FAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
ARTIKEL
Oleh
DESI RAHMAWATY LOKO NIM. 911 411 125
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI 2015
FAKTOR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Desi Rahmawaty Loko1 Irwan Yantu2 Fitri Hadi Yulia Akib3 Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor yang menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa, sedangkan manfaat yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini ada dua aspek, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang pada dasarnya sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata tertulit ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah siswa siswi kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Hasil menunjukkan bahwa menurunnya prestasi belajar siswa diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) Metode yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran, (2) Perhatian orang tua terhadap kegiatan anak saat berada di rumah dan (3) Motivasi belajar siswa saat menerima pelajaran. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru, orang tua dan siswa sangat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Kata Kunci: Faktor Belajar, Metode Mengajar, Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, Prestasi Siswa
PENDAHULUAN Upaya peningkatan kualitas hidup yang layak dan sejahtera terus menjadi prioritas pemerintah guna mengurangi bahkan menghilangkan angka
1
Desi Rahmawaty Loko, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universtas Negeri Gorontalo 2 Hj Fitri Hadi Yulia Akib SE, ME, Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 3 Irwan Yantu, S.Pd, M.Si, Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
kemiskinan di Indonesia. Angka kemisikinan yang terus meningkat tiap tahunnya diantaranya disebabkan
angka pengangguran
yang
tinggi.
Angkatan kerja yang terus bertambah tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai dan ditambah lagi keterampilan atau soft skill masih sangat rendah. Hal tersebut memberi bukti bahwa sistem pendididkan kita masih belum relevan untuk menjawab tantangan masa depan. Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran adalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan teknologi telah menyediakan berbagai ragam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran,
namun
posisi
guru
tidak
sepenuhnya
dapat
tergantikan. Itu artinya guru merupakan variabel penting bagi keberhasilan pendidikan. Uno (2012:15), menyatakan bahwa guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Proses belajar siswa di kelas yang melibatkan banyak siswa dengan berbagai karakter dan tiap individu memiliki kemampuan, minat dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang terkadang jadi persoalan bahwa siswa yang banyak berarti berkarakter banyak sedang metode yang digunakan selalu monoton sehingga menyebabkan sebagian siswa merasa jenuh dan akhirnya tidak fokus dan tidak memahami apa yang dijelaskan oleh
guru. Sehingga lambat laun motivasi belajar siswa menurun yang akan berdampak pada menurunnya prestasi belajar siswa di sekolah. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Daryanto (2009:51-68), menguraikan faktor internal dalam tiga pokok bahasan yaitu faktor faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan, begitu pula dengan faktor eksternal yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Sedangkan Syaiful Bahri (2006:142-143) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ke dalam dua bagian, yaitu: a) faktor dari dalam diri pelajar yang terdiri dari dua kelompok yaitu faktor alam dan faktor sosial dan b) faktor dari luar diri pelajar yaitu faktor fisiologi dan faktor psikologis. Dimyati dan Mudjiono (2009:9) menyatakan “Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bone Bolango yaitu SMA Negeri 1 Tapa, peneliti melihat beberapa permasalahan yang menyebabkan prestasi belajar siswa
menurun.
Permasalahan-permasalahan
tersebut
ialah
metode
mengajar yang digunakan guru kurang variatif, guru kurang mampu
memaksimalkan sumberdaya dan alat-alat bantu yang ada sehingga menyebabkan siswa jenuh dan tidak memiliki motivasi untuk belajar lagi. Hal tersebut berdampak pada siswa dalam kesehariannya. Proses belajar mengajar yang tidak menarik mempengaruhi keinginan belajar siswa tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Perhatian orag tua pada pendidikan anak yang dapat meningatkan motivasi belajar siswa juga sangat kurang, itu terlihat dari cara bergaul siswa dengan lingkungannya serta manajemen waktu yang tidak teratur. Semua permasalahan tersebut saling terkait yang berpengaruh pada prestasi siswa itu sendiri. METODE PENELITIAN Penelitian tentang ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango selama 5 bulan yaitu Februari-Juni 2015. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penomenalogis, yaitu suatu pendekatan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun proses pengambilan data kualitatif biasanya dilakukan dengan cara partisipant observation (pangamatan terlibat), yaitu dengan cara peneliti melibatkan diri dengan siswa/siswi yang ditelitinya, sejauh tidak mengganggu aktifitas belajar mengajar tersebut. Pengamat terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan siswa/siswi yang bersangkutan dan tidak menyembunyikan diri. Harapan dilakukannya proses ini adalah peneliti dapat menemukan makna dibalik penelitian yang dilaksanakannya.
penelitian ini penulis arahkan berdasarkan uraian spradley yang dikembangkan oleh sugiono (2005:294) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Analisi Domain, Dalam menganalisis data terlebih dahulu mengklasifikasikan dalam berbagai ranah untuk memperoleh gambaran dari catatan lapangan kemudian dikelompokan atau dikategorikan sesuai penelitian 2) Analisis Taksonomi, Setelah mengklasifikasikan dalam berbagai ranah, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisis taksonomi yakni kegiatan pengamatan terfokus untuk menghimpun elemen-elemen yang ada hubungannya dengan masalah, 3) Analisis Tema, Analisis tema dimaksudkan
untuk
menampilkan
makna
mendeskripsikan dari
analisis
data domain
secara dan
menyeluruh taksonomi
dan untuk
mempermudah mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Prestasi belajar siswa merupakan hasil dari serangkaian proses yang diikuti oleh siswa selama di sekolah. Proses tersebut meliputi belajar di dalam dan di luar sekolah serta tes atau ujian tengah semester dan akhir semester yang kemudian menghasilkan nilai secara kumulatif. Nilai yang ditampilkan dengan angka inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara (15 Juni 2015), dengan siswa kelas X dan XI, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti
belajar sangat rendah, hal tersebut sesuai dengan pengakuan siswa itu sendiri, siswa memberikan contoh perilaku mereka pada saat menerima materi dari guru mereka tidak fokus bahkan beraktifitas lain seperti: (1) tidak serius dalam melakukan kegiatan belajar contohnya bergurau dan mengobrol dengan teman sebangkunya, (2) kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran contohnya malas mencatat, tidak ikut berdiskusi, (3) enggan mengerjakan tugas yang diberikan guru contohnya tidak mengerjakan tugas yang diberikan, mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang prestasinya di sekolah menurun. Masalah ini terjadi pada siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Pentingnya hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yakni bagi guru maupun bagi siswa dalam melakukan
pengelolaan
pendidikan
pada
umumnya
dan
khususnya
mengenai tujuan dari pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya baik di depan guru maupun teman-teman yang lain. Mampu memberikan pengetahuan, ide atau gagasan kepada orang lain dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain mengungkapkan pendapat juga harus mampu menerima dan mencerna semua informasi-informasi dari guru sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat bertambah dan berkembang ke arah positif. Hal ini disebabkan karena kamampuan berpikir siswa tentang materi yang dibahas masih kurang, sebab kebanyakan dari siswa tersebut
masih takut dengan alasan bahwa jawaban tidak layak atau tidak bermutu sehingga akan menjadi bahan tertawaan teman-teman mereka, padahal persepsi tersebut adalah salah. Nilai yang ditunjukkan siswa dari semester ke semester mengalami fluktuasi sehingga mengakibatkan prestasinya di sekolah menurun, hal ini menunjukkan adanya faktor yang menyebabkannya. Beberapa faktor tersebut yaitu metode mengajar yang digunakan guru, dan perhatian orang tua terhadap anak. Faktor-faktor tersebut yang akan dideskripsikan oleh peneliti pada hasil penelitian dan pembahasan. Metode Mengajar Sudjana (2009:26) mengemukakan bahwa metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Berdasarkan hasil observasi (4-7 April 2015) dan wawancara (15 Juni 2015), dengan beberapa siswa tentang metode mengajar guru, kebanyakan siswa mengatakan bahwa mereka bosan dengan cara mengajar guru yang selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab disetiap pertemuan. Metode mengajar guru menjadi faktor yang paling penting yang dapat membangkitkan
motivasi
belajar
siswa
di
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran, jika metode ceramah atau metode tanya jawab yang sering digunakan oleh guru dapat membuat siswa bosan untuk mengikuti proses pembelajaran, maka ketika guru memberikan materi kepada siswa sebaiknya
metode mengajar yang digunakan guru disetiap pertemuan harus berbeda dan menarik agar dapat membangitkan semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sesuai dengan hasil wawancara (18 Mei 2015), dengan salah seorang guru di SMA Negeri 1 Tapa yaitu Ibu Anne a. Aruus S.Pd, beliau mengatakan bahwa kebanyakan guru di sekolah masih menggunakan metode ceramah karena masih kurangnya fasilitas belajar yang disediakan oleh pihak sekolah. Guru harus menunggu giliran untuk dapat menggunakan fasilitas sekolah dengan guru yang lainnya, hal tersebut mengakibatkan guru terpaksa untuk menggunakan metode yang sama pada setiap pertemuan. Sedangkan berdasarkan hasil penyebaran angket terhadap 15 orang siswa tentang “apakah guru selalu menggunakan metode yang bervariasi disetiap pertemuan” didapatkan jawaban dari responden yang menyatakan sering sebanyak 3 orang (20%), yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 3 orang (20%), yang menyatakan pernah sebanyak 3 orang (20%) dan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 3 orang (20%). Artinya bahwa penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi belum terlalu diterapkan oleh guru di dalam kelas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang guru yang berperan sebagai seorang pendidik yang terampil adalah guru yang mampu memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang disediakan oleh
sekolah, dan mampu menutupi semua kekurangan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki. Sebagai seorang guru atau pendidik, kita harus bersungguh-sungguh dalam mendidik siswa dan tidak mudah menyerah dengan keadaan agar tidak ada waktu belajar yang terbuang sia-sia dengan sesuatu yang tidak berguna dalam proses pembelajaran. Seorang guru seharusnya dapat menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi atau lebih dari satu dan bahkan hendaknya dikombinasikan, tujuannya ialah menghilangkan kejenuhan belajar siswa dan meningkatkan rasa keingin tahuan serta dapat menghidupkan suasana belajar. Jadi penguasaan siswa, ketertarikan siswa dan pemahaman siswa terhadap materi tergantung pada bagaimana guru menyajikan pelajaran tersebut. Siswa akan merasa senang dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran jika metode yang digunakan guru dapat dipahami oleh siswa, hal ini akan membuat siswa menjadi terpacu dan rasa ingin tahunya tentang materi pelajaran akan bertambah. Sehingga akan berpengaruh secara langsung pada prestasi siswa itu sendiri. Sebaliknya jika siswa malas dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar maka hasil belajar siswa akan menurun dan akan menyebabkan prestasinya menurun pula. Perhatian Orang Tua Peran orang tua merupakan kunci utama dari keberhasilan anak baik itu prestasi belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu peran
orang tua sangat penting dalam pendidikan dan pengembangan anak. Perhatian orang tua adalah perhatian terhadap semua kebutuhan anakanaknya, baik perhatian yang bersifat material maupun spiritual. Berdasarkan hasil wawancara (15 Juni 2015) dengan siswa, sebagian besar orang tua siswa tidak terlalu memperdulikan kegiatan anaknya saat kembali ke rumah. Salah satu siswa mengatakan bahwa saat dia kembali ke rumah orang tua tidak pernah mananyakan apa yang diterimanya saat di sekolah. Ada juga orang tua yang kurang memeperhatikan pemanfaatan waktu anaknya, seperti perbandingan waktu bermain, belajar di rumah dan menonton televisi. Kebanyakan orang tua kurang memperhatikan kegiatan anak pada saat nonton televisi, seperti kualitas program, dan lamanya waktu yang digunakan untuk menonton televisi hingga larut malam. Selain itu, orang tua juga kurang memperhatikan teman bergaul anak di luar rumah. Hal ini didukung juga dengan hasil penyebaran angket tentang “orang tua memperhatikan kegiatan belajar siswa saat berada di rumah” di dapatkan jawaban dari responden yang menyatakan Sering sebanyak 4 orang (26,7%), yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 7 orang (46,7%) dan yang menyatakan pernah sebanyak 4 orang (26,7%). Artinya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa masih kurang dan perlu ditingkatkan agar anak dapat termotivasi untuk belajar dan prestasinya juga meningkat.
Perhatian orang tua mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar siswa di sekolah. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul dan berpegaruh pada siswa bila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Bila materi pelajaran dirasakan berguna untuk kehidupan sehari-hari materi itu akan memotivasi siswa untuk mempelajarinya. Lemah motivasi belajar siswa disebabkan oleh macam-macam hal, diantarnya latar belakang keluraga siswa bermasalah. Memotivasi setiap siswa untuk belajar berbeda-beda. Motivasi sudah ada saat siswa akan melakukan sesuatu, siswa perlu mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar mereka. Motivasi sudah harus ditanamkan pada siswa ketika ia akan sekolah, sehingga harus ditimbulkan pertanyaan “untuk apa ia sekolah?”. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap
prestasi
belajar.
Karena
dengan
adanya
motivasi
dapat
menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru dan orang tua tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
Kepedulian orang tua terhadap motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran akan memudahkan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Bagi siswa, motivasi berprestasi akan mendorong dirinya untuk semangat di dalam belajar. Oleh karena itu motivasi berprestasi sangat berperan
dalam pembelajaran,
dikarenakan
semakin
tinggi
motivasi
berprestasi siswa, maka semangat siswa untuk belajar juga meningkat dan akan berdampak pada prestasi siswa di sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan tehnik observasi, wawancara dan penyebaran angket dapat diketahui faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurun adalah metode mengajar guru, perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa. Selanjutnya berdasarkan kesimpulan masalah umum tersebut dapat ditarik kesimpulan dari sub masalah bahwa faktor yang mempengaruhi menurunnya prestasi bvelajar siswa yaitu : (1) Metode mengajar guru yang monoton membuat kegiatan belajar mengajar menjadi membosankan bagi siswa sehingga siswa menjadi malas untuk menerima materi yang dijelaskan, dan (2) Orang tua siswa yang kurang memperhatikan kegiatan belajar anak dan kurangnya kontrol orang tua terhadap pergaulan anak.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai berikut 1. Untuk pihak sekolah agar lebih memperhatikan dan meningkatkan metode mengajar guru dan pemahaman guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran, dan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar sehingga bisa mendapatkan pretasi belajar yang baik. 2. Untuk dukungan dari berbagai pihak terutama lingkungan keluarga atau orang tua yang menjadi penyemangat belajar siswa untuk kemajuan dan perkembangan anak atau siswa disekolah sangat diharapkan, sebaiknya orang tua memberi pengertian dan memotivasi agar kesulitan yang dialami anak disekolah dapat diantisipasi.
DAFTAR PUSTAKA Sugiono. 2005. Metote penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Daryanto. 2009. Panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif . AV Publisher: Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta Uno, B Hamzah. 2012. Profesi pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Psikologi pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Sudjan, Nana. 2009. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung.