Seminar Nasional Peternakan clan betenner 1999
EVALUASI PRODUKTIVITAS INDUK DOMBA SEBAGAI AKIBAT SELEKSI LAJU REPRODUKSI LISA PRAHARANI Balai Penelitian Ternak. P.O. Box 221, Bogor 16002
ABSTRAK Suatu penelitian seleksi laju reproduksi domba Rambouillet telah dilakukan dengan tujuan untuk niengevaluasi produktivitas induk. Pcnclitian dilaksanakan sejak talntn 1969 sampai talutn 1996 pada Stasiun percobaan Pcrtanian Montana State, USA dengan incnggtmakan 10035 catatan induk domba yang berasal dari tiga kelompok reproduksi yaitu: HL (reproduksi tinggi), LL (reproduksi rendah) clan CL (kontrol). Sclcksi laju reproduksi bcrclasarkan nilai indeks incluknya sampai pada saat individu (calon pejantan/induk) terpilili, dengan menggunakan nuuus: I = jumlah anak yang lahir/(untur induk - 1) . Parameter produktivitas induk berdasarkan total berat sapih per induk yang melahirkan, litter size clan jumlah sapih per induk melahirkan. Hasil penelitian ntenunjukkan baliwa produktivitas induk kelompok HL lebih tinggi (P<0,01) dibanding kelompok LL clan CL. Litter size kelompok HL lebilt tinggi (P<0,01) dibanding kelompok LL clan CL, dengan rataan 1,56, 1,30 clan 1,44 masing-masing untuk kelompok HL, LL dan CL . Hal tersebut ntenyebabkan jumlah sapih kelompok HL lebilt tinggi (P<0,01) dibanding kelompok LL clan CL, dengan nilai rataan 1,25, 1,04 clan 1 .18 masing-masing untuk kelompok HL. LL clan CL. Total berat sapih per induk kelompok HL Icbili tinggi (P<0,01) dibanding LL clan CL dengan nilai rataan sebesar 39,46, 33,53 dan 38 .12 kg masing-masing untuk kelompok 14L, LL clan CL, disebabkan jumlah sapih kelompok HL Icbili tinggi dibanding kelompok LL clan CL . Hasil penelitian mentbuktikan baltwa peningkatan produktivitas induk clapat dicapai melalui seleksi laju reproduksi . Kata kunci
PENDAHULUAN Meskipun sampai saat ini sumbangan produksi daging domba terhadap total produksi daging yang berasal dari ternak mminansia bani mencapai 10 perscn, (DIT.IrNAK, 1995) pengembangan peternakan domba perlu digalakan sebagai salah saw upaya mengurangi impor daging sapi. Selain untuk metuentihi substitusi kebutulian daging sapi dalam negeri, usalia pengembangan ternak domba juga membuka peluang untuk menicnuhi permintaan pasar luar negeri . Dalain pengembangan usaha peternakan domba, salah satu faktor yang paling penting adalah bibit ternak domba itu sendiri . Peningkatan kualitas bibit ternak dapat dilakukan melalui seleksi ternak domba yang telah ada clan telah lanta bcradaptasi dengan lingkungan clan tatalaksana peternakan, selain bertujuan untuk meningktkan kualitas sumber hayati ternak di Indonesia . Seleksi mempakan cara terbaik untuk meningktkan ntutu ternak, meskipun memerlukan waktu yang relatif cukup lama clibandingkan dengan perkawinan silang (BouRDON, 1997) . Produktivitas induk dapat ditentukan melalui jumlah anak sapili per induk yang diharapkan menghasilkan total berat sapih per induk yang tinggi pula. Total berat sapih per induk dipenganthi antara lain oleh litter .size, fertilitas induk, kcmanipuan mcnyapili, produksi susu induk, clan 200
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
pertumbuhan berat badan anak (BINDON clan PIPER, 1980) . Oleh karena itu, perlu dilakukan seleksi terhadap ternak domba antara lain melalui pemilihan induk-induk yang mempunyai laju reproduksi, dan kemampuan menyapih anak yang tinggi serta pejantan dari induk yang memiliki laju reproduksi yang tinggi. Peningkatan laju reproduksi induk tidak saja meningkatkan efisiensi biologis ternak tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi produksi usaha ternak (DICKERSON, 1996) . yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan peternak . BLACK (1982) mengatakan bahwa memelihara anak kembar tiga meningkatkan pendapatan 13% dibandingkan dengan anak kembar clan 49% dibandingkan dengan anak tunggal, sedangkan memelihara anak kembar mendapat tambahan penghasilan 32% dibanding anak tunggal. Sementara dari segi efisiensi, memelihara anak kembar 43% lebih effsien (SCHOEMAN et al., 1995) dibandingkan anak tunggal . Tujuan penelitian adalah untuk mengetalnii pengandi seleksi laju reproduksi terhadap produktivitas induk domba. MATERI DAN METODE Seleksi laju reproduksi pada dornba Rambouillet telah dilaksanakan sejak taluin 1968 pada Stasiun Percobaan Montana State University, Norris . Penelitian ini mengevaluasi 10035 catatan induk yang berasal dari tiga kelompok rerproduksi tinggi (HL), reproduksi rendah (LL) dan kontrol . Pada awal penelitian induk-induk domba yang berasal dari satu kelompok awal dipilih secara acak untuk ditempatkan pada kelompok reproduksi tinggi (HL) dan kelompok reproduksi rendah (LL). Pejantan dari kelompok awal dipilih berdasarkan nilai indeks induknya, dengan menggun kan rumus I = jumlah anak yang lahir per induk/(umur induk - 1) : Empat pejantan yang mmepunyai rangking indeks tertinggi dikawinkan dengan induk pada kelompok HL clan enipat pejantan yang mempunyai indeks rangking terendah dikawinkan dengan induk pada kelompok LL. Setelah keturunan pertama lahir, seleksi dilakukan di dalam kelompok . Sebagai pembanding, kelompok kontrol (CL) dibentuk pada tahun 1972, dengan menarik sennia induk kelompok awal dari HL dan LL, kemudian dikawinkan dengan pejantan yang dipilih secara acak dari HL clan LL. Setiap tahun, calon pejantan dan induk dipilih di dalain kelompok berdasarkan nilai indeks (1) induknya sampai individu domba yang terpililh . Nllal indeks lnl nlencakup talitin dimana induk domba gagal memproduksi anak . Untuk calon pejantan pada setiap kelompok, dipilih sebanyak 4 ekor calon pejantan dengan indeks tertinggi (HL), 4 pejantan berindeks terrendah (LL) dan 4 pejantan dipilih secara acak dari CL. Calon pejantan yang terpilill tidak boleh berasal dari satu pejantan yang sama. Seleksi calon pejantan clan induk dialkukan masing-masing pada umur 18 bulan clan 16 bulan. Jumlah induk pada setiap kelompok dipertaliankan rata-rata sebanyak 100 ekor incluk setiap tahunnya. Seluruh induk dari ketiga kelompok (HL, LL dan CL) dipelillara dalam satu kelompok (flok) pada satu padang penggembalaan . Induk-induk domba diberi pakan tambahan sebanyak 0,15 kg suplemen yang mengandung protein 20% . Pada musim dingin, bila kondisi penggembalaan tertutup salju, induk-induk diberi campuran alfalfa-hay selama 5-7 hari. Induk-induk dikawinkan antara bulan Nopember dan Desember dan nlelahlrkan antara bulan April dan Mei . Induk-induk domba ditempatkan dalam kandang kawin (single-sire pen) dengan perbandingan satu pejantan mengawinkan 25 induk. Kemudian induk-induk tersebut kembali ditempatkan pada satu flok 20 1
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
padang penggembalaan . Sebelum melahirkan induk-induk ditempatkan pada kandang melahirkan selama 1-3 hari. Kemudian induk dan anak dipelihara dalam satu kelompok dan penyapihan dilakukan pada umur 120 hari. Data litter size dan jumlah anak sapih per induk dianalisa dengan GLM (SAS, 1988) sebagai variabel bebas adalah kelompok reproduksi, talutn lahir induk, umur induk serta interaksi kedua variabel bebasnya . Data berat sapih dikoreksi ke umur sapih 125 hari dengan menggunakan rumus. Selanjutnya data berat sapih 125 hari dianalisa dengan prosedur GLM (SAS, 1988) dengan memasukkan sumber keragaman umur induk, tahun lahir induk, jenis kelamin anak. Selanjutnya data berat sapih 125 hari dikoreksi terhadap umur induk, tahun lahir induk dan jenis kelamin . Total berat sapih per induk dihitung dengan menjumlahkan berat sapih anak yang berasal dari satu induk. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.
Nilai rata-rata produktifitas induk domba
Keloinpok HL LL
CL
Litter size
Jumlah sapih
1,56°
Total berat sapih (kg)
1,25 °
39,46-
1,30b 1,44`
1,04b 1,18`
33,536 38,12`
Keterangan : ;°" superskrip dengan hurufberbeda dalam kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P- 0,01)
Tabel 1 memperlih-tkan bahwa produktivitas induk (litter size, jumlah sapih dan total berat sapih per induk) antara ketiga kelompok reproduksi tersebut berbeda nyata (P<0,01) . HL mempunyai nilai rata-rata produktifitas induk tertinggi (P<0,01) dan LL mempunyai nilai rata-rata produktivitas induk terrendah (P<0,01). Sementara nilai rata-rata litter size pada CL di-ntara (P<0,01) HL dan LL. Nilai rata-rata liter size pada masing-masing kelompok kemungkinan disebabkan oleh nilai %emuliaan (Estimated Breeding Yalue) litter size pada kelompok HL sebagai akibat dari seleksi laju reproduksi seperti yang dilaporkan PRAHARANI (1998a) . Nilai pemuliaan (EBV) litter size kelompok HL lebili tinggi dibanding CL dan CL lebih tinggi dibanding LL (PRAHARANI, 1998a) . BURFENING et al. (1993) menganalisa data litter size dari sebagian data dalani penelitian ini dari tahun 1968 sampai dengan taluln 1986, diperoleh nilai litter size sebesar 1,43; 1,04; dan 1,33 masing-masing untuk HL, LL dan CL. Nilai rata-rata liter size dalam penelitian ini ternyata lebill tinggi dibandingkan dengan BURFENING et al. (1993), tetapi lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian seleksi litter size yang dilakukan CLARKE (1972) selama 18 tahun dengan ratarata liter size 1,62; 1,13; dan 1,22 masing-masing untuk HL, LL dan CL, Perbedaan nilai tersebut kemungkinan disebabkan olell perbedaan junilah data dan lama penelitian serta bangsa dan lokasi penelitian . Hasil penelitian membuktikan bahwa seleksi reproduksi dapat meningkatkan litter size seperti yang dilaporkan oleh beberapa penelitian (ANDERSON dan CURAN, 1990; TURNER, 1978; MANN et al., 1978; BRADFORD, 1985; MCGLJIRK, 1976 ; ATKINS, 1980) . Nilai rata-rata jumlah sapih per induk pada masing-masing kelompok kemungkinan disebabkan oleh nilai pemuliaan (Estimated Breeding Value) jumlah sapih pada kelompok HL sebagai akibat dari seleksi laju reproduksi seperti yang dilaporkan PRAHARANI (1998b) . Kelompok 202
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
HL mempunyai nilai pemuliaan (EBV) jumlah sapih per induk lebilt tinggi dibanding CL dan CL lebih tinggi dibanding LL (PRAHARANI, 1998b). Selisih nilai rata-rata litter size dan jumlah sapih per induk disebabkan jumlah kematian anak termasuk anak domba yang dimakan oleh predator (pemangsa). Hasil penelitian menunjukkan jumlah sapih kelompok laju reproduksi tinggi lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol atau kelotnpok reproduksi rendah . Hasi penelitian seperti yang dilaporkan oleh TURNER (1966) kelotnpok T (kelahiran ketnbar) lebih banyak menghasilkan anak sapih per induk dibandingkan kelompok O (kelahiran tunggal). Demikian pula CLARKE (1972) melaporkan bahwa jumlah anak sapili kelompok HL lebih tinggi dari LL dan CL dengan rataan 1,19 ; 0,85; dan 0,86.
Nilai rata-rata total berat sapili yang melahirkan dalant penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan TURNER (1972) ditnana total kilogram berat sapih per induk sebesar 47,3 kg dan 42,0 kg masing-masing untuk kelotnpok induk melahirkan ketnbar dan tunggal . Hal tersebut disebabkan perbedaan bangsa domba, tatalaksana dan waktunya . Total berat sapili per induk kelompok HL lebih tinggi dibanding LL dan CL, Hal ini disebabkan junilah anak sapili kelompok HL tertinggi sebagai pengaruh tingginya litter size tertinggi . NAwAZ dan MEYER (1992) menyatakan bahwa induk domba yang menyapih 2 ekor anak akan menghasilkan total berat sapi 54% lebih tinggi dibanding induk domba yang menyapih satu ekor. Hasil penelitian seperti yang dilaporkan (PRAHARANI, 1999) bahwa total berat sapili per induk yang dikawinkan dapat ditingkatkan melalui seleksi laju reproduksi Gambar 1, 2 dan 3 memberikan inforniasi perbedaan nilai rata-rata produktifitas induk setiap tahun selama penelitian. Gambar 1, 2 dan 3. memperlihatkan bahwa produktifitas induk pada semua kelompok menurun sampai talutn 1977, dan meningkat ketnbali setelah taltun 1977 disebabkan pemindahan padang penggentbalaan induk dan anak. Fluktuasi yang terjadi setiap taltun pada gambar dibawah kemungkinan disebabkan adanya variasi lingkungan eksternal seperti suhu dan kelembaban yang terjadi di dalam taltun, mempenganthi perubalian kualitas pakan setiap tahun yang dapat betpengatuh langsung terhadap produktifitas induk.baik setiap tahun atau didalam tahun yang sama. --~-LL --f-IIL -o--- CL
l - T -TT -T -T1 -T - T----
I
,
,
~.
-~
._
`.
-T
_. ,
Gambar 1. Perubalian total berat sapih per inuk setiap talutn 20 3
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
Kctiga gambar tersebut menunjukkan adanya tren peningkatan produktifitas induk pada kelompok HL clan tren penurunan produktifitas induk pada kelompok LL, meskipun tren peningkatan clan penurunannya belum diuji secara statistik . Laju peningkatan liter size clan jurniall sapih terlihat lebih cepat dibandingkan dengan liju penurunan . ` --Ar-L L --VF -IIL -+--C'L
W N W
a
r--7 b9
^1
, --- - -- --
--^"~
^^
^h
T
U
q'~
%", %N 41' TAHUN LAHIR INDUK 1q
Gambar 2. Perubahan nilai rataan liter size setiap tahun
A
-
LL -f- HL
o
CL
1 .6 1 .5 1 .4 1 .3 1 .2 1 .1 1~ 0 .9 0.8 %'111
%Ib
41)
141
19,
TAHUN LAHIR INDUK
Q1
Ca
Gambar 3. Perubahan nilai rataan jumlah anak mpili pr induk setiap tahun
204
qb
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
Sedangkan untuk laju peningkatan dan penurunan pada total berat sapih lebih lambat dibandingkan dengan litter size dan jumlali sapih per induk . Hal ini disebabkan oleh seleksi yang dilakukan berdasarkan indeks reproduksi atau besarnya litter size induk, sehingga berdampak langsung terhadap besarnya litter size setiap tahun .
KESIMPULAN DAN SARAN Produktifitas induk kelompok HL tertinggi, sementara produktifas induk kelompok LL adalah terendah. Seleksi laju reproduksi dapat meningkatkan produktifitas induk. Peningkatan mutu genetik ternak melalui seleksi menghasilkan tren peningkatan produktivitas induk yang berkesinambungan setiap tahun . Perlu diperhatikan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan untuk mendukung peningkatan mutu genetik sehingga ternak domba dapat mengoptimalkan penampilan produksinya .
DAFTAR PUSTAKA ANDERSON, S . and M .K . CuRRAN . 1990 . Selection and response within a nucleus of a sheep breeding scheme . Anim . Prod. 51 :593-599 . ATKINs, K .D . 1980 . Sheep breeding research at Trangie : The fertility flock . Proc . Aust . Soc. Anim . Prod . 13 :174-176 . BINDON, B .M . and L .R . PIPER . 1980 . Assessmen t of new and traditional techniques of selection for lambing rate . In : G .J . Tomes, D .E . Robertson and R .J . Lightfoot (Ed) Sheep Breeding (2nd Ed .) . pp . 387-401 . BLACK, P .D . 1982 . Selection priorities in high-fertility sheep flocks . Proceed . Of the N .Z . Soc . Of Anim . Prod . 42 :55-57 . BouRDoN, R .M . 1997 . Understanding Animal Breeding . Prentice Hall, New Jersey. 523p . BRADFORD, G .E . 1985 . Selection for litter size . In: Land, R .B . and D.W . Robinson, (Ed) . Genetics of Reproduction in Sheep . Butterworths, London . pp . 3-18 . CLARKE, J .N. 1972 . Current levels of performance in the Ruakura fertility flock of Romney sheep . Proc . N.Z. Soc . Anim. Prod . 32 :99-111 . DICKERsoN, G .E . 1996 . Economic importance of prolificacy in sheep . In : In : Faluny, M .H (Ed) . Prolific Sheep. Cambridge . pp. 205-214 . DIREKTORAT JENDRAL PETERNAKAN . 1995 . Buku Statislik Peternakan . Jakarta . MANN, T.L .F., D .E. Taplin and R .E . Brady . 1978. Respons e to partial selection. for fecundity in Merino sheep. Australian J. Exp. Agr. And Anini Husb . 18 :635-641 . MCGuiRCK, B .J. 1976 . Relevance to producers of research into the genetic improvement of reproductive efficiency . Proc. Australian Soc . Of Anim . Prod. 11 :93-98 . NAwAz, M ., H .H . MEYER . 1992 . Performanc e of Polypay, Coopworth and Crossbred ewes . Reproduction and lamb production. J. Anim. Sci. 70 :70-77 . PRAHARANI, L . 1998a. Pengaruh seleksi laju reproduksi terhadap nilai pemuliaan liter size domba Rambouillet . Proc . Sem . Nas . Peternakan dan Veteriner . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Bogor. (inpress)
20 5
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
L. 1998b. Pengaruh seleksi laju reproduksi terhadap nilai pemulinan jumlah anak sapih per induk domba Rambouillet . Proc. Sem. Nas VI . Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Guna Mengisi Pembangunan Era Reformasi. Perhimpunan Alumni dari Jepang. Bogor. (inpress)
PR,ViARANI,
L. 1999 . Penganih seleksi laju reproduksi terhadap total berat sapih per induk domba. Proc Sem. Hasil Penelitian Bioteknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. (inpres)
PRAHARANi,
SAS.
1988 . SAS User's Guide: Statistics . SAS hit., Inc., Cary, NC . R. DE WET. M.A . BOLLSE, and C .A . VAN DER MERWE. 1995 . Comperative assesment of biological efficiency of crossbred lambs from two composite lines and Dorsheep . Small. Rum. Res. 16 :61-67 .
SCHOEMAN, S.J.,
H.N . 1972 . Genetic interactionsbetween wool, meat and milk production in sheep. Anim . Breed. 40 :621 .
TURNER,
H.N. 1978 . Selection for reproductive rate in Australian Merino sheep: Direct responses. Aust. J. Agric. Res. 29 :327-350 .
TURNER,