Kebijakan dan SNI Pakan serta Pengawasan Penggunaan FA dan FS Pakan Ayam Petelur
Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.
Direktur Pakan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
Inovasi Teknologi Feed Additive dan Supplement untuk Peningkatan Produktifitas Ayam Petelur Medan, 28 Mei 2015
DIREKTORAT PAKAN TERNAK • Dikukuhkan dengan Permentan 61/2010 (Oktober 2010) • Program dan kegiatan baru dilaksanakan 2011 • Mandat : pengembangan pakan nasional yang meliputi aspek bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan serta pemberian pelayanan pakan • Tugas (Pasal 694) : (1) melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan NSPK; (3) pemberian bimtek dan; (4) evaluasi bidang pakan ternak • Fungsi (Pasal 695) : (1) penyiapan perumusan kebijakan BP, PH, PO dan MP; (2) pelaksanaan kebijakan pengembangan pakan; (3) penyusunan NSPK; (4) pemberian bimtek dan evaluasi; (5) pelaksanaan urusan TU Direktorat Pakan Ternak www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
LINGKUNGAN STRATEGIS
+
-
PAKAN UNGGAS
PAKAN RUMINANSIA
Industri perunggasan Pabrik pakan Bahan pakan lokal Riset pakan unggas
Luas padang rumput Hasil samping tanaman pangan, perkebunan & agro-industri Sistem perbenihan
SDM Regulasi PTM dan SNI Laboratorium Impor bahan pakan Perubahan iklim Anggaran Keamanan bahan/pakan Riset HPT Pasar bebas ASEAN Alih fungsi lahan penggembalaan Scalling up VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN ORGANISASI DIREKTORAT PAKAN PENGEMBANGAN PAKAN NASIONAL PROGRAM DAN KEGIATAN
+
-
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
(1) Feed Security : Menjamin ketersediaan pakan unggas dan pakan ruminansia (2) Feed Safety : Meningkatkan mutu dan keamanan pakan yang di produksi dan yang di edarkan
STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM PAKAN UNGGAS
PAKAN RUMINANSIA
MUTU DAN KEAMANAN
1. Memfasilitasi pemenuhan permintaan bahan pakan (lokal dan impor) 2. Mengembangkan usaha pakan konsentrat unggas
1. Meningkatkan produksi HPT berkualitas 2. Pemanfaatan biomassa hasil samping TP/bun/ agroindustri 3. Meningkatkan produksi pakan konsentrat ruminansia
1. Pengembangan standar mutu pakan 2. Penguatan laboratorium pengujian mutu pakan (pusat dan daerah) 3. Pengawasan mutu dan keamanan pakan
KEBIJAKAN PAKAN 2015-2019 • Acuan Renstra Ditjen PKH 2015-2019 • Mendukung usaha perbibitan dan budidaya ternak • Memantapkan kegiatan yang sudah ada dan memberi manfaat lebih besar terhadap pencapaian target PKH • Memberhentikan kegiatan yang tidak efisien dan kurang berdampak positif terhadap program Ditjen PKH • Membangun kegiatan baru sebagai tindaklanjuti hasil Renaksi Bukittinggi, rekomendasi Komisi Ahli Pakan, hasil evaluasi internal dan eksternal serta merespons isu yang berkembang • Sinergi antara kebijakan pusat dengan e-prop daerah www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
PAKAN UNGGAS
PROYEKSI POPULASI UNGGAS 2015-2019 (000 ekor) NO
TAHUN
JENIS UNGGAS
2015
2016
2017
2018
2019
1.
AYAM PEDAGING
2.
AYAM PETELUR
188.688
207.557
288.312
251.144
276.258
3.
AYAM LOKAL
277.274
277.523
277.772
278.022
278.272
4.
ITIK
46.113
47.364
48.649
49.969
51.324
2.557.542 2.813.297 3.094.627 3.404.089 3.744.498
Sumber : Renstra Ditjen PKH 2015-2019
PROYEKSI KEBUTUHAN PAKAN DAN BAHAN PAKAN UNGGAS, 2015-2019 (juta ton) KEBUTUHAN BAHAN PAKAN (juta ton)
KEBUTUHAN
TAHUN
PAKAN (juta ton)
JAGUNG
BUNGKIL KEDELAI
DEDAK/ ONGGOK
TEPUNG IKAN
CPO
MINERAL / PREMIX
BAHAN LAIN
2015
19,24
9,62
3,46
2,89
0,96
0,58
0,38
1,35
2016
21,14
10,57
3,81
3,17
1,06
0,63
0,42
1,48
2017
23,23
11,62
4,18
3,48
1,16
0,70
0,46
1,63
2018
25,54
12,77
4,60
3,83
1,28
0,77
0,51
1,79
2019
28,06
14,03
5,05
4,21
1,40
0,84
0,56
1,96
TOTAL
117,21
58,61
21,10
17,58
5,86
3,52
2,33
8,21
Sumber : Renstra Direktorat Pakan 2015-2019 Keterangan : Asumsi 1% ayam lokal dan 6% itik mengkonsumsi pakan pabrikan
PROGRAM PENYEDIAAN PAKAN UNGGAS
UNGGAS LOKAL
UNGGAS RAS
FASILITASI IMPORTASI DAN REGULASI
OPTIMASI PEMANFAATAN BAHAN PAKAN LOKAL
FASILITASI ALSIN DAN TEKNOLOGI PAKAN
IMPOR-EKSPOR SERTIFIKASI
UBP SCALLING-UP
KOORDINASI
BP-NON KONVENSIONAL
DITJEN TP, BUN
PRO/PRE BIOTIK
ASOSIASI, BUMN
PENDAFTARAN CPPB, LS-PRO
BPMSP
UPP Revit UPP
BIMTEK
KEBIJAKAN PENGAWASAN MUTU PAKAN • Pakan unggas ras : penerapan ketat standar mutu • Pakan unggas lokal : produksi pabrik pakan skala besar kebijakan sama dengan pakan unggas ras, produksi dari pabrik pakan skala kecil dalam tahap pengembangan • Pakan ternak ruminansia : penataan dan pendampingan
Dalam rangka peningkatan mutu pakan yang di produksi dan yang beredar
Peningkatan produksi dan produktivitas ternak
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI (SNI)) merupakan konsolidasi iptek dan pengalaman SNI adalah dokumen berisi ketentuan teknis (aturan, aturan, pedoman atau karakteristik) karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh BSN untuk dipergunakan oleh stakeholder dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu untuk menjamin agar suatu standar merupakan kesepakatan pihak yang berkepentingan
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) Adalah satu satu--satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Dirumuskan oleh Panitia Teknis Ditetapkan oleh BSN
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Tujuan Standardisasi Nasional Meningkatkan perlindungan kepada konsumen konsumen,, pelaku usaha usaha,, tenaga kerja dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keselamatan, keamanan, keamanan, kesehatan maupun kelestarian fungsi lingkungan hidup Membantu kelancaran perdagangan Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Manfaat Standar Produsen/Industri paham akan kepastian batas/persyaratan yang diterima pasar. – kepastian tingkat mutu – acuan dalam pembinaan/proses produksi Meningkatkan efisiensi produksi, mutu barang/jasa Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan, antar produsen, antara produsen dan konsumen
Pengguna/Konsumen memperoleh kepastian kualitas dan keamanan produk.
Publik/Masyarakat dilindungi dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Perlindungan Konsumen
APA KEUNTUNGAN SNI? Produsen paham kepastian batas yg diterima pasar Pengguna memperoleh kepastian kualitas dan keamanan produk Publik dilindungi segi keamanan, kesehatan dan lingkungan
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
PROSEDUR PENETAPAN SNI SNI disusun oleh Panitia Teknis/Sub Teknis/Sub Panitia Teknis (PT/SPT) Perumusan SNI yang ditetapkan oleh Kepala BSN SNI disusun berdasarkan konsensus dengan melibatkan semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada ketentuan internasional dalam perumusan standar Dalam perumusan SNI sejauh mungkin harmonis (selaras) dengan standar internasional dan sesuai dengan kebutuhan pasar
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
PROSEDUR PENETAPAN SNI (lanjutan) Meningkatkan partisipasi aktif unsur nasional dalam pengembangan standar internasional untuk memperkuat posisi SNI SNI sebagai satusatu-satunya standar yang diberlakukan secara nasional. Dipelihara melalui kaji ulang setiap periode tertentu agar dapat dipertanggungjawabkan
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) PTM adalah suatu standar atau persyaratan yang dibuat sebagai acuan. PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang berlaku dan ditetapkan oleh Permentan. Apabila suatu bahan pakan/pakan belum ada SNI maka standar yang dijadikan acuan adalah PTM. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
SNI DAN PTM
