EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
OLEH : MARIO ADITYO BASKORO NRP 3104 100 023
Dosen P D Pembimbing bi bi Hera Widyastuti., Ir., MT.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Latar Belakang Perumusan Masalah Manfaat Penulisan Tujuan Penelitian Batasan Masalah Lokasi Studi
1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Kasus
Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, dimana tercatat 13.399 kejadian dengan jumlah kematian 9.856 orang, luka berat 6.142 orang dan luka ringan 8.694 orang (MABES Polri, 2003). Data Ditlantas Polda Jatim juga menyebutkan, b tk k kawasan yang paling li rawan laka l k adalah d l h wilayah il h hukum h k Polwiltabes Surabaya. Tercatat sejak Januari 2008 hingga Desember 2008 terjadi 2.320 kasus laka dengan korban meninggal 1.090 jiwa. Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki laki laki dari kelompok usia produktif, yakni antara 15 - 40 tahun. Dimana persentase terbesar adalah mereka yang berada dalam kelompok umur 20-29 tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal. Pemakai kendaraan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan dibandingkan dengan penggunaan kendaraan lainnya seperti mobil. Perbedaan terbesar antara sepeda motor dan mobil adalah kategori fatal yang mana 15 kali lebih tinggi untuk bersepeda motor.
1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Lokasi Penelitian
IInstitut tit t Teknologi T k l i Sepuluh S l h Nopember N b Surabaya S b (ITS) merupakan k salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak memakai sepeda motor sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. sehari-hari Sehingga memiliki resiko mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.
Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang berjenis kelamin laki-laki
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada keadaan yang ada (eksisting), yang nantinya akan dikaji untuk didapatkan jawabannya. Antara lain sebagai berikut : Berapa
biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa I tit t Teknologi Institut T k l iS Sepuluh l h Nopember N b Surabaya S b bila bil mengalami l i kecelakaan k l k ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden menggunakan dengan metode The Gross Output ? Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output ? Berapa perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah ? Berapa probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay ?
1.3 Manfaat Penulisan
Setelah S t l h dik diketahui t h ih hasilil d darii perhitungan hit bi biaya kkecelakaan l k ttersebut b t maka kedepannya penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan bagi semua pihak terkait. Sehingga perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan infrastruktur dalam kerangka peningkatan keselamatan lalu lintas dapat dihindarkan.
1.3 Tujuan Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, diharapkan uraian tentang hasil yang akan dicapai atau jawaban permasalahan penelitian, antara lain sebagai berikut : Mengetahui
besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden dengan menggunakan Metode The Gross Output. Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output. Mengetahui perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah pemerintah. Mengetahui besarnya probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay.
1.4 Batasan Masalah Agar Tugas Akhir ini terarah lebih jelas maka perlu ditentukan batas-batas pada permasalahan yang akan dibahas, antara lain sebagai berikut : 1. Mengevaluasi biaya kecelakaan dengan menggunakan Metode The Gross Output. 2. Mencari probability menggunakan metode Willingness To Pay. 3. Mengevaluasi biaya kecelakaan berdasarkan kepemilikan kendaraan sepeda motor t di kalangan k l mahasiswa h i I tit t Teknologi Institut T k l i Sepuluh S l h Nopember N b Surabaya. S b 4. Tidak membahas penyebab terjadinya kecelakaan.
1.5 Lokasi Studi
Peta Lokasi Studi (Kota Surabaya) Sumber – Google Earth
Peta Lokasi Studi (Kampus ITS) Sumber – Google Earth
Peta Lokasi Studi (Kampus ITS) Sumber – Google Earth
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 2.2 Biaya Kecelakaan 2.3 Ketentuan Teknis
2.1 Umum Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)
Kecelakaan jalan raya adalah suatu peristiwa yang tidak disengaja baik itu berupa tubrukan, disengaja, tubrukan jatuh, jatuh atau terguling, terguling atau tergelincir yang terjadi di jalan raya yang mengakibatkan korban kehilangan nyawa atau luka-luka atau kerusakan property, property yang minimal melibatkan satu kendaraan yang bergerak. (Kadilayi;1978)
Klasifikasi Korban Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan pemerintah PP No 43 Th l993 Pasal korban akibat kecelakaan dibedakan menjadi j tiga g yyaitu : •Korban
Mati. Korban Mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. •Korban
Luka Berat. Berat Korban Luka Berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. kecelakaan •Korban
Luka Ringan. Korban Luka Ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam kategori korban mati dan korban luka berat.
2.2 Biaya Kecelakaan A.
Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan korban kecelakaan yang meliputi biaya rumah sakit, sakit biaya rawat jalan, jalan biaya reparasi kendaraan, biaya administrasi, dan biaya lainnya. Dengan penjelasan masing-masing biaya sebagai berikut: 1 Biaya Rumah Sakit. 1. Sakit Biaya perawatan medis dirumah sakit. 2. Biaya Rawat Jalan. Sebagian korban luka ringan yang mengalami goresan, kaki atau tangan terkilir lebih suka menjalani perawatan di rumah dan bukan menjalani perawatan medis. Pembelian obat pembunuh rasa sakit, cairan i di i f kt disinfektan d dan pengobatan b t t di i tradisional l adalah d l h bagian b i d i dari solusi mereka. Meskipun mereka tidak membutuhkan biaya perawatan medis, pada kenyataannya mereka mengeluarkan uang untuk proses penyembuhan. penyembuhan
3. Biaya Reparasi Kendaraan. Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kendaraan yang rusak akibat kecelakaan. kecelakaan 4. Biaya Administrasi. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar polis asuransi atau biaya administrasi d i i t i llainnya. i 5. Biaya Lainnya. Biaya lainnya adalah biaya yang tidak termasuk dalam biaya-biaya diatas, seperti pembayaran ke pihak ketiga.
B.
Biaya Tak Langsung (Indirect Cost).
Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang terbuang dan pendapatan. Human Cost barkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban setelah kecelakaan.
2.1 Ketentuan Teknis. Metode Willingness To Pay. Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui persentasi kemungkinan orang yang mau membayar lebih untuk mengurangi resiko kecelakaan. kecelakaan Kemungkinan pilihan untuk keinginan membayar jumlah untuk pengurangan kecelakaan dapat ditulis sebagai berikut:
Pn(i) = Pyes =
β 'χyes
e
β 'χyes
e
+ eβ 'χno
Di mana : P : Kemungkinan individu n yang berkeinginan membayar jumlah untuk mengurangi resiko kecelakaan.
Metode Gross Output (Human Capital Approach). Pendekatan lain yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada Tugas Akhir ini adalah Gross Output (Human Capital Approach). Berikut uraian singkat mengenai klasifikasi biaya kecelakaan yang jelaskan pada metode Gross Output (Human Capital Approach) : 1. Biaya langsung (Direct Cost). Yaitu kerugian g yyang g langsung g g dialami oleh korban setelah kecelakaan seperti biaya rumah sakit, biaya physiotheraphy, biaya administrasi, biaya perbaikan kendaraan dan biaya lain-lain. 2. Biaya y tak langsung g g ((Indirect Cost). ) Yaitu kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human Cost. Hilangnya g y p produktifitas menyangkut y g berkurangnya g y nilai waktu akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang terbuang dan pendapatan.
Human Cost berkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban setelah kecelakaan kecelakaan. Downing Downing, A(1997) merekomendasikan menambahkan suatu penjumlahan dari penderitaan, duka cita dimana perinciannya : 38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal fatal. 100% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan serius. 8% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan ringan. Untuk perhitungan biaya kecelakaan, biaya langsung dan biaya tak langsung di dijumlahkan berdasarkan klasifikasinya. Kemudian biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tak langsung (Indirect Cost) dijumlahkan sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata dijumlahkan, rata-rata rata dapat diketahui.
BAB 3 METODOLOGI START
PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Data D t jjumlah l h mahasiswa h i d darii BAAK ITS
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL n=
N 1 + ( N .e 2 )
PENGUMPULAN DATA PRIMER Hasil pengedaran kuisoner dan wawancara langsung ke mahasiswa ITS
ANALISA BIAYA KECELAKAAN KESIMPULAN DAN SARAN
FINISH
BAB 4 PENGUMPULAN DATA Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa ITS Semester Gasal 20082009 FAKULTAS FMIPA
LAKI LAKI LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
875
1391
2266
FTI
4639
1642
6281
FTSP
2730
1514
4244
FTIF
1046
440
1486
FTK
1446
211
1657
10736
5198
15934
TOTAL
Sumber : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan ITS
Penentuan Jumlah Sample Berdasarkan data yang diperoleh dari BAAK ITS dapat kita tentukan jumlah sample yang diperlukan. Dengan diketahuinya jumlah populasi mahasiswa ITS maka menurut Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) digunakan metode pengambilan sampell dari d i mahasiswa h i dil k k dengan dilakukan d pendekatan d k t non-probability b bilit sampling li melalui metode Convenience Sampling, yaitu ketika responden yang akan dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan bersedia diwawancara. Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) sesuai dengan rumus : Dimana :
n=
15934 1 + (15934 .0,077 2 )
= 177 sample
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi gg ketidaktelitian karena kesalahan p pengambilan g sampel p e = Persen kelonggaran yang masih dapat ditolerir.
Identifikasi Responden Jenis Kelamin Diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 104 orang (58,76%), sedangkan perempuan sebanyak 73 orang (41,24%), seperti terlihat pada Gambar 120
Ju umlah Orang
100
80
60
Laki-laki Perempuan P
40
20
0
Jenis Kelamin
Usia Sedangkan dari segi usia diketahui bahwa responden berusia antara 17 - 24 tahun. Diketahui responden umur 17 tahun sebanyak 1 orang (0,56%), usia 18 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 19 tahun sebanyak 42 orang (23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak 35 orang (19,77%), usia 22 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 23 tahun sebanyak 9 orang (5,08%), dan usia 24 tahun sebanyak 1 orang (0,56%). Seperti terlihat pada gambar Jumlah Responden Jumlah Responden 24
1
23
9
22
14
21
35
20
61
19
42
18 17
14 1
Uang Saku Dari nominal uang saku dari total responden, responden dapat diketahui kisaran uang saku yang diterima responden tiap bulannya. Didapat sebanyak 26 orang (14,69%) dengan uang saku < 1 juta tiap bulan, 148 orang (83,62%) dengan uang saku antara 1 juta – 2,5 juta tiap bulan, 3 orang (1,69%) dengan uang saku antara 2,5 juta – 5 juta tiap bulan, dan 0 orang (0%) dengan uang saku > 5 juta tiap bulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
Uang Saku
> 5 juta
2,5 juta - 5 juta
1 juta - 2,5 juta
< 1 juta
0
20
40
60
80 Jumlah Responden
100
120
140
160
Aktivitas Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak terhenti akibat kecelakaan lalu lintas. Dari hasil penyebaran kuisioner diketahui sebanyak 86 orang (48,59%) aktivitasnya terhenti dan sebanyak 91 orang (51,41%) aktivitasnya tidak terhenti. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
86 91
aktivitas terhenti
aktivitas tak terhenti
BAB 5 ANALISA DATA Metode Gross Output. 1. Biaya Kecelakaan Menurut Opini Responden A. Luka Berat. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp 5.160.714,29. Rp. 5 160 714 29 Biaya tak Langsung (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp. 672.857,14 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Cost) Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp. 11.667.142,86
B. Luka Ringan. B Ringan Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.251.027,40 Biaya y tak Langsung g g ((Indirect Cost). ) Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 44,52% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata–rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.58.447,49 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. 334.232,88.
C. PDO (Property Damage Only) C Only). Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.148.000,00. Biaya y tak Langsung g g ((Indirect Cost). ) Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0 Rp 0 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.148.000,00
Metode Gross Output. 2. Biaya Kecelakaan Menurut PP A. Luka Berat. Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, perhitungan diketahui bahwa rata–rata rata rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.7.440.000,00. Biaya tak Langsung (Indirect Cost). Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang p untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.1.208.333,33. p dikeluarkan oleh responden Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Cost Dari hasil perhitungan, perhitungan diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp.17.296.666,67.
B. Luka Ringan. B Ringan Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.800.351,56. Biaya y tak Langsung g g ((Indirect Cost). ) Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 84,37% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata–rata rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.129.856,77. Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp.997.855,21.
C. PDO (Property Damage Only) C Only). Biaya Langsung (Direct Cost). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.155.909,09. Biaya y tak Langsung g g ((Indirect Cost). ) Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0 Rp 0 Biaya Kecelakaan (Casualty Cost). Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.155.909,09.
Metode Willingness To Pay. Laki-laki
Dari hasil analisis model Logistic Regression tersebut, maka dapat digambarkan model logit sebagai berikut: Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 usia Merujuk M j k pada d persamaan Regresi R i Logistik L i tik tersebut, t b t maka k dapat d t dijelaskan dij l k sebagai b i berikut: 1. Konstanta (a): Konstanta sebesar 7.348 adalah probabilitas keinginan untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel. 2. Koefisien regresi usia sebesar -0.399 menyatakan bahwa log odds keinginan untuk mau membayar biaya lebih (Option A), dimana setiap peningkatan usia sebesar satu satuan akan menurunkan probabilitas masyarakat untuk mau membayar biaya lebih (Option A) sebesar factor (e-0.399 = 0,671), dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari hasil analisa menunjukkan nilai mean,modus dan median adalah sama yaitu usia 20 tahun. Untuk mendapatkan nilai probabilitas dapat dilihat dari ilustrasi sebagai berikut, jika seorang mahasiswa ITS berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki.
Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 (20) = -0.632
Oleh karena itu probabilitas yang diperoleh adalah Logit (p)= (Exp-0.632/ 1+ Exp-0.632) = 0.347 Indikasi ini menunjukan bahwa probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki (nilai internal jenis kelamin pria = 1), 1) untuk mau membayar sebesar Rp 700 00 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 %.
Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan k kecelakaan k l k sebesar b 25 % .
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6 2 Saran 6.2
6.1
Kesimpulan Metode Gross Output. Output Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : Berikut ini adalah hasil perhitungan accident cost mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output : ¾Biaya kecelakaan rata-rata menurut opini responden : 1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp. p 11.667.142,86. 2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88. 3)Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00. ¾Biaya kecelakaan rata-rata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun l993: 1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah d l h Rp. R 17.296.666,67. 17 296 666 67 2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp. 997.855,21. 3) Biaya kecelakaan rata–rata rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 154.769,00.
Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan peraturan, disimpulkan bahwa : 1. Untuk korban dengan luka berat, biaya kecelakaan menurut peraturan pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah kecelakaan. 2. Untuk korban dengan luka ringan, biaya kecelakaan menurut peraturan pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah kecelakaan. 3. Tidak 3 da ada pe perbedaan bedaa ya yang g ya yang gs signifikan g a a antara ta a b biaya aya kecelakaan ece a aa menurut opini responden dan peraturan pemerintah. Hal ini disebabkan karena opini responden dan peraturan pemerintah memiliki kriteria yang sama penentuan biaya kecelakaan.
Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp. 11.667.142,86 : Rp. 17.296.666,67. 1 : 1,48 Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88 : Rp. 997.855,21. 1:3 Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00 : Rp. 154.769,00. 1 : 1,06
Metode Willingness To Pay. Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut : Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah p g guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 , %. Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable yang signifikan i ifik d dalam l mempengaruhi hi mahasiswa h i ITS b berjenis j i kkelamin l i perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % .
6.1
Saran
Karena suatu keterbatasan penulis mengambil sample berdasarkan latar belakang mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample Surabaya, berdasarkan fakultas atau jurusan mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2. Dari a hasil as stud studi d diperoleh pe o e ba bahwa ab biaya aya kecelakaan ece a aa rata-rata ata ata ya yang gd dikeluarkan e ua a oleh mahasiswa ITS relative tinggi, maka sebaiknya pemerintah atau pihak terkait mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi kecelakaan yang pernah dan sedang dilaksanakan menginggat cukup besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan dapat ditekan dan biaya kecelakaan dapat berkurang. 3. Selain mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi angka kecelakaan pihak terkait juga perlu memberi penyuluhan atau seminar untuk mengurangi angka kecelakaan kepada mahasiswa ITS. 1.
SEKIAN & TERIMA KASIH