i
EVALUASI PAKAN LOKAL ITIK ALABIO (Anas platyrhynchos Borneo) TERHADAP KUALITAS TELUR DI KECAMATAN ALABIO KALIMANTAN SELATAN
SARTIKA PURNAMA SARI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas Platyrhynchos Borneo) terhadap Kualitas Telur di Kecamatan Alabio Kalimantan Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. . Bogor, Agustus 2015 Sartika Purnama Sari NIM D24110096
ii
ABSTRAK SARTIKA PURNAMA SARI. Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas platyrhyncos Borneo) terhadap Kualitas Telur Di Kecamatan Alabio Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh DWI MARGI SUCI DAN WIDYA HERMANA Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan nutrisi pakan lokal yang umum digunakan oleh 12 peternak itik Alabio terhadap produksi telur, kualitas fisik telur, komposisi kimia kuning telur (protein, lemak dan asam lemak omega-3 dan omega-6) di lima desa di Kecamatan Alabio Kalimantan Selata. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi langsung dengan analisis deskriptif. Jumalah peternak 12 orang, jumlah sampel pakan (12 sampel) dan jumlah sampel telur peternak (10 butir). Peubah yang diamati profil peternak, kandungan nutrisi pakan, produksi telur, kualitas fisik telur, dan kandungan kimia kuning telur. Hasil kandungan pakan lokal itik Alabio yang didapat, yaitu protein kasar berkisar antara 10%-18%, lemak kasar 0.63%-11.55%, kalsium 2.67%9.55% dan fosfor 0.23%-0.69%. Hasil uji kualitas fisik telur menunjukan bahwa bobot telur 62.6-66.05 g butir-1, indeks telur 76.63%-77.94% dan skor warna kuning telur 8.85-13.95. Protein kuning telur 10.72%-16.67%, lemak kuning telur sebesar 24.94%-35.95%, rasio omega-3 dan omega-6 sebesar 1: 6.56. Kata kunci: Anas platyrhynchos Borneo, asam lemak, itik alabio, kualitas telur
ABSTRACT SARTIKA PURNAMA SARI. Evaluation of local feed of Alabio duck (Anas platyrhynchos borneo) on the quality of eggs in District Alabio South Kalimantan. Supervised by DWI MARGI SUCI and WIDYA HERMANA This study obtained to evaluate the nutrition content of local feeds which are commonly used by farmer and observed differences of the egg production, physical quality of eggs, chemical composition of egg yolk (protein, fat and fatty acids omega-3 and omega-6) in of five villages in District Alabio South Kalimantan. This experiment used survey method and observation with descriptive analysis. Twelve farmers was used this study and 12 sample of feed and 10 eggs for farmers. The variables observed were profiles of farmers, nutrient content of feed, egg production, the physical quality of eggs and the chemical content of egg yolk. The results showed that the local feed of Alabio ducks contained 10%-18% crude protein, 0.63%-11.55% crude fat, 2.67%- 9.55% calcium, and 0.23%-0.69% phosfor. Most of the ration were given to have a low protein content so that it impact on production and low quality of eggs.The results showed that the physical quality of eggs indicate that egg weight 62.6-66.05 g egg-1, egg index 76.63-77.94 and yolk color score 8.85-13.95. Protein of yolk color 10.72%- 16.67%, fat of yolk color 24.94%-35.95%. omega-3 and omega-6 ratio at 1: 6.56. Key word : Anas platyrhynchos Borneo, fatty acid, alabio duck, egg quality
iii
EVALUASI PAKAN LOKAL ITIK ALABIO (Anas platyrhynchos Borneo) TERHADAP KUALITAS TELUR DI KECAMATAN ALABIO KALIMANTAN SELATAN
SARTIKA PURNAMA SARI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
iv
xii
xiii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2015 ialah Evaluasi Pakan Lokal Itik Alabio (Anas Platyrhynchos Borneo) terhadap Kualitas Telur di Kecamatan Alabio Kalimantan Selatan. Masalah utama yang sering dialami peternak itik Alabio di pedesaan adalah rendahnya kandungan nutrisi pakan yang tersedia di peternakan. Selain itu juga manajemen pemeliharaan dan sistem pemberian pakan masih rendah, sehingga mempengaruhi produksi telur dan kualitas telur yang dihasilkan. produksi yang terjadi disebabkan karena kekurangan kandungan nutrisi dan pengaruh umur itik. Oleh karena itu diperlukan informasi dasar mengenai jumlah dan kandungan ransum yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan produksi daging dan telur. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kalangan yang berkepentingan.
Bogor, Agustus 2015 Sartika Purnama Sari
xiv
xv
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
ix ix 1
MATERI DAN METODE
2
Materi Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Pengumpulan Data Peubah yang diamati Profil Peternak Kandungan Nutrisi Ransum Itik Produksi Telur Itik Kualitas Fisik Telur Kandungan Zat Kuning Telur Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4
Profil Peternak Itik Alabio Kondisi Pemeliharaan Itik Perkandangan Pemberian Pakan Kandungan Nutrisi Ransum Itik Produksi Telur Itik Kualitas Fisik Telur Analisis Kimiawi Kuning Telur SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
4 4 4 5 6 7 8 9 10 10 11
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
17
UCAPAN TERIMA KASIH
17
ix
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah responden dan jumlah ternak itik Alabio yang dipelihara di 5 desa Sistem pemberian pakan itik di 5 desa di Kecamatan Alabio Susunan ransum itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Kansungan zat nutrisi ransum itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Hasil produksi telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Rataan kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Kualitas nutrisi kuning telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio
4 5 6 6 7 8 9
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Dokumentasi kondisi kandangan peternakan itik Alabio Dokumentasi sistem pemberian pakan Dokumentasi bahan pakan itik Alabio Dokumentasi warna kuning telur itik Alabio
13 13 13 14
1
PENDAHULUAN Itik merupakan salah satu spesies unggas air yang potensial sebagai penghasil telur setelah ayam ras di Indonesia. Produksi telur itik di Indonesia pada -1 tahun 2013 sebanyak 278.443 ton tahun , sedangkan produksi telur ayam petelur -1 dan telur ayam kampung masing-masing sebanyak 1.223.716 ton tahun dan 200.614 ton tahun-1 (Badan Pusat Statistik 2014). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa produksi telur itik lebih kecil daripada telur ayam. Kecamatan Alabio merupakan salah satu pusat peternakan itik Alabio yang berada di daerah Kalimantan Selatan, sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai peternak dan petani padi. Populasi itik Alabio pada tahun 2014 sebanyak 4.391.642 juta ekor tahun-1 (Dinas Peternakan Kalimantan Selatan 2014). Luas lahan lebak (rawa) di Kalimantan Selatan sebesar 105.124 ha dan merupakan salah satu alternatif pengembangan usaha di sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2013). Usaha ternak itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah (HST) dan Hulu Sungai Selatan (HSS) umumnya dilakukan di lahan rawa lebak dan sudah merupakan usaha turun temurun dan membudaya itik Alabio di rawa terdapat pakan tamabahan seperti keong mas, tanaman air berupa eceng gondok, rumput dan beberapa spesies azolla. Pakan itik Alabio memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak terutama dalam menghasilkan produksi daging dan telur. Pemberian pakan yang kurang akan menyebabkan defisiensi dan produksi menurun, sebaliknya pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan inefisiensi penggunaan pakan karena pakan tidak dimanfaatkan untuk produksi. Menurut Setioko et al. (1994) kandungan nutrisi pakan itik Alabio di Kalimantan Selatan hingga saat ini masih rendah, selain itu manajemen pemeliharaan dan sistem pemberian pakan masih belum optimal. Oleh karena itu diperlukan informasi dasar mengenai jumlah kandungan nutrisi pakan itik Alabio, sehingga dapat meningkatkan produksi daging dan telur. Pemeliharaan itik Alabio sebagian besar menggunakan model sistem intensif yaitu menggunakan pakan komersil dan pakan lokal yang berada di Kalimantan Selatan seperti dedak, sagu rumbia, ikan asin, gabah padi, keong mas, hijauan dan singkong (Rohaeni 1997). Penggunaan pakan lokal sangat bervariasi, sehingga perlu diketahui untuk dikembangkan. Telur itik megandung protein sebanyak 13.1% dan lemak 14.3% dalam setiap 100 gram telur itik (Warisno 2005). Menurut Sudaryati (2013) dalam setiap 50 gram telur ayam mengandung protein 12.6% dan lemak 10%. Kandungan kuning telur paling tinggi kadar lemak 31.8%-35.5% kemudian protein 15.7%-16.6% (Suprijatna et al. 2005). Menurut Hartono et al.(2008) telur mengandung asam lemak esensial yaitu omega-3 (ω-3) dan omega-6(ω-6). Asam lemak ω-3 dan ω-6 sudah terbukti mempunyai dampak menguntungkan dalam pencegahan penyakit kardiovaskuler, kanker Alzheimer dan schizophrenia (Simopoulos 2002). Manfaat ω-3 dan ω-6 di dalam makanan berperan penting dalam pertumbuhan otak, mencegah penyakit kardiovaskuler (aterosklerosis dan jantung koroner), kanker, tumor dan berpengaruh pada kekebalan tubuh.
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan nutrisi pakan lokal itik Alabio periode produksi, terhadap perbedaan kualitas telur, protein dan lemak serta asam lemak ω-3 dan ω-6 pada kuning telur itik dari peternakan tradisional di lima desa yaitu Desa Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau Hilir, dan Hambuku Raya di Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai, Kalimantan Selatan.
METODE
Materi Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel pakan (12 sampel), sampel telur itik (120 butir), bahan kimia untuk analisis proksimat pakan dan analisis asam lemak kuning telur dan form kuesioner untuk mengetahui manajemen pemberian pakan. Peralatan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, label, alat tulis, perlengkapan untuk mengukur kualitas fisik telur seperti Yolk Colour Fan, meja kaca, spatula, pisau, timbangan digital. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lima desa, yaitu Desa Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau Hilir, dan Hambuku Raya di Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai Kalimantan Selatan. Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Laboratorium Pusat Antar Universitas, Laboratorium Kimia Terpadu, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari hingga Maret 2015. Prosedur Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung kepada peternak pada lima desa di Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai yang memiliki pemeliharaan itik Alabio secara intensif. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang terhadap kandungan nutrisi pakan dan kandungan nutrisi kuning telur diperoleh dari sampel pakan dan telur dari peternak. Data primer dianalisis deskriptif. Data sekunder diperoleh dari bahan tertulis atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian dan pendukung lainnya dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pengumpulan Data Data manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan serta profil peternak dilakukan dengan wawancara langsung kepada peternak itik Alabio melalui penyebaran kuesioner. Data proksimat pakan dilakukan terhadap sampel ransum sebanyak 12 sampel. Data kandungan kadar air pakan dilakukan terhadap sampel pakan basah ditimbang kemudian dijemur dibawah sinar matahari lalu ditimbang berat kering. Sampel pakan kering dianalisis kandungan nutrisi ransum. Data
3
kualitas fisik telur diperoleh dari sampel telur sebanyak 120 butir. Kualitas fisik telur yaitu bobot telur, warna kuning telur, bobot kuning telur. Kandungan nutrisi kuning telur diambil telur dari peternak yang mempunyai itik Alabio umur 10-12 bulan dan ada juga umur >12 bulan. Umur itik 12 bulan disertiap desa masingmasing diambil sampel telur sebanyak 1 butir telur disetiap Desa yaitu Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau, dan Hambuku Raya untuk analisis protein, lemak dan asam lemak ω-3 dan ω-6. Peubah yang Diamati Profil Peternak Kondisi pemeliharaan itik Alabio diperoleh dari wawancara dan pengamatan di lapang. Peternak yang dipilih sebagai responden merupakan peternak tradisional yang memelihara itik Alabio secara intensif. Kandungan Nutrisi Pakan Sampel pakan (12 sampel) dianalisis proksimat terdiri dari kadar air, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar berdasarkan AOAC (2005). Analisis mineral yaitu kalsium dan fosfor serta gross energi. Produksi Telur butir hari -1 Duck house (%) = Jumlah telur pada hari itu (butir) x 100% jumlah itik yang ada Kualitas Fisik Telur a. Bobot Telur (gram butir-1) Diperoleh dengan cara menimbang setiap telur dari sampel telur b. Indeks Telur Indeks Telur = lebar telur x100% panjang telur c. Skor Warna Kuning Telur Diukur dengan menggunakan Yolk Colour Fan. Pemberian skor warna pada kuning telur sesuai dengan angka yang tertera pada Yolk Colour Fan. Kandungan Zat Nutrisi Kuning Telur. Sampel telur itik dianalisis kandungan zat nutrisi kuning telur yaitu protein, lemak dan asam lemak ω-3 serta ω-6. Analisis Data Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk peubah kandungan nutirisi pakan, kualitas fisik telur, produksi telur, dan kandungan zat nutrisi kuning telur.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Peternak Itik Alabio Peternak yang dipilih sebagai responden dikelompokkan menurut jumlah ternak yang dipelihara dari masing-masing responden, umur ternak dan tingkat pendidikan. Jumlah ternak yang dipelihara dari masing – masing responden di Desa Teluk Sinar, Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau, dan Hambuku Raya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah responden dan jumlah ternak itik Alabio yang dipelihara di Kecamatan Alabio Desa
Teluk Sinar Rantau Karau Hambuku Raya Hambuku Baru
Hambuku Pasar
Total
Peternak ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah responden (orang ) 2 2 1
4
3 12
Jumlah ternak yang dipelihara (ekor) 22 120 140 430 100 120 450 200 300 650 120 60 2697
Sistem Pemeliharaan intensif
intensif
intensif
intensif Intensif
Umur itik yang dipelihara oleh peternak yaitu 10 bulan ( 4 peternak ), 11 bulan (1 peternak ), 12 bulan (5 peternak) , 18 bulan (1 peternak) dan 24 bulan (1 peternak). Peternak yang dipilih mempunyai jumlah ternak 22-650 ekor dan memelihara itik Alabio secara intensif. Mayoritas tingkat pendidikan responden ke lima Desa yaitu lulusan Sekolah Dasar. Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam mengadopsi perkembangan teknologi dan informasi, tingkat pengetahuan beternak itik berpengaruh terhadap keberhasilan usaha ternak itik Alabio. Pengalaman peternak itik Alabio di lima desa adalah 10-25 tahun, pengalaman peternak yang lama mempengaruhi keberhasilan perkembagan usaha ternak itik Alabio di lima desa. Kondisi Pemeliharaan Itik Alabio Perkandangan Itik Alabio Kandang dengan sistem intensif, terbuat dari atap daun sagu dan dinding kandang terbuat dari bambu dan kayu. Luas kandang 2x3 meter, tinggi 2 meter dengan kapasitas 15-20 ekor. Kandang terletak di belakang rumah peternak yang berbentuk panggung dengan menggunakan sekat pembatas antara itik Alabio dalam satu areal kandang.
5
Pemberian Pakan Peternak itik Alabio di Kecamatan Alabio memberikan pakan sebanyak tiga kali yaitu pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 WIB. Pakan yang diberikan oleh peternak di 5 Desa bervariasi terdiri dari pakan kering dan pakan basah (Tabel 2). Tabel 2 Sistem pemberian pakan itik di 5 desa di Kecamatan Alabio Sistem Pemberian Pakan Nama desa Teluk Sinar 1
Pagi (07.00) TS1
Siang (12.00) TS1
Sore (17.00) TS1
Teluk Sinar 2
TS2
TS2
TS2
Rantau Karau H 1
RKH1
Rantau Karau H 2
RKH2
Hambuku Raya 1
HR1
Hambuku Baru 1
HB1
Hambuku Baru 2
HB2
Hambuku Baru 3
Feed aditive Pakan Kering
dedak padi, gabah dedak padi, gabah, komersil biasa dedak padi , gabah, pakan itik Super Red dedak padi, gabah, komersil biasa dedak padi , gabah, komersil biasa dedak padi, gabah, biasa
Pakan Basah ikan asin , keong mas ikan asin , keong mas, sagu rumbia ikan asin , keong mas, sagu rumbia ikan asin , keong mas,
dedak padi, gabah komersil biasa, gabah gabah , komersil biasa HB1
RKH1
HB2
dedak padi, gabah, komersil Super Red
HB3
komersil, Super Red , gabah HB3
HB3
ikan asin ,keong mas, sagu rumbia
Hambuku Baru 4
HB4
HB4
HB4
Hambuku Pasar 1
HP1
HP1
HP1
dedak padi, gabah, komersil Super Red dedak padi, gabah, komersil Super Red dedak padi, gabah, komersil Super Red
Hambuku Pasar 2
komersil HP2 Super Red , gabah HP3+ HP3 komersil biasa
dedak padi, gabah, komersil Super Red dedak padi , gabah, komersil biasa
ikan asin ,keong mas, sagu rumbia ikan asin ,keong mas, sagu rumbia
Hambuku Pasar 3
RKH2
HR1+ ikan asin HB1
HP2
HP3
ikan asin , keong mas, sagu rumbia ikan asin, keong mas, sagu rumbia ikan asin, keong mas, sagu rumbia
ikan asin ,keong mas, sagu rumbia ikan asin, keong mas, sagu rumbia
Top Mix, mineral Top Mix, mineral
Keterangan sistem pemeberian pakan itik Alabio TS1 (Dedak padi , gabah,ikan asin,keon mas) TS2 (Sagu rumbia, komersil biasa, dedak ,ikan asin) HR1(Sagu rumbia, dedak padi , ikan asin, komersil biasa, keong mas) HP1( Sagu rumbia, ikan asin, komersil Super Red, keong mas, gabah, mineral top) HP2 (Dedak padi , sagu rumbia, komersil Super Red, ikan asin, keong mas, Top Mix, mineral) HP3(Dedak padi, keong mas, komersil Super Red, ikan asin, sagu rumbia)
HB1 ( Dedak padi , gabah, keong mas,ikan asin HB2 ( Sagu rumbia, Dedak, keong mas, ikan asin) HB3 ( Dedak padi, komersil biasa, keong mas, ikan asin, sagu rumbia) HB4 ( Dedak padi, sagu rumbia, ikan asin, keong mas, Top Mix, minera l) RKH 1 ( Ikan asin, keong mas, dedak padi, komersil Super Red ) RKH 2 ( Ikan asin, keong mas, dedak, komersil Super Red )
6
Berdasarkan jumlah pemberian bahan pakan maka diperoleh formulasi pakan itik Alabio yang dapat dilihat pada Tabel 3. Pemberian pakan ikan dan keong mas dengan cara dicacah dan dicampur air serta ditambah pakan kering dedak padi dan gabah. Pemberian pakan itik berkisar antara 250-300 g ekor hari-1. Pakan yang diberikan bentuk basah (segar) di Desa Teluk Sinar mengandung kadar air sebesar 39.73%, Hambuku Raya mengandung kadar air sebesar 43.09%, Hambuku Pasar mengandung kadar air sebesar 51.04%, Hambuku Baru mengandung kadar air sebesar 51.28%, dan Rantau Karau Hilir mengandung kadar air sebesar 33.01%. Hasil kandungan kadar air diperoleh dari pakan basah (segar ) di kurang hasil bahan kering. Tabel 3 Susunan ransum itik Alabio 5 desa di Kecamatan Alabio Nama desa
Dedak padi
Gabah padi
Teluk Sinar 1
30.77
15.38
Teluk Sinar 2
23.73
13.56
13.56
11.30
20.34
16.95
100
Rantau Karau 1
23.26
23.26
0
23.26
23,26
100
Rantau Karau 2
29.63
36.30
4.44
6.98 29.63
0
0
100
Hambuku 1Raya
23.26
11.63
11.63
18.60
11.63
23,26
100
Hambuku Baru 1
76.34
0
12.21
7.63
3.82
0
100
Hambuku Baru 2
19.05
2.72
13.61
20.42
10.20
100
Hambuku Baru 3 Hambuku Baru 4
19.67 5
8.20 0
22.95 20
16.39 40
16.39 5
34.01 16.39
12.70
12.70
15.72
30 24.18
Hambuku Pasar 2
25.39 41.53
8.46 15.97
15.97
9.58
7.99
7.99
100
Hambuku Pasar 3
28.25
0
28.25
11.30
3.95
28.25
100
Hambuku Pasar 1
Ikan Keong Komersil Sagu asin mas .------------------(%)----------------10.69 36.77 6.39 0
Persentase
100
100 100 100
Susunan ransum diperoleh dari hasil wawancara
Kandungan Nutrisi Ransum Itik Alabio Sampel pakan dari 12 peternak yang berbeda dianalisis proksimat untuk mengetahui kandungan zat nutrisinya. Hasil analisis proksimat dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kandungan zat nutrisi pakan itik alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Nama Desa
Teluk Sinar Rantau Karau H Hambuku Raya Hambuku Baru Hambuku Pasar
KA (%) 9.40 11.56 9.40 11.06 12.67
PK (%)
SK (%)
LK (%)
Abu (%)
Ca (%)
P (%)
14.96 15.30 10.51 15.19 15.42
6.91 4.77 2.06 5.48 4.06
6.08 5.26 2.27 5.53 4.99
21.43 13.64 29.42 16,24 11.05
6.55 4.46 2.67 5.16 3.76
0.34 0.46 0.37 0.42 0.50
GE ( kkal / kg ) 3454 3405 3058 3330 3480
Lab. Pusat Antar Universitas IPB dan Lab.Ilmu dan Teknologi Pakan Fapet IPB. kadar air (KA) protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK), kalsium (Ca), dan fosfor (P), gross energi (GE)
7
Data pada Tabel 4 menunjukan bahwa kandungan protein kasar pakan itik alabio yang tertinggi terdapat pada Desa Hambuku Pasar, Hambuku Baru, Rantau Karau Hilir sebesar (15.42%). Namun, kandungan protein kasar (PK) dari lima desa ini masih belum memenuhi standar. Menurut NRC (1994) kebutuhan nutrisi itik petelur adalah protein sebesar 17%-19%, kalsium (Ca) 2.75%, fosfor (P) 0.4%. Kandungan nutrien kalsium (Ca) dan fosfor (P) diempat desa sudah melebihi kebutuhan itik petelur, sedangkan satu desa kandungan zat nutrisi belum memenuhi kebutuhan itik petelur. Kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang tinggi disebabkan oleh pemberian pakan tambahan keong mas dan ikan asin yang berlebihan (Tabel 2). Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan hasil penelitian Biyatmoko (2014) menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi itik Alabio masih rendah dibawah kebutuhan nutrisi itik petelur kandungan protein kasar sebesar 13.68%–15.80%, kalsium 2.75 % dan fosfor 0.6%. Produksi Telur Itik Alabio Hasil penelitian menunjukan produksi telur itik Alabio di lima desa di Kecamatan Alabio disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil produksi telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio N Nama desa
Teluk Sinar Teluk Sinar Rata-rata Rantau Karau H Rantau Karau H Rata-rata Hambuku Raya Hambuku Pasar Hambuku Pasar Hambuku Pasar Rata-rata Hambuku Baru Hambuku Baru Hambuku Baru Hambuku Baru Rata-rata
Jumlah ternak (ekor) 120 22
Umur itik (bulan) 10 12
Jumlah produksi telur (butir ) hari ke1 2 3 4 100 109 98 97 15 10 13 14
Rata-rata produksi butir hari-1 101 13
140 430
12 10
75 300
78 324
76 298
79 310
77 308
100 650 100 60
12 11 12 10
55 450 70 35
57 449 69 39
54 454 75 38
58 451 74 40
56 451 72 38
125 200 450 300
12 10 18 24
90 125 250 150
93 134 245 157
92 150 242 156
89 131 255 165
91 135 248 157
Duck house (%) 84.17 59.09 71.63 55.00 71.63 63.32 56.00 69.38 72.00 63.33 68.24 72.80 67.50 55.11 52.33 61.94
Produksi Telur (Duck House ) Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil yang didapat untuk produksi telur itik Alabio yang tertinggi terdapat pada Desa Teluk Sinar sebesar 71.63%. Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan, dimana pemberian pakan komersial (biasa) lebih tinggi sebesar 17.82% dibandingkan pakan lainnya. Sedangkan produksi terendah terdapat pada desa Hambuku Raya sebesar 56%. Hal ini disebabkan oleh pemberian pakan komersial biasa lebih rendah sebesar 11.63% dibanding dengan lainnya. Menurut Purba et al.( 2005) itik yang dipelihara pada sistem intensif pada umur 72 minggu mampu bertelur sebanyak 220 butir ekor tahun-1. Gunawan et al.(1991) menyatakan bahwa puncak
8
produksi yang dicapai itik Alabio sebesar 68.23%, jika dibandingkan puncak produksi yang dicapai itik Tegal sebesar 59.54%. Berdasarkan literatur tersebut, produksi telur itik Alabio sudah sesuai standar produksi itik petelur. Amrullah (2003) menyatakan bahwa perbedaan produksi telur selain bertambahnya umur juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kandungan nutrisi, lingkungan serta perbedaan umur pertama bertelur dan juga genetik dari itik tersebut. Kualitas Fisik Telur Itik Alabio Kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6 Rataan kualitas fisik telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Nama Desa
Teluk Sinar 1 Teluk Sinar 2 Rantau Karau 1 Rantau Karau 2 Hambuku Raya 1 Hambuku Baru 1 Hambuku Baru 2 Hambuku Baru 3 Hambuku Baru 4 Hambuku Pasar 1 Hambuku Pasar 2 Hambuku Pasar 3
Umur itik (bulan) 12 10 12 10 12 12 24 10 18 11 12 10
Jumlah sampel telur (butir) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bobot telur (g) 63.87± 3.54 68.24±3.70 62.88± 3.53 61.47± 3.03 63.60 ±4.53 63.25±3.32 66.93±3.00 65.94±3.48 60.98± 5.97 62.32±4.24 68.50±3.32 65.95±6.34
Indeks telur (IT)
Skor warna kuning telur
79.21±5.88 74.05±4.73 75.56±2.59 76.02±5.16 79.25±3.51 78.39±3.15 73.45±8.53 76.57±2.96 78.65±1.49 78.39±3.26 80.14±4.07 75.48±2.91
5.6±0.69 10.8±2.25 14.7±0.48 9.8±3.72 12.5± 0.51 6.4±0.52 12.9± 1.67 13.8±1.13 14.8±2.25 12.5±2.71 13.9±1.07 5.4±1.07
Bobot Telur Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan bobot telur tertinggi terdapat pada Desa Teluk Sinar 2 dan Hambuku Pasar 2 yaitu 68.24±3.70 dan 68,50 ±3.32g butir-1. Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan, yaitu pemberian pakan komersil biasa dan komersil (Super Red) dan jenis pakan yang diberikan (Tabel 2). Bobot telur terendah dihasilkan pada Desa Hambuku Baru 4 sebesar 60.98± 5.97 g butir-1. Umur itik 10 dan 12 bulan masih produksi pertama, sehingga berpengaruh terhadap bobot telur. Bobot telur yang dihasilkan yang sudah sesuai standar terdapaa desa Teluk Sinar 1, Hambuku Baru 2, Hambuku Baru 3, Hambuku Pasar 2, Hambuku Pasar 3. Menurut Srigandono (1991) mengatakan bahwa bobot telur itik Tegal sebesar 70.34 g butir-1 dan itik Magelang 68.93 g butir-1. Menurut Suharno dan Amri (2003) mengatakan bahwa bobot telur itik Alabio rata-rata 65–70 g butir-1 pada umur dewasa >6 bulan. Faktor yang mempengaruhi bobot telur adalah kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada umur itik yang berbeda dan belum memenuhi kebutuhan nutrisi itik petelur.
9
Indeks Telur (IT) Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa indeks telur yang tertinggi terdapat pada Desa Hambuku Pasar 2 dan Hambuku Raya yaitu 79.25±3.51 dan 80.14±4.07. Indeks telur yang terendah di Desa Hambuku Baru 2 sebesar 73.45±8.53, namun indeks telur yang dihasilkan di 5 desa sudah sesuai standar. Menurut Srigandono (1991) indeks telur itik yang normal berkisar antara 63.3%81.70%. Nilai indeks telur yang lebih besar menunjukan bahwa telur memiliki bentuk yang bulat dan telur yang lonjong memiliki nilai indeks yang lebih rendah (Elvira et al.1994). Faktor yang mempengaruhi bentuk telur selain genetik, bangsa, juga dapat disebabkan oleh proses-proses yang terjadi selama pembentukan telur, terutama pada saat telur melalui magnum dan isthmus. Skor Warna Kuning Telur Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan skor warna kuning telur tertinggi terdapat pada Desa Hambuku Baru 4 sebesar 14.8±2.25. Skor warna kuning telur terendah terdapat ada desa Hambuku Pasar 3 sebesar 5.4±1.07. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan feed aditive sintetis yang berwarna kemerah-merahan pada ransum komersil (Super Red) dan penambahan keong mas (Tabel 2). Warna kuning telur di desa Teluk Sinar, Rantau Karau Hilir, Hambuku Raya, Hambuku Baru, dan Hambuku Pasar bervariasi dari warna kuning pucat sampai kemerahan (Tabal 6). Menurut Sudaryani (2003) menyatakan bahwa skor warna kuning telur yang baik berada pada kisaran angka 8 sampai 12. Warna kuning telur dipengaruhi oleh xanthophylls dalam pakan. Jika pakan yang mengandung diberikan banyak xanthophylls akan menyebabkan warna kuning telur berwarna kuning (Castan et al.2005).
Kualitas Kimia Telur Itik Alabio Umur 10-24 bulan Hasil analisis kandungan kimia kuning telur yang dilakukan terhadap protein, lemak dan asam lemak ω-6 serta ω-3 dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7 Kualitas nutrisi kuning telur itik Alabio di 5 desa di Kecamatan Alabio Umur Bobot Protein Lemak ω-6 Itik kuning (%) (%) (%) (bulan) telur Teluk Sinar 12 21.7 13.97 35.95 15.93 Rantau Karau 12 22.8 15.83 24.93 11.29 Hambuku Raya 12 23.02 12.36 34.05 9.04 Hambuku Baru 12 24.07 10.72 28.11 20.14 Hambuku Pasar 12 21.54 16.67 27.37 13.09 Hasil analisis kuning telur analisi didapat dari Lab.IPB Terpadu di IPB Nama Desa
ω-3 (%) 1.65 3.04 3.28 3.07 3.43
Rasio Omega (3:6) 1:9.65 1:3.71 1:2.76 1:6.56 1:3.82
Kandungan Protein Kuning Telur Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan protein kuning telur berada pada kisaran 10.72%-16.67%. Protein kuning telur tertinggi di dua Desa yaitu Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir sebesar 15.83% dan 16.67%. Hal ini sesuai dengan kandungan protein kasar sebesar 15% yang diberikan pada itik Alabio (Table 2). Protein kuning telur terendah pada Hambuku Baru sebesar
10
10.72%. Kandungan protein kuning telur sudah sesuai standar terdapat di desa Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir. Menurut Suprijatna et al.(2005) kandungan protein kuning telur sebesar (15.7%-16.6%). Menurut Sudaryani (2003) didalam telur lebih banyak terdapat pada protein kuning telur sebesar 16.5% sedangkan putih telur sebanyak 10.9% dari sebutir telur yang berbobot sekitar 50 gram. Kandungan Asam Lemak dan Efisiensi Deposit Asam Lemak ω-3 dan ω-6 Kuning Telur Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan lemak kuning telur yang tertinggi terdapat di Desa Rantau Karau Hilir dan Hambuku Baru sebesar 34.05%-35.95%. Hal ini disebabkan oleh jumlah dan jenis pakan yang diberikan yaitu dedak padi 30.01% dan komersial 8.85% (Tabel 2). Lemak kuning telur terendah diperoleh pada desa Hambuku Pasar sebesar (24.93%). Hal ini menunjukan konsentrasi dari kuning telur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan nutrisi ransum. Menurut Suprijatna et al.(2005) mengatakan bahwa kandungan kuning telur mengandung lemak 31.8% -35.5%. Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa imbangan ω-3 dan ω-6 tertinggi pada Desa Teluk Sinar sebesar 1: 9.65 dan imbangan ω-3 dan ω-6 terendah pada desa Hambuku Raya Sebesar 1:2.76. Imbangan ω-3 dan ω-6 yang sudah memenuhi persyaratan terdapat di Desa Hambuku Baru yaitu 1:6.56. British Nutrition Foundation’s (1997) merekomendasikan bahwa imbangan ω-3 dan ω-6 dalam makanan untuk dikonsumsi manusia adalah 1 :4 sampai 1:10. Menurut Ahmad et al.(1997) pemberian fish meal yang mengandung minyak ikan dapat meningkatkan ω-3 sebesar 10%. sedangkan menurut Parrado et al. (2006) komposisi asam lemak oleat di dalam dedak padi sebesar 42.4% dan asam linoleat sebesar 36.4%.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pakan yang diberikan oleh peternakan memiliki kandungan nutrisi rendah yaitu protein kasar berkisar antara 10%-15 % sehingga produksi telur yang di hasilkan rendah dibawah 65%. Perbedaan produksi telur yang tertinggi terdapat di Desa Teluk Sinar dan Hambuku Pasar dibandingkan desa lainnya. Perbandingan kualitas telur yaitu bobot telur yang tertinggi di Desa Teluk Sinar peternak 2 dan Hambuku Pasar peternak 2, indeks telur di lima desa sudah sesuai dan skor warna kuning tertinggi di Desa Hambuku Baru peternak 4. Kandungan kuning telur yaitu protein tertinggi Hambuku Pasar dan Rantau Karau Hilir, lemak tertinggi di Desa Rantau Karau Hilir dan Hambuku Baru dan asam lemak omega-3 dan omega-6 sesuai terdapat di Hambuku Baru. Sistem pemberian pakan dan kandungan nutrisi yang diberikan yaitu akan mempengaruhi konsentrasi protein, lemak dan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang dihasilkan.
11
Saran Pemberian pakan itik Alabio seharusnya memperhatikan kebutuhan nutrisi agar pakan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Peternak dapat menggunakan sumber protein dan vitamin dari tanaman air seperti azolla, rumput dan eceng gondok. Sedangkan untuk mengatasi kelebihan mineral Ca dan P dalam pakan dengan mengurangi pakan keong mas dan ikan asin, sehingga memenuhi kebutuhan itik Alabio agar menghasilakan produksi telur dan Kulitas nutrisi kuning telur yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Ahmed AE, Mona OB, Yuossef AA, Ashraf SE, 1997. Effek of fedding Muscovy ducklings different protein sources: performance,∞-3 fatty acids content, and acceptability of their tissues.JAOCS.74:999-1009 Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi Kompleks. IPB Barangsiang. Bogor. [AOAC] Associatioian Official Analitycal Chemist. 2005. Official Methods of Analysis 17th Ed. Washington DC (US): Associatioian Official Analitycal Chemist International. Badan Pusat Statistika. 2014. Data produksi telur unggas dan susu sapi Indonesia 2011-2013. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistika. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/.( 9 Desember 2014) Biyatmoko. 2014. Production increase of Alabio Duck by predicting real nutrients needs on crude protein and metabolizable energy in feed. International Journal of Biosciences 5 ( 3) : 82-87. British Nutrition Foundation’s (BNF). 1994. Unsaturated fatty acid, nutritional and physiological significance.The Report of The British Nutrition Foundation’s task Force.Chapman & Hall, London. 35-39. Castan MP, Hirschler EM,Samsa AR.2005. Skin Pigmentation Evaluation in Broilers Fed Natural and Synthetic Pigments. J. Poult Sci Association Inc. Dinas Peternakan Propinsi. Kalimantan Selatan. 2014. Laporan Tahunan. Disnak Prov. KalSel. Banjarbaru Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan. 2013.(THP) Prov. KalSel. Banjarbaru Elvira S, Soewarno, Soelcarto T, Mansjoer SS. 1994. Studi komparatif sifat mutu dan fungsional telur puyuh dan telur ayam ras. Hasil Penelitian. JBT (3) Estiasih T.2009. Minyak Ikan : Teknologi dan Penerapan untuk Pangan dan Kesehatan.Yogyakarta (ID): Graha Limu. Gunawan B, Diwyanto K, Sabrani M, Dakhlan SA. 1995. Teknologi "village breeding" untuk meningkatkan produktivitas itik Alabio di Amuntai, Kalimantan Selatan (ID): Pros. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan Balai Penelitian Ternak. 74-80. Hartono E, Endang SR, Anissa AP. 2008. Pengaruh Asupan Makanan UndurUndur Laut terhadap Kandungan Omega 3 pada Telur Itik. Surakarta (ID): Universitas Setia Budi.
12
[NRC]. National Research Council. 1994. Nutrien Requirement of Poultry 9th. Revised Edition. National Academy of Press.Washington D.C. Moros EE, Darnoko D, Cheryan M, Perkins EG, Jerrell J .2002. Analysis of xanthophylls in corn by HPLC. J Agric Food Chem.50: 5787-5790. Rohaeni ES. 1997. Pengaruh tingkat penggunaan bahan pakan lokal terhadap produksi telur itik Alabio. Laporan Hasil Penelitian IPPTP, Banjarbaru. Setioko AR, Sinurat AP, Setiadi B, Lasmini A. 1994. Pemberian pakan tambahan untuk pemeliharaan itik gembala di Subang Jawa Barat (ID): JIP 8 (1) : 27-33. Setyono B. 2005. Ransum untuk Meningkatkan Kualitas Telur Itik. Yogyakarta (ID): BPTP Yogyakarta. Simopoulos AP. 2002. Omega-3 fatty acids in inflammation and autoimmune diseases. J American College of Nutrition. 21(6):495–505. Srigandno B. 1991. Ilmu Unggas Air. Yogyakarta (ID).Gadjah Mada University Press. Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Pustaka. Suharno B, Amri K. 2003. Beternak Itik Secara Intensif. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Parrado J, Miramontes E, Jover M, Gutierrez JF,de Teran LC, Bautista J.2006. Preparation of a rice bran enzymatic extract whit pontential use as functional food. Food Chem.98:742-748. Purba M, Hardjosworo PS, Prasetyo LH dan Ekastuti DR 2005. Pola rontok bulu itik Alabio betina dan Mojosari serta hubungannya dengan kadar lemak darah (trigliserida), produksi dan kualitas telur. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 10:96-105 Warisno. 2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. Jakarta (ID): PT Agromedia Pustaka.
13
LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi kondisi kandangan peternakan itik Alabio
Lampiran 2. Dokumentasi sistem pemberian pakan peternakan itik Alabio
Lampiran 3. Dokumentasi bahan pakan peternakan itik Alabio
14
Lampiran 3. Dokumentasi kualitas kuning telur itik Alabio
KUISIONER PENELITIAN PEMELIHARAAN ITIK ALABIO No
Pertanyaan
A 1.
KARATERISTIK USAHA Apakah pemeliharaan itik Alabio merupakan usaha?
2.
4. 5.
