PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL & KECERDASAN SPIRITUAL (ESQ) SISWA DI SMA TERPADU WIRABAKTI KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Nirmala T. Lahabu 1. Pembimbing I Dra. Meity Mononimbar, S.Pd, M.Pd 2. Pembimbing II Arifin, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Nirmala T Lahabu. 2013. Program Pengembangan Kecerdasan Emosional dan spiritual Siswa di SMA Terpadu Wirabakti Kabupaten Bone Bolango (Studi Kasus).Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra Meity Mononimbar, M.Pd. Pembimbing II Arifin, S.Pd, M.Pd
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) program ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di SMA Terpadu Wirabakti, 2) program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di SMA Terpadu Wirabakti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) program ekstraskurikuler di SMA terpadu Wirabakti meliputi program keagamaan dan program pembinaan kepribadian yang melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembina, dan senat taruna dengan respon siswa positif yakni terlibat aktif dalam setiap tahapan dan jadwal kegiatan; 2) program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, dan tolong menolong yang dilaksanakan menyatu dengan pembinaan atau program pembelajaran di dalam kelas. Kata kunci: Pengembangan, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang di inginkan. Sekolah sebagai lembaga formal yang merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Pendidikan berbasis ESQ merupakan sebuah solusi efektif atas berbagai problema dekadensi moral bangsa dewasa ini. Pendidikan berbasis ESQ diharapkan menjadi sebuah inovasi untuk mengembalikan “ruh” pendidikan yang selama ini mengalami distorsi dan menciptakan insan akademis yang cerdas intelektual, emosional, dan spiritual. Bagaimanapun juga, karakter SDM yang kuat adalah modal peradaban bangsa yang unggul. Menurut goelman ( 2004 :44), kecerdasan intelektual ( IQ) hanya menyumbang 20 % bagi kesuksesan, sedangkan 80 % adalah sumbangan faktor-faktor kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau emotional Quetiont ( EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta bekerja sama Kecerdasan emosional dan spiritual berperan membantu kecerdasan intelektual jika ingin memecahkan masalah-masalah penting, membuat keputusan penting, dan untuk melakukan hal-hal tersebut dengan cara istimewa. Kecerdasan emosional dan spiritual juga berfungsi membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu, yang akan membantu mengantisipasi masa depan yang tidak menentu dann merencanakan tindakan-tindakan sesuai visi. Cooper dan sawaf (dalam masaong, 2011) menyatakan Jika emosi diarahkan kearah yang positif, maka akan menjadi pengorganisasian yang hebat dalam bidang pikiran dan perbuatan, sedangkan emosi yang lepas kendali dapat membuat orang pandai menjadi bodoh.
Demikian pula guru yang kecerdasan intelektualnya tinggi, tetapi kecerdasan emosional dan spiritualnya rendah, akan lebih banyak berceramah di depan kelas, sering menekan dan mengancam siswa, menganggap siswa tidak banyak yang diketahui, lebih banyak mendikte, kerjasama siswa dalam pembelajaran kurang di responi. Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Terpadu Wirabakti di dapat bahwa siswa yang bersekolah di SMA Terpadu Wirabakti selalu menyikapi masalah yang timbul dengan emosi yang tak terkendali khususnya bagi siswa kelas awal yang mungkin tidak terbiasa pisah dari orang tuanya sehingga mereka mendapatkan masalah yang berkepanjangan dan akhirnya mereka terpengaruh dengan keadaan ini sampai mereka mengambil jalan pintas dengan lebih memilih lari dan berhenti sekolah tanpa berpikir lagi. Berdasarkan kondisi inilah, program pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa hendaknya mengambil bagian dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan siswa, khususnya dalam proses pembelajaran. Namun di ketahui bahwa kecerdasan emosional dan spiritual itu sendiri tidak diajarkan secara khusus di sekolah dan tidak tercatat dalam dokumen pembelajaran maupun raport, seperti nilai-nilai pelajaran ataupun keterampilan lainya. Namun demikian kecerdasan emosional dan spiritual yaitu merupakan salah satu faktor yang penting dan yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik di sekolah Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil penelitian kualitatif deskriptif dengan judul “Program Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Siswa Di SMA Terpadu Wirabakti”
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Tentang Kecerdasan Crow & Crow (Masaong, 2011:55) secara terperinci menyatakan kecerdasan sering di kaitakan dengan daya ingatan, penalaran dan pemecahan masalah. Kecerdasan merupakan kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu. Binet dan Simon (masaong,2011:55-56) mendefinisikan inteligensi atas tiga komponen, yaitu : (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan (3) kemampuan untuk mengkkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism. Menurut purwanto (dalam Arini, 2008: 5) intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. Intelegensi atau kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau kata keterangan, seseorang menunjukkan intelegensinya ketika ia bertindak atau berbuat dalam situasi secara inteligent / cerdas atau bodoh, intelegensi seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.
