PENGELOLAAN ORGANISASI,….…………………...(Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati)
PENGELOLAAN ORGANISASI, PEMASARAN, KEUANGAN DAN AKUNTANSI KELOMPOK TANI ORGANIK: (Studi Kasus pada Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari di Klaten) Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta
ABSTRACT The objective of this community service program is to increase farmers' income Organic Rice Group and Organic Fertilizer Group. The method used in this service is: situation analysis, problem identification, determines the work goals, plans problem solving, social approach, implementation, evaluation and result. Results of this service include: strengthening the organization, improve and develop marketing, accounting, financial management, and drafting of the “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga” (AD & ART). Keywords: Organic farmer groups, organic rice, organization, marketing, finance ABSTRAK Tujuan dari program layanan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pendapatan kelompok petani Beras Organik dan Kelompok Pupuk Organik. Metode yang digunakan dalam layanan ini adalah: analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan tujuan kerja, rencana pemecahan masalah, pendekatan sosial, pelaksanaan, evaluasi dan hasil. Hasil layanan ini antara lain: penguatan organisasi, meningkatkan dan mengembangkan pemasaran, akuntansi, manajemen keuangan, dan penyusunan "Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga" (AD & ART). Kata Kunci: Kelompok tani organik, beras organik, organisasi, pemasaran, keuangan
PENDAHULUAN Budidaya padi organik adalah budidaya padi yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan keamanan pangan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Definisi organik secara umum harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis, kesuburan tanah dipelihara secara alami, pengendalian hama dan penyakitpun diusahakan secara alami (Deptan, 2008). Padi organik telah banyak dikembangkan di negara-negara maju, yang telah menyadari pentingnya keseimbangan lingkungan, dan
harga jual yang lebih tinggi karena mempunyai manfaat kesehatan yang lebih baik. Demikian juga akhir-akhir ini di Jawa Tengah, Indonesia mulai dibudidayakan beberapa petani padi organik seperti kelompok tani Manunggal Lestari di Kecamatan Karangdawa, Klaten Jawa Tengah. Kabupaten Klaten telah lama dikenal sebagai daerah penghasil padi berkualitas baik. Masyarakat Indonesia telah mengenalnya dengan sebutan Beras Delanggu, yang terkenal karena kualitas-nya yang baik. Kecamatan Karangdawa berbatasan dengan Kecamatan Delanggu. Sebagian dari persawahannya telah mendapat pengairan 73
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
teknis dan air tersedia sepanjang tahun. Oleh karena itu pengembangan padi organik di daerah ini, diharapkan semakin mengangkat kabupaten Klaten sebagai penghasil padi terbaik di Indonesia. Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari didirikan pada tanggal 25 Agustus 2010 dengan jumlah anggota awal sebanyak 17 orang, pada Mei 2012 ini telah bertambah menjadi 22 orang dengan luas lahan padi organik 4,41 Ha, menjadi 5,7 Ha. Rata-rata pendidikan SD-SLTA ada satu orang anggota lulusan S1. Dengan umur anggota kelompok 42-75 tahun, tetapi banyak diantaranya berada dalam umur produktif yang sangat potensial untuk berkembang. Pengalaman bertanam selama 3 tahun ini telah dapat meningkatkan produktifitas padi organik dari 4,6 ton/Ha menjadi 6,8 ton/Ha. Peningkatan ini tidak terlepas dari upaya pembinaan terus-menerus dari Yayasan Trukajaya dan juga pelatihan-pelatihan yang diikuti seperti: pelatihan pertanian organik, Pertanian Hortikultura, Budidaya Ternak, lingkungan (ekologi), Analisis usaha tani, Lumbung, Usaha