Evaluasi Belajar Siswa Biologi Dengan Model Contexs, Input, Prosess, Product (CIPP) Di SMA Negeri 1 Tolangohula Kabupaten Gorontalo 1)
Dwi Ayu T Mertosono 1, Ani M Hasan2, Lilan Dama3 Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
Abstrak: Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana evaluasi belajar siswa biologi dengan menggunakan model CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product). Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapan bagaimana evaluasi belajar siswa biologi dengan menggunakan model CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi belajar siswa biologi dapat diungkap dengan menggunakan model CIPP. Hal ini nampak pada hasil capaian aspek prosess pada 32 orang siswa prosentase mencapai 71,88% dengan kategori sangat efektif, aspek produk prosentase mencapai 81,25% dengan kategori kurang efektif, dan untuk evaluasi CIPP pada guru secara keseluruhan mendapatkan hasil dengan prosentase capaian 91,18% dengan kategori pelaksanaan keempat aspek CIPP dalam kategori sangat efektif. Kata Kunci : Hasil Belajar, Evaluasi CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product), Deskriptif Kualitatif.
PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang paling penting dalam perkembangan siswa. Oleh sebab itu pendidikan tidak boleh kita remehkan begitu saja, karena pendidikan sangat berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari dan bagi kehidupan kita di masa yang akan datang. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah program, program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai suatu cita-cita. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang di arahkan untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan yaitu hasil belajar siswa. Hasil belajar peserta didik merupakan pencapaian belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Haladya (dalam Mardapi, 2012) diperoleh dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan kecerdasan atau
bakat diperoleh melalui waktu yang relatif lama. Kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar biologi yang diperolehnya. Hasil belajar diperoleh melalui penilaian pendidikan yang dilakukan melalui ulangan akhir semester. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi tersebut dapat dilihat melalui KKM (Muhibbin, 1989). Berdasarkan observasi awal yang di lakukan di SMA Negeri 1 Tolangohula menunjukkan bahwa penguasaan pelajaran biologi memiliki hasil yang rendah atau di bawah rata-rata.Hal ini dapat dilihat pada Tabel I hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tolangohula di bawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester Tahun Nilai Jumlah Siswa (KKM ) 2011/201 Di atas 36 Siswa 2 75 (49,28%) Di bawah 69 Siswa 75 (50,72%) 2012/201 Di atas 5 Siswa (0,5 %) 3 70 Di bawah 99 siswa (99,5 70 %) Sumber: SMA Negeri 1Tolangohula Tahun 2013 Kriteria ketuntasan minimal yang telah di tetapkan oleh guru sudah dianggap paling minimal, tetapi prosentase berdasarkan hasil ujian semester pada Tabel I menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah dua tahun terahir. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran biologi menimbulkan rasa ingin tahu pada peneliti, apa yang menyebabkan prosentase hasil dari ujian semester mata pelajaran biologi sangat rendah. Guru mata pelajaran menjelaskan bahwa dari segi proses pembelajaransudah melakukan yang terbaik. Respon siswa sendiri baik dari segi ulangan harian, tugastugas, dan lain lain, tetapi guru tidak pernah mencari atau mengungkap apa yang menyebabkan hasil belajar siswa terutama hasil ulangan semester rendah. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan evaluasi. Menurut Nasrun (dalam Eko 2005) suatu evaluasi dikatakan baik jika mempunyai kriteria yaitu “validitas Objektifitas prakticability”. Dari evaluasi yang baik itulah akan dapat memberi motivasi baik kepada siswa maupun kepada guru. Dalam ilmu evaluasi pendidikan, ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda, namun tujuannya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan obyek yang di evaluasi, salah satu model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi yaitu model contexs, input, proses, dan product atau CIPP. Model evaluasi Contexs, input, proses, dan product atau CIPP di cetuskan oleh Stufflebeam, dkk pada tahun 1991. Model evaluasi CIPP muncul untuk memenuhi tuntutan evaluasi yang berorientasi pada tujuan Khusus Pembelajaran atau suatu program. Model
