DSM/IP.16 01/03/La-HITA/2014 PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR
EXECUTIVE SUMMARY
PENELITIAN POTENSI SUMBER DAYA AIR UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU (STUDI KASUS: PULAU SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR)
DESEMBER, 2014
Executive Summary
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan program kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Tahun 2014, Balai Hidrologi dan Tata Air melaksanakan kegiatan ”Penelitian Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku (Studi Kasus: Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur)”, melalui satker Pusat Litbang Sumber Daya Air. Penelitian ini menghasilkan output berupa 1 (satu) Naskah Ilmiah Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Executive summary merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang berisi informasi mengenai potensi dan sebaran sumber air tanah, potensi air permukaan, pemasangan pos hidrologi, neraca air, serta penyediaan air di Pulau Sumba. Executive summary ini dibuat dan disusun oleh tim yang terdiri dari Ir. Wawan Herawan, M.Si selaku ketua tim, yang dibantu oleh anggota tim lainnya dengan arahan dan bimbingan dari Ir. Teti Kurniati, MT selaku Kepala Balai Hidrologi dan Tata Air. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah daerah setempat yang telah membantu dalam penyediaan data dan pengukuran di lapangan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat maupun para pemangku kebijakan dalam rangka pengelolaan sumber daya air di Pulau Sumba yang sinergis dan berkelanjutan.
Bandung, Desember 2014 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Dr. Ir. Suprapto, M.Eng NIP.: 195705071983011001
Pusat Litbang Sumber Daya Air
1
Executive Summary
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1 DAFTAR ISI............................................................................................................ 2 DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ 2 DAFTAR TABEL..................................................................................................... 2 1. Latar Belakang ................................................................................................... 3 2. Tujuan ................................................................................................................ 3 3. Sasaran .............................................................................................................. 3 4. Lingkup kegiatan ................................................................................................ 3 5. Metode ............................................................................................................... 4 6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan ....................................................................... 4 7. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................10
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 Peta isohiet Pulau Sumba ..................................................................... 6 Gambar 2 Peta regionalisasi parameter NRECA Pulau Sumba ............................. 6 Gambar 3 Pemasangan pos hidrologi .................................................................... 7 Gambar 4 Peta neraca dan potensi air Pulau Sumba ............................................ 9
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Hasil pengukuran geolistrik di Pulau Sumba ............................................ 4 Tabel 2 Hasil perhitungan koefisien recharge di Pulau Sumba .............................. 5 Tabel 3 Hasil analisis neraca air tiap kecamatan di Pulau Sumba ......................... 8 Tabel 4 Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan ........................... 9 Tabel 5 Usulan penyediaan air di Pulau Sumba..................................................... 9 Pusat Litbang Sumber Daya Air
2
Executive Summary
1. Latar Belakang Bencana kekeringan yang menyebabkan kekurangan air baku di beberapa wilayah Indonesia telah menjadi isu yang semakin hangat, salah satunya adalah yang terjadi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kekeringan di wilayah ini terjadi akibat minimnya intensitas curah hujan dan sulitnya eksplorasi air tanah akibat kondisi geologi yang cukup kompleks. Pulau Sumba membutuhkan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) sebagai sarana penyediaan air baku bagi penduduknya. Akan tetapi, penyebaran penduduk di Pulau Sumba tidak merata. Hampir 50% penduduknya bermukim di Sumba bagian barat (Sumba Dalam Angka, 2013). Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya penduduk setempat untuk memperoleh akses air baku. Kegiatan penelitian ini masuk ke dalam salah satu kelompok program Renstra Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu ketahanan pangan dan air. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahun pertama dari 2 tahun kegiatan, dengan output berupa Naskah Ilmiah yang akan digunakan sebagai bahan utama untuk mendukung Naskah Kebijakan pemanfaatan SDA di Pulau Sumba yang akan disusun pada tahun 2015.
2. Tujuan Tujuan kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan informasi potensi sumber air permukaan dan air tanah yang akan digunakan sebagai bahan usulan kebijakan bagi para stakeholder dalam pemanfaatan potensi sumber daya air di Pulau Sumba yang merata dan terdistribusi dengan baik.
3. Sasaran Sasaran output kegiatan tahun 2014 adalah Naskah Ilmiah Potensi Sumber Daya Air untuk Penyediaan Air Baku di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
4. Lingkup kegiatan Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka lingkup kegiatan meliputi: 1) Perhitungan potensi sumber air tanah 2) Perhitungan potensi sumber air permukaan 3) Perhitungan kebutuhan dan penyediaan air Pusat Litbang Sumber Daya Air
3
Executive Summary
5. Metode Berikut ini metode yang digunakan dalam penelitian. 1) Metode untuk menghitung potensi air tanah adalah analisis sebaran cekungan air tanah, analisis sebaran sumber – sumber air tanah, pengukuran dan interpretasi geologi bawah permukaan dengan metode geolistrik tomografi, serta perhitungan potensi recharge air tanah tiap kecamatan. 2) Metode untuk menghitung potensi air permukaan, yaitu analisis curah hujan spasial dan temporal, perhitungan hujan – limpasan dengan Model NRECA dan analisis regionalisasi, serta perhitungan debit andalan Q80, Q90, dan Q95. 3) Metode perhitungan kebutuhan air untuk Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri (RKI), ternak, dan irigasi dengan metode perhitungan statistik. Analisis neraca air dituangkan dalam bentuk grafik supply vs demand.
6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan A. Potensi Air Tanah Sumber air tanah di Pulau Sumba yang teridentifikasi terdiri dari mata air, sumur bor, dan Sungai Bawah Tanah (SBT). Mata air banyak tersebar di wilayah Sumba Barat tepatnya di daerah patahan atau perlapisan antar batuan. Sumur bor yang teridentifikasi sebanyak 138 sumur dengan debit berkisar antara 0.5 – 60 L/det. SBT di Pulau Sumba terbentuk dari patahan dan rekahan yang memotong batugamping Formasi Waikabubak kemudian terlarutkan dan membentuk aliran sungai bawah tanah, tepatnya di bagian Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Survei geolistrik selain bertujuan untuk memperoleh gambaran geologi bawah permukaan, juga untuk penyediaan air tanah bagi kepentingan masyarakat setempat, seperti Puskesmas, Kantor Pemda, Pedesaan, dan sebagainya. Pengukuran dilakukan pada 12 lintasan dengan hasil tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran geolistrik di Pulau Sumba Lintasan 1–3 4 5 dan 6 7 dan 8 9 10 11 12
Keterangan Untuk mencari aliran mata air bawah tanah dan mengkoreksi posisi sumur bor yang ada di Desa Lumbu. Untuk mengetahui keberadaan air tanah di Kota Tambolaka. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 30 m. Untuk mengetahui ada atau tidaknya alur aliran bawah bendungan dan juga untuk mendeteksi kebocoran. Untuk mengetahui keberadaan air tanah di kompleks perkantoran Waibakul. Diduga air tanah berada pada kedalaman ±25 meter di beberapa titik. Untuk mengetahui keberadaan air tanah di Puskesmas Kecamatan Katala Hamulingu. Air diduga berada pada kedalaman ±45 m sepanjang lintasan. Untuk mendeteksi air tanah di Kecamatan Katala Hamulingu. Air diduga berada pada kedalaman ±8 m. Pengukuran dilakukan di SD Katolik Prai Kudu. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 40 m Berada di sumur bor dekat Bandara. Air tanah diduga terdapat pada kedalaman ± 20 m sepanjang lintasan.
Pusat Litbang Sumber Daya Air
4
Executive Summary
Potensi air tanah diperhitungkan dari estimasi resapan (recharge) dengan asumsi sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam sistem air tanah (BP 11, 1983). Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil perhitungan koefisien recharge di Pulau Sumba No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kabupaten
Sumba Barat Daya
Sumba Barat
Sumba Tengah
Sumba Timur
Nama Kecamatan Kecamatan Kodi Utara Kecamatan Wewewa Barat Kecamatan Wewewa Timur Kecamatan Wewewa Utara Kecamatan Wewewa Selatan Kecamatan Loura Kecamatan Kodi Kecamatan Kodi Bangedo Kecamatan Tana Righu Kecamatan Loli Kecamatan Kota Waikabubak Kecamatan Wanokaka Kecamatan Lamboya Kecamatan Lamboya Barat Kecamatan Mamboro Kecamatan Umbu Ratu Nggay Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat Kecamatan Katikutana Kecamatan Katikutana Selatan Kecamatan Haharu Kecamatan Lewa Kecamatan Lewa Tidahu Kecamatan Kanatang Kecamatan Kota Waingapu Kecamatan Nggaha Oriangu Kecamatan Katala Hamulingu Kecamatan Kambera Kecamatan Mapambuhang Kecamatan Tabundung Kecamatan Pandawai Kecamatan Matawai La Pawu Kecamatan Pinu Pahar Kecamatan Kahaungu Eti Kecamatan Paberiwai Kecamatan Karera Kecamatan Umalulu Kecamatan Rindi Kecamatan Mahu Kecamatan Ngadu Ngala Kecamatan Pahunga Lodu Kecamatan Wula Wauelu
Luas (km²) 216.6 191.9 252.2 42.4 179.8 224.2 104.5 187.4 129.7 160.4 37.37 128.9 106.6 161.5 319.5 769.4 218.9 68.71 383.7 486.5 310.8 325.1 310.7 215.2 433.7 303.5 165.9 248.1 529.9 497.7 287 233.3 424.8 223.9 351.1 296.3 409.3 105 240.9 409.5 215.1
Koefisien Recharge
Curah Hujan (mm/tahun)
0.01 0.03 0.04 0.15 0.02 0.07 0.03 0.03 0.12 0.11 0.05 0.09 0.06 0.04 0.12 0.04 0.06 0.15 0.04 0.02 0.02 0.04 0.03 0.02 0.04 0.05 0.03 0.02 0.05 0.02 0.03 0.03 0.02 0.03 0.04 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03
1495.4 1594.1 1999.9 2192.8 1681.4 1818.0 1520.9 1627.7 2198.1 2218.2 2238.1 2087.7 2050.0 1848.7 2113.6 1785.2 2054.9 2232.6 1981.5 1485.4 1590.3 1686.5 1225.5 1175.5 1449.8 1638.7 950.4 1378.1 1871.3 1036.2 1541.6 1855.3 1124.5 1451.5 1540.3 1026.9 1197.4 1353.1 1488.8 1319.2 1400.1
Besarnya Recharge (L/det) 104.8 294.2 1269.8 452.8 368.3 898.1 89.3 453.6 1372.1 1560.2 282.7 640.6 375.2 360.7 2422.9 1876.2 2037.8 747.3 1544.3 668.1 567.3 708.5 985.4 372.3 876.0 777.6 240.3 553.9 1768.6 393.0 427.7 279.9 492.2 493.7 628.7 267.8 282.4 229.6 472.6 336.6 437.1
B. Potensi Air Permukaan Distribusi curah hujan secara spasial dapat dilihat pada peta isohyet (Gambar 1). Pola curah hujan di Pulau Sumba adalah Tipe Monsunal (Tjasjono, 1999) dengan satu puncak musim hujan dan satu puncak musim kemarau. Wilayah Sumba bagian barat memiliki curah hujan rata – rata 2300 mm/tahun, Sumba Tengah rata – rata 2000 mm/tahun, dan Sumba Timur berkisar antara 800 – 900 mm/tahun. Pusat Litbang Sumber Daya Air
5
Executive Summary
Gambar 1 Peta isohiet Pulau Sumba
Ketersediaan data debit di Pulau Sumba sangat terbatas, sehingga perlu diterapkan metode pendekatan untuk men-generate data debit dari data curah hujan dan evapotranspirasi yang tersedia. Data yang digunakan adalah data curah hujan dari 7 pos hujan tahun 1975 – 2012 dengan menerapkan Model NRECA. Kombinasi PSUB dan GWF menggambarkan fluktuasi debit aliran air di sungai (Adidarma dkk, 1996). Hasil regionalisasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Peta regionalisasi parameter NRECA Pulau Sumba Pusat Litbang Sumber Daya Air
6
Executive Summary
Ketersediaan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air RKI dan ternak dihitung untuk seluruh kecamatan menggunakan Q90, sedangkan untuk kebutuhan air irigasi hanya dihitung pada 4 bendung/bendungan utama menggunakan Q80.
C. Pemasangan pos hidrologi Kegiatan pemasangan pos hidrologi dilakukan di 3 lokasi, yaitu Kota Waikabubak, Kec. Lewa, dan Kec. Paberiwai (Gambar 3). Kegiatan pemasangan terdiri dari pemasangan pagar pelindung pos hidrologi, sangkar meteo yang diisi oleh termometer maksimum dan minimum, dan pos hujan ARR otomatis.
Pos Waikabubak
Pos Lewa
Pos Paberiwai
Gambar 3 Pemasangan pos hidrologi
D. Neraca dan Penyediaan Air Hasil analisis neraca air di Kab. Sumba Barat Daya adalah 2 kecamatan mengalami defisit setiap bulan, yaitu Kec. Wewewa Barat dan Kec. Wewewa Selatan. Enam kecamatan lainnya masih memiliki potensi air yang dapat dimanfaatkan, yaitu Kec. Loura 204.8 L/det, Kec. Wewewa Utara 1585.7 L/det, Kec. Wewewa Timur 5097 L/det, Kec. Kodi 1871.5 L/det, Kec. Kodi Utara 6031.7 L/det, dan Kec. Kodi Bangedo 1148.8 L/det. Hasil analisis neraca air di Kab. Sumba Barat adalah seluruh kecamatan memiliki potensi air yang masih dapat dimanfaatkan setelah memenuhi kebutuhan RKI dan ternak. Hasil analisis neraca air di Kab. Sumba Tengah adalah hampir seluruh kecamatan di wilayah ini mengalami surplus setiap bulan, kecuali Kec. Katikutana Selatan mengalami defisit 4 bulan. Hasil analisis neraca air di Kab. Sumba Timur adalah 7 kecamatan mengalami surplus setiap bulan, yaitu Kec. Nggaha Oriangu, Kec. Lewa Tidahu, Kec. Katala Hamu Lingu, Kec. Tabundung, Kec. Kambata Mapambuhang, Kec. Haharu, Kec. Kanatang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 4. Pusat Litbang Sumber Daya Air
7
Executive Summary
Tabel 3 Hasil analisis neraca air tiap kecamatan di Pulau Sumba No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kabupaten
Sumba Timur
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Sumba Tengah
Sumba Barat
Sumba Barat Daya
Kecamatan Lewa Nggaha Oriangu Lewa Tidahu Katala Hamu Lingu Tabundung Pinu Pahar Paberiwai Karera Matawai La Pawu Kahaungu Eti Mahu Ngadu Ngala Pahunga Lodu Wula Waijelu Rindi Umalulu Pandawai Kambata Mapambuhang Kota Waingapu Kambera Haharu Kanatang Mamboro Katikutana Umbu Ratu Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Lamboya Wanokaka Lamboya Barat Loli Kota Waikabubak Tana Righu Kodi Bangedo Kodi Utara Kodi Wewewa Selatan Wewewa Barat Wewewa Timur Wewewa Utara Loura
Surplus Jumlah Bulan Bulan 6 Jan - Jun 12 Jan - Des 12 Jan - Des 12 Jan - Des 12 Jan - Des 7 Des - Jun 6 Des - Mei 8 Des - Jul 2 Jan - Feb
Debit Surplus (L/det) 597.1 1633.6 4255.5 867.4 1712.6 473.0 135.4 1166.1 12.3
9 5 1 7
Des - Ags Feb - Jun Mar Des - Jun
991.2 35.2 4.4 444.6
7 7
Des-Jun Des-Jun
884.6 411.7
12 1 1 12 12 12 12
Jan - Des Apr Apr Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des
3005.5 42.6 9.7 36631.1 1316.4 38629.3 24746.5
12 12 8 12 11 12 8 6 5 7 6 6
Jan - Des Jan - Des Des - Jul Jan - Des Nov - Sep Jan - Des Des - Jul Jan - Jun Jan - Mei Jan - Jul Jan - Jun Jan - Jun
19929.0 31669.3 242.5 12473.8 2109.4 24257.8 4700.6 2742.0 71.8 1148.8 6031.7 1871.5
7 6 3
Des - Jun Jan - Jun Feb - Apr
5097.0 1585.7 204.8
Defisit Jumlah Bulan Bulan 6 Jul - Des
Debit Defisit (L/det) -81.9
5 6 4 10 12 3 7 11 5 12 5 5
Jul - Nov Jun - Nov Ags - Nov Mar - Des Jan - Des Sep - Nov Jul - Jan Apr - Feb Jul - Nov Jan - Des Jul - Nov Jul - Nov
-27.2 -33.1 -19.8 -62.0 -149.7 -6.3 -26.8 -133.4 -27.1 -139.2 -70.0 -57.8
11 11
Mei - Mar Mei - Mar
-399.9 -389.1
4
Ags - Nov
-22.7
1
Okt
-0.8
4 6 7 5 6 6 12 12 5 6 9
Ags - Nov Jul - Des Jun - Des Ags - Des Jul - Des Jul - Des Jan - Des Jan - Des Jul - Nov Jul - Des Mei - Jan
-140.3 -177.0 -144.0 -46.7 -300.4 -227.9 -421.0 -954.3 -229.7 -112.5 -103.9
Hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan utama diantaranya kebutuhan air irigasi pada DI Mataliku, DI Waekelo Sawah, dan DI Loko Jange tidak terpenuhi, terutama pada musim tanam I, sedangkan DI Kambaniru terpenuhi untuk ketiga musim tanam. Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan ditampilkan pada Tabel 4. Analisis neraca air menghasilkan usulan penyediaan air (Tabel 5). Pusat Litbang Sumber Daya Air
8
Executive Summary
Gambar 4 Peta neraca dan potensi air Pulau Sumba
Tabel 4 Rekap hasil analisis neraca air di bendung/ bendungan No
1 2 3 4
Surplus
Bendung/ Bendungan
Kabupaten
Bendung Mataliku Bendung Waekelo Sawah Bendungan Loko Jange Bendung Kambaniru
Sumba Barat Daya Sumba Barat Sumba Tengah Sumba Timur
Defisit
Bulan
Debit Surplus (L/det)
Jumlah Bulan
4
Feb, Ags Okt
61.0
9
Feb - Okt
10 12
Jumlah Bulan
Bulan
Debit Defisit (L/det)
8
Jan, Mar - Jul, Nov - Des
-3079.2
5374.5
3
Jan, Nov - Des
-5380.6
Jan - Okt
1698.9
2
Nov - Des
-1100.8
Jan - Des
68415.8
Tabel 5 Usulan penyediaan air di Pulau Sumba No 1 2 3 4 5
Usulan Teknologi Eksplorasi air tanah Embung Pemanenan air hujan Transfer air antar kecamatan -
Pemenuhan Kebutuhan -
Kec. Lewa dan Kec. Kambata Mapambuhang
-
Kec. Pinu Pahar dan Kec. Umalulu
-
Kota Waikabubak dan Kota Waingapu
Ternak sapi
Pusat Litbang Sumber Daya Air
Lokasi
Kec. Lewa, Kec. Nggaha Oriangu, Kec. Lewa Tidahu, Kec. Katala Hamu Lingu, Kec. Tabundung, Kec. Pinu Pahar, Kec. Kambata Mapambuhang, Kec. Haharu, Kec. Kanatang, Kec. Mamboro, Kec. Umbu Ratu Nggay, Kec. Lamboya, Kec. Wanokaka, Kec. Loli, Kec. Kodi Utara, Kec. Wewewa Timur, dan Kec. Wewewa Utara.
9
Executive Summary
7. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Pulau Sumba memiliki karakteristik yang berbeda antara wilayah barat dan timurnya baik dari segi hidrologis, geologis, klimatologis, serta vegetasinya. 2. Hampir seluruh kecamatan di Pulau Sumba masih memiliki potensi air yang dapat dimanfaatkan. Namun terdapat 4 kecamatan, yaitu Kec. Kahaungu Eti dan Kec. Rindi di Kab. Sumba Timur serta Kec. Wewewa Selatan dan Kec. Wewewa Barat di Kab. Sumba Barat Daya mengalami defisit setiap bulan serta Kec. Pahunga Lodu, Kota Waingapu, dan Kec. Kambera di Kab. Sumba Timur mengalami defisit 11 bulan. 3. Kebutuhan air irigasi pada DI Mataliku, DI Waekelo Sawah, dan DI Loko Jange tidak terpenuhi, terutama pada musim tanam I, sedangkan DI Kambaniru terpenuhi untuk ketiga musim tanam. 4. Berdasarkan standar baku mutu air Permenkes dan PP No. 82, kualitas air yang bersumber dari sumur gali penduduk, sungai bawah tanah di Kab. Sumba Barat Daya, sumur bor PAT dan PAB cukup baik dan dapat dimanfaatkan sebagai air baku air minum tanpa proses pengolahan. 5. Analisis potensi sumber daya air di Pulau Sumba menunjukkan bahwa Kab. Sumba Barat dan Sumba Tengah masih memiliki potensi air yang cukup. Defisit air di beberapa kecamatan di Kab. Sumba Barat Daya terjadi akibat tingginya jumlah penduduk, meskipun potensi sumber daya airnya masih cukup besar. Lain halnya yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur, penggunaan air untuk kebutuhan RKI dan ternak cenderung kecil. Defisit air yang terjadi disebabkan oleh ketersediaan air yang rendah.
Saran 1. Perlu adanya peningkatan publikasi data debit di wilayah Pulau Sumba baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 2. Perlu dilakukan pengukuran debit sungai serta pemasangan pos – pos duga air di sejumlah sungai di Pulau Sumba. 3. Perlunya data log bor untuk verifikasi hasil interpretasi geolistrik. 4. Perlu dilakukan sampling kualitas air lebih banyak lagi untuk mengetahui kualitas air di P. Sumba secara lengkap. Pusat Litbang Sumber Daya Air
10