Bersama (CU) dan Jender. Pertemuan-pertemuan anggota dilakukan secara rutin setiap Sabtu Pahing dan Rabu Legi yang rata- rata dihadiri seluruh anggota. Kelompok Tani Manunggal Lestari juga mengembangkan pengolahan kompos dari kotoran ternak serta urinenya sebagai pupuk organik dengan produksi 10 ton/musim tanam. Hal ini belum mencukupi untuk kebutuhan seluruh anggota, bahkan kotoran ternak masih banyak didatangkan dari desa lain, karena populasi ternak terbatas. Produksi padi yang menjadi unggulan adalah jenis Mentik Susu, tetapi kelompok juga mengembangkan aneka beras lokal seperti beras merah, beras hitam, ginjah rante dan raja-lele. Permasalahan yang dihadapi kelompok ini adalah pemasaran hasil panen yang belum lancar dan penyedian pupuk organik yang terbatas. Pemasaran hasil panen baru habis terjual setelah tiga bulan. Bahkan selama menunggu padi kering (gabah) dan beras dipasarkan, kualitas paska panen juga menurun. Upaya pemasaran telah dicoba dengan menghubungi pedagang besar, tetapi mengalami kendala pada kapasitas produksi yang masih rendah, kontinyuitas produksi dan 74
belum tersertifikasi, sebagai bukti bahwa beras yang diproduksi adalah beras organik (Berman dan Evans, 2012; Cateora et al., 2011). Kendala pemasaran ini juga dapat disebabkan karena petani belum sungguhsungguh percaya bahwa padi organik banyak memberikan keuntungan bagi petani secara ekonomis dan ekologis (Jenal, 2005; Utami, 2010). Peran kelompok juga belum optimal, dalam meningkatkanan kesadaran bertani organik (Suwarto, 2009). Kesadaran bertani organik masih rendah diikuti dengan terbatasnya kemampuan mengelola organisasi dan analisis keuangan, menjadi salah satu penyebab petani belum siap untuk berkompetisi dalam dunia bisnis yang lebih modern (Gibson et al., 2010; Hitt et al., 2012; Evans III et al., 2001). Pupuk organik dari kompos yang selama ini dijalankan, dibuat dengan bahan jerami dan hijauan yang ada di sekitar petani, kotoran sapi, urine sapi dan bakteri yang telah dikemas dengan beberapa merek dagang. Proses pembuatan kompos memakan waktu empat minggu, bahkan kalau kurang rutin merawatnya, mencapai dua bulan. Hal ini sebenarnya dapat dipercepat menjadi 10-14 hari, dengan komposisi bahan organik dan bakteri pengurai yang tepat. Percepatan penyediaan kompos juga membutuhkan peningkatan jumlah feses, tidak hanya dari ternak sapi, juga dapat memanfaatkan ternak lain seperti kerbau, kambing domba, kelinci dan lainya yang telah ada di desa ini, tetapi belum pernah dilakukan. Tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk peningkatan pendapatan petani. Tujuan diharapkan dapat dicapai dengan memalui beberapa kegiatan yang diharapkan juga dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok beserta anggotanya. Hal ini dijabarkan dalam pemaparan berikutnya, yaitu tentang metode dan pelaksanaan hasil dari metode yang digunakan. METODA Metoda yang digunakan dalam pengabdian ini dikembangkan dari metode yang diperkenalkan oleh Murdjito, (2012). Metode Pengabdian kepada Masyarakat
PENGELOLAAN ORGANISASI,….…………………...(Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati)
merupakan pola atau sistem yang dilakukan ataupun tahapan-tahapan yang dalam menjalankan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Adapun tahapan-tahapan yang pengabdi lakukan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut: Pertama, analisis Situasi. Analisis situasi merupakan awal dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Analisis dillakukan dengan niat untuk membantu masyarakat. Tahap ini dapat dengan dua subtahapan, yaitu: 1) Menentukan khalayak sasaran. 2)Menentukan bidang permasalahan yang akan dianalisis, secara komprehensif, keseluruhan masalah, atau secara terbatas pada satu atau dua bidang permasalahan saja. Sasaran dalam pengabdian ini adalah Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari. Kelompok ini menyelenggarakan budidaya padi organik. Budidaya yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan keamanan pangan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Kelompok Tani Manunggal Lestari di Kecamatan Karangdawa, Klaten Jawa Tengah. Kelompok Tani Manunggal Lestari juga mengembangkan pengolahan kompos dari kotoran ternak serta urinenya sebagai pupuk organik. Kedua, Identifikasi Masalah. Identifikasi masalah merupakan hasil dari tahap analisis situasi. Hasil berupa dapat ditemukannya dan dapat dirumuskannya permasalahan yang dihadapi oleh kelompok sasaran yang dipilih, yang akan ditangani melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Semakin konkrit perumusan masalah, maka semakin baik hasil yang akan dicapai dalam perencanaan. Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra I dan II (Padi Organik dan Pupuk Organik) telah dibahas dalam diskusi antara tim pengabdi dari Fakultas Bisnis dan masyarakat di Klaten dan Kampus UKDW Yogyakarta, dengan beberapa perumusan. Mitra I (Kelompok Padi Organik): 1) Pemasaran hasil panen (padi organik) lebih sulit dari padi umumnya, karena harga jual beras organik lebih tinggi dari beras biasa. 2) Produksi padi organik dari kelompok mitra masih dalam skala kecil, dengan arel tanam yang terbatas, sehingga sulit untuk memenuhi pasar-pasar modern yang mensyaratkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas. 3) Peran
kelompok tani belum dikembangkan optimal dalam rangka pemberdayaan manusia dan usahanya seperti dalam bidang keuangan/ permodalan. 4) Keberadaan Pertanian organik belum sepenuhnya diterima dengan baik oleh masyarakat, walaupun telah diketahui manfaatnya baiknya. Mitra II (Kelompok Pupuk Organik): 1) Produksi pupuk organik masih rendah 10 ton/musim tanam. Proses komposing masih lama, dan ketersediaan kotoran sapi sebagai bahan baku utama kompos terbatas kesediaannya. 2) Populasi ternak di Kecamatan Karangdawa memang terbatas, lebih-lebih ternak sapi. Oleh karena itu perlu percepatan dengan mempertimbangan teknologi fermentasi yang benar. 3) Pemupukan dengan kompos membu-tuhkan waktu dan cara pemupukan yang lebih lama dibanding pupuk produksi pabrik. 4) Unsur hara terutama nitrogen (N) hasil pupuk kompos, belum mencukupi kebutuhan optimal padi yang ditanam. Ketiga, menentukan Tujuan Kerja. Tujuan kerja ditentukan secara spesifik. Pada tahap ini ditentukan “kondisi baru” yang diinginkan, atau perubahan yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan. Kondisi sekarang harus dapat dibedakan dengan kondisi baru. Tujuan kerja (target dan luaran) program pengabdian ini adalah Mitra I dan II memperoleh peningkatan pendapat-an anggota dan kelompok. Peningkatan pendapatan yang diperoleh melalui: 1) Penguatan organisasi: memperbaiki manajemen kelompok, peningkatan komitmen anggota dalam mengembangkan usaha padi organik, jumlah petani padi organik meningkat. 2) Memperbaiki dan mengembangkan pemasaran: pemahaman tentang konsistensi jenis produk, peningkatan jejaring pemasaran, perbaikan kemasan produk, peningkatan kegiatan promosi. 3) Memperbaiki pengelolaan keuangan: penguatan modal, serta identifikasi dan efisiensi biaya. 4) Pengelolaan pupuk organik: pembelajaran pembuatan pupuk organik, pengelolaan ketersediaan pupuk organik. 5) Persiapan pendaftaran ijin P-IRT. 6) Dokumentasi budidaya padi organik, sebagai pendukung kualitas dan spesifikasi organik. 7) Penyusunan draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART). 75
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
Keempat, rencana pemecahan masalah. Tahap pemecahan masalah terdiri dari subtahapan, yaitu: 1) Mencari alternatif pemecahan masalah. 2) Memilih salah satu alternatif yang terbaik. Masing-masing alternatif diliperhatikan kekuatan dan kelemahannya, dan mempertimbang-kan situasi kelompok sasaran dan kondisi calon pelaksana pengabdian. Pilihan ditentukan berdasarkan banyaknya member keuntungan, paling sedikit memiliki kelemahan dan paling sedikit memberikan kerugian. Pemecahan masalah yang ditawarkan dan telah disepakati antara tim pengabdi dan kelompok mitra selama program pengabdian ini antara lain adalah dengan diselenggarakannya kegiatan: 1) penyuluhan dan pelatihan manajemen organisasi, manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan dan akuntansi. 2) penyuluhan dan pendampingan pembuatan kompos. 3) pembelajaran/pendidikan pembuatan kompos. 4) monitoring. 5) subsidi pengadaan: mesin jahit karung, mesin penghancur kompos, dan jaringan internet. 6) pameran, dan7 sarasehan Kelima, pendekatan sosial. Pendekatan sosial dimaksudkan sebagai pendekatan terhadap masyarakat sasaran. Masyarakat
sasaran dijadikan subyek dari kegiatan pengabdian. Masyarakat sebanyak mungkin dilibatkan dalam kegiatan, termasuk dalam proses perencanaan. Semua orang yang akan menjadi subyek program pengabdian ini dijadikan sasaran pendekatan. Masyarakat ditumbuhkan kesadarannya bahwa masalah itu adalah masalah mereka yang perlu untuk dipecahkan mereka atau bersama pihak lain, misal perguruan tinggi. Pendekatan sosial dalam program pengabdian ini dilakukan terhadap segenap pengurus dan anggota kelompok. Mereka dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Keenam, pelaksanaan kegiatan. Pada tahap ini pelaksanaan kegiatan yang akan segera dilakukan itu harus direncanakan secara matang dan terinci. Penyusunan rencana kerja termasuk: penetapan bagaimana kegiatan itu akan dilakukan, penetapan waktu pelaksanaan, penetapan tempat-tempat pelaksanaan kegiatan, dan penetapan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan. Pendapat dan saran dari masyarakat sasaran sangat perlu untuk diperhatikan. Penetapan-penetapan tersebut disajikan dalam Tabel 1, terlampir dalam artikel ini.
Tabel 1 Pelaksanaan Kegiatan No 1
Kegiatan Penyelarasan program
Waktu 17 September 2013
2
5 Oktober, 4 November dan 6 Desember 2013
4
Penyuluhan dan pelatihan Manajemen Organisasi, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan Penyuluhan dan pendampingan, pembuatan kompos Pembelajaran/pendidikan
5
Monitoring
3
76
Tempat Rumah pengurus kelompok, di Karangdowo, Klaten, Jateng Rumah pengurus kelompok
Pihak Terlibat Pengurus, pengabdi
4 November 2013
Rumah pengurus kelompok
2 Oktober 2013 2 Oktober dan 4 November 2013
KP4 UGM dan Ibu Fat, Pakem Fakultas Binis UKDW dan Rumah pengurus kelomp
Pengurus, Anggota, pengabdi Sebagian anggota, pengabdi Pengurus, Anggota, pengabdi
Pengurus, pengabdi
PENGELOLAAN ORGANISASI,….…………………...(Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati)
Tabel 1 (Lanjutan) No
Kegiatan
Waktu 9 Oktober dan 21 November 2013
Rumah pengurus kelompok
Pengurus, pengabdi
7
Subsidi pengadaan: mesin jahit karung, mesin penghancur kompos jaringan internet Pameran
Kampus UKDW
Anggota
8
Sarasehan
16 November 2013 16 November 2013
Rumah pengurus kelompok
Pengurus, Anggota, Pejabat Setempat, masyarakat, pengabdi
6
Ketujuh, evaluasi kegiatan dan hasil. Setiap tahapan dievaluasi dan diadakan penyempurnaan selama proses kegiatan berlangsung. Proses evaluasi mengikutsertakan masyarakat. Proses ini menghasilkan bentuk pertanggungjawaban dari segala sesuatu yang telah dilakukan dalam program pengabdian. Evaluasi program dilakukan melalui monitoring. Hasil dapat disimak dalam uraian selanjutnya. HASIL Penyelenggaraan IbM bagi Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari ini telah mencapai hasil melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: Penyelarasan Program Kelompok Sehubungan dengan jarak waktu yang cukup panjang antara pertemuan kelompok pada saat persiapan penyusunan proposal (14 Mei 2012) dengan ditandanganinya kontrak perjanjian untuk pelaksanaan program IbM ini (19 September 2013), maka kegiatan pertama yang kami selenggarakan adalah penyelarasan program dengan kelompok. Program dibuat berdasarkan yang telah direncanakan (tercantum dalam proposal program) diselaraskan dengan kebutuhan kelompok saat ini. Hasil yang dicapai: penyelerasan program yang didukung oleh kelompok sepenuhnya. Pengurus dan anggota kelompok antusias
Tempat
Pihak Terlibat
untuk mengikuti setiap kegiatan dan menjalankan setiap program dengan baik. Penyuluhan dan Pelatihan Penyuluhan dan pelatihan diselenggarakan dengan tujuan menambah pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok. Penyuluhan dan pelatihan Manajemen Organisasi. Penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan sebagai upaya penguatan manajemen organisasi Kelompok Tani Manunggal Lestari. Pemilihan topik tersebut didasari adanya kebutuhan akan pengelolaan manajemen yang efektif, agar kegiatan kelompok dapat dilaksanakan dengan lancar, kerjasama dengan lembaga lain juga dapat dipelihara dan dikembangkan. Selain itu, pengurus Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari juga merasakan bahwa belum semua anggota mau berperan aktif menanam padi organik. Hasil yang dicapai: pengurus berusaha konsisten dalam mewujudkan pencapaian tujuan kelompok agar anggota yang bersedia menanam padi organik semakin meningkat, serta kelompok berhasil membuat draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART). Penyuluhan dan pelatihan Manajemen Pemasaran produk padi organic. Penyuluhan dan pelatihan meliputi manajemen pemasaran produk yang dihasilkan, promosi, harga, dan distribusi. Hasil yang dicapai: 1) untuk menghasilkan beras yang memenuhi kriteria organik kelompok berusaha mengembangkan 77
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
pupuk sendiri sehingga diperoleh pupuk yang terjamin keasliannya dan harga lebih murah. 2) sebagian anggota kelompok telah mengkhususkan penanaman padi jenis tertentu, disesuaikan dengan permintaan konsumen. 3) penetapan harga di bawah harga pesaing, agar dapat diterima pasar. 4) menghasilkan kemasan yang lebih rapi dan kuat. 5) berhasil menjalin kerjasama dengan para reseller. Melalui pameran, mendapatkan relasi/ konsumen baru dan menghasilkan penjualan dan kerjasama penjualan, antara lain dengan koperasi UKDW dan beberapa pengecer. Penyuluhan dan pelatihan Manajemen Keuangan Kelompok. Penyuluhan dan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada kelompok tentang pentingnya kepemilikan, pengumpulan, dan pengelolaan dana kelompok. Selain itu juga melakukan identifikasi dan menghitung biayabiaya yang dikeluarkan dalam bertanam dan memasarkan padi organik maupun pupuk organik (kompos).Hasil yang dicapai: kelompok mulai menentukan kesepakatan untuk mengumpulkan dan mengelola dana kelompok. Penyuluhan dan pendampingan pembuatan kompos. Penyuluhan dan pendampingan pembuatan kompos dimaksudkan untuk menambah bekal pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam hal kompos peningkatan kualitas pupuk dan produktivitasnya. Hasil yang dicapai: jumlah dan kualitas pupuk organik (kompos) yang dihasilkan semakin meningkat. Pembelajaran/pendidikan Kompos
Pembuatan
Pembelajaran/Pendidikan Pembuatan Kompos di KP4 UGM. Beberapa anggota kelompok kami undang untuk mengikuti program pembelajaran/pendidikan pembuatan pupuk organik/kompos dengan berkunjung ke Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Berbah, Yogyakarta. Pembelajaran dimaksudkan untuk menambah pengeta-huan dan pengalaman dalam membuat pupuk kompos dengan baik dan benar.
78
Pembelajaran/Pendidikan Pembuatan Kompos di Pakem, Ibu Fat. Pada hari yang sama, kami juga mengajak kelompok tani untuk berkunjung ke tempat lokasi pembuatan pupuk organik yang dikelola oleh ibu Fat, yaitu di Wonokerto, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Di tempat ini para anggota kelompok belajar dari Ibu Fat tentang pembuatan dan pengelolaan pupuk organik yang berasaal dari kotoran kambing dan sapi. Hasil pembelajaran antara lain: dapat membuat pupuk dengan hasil yang baik (sudah dicobakan dalam musim tanam ini), menghasilkan pupuk dalam jumlah banyak, cukup untuk anggota kelompok dan non anggota, dan berhasil menjual pupuk kepada kelompok dan kepada pihak luar daerah yaitu kepada petani di Boyolali. Monitoring I dan II Monitoring dilakukan dengan cara mendengarkan penjelasan masing-masing anggota kelompok dan berdiskusi. Berdasarkan diskusi tersebut dapat diidentifikasi beberapa kendala yang muncul dalam kegiatan kelompok. Berdasarkan kendala yang dihadapi tersebut di atas, maka disusun dan diselenggarakan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Monitoring II terutama diadakan untuk melihat dan mengetahui seberapa besar manfaat yang telah diterima oleh kelompok khususnya hasil dari pengadaan mesin jahit karung maupun mesin penghancur karung. Selain itu juga evaluasi kegiatan kelompok. Hasil dari monitoring I, yaitu antara lain ditemukan bahwa: 1) Pengolahan pupuk padat masih dilakukan secara manual, sehingga produktifitas masih rendah. 2) Kemasan beras belum menarik dan belum aman, masih mengkhawatirkan untuk mudah pecah/sobek kemasannya. 3) Organisasi belum kuat. 4) Pemasaran produk masih terbatas. 5) Kelompok belum memiliki kas/modal bersama. 6) Pembuatan pupuk organik/kompos masih belum sesuai dengan yang diinginkan. Hasil monitoring II: diskusi dalam monitoring ini menyimpulkan adanya kebutuhan antara lain akan hal: Dana untuk pengadaan bahan pupuk, Dana sebagai kas kelompok, Persiapan keikutsertaan dalam pameran
PENGELOLAAN ORGANISASI,….…………………...(Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati)
Subsidi Pengadaan Peralatan dan Bahan Subsidi pengadaan mesin jahit karung. Subsidi untuk pengadaan mesin jahit karung dengan tujuan agar kelompok memiliki alat yang memadai untuk membuat kemasan yang baik dan kuat, tidak mudak sobek atau lepas jahitannya. Hasil subsidi pengadaan mesin jahit: kelompok sudah memiliki mesin jahit karung dan sudah digunakan untuk memperbaiki dan memperkuat kemasan, karung maupun plastik. Subsidi pengadaan mesin penghancur kompos. Pengadaan mesin penghancur kompos dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pembuatan pupuk. Agar hasil produksi mencukupi untuk para petani anggota kelompok, bahkan juga dapat melayani pengadaan pupuk bagi petani lainnya. Hasil subsidi pengadaan mesin penghancur kompos: kelompok sudah memiliki mesin penghancur kompos dan sudah digunakan untuk pengadaan pupuk sebagai persediaan musim tanam yang akan datang. Subsidi pengadaan jaringan internet. Subsidi pengadaan jaringan internet dimaksudkan untuk mempermudah dan meningkatkan jaringan komunikasi kelompok dengan pihak lain. Hasil subsidi pengadaan jaringan internet: mempermudah komunikasi dengan rekanan, konsultan, ataupun pelanggan, serta meningkatkan jaringan pemasaran. Subsidi pengadaan bahan pupuk. Sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah produksi dan tingkat produktifitas pupuk, maka diserahkan kepada ketua kelompok sejumlah dana sebagai subsidi dalam pengadaan bahan baku pupuk. Selain itu juga dimaksudkan untuk mememberikan insentif kepada anggota kelompok baru, sehingga diharapkan jumlah anggota yang bersedia menanam padi organikpun diharapkan meningkat. Hasil subsidi pengadaan bahan pupuk: kelompok dapat memproduksi pupuk organik dalam jumlah yang banyak sehingga tersedia pupuk dengan jumlah yang mencukupi untuk musim tanam mendatang. Pameran Keikutsertaan dalam pameran dimaksudkan sebagai upaya untuk memper-kenalkan hasil produksi kelompok, dan diharapkan juga
dapat meningkatkan jaringan pemasaran dan meningkatkan penjualan produk (pupuk maupun padi organik). Hasil pameran: produk kelompok mulai dikenal di jaringan yang lebih luas, menumbuhkan permintaan akan produk kelompok, serta anggota kelompok belajar memasarkan produknya di pasar “modern” Sarasehan Sarasehan diselenggarakan dengan mengundang seluruh anggota kelompok, tokoh masyarakat setempat dan aparat daerah. Sarasehan dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mengupayakan pengakuan atas keberadaan kelompok oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Sarasehan dihadiri oleh: Camat Karangdawa (Bpk. Agus Suprapto), anggota Komisi 2 DPRD Klaten (Bpk. Bambang Birowo), PPL Dinas Pertanian Kecamatan Karangdawa (Bpk. Sugiyo), Kantor Ketahanan Pangan (Bpk. Kristian), Kepala Desa Karangwungu, pengurus kelompok, anggota kelompok, ibu-ibu PKK, dan masyarakat sekitarnya. Hasil sarasehan: pengenalan akan keberadaan kelompok dan perhatian pemerintah daerah terhadap kelompok, mendapatkan informasi tentang program-program pertanian pemerintah, dan memperoleh informasi serta penyuluhan tentang pendaftaran produk hasil untuk memperoleh ijin P-IRT PEMBAHASAN Manajemen Organisasi Kelompok Struktur organisasi dan sistem kerja kelompok sudah mulai berjalan dengan lebih baik. Para anggota yang sudah berhasil dalam penanaman padi organik memberikan motivasi kepada anggota lainnya dengan cara menunjukkan capaian-capaiannya dan membagi pengalaman bagaimana hasil tersebut dapat dicapai. Hal ini dilakukan pada forum pertemuan rutin, dan melalui kegiatan yang diadakan, misalnya: festival tanam. Terdapat perubahan cara pandang yang lebih positif dari anggota kelompok tentang penanaman padi organik. Kelompok bersama-sama pengabdi menyusun AD & ART. Saat ini kelompok sudah memiliki draft AD & ART yang siap untuk disahkan. 79
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
Manajemen Pemasaran Produk Organik Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, yaitu antara lain: 1) Belum adanya standar produk dan kontinyuitas produksi , baik dari segi jumlah maupun jenis padi yang ditanam. 2) Belum dapat menentukan harga dengan tepat. 3) Pengemasan produk yang aman dan menarik. 4) Saluran pemasaran yang masih terbatas. 5) Promosi yang belum terencana. Beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, antara lain melalui: 1) Memotivasi anggota kelompok untuk menanam jenis padi tertentu yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinyu. 2) Memberikan teknik penetapah harga yang bersaing. 3) Memberikan alat untuk pengemasan dan melatih penggunaan alat tersebut, sehingga kemasan beras menjadi kuat dan tidak rusak apabila dikirim ke konsumen. 4) Memperkenalkan jalur-jalur pemasaran yang bisa membantu penjualan beras dari kelompok. 5) Merancang kegiatan promosi dengan membuat dokumentasi kegiatan kelompok yang akan digunakan untuk membuat profil kelompok; 6) Mengikuti pameran-pameran di business festival UKDW. Pengelolaan Kelompok
Keuangan
dan
Akuntansi
Kelompok yang tidak memiliki keuangan yang cukup akan memiliki kendala dalam mengembangkan dirinya dari berbagai bidang. Pengembangan organisasi membutuhkan dana untuk operasional organisasi. Pengembangan produksi membutuhkan dukungan dana yang sangat besar. Pengembangan pemasaran juga membutuhkan dana. Kelompok perlu memiliki komitmen untuk penggalangan dana kelompok. Penggalangan/pengumpulan dana dapat dilakukan melalui dana internal ataupun eksternal (pinjaman). Kelompok Tani Organik Manunggal Lestari lebih memilih cara melalui penggalangan dana internal. Hal ini memang pilihan yang lebih baik dikarenakan resikonya lebih rendah. Pengurus kelompok membuat perhitungan dan mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan dan dana yang dibutuhkan. Salah satu rencana yang telah dibuat adalah 80
megumpulkan iuran anggota dari hasil panennya masing-masing 5 sampai dengan 10 kg gabah kering. Iuran hasil panen yng telah terkumpul akan dijual dan dananya akan dikembangkan dan digunakan untuk membeli hasil panen anggota kelompok. Diharapkan pengumpuluan hasil panen anggota akan meningkatkan efisiensi dalam pemrosesan gabah menjadi padi, penyimpanan, maupun pemasaran. Pengelolaan keuangan membutuhkan transparansi. Transparansi sebagai wujud pertanggungjawabab pelaksana dalam setiap kegiatan. Transparansi dalam penerimaan, pengelolaan, maupun pengeluaran dana kelompok. Produksi Pupuk Organik (Kompos) Pembelajaran/pendidikan pengelolaan pupuk organik (kompos) diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan kualitas produksi kompos yang dihasilkan oleh kelompok. Peningkatkan jumlah dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan anggota, non anggota dan persediaan untuk dijual. Tersedianya kompos dalam jumlah yan mencukupi bahkan berlebih diharapkan juga akan menjadi daya tarik bagi anggota maupun non anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi bertanam padi organik. Produksi kompos dalam jumlah yang memadai dan kulitas yan bagus menjadikan pupuk organik buatan kelompok ini diminati oleh petani dari daerah lain. Pada saat ini kelompok sudah dapat melayani dengan baik permintaan dari petani di Boyolali, Jawa Tengah. Pengadaan pupuk organik (kompos) selain untuk meningkatkan produksi pertanian, juga dapat memperbaiki hara tanah, serta juga sebagai antibodi tanaman terhadap penyakit. Selain itu pengadaan pupuk organik (kompos) menghemat biaya produksi tanam.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Program “Ipteks bagi Masyarakat (IbM) – Kelompok Tani Organik Mangunggal Lestari di Klaten” ini ditujukan untuk meningkatkan
PENGELOLAAN ORGANISASI,….…………………...(Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati)
pendapatan petani. Program ini dapat meningkatkan pendapatan melalui: Pertama, penguatan organisasi: memperbaiki manajemen kelompok, peningkatan komitmen anggota dalam mengembang-kan usaha padi organik, jumlah petani padi organik meningkat. Kedua, memperbaiki dan mengembangkan pemasaran: pemahaman tentang konsistensi jenis produk, peningkatan jejaring pemasaran, perbaikan kemasan produk, peningkatan kegiatan promosi. Ketiga, memperbaiki pengelolaan keuangan: penguatan modal, serta identifikasi dan efisiensi biaya. Keempat, pengelolaan pupuk organik: pembelajaran pembuatan pupuk organik, pengelolaan ketersediaan pupuk organik. Kelima, Persiapan pendaftaran ijin PIRT. Keenam, dokumentasi budidaya padi organik, sebagai pendukung kualitas dan spesifikasi organik. Ketujuh, penyusunan draft AD dan ART. Saran Kelompok Tani Organik Mangunggal Lestari di Klaten potensial dan sangat baik untuk dikembangkan. Pengembangan kelompok ini akan meningkatkan tingkat pendapatan/ekonomi kelompok, anggota dan perekonomian daerah. Selain itu peningkatan produk organik sangat mendukung program ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan perbaikan lingkungan hidup. Disarankan untuk dilanjutkannya program ini.
Evans III, J.H., R.L. Hannan, R. Krishnan, dan D.K. Moser. 2001. “Honesty in Managerial Reporting”. The Accounting Review, Vol. 76 (4): 537-559. Gibson, L.G, J.M., Ivancevich, J.H., Donnelly Jr. and R. Konopaske. 2010. Organization: Behavior, Structure, Processses, New York-USA: McGrawHill. Hitt, M. A., Black, J.S. and Porter, L.W. 2012. Management. Upper Saddle River-New Jersey: Pearson. Jenal, M. 2005. Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification). Bandung. Murdjito, G. 2012. Menyiapkan Keberlanjutan Program Pengabdian Masyarakat Secara Mandiri. http://www.research.ui.ac.id/drpm/sites/ default/files/lampiran_page/2012/0529/gatotm.pdf. Diakses tanggal 11 Oktober 2013. Suwarto. 2009. Perilaku Yogyakarta: PUAJ.
Keorganisasian.
Utami, Ch. W. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR REFERENSI Berman, B. and Evans, J.R., 2012. Retail Management: A Strategic Approach. Edisi 12. Upper Saddle River-NJ: Prentice Hall. Cateora, P. R., Gilly, M.C. and Graham, J.L. 2011. International Marketing. Edisi 15. New York-USA: McGraw-Hill. Deptan. 2008. Padi Organik. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Disadur oleh Bawolye dan M. Syam. http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id Diakses tanggal 11 Oktober 2013. 81