CIPP, pada prinsipnya konsisten dengan definisi evaluasi program pendidikan yang diajukan komite tentang “ tingkatan untuk menggambarkan pencapaian dan penyediaan informasi guna pengambilan keputusan alternatif.” Adapun fungsi dari evaluasi model CIPP adalah untuk mengetahui seberapa jauh suatu proses pendidikan telah mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Stufflebeam (dalam C. Ray dkk : 2010 ) bahwa malakukan suatu penilaian harus dilakukan dengan pengumpulan informasi untuk menentukan tujuan maupun suatu hasil. Pengumpulan informasi tersebut dapat dilakukan dengan empat bagian CIPP . Dengan kata lain bahwa Tujuan khusus pembelajaran dapat tercapai atau tidak, dapat di evaluasi dengan menggunakan model CIPP. Melalui penilaian dengan model CIPP ini untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai tujuan khusus pembelajaran yang ingin di capai, oleh sebab itu seorang guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Informasi yang diperoleh dari evaluasi model CIPP ini merupakan umpan balik terhadap proses hasil belajar yang telah dilaksanakan. Umpan balik ini akan menjadi ukuran untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar sampai pada hasil belajar yang di capai oleh peserta didik selanjutnya. Alasan peneliti menggunakan evaluasi dengan Model CIPP karena merupakan salah satu model yang cukup memadai untuk mengevaluasi belajar siswa secara keseluruhan dengan empat aspek yang ada dalam CIPP. Guru dalam hal ini sebagai orang yang paling penting mengikuti secara terus menerus perkembangan dari proses belajar mengajar sampai pada penentuan hasil akhir dari siswa dengan cara melakukan evaluasi, akan tetapi pelaksanaan evaluasi tersebut di SMA 1 Tolangohula belum dilakukan secara optimal, maka dari itu dalam hal melakukan evaluasi guru hendaknya menggunakan model evaluasi CIPP karena di dalamnya bisa mengevaluasi belajar siswa secara keseluruhan dan tidak hanya berfokus pada hasil akhir para siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Evaluasi Hasil Belajar Siswa Biologi dengan Model Contexs, Input, Proses, Product (CIPP) di
SMA Negeri 1 Tolangohula Kabupaten Gorontalo”. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Siswa menganggap mata pelajaran biologi merupakan pelajaran yang membosankan, banyak materinya, dan merupakan materi hapalan sehingga menimbulkan kajenuhan terhadap siswa. 2. Hasil belajar siswa yang bervariasi khususnya pada ulangan semester. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya hasil belajar dari siswa belum diketahui secara pasti.
4.
Guru mata pelajaran biologi belum optomal dalam melakukan evaluasi secara umum. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dapat dirumuskan “Bagaimana evaluasi belajar siswa biologi dengan menggunakan model CIPP (contexs, input, prosess, product) ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana evaluasi hasi belajar siswa biologi dengan menggunakan evaluasi model CIPP (contexs, input, prosess, product).
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di SMA Negeri 1 Tolangohula Kabupaten Gorontalo, kelas X dengan jumlah siswa 104 orang yang terdiri dari tiga kelas. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Deskripsi dilakukan untuk menggambarkan informasi mengenai status gejala yang ada, berupa evaluasi capaian hasil ujian semester siswa kelas X di SMA Negeri 1 Tolangohula berdasarkankan hasil ujian semester tahun ajaran 2011/2012 sampai dengan tahun 2012/2013. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut : Wawancara Wawancara dilakukan untuk melengkapi data dalam hal informasi tentang keempat aspek yang ada dalam CIPP yang menyangkut proses pembelajaran sampai pada hasil akhir dari siswa, dan yang menjadi responden dalam wawancara ini yaitu guru,siswa dan orang tua. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung aktivitas dan kegiatan dalam
Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dijadikan bukti untuk mendukung upaya pemecahan masalah berupa data primer dan data sekunder . data primer yaitu hasil angket, hasil observasi dan hasil wawancara peneliti dengan guru dan siswa, sedangkan untuk data sekunder yaitu nilai ujian semester siswa di SMA Negeri 1 Tolangohula. .
proses belajar mengajar dan kegiatan dalam hal melakukan evaluasi belajar siswa. Angket Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keempat aspek yang ada dalam CIPP, serta mengumpulkan data tentang halhal yang menyebabkan hasil belajar siswa biolgi menurun. Instrumen CIPP Instrumen CIPP dalam hal ini yaitu Contexs, Input, Prosess, dan Product. Contexs ( kurikulum dan silabus). Input (keterampilan guru, pengetahuan guru, peralatan dan fasilitas, jadwal dan waktu). Prosess (gaya guru mengajar, cara guru melakukan evaluasi belajar,
strategi mengajar guru, model pembelajaran). Product (hasil belajar). Teknik Analisis Data
penerapan
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini ialah presentase (%) setelah itu menggunakan model Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012). Langkah perhitungan tersebut sebagai berikut:
1.
Menghitung presentase (%) skor capaian responden dengan formulasi sebagai berikut : Pr = S X 100 N Dengan : Pr = presentase capaian responden S = Jumlah skor capaian responden N = Skor ideal angket 2. Menginformasikan presentase (%) skor capaian responden dengan kriteria/standar keberhasilan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tahapan Proses Tabel 1. Rekapitulasi Pencapaiaan Pelaksanaan Tahapan Proses pada 32 siswa Kategori Jlh % Tidak Efektif
0
0.00%
Kurang Efektif
0
0.00%
Cukup Efektif
2
6.25%
Efektif
7
21.88%
Sangat Efektif
23
71.88%
32
100.00%
Total
Tabel 2. Rekapitulasi Pencapaiaan Pelaksanaan Tahapan Produk pada 32 siswa Kategori Jlh % Tidak Efektif
0
0.00%
Kurang Efektif
26
81.25%
Cukup Efektif
1
3.13%
Efektif
0
0.00%
Sangat Efektif
5
15.63%
32
100.00%
Total
Tabel 3. Rekapitulasi Pencapaiaan Pelaksanaan Tahapan Proses Dan Produk Pada 32 Siswa Secara Keseluruhan Kategori Jlh % Tidak Efektif
0
0.00%
Kurang Efektif
0
0.00%
Cukup Efektif
23
71.88%
Efektif
7
21.88%
Sangat Efektif
2
6.25%
32
100.00%
Total Hasil Evaluasi CIPP Pada Guru Tahapan Contexs (C)
Tabel 4. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tahapan Contexs Pada Guru-Guru R
Capaian
Ideal
%
Kategori
1
15
20
75.00
Sangat Efektif
2
20
20
100.00
Sangat Efektif
3
17
20
85.00
Sangat Efektif
Rata-Rata
17.33
20.00
86.67
Sangat Efektif
Tahapan Input (I) Tabel 4. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tahapan Input Pada Guru-Guru R
Capaian
Ideal
%
Kategori
1
37
40
92.50
Sangat Efektif
2
37
40
92.50
Sangat Efektif
3
38
40
95.00
Sangat Efektif
Rata-Rata
37.33
40.00
93.33
Sangat Efektif
Tahapan Process (P) Tabel 5. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tahapan Process Pada Guru-Guru R
Capaian
Ideal
%
Kategori
1
49
55
89.09
Sangat Efektif
2
50
55
90.91
Sangat Efektif
3
52
55
94.55
Sangat Efektif
Rata-Rata
50.33
55.00
91.52
Sangat Efektif
Tahapan Product (P) Tabel 6. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tahapan Product Pada Guru-Guru R
Capaian
Ideal
%
Kategori
1
49
55
89.09
Sangat Efektif
2
49
55
89.09
Sangat Efektif
3
52
55
94.55
Sangat Efektif
Rata-Rata
50.00
55.00
90.91
Sangat Efektif
Hasil Capaian
R
Tabel 7. Hasil Evaluasi CIPP Secara Keseluruhan Terhadap Guru-Guru Capaian Total Ideal % C I P P
Kategori
1
15
37
49
49
150
170
88.24
Sangat Efektif
2
20
37
50
49
156
170
91.76
Sangat Efektif
3
17
38
52
52
159
170
93.53
Sangat Efektif
Rata-Rata
17.33
37.33
50.33
50.00
155.00
170.00
91.18
Sangat Efektif
PEMBAHASAN Aspek Proses Pada Siswa Dari hasil penelitian pada tabel 1 angket pada aspek proses diperoleh data rekapitulasi tingkat pencapaian dari 32 siswa
yang dikenai tindakan, 2 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan proses sudah cukup efektif dengan prosentase 6,25%, 7 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan
proses sudah efektif dengan prosentasi 21,88%, dan sisanya 23 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan proses sudah berjalan sangat efektif dengan prosentasi 71,88%. Hal ini menunjukkan bahwa aspek proses yang mencakup bagaimana gaya guru mengajar, penerapan model pembelajaran dalam setiap proses belajar mengajar, serta cara guru melakukan evaluasi pada hasil belajar sudah dianggap sangat efektif, karena siswa dapat merespon dan menerima dengan baik semua cakupan yg terdapat pada aspek proses, meskipun ada beberapa siswa yg masih merasa bahwa aspek proses masih cukup efektif tetapi pada dasarnya aspek proses sudah berjalan dengan sangat efektif karena berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan beberapa orang siswa yang menjadi responden mengatakan hal yang sama yaitu “ mereka merasa asik dan ejoy dengan gaya mengajar guru biologi, meskipun model dan gaya dari guru tersebut berubah-ubah namun mereka dapat mengerti dan memahami materi yang di ajarkan, selain itu pada saat melakukan evaluasi seperti ulangan harian, mid semeter maupun semester semua dilakukan dengan berbagai macam variasi dari segi soal dan pada kondisi seperti apa evaluasi itu dilakukan kecuali pada saat ulangan semester memang sudah di tetapkan kapan waktu dan jadwalnya” (februari 2014). Menurut Stufflebeam dalam Sukardi 2012 : 62-64 bahwa evaluasi proses menyediakan informasi untuk para evaluator melakukan prosedur monitoring terpilih yang mungkin baru diimplementasikan sehingga butir yang kuat dapat dimanfaatkan dan yang lemah dapat dihilangkan. Dalam hal ini semua hal yang tercakup dalam aspek proses berdasarkan hasil penelitian dengan menyebarkan angket dan wawancara secara langsung kepada siswa terimplementasikan dengan sangat baik butir-per butirnya sehingga tidak ada dari butir-butir tersebut yang perlu dihilangkan melainkan di manfaatkan dan dipertahankan. Tahap Produk Pada Siswa Dari hasil penelitian pada tabel 2 angket pada aspek produk diperoleh rekapitulasi pencapaiannya pada 32 orang siswa yang dikenai tindakan, 26 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan produk masih kurang efektif dengan prosentasi 81,25%, 1 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan
produk sudah cukup efektif dengan prosentasi 3,13%, dan sisanya sebanyak 5 orang siswa menilai pelaksanaan tahapan produk sudah berjalan sangat efektif dengan prosentasi 15,63%. Hasil prosentasi yang terlihat menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa menilai bahwa proses dari bagianbagian kegiatan yang terangkum dalam aspek produk yang diberikan oleh guru kepada siswa sangat mempengaruhi hasil akhir dari produk yaitu hasil belajar siswasiswa. Meskipun siswa-siswa sudah melakukan persiapan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, tetapi pada saat kondisi dan situasi di lapangan tidak menunjang maka secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil akhir, karena hasil akhir tidak hanya ditentukan oleh nilai yang siswa-siswa dapatkan pada saat melakukan ujian mid semester ataupun ujian semester melainkan ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti kondisi siswa pada saat pelaksanaan ujian, kualitas dari soal yang diberikan, pemberian bobot atau nilai pada hasil ujian para siswa, dan asesmen otentik seperti nilai-nilai tugas, PR, ulangan harian apakah berperan dalam menyumbang nilai akhir, serta faktor dari guru itu sendiri. Menurut J.P. Guiford dalam Sudijono 2009 : 42-47 bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : (1) faktor alat pengukur, dimana alat pengukur yang dipergunakan dalam tes atau ujian tidak dapat mengukur secara tepat apa yang harus di ukur, (2) faktor evaluator sendiri, yang telah melakukan kekeliruan dalam memberikan skor dan menentukan rangking, (3) faktor peserta didik yang dengan permainan spekulasi dan tebak terkanya telah menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam pengukuran hasil belajar, dan (4) faktor situasi, yaitu situasi pada saat pengukuran hasil belajar itu berlangsung. Dengan demikian dalam hal ini aspek produk masih perlu perombakan atau modifikasi lagi dalam hal pencapaian tujuan yang terfokus pada hasil akhir yaitu hasil belajar siswa, karena hasil akhir dari produk merupakan penentu dari ketiga aspek sebelumnya yaitu konteks, input dan proses. Hasil Evaluasi CIPP Pada Guru Tahapan Contexs (C) Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 angket rata-rata skor capaian untuk hasil penilaian tahapan contexs pada guru-
guru yang dinilai sebesar 17.33, rata-rata skor ini mencapai 86,67% dari skor ideal sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tahapan contexs pada guru dinilai sudah sangat efektif. dengan kata lain seluruh butir-butir yang termasuk dalam tahapan contexs sudah terlaksana dengan sangat baik. Butir-butir yang termasuk dalam tahapan contexs seperti kurikulum, dan silabus telah benar-benar di implementasikan oleh guru sesuai dengan porsinya tentunya seorang guru sudah memahami komponen-komponen yang tercantum dalam kurikulum antara lain kejelasan materi yang tercantum di dalam kurikulum, urutan penyajian materi, serta kesesuaian antara sumber yang disarankan dengan materi yang ada pada kurikulum, yang nantinya akan di pilah mana yang dapat dituangkan dalam penyusunan isi dari silabus yang kemudian semua itu akan diimplementasikan oleh guru kepada siswanya. Menurut Stufflebearn dkk dalam Sarbini dkk 2011: 235-236 bahwa evaluasi konteks menjelaskan atau menggambarkan secara jelas tentang tujuan program yang akan di capai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam evaluasi konteks seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang untuk kesuksesan suatu program untuk hasil belajar. Tahapan Input ( I ) Berdasarkan tabel 4 hasil angket menunjukkan rata-rata skor capaian untuk hasil penilaian tahapan input pada guru-guru yang dinilai sebesar 37,33. Rata-rata skor ini mencapai 93,33% dari skor ideal sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tahapan input pada guru dinilai sudah sangat efektif. Pelaksanaan tahapan input dinilai sedah sangat efektif berarti keseluruhan butir-butir yang terkait didalam aspek input dalam evaluasi CIPP sudah terlaksana dengan sangat baik sesuai pengamatan memalui sebaran angket yang telah di isi oleh guru sesuai dengan kondisi yang dialami oleh guru itu sendiri. Dalam hal ini butir-butir yang terkait dengan aspek input yaitu mencakup keterampilan guru , pengetahuan guru, peralatan, fasilitas, jadwal dan waktu. Dimana pengetahuan dan keterampilan guru merupakan faktor penting dalam evaluasi
aspek input. Sukses atau tidaknya siswasiswa dalam hasil belajarnya tergantung bagaimana guru mentransfer pengetahuan yang ada melalui keterampilan guru dalam mengajar dengan memanfaatkan fasiliutas dan peralatan yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang proses belajar-mengajar yang telah disesuaikan dan ditentukan jadwal dan waktunya. Menurut Sarbini, dkk 2011:237-238 evaluasi masukan membutuhkan evaluator yang memiliki pengetahuan luas dan berbagai keterampilan tentang berbagai kemungkinan sumber dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program. Berdasarkan penjelasan di atas dan teori yang telah dijelaskan bahwa semua butir-butir yang terkait denagn aspek input telah berhasil dilaksanakan oleh guru dan didedikasikan un tuk siswa-siswa sehingga mendapatkan hasil yang sangat efektif atau dikatakan berhasil. Tahapan Prosess (P) Berdasarkan tabel 5 hasil angket menunjukkan rata-rata skor capaian untuk hasil penilaian tahapan prosess pada guruguru yang dinilai sebesar 50,33. Rata-rata skor ini mencapai 91,52% dari skor ideal sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tahapan prosess pada guru dinilai sudah sangat efektif. Dalam tahapan prosess yang dinilai sudah sangat efektif yaitu bagaimana gaya guru mengajar, cara guru melakukan evaluasi hasil belajar, strategi mengajar guru, penerapan model pembelajaran. Semua butir-butir yang berkaitan dengan aspek prosess yang telah disebutkan di atas telah diimplementasikan dengan sangat baik oleh guru kepada siswanya. Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menciptakan suasana kelas yang harmonis dan nyaman untuk para siswa, dan suasana yang harmonis serta nyaman dapat tercipta jika tahapan prosess berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan apa yang diharapkan, guru menetapkan, menjalankan strategi belajar seperti apa yang akan akan digunakan pada saat proses belajar-mengajar, kemudian menerapkan model pembelajaran yang juga akan diberlakukan pada saat guru menyampaiakan materi yang di ajarkan apakah sesuai dengan materi atau bahan yang akan di ajarkan pada siswa-siswa. menurut Sukardi 2012:63 mengatakan bahwa dalam aspek prosess ini, keputusan
implementasi, di mana pada keputusan ini para evaluator mengusahakan untuk menghasilkan dan meningkatkan rencana, metode, dan strategi yang hendak dipilih. Jadi seorang evaluator atau dalam hal ini adalah guru harus benar-benar mengusahakan bahwa rencana, metode dan strategi yang dipilih dan nantinya akan digunakan pada saat proses belajar-mengajar sampai pada saat mengevaluasi hasil sudah benanr-benar diiplementasikan dengan baik dan benar sehingga dapat menghasilkan dan meningkatkan apa yang menjadi tujuan dari program pembelajaran yang diinginkan oleh guru tersebut. Tahapan Produk (P) Berdasarkan tabel 5 hasil angket menunjukkan rata-rata skor capaian untuk hasil penilaian tahapan prosess pada guruguru yang dinilai sebesar 50,00. Rata-rata skor ini mencapai 90,91% dari skor ideal sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tahapan produk pada guru dinilai sudah sangat efektif. Tahapan produk dalam hal ini mencapai penilaian dengan kategori sudah sangat efektif dimana guru sebagai pemegang kendali dalam hasil akhir yang didapatkan oleh siswa yaitu hasil belajar atau nilai. Hasil belajar atau nilai yang didapatkan oleh siswa selama menerima pelajaran atau selama mengikuti peroses belajar-mengajar dalam satu semester merupakan tolak ukur keberhasilan seorang guru. Peran guru dalam mulai dari penyusunan kisi-kisi soal, pembuatan soal, pemberian post test, pelaksanaan ujian mid semester sampai semester, serta terakhir pengolahan nilai dan pemberian nilai akhir yang menjadi hak dari siswa-siswa yang bersangkutan, sudah dilaksanakan dengan sangat efektif. Berdasarkan hasil valuasi CIPP secara keseluruhan terhadap guru-guru yang tercantum pada tabel 7 menilai bahwa prosentasi mencapai 91,18% dan dinilai sangat efektif. Secara keseluruhan butir-butir yang berkaitan dengan masing-masing aspek yang terdapat pada CIPP sudah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru-guru mata pelajaran biologi. Keempat informasi di atas yang berkaitan dengan konteks,input, proses dan produk mengacu pada membandingkan perbedaan antara hasil dan semua standarstandar yang telah ditentukan. Dalam hal ini
dapat memberikan penjelasan yang masuk akal untuk pengambilan keputusan. Masingmasing dari tiap tahapan menghasilkan prosentasi yang seluruhnya dapat dinilai dengan sangat efektif. karena sesuai dengan pendapat stufflebeam dalam Azizi 2001, model CIPP memiliki kelebihan antara lain lebih lengkap menjalin informasi karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks, input, proses, maupun hasil. Kelengkapan informasi yang dihasilkan oleh model CIPP akan mampu memberikan dasar yang lebih baik dalam pengambilan keputusan,kebijakan, maupun penyusunan program selanjutnya. Dalam hal ini hasil akhir yang didapatkan dalam aspek produk tidak terlepas dari ke tiga aspek sebelumnya yang telah dikemukakan di atas. Sehingga keberhasilan masing-masing aspek akan menunjang pada hasil akhir yang akan di dapatkan nanti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa biologi dapat diungkap dengan menggunakan evaluasi model CIPP dimana pada hasil capaian aspek prosess pada 32 siswa dengan prosentase mencapai 71,88% menilai pelaksanaan tahapan prosess sudah berjalan sangat efektif,dalam hal ini bahwa dalam aspek proses yang mencakup bagaimana gaya guru mengajar, penerapan model pembelajaran serta cara guru melakukan evaluasi pada hasil belajar sudah dianggap sangat efektif sedangkan untuk capaian aspek produk pada 32 siswa dengan prosentase 81,25% menilai pelaksanaan tahapan produk masih kurang efektif, dimana kondisi siswa pada saat melakukan ujian semester mempengaruhi hasil akhir, pemberian bobot atau nilai pada hasil ujian siswa masih belum efektif, asesmen otentik masih belum berperan dengan baik serta faktor dari guru itu sendiri. dengan kata lain dalam aspek produk masih perlu adanya perbaikan dan modifikasi. Sedangkan untuk evaluasi model CIPP pada guru secara keseluruhan mendapatkan hasil dengan capaian prosentase 91,18% dengan pelaksanaan ke empat aspek CIPP sudah sangat efektif.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful, Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Diez. Ray 2010. Using The Context, Input, Process, Product Model To Assess an Engineering Curiculum.(Online).Volume 8, No 3. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Askara. Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Nuhalitera.
Yogyakarta:
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rustaman, Nuryani. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasinya. Yogyakarta: Pusta Belajar Suryadi.Teknik Menyusun Alat Evaluasi dan Analisis Hasil Belajar.(Online).Artikel Evaluasi dan Analisis. Tersedia di file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR..SURYADI/pengembangan_soal. Pdf Murbangun, Nuswowati. 2010. Pengaruh Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Kimia Terhadap Pencapaian Kompotensi.(Online). Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 4. No 1. Wahyudi. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Widoyoko, Eko. 2005. Evaluasi Program pembelajaran.(Online).Jurnal penddikan. Yahaya.Azizi. 2001. The Using Of Model Context, Input, Process dan Product (CIPP) in Learning program Assesment. (Online).