HUBUNGAN SISTEM PENGHARGAAN DENGAN TINGKAT KEDISPLINAN KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG
Manuscript
OLEH :
Eti Yulianti G2A008051
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
HUBUNGAN SISTEM PENGHARGAAN DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN KERJA PERAWAT DIINSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG Eti Yulianti 1 , H. Edy Wuryanto, M.Kep 2 , Ns. Sri Widodo, S.Kep 3 Abstrak Latar belakang : Akumulasi sistem penghargaan akan memiliki kemampuan perusahaan dalammencapai tujuan – tujuan usahanya. Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhiproduktivitas dan kedisiplinan para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau tidak mencari pekerjaan lainnya. Semakin besar perhatian perusahaan terhadapkebutuhan karyawannya maka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai. Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Metode penelitian : Rancangan Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi semua perawat di Rumah Sakit Umum Kota Semarang berjumlah 116 dengan sampel berjumlah 90 perawat. Variabel bebas penelitian ini adalah sistem penghargaan dan variabel terikat yaitu tingkat kedisiplinan kerja perawat. Analisis data menggunakan kolmogorov sminorv untuk data berbentuk interval dan uji product moment pearson Hasil penelitian : Umur responden yang menjadi sample dalam penelitian ini memiliki rentang dari 30-34 tahun yaitu sebanyak 34 responden (37,78%), responden dengan umur 35-39 tahun yaitu sebanyak 26 responden (28,89%) dan responden kurang dari 30 tahun sebanyak 22 responden (24,44%). jenis kelamin responden dalam sample penelitian ini perempuan sebanyak 46 responden (51,1%) dan laki-laki sebanyak 44 orang (48,9%). lama bekerja responden dalam penelitian ini yaitu kurang dari 3 tahun berjumlah 13 responden (14,4%) dan lama bekerja responden yang lebih dari 5 tahun sebanyak 77 responden (85,6%). golangan pegawai dalam penelitian ini adalah responden yang golongan kepegawaiannya IIa sebanyak 1 responden (1,11%), IIb sebanyak 16 responden (17,78%), IIc sebanyak 34 responden (37,78%), IId sebanyak 27 responden (30,00%), IIIa 8 responden (8,89%), IIIc sebanyak 4 responden (4,44%). Responden yang menilai sistem penghargaan dengan kategori baik sebanyak 60 responden (66,67%), cukup 30 responden (33,33%) dan kurang sebanyak 0 esponden (0,0%). Responden yang menilai tingkat kedisiplinan kerja dengan kategori baik sebanyak 62 responden (68,89%), cukup sebanyak 28 responden (31,11%) dan kurang sebanyak 0 responden (0,0%). Berdasrkan uji kolmogorov sminorv didapatkan hasil p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal sehingga analisis menggunakan korelasi Pearson dengan hasil uji korelasi product moment antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat sebanyak 0,861 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Melihat besarnya nilai signifikan yang < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat. Simpulan : Ada hubungan sistem penghargaaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Saran : Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti menyarankan kepada pihak rumah sakit untuk mengoptimalkan sistem penghargaan yang diberikan dan memperbaiki sistem penghargaan yang dinilai kurang memenuhi agar perawat lebih termotivasi untuk disiplin dalam bekerja. Bidang ilmu keperawatan untuk saling memotivasi agar kedisiplinan meningkat sehingga produktivitas kerja meningkat Kata Kunci : Sistem Penghargaan, Kedisiplinan Kerja, Perawat
1
THE RELATIONSHIP BETWEEN APPRECIATION AND THE WORK DISCIPLINE LEVEL OF THE NURSE IN STAYING TREATMENT INSTALLATION OF RSUD SEMARANG CITY Eti Yulianti 1 , H. Edy Wuryanto, M.Kep 2 , Ns. Sri Widodo, S.Kep 3 Abstract Background: Accumulated reward system will have the ability to companies dalammencapai goal - its business objectives. The award is given by the company is very mempengaruhiproduktivitas and discipline its employees to remain with the organization or not looking for another job. The bigger concern terhadapkebutuhan company employees that the company will receive appropriate feedback. Research Objective: Knowing the relationship reward system with the level of discipline of nurses in Installation Inpatient General Hospital Semarang City. Research Method: The design study used descriptive research methods with cross sectional correlation. The population of all the nurses at the General Hospital Semarang City totaled 116 with a sample totaling 90 nurses. The independent variables are the reward system and the dependent variable is the level of discipline of nurses. Analysis of the data using the Kolmogorovshaped sminorv for data interval and test Pearson product moment. Research result: Age of the sample of respondents in this study had a range of 30-34 years as many as 34 respondents (37.78%), respondents aged 35-39 years with as many as 26 respondents (28.89%) and respondents less than 30 years as 22 respondents (24.44%). the sex of the respondents in this study sample of women as much as 46 respondents (51.1%) and men were 44 people (48.9%). long working respondents in this study is less than 3 years amounted to 13 respondents (14.4%) and long working respondents were more than 5 years as many as 77 respondents (85.6%). golangan employee respondents in this study is a class IIa kepegawaiannya by 1 respondent (1.11%), IIb many as 16 respondents (17.78%), IIc as many as 34 respondents (37.78%), as many as 27 IID respondents (30, 00%), IIIa 8 respondents (8.89%), IIIc by 4 respondents (4.44%). Respondents who rate system rewards good category by 60 respondents (66.67%), just 30 respondents (33.33%) and much less esponden 0 (0.0%). Respondents assess the level of discipline of working with both categories were 62 respondents (68.89%), quite as many as 28 respondents (31.11%) and much less than 0 respondents (0.0%). Kolmogorov berdasrkan sminorv results obtained p value> 0.05 so that it can be concluded that the data were normally distributed so that the analysis using Pearson correlation test results product moment correlation between the reward system with the level of discipline of nurses as 0.861 with significant value of 0.000. Given the scale of significant value <0.05, it can be concluded that there is a positive relationship between reward system with the level of discipline of nurses. Conclusion: There is a relationship system acknowledged the level of discipline nurses working in hospitals Inpatient Installation of Semarang. Advice: Based on these results, the researcher suggests to the hospital for the award given to optimize the system and improve the system of awards being assessed not meet that nurses are more motivated to discipline in work. Nursing science to motivate each other in order to increase the productivity of labor discipline increases Keywords: Appreciation System, Work Discipline Level, Nurse
2
PENDAHULUAN Persaingan antar rumah sakit merupakan suatu tantangan dan sekaligus ancaman bagi kelangsungan rumah sakit, terutama rumah sakit umum daerah kota semarang untuk bertahan dan berkompetisi. Salah satu cara yang dapat ditempuh dengan melalui peningkatan kemampuan tenaga medis sebagai pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai masalah kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Sudarto, 2007).
Salah satu cara meningkatkan pelayanan yang optimal ini dapat dicapai jika motivasi kerja dalam kedisiplinan perawat tinggi. Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan perawat maka seringkali pihak rumah sakit memberikan rewardatau penghargaan atas kinerja dan kedisiplinan yang telah dicapai oleh individu (Dale, 2001).
Penghargaan
berbasis
kinerja
mendorong
karyawan
dapat
mengubah
kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi. Kompensasi adalah pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Mariska, 2006).
Beberapa penelitian mengenai hubungan antara “Sistem Penghargaan dengan Kinerja dan Kedisiplinan Kerja” sudah dilakukan. (Kurnianingsih, 2000) meneliti tentang
Pengaruh
Sistem
Penghargaan
terhadap
Keefektifan
penerapan
Kedisiplinan pada perusahaan Manufaktur. Kurnianingsih berhasil membuktikan bahwa sistem penghargaan memperkuat hubungan kedisiplinan.
3
Akumulasi sistem penghargaan
akan memiliki kemampuan perusahaan
dalammencapai tujuan – tujuan usahanya. Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhiproduktivitas dan kedisiplinan para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau tidak mencari pekerjaan lainnya. Semakin besar perhatian perusahaan terhadapkebutuhan karyawannya maka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai (Kurnianingsih, 2000). Padahal, kondisi kedisiplinan kerja perawat saat ini masih belum memuaskan, hal ini dapat dilihat dari rendahnya sistem penghargaan rumah sakit yang secara otomatis mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan perawat, antara lain gaji yang kurang memadai, rendahnya imbalan jasa bagi perawat selama ini juga mempengaruhi kedisiplinan perawat (Rahayu, 2007).
Kedisiplinan itu sangat memerlukan manajemen yang terkait dengan upaya, kegiatan, dan program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan rumah sakit untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan prestasi karyawan. Sistem manajemen kedisiplinan dikelompokkan menjadi sistem manajemen yang berfokus pada individu perawat sebagai manusia (input), sistem manajemen kedisiplinan yang berfokus pada proses, dan sistem manajemen yang berfokus pada keluaran/output (Hasibuan, 2008).
Shih (2000) memberikan bukti empiris bahwa ketidak disiplinnya karyawan salah satunya karena sistem penghargaan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh karyawan. Peran perawat di rumah sakit sangatlah penting. Perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit. Akan tetapi kedisiplinan perawat masih banyak dikeluhkan.
Berdasrkan survei awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dengan metode observasi dan wawancara ditemukan hasil bahwa data sekunder tentang jumlah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
4
Semarang sebanyak 116 perawat dan sistem penghargaaan yang diberikan kepada perawat oleh rumah sakit adalah upah/gaji, tunjangan hari raya, intensif, jaminan kesehatan, transport, uniform, dll. Data primer yang dapat dikumpulkan oleh peneliti melalui kegiatan wawancara terhadap 10 perawat pelaksana di ruangan didapatkan hasil bahwa 20% perawat pelaksana mengatakan kedisiplinan kerjanya tidak terpengaruhi oleh hal-hal lain seperti sistem penghargaan itu sendiri, mereka mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Hasil wawancara 40% perawat
pelaksana
mengatakan
kedisiplinannya
kurang
karena
sistem
penghargaan yang diberikan oleh rumah sakit tidak sesuai dengan kinerja yang dimilikinya. Hasil wawancara 20% perawat pelaksana mengatakan bahwa kedisiplinannya kurang, mereka beranggapan kurang disiplin karena uniform (sepatu) yang mereka pakai tidak sesuai dengan peraturan rumah sakit. Hasil wawancara 20% perawat pelaksana mengatakan kurang disiplin karena mereka sering datang terlambat, mereka juga mengatakan bahwa mereka sering terlambat karena pimpinannya sering datang terlambat juga.
Fenomena tersebut menunjukkan ketidakdisiplinan kerja perawat terjadi karena sistem penghargaan yang diharapkan oleh perawat tidak sesuai dengan yang diterima oleh perawat. Hal ini akan membawa dampak yang negatif bagi rumah sakit umum daerah kota semarang, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja perawat. Atas berbagai dasar kenyataan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “hubungan sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang”.
METODOLOGI Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu melalui pengukuran data variabel bebas dan variabel terikat
5
dilakukan pada penentuan waktu secara bersama (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap yaitu berjulah 116 perawat. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling yang berjumlah 90 perawat.
HASIL PENELITIAN Proses penelitian dilakukan pada tanggal 13-23 Juli 2012 dengan jumlah responden 90 perawat. Usia responden Tabel 1 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan Umur perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Kelompok Umur
Frekuensi
Kurang dari 30 Tahun 30 - 34 Tahun 35 - 39 Tahun Lebih dari 40 Tahun Jumlah
22 34 26 8 90
Persentase 24,44 37,78 28,89 8,89 100,00
Jenis kelamin responden Tabel 2 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin perawat di Instalas Rawat Inap RSUD Kota Semarang Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Frekuensi 44 46 90
Persentase 48,89 51,11 100,00
6
Lama bekerja responden Tabel 3 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan lama bekerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Lama Bekerja Kurangdari 3 tahun Lebihdari 5 tahun Jumlah
Frekuensi 13 77 90
Persentase 14,44 85,56 100,00
Golongan kepegawaian responden Tabel 4 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan golongan kepegawaian perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Golongan IIa IIb IIc IId IIIa IIIc
Frekuensi 1 16 34 27 8 4
Persentase 1,11 17,78 37,78 30,00 8,89 4,44
Sistem penghargaan perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Tabel 5 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan sistem penghargaan perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Kategori
Frekuensi
Persentase
Kurang Cukup Baik Jumlah
0 30 60 90
0,0 33,33 66,67 100,00
7
Tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasio Rawat Inap RSUD Kota Semarang Tabel 6 Deskripsi frekuensi responden berdasarkan Tingkat kedisiplinan kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Kategori
Frekuensi
Persentase
Kurang Cukup Baik Jumlah
0 28 62 90
0,0 31,11 68,89 100,00
Hubungan antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat Tabel 4.7 Grafik Pencar Hubungan sistem penghargaan dengan tingkat kedisplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang, Juli 2012 (n = 90)
80,00
Tingkat kedisiplinan kerja Perawat
70,00
R-Square = 0,74
60,00
50,00
40,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
Sistem Penghargaan r = 0,0861, p value = 0,000
8
PEMBAHASAN Usia responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang sebagian besar memiliki umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 34 orang (37,78%). Umur responden ini memiliki kecenderungan untuk selalu berdisiplin sebagai salah satu upaya untuk menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Jenis kelamin responden Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang sebagian besar adalah perempuan yakni sebanyak 46 orang (51,11%). Jenis kelamin responden ini cenderung berdisiplin dalam menggunakan waktu, disiplin secara pribadi, disiplin secara sosial serta disiplin dalam mengikuti peraturan yang berlaku. Lama bekerja responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama kerja responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang sebagian besar bekerja selama lebih dari 5 tahun yakni sebanyak 77 orang (85,56%). Responden dengan lama kerja lebih dari 5 tahun menerima sistem penghargaan sesuai dengan yang telah diharapkannya sehingga mempengaruhi tingkat kedisiplinan kerjanya menjadi baik. Golongan kepegawaian responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan kepegawaian responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang sebagian besar memiliki golongan kepegawaian IIc yaitu berjumlah 34 orang (37,78%). Responden dengan golongan kepegawaian IIc menerima sistem penghargaan dari rumah sakit sesuai dengan yang diharapkannya sehingga mempengaruhi tingkat kedisiplinan kerjanya menjadi baik. Sistem penghargaan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang menilai sistem penghargaan yang ada di instalasi tersebut
9
tergolong baik 60 orang (66,7%) dan cukup 30 (33,3%). Adanya penilaian yang baik terhadap sistem penghargaan yang ada di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang menandakan bahwa penghargaan atau kesejahteraan yang ada di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan keperusahaan telah berjalan dengan baik dan diterima oleh karyawan. Tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang termasuk kategori baik yakni sebanyak 68 (68,9%), kategori cukup 28 (31,1%), dan kategori kurang tidak ada. Penilaian terhadap tingkat kedisiplinan yang tinggi menandakan bahwa perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang telah memiliki kesadaran dan kesediaan yang baik dalam mentaati semua peraturan perusahaan dan normanorma sosial yang berlaku. Hubungan antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Product Moment didapatkan nilai korelasi sebesar 0,861 dengan nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05) n=90. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang. Artinya apabila sistem penghargaan yang diberikan kepada perawat menurun maka tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang menurun dan sebaliknya apabila sistem penghargaan yang diberikan naik maka tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang akan meningkat.
PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa Karakteristik responden terdiri dari umur didapatkan bahwa sebagian besar
10
memiliki umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 34 orang (37,78%), jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak 46 orang (51,11%), lama bekerja responden sebagian besar adalah lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 77 orang (85,56%), dan golongan kepegawaian responden sebagian besar adalah golongan IIc yaitu sebanyak 34 orang (37,78%). Sebagian besar perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang menilai sistem penghargaan adalah baik sebanyak 60 responden (66,7%) sistem penghargaan dengan kategori cukup sebanyak 30 responden (33,3%) dan sistem penghargaan kurang tidak ada.. Sebagian besar perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang menilai tingkat kedisiplinan kerjanya baik adalah 62 responden (68,9%) tingkat kedisiplinan dengan kategori cukup sebanyak 28 responden (31,1%) dan tingkat kedisiplinan kategori kurang tidak ada. Ada hubungan yang positif antara sistem penghargaan dengan tingkat kedisiplinan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang dengan nilai koefisien korelasi 0,861 1
Eti Yulianti : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2. H. Edy Wuryanto, M.Kep : Dosen Kelompok Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Ns. Sri Widodo, S.Kep : Dosen Kelompok Universitas Muhammadiyah Semarang
KEPUSTAKAAN Dale,
Timpe (2001). Seri Manajemen Sumber Daya Kinerja/Performance. Jakarta : Elex Media Komputindo
Manusia,
Hasibuan, Melayu S.P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Kurnainingsih. Perbedaan Karakteristik Perawat, Sistem Penempatan Tenaga Keperawatan dihubungkan dengan Produktivitas Waktu Asuhan Antara Perawat PNS dan TKK di RSUD Serang Tahun 2001. Volume 7. No 1. (Jurnal Keperawatan Indonesia). Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Maret 2000 Marisa. (2006). Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi dan Kedisiplinan terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi tidak dipublikasikan
11
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rahayu, Sri (2007). Hubungan Antara Sistem Reward dengan Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Skripsi. Tidak dipublikasikan Shih. Persepsi dan Pengaruh Sistem Pembagian Jasa Pelayanan terhadap Kedisiplinan Kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Madani. Volume 9. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan : 2000. 23 januari 2001. http://jpmk online.net/files/02.nofrinaldi-new.pdf Sudarto, S (2007). Pengaruh Tarif dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Skripsi tidak dipublikasikan
.
12
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
Hubungan Sistem Penghargaan dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Semarang
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, 13 Agustus 2012
Pembimbing I
H. Edy Wuryanto, M.Kep
Pembimbing II
Ns. Sri Widodo, S.Kep