EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN KETERAMPILAN PADA KORBAN TRAFFICKING DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Usniawati NIM: 107054002463
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
ABSTRAK Usniawati Evaluasi Hasil Program Bimbingan Keterampilan Pada Korban Trafficking Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur Kejahatan trafficking saat ini merupakan kejahatan yang sedang marak terjadi, trafficking sendiri merupakan salah satu pelanggaran terhadap pelaksanaan hak asasi manusia yang harus dicegah dan diberantas keberadaannya dikarenakan praktek trafficking yang semakin merajalela, trafficking sendiri memiliki banyak definisi, ada beberapa definisi mengenai trafficking, namun banyak orang yang memahami definisi trafficking sesuai dengan definisi yang dideklarasikan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dimana trafficking merupakan sebuah proses perekrutan, pengangkutan, pengiriman, penampungan atau penerimaan orang, dengan cara ancaman atau penggunaan kekerasan atau jenis paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, atau penyalahgunaan kekuasaan yang rentan atau pemberian penerimaan pembayaran untuk mencapai kesepakatan seseorang memiliki kendali atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Perempuan dan anak merupakan makhluk yang paling rentan terhadap tindak kejahatan karena perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” merupakan lembaga sosial yang berada dibawah naungan Kementerian Sosial, yang memiliki salah satu multi layanan sebagai tempat rehabilitasi para korban trafficking, Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) yang berdiri sejak tahun 2007 ini merupakan sarana yang dibangun guna dijadikan sebagai tempat rehabilitasi para korban tindak kekerasan trafficking. Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) melindungi wanita dari berbagai bentuk eksploitasi dan deskriminasi serta secara khusus memberikan layanan untuk wanita yang membutuhkan perlindungan (protection), pemulihan dan perbaikan (recovery) terhadap kondisi trauma dan stress yang dialaminya, menjaga kerahasiaan, melakukan bimbingan mental, sosial, dan pelatihan keterampilan. Salah satu usaha rehabilitasi yang dilakukan oleh Panti Sosial Karya Wanita adalah memberikan program bimbingan keterampilan untuk kelayan korban trafficking dengan tujuan utama memberikan bekal ilmu kepada mereka sehingga setelah keluar dari panti mereka mampu menjadi manusia yang mandiri dan dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Atas dasar pemaparan diatas peneliti bermaksud meneliti dan melakukan evaluasi terhadap program bimbingan keterampilan. Adapun metodologi yang digunakan adalah wawancara dan observasi dengan subyek yang telah ditentukan. Hasil penelitianya dapat diketahui bahwa Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya telah mencapai tujuannya dalam program bimbingan keterampilan yang dilakukan pada korban trafficking, hal ini terlihat dari kemampuan dan perubahan yang signifikan dalam diri siswa, dan diperkuat dengan pernyataan para staf yang bersangkutan, dimana mereka mengatakan bahwa banyak dari siswa yang telah lulus dari panti saat ini telah bekerja dan membuka usaha sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim alhamdulillahirobbil ‘alamin. Puji syukur senantiasa penulis panjatkan senantiasa kehadirat Allah SWT pemilik segala daya dan upaya, kekuasaannya serta yang telah juga memberikan rahmat hidayahnya kepada hambanya. Shalawat serta salam senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada junjungan dan panutan umat manusia Baginda Rasulallah Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penyertaan sholawat diharapkan semoga dapat memberikan safa’at di kemudian hari. Karena tidak terlepas dari kuasanya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Hasil Bimbingan Keterampilan Pada Korban Trafficking Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur” ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam, pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini tidaklah luput dari sumbangsih berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA. Pembantu Dekan II Drs. H. Mahmud Jalal, MA, Pembantu Dekan III Drs. Study Rizal LK, MA; 2. Ibu Wati Nilamsari Msi. Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang telah memberikan warna-warni ilmu pengetahuan, menemani serta mendampingi penulis selama berada di bangku kuliah; ii
3. Sekertaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Bpk. Hudri yang telah membantu secara administratif sehingga dapat memperlancar proses penusunan skripsi ini; 4. Ibu Nurul Hidayati M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, meluangkan waktu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi; 5. Ibu Rini Laili Prihatini, selaku dosen yang tidak pernah lelah dan selalu memberikan semangat serta motivasi kepada penulis, serta seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membeikan ilmunya kepada penulis; 6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Utama beserta staf nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mencari data-data yang diperlukan; 7. Kedua orangtua, mama dan bapak yang telah mencurahkan rasa kasih sayangnya tiada henti kepada penulis, karena berkat kegigihan dan kesabaran serta doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan kemudahan. Terutama untuk bapak ku tercinta yang selalu sabar dan senantiasa tiada henti memberikan dukungan dan doanya kepada penulis; 8. Kedua kakakku, Anguunk dan Angiti yang selalu jadi tempat untuk bertanya ketika penulis mendapatkan masalah dalam penyusunan skripsi ini, serta kakak iparku Ka Iyus, Mbak lulu yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan bertukar pikiran dan memberikan banyak motivasi bagi penulis, serta tidak lupa ucapan teruntuk Adikku tercinta Uni Sutiah yang senantiasa selalu membantu dan mengibur penulis; 9. Sahabatku sejak SMP, Dinar Lestari yang selalu memberikan dukungan dari jarak jauh kepada penulis untuk tetap semangat dan maju selama penyusunan skripsi ini; 10. Teman-temanku seangkatan terutama De Pita yang sangat dengan sabar menemani penulis dalam penelitiannya, Azhar, Rijal, Ega, Tika, Bayu, Tata, Yovi, Anton, Nawi, Deden, Imron, yang telah berjuang bersama selama kurang lebih empat tahun; iii
11. Teman-temanku Muchtar Aham, Dini Hayati, Ricky Maulana, Arsaid Husaini yang juga selalu mendengarkan keluh kesah penulis; 12. Bapak. Waskito Budi Kusumo, M.Si. Selaku ketua Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian; 13. Bapak Abdulrahman S.Sos.I Selaku pembimbing penulis dalam melakukan penelitian di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta yang telah berkenan memberikan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini; 14. Bpk. Ali Samantha selaku Kasubag Tata Usaha, Kasie Rehabilitasi Sosial, Ibu Sri Gantini M. Si. Dan Staf Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta antara lain Bpk. Hasan, Bpk. Bambang Suwidyo, Bpk. Subianto, Ibu Sinta, dan Ibu Yani Handayani selaku pengasuh asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) dll dan Ibu Eni, yang telah bersedia memberikan banyak sumber data dan informasi kepada penulis; 15. Seluruh Warga Binaan Sosial (WBS), yang juga telah berkenan memberikan banyak informasi; Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan dapat bermanfaat bagi almamater dan masyarakat. Akhirnya sebagai penutup pengantar ini, penulis haturkan banyak rasaterimakasih kepada para pihak yang terkait dalam membantu penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 27 Juli 2011
Penulis iv
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .......................................................................................................i KATA PENGANTAR .....................................................................................ii DAFTAR ISI ....................................................................................................v DAFTAR TABEL ............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan Masalah ...................................................................
11
C. Perumusan Masalah ....................................................................
12
D. Tujuan Penelitian ........................................................................
12
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
13
F. Metodologi Penelitian .................................................................
14
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................
20
H. Sistematika Penulisan .................................................................
23
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Evaluasi .....................................................................................
25
1.
Definisi Evaluasi..................................................................
25
2.
Model Evaluasi ....................................................................
28
3.
Pendekatan Dalam Evaluasi .................................................
32
4.
Tujuan Dan Manfaat Evaluasi ..............................................
34
B. Bimbingan Keterampilan ............................................................
36
1. Definisi Bimbingan Keterampilan .........................................
36
2. Tujuan Bimbingan Keterampilan ..........................................
37
v
3. Metode dan Teknik Bimbingan .............................................
38
C. Trafficking .................................................................................
40
1. Definisi Trafficking ................................................................
40
2. Korban Trafficking .................................................................
42
3. Pola Penanganan Korban Trafficking......................................
44
BAB III GAMBARAN UMUM PSKW MULYA JAYA A. Sejarah Berdirinya PSKW Mulya Jaya ........................................
48
B. Visi dan Misi PSKW Mulya Jaya ................................................
51
C. Struktur Organisasi PSKW Mulya Jaya .......................................
52
D. Dasar Hukum..............................................................................
53
E. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi ..............................................
54
F. Program Keterampilan PSKW Mulya Jaya..................................
60
G. Kerjasama PSKW Mulya Jaya ....................................................
61
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA PROGRAM BIMBINGAN KETERAMPILAN TERHADAP KORBAN TRAFFICKING DI PSKW MULYA JAYA A. Analisa Pencapaian Tujuan Dalam Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban Trafficking ............
63
B. Analisa Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Perubahan Yang Terjadi Dalam Diri Korban Trafficking Akibat Dari Program Bimbingan Keterampilan ...........................
70
C. Analisa Kriteria Keberhasilan Dari Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban Trafficking Di PSKW Mulya Jaya .................................................................
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
77
B. Saran ..........................................................................................
79
vi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN
vii
82
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masalah sosial merupakan segala permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masalah sosial juga merupakan suatu fenomena yang memiliki berbagai dimensi, oleh karena itu begitu banyaknya dimensi yang terkandung di dalamnya, mengakibatkan hal ini menjadi objek kajian, ini merupakan problematika yang telah lama terjadi tetapi sampai saat ini belum diperoleh rumusan mengenai pengertian dari masalah sosial yang disepakati berbagai pihak. Namun pada umumnya masalah sosial ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.1 Saat ini masalah sosial sudah menjadi wacana yang tidak asing lagi kita dengar, masalah sosial ini dapat terjadi apabila suatu individu atau institusi sosial tidak berhasil mengatur dan menyesuaikan dengan kecepatan perubahan yang terjadi, dan oleh karena itu hal tersebut akan mengganggu atau menghancurkan bekerjanya organisme sosial. Maka dalam hal ini individu atau institusi sosial itu dapat dikatakan dalam keadaan sakit.2 Pengertian suatu individu dikatakan dalam keadaan sakit adalah ketika suatu individu tersebut tidak dapat mentaati atau melaksanakan peraturan dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakatnya dan selalu melakukan 1
Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya PT:Pustaka Pelajar, Yogyakarta:
2008. h.1 2
Ibid., h.77.
1
2
penyimpangan-penyimpangan sosial, sedangkan suatu institusi dikatakan sakit ialah apabila institusi tersebut tidak dapat atau tidak berhasil mengatur dan menyesuaikan dengan kecepatan perubahan yang terjadi, artinya terdapat kesalahan sistem di dalam institusi tersebut, misalnya dalam suatu masyarakat di lingkungan Rukun Tetangga (RT) banyak peraturan atau norma yang tidak berlaku, hal tersebut dapat membuktikan bahwa di dalam lingkungan tersebut terjadi kesalahan dalam sistem atau mungkin dari masyarakatnya. Salah satu dari banyaknya masalah sosial yang banyak terjadi dan sedang marak menjadi persoalan pada saat ini adalah kasus Trafficking, dimana Trafficking sendiri merupakan salah satu pelanggaran terhadap pelaksanaan hak asasi manusia yang harus dicegah dan diberantas keberadaannya dikarenakan praktek trafficking yang semakin menjalar dan merajalela, Human Trafficking sendiri memiliki makna secara umum Perdagangan Manusia, yang sebenarnya trafficking sendiri memiliki banyak definisi, ada beberapa definisi mengenai trafficking, namun banyak orang yang memahami definisi trafficking sesuai dengan definisi yang dideklarasikan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) .
Adapun definisi trafficking menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebagai berikut: trafficking adalah: "sebuah proses perekrutan, pengangkutan, pengiriman, penampungan atau penerimaan orang, dengan cara ancaman atau penggunaan kekerasan atau jenis paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang rentan atau pemberian atau penerimaan pembayaran atau tunjangan untuk mencapai
3
kesepakatan seseorang memiliki kendali atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi."3
Makna dari eksploitasi sendiri adalah tindakan memanfaatkan orang, baik dengan atau tanpa persetujuan orang tersebut untuk tujuan eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, sebuah praktek perbudakan, transplantasi organ atau jaringan tubuh, atau segala tindakan yang berupa penindasan, pemerasan, pemanfaat tenaga atau kemampuan seseorang secara sewenangwenang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan baik berupa keuntungan materil maupun imateril.4
Berangkat dari permasalahan Trafficking, sudah tentu ada sasaran yang kemudian menjadi obyek atau korban kekerasan dari proses trafficking, perempuan saat ini dianggap sebagai makhluk yang sangat rentan terhadap kekerasan, dimana kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologi seseorang.5
Menurut Coomaraswamy, perempuan dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kekerasan karena disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a.
3
Objektifikasi dan subordinasi seksualitas perempuan, sehingga menjadi sasaran perkosaan, direndahkan, dan bentuk kekerasan seksual lainnya.
KOMNAS Perempuan, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga Indonesia (TKWPRT);Kerentanan dan Inisiatif-inisiatif Baru untuk Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Jakarta: 2003. h.27. 4 R. Valentina Sagala, Jurnal Perempuan 49 Untuk Pencerah Dan Kesetaraan, Hukum Kita Sudahkah Melindungi?. Jakarta:2006. h. 33 5 Ema Marzu HIZ, S.Th.i, Ayat-ayat Feminis (Equilibrium Gender) Sebuah Manifest Islam Rahmatan Lil Alamin, PT: Multazam Mitra Prima, Jakarta: 2008. hal. 27
4
b. Konsep sosial bahwa perempuan adalah milik dan tergantung pada perlindungannya yang laki-laki, seperti ayah, suami, anak lelaki, dll. Atas dasar itu perempuan perempuan menjadi sangat rentan terhadap kekerasan domestik. c. Dalam situasi yang penuh dengan kekerasan seperti konflik, kerusuhan dan perang, perempuan menjadi sasaran kekerasan yang lebih ganas sehubungan dengan objektifitas dan subordinasi seksualitas perempuan serta konsep pemilikan perempuan oleh laki-laki.6 Biasanya
kekerasan
terhadap
perempuan
dapat
berbentuk
pemerkosaan, pemukulan atau serangan fisik dalam rumah tangga, penyiksaan organ alat kelamin, prostitusi, pornografi, kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi dalam Keluarga Berencana (KB), serta anggapan bahwa perempuan memiliki beban kerja ganda dalam keluarga.7
Kenyataan yang terjadi saat ini kaum laki-laki menganggap perempuan itu sebagai makhluk yang lemah dan tidak memiliki hak lebih dari mereka. Padahal di dalam islam tindak kekerasan itu sangat dilarang dan diharamkan, apalagi kekerasan yang banyak dilakukan terhadap perempuan dan anak. Karena sesungguhnya perempuan itu memiliki hak-hak yang sama dengan lakilaki di mata Allah, seperti halnya penjelasan yang terdapat dalam surat atTahrim ayat 11 yang berbunyi:
ِﻗَﺎﻟﻦَِﺖ ْﱄِ ﻋِ ﻨْﺪَ كَ ﺑـ َﺎ ﻴ ْﰱ ِﺘَ اﳉْ َ ﻨﱠﺔ ْ َبﱢذْ اﺑ ِ نَ ا ات َ ﻓِﺮ ْ ﻋَﻮ ْ ر َﺜَﻼًَ ﻟﱢﻠ اَﻣ َ ﻨاﷲـُﻮُ ْ ﻣ َاﻣ َ ﺮ َ ْﻦ َ ب َ و َﺬِﺿَﻳﺮ ﻻ
6
َ ْ ﻋَ ﻮ ْ نَ و َ ﻋَﻤ َ ﻠِ ﻪِ و َ ﳒَﱢﲏ ِ ْ ﻣِ ﻦ اﻟْﻘَﻮ ْ م ِ اﻟﻈَﻠِﻤِ ﲔ
Taty, Krisnawati Negara dan Kekerasan Terhadap Perempuan: Kekerasan di Sekitar Buruh Migran Perempuan (TKW), Jakarta, 2000, h.220-221. 7 Marzu Ayat-ayat Feminis (Equilibrium Gender). h. 28-30.
5
Artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”8. Ayat tersebut telah menjelaskan bahwa perbuatan zalim atau tindakan kekerasan terhadap kaum perempuan sangatlah diharamkan, telah dicontohkan dari perbuatan zalim yang dilakukan Fir’aun terhadap istrinya, karena sesungguhnya Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat zalim.
Dari beberapa kasus yang terjadi, biasanya para korban trafficking dalam industri seks juga mengalami berbagai bentuk pengucilan, dan diskriminasi oleh keluarga atau masyarakat karena mereka dianggap sebagai perempuan “kotor”. Sehingga mereka harus dipindahkan ketempat lain untuk memulai hidup baru dimana tetangganya tidak akan mengetahui bahwa ia pernah menjadi korban trafficking dalam industri seks, selain cara tersebut, korban trafficking biasanya dilarikan ke panti sosial untuk menjalankan proses rehabilitasi.9
Praktek trafficking di Indonesia ini memang cenderung meningkat dengan jumlah diperkirakan antara 74.616 hingga 1 juta orang per tahunnya. Angka 74 ribu lebih itu bagian dari kasus penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri yang dicatat konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia pada 2001. Sementara sesuai data International Organization for Migration (IOM) mencatat selama 2004-2005 mencapai 54.162 korban perdagangan 8 9
Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahya. SYGMA, Jakarta 2007. h. 561. Valentina Sagala, Jurnal Perempuan 49. h. 35.
6
orang dari 216 kasus yang ditangani IOM, 79 persen adalah perempuan dan 21 persen anak. Sedangkan data Bareskrim Mabes Polri pada 2004 mencatat dari sekitar 1,5 juta Tenaga Kerja Wanita (TKW), sekitar 20 persen diantaranya adalah korban perdagangan orang (trafficking). Data Komnas Perempuan tahun 2004 menyebutkan diantara 14.020 kasus perempuan yang mengalami kekerasan sebanyak 526 kasus atau sekitar 4 persen adalah kasus trafficking .10
Data tersebut telah membuktikan kepada kita semua ternyata praktek trafficking sudah sangat mencemaskan. Apalagi data bersumber dari berbagai organisasi itu merupakan bagian dari korban perdagangan manusia di dunia sebagaimana dilaporkan International Labour Organization (ILO) yang mencapai 2,4 juta jiwa dan 1,2 juta diantaranya adalah korban pedagangan anak di bawah usia 18 tahun. Praktek perdagangan manusia itu dapat difahami memiliki daya tarik tersendiri, karena ternyata menjanjikan keuntungan cukup fantastis yakni mencapai 32 milyar dolar AS atau sekitar Rp.288 trilyun lebih.11
Berdasarkan data tersebut penanganan terhadap korban trafficking memang telah banyak dilakukan dibeberapa lembaga terkait, meskipun dikatakan sangat lambat, tetapi perlu dicatat bahwa pemerintah kita saat ini telah memulai melakukan upaya pemberantasan jaringan perdagangan manusia melalui berbagai kebijakan dan jalur-jalur diplomatik, dikatakan demikian karena negara memiliki peran melalui kebijakan-kebijakan yang memihak
10
Dirjen Rehsos, Kemensos RI “Penjelasan Data Korban Trafficking”, artikel diakses pada 3 Juli 2011 dari http://yanrehsos.depsos.go.id/modules.php?file=article&name=News&sid=740. 11 Ibid
7
kepada kaum perempuan yang dalam konteks trafficking ini negara wajib memberikan perlindungan hukum kepada korban tindak kekerasan oleh sebab itu perlu dirubah ideologi negara dalam memandang perempuan. Upaya lainnya adalah pemulihan terhadap korban.
Sebagai salah satu upaya pemulihan dan penanganan terhadap korban tindak kekerasan atau trafficking dalam usaha rehabilitasi korban, Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta telah memberikan beberapa macam bimbingan kepada siswanya antara lain adalah bimbingan sosial, bimbingan mental dan bimbingan keterampilan dengan tujuan untuk memotivasi siswa untuk kearah yang lebih baik serta menghilangkan rasa trauma yang ada dalam diri siswa.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, usaha rehabilitatif merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam penangganan segala permasalahan sosial, yang dalam hal ini adalah kasus korban trafficking, dimana fokus utama dalam usaha rehabilitatif terletak pada kondisi penyandang masalah sosial tersebut, terutama dalam upaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap kondisi yang tidak diharapkan atau yang dianggap bermasalah, menjadi kondisi yang sesuai harapan dan standar sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakatnya.
Usaha rehabilitatif ini didasari dari sebuah asumsi bahwasannya pada diri penyandang masalah sosial, baik pada level individu, kelompok, maupun
8
masyarakat terkandung adanya potensi untuk berubah menuju kondisi yang normal.12
Proses rehabilitasi sosial bagi para korban trafficking merupakan salah satu proses yang sangat penting dan perlu dilakukan karena perempuan korban trafficking telah mengalami banyak kerugian baik yang berupa kerugian ekonomi, kerugian fisik, maupun jiwa, adapun proses rehabilitasi sosial adalah serangkaian kegiatan pemberian pelayanan sosial secara terencana dan profesional untuk:
1.
Memecahkan masalah klien dari lingkungan sosialnya
2.
Memulihkan rasa percaya diri klien
3.
Meningkatkan status perasaan sosial klien serta lingkungannya.13
Oleh karena itu sebagai upaya pemulihan bagi korban trafficking atau tindak kekerasan, pemerintah telah mendirikan Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) dengan tujuan pertama, meningkatkan efektivitas pemberian layanan baik berupa informasi dan advokasi, perlindungan awal, pemulihan psikososial, resosialisasi, maupun pemberian rujukan bagi korban. Kedua, menghindarkan dari berbagai penyimpangan atas pemberian pelayanan terhadap korban.14
Sedangkan dalam hal ini kementerian sosial mendirikan Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW), yang berada di dalam lingkungan Panti 12
Soetomo, Masalah Sosial, h. 53. Buku panduan PSKW MULYA JAYA “Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila” 2007. 14 Departemen Sosial RI, Kumpulan Peraturan Tentang Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan. Jakarta:2007 13
9
Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulia Jaya” Jakarta. Dimana Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) adalah bentuk multi layanan dari Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, yang berfungsi memberikan perlindungan, pemulihan/rehabilitasi, advokasi dan reintegrasi bagi wanita korban trafficking yang mengalami eksploitasi fisik, psikis maupun seksual.
Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) melindungi wanita dari berbagai bentuk eksploitasi dan deskriminasi serta secara khusus memberikan layanan untuk wanita yang membutuhkan perlindungan (protection), pemulihan dan perbaikan (recovery) terhadap kondisi trauma dan stress yang dialaminya, menjaga kerahasiaan, melakukan bimbingan mental, sosial, dan pelatihan keterampilan, karena Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) berpedoman pada prinsip kepentingan terbaik kelayan dan menjamin terpenuhinya hak-hak wanita akan perlindungan dari upaya “perdagangan” dan eksploitasi sosial.15
Pemulihan pada korban trafficking perlu dilakukan karena melihat semakin banyaknya siswa yang masuk ke Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) dari data base yang diperoleh oleh penulis pada saat penelitian dapat terlihat rincian jumlah siswa yang masuk. Pada tahun 2007 tercatat 32 siswa, pada tahun 2008 tercatat 4 siswa, pada tahun 2009 tercatat 59 siswa, pada tahun 2010 tercatat 50 siswa, dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 36 siswa. 16
15
Kementerian Sosial RI. Profil RPSW, PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Data Base Korban Trafficking yang ditangani di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Tahun 2007-2011. 16
10
Selain itu ada beberapa alasan kuat mengapa perlindungan terhadap perempuan korban trafficking penting dilakukan dalam konteks pelayanan dan rehabilitasi sosial, antara lain meliputi:
1.
Pertama, karena kondisi perempuan korban trafficking merupakan kondisi yang sangat rentan menjadi dan dijadikan sebagai Wanita Tuna Susila (WTS).
2.
Kedua, perlindungan dan proses rehabilitasi terhadap korban trafficking perlu dilakukan untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri korban, yang dilakukan melalui bimbingan fisik, mental dan sosial untuk memulihkan trauma serta mengembalikan korban pada kehidupan yang berlaku di masyarakat.
3.
Ketiga, untuk meningkatkan keterampilan kerja sehingga korban mempunyai kemampuan untuk meningkatkan perekonomian dalam kehidupannya.17
Upaya penanganan serta bimbingan skill, mental, fisik, sosial, dan intelektual, yang diperuntukan bagi para korban trafficking juga memang telah banyak diberikan, tetapi tidak seluruh program yang diberikan mencapai puncak keberhasilan dan keberlanjutan. Oleh sebab itu dalam hal ini peneliti berusaha membahas mengenai evaluasi kegiatan bimbingan keterampilan kerja yang diperuntukkan bagi korban yang kemudian berdampak pada penguatan ekonomi para korban trafficking, dimana bimbingan keterampilan kerja yang diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) ”Mulya Jaya” Jakarta 17
Siti Maryamah, “Peran Pekerja Sosial Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Dalam Melakukan Perlindungan Dan Pelayanan Terhadap Korban Trafficking,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta 2009), h. 5.
11
adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengetahui, mendalami, dan menguasai suatu bidang keterampilan kerja tertentu, sehingga menjadi tenaga yang terampil dibidangnya yang memungkinkan klien mampu memperoleh pendapatan yang layak sebagai hasil pendayagunaan keterampilan kerja yang mereka miliki. Selain
itu
demi
keberlanjutan
program
keterampilan
yang
dilaksanakan oleh pihak panti, maka suatu program tidak akan terlepas dari proses evaluasi, dimana kegiatan evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu program yang sedang berjalan, kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk pengambilan keputusan berikutnya. Maka dengan melihat latar belakang diatas dan dengan melalui berbagai pertimbangan peneliti akan berusaha melakukan penelitian dengan memilih judul, “Evaluasi Hasil Program Bimbingan Keterampilan Pada Korban Trafficking Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur”. B. Pembatasan masalah Masalah Sosial yang salah satunya adalah Human Trafficking telah menimbulkan banyak permasalahan yang kemudian menimbulkan banyak aspek yang perlu dikembangkan dalam diri para korban trafficking, antara lain: pengembangan skill/ kemampuan, sikap, mental, intelektual, sosial, maupun agama. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka dalam hal ini peneliti hanya membatasi masalah pada permasalahan bimbingan keterampilan
12
yang diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta terhadap korban trafficking. Selain itu dalam hal ini peneliti hanya membatasi penelitiannya pada proses evaluasi dari program bimbingan keterampilan, dan evaluasi program tersebut hanya fokus kepada masalah evaluasi hasil (out put) pada program keterampilan untuk korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”. C. Perumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan penelitian dan berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah, sebagai berikut. 1. Bagaimana pencapaian tujuan dari program bimbingan keterampilan untuk korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta? 2. Bagaimana program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta dikatakan menghasilkan perubahan pada korban trafficking? 3. Bagaimana indikator keberhasilan dari program bimbingan keterampilan yang diberikan kepada korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil atau (output) pada program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita
13
“Mulya Jaya” terhadap para korban trafficking. Namun selain itu ada beberapa tujuan khusus dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pencapaian tujuan dari program bimbingan keterampilan terhadap korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis terjadinya perubahan dalam diri klien setelah mengikuti program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.
3.
Untuk mengetahui dan menganalisis indikator keberhasilan dari program bimbingan keterampilan terhadap korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: 1.
Ilmu Pengetahuan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bidang sosial, khususnya dalam bidang pengembangan masyarakat.
2.
Akademis, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi serta masukan terhadap jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, serta dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
3.
Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, maupun bagi Kementerian Sosial, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan
14
dalam segala hal guna menjalankan proses pengembangan masyarakat dari berbagai aspek. F. Metodologi Penelitian 1.
Lokasi Penelitan Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur tepatnya di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta. Lokasi ini dipilih peneliti berdasarkan beberapa alasan diantaranya: a. Lokasi memiliki peranan penting terhadap pengembangan keterampilan korban trafficking serta merupakan pusat rehabilitasi penyandang masalah sosial, baik pada Wanita Tuna Susila maupun pada korban trafficking yang mengalami tindak kekerasan seksual serta eksploitasi. b. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti, karena lokasinya merupakan tempat peneliti melakukan praktikum. c. Lokasi penelitian yang dipilih ini letaknya sangat terjangkau oleh peneliti sehingga peneliti dapat mempertimbangkan waktu, biaya dan tenaga.
2.
Jadwal penelitian Penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan Juli 2011. Dalam jadwal penelitian dibagi beberapa tahap yaitu: a. Pematangan proposal sebagai acuan untuk memulai penelitian skripsi b. Penentuan informan sebagai usaha untuk perolehan data di lapangan c. Analisis masalah
15
3.
Subyek dan Obyek Penelitian a. Subyek penelitian ini adalah staf yang terkait dengan program dan beberapa siswa korban trafficking yang bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta. Selain itu peneliti juga bermaksud memilih beberapa alumni untuk dijadikan subyek penelitian hanya saja terhalang oleh alamat alumni yang sulit untuk dijangkau, selain itu peneliti juga sudah berusaha menghubungi hubungi melalui telepon namun informasi yang diharapkan peneliti sangat sulit diperoleh. Oleh sebab itu subyek penelitian ini adalah staf dan siswa yang berada di Rumah Perlindungan Sosial Wanita. b. Objek penelitian ini adalah evaluasi hasil program bimbingan keterampilan pada korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta.
4.
Model Evaluasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model evaluasi hasil (output). Dimana dengan menggunakan model ini peneliti berusaha untuk mengetahui tujuan-tujuan apa saja yang telah berhasil dicapai oleh Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta dari adanya program bimbingan keterampilan yang diberikan terhadap para korban trafficking, dan untuk mengetahui hasil dari program tersebut apakah memberikan pengaruh serta perubahan atau tidak terhadap peningkatan skill atau kemampuan siswa atau kelayan khususnya kepada para korban trafficking.
16
5.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, Dimana dalam buku Prosedur Penelitian yang ditulis oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, penelitian kualitatif memiliki: kejelasan unsur: subyek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan, langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai, Hipotesis: tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian
berlangsung.
Hasil penelitian terbuka.
Desain:
desain
penelitiaannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang dapat dipastikan sebelumnya. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data harus dilakukan sendiri oleh peneliti dan tidak dapat diwakilkan. Analisis data: dilakukan bersama analisis data.18 6.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau suatu peristiwa dengan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkap fakta (fact finding), hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang sedang disellidiki, akan
18
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktek, PT:Rineka Cipta, Jakarta,2002.
17
tetapi untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas biasanya dalam jenis penelitian ini dilakukan juga pemberian berbagai intepretasi. 19 7.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: a. Teknik Observasi Istilah observasi berasal dari bahasa latin, yang berarti “melihat” dan memperhatikan”. Istilah observasi ini diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh suatu pemahaman sebagai
alat
re-cheeking
atau
pembuktian
atau
terhadap
informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.20 Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan oleh peneliti dengan mengunjungi, meninjau lokasi penelitian yaitu Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, serta mengamati segala bentuk kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian dengan hasil pengamatannya digunakan sebagai sumber data.
19
Prof. DR. H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta:1991. h. 31 dan 64. 20 Rahayu Tri Iin, S.Psi dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi & Wawancara?, PT: Bayu Media, Malang:2004
18
b. Teknik Wawancara Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dengan cara kontak langsung atau tatap muka untuk usaha mengumpulkan informasi, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara, dengan maksud antara lain, mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, dan motivasi, adapun wawancara dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur.21 Dalam penelitian yang dilakukan, teknik wawancara ini merupakan teknik yang terpenting karena dalam penelitiannya penulis melakukan wawancara dengan beberapa staf dan siswa terkait, guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti sudah membuat pertanyaan wawancaranya terlebih dahulu. c. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori, maupun hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan atau penelitian. Oleh sebab itu dalam setiap penelitian tidak dapat dilepaskan
21
Ibid
19
dari literatur-literatur ilmiah, sehingga kegiatan kepustakaan ini menjadi sangat penting.22 Penerapan teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah peneliti mengkaji dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan guna dijadikan sebagai sumber penelitian. 8.
Teknik Analisis Data Seluruh informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis Taksomonik. Dimana teknik analisis Taksomonik ini adalah teknik yang berfokus pada domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi subsub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci yang pada umumnya merupakan rumpun yang memiliki kesamaan.23 Teknik Taksomonik ini akan menghasilkan hasil analisis yang terbatas pada satu domain saja, dimana dalam hal ini adalah evaluasi hasil. Teknik ini memiliki kelebihan karena memberikan gambaran tentang suatu fenomena lebih rinci yang kemudian di analisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk Bab III dan Bab IV.
9.
Teknik Keabsahan Data Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Kualitatif . Untuk menentukan keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi. Dimana triangulasi adalah teknik pemeriksaan
22
Nawawi, Metode Penelitian, h. 133 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, UIN Jakarta Press, h. 68. 23
20
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.24 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh dengan kenyataan yang ada pada saat penelitian. 10. Sumber Data a.
Sumber Data Primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara mauun observasi langsung dari penelitian yang dilakukan, baik diperoleh dari partisipan maupun sasaran penelitian yaitu para korban trafficking yang mengikuti program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.
b.
Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber-sumber pendukung yang berupa catatan atau dokumen yang diambil peneliti dari berbagai literatur, buku-buku maupun internet yang berhubungan dengan masalah penelitian.
G. Tinjauan Pustaka Setelah penulis melakukan studi kepustakaan ternyata terdapat banyak buku yang berhubungan dengan trafficking dan kekerasan terhadap wanita antara lain: Tati Krisnawati Kekerasan di Sekitar Buruh Migran Perempuan (TKW), KOMNAS Perempuan, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga 24
h.330
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Rosda Karya 2001),
21
Indonesia
(TKW-PRT);Kerentanan
dan
Inisiatif-inisiatif
Baru
untuk
Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Ema Marzu HIZ, S.Th.i, Ayat-ayat Feminis (Equilibrium Gender) Sebuah Manifest Islam Rahmatan Lil Alamin, dan Jurnal Perempuan edisi 49. Selain melakukan studi kepustakaan terhadap beberapa buku yang berkaitan dengan permasalahan, penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap beberapa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan terutama yang melakukan penelitian di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya”: 1.
Pemberdayaan Pekerja Seks Komersial Pada Program Keterampilan Menjahit High Speed Di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Oleh: M. Arif Iskandar, skripsi ini mengkaji mengenai program pemberdayaan yang dilakukan kepada pekerja seks komersial pada program keterampilan khususnya keterampilan menjahit high speed yang diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta. Perbedaannya dengan skripsi yang dikaji oleh penulis terletak pada subyek penelitiaannya, dimana M. Arif Iskandar memiih para
Pekerja Seks
Komersial sebagai subyeknya sedangkan dalam hal ini penulis memilih korban trafficking sebagai subyeknya, selain itu obyek penelitiannya pun berbeda dimana dalam skripsi yang ditulis oleh Arif ini, yang dikaji adalah bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan panti kepada para Pekerja Seks Komersial sedangkan penulis mengkaji mengenai evaluasi dari program keterampilan yang diberikan panti kepada para korban trafficking.
22
2.
Peran Pekerja Sosial Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Dalam Melakukan Perlindungan Dan Pelayanan Terhadap Korban Trafficking, oleh: Siti Maryamah, skripsi ini mengkaji mengenai peranan Peksos di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”, terhadap pemberian perlindungan dan pelayanan terhadap para korban trafficking, berbeda dengan skripsi penulis yang mengkaji mengenai evaluasi program bimbingan keterampian pada korban trafficking, persamaan dengan skripsi penulis terletak pada subyek penelitiaannya.
3.
Bimbingan Keterampilan Bagi Wanita Tuna Susila Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Pasar Rebo, Jakarta Timur, oleh: Nuraini. Skripsi ini mengkaji mengenai program bimbingan keterampilan yang diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” kepada Wanita Tuna Susila dengan upaya untuk peningkatan ekonomi keluarga. Perbedaannya terletak pada subyeknya, yang menyamakan dengan skripsi penulis terletak pada lokasi penelitiaannya.
4.
Evaluasi Hasil Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Terhadap Pengembangan Ekonomi Keluarga Melalui Pelatihan Tata Boga (Pembuatan Kue Kering) Di Kelurahan Manggarai Selatan. Oleh Hafiz Kurnia, Skripsi ini menjelasakan mengenai evaluasi hasil terhadap program keterampilan pelatihan, perbedaan dengan penelitian penulis adalah pada subyeknya, penulis menggunakan para korban trafficking yang bertempat di PSKW “Mulya Jaya” sebagai subyeknya.
23
5.
Evaluasi Program Baitul Mall wa Tamwil Ar-Ridho Dalam Pemberdayaan
Ekonomi
Mayarakat
Di
Kelurahan
Pisangan
Kecamatan Ciputat Timur. Oleh Fanny Nur Oktaviana. Perbedaan skripsi ini dengan penulis juga terletak pada subyeknya dimana penulis menggunakan para korban trafficking yang bertempat di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta sebagai subyeknya. Sedangkan persamaan dalam penelitiaanya terletak pada obyeknya dimana skripsi yang ditulis oleh fanny dan penulis keduanya sama-sama mengkaji mengenai evaluasi hasil. Inti dari perbedaan skripsi yang penulis buat dengan beberapa skripsi di atas adalah, terletak pada subyek dan obyek penelitiannya, dimana penulis melakukan penelitian dengan subyeknya adalah staf yang terkait dengan program dan korban trafficking yang bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, dan obyeknya adalah evaluasi terhadap seluruh bimbingan keterampilan kerja yang diberikan oleh panti kepada para korban trafficking. H. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima Bab yaitu: BAB I
Pendahuluan yang terdiri dari: Latar
Belakang Masalah,
Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
24
BAB II
Tinjauan Teoritis Evaluasi,
yang terdiri dari: Definisi Evaluasi, Model
Pendekatan
dalam
Evaluasi,
Definisi Bimbingan
Keterampilan, Tujuan Bimbingan Keterampilan, Metode dan Teknik Bimbingan, serta teori mengenai Definisi Trafficking, Korban Trafficking, dan Pola Penanganan Korban Trafficking. BAB III
Dalam bab ini yang akan dipaparkan adalah mengenai profil lembaga Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta yang mencakup: Sejarah Berdirinya Panti, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Proses pelayanan dan Rehabilitasi Panti, Programprogram keterampilan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”, serta Kerjasama Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”.
BAB IV
Hasil analisa dan evaluasi program bimbingan keterampilan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta Pada korban trafficking.
BAB V
PENUTUP Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi 1.
Definisi Evaluasi Bila berbicara mengenai suatu program tentu tidak akan terlepas dari proses evaluasi, karena untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan penentuan keputusan dari suatu program yang dilaksanakan suatu lembaga organisasi atau instansi, perlu melaksanakan kegiatan evaluasi, evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif artinya evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan dari suatu program, yang kedua
adalah
fungsi
sumatif artinya
evaluasi digunakan
untuk
pertanggungjawaban. Secara umum evaluasi memiliki definisi sebagai sebuah proses yang kompleks yang melibatkan beberapa komponen dan bahan pertimbangan dengan tujuan untuk menilai keberhasilan dari suatu program dan berguna sebagai penentu suatu keputusan. Mengevaluasi berarti “menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah, derajad atau keadaan, seorang pengevaluasi
berusaha
memberi
jawaban
atas
suatu
program
pembangunan atau suatu aktivitas serta kebutuhan para pengambil keputusan dari program atau aktivitas tersebut.1 Selain itu terdapat beberapa definisi mengenai evaluasi menurut para ahli dan instansi pemerintahan seperti: Fink dan Kosecoff, Gosling 1
Mochtar Buchori, Riset Partisipatris Riset Pembebasan, PT: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993. h. 68-69.
25
26
dan Edward, Casley dan Kumar, dan American Evaluation Association dalam memaknai evaluasi sesuai dengan sudut pandang masing-masing, adalah sebagai berikut:2 a. Fink dan Kosecoff mendefinisikan evaluasi sebagai berikut: “Evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan informasi tentang tujuan, aktifitas, hasil, dampak dan biaya program.” b. Gosling dan Edward: “Mendefinisikan evaluasi sebagai penilaian yang dilakukan pada waktu tertentu terhadap dampak dari serangkaian kegiatan dimana tujuan yang telah ditetapkan tercapai.” d. Casley dan Kumar: “Evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak dari suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.” e. American Evaluation Association: “Evaluasi adalah sebuah profesi yang terdiri dari orang yang memiliki kepentingan macam-macam, kemampuan yang luar biasa meliputi bahkan tidak ada batas untuk mengevaluasi program, hasil, perorangan, kebijakan, kinerja, rencana, teknologi, penelitian teori dan sama dengan mengevaluasi dirinya sendiri.” g. Worthen dan Sanders (1973, dalam Anderson 1971) “Evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, juga alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.3 Dari beberapa definisi diatas penulis sependapat dengan definisi yang dijelaskan oleh Casley dan Kumar dimana evaluasi diartikan sebagai suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi, dan dampak dari suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan. Jadi 2
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. Buku Ajar Evaluasi Program. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta: 2008. 3 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Cepi Syarifudi Abdul Jabar, M.Pd. Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta:2009, h.1-2.
27
dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau serangkaian prosedur kegiatan dengan melakukan penilaian secara berkala terhadap suatu program dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program dan pengambilan keputusan berikutnya. Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya suatu standar, tolok ulur, atau sebuah kriteria.4 Sedangkan definisi dari evaluasi program menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.5 Evaluasi program memiliki empat unsur yaitu: a. Pertama, yaitu proses evaluasi, dimana langkah pada proses evaluasi adalah penyediaan informasi, menggambarkan dengan menaksir dan memperkirakan keadaan,
mengukur keberhasilan serta mencari
penyebab dari kegagalan dan keberhasilan, melakukan penilaian secara berkala dengan waktu yang ditentukan dan dengan cara mengkritisi program. b. Kedua, yaitu kaitan evaluasi dengan ilmu. Kaitan evaluasi program dengan ilmu pengetahuan bahwa ia merupakan salah satu tipe yang khusus dari penelitian ilmu sosial dan terapan. Evaluasi program juga menerapkan prosedur penelitian sosial yang sistematis, oleh karenanya evaluasi program dinyatakan menggunakan pendekatan formal.
4 5
Ibid, h.8 Ibid, h.5
28
c. Ketiga, yaitu objek evaluasi, dimana objek dari evaluasi program adalah program itu sendiri. d. Keempat, yaitu manfaat evaluasi dimana evaluasi dapat membuat keputusan penting tentang program tersebut.6 Kesimpulan penulis mengenai unsur dari evaluasi program itu dilihat dari proses evaluasi yang berlangsung sehingga hasil yang diperoleh dari proses evaluasi dapat digunakan sebagai pengambilan kebijakan atau keputusan berikutnya. 2.
Model Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto dalam melakukan kegiatan evaluasi, seorang evaluator perlu menentukan terlebih dahulu model yang akan digunakan, karena hal tersebut akan mempermudah evaluator dalam proses evaluasinya. Dalam hal ini Pietrzak, Ramler, Renner, Ford, dan Gilbert mengemukakan tiga evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama yaitu: (a) evaluasi input, (b) evaluasi proses dan (c) evaluasi hasil/ output. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Evaluasi Input Evaluasi ini memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam suatu pelaksanaan program, tiga unsur utama yang terkait dengan evaluasi ini adalah klien, staf dan program. Pietzark dan kawan-kawan menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti: variabel klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti: susunan keluarga dan berapa anggota keluarga yang 6
Ibid, h. 10-11.
29
ditanggung. Variabel staf meliputi aspek demografi staf seperti latar belakang pendidikan staf, pengalaman staf. Sedangkan variabel program meliputi aspek tertentu seperti: lama waktu layanan diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia. Ada empat kriteria yang dapat dikaji dalam evaluasi input, antara ain adalah sebagai berikut: 1) Tujuan dan obyektif 2) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas 3) Standar dari suatu praktek yang terbaik 4) Biaya per unit layanan. b. Evaluasi Proses Evaluasi ini adalah evaluasi yang memfokuskan diri pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti: ‘standar praktek terbaik’, kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasan klien. c. Evaluasi Hasil Evaluasi ini merupakan evaluasi yang diarahkan pada keseluruhan dampak (overall impact) dari suatu program terhadap penerima layanan. Pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah: 1) Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai tujuannya.
30
2) Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah menerima bantuan program tersebut. Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup: a).Berorientasi pada program. Kriteria keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program. Misalnya presentase cakupan program terhadap populasi sasaran. b).Berorientasi kepada masyarakat. Kriteria keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan prilaku masyarakat. Misalnya munculnya sikap kemandirian dan sebagainya.7 Selain model-model evaluasi di atas terdapat pula model evaluasi CIPP (Contect, Input, Proces, Product), yang telah dikembangkan oleh Daniel L.Stuflebem, adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Contect evaluation to serve planning desicion. Konteks evaluasi ini berfungsi
untuk
membantu
merencanakan
suatu
keputusan,
menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh suatu program, serta untuk merumuskan tujuan program. Evaluasi ini juga merupakan suatu upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani serta tujuan dari suatu proyek. 2) Input evaluation, structuring desicion.
Evaluasi ini menolong
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi yang digunakan untuk 7
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Jakarta, FEUI, 2003), edisi revisi, h.160
31
mencapai
kebutuhan.
Dan
bagaimana
prosedur
kerja
untuk
mencapainya. 3) Process evaluation, to serve implemanting desicion. Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana tersebut telah diterapkan, dan apa yang harus direvisi. Begitu pertanyaan tersebut terjawab, maka prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki. 4) Product evaluation, to serve recycling desicion. Evaluasi produk ini digunakan untuk menolong keputusan selanjutnnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah suatu program berjalan?, serta mengenai pertanyaan apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan telah tercapai?.8 Begitu banyaknya model evaluasi dalam proses penilaian terhadap suatu program. Hanya saja dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan model evaluasi hasil/output yang dikembangkan oleh Pietzark. Begitu signifikan kegiatan evaluasi dalam suatu program ataupun organisasi oleh sebab itu agar evaluasi berjalan dengan baik maka diperlukan partisipasi dari seluruh variabel yang berperan dalam proses evaluasi.
8
DR. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd. Evaluasi Program, PT: Rineka Cipta, Jakarta: 2000. h.13-22
32
3.
Pendekatan dalam Evaluasi a. Pendekatan Eksperimental. 9 Yang dimaksud dengan pendekatan eksperimental ini adalah evaluasi yang berorientasi pada penggunaan eksperimental science dalam program evaluasi. Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam penelitian akademik, dengan tujuan evaluator yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu yang mengontrol sebanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh program. Pendekatan ini membuat evaluator sebagai orang ketiga yang obyektif dalam program yang menjalankan prinsip desain penelitian dalam situasi yang diberikan untuk memperoleh desain penelitian dalam situasi yang diberikan untuk memperoleh informasi yang tidak diragukan kebenarannya atas dampak program. b. Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan Pada pendekatan ini tujuan merupakan kriteria utama untuk menentukan
keberhasilan
suatu
program.
Evaluator
mencoba
mengukur sampai dimana pencapaian tujuan telah dicapai. Pendekatan ini mempengaruhi hubungan antara evaluator dan klien. c. Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk mengelola program dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini, informasi akan sangat berguna apabila
9
Hidayati, Buku Ajar Evaluasi Program. h.89-115.
33
dapat membantu para pengelola program membuat keputusan, oleh sebab itu kegiatan evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk keputusan program. Keunggulan pendekatan ini adalah perhatiannya terhadap kebutuhan pembuat keputusan yang khusus dan pengaruh yang makin besar pada keputusan program yang relevan. d. Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai Kelebihan dari pendekatan ini ialah perhatiannya terhadap individu yang berurusan dengan program dan perhatiannya terhadap informasi yang berguna untuk individu tersebut. Dalam pendekatan ini evaluator lebih terlibat dalam kegiatan program daripada evaluator yang menganut pendekatan lain karena mereka lebih bertindak sebagai orang dalam daripada sebagai konsultan luar. Evaluator bukan sebagai ahli, tetapi sebagai rekan organisasi, pendekatan ini dilakukan dengan bersahabat, evaluator mencari pengetahuan tentang fungsi program dan keperluan orang-orang yang mempengaruhi keputusan. e. Pendekatan yang Responsif Pendekatan ini mempercayai bahwa evaluasi yang berarti yaitu mencari pengertian suatu isu berbagai sudut pandang dari semua orang yang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentingan dengan program. Tujuan evaluator dalam hal ini ialah berusaha mengerti urusan program melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. Evaluasi responsif ditandai oleh ciri-ciri penelitian yang kualitatif, naturalistik, bukan kuantitatif. Evaluator juga mengandalkan observasi
34
yang langsung atau tidak langsung terhadap kejadian dan intepretasi data yang impresionistik. f. Goal Free Evaluation Goal Free Evaluation, memiliki makna evaluasi bebas tujuan dimana dalam evaluasi ini tujuan harus dievaluasi, dikarenakan banyak hasil program penting tidak sesuai dengan tujuan program. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan karena untuk mengetahui keberhasilan dari suatu program yang dalam hal ini tepatnya adalah program bimbingan keterampilan diperlukan terlebih dahulu untuk mengetahui tujuantujuan dari program tersebut sehingga dapat diketahui tujuan-tujuan mana saja dari program yang sudah tercapai dan yang belum, karena dalam hal ini evaluator mencoba mengukur sampai dimana pencapaian tujuan telah dicapai. Pendekatan ini mempengaruhi hubungan antara evaluator dan klien. 4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu proses belajar memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam menyelesaikan aksi tujuan yang diharapkan. Selain itu evaluasi juga penting dilakukan untuk melihat seberapa jauh tingkat pecapaian aksi target yang sesuai dengan kondisi nyata mereka, sehingga mereka dapat melakukan mobilisasi berikutnya dengan lebih baik melalui pengalaman dan pembelajaran pada waktu evaluasi.
35
Tujuan evaluasi program menurut Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat” adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan b) Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran c) Megetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi diluar rencana.10 Selain itu kegiatan evaluasi juga memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut: a) Mengetahui
sejauhmana
kegiatan
yang
dilaksanakan
dapat
memperoleh hasil. b) Mengetahui sasaran mana yang dapat dicapai. c) Mengetahui sejauh mana setiap tahap kegiatan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. d) Mengetahui dukungan biaya yang tersedia dapat digunakan untuk memberikan hasil produksi yang maksimal. e) Mengetahui apakah ada kendala didalam mekanisme pengeolaan kegiatan program atau organisasi. f) Mengetahui apakah ada akibat atau dampak dari suatu kegiatan baik yang berupa dampak positif maupun dampak negatif.11
10
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2005), cet, ke-1, h.119 11 Muhamad Nurseha, “Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Proklamasi Yayasan Nurani Dunia Di Kelurahan Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat.,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta 2009), h. 23-24.
36
B. Bimbingan Keterampilan 1.
Definisi Bimbingan Keterampilan Sebelum membahasan mengenai bimbingan keterampilan lebih jauh, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan mengenai definisi bimbingan itu sendiri, yang ditinjau dari beberapa pendapat para ahli antara lain: Definisi bimbingan dalam “Jear Book of Education”: Bimbingan adalah “suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”.12 Stoops: Bimbingan ialah “suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat”.13 Dari beberapa definisi di atas maka dapat penulis simpulkan, bahwa definisi bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang berkelanjutan/terus-menerus dan sistematis kepada suatu individu atau kelompok,
melalui
usahanya
sendiri
untuk
menemukan
serta
mengembangkan kemampuannya agar dapat memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Sedangkan pengertian keterampilan itu sendiri adalah kecakapan untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, atau dengan kata lain keterampilan juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk melakukan
12
Drs. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, C. V. Ilmu (Bandung: 1975).
13
Ibid. h. 25
h. 25
37
suatu pekerjaan atau tugas yang kompleks dengan mudah dan cermat serta dapat menyelesaikannya dengan baik.14 Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari bimbingan keterampilan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada suatu individu dengan tujuan agar dapat mengetahui, memahami serta menguasai suatu hal/keterampilan yang sesuai dengan bidang keterampilan yang dimiliki, sehingga menjadi tenaga ahli yang memungkinkan
mereka
mendapatkan pekerjaan,
pendapatan
serta
penghidupan yang layak di masyarakat. Adapun bimbingan keterampilan yang diteliti oleh penulis merupakan kategori dalam pendidikan non formal, dimana pendidikan non formal merupakan pendidikan yang telah ada dalam diri manusia jauh sebelum ia mendapat
pendidikan formalnya. Adapun bimbingan
keterampilan yang diberikan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta, kepada para siswanya antara lain ialah: bimbingan keterampilan olah pangan/kuliner, menjahit manual. menjahit high speed, tata rias rambut, handycraft, dan tata rias pengantin. 2.
Tujuan Bimbingan Keterampilan Tujuan dari diadakannya bimbingan keterampilan adalah sebagai berikut:
14
Nuraini, “Bimbingan Keterampilan Bagi Wanita Tuna Susila Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 17.
38
a. Membantu individu untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan yang dimiliki. b. Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain. c. Membantu individu untuk mengembangkan motif-motif intrinsik dalam proses belajar sehingga tercapai kemajuan yang berarti. d. Membantu memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan dalam proses pendidikan. e. Membantu individu dalam proses memilih pekerjaan dan memasuki dunia kerja.15 3.
Metode dan Teknik Bimbingan Dalam
buku
yang
berjudul
“Dasar-dasar
bimbingan
dan
penyuluhan (Konseling) Islam”, dijelaskan beberapa metode dan teknik dalam bimbingan antara lain yaitu:16 a.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan serta mengetahui mengenai fakta-fakta mental atau kejiwaan yang ada dalam diri klien. Dalam jalannya wawancara seorang pembimbing harus melakukan pencatatan mengenai informasi tentang klien misalnya dengan cara merekam percakapan tersebut.
15
Ibid, h. 30. Drs. M. Lutfi, MA. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:2008), h. 122-126. 16
39
b.
Observasi Observasi adalah salah satu cara yang digunakan dengan cara mengamati secara langsung sikap dan prilaku klien yang tampak pada saat-saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi mental dan kejiwaanya. Dalam hal ini ada dua observasi, pertama yaitu observasi secara langsung yaitu dengan pembimbing ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan objek observasi, observasi ini sering disebut dengan observasi partisipasi. Kedua, observasi non partisipan yaitu pembimbing berada diluar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dilakukan dari jarak dekat maupun jarak jauh.
c.
Tes (Kuisioner) Tes/kuesioner merupakan teknik bimbingan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawabannya. Penggunaan teknik ini ialah untuk mengetahui fakta dan fenomena kejiwaan yang tidak bisa diperoleh melalui teknik wawancara dan observasi.
d.
Bimbingan Kelompok Ialah teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama (kelompok),
seperti kegiatan diskusi,
ceramah,
seminar
dan
sebagainya, penggunaan teknik ini biasanya untuk mempelajari dan mengetahui komunikasi dan interaksi sosial yang dilakukan klien.
40
e.
Psikoanalisis (Analisa Kejiwaan) Psikoanalisis adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap peristiwa dan pengalaman kejiwaan yang pernah dialami klien sejak kecil.
C. Trafficking 1.
Definisi Trafficking Terdapat beberapa definisi mengenai trafficking menurut para ahli maupun instansi/lembaga, antara lain yang tertuang dalam Pasal 1 angka 1 RUU PTPPO (Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang), keputusan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). a. Menurut Pasal 1 angka 1 RUU PTPPO mendefinisikan trafficking “Mendefinisikan trafficking sebagai proses perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi”. 17
17
R. Valentina Sagala, Jurnal Perempuan 49 Untuk Pencerah Dan Kesetaraan, Hukum Kita Sudahkah Melindungi?. Jakarta:2006. h. 33
41
b. Deklarasi
PBB
(Perserikatan
Bangsa-Bangsa),
mendefinisikan
trafficking sebagai: “Sebuah proses perekrutan, pengangkutan, pengiriman, penampungan atau penerimaan orang, dengan cara ancaman atau penggunaan kekerasan atau jenis paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang rentan atau pemberian atau penerimaan pembayaran atau tunjangan untuk
mencapai
kesepakatan seseorang memiliki kendali atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi”.18 c. Dalam definisi yang terdapat pada seri dokumen kunci laporan pelapor khusus PBB, dijelaskan bahwa: “Perdagangan manusia berarti perekrutan, transportasi, pembelian, penjualan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan orang: (i) dengan ancaman atau penggunaan kekerasan, penculikan, paksaan, penipuan,
pemaksaan
dengan
kekerasann
(termasuk
penyalahgunaan wewenang), atau jeratan utang untuk tujuan: (ii) menempatkan atau menahan orang tertentu, apakah dibayar atau tidak, dalam kerja paksa atau praktek seperti perbudakan, di dalam komunitas lain di luar tempat orang itu menetap pada saat terjadinya tindakan yang digambarkan pada bagian (i) di atas.”19
18
KOMNAS Perempuan, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga Indonesia (TKWPRT);Kerentanan dan Inisiatif-inisiatif Baru untuk Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Jakarta: 2003. h.27. 19 Seri Dokumen Kunci laporan Pelapor Khusus PBB, tentang kekerasan terhadap perempuan, KOMNAS Perempuan. 2006. h. 9
42
Dari berbagai definisi trafficking di atas, penulis sependapat dengan definisi
yang dideklarasikan oleh
PBB dimana penulis
mendefinisikan trafficking sebagai suatu proses perekrutan, transportasi, penipuan, maupun penyalahgunaan kekuasaan terhadap seseorang dengan menggunakan ancaman dan kekerasan dengan tujuan eksploitasi yang dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu. Selain itu, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa inti dari seluruh definisi trafficking atau perdagangan manusia adalah adanya sebuah pengakuan bahwa perdagangan manusia tidak pernah berdasarkan atas persetujuan dari pihak yang diperdagangkan atau korban. Sifat perdagangan yang tanpa persetujuan inilah yang dapat membedakannya dengan bentuk-bentuk migrasi lainnya, selain itu pada dokumentasi pola perdagangan manusia diungkapkan juga bahwa perdagangan manusia tidaklah terbatas pada prostitusi atau pekerjaan seks lainnya, pekerjaan rumah tangga, buruh manual, atau industri, dan perkawinan, adopsi, atau hubungan dekat lainnya. Unsur-unsur yang biasanya ditemukan di dalam semua pola perdagangan adalah: (i) tidak adanya persetujuan, (ii) pencaloan manusia, (iii) proses pemindahan, (iv) suatu pekerjaan atau hubungan yang eksploitatif atau yang bersifat merendahkan.20 2.
Korban Trafficking Korban dalam kasus trafficking ini juga memiliki beberapa definisi, ada beberapa penjelasan mengenai definisi dari korban antara lain: 20
Ibid. h. 8-9
43
Dalam buku “Standarisasi Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan”, dijelaskan bahwa korban adalah orang, baik individu, kelompok, keluarga maupun kesatuan masyarakat tertentu yang dalam hal ini mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat dari perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi, ataupun dengan membiarkan orang berada dalam sebuah situasi yang berbahaya sehingga dapat menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.21 Sedangkan dalam Pasal 1 Ayat 3, Peraturan menteri sosial RI tentang
pendirian
dan
penyelenggaraan
pelayanan
pada
Rumah
Perlindungan dan Trauma Center (RPTC), didefinisikan bahwa korban adalah orang, baik individu, keluarga maupun kelompok yang mengalami gejala traumatik baik sebagai akibat dari perilaku salah, penelantaran, eksploitasi serta diskriminasi ataupun dengan cara membiarkan orang berada dalam situasi yang berbahaya atau darurat atau pengungsian sehingga menyebabkan terganggunya fungsi sosial.22 Berbeda dengan kedua definisi di atas, dalam RUU PTPPO Pasal 1 angka 3, menjelaskan bahwa korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis, fisik, mental, ekonomi, sosial ataupun kerugian lainnya yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang.23 Menurut beberapa definisi di atas, korban dari tindakan kekerasan perdagangan atau trafficking menurut penulis adalah seseorang yang 21
DEPSOS RI, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial, Standarisasi Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan, Jakarta:2003. h. 8 22 Departemen Sosial RI, Kumpulan Peraturan Tentang Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan. Jakarta:2007. h. 4 23 Valentina Sagala, Jurnal Perempuan 49. h. 34
44
dirugikan secara fisik maupun non fisik, dan dalam hal ini korban trafficking biasanya mengacu pada perempuan dan anak dibawah umur. Dimana dalam RUU di pasal 1 angka 5 mendefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang belum genap berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang berada dalam kandungan.24 Sedangkan dalam penelitian ini korban trafficking yang dimaksud adalah seseorang khususnya wanita dan anak yang mengalami tidak kekerasan atau perdagangan manusia serta eksploitasi karena ulah para trafficker dan bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta. 3. Pola Penanganan Korban Trafficking Dalam melakukan penanganan terhadap korban trafficking pemerintah telah bekerjasama dengan beberapa lembaga terkait hal tersebut didasarkan juga karena Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang No. 21 Tahun 2007 (UUPTPPO). Ini merupakan pencapaian yang monumental memuat pasal-pasal yang mengkriminalisasi perdagangan orang dan memandatkan seluruh bangsa Indonesia untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban perdagangan orang. Dalam hal ini penulis berusaha memaparkan pola-pola penanganan terhadap korban trafficking di beberapa lembaga antara lain International Organization for Migration (IOM), dan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya 24
Ibid. h. 34
45
Jaya” Jakarta. Adapun penjelasan dari penanganan korban trafficking di lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai berikut: a. International Organization for Migration (IOM) Mandat utama dari didirikannya IOM adalah mendukung pemerintah dalam mengedepankan usaha pemberantasan perdagangan orang, IOM terus menyediakan bantuan peningkatan kapasitas dan dukungan teknis bagi pemerintah. Sejak Juni 2005, IOM telah bekerja dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk mengembangkan Pusat Pelayanan Terpadu yang terletak di RS. Polri di Jakarta untuk menyediakan bantuan pemeriksaan dan perawatan
medis dan
psikososial IOM membantu RS. Polri untuk merenovasi Pusat Pelayanan Terpadu untuk perempuan dan anak-anak yang mengalami kekerasan, IOM telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan kapasitas mitra organisasi melalui peningkatan kesadaran dan keahlian operasional untuk memberikan pelayanan kepada korban yang lebih berkualitas prima. 25 Prioritas IOM adalah untuk mendukung perlindungan bagi korban, melalui identifikasi yang benar, pemulangan yang aman, pemberian bantuan medis dan psikososial dan reintegrasi ke masyarakat. Melalui jaringan kerja pemerintah, LSM, Lembaga keagamaan yang memfokuskan pada konseling, koperasi simpan pinjam, dan kegiatan peningkatan pendapatan. IOM telah membantu lebih dari 3.000 korban atau sama dengan 100 orang perbulan. Pusat 25
IOM Indonesia, “Penjelasan Mengenai Penanganan Terhadap Korban Trafficking di IOM” artikel diakses pada 19 Juli 2011 dari http://www.iom.or.id/index.jsp?lang=ind.
46
Pemulihan terpadu telah menjadi tempat dimana korban dapat berlindung dan mendapatkan pemulihan dari semua bentuk kekerasan dan eksploitasi yang dialaminya selama berada dalam situasi perdagangan orang.26 Dari pemaparan di atas dapat dijelaskan bahwa IOM melakukan penanganan terhadap para korban trafficking dengan cara melakukan pemulihan fisik, psikis maupun mental korban di Pusat Pemulihan Terpadu. b. Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Berbeda dengan penanganan terhadap korban trafficking yang dilakukan oleh International Organization for Migration (IOM), di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta penanganan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan beberapa program kepada mereka antara lain program-program bimbingan yang mencakup bimbingan keterampilan (keterampilan menjahit High Speed, Tata Kecantikan Rambut, Tata Rias Pengantin, Handycraft, serta Olah Pangan dan Kuliner), bimbinngan mental, bimbingan fisik, dan bimbingan agama, program bimbingan tersebut memiliki satu tujuan yang sama yaitu berusaha mengembalikan semangat serta rasa kepercayadirian terhadap korban dan menghilangkan rasa trauma yang berkepanjangan.27 Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta juga memberikan program keterampilan khusus yang disesuaikan dengan 26
Ibid Hasil pengamatan peneliti saat berada dilokasi penelitian Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”, tanggal 19 Mei 2011. 27
47
bakat siswa/korban trafficking dengan tujuan utama agar setelah mereka keluar dari panti mereka dapat mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di panti sehingga mereka dapat menjadi manusia yang mandiri serta dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA JAYA” JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya PSKW Mulya Jaya Sebelum bernama Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”, pada awal berdirinya di tahun 1959 panti ini merupakan Pilot Proyek Pusat Pendidikan Wanita di Jakarta. Diresmikan oleh Mentri Sosial RI Bpk H. Moelyadi Djoyomartono (Alm) pada tanggal 20 Desember 1960 dan dinamakan “Mulya Jaya” yang artinya “ Wanita Mulya Negara Jaya”. Pada tanggal 1 Juni 1963 diresmikan sebagai Panti Pendidikan Wanita (PPW) “Mulya Jaya” dan di tahun 1969 diubah menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran Kegunaan Wanita (P2KW). Berdasarkan SK Mensos RI No. 41/HUK/Kep./XI/1979 berubah nama menjadi Panti Rehabilitas Wanita Tua Susila (PRWTS) “Mulya Jaya” Dan sejak tangggal 24 April 1995 ditetapkan sebagai Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)
“Mulya
Jaya”
Jakarta
berdasarkan
Kepmensos
RI
No.
22/HUK/1995.1 Dalam hal ini, Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta memiliki sarana untuk menampung korban trafficking yang mengalami kekerasan seksual, sarana tersebut diberi nama Rumah Perlindungan Sosial 1
DEPSOS RI, Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta:2007
48
49
Wanita (RPSW), dimana RPSW adalah bentuk multi layanan dari Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta yang berfungsi memberikan perlindungan, pemulihan/rehabilitasi, advokasi dan reintegrasi wanita korban trafficking yang mengalami eksploitasi fisik, psikis dan seksual. Visi dan Misi RPSW adalah sebagai berikut: 1. Visi Menjadi pusat pelayanan dan perlindungan bagi wanita korban eksploitasi seksual yang di trafficking secara propesional. 2. Misi Memberi perlindungan, advokasi, rehabilitas sosial, pengembangan kemampuan dan keterammpilan hidup dan pemenuhan hak-hak dasar wanita yang membutuhkan perlindungan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan mereka. Adapun tujuan dari Rumah Perlindungan Sosial Wanita adalah sebagai berikut: 2 1. Melidungi wanita agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya di masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya. 2. Memulihkan kondisi fisik, psikis, mental, dan sosila wanita korban trafficking yang terganggu akibat permasalahan yang dialaminya.
2
DEPSOS RI, Brosus RPSW (Rumah Perlindungan Sosial Wanita). Jakarta.
50
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami wanita korban trafiking akibat dari tekanan dan trauma. 4. Mengembangkan relasi sosial, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat lingkungan sekitar. Sedangkan fungsi dari Rumah Perlindungan Sosial Wanita adalah sebagai berikut: 1. Emergency Service Pemberian Pelyanan segera bagi wanita korban trafficking yang dilacurkan baik yang dirujuk oleh lembaga perujuk maupun melalui penjangkauan langsung. 2. Protection Memberikan perlindungan kepada wanita korban trafficking yang dilacurkan pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin memanfaatkan kondisi rentan mereka. 3. Rehabilitasi Mengembalikan keberfugsian sosial wanita korban trafficking yang dilacurkan, agar mereka dapat melaksanakan perannya di masyarakat. 4. Recovery Melakukan pemulihan terhadap kondisi fisik, psikis, mental, sosial wanita korban trafficking yang dilacurkan. 5. Advokasi Melakukan pembelaan hak-hak kelayen yang sudah dilanggar baik secara hukum maupun penyelesaian secara kekeluargaan, dan menghubungkan kelayen terhadap akses pelayanan yang dibutuhkan.
51
6. Reintegrasi/ Pemulangan Penyatuan kembali korban ke masyarakat lembaga-lembaga formal dan informal serta pemulangan korban ke keluarga asli. 7. Monitoring dan Bimbingan lanjut Untuk mencegah terulangnya kembali praktek-praktek perdagangan orang pada diri kelayen pasca pemulihan, maka dilakukan pemantauan agar usaha yang telah dicapai dapat dipertahankan.
B. Visi dan Misi Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Visi: Pelayanan dan rehabilitasi tuna susila yang bermutu dan profesional. Misi: 1. Melaksanakan pelayanan dan rehabilitas tuna susila sesuai dengan panduan yang telah ada. 2. Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitas tuna susila sesuai dengan indikator keberhasilan, pelayanan dan rehabilitas tuna susila. 3. Mengembangkan
jaringan
kerjasama
dengan
pihak-pihak
terkait,
pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila.3
3
Laporan Kelompok Praktikum mahasiswa PMI di Panti Sosial Karya Wanita ”Mulya Jaya”, Jakarta:2010
52
C. Struktur Organisasi Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Adapun struktur organisasi berdasakan Kep. Mensos RI, No. 106 HUK 2009. Adalah sebagai berikut.
53
D. Dasar Hukum Terdapat beberapa dasar hukum sebagai acuan dari didirikannya Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” antara lain sebagai berikut: 1. Undang Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 h, pasal 34. 2. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. 3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 4. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konfensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap perempuan. 5. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. 6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tetang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848). 7. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 8. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 20/HUK/1999 tentang Rehabilitasi Sosial Bekas Penyandang Masalah Tuna Susila. 9. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor : 59/HUK/2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial. 10. Undang Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 11. Keputusan presiden RI No. 88 Tahun 2002 tentang RAN Penghapusan Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak.4
4
DEPSOS RI, Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta:2007. h. 3-4.
54
E. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi Ada beberapa tahapan dalam proses pelayanan dan rehabilitasi yang terdapat di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, antara lain sebagai berikut: 1.
Pendekatan Awal dan Penerimaan Klien a. Pendekatan Awal Pendekatan awal merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan, bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termasuk upaya memperoleh gambaran potensi dan sumber yang tersedia dalam masyarakat. Pendekatan awal juga digunakan untuk mendeteksi keberadan dan cara mendapatkan calon kegiatan klien. Kegiatan pada tahap pendekatan awal ini meliputi: orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi, dengan rincian sebagai berikut: 1)
Orientasi dan Konsultasi Kegiatan orientasi dan konsultasi ini merupakan kegiatan pengenalan program pelayanan dan rehabilitasi sosial mantan tuna susila pada Pemerintah Daerah, dan pilar-pilar usaha kesejahteraan sosial yang terkait dengan harapan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan serta peran serta dalam pelaksanaan program.
2)
Identifikasi Kegiatan identifikasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan memperoleh data yang lebih rinci tentang diri tuna susila/korban trafficking dan potensi lingkungannya, termasuk
55
sumber-sumber pelayanan, pasaran kerja dan usaha serta fasilitas kemudahan. 3)
Motivasi Kegiatan motivasi ini merupakan kegiatan pengenalan program dengan tujuan untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi kepada siswa dalam mengikuti serta melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi yang diberikan.
4)
Seleksi Kegiatan seleksi ini dilakukan untuk menetapkan Tuna Sulila atau Korban Trafficking yang akan mendapatkan pelayanan dan rehabilitasi, yang dikarenakan telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Panti.
b. Penerimaan Dalam proses penerimaan siswa di PSKW Mulya Jaya, ada beberapa serangkaian kegiatan administratif dan teknis yang meliputi kegiatan registrasi dan penempatan. Adapun kegiatan penerimaan tersebut secara operasional adalah sebagai berikut: 1)
Registrasi Kegiatan ini merupakan kegiatan administrasi pencatatan dalam buku induk penerima pelayanan/klien (setiap klien diberi NIP/NIK) dan mengkompilasikan berbagai formulir isian untuk menetapkan klien pelayanan definitif, lengkap dengan segala informasi atau biodatanya.
56
2)
Penempatan dalam program rehabilitasi sosial Kegiatan penempatan dalam program rehabilitasi sosial ini merupakan kegiatan pengelompokkan bakat dan minat klien yang kemudian dipadukan dengan program bimbingan, khususnya bimbingan keterampilan kerja praktis yang sudah diprogramkan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa kecintaan klien dalam mengikuti bimbingan kerja tersebut.
2.
Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Tahapan yang kedua ini merupakan upaya guna menelusuri, menggali data klien, termasuk didalammnya adalah faktor-faktor penyebab masalah dan akibat yang ditimbulkannya, persepsi dan tanggapan atas permasalahan yang dialami, serta potensi yang ada dalam diri kllien, data tersebut yang kemudian dikaji, dianalisis dan diolah untuk menetapkan akar permasalahan dan pelayanan yang diperlukan.
3.
Bimbingan Mental, Sosial, Fisik dan Keterampilan Kegiatan dalam tahapan ketiga ini merupakan serangkaian kegiatan teknis operasional yang diarahkan untuk memulihkan kembali harga diri, kepercayaan, disiplin, hidup sehat, dan kemampuan integrasi serta tanggungjawab sosial dan penguasaan salah satu keterampilan kerja sebagai salah satu bekal untuk dapat memeperoleh mata pencaharian yang layak dan menguatakan perekonomian dalam keluarga maupun kehidupan bermasyarakat, adapun kegiatan dalam tahap ini meliputi:
57
a. Bimbingan Sosial Kegiatan bimbingan sosial adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial klien melalui metode bimbingan sosial perorangan, kelompok dan masyarakat. b. Bimbingan Mental Kegiatan bimbingan mental merupakan kegiatan bimbingan untuk mamahami diri sendiri dan orang lain dengan cara belajar tentang keagamaan, berpikir positif dan keinginan untuk lebih maju atau berprestasi. c. Bimbingan Fisik Bimbingan fisik merupakan serangkaian kegiatan untuk pengenalan dan praktek cara-cara hidup sehat, secara teratur dengan tujuan agar badan atau fisik selalu dalam keadaan sehat. d. Bimbingan Keterampilan Kerja Serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengetahui, mendalami dan menguasai satu bidang keterampilan kerja dengan harapan klien mempunyai skill yang dapat menunjang pendapatan ekonominya serta kemampuan atau keahliannya dapat digunakan setelah klien keluar dari panti. 4.
Resosialisasi Resosialisasi merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat dua arah yaitu di satu sisi untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke dalam kehidupan bermasyarakat secara normatif, di satu sisi lain
58
untuk mempersiapkan masyarakat khususnya masyarakat asal di lokasi penempatan
kerja,
mengajak
serta
berintegrasi
dengan
kegiatan
masyarakat. Dalam tahap resosialisasi ini terdapat beberapa kegiatan antara lain: a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat Serangkaian kegiatan bimbingan pendekatan untuk menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh masyarakat dan organisasi sosial. b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan agar klien dapat melaksanakan seluruh kegiatannya sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat serta menghindari kegiatan yang bertentangan dengan peraturan yang ada di masyarakat. 5. Penyaluran Serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan klien ke dalam kehidupan serta penghidupan di masyarakat secara normatif. baik di lingkungan keluarga, masyarakat daerah asal, maupun ke jalurjalur lapangan kerja/wirausaha. a. Pemberian bantuan stimulan usaha produktif Serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan dan bahan untuk mempersiapkan klien dalam memperoleh mata pencaharian, bantuan bersifat stimulan agar usaha klien lebih berkembang.
59
b. Bimbingan Usaha/kerja Serangkaian bimbingan praktik kerja atau usaha yang ditujukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan praktik kelola usaha menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif dan efisien. 6.
Terminasi Terminasi merupakan serangkaian kegiatan mengakhiri proses pelayanan lembaga atau badan sosial yang dilakukan setelah klien menerima semua proses pelayanan dan maasalahnya telah terselesaikan. Proses pengakhiran pelayanan hendaknya berjalan wajar, dimana pemutusan pelayanan tidak menimbulkan konflik yang dapat mengganggu klien. Disamping itu proses administrasi juga harus jelas, klien harus diberikan bukti tertulis bahwa proses penenganan terhadap klien telah berakhir.
7.
Bimbingan Lanjut Bimbingan lanjut merupakan seangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada eks klien, keluarga serta masyarakat, guna memantapkan serta meningkatkan kemandirian klien, Tahap bimbingan lanjut secara operasional dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu: a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Yaitu serangkaian kegiatan bimbingan untuk lebih memantapkan kemampuan penyesuaian diri eks klien dalam tata hidup masyarakat serta keikutsertaannya dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
60
b. Bantuan pengembangan usaha/bimbingan peningkatan kerja. Yaitu serangkaian yang diarahkan eks klien dalam bentuk pemberian bantuan ulang, baik yang berupa peralatan bahan permodalan maupun pemantapan keterampilan, sehingga diharapkan usahanya dapat berkembang. c. Bimbingan pemantapan kemandirian/peningkatan usaha/kerja. Yaitu serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada eks klien guna meningkatkan usaha ekonomis, produktif, sehingga dapat mengembangkan jenis serta jumlah penghasilannya. 8.
Evaluasi Kegiatan yang terakhir dalam proses pelayanan dan rehabilitasi sosial adalah evaluasi dimana kegiatan ini dilakukan untuk memastikan apakah eks klien telah mampu mandiri dalam melaksanakan fungsi dan peran sosialnya dimasyarakat sesuai dengan tujuan, indikator-indikator keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi sosial telah tercapai, Evaluasi perlu dilakukan pada setiap kehidupan eks klien, khususnya sebagai umpan balik perbaikan program lembaga badan sosial. 5
F. Program keterampilan PSKW “Mulya Jaya” Adapun program-program yang terdapat di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan tata rias pengantin
5
DEPSOS RI, Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta:2007
61
2. Tata rias rambut 3. Menjahit high speed 4. Menjahit manual 5. Menjahit bordir 6. Keterampilan Olah Pangan dan Kuliner 7. Komputer 8. Handycraft
G. Kerjasama PSKW dengan Lembaga Kerjasama yang telah dilakukan oleh PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada Wanita Tuna Susila, yaitu: 1.
Dinas sosial, Dinas ketenteraman & ketertiban/Satpol PP dalam pengiriman calon kelayan/siswa dan menindaklanjuti hasil razia yang dilaksanakan.
2.
IOM (International Organizaton of Migration) dalam penanganan lanjutan dan
memberikan
perlindungan
terhadap
terhadap
korban
trafficking/penjualan perempuan yang dilacurkan. 3. RS POLRI Kramat Jati dalam hal rujukan dan penanganan medis korban trafficking perempuan.
62
4.
RS Cipto Mangunkusumo dalam bantuan tenaga medis/dokter spesialis kulit & kelamin untuk pemeriksaan danpengolahan PMS penerima pelayanan di Panti.
5.
Lembaga Pendidikan Keterampilan Wanita dan Yayasan Tri Dewi dalam bantuan tenaga instruktur keterampilan untuk meningkatkan mutu pelatihan keterampilan.
6.
Aparat Keamanan Setempat ( Polsek dan Koramil Pasar Rebo ), dalam mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
7.
Organisasi Wanita Aisyah, Organisasi Wanita Islam, Yayasan Al Azhar, KUA, Pendeta dari Gereja, dalam pembinaan/bimbingan mental agama.
8.
Universitas Indonesia, Jurusan Kesejahteraan Sosial dan Psikologi, dalam membantu mengungkap dan menangani permasalahan klien/siswa.
9.
Universitas Negeri Jakarta, dalam hal pembinaan fisik, berupa tenaga instruktur olahraga.
10. Panti Sosial Asuhan Anak Balita “Tunas Bangsa” Cipayung Jakarta, dalam rujukan/ penitipan anak balita klien/siswa yang sedang dibina.6
6
Kerjasama PSKW Mulya Jaya, artikel diakses pada 3 http://mulyajaya.depsos.go.id/modules.php?name=pskw&kategori=kemitraan.
Juli
2011
dari
BAB IV ANALISA EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN KETERAMPILAN PADA KORBAN TRAFFICKING DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR
A. Analisa Pencapaian Tujuan Dalam Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban Trafficking Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab III mengenai macam-macam bimbingan keterampilan yang terdapat di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta dan diperkuat dengan landasan teori di bab II yang menjelaskan mengenai definisi evaluasi dan bimbingan keterampilan serta perlunya diadakan bimbingan kepada para korban trafficking yang bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur. Serta berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan teknik observasi dan wawancara di tempat lokasi penelitian, Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Bambang Suwidyo selaku Ketua Urusan Manajemen Kasus ditemukan bahwa tujuan utama dari diadakannya bimbingan keterampilan terhadap para korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita adalah untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan serta menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri dan dapat berperan serta dalam kehidupan di masyarakat setelah keluar dari panti, sehingga dengan memiliki skill dan keterampilan mereka dapat bekerja atau
63
64
membuka usaha sendiri dan tidak mudah tertipu lagi oleh rayuan untuk bekerja di luar negeri. Hal ini terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan penulis dengan Bapak. Bambang Suwidyo, adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Tujuannya adalah untuk memberikan bekal setelah mereka kembali kerumah, mereka dengan memiliki skill keterampilan mereka dapat eee…menolak untuk tiap bujukan atau rayuan orang yang menawarkan pekerjaan kepada mereka baik yang di dalam Negeri maupun luar negeri dan agar mereka tidak mudah tertipu oleh rayuan, karena trafficking itu yang lebih tepat adalah bagaimana trafficker itu merayu kalo merayu nya nggak tembus mereka pake intimidasi, intimidasinya gak tembus mereka pake paksaan, jadi pertama dulu mereka bisa menolak nggak bujukan daripada trafficker”.1 Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Bapak Bambang Suwidyo, dalam hal ini Bapak Hasan selaku fungsional Peksos (pekerja sosial) juga mengutarakan bahwa tujuan dari diadakannya bimbingan keterampilan untuk klien korban trafficking adalah agar para korban atau klien setelah pulang dari rumah perlindungan ini mempunyai bekal keterampilan, tidak lagi berangkat ke luar negeri tanpa ada skill dan mereka dapat hidup bermasyarakat dengan layak. Pernyataan tersebut dapat diperkuat dan diuraikan sesuai dengan hasil wawancara pribadi berikut ini. “Jadi tujuannya agar para korban atau klien setelah pulang dari rumah perlindungan ini mempunyai bekal keterampilan, tidak lagi berangkat ke luar negeri tanpa ada skill, kan gitu, rata-rata korban 1
Bambang Suwidyo, Ketua Urusan Manajemen Kasus, Wawancara Pribadi, di Ruang Tunggu PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011.
65
ini mereka tidak punya skill dengan latar belakang pendidikannya rendah jadi dia lemah informasi mengenai tenaga kerja, mana sih PJTKI yang harus dituju mereka buta sekali karena apa, latar belakang pendidikan juga rendah pertama-tama mereka nggak punya skill, jadi panti ini tujuannnya memberikan keterampilan bekal biar nanti pulang dari sini kita kasih alat keterampilan sesuai yang mereka ikuti apa menjahit, olah pangan, rias pengantin dan sebagainya jadi itu bekal buat mereka setelah pulang ke masyarakat dalam keluarga, mereka bisa usaha kecil-kecilan”. 2 Dapat dikatakan bahwa tujuan dari diadakannya bimbingan keterampilan untuk siswa atau kelayan korban trafficking adalah menjadikan mereka manusia yang mandiri setidaknya dapat mencukupi kehidupannya ketika keluar dari panti dengan membuka usaha sendiri atau bekerja ditempat-tempat yang sesuai dengan keterampilan yang diperoleh mereka, serta dapat berperan akitf dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan bimbingan keterampilan bila disesuaikan pada tingkat yang diharapkan oleh panti juga telah tercapai seperti dala wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Sri Gantini selaku Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya mengatakan bahwa: Tujuan yang diharapkan ini tercapai walaupun presentasinya belum mencapai seratus persen karena ada beberapa klien yang masih belum bisa mengikuti keterampilan karena ini ee…karena mereka ee…klien tu mempunyai latar belakang pendidikan yang berbedabedasehigga tingkat inelegensinya berbeda-beda, daya tangkap mereka ada yang cepat ada yang agak lambat jadi memang ada beberapa dari anak itu bervariasi lah ada yang cepet mengikutiada yang kurang, ada yang sedeng-sedeng ajah bisa mengikuti. Tapi pada umumnya tujuan umum bahwa pelayanan keterampilan ini bisa 2
Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011.
66
dicapai, melihat dari hasil-hasil yang sudah mereka tampilkan dari hasil-hasil mereka keterampilan yah…hasil yang nyata sperti bikin baju, bikin apa saja, pada umumya ya mereka cepet mengikuti dan berdasarkan laporan dari pendamping bahwa beberapa tujuan tercapai. 3
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan-tujuan yang telah dicapai dalam program bimbingan keterampilan ini yaitu berupa bertambahnya ilmu pengetahuan serta penguasaan skill atau kemampuan dalam diri siswa, misalnya siswa mengikuti program keterampilan Tata Kecantikan Rambut maka ia mampu menguasai seluruh teknik mengenai Tata Kecantikan Rambut. Pada siswa alumni pencapaian tujuan dilihat biamana siswa mengikuti menjahit High Speed maka kebanyakan dari mereka telah bekerja di beberapa pabrik yang telah bekerjasama dan memiliki MOU dengan pihak panti, atau siswa yang mengikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut beberapa dari mereka telah bekerja di salon atau bahkan saat ini telah mendirikan salon. Keberhasilan bimbingan keterampilan tersebut telah dirasakan nyata oleh para siswa yang telah keluar dari Panti Sosial Karya Wanita. Hal ini tertuang dalam hasil wawancara dengan Pengasuh Asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Ibu. Yani Handayani sebagai berikut: “Sembilan puluh persen tujuan dari bimbingan keterampilan yang ditunjukkan kepada para kelayan korban trafficking angkatan sebelumnya telah tercapai, seperti membuka usaha mereka di luar, kebanyakan dari mereka semua membuka usaha yang ikut jait ya
3
Sri Gantini, KASIE REHSOS Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Kantor Rehabilitasi Sosial MULYA JAYA. 13 Juni 2011
67
membuka jahit, yang ikut salon dia membuka salon, tapi ada juga yang dia kerja di salon,gitu”.4 Dikarenakan dalam hal ini peneliti menentukan subyek penelitian yaitu siswa yang masih bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya, maka pencapaian tujuannya juga disesuaikan dengan jenis keterampilan yang diikuti oleh siswa atau kelayan. Terdapat beberapa tujuan dari masing-masing jenis keterampilan sesuai dengan modul bimbingan keterampilan yang terdapat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya dan diikuti siswa (klien) korban trafficking antara lain sebagai berikut: 1. Bimbingan keterampilan menjahit High Speed, tujuan utamanya adalah siswa (kelayan) memiliki pengetahuan dan tata cara menjahit menggunakan mesin jahit high speed, dan siswa dapat membuat sendiri berbagai macam kreasi secara reatif dan inovatif dengan menggunakan mesin jahit high speed. 2. Bimbingan keterampilan tata kecantikan rambut, memiliki tujuan utama antara lain: siswa dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan dan cara penataan rambut serta perawatannya, siswa dapat menata dan merawat rambut secara kreatif dan inovatif. 3. Bimbingan keterampilan Handycraft, memiliki tujuan utama antara lain: siswa mengetahui bahan dan peralatan yang diperlukan dalam membuat handycraft serta mampu memproses pemilihan bahan untuk membuat handycraft dan peralatannya, siswa mengetahui tata cara membuaut kerajinan
4
Yani Handayani, Pengasuh Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Wawancara Pribadi, RPSW MULYA JAYA. 19 Mei 2011
68
tangan, menghias dan melipat bahan tanpa memotong, selain itu siswa dapat membuat
sendiri berbagai kreasi kerajinan tangan dalam berbagai
penyelenggaraan
handycraft
baik
untuk
diri
sendiri,
keluarga,
lembaga/institusi maupun acara khusus. 5 Tujuan-tujuan dari program bimbingan keterampilan terhadap para siswa korban trafficking yang telah tercapai saat ini menurut pengamatan peneliti serta hasil wawancara dengan beberapa staf dan siswa yang terkait dalam program bimbingan keterampilan ini adalah disesuaikan dengan indikator dari masingmasing keterampilan yang diikuti, antara lain saat ini siswa yang mengikuti keterampilan menjahit high speed saat ini mampu mengoperasikan mesin, membuat pola, serta dapat membuat barang-barang seperti tutup kulkas, tutup galon, mukenah, sajadah, sarung bantal dll. Kemudian untuk keterampilan tata kecantikan rambut tujuan-tujuan yang telah tercapai saat ini siswa korban trafficking yang mengikuti keterampilan tersebut sudah dapat mengetahui tata cara mencuci rambut, mencat rambut, creambath, blowdry, memangkas, mengeriting, dan membentuk sanggul. Itu berarti tujuan yang diharapkan sudah tercapai. Hal ini juga terungkap dalam perbincangan penulis atau wawancara pribadi dengan Bapak Hasan yang tertuang dalam hasil wawancara sebagai berikut: “Tujuan yang tercapai, seumpama anak itu dari awal ikut menjahit, mereka bisa mengoperasikan mesin, bisa menjahit, ato mana yang kita ambil high speed katakan pertama dari kertas selembar tanpa 5
Modul Bimbingan Keterampilan Menjahit High speed, Tata Kecantikan Rambut dan Handycraft, PSKW Mulya Jaya. 2011
69
ada gambar, pola kain,mereka bisa berarti kan tercapai tujuan kita, dari minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga ada capaian yang akan dituju..ohh anak kenal dulu dengan perangkat mesin terus anak bisa menjalankan mesin dengan baik, paham dengan baik, mereka bisa menjahit diatas pola yang sudah diberikan, mereka bikin tutup kulkas tutup galon, taplak meja, kalo yang keterampilan olah pangan, mereka bisa mengerti mengolahnya, mengerti pembiayaannya, mengerti bagaimana pembuatannya, modal sekian nanti hasilnya sekian dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Setiap keterampilan ada silabusnya dibagikan ke anak-anak dibagi, keterampilan menjahit ada silabusnya, high speed ada silabusnya, olahan pangan ada silabusnya ada capaian tujuan yang akan dicapai”. 6 Tujuan yang telah tercapai sejauh ini juga dikatakan oleh Ibu Sri Purwanti Leander selaku Instruktur Keterampilan menjahit high speed, mereka sudah dapat mengoperasikan mesin high speed dan membuat beberapa barang, sedangkan pada siswa yang sudah keluar dari panti kebanyakan dari mereka telah bekerja di pabrik-pabrik karena sejauh ini telah ada MOU dengan beberapa pabrik tekstil yang terdapat di Cibinong dan Bogor. Dikatakan demikian bahwa tujuan-tujuan dari kegiatan keterampilan menjahit high speed telah tercapai adalah karena indikator dari keterampilan menjahit high speed tertuang sebagai berikut: 1. Siswa dapat menggunakan bahan dan alat untuk menjahit dengan menggunakan mesin high speed. 2. Siswa dapat menjahit di atas kertas dengan bentuk lurus, melingkar, spiral, persegi empat, ombak, setengah lingkaran, setengah lingkaran berbentuk gunung,, waik panjang dan pendek.
6
Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011.
70
3. Siswa (klien) dapat membuat sajadah, tas, taplak meja, sampul buku, kotak surat dengan berbagai motif.
B. Analisa Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Perubahan Yang Terjadi Dalam Diri Korban Trafficking Akibat Dari Program Bimbingan Keterampilan Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara pribadi baik itu yang dilakukan dengan staf maupun dengan para siswa korban trafficking dan melalui pengamatan di lapangan, serta berdasarkan data yang ada penulis melihat bahwa program bimbingan keterampilan dapat dikatakan telah memberikan perubahan yang signifikan kepada penerima layanan/para korban, baik itu berupa perubahan mental, fisik, sikap, maupun perubahan kemampuan atau skill. Hal tersebut sejauh ini juga dirasakan nyata oleh para siswa, yang pada awalnya mereka tidak dapat bersikap sopan, tidak dapat mengerti cara merias rambut, menjahit, mengaji, dan lain sebagainya setelah mereka mengikuti seluruh kegiatan serta bimbingan yang di ada di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta mereka merasakan perubahan yang signifikan untuk ke arah yang lebih baik hal tersebut juga dirasakan oleh para pendamping, pembimbing serta pengasuh. Dengan adanya program bimbingan keterampilan ini dapat membantu perubahan terhadap diri siswa atau kelayan menuju kearah yang lebih baik karena bimbingan keterampilan ini dikatakan memiliki banyak sisi positif. Dapat dibuktikan dari beberapa hasil wawancara mengenai perubahan yang dirasakan
71
nyata oleh siswa, antara lain wawancara yang dilakukan penulis dengan Nuria Ismani salah satu siswa yang mengikuti bimbingan keterampilan mengatakan: “Di sini enak, bisa merubah sikap kita yang tadinya bandel jadi tidak..bisa mandiri,bisa ke...ee ya gitu lah jadi mandiri, yang tadinya dia lupa sama agama jadi ingat sama agama”7 Selain itu ia juga mengatakan setelah ia mengikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut (salon), ia mulai mengerti cara-cara mengurus rambut, mencat rambut ataupun menyanggul rambut, seperti penuturannya berikut dalam hasil wawancara. “Ada hasil nyata yang saya rasakan, saya mengikuti keterampilan salon saya mengetahui cara-caranya salon...seperti creambath, rebonding, ya gitu.”8 Dari penuturan siswa tersebut di atas dapat terlihat bahwa ketika mereka tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita dan mengikuti berbagai bimbingan termasuk bimbingan keterampilan banyak perubahan secara langsung dan bertahap yang dirasakan oleh mereka. Hal tersebut juga dapat diperkuat oleh pernyataan Ibu Yovita Sri Endang selaku instruktur keterampilan Tata Kecantikan Rambut dalam hasil wawancara pribadi. “Terjadi sekali perubahan terhadap kelayan seperti yang saya utarakan tadi mereka sudah bisa mandiri, mereka memiliki motivasi untuk maju kedepan dan menghargai dirinya sendiri, hasil tersebut 7
Nuria Ismani, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011. 8 Ibid
72
dirasakan nyata oleh kelayan dan saya tanya satu persatu kepada mereka, mereka semangat mengikuti pelajaran ini, mereka gak takut dengan keadaan diluar nanti”9 Tidak jauh berbeda dengan penuturan Ibu Yovita, Ibu Yani Handayani selaku pengasuh asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita yang secara langsung selalu berinteraksi dengan siswa selama kurang lebih 24 jam ini mengatakan bahwa terjadi perubahan terhadap siswa terjadi secara cepat dalam diri siswa, dari yang awalnya datang masih brutal atau nakal dan tidak dapat bersikap baik menjadi dapat bersikap lebih baik dan mau mengikuti aturan yang ada, dari yang tidak dapat mengetahui keterampilan menjadi mengetahui macam-macam keterampilan dan cara melakukan keterampilan tersebut. Misalnya mereka yang megikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut saat ini sudah mengerti dan memahami cara mencat rambut, menyanggul rambut, creambath, blowdry, dan memotong rambut. Pada intinya terjadi banyak perubahan yang signifikan terhadap siswa korban trafficking yang dibina dan dididik di Rumah Perlindungan Sosial Wanita “Mulya Jaya” Jakarta. Hal ini diutarakan dan ditegaskan dalam hasil wawancara pribadi peneliti dengan subyek sebagai berikut: “Ada perubahan.! jadi awal mula dia datang semacam tingkah laku, kehidupan dia, sopan santun pas dia datang seperti apa pas keluar dari sini seperti apa, itu yang saya tanganin” 10
9
Yovita Sri Endang, Instruktur Tata Kecantikan Rambut, Wawancara Pribadi, Panti Sosial Karya Wanita, 23 Mei 2011
73
Keseluruhan dari hasil wawancara dan berdasarkan pengamatan selama di lapangan telah membuktikan bahwa memang terjadi perubahan terhadap diri siswa setelah mereka mengikuti bimbingan keterampilan mereka merasakan perubahan yang nyata dalam diri baik itu berupa bertambahnya ilmu pengetahuan maupun bertambahnya kemampuan dalam bidang ketermpilan yang diikuti.
C. Analisa Kriteria Keberhasilan Dari Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban Trafficking Di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta Setelah siswa mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan selama kurang lebih empat bulan maka ada suatu target untuk mencapai keberhasilan yang harus dicapai dan diperoleh oleh para siswa, dimana siswa harus sudah memiliki atau menguasai kemampuan yang ditentukan melalui tes atau ujian akhir yang nantinya siswa akan diberi sertifikat untuk dapat dikatakan berhasil dalam mengikuti program bimbingan keterampilan yang ada di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, perolehan sertifikat untuk siswa yang telah lulus diperuntukan dan diberikan dengan tujuan semata-mata agar siswa atau kelayan yang mengikuti program bimbingan keterampilan terebut setelah mereka keluar dari panti dapat diterima kerja ditempat-tempat yang diharapkan serta memiliki izin untuk dapat membuka usaha sendiri.
10
Yani Handayani, Pengasuh Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Wawancara Pribadi, RPSW MULYA JAYA. 19 Mei 2011
74
Kriteria lain bimbingan keterampilan ini dikatakan berhasil menurut bapak Hasan selaku fungsional peksos adalah apabila para siswa korban trafficking ini tidak lagi kembali bekerja diluar negeri apalagi secara illegal, dan kalaupun mereka tetap ingin bekerja di Luar Negeri setidaknya mereka sudah mempunyai skill atau kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya dan diharapkan siswa bekerja di dalam negeri yaitu Indonesia. Seperti dalam hasil wawancara yang tertuang dibawah ini: “Mereka satu kalo dia trafficking tidak kembali ke luar negeri, mereka punya keterampilan tapi kalo mereka dari sini tapi kalo mereka bekerja keluar negeri dengan jalur yang benar dan illegal tidak ada masalah malah kita anjurkan kalo mau bekerja diluar negeri cari dengan cara bagaimana kita cek di depnakernya, bu.. ini benar nggak ni, PJTKI ini illegal ato legal kita ajarkan, tapi pada intinya kalo bisa jangan ke luar negeri, kalo bisa lebih baik bekerja dalam negeri di Indonesia ajah, nanti buka usaha dari apa yang sudah diberikan”11 Selain pernyataan dari beberapa staf mengenai kriteria keberhasilan dari bimbingan keterampilan siswa mengatakan mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha itu juga merupakan kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program, beberapa siswa memaparkan rencananya setelah keluar dari panti melalui wawancara, salah satu siswa di Rumah Perlindungan Sosial Wanita yaitu Nuria Ismani mengatakan: “Saya ingin bekerja…setelah saya keluar dari sini saya ingin kerja..dan saya ingin membahagiakan orang tua saya, yang jelas kerja di luar Negeri cuma sementara ajah, lain yang dalam sama luar 11
Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011.
75
tuh lain..kan kalo yang diluar itu lain yang di dalam juga. nah saya mau liat tata caranya salon yang di luar dulu ntar saya baru buka usaha sendiri dirumah.”12
Selain pernyataan di atas adapula pernyataan yang disampaikan oleh santiana yang juga merupakan klien korban trafficking mengenai rencana untuk bekerja di Luar Negeri tetapi ketika telah mempunyai keterampilan merias rambut yang lebih baik, pernyataan ini tertuang dalam wawancara di lapangan: “ya jujur yah kalo harapan saya memang dari hati kecil kan nggak bisa dibohongin kan gitu…kalo hati kecil tuh nggak bisa dibohongin, kalo harapan saya memang niatnya kerja salon, bukan buka salon bukan,,,kerjanya bukan di Negara sendiri, itu di Luar Negeri di Saudi..ada yang minta saya. Tapi yang jelas aku pingin tau pemberangkatan ke Saudi ini kerja di salon yang jelas, nah harus yang lengkap..artinya kita harus punya dokumen yang lengkap jadi kita tuh sampai sana kita bebas gak punya masalah gak tertekan.”.13
Kesimpulan dari seluruh Pernyataan-pernyataan di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
12
Nuria Ismani, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011. 13 Santiana, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011.
76
Tabel 1 Tolak Ukur Keberhasilan Program Bimbingan Ketererampilan No 1
2
3
4
5
Tolak ukur
Santiana
Nuria
Maswati
Aulia
Menguasai Bidang Keterampi lan Mengikuti Ujian Akhir Memiliki Sertifikat/ sertifikasi Kembali Bekerja Di Luar Negeri
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Bekerja atau Membuka Usaha Di Dalam Negeri
Tidak
Ya
Ya
-
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa beberapa siswa memiliki rencana untuk bekerja atau membuka usaha sendiri setelah menerima tambahan ilmu pengetahuan serta keterampilan dari panti. Ini membuktikan bahwa kriteria keberhasilan dari program adalah ketika mereka memiliki motivasi untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan bidang keterampilan yang telah diikuti dan ketika mereka menuju kearah perubahan untuk hidup yang lebih baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa evaluasi program khususnya evaluasi hasil (output) pada program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta yang ditujukan kepada para klien atau siswa korban trafficking ini telah berhasil mencapai tujuannya dan telah berjalan sangat baik karena kegiatan yang dilakukan oleh Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta ini, telah sesuai dengan indikator-indikator yang ada dalam ilmu evaluasi program. Penilaian tersebut dapat dilihat dari kesimpulan indikator evaluasi program khususnya model evaluasi hasil (output) sebagai berikut: 1. Dari temuan dan analisis yang telah penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwasannya Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta telah mencapai tujuannya khususnya dalam program bimbingan keterampilan yang diberikan terhadap para siswa korban trafficking. Dan berdasarkan teori indikator dari evaluasi hasil bahwasannya kriteria keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program. Seperti yang telah terjadi pada siswa yang telah keluar dari panti/alumni sesuai dari informasi yang diperoleh peneliti dari
77
78
alumni melalui telepon dan dari beberapa staf panti yang mengatakan bahwa saat ini beberapa dari alumni telah banyak yang bekerja dan membuka usaha. Itu berarti telah membuktikan bahwa tujuan-tujuan dari program bimbingan keterampilan yang dilakukan oleh panti sejauh ini telah berhasil dan tercapai. 2. Mengenai pengaruh dari adanya bimbingan keterampilan terhadap perubahan sikap, mental, maupun kemampuan terhadap para siswa korban trafficking juga dikatakan nyata keberadaannya, karena selama siswa tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita ini siswa dididik dan diberikan ilmu pengetahuan melalui beberapa bimbingan antara lain bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental dan keterampilan, dalam hal ini melalui penelitian yang telah dilakukan sangat terlihat jelas bahwa terjadi perubahan terhadap diri siswa setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di dalam panti khususnya dalam program bimbingan keterampilan,
perubahan
yang
terjadi
yaitu
siswa
mengetahui
keterampilan yang diikuti, menguasai materi yang diberikan dan siswa memiliki kemampuan skill yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Kriteria keberhasilan dalam program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta yang di peruntukkan bagi kelayan siswa korban trafficking adalah ketika mereka mengasai bidang keterampilan dan telah lulus ujian dalam program keterampilan yang ditandai dengan sertifikasi guna mengakui kemampuan yang dimiliki siswa telah layak untuk dipergunakan dalam dunia kerja sehingga siswa
79
korban trafficking dapat bekerja atau membuka usaha di dalam Negeri melalui skill yang dimilikinya dan tidak lagi bekerja di luar negeri apalagi dengan cara yang illegal.
B. Saran Untuk lebih memajukan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta dengan didasari dari hasil studi dan penelaahan serta observasi yang telah dilakukan, maka penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta hendaknya memberikan pendampingan yang lebih intensif kepada para siswa terutama siswa korban trafficking sehingga mereka cepat pulih dan tidak lagi mengalami trauma yang berkepanjangan dan mereka dapat dengan lancar dan semangat dalam mengikuti seluruh bimbingan yang ada di panti terutama bimbingan keterampilan yang tujuaannya menjadikan mereka manusia yang mandiri, selain itu Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta hendaknya lebih membuka jaringan dengan beberapa pabrik, restoran maupun salon untuk mempermudah siswa bekerja setelah keluar dari panti, kemudian yang terakhir Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta hendaknya menambah jam dalam bimbingan keterampilan sehingga siswa dapat menguasai banyak materi dalam waktu yang lebih panjang.
80
2. Bagi klien atau siswa korban trafficking Saran penulis untuk klien atau siswa korban trafficking adalah agar mereka dapat memanfaatkan ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan selama di dalam panti setelah mereka keluar mereka dapat bekerja atau membuka usaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menunjang ekonomi keluarga dan tidak lagi terbujuk rayuan trafficker untuk bekerja di luar Negeri. 3. Bagi pemerintah diharapkan dapat menentukan kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan terhadap para korban trafficking khususnya masalah perlindungan sosial bagi mereka. 4. Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dalam melakukan kegiatan praktikum mikro dan makro untuk lebih menjalin kerjasama dengan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, dan Lembaga-lembaga formal maupun informal guna melakukan hal-hal yang berguna bagi masyarakat dan untuk memfasilitasi suara dari seluruh lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Syarifudi Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta: 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktek, PT:Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Brosur Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya”, Jakarta, 2010. Buchori, Mochtar Riset Partisipatris Riset Pembebasan, PT: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993. Data Base Korban Trafficking yang ditangani di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Tahun 2007-2011. Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahya. SYGMA, Jakarta 2007.
Departemen Sosial RI, Brosus RPSW (Rumah Perlindungan Sosial Wanita). Jakarta. Departemen Sosial RI, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial, Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta, 2007. Departemen Sosial RI, Kumpulan Peraturan Tentang Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan, Jakarta, 2007. Departemen Sosial RI, Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta, 2007. Departemen Sosial RI, Standarisasi Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial, Jakarta, 2003. Hidayati, Nurul. Buku Ajar Evaluasi Program. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta: 2008. Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, UIN Jakarta Press.
81
82
Iin, Rahayu Tri, dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi & Wawancara?. Malang: Bayu Media, 2004. Kementerian Sosial RI. Profil RPSW, PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, Jaktim. KOMNAS Perempuan, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga Indonesia (TKWPRT);Kerentanan dan Inisiatif-inisiatif Baru untuk Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Jakarta: 2003. Krisnawati, Tati. Kekerasan di Sekitar Buruh Migran Perempuan (TKW). Laporan Kelompok Praktikum mahasiswa PMI di Panti Sosial Karya Wanita ”Mulya Jaya”, Jakarta, 2010. Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT: Rosda Karya, Bandung, 2001. Lutfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta:2008. Maryamah Siti, “Peran Pekerja Sosial Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Dalam Melakukan Perlindungan Dan Pelayanan Terhadap Korban Trafficking,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta 2009. Marzu, Ema HIZ. Ayat-ayat Feminis (Equilibrium Gender) Sebuah Manifest Islam Rahmatan Lil Alamin, PT: Multazam Mitra Prima, Jakarta, 2008. Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1991. Nuraini, “Bimbingan Keterampilan Bagi Wanita Tuna Susila Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008. Nurseha, Muhammad. “Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Proklamasi Yayasan Nurani Dunia Di Kelurahan Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat.,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
83
Rukminto, Isbandi Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, FEUI, Jakarta, 2003. Sagala, R. Valentina, Jurnal Perempuan 49 Untuk Pencerah Dan Kesetaraan, Hukum Kita Sudahkah Melindungi?. Jakarta:2006. Seri Dokumen Kunci laporan Pelapor Khusus PBB, tentang kekerasan terhadap perempuan, KOMNAS Perempuan. 2006. Soetomo, Masalah Sosial Yogyakarta:2008.
dan
Upaya
Pemecahannya
Pustaka
Pelajar.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT. Refika Aditama, Bandung, 2005. Surya Moch, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, C. V. Ilmu, Bandung: 1975. Yusuf, Farida Tayibnapis. M.Pd. Evaluasi Program, PT: Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
84
Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Aulia. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Bambang Suwidyo. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Hasan. Jakarta, 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Maswati. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Nuria Ismani. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Santiana. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Sri Gantini. Jakarta 13 Juni 2011. Wawancara Pribadi dengan Yani Handayani. Jakarta 19 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Yovita Sri Endang. Jakarta 19 Mei 2011.
85
Sumber Internet
Dirjen Rehsos, Kemensos RI “Penjelasan Data Korban Trafficking”, artikel diakses pada 3 Juli 2011 dari www.yanrehsos.depsos.go.id
PSKW Mulya Jaya, “Kerjasama PSKW Mulya Jaya”, artikel diakses pada 3 Juli 2011 darihttp://mulyajaya.depsos.go.id/modules.php?name=pskw&kategori=kemitr aan. IOM Indonesia, “Penjelasan Mengenai Penanganan Terhadap Korban Trafficking di IOM” artikel diakses pada 19 Juli 2011 dari http://www.iom.or.id/index.jsp?lang=ind.
HASIL WAWANCARA Nama
: Hasan
Jabatan
: Fungsional Peksos
Tempat
: Kantor Peksos
Hari/tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
:10.30 s/d 10.56
1. Tanya: Menurut bapak/ibu apakah tujuan diadakannya kegiatan bimbingan keterampilan untuk para korban trafficking di PSKW ini? Jawab: Emm,,,,gini mbak, jadi tujuannya agar para korban atau klien setelah pulang dari rumah perlindungan ini mempunyai bekal keterampilan, tidak lagi berangkat ke luar negeri tanpa ada skill, kan gitu, rata-rata korban ini mereka tidak punya skill dengan latar belakang pendidikannya rendah jadi dia lemah informasi mengenai tenaga kerja, mana sih PJTKI yang harus dituju mereka buta sekali karena apa, latar belakang pendidikan juga rendah pertama-tama mereka nggak punya skill, jadi panti ini tujuannnya memberikan keterampilan bekal biar nanti pulang dari sini kita kasih alat keterampilan sesuai yang mereka ikuti apa menjahit, olah pangan, rias pengantin dan sebagainya jadi itu bekal buat mereka setelah pulang ke masyarakat dalam keluarga, mereka bisa usaha kecil-kecilan.
2. Tanya: Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: kalo kita pemulangan sampai ketempat, pemulangan anak-anak dengan tujuan selamat sampai tempat tinggal jadi tidak lagi ketemu dengan para agen para calo tidak..jadi kita datengin orang tuanya kita serahkan ke orang tuanya bahwa anak ibu ,jika sudah selesai pembinaan kita pulangkan, reintergrasi namanya..kita pulangkan nanti ada bimbingan lanjut, kalo mereka yang kerja di Papua luar Jawa yang jauh sekali kita belum ada dana seputar Sumatera, Lampung, Palembang kalo yang kemaren ke NTB belum nahh..dalam arti gini, kita pingin tau setelah kita pulihkan dia dari panti ada nggak, jadi kita kerjasama dengan dinas sosial terkait,jadi jarak jauh nanti kita informasi lewat nya lewat telepon, pak saya sudah bekerja sudah buka usaha 3. Tanya: Tujuan-tujuan apa saja yang telah dicapai dalam pelaksanaan program bimbingan keterampilan ini? Jawab: Tujuan yang tercapai, seumpama anak itu dari awal ikut menjahit, mereka bisa mengoperasikan mesin, bisa menjahit, atoo mana yang kita ambil high speed katakan pertama dari kertas selembar tanpa ada gambar, pola kain,mereka bisa berarti kan tercapai tujuan kita, dari minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga ada capaian yang akan dituju..ohh anak kenal dulu dengan perangkat mesin terus adak bisa menjalankan mesin dengan baik, paham dengan baik, mereka bisa menjahit diatas pola yang sudah diberikan, mereka bikin tutup kulkas tutup galon,
taplak meja, kalo yang keterampilan olah pangan, mereka bisa mengerti mengolahnya, mengerti pembiayaannya mengerti bagaimana pembuatannya, modal sekian nanti hasilnya sekian dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pokonya mereka minimal trafficking itu mereka tidak harus mengikuti keterampilan tujuan kita disini anak itu pulih, emm..tidak mengalami stress lagi tidak mengaami ganguan psikis, nanti kita tawarkan kamu mau nggak ikut program keterampilan?,,kalo mau ya ayo, kalo tidak mau ya sudah, karna hanya tambahan, karena fungsinya peksos itu, mereka ada silabusnya dibagikan ke anakanak dibagi, keterampilan menjahit ada silabusnya, high speed ada silabusnya, olahan pangan ada silabusnya ada capaian tujuan yang akan dicapai 4. Tanya: Menurut bapak/ibu seberapa baik program bimbingan ini berjalan? Jawab: yaa,,,ukurannya kan kalo kita mengatakan baik ya kita bilang baik..tapi gini mbak, baik itu dalam arti kalo anak itu tidak kembali ke luar Negeri berarti keterampilan berarti berhasil, tapi kalo ada anak kita yang kembali itu ada apa? kan perlu ditanyakan juga kenapa ato mungkin dia masih bermasalah dengan calo nya ato dia punya hutang ato mungkin tradisi wilayah masyarakatnya, pada intinya kita menjalani program ini rata-rata anak-anak kita telepon pak saya begini, pak saya dah kerja di toko nah kemaren kita kelokasi, kalo anak itu tidak kembali lagi bisa biasa di masyarakat itu udah berhasil.
5. Tanya: Bagaimana kriteria keberhasilan terhadap program bimbingan keterampilan yang diberikan PSKW kepada para klien? Jawab: Mereka satu kalo dia trafficking tidak kembali ke luar Negeri, mereka punya keterampilan tapi kalo mereka dari sini tapi kalo mereka bekerja keluar Negeri dengan jalur yang benar dan illegal tidak ada masalah malah kita anjurkan kalo mau bekerja diluar Negeri cari dengan cara bagaimana kita cek di Depnakernya, bu.. ini benar nggak ni, PJTKI ini illegal ato legal kita ajarkan, tapi pada intinya kalo bisa jangan ke luar Negeri, kalo bisa lebih baik bekerja dalam Negeri di Indonesia ajah, nanti buka usaha dari apa yang sudah diberikan. 6. Tanya: Apakah terjadi perubahan terhadap klien setelah ia mengikuti program tersebut? Jawab: Iyaa,,rata-rata mereka berterimakasih keluarganya pun ketika kita datang kesana aduuhh pak alhamdulilah jadi tau keluarganya. Jadi keluarga kita berikan penjelasan juga arti trafficking apasih trafficking itu kalo ibu yang menjual kalo kamu ada apa-apa dengan calo ditagih utang kamu. Kalo ada tekanan dari agen. 7. Tanya: Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata oleh peserta? Jawab: Ya dirasakan nyata
HASIL WAWANCARA Nama
: Yani Handayani
Jabatan
: Pengasuh RPSW
Tempat
: Kamar Pengasuh RPSW
Hari/tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
:10.30 s/d 10.45
1. Tanya: Menurut bapak/ibu apakah tujuan diadakannya kegiatan bimbingan keterampilan untuk para korban trafficking di PSKW ini? Jawab: keterampilan seperti apa dulu? Kan keterampilan bermacam-macam, ada keterampilan khusus ada keterampilan untuk tambahan aja yang mana dulu, seperti menjahit itu mungkin kalo untuk tujuan korban ini untuk bekal dia nanti diluar kan?, supaya dia tidak mencari pekerjaan diluar negeri dan juga tidak emm..apa, tidak untuk mencari kerjaan-kerjaan yang aneh-aneh gitu kan, kalo emang punya kemampuan kenapa ngak membuka sendiri atopun kenapa gak kerja di daerahdaerah Jakarta, daerah-daerah kita Indonesia ajah..kan kebanyakan yang namanya korban trafficking itu keluar kan? nah,,mungkin itu tujuannya diadakan program keterampilan.
2. Tanya: Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: ya tercapai juga kan kalo namanya korban trafficking kita beda-beda karakter anak beda-beda fisik kejadian juga yang dialamin dan beda-beda juga, kebanyakan berbeda, kalo untuk anak yang normal semacam Ria, mungkin tujuannya udah ketauan gitu ?e……dia punya kegiatan ini..ini..tapi kalo anak tidak normal kayak stress ato dia punya penyakit dan tidak memungkinkan untuk ikut kegiatan itu kan gak ada tujuan yang dia cari makannya tujuannya mungkin ya dia mau berharap tapi karena keadaan dia seperti itu yang gak bisa. 90% mungkin tercapai, membuka usaha mereka itu diluar sana dirumahnya masing-masing mungkin iya, kebanyakan semua membuka, yang ikut jait yah membuka jait yang ikut salon ya dia membuka salon tapi ada juga yang dia kerja di salon gitu. 3. Tanya: Tujuan-tujuan apa saja yang telah dicapai dalam pelaksanaan program bimbingan keterampilan ini? Jawab: emm,,,tujuan bagi pembimbing apa siapa dulu? kalo bagi anak kita kan kalo pengasuh hanya tau disini ajah, kalo untuk keluar sana binjut itu mungkin pembimbing tugasnya, makannya kita disini taunya membimbing sedemikian supaya mereka terampil kembali, supaya dia punya kehidupan yang normal seperti orang yang biasanya tapi kalo untuk anak-anak tercapai nggak di luar sana kita sebenarnya gak tau cuma dapet kabar dari anaknya, bunda saya udah kerja ini.
4. Tanya: Menurut bapak/ibu seberapa baik program bimbingan ini berjalan? Jawab: se…selama ini semua baik-baik ajah semua dapat manfaat, semuanya manfaatnya karena buat saya juga ada manfaatnya program keterampilan itu sangat mendukung anak-anak itu tujuan mereka selama disini dibina selama 6 bulan kan gak sia-sia. 5. Tanya: Bagaimana kriteria keberhasilan terhadap program bimbingan keterampilan yang diberikan PSKW kepada para klien? Jawab: kaya semacam anak ikut keterampilan disana, kan disini melewati ada ujian juga dapat sertifikat juga disini, saya juga bangga punya anak. 6. Tanya: Apakah terjadi perubahan terhadap klien setelah ia mengikuti program tersebut? Berupa apa? Jawab: pas ngikutin itu?ada.! jadi awal mula dia datang semacam tingkah laku, kehidupan dia, sopan santun pas dia datang seperti apa pas keluar dari sini seperti apa, itu yang saya tanganin, seperti layakya kehidupan biasa. 7. Tanya: Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata oleh peserta? Jawab: ya
HASIL WAWANCARA Nama
: Bambang Suwidyo
Jabatan
: Peksos/ manajer kasus trafficking
Tempat
: Kantor Peksos
Hari/tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
:15.30 s/d 15.40
1. Tanya: Menurut bapak/ibu apakah tujuan diadakannya kegiatan bimbingan keterampilan untuk para korban trafficking di PSKW ini? Jawab: Tujuannya?,,tujuannya adalah untuk memberikan bekal setelah mereka kembali kerumah, mereka dengan memiliki skill keterampilan mereka dapat eee…menolak untuk orang yang menawarkan mereka untuk bekerja ke Luar Negeri, sehingga mereka tidak mudah tertipu oleh rayuan, karena trafficking itu adalah bagaimana trafficking itu merayu kalo merayu nya nggak tembus mereka pake intimidasi, intimidasinya gak tembus mereka pake paksaan, jadi pertama dulu mereka bisa menolak nggak bujukan dari para trafficker. 2. Tanya: Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: Tujuan keterampilan jadi,,, sebagian ada yang tercapai sebagian ada yang tidak, karena apa? karena begitu kita, karena begitu mereka kembali ke masyarakat itu kewenangannya adalah bagaimana pemerintah daerah memberdayakan mereka kerjasama dengan Depsos diberikan skill, motivasi cuman karena sebagian juga
dari pemerintah daerah menganggap bahwa permasalahan ini sulit dipecahkan, jadi itu biasanya kendalanya. Selanjutnya bagaimana mereka meningkatkan lapangan pekerjaan. 3. Tanya: Tujuan-tujuan apa saja yang telah dicapai dalam pelaksanaan program bimbingan keterampilan ini? Jawab: Dalam bimbingan keterampilan,,,adalah yang tadinya mereka ngak memiliki sama sekali keterampilan, mereka punya keterampilan bahkan pada saat sebelum mereka kita kembalikan kerumah, jadi mereka bisa mendapatkan pekerjaan, keterampilan yang mereka miliki bisa dikembangkan. Biasanya nanti kendalanya pada saat usaha itu berjalan adalah masalah modal. 4. Tanya: Menurut bapak/ibu seberapa baik program bimbingan ini berjalan? Jawab: Program keterampilan? udah bagus sebenernya..cuman karena kita masih menginduk pada PSKW, akan lebih bagus kalo ditingkatkan frekuensinya..ya? Cuma tiga hari mungkin lebih bagus kalo full yah..sii apah??seminggu penuh cuman tetep penekanannya bukan pada keterampilan yah …tapi tetep porsinya jam nya itu tidak harus mengambil penuh.
5. Bagaimana kriteria keberhasilan terhadap program bimbingan keterampilan yang diberikan PSKW kepada para klien? Jawab: Mereka bisa mencukupi kebutuhannya, cukup dalam arti sesuai dengan kondisi lingkungan mereka, cukup dalam arti sesuai dengan kebutuhan lingkungan mereka, apa si yang menjadi kebutuhan mereka. 6. Apakah terjadi perubahan terhadap klien setelah ia mengikuti program tersebut? Jawab: Dari,,,hasil monitoring dan evaluasi yang kita lakukan ada juga yang terjadi perubahan kearah yang lebih baik, kalo mereka tidak mau lagi tertipu untuk yang kedua kalinya, kalo istilahnya narkoba rehab lagi ya?...eee,,, khususnya untuk sebagian daerah Indramayu karena eee,,,apa istilah nya?menjadi WTS atau dijadikan WTS, nggak semua Indramayu yah tapi sebagian untuk daerah tertentu Indramayu itu sangat minim karena apa biasanya yang menjadi trafficker adalah keluarganya, karena terlilit ekonomi mau nggak mau anaknya harus kerja lagi disana gitu..itu yang susah tapi untuk daerah lain di perbatasan kebanyakan mereka bukan masalah ekonomi tapi adalah memang korban dan tidak harus kerja ke Luar Negeri lagi. 7. Tanya: Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata oleh peserta? Jawab: iya dirasakan, kalo kita berkunjung istilahnya MONEV mereka banyak yang bicara sudah bekerja atau berusaha.
HASIL WAWANCARA Nama
: IR. Yovita Sri Endang. W
Jabatan
: Instruktur Tata Kecantikan Rambut
Tempat
: Ruang Tata Kecantikan Rambut
Hari/Tanggal : Senin/23 Mei 2011 Pukul
: 10.53 s/d 11.05
1. Tanya: Menurut bapak/ibu apakah tujuan diadakannya kegiatan bimbingan keterampilan untuk para korban trafficking di PSKW ini? Jawab: Tujuannya supaya siswa itu mandiri biar mendapatkan uang dari hasil keterampilan yang diperoleh disini, jadi buka usaha sendiri, buka salon sendiri atau nanti tinggal usaha mengikuti mitra kerjanya. 2. Tanya: Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: Ya alhamdulilah tercapai, mereka juga yang dari salon ada yang mau nampung . 3. Tanya: Tujuan-tujuan apa saja yang telah dicapai dalam pelaksanaan program bimbingan keterampilan ini? Jawab: Itu tadi, bisa buka salon sendiri bisa bekerja disalon dan mereka bisa apa,,,dimasyarakat lebih terpandang karena memiliki keterampilan tersebut. 4. Tanya: Menurut bapak/ibu seberapa baik program bimbingan ini berjalan? Jawab: Soalnya kalo disini gak tentu yah dateng keluar gak tentu soalnya mereka dalam waktu satu tahun itu mereka bisa mandiri, minimal satu tahun.
5. Tanya: Bagaimana kriteria keberhasilan terhadap program bimbingan keterampilan yang diberikan PSKW kepada para klien? Jawab: kriterianya mereka mempunyai semangat untuk bekerja, yang kedua mereka tidak berfikiran kebelakang lagi tapi lebih bisa menghasilkan pendapatan sendiri dari apa yang diperoleh disini. 6. Tanya: Apakah terjadi perubahan terhadap klien setelah ia mengikuti program tersebut? Berupa apa? Jawab: ya terjadi sekali. Tapi terjadinya ya seperti yang saya utarakan tadi mereka bisa mandiri, jadi termotivasi untuk maju kedepan dan menghargai dirinya sendiri.. 7. Tanya: Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata oleh peserta? Jawab: ya dirasakan nyata, saya tanya satu persatu dia merasakan senang dan semangat juga untuk mengikuti pelajaran inni, nggak mau keluar dan nggak takut dari permasalahan kemarin yang diluar itu.
HASIL WAWANCARA Nama
: Dra. Sri Gantini, M.Si.
Jabatan
: KASIE Rehabilitasi Sosial
Tempat
: Kantor Rehabilitasi Sosial
Hari/Tanggal : Senin/13 Juni 2011 Pukul
: 15.28 s/d 16.00
1. Tanya: Menurut bapak/ibu apakah tujuan diadakannya kegiatan bimbingan keterampilan untuk para korban trafficking di PSKW ini? Jawab: Tujuannya untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan terhadap para klien agar bisa mandiri. 2. Tanya: Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai dengan yang diharapkan? Jawab: Tercapai walaupun belum seluruhnya kerena siswa itu memiliki latar belakang yang berbeda. 3. Tanya: Tujuan-tujuan apa saja yang telah dicapai dalam pelaksanaan program bimbingan keterampilan ini? Jawab: Tujuan yang telah tercapai cukup banyak salah satunya mereka sudah dapat melakukan keterampilan itu sendiri dan dilepas oleh instruktur. 4. Tanya: Menurut bapak/ibu seberapa baik program bimbingan ini berjalan? Jawab: Sangat baik. 5. Tanya: Bagaimana kriteria keberhasilan terhadap program bimbingan keterampilan yang diberikan PSKW kepada para klien?
Jawab: Kriteria keberhasilannya ditandai apabila siswa sudah dapat melakukan semua kegiatan keterampilan itu sendiri. Selain itu mereka dapat disalurkan ke dunia usaha untuk bekerja. 6. Tanya: Apakah terjadi perubahan terhadap klien setelah ia mengikuti program tersebut? Berupa apa? Jawab: Ya, tentunya terjadi perubahan dalam diri siswa karena mereka mempunyai tambahan ilmu. 7. Tanya: Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata oleh peserta? Jawab: Ya tentu.
HASIL WAWANCARA Nama
: Santiana
Usia
: 21 Tahun
Asal daerah
: Sukabumi
Jabatan
:Siswa/Klien
Pendidikan terakhir
: SD
Tempat
: Rumah Perlindungan Sosial Wanita
Hari/Tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
: 11.00 s/d 11.25 WIB
1. Apakah anda mengikuti kegiatan keterampilan yang ada di panti ini? Jawab: iya…ikut. 2. Apa saja jenis kegiatan bimbingan keterampilan yang ada di PSKW, dan jenis keterampilan apa yang anda ikuti? Jawab: gimana..?salon..ada creambath apa.. 3. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan keterampilan tersebut? Jawab: ya sejak bulan pertama saya kesini besoknya saya langsung dapet keterampilan.
4. Apakah ada hasil nyata yang anda rasakan dari kegiatan keterampilan tersebut? Jawab: yaa..kalo menurut aku sih hasil nyata nya, bukan penghasilan dari duit bukan?ya menurut saya sih berharga tadinya kita nggak bisa jadi bisa ya salut gitu, menambah ilmu. 5. Apa bentuk/wujud keberhasilan tersebut? Jawab: emm..bertambah pengetahuannya. 6. Apakah anda merasakan perubahan dalam diri anda setelah mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan? Jawab: ada,,ada perubahan. 7. Apa harapan anda setelah keluar dari PSKW? Jawab: ya jujur yah kalo harapan saya memang dari hati kecil kan nggak bisa dibohongin kan gitu…kalo hati kecil tuh nggak bisa dibohongin, kalo harapan saya memang niatnya kerja salon, kita bukan buka salon bukan,,,kerjanya bukan di Negara sendiri, itu di Luar Negeri di Saudi..ada yang minta saya. Tapi yang jelas aku pingin tau pemberangkatan ke Saudi ini kerja di salon yang jelas, nah harus yang lengkap..artinya kita harus punya dokumen yang lengkap jadi kita tuh sampai sana kita bebas gak punya masalah gak tertekan. Jadi kita kalo kerja di salon dokumen kita nggak lengkap nggak bebas dong kita kerja takut ini takut itu lah karna kita nggak punya dokumen lengkap. Kalo saya nggak punya ijasah karna
nggak taman SD wajar yah..kalo kopi KTP,KK ada dokumen bagus dan gak illegal lah biar kita punya jaminan kerja dan gaji, itu yang saya mau dari hati kecil ya itu…niatnya bekerja tapi bukan di Negara sini di Negara orang…tapi dengan dokumen yang lengkap jadi mau berapa tahun pun kita kerja nya tetap karna punya dokumen lengkap istilahnya udah masuk agency, jadi kita mau pulang dua tahun sekali tiga tahun sekali kita bebas bolak balik..itu rencana saya yang di dalam hati saya. 8. Apakah anda mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti? Jawab: iya itu tadi yang di dalem hati itu, untuk jadi pegawai ajah di salon ee….bukan kerja dengan buka modal sendiri bukan kita kerja diminta gitu, kita dibayar.
HASIL WAWANCARA Nama
: Nuria Ismani
Usia
: 15 Tahun
Asal daerah
: Tanjung Pinang/Batam
Jabatan
:Siswa/ Klien
Pendidikan terakhir
: SD
Tempat
: Rumah Perlindungan Sosial Wanita
Hari/Tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
: 11.30-11.40 WIB
1. Apakah anda mengikuti kegiatan keterampilan yang ada di panti ini? Jawab: ikut 2. Apa saja jenis kegiatan bimbingan keterampilan yang ada di PSKW, dan jenis keterampilan apa yang anda ikuti? Jawab: salon… 3. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan keterampilan tersebut? Jawab: udah jalan tiga bulan 4. Apakah ada hasil nyata yang anda rasakan dari kegiatan keterampilan tersebut? Jawab: ada……
5. Apa bentuk/wujud keberhasilan tersebut? Jawab: saya mengetahui gimana cara-caranya salon seperti creambath, bonding, saya ngerti. 6. Apakah anda merasakan perubahan dalam diri anda setelah mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan? Jawab: ya. 7. Apa harapan anda setelah keluar dari PSKW? Jawab: saya ingin bekerja…setelah saya keluar dari sini saya ingin kerja..dan saya ingin membahagiakan orang tua saya. 8. Apakah anda mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti? Jawab: ada, yang jelas kerja di luar Negeri cuma sementara ajah, lain yang dalam sama luar tuh lain..kan kalo yang diluar itu lain yang di dalam juga. nah saya mau liat tata caranya salon yang di luar dulu ntar saya baru buka usaha sendiri dirumah.
HASIL WAWANCARA Nama
: Maswati
Usia
: 15 Tahun
Asal daerah
: Cianjur
Jabatan
: Siswa/Klien
Pendidikan terakhir
: SD
Tempat
: Rumah Perlindungan Sosial Wanita
Hari/Tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
: 11.40-11.50 WIB
1. Apakah anda mengikuti kegiatan keterampilan yang ada di panti ini? Jawab: ya 2. Apa saja jenis kegiatan bimbingan keterampilan yang ada di PSKW, dan jenis keterampilan apa yang anda ikuti? Jawab: high speed 3. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan keterampilan tersebut? Jawab: emmm....tiga bulanan lah 4. Apakah ada hasil nyata yang anda rasakan dari kegiatan keterampilan tersebut? Jawab: nyatanya,,ya nyatanya bisa ngejait juga...bisa bikin pola, bikin tutup galon, bisa bikin apa,,,,taplak meja itu, ya kayak gitu banyak yah,,,cuman gak boleh
dibawa kesini (sambil menunjuk kamar RPSW tempat kami melakukan wawancara) harus dilihat disana hasilnya. 5. Apa bentuk/wujud keberhasilan tersebut? Jawab: sajadah, tutup galon, tutup kulkas, tas.. 6. Apakah anda merasakan perubahan dalam diri anda setelah mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan? Jawab: ya, merasakan 7. Apa harapan anda setelah keluar dari PSKW? Jawab: saya harapannya pengen kerja di pabrik, dikonveksi aja. 8. Apakah anda mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti? Jawab: kalo buka usaha sih tempat aku susah yah,,soalnya kampung banget rumahnya, udik banget gitu harus kerja lagi tempat lain misalkan ke Bogor, ke Bandung, ke Bekasi, ke Jakarta.
HASIL WAWANCARA Nama
: Aulia
Usia
: 23 Tahun
Asal daerah
: Purwakarta
Jabatan
: Siswa/Klien
Pendidikan terakhir
: SD
Tempat
: Rumah Perlindungan Sosial Wanita
Hari/Tanggal
: Kamis/19 Mei 2011
Pukul
: 11.50 s/d 12.00 WIB
1. Apakah anda mengikuti kegiatan keterampilan yang ada di panti ini? Jawab: ya 2. Apa saja jenis kegiatan bimbingan keterampilan yang ada di PSKW, dan jenis keterampilan apa yang anda ikuti? Jawab: mute/handycraft 3. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan keterampilan tersebut? Jawab: satu bulan baru..aku mah disini 4. Apakah ada hasil nyata yang anda rasakan dari kegiatan keterampilan tersebut? Jawab: ada...udah dikumpulin dikantor semuanya.
5. Apa bentuk/wujud keberhasilan tersebut? Jawab: oh ada.... semuanya sudah bisa dikerjakan sendiri kalo ahli si belum begitu karna mungkin gak ada bahan kalo ada bahan ya bisa semua. 6. Apakah anda merasakan perubahan dalam diri anda setelah mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan? Jawab: ya, merasakan 7. Apa harapan anda setelah keluar dari PSKW? Jawab: 8. Apakah anda mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti? Jawab: -
TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN PEGAWAI/STAFF DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA JAYA” JAKARTA TIMUR
No
Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pencapaian
Pertanyaan Wawancara
Bpk. Hasan
Jawaban Bpk. Bambang Ibu. Yani Suwidyo
1. Menurut bapak/ibu apakah
Handayani
Ibu. Sri
Ibu. Yovita
Gantini
Sri Endang
Tujuannya agar
Tujuannya
Tujuannya
Tujuannya
Tujuannya
tujuan dari program
tujuan diadakannya
para korban atau
adalah untuk
untuk bekal
untuk
supaya siswa
bimbingan keterampilan
kegiatan bimbingan
klien setelah
memberikan
siswa setelah
memberikan
itu mandiri.
untuk korban trafficking di
keterampilan untuk para
pulang dari rumah bekal setelah
keluar dari
bekal
Panti Sosial Karya Wanita
korban trafficking di
perlindungan ini
mereka kembali
panti.
tambahan
“Mulya Jaya”?
PSKW ini?
mempunyai bekal
kerumah.
ilmu agar
keterampilan.
siswa dapat mandiri.
2. Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada
Tercapai
Sebagian Tercapai
Tercapai
Tercapai walaupun
tingkat yang sesuai dengan
belum
yang diharapkan?
seluruhnya kerena siswa itu memiliki latar belakang yang
Tercapai
berbeda. 3. Tujuan-tujuan apa saja
Tujuan yang
Tujuan yang
Saat ini
Tujuan yang
Siswa sudah
yang telah dicapai dalam
sudah tercapai
telah tercapai
tujuan yang
telah tercapai
bekerja di
pelaksanaan program
saat ini, yang ikut
adalah
telah tercapai
cukup banyak beberapa
bimbingan keterampilan
menjahit sudah
sebelumnya
siswa yang
salah satunya
ini?
bisa menjahit dan
mereka tidak
telah
mereka sudah sudah ada
membuat pola,
memiliki
lulus/alumni
dapat
yang
anak yang ikut
keterampilan
sudah banyak
melakukan
membuka
olah pangan
saat ini telah
yang bekerja
keterampilan
salon sendiri
sudah bisa
memiliki dan
atau
itu sendiri
membuat
menguasai
membuka
dan dilepas
beberapa macam
keterampilan.
usaha.
oleh
makanan semua target pencapaian tujuan telah disesuaikan dengan waktu tertentu
instruktur.
salon, bahkan
2
Apakah program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita
1. Apakah terjadi perubahan
Ya
Ya, dari hasil
Ya, ada dan
Ya, tentunya
Ya, terjadi
terhadap klien setelah ia
monitoring dan
terjadi
terjadi
perubahan
mengikuti program
evaluasi yang
perubahan
perubahan
sekali
tersebut? Berupa apa?
dilakukan
dalam diri
dalam diri
banyak terjadi
mereka.
siswa karena
“Mulya Jaya” menghasilkan perubahan pada korban trafficking?
2. Apakah hasil tersebut dirasakan secara nyata
Ya, dirasakan
perubahan ke
mereka
arah yang lebih
mempunyai
baik dalam diri
tambahan
siswa.
ilmu.
Ya
Ya
Ya tentu.
nyata oleh peserta
Ya, dirasakan nyata.
oleh peserta? 3
Bagaimana indikator keberhasilan dari program bimbingan keterampilan yang diberikan kepada korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”?
1. Menurut bapak/ibu
Program saat ini
Program
Sejauh ini
seberapa baik program
berjalan dengan
keterampilan
semuanya
berjalan baik
bimbingan ini berjalan?
baik, dan dapat
yang berjalan
berjalan
tapi semua
dikatakan lebih
saat ini sudah
dengan
itu kembali
baik lagi jika
cukup baik
sangat baik.
pada siswa.
mereka tidak
hanya saja
kembali bekerja
program
ke Luar Negeri.
keterampilan untuk para siswa korban trafficking
Sangat baik
Sejauh ini
masih menginduk pada keterampilan di PSKW “Mulya Jaya” 2. Bagaimana kriteria
Jika mereka tidak
Jika mereka bisa
Mereka lulus
Kriteria
kriterianya
keberhasilan terhadap
kembali bekerja
mencukupi
ujian
keberhasilann mereka
program bimbingan
ke Luar Negeri
kebutuhan
keterampilan
ya ditandai
mempunyai
keterampilan yang
dan dapat
hidupnya dari
dan memiliki
apabila siswa
semangat
diberikan PSKW kepada
memamfaatkan
hasil
sertifikat.
sudah dapat
untuk
para klien?
keterampilan
keterampilan
melakukan
bekerja,
yang dimiliki.
yang diperoleh.
semua
mereka tidak
kegiatan
berfikiran
keterampilan
kebelakang
itu sendiri.
lagi tapi lebih
Selain itu
bisa
mereka dapat
menghasilkan
disalurkan ke
pendapatan
dunia usaha
sendiri dari
untuk
apa yang
bekerja.
diperoleh.
TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KORBAN TRAFFICKING DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA JAYA” JAKARTA TIMUR
Jawaban No
Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pencapaian
Pertanyaan Wawancara 1. Apakah anda mengikuti
Santiana
Nuria Ismani
Maswati
Aulia
Ya.
Ya, ikut
Ya.
Ya.
Salon/ Tata
Salon/ Tata
High Speed
Mute/Handycraft.
bimbingan keterampilan
Kecantikan
Kecantikan
yang ada di PSKW, dan
Rambut.
Rambut.
Tiga bulan lebih.
Tiga bulan.
Tiga bulan
Satu bulan
tujuan dari program
kegiatan keterampilan
bimbingan keterampilan
yang ada di panti ini?
untuk korban trafficking di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”?
2. Apa saja jenis kegiatan
jenis keterampilan apa yang anda ikuti? 3. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan keterampilan tersebut?
2
Apakah program bimbingan keterampilan di
1. Apakah ada hasil nyata
Ya, ada.
Ya, ada.
yang anda rasakan dari
Ya, ada hasil
Ya, ada
nyatanya.
kegiatan keterampilan Panti Sosial Karya Wanita
tersebut?
“Mulya Jaya” menghasilkan perubahan pada korban trafficking?
2. Apa bentuk/wujud keberhasilan tersebut?
3. Apakah anda merasakan perubahan dalam diri anda
Bertambahnya
Mengetahui cara-
Bisa membuat
Bisa membuat barang-
pengetahuan.
cara salon/Tata
sajadah, tutup
barang sendiri.
Kecantikan
gallon, tutup kulkas
Rambut.
dll.
Ya.
Ya, merasakan.
Ya, merasakan.
Ingin bekerja di
Ingin bekerja dan
Ingin bekerja di
-
salon di Luar
membahagiakan
pabrik konveksi.
Negeri (dengan
orang tua.
Ya, ada perubahan.
setelah mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan?
3
Bagaimana indikator keberhasilan dari program bimbingan keterampilan yang diberikan kepada
1. Apa harapan anda setelah keluar dari PSKW?
catatan kelengkapan surat
korban trafficking di Panti
harus lengkap).
Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”?
2. Apakah anda mempunyai
Ya, bekerja di
Ya, bekerja.
Kalau untuk buka
rencana untuk bekerja atau salon di Luar
usaha sangat sulit,
membuka usaha sesuai
mungkin bekerja di
dengan bidang keterampilan yang diikuti?
Negeri.
pabrik.
-
DAFTAR NAMA-NAMA VOT YANG DI TANGANI DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL WANITA (RPSW), PSKW "MULYA JAYA" PS. REBO DARI TAHUN 2007 S/D 2011 NO
NAMA
TEMPAT/TGL LAHIR
1
2
3
AGAMA PENDIDIKAN 4
5
ALAMAT
KASUS
RUJUKAN
6
7
8
9
Masuk RPSW Keluar RPSW
KETERANGAN
2007
1
Rani Widiawati bt. Koko
2
Yana Bt. Mazar
Tasikmalaya, 13 Maret 1992
Islam
SMP Kelas II
Bandongan, Bogor
Korban Perkosaan
Dinsos Kota Bogor
Reintegrasi ke keluarga
Karawang, 52 tahun
Islam
Buta Huruf
Jl. Selapanjang Neglasari Tangerang
Menjalani prostitusi diketahui oleh suami
Dinsos Kota Bogor
Reintegrasi ke keluarga
Pekalongan, 22 tahun
Islam
SD Kelas IV
Bogor, 22 November 1976
Islam
SMA
Jl. Citra Raya Kel. Cikupa Kec. Cikupa Kota Tangerang
Menjalani Prostitusi diketahui oleh suami
Dinsos Kota Bogor
Reintegrasi ke keluarga
Sukabumi, 16 April 1990
Islam
SD
Purwasari I RT. 03/01 Kel. Purwasari Kec. Purwasari, Sukabumi
Korban Perkosaan
Dinsos Kota Bogor
Reintegrasi ke keluarga
10 Tahun
Islam
Buta Huruf
Belum diketahui
Korban Tindak kekerasan fisik dan psikis, terdapat bekas luka akibat siraman air panas di kedua tangannya.
Dinsos Kota Bogor
Klien dirujuk ke RPSA Bambu Apus Jakarta (Referal)
Bogor, 7 Agustus 1981
Islam
SMP
Jl. Raya Puncak Cibogo Rt. 001/02 Kel. Cibogo, Kec. Mega Mendung Kab. Bogor Prop. Jabar
Menjalani prostitusi diketahui oleh orang tua
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Imas Bt. Oping
Sukabumi, 24 tahun
Islam
SMP
Bojong Jengkol, Sukabumi, Jawa Barat
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Sofianti Bt. Endang
Sukabumi 19 Tahun
Islam
SMP
Klien korban kawin kontrak Sukaraja Rt. 005/04 Kec. Sukaraja, dengan lelaki kebangsaan Arab Sukabumi Jawa Barat Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
3
Gita Bt. Sabar
4
Maya Bt. Didi Sohipin
5
Nuni Nuryati Bt. Sa'id (alm)
6
Ros
7
Linda Permata Sari Bt. Budi (alm)
8
9
Klien dijual oleh teman, korban perkosaan saat ini sedang Dinsos Kota Bogor hamil
Klien dirujuk ke RS. Polri R. Sukanto untuk mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, bayi klien akan diadopsi (Referal)
Dukuh Belimbing RT. 001/02 Desa. Sido Mulyo Kec. Limpung, Kab. Batang, Jawa Tengah
PEKSOS
10 Nuraini Bt. Rosman
Malang, 26 tahun
Islam
SMP
Gondong Rt. 005/05 Malang Jawa Timur
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
11 Santi Bt. Imen
Cianjur 28 Tahun
Islam
SD
Panembong RT. 001/02 Warung kondang Cianjur, Jabar
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
12 Ita Bt Suparman
Cianjur 25 tahun
Islam
SMP
Kp. Gunung Sembu Sala Gedang RT. 002/04 Kec. Cibeber, Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Sukabumi 28 tahun
Islam
SD
Desa Neglasari Kec. Lengkong, Sukabumi Prop. Jawa Barat
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Bogor 32 tahun
Islam
SMP
Kp. Cililin Rt. 003/07 Kel. Batu Layang Bogor
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Cianjur 34 Tahun
Islam
Buta Huruf
Desa Sukajaya, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur Jabar
Klien korban kawin kontrak dengan lelaki kebangsaan Arab Saudi
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Bogor, 5 Mei 1990
Islam
SMP Kelas II
Jl. Pakuan Ciheuled Rt.004/06 Bogor
Klien dijual oleh seorang Oknum Polisi dengan Seorang mami di Pangkal Pinang dengan harga 3 juta
IOM
Reintegrasi ke keluarga
Bogor 7 Januari 1992
Islam
SD Kelas II
Jl. Dermaga Pasar Jum'at Leuwiliang, Bogor
Klien dijual oleh seorang Oknum Polisi dengan Seorang mami di Pangkal Pinang dengan harga 3 juta
IOM
Reintegrasi ke keluarga
18 Devi Iriani Bt. Karso ( Alm )
Jakarta 1Februari 1989
Islam
SMP
Tanah Merdeka RT.002/12Cilincing Klien dijual oleh seorang Oknum Polisi dengan Seorang mami di Pangkal Tanjung Priok Jakarta Utara Pinang dengan harga 3 juta
IOM
Reintegrasi ke keluarga
19 Noni Rahayu Bt. Suherman
Pekan baru 7 juni 1991
Islam
SD Kelas VI
Jl. Pakuan CiheuledRT. 004/06 Bogor Jawa Barat
Klien dijual oleh seorang Oknum Polisi dengan Seorang mami di Pangkal Pinang dengan harga 3 juta
IOM
Reintegrasi ke keluarga
Bogor 17 Juni 1985
Islam
SD
Jl. Bondongan RT.002/04 No. 15 Bogor Selatan ,Kota Bogor Jawa Barat
Klien dijual oleh seoang calo yang Rumah Singgah Engku bernam yayang dengan seorang germo Puteri Tanjung Pinang di lokalisasi KM 24 Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau dengan harga RP. 3 juta
13 Lilis Bt. Kowi
14 Lilis Bt. Wahya
15 Nurlela Bt. Amen
16
Enok Sofiah / Sefi Bt. Dartam
17
Nanda Aisyah bt. Dadang Suhendar
20 Indah Handayani Bt.
Reintegrasi ke keluarga
21 Suminar Bt.
Sukabumi 5 Maret 1983
Islam
SD
KaradenanRT.50/08 Desa .Cimahi, Kec.Canntaian Kab. Sukabumi, Jawa Barat
22 Sari Susanti/ qiran Bt.
Bandung 4 Januari 1984
Islam
SMP Kelas 1
23 Tetihana Bt.
Jepara 14 agustus 1984
Islam
24 Nurlela Bt.
Bogor 13 Februari 1986
25 Lisna Ariyani
26 Naning
27
Sri Rahayu Bt. Ibnu Hajar Hutagalung
28
Nurkhasanah Bt. Syamsuri (alm)
29 Rika Puspita Bt. Nur Kaini
30
Kamaria Resti Bt. Romli (alm)
31
Yuliana Minawati Demang Bt. Elia Demang
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi ke keluarga
RT.001/19 Desa Mulya Sari Kec. Bale Edah Kab. Bandung ,Jawa Barat
Klien dijual oleh seorang calo yang bernama Yayang dengan Rumah Singgah Engku seorang germo di lokalisasi KM Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau 24 Tanjung Pinang dengan harga RP.1.500.000,-
Reintegrasi ke keluarga
SMP Kelas 1
Desa. Wedalan RT. 003/09 kec. Bangsri, Kab. Jepara Jawa Tengah
Klien dijual oleh seorang calo Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang yang bernama : A Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi ke keluarga
Islam
SMP
Kp, Jatake RT. 002/07 Kel. Cimanggu, Kota Bogor ,Jawa Barat.
Klien dijual oleh seorangcalo yang bernama yayang dengan seorang germo di lokalisasi KM34 Tanjung Pinang dengan harga RP.3juta
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi ke keluarga
Bogor 9 September 1986
Islam
SMP Kelas 1
Jl. Bondongan RT.002/04 No. 15 Bogor Selatan ,Kota Bogor Jawa Barat
Klien dijual oleh seorang calo yang bernama yayang dengan seorang grmodi lokalisasi KM 24 Tanjung Pinang dengan harga RP.1 juta
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi ke keluarga
Jepara 18 Oktober 1987
Islam
SMP Kelas II
Desa Tengguli Rt. 001/02 Kec. Bangsri, Kab. Jepara, Jawa Tengah
Klien dijual oleh seorang calo yang bernama Yayang
Klien dirujuk oleh IOM
Reintegrasi Ke daerah asal
Batu Bara, 6 September 1988
Islam
SMA Kelas II
Gg. MIN Desa Batu Bara, Kec. Tanjung Tiram, Kab. Tanjung Balai Asahan Prop. Sumut
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi Ke daerah asal
Blitar, 21 Agustus 1991
Islam
SD
Ds. Sumber Asri Rt. 001/01 Kec. Cekok Kab. Blitar, Prop. Jawa Timur
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi Ke daerah asal
Pasaman, 24 September 1989
Islam
SD
Ds. Air Haji Kec. Lembah Melintang Kab. Pasaman, Prop. Sumbar
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi Ke daerah asal
Tanjung Raja, 27 November 1989
Islam
SD Kelas IV
Desa Tanjung Raja Kec. Siri Dalam, Kab. Batu Raja, Prop. Sumsel
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Reintegrasi Ke daerah asal
Surabaya, 23 Juli 1978
Islam
SMP Kelas II
Jl. Saradan Rt. 001/05 Kec. Madun Kab. Madiun, Jawa Timur
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Dirujuk ke RPSA Bambu Apus Jakarta Timur (Referal)
Klien dijual oleh seorang caloyang bernama :A
32 Siti Nuralia Bt. Ajudin
Bandung, 19Juni 1982
Islam
SMP
Kp. Girang Rt. 003/04 Desa Cidamar Kec. Cidaun Kab. Cianjur, Jabar
Klien korban penipuan oleh majikan di Malaysia
Rumah Singgah Engku Puteri Tanjung Pinang Prov. Kepulauan Riau
Dirujuk ke RPSA Bambu Apus Jakarta Timur (Referal)
2008
Banyuwangi, 20 Juli 1969
Islam
SMP
Dusun Krajan Rt. 003/02 Desa Wringin Rejo Kec. Gambiran, Kab. Banyuwangi
Klien di buang oleh Germo di batam
IOM
Reintegrasi Ke daerah asal
Pontianak, 24 tahun
Budha
SD Kelas III
Pontianak Kalimantan Barat
Klien di jual oleh majikan untuk menjadi PSK di Malaysia
RPTC
Klien Bekerja Sebagai PRT di tempat yang aman (Referal)
35 Aini Adinda Putri Siregar
Medan, 16 Maret 1983
Islam
SMP Kelas II
Jl. Tanjung Balai Gg. Panton Medan, Klien Korban tindak kekerasan Sumut oleh majikan di Malaysia
RPTC
Reintegrasi ke keluarga
36 Tini
Dumai/Riau, 26 tahun
Islam
SD
Klien di trafiking di Malaysia
IOM
Reintegrasi ke keluarga
33 Pujiati Bt. Abu Bakar
34 Susanti
Dumai Riau
2009
37 Carti/Maya Bt. Sibut
20 tahun
Islam
SD
Kp. Karang Sinom Rt. 04/05 Desa Kroya Kec. Haurgeulis Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
38 Dasri/Desi Bt. Data
18 tahun
Islam
SD
Kp. Kroya Belok Cipondoh Cirebon
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
39 Dini Bt. Arifin
17 tahun
Islam
SD
Kec. Bongas, Jampang Tegal, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
40 Silvina/Almi Bt. Alam
17 tahun
Islam
SD
Kandang Haur Rt. 07/08 Ds. Plawangan, Kec. Kandang Haur , Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
41 Neng Tita A Bt. Endang K
17 tahun
Islam
SMP tidak tamat
Ciheleut tegal lega Bogor
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
42 Santi/Evi Bt. Tarman
15 tahun
Islam
SMP
Desa Kroya Rt.05/04 Kec. Kroya, Kab. Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
43 Rosi Bt. Kamah
18 tahun
Islam
SMP
Kp. Kedung Waru Kel. Gabus Wetan , Kec. Gabus Wetan
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
44
Kokom Komariah/Kiki Bt. Udin
15 tahun
Islam
SMP tidak tamat
Jl. Haur Geulis, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
45
Kristin Supriyani/Windi Bt. Arso
18 tahun
Islam
SD tidak tamat
Jl. Patrol, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
46
Wiwik Widyawati/Widya Bt. Dulkarim
18 tahun
Islam
SD
Ds. Rajayang Rt. 12/02, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
47 Uun Widaryanti Bt. Caslim
16 tahun
Islam
SMP tidak tamat
Kp. Kroya Rt. 7/3 Haur Geulis, Kroya, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
48 Ratna/Ratia Bt. Wasit
17 tahun
Islam
SD
Jl. Bugel Tulang Kacang Rt. 01/02 No. 10 kec. Patrol, Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
49 Sapitri (lia)
19 tahun
Islam
SD
Desa Ajasari, Kec. Patrol Rt. 02/03 No. 35 Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
50 Nuraini Alias Lili Bt. Jaudin
17 tahun
Islam
SD
Jl. Haur Geulis, Ds. Haur Geulis, Kab. Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
Reintegrasi ke keluarga
51 Linawati Bt. Singkeh
19 tahun
Katolik
SD tidak tamat
Ds. Selimus, Kec. Sekadar, Kalbar
Ditarfik ke Malaysia
IOM
52 Kristin (Entin) Bt. Weri
20 tahun
Islam
SD tidak tamat
Indramayu
Klien ditrafik di café to day country Mangga Besar
Bareskrim Mabes Polri
29 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Reintegrasi ke keluarga
53 Srikandi Bt. Tuki
22 tahun
Islam
SD
Ds. Selo Sari Rt. 02/02 Kec. Kandangan, Kab. Kediri
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Bangka Belitung
Reintegrasi ke keluarga
54 Danik Andriani bt. Katimun
23 tahun
Islam
SD
Desa Samar, Dsn Garon Rt. 02/03 Kec. Pager Wojo Tl. Agung
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Bangka Belitung
Reintegrasi ke keluarga
55 Eni Kusmiati Bt. Kuswara
17 tahun
Islam
SD
Jl. Siliwangi Kp. Cijambe, Ds. Pelabuhan Ratu, Rt. 01/17, Pelabuhan Ratu
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Sukabumi
Reintegrasi ke keluarga
56 Mira Siti Nurhayati
18 tahun
Islam
SD
Kp. Cibolang Ds. Citepus, Rt. 02/02, Kec. Pelabuhan Ratu
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Sukabumi
Reintegrasi ke keluarga
57 Nengsih Bt. Dasim
18 tahun
Islam
SD
Ds. Ranjeng, Cibolang, SD Ranjeng I Rt. 02/07, Lohsarang, Indramayu
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kab. Bekasi
Reintegrasi ke keluarga
58 Yati Bt. Sarudin
18 tahun
Islam
SD
Jl. Prapatan Bolang, Kp. Raganis
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kab. Bekasi
Reintegrasi ke keluarga
59 Sintawati Bt. Arto
18 tahun
Islam
SD
Kp. Pulo Rengas Ds. Sindang Jaya, Kec. Cabang Bungin, Rt. 08/03 Bekasi
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kab. Bekasi
Reintegrasi ke keluarga
60 Soleha Bt. Kamsita
17 tahun
Islam
SD
Ds. Rancadaka Rt. 08/02. Kec. Pusaka Negara Kab. Subang
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kab. Bekasi
Reintegrasi ke keluarga
9 Mei 1993
Islam
SD
Jl. Raya Tanujaya Rt. 01/04 No. 43, Kel. Tajur, Bogor
Korban Trafiking
Dinsos Bogor
Reintegrasi ke keluarga
62 Dede Nurhayati
Subang, 02 Juni 1980
Islam
SD
Ds. Cibeusi Rt. 02/02 Kp. Peuntas Kec. Ciater Kab. Subang
Korban Trafiking
IOM/RPTC
26 Juni 2009
63 Erlynawaty Sihotang
Jakarta, 03 April 1979
Kristen
SMU
RPTC
10 Juli 2009
61 Resta Maita Sari/Dedek
Cipinang Muara Rt. 01/01 No. 6 Kec. Korban Tindak Kekerasan fisik Jatinegara Jakarta Timur
28 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Wisnu
Referal To RPSA
Hasan
64 Larasati Femi
18 tahun
Islam
SMA
Kp. Parung Halang Jati Rt. 01/01 Ds. Bale Endah Kec. Dayeuh Kolot Kab. Bandung Jabar
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
65 Ina Peragawati
26 Tahun
Islam
SD
Ds. Gebang Anom Rt. 03/08 Kec. Gringsing, Kab. Batang, Jawa Tengah
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Wisnu
66 Muanah
26 Tahun
Islam
SD
Ds. Prigi Rt. 03/03 Kec. Suela Kab. Lombok Timur, NTB
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
67 Eka Niati Donok
21 Tahun
Kristen
SMP
Ds. Telidik Kec. Teriak, Kab. Bengkayang, Pontianak, Kalbar
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
68 Kiki Apriyanti
20 tahun
Islam
SMP
Rawa Bebek Rt. 01/03 Bekasi Jawa Barat
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
69 Winarni
39 Tahun
Islam
SMA
Ds. Sugih Waras Rt. 02/03 Kec. Sugih Waras Kab. Bojo Negoro, Jawa Timur
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Hasan
70 Amah
24 Tahun
Islam
SMA
Ds. Peron Rt. 03/01 Kec. Sukorejo Kab. Kendal Jawa Tengah
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
71 Alfiyah
24 Tahun
Islam
SD
Ds. Tanjung Rejo Kec. Bangkunat Kab. Lampung Barat
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
72 Suci Rahmawati
22 tahun
Islam
SMA
Ds. Negara Ratu Rt. 13/04, Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Hasan
73 Sumiati
24 Tahun
Islam
SD
Ds. Pojok Jl. Argo Sari Rt. 07/01 Kec. Dampit Kab. Malang, Jatim
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Wisnu
74 Endang Setyaningsih
25 Tahun
Islam
SMK
Jl. Rajawali Lingkungan III Rt. 01/03 Kec. Terbangi Kab. Lampung Tengan
Korban Trafiking
IOM/RPTC
17 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
14 Agustus 2009
75 Siti Khusnul Khotimah
26 Tahun
Islam
SMP
Kalibangkang Sari Rt. 04/04 Kec. Ayah Kab. Kebumen Jawa Tengah
Korban Trafiking
IOM/RPTC
21 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
76 Elfrida Goru Tesiki
30 Tahun
Kristen
SD
Ds. Lewalutas Kec. Lamkenen Kab. Belu NTT
Korban Trafiking
IOM/RPTC
21 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Wisnu
26 Des. 1972
Islam
SD Kls. 2
Ds. Gumawang/Curahmalang Rt. 11/12 Kec. Rambipuji Kab. Jember Jatim
Korban Trafiking
IOM/RPTC
24 Juli 2009
Reintegrasi ke keluarga
Hasan
78 Kasih
35 tahun
Islam
SD
Jember, Jawa Timur
Korban Trafiking
IOM/RPTC
8 Agustus 2009
Reintegrasi ke keluarga
Hasan
79 Sri Handayani
18 tahun
Islam
SD
Ds. Panjang Rt. 04 Kec. Pemalang Kab. Lando Dongkar, Jateng
Korban Trafiking
IOM/RPTC
20 Agustus 2009
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
80 Ponikem
25 Tahun
Islam
SD
Ds. Pasinggahan Rt. 6 Rw.3 Kec. Gabus, Kab. Pati, Jawa Tengah
Korban Trafiking
IOM/RPTC
21 Agustus 2009
Reintegrasi ke keluarga
Wisnu
81 Muslihah
35 tahun
Islam
SD
Ds. Sesela Rt. 01 Kec. Gunung Sari, Kab. Lombok Barat, NTB
Korban Trafiking
IOM/RPTC
22 Agustus 2009
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
82 Yanih
26 Tahun
Islam
SD
Kp. Kaceot II Rt. 03 / 11 Kel. Tunggak Jati. Kab. Karawang Jabar
VOT
IOM/RPTC
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
83 Pramitha
22 Tahun
Islam
SMP
Jl. Jati Pulo Semangka I Tanah Abang Blok A No. 11 Jakarta Pusat
VOT
IOM/RPTC
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
84 Ros Bt Ento
20 Tahun
Islam
SD TL
Kp Kepuh Ds. Bantar Waru Kec. Cinangka Kab. Serang
VOT
Dinsos Babel
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
85 Nurhalimah
18 tahun
Islam
SMP TL
Kp Mekar sari Dsn.Karang Anyar Ds.Kebon Nanas Rt22/04 No22 Kec.Pusaka Negara Kab.Subang
VOT
Satpol PP Bekasi
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
77 Sunipah (41)
2010
86 Rasmita Sembiring
Medan, 06-03-1986
Jl. Simpang Bulu Duri, Kualalangkat, Sumut.
Islam
VOT
IOM
SMP
87 Suzi Ambarwati
Tegal, 12-10-1990
Islam
Reintegrasi ke keluarga 23 April 2010
Pekauman Tegal Jawa Tengah
VOT
IOM
Hasan O
Reintegrasi ke keluarga
SD
88 Nurlaila
Karawan, 03-April-1983
Hasan O
Ds.Sari Mulya/Cibango Rt01/05 Kec. Cilamaya, Kab. Karawang
Islam
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SMP
89 Samini
Medan, 08-01-1983
Ahmad
Jl.Pasar 6 PTPN 2 Perkebonan Sentis Kec. PercutSeituan Medan
Islam
VOT
IOM
SMP
90 Arni Sembiring
Medan, 11-07-1987
23 April 2010 Ds. Laobekeri Simpang Tuntungan, Kec. Kec. Pancur Batu Medan, Sumatra Utara
Islam
VOT
IOM
SMP
91
Ance Lora Ellisabet Sitorus
Bondar Sihudan, 27-12-1987
VOT
IOM
SMP
92 Marini
Lombok Barat, 31-12 1982
Ahmad
Reintegrasi ke keluarga
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SD
93 Rika
Kualalangkat, 09-12-1987
Ahmad
Jl. Simpang Buluduri, Kec. Kuala langkat, Kab. Langkat, Sumut
Islam
VOT
IOM
SMP
94 Ayu Asita Lestari
Polewali, 06-12-1993
Reintegrasi ke keluarga 23 April 2010
DS. Tanjung Biru, Kec. Polewali, Kab. Polewali, Sulbar
Islam
VOT
IOM
Ahmad
Reintegrasi ke keluarga
SD
95 Nurinsa Pasaribu
Pematang Slautan, -1-04-1983
Wisnu
Ds. Simpang Kuala, Padang Bulan. Medan, Sumatra Utara
Kristen
SMA
Bambang S
23 April 2010
Ds. Memanik, Kec. Sekotong Barat, Lombok Barat, NTB
Islam
Reintegrasi ke keluarga 23 April 2010
Ds. Bondar Sihudan, Kec. Andamdewi, Kab. Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
Kristen
Reintegrasi ke keluarga
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga 23 April 2010
96 Weni Oktaviani
Tangerang, 22-10-1993
Islam
Jl. Uyut Saridin No.47 Kota tangerang
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kota Tangerang
Reintegrasi ke keluarga
JL.Sholeh Ali No. 38 Kel. Sukarasa, Kec. Tangerang, Kab. Tangerang
korban trafiking yang dilacurkan
Dinsos Kota Tangerang
Reintegrasi ke keluarga
Ds. Pasar Kuto, Kec. Indra Laya Kab. Ogan Ilir, Sumsel
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SD
97 Novitasari
Bandar Lampung, 09-11-1993
Islam
SD
98 Mery Puspita
Palembang, 01-06-1992
Islam
SMP
99 Alfiarisma
Malang, 18 Agustus 1988
Wisnu
Dusun Dompyong Rt. 37/03 Ds. Kidal Kec. Tumpang Kab. Malang, Jatim
Islam
Korban Trafiking
BPPKB Prop Jabar
Reintegrasi ke keluarga
SMP
100 Asih Mutias
Wonogiri, 1 September 1986
Islam
Ahmad
Kemanggisan Pulo Rt. 12/03 Jak-Bar
Korban Trafiking
BPPKB Prop Jabar
Reintegrasi ke keluarga
Gg. Keramat Rt. 4/3 Kel. Neroktog Kec. Pinang, Kota Tangerang
Korban Trafiking
BPPKB Prop Jabar
Reintegrasi ke keluarga
Sawah Baru Rt. 01/06 No. 13 Kec. Ciasem, Kab. Subang Jabar
Korban usia anak yang dilacurkan
IOM/ YKAI
Reintegrasi ke keluarga
SMP kelas III
101 Maemunah Bt. Herman
Jakarta, 13 Agustus 1971
Islam
SD
102 Sutina
Subang, 09 September 1995
Islam
SD
103 Imas Ramasih Bt. Basuni
Kuningan, 09 April 1990
Wisnu
Ds. Jolok Sona Rt. 20/04 Kec. Jolok Sona, Kab. Kuningan Jabar
Islam
VOT
RPTC
Reintegrasi ke keluarga
SD
104 Pia
19 Tahun
Islam
Ahmad
Kemanggisan Pulo Rt. 12/03 Jak-Bar
Korban Trafiking
BPPKB Prop Jabar
Reintegrasi ke keluarga
Ds. Bulung Rt. 03/04 Kec. Wuluhan Jember
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SMP
105
28 Tahun
Islam
Wiwin Yulia Bt. Jamsari
106 Karwati Bt. Jaka
SD
Bandung, 1 Januari 1970
Wisnu
Jelekong Desa Sangkring Kec. Balei Endah, Kab. Bandung Jabar
Islam
SD
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
107 Lia Amelia
Jakarta, 15 Oktober 1980
Tanjung perak rt. 10/102 surabaya jatim
Islam
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SD
108 Elly Kartini
Mesiji, 23 Februari 1980
Hasan O
Perum 1 Jl. Ciujung 1 Cibodas, Kab. Tengerang Banten
Islam
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
SD
109 Deviyana Bt. Dedi
Jakarta, 25 Oktober 1986
Islam
Hasan O
Jl. Penjaringan Rt. 16/17 Muara Baru Kebon Tebu Jakarta Utara
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
Bambang S
Ds. Kedondong Kec. Semen Kab. Gunung Kidul
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
Ahmad
Bambang S
SD
110 Susi Sukarni
Yogyakarta, 10 Oktober 1971
Islam
SD
111 Valeria Susana
Jakarta, 10 Mei 1969
Kristen
SMA
Jl. Pesona Palad C 60 Perum Pesona Palad Cileungsi
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
112 Merry Oktaviani
Pontianak, 02-03-1991
Islam
SMK
Jl. Paris H. Husin No. 02 Rt. 11/12 Pontianak
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
113 Weny Agista
Sanggau, 2 Agustus 1993
Islam
SMP
Jl. Apel Gg. Apel IV No.12 Jeruju Pontianak
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
Yunita
Karawang, 01 Jan. 1987
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking usia anak
RPTC
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
114
Ds. Teluk Jambe, Kec. Telok Jambe Karawang Islam
SMP
Ds. Teluk Jambe, Kec. Telok Jambe Karawang
115 Tia
116 Nia Permata Sari
Karawang, 06 Okt. 1995
Bengkulu, 04 Agust. 1996
Islam
Islam
SD
SD Tdk Tamat
Talang Jerambah, Ds. Tanjung Agung Kec. Ulu Musi Kab. Empat Lawang
5 November 2010
4 Januari 2011
Reintegrasi ke keluarga
Babakan Cinangka Rt. 09/04 Ds. Sindang Panon Bjng
117 Siti Fatimah
Purwakarta, 04 Juni 1992
Islam
SD
Reintegrasi ke keluarga
Ds. Parung Mulya, Kec. Ciampel, Karawang
118 Ida Laila Sari
Karawang, 09 Mei 1995
Islam
SD
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Karawang
Reintegrasi ke keluarga
VOT
RPTC
1 November 2010
Reintegrasi ke keluarga
VOT
IOM
,12 November 2010
Reintegrasi ke keluarga
Ds. Kendal Jaya, Kec. Pedes Kab. Karawang
119 Herpina
Karawang, 23 Juni 1992
Islam
SMP
Kp. Cipetei, Ds. Mekar Buana, Kab. Karawang
120 Rini Nuraini
Karawang, 18 Agust. 1992
Islam
SMP
Kp. Cipetei, Ds. Mekar Buana, Kab. Karawang
121 Siti Dahlia
Karawang, 18 Juni 1992
Islam
SMP
Ds. Teluk Jambe, Kec. Telok Jambe Karawang
122 Linda
Telok Jambe, 13 Mei 1984
Islam
SD
Kp. Karapyak Rt. 16/04 Kec. Sagalaherang Subang Jabar
123 Fitri
Subang, 16 Tahun
Islam
SD
Ds. Kedaleman, Kec. Rogo Jampi, Kab. Banyuwangi Jatim
124 Diah Ayu Ningsih / Valen
Banyuwangi, 16 Jan. 1992
Islam
SD
125 Desi Retno
Pontianak. 02 Des. 1990
Islam
SMP
Jl. YM Sabran Gg. Sunan Kali Jaga, Tj. Ulu Kalbar
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
126 Indah Puteri
Pontianak, 06-06- 1991
Islam
SMP
Kom. Yos Sudarso Gg. Anggur No. 39 Pontianak
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
127 Icha Cristina
Pontianak, 29-11- 1991
Islam
SMP
Jl. Hj. Rais A. Rahman Pontianak Kalbar
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
Pontianak, 20 Tahun
Islam
SMP
JL. Paris II Pontianak Kalbar
Korban Trafiking
Dinsos Batam
Reintegrasi ke keluarga
128 Irayana Aslamyati
Bogor, 2 Maret 1990
Islam
SD Tdk Tamat
Kp. Sindang Lengok, Ds. Pakala Nunggal Kec Citeureup Kab. Bogor Jabar
Korban Trafiking
PSKW "Budi Rini" NTB
Reintegrasi ke keluarga
Pekalongan, 17 April 1994
Islam
SMP Klas II
Matraman, Jakarta Barat
Korban Trafiking
PSKW "Budi Rini" NTB
Reintegrasi ke keluarga
131 Lo Fui Lie
28 Tahun
Kristen
-
Kalimantan Barat
Korban Trafiking
Dinsos Kota Kalbar
Reintegrasi ke keluarga
132 Intan
15 Tahun
islam
-
Lampung
Korban Trafiking
Polsek Cisarua
Reintegrasi ke keluarga
Jakarta, 15 Tahun
Kristen
SMP
Gunung Sahari, Jakarta Pusat
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
20 Tahun
Kristen
-
Moldova
VOT
IOM
Reintegrasi ke keluarga
Lhokseumawe, 03 Februari 1995
Islam
SMP
Depok Jawa Barat
VOT
RPTC/YKAI
Reintegrasi ke keluarga
Korban Trafiking
Dinsos Tanjung Pinang Kepri
129 Atik Sarwati
130 Rosita
133 Ribka Adeline
134 Ksyenia
135 Putri Sari Dewi
2011
136 Nuriyah Ismani
Tanjung Pinang, 07 Oktober 1995
Islam
SMP Tdk Tamat
Jl. Kijang Lama Gang Putri Bangun Sari 1 No. 20 Tanjung Pinang Kepri
23 Desember 2010
Sintha L
137 Ardiana
Sumba Timur, 05 Mei 1978
Islam
-
Jl. Mataiyang Sumba Timur, NTT
Korban Trafiking
Dinsos Tanjung Pinang Kepri
23 Desember 2010
2 Mei 2011 Hasan O
138 Maswati
Cianjur, 14 Oktober 1995
Islam
SD
Kp. Cigedong, Kel. Karya Bakti, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur
VOT
RPTC
4 Januari 2011 Wisnu
139 Santiana
Sukabumi, 01 Mei 1990
Islam
SD Tdk Tamat
Ds. Legok Bitung Rt 01/ 12 Kec. Cibereum Sukabumi
VOT
RPTC
28 Maret 2011 Hasan O
140 Nur Hasanah
Tasikmalaya, 20 September 1987
Islam
SD
Ds. Cisaga, Ciamis Jawa Barat
VOT
RPTC
6 April 2011 Nendah N
141 Lia
142 Lina Andriani
Ciroyom, 07 Maret 1989
Islam
SD
Kp. Cihuni Rt 09/011 Ds. Pesawahan Kec. Lebak Anyar Kab. Purwakarta
VOT
Kediri, 8 Agustus 1990
Islam
SD Tdk Tamat
Ds. Pranggaan Rt 05/09 Kec. Ngadi Luwih, Kab. Kediri
Korban Trafiking
RPTC
6 April 2011
Dinsos Kota Bogor 20 April 2011 17 Juni 2011
Referal RPSO Cibadak Wisnu
143 Tahtika Trias Nurdiana
Banyuwangi, 26 Oktober 1995
Islam
SMP
Ds Sukorejo Rt 02/02 Kec. Bangunrejo, Kab. Banyuwangi
VOT
Dinsos Papua / IOM Wisnu
144 Fuji Astuti
145 Ika Ambarara Setyorini
Banyuwangi, 14 Februari 1991
Islam
SMP Tdk Tamat
Ds Sukorejo Rt 02/02 Kec. Bangunrejo, Kab. Banyuwangi
VOT
Dinsos Papua / IOM
Banyuwangi, 09 September 1980
Islam
SMA
Jl. Raya Rogo Jampi Banyuwangi, Jawa Timur
VOT
Dinsos Papua / IOM Wisnu
Magelang, 20 November 1991
Islam
SD
Kupang Jetis Rt 01/13 Ambarawa, Jawa Tengah
VOT
Dinsos Papua / IOM
Karawang, 28 Juli 1994
Islam
SMP
Gg Pandawa Kp Babakan Lio Rt 331/13 Ds Karyasari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
148 Cica
Karawang, 13 Januari 1994
Islam
SMP
Dsn Krajan Selatan Rt 13/06 Desa Karyasari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
149 Yati
Karawang, 14 Juli 1996
Islam
SMP Tdk Tamat
Gg Pandawa Kp Babakan Lio Rt 331/13 Ds Karyasari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
146 Nuning Budianti
147 Suryanah
150 Sifa Hawalia
Karawang, 17 April 1994
Islam
SMP
Dsn Babakan Tengah Rt 34/14 Ds Karyasari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
151 Amelia Dewi
Karawang, 30 Mei 1995
Islam
SD
Karya Sari Rt 06/03 Rengasdengklok, Kab. Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
152 Siti Latifah
karawang, 22 September 1995
Islam
SD
Kp. PPK 5 Rt 10/05 Ds. Karya Sari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
153 Nur Fadilah
Karawang, 09 Desember 1990
Islam
SMA
Kp Kedung Waru Rt 01/03 Ds Kota Pohaci, Kec. Ciampel Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
Karawang, 07 Juli 1994
Islam
MTS
Kp Wayahan Rt 06/03 Ds Karyabakti Kec. Batu Jaya, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
155 Santih
Karawang, 17 Februari 1994
Islam
MTS
Kp Wayahan Rt 06/03 Ds Karyabakti Kec. Batu Jaya, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
156 Hayeni
Palembang, 5 Januari 1996
Islam
SMP
Jl. Kikemas Rindo Larang Sepakat I Rt 21 No. 1065 Kertasari Palembang
Korban Trafiking
PSKW "Budi Rini" Mataram
154 Susi Wulandari
157 Yeni Ayu Anjani
Lampung, 16 Mei 1995
Islam
SD
Perumahan Bukit Tanjung Pitayu, Batam, Kepulauan Riau
Korban Trafiking
4 Mei 2011
Nendah N
4 Mei 2011
Sintha L
RPSA / Dinsos Prop Kepri
158 Rinah
Karawang, 30 Juli 1995
Islam
MTS
Kp Wayahan Rt 06/03 Ds Karyabakti Kec. Batu Jaya, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
159 Inggrid Nathalia B O
Buga Valle, 21 Juli 1991
Kristen
-
Buga Valle Citty, Columbia
VOT
IOM
06 Mei 2011
24 Mei 2011
Reintegrasi ke Keluarga Hasan O
160 Neneng Susi Susanti
Karawang, 12 Maret 1993
Islam
SMP
Dsn Babakan Tengah Rt 34/14 Ds Karyasari, Rengasdengklok, Karawang
Korban Trafiking
Dinsos Kab. Karawang
Gubuk Ds. Lauq Rurung 1 Rt 01/01 Ds. Kopang Rembiga Kec. Kopang Kab. Lombok
Korban Trafiking
TRC Kemensos RI
SMP
Jl. Karya Bakti Ds. Kedung Mendeng Rt 03/03 Kel. Argasunya Kec. Harjamukti Kotamadya Cirebon
Korban Trafiking
Islam
SD
Kp. Cibogo Rt 01/09 Kel. Argasunya Kec. Harjamukti Kotamadya Cirebon
Cirebon, 37 tahun
Islam
SD
165 Titin
Cirebon, 45 tahun
Islam
166 Rokiyah
Cirebon, 43 tahun
167 Lady Nathaly Montes
161 Marhaeni
Kopang, 31 Desember 1949
Islam
162 Komariah
Cirebon, 27 tahun
Islam
163 Saopah
Cirebon, 36 tahun
164 Rokima
14 Mei 2011
Reintegrasi ke Keluarga
Polresta Cirebon
12 Juni 2011 13 Juni 2011
Reintegrasi ke Keluarga
Korban Trafiking
Polresta Cirebon
12 Juni 2011 13 Juni 2011
Reintegrasi ke Keluarga
Kp. Cibogo Rt 06/09 Kel. Argasunya Kec. Harjamukti Kotamadya Cirebon
Korban Trafiking
Polresta Cirebon
12 Juni 2011 13 Juni 2011
Reintegrasi ke Keluarga
SD
Kp. Cibogo Rt 01/09 Kel. Argasunya Kec. Harjamukti Kotamadya Cirebon
Korban Trafiking
Polresta Cirebon
12 Juni 2011 13 Juni 2011
Reintegrasi ke Keluarga
Islam
SD
Kp. Cibogo Rt 01/09 Kel. Argasunya Kec. Harjamukti Kotamadya Cirebon
Korban Trafiking
Polresta Cirebon
12 Juni 2011 13 Juni 2011
Reintegrasi ke Keluarga
Columbia, 21 tahun
Kristen
PT Semester 3
Columbia
VOT
IOM
17 Juni 2011
168 Indah Safitri Br. Ketaren
Riau, 24 April 1989
Islam
SMP
Jl. Kota Cane Perbulan No. 32 Kec. Laubalang Kab. Karo Sumatera Utara
Korban Trafiking
PSKW Brastalgi Medan
26 Juni 2011
169 Rosalinda Br. Limbang
Sidikalang, 5 Juni 1982
Islam
SMP
Ds. Pasi Kec. Sidikalang Kab Dairi Sumatera Utara
Korban Trafiking
PSKW Brastalgi Medan
26 Juni 2011
Lubuk Linggau, 7 Januari 1989
Islam
SD
Tanjung Rejo (depan LP Lemaga) Sumatera Selatan
Korban Trafiking
PSKW Brastalgi Medan
26 Juni 2011
Yogyakarta, 14 Oktober 1976
Islam
SMP
Ds. Randu Gunting Rt 007/03 Taman Martani, Kalasan, Kab Sleman Yogyakarta
Korban Trafiking
PSKW Brastalgi Medan
26 Juni 2011
170 Lilis Maryanti
171 Murniyati
06 Mei 2011
Gambar 1. PSKW “Mulya Jaya” Tampak Depan
Gambar 2. Lapangan PSKW “Mulya Jaya”
Gambar 3: Tempat Besuk PSKW “Mulya Jaya”
Gambar 4: Gedung Rumah Perlindungan Sosial Wanita, PSKW “Mulya Jaya” Tampak Depan
Gambar 5: Gedung Rumah Perlindungan Sosial Wanita, PSKW “Mulya Jaya” Tampak Samping
Gambar 6: Gedung Rumah Perlindungan Sosial Wanita, PSKW “Mulya Jaya” Tampak Dalam
Gambar 7: Ruang Tamu Rumah Perlindungan Sosial Wanita, RSKW “Mulya Jaya”
Gambar 8: Kamar Tidur Siswa Rumah Perlindungan Sosial Wanita, RSKW “Mulya Jaya”
Gambar 9: kegiatan bimbingan keterampilan Tata Kecantikan Rambut
Gambar 10: Perlengkapan Keterampilan Tata Kecantikan Rambut
Gambar 11: Kegiatan Bimbingan Keterampilan Tata Rias Pengantin
Gambar 12: Perlengkapan Keterampilan Tata Rias Pengantin
Gambar 13: Perlengkapan Keterampilan Tata Rias Pengantin
Gambar 14: Kegiatan Bimbingan Keterampilan High Speed
Gambar 15: Hasil Kegiatan Bimbingan Keterampilan High Speed
Gambar 16: Kegiatan Bimbingan Keterampilan Handycraft
Contoh Sertifkat Bimbingan Keterampilan Tata Rias Pengantin