ENTREPRENEURSHIP KELOMPOK TANI TERNAK STUDI KASUS DI KABUPATEN KEDIRI Nur Solikin, Fakultas Peternakan UNP Kediri Edy Djoko Suprianto, Fakultas Ekonomi UNP Kediri Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jiwa wirausaha (entrepreneurship) kelompok tani ternak yang ada di Kabupaten Kediri, yang pada akhirnya berpengaruh pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Kediri khususnya petani/peternak. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengunakan metode survey. Teknik pengumpulan data primer dan sekunder melalui FGD, wawancara dan pengisian angket. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa tingkat jiwa wirausaha pada kelompok tani/ternak di kabupaten Kediri masih rendah terkendala oleh motivasi dalam menjalankan usaha bersifat tradisional belum mengunakan pendekatan agribisnis artinya kemauan dalam mengembangkan kurang, networking (jaringan usaha) komoditas tertentu, Akses dan kepemilikan modal kecil. Kata kunci : Jiwa wirausaha, Kelompok tani/ternak, Kabupaten Kediri
usaha yang dikelola dalam kerangka
PENDAHULUAN Dalam pengembangan sistem agribisnis,
tani/ternak
Usaha agribisnis yang dijalankan
seharusnya menumbuhkembangkan jiwa
dengan konsep usaha kecil dan dijiwai
kewirausahaan
kemampuan
oleh
(manajemen
memungkinkan
mengelola agribisnis).
kelompok
agribisnis yang utuh.
dan agribisnis Beberapa
kelompok
semangat
kewirausahaan dilakukan
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tani/ternak di Kabupaten Kediri menjadi
pedesaaan.
bahan
untuk
bagaimana seorang wirausaha memulai
diketahui kemampuan pengelolaan usaha
usaha dan bagaimana mereka bertahan
sehingga dapat menerapkan manajemen
dalam lingkungan kondisi lingkungan
agribisnis yang optimal. Motivasi
dan
yang berubah terus menerus (open-ended
inovasi dalam menjalankan kegiatan
changes) menjadi bahan yang dapat
usahatani yang berwawasan agribisnis,
disampaikan
menyebabkan petani/eternak fokus pada
kelompok tani/ternak.
kajian
yang
menarrik
subsistem usahatani yang berorientasi pada produksi semata belum menjadikan
Pemahaman
secara
tentang
berkelanjutan
di
Pada dasarnya pembangunan sektor peternakan/pertanian merupakan
JuPEKO 186 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
langkah untuk meningkatkan pendapatan
Kelembagaan petani/peternak (kelompok
dan kualitas hidup peternak/petani, Oleh
tani/ternak) mempunyai fungsi: sebagai
karena itu, harus dilaksanakan secara
wadah proses pembelajaran,
berkelanjutan
pengembangan
kerja sama, unit penyedia sarana dan
kemampuan petani dalam mengelola
prasarana produksi, unit produksi, unit
usahataninya,
pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa
melalui
agar
selalu
memiliki
produktivitas yang tinggi, efisien, dan
penunjang.
efektif serta memiliki daya saing yang dapat
menjamin
pendapatan
dan
wahana
Menurut
Suryana
(2003)
kewirausahaan merupakan kemampuan
kesejahteraan hidup keluarganya secara
dalam menciptakan
berkelanjutan.
pasar
melalui
nilai
proses
tambah
di
pengelolaan
Dalam agribisnis skala kecil dan
sumber daya dengan cara-cara baru dan
menengah seringkali menghadapi banyak
berbeda seperti : 1) pengembangan
hambatan
teknologi
dalam
mengembangkan
baru,
2)
penemuan
yang
pengetahuan ilmiah baru, 3) perbaikan
mempengaruhinya antara lain terletak
produk barang dan jasa yang ada, 4)
pada kemampuan kewirausahaan dan
penemuan
penerapan manajemen pengelolaan SDM
menghasilkan
dari kelompok masyarakat.
dengan sumber daya yang lebih efisien.
agribisnisnya.
Berbagai
faktor
cara-cara
baru
untuk
barang
lebih
banyak
Kreativitas
adalah
kemampuan
mengembangkan ide baru dan berbeda
KAJIAN TEORI Kelompok Tani adalah kumpulan
dalam
pemecahan
masalah
maupun
petani atau peternak yang dibentuk atas
menemukan peluang (doing new think).
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
Sesuatu yang baru dan berbeda dapat
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
berbentuk hasil seperti barang dan jasa,
sumber
dan juga dalam bentuk proses seperti ide,
daya)
meningkatkan
dan dan
kesamaan
untuk
mengembangkan
metode, dan cara.
usaha anggota. Jumlah anggota kelompok
Wirausaha adalah seseorang yang
tani terdiri atas 20 orang atau disesuaikan
bebas dan memiliki kemampuan untuk
dengan kondisi lingkungan masyarakat
hidup
dan
kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
usaha
taninya
(Deptan,
2007).
mandiri
dalam
menjalankan
JuPEKO 187 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
hidupnya.
Ia
bebas
merancang,
mengubah tingkah laku sehingga lamban
menentukan mengelola, mengendalikan
pula dalam mengadopsi ilmu seperti
semua
ketidakseriusan dan kurang terarahnya
usahanya.
Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa
kegiatan
dan
menciptakan
produktivitas usaha, kurang tanggap serta
sesuatu yang baru yang sangat bernilai
kurang menguasai ilmu pengetahuan dan
dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
teknologi , kreativitas yang rendah,
kemampuan
untuk
Suparta (2005) Wirausaha adalah orang
yang
mempunyai
kewirausahaan,
yakni
sifat
kemampuan
dan
berpengaruh
terhadap
sehingga pada akhirnya usaha yang dilakukan
secara
ekonomis
tidak
menguntungkan.
seseorang untuk melihat peluang bisnis, mengelola,
yang
Motivasi adalah kondisi mental
memanfaatkannya
yang mendorong dilakukannya suatu
(kreatif), dengan gagasan-gagasan yang
tindakan (action atau activities) dan
senantiasa
serta
memberikan kekuatan (energy) yang
melembagakan dalam suatu perusahaan
mengarah kepada pencapaian kebutuhan.
miliknya
telah
Permasalahan riil yang dihadapi dari
diperhitungkan untuk mencapai nilai
adanya kebutuhan dasar petani atau
tambah dan kesejahteraan.
peternak
baru
dengan
(inovatif),
resiko
yang
Motivasi merupakan salah satu aspek
penentu
keberhasilan
usaha
mendorong
motivasi
peternak
terlibat
dalam
peningkatan
sehingga aktivitas
mereka ekonomi.
tani/ternak sebagai kegiatan ekonomi
Motivasi mempunyai peranan yang besar
dalam meningkatkan pendapatan dan
terhadap
pemenuhan
melakukan
kebutuhan
keluarga.
tindakan
seseorang
dalam
suatu
kegiatan
atau
Petani/Peternak dengan motivasi tinggi
melakukan aktivitas. Menurut nawasi
akan
berusaha
mengembangkan perubahan
keras
untuk
(2003) Motivasi mempunyai pengaruh
usahanya
melalui
yang besar terhadap perilaku seseorang
misalnya
dalam aktivitas budidaya atau usaha
tingkah
laku,
berupaya mengadopsi ilmu dan teknologi
ternak,
guna
dorongan
meningkatkan
usahanya.
Peternak
produktivitas yang
motif atau
mengandung alasan
makna seseorang
memiliki
melakukan sesuatu. Pendapat lain tentang
motivasi rendah akan lamban dalam
motivasi menurut Uno (2007) motivasi
JuPEKO 188 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
merupakan kekuatan yang mendorong
formulasi teori Slovin (Sevilla, dkk.
seseorang
1993) :
untuk
melakukan
sesuatu
untuk mencapai tujuan. Jaringan
merupakan
N
alat
n=
mengurangi resiko dan biaya transaksi serta memperbaiki akses terhadap ide-ide
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi α = Taraf signifikansi 10%.
bisnis, informasi dan modal. Kelompok tani ternak yang ada akan dapat bekerja dengan
maksimal
jika
networking
ekonomi mulai dibuat dan dijalankan. Akses kepada modal merupakan
Berdasarkan
negara-negara
formulasi
dari
Slovin tersebut di atas, maka jumlah responden yang diambil adalah
hambatan klasik terutama dalam memulai usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di
(1+Nα2)
200 n= = 40 orang 2 {1+ (200 x 0.1 )}
berkembang
dengan
dukungan
lembaga-lembaga
penyedia
keuangan
yang
tidak
begitu
kuat.
masing-masing
Kesulitan
dalam
mendapatkan
akses
jumlahnya
modal, skema kredit dan kendala sistem
responden
keuangan dipandang sebagai hambatan
menjadi 40 orang yang terdiri dari
utama dalam kesuksesan usaha menurut
pengurus dan anggota. Sehinga masing-
calon-calon wirausaha di negara-negara
masing kelompok terdiri dari 2 pengurus
berkembang,
modal
yaitu ketua dan sekretaris dan 2 anggota
menjadi salah satu penentu kesuksesan
kelompok. Penelitian dilaksanakan bulan
suatu usaha (Indarti & Rostiani, 2008).
Mei – November 2015.
akses
kepada
Agar jumlah
Kelompok
sama yang
responden
maka diambil
dari Tani jumlah
ditetapkan
METODOLOGI Penelitian penelitian
ini
survei
merupakan
yaitu
wawancara
dan
pengisian
kuesioner sebagai instrumen utama. Penentuan
responden
Motivasi adalah kunci yang akan
dengan
menggunakan Focus Group Discuss (FGD),
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
membuka potensi manusia. Jika tidak ada motivasi, sebesar apapun potensi yang dimiliki tidak akan menjadi kemampuan yang besar. Motivasi usaha merupakan JuPEKO 189
Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
salah
satu
pendorong
tumbuh
iuran wajib dan sukarela yang dana
kembangnya jiwa wirausaha seseorang.
tersebut akan dipinjamkan ke anggota
Kesuksesan seseorang seringkali disertai
yang
dengan motivasinya yang kuat dalam
bergilir.
menjalakan
setiap
usaha
memerlukan
diberikan
secara
yang
Ditinjau dari fungsi kelompok
dijalaninya. Diperlukan kebulatan tekat
sebagai wadah dalam mengali informasi
atau keinginan kuat untuk mendirikan,
dan mengembangkan teknologi serta
mengelola,
ekonominya, motivasi kemajuan untuk
mengembangkan
sumber
daya, tenaga kerja, alat produksi, untuk
menghasilkan
menciptakan
rendah, beberapa informasi mengenai
suatu
produk,
dimana
teknologi
tergolong
produk itu dijual untuk kelangsungan
mendayagunaan
hidup bersama.
pupuk/pakan alternatif belum banyak
Petani/peternak Kediri
yang
peternak/petani kepemilikan
di
sebagian kecil lahan
Kabupaten
besar yakni
0,25
sebagai
dijadikan sebagai unit bisnis yang bisa
adalah
ditangani kelompok dan pada akhirnya
dengan
membawa kesejahteraan bersama. Dari
Ha
dan
10 kelompok sampel hanya 4 kelompok
kepemilikan ternak 2-4 Satuan ternak.
yang
Keterlibatan
bokhasi
dalam
limbah
berkelompok
sebagian besar bukan disebabkan oleh
melakukan namun
pembuatan
pupuk
belum
secara
berkelanjutan.
motivasi untuk menyatukan diri untuk
Hasil bahwa
bersama.
hanya
termotivasi dikarenakan faktor bantuan,
dikarenakan kebutuhan faktor produksi
50 persen karena kebutuhan sarana
misalnya
produksi/ sarana produksi ternak, 10
distribusi
tergabung
keperluan
pupuk
kelompok,
yang di
bantuan
persen
menunjukan
merubah dan mencapai kesejahteraan Mereka
35
penelitian
petani/
peternak
dari
persen hanya ikut-ikutan dan 5 persen
pemerintah lewat kelompok. Berdasarkan
disebabkan keinginan mengembangkan
informasi dari pengurus kelompok untuk
usahanya. Dengan bukti tersebut maka
meningkatkan
dapat diartikan bahwa jiwa wirausaha
kebersamaan
maka
dilakukan pertemuan rutin satu bulan sekali
dengan
kegiatan
arisan,
yang ada masih tergolong rendah.
ada
beberapa kelompok yang menerapkan
Secara tidak langsung motivasi yang
kurang
dalam
wirausaha
JuPEKO 190 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
dipengaruhi,
pendidikan,
pengalaman
kerja
mempengaruhi
umur yang
persepsi
dan
produksi dan kenaikan hasil produksi
akan
tetapi juga terbuka untuk melakukan
seseorang
pemanfataan
sumberdaya
terhadap suatu usaha dan sikap orang
maksimal
tersebut terhadap keinginannya untuk
limbah) dan transformasi dari usaha
menjadi
wirausaha.
primer (basis peternakan dan pertanian)
Kondisi lingkungan sosial seseorang pada
ke usaha-usaha lain seperti industri
saat dia berusia muda kondusif untuk
rumahtangga,
kewirausahaan dan seseorang tersebut
lapangan
memiliki
perencanaan,
karyawan
atau
pengalaman
yang
positif
(produk
utama
secara
pengadaan
kerja.
maupun
input,
Diperlukan
dan
proses
pengorganisasian,
terhadap sebuah usaha, maka dapat
pengoperasian, dan pengambilan resiko
dipastikan orang tersebut mempunyai
dari suatu usaha bisnis.
gambaran
yang
baik
tentang
kewirausahaan. Untuk
Membuat jaringan usaha yang saling berkaitan dengan mendapatkan
mempercepat
dan
keutungan
dari
proses
ekonomi
terjadinya akselerasi dalam pertanian
merupakan usaha yang harus dilakukan.
(agro)
kondisi
Data yang ada masih tampak pemisahan
dimana semangat bersama muncul dari
dan egosentri antara pengurus kelompok
mereka yang terlibat (petani/peternak
ternak dan kelompok tani yang ada di
dalam kelompok) untuk mengubah cara
kabupaten Kediri.
pedesaan
diperlukan
pandang bertani secara individu menjadi
Usaha pertanian yang sebelumnya
orientasi baru dalam melipatgandakan
terlepas dari peternakan menjadi mutlak
produksi dan pendapatan (bisnis) yang
diusahakan secara terpadu mengingat
terprogram.
sejumlah manfaat yang diperoleh jika
Salah satu karakter wirausaha
peternakan-pertanian
dikelola
secara
adalah memiliki inovasi dan kreativitas
bersama-sama pada waktu yang sama di
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
lingkungan
jaringan bisnis yang luas. Kelompok
memerlukan dari output proses produksi
yang mampu mengorganisasikan semua
pertanian (biomas), disisi lain proses
anggotanya
produksi pertanian memerlukan input
diharapkan
tidak
hanya
berhasil dalam menumbuhkan proses
dari
ternak
sama.
berupa
Ternak
pupuk
yang
kandang
JuPEKO 191 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
maupun
tenaga
ternak
yang
dapat
kejadian,
mengambil
dimanfaatkan. Oleh karenanya peranan
dasar
masing-masing
mewujudkan
(peternakan
dan
keputusan
pengalamannya,
atas
bertindak
keputusannya,
dan
pertanian) dapat membantu pencapaian
menerima konsekwensi dari tindakan
tujuan produksi masing-masing. Dengan
tersebut sebagai bagian dari proses
kata
memperoleh
lain,
produksi
peternakan pertanian
pertanian
membutuhkan
dan
sebaliknya
membutuhkan
produksi
pengetahuan
keterampilan. tidak
Seorang
bekerja
dan
wirausahawan
sendirian.
Dengan
peternakan. Ini berarti interaksi keduanya
menggunakan tangan dan pikiran banyak
yang terjadi tidak hanya berdampak
orang, baik dalam usahaannya sendiri
langsung pada hasil produksi tetapi juga
maupun dari luar. Seluruh aktifitas akan
karenanya dapat memberi kontribusi
sangat
dalam pelestarian sistem lingkungan
jaringan
lebih-lebih lingkungan tempat tinggal
impiannya sendiri.
peternak
maupun
dengan
daripada
membangun
melakukan
semua
Konsep
Akses modal merupakan salah
agribisnis masih sangat minim pada diri
satu faktor penghambat yang dirasakan
ppetani/peternak.
oleh kelompok tani/ternak. Sebagian
Sinergi
peternak.
mudah
jaringan
ekonomi
besar
petani/peternak
tidak
dapat
pertanian dan peternakan seharusnya di
mengajukan kridet ke Bank dengan
optimalkan, karena keterkaitan yang bisa
berbagai
memungkinkan
pertanian/peternakan belum dipandang
simbiosis
mutualisme
penyebab.
sebagai
dan ternak mampu mengelola pola sinergi
menjanjikan dan tingkat resiko tergolong
dan
kreatif
tinggi. Sektor perbankan akan memberi
dengan berbahan dasar dari limbah
jika nilai aset/anggunan berupa sertifkat
keduanya maka tampak aspek wirausaha
tanah,kendaraan, realitas petan/peternak
yang terkombinasi agribisnis pedesaan.
masih banyak yang tanah garapan belum
Kemampuan menghadapi
ekonomi
seseorang
dalam
lingkungannya,
yang
bersertifikat. hambatan
Secara finantial
ekonomi
sektor
dari kedua bidang. Jika kelompok tani
mengupayakan
aktifitas
Terlebih
tidak dan
yang
langsung akses
ditunjukkan oleh sikap dan prilaku.
pinjaman/kridet yang relatif sulit menjadi
Bagaimana seseorang memandang suatu
faktor yang menghambat tumbuhnya jiwa
JuPEKO 192 Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri
wirausaha
sektor
Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, Oktober 2008.
pertanian/peternak.
Keterbatasan modal usaha menjadikan tingkat
perkembangan
usaha
peternak/petani juga kecil.
KESIMPULAN Perkembangan
sektor
pertanian/peternakan
akan
lebih
maksimal apabila motivasi wirausaha meningkat, simpulan yang diperoleh penelitian ini menunjukan bahwa tingkat jiwa
wirausaha
pada
rendah terkendala oleh motivasi dalam menjalankan usaha bersifat tradisional belum mengunakan pendekatan agribisnis artinya kemauan dalam mengembangkan kurang, networking (jaringan usaha) tertentu,
Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Cetakan I. CV. Bali Media Adhikarsa. Denpasar.
kelompok
tani/ternak di kabupaten kediri masih
komoditas
Namawi, H. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Jurnal Riset Daerah. Cetakan kelima. Gadjah Mada. Yogyakarta.
akses
dan
Suryana. 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Menuju Sukses. Edisi Revisi. Penerbit PT. Salemba Empat Patria. Jakarta Uno, H, B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan. Jurnal Riset Daerah. Cetakan pertama. PT Bumi Aksara, Jakarta.
kepemilikan modal kecil.
DAFTAR PUSTAKA Deptan. 2007. Peraturan Menteri Pertanian No 273/Kpts/OT, /160/04/2007, Tanggal 13 April 2007 Tentang Pedoman Pertumbuhan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Jakarta. Firdaus, M. 2007. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jember Indarti,
Rostiani.
(2008).
Intensi JuPEKO 193
Nur Solikin, Edy Djoko Suprianto - UNP Kediri