EX-CC-AAJI-06-001
Rabu, 15 Juni 2016 - 13:56 wib Astra Life Optimistis Capai Target Premi Rp 2 triliun http://economy.okezone.com/read/2016/06/15/320/1415762/astra-life-optimistis-capai-target-premirp2-triliun
JAKARTA - Perusahaan asuransi jiwa PT Astra Aviva Life (Astra Life) masih optimistis mencapai target premi bruto Rp 2 triliun pada 2016. "Hingga Mei 2016, premi kami mencapai Rp 870 miliar. Kami yakin target tahun ini tercapai," kata Presiden Direktur Astra Life Auddie A. Wiranata. Pada 2015 lalu, premi bruto Astra Life mencapai Rp 1,36 triliun, naik dari Rp651 miliar pada tahun sebelumnya. Untuk tahun depan, lanjut Auddie, pihaknya menargetkan premi bruto mencapai Rp 3 triliun dan pada 2018 mencapai Rp 4 triliun. Astra Life yang diluncurkan secara resmi pada November 2014 juga berhasil naik enam peringkat di jajaran perusahaan asuransi jiwa Indonesia. Astra Life yang berada di posisi ke-29 pada kuartal tiga 2014 naik ke peringkat 23 per Desember 2015. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi di Indonesia baru mencapai 2,4 persen. Hal tersebut disebut Auddie sebagai peluang bagi pemain industri asuransi, apalagi pertumbuhan kelas menengah Indonesia diperkirakan melejit hingga 141 juta pada 2020. "Dengan strategi pemasaran dengan multichannel kami optimis dapat terus tumbuh positif," ujar Auddie. Sebelumnya, Auddie A Wiranata sempat mengatakan bahwa perusahaan mengandalkan saluran distribusi multichannel untuk mendorong pertumbuhan premi dari tahun ke tahun. "Kami mengoptimalkan 15 perusahaan yang tergabung dalam grup Astra sebagai saluran distribusi dan perusahaan lain di luar grup," katanya. Dengan strategi tersebut, Astra Life berani menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 3 triliun pada 2017, Rp 4 triliun pada 2018, dan Rp 5 triliun pada 2019. Astra Life juga menargetkan berada pada peringkat 5 besar perusahaan asuransi jiwa dalam kurun 10 tahun mendatang. Menurut Auddie, pencapaian yang diperoleh Astra Life pada 2015 telah berhasil melewati milestone pertamanya dengan hasil yang memuaskan. Dari catatan perusahaan, premi tahunan ekuivalen atau APE (Annual Premium Equivalent) mengalami pertumbuhan 500 persen. Sementara dari sisi aset, Astra Life melaporkan peningkatan sebesar 44 persen pada 2015 menjadi Rp 1,9 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 1,3 triliun. Sementara berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Astra Life menjadi perusahaan yang memiliki pertumbuhan tercepat. Per Desember 2015, Astra Life menembus peringkat 23 besar dari 51 perusahaan asuransi Indonesia. Padahal di kuartal III 2014, posisinya baru di urutan 29. "Untuk segmen usaha bancassurance, Astra Life menempati peringkat 12 berdasarkan data September 2015, atau naik 10 posisi dari posisi 22 pada kuartal III 2014," ungkap Auddie.
Harian Kontan – 16/06/2016, hal. 24 Kian Banyak Perusahaan Asuransi Spin Off Unit Syariah
Kamis, 16 Juni 2016 / 06:50 WIB Kian Banyak Asuransi Spin Off Unit Syariah http://keuangan.kontan.co.id/news/kian-banyak-asuransi-spin-off-unit-syariah
JAKARTA. Aksi korporasi Asuransi Syariah kian marak. Sejumlah unit usaha syariah (UUS) yang memisahkan diri dari induknya makin banyak. Moch. Muchlasin, Direktur Pengawas industri keuangan non bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bilang, tahun ini dua perusahaan yang mendapatkan restu regulator untuk menyapih unit usaha syariah. Setelah PT Jasindo Syariah yang memisahkan diri dari PT Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo, kini ada PT Reasuransi International Indonesia (Reindo) yang melakukan spin off UUS mereka. "Izin Reindo Syariah sudah ditandatangani di akhir April lalu," kata Muchlasin. Reindo Syariah menjadi satu-satunya pemain reasuransi syariah yang berstatusfull fledge alias bukan unit usaha. Menurut Muchlasin, modal awal yang disuntik ke Reindo Syariah sebanyak Rp 100 miliar. Data OJK menyebut ada 56 perusahaan asuransi yang bermain di segmen syariah. Sepuluh diantaranya sudah berstatus sebagai perusahaan sendiri, sementara sisanya masih unit syariah. Jumlah perusahaan hasil spin off kemungkinan bakal bertambah di 2016 . Ini menyusul rencana spin off AJB Bumiputera dan Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Rabu, 15 Juni 2016 / 19:09 WIB OJK Masih Proses Sejumlah Izin "Spin Off" Dan UUS http://keuangan.kontan.co.id/news/ojk-masih-proses-sejumlah-izin-spin-off-dan-uus
JAKARTA. Dua perusahaan Asuransi sudah mendapatkan izin untuk menyapih unit usaha. Jumlah perusahaan hasil spin off pun kemungkinan besar bakal bertambah lagi tahun ini. Pasalnya, Direktur Pengawas IKNB Syariah OJK Moch. Muchlasin mengatakan, proposal serupa dari AJB Bumiputera dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia masih diproses di meja regulator. Untuk Bumiputera, kata Muchlasin, masih ada dalam tahap fit and proper test. Sementara Manulife masih ada urusan kelengkapan dokumen yang masih harus diselesaikan. OJK juga tak hanya menerima proposal untuk memisahkan unit syariah. Soalnya ada juga perusahaan yang baru mengajukan izin membentuk unit usaha syariah. "Ada yang masuk dari PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia," ungkap Muchlasin. Sementara kondisi bisnis perasuransian pun kembali mekar setelah terjepit di tahun lalu. Per April, aset asurnasi syariah sudah mencapai Rp 29,1 triliun. Angka ini naik 9,8% secara year to date dari posisi pada akhir 2015 lalu. Saat ini OJK mencatat ada 56 perusahaan perasuransian yang bermain di segmen syariah, dimana 46 diantaranya masih berstatus UUS. Namun, dengan catatan Reindo Syariah dan Jasindo Syariah masih belum mengembalikan izin lama ke regulator.
Harian Kompas – 16/06/2016, hal. 10 Bunga The Fed Diperkirakan Belum Akan Naik