SILASE (SILAGE) PAKAN TERNAK FERMENTASI
Nama
: Rahmat Hidayat
NIM
: 10.11.3749
Kelas
: 2C
STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA 2010-2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “SILASE (SILAGE)PAKANTERNAK FERMENTASI” Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiahmeskipun tersusun sangat sederhana. Mohon memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini.. Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Penyusun, 30 Maret 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ABSTRAK A. TUJUAN PEMBUATAN SILASE B. BAHAN PEMBUATAN SILASE C. SYARAT HIJAUAN D. BAHAN TAMBAHAN E. PROSES PEMBUATAN SILASE 1. Penyiapan Silo (wadah kedap udara) 2. Penyiapan Bahan Baku Silase serta Penempatan Silo DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK SILASE (SILAGE) Silase adalah pakan yang telah diawetkan dengan fermentasi yang di proses dari bahan baku yang berupa hijauan, limgah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya, denga jumlah kadar/kandunga air pada tertentu kemudian di maksukam dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedam udara, yang bisa disebut dengan Silo, selama sekitar tiga minggu, Didalam silo akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “baterai” asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga fermentasi. Silase yang terbentu karena proses fermentasi ini di simpan untuk jaga waktu yang lama tanpa banyak mengurangi A. Tujuan Pembuatan Silase; Tujuan utama pembuatan silage adalah untuk memksimalkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian di berikan sebagai pakan bagi ternak. Hal ini akan dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Sayangnya fermentasi yang terjadi di dalam silo (tempat pembuatan silase), sangat tidak terkontrol prosesnya, akibatnya kandungan nutrisi pada bahan yang di awetkan menjadi berkurang jumlahnya. Untuk memperbaiki kondisi berkurangnya nutrisi tersebut, beberapa jenis zat tambahan (additive)harus di gunakan agar kandungan nutrisi dalam silase tidak berkurang secara derastis, bahkan bisa meningkatkan pemenuhan nutrisi bagi ternak yang memakannya.
Pembuatan silase dapat juga menggunakan bahan tambahan, yang kegunaannya tergantung dari bahan tambahan yang akan dipergunakan. Adapun penggunaan bahan tambahan sangat tergantung dari kebutuhan/hasil yang ingin di capai. B. Bahan Pembuatan Silase Bahan untuk pembuatan silase adalah segala macam hijauan dan bahan dari tumbuhan lainnya yang di sukai oleh ternak ruminansia, seperti; Rumput, Jagung, Biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas, dan jerami padi,dll C. Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Silase: Segala jenis timbuhan atau hijauan serta bijian yang di sukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak karbohidrat. D. Bahan Tambahan Dengan mengetahui prinsip frementasi dan pahse tahapan prosesnya, maka kita bisa memanipulasi proses fermentasi dalam pebuatan silase. Menipulasi di tujukan untuk mempercepat proses atau untuk meningkatkan dan mempertahankan kabar nutrisi yang terkandung pada bahan buku silase. Manipulsi dengan penambahan bahan additive ini bisa dilakukan secara langsung dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidarat yang siap diabsopsi oleh mikroba, antara lain; 1. Molase (melas) : 2,5 kg/100kg hijauan 2. Onggok (tepung) : 2,5 kg/100kg kg hijauan 3. Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan 4. Urea : 2,5 kg/100 kg hijauan atau Dedak halus : 5 kg/100 hijauan 5. Ampas sagu: 7 kg/100 kg hijauan, biasanya ini diperlukan bila bahan dasarnya kurang banyak mengandung karbohidrat
6. 500 gram Rumen sapi/100kg hijauan E. Proses Pebuatan Silase Setelah memahami prinsip dasar pembuatan silase, maka proses tahap pelaksanaan pembuatan silase akan menjadi sangan mudah di fahami apa dan mengapa. 1. Penyiapan Silo (wadah kedap udara) Silo hanyalah nama sebuah wadah yang bisa di tutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan. Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik dam termurah serta sangat fleksibel penggunaannya. Walaupun bahan dari metal, semen dll tetap baik untuk di gunakan. Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong keresek pastik ukuran satu kilogram, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 m dan ketinggian 30 m. Pilihan ukuran, bahan serta konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anda. Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang mempunyai tutup yang biasa di kunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik. Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk di angkat manusia, kemudian dengan penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak. Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak sekaligus, maka cara yang termudah adalah dengan menggali tanah. Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan, kemudian menggunakan kantung plastik yang di jual meteran, sehingga penutupan bisa dilakukan dengan sangat rapat. Prinsip yang harus di perhatikan adalah saat membuka dan memberikan silase pada ternak, maka silo tersebut akan kemasukan udara/oksigen yang bisa dan akan merusak silase yang telah jadi karena terjadinya proses aerobic. Inilah sebabnya kenapa pembuatan dalam jumlah kecil dengan
menggunakan silo yang banyak serta portebel (seperti gentong plastik biru, atau kantong plastik), jauh lebih bagus di bandingkan dengan pembuatan dalam jumlah sangat besar dalam satu wadah/silo. Untuk itu ketahuilah Jumlah kebutuhan ternakm lalu sesuaikan pembuatan silo, sehingga penggunannya bisa sekali buka silo, isinya langsung habis di konsumsi sehingga tidak adalagi sisa yang harus di simpan. Penyimpanan sisa silase ini, di samping sangat merepotkan juga sangat riskan terhadap terjadinya proses pembusukan karena terjadinya eksposura terhadap oksigen yang akan mengakibatkan bakteri aerob. 2. Penyiapan Bahan Baku Silase serta Penempatan pada Silo: 1) Pemotongan atau pencacahan bahan baku, ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 cm, pemotongan dan pencacahan perlu di lakukan agar mudah di masuan salam silo dan mengurangi terperangkapnya ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan. Jika hendak menggunakan bahan tambahan, maka taburkan bahan tambahan tersebut kemudian di aduk secara merata, sebelum di masukan dalam silo. 2) Masukan cacahan tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis 3) Tiap lapisan semprot larutan Rumen sapi (campurkan dengan air secukupnya), jaga kelembaban 30-40% 4) Saat memasukan bahan baku dalam silo secara bertahap, lakukan penekanan pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan, karena oksigen harus banyak mungkin di kurangi atau di hilangkan sama sekali dari ruang silo 5) Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang bisa masuk kedalam silo
6) Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena matahari atau kena hujan secara langsung selama 3 minggu 7) Setelah 3 minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak. Sedangkan untuk menilai kualitas hasil pembuatan silase ini bisa di lihat Kristeria silase yang baik, jika penilaian anda mendapatkan hasil 100 atau medekati 100, maka cara dan membuat silase sudah sangat baik, lakukan cara tersebut untuk pembuatan silase berikutnya 8) Silo yang tidak di buka dapat terus di samping jangka waktu yang sangat lama asalkan tidak kemasukan udara 9) Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa secara berharap dapat selurunya diberi silase sesuai dengan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA www.google.com Fakultas Pertania UGM