Apakah beternak menjadi pekerjaan tetap? jika tidak sebutkan! Berapa lama anda sudah melakukan usaha peternakan ? Apakah kendala anda dalam pemeliharaan itik ? Ketertarikan anda dalam memelihara itik Alabio?
B 6. 7.
KARATERISTIK TERNAK Ada berapa jenis ternak yang dipelihara? Berapa jumlah umur ternak yang anda pelihara?
C 8. 9. 10. 11.
PAKAN ITIK ALABIO Pakan ? Bentuk Pakan yang diberikan ? Jenis bahan pakan tambahan dan jumlah pemebrian ? Berapa jumlah pakan utama (komersil) yang diberikan dalam satu kali pemebrian/ ekor? Dimanakah anda mendapatkan pakan tambahan ( keong,ikan) ? Berapa kali anda mencari pakan tambahan.? Frekuensi pemebrian pakan per hari ? Kapan saja pemeberian pakan dilakukan dalam satu hari? Biaya pakan yang dikeluarkan untuk pakan perhari?
3.
11. 12. 13. 14. 15.
Jawaban
15
D 16. 18
AIR MINUM Bagaimana cara pemberian air minum ? Darimana sumber air minum ternak didapatkan ?
19
Berapa jumlah air minum yang diberikan dalam satu kali pemberian pakan ?
20
Kapan saja tempat air minum dibersihkan dan berapa kali seminggu ?
21.
Apakah diberikan vitamin tambahan ?
F
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
22.
Bagaimana pemeliharaan anak itik Alabio ?
23
Bagaimana Pemeliharaan itik Alabio dewasa ?
24.
Apakah itik Alabio divaksin
25.
Berapakah jumlah kematian anak itik ?
26.
Berapakah jumlah kematian itik dewasa?
27.
Apakah menetaskan itik sendrir? atau beli anak itik bagaimana caranya?
G
KARATERISTIK KANDANG
28.
Apakah itik Alabio dikandang?
29.
Berapa kondisi kandang ( panjang dan lebar)
30. 31.
Apakah dibedakan anatara anak itik dengan itik dewasa ? Berapa jarak dari kandang anatara rumah ?
32.
Bagaimana Penanganang limbah dari peternak anda ?
33.
Berapa kali didalam setahun pembersihan kandang ?
H
PENYAKIT
34.
Apakah ternak anda pernah sakit ? YA/TIDAK
35.
Apa jenis penyakit itik yang sering terjadi ?
36.
Bagaimana cara mencegah ternak anda terserang penyakit ? Apa jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit ?
37.
I
PRODUKSI TELUR
38.
Berapa jumlah yang dihasilkan untuk satu kali produksi perhari?
16
39.
Dalam seminggu berapa kali produksi telur perekor ?
40
Berapa pendapatan diperoleh peternak setiap hari ?
41.
Apakah pendapatan yang anda peroleh sudah sesuai dengan usaha kerja anda ?
J
PEMASARAN
42.
Penjualan hasil produksi itik Alabio Anda saat ini dilakukan oleh ? sendiri / orang lain Ada berapa jumlah usaha seperti ini di Desa ?
43. 44. 45.
Apakah anda mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksi? Barapakah harga telur itik per butir ?
17
RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H.Rahmadi dan Ibu Hj. Rahimah. Penulis dilahirkan di Mangkatir, Buntok Kalimantan Tengah pada tanggal 01 Januari 1991. Penulis menempuh pendidikan menegah atas di SMK N 1 Muara Uya pada tahun 2008-2011. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti studi, penulis aktif sebagai anggota dalam Lembaga Kemahasiswaan Rohis Kelas TPB 2011, Rohis Kelas di Fakultas Peternakan periode 2012-2014, anggota Ekstenal Hubugan Alumni periode 2012-2013 HIMASISTER dan Cinta Pertanian Club I’fast sebagai Marketing periode 2013-2014, mengekuti kepanitiaan beberapa kegiatan Fakultas Peternakan diantaranya Dekan Cup periode 2012, D’catra periode 2013. Penulis mendapatkan dari dana DIKTI dalam kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang pegembangan masyarakat (PKM-M) dengan Judul Pelatihan Manajemen Integrasi Perkebunan Pala (Myristica Fragrans) Dengan Budidaya Lebah Trigona Laeviceps Untuk Meningkatkan Pendapatan yang Kontinu Bagi Masyarakat Desa Sukajadi, Bogor 2013-2014.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Dwi Margi Suci, MS selaku pembimbing utama dan Dr Ir. Widya Hermana, M.Si selaku pembimbing anggota atas bimbingan, kesabaran, motivasi, arahan, nasihat, dan masukan selama penelitian hingga akhir penulisan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dilla Mareistia Fassah, S.Pt MSc selaku panitia seminar, Dr. Despal, S.Pt M.Sc A.gr. selaku dosen pembahas seminar jumat, 29 mei 2015 dan Penulis ucapkan terima kasih kepada Dr.Ir Ibnu Kasir Amrullah, M.Si dan Dr.Rudi Afnan,S.Pt, MSc.Agr selaku dosen penguji sidang pada hari kamis, 09 juli 2015. Penulis ucapkan terimakasih kepada staf Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB yang telah banyak membantu selama penelitian dilaksanakan. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada orang tua dari penulis Bapak H.Rahmadi dan Ibu Hj.Rahimah atas segala doa dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga Rahma, Mobah, yang sangat banyak membantu dalam proses penelitian, Kepeda sahabat terbaik Sarah Ikmahwati, Erni Widyaningsih yang telah memberi semangat yang luar biasa dan Bonitha Gustin T teman seperjuangan, teman-teman turut membantu Norhamidah, serta teman-teman INTP 48, dan teman-teman BUD Adaro Indonesia atas semua bantuan dan dukungan serta motivasi yang diberikan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.