehatan dan keadaan rahimnya sudah tidak seperti umur 20 - 35 tahun, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan. Hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa ibu hamil yang tergolong dalam usia baik yaitu 20-35 tahun memiliki presentase lebih tinggi dalam melakukan kunjungan antenatal care sebesar 75,0% dibandingkan ibu hamil yang tergolong usia kehamilan < 20 atau > 35 tahun sebesar 33,3% dalam melakukan kunjungan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu hamil yang yang usia tergolong 20-35 tahun lebih banayak melakukan kunjungan antenatal care bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tergolong usia kurang dari 20 tahun
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
atau pun lebih dari 35 tahun. Hal ini karena ibu yang tergolong usia 20-35 memiliki kesiapan untuk hamil dimana dalam proses kehamilan diperlukan kematangan psikologis seorang ibu, kesabaran, pemahaman kebutuhan ibu hamil dan ketrampilan yang dimiliki demi untuk keselamatan dalam proses persalinan. Dan pada penelitiaan ini juga tampak usia ibu hamil yang tergolong kurang dari 20 tahun atau pun lebih dari 35 tahun masih sangat kurang untuk melakukan antenatal care secara selangkap seharusnya ibu hamil yang usi tergolong mudah atau kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun harus lebih efektif lagi untuk melakukan kunjungan antenatal care karena di usia yang tergolong kurang baik ini lebih banyak mengalami kesulitan dalam proses kehamilan dimana dalam usia kurang dari 20 tahun kematangan rahim dan psikologis seorang wanita belum begitu baik dan di usia lebih dari 35 tahun sudah tergolong kehamilan beresiko karena bisa mengalami preeklamsi dan eklamsi saat menjalani proses kehamilan dikarenakan bukanlah usia yang baik untuk menjalani kehamilan. 2. Paritas Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 3.2 diperoleh p value 0,006 < α 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara paritas/ jumlah anak dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamaatan Telaga. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita Bagi ibu yang baru pertama
kali hamil Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa kelompok ibu yang memiliki paritas < 2 (primipara) yang lebih banyak melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap sebesar 73,1% lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ibu hamil yang memiliki anak > 2 (multipara) sebesar 31,6%. Berdasarkan hasil penelitian diatas penelti berasumsi bahwa ibu hamil yang mempunyai anak < 2 lebih rajin dan teratur memeriksakan kehamilannya dibanding ibu yang mempunyai anak banyak > 2 (multipara), hal ini dikarenakan ibu hamil yang mempunyai anak < 2 atau primipara lebih termotivasi untuk melakukan kunjungan antenatal care dan sangat mengharapkan kehamilannya baik-baik saja sehingga ia memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama kehamilannya tidak ada masalah yang terjadi sehingga berakhir dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat dan tidak tidak terjadi masalah pada bayi yang dilahirkan, dan pada penelitian ini juga masih tamapak sebagian kecil ibu hamil yang mempunyai anak > 2 (multipara) tidak melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap karena mereka lebih merasa memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam proses kehamilan sampai melahirkan sehinggga mereka tidak begitu perduli dengan program pemerintah yang dicanakan dalam hal ini pemeriksaaan kehamilan (ANC), terlebih lagi bila selama kehamilannya ibu tidak mengalami peristiwa atau
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
pun kejadian seperti pendarahan yang banyak dan lama mungkin tidak merasa perlu untuk memeriksakan kehamilannya. Mereka tidak menyadari bahwa dalam melakukan antenatal care ibu hamil dapat mengetahui apa yang terjadi dengan keadaan tubuhnya dan kelainan pada janin yang dikandungnya. 3. Pendidikan Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 3.3 diperoleh p value 0,014< 0,05 hal ini berarti bahwa ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato. Pendidikan sangat penting bagi seseorang dimana pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengembangan kepribadian. Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa responden memiliki latar latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari tingkat pendidikan SD sampai dengan perguruan tinggi. pada penelitian ini responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebesar 70,4% masih sangat jauh dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang khususnya ibu hamil semakin baik pula melakukan kunjungan antenatal care karena pendidikan merupakan hal
yang penting dengan pendiddikan ibu hamil yang tinggi dapat mendukung pengetahuan dan informasi-informasi yang dimilikinya sehingga dapat memacu ibu hamil dalam melakukan antenatal care demi keselamatan dirinya dan lebih khusus pada janin yang sedang dikandungnya. Dan pada peneltian ini ini juga masih tampak sebagian kecil ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, dengan pendidikan yang rendah pula menyebabkan kurangnya pengetahuan seorang ibu terhadap pentingnya antenatal care secara teratur karena mereka masih kurang menemukan informasi-informasi yang baru tentang masalah kesehatan khususnya pemeriksaan kehamilan (ANC) selain itu masih juga di pengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. 4. Pengetahuan Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 3.4 diperoleh p value 0,004 < 0,05 hal ini berarti bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka merubah pola pikir dan prilaku dalam lingkungan masyarakat, oleh sebab itu semakin tinggi pengetahuan yang di miliki seseorang khususnya ibu hamil semakin baik pula tindakan yang di ambil dalam hal ini kunjungan antenatal care. Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa responden yang memiliki
