EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK KESEHATAN BINA TAMA YOGYAKARTA 2016/2017 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CIPP AN EVALUATION OF THE PHYSICAL EDUCATION LEARNING PROGRAM AT BINA TAMA VHS FOR HEALTH OF YOGYAKARTA IN 2016/2017 USING THE CIPP MODEL Oleh: Akhmad Nang Laksono, PJKR
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pembelajaran pendidikan jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta 2016/2017, yang meliputi: (1) Konteks: relevansi materi pembelajaran pendidikan jasmani dengan KTSP; (2) Input: latar belakang guru dan sarana dan prasaran pendidikan jasmani; (3) Proses: pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani; dan (4) Produk: Prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam (1985) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian meliputi 2 guru pendidikan jasmani dan 78 peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta pada tanggal 20 Februari sampai 25 Maret 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Data kualitatif dianalisis dengan teknik deskriptif. Validitas instrumen penelitian dilakukan menggunakan expert judgement. Hasil penelitian menunjukkan: (1) berdasarkan hasil evaluasi Konteks, materi pembelajaran yang digunakan telah relevan dengan KTSP, namun ada beberapa kebijakan dari guru terkait keterbatasan sekolah; (2) hasil evaluasi input menunjukkan latar belakang pendidikan guru pengampu adalah Sarjana Pendidikan (S1) jurusan Pendidikan Olahraga dengan pengalaman mengajar 5 tahun dan setahun, sedangkan kesesuaian sarana dan prasarana penjas menunjukkan tingkat kesesuaian sebesar 69, 23% termasuk kategori baik; (3) hasil evaluasi proses yang meliputi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dalam kategori baik; (4) evaluasi produk yaitu prestasi belajar peserta didik dalam kategori sangat baik. Kata kunci: evaluasi, program pembelajaran, pendidikan jasmani, model CIPP ABSTRACT This study aims to evaluate the physical education learning program at Bina Tama VHS for Health of Yogyakarta in 2016/2017 in terms of: (1) context: the relevance of the physical education learning materials to the School-Based Curriculum (SBC); (2) input: the teachers’ background and infrastructure facilities for physical education; (3) process: the implementation of physical education learning; and (4) product: the students’ achievement. This was an evaluation study employing the CIPP (Context, Input, Process, Product) model developed by Stufflebeam (1985) using the qualitative descriptive approach. The research subjects were 2 physical education teachers and 78 students. The study was conducted Bina Tama VHS for Health of Yogyakarta from 20 February to 25 March 2017. The data were collected through documentation, observations, and interviews. The qualitative data were analyzed by means of the descriptive technique. The research instrument validity was assessed by expert judgment. The results of the study are as follows. (1) Based on the results of the context evaluation, the learning materials have been relevant to the SBC, but there are teachers’ policies related to the school limitation. (2) The results of the input evaluation show that the teachers’ education background is the bachelor’s degree (S1) from the department of Sports Education with a teaching experience of 1 year and 5 years, and the relevance of infrastructure facilities for physical education is 69.23%, which is good. (3) The result of the process evaluation comprising the implementation of physical education learning is good. (4) The product evaluation, namely the students’ learning achievement, is very good. Keywords: evaluation, learning program, physical education, CIPP model
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 1 Pendidikan
PENDAHULUAN
jasmani
(penjas)
Pendidikan adalah salah satu faktor
merupakan salah satu subdisiplin ilmu
penting dalam perkembangan sumber daya
dalam kurikulum yang ada di sekolah.
manusia
Pendidikan
di
dunia.
Pendidikan
tidak
jasmani
sebagai
proses
mengenal usia maupun tempat. Undang-
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
undang nomor 20 tahun 2003 tentang
jasmani
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
sistematik untuk mengembangkan dan
bahwa
meningkatkan individu secara organik,
Pendidikan
mengembangkan
nasional
berfungsi
kemampuan
dan
harus
direncanakan
secara
neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial,
membentuk watak serta peradaban bangsa
dan
yang
pendidikan nasional (Depdiknas, 2003: 6).
bermartabat
dalam
rangka
emosional
dalam
rangka
sistem
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Menurut Agus S. Suryobroto (2004:
untuk berkembangnya potensi peserta didik
1), pembelajaran jasmani dapat berjalan
agar menjadi manusia yang beriman dan
dengan sukses dan lancar ditentukan oleh
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beberapa unsur antara lain: guru, siswa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kurikulum,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
metode, lingkungan yang mendukung, dan
yang demokratis serta bertanggung jawab.
penilaian. Jika kinerja dari salah satu
Dengan demikian peneliti menyimpulkan
komponen tersebut belum bekerja secara
bahwasanya pendidikan harus dikaji setiap
optimal maka akan mempengaruhi program
waktu sesuai tuntutan perkembangan dunia
pembelajaran pendidikan jasmani dalam
melalui lembaga pendidikan yaitu sekolah
mencapai tujuannya.
agar menciptakan manusia sesuai dengan
SMK
sarana
prasarana,
Kesehatan
tujuan,
Bina
Tama
cita-cita bangsa Indonesia yaitu dalam
Yogyakarta termasuk sekolah yang baru
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
didirikan
dan
baru
meluluskan
tiga
Di sekolah, peserta didik dibekali
angkatan. Salah satu karakteristik SMK
berbagai macam ilmu pengetahuan dan
Kesehatan Bina Tama Yogyakarta adalah
teknologi yang nantinya dapat bermanfaat
bahwa mayoritas peserta didiknya adalah
dan menjadi bekal menghadapi dunia kerja
perempuan terdiri dari 2 kelas XII, 3 kelas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
XI, dan 4 kelas X. Kurikulum di SMK
dan bernegara. Diantara macam-macam
Kesehatan menggunakan kurikulum tingkat
ilmu pengetahuan itu adalah mata pelajaran
satuan pendidikan (KTSP).
pendidikan jasmani.
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 2 Materi
pembelajaran
pendidikan
sekolah ketika datang bulan, cedera yang
jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama
kecil
dan
atau
anggapan
pendidikan
Yogyakarta yang disampaikan sudah sesuai
jasmani yang memberatkan kaum wanita.
silabus KTSP, namun tidak semua materi
Sarana dan prasarana yang ada di
yang ada di silabus dapat dilaksanakan.
sekolah terutama bagian fasilitas olahraga
Materi yang tidak bisa terlaksana ini karena
seperti ring basket yang rusak. Lapangan
beberapa alasan seperti kurangnya sarana
yang biasa dipakai untuk olahraga kurang
dan prasarana maupun kebijakan sekolah.
nyaman, karena masih dipakai untuk
Berdasarkan
survei
telah
lalulintas dan parkir kendaraan warga
dilakukan, dalam pembelajaran pendidikan
sekolah. Dengan memahami pentingnya
jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama
pendidikan jasmani dalam usaha untuk
Yogyakarta, 2 guru menerapkan metode
mencapai
demonstrasi,
terdapat ketimpangan ketika tidak ada
ceramah,
yang
dan
observasi.
tujuan
pendidikan
Metode yang digunakan diperkuat dengan
upaya
penggunaan media pembelajaran, seperti
pembelajaran pendidikan jasmani di SMK
modifikasi paralon sebagai tongkat estafet
Kesehatan Bina Tama Yogyakarta seperti
serta menggunakan media power point
yang dijelaskan di atas.
untuk teori.
optimal
nasional,
dalam
program
Menurut informasi, belum pernah
Berdasarkan wawancara dengan guru
diadakan evaluasi program pembelajaran
pendidikan jasmani SMK Kesehatan Bina
pendidikan jasmani di SMK Kesehatan
Tama
Bina Tama Yogyakarta. Salah satu langkah
Yogyakarta,
karena
mayoritas
siswanya adalah putri maka biasanya sering
untuk
mengeluh seperti malas, takut panas, takut
pendidikan jasmani adalah mengetahui
kelelahan, sedang menstruasi, dan lain-lain,
seberapa
namun sebaliknya ada pula siswa yang
komponen
bersemangat
program pembelajaran pendidikan jasmani
dalam
mengikuti
mencapai
tinggi
tujuan
kenerja
yang
cara
pembelajaran
komponen-
mendukung
mengevaluasi
dalam
pembelajaran pendidikan jasmani. Seperti
dengan
yang dikemukakan oleh Woerjati Soekarno
komponen
(1977: 2) bahwa secara umum bukti
pembelajaran
menyatakan sedikitnya partisipasi siswa
evaluasi maka guru dapat mengetahui
putri dalam aktivitas jasmani disebabkan
komponen mana yang perlu ditingkatkan
sering kalinya siswa putri izin untuk tidak
keefektivitasannya.
mengikuti aktivitas pendidikan jasmani di
menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
tersebut.
komponen-
Setelah
pendidikan
program
jasmani
Evaluasi
di
program
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 3 Safruddin (2014: 18) adalah “upaya untuk
dilaksanakan dengan langkah-langkah yang
mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu
benar. Kegiatan evaluasi mencakup dari
kebijakan secara cermat dengan cara
segi context, input, process, product.
mengetahui
efektivitas
masing-masing
komponennya”.
Dari permasalahan di atas peneliti ingin mengetahui program pembelajaran
Menurut Undang-Undang Republik
pendidikan jasmani di SMK Kesehatan
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Bina Tama Yogyakarta di evaluasi dengan
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat
menggunakan model CIPP. Dari model
(1), evaluasi dilakukan dalam rangka
peneliti maka judul penelitian ini adalah
pengendalian
“Evaluasi
nasional
mutu
sebagai
pendidikan bentuk
secara
Program
Pembelajaran
akuntabilitas
Pendidikan Jasmani di SMK Kesehatan
penyelenggara pendidikan kepada pihak-
Bina Tama Yogyakarta 2016/2017 dengan
pihak yang berkepentingan, di antaranya
Menggunakan Model CIPP”.
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. Dari undang-undang
METODE PENELITIANN
ini menjadi dasar bagi peneliti untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian
melakukan penelitian evaluasi di SMK
evaluatif. Penelitian evaluatif digunakan
Kesehatan Bina Tama Yogyakarta.
untuk memperoleh informasi dengan cara
SMK
Kesehatan
Tama
membandingkan antara kesesuaian kondisi
Yogyakarta termasuk sekolah yang baru
yang ada dengan kriteria atau standar yang
berkembang,
telah
maka
Bina
dari
itu
untuk
ditentukan.
Menurut
Suharsimi
mengetahui kinerja komponen-komponen
Arikunto (2014: 36) penelitian evaluatif
yang kurang optimal maka perlu diadakan
menuntut persyaratan yang harus dipenuhi,
evaluasi untuk mempercepat tercapainya
yaitu adanya kriteria yang digunakan
tujuan pendidikan jasmani di sekolah
sebagai pembanding data yang diperoleh,
tersebut. Ada beberapa model evaluasi,
setelah data tersebut diolah dan merupakan
diantaranya adalah evaluasi model CIPP
kondisi nyata dari objek yang diteliti.
(Context, Input, Process, Product) yang
Penelitian evaluatif ini menggunakan
dikembangkan oleh Stufflebeam. Seperti
model CIPP (Context, Input, Process,
diungkapkan oleh Endang Mulyatiningsih
Product)
(2012: 121) bahwa model evaluasi CIPP
Stufflebeam. Penelitian ini menggunakan
dilakukan
pendekatan
mengevaluasi
secara apakah
sistematis program
untuk telah
yang
dikembangkan
deskriptif
oleh
kualitatif.
Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 4 untuk
mendeskripsikan
program
Tabel 1. Kriteria Evaluasi.
pembelajaran pendidikan jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta sesuai dengan sumber dan jenis data yang diperlukan
Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesehatan
Bina
Tama
Yogyakarta
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 sampai dengan 25 Maret 2017.
Subjek Penelitian
Indikator Relevansi materi pembelajaran dengan KTSP a. Latar belakang guru
Sumber Data Kompetensi Dasar KTSP
Permendiknas no. 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik guru b. Sarana dan Permendiknas no. 40 prasarana penjas tahun 2008 tentang standar proses SMK Pelaksanaan Permendiknas no. pembelajaran 41 tahun 2007 tentang standar proses Prestasi belajar Kriteria Sekolah peserta didik Instrumen Dan Teknik Pengumpulan
Objek pada penelitian ini adalah
Data
program pembelajaran pendidikan jasmani
Instrumen
pengumpulan
data
di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta.
meliputi pedoman wawancara, pengamatan
Populasi
dokumentasi,
adalah
keseluruhan
subjek
dan
lembar
observasi.
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2014: 173).
Peneliti
Populasi penelitian ini terdiri dari 2 guru
masing komponen, kemudian instrumen
mata pelajaran pendidikan jasmani dan
tersebut diuji oleh Dr. Sri Winarni, M. Pd
seluruh siswa. Siswa dalam penelitian ini
sebagai ahli atau expert judgment untuk
berjumlah 216 yang terdiri dari 4 kelas X, 3
mendapatkan validasi instrumen
menentukan
kriteria
masing-
kelas XI, dan 2 kelas XII. Rincian kelas dapat dilihat dari tabel berikut.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan
Prosedur
dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
Penelitian ini menggunakan kriteria
deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan
yang dipilih peneliti sebagai tolak ukur
dan memaknai data dari masing-masing
mengenai komponen-komponen yang akan
aspek
dievaluasi. Kriteria tersebut dapat dilihat
dikumpulkan
pada tabel berikut.
analisis deskriptif kualitatif sesuai dengan
yang
dievaluasi. dianalisis
Data dengan
yang teknik
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 5 model evaluasi yang digunakan dalam penelitian
ini,
hasil
1. Evaluasi Context (Konteks)
penelitian
Evaluasi
konteks
yaitu
dideskripsikan dengan teknik analisis data
mengevaluasi tentang kesesuaian meteri
untuk masing-masing aspek.
yang diajarkan pada mata pelajaran
Langkah
yang
digunakan
dalam
menganalisis data observasi yang telah terkumpul
yaitu:
(1)
penskoran
pendidikan jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta dengan KTSP.
hasil
Berdasarkan
hasil
wawancara,
observasi; (2) menjumlahkan skor total
peneliti memperoleh informasi bahwa
masing-masing
guru
mengelompokkan
aspek; skor
(3)
yang
didapat
dalam
rencana
membuat
pelaksanaan
materi
atau
pembelajaran
berdasarkan tingkat kecenderungan; dan (4)
(RPP) telah mengacu pada KTSP. Akan
melihat presentase tiap kecenderungan
tetapi
dengan
semua
kategori
diperoleh
yang
sehingga
mengenai
pelaksanaannya
kompetensi
dasar
tidak dapat
hasil
tersampaikan, terutama kelas XII. Guru
evaluasi
terhambat dalam keterbatasan waktu
menggunakan skala 4, yaitu 1, 2, 3, dan 4.
efektif dalam menyampaikan semua
Data yang diperoleh melalui observasi
kompetensi
dinilai dengan melihat kecenderungan.
alokasi
penelitian.
informasi
ada,
dalam
Penskoran
dan
Sedangkan dari data wawancara dan
dasar
waktu
tersebut,
karena
pembelajaran
penjas
digunakan untuk pelaksanaan ujian.
dokumentasi dianalisis secara deskriptif
Sedangkan
dari
hasil
kualitatif melalui tahap: (1) reduksi data;
dokumentasi,
(2) penyajian data; dan (3) penarikan
informasi bahwa berdasarkan KTSP dari
kesimpulan (Sugiyono, 2013: 337).
kompetensi dasar (KD) penjas SMK
peneliti
lembar
memperoleh
yaitu 17 KD untuk kelas X dan XII, HASIL PENELITIAN DAN
serta 19 KD untuk kelas XII, materi
PEMBAHASAN
pembelajaran penjas di SMK Kesehatan
Hasil Penelitian
telah sesuai dengan KTSP. Akan tetapi
Evaluasi
program
pembelajaran
pendidikan jasmani di SMK Kesehatan
untuk keterlaksanaannya masih belum maksimal.
Bina Tama dilakukan melalui penyajian
Materi yang tidak terlaksana yaitu
data hasil evaluasi yang dapat diuraikan
renang, dan untuk kelas XII dari 19 KD
sebagai berikut.
yang ada hanya 18 KD untuk teori dan 15 untuk praktek, menurut guru 1 selaku
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 6 guru pengampu mengatakan bahawa
jumlah
ketidakterlaksananya praktek tersebut
prasarana pendidikan jasmani yang
karena waktu yang digunakan untuk
memenuhi
ujian praktek, sehingga tidak efektif.
pendidikan ada 36 macam dari 52
Data kessuaian materi dengan KTSP
macam menurut standar nasional
dapat dilihat pada tabel berikut.
pendidikan.
a. Latar Belakang Guru Pengampu Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui bahwa ada 2 pengampu
mata
pelajaran
Pendidikan
terakhir
Sarana
sarana
dan
nasional
Besarnya
pendidikan
presentase
dan
prasarana
jasmani
adalah
36:52x100% = 69,23 % termasuk dalam kategori baik. 3. Evaluasi Process
pendidikan jasmani, laki-laki dan perempuan.
siswa.
standar
kesesuaian
2. Evaluasi Input
guru
216
Hasil analisis data observasi menunjukkan
bahwa
pelaksanaan
kedua guru tersebut adalah Sarjana
pembelajaran penjas memiliki rerata
Pendidikan (S1) jurusan Pendidikan
sebesar 116 termasuk dalam kategori
Olahraga, program studi Pendidikan
baik.
Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi S1 yang
telah
terakreditasi
A
4. Evaluasi Product
dari
Hasil
evaluasi
Universitas Negeri Yogyakarta telah
menunjukkan
relevan dengan mata pelajaran penjas
semester gasal untuk mata pelajaran
di SMK.
pendidikan jasmani peserta didik
Guru 1 mengampu kelas XI dan XII
mempunyai
pengalaman
rerata
produk
nilai
raport
dengan nilai rerata sebesar 84 dengan menggunakan pembagian kategori
mengajar selama 5 tahun dan juga
yang
telah
ditetapkan,
mengajar di SMK 1 Depok Sleman,
dalam kategori sangat baik.
termasuk
sedangkan guru 2 mengampu kelas X mempunyai pengalaman mengajar satu tahun. b. Sarana dan Prasarana
Pembahasan Pembelajaran pendidikan jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama seharusnya
SMK Kesehatan Bina Yama
dirancang, dilaksanakan, serta didukung
Yogyakarta memiliki luas area yang
dengan komponen yang memadai sehingga
kurang dari 1000 m2 dan tempat
dapat dicapai hasil pembelajaran secara
olahraga kurang dari 30x20 m dengan
optimal.
Hal
tersebut
seperti
yang
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 7 dikemukakan Agus S. Suryobroto (2004: 1)
dengan
menegaskan
penilaian
bahwa
pembelajaran
pendidikan jasmani dapat berjalan dengan
menggunakan
instrumen
berdasarkan
indikator
pencapaian belajar.
sukses dan lancar sangat ditentukan oleh
Dari
hasil
wawancara,
dalam
beberapa unsur antara lain: guru, siswa,
penyapaian materi yang terdapat di
kurikulum,
kompetensi dasar, tidak semua materi
sarana
prasarana,
tujuan,
metode, lingkungan yang mendukung, dan
tersebut
penilaian.
Alasannya yaitu ada beberapa materi
Berkaitan
dengan
kriteria
tersampaikan
dengan
baik.
yang kurang diminati oleh peserta didik
keberhasilan, hasil evaluasi dikelompokkan
yang
menjadi empat kategori, yaitu: sangat baik,
permainan bola besar maupun atletik.
baik, dan kurang baik. Idealnya, hasil
Oleh karena itu guru mencari materi
evaluasi
mencapai
yang berpotensi diminati oleh peserta
kategori sangat baik. Pembahasan evaluasi
didik, seperti senam ritmik. Hal tersebut
komponen tersebut akan diuraikan sebagai
sesuai dengan apa yang dikemukakan
berikut.
oleh Mulyasa (2009: 180) implementasi
1. Evaluasi Context (Konteks)
KTSP akan bermuara pada pelaksanaan
diharapkan
Hasil
dapat
penelitian
perempuan,
seperti
didapat
pembelajaran, yakni bagaimana agar isi
bahwa RPP dan materi yang digunakan
kurikulum dapat dicerna oleh peserta
telah sesuai dengan KTSP Penjas. Akan
didik secara tepat dan optimal. Jadi
tetapi
tidak
dengan berdasarkan teori tersebut guru
dapat
dapat menganalisa potensi materi yang
dalam
semua
yang
mayoritas
pelaksanaannya
kompetensi
dasar
tersampaikan.
diminati peserta didik dan diharapkan
Ketidaktersampaikannya beberapa materi
pembelajaran
tersebut
akan
berpengaruh pada kemampuan dasar peserta didik. Hal ini seperti yang disampaikannya dengan Susilo (2007:
guru
dapat
menyusun
materi
berdasarkan kemampuan peserta didik. 2. Evaluasi Input (Masukan) a. Latar belakang Guru Pengampu Di SMK Kesehatan Bina Tama
122) yang menyatakan bahwa materi
Yogyakarta
pembelajaran
pokok-pokok
pengampu mata pelajaran pendidikan
materi pelajaran yang harus dipelajari
jasmani, laki-laki dan perempuan.
siswa
Pendidikan
sebagai
adalah
sarana
pencapaian
kemampuan dasar yang akan dinilai
terdapat
terakhir
2
kedua
guru
guru
tersebut adalah Sarjana Pendidikan
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 8 (S1) jurusan Pendidikan Olahraga,
sudah dibekali dengan seperangkat
program studi Pendidikan Jasmani,
teori pendukung.
Kesehatan,
dan
terakreditasi
A.
Rekreasi Latar
S1
b. Sarana dan Prasarana
belakang
Persentase tingkat kesesuaian
pendidikan guru tersebut telah sesuai
sarpras pendidikan jasmani di SMK
dengan Permendiknas no. 16 tahun
Kesehatan Bina Tama Yogyakarta
2007 yang menyatakan bahwa guru
berdasarkan Permendiknas no. 40
pada SMK harus memiliki kualifikasi
tahun 2008 adalah 69, 23% termasuk
pendidikan
atau
dalam kategori baik, akan tetapi
sarjana (S1) program studi yang
masih ada beberapa sarpras yang
sesuai berdasarkan mata pelajaran
belum tersedia maupun belum sesuai
yang diampu, dan dari program studi
den gan kriteria, seperti luas lapangan
yang terkareditasi.
olahraga tidak ada 20x30 meter,
minimum
D-IV
Guru 1 mempunyai pengalaman
selain itu lapangan olahraga juga
mengajar selama 5 tahun, beliau juga
dipakai untuk lalulintas kendaraan
mengajar di SMK Negeri 1 Depok
dan banyak terdapat batu-batu kecil.
Sleman.
Adapun
mengampu
Sedangkan kelas
X
guru
2
mempunyai
pengalaman
penjas
yang
dimodifikasi.
pengalaman mengajar satu tahun. Meskipun
sarpras
Menurut Agus S. Suryobroto guru
(2004: 4) yang menyatakan bahwa
penjas belum tergolong lama, akan
fungsi
tetapi mereka memberikan pelayanan
pendidikan jasmani adalah untuk
yang baik kepada peserta didik saat
memperlancar jalannya pembelajaran
pembelajaran penjas yang terlihat
pendidikan jasmani. Dari pendapat di
dari hasil evaluasi proses pelaksanaan
atas
pembelajaran penjas dalam penelitian
terpenuhinya sarana dan prasarana
ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pendidikan jasmani di sekolah akan
S. Eko Putro Widoyoko (2005: 8)
membantu peserta didik lebih mudah
mengungkapkan bahwa guru dengan
memahami materi pembelajaran yang
latar belakang pendidikan keguruan
akan disampaikan, serta mempunyai
lebih
pengalaman
mudah
menyesuaikan
diri
dengan lingkungan sekolah, karena
sarana
dapat
dan
diketahui
dalam
prasarana
bahwa
menggunakan
sarpras penjas yang telah ditetapkan.
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 9 sehingga
3. Evaluasi Process (Proses) Evaluasi proses pada pembelajaran
meliputi
pembelajaran
sulit
tercapai secara optimal.
penjas di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta
tujuan
Pembelajaran yang dilaksanakan
pelaksanaan
di ruang kelas, guru memanfaatkan
pembelajaran penjas menunjukan rerata
media proyektor sebagai fasilitas untuk
sebesar 116 termasuk dalam kategori
menyampaikan materi dalam bentuk
baik.,
masih
video maupun power point sehingga
menemui peserta didik yang terlambat
peserta didik lebih tertarik mengikuti
dalam
pembelajaran,
pembelajaran, serta diharapkan materi
sehingga guru memberikan hukuman
yang disampaikan dapat diterima dengan
kepada peserta didik yang terlambat.
mudah.
akan
tetapi
peneliti
mengikuti
Menurut Nasution dalam Sugiharto, dkk (2012:
80)
menyatakan
4. Evaluasi Product (Produk)
bahwa
Hasil
evaluasi
product
pembelajaran sebagai suatu kegiatan
menunjukkan rerata nilai raport semester
mengorganisasi
lingkungan
dan
gasal mata pelajaran pendidikan jasmani
menghubungkan
semua
komponen
peserta didik dengan nilai rerata sebesar
lingkungan sehingga
dengan peserta
peserta didik
didik
melakukan
kegiatan belajar mengajar. Penggunaan
84 dengan menggunakan kategori yang telah
ditetapkan,
termasuk
dalam
kategori sangat baik. Namun demikian, yang
berdasarkan hasil wawancara dengan
kebutuhan
guru pengampu penjas, peserta didik
pembelajaran. Guru juga memberikan
masih kurang disiplin, yang artinya
tugas untuk mencari informasi tentang
peserta
materi yang akan disampaikan pada
mengikuti
pertemuan yang akan datang. Guru juga
Disamping itu penialaian ranah afektif
komunikatif
yang berupa penilaian mengenai sikap
disesuaikan
metode
dengan
kepada
peserta
didik
didik
kurang
siap
pembelajaran
juga
berdiskusi mengenai materi yang telah
jasmani
disampaikan sebagai refleksi. Terkait
pengembangan aspek sosial pada siswa
proses
(Suherman, 2000: 23).
tersebut
Made
Wina (2009: 2-3) menyatakan bahwa tanpa
strategi
pembelajaran
yang tidak
jelas, akan
proses terarah
juga
karena
penjas.
dengan membuka tanya jawab dan
pembelajaran
diperlukan,
dalam
pendidikan
berhubungan
dengan
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 10 SIMPULAN DAN SARAN
Kesahatan dan Rekreasi (PJKR)
Simpulan
dengan pengalaman mengajar 5
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa
secara
tahun dan 1 tahun. Hasil tersebut
umum
telah
sesuai
dengan
standar
berdasarkan aspek konteks, input, proses,
kualifikasi akademik guru melalui
dan
pembelajaran
jalur formal seperti yang tertulis
pendidikan jasmani di SMK Kesehatan
dalam Permendiknas no. 16 tahun
Bina Tama Yogyakarta belum sepenuhnya
2007.
produk
program
sesuai dengan standar. Ada beberapa
b.
Sarana dan prasarana pendidikan
komponen yang terdapat pada aspek yang
jasmani
masih kurang sesuai atau belum mencapai
sesuai
standar
dan
ditentukan oleh Permendiknas no.
pelaksanaan
40 tahun 2008 tentang standar
yaitu
prasarana
kesesuaian
penjas
dan
sarana
pembelajaran penjas yang masih dalam kategori baik. Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara khusus sebagai
yang
tersedia,
dengan
belum
standar
yang
sarana dan prasarana SMK. 3. Process Kualitas
proses
pelaksanaan
berikut.
pembelajaran pendidikan jasmani di
1. Context
SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta
Materi yang digunakan dalam
termasuk dalam kategori baik dan telah
pembelajaran pendidikan jasmani sudah
sesuai dengan Permendiknas no. 41
relevan
pendidikan
tahun 2007 tentang standar proses yang
jasmani SMK, meskipun tidak semua
terdapat di BSNP, meskipun masih ada
kompetensi dasar tersampaikan dan
peserta didik yang datang terlambat
kebijakan guru dalam mengisi materi
dalam mengikuti pembelajan pendidikan
yang tidak tersampaikan tersebut dengan
jasmani.
dengan
KTSP
materi yang diminati peserta didik.
Kualitas produk, berupa prestasi
2. Input a.
4. Product
Latar belakang pendidikan guru
belajar peserta didik yang dilihat dari hasil
pendidikan jasmani telah relevan
nilai raport semester gasal mata pelajaran
dengan mata pelajaran pendidikan
pendidikan
jasmani, yaitu lulusan sarjana (S1)
kategori sangat. Namun demikian, masih
jurusan
terdapat peserta didik yang kurang disiplin
Pendidikan
Olahraga
program studi Pendidikan Jasmani
jasmani
termasuk
dalam
dalam mengikuti pembelajaran penjas.
Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani..... (Akhmad Nang Laksono) / 11 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
kiranya
peneliti
memberikan
saran-saran
kepada
dapat pihak
sekolah dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, demi keberhasilan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMK Kesehatan Bina Tama Yogyakarta antara lain meliputi: (1) Konteks, sebaiknya semua materi dapat disampaikan dengan kebijakan yang dengan memaksimalkan matri yang diminati peserta didik, (2) Input,
Agus S. Suryobroto. (2004). Diktat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK-UNY. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. E. Mulyasa. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Endang Mulyatiningsih. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
melihat pengalaman mengajar guru yang masih
kurang
sebaiknya
guru
terus
mengembangkan keterampilan mengajar dan
meningkatkan
sarana
dan
komptensinya,serta
prasarana
penjas
untuk
kelancaran dan kualitas pembelajaran, pihak sekolah
perlu
menyempurnakan
sesuai
standar, (3) Proses, terdapat kelemahan
dalam pengelolaan kelas dan metode yang digunakan monoton, sehingga guru dan peserta didik harus bekerja sama untuk
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
menciptakan pelaksanaan pemebelajaran penjas yang sesuai dengan standar proses. (4) Produk, prestasi belajar peserta didik telah mencapai KKM, hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Woeryati Soekarno. (1977). Senam untuk Wanita. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.