2.2. Kecerdasan Emosional (emotional intelligence) Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi,
tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Menurut Lawrence shapiro (Uno,2011:67) mengukur kecerdasan emosional siswa dapat dilihat pada keuletan, optimisme, motivasi diri, dan antusiasme. Lebih lanjut Lawrence mengemukakan kecerdasan emosional (EQ) pengukuranya bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui sesuatu yang disebut dengan karakteristik pribadi atau “karakter. Salovely (dalam Goleman, 2004: 58-59) menempatkan kecerdasan emosional tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu : a. Mengenali Emosi Diri b. Mengelola Emosi c. Memotivasi Diri Sendiri d. Mengenali Emosi Orang Lain. e. Membina Hubungan
2.3. Kecerdasan Spiritual (spiritual intellegence) Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh.
Menurut Zohar dan Marshal (dalam masaong, 2011:95-96) kecerdasan spiritual sebagai puncak kecerdasan. Kecerdasan spiritual tidak identik dengan agama formal, karena itu kecerdasan ini tidak dimiliki satu agama. Zohar dan Marshall (dalam, Ginanjar 2007: 13) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. 2.3 Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual 2.3.1 Pengembangan Kecerdasan Emosional Masaong (2011,212:213) mengemukakan beberapa langkah mengembangkan kecerdasan emosional didalam pembelajaran yaitu : (1) Menanamkan sifat sabar, jujur, dan ikhlas bagi siswa. (2) Menyediakan lingkungan belajar yang produktif. (3) Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis. 2.3.2 Pengembangan Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual sangat penting ditumbuh kembangkan dalam penguatan karakter siswa. Kecerdasan spiritual bukan han ya dimaknai dari tingkat keseringan seseorang menjalankan ibadah sholat, rajin ke gereja, menunaikan ibadah haji, mengeluarkan zakat dan sebagainya. Spiritual intelligence merupakan puncak kecerdasan, wawasan pemikiran yang luar biasa mengagumkan dan sekaligus argumen pemikiran tentang betapa pentingnya hidup sebagai manusia yang cerdas.Clausen (Masaong, 2011 : 259).
2.4. Program Ekstrakurikuler Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Siswa di SMA Terpadu Wirabakti Kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapainya keseimbangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). Hasil wawancara beberapa aspek yang diteliti dalam penelitian ini berkaitan dengan program ekstrakurikuler dalam pengembangan ESQ dipaparkan sebagai berikut. Mekanisme yang dilakukan sekolah dalam merencanakan program yaitu dari hasil evaluasi pembinaan tahun-tahun sebelumnya baik terhadap siswa maupun lulusanya dianalisis dan ditentukan faktor-faktor yang pelu dikuatkan maupun dikoreksi untuk selanjutnya.sekolah membentuk Tim penanggung jawab program keagamaan dan pembinaan kepribadia siswa dengan surat keputusan kepala sekolah.tim ini menyusun dan memperbaiki program pembinaan dan keagamaan termasuk kurikulum, materimateri pembinaan yang dibutuhkan dalam menjalankan program tersebut(1.a/W/KS/21/05/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Guru : Mekanisme yang ditempuh kepala sekolah dalam merencanakan program ekstrakurikuler siswa dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual meliputi penyusunan program dengan melihat dan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh pelaksana program itu sendiri atau guru. melihat ketersediaan guru/tim pembina, melihat dan menyesuaikan hal-hal yang diseminarkan di tingkat pelajar. (1.a/W/GRBK/14.06.2013). Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa penanaman dan pembentukan berbasis “religi” di SMA Terpadu Wirabakti merupakan suatu keharusan pada sekolah ini. Yakni salah satunya pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) walau dalam hal ini dalam program sekolah tidak disebutkan demikian, namun dalam program sekolah adalah program keagamaan yang berbasis di masjid dan program pembinaan kepribadian berbasis di asrama
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan kepala sekolah di dapat informasi bahwa : Program-program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMAT WB dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yakni, dalam program kecerdasan emosi (EQ) kegiatan yang dilakukan antara lain pembinaan kepribadian khusus (penanganan siswa bermasalah, pemberian teguran dan pemberian sanksi bagi yang melanggar). Dan dalam pengembangan kecerdasan spiritual (SQ) kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu, tahfidz Qur’an (hafal qur’an), Tahsinul Qira’ah (perbaikan bacaan), Iqra (bagi yang belum lancar), pembinaan calon khatib dan imam, pelatihan gerakan dan bacaan sholat, taklim/kajian-kajian keislaman, program bantuan sosial, tabligh akbar, seminar keislaman (1.b/O/KS/22.05.2013).
