TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK ASAM FITAT (PHYTIC ACID)
CATOOTJIE LUSJE NALLE, Ph.D. POLITANI NEGERI KUPANG
ASAM FITAT Apa itu asam fitat? Asam fitat: • Bentuk simpanan fosfor dalam biji2xan. • Merupakan garam mio-inositol asam heksafosfat (C6H18O24P6 dan IP6) ----------------Gambar 1 • Mampu membentuk kompleks dengan bermacammacam kation atau protein dan mempengaruhi derajat kelarutan komponen tsb.
Phytat merupakan salah satu non polysaccharida dari dinding tanaman seperti silakat dan oksalat. Asam phytat termasuk chelat (senyawa pengikat mineral) yang kuat yang bisa mengikat ion metal divalent membentuk phytat komplek sehingga mineral tidak bisa diserap oleh tubuh. Mineral tersebut yaitu Ca, Zn, Cu, Mg dan Fe (Gambar 1.)
STRUKTUR
FITAT
Sumber dan Peran asam fitat •
Sumber: tumbuhan , sel mikroorganisme dan ternak Sumber fitat pada serealia: jagung barley dan gandum Sumber fitat pada leguminosa: kedelei, peas, chickpeas.
•
Dalam endosperm padi dan gandum tidak ditemukan fitat, tetapi pada aleuron biji yang tertutup sekam mengandung fitat.
•
Biji2xan tumbuhan: 60-90% fosfor terikat fitat dalam bentuk garam asam fitat
•
Fitat dlm tumbuhan: fungsi biologis penyimpanan fosfor dan kation yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bibit tanaman, tempat penyimpanan energi, menghambat proses metabolisme dan sebagai regulator kandungan fosfat organik.
•
Fitat dalam sereal (biji2xan): penghubung dalam komponenmorfologi spesifik dalam biji.
• Biji Jagung: 90% fitat terkonsentrasi di dalam bagian benih (germ) dari biji. • Kedelei: berasosiasi dengan globoids, dan tidak memiliki letak posisi yang spesifik. • Tepung biji2xan yang mengandung minyak: mengandung fosfor terikat fitat (fitat-P) tinggi (sekitar 70% total P di dalam bahan pakan dalam bentuk fitat).
• Pada sebagian besar cereal, 60-70 % phosphor terdapat sebagai asam fitat. • Kecernaan molekul fitat sangat bervariasi dari 0-50 % tergantung bahan makanan dan umur unggas. Unggas muda lebih rendah kemampuan mencerna phytat, tetapi pada unggas dewasa 50%.
PENGARUH ASAM FITAT TERHADAP KETERSEDIAAN MINERAL DAN PROTEIN • Fosfor terikat fitat tidak dapat dimanfaatkan ternak dan terbuang dalam feses sehingga akan meningkatkan kandungan fosfor dalam tanah. • Fosfor terikat fitat tidak dapat dicerna sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan mineral dan protein. • Kelompok fosfor yang terikat fitat dapat membentuk ikatan elektrostatik dengan asam-asam amino atau dengan asam amino bebas dari residu lisin dan arginin yang terdapat pada molekul protein.
KETERSEDIAAN FITAT-P TERHADAP UNGGAS • Fosfor asal tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam tersedia (available) dan tidak tersedia (unavailable) • 30% fosfor asal tumbuhan merupakan fosfor tersedia (available), sedangkan 70% fosfor dalam bentuk tidak tersedia (unavailable), sehingga perlu disuplementasi fosfor dalam ransum.
BAGAIMANA CARA PEMECAHAN MASALAH FITAT DALAM RANSUM TERNAK ?
1. PENAMBAHAN ENZIM FITASE • Fitase merupakan enzim yang memiliki kemampuan untuk menghidrolisis ester fosfat dan optimal pada pH rendah. • Fitase terdapat di dalam jaringan tubuh ternak, tumbuhtumbuhan, dan mikroorganisme. • Fitase usus (fitase yang dihasilkan oleh saluran pencernaan ternak): aktivitas fitase terdapat dalam membran brush border pada usus halus unggas • Fitase alami (fitase asal tumbuhan): pada mulanya fitase dibuat dari dedak, lalu pada gandum dan bahan pakan lainnya. • Fitase asal mikroba: misalnya dari bakteri pseudomonas, yeast (saccharomyces cereviceae) dan aspergillus (Aspergillus niger)
• Penambahan fitase asal tumbuhan ke dalam ransum mampu menurunkan kekuatan fitat yang terdapat dalam saluran pencernaan bagian atas (tembolok) pada kondisi pH 5,0.
2. PENAMBAHAN SUMBER FOSFOR LAINNYA KE DALAM RANSUM • Misalnya: DCP (Dicalcium phosphate)