SISTEM PENGADAAN BAHAN BAKU DAN ANALISIS STR-
BIAYA PRODUKSI PAKAN TERNAK
Studi Kasus pada Pabrik Makanan Ternak Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan, Kotamadya Cirebon
Oleh SRI INDAYANTI A 29.1235
JURUSAN ILMU-&MU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS PERTANIAN INSITITIT PERTANIAN BOGOR 1997
lemntu&I&u dan @apa& )itas doa, kasiti sayang dan @sabarannya
SRI INDAYANTI. Sistern Pengadaan Bahan Baku dan Analisis Struktur Biaya Produksi Pakan Ternak (Studi Kasus pada Pabrik Makanan Ternak Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan, Kotarnadya Cirebon) (Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI).
Sub sektor peternakan mengalami pertumbuhan yang terus meningkat melalui pertambahan populasi ternak dan produksi hasil ternak. Seiring dengan perkembangan sub sektor peternakan, industri pakan ternak juga mengalami pertumbuhan dengan adanya permintaan pakan ternak yang semakin meningkat. Pertumbuhan industri pakan ternak yang cukup tinggi menyebabkan perusahaanperusahaan tersebut harus dapat meningkatkan efisiensi di segala bidang dan menghadapi persaingan yang semakin ketat baik dalam mendapatkan bahan baku, mutu produk maupun pemasaran, Permasalahan umum yang dihadapi oleh perusahaan pakan ternak di Indonesia adalah masalah ketersediaan bahan baku serta fluktuasi harga bahan baku.
Bahan baku pakan merupakan hasil pertanian ataupun hasil ikutan
pertanian, sehingga ketersediaannya bersifat musiman sedangkan kebutuhan akan bahan baku pakan dapat dikatakan relatif tetap dan meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi ternak yang dipelihara. Pabrik Makanan Ternak Koperasi Peternakan Bandung Selatan (PMT KPBS) sebagai salah satu pabrik makanan ternak juga dihadapkan pada permasalahan umum tersebut. Ketersediaan bahan baku yang sifatnya musiman dan fluktuasi harga bahan baku yang tinggi diduga menyebabkan tingginya biaya produksi yang dihadapi oleh PMT KPBS.
Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk menelaah sistem pengadaan bahan baku pada PMT KPBS, menganalisis struktur biaya produksi, menganalisis biaya produksi optimal yang terjadi pada PMT KPBS serta menganalisis pengaruh ketersediaan bahan baku pakan yang sifatnya musiman dan fluktuasi harga bahan baku terhadap struktur biaya produksi yang dihadapi oleh PMT KPBS. Penelitian ini merupakan studi kasus pada PMT KPBS yang berkedudukan di Kotamadya Cirebon, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan SeptemberOktober 1996.
Data yang dipergunakan adalah data primer dan sekunder.
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang dilakukan meliputi analisis sistem pengadaan bahan baku yang dianalisis secara kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif.
Pengolahan data secara
kuantitatif meliputi analisis struktur biaya produksi dan analisis optimalisasi biaya produksi pakan. Data yang diperoleh untuk analisis optimalisasi biaya produksi pakan ternak, diolah secara manual untuk selanjutnya ditabulasikan menurut aktivitas dan dimasukkan ke dalam model program linear, kemudian diolah dengan menggunakan komputer dengan alat bantu program LlNDO (Linear INfemctive of Discrete Opfimizer). PMT KPBS melakukan pembelian bahan baku menurut sistem pembelian sebelumnya (fonvard buying) dengan sistem kontrak (ulang langsung) yang secara rutin dan otomatis bertujuan untuk menjaga ketersediaan bahan baku secara berkesinambungan.
Sistem pengadaan bahan baku pada PMT KPBS telah
memperhatikan beberapa faktor penting dalam pengadaannya seperti penetapan
prosedur pembeiian, penetapan spesifikasi bahan baku, penetapan pemasok dan pengawasan kualitas bahan baku. Berdasarkan analisis struktur biaya produksi, biaya bahan baku memberikan kontribusi terbesar terhadap total biaya produksi yaitu rata-rata sebesar 88,25 persen per tahun dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 25, 11 persen per tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan dalam jumlah, jenis, harga bahan baku serta komposisi pakan yang digunakan. Komponen biaya bahan baku yang selalu memberikan kontribusi terbesar terhadap biaya bahan baku setiap tahunnya adalah biaya bahan baku pollard dan dedak, karena keduanya merupakan bahan baku utama konsentrat sapi perah. Pollard dan dedak memberikan kontribusi rata-rata berturut-turut sebesar 36,39 persen dan 24,54 persen per tahun dari total biaya bahan baku. Berdasarkan analisis optimalisasi biaya produksi, kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan selama periode Agustus 1995 sampai dengan Juli 1996 belum mencapai optimal. Keuntungan optimal yang diperoleh masih lebih besar daripada keuntungan aktual karena pola produksi aktual yang dilakukan perusahaan belum dilaksanakan pada biaya produksi minimal dengan penggunaan sumberdaya yang juga belum tepat. Pada pola optimalisasi, sumberdaya yang ketersediaannya berlebih adalah bahan baku bungkil kelapa, bungkil kedelai, jagung, kalsium, garam dan mineral, sedangkan sumberdaya yang sudah digunakan sepenuhnya adalah pollard dan dedak Ketersediaan bahan baku pakan yang bersifat musiman dan fluktuasi harga bahan baku pakan tidak selalu mempengaruhi besarnya komposisi pakan dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini tergantung pada jenis