PAKAN DAN BAHAN PAKAN
SNI
PTM
PAKAN 41 BAH PAKAN 18
PAKAN 40 BAHAN PAKAN 21 Data per 2 April 2015
59
120 61
SNI Pakan Ayam Petelur Persyaratan Mutu PK
LK
SK
Kadar Air Maks14% ABU
min maks maks maks
Ca
P total
range
range
%
%
P
ME
Total Aflatoksin
Min
min
maks
%
kkal
ppb
tersedia
Asam Amino Lis Met (min) (min)
%
%
%
%
Starter
18
7
6,5
8
0,90-1,20 0,60-1,00
0,35
2700
50
0,90 0,40 0,60
Grower
15
7
7
8
0,90-1,20 0,60-1,00
0,35
2600
50
0,65 0,30 0,50
Layer
16
7
7
14
3,25 -4,25 0,6 - 1,00
0,32
2650
50
0,80 0,35 0,60
Kons-grower
30
5
8
35
9,0-12,0
1,0-2,0
0,60
1800
50
1,7
Kons-layer
25
2-5
8
15
2,0-3,5
1,10-1,50
0,60
1800
50
1,40 0,55 0,76
Catatan: Konsentrat grower untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,29% Konsentrat layer untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,25 %
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
%
%
Met+ Sis (min) %
0,8
1,1
Imbuhan pakan (feed additive/FA additive/FA)) dan Pelengkap pakan
(feed suplement/FS)
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
PENGERTIAN Imbuhan pakan (feed additive/FA) adalah bahan baku pakan yang tidak mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrien), yang tujuan pemakaiannya terutama untuk tujuan tertentu. Pelengkap pakan (feed suplement/FS) adalah zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Fungsi Imbuhan/Pelengkap Pakan Pakan selain harus mempunyai kandungan nutrisi lengkap dan berimbang, agar ternak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal biasanya produsen pakan akan menambahkan Imbuhan Pakan/FA dan/atau Pelengkap Pakan/FS ke dalam pakan yang diproduksi.
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Fungsi Pelengkap pakan/FS : Mengurangi defisiensi unsur mikro, mineral, asam amino dan protein Meningkatkan efisiensi pencernaan pakan dalam lambung ternak ruminansia Meningkatkan produksi dan meningkatkan kinerja reproduksi Memperbaiki nilai gizi pakan
Fungsi Imbuhan pakan/FA :
Sebagai pemacu pertumbuhan dan Memperbaiki kualitas pakan www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Syarat Imbuhan dan Pelengkap Pakan Imbuhan Pakan :
a. Tidak digunakan oleh manusia (untuk menghindari terjadinya resistensi dan residu) b. Tidak diserap oleh usus c. Secara alami bisa/mudah terurai
Pelengkap Pakan : Relatif lebih aman karena secara alami kandungannya sudah terdapat di dalam pakan atau tubuh
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Jenis Imbuhan dan Pelengkap Pakan Imbuhan Pakan/FA yang ditujukan untuk: 1. Kestabilan, proses produksi dan sifat-sifat pakan
a. Anti jamur (contoh : asam propionat, asam laktat) b. Anti oksidan (contoh : etoksiquin, Butylated toluene/ BHT, Butylated Hydroxy asino/BHA) www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
2. Pertumbuhan, Pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, pakan, metabolisme dan penampilan ternak a. Perisa atau flavor pakan (contoh : karamel, vanila) b. Pembantu pencernaan, contoh : a) Enzym : enzym glukonase, enzym fitase b) Penghambat gas metana : bromochloro methane c) Bahan defaunasi : deterjen, tembaga sulfat, saponin c.
Pengubah metabolism (contoh : hormon alami)
d. Pemacu pertumbuhan (contoh : basitrazin , maduramycin, bambermycin) e.
Pengasam (contoh : asam sitrat, asam fumarat)
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
3. Mempengaruhi kesehatan ternak a. Obat : a) Antibakteri/antimikroba/promotan (contoh : Basitrazin, bambermiycin) b) Anthelmintik (contoh : Levamisol 12 %, Flubendazol 5%) c) Probiotik (contoh : Saccharomyces cerevisiae/yeast) d) Prebiotik (contoh : Aspergillus meal, Mannanoligosacharida/ MOS) e) Pengikat toksin(contoh : asam format, asam laktat, asam propionat, asam sitrat) b. Pengendali bau (contoh : Zeolit, ekstrak tanaman kaktus/yucca schidigera) c. Pemicu Kekebalan/immunomodulator (contoh : asam amino, mineral mikro) d. Herbal/jamu/botanical (contoh : saponin, temulawak, xantofil) www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
4. Mempengaruhi penerimaan konsumen a. Pewarna (contoh : Xantofill, astaxantin) b. Peningkat gizi hasil ternak (contoh : minyak ikan, linseed)
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Pelengkap Pakan/FS: 1. Supplement protein
Dari bahan pakan mengandung protein lebih dari 20%, dapat diperoleh dari ternak, ikan, tanaman, dan nitrogen bukan protein (urea, produk ammonia). Contoh: Urea Molases Blok (UMB) untuk sapi.
2. Supplement asam amino
Biasanya berasal dari hasil pemrosesan makanan oleh mikroba di dalam rumen (contoh: lysin dan metionin). www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
3. Supplement mineral
Mineral essensial dibagi menjadi 2 (dua) golongan berdasarkan perbandingan jumlah dalam ransum, yaitu: a. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar yaitu : Ca, P, K, Na, Cl, S dan Mg. b. Mineral mikro adalah mineral yang diperlukan dalam jumlah kecil di dalam tubuh ternak yaitu: Fe, Zn, Cu, Co, Mo, I dan Se www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Perhatian Sesuai UU No 18/2009 Pasal 22 ayat (4) huruf c : Bahwa setiap orang dilarang : menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan/ atau antibiotik imbuhan pakan.
www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Hormon tertentu Jenis hormon yang boleh digunakan sebagai feed additive adalah hormon alami yaitu : Hormon Testosteron Hormon Progesteron Hormon Estrogen
Hormon sintetik dilarang digunakan sebagai Imbuhan Pakan. Hanya diperbolehkan sebagai terapheutik (pengobatan) seperti penggertak birahi melalui sinkronisasi hormon. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Pola Penggunaan Ab imbuhan pakan di dunia Ada 3 pola yaitu : 1. Pola Amerika: penggunaan Ab secara selektif dan berhati-hati, melakukan surveilance secara teratur dan cenderung akan melarang. 2. Pola Eropah: melarang penggunaan Ab secara total. 3. Pola lain: Mengizinkan penggunaan Ab secara selektif, tetapi belum ada rencana pelarangan dan belum ada pengawasan yang ketat. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Bagaimana penggunaan Ab di Indonesia ? Sementara diizinkan secara selektip (harus terdaftar di Kementan) Ada target waktu untuk pelarangan (agar difikirkan alternatif pengganti antibiotik untuk masa mendatang) Ada sistem surveilance dan koleksi data mengingat : Jenis antibiotika yang digunakan dan penggunaannya yang semakin beragam dan meningkat. Adanya residue Antibiotik dalam produk peternakan Perkembangan mikro organisme resisten (penyakit menjadi kebal) terhadap antibiotik
Ada upaya mengganti Ab dengan Non-Ab imbuhan pakan (dengan probiotik, herbal, dll) www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Prosedur Pelaksanaan Pengawasan Penggunaan FA dan/atau FS 1. Pelaksana Pengawasan diberi Surat Tugas yang diterbitkan oleh Pimpinan Instansi pelaksana pengawasan penggunaan FA dan FS. 2. Dapat bekerjasama dengan Pengawas Mutu Pakan dan Pengawas Obat Hewan dalam pengumpulan data jenis-jenis FA dan FS yang dipakai di pabrik pakan di wilayah provinsi setempat. 3. Pembuatan dan pengiriman laporan tentang pelaksanaan kegiatan Pengawasan Penggunaan FA dan/atau FS. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Lokasi Pengawasan 1. Pabrik Pakan 2. Kelompok Peternak Pembuat Pakan. 3. Poultry Shop, baik yang menjual FA dan FS maupun yang membuat pakan. 4. Alat transportasi. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
Rangkuman Terkait FA/FS 1. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang digunakan sebagai campuran pakan harus telah terdaftar di Kementan. 2. Pakan yang menggunakan Imbuhan dan/atau pelengkap pakan harus didaftarkan ke Kementan. 3. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakai sebagai campuran pakan harus dicantumkan pada label pakan. 4. Agar diperhatikan dosis dosis,, kontra indikasi serta masa berlakunya (expire date) date) FA dan FS yang digunakan. digunakan. 5. Secara global ada kecenderungan untuk mengurangi, mengurangi, bahkan melarang penggunaan Ab sebagai imbuhan pakan. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id
6. Antibiotik feed additive tidak akan ada gunanya apabila standard kebutuhan gizi hewan tidak terpenuhi. terpenuhi. 7. Sangat tidak berguna bila program bio bio--security tidak dilaksanakan 8. Tetap harus dilakukan Good Farming Practices 9. Salah satunya pelarangan penggunaan antibiotik di Eropa adalah ketakutan adanya residu pada bahan pangan asal hewan. 10. Agar diperhatikan kestabilan dalam penyimpanan maupun dalam proses pembuatan pakan. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id