PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJARKAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK Student Team Achievement Divisions (STAD) DAN TEKNIK Group Investigation (GI) (Eksperimen di SMP YPI Bintaro)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: DIAH INDAH PUSPITA 106016100573
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Diah Indah Puspita
NIM
: 106016100573
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi
: Pendidikan Biologi
Angkatan tahun
: 2006
Alamat
: Jalan Cipto
Mangun
Kusumo
RT/RW:
001/014,
Paninggilan Utara, Ciledug-Tangerang Provinsi Banten Menyatakan dengan sesungguhnya Bahwa skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajarkan Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teknik Group Investigation (GI)” adalah hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: 1. Nama NIP
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd : 1965011987031020
Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 2. Nama
: Eny S. Rosyidatun S.Si, MA
NIP : 197509242006042001 Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 16 Juni 2011 Yang menyediakan,
Diah Indah Puspita NIM : 106016100573
i
ABSTRAK Diah Indah Puspita, Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa yang Diajarkan Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teknik Group Investigation (GI) (Kuasi Eksperimen di SMP YPI, Bintaro). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Maret 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI. Penelitian ini dilaksanakan di SMP YPI Bintaro. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Two group, pretest posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 35 siswa untuk kelas eksperimen STAD dan 35 siswa untuk kelas eksperimen GI. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata N-gain kedua kelompok tersebut diperoleh nilai thitung sebesar 2,132, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 70 yaitu sebesar 1,998, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI. Kata kunci : Model Cooperative Learning. Teknik STAD. Teknik GI. Hasil Belajar Siswa
ii
ABSTRACT Diah Indah Puspita, The Difference in Students Biology Achievement Between Student Team Achievement Divisions (STAD) Technique and Group Investigation (GI) Technique of Cooperative Learning (Quasi Experiment in SMP YPI, Bintaro). The Thesis. The Study Program of Biology Education, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah Knowledge and Education, Syarif Hidayatullah's Islamic State University Jakarta. In March 2011. The purpose of this research is to know the difference in students biology achievement between STAD technique and GI technique of cooperative learning. This research is done in SMP YPI Bintaro. This research used quasi experiment method with two group, pretest posttest design. Sample is taken using technique of purposive sampling. The amount of research sample is 35 students for the STAD experiment class and 35 students for the GI experiment class. The data is taken using instrument of learning result test in the form of multiple choice which have been tested its validity and reliability. The hypothesis in this research is there is difference in students biology achievement between STAD technique and GI technique of cooperative learning. The data analysis use t-test, from the result of data calculation the difference of mean between the two group obtained the value of N-gain are equal to 2,132, while t-table at the level of significant 5% with degree of freedom (dk) = 70 that are equal to 1,998. So it can be said that by t-test > t-table it means the alternative hypothesis (Ha) is accepted and zero hypothesis (Ho) refused. It shows that there is difference in students biology achievement between STAD technique and GI technique of cooperative learning. Key word: Cooperative Learning Model. STAD technique. GI technique. Student Learning Achievement.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) pada program studi pendidikan biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, dosen pembimbing I, bimbingan dan motivasi yang sangat membangun bagi penulis. 3. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si. MA, dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis. 4. Kedua orang tuaku tercinta, Bpk. Ade Syahril dan Ibu Musni Hayusni, yang selama ini telah mendukung baik Moril maupun materil, dengan penuh perjuangan dan doa yang tidak pernah terhenti untukku. Kakakku, Siti Muharromah, Desi Permata Sari beserta anak dan suami, dan Nuraini berserta suami terima kasih atas bantuannya dalam bentuk materi maupun moril. 5. Ibu Dra. Sarliyah Wijaya, kepala sekolah SMP YPI Bintaro, yang telah memberikan izin penelitian. 6. Ibu Elyza Sovyana, S.P S.Pd, guru bidang studi Biologi kelas VIII SMP YPI Bintaro yang telah membimbing dalam penelitian. 7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan saran serta semangat kepada penulis. 8. Abang Rohidi yang selalu setia mendukung baik moril dan material.
iv
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPA Biologi angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat dan doa, khususnya, La Rosiani Hadiana, Yolanda FK, Ahmad Fauzi, Lia Hermawati, Eka Triyuningsih, Ika Rohmawati, Irna Purnama Sari, Iyoh Masfiroh, dan semua yang sering membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis menucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, semoa Allah SWT membalas amal dan jasa mereka dengan pahala yang berlipat ganda serta mendapatkan ridho Allah SWT, Amin.
Jakarta, Maret 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ...........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .........................................................................
iii
DAFTAR ISI .......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
..........................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
6
C. Pembatasan Masalah
....................................................
6
D. Perumusan Masalah
......................................................
7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................
7
BAB II
DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS .............................................................
8
A. Deskripsi Teoretik
........................................................
8
1. Pengertian Belajar ......................................................
8
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................
10
3. Hasil Belajar ..............................................................
11
4. Pembelajaran Kooperatif ............................................
15
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ……………
15
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ............................
17
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ..................
19
d. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ....................
21
e. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ..................
23
f. Langkah-langkah Umum Pembelajaran Kooperatif ............................................................
vi
24
g. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ..................
25
5. Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) .................................
26
6. Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) ...........................................................................
29
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................
33
C. Kerangka Pikir ..............................................................
37
D. Hipotesis Penelitian .......................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................
40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................
40
1. Tempat Penelitian ........................................................
40
2. Waktu Penelitian ........................................................
40
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................
40
1. Metode Penelitian ........................................................
40
2. Desain Penelitian ........................................................
40
C. Variabel Penelitian ........................................................
41
D. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................
41
1. Populasi Penelitian ......................................................
41
2. Sampel Penelitian ......................................................
42
E. Prosedur Penelitian ..........................................................
42
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................
43
G. Instrumen Penelitian ......................................................
43
1. Tes Tertulis ................................................................
43
2. Non Tes .....................................................................
44
H. Kalibrasi Instrumen .........................................................
45
1. Uji Validitas ...............................................................
45
2. Uji Reliabilitas .............................................................
46
3. Daya Pembeda .............................................................
47
4. Taraf Kesukaran ...........................................................
48
I. Teknik Analisis Data ......................................................
48
vii
BAB IV
1. Uji Normalitas ............................................................
48
2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) ..........
49
3. Analisis N-Gain ...........................................................
50
4. Uji Hipotesis ................................................................
51
5. Hipotesis Statistik ........................................................
52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................
53
A. Hasil Penelitian ..............................................................
53
1. Deskripsi Hasil Eksperimen Teknik STAD ..............
53
a. Data Pretest Kelas Eksperimen Teknik STAD ....................................................................
53
b. Data Posttest Kelas Eksperimen Teknik STAD ....................................................................
53
2. Deskripsi Hasil Eksperimen Teknik GI ......................
54
a. Data Pretest Kelas Eksperimen Teknik GI ..............
54
b. Data Posttest Kelas Eksperimen Teknik GI .............
54
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen Teknik STAD dan GI
55
B. Teknik Analisis Data .......................................................
56
1. Uji Normalitas ...........................................................
56
a. Hasil Uji Normalitas Pretest ...................................
56
b. Hasil Uji Normalitas Posttest ..................................
57
2. Uji Homogenitas ........................................................
58
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest ................................
58
b. Hasil Uji Homogenitas Posttest .............................
59
3. Pengujian Hipotesis ...................................................
59
C. Hasil Observasi ...............................................................
60
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran ..............................................................
60
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................
62
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................
63
viii
BAB V
PENUTUP .........................................................................
68
A. Kesimpulan ...................................................................
68
B. Saran .............................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................
75
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .......................................................... 38
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .........................
Tabel 2.2
Perbedaan Kelompok Belajar
10
Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional ......................................
16
Tabel 2.3
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .............
24
Tabel 2.4
Penghitungan Skor Perkembangan Pada Evaluasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ..............................
Tabel 2.5
29
Perbandingan Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dan GI .......................................................................................
32
Tabel 3.1
Desain Penelitian ................................................................
41
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian .............................................
44
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Pretest Posttest Teknik STAD dan GI ...
55
Tabel 4.2
Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen Teknik STAD dan GI
56
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors ...........................
57
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors ..........................
58
Tabel 4.5
Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Pretest .....................
58
Tabel 4.6
Hasil Pengitungan Uji Homogenitas Posttest ......................
59
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis Nilai Posttest dengan “t Test” Kelompok Eksperimen Teknik STAD dan GI .....................
60
Tabel 4.8
Persentase Hasil Observasi Guru Teknik STAD .................
61
Tabel 4.9
Persentase Hasil Observasi Guru Teknik GI .......................
61
Tabel 4.10 Persentase Hasil Observasi Siswa Teknik STAD ................
62
Tabel 4.11 Persentase Hasil Observasi Siswa Teknik GI ......................
63
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas STAD .....
75
Lampiran 2. Soal dan Jawaban Kuis Individu Kelas STAD .....................
87
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)Teknik STAD ..........................
90
Lampiran 4. Kunci Jawaban LKS Teknik STAD .....................................
101
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas GI ...........
104
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS)Teknik GI ................................
122
Lampiran 7. Gambar RPP Kelas STAD dan GI Pertemuan Ke-1 .............
131
Lampiran 8. Gambar RPP Kelas STAD dan GI Pertemuan Ke-2 .............
132
Lampiran 9. Instrumen Penelitian ............................................................
139
Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian .................................
141
Lampiran 11. Rekapan Data Hasil Uji Validitas ......................................
142
Lampiran 12. Instrumen Tes Hasil Uji Coba ...........................................
143
Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Uji Coba ...................
148
Lampiran 14. Kisi-kis Uji Coba Instrumen ..............................................
149
Lampiran 15. Lembar Observasi Guru Teknik STAD ..............................
162
Lampiran 16. Lembar Observasi Siswa Teknik STAD .............................
163
Lampiran 17. Lembar Observasi Guru Teknik GI ....................................
164
Lampiran 18. Lembar Observasi Siswa Teknik GI ...................................
165
Lampiran19. Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen STAD dan GI ................................................................................
166
Lampiran20. Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen STAD dan GI ................................................................................
168
Lampiran 21. Daftar keheterogenitas siswa kelas STAD ..........................
174
Lampiran 22. Pembagian tim siswa teknik STAD ...................................
175
Lampiran 23. Daftar Kelompok Diskusi Teknik STAD ...........................
176
Lampiran 24. Daftar keheterogenitas siswa kelas GI ...............................
177
Lampiran 25. Pembagian tim siswa teknik GI .........................................
178
Lampiran 26. Daftar Kelompok Diskusi Teknik GI .................................
179
Lampiran 27. Lembar Skor Kuis STAD ..................................................
180
Lampiran 28. Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen I teknik xii
STAD .................................................................................
181
Lampiran 29. Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen II teknik GI .......................................................................................
183
Lampiran 30. Hasil Pretest Kelas Eksperimen I Teknik STAD ................
185
Lampiran 31. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Pretest Teknik STAD ..
186
Lampiran 32. Hasil Posttest Kelas Eksperimen I Teknik STAD ...............
189
Lampiran 33. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Posttest Teknik STAD
190
Lampiran 34. Hasil Pretest Kelas Eksperimen II Teknik GI .....................
193
Lampiran 35. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Pretest Teknik GI ........
194
Lampiran 36. Hasil Posttest Kelas Eksperimen II Teknik GI ....................
197
Lampiran 37. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Posttest Teknik GI ......
198
Lampiran 38. Uji Homogenitas Data ........................................................
201
Lampiran 39. Penghitungan Uji Homogenitas dengan N-Gain .................
203
Lampiran 40. Penghitungan Uji Hipotesis ...............................................
204
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi manusia Indonesia perlu meningkatkan keterampilan berpikir, agar mampu memecahkan masalah-masalah yang ada disekitarnya. Berpikir merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam prestasi belajar, penalaran formal, keberhasilan belajar, dan kreativitas karena berpikir merupakan inti pengatur tindakan siswa. Tuntutan era globalisasi ini mensyaratkan agar siswa tidak hanya menerima dan meniru apa yang diberikan guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan pemikirannya sendiri. Cara ini diharapkan dapat membuat siswa menjadi manusia yang mandiri dan dapat berpikir kreatif. Untuk itu peran guru sebagai pemberi ilmu sudah harus bergeser kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa menyiapkan diri dalam persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya biologi telah melaju dengan pesatnya hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat. Sehingga menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA. Untuk menyesuaikan perkembangan IPA kreativitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak yang harus ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk meningkatkan SDM adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan Salah satu aspek penting dalam Sistem Pendidikan Nasional (SNP) adalah kurikulum. Pada tahun pelajaran 2006/2007 kurikulum yang mulai diterapkan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
KTSP
disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-
1
2
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.1 Menurut Gagne dan Biggs yang dikutip oleh Tengku Zahara Djaafar pembelajaran adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa sedemikian rupa sehingga berlangsung dengan mudah.2 Adanya komponen yang berbeda-beda menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam. Metode pembelajaran biologi yang umum digunakan oleh guru biologi adalah metode konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah. Dalam metode ceramah, guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan (transformasi) pengetahuan kepada siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu konsep dalam ilmu biologi di SMP. Menurut kurikulum, konsep sistem pencernaan pada manusia dicantumkan dalam pelajaran biologi SMP kelas VIII semester 1. Konsep sistem pencernaan pada manusia meliputi mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Umumnya penyajian pembelajaran pada konsep sistem pencernaan kurang menarik bagi siswa, sehingga siswa merasa sulit untuk memahaminya. Hal ini disebabkan guru masih menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah atau disebut juga metode pembelajaran satu arah. Metode ini mengkondisikan siswa
hanya
sebagai
obyek sehingga siswa menjadi pasif dan kurang
terangsang aktif belajar secara optimal. Hal ini tentu berpengaruh terhadap
1
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 1. 2 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang, 2001), h. 2.
3
hasil belajar biologi siswa. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang menarik dan efektif agar siswa dengan mudah dapat memahami konsep. Dalam memberikan pembelajaran guru menggunakan metode, dan pendekatan, untuk melayani, mendidik dan mengajar agar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran yang mengacu pada teori belajar yang sesuai dengan teori belajar kognitif. Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA dijabarkan melalui konstruktivisme. Hakikat teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menjadikan informasi itu menjadi miliknya sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi
alternatif
untuk
mencapai
tujuan
IPA
dalam
meningkatkan kemampuan siswa bekerjasama dengan orang lain sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Penerapan pembelajaran kooperatif dalam budaya Indonesia yaitu gotong royong. Anggota masyarakatnya mempunyai kesamaan tujuan dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Menurut Slavin yang dikutip oleh Prayekti mengemukakan bahwa teknik pembelajaran kooperatif adalah berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan para siswa dapat bekerja di dalam kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi tertentu.3 Menurut Slavin yang dikutip oleh Muslimin Ibrahim et. al., bahwa teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Dalam pembelajaran koopertif siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif daripada siswa yang bekerja secara individual atau
3
Suprayekti, Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 07 Tahun V, Desember, 2006, h. 89.
4
kompetitif. Sehingga materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama.4 Proses belajar dengan kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pembelajaran yang tidak dapat diperoleh pada metode ceramah. Nor Azizah Salleh dan Sharan yang dikutip oleh Nor Azizah Shalleh, Siti Rahayah Arifin, dan Musa Daia menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai struktur yang membolehkan interaksi sosial berlaku dan dapat meningkatkan pencapaian, minat kepada sekolah, teman, dan mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif ini adalah berasaskan teori perkembangan kognitif, sadar sosial dan behavioris. Teori sadar sosial menekankan kepentingan dinamika kelompok, kemahiran sosial dan berkomunikasi untuk mewujudkan semangat bekerjasama. Teori behaviorisme pula menekankan kepentingan peneguhan kepada satu perlakuan yang positif. Ganjaran diberi kepada pelajar untuk memberikan motivasi kepada peserta didik. Pembelajaran kooperatif melibatkan ganjaran atau hadiah yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional.5 Pembelajaran kooperatif memiliki banyak teknik, dua di antaranya yaitu Group Investigation (GI) dan Student Team-Achievement Divisions (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif baik GI maupun STAD dibagi menjadi beberapa kelompok, dan siswa diharapkan untuk aktif, saling menghargai, saling membantu di dalam kelompok untuk memecahkan masalah bersamasama. Pada model pembelajaran kooperatif teknik STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Sedangkan kelompok GI, siswa dibagi ke dalam 5-6 yang dibentuk berdasarkan kesamaan minat atau perkawanan. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai 4
Muslimin Ibrahim, et. al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA-University Press, 2000), h. 16. 5 Nor Azizah Salleh, Siti Rahayah Arifin, Musa Daia, Penerapan Nilai Murni Melalui Pembelajaran-Kooperatif dalam Sains, Jurnal Pendidikan No. 27 2001, h. 48-49.
5
kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin kelompoknya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan.6 Model pembelajaran STAD sesuai dengan pendidikan IPA, oleh karena itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses IPA, keterampilan IPA, sikap ilmiah, sikap demokratis dan penerapannya pada dunia nyata. Motivasi dalam pembelajaran STAD adalah menganjurkan bahwa hadiah dapat menciptakan anak lebih giat lagi dalam belajar dan berprestasi. Dalam model pembelajaran teknik GI diketahui kemampuan berpikir siswa tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat Slavin yang menyatakan bahwa proses pembelajaran kooperatif teknik GI terjadi peningkatan kemampuan untuk melakukan analisis dan sintesis terhadap segala informasi sehingga penguasaan akan materi lebih baik. Kelebihan model kooperatif teknik GI dalam meningkatkan hasil belajar diutarakan oleh Lord.7 Model pembelajaran kooperatif teknik GI dikembangkan oleh Thelan dan Sharan, dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerja sama dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif teknik GI memiliki tujuan pada pencapaian kognitif informasi akademik yang tinggi dengan berketerampilan inkuiri. Proses pembelajaran GI merangsang siswa untuk berkemampuan menganalisis dan mensintesis segala informasi sehingga materi akan terkuasai lebih baik. Pada pencapaian proses, kegiatan pembelajaran GI siswa dituntut memilih topik berdasarkan masalah yang ditetapkan oleh guru. Oleh karena itu, agar proses pengajaran dapat bermakna dengan adanya interaksi kerjasama sesuai dengan tujuan yang direncanakan, maka guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Dengan demikian
6
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Terj. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice (London: Allymand Bacon, 2005) oleh Nurulita, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke-IV h. 12. 7 Raharjo, The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model to The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo: Proceeding The Second International Seminar on Science Education Current Issues on Research and Teaching in Science Education, ISBN: 978-979-98546-4-2, 2008. h. 473.
6
siswa dapat memecahkan masalah dengan kegiatan yang dipilih sendiri, pembelajaran akan lebih hidup, siswa aktif, dan hasilnya lebih bermakna. Maka peneliti perlu mencari strategi yang paling efektif dengan memilih judul
“Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang
Diajarkan Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teknik Group Investigation (GI)”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar biologi siswa. 2. Proses pembelajaran masih bersifat konvensional dengan metode ceramah. 3. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru dalam penyampaian materi khususnya pada konsep sistem pencernaan. 4. Guru kurang memperhatikan aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran. 5. Guru tidak membimbing siswa untuk saling berinteraksi dan bekerjasama dalam pencapaian hasil belajar secara bersama-sama. 6. Guru tidak
mengarahkan siswa
menganalisis
serta
mensintesis
mandiri dalam informasi-informasi
mencari dan disekitarnya
sehingga siswa dapat aktif dan menguasai materi lebih baik lagi. C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, masalah yang akan menjadi objek penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian akan dilakukan di SMP YPI Bintaro 2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII semester I 3. Konsep sistem pencernaan manusia 4. Masalah yang menjadi objek penelitian pada perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik STAD dan teknik GI.
7
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah perumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajarkan Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teknik Group Investigation (GI)?” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI. b) Mengetahui hasil belajar biologi siswa yang lebih baik dengan menggunakan pembelajaran teknik STAD atau dengan teknik GI. 2. Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut: a) Sebagai bahan acuan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan variasi metode sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa. b) Dapat memberikan kontribusi yang baik bagi sekolah dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran biologi. c) Dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang pengertian belajar: a. Menurut Walker yang dikutip oleh Yatim Riyanto mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.1 b. Menurut Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Muhibbin Syah membatasi belajar dengan dua macam definisi:2 1) Belajar adalah The process of acquiring knowledge (proses memperoleh pengetahuan). Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan keterampilan nonkognitif. 2) Belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice (suatu perubahan kemampuan bereaksi relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat). Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang essensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar. Istilah-
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Prenada Media, 2009), Cet. Ke-I, h. 5. 2 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-III, h. 62.
8
9
istilah tersebut meliputi: relatively permanent (yang secara umum menetap), response potentiality (kemampuan bereaksi), reinforced (yang diperkuat), Practice (praktek atau latihan). c. Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology yang dikutip oleh Sumadi menyatakan bahwa: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya.3 d. Menurut Gagne yang dikutip oleh Martinis belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.4 Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut di atas adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Teori belajar mempunyai banyak keragaman dan setiap teori dapat menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam belajar yang akan dijadikan dasar mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung. Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Pada intinya kajian tersebut menyangkut dua hal yaitu: a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan
potensial
(daya-daya),
seperti
menalar,
mengingat,
menghayal, yang dapat dikembangkan dengan latihan. b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yanag berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa. Selain itu energi juga meliputi berbagai
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), Cet. Ke-XIII, h. 231. 4 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), Cet. Ke-II, h. 99.
10
respon diantaranya respon terhadap stimulus, motivasi dan proses penalaran.5 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:6 a. Faktor internal (dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor approach to learning (pendekatan belajar), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor mempengaruhi belajar tersebut di atas, berikut ini penyusun sajikan sebuah tabel. Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar7 Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Internal Siswa 1. Aspek Fisiologis:
Eksternal Siswa 1. Lingkungan Sosial:
Pendekatan 1. Pendekatan Tinggi:
Tonus Jasmani
keluarga
speculative
Mata dan
guru dan staf
achieving
telinga
masyarakat staf
2. Aspek Psikologis
5
2. Lingkungan Nonsosial:
2. Pendekatan
intelegensi
rumah
Menengah:
sikap
sekolah
analytical
minat
peralatan
deep
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), h 21. 6 Muhibbin Syah, Op. Cit., h.130. 7 Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 141.
11
bakat
alam
3. Pendekatan Rendah: reproductive
motivasi
surface
3. Hasil Belajar Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan
yang
bersifat
pengetahuan,
keterampilan,
maupun
yang
menyangkut nilai sikap.8 Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar menentukan semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap siswa dari proses belajarnya. Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek
kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar
capaian kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap:9 a. Hasil belajar penguasaan materi akademik (Kognitif) Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni:Pengetahuan/ingatan 8
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang, 2001), h. 82. 9 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.13-24.
12
(knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (aplication), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), dan Evaluasi (evaluation). Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu: 1) Hafalan (C1) Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2) Pemahaman (C2) Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik. 3) Penerapan (C3) Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi konkrit. 4) Analisis (C4) Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. 5) Sintesis (C5) Yang
termasuk
jenjang
sintesis
ialah
kemampuan
untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan
eksperimen,
menyusun
cara
baru
untuk
mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan informasi lainnya. 6) Evaluasi (C6) Kemampuan
pada
mempertimbangkan
jenjang nilai
evaluasi suatu
ialah
pernyataan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
kemampuan uraian,
untuk
pekerjan,
13
b. Hasil belajar yang bersifat proses normatif (Afektif) Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif dirinci oleh Kratwohl dkk., menjadi lima jenjang, yakni: Perhatian, Tanggapan, Penilaian, Pengorganisasian, dan Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk
menilai hasil belajar dapat
digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes, misalnya kuesioner dan observasi. c. Hasil belajar aplikatif (Psikomotor) Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan ke dalam tujuh kategori yakni: Persepsi (perception), Kesiapan (set), Gerakan terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan kompleks (complex overt response), Penyesuaian pola gerakan (adaptation), Kreatifitas/keaslian (Creativity/origination). Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.10 10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 155.
14
Menurut Sudjana perbedaan hasil belajar di kalangan para siswa disebabkan oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.11 Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar dikalangan siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap, dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.12 Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 1) Sasaran penilaian Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program pengajaran selanjutnya. 2) Alat penilaian Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
11
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), Cet. Ke-VI. h. 39. 12 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 183.
15
3) Prosedur pelaksanaan tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau pertengahan program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik. 13
4. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian pembelajaran kooperatif Cooperative Learning menurut Johnson & Johnson dikutip oleh Tonih Feronika adalah cara belajar yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi.14 Menurut Davidson dan Warsham yang dikutip oleh Isjoni mengemukakan bahwa Cooperative Learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengamalan individu maupun pengalaman kelompok. Sehingga dapat tercipta pembelajaran yang bersifat student center dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menghargai satu sama lain.15 Dalam upaya peningkatan hasil belajar peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif mengingat model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, sehingga 13
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-II. h.
179. 14
Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 56. 15 Isjoni, Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 29.
16
siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran model kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Para siswa secara individu lebih percaya diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah biologi. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran bersama-sama dalam suatu kelompok dengan jumlah anggota antara tiga sampai lima orang siswa. Para anggota bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional.16 Kelompok belajar kooperatif
Kelompok belajar konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, Guru sering membiarkan adanya siswa saling
membantu,
dan
saling yang mendominasi kelompok atau
memberikan motivasi sehingga ada menggantungkan diri pada kelompok. motivasi promotif Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas individual sering mengukur
penguasaan
materi diabaikan sehingga tugas-tugas sering
pelajaran tiap anggota kelompok, dan diborong oleh salah seorang anggota kelompok diberi umpan balik tentang kelompok sedangkan anggota hasil belajar para anggotanya sehingga kelompok lainnya hanya dapat saling mengetahui siapa yang “mendompleng” keberhasilan memerlukan bantuan dan siapa yang “pemborong”. memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya homogen dalam kemampuan akademik, jenis
16
Trianto, Model-model Pembelajaran Invovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. Ke-I, h. 43.
17
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Pimpinan kelompok dipilih secara
Pemimpin kelompok sering ditentukan
demokratis atau bergilir untuk
oleh guru atau kelompok dibiarkan
memberikan pengalaman pemimpin
untuk memilih pimpinannya dengan
bagi para anggota kelompok.
caranya masing-masing
Keterampilan sosial yang diperlukan
Keterampilan
dalam kerja gotong royong seperti
secara langsung diajarkan.
sosial
sering
tidak
kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan berlangsung guru terus melakukan intervensi sering tidak dilakukan oleh pemantauan melalui observasi dan guru pada saat belajar kelompok melakukan
intervensi
jika
terjadi sedang berlangsung.
masalah antar anggota kelompok. Guru memperhatikan secara proses Guru sering tidak memperhatikan kelompok
yang
terjadi
dalam proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar . Penekanan
tidak
penyelesaian hubungan
tugas
hanya tetapi
interpersonal
kelompok-kelompok belajar . pada Penekanan
sering
hanya
pada
juga penyelesaian tugas
(hubungan
antar pribadi yang saling menghargai)
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pelaksanaan
model
pembelajaran
kooperatif
membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang
18
lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang
lain
untuk
mengemukakan
gagasannya
dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:17 1) Hasil belajar akademik Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilanketerampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
17
Isjoni, Op. Cit., h. 27-28.
19
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana yang dikemukakan Slavin yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Berikut penjelasannya: 18 1) Penghargaan kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. 2) Pertanggungjawaban individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua
anggota
kelompok.
Pertanggungjawaban
tersebut
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugastugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi samasama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan strategi pembelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajarannya yang lebih menekankan pada
18
Isjoni, Op. Cit., h. 21-22.
20
proses kerjasama dalam kelompok. atau dalam mencapai tujuan pembelajaran peserta didik secara harmoni bekerjasama dengan teman kelasnya. Berdasarkan karakteristiknya, pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik sebagai berikut:19 1) Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif dilakukan secara tim, sesama anggota tim saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran atau dengan kata lain keberhasilan pembelajaran bukan ditentukan oleh individu akan tetapi oleh tim. Anggota dalam tim bersifat heterogen yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota kelompok dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. 2) Pembelajaran dengan manajemen kooperatif Manajemen memiliki empat pilar fungsi manajemen, yaitu: fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan memiliki makna bahwa pembelajaran dilakukan secara terencana baik tujuannya, cara mencapainya dan lain-lain. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan dan disepakati bersama. Fungsi organisasi dimaksudkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota dalam kelompok, oleh karenanya perlu diatur mekanisme tugas dan tanggung jawab setiap anggota. Fungsi kontrol sangat penting dalam pembelajaran ini, karenanya harus ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
19
Junaedi, et. al., 2008. Strategi Pembelajaran. Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Surabaya: LAPIS-PGMI, h. 10-11.
21
3) Kemauan untuk bekerja sama Kerja sama dalam kelompok tidak akan efektif manakala setiap aggota tidak memiliki kemauan untuk bekerja sama atau secara terpaksa, karena dalam tim bukan hanya ada pengaturan tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim, melainkan juga harus ditanamkan dan ditumbuhkan kebersamaan dalam kelompok yang bisa diwujudkan dalam bentuk saling membantu, saling mengingatkan dan sebagainya. 4) Keterampilan bekerja sama Tujuan bekerja dalam kelompok adalah keberhasilan kelompok bukan hanya individu-individu dalam kelompok secara terpisah, untuk itu kemampuan dan keterampilan bekerja sama dalam kelompok sangat dibutuhkan agar setiap anggota kelompok dapat menyumbangkan ide, mengemukakan pendapat dan dapat memberikan konstribusi kepada keberhasilan kelompok. d. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: 20 1) Saling ketergantungan positif Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Siswa satu membutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya. Hubungan yang saling membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Suasana ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu sebagai berikut:
20
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-II. h. 190-192.
22
a) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini masing-masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. b) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini
masing-masing
siswa
membutuhkan
teman
dalam
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. c) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak memiliki sumber belajar (misalnya buku) akan berusaha meminjam pada temannya. d) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya mungkin sering bertanya karena belum paham terhadap satu masalah pada temannya, suatu saat ia akan berusaha mengajari temannya yang mungkin mengalami masalah (berperan sebagai pengajar). e) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan/hadiah diberikan kepada kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok,
bukan
hasil
kerja
individual/perseorangan.
Sedangkan keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran
bergantung
pada
keberhasilan
setiap
anggota/individu kelompok. 2) Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Jadi dalam hal ini, semua anggota kelompok berinteraksi saling berhadapan, dengan menerapkan keterampilan bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. 3) Akuntabilitas individual Mengingat pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan pekerjaan kelompok. Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
23
pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa. Tanpa adanya tanggung jawab individu, keberhasilan kelompok akan sulit tercapai. 4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbing siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok.
Dengan demikian dalam pembelajaran
kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan santun terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mmendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tapi secara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil
belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. e. Keterampilan-keterampilan Kooperatif Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat keterampilan-keterampilan yang didapat siswa, diantaranya:21 1) Keterampilan
kooperatif
tingkat
awal,
meliputi
menggunakan
kesempatan, menghargai kontribusi, berbagi tugas, mendorong partisipasi. 2) Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mendengarkan dengan aktif, bertanya,
21
Tonih Feronika, Op. Cit., h. 59.
24
membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, menerima tanggung jawab, menggunakan kesabaran. 3) Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa secara cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, berkompromi, menghadapi masalah khusus. f. Langkah-langkah Umum Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah umum pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 22 Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase
Tingkah Laku Guru
Fase-1 Menyampaikan
tujuan
menyampaikan
semua
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
memotivasi siswa
dan memotivasi siswa belajar. Fase-2
Guru
Menyajikan informasi
kepada
menyajikan siswa
informasi
dengan
jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa
Fase-3 siswa
ke bagaimana caranya membentuk
bekerja
dan kelompok belajar dan membantu
Mengkoordinasikan dalam
kelompok
setiap kelompok agar melakukan
belajar
transisi secara efisien. Fase-4
membimbing
bekerja dan belajar
kelompok Guru
mrmbimbing
kelompok
belajar
kelompoksaat
merka
mengerjakan tugas mereka.
22
Fase-5
Guru mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi
tentang
materi
yang
telah
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. Ke-I. h. 67.
25
dipelajari
atau
masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6
Guru mencari cara-cara untuk
Memberikan penghargaan
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar
individu
dan
kelompok.
g. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Banyak pihak yang mengklaim bahwa kerja sama mempunyai keuntungan atas persaingan dalam situasi pembelajaran atau situasi belajar. Menurut Deutsch, Shaw serta Johnson yang dikutip oleh Junaedi et. al., menjelaskan bahwa telah mengidentifikasi beberapa keuntungan (keunggulan) ketika pembelajaran kooperatif diterapkan dengan baik, di antaranya:23 1) Peserta didik dalam pembelajaran kooperatif mampu bekerja sama untuk kebaikan kelompok secara keseluruhan ketimbang hanya untuk kebutuhan individu saja. 2) Peserta didik dalam kelompok pembelajaran kooperatif dapat didorong untuk membantu siswa yang mempunyai masalah dalam belajar atau membantu siswa yang cacat. 3) Prosedur pembelajaran kooperatif memudahkan integrasi sosial dari kebutuhan khusus siswa. Akibat yang dihasilkan adalah sikap yang lebih toleran kepada mereka yang mempunyai perbedaan dalam kemampuan, latar belakang sosial, kelas sosial, ras, dan latar belakang akademik 4) Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk menyediakan penghargaan atau reward (hadiah) baik kepada siswa berprestasi tinggi maupun siswa berprestasi rendah.
23
Junaedi, et. al., Op. Cit., h. 16.
26
5) Pembelajaran kooperatif memudahkan pembagian usaha dan tugas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. 6) Mendorong komunikasi antar siswa, dan hasilnya adalah pembelajaran yang lebih baik dan hubungan antar personal yang semakin membaik.
5. Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team-Achievement Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkin USA. Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim-tim belajar beranggotakan 4-5 siswa yang heterogen. Adanya penghargaan kelompok dari hasil penilaian merupakan salah satu ciri dari STAD. STAD bertugas membantu anggota kelompok untuk bekerja memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, membuat kelompok bekerja yang saling mengemukakan pendapat maupun menghadapi tes atau ulangan. Team STAD berusaha supaya anggota kelompok atau individu dapat lebih menonjol pengetahuannya daripada kelompok lain dan menekankan bahwa anggota kelompok bekerja paling baik dibandingkan kelompok lainnya.24 Secara umum cara penerapan model STAD di kelas adalah sebagai berikut:25 a. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok. b. Tiap kelompok siswa terdiri dari 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya, dan sebagainya. c. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan.
24 25
Tonih Feronika, Op. Cit., h. 65. Made wena, Op. Cit., h. 192-193.
27
d. Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan
tugas-tugas
pembelajaran
melalui
diskusi
kelompok e. Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. f. Tiap minggu atau dua minggu sekali, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. g. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka semua kelompok tersebut wajib diberi penghargaan.
Menurut Robert E. Slavin model pembelajaran kooperatif teknik STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:26 a. Presentasi kelas Presentasi kelas yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan informasi materi pokok secara garis besar. b. Tim Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan khususnya mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. c. Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual.
26
Robert E. Slavin, Op.Cit., h. 143-146.
28
d. Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. e. Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim juga dapat digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif teknik STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:27 a. Perangkat pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan
perangkat
pembelajarannya,
yang
meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), berserta lembar jawabannya b. Membentuk kelompok kooperatif Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. c. Menentukan skor awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.
27
Trianto,Op. Cit., h. 69-70.
29
d. Pengaturan tempat duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif. e. Kerja kelompok Untuk
mencegah
adanya
hambatan
pada
pembelajaran
kooperatif teknik STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok agar mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok. Menurut Yatim Riyanto ada 8 fase di dalam model pembelajaran kooperatif teknik STAD yaitu: 28 Fase 1 : Guru presentasi, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok. Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasar kemampuan, jenis kelamin, ras, suku, jumlah antara 2-5 siswa. Fase 3 : siswa bekerja dalam kelompok, siswa belajar bersama, diskusi atau mengerjakan tugas yang diberikan guru. Fase 4 : Scafolding, guru memberikan bimbingan Fase 5 : Validation, yaitu guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan tugas kelompok. Fase 6 : Quizzes, guru mengadakan kuis secara individu, hasil nilai dikumpulkan, dirata-rata dalam kelompok, selisih skor awal (base score) individu dengan skor hasil kuis (skor perkembangan) dengan perhitungan sebagai berikut:
28
Yatim Riyanto, Op. Cit., h. 273.
30
Tabel 2.4 Penghitungan Skor Perkembangan pada Evaluasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD NO
Skor Tes
Nilai Perkembangan
1.
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
2.
10 hingga 1 poin di bawah skor awal
10
3.
Skor awal sehingga 10 poin di atasnya
20
4.
Lebih dari 20 point di atas skor awal
30
Fase 7 : penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat tim. Tabel 2. 5 Perolehan skor dan penghargaan tim teknik STAD29 No Perolehan skor Predikat 1
15 - 19
Good team
2
20 - 24
Great team
3
25 - 30
Super team
Fase 8 : evaluasi yang dilakukan guru. 6. Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Model ini pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. 30 Dalam model pembelajaran teknik GI diketahui kemampuan berpikir siswa tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat Slavin yang menyatakan bahwa proses pembelajaran kooperatif teknik GI terjadi peningkatan kemampuan 29
Yatim, Riyanto, 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. h. 27. 30 Trianto, Op. Cit., h. 78.
31
untuk melakukan analisis dan sintesis terhadap segala informasi sehingga penguasaan akan materi lebih baik. Kelebihan model kooperatif teknik GI dalam meningkatkan hasil belajar diutarakan oleh Lord, kooperatif GI dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Hal ini didukung oleh pendapat Lord yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar akademik siswa.31 Dalam hal ini menurut Muslimin Ibrahim et. al., ada enam tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu sebagai berikut:32 a. Pemilihan topik Sub topik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis. b. Perencanaan kooperatif Setelah sub topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah melakukan perencanaan tugas belajar. dalam hal ini bisa saja tugastugas pembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan. c. Implementasi Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
31
Raharjo, The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model to The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo: Proceeding The Second International Seminar on Science Education Current Issues on Research and Teaching in Science Education, Surabaya State University, 2008. h. 473. 32 Muslimin Ibrahim, et. al., Op. Cit., h. 129.
32
d. Analisis dan Sintesis Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. e. Presentasi Hasil Final Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. f. Evaluasi Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) menurut Slavin adalah:33 a. Mengidentifikasi topik dan mengatur ke dalam kelompokkelompok penelitian.Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan dan para siswa mengidentifikasikan dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari. b. Merencanakan investigasi di dalam kelompok. Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang akan mereka investigasi. Sebuah kelompok harus memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut. 33
Robert E. Slavin, Op. Cit., h. 220-226.
33
c. Melaksanakan investigasi. Dalam tahap ini setiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Biasanya ini adalah tahap yang paling banyak memakan waktu. Selama tahap ini para siswa mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka yang untuk menciptakan sebuah resolusi atau masalah yang diteliti kelompok. d. Menyiapkan
laporan
akhir.
Pada
tahap
ini
siswa
mengintegrasikan semua bagian menjadi satu keseluruhan, dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat
instruktif
sekaligus menarik. e. Mempresentasikan laporan akhir. Pada tahap ini masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasikan laporan akhir kepada kelas. Mereka harus mampu mengatasi bukan hanya tuntutan dari tugas tersebut tetapi juga harus mampu mengatasi masalah-masalah organisasional yang berkaitan dengan koordinasi seluruh pekerjaan dan perencanaan, serta membawakan presentasi. f. Evaluasi pencapaian. Pada tahap ini, guru harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi siswa mengenai subyek yang dipelajari, bagaimana mengaplikasikan pengetahuan terhadap solusi dari masalah-masalah baru, bagaimana menggunakan kesimpulan dari apa yang dipelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan penilaian, dan bagaimana sampai pada kesimpulan serangkaian data.
34
Tabel 2.6 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dan Teknik GI34 Pendekatan Teknik STAD
Teknik GI
Tujuan
Pengetahuan
Pengetahuan konseptual
Kognitif
akademis
Akademis dan Keterampilan
faktual
Menyelidiki
Kerja kelompok
Kerjasama dalam kelompok
dan kerja sama
kompleks
Kelompok
Beranggota 5-6 orang,
belajar
mungkin homogen
heretogen 4-5
(berdasarkan kesamaan
orang anggota
minat)
Biasanya guru
Guru dan siswa
Siswa
siswa menyelesaikan
menggunakan
penyelidikan yang kompleks
Unsur
Tujuan Sosial
Struktur Tim
Pemilihan Topik Tugas Utama
worksheet dan saling membantu dalam menguasai materi belajar Asesmen
Tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan membuat laporan, dapat menggunakan tes essay
Rekognisi
Newsletter dan
Presentasi lisan dan tertulis
publikasi lain
34
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka dan FKIP UNS, 2010). Cet. Ke-II. h. 63-64.
35
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu Arnyana dengan judul Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Model belajar berdasarkan
masalah
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
lebih
baik
dibandingkan dengan model pengajaran langsung (2) Strategi Kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan strategi kooperatif STAD (3) Interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif teknik Group Investigation (GI ) memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif teknik Student Team Achievement Divisions (STAD), dan interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI.35 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syahrul dengan judul penelitian Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan Pendekatan STAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan GI lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan STAD.36 Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Santyasa, Nyoman Subratha, I N P Suwindra dengan judul Keefektifan Model Rekonstruksi Kognitif dan Teknik-teknik Kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam pembelajaran Fisika di SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok MRK dan kelompok MPL. MRK terevaluasi lebih efektif dibandingkan dengan MPL dalam pencapaian hasil
35
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006. h. 710. 36 Muhammad Syahrul, “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa antara yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Metode STAD”, (Jakarta: Skripsi: Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 42.
36
belajar fisika. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antar kelompokkelompok GI, MDR, dan STAD. GI teraveluasi paling unggul, disusul MDR, dan terakhir STAD dalam pencapaian hasil belajar fisika.37 Penelitian oleh Jumrah dengan judul Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Kimia. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Keterampilan proses siswa baik secara individu, kelompok, maupun klasikal, dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD sangat baik. (2) Hasil belajar siswa baik secara individu, kelompok, maupun klasikal, dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD sangat baik. (3) Terdapat pengaruh positif yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan keterampilan proses belajar siswa yang berdampak pada peningkatan ketuntasan hasil belajarnya.38 Penelitian yang dilakukan oleh Perdy Karuru dengan judul Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. (2) Guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan baik. (3) Mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student center serta dapat mendapatkan proporsi jawaban benar siswa. (4) Hasil pembelajaran yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif teknik STAD lebih
37
I Wayan Santyasa, Nyoman Subratha, I N P Suwindra, “Keefektifan Model Rekonstruksi Kognitif dan Teknik-teknik Kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam pembelajaran Fisika di SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2005. h. 642. 38 Jumrah, “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Asam-Basa”, dalam Jurnal Media Eksakta Vol. 2(2). Juli 2006. h. 114.
37
baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif.39 Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Tisnawati dengan judul Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model CL tipe STAD dalam belajar siswa sesudah penerapan model CL tipe STAD lebih besar dari pada nilai sebelumnya.40 Penelitian yang dilakukan oleh Sri Ngabekti dengan judul Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model investigasi kelompok lebih disenangi oleh siswa karena lebih faham materi pembelajaran dengan bertanya pada teman dalam kelompok, tugas lebih ringan, lebih mudah mengerjakan tugas, dan lebih berani bertanya. Namun bagi sebagian kecil siswa yang kemampuan akademiknya tinggi, merasa terganggu dengan pengelompokkan karena kurang konsentrasi. 41 Penelitian yang dilakukan Raharjo dengan judul The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model To The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo, diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir tertinggi terdapat pada kombinasi materi konsep sistem ekskresi dengan dengan model pembelajaran kooperatif teknik GI, sedangkan pembelajaran yang terendah terdapat pada kombinasi materi konsep sistem ekskresi dengan model pembelajaran PBL. Skor kemampuan berpikir pada
39
Perdy Karuru, “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun ke-9, November 2003. h. 803. 40 Dewi Tisnawati, “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu”, dalam Jurnal Derap Pendidikan, Vol. 2 No. 3, 2008, h. 107. 41 Sri Ngabekti, “Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok”, dalam Proceeding: Seminar Nasional Biologi Bidang Lingkungan, Bioteknologi, dan Pendidikan Biologi LPMP Semarang, 26 Agustus 2006, h. 286.
38
konsep sistem ekskresi dengan model pembelajaran kooperatif teknik GI, 28,94% lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran PBL. 42 Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nurmawati dengan judul Penerapan Model Investigasi Kelompok dengan Memanfaatkan Kartu Gambar Sebagai Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa aspek kognitif pada kelas perlakuan berbeda secara signifikan dengan kelas pembanding (2) aspek afektif, siswa merasa senang belajar biologi dengan model pembelajaran investigasi kelompok dengan memanfaatkan kartu gambar (3) Aspek psikomotorik yang diharapkan telah tercapai
terutama dalam kegiatan
pengamatan.43 Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Putu Arnyana dengan judul Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi GI, PBL, dan Inkuiri menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik, sementara kelompok siswa yang belajar dengan model DI berada pada kategori sedang.44
C. Kerangka pikir Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa, salah satunya
metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional sehingga
membuat siswa akan merasa kesulitan dalam memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. 42
Raharjo, The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model to The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo: Proceeding The Second International Seminar on Science Education Current Issues on Research and Teaching in Science Education, ISBN: 978-979-98546-4-2, 2008. h. 476. 43 Sri Nurwati, “Penerapan Model Investigasi Kelompok dengan Memanfaatkan Kartu Gambar Sebagai Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup”, dalam Proceeding: Seminar Nasional Biologi Bidang Lingkungan, Bioteknologi, dan Pendidikan Biologi LPMP Semarang, 26 Agustus 2006, h. 294. 44 Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH. XXXIX Juli 2006. h. 511-512.
39
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa adalah model pembelajaran kooperatif di antaranya teknik STAD dan teknik GI. Model ini akan lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara memecahkan masalah secara berkelompok dan melakukan penyelidikan secara mendalam dengan kelompoknya sehingga siswa memahami permasalahan autentik yang terjadi di sekitarnya, dan dalam pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dan GI bukanlah penerapan
model
pembelajaran
konvensional,
akan
tetapi
model
pembelajaran yang efektif dalam usaha meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, STAD merupakan teknik yang paling sederhana sedangkan teknik GI merupakan teknik yang paling kompleks. Jadi diharapkan hasil belajar biologi pada pembelajaran yang menggunakan teknik GI lebih baik teknik STAD dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Konsep sistem pencernaan manusia
1. Siswa mengalami kesulitan memahami suatu konsep materi 2. Guru masih menggunakan metode konvensional
Hasil belajar biologi yang rendah
Penggunaan pembelajaran teknik STAD Penguasaan berinteraksi dan bekerjasama
Penggunaan pembelajaran teknik GI Penguasaan lebih baik dan bermakna
Hasil belajar biologi meningkat
Bagan 2.1. Kerangka Pikir
40
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoretis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran yang menggunakan teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan pembelajaran yang menggunakan teknik Group Investigation (GI), selain itu hipotesis penelitian kedua yaitu: terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran yang menggunakan teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) dan pembelajaran yang menggunakan teknik Group Investigation (GI).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP YPI Bintaro, Jl. Perintis No. 1 Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kota, Jakarta Selatan. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian pada bulan November pada semester satu (ganjil) tahun ajaran 2010/2011. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah quasi eksperiment (eksperimen semu), yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan variabel
sebanyak
mungkin
dari
situasi
yang
ada
karena
tidak
memungkinkan mengontrol variabel dengan penuh.1 Peneliti akan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok yang masing-masing merupakan kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama melalui pendekatan pembelajaran kooperatif teknik STAD dan kelompok kedua melalui pendekatan pembelajaran kooperatif teknik GI. 2. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah: Two Group, Pretest posttest Design yaitu pelaksanaan yang diperlukan 2 kelompok rancangan tersebut berbentuk seperti berikut:
1
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.
41
42
a. Kelas eksperimen pertama adalah kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan melalui pendekatan pembelajaran kooperatif teknik STAD. b. Kelas eksperimen kedua melalui pendekatan pembelajaran kooperatif teknik GI. Desain penelitian yang digunakan berupa pretest-posttest control group desaign. Bentuk desain penelitian tersebut adalah: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok KE (STAD) KE (GI)
Pretest O1 O1
Perlakuan X1 X2
Posttest O2 O2
Keterangan: KE STAD : kelompok eksperimen teknik STAD KE GI : kelompok eksperimen teknik GI X1 : perlakuan untuk kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik STAD X2 : perlakuan untuk kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik GI O1 : Pretest untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa sebelum diberi perlakuan O2 : Posttest untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa setelah diberi perlakuan
C. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: X : Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dan Teknik GI Pada Konsep Sistem Pencernaan Sebagai Variabel Bebas. Y : Hasil Belajar Biologi Siswa Sebagai Variabel Terikat. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian a. Populasi Target Seluruh siswa SMP YPI Bintaro, yang berlokasi di SMP YPI Bintaro tahun ajaran 2010/2011. b. Populasi Terjangkau Seluruh siswa kelas VIII (delapan) SMP YPI Bintaro tahun ajaran 2010/2011.
43
2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau dengan cara purposive sampling. Pemilihan sampel didasarkan atas karakteristik sampel yaitu dengan melihat nilai ujian atau hasil belajar biologi sebelumnya. Kelas VIII pada SMP YPI terdapat enam kelas akan tetapi kelas yang homogen hanya pada kelas VIII4 SMP YPI Bintaro sebagai kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu kelas VIII2 SMP YPI Bintaro. E. Prosedur Penelitian 1. Melakukan observasi ke sekolah SMP YPI Bintaro untuk menelaah kurikulum mengenai metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut dan hasil belajar biologi siswanya. 2. Tahap persiapan: a. Pembuatan perangkat pembelajaran. b. Penentuan sampel penelitian. c. Penyusunan instrumen penelitian. d. Uji coba instrumen penelitian. e. Revisi instrumen penelitian. 3. Tahap pelaksanaan a. Pelaksanaan pretest. b. Pelaksanaan pembelajaran. c. Pelaksanaan posttest. d. Penyebaran angket 4. Tahap analisis data Pengolahan data hasil pretest, posttest, dan observasi. 5. Hasil penelitian 6. Kesimpulan
44
F. Teknik Pengumpulan Data Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok objek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang akan diberi perlakuan teknik STAD dan teknik GI. 2. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep sistem pencernaan manusia di kedua kelas eksperimen tersebut. 3. Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan konsep sistem pencernaan di kedua kelas eksperimen, dengan perlakuan teknik STAD dan teknik GI. 4. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang materi sistem pencernaan manusia dikedua kelas ekperimen dengan soal yang sama. 5. Memberikan lembar observasi sebagai data sekunder untuk mengetahui tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran pada teknik STAD dan teknik GI. 6. Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan teknik STAD dan teknik GI, untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
G. Instrumen Penelitian 1. Tes Tertulis Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
pengetahuan
intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.2 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif dan afektif. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri 4 (a,b,c, dan d) alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-XIII. h. 150.
45
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian SK/KD
Sub Konsep
Aspek Kognitif C1
1. Memaha 1. Fungsi
10,11,14
mi
makanan dan ,18,19
berbagai
jenis
sistem
makanan
Jml
C2
C3
8,12,13,1
9
C4 10
7
zat
dalam kehidupa n manusia
2. Saluran
dan 20,22,30,
kelenjar
Mendesk
makanan
ripsikan
pada manusia
sistem
penyakit
an pada
pada
manusia
pencernaan
dan
37
3. Kelainan dan 45
pencerna
12
31,33, 34,38 21,27,
pencernaan
1.4
23,25,
44
48
2
1
3
manusia
hubunga nnya dengan kesehata n.
Jumlah
13
9
25
Keterangan: 3 C1 : mengenal (recognition) C2 : Pemahaman (comprehension) C3: penerapan (application) C4 : analisis (analysis) atau sintesis (syntesis)
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan: Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-IX. h. 117–119.
46
2. Non tes Instrumen non tes berupa lembar observasi merupakan metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. 4
Lembar observasi digunakan untuk
mengetahui tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran pada teknik STAD dan teknik GI. Observasi yang dilakukan setiap pertemuan sebanyak tiga kali pertemuan dan observasi dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada kedua kelas eksperimen. H. Kalibrasi Instrumen 1. Uji Validitas Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan memiliki validitas yang rendah.5 Untuk mengukur validitas, maka instrumen terlebih dahulu diuji cobakan pada kelas lain yang telah memiliki pengetahuan tentang materi tersebut. Kemudian hasil uji instrumen tersebut dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial:6
rpbis (i) = Keterangan: rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i Xt : rata-rata skor total semua responden St : standar deviasi skor total semua responden Pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
4
M. Hariwijaya dan Triton,Op. Cit., h. 63. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-XIII. h. 168. 6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Op. Cit., h. 109-110.
5
47
Namun dalam penelitian ini pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan Ana-test. Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 50 soal tes yang diuji cobakan pada kelas VIII terdapat 28 soal yang valid dan hanya 25 soal saja yang diberikan kepada sampel sebagai pretest dan posttest, yaitu soal nomor 8,9,10,11,12,13,14,17,18,19,20,21,22,23, 25,27,30,31,33,34,37,38,44,45,48.
2. Uji Reliabilitas Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu: 7 2 n S pq r11 = 2 n 1 S
Keterangan: r11 = p = q = ∑ pq = n = S =
reliabilitas tes secara keseluruhan proporsi subjek yang menjawab item dengan benar proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) jumlah hasil perkalian antara p dan q banyaknya item standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari devians)
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-IX. h. 100-101.
48
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes biologi menggunakan Ana-test, diperoleh informasi bahwa untuk n=40 reliabilitas dari 25 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi (0,75).
3. Daya Beda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut: 8 D=
−
=
−
Keterangan: J : jumlah peserta tes JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : banyaknya peserta kelmpok bawah yang menjawab soal itu dengan benar : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar PA = Pb =
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
Klasifikasi harga daya pembeda (DP) D : 0,00-0,20 = jelek (poor) D : 0,20-0,40 = cukup (satisfactory) D : 0,40-0,70 = baik (good) D : 0,70-1,00 = baik sekali (excellent) Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes biologi menggunakan Ana-test, diperoleh informasi bahwa untuk n = 40 daya beda
8
Suharsimi Arikunto, Ibid., h. 211-218.
49
dari 25 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki daya beda baik sekali (72,73). 4. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Rumus dari uji ini yaitu: 9 =
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : P = 0,00 - 0,25 = soal sukar P = 0,26 - 0,75 = soal sedang P = 0,76 - 1,00 = soal mudah I. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan 2 analisis data yaitu analisis data awal untuk memadankan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian analisis tahap akhir untuk menguji hipotesis dengan rumus uji t, Penjelasan untuk uji normalitas dan uji homogenitas serta uji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah sebagai berikut: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar. b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus:
9
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Op. Cit., h. 103-104.
50
Zi =
Xi -X
Keterangan: Zi : Skor baku Xi : Skor data X : Nilai rata-rata S : Simpangan baku
c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi dengan mengacu pada tabel berdistribusi normal baku dan disebut dengan Fi (Zi) dengan aturan: Jika Zi > 0 maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel Jika Zi < 0 maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel) d. Hitung proporsi Z1,Z2,…,Zn yang kecil atau sama dengan Zi jika proporsinya dinyatakan oleh S(Zi), maka: S(Zi) =
,
…,
e. Hitung selisih F (Zi)- S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. f. Tentukan statistik liliefors dengan cara memilih nilai maksimum dari nilai-nilai point (5) yang dinotasiakan dengan L.1 g. Tentukan kriteria pengujian: Jika L0 ≤ Ltabel maka H0 diterima, yang berarti data sampel dari populasi berdistribusi normal. Jika L0≤ Ltabel maka H0 ditolak, yang berarti data sampel dari populasi tidak normal. 2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang homogen atau tidak. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:10 a)
Ho: 1 2 (varians homogen) H1: µ1 ≠ µ2 (varians tidak homogen)
10
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. Ke-VI, h. 249-251.
51
b)
Menentukan α
c)
Menentukan kriteria penerimaan Ho
Ho diterima jika Fhitung < F1/2 α (n1-1, n2-1) d)
Menghitung F
s 12 F= s 22
2
dengan s
n fiXi ( fiXi ) 2 n ( n 1)
Keterangan: S1: Variansi terbesar S2: Variansi terkecil
3. Analisis N-gain Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung peningkatan
pemahaman
atau
penguasaan
konsep
siswa
setelah
pembelajaran berlangsung digunakan rumus normal gain oleh Meltzer, sebagai berikut: g=
skor posttest-skor pretest skor maksimum ideal-skor pretest
Selanjutnya Hake mengkategorikan perolehan tersebut, sebagai berikut: g-tinggi
: nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 > (g) 0,30 g-rendah : nilai (g) < 0,30 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yang akan diberi perlakuan berbeda atau tidak, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data awal. Langkah-langkah uji perbedaan rata-rata sebagai berikut.11
11
Ibid., h. 239.
52
a) Menentukan hipotesis. Ho : 1 2 Ha : µ1 ≠ µ2 Keterangan: µ1 = rata-rata data kelompok eksperimen 1 µ2 = rata-rata data kelompok eksperimen 2
b) Menentukan Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. c) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Kriterianya: H0 diterima, jika thitung = ttabel H1 diterima, jika thitung < ttabel d) Menentukan thitung Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus: X X2 thitung= 1 1 1 S n1 n2
2
dengan S =
(n1 1) s1 (n 2 1)s 2 n1 n 2 2
Keterangan: X1 : rata-rata kelompok eksperimen 1 X2 : rata-rata kelompok eksperimen 2 n1 : banyaknya anggota kelompok eksperimen 1 n2 : banyaknya anggota kelompok eksperimen 2 s12 : varians kelompok eksperimen 1 s22 : varians kelompok eksperimen 2
J. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : 1 2 Ha : µ1 ≠ µ2
2
53
keterangan: µ1 :Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen1 (perlakuan dengan menggunakan teknik STAD). µ2 :Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen2 (perlakuan dengan menggunakan teknik GI).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga) kali pertemuan pada konsep sistem pencernaan pada manusia. Penelitian dilaksanakan pada dua kelas menggunakan pendekatan kooperatif dengan teknik yang berbeda, yaitu teknik STAD dan teknik GI. Siswa kelas VIII4 (35 orang) belajar menggunakan pendekatan pembelajaran teknik STAD dan siswa kelas VIII2 (35 orang) belajar menggunakan pendekatan teknik GI. Penelitian ini melibatkan guru bidang studi biologi SMP YPI yang berperan sebagai observer dan peneliti menerapkan model pembelajaran. 1. Deskripsi Hasil Eksperimen Teknik STAD a. Data Pretest Kelas Eksperimen Teknik STAD Data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai pretest kelas eksperimen teknik STAD memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 52 dan nilai terendah 12, dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan rata-rata frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa rentang nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen STAD terbagi menjadi enam kelas interval. Frekuensi terbesar terdapat pada kelas interval 47-53 yaitu sebanyak dua belas siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas interval 12-18 dan 19-25 yaitu sebanyak dua siswa. b. Data Posttest Kelas Eksperimen Teknik STAD Data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai posttest kelas eksperimen teknik STAD memiliki rentang
54
55
atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah 40, dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa rentang nilai yang diperoleh pada kelas teknik STAD terbagi menjadi enam kelas interval. Frekuensi terbesar terdapat pada kelas interval 75-81 yaitu sebanyak dua belas siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas interval 47-53 yaitu sebanyak dua orang siswa. 2. Deskripsi Hasil Eksperimen Teknik GI a. Data Pretest Kelas Eksperimen Teknik GI Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai pretest kelas eksperimen teknik GI memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 16, dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan rata-rata frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa rentang nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen STAD terbagi menjadi enam kelas interval. Frekuensi terbesar terdapat pada kelas interval 51-57 yaitu sebanyak sembilan siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas interval 23-29 yaitu sebanyak tiga siswa. b. Data Posttest Kelas Eksperimen Teknik GI Dari data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai posttest kelas eksperimen teknik GI memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 48, dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 6. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa rentang nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen terbagi menjadi enam
56
kelas interval. Frekuensi terbesar terdapat pada kelas interval 76-82 yaitu sebanyak sembilan siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas interval 55-61 yaitu sebanyak dua siswa. Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen I dan II Ukuran
NO
Eksperimen I Pretest
Eksperimen II
Posttest
Pretest
Posttest
1
Nilai Tertinggi
52
80
56
88
2
Nilai Terendah
12
40
16
48
3
Rata-rata
40
67
40,4
72,8
4
Standar Deviasi
10.36
11,42
11,89
10,28
5
Rata-rata N-gain
0.47313
0.517539
3. Data N-gain Kelas Eksperimen Teknik STAD dan GI Berdasarkan rata-rata skor pretest dan posttest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa pada teknik STAD adalah 39,2 sedangkan tingkat pemahaman konsep akhir siswa adalah 67,2. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,47313 yang termasuk kategori sedang. 1 Sedangkan rata-rata skor pretest dan posttest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa pada teknik GI adalah 40 sedangkan tingkat pemahaman konsep akhir siswa adalah 72,3. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,517539 yang termasuk kategori sedang. Masing-masing nilai N-gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi (G ≥ 0,70), sedang (0,30 ≤ G ≤ 0,70), dan rendah (G < 0,30). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-gain tersebut:
1
Lampiran 28, h. 189-190.
57
Tabel 4.2 Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen Teknik STAD dan GI Kategorisasi Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Frekuensi STAD GI 1 5 31 30 3 0 35 35
Hasil kategorisasi N-gain pada kelas eksperimen teknik STAD, terdapat 1 orang siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi, 31 orang siswa kategori sedang, dan 3 orang siswa dengan kategori rendah. Dengan demikian diketahui bahwa kelas eksperimen teknik STAD mempunyai hasil kategori sedang. Sedangkan hasil kategorisasi N-gain pada kelas teknik GI, terdapat 5 orang siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi, 30 siswa dengan kategori sedang dan tidak terdapat siswa dengan kategori rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen GI mempunyai hasil kategori Ngain yang sedang. B. Teknik Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji–t, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas a. Hasil Uji Normalitas Pretest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest kelas VIII4 sebagai kelompok eksperimen teknik STAD dan data nilai pretest kelas VIII2 sebagai kelompok eksperimen teknik GI. Untuk
58
menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Liliefors. 2 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari penghitungan tersebut. Tabel 4. 3 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors α
Data
Jumlah
Lo (Lhitung)
Ltabel
Kesimpulan
0,1251
0,1497
Data
sampel Nilai Pretest 35 0,05
eksperimen
berdistribusi
STAD
normal
Nilai Pretest 35
0,07159
0,1497
Data
eksperimen
berdistribusi
GI
normal
Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. b. Hasil Uji Normalitas Posttest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai posttest kelas VIII4 sebagai kelompok eksperimen teknik STAD dan data nilai posttest kelas VIII2 sebagai kelompok
eksperimen teknik GI. Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Liliefors. 3 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari penghitungan tersebut.
2 3
Lampiran 31 dan 35, h.194-196 dan 202-204. Lampiran 33 dan 37, h. 198-200 dan 206-208.
59
Tabel 4. 4 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors Data
α
Sampel
Nilai posttest 35
Lo (Lhitung) 0,1271
Ltabel 0,1497
eksperimen
Kesimpulan Data berdistribusi
0,05 STAD
normal
Nilai posttest 35
0,11983
0,1497
eksperimen GI
Data berdistribusi normal
Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a. Hasil Uji Homogenitas Pretest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher.4
Data
Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Pretest Nilai Varians Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan
Nilai pretest STAD 107,4706 Nilai pretest GI
4
Lampiran 38, h. 209.
141,0706
Kedua data 1,31
1,76
homogen
60
b. Hasil Uji Homogenitas Posttest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai post test. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher.5 Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Posttest Data Nilai posttest STAD Nilai posttest GI
Nilai Varians Nilai Fhitung Nilai Ftabel 130,5294 129,04706
Keputusan Kedua data
1,01
1,76
homogen
3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran teknik STAD dan teknik GI. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua kelompok eksperimen berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu pengujian hipotesis menggunakan “t” test. “t” test yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI pada konsep sistem pencernaan pada manusia. “t” test dilakukan dengan membandingkan pretest dan posttest pada masing-masing kelompok eksperimen. Berikut ini adalah hasilnya.
5
Lampiran 39, h. 210.
61
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Nilai Posttest dengan “t test” Kelompok Eksperimen STAD dan GI Kelompok
Jumlahsiswa
thitung
ttabel
2,132
2,00
Keputusan
Eksperimen STAD
35
GI
35
Ha diterima
Hasil penghitungan, diperoleh thitung sebesar 2,132, dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 68 (35+35–2) tidak ada pada tabel sehingga menggunakan dk yang mendekati yaitu 70 maka diperoleh ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,00. Karena didapat penghitungan kelompok eksperimen STAD dan GI thitung > ttabel (2,132>2,00). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan/peningkatan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI.6 C. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan teknik STAD dan GI. Guru bidang studi biologi dan teman sebaya berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran pada teknik STAD dan GI. Yaitu: 1. Hasil observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran Rekap data hasil observasi yang dilakukan oleh satu orang observer dengan melihat apakah setiap tahapan dari setiap metode dilakukan oleh peneliti benar dan sesuai atau tidak dengan tahapan masing–masing metode tersebut. Yaitu: 6
Lampiran 40, h. 212-213.
62
Tabel 4.8 Persentase Hasil Observasi Guru Teknik STAD No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek yang Diamati Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara garis besar Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok Guru memberikan intruksi pada siswa agar menyelesaikan soal bersama dengan kelompoknya Guru mengawasi jalannya diskusi Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengerjakan soal Guru melakukan validasi hasil kerja kelompok
Guru memberikan kesimpulan dari tugas kelompok yang diberikan 9 Guru memberikan kuis individu 10 Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai kriteria tertentu 11 Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran Mean/ Persentase
I
Pertemuan II III
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2 3
3 4
4 4
4
3
4
3
3
3
4 3
3 4
3 4
8
3 4 3 3 3.3/82% 3.5/86%
4 4 3.8/96%
Pada teknik STAD guru mengarahkan siswa dalam melaksanakan tahapan STAD dan memotivasi siswa untuk saling bekerja sama dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan aktivitas guru pada setiap pertemuan. Tabel 4.9 Persentase Hasil Observasi Guru Teknik GI No
Aspek yang Diamati
Pertemuan II
I 1 2 3 4 5 6 7
Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki Guru mengarahkan siswa dalam memilih topik Guru memberikan pedoman materi pada masingmasing kelompok Guru memberikan instruksi pada siswa agar menyelidiki jawaban dari permasalahan. Guru mengawasi jalannya diskusi Guru menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa
III
4 2 4
4 3 4
4 3 4
2
3
4
3 4 4
4 3 4
4 4 4
63
menemui kesulitan Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing kelompok 4 3 4 9 Guru mengkoordinasi presentasi 4 4 2 10 Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran 4 4 4 Mean/Persentase 3,3/83% 3,6/83% 3,9/98% 8
Pada teknik GI guru aktif mengarahkan siswa dalam mensintesis dan menganalisis informasi yang diterima. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan aktivitas guru pada setiap pertemuan. 2. Hasil observasi aktivitas siswa Rekap data hasil observasi yang dilakukan oleh dua orang observer dengan melihat apakah setiap tahapan dari setiap metode dilakukan oleh siswa dan sesuai atau tidak dengan tahapan masing–masing metode tersebut. Tabel 4.10 Persentase Hasil Observasi Siswa Teknik STAD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek yang Diamati Siswa menyimak penjelasan guru Siswa bergabung dengan teman kelompoknya Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi Siswa berbagi tugas dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru Siswa melakukan validasi hasil kerja kelompok Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru Siswa bertanya kepada guru bila tidak memahami konsep Siswa melaksanakan kuis individu yang diberikan guru Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Presentase I 50 % 75 % 68 %
II 75 % 88 % 75 %
III 89% 100 % 86 %
39% 75 % 57% 75 % 86% 82%
68 % 88% 75 % 75 % 88 % 93 %
88% 100 % 82% 93% 100 % 93%
Keterampilan kooperatif rata-rata siswa baik, dalam arti siswa mau bekerja sama dengan teman kelompoknya atas pilihan guru meskipun pada awalnya agak sulit karena karakter masing-masing siswa berbeda. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa yang semakin baik.
64
Tabel 4.11 Persentase Hasil Observasi Siswa Teknik GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Aspek yang Diamati Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa mendapat topik yang akan diselidiki Siswa bekerja sama dalam kelompoknya Siswa menjelaskan materi kepada teman kelompoknya Siswa melaksanakan rencana pelaksanaan kooperatif teknik GI Siswa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari masing-masing kelompok Siswa pada tiap kelompok membuat kesimpulan Siswa pada tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi Siswa memperhatikan diskusi Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Presentase I II III 68% 75 % 89% 100 % 89 % 100 % 64% 61 % 89% 75 % 86 % 93% 82%
89 %
100 %
68% 88% 86% 71% 71 % 86 %
89 % 93 % 86 % 82 % 75 % 100 %
96 % 100 % 100 % 100 % 93 % 100 %
Keterampilan kooperatif rata-rata siswa baik dalam memecahkan masalah, menganalisis dan sisntesis, dan lain-lain. Siswa mau bekerja sama dengan teman kelompoknya atas pilihan guru meskipun pada awalnya agak sulit karena karakter masing-masing siswa berbeda. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa yang semakin baik. D. Pembahasan Hasil Penelitian Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru dalam pengajaran pendekatan teknik STAD dan GI di SMP YPI Bintaro. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi seluruh kelompok pada kelas eksperimen STAD dan GI, apabila terdapat hal-hal dari kegiatan belajar yang belum dimengerti oleh siswa dalam kelompok, sehingga setiap kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan, secara bersama dan bukan sebagai pemberi materi total dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh sebagian guru dalam menerangkan ke siswa. Pada pengujian normalitas diketahui bahwa agar data berdistribusi normal maka t hitung
dan GI adalah
65
0,11983<0,1497. Dengan demikian didapatkan bahwa kedua data kelas eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan hasil belajar biologi menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas STAD. Pada kelas GI nilai ratarata sebesar 72,8. Pada kelas STAD nilai rata-ratanya sebesar 67. Berdasarkan perolehan kategorisasi N-gain, kelas STAD mendapat 1 orang siswa dengan nilai kategori tinggi. Sedangkan kelas GI mendapat 5 orang siswa dengan kategori nilai tinggi. Dengan demikian kelas GI memiliki jumlah siswa yang lebih banyak pada kategori tinggi dibandingkan dengan STAD. Banyaknya jumlah siswa pada kategori tinggi di kelas GI dikarenakan proses belajar mengajar yang memicu siswa lebih terstimulus atau terangsang untuk mencari tahu dan aktif belajar secara optimal. Sesuai dengan pendapat Slavin yang dikutip oleh Ida Bagus Putu Arnyana bahwa teknik GI memiliki
dasar
filosofi
konstruktivisme
dimana
siswa
membangun
sendiri
pengetahuannya dan peranan guru hanya sebagai fasilitator. Dalam teknik GI terjadi peningkatan kemampuan dalam melakukan analisis dan sintesis terhadap segala informasi, sehingga penguasaan akan materi pelajaran menjadi lebih baik. Aktivitas guru setiap pertemuan kelas STAD yaitu 81,8 %, 86,4 %, dan 95,5 %. Sedangkan kelas GI yaitu 82,5 %, 90 %, dan 97,5 %. Kegiatan guru baik kelas STAD maupun GI menunjukkan adanya peningkatan aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan strategi dan kompetensi yang dimilikinya. Aktivitas siswa pada kedua kelas eksperimen juga mengalami peningkatan di setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas siswa pertemuan ke tiga di kelas STAD yaitu terdapat pada aspek siswa mampu bertanggung jawab melaksanakan tugas kerjasama dan termotivasi untuk mendapatkan nilai terbaik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin yang dikutip oleh Isjoni bahwa keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggung jawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk
66
menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 7 Pada penerapannya STAD bertugas membantu anggota kelompok untuk bekerja memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, membuat kelompok bekerja yang saling mengemukakan pendapat maupun menghadapi tes atau ulangan. Tim STAD berusaha supaya anggota kelompok atau individu dapat lebih menonjol pengetahuannya daripada kelompok lain dan menekankan bahwa anggota kelompok bekerja paling baik dibandingkan kelompok lainnya. Terdapat delapan langkah pembelajaran STAD yaitu: (1) presentasi kelas, (2) pembentukan kelompok, (3) pemberian tugas, (4) scafolding (bimbingan), (5) validasi, (6) kuis (7) penghargaan kelompok (8) evaluasi.8 Sedangkan aktivitas siswa di kelas GI yang mengalami peningkatan pada pertemuan ke tiga meliputi beberapa aspek. Adapun aspek2 aktivitas siswa yang mengalami peningkatan mencapai 100% sebagai berikut: aspek siswa mendapat topik; perencanaan kooperatif; membuat kesimpulan; mempresentasikan; memperhatikan diskusi; dan mengevaluasi. Pada aspek ini siswa mulai mengikuti semua tahapan kegiatan teknik GI serta saling membantu dalam memecahkan masalah yang diberikan guru. Dalam model pembelajaran teknik GI diketahui kemampuan berpikir siswa tinggi. Sama halnya yang diutarakan oleh Lord (2001), kooperatif GI dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Proses pembelajaran GI merangsang siswa untuk berkemampuan menganalisis dan mensintesis segala informasi sehingga materi akan terkuasai lebih baik. Pada pencapaian proses, kegiatan pembelajaran GI siswa dituntut memilih topik berdasarkan masalah yang ditetapkan oleh guru. Terdapat enam langkah pembelajaran GI yaitu: (1) fase pemilihan topik, (2) fase perencanaan kooperatif, (3) implementasi, (4) analisis dan sintesis, (5) presentasi hasil final (6) evaluasi.
7
Isjoni, Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 22. 8 Tonih Feronika, Op. Cit., h. 65.
67
Berdasarkan pengujian hipotesi, dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar biologi yang signifikan antara siswa yang menggunakan teknik STAD dan yang menggunakan teknik GI. Perbedaan rata-rata hasil belajar biologi antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa teknik GI lebih besar dari teknik STAD. Hal ini diperkuat dengan menggunakan uji “t” kedua kelompok tersebut diperoleh juga thitung>ttabel, yaitu 2,132>2,00, hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen teknik GI yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa pada kelas STAD.9 Berdasarkan hasil belajar biologi siswa kelas STAD dan GI telah dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu dimana siswa yang diajarkan melalui teknik GI lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik STAD. Antara lain: Muhammad Syahrul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan GI lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa dengan pendekatan STAD. 10 Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Santyasa, Nyoman Subratha, I N P Suwindra, IKIP Negeri Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok MRK dan kelompok MPL. MRK terevaluasi lebih efektif dibandingkan dengan MPL dalam pencapaian hasil belajar fisika. (2)Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antar kelompok-kelompok GI, MDR, dan STAD. GI terevaluasi paling unggul, disusul MDR, dan terakhir STAD dalam pencapaian hasil belajar fisika.11 Siswa yang diajarkan dengan teknik GI akan mendapat rata-rata yang baik, selain itu siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar dikarenakan aktivitas siswa
9
Lampiran 40, h. 212-213. Muhammad Syahrul, “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Antara yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Metode STAD”, (Jakarta: Skripsi: Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 42. 11 I Wayan Santyasa, Nyoman Subratha, I N P Suwindra, “Keefektifan Model Rekonstruksi Kognitif dan Teknik-teknik Kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam Pembelajaran Fisika di SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No .4 TH. XXXVII Oktober 2005. h. 642. 10
68
mendorong rasa ingin tau siswa untuk mensintesis dan menganalisis informasi sebanyak-banyaknya. Hal ini dikarenakan teknik GI memiliki tujuan kognitif informasi akademik yang tinggi dengan berketerampilan inkuiri. Proses pembelajaran GI merangsang siswa untuk berkemampuan menganalisis dan mensintesis segala informasi sehingga materi akan terkuasai lebih baik. Sesuai dengan pernyataan Sri Ngabekti bahwa dalam proses siswa dirangsang belajar dengan cara menghadapkannya pada masalah, sehingga akan timbul reaksi untuk memecahkan masalah tersebut. Konsep pengetahuan pada teknik ini berarti pengetahuan yang diperoleh oleh siswa melalui dan dari pengalamannya baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu atau siswa saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat dan dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan proses berbagi ide dan pendapat, serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.12
12
Sri Ngabekti, “Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok”, dalam Proceeding: Seminar Nasional Biologi Bidang Lingkungan, Bioteknologi, dan Pendidikan Biologi LPMP Semarang, 26 Agustus 2006, h. 281.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen STAD (67) dan kelas eksperimen teknik GI (72,8), rata-rata N-gain kelas eksperimen teknik STAD (0,48) dan kelas eksperimen GI (0,56), dan uji-t diperoleh t hitung >ttabel , yaitu 2,132>2,00 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 70. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD dan teknik GI pada konsep sistem pencernaan pada manusia. 2. Berdasarkan data hasil belajar siswa pendekatan kooperatif teknik GI lebih baik daripada teknik STAD pada konsep sistem pencernaan. 3. Hasil observasi pada guru menunjukkan bahwa guru melaksanaan semua kegiatan pembelajaran dengan baik. Sedangkan aktivitas siswa pada model kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam
kelompok
melalui
kuis
yang
berhadiah
sehingga
dapat
meningkatkan motivasi serta saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, sedangkan teknik GI dapat menyelesaikan penyelidikan yang kompleks.
69
70
B. Saran Saran-saran agar proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dan GI dapat berhasil dengan baik, yakni: 1. Pihak guru dan pemerhati pendidikan disarankan untuk menjadikan penerapan pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) sebagai suatu referensi dalam pembelajaran. 2. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih pendekatan ataupun teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 3. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap pendekatan, yang akan memberikan dampak yang positif pula terhadap hasil belajar yang ingin dicapai. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran teknik STAD dan GI dapat diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik maupun mata pelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. keXIII. Jakarta: PT. Rineka Cipta, ________. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. Ke-IX. Jakarta: Bumi Aksara. Djaafar Zahara, Tengku. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang. Feronika, Tonih. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Hajar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara. Hariwijaya, dan M. Triton. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Cet. Ke-I. Jakarta: Oryza, Ibrahim, Muslimin, Fida Rachmadiarti, Mohamad Nur, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press. Isjoni.
2007. Cooperative Learning Mengembangkan Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Kemampuan
Belajar
Jumrah. 2006. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD, dalam Jurnal Media Eksakta Vol. 2 (2). Juli. Junaedi, Husniyatus Salamah Z, Supardi, Zainal Abidin, Mukhlison, Mustamin. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Learning Assistance Program For Islamic Schools: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
71
72
Karuru, Perdry. 2003. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, Tahun ke-9, November. Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian, Malang: UIN Malang Press. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press. Muslich, Masnur. 2009. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara. Ngabekti, Sri. 2006. Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok, dalam Proceeding: Seminar Nasional Biologi Bidang Lingkungan, Bioteknologi, dan Pendidikan Biologi LPMP Semarang, 26 Agustus. Nurwati, Sri. 2006. Penerapan Model Investigasi Kelompok dengan Memanfaatkan Kartu Gambar Sebagai Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Makhluk Hidup, dalam Proceeding: Seminar Nasional Biologi Bidang Lingkungan, Bioteknologi, dan Pendidikan Biologi LPMP Semarang, 26 Agustus. Putu Arnyana, Ida Bagus. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli. _______. 2006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober. Raharjo. 2008. The Effects of Group Investigation and Problem Based Learning Model to The Student Thinking Ability of Junior High School in Sidoarjo, Proceeding The Second International Seminar on Science Education Current Issues On Research And teaching in science education, ISBN: 978-979-98546-4-2.
73
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Cet. Ke-I. Jakarta: Prenada Media. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Cet. Ke-II. Jakarta: PT. Rineka Cipta Salleh, Nor Azizah, Siti Rahayah Arifin, Musa Daia, 2001. Penerapan Nilai Murni Melalui Pembelajaran Kooperatif dalam Sains, dalam Jurnal Pendidikan No. 27. Santyasa, I Wayan, Nyoman Subratha, I N P Suwindra. 2005. Keefektifan Model Rekonstruksi Kognitif dan Teknik-teknik Kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam pembelajaran Fisika di SMA, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Cet. Ke-IV. Terj. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, (London: Allymand Bacon, 2005). oleh Nurulita. (Bandung: Nusa Media, 2009), Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanudin Milama. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press. Sudjana. 2002. Metode Statistika, Cet. Ke-VI. Bandung: Tarsito. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-VI. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002. h. 39. Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif, Cet. Ke-II. Surakarta: Yuma Pustaka dan FKIP UNS. Suprayekti. 2006. Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 07 Tahun V, Desember.
74
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan, Cet. Ke-XIII. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Syahrul, Muhammad. 2007. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Antara yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Metode STAD, Jakarta: Skripsi: Prodi Pendidikan Kimia Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah. Tanrere, Munir, Ahkam Zubair, H. A. Syamsur, Sinar Alam. 2005. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa SMA, dalam Jurnal Ilmu Kependidikan, Vol. 2, No. 3, Desember. Tisnawati, Dewi. 2008. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu, dalam Jurnal Derap Pendidikan, Vol. 2 No.3. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Cet. Ke-I. Jakarta: Prestasi Pustaka. _______. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet. Ke-I. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Cet. Ke-II. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Cet. Ke-II. Jakarta: Gaung Persada Press.
75
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK STAD)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan ke-
:1
Konsep
: Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: 1. Menjelaskan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan jenis makanan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral 2. Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral
76
E. Materi Pokok Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Lambung
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Makanan
Usus Besar
Lambung
Terdiri atas
Hati
Anus
Pankreas
Karbohidrat
Protein
Lemak
Mineral
Vitamin
F. Model dan Teknik Pembelajaran Model Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) Pertemuan ke-1 (satu) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru Memotivasi
siswa
Kegiatan Siswa waktu dengan Siswa menjawab
2 menit
memberikan pertanyaan: “Makanan apakah yang paling sering kalian konsumsi?” Guru menanggapi jawaban siswa Apersepsi
Guru
menunjukkan
Siswa menyimak
3 menit
berbagai Salah satu siswa
2 menit
macam gambar makanan (gambar
menjawab
lampiran 7) dan meminta salah satu siswa
untuk
mengelompokkan
beberapa gambar berdasarkan jenis yang diketahui siswa. Guru menanggapi jawaban siswa
Siswa menyimak
3 menit
77
Inti
Presentasi Kelas
Guru menjelaskan materi konsep Siswa menyimak sistem
pencernaan
manusia
tentang
5 menit
makanan
makanan
dan
fungsinya bagi manusia. secara singkat. Team
Guru membagi siswa ke dalam Siswa membentuk 5 menit beberapa
kelompok
yang
kelompok
beranggotakan 5 orang dengan kemampuan yang heterogen. Pemberian tugas
Guru membagikan LKS kepada Siswa
Scafolding/
Guru
Pengarahan
masing-masing kelompok. memberikan
mendapat 2 menit
LKS
pengarahan Siswa menyimak
3 menit
tentang cara kerja yang ada di dalam LKS. berdiskusi 20 mengerjakan soal menit
Guru memberikan waktu kepada Siswa siswa
untuk
mendiskusikan
jawaban soal yang ada pada LKS Validasi
Guru
memberikan
LKS
kesempatan Siswa
kepada masing-masing kelompok
mempresentasikan
untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
diskusi
dan mengoreksi jawaban
hasil
18 menit
siswa Kuis
Guru memberikan kuis individu Siswa mengerjakan kepada siswa terkait materi yang
3 menit
kuis
telah dipelajari Pengharga- Guru memberikan predikat kepada Masing-masing an
masing-masing kelompok sesuai
mendapat predikat
kelompok
dengan kriteria
sesuai kriteria
Evaluasi
Guru mengevaluasi tiap kontribusi Siswa menyimak
2 menit
4 menit
kelompok terhadap kerja kelas Akhir
Guru memberikan refleksi materi Siswa menyimak yang telah dipelajari Guru
memberitahukan
kepada
siswa tentang materi yang akan dipelajari
selanjutnya
adalah
2 menit
78
mengenai manusia
sistem berupa
pencernaan organ-organ
penyusunnya. Guru
memberitahukan
kepada Siswa menyimak
2 menit
siswa bahwa pertemuan selanjutnya masih menggunakan teknik STAD
H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama.
I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Apa fungsi karbohidrat? 2. Unsur-unsur apa yang menyusun karbohidrat dan lemak? 3. Kekurangan garam-garam mineral disebut?
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK STAD)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan ke-
:2
Konsep
: Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: 1. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem
pencernaan manusia 2. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia 3. Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pencernaan mekanik dan kimiawi pada manusia serta tempat terjadinya 2. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan manusia 3. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan
80
E. Materi Pokok
Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Lambung
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Makanan
Usus Besar
Lambung
Terdiri atas
Hati
Anus
Pankreas
Karbohidrat
Protein
Mineral
Lemak
Vitamin
F. Model dan Teknik Pembelajaran Model Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) Pertemuan ke-2 (dua) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru Guru
bertanya
sebelumnya, mengaitkan
tentang kemudian
materi
Kegiatan Siswa waktu materi Siswa menjawab
2 menit
guru
sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari dengan
bertanya
“bagaimana
makanan yang kita makan seperti misalnya karbohidrat bisa masuk ke dalam
tubuh
dan
mengalami
pencernaan?” Apersepsi
Siswa menyimak
3 menit
berbagai Salah satu siswa
2 menit
Guru menanggapi jawaban siswa Guru
menunjukkan
macam gambar
organ (gambar
lampiran 8) dan meminta salah satu
menjawab
81
siswa untuk
menunjukkan organ
yang menyusun sistem pencernaan manusia. Siswa menyimak
3 menit
Guru menjelaskan materi konsep Siswa menyimak
5 menit
Guru menanggapi jawaban siswa Inti
Presentasi Kelas
sistem pencernaan berupa saluran pencernaan
dan
kelenjar
pencernaan,
proses
pencernaan,
pencernaan mekanik dan kimiawi pada
manusia
serta
tempat
terjadinya, secara singkat. Team
Guru membagi siswa ke dalam Siswa membentuk 5 menit beberapa
kelompok
yang
kelompok
beranggotakan 5 orang dengan kemampuan yang heterogen. Pemberian tugas
Guru membagikan LKS kepada Siswa
Scafolding/
Guru
Pengarahan
masing-masing kelompok. memberikan
mendapat 2 menit
LKS
pengarahan Siswa menyimak
3 menit
tentang cara kerja yang ada di dalam LKS. Guru memberikan waktu kepada Siswa siswa
untuk
mendiskusikan
jawaban soal yang ada pada LKS Validasi
Guru
memberikan
berdiskusi 20 mengerjakan soal menit LKS
kesempatan Siswa
kepada masing-masing kelompok
mempresentasikan
untuk
hasil diskusi
mempresentasikan
hasil
18 menit
diskusi dan mengoreksi jawaban siswa. Kuis
Guru memberikan kuis individu Siswa mengerjakan 3 menit kepada siswa terkait materi yang
kuis
telah dipelajari. Pengharga- Guru memberikan predikat kepada Masing-masing 2 menit an masing-masing kelompok mendapat predikat kelompok sesuai kriteria
82
Evaluasi
Guru mengevaluasi tiap kontribusi Siswa menyimak
4 menit
kelompok terhadap kerja kelas Akhir
Guru memberikan refleksi materi Siswa menyimak
2 menit
yang telah dipelajari. Guru
memberitahukan
kepada Siswa menyimak
2 menit
siswa tentang materi yang akan dipelajari
selanjutnya
adalah
mengenai kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan Guru
memberitahukan
kepada Siswa menyimak
2 menit
siswa bahwa pertemuan selanjutnya masih menggunakan teknik STAD
H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama.
I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Dimanakah tempat terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi? 2. Sebutkan saluran pencernaan manusia! 3. Apa yang dimaksud dengan gerakan peristaltik?
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK STAD)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan keKonsep
:3 : Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: Mendeskripsikan kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu Mendeskripsikan jenis-jenis penyakit pada sistem pencernaan manusia
84
E. Materi Pokok Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Lambung
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Makanan
Usus Besar
Lambung Hati
Terdiri atas
Anus
Pankreas
Karbohidrat
Protein
Lemak
Mineral
Vitamin
F. Model dan Teknik Pembelajaran Model Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD) Pertemuan ke-3 (tiga) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa waktu
Guru memotivasi siswa dengan Siswa menjawab bertanya
materi
2 menit
sebelumnya,
kemudian guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dengan bertanya: “Jika
kamu
makan
terlambat
apakah kamu pernah merasakan sakit perut?” “Bagaimana rasanya?” Siswa menyimak
3 menit
Guru menuliskan berbagai macam Salah satu siswa
2 menit
Guru menanggapi jawaban siswa Apersepsi
penyakit pencernaan (apendiktis, diare, sembelit, tukak lambung, dan tipus) di papan tulis. kemudian menanyakan kepada siswa “Apa
menjawab
85
yang
sudah
diketahui
tentang
penyakit pencernaan tesebut?” Guru menanggapi jawaban siswa Inti
Presentasi Kelas
Siswa menyimak
Guru menjelaskan materi konsep Siswa menyimak sistem
pencernaan
manusia
tentang
3 menit 5 menit
makanan jenis-jenis
penyakit pada sistem pencernaan manusia. Team
Guru membagi siswa ke dalam Siswa membentuk 5 menit beberapa
kelompok
yang
kelompok
beranggotakan 3-4 orang dengan kemampuan yang heterogen. Pemberian tugas
Guru membagikan LKS kepada Siswa
Scafolding/
Guru
Pengarahan
masing-masing kelompok. memberikan
mendapat 2 menit
LKS
pengarahan Siswa menyimak
3 menit
tentang cara kerja yang ada di dalam LKS. berdiskusi 20 mengerjakan soal menit
Guru memberikan waktu kepada Siswa siswa
untuk
mendiskusikan
jawaban soal yang ada pada LKS Validasi
Guru
memberikan
LKS
kesempatan Siswa
kepada masing-masing kelompok
mempresentasikan
untuk
hasil diskusi
mempresentasikan
hasil
18 menit
diskusi dan mengoreksi jawaban siswa. Kuis
Guru memberikan kuis individu Siswa mengerjakan kepada siswa terkait materi yang
3 menit
kuis
telah dipelajari Pengharga- Guru memberikan predikat kepada Masing-masing an
masing-masing kelompok
mendapat predikat sesuai kriteria
kelompok Evaluasi
2 menit
Guru mengevaluasi tiap kontribusi Siswa menyimak
4 menit
kelompok terhadap kerja kelas Akhir
Guru memberikan refleksi materi Siswa menyimak yang telah dipelajari
6 menit
86
Guru siswa
memberitahukan tentang
materi
kepada Siswa menyimak
2 menit
yang
dipelajari telah selesai dan akan diadakan posttest pada pertemuan selanjutnya.
H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama.
I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Penyakit yang berasal dari virus dan menyerang kelenjar ludah di bangian telinga adalah ? 2. Penyakit radang pada umbai cacing disebut? 3. Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah?
87 Lampiran 2 Soal dan Jawaban Kuis Individu Kelas STAD Pertemuan I
Nama : ............................... Kelompok : ............................... Petunjuk: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan (X) 1.
2.
Karbohidrat dan lemak tersusun oleh unsur-unsur …. a. C, N, dan O
c. C, H, dan N
b. C, H, dan O
d. C, O, dan P
Orang yang sudah lanjut usia membutuhkan protein untuk …. a. pertumbuhan b. mengatur cairan tubuh c. menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh d. mengganti sel-sel yang rusak
3.
Kekurangan salah satu mineral pada makanan disebut…. a. avitaminosis
4.
5.
c. anemia
b. defisiensi d. hongerodem Bahan sayuran yang kaya vitamin E adalah …. a. rebung dan tauge
c. buncis dan kapri
b. kangkung dan bayam
d. wortel dan lobak
Di bawah ini yang merupakan fungsi besi (Fe) adalah …. a. pembentuk hemoglobin dalam sel darah merah b. mempercepat proses pembekuan darah c. membangun struktur utama tubuh d. mencegah terjadinya karies gigi
Kunci Jawaban: 1. B
3. B
2. D
4. B
5. A
tanda silang
88 Soal kuis II
Nama
: .................................
Kelompok : ................................. Petunjuk: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan
tanda silang
(X) 1. Mencerna makanan berarti …. a. melumatkan makanan supaya zat-zatnya mudah diserap oleh darah b. menghancurkan makanan supaya mudah ditelan c. melumatkan makanan supaya perut tidak kenyang d. menghancurkan makanan supaya menjadi bagian-bagian kecil 2. Pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi terjadi di …. a. mulut dan kerongkongan
c. mulut dan lambung
b. mulut dan usus
d. mulut dan colon
3. Sari makanan yang tidak perlu dicerna dan dapat langsung diserap ke dalam tubuh adalah …. a. karbohidrat dan lemak
c. mineral dan karbohidrat.
b. protein dan vitamin
d. mineral dan vitamin
4. Fungsi usus besar pada sistem pencernaan manusia adalah …. a. menyerap zat-zat makanan b. mengatur kadar garam c. mengatur kadar air pada sisa makanan d. menghancurkan sisa-sisa makanan 5. Penyerapan sari makanan terjadi di …. a. usus besar
c. lambung
b. usus halus
d. rektum
Kunci Jawaban: 1. A
3. D
2. C
4. C
5. B
89 Soal kuis III
Nama : ............................... Kelompok : ............................... Petunjuk: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan
tanda silang
(X)
1.
2.
3.
4.
Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah… a. sembelit
c. apendiks
b. hernia
d. diare
Sembelit atau konstipasi disebabkan oleh …. a. bakteri yang ada pada makanan kaleng
c. radang selaput dinding kolon
b. banyak makan cabai dan alkohol
d. penyerapan air pada kolon berlebihan
Penyakit yang berasal dari virus, yang menyerang kelenjar ludah di bagian telinga adalah …. a. apendisitis
c. xerostomia
b. tukak lambung
d. parotitis
Bakteri yang menghasilkan racun dan tidak dapat hilang walaupun sudah dimasak dengan temperatur tinggi adalah ….
5.
a. Salmonella
c. Clostridium botulinum
b. Entamoeba histolytica
d. Staphylococcus
Mengudap di sembarang tempat kurang baik karena dapat menyebabkan penularan penyakit berikut, kecuali …. a. disentri
c. cacar
b. tifus
d. kolera
Kunci Jawaban: 1. D
3. D
2. A
4. C
5. C
90 Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-1 (satu) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: 1. Menjelaskan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan jenis makanan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garamgaram mineral 2. Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral
Materi : Jenis dan fungsi makanan
91
Rangkuman Materi (Makanan dan Fungsinya Bagi Tubuh Manusia) Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang dimakan diproses dalam sistem pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim, kemudian diubah menjadi energi sehingga manusia memiliki kekuatan untuk melakukan aktivitas. Makanan yang bergizi yang kita butuhkan harus mengandung beberapa zat, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air, dan garam mineral. Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung C, H, dan O. semua makanan yang mengandung tepung umumnya adalah karbohidrat. Fungsinya sebagai sumber energi dan pembentuk protein dan lemak. Selain karbohidrat lemak juga berfungsi sebagai sumber energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Protein merupakan zat pembangun yang berfungsi mengganti sel-sel yang rusak dan sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan. Sedangkan lemak merupakan zat penghasil energi tertinggi yang berfungsi melindungi alat-alat tubuh berupa bantalan. Garam mineral hanya sedikit dibutuhkan oleh tubuh akan tetapi berfungsi sebagai pembangun tubuh dan kelancaran proses metabolisme. Sedangkan vitamin berfungsi membantu mempercepat proses reaksi yang ada di dalam tubuh. I. Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X)! 1. Diantara bahan makanan berikut yang banyak mengandung karbohidrat adalah …. a. tahu, tempe, dan telur
c. kentang, nasi, pisang
b. nasi, sayuran, dan daging
d. susu, telur, dan tahu
2. Di bawah ini daftar bahan makanan pokok! 1) beras
6) susu
2) wortel
7) telur
3) pisang
8) udang
4) jeruk
9) bayam
5) kentang Berdasarkan daftar di atas, susunan menu makanan empat sehat lima sempurna oleh nomor …. a. 1,2,3,4, dan 6
c. 1,3,5,6, dan 8
b. 1,3,4,5, dan 6
d. 1,3,6,8, dan 9
92 3.
4.
Karbohidrat dan lemak tersusun oleh unsur-unsur …. a. C, N, dan O
c. C, H, dan N
b. C, H, dan O
d. C, O, dan P
Jika seseorang merasakan lemas, letih, dan lesu, mata selalu berkunang-kunang maka orang tersebut terkena penyakit anemia yang disebabkan oleh … a. kekurangan cairan di dalam tubuh b. kekurangan kadar hemoglobin dalam darah c. adanya gangguan pada sel darah merah d. adanya kelainan dalam sel darah merah
5.
6.
Kulit bibir mudah terkelupas akibat kekurangan vitamin …. a. E
c. C
b. K
d. A
Sebaiknya membuat air jeruk dicampur dengan air dingin, sebab vitamin C …. a. mudah dicerna dengan air dingin b. rusak jika dicampur dengan air panas c. cepat larut dalam air dingin d. mudah terurai dengan air panas
7.
8.
Penyakit gondok dapat terjadi karena penderitanya kurang mengkonsumsi mineral …. a. fluor
c. kalium
b. natrium
d. iodium
Orang yang sudah lanjut usia membutuhkan protein untuk …. a. pertumbuhan b. mengganti sel-sel yang rusak c. mengatur cairan tubuh d. menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
9.
Di antara zat makanan berikut, yang akan dipecah lebih dahulu untuk menghasilkan energi adalah …. a. karbohidrat
c. lemak
b. protein
d. vitamin dan mineral
10. Kekurangan salah satu mineral pada makanan disebut…. a. avitaminosis
c. anemia
b. defisiensi
d. Hongerodem
93 II. Jodohkanlah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1.
Sumber Energi
Fungsi
Karbohidrat
(a)
Membangun struktur utama tubuh
2.
Protein
(b)
Mencegah terjadinya karies gigi
3.
Vitamin K
(c)
Sumber energi tubuh manusia
4.
Besi (Fe)
(d)
Mempercepat proses pembekuan darah
5.
Fluorin
(e)
Pembentuk hemoglobin dalam sel darah merah
Kerjakanlah bersama dengan teman kelompok kalian Selamat mengerjakan
94
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-2 (dua) A. Standar Kompetensi 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 2.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: 1. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem
pencernaan manusia 2. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia 3. Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pencernaan mekanik dan kimiawi pada manusia serta tempat terjadinya 2. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan manusia 3. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan
. Materi : Pencernaan makanan pada manusia
95
Rangkuman Materi (Sistem Pencernaan Makanan Manusia) Proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan terjadi dengan dua cara yaitu pencernaan mekanik (pencernaan yang tidak dengan bantuan enzim) dan pencernaan kimiawi (pencernaan yang dengan bantuan enzim). Saluran pencernaan manusia terdiri atas: a. Rongga mulut yang dilengkapi dengan lidah, gigi, dan kelenjar ludah b. Tekak (faring) c. Kerongkongan (esofagus) d. Lambung (ventrikulus) e. Usus halus yang terdiri dari 12 jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) f. Usus besar (intestinum crasum) terdiri atas usus tebal (kolon) dan poros usus (rectum) g. Anus Kelenjar manusia dihasilkan dari kelenjar ludah, pankreas, hati, serta kelenjar dinding lambung dan dinding usus halus. I. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X)! 1. Mencerna makanan berarti …. a. melumatkan makanan supaya zat-zatnya mudah diserap oleh darah b. menghancurkan makanan supaya mudah ditelan c. melumatkan makanan supaya perut tidak kenyang d. menghancurkan makanan supaya menjadi bagian-bagian kecil 2. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi lidah adalah …. a. membantu mengunyah makanan b. mengecap rasa makanan c. membantu pengadukan makanan dalam rongga mulut d. membantu proses penelanan makanan 3. Pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi dapat terjadi di …. a. mulut dan kerongkongan
c. mulut dan lambung
b. mulut dan usus
d. mulut dan colon
96 4.
5.
Bagian gigi yang mengandung pembuluh darah dan urat saraf adalah … a. akar gigi
c. rongga gigi
b. lapisan email
d. karang gigi
Untuk mencegah agar makanan dari lambung tidak naik kembali ke kerongkongan, lambung memiliki …
6.
7.
a. gerak peristaltik
c. otot pilorus
b. enzim pencernaan
d. otot kardia
Hati dan empedu merupakan kelenjar pencernaan yang bermuara pada …. a. lambung
c. usus tengah
b. usus dua belas jari
d. usus penyerapan
Dua macam enzim yang berperan dalam proses pemecahan protein menjadi asam amino adalah …. a. amilase dan lipase
c. pepsin dan renin
b. renin dan tripsin
d. repsin dan tripsin
Untuk menjawab soal nomor 7-8, perhatikan gambar berikut!
1 2
3
4 5 7
6
8
8. Gerakan peristaltik terjadi di dalam organ yang ditunjukkan oleh nomor …. a. 1
c. 4
b. 2
d. 5
9. Proses penyerapan sari makanan terjadi di dalam organ yang ditunjuk oleh nomor …. a. 3
c. 8
b. 6
d.5
97 10. Permukaan sebelah dalam usus halus berjonjot (vili). Guna jonjot usus ini adalah …. a. memperkuat dinding usus b.menghambat kembalinya makanan ke lambung c. memperluas bidang penyerapan d.memperbanyak produksi enzim III. Kerjakanlah soal di bawah ini!
Buatlah sebuah diagram tentang proses pencernaan makanan dan kerjakanlah bersama–sama dengan kelompok kalian
Kerjakanlah bersama dengan teman kelompok kalian Selamat mengerjakan
98
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-3 (tiga) A. Standar Kompetensi 3. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 3.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: Mendeskripsikan kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu Mendeskripsikan jenis-jenis penyakit pada sistem pencernaan manusia
Materi : Kelainan penyakit pada manusia
99
Ringkasan Materi (Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia) Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti makan yang salah, adanya organisme penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh, serta adanya kelainan pada organ pencernaan. Mikroorganisme penyebab penyakit akan masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara, yaitu masuk ke dalam makanan yang masih mentah, tercemar, dan kurang menjaga kebersihan. Selain keracunan mikroorganisme dan disentri, terdapat pula kelainan dan penyakit sistem pencernaan, antara lain sembelit (susah buang air besar), parotis (gondongan), kolik, hernia, tukak lambung, xerostomia, dan apendiks.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X)! 1.
Penyakit pada sistem pencernaan yang menyerang rongga mulut sehingga mulut menjadi kering serta proses pencernaan tidak sempurna karena produksi air liur menurun disebut penyakit ….
2.
a. apendiktis
c. xerostomia
b. tukak lambung
d. parotitis
Bakteri yang menyebabkan kejang hebat pada otot usus dan dalam satu hari menyebabkan orang buang air besar puluhan kali adalah …. a. Clostridium botulinum
c. Salmonella
b. Entamoeba histolytica
d. Staphylococcus
3. Sembelit atau konstipasi disebabkan oleh ….
4.
5.
a. bakteri yang ada pada makanan kaleng
c. radang selaput dinding kolon
b. banyak makan cabai dan alkohol
d. penyerapan air pada kolon berlebihan
Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah… a. sembelit
c. apendiks
b. hernia
d. diare
Bakteri yang menghasilkan racun dan tidak dapat hilang walaupun sudah dimasak dengan temperatur tinggi adalah …. a. Clostridium botulinum
c. Salmonella
b. Entamoeba histolytica
d. Staphylococcus
100 II. Jawablah soal di bawah ini dengan mengisi kolom yang kosong! Penyakit ambeien terjadi karena
Staphylococcus
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah dibagian telinga
Salmonella thyposa
Mual hebat, muntah dan diare merupakan penyakit yang disebabkan
Penyakit tifus disebabkan oleh
Pembekakan vena pada anus
Parotitis
infeksi bakteri
Bakteri yang terdapat pada telur dan daging ayam adalah
Salmonella
Kerjakanlah bersama dengan teman kelompok kalian Selamat mengerjakan
101 Lampiran 4
Kunci Jawaban LKS Teknik STAD
Pertemuan Ke-1 I. Jawaban Pilihan Ganda 1. C. kentang, nasi, pisang 2. D. 1,3,6,8, dan 9 3. B. C, H, dan O 4. B. kekurangan kadar hemoglobin dalam darah 5. C. vitamin C 6.
B. rusak jika dicampur dengan air panas
7.
D. iodium
8.
B. mengganti sel-sel yang rusak
9.
A. karbohidrat
10. B. defisiensi II. Jawaban Soal Penjodohan 1. C 2. A 3. D 4. E 5. B
102 Pertemuan Ke-2 I. Soal Pilihan Ganda 1. A. melumatkan makanan supaya zat-zatnya mudah diserap oleh darah 2. A. membantu mengunyah makanan 3. C. mulut dan lambung 4. C. rongga gigi 5. C. otot pilorus 6. B. usus dua belas jari 7. D. repsin dan tripsin 8. B. 2 9. D. 5 10. C. memperluas bidang penyerapan
II.
Rongga mulut
Tekak
Kerongkongan (esofagus)
Usus besar
Anus
Usus halus
Lambung
103 Pertemuan Ke-3 I. Soal Pilihan Ganda 1. C. xerostomia 2. B. Entamoeba histolytica 3. A. bakteri yang ada pada makanan kaleng 4. D. diare 5. A. Clostridium botulinum
II. Soal Penjodohan Penyakit ambeian terjadi karena
Pembekakan vena pada anus
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah dibagian telinga
Parotitis
Mual hebat, muntah dan diare merupakan penyakit yang disebabkan
Staphylococcus
Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi bakteri
Bakteri yang terdapat pada telur dan daging ayam adalah
Salmonella thyposa
Salmonella
104
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK Group Investigation)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan ke-
:1
Konsep
: Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: 1. Menjelaskan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan jenis makanan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral 2. Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral
105
E. Materi Pokok Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Lambung
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Lambung
Makanan
Usus Besar
Terdiri atas
Hati
Anus
Pankreas
Protein
Karbohidrat
Lemak
Mineral
Vitamin
F. Model/Teknik Pembelajaran Model kooperatif Teknik Group Investigation (GI) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Group Investigation (GI) Pertemuan ke-1 (satu) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memotivasi siswa dengan Siswa menjawab dengan memberikan pertanyaan: “Makanan paling
apakah sering
Waktu 3 menit
cepat dan tanggap
yang kalian
konsumsi?” Guru menanggapi jawaban Siswa menyimak
2 menit
siswa Apersepsi
Guru menunjukkan berbagai Salah satu siswa macam gambar
makanan
(gambar lampiran 7) dan meminta salah satu siswa untuk
mengelompokkan
beberapa berdasarkan
gambar jenis
diketahui siswa.
yang
menjawab
2 menit
106
Guru menanggapi jawaban Inti
Fase pemilihan topik
Siswa menyimak
3 menit
siswa Guru
siswa Siswa mengajukan
meminta
(menunjuk 5 orang siswa secara
bergantian)
mengajukan tentang
3 menit
pertanyaan
untuk
pertanyaan
gambar
yang
ditampilkan guru Guru
menuliskan Siswa menyimak
3 menit
pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis dan menjadikan
pertanyaan-
pertanyaan tersebut sebagai tujuan pembelajaran untuk di cari jawabannya, selain itu
guru
menambahkan
tujuan pembelajaran
jika
pertanyaan yang diajukan siswa
belum
mencakup
tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan
oleh
guru. Guru membagi kelompok, Siswa menyimak masing-masing terdiri
dari
4 menit
kelompok lima
siswa.
Untuk mempermudah guru telah membuat kelompok dan menuliskannya di papan tulis. Guru meminta siswa untuk Siswa duduk sesuai berkumpul dengan teman
2 menit
dengan kelompoknya
kelompoknya. Guru menyediakan topik-
Siswa masing-masing
topik untuk diselidiki, topik-
kelompok mendapatkan
topiknya adalah pertanyaan-
topik yang akan
2 menit
107
pertanyaan yang diajukan
diselediki.
siswa pada tahap awal yang dijadikan tujuan pembelajaran. Guru mengarahkan siswa dalam memilih topik. Fase perencanaan kooperatif
Guru memberikan kepada
Siswa mendapat
masing-masing kelompok
pedoman materi
2 menit
pedoman materi dalam bentuk kertas photo copy dari buku paket biologi. Guru meminta siswa untuk Siswa menyelidiki menyelidiki jawaban dari
jawaban dari topik
pertanyaan yang merupakan
diskusi
10 menit
topik diskusi yang mereka pilih dengan berpedoman kertas yang berisi materi yang telah diberikan. Implementasi Guru mengawasi jalannya Siswa melakukan diskusi
dan
menawarkan
10 menit
penyelidikan terhadap sub topik yang dipilih dengan
bantuan jika diperlukan.
mengacu kepada sumber belajar yang telah disediakan. memberikan Siswa menganalisis dan
Analisis dan Guru pertanyaan sintesis
dengan
mensinteis informasi yang
menuliskannya pada kertas
diperoleh pada tahap
dan
ketiga dan merencanakan
memberikannya
masing-masing
pada
kelompok.
bagaimana informasi
Pertanyaan tersebut diajukan
tersebut diringkas dan
agar
dapat
disajikan dengan cara
dan
yang menarik sebagai
siswa
menganalisis
mensintesis informasi yang
bahan untuk
telah mereka dapat.
dipresentasikan kepada seluruh kelas
10 menit
108
Presentasi hasil final
Guru mengkoordinasi
Beberapa kelompok
presentasi tiap kelompok
11 menit
menyajikan hasil penyelidikannya di depan kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik tersebut
Evaluasi
Guru
siswa Siswa menyimak
dan
3 menit
mengevaluasi tiap kontribusi kelompok
terhadap
kerja
kelas Guru memberikan koreksi Siswa menyimak atau
penguatan
3 menit
terhadap
konsep yang dipelajari Guru
memberikan Siswa bertanya
kesempatan untuk
kepada
bertanya
2 menit
siswa
mengenai
konsep yang telah dipelajari Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan
Salah satu siswa
2 menit
memberikan kesimpulan
materi yang telah dipelajari Akhir
Guru memberikan refleksi Siswa menyimak
1 menit
materi yang telah dipelajari Guru
memberitahukan Siswa menyimak
1 menit
kepada siswa tentang materi yang
akan
dipelajari
selanjutnya adalah sistem pencernaan manusia berupa organ-organ penyusunnya. Guru kepada
memberitahukan Siswa menyimak siswa
bahwa
pertemuan selanjutnya masih
1 menit
109
menggunakan teknik GI H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama. I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Apa fungsi karbohidrat? 2. Unsur-unsur apa yang menyusun karbohidrat dan lemak? 3. Kekurangan garam-garam mineral disebut?
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK Group Investigation)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/Semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan ke-
:2
Konsep
: Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: 1. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan
manusia 2. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia 3. Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pencernaan mekanik dan kimiawi pada manusia serta tempat terjadinya 2. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan manusia 3. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan
111
E. Materi Pokok Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Lambung
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Makanan
Usus Besar
Lambung
Terdiri atas
Hati
Anus
Pankreas
Protein
Karbohidrat
Lemak
Mineral
Vitamin
F. Model/Teknik Pembelajaran Model kooperatif Teknik Group Investigation (GI) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Group Investigation (GI) Pertemuan ke-2 (dua) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru bertanya tentang materi Siswa sebelumnya, kemudian guru mengaitkan
menjawab dengan
Waktu 3 menit
cepat dan tanggap
materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dengan bertanya
“bagaimana
makanan yang kita makan seperti misalnya karbohidrat bisa masuk ke dalam tubuh dan mengalami pencernaan?” Apersepsi
Guru menanggapi jawaban Siswa menyimak siswa.
2 menit
112
Guru menunjukkan berbagai Salah satu siswa menjawab macam
gambar
2 menit
organ
(gambar lampiran 8) dan meminta salah satu siswa untuk
menunjukkan organ
yang
menyusun
sistem
pencernaan manusia. Inti
Fase pemilihan topik
Guru menanggapi jawaban Siswa menyimak
3 menit
siswa Guru
siswa Siswa mengajukan
meminta
(menunjuk 5 orang siswa secara
bergantian)
mengajukan tentang
3 menit
pertanyaan
untuk
pertanyaan
gambar
yang
ditampilkan guru Guru
menuliskan Siswa menyimak
3 menit
pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis dan menjadikan
pertanyaan