Berdasarkan
hasil
wawancara
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
program
ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yakni, program kecerdasan emosional (EQ) adalah program pembinaan kepribadian (pembinaan khusus/penangan khusus bagi siswa yang bermasalah, pemberian teguran, dan juga pemberian sanksi). Sedangkan program spiritualnya (SQ) adalah tahfidz Qur’an (hafal qur’an), Tahsinul Qira’ah (perbaikan bacaan), Iqra (bagi yang belum lancar), pembinaan calon khatib dan imam, pelatihan gerakan dan bacaan sholat, taklim/kajian-kajian keislaman, program bantuan sosial, tabligh akbar, seminar keislaman. Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan program ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yang disebut dengan program keagamaan dan program pembinaan kepribadian yang meliputi tahfidz qur’an, tahssinul qur’an, iqra, pembinaan calon khatib dan imam, pendalaman kajian-kajian islam dan lain sebagainya telah dilaksanakan sesuai
yang dirancanakan. Secara umum, pelaksanaan
program pegembangan kecerdasan emosional dan spiritual disesuaikan dengan perencanaan sebelumnya dan berjalan dengan baik.
2.5.Program Intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa Bila dilihat dari sifat kegiatan, kegitan intrakurikuler merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Kegiatan intrakurikuler bersifat mengikat. Program intrakurikuler berisi berbagai kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan). Oleh karenanya maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh pencapaian siswa pada tujuan kegiatan inrakurikuler ini. Kalau ditinjau dari waktu pelaksanaan, waktu untuk kegiatan kurikuler pasti dan tetap, dilaksanakan sekolah secara terusmenerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik. Sebagai kegiatan inti persekolahan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa, kegiatan kurikuler memiliki sasaran dan tujuan yang berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler Mekanisme
yang ditempuh kepala sekolah dalam
merencanakan program
intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual meliputi pemberian motivasi dan bimbingan terhadap tiap-tiap guru mata pelajaran dalam melakukan penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan juga silabus dengan berisikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang saat ini dikenal dengan pendidikan karakter. Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa dalam program intrakurikuler dalam pengembangna kecerdasan emosional dan spiritual siswa, beberapa mekanisme yang ditempuh oleh kepala sekolah adalah pemberian motivasi, bimbingan terhadap guru-guru dalam penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan silabus yang berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang saat ini dikenal sebagai pendidikan karakter
Beradasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang program-program intarkurikuler dalam pengembangan ESQ di SMA Wirabakti : Program-program intarakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, tolong menolong. (dapat dilihat pada nilai-nilai pendidikan karakter. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) yakni kepala sekolah, guru, dan siswa yang merupakan salah satu faktor pendukung dari pelaksanaan suatu program. Keterlibatan stakeholder dimaksudkan agar pihak-pihak tertentu yang diberikan tanggung jawab dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Berdasarkan uraian diatas, program ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa dilakukan melalui mekanisme yang ditetapkan oleh kepala sekolah dengan membentuk tim penanggung jawab program dengan surat keputusan kepala sekolah. Program-program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter yakni religius, kerja sama, saling menolong dan disiplin. Dengan nilai-nilai pendidikan karakter ini seorang anak akan menadi cerdas emosi dan spiritualnya. Kecerdasan emosional dan spiritual adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, temasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Keberhasilan pelaksanaan suatu program tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak yang ada dilingkungan sekolah termasuk peserta didik atau siswa. Hal ini karena sasaran utama dari pelaksanaan program sekolah khususnya program ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual tak lain adalah siswa itu sendiri. Ronah (2011). Mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi dan spiritual anak terhadap keberhasilan disekolah ada sederet faktor-faktor penyebab kegagalan anak disekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati dan kemampuan berkomunikasi.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diberikan simpulan sebagai berikut : 1. Program program ekstrakurikuler siswa yakni, program kecerdasan emosional (EQ) adalah program pembinaan kepribadian. Sedangkan program spiritualnya (SQ) adalah program keagamaan. Dengan melibatkan kepalasekolah sebagai penanggung jawab, Tim pengembangan program keagamaan dan kepribadian yang terdiri dari wakil kepala sekolah kesiswaan, guru pembina mata pelajaran keagamaan, guru BK, pelatih, ustadz/ustadzah, Dan juga pengurus senat bidang keagamaan. Secara umum pelaksanaan program ekstrakurikuler ini sesuai rencana, dengan respon siswa positif yakni terlibat aktif dalam setiap tahapan dan jadwal kegiatan. 2. Program-program intarakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, dan tolong menolong. Program intrakurikuler
ini
dilaksanakan
menyatu
dengan
pembinaan
atau
program
pembelajaran di dalam kelas. Dengan melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan siswa yang ada di lingkungan sekolah. Respon maupun tanggapan dari siswa terhadap program yang dilaksanakan sekolah umumnya positif, Yang ditandai dengan aktivitas siswa yang proaktif terlibat dalam melakukan nilai-nilai karakter yang dilatihkan guru
3.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk sekolah SMAT Wirabakti. Lebih meningkatkan lagi nilai-nilai kecerdasan emosional dan spiritual. 2. Untuk kepala sekolah. Kepala sekolah bekerja sama dengan staf pegawai dilingkungan sekolah untuk lebih menananmkan dan mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa. 3. Untuk guru. Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional dan spiritual yang berperan dalam keberhasilan siswa baik disekolah maupun disekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru-guru pelajar agar lebih meningkatkan lagi pemahaman siswa tentang kecerdasan emosional dan spiritual. 4. Untuk siswa. Lebih meningkatkan lagi pemahaman dan wawasan siswa terhadap kecerdasan emosional dan spiritual siswa.
DAFTAR PUSTAKA Aqib Z & Sujak. 2011. Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : PT Yrama Widya. Apipah. 2012. http:// blogspot.com/ Pengertian esq-emotional-spiritual. Html
Arini, N. K. Sukiati. 2008. Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar terhadap prestasi Akademik Siswa Kelas 11 SMA Negeri 99 jakarta. Artikel hasil penelitian. Jakarta. Boeree , C.G. 2009. Metode pembelajaran & pengajaran (kritik dan sugesti dunia pendidikan, pembelajaran dan pengajaran) Ginanjar, Ary. 2007. ESQ (Emotional Spiritual Quetient)
terhadap
Ginanjar, Ary. 2001. ESQ (Emotional Spiritual Quetient) Goleman,Daniel. 2004. Emitional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Masaong, Abdul Kadim. 2011. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence (sinergi kecerdasan intelektual, Emosional, dan Spiritual untuk meraih kesuksesan yang gemilang). Bandung : ALFABETA Masaong, Abdul Kadim. 2011. Supervisi pendidikan (untuk pendidikan yang lebih baik). Gorontalo : Sentra Media Ronah. 2011. http://.blogspot.com/dampak-pendidikan-karakter-terhadap.html Diakses tanggal 21/juni/2013 Sugiyono. 2001. Metode penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Tilomi, Arfan A. 2011. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence (sinergi intelektual, emosional, dan spiritual untuk meraih kesuksesan yang Bandung ; ALFABETA.
kecerdasan gemilang).
Uno, B. Hamzah. 2011. Peerencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara