SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
[AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS]
[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]
[Endang Sujana, S.Pt., MP.]
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
a. Kompetensi Inti : Menguasai struktur, materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran/paket keahlian Agribisnis Ternak Unggas yang diampu b. Kompetensi Dasar (KD)/ Kelompok Kompetensi Dasar (KKD) : Mengembangkan Evaluasi hasil produksi Ternak Unggas c. Materi Pembelajaran : XV. Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas
15.1. Performan Ayam Broiler Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi daging pada broiler antara lain : Genetik (jenis, variasi individu) Jenis kelamin Umur Luas kandang/lantai Temperatur Pencahayaan Ransum
Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan manifestasi dari perubahan sel yang mengalami pertambahan jumlah sel (hyperplasia) dan pembesaran dari ukuran sel sendiri (hypertrophi). Pertumbuhan ini terjadi sejak terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoa. Pertumbuhan pada ayam broiler dimulai dengan perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat sampai dicapai pertumbuhan maksimum setelah itu menurun kembali, akhirnya terhenti. Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4 – 6 minggu kemudian mengalami penurunan, setelah itu terhenti sampai mencapai dewasa. Untuk melihat kecepatan pertumbuhan, dapat diukur dengan menimbang pertambahan berat 1
badannya secara berulang-ulang dalam setiap hari atau setiap minggu. Bila ayam broiler dipelihara sampai dengan diatas 6 minggu, biasanya timbunan lemak makin meningkat dengan makin bertambahnya umur. Kondisi seperti ini kurang dikehendaki oleh konsumen karena ayam dengan kadar lemak yang tinggi dianggap akan membahayakan kesehatan.
Tabel 25. Bobot Badan, Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler (kg) Umur (minggu)
BH
PBB
BH
PBB
Jantan & betina (Straight Run) BH PBB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,15 0,41 0,72 1,12 1,54 2,01 2,52 3,03 3,51 3,97 4,40 4,47
0,15 0,25 0,32 0,40 0,42 0,48 0,51 0,50 0,49 0,46 0,42 0,37
0,15 0,38 0,67 1,00 1,37 1,75 2,15 2,53 2,88 3,18 3,45 3,67
0,15 0,23 0,29 0,33 0,37 0,39 0,40 0,38 0,35 0,31 0,27 0,22
0,15 0,39 0,69 1,06 1,45 1,88 2,34 2,78 3,19 3,58 3,93 4,22
Jantan
Sumber : North (1990)
Betina
0,15 0,24 0,30 0,36 0,40 0,43 0,45 0,44 0,42 0,39 0,35 0,30
Ket : BH = Bobot hidup PBB = Pertambahan Bobot Badan
Guna memperoleh gambaran tentang kecepatan pertumbuhan ayam broiler dapat dilihat grafik pada Ilustrasi 36. Terlihat dari grafik tersebut, rata-rata pertumbuhan berat badan terus meningkat sampai mencapai umur 7 minggu, setelah itu terus menurun sampai mencapai umur 12 minggu. Oleh karena itu dalam pemeliharaan ayam broiler biasanya setelah mencapai umur tersebut dianggap pertambahan berat badannya sudah mencapai optimal serta sesuai dengan kebutuhan pasar.
2
Konsumsi Ransum Ayam mengkonsumsi ransum pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan energinya sehingga sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Oleh karena itu bila ayam disediakan dengan kandungan energi yang rendah dalam ransum maka ayam tersebut akan makan lebih banyak, sebaliknya bila disediakan ransum dengan energi yang tinggi maka ayam tersebut akan makan lebih sedikit karena kebutuhannya akan lebih cepat terpenuhi. Sebagai sumber energi dalam ransum biasanya digunakan jagung kuning
Pertambahan Bobot Badan (kg)
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Umur (minggu)
Jantan
Betina
Jantan dan Betina
Ilustrasi 36. Kecepatan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler
Temperatur lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap konsumsi ransum, disamping energi ransum. Apabila temperatur lingkungan meningkat dari keadaan yang normal, maka ayam akan lebih banyak minum dan sedikit makan. Sebaliknya bila keadaan temperatur lingkungan menurun, maka konsumsi ransum akan meningkat. Temperatur lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan broiler sekitar 18 – 210C. Faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk fisik ransum. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan kepada ayam broiler yaitu bentuk mash,
3
crumble dan pellet. Bentuk pellet biasanya lebih banyak dimakan, karena pada jenis unggas umumnya lebih menyukai ransum bentuk butiran. Dari hasil penelitian, dalam pemeliharaan ayam broiler tanpa pemisahan jenis kelamin (straight run), dengan waktu pemeliharaan selama 5 minggu, yang diberi ransum dengan energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein 22 %, dihabiskan ransum yang sekitar 2,5 kg/ekor serta berat badan yang dicapai berkisar 1,2 – 1,3 kg/ekor. Konversi Ransum Untuk mengetahui efisien atau tidaknya ransum yang diberikan kepada ayam yang dipelihara, diantaranya bisa dilihat dari angka konversi ransum. Konversi ransum didefinisikan sebagai banyaknya ransum yang dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan berat badan. Dengan angka konversi ransum yang rendah (kecil), artinya banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit atau sebaliknya. Pada minggu pertama, angka konversi ransum ayam broiler ini sangat rendah selanjutnya akan meningkat pada minggu-minggu berikutnya sejalan dengan kecepatan pertumbuhannya, selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Feed Konversi Ayam Broiler selama 6 Minggu Umur (mingggu) 1 2 3 4 5 6
Jantan 0.80 1.20 1.37 1.70 1.98 2.29
Betina 0.80 1.22 1.41 1.78 2.08 2.35
Jantan dan betina 0.80 1.21 1.39 1.74 2.03 2.32
Sumber : North (1990)
4
LAYER Genetik (jenis, variasi individu) Umur Siklus Produksi Kepadatan Temperatur Pencahayaan Molting Ransum
5