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
tingkat pengetahuan baik sebesar 77,3% masih jauh berbeda bila dibandingkan dengan pengetahuan kurang sebesar 34,8%. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu semakin baik pula khusunya untuk kunjungan antenatal care karena dengan pengetahuan yang baik dapat membuka cakrawala berpikir ibu hamil sehingga lebih mengetahui tentang manfaat dilakukannya antenatal care (ANC) bagi dirinya serta bayi yang dikandungnya. Selain itu, ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik mengetahui kapan sebaiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan pertama kali. Dengan pengetahuan yang baik pula akan lebih menjaga kesehatannya selama kehamilannya sampai tiba proses melahirkan. Dan pada peneltian ini juga masih tampak sebagian kecil ibu hamil yang mempunyai pengetahuan rendah dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan atau pun kurangnya pengetahuan tentang antenatal care yang di miliki ibu sehingga masih ada sebagian kecil ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap. selain itu dengan pengetahuan yang kurang terhadap pemeriksaan selama kehamilan merupakan penyebab utama terjadinya kematian pada saat melahirkan. 5. Sikap Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square pada tabel 3.5 diperoleh p value 0,004 < 0,05 hal ini menunjukka bahwa ada hubungan sikap ibu dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksana motif tertentu, sikap disposisi tindakan atau prilaku. Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki sikapyang kategori baik terhadap kunjungan antenatal care sebesar 71,0% masih jauh bila dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki sikap yang kategori kurang terhadap kunjungan antenatal care sebesar 21,4%. Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa ibu hamil yang mempunyai sikap tentang antenatal care kategori baik lebih banyak yang melakukan kunjungan antenatal care sesuai dengan umur kehamilan yang baik, dengan sikap yang baik pula ibu hamil selalu berkeinginan untuk melakukan antenatal care karena mengingat dirinya sedang hamil dan harus sering melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilanya. hal ini menunjukkan bahwa faktor sikap dengan kunjungan antenatal care merupakan variabel yang saling berkaitan dengan kelengkapan kunjungan antenatal care, diamana dengan sikap yang baik terhadap kehamilan ibu hamil akan selalu mengetahui kondisi kesehatan untuk diri dan bayi yang dikandungnya disetiap melakukan kunjungan antenatal care. Dan pada peneltian ini juga masih tampak sebagian kecil ibu
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
hamil yang memiliki sikap kurang terhadap kunjungan antenatal care, ini dikarenakan ibu hamil masih kurang tanggap dalam hal kunjungan antenatal care. Selain itu ibu hamil yang mempunyai sikap yang kurang terhadap pemeriksaan kehamilan tidak menyadari bahwa tindakan ataupun sikap yang mereka lakukan dapat mempengaruhi selama proses kehamilan karena tidak mengetahui bagaimana kondisi saat ini yang sedang dialaminya selama hamil. VI SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamatan telaga Kabupaten Goronatalo. 2. Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamatan telaga Kabupaten Goronatalo. 3. ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamatan telaga Kabupaten Goronatalo. 4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahun ibu hamil dengan kunjungan antenatal
5. care di Puskesmas Mongolato Kecamatan telaga Kabupaten Goronatalo. 6. Ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Mongolato Kecamatan telaga Kabupaten Goronatalo. 4.2 Saran 1. Diharapkan kepada ibu hamil agar selalu melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap agar dapat mengetahui kondisi ibu serta janin saat pemeriksaan serta tenaga kesehatan terutama bidan mampu memantau perkembangan ibu hamil sampai masa persalinan tiba agar bayi bisa lahir dengan selamat. 2. Kepada Puskesmas Mongolato agar dapat meningkatakan penyuluhanpenyuluhan khususnya penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan (ANC) oleh tenaga kesehatan terutama seperti bidan maupun kader-kader posyandu yang terlibat agar dapat menambah informasi pada ibu hamil sehingga pengetahuan ibu hamil tentang kunjugan antenatal care meningkat. 3. Perlu diadakanya penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care dengan variabelvariabel yang belum sempat diteliti pada penelitian ini.
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo
DAFTAR PUSTAKA Adri, 2008. factor- factor yang mempengaruhi cakupan program pemeriksaan kehamilan (K1 dan K4) di Puskesmas Runding subulussalam provinsi NAD. Tesis. Sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera. Utara. (Online) diakses tanggal 16 februari 2013.
Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Departemen Kesehatan RI, 2004. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Dirjen Binkesmas Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Penilaian Mutu Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Puspita, R, 2004. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Kecamatan Pakuhaji Tahun2003.(Skripsi).Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas diakses Indonesia.(Online) tanggal 17 februari 2013.
Simanjuntak, T. (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal K4 di Kota Medan Propinsi Sumatra Utara. Tesis. Universitas Indonesia.(Online) diakses tanggal 18 februari 2013.
Amiruddin dkk, 2007. Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan (Preeklampsia Dan Eklampsia). Bagian epidemiologi Fakultas kesehatan masyarakat Universitas hasanuddin Makassar.
S1 Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo