DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL UJIAN NASIONAL MATERI PEWARISAN SIFAT DI SMA NEGERI 1 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO 1)
Nurul Alfiah1, Elya Nusantari2, Aryati Abdul3 Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Progran Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
The aim of this research was to define the students’ difficulties in the subject of inheritance in the national examination, and the effort to overcome the difficulties. This research was held in SMA Negeri 1 Bongomeme, District of Gorontalo The method of this research was a qualitative descriptive method. Data were gained by instrument, document and both structured and unstructured interviews. The result of this research showed that the national examination result was poor because of the slow learners. Students only memorized without understanding the concept of inheritance. The result of the test and interview to 79 students that categorized as slow learners equals to 54.3%. Effort can be taken to overcome this was by remedial studying, such as material affirmation and practice.
Keywords: National Examination, Diagnosis of Learning Difficulties, Inheritance. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan prasyarat utama dalam meningkatkan derajat dan kualitas bangsa. Padakondisi yang sama pada dasarnya masyarakat Indonesia telah menyadari betapa pentingnya memperoleh pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan Nasional dan pengajaran perlu dipantau terus-menerus dalam setiap tahap dan langkah kegiatan pendidikan. Upaya inilah yang dimaksud dalam UU No. 20 tahun 2003 dan Kepmendiknas No.153/U/2003 dan dikenal dengan Ujian Akhir Nasional (UAN). Ujian Akhir Nasional (UAN) merupakan fungsi pengendalian mutu pendidikan (educational quality control) dan fungsi penjaminan mutu pendidikan (educational quality ssurance). Keberhasilan dalam proses belajar
mengajar
biasanya diukur dengan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa yang dapat memahami dan menguasai materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut.
Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional jurusan IPA di SMA adalah mata pelajaran biologi materi pewarisan sifat.Pewarisan sifat merupakan salah satu materi pelajaran biologi, yang diajarkan di kelas XII. Sesuai dengan penelitian Yang dan Miao (dalam Nusantari, 2011) bahwa genetika merupakan salah satu unit yang paling sukar dibelajarkan.
Kls XII
Prosentasi Penguasaan Materi Biologi pada Pewarisan Sifat oleh Siswa SMA Negeri 1 Bongomeme Standar Kompetensi Tahun Rata-Rata Kompetensi Dasar 3.4 menerapkan 2007-2008 87.07 3. Memahami prinsip hereditas 2008-2009 62.00 penerapan konsep dalam mekanisme dasar dan prinsip- pewarisan sifat Paket A 3.23 ; 22.58 prinsip hereditas 2009 serta implikasinya pada salingtemas 2010 Paket B 0.00 ; 13.33
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal Ujian Nasional materi pewarisan sifat di SMA Negeri 1 Bongomeme dan upaya mengatasi kesulitan tersebut.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme Kabupaten gorontalo selama ± 2 bulan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan instrument
berupa
tes
Ujian
Nasional
materi
pewarisan
sifat,
untuk
mengidentifikasi kesulitan siswa dalam memahami konsep pewarisan sifat serta mengatasi kesulitan tersebut. Data pada penelitian ini berupa data primer yaitu jawaban/buram siswa, data prosentase penguasaan konsep klasikal I, II, dan kelompok kecil, hasil wawancara, hasil dokumentasi. Data sekunder berupa tes Ujian Nasional materi pewarisan sifat, dan data hasil analisis Ujian Nasional materi pewarisan sifat dari Pusat Penilaian Balitbang Kemendiknas-BNSP 2011. Informan pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Kegiatan diagnosis dilakukan melalui 4 (empat) tahapan, yaiut: tahap 1 pemberian tes dikelompok besar (klasikal) dengan jumlah soal 10 (sepuluh) pada 79 orang siswa kemudia menganalisis hasil kerja siswa berupa buram. Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti melanjutkan tahap ke 2 yaitu mengalokasikan letak kesulitan dengan cara memilah-milah. Tahap 3 yaitu dengan melokalisasikan jenis factor dan sifat yang menyebabkan rendahnya penguasaan konsep pewarisan sifat.Tahap 4 yakni, mengundang tim ahli dalam hal ini dosen genetika (Elya Nusantari dan Aryati Abdul) untuk memberikan materi pewarisan sifat guna meluruskan atau membetulkan konsep yang salah pada siswa. Selanjutnya melakukan diagnosis kembali dengan 10 soal yang sama pada 79 orang siswa dengan tahapan-tahapan yang sama untuk melihat kesulitan siswa lebih lanjut setelah menerima konsep yang benar. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti bersama guru biologi kelas XII memberikan pengayaan terhadap siswa guna mengarahkan siswa terhadap konsep yang benar sehingga langkah-langkah penyelesaian soal bisa benar. Berdasarkan prosentase dan pengayaan tersebut peneliti melakukan diagnosis kembali dengan 10 soal dan tahapan-tahapan yang sama terhadap 16 orang siswa, pemilihan 16 orang siswa tersebut berdasarkan hasil kerja siswa (buram) yang masih banyak kesalahan dan diskusi peneliti dengan guru biologi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa instrumen (tes), kokumen, dan wawancara (dilakukan dengan teknik snowball sampling). Analisis data pada penelitian ini yaitu non statistic. Uji keabsahan data pada peneliti ini adalah Uji Kredibilitas meliputiTriangulasi yaitu sumber, materi, dan waktu. Analisis data pada penelitian ini yakni non statistic.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Table 4.1 Prosentasi 79 Siswa Dengan Menjawab Benar, Salah, dan Tidak Menjawab 10 Soal Ujian Nasional Materi Pewarisan Sifat No. Soal Soal Dijawab Benar Soal Dijawab Tapi Soal Tidak Dijawab (%) Salah (%) (%) 1. 40% 59% 1% 2. 28% 65% 7% 3. 15% 35 % 50% 4. 10% 27% 63% 5. 6% 22 % 72% 6. 23% 42% 35 % 7. 36% 46% 18 % 8. 5% 11% 84% 9. 3% 21 % 76% 10. 7% 48 % 45 % Rata-rata 17,3% 37,6% 45,1% Sumber: Siswa XII IPA SMA Negeri 1 Bongomeme Table 4.2 Prosentasi 79 Siswa Dengan Menjawab Benar,Salah, dan Tidak Menjawab 10 Soal Ujian NasionalMateri Pewarisan Sifat No. Soal Soal Dijawab Soal Dijawab Tapi Soal Tidak Dijawab Benar(%) Salah (%) (%) 1. 62% 38% 0% 2. 32% 64% 4% 3. 25% 42 % 32% 4. 13% 34% 53% 5. 81% 19 % 0% 6. 31% 42% 27% 7. 54% 46% 0% 8. 32% 31% 37% 9. 26% 18% 56% 10. 11% 50% 39 % Rata-rata 36,7% 38,4% 24,8% Sumber: Siswa XII IPA SMA Negeri 1 Bongomeme Table 4.3 Prosentasi 16 Siswa Dengan Menjawab Benar,Salah, dan Tidak Menjawab10 Soal Ujian NasionalMateri Pewarisan Sifat No. Soal Soal Dijawab Soal Dijawab Tapi Soal Tidak Dijawab Benar(%) Salah (%) (%) 1. 100% 0% 0% 2. 68,75% 25% 6,25% 3. 81,25% 12,5% 6,25% 4. 100% 0% 0% 5. 93,75% 6,25% 0% 6. 75% 25% 0% 7. 93,75% 0% 6,25% 8. 87,5% 12,5 % 0% 9. 75% 0% 25% 10. 56,25% 31,25% 12,5% Rata-rata 83,13% 11,28% 5,63% Sumber: 16 Siswa XII IPA Negeri 1 Bongomeme
Table 4.4 Deskripsi Penyebab Kesulitan Siswa Kelas XII IPADalam Mengerjakan Soal Ujian Nasional Materi Pewarisan SifatBerdasarkan Diagnosis dan Wawancara No.Soal Penyebab Kesulitan 1. 1) Siswa kurang konsentrasi dalam menyelesaikan soal 2) Siswa kurang menguasai konsep penentuan fenotip dan genotip parental 3) Siswa kurang menguasai konsep penentuan gamet berdasarkan kombinasi gen yang tidak sealel 4) Siswa tidak tahu arti penulisan genotip dan fenotip pada papan catur 2. 1) Siswa kurang memahami soal 2) Siswa sulit menentukan sendiri genotip persilangan 3) Siswa sulit menentukan genotip heterozigot apakah biji bult? Apakah batang tinggi? Atau keduanya 4) Siswa kurang teliti dalam memisahkan alel 5) Siswa kesulitan dalam membuat gamet 3. 1) Siswa tidak menguasai konsep (penggunaan rumus) 2) Siswa tidak menguasai rumus frekuensi 3) Siswa kurang konsentrasi dalam menyelesaikan soal 4. 1) Siswa kurang menguasai simbol/genotip dari peta silsilah 2) Siswa tidak dapat menentukan gamet 3) Siswa kesulitan menentukan genotip 1 dan 5 5. 1) Siswa terburu-buru dalam membaca soal 2) Siswa kurang memahami gambar dan keterangan gambar 3) Siswa kurang dapat menjelaskan silsilah keluarga hemophilia 6. 1) Siswa kurang memahami soal 2) Siswa sulit menentukan kombinasi gen 3) Siswa salah dalam menentukan gamet 4) Siswa kesulitan dalam menentukan perbandingan fenotip F2 5) Siswa tidak menguasai penyimpangan Mendel 7. 1) Siswa kurang menguasai konsep kombinasi gen 2) Siswa tidak dapat menentukan gamet 3) Siswa tidak dapat menntukan fenotip dan genotip pada papan catur 4) Siswa tidak dapat menentukan rasio keturunan 8. 1) Siswa tidak dapat menentukan genotip dan fenotip parental 2) Siswatidak dapat menentukan gamet 3) Siswa tidak dapat menyilangkan pada papan catur 4) Siswa tidak mengerti arti genotip pada papan catur 5) Sisiwa tidak dapat menntukan keturunan yang buta warna 9. 1) Siswa terburu-buru dalam membaca soal 2) Siswa kurang memahami soal 3) Sisa kurang memahami proses persilangan pada gambar 4) Siswa kurang dapat menentukan genotip dan fenoitp ayam Y 10. 1) Siswa kurang memahami konsep 2) Siswa terburu-buru dalam membaca soal 3) Siswa kurang memahami konsep 4) Siswa kurang menguasai proses persilangan 5) Siswa kurang memahami cara menghitung persen (%) mangga buah besar batang pendek Sumber: siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Bongomeme Table 4.5 Prosentasi Siswa yang kesulitan Belajar Diagnosis
Jumlah siswa
1 2 3
79 79 16 Rata-rata
Siswa Kesulitan Belajar (Slow Learner (%)) 82,7% 63,2% 16,9% 54,3%
Temuan Jenis Kesalahan Siswa Dalam penelitian ini, wawancara digunakan sebagai pengumpul data selain instrument. Tujuan dari wawancara adalah untuk triangulasi data, yaitu untuk memeriksa kebenaran hasil analisis jawaban tes serta untuk mengetahui penyebab dari kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal Ujian Nasional materi pewarisan sifat. Berikut ini adalah petikan dari hasil wawancara yang telah dilakukan. 1. Pada penyilangan bunga Linaria marocana bunga merah (AAbb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan bunga ungu (AaBb). Apabila F1 disilangkan dengan bunga merah (Aabb), tentukan ratio fenotip F2nya antara ungu : putih : merah? P : Apakah sudah mengerti soal nomor 1? S : Sudah. P : Sekarang tulis apa yang diketahui dalam soal S : Yang diketahui yaitu persilangan antara bunga merah (AAbb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan ungu (AaBb), F1dengan bunga merah (Aabb). P : Kemudian apakah yang ditanya? S : Yang ditanya rasio fenotip F2 antara ungu:putih:merah P : Merupakan simbol apakah bunga merah, putih, dan ungu? S : Fenotip P : Selanjutnya untuk AAbb, aaBB, AaBb, dan Aabb merupakan simbol dari apa? S : Genotip P : Setelah mengetahui yang diketahui dan ditanya, langkah apakah yang selanjutnya untuk menyelesaikan soal? S : Disilangkan P : Sekarang coba kerjakan sesuai dengan langkah-langkah persilangan yang benar. S : (Menuliskan dan menyilangkan parental, menuliskan gamet, menuliskan F1)
P : Hasil persilangan menghasilan 2 gamet , mengapa demikian? S : Karena AAbb gametnya sudah sama yaitu Ab dan Ab, aaBB gametnya aB dan aB. Jadi masing-masing hanya ditulis 1. P : Jadi alasan menghasilkan 2 gamet karena gametnya sudah sama dan kemudian masing-masing hanya ditulis 1? S : Iya Bu, P : Coba perhatikan. Persilangan mengasilkan 2 gamet itu bukan dikarenakan sama, tetapi karena berada dalam satu alel. Apakah sudah mengerti? S : Sudah Bu, P : Kemudian menghasilkan ungu (AaBb). Hasil dari persilangan tersebut disimbolkan dengan apa? S : F1 P : F1 dalam persilangan merupakan simbol apa? S : Keturuna Pertama. P : Sekarang lanjutkan dengan langkah selanjutnya S : (Menulis dan menyilangkan parental, gamet, F2) P : Jelaskan mengapa sampai menghasilkan 8 gamet S : Saya bingung Bu, P : Jadi gametnya bukan 8 tetapi 6. Coba perhatikan kembali parental. S : Iya Bu. AaBb menghasilkan 4 gamet dan Aabb menghasilkan 2 gamet. Aabb berada dalam satu alel. P : Bukan berada dalam satu alel tapi, karena parental AaBb gen A masingmasing dapat merkombinasi dengan gen B da gen b, gen a masing-masing dapat nerkombinasi dengan gen B dan gen b. Sedangkan parental Aabb gen A dan gen a masing-masing hanya berkombinasi dengan satu macam alel saja yakni gen b. Jadi berapakah rasio perbandingan antar ungu:putih:merah? S : Rasio perbandingannya yakni ungu 3:putih 2:merah 3. Berdasarkan petikan wawancara di atas, sisiwa sulit menentukan genotip dan fenotip parental sehingga tidak dapat menentukan gamet, dan tidak
memahami kombinasi gen , sehingga bila diberikan soal yang berbeda sudah tidak dapat mengerjakan. 2. Tanaman ercis memiliki sifat biji bulat (B), biji keriput (b), batang tinggi (R), dan batang pendek (r). jika tanaman ercis biji bulat batang tinggi heterozigot disilangkan dengan ercis biji bulat (heterozygot) batang pendek, keturunan yang bersifat biji bulat batang pendek adalah sebanyak? P : Setelah membaca soal, apa yang diketahui dalam soal? S : Yang diketahui yakni biji bulat (B), biji keriput (b), batang tinggi (R), batang pendek (r), Biji bulat batang tinggi (heterozigot), biji bulat (heterozigot). P : Selanjutnya apakah yang ditanya? S : Yang ditanya Keturunan yang biji bulat btang pendek P : Sekarang silangkan sesuai dengan langkah – langkah persilangan yang benar S : Iya Bu, (Menentukan dan menyilangkan parental, gamet) P : Coba jelaskan mengapa parentalnya BR dan Br S : Karena sesuai dengan yang diketahui dalam soal bijibulat batang tinggi disilangkan dengan biji bulat batang pendek. P : Baca kembali soal dan cari mengerti dengan kata heterozigot S : (Membaca) P : Suddah mengerti? S : Belum Bu, P : Sebelum mengerjakan soal terlebih dahulu harus dimengerti. Jadi kata heterozigot itu jik ditulis pada akhir misalnya pada soal biji bulat batang tinggi (heterozigo), berarti kedua-duanya heterozigot. Tapi jika ditulis ditengah misalnyabiji bulat (heterozigot) batang pendek berarti hanya biji bulat yang heterozigot. Mengerti? S : Iya Bu, P : Sekarang tentukan dan silangkan parental,gamet,dan F1 S : (Menyilangkan) P : Iya jadi gametnya ada 6. Sudah mengerti?
P : Iya Bu, Berdasarkan petikan wawancara di atas, siswa sulit menentukan manakah genotip yang heterozigot apakah biji bulat atau batang tinggi, atau keduanya sehingga siswa salah dalam menentukan genotip parental. 3. Frekuensi orang albino pada suatu daerah adalah 25 diantara 10.000 orang. Frekuensi genotip orang pembawa sifat albino yang hetozygot berjumlah? P : Apakah yang diketahui dan ditanya dalam soal? S : Yang diketahui orang albino 25 diantara 10.000 orang. Yang ditanya pembawa sifat albino yg heterozigot P : Apakah sudah pernah dibelajarkan, diberi contoh soal yang seperti ini? S : Iya sudah Bu, P : Sudah pernah dibelajarkan tetapi hasil kerja kenapa seperti ini? S : Saya lupa rumusnya Bu, P : Jadi perhatikan guru menjelaskan dan cari mengerti rumus tersebut. Silahkan mengambil catatan kemudian lihat rumus dan dimengerti, kemudian kerjakan tanpa melihat catatan. S : Menghasilkan 950 orang P : Jadi sudah mengerti? S : Iya Bu. Berdasarkan petikan wawancara di atas, nampak bahwa siswa tidak memahami rumus meskipun materi sudah selesai dibelajarkan dengan demikian siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. 4. Berikut ini merupakan peta silsilah dari keluarga hemofili. Bila sifat hemofili dikendalikan oleh gen h, bagaimanakah genotip 1 dan 5?
P : Apakah yang kamu ketahui dari soal ini? S : Bulat (perempuan normal), kotak putih (laki normal), kotak hitam (laki hemofili)
P : Bagaimanakah simbol untuk perempuan dan laki-laki dalam persilangan? S : Perempuan disimbolkan dengan XX, laki-laki disimbolkan dengan XY P : Simbol di atas merupakn simbol perempuan dan laki-laki normal, bagaimanakah simbol dari laki-laki hemofili? S : Simbol laki-laki hemofili yakni XhY P : Selanjutnya apakah yang menjadi pertanyaan dalam soal? S : Yang ditanya yaitu bagaimana genotip 1 & 5? P : Sekarang kerjakan sesuai dengan langkah-langkah persilangan S : (menyilangkan) P : Jadi bagaimanakah genotip 1 & 5? S : Genotip 1 (laki-laki hemofili), genotip 5 (perempuan carier) P : Sekarang tuliskan dengan simbol S : genotip 1XhY, genotip 5 XHXh P : Jadi sudah paham? S : Iya Bu. Berdasarkan petikan wawancara di atas menunjukkan bahwa siswa tidak mengetahui symbol dari wanita normal, laki-laki hemofili, dan laki-laki normalsehingga tidak dapat menyilangkan. 5. Perhatikan peta silsilah di bawah.
Pernyataan yang benar untuk menjelaskan silsilah keluarga hemofilia di atas adalah … P : Apakah soal sudah dibaca? S : Sudah Bu, P : Apakah yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S : Kotak hitam (laki hemofili), kotak putih (laki normal), bulat putih (perempuan normal), bulat titik tengah (perempuan carier) P : Kemudian yang ditanya? S : Penyataan yang benar untuk menjelaskan silsilah keluarga hemofili P : Sekarang jelaskan. S : (menjelaskan) P : Jadi sudah mengerti: S : Iya Bu, Berdasarkan petikan wawancara di atas, nampak bahwa siswa sudah memahami soal tersebut, namun jika dibandingankan dengan temuan penyebab kesulitan mereka banyak yang tidak dapat menentukan atau menjelaskan generasi ke III tersebut. 6. Disilangkan gandum berbiji merah (M1M1M2M2) dengan gandum berbiji putih (m1m1m2m2) menghasilkan F1 semuanya berwarna merah muda (M1m1M2m2). Kemudian F1 disilangkan sesamanya. Berdasarkan data persilangan tersebut perbandingan fenotip pada F2 dan penyimpangan yang terjadi adalah... P : Diperoleh dari manakah perbandingan 15:1? S : Saya hitung berdasarkan genotip papan catur Bu, P : Bagaimanakah cara kamu menghitung? S : Saya hitung di papan catur tetapi saya lihat pada genotip yang ada di soal Bu, yaitu 15(11 merah+4 mermut) : 1 (putih/genotipnya huruf kecil-kecil) P : Iya benar. Jadi sebelum mengerjakan terlebih dahulu pahami soal. Berdasarkan petikan wawancara di atas, menunjukkan siswa sudah memahami langkah kerja persilangan, dengan demikian penguasaan konsep pewarisan sifat sudah meningkat. 7. Pada tanaman ercis sifat bulat dominan terhadap kisut dan kuning dominan terhadap hijau. Bila tanaman berbiji bulat kuning (BbKK) disilangkan dengan bulat hijau (Bbkk) akan dihasilkan ercis dengan ratio keturunan ….. P : Bagaimana cara mendapatkan bulat kuning 7 : bulat hijau 8? S : Diperoleh dari sisni Bu, (menunjuk ke papan catur)
P : (Melihat urutan kerja siswa). Mengapa smapai bisa seperti ini? S : (Diam & kelihatan tegang) P : Perhatikan gamet. Berdasarkan hasil kerja 8, tetapi yang sebenarnya hanya 4. Kalau sudah sama ditulis satu saja seperti BbKK itu cukup BK,bK dan Bbkk hanya Bk,bk. Seperti soal nomor 1 S : Iya Ibu, P : Sekarang silangkan sesuai dengan langkah-langkah persilangan. S : Ibu sudah. Bulat kuning 3 : bulat hijau 1. P : Jadi sudah paham? S : Sudah Ibu. Berdasarkan petikan wawancara di atas, nampak bahwa sisiwa kesulitan menentukan gamet dikarenakan sisiwa tidak memahami konep pemisahan dan kombinasi gen, meskipun sudah dijelaskan pada soal nomor 1. 8. Janet wanita normal menikah dengan Rudi yang buta warna. Anak perempuan mereka menikah dengan seorang pria normal. Berapa pesren (%) kemungkinan anak- anak dari keluarga baru tersebut yang buta warna? P : Apakah yang diketahui dalam soal? S : yang diketahui yakni Janet normal dan Rudi buta warna. P : Bagaimanakah genotip untuk wanita normal dan rudi buta warna? S : Genotipnya yakni Janet normal XHXH , Rudi buta warna XhY P : Iya sekarang lanjut silangkan S : (menyilangkan) P : Iya jadi anak perempuan carier XHXh menikah dengan laki-laki normal XHY S : (menyilangkan) Buta warna perempuan 1 dan laki-laki 1. P : Iya jadi berapa persen? S : Perempuan 25%, laki-laki 25% P : jadi keseluruhan yang buta warna 50 %
9. Seorang peternak ayam melakukan persilangan berikut:
Manakah yang menunjukan genotip dan fenotip ayam Y? P : Apakah sudah mengerti? S : Sudah Bu, P : Jadi bagaimana genotip dan fenotip ayam Y? S : rr pp gerigi 10. Tanaman mangga berbuah besar dan batang tinggi (BbTt) disilangkan dengan tanaman mangga berbuah kecil dan batang pendek (bbtt). Keturunan pertama disilangkan sesamanya. Berapa persen jumlah individu yang berbuah besar, berbatang pendek? P : Diperoleh darimanakah 12,5 % S : Diperoleh dari bbTt Bu, bbTt ad 2 P : Baca kembali soal dan perhatikan yang ditanya? S : (Membaca kembali soal) S : Yang ditanya yakni buah besar batang pendek P : Jadi sebelum mengerjakan baca soal baik-baik S : Iya Bu, P : Jadi manakah yang termasuk buah besar batang pendek? Kemudian berapa persen? S : Buah besar batang pendek yang ini Bu, (Nunjuk di papan catur). P : Berapakah jumlah buah besar batang pendek? S : Berjumlah 3 Bu, yakni BBtt, Bbtt, Bbtt) P : Jadi berapa persen (%)? S : 18,75 % P : Jadi jawaban tadi keliru, baca soal baik-baik sebelum mengerjakan S : Iya Ibu
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Bongomeme diperoleh data bahwa, guru pengajar biologi kelas XII IPA mengatakan bahwa memang materi pewarisan sifat termasuk materi yang sulit meskipun diberikan penjelasan berulang-ulang hasil kerja siswa tetap saja rendah. 1) Penyebab Kesulitan Siswa menyelesaikan Soal Pewarisan Sifat Berdasarkan data hasil penelitian penyebab kesulitan siswa saat mengerjakan soal dilihat dari hasil analisis kerja siswa berupa buram yaitu siswa sulit menentukan genotip dan fenotip parental, menentukan gamet, menentukan genotip dan fenotip F1 dan F2,dan sulit menentukan rasio fenotip dan genotip F1 dan F2. Siswa menganggap bahwa semua persilangan dengan sifat dominan dan resesif akan muncul genotip heterozigot dan selalu akan disilangkan sesama heterozigot dan diperoleh 4 atau 6 fenotip, siswa sulit mengerti apabila diberikan permasalahan yang berbeda dengan persilangan dihibrid, dan sulit membayangkan gen yangberkombinasi bebas dan berpisah karena salah membayangkan kromosom.
Kesulitan-kesulitan
tersebut
diakibatkan
karena
siswa
tidak
memahami konsep Mendel, pembentukan gamet atau sat pembelahan meiosis, replikasi, fertilisasi, gen. 2) Upaya Mengatasi Kesulitan Konsep Genetika Khususnya Pewarisan Sifat Salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menguasai konsep pewarisan sifat yaitu dengan remidial. Remidial dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan atau penanggungan ketidakmampuan atau masalah-masalah pembelajaran (Suryanih,2011). Dalam melaksanakan remidial, peneliti memberikan berbagai perlakuan seperti memberikan tes dan pembahasan hasil keja berupa buram siswa serta penjelasan ulangan pembetulan konsep baik langsung oleh tim ahli genetika maupun guru pengajar biologi kelas XII IPA yang dapat membantu siswa agar dapat memahami konsep pewarisan sifat yang benar agar siswa tidak mengalami kesulitan, karena selama ini konsep yang ada pada siswa tumpang tindih. Berkaitan dengan penguasaan konsep pewarisan sifat selain dengan memberikan tes/remedial, pembetulan konsep oleh tim ahli, guru harus
menggunakan bahan ajar yang berpendekatan konsep dan molekuler dengan demikian dapat membelajarkan konsep genetika yang benar terhadap siswa khususnya konsep penting pewarisan sifat yakni kromosom, gen, replikasi, mitosis, meiosis, fertilisasi, alel, dan Mendel (Nusantari: 2012).
PENUTUP Diagnosis kesulitan siswa dalam mengerjakan soal Ujian Nasional materi pewarisan sifat di SMA Negeri 1 Bongomeme dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal yang dipengaruhi factor internal yaitu kurangnya pemahaman terkait konsep penting pewarisan sifat yakni gen, kromosom, mitosis, meiosis, fertilisasi, alel, dan Mendel, menyebabkan sisiwa tidak mampu mengerjakan soal dengan benar sehingga hasil pembelajaran atau Ujian Nasional rendah. Factor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa anatara lain terbatasnya sumber belajar seperti bahan ajar yang menggunakan 2 literatur dan laboratorium. Dalam proses pembelajaran genentika khususnya pewarisan sifat guru harus menggunakan strategi yang lebih dapat mendeteksi kesulitan yang dialami siswa, menggunakan bahan ajar yang berpendekata konsep dan molekuler sehingga dapat mengatasi kesulitan siswa.Penelitian ini hanya terfokus pada siswa, pembaca yang tertarik dengan penelitian deskriptif ini dapat melanjutkan yakni lebih memfokuskan kepada guru atau mendiagnosis kesulitan guru.
PUSTAKA Suryanih. 2011. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Dan Solusinya Dengan Pembelajaran Remedial. Uin. Syarif Hidayatullah: Jakarta. Keputusan mendiknas No 153/U/2003 tentang Ujian Nasional. Nazroh, Azizah dan Aldina. 2011. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Kelas IX MTSN 2 Medan. UNIMED. Nurhayati 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. IKIP Malamg: Malang.
Nusantari, E. 2010.Pembelajaran Genetika di Era Informasi Genetika. Disajikan pada Seminar Nasional UNESA 16 Januari 2010. Nusantari, E. 2011. Miskonsepsi dan Pentingnya Hubungan antar Konsep untuk Membelajarkan Materi Genetika pada Perkuliahan Genetika. Disajikan Seminar Nasional UNESA 23 Juli 2011. Nusantari, Elya. 2012. Kajian Miskonsepsi Genetika dan Perbaikannya melalui Perubahan Struktur Didaktik Bahan Ajar Genetika Berpendekatan Konsep di Perguruan Tinggi. Artikel. Univ. Malang: MalangPusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendiknas-BNSP. 2011. Laporan Hasil UN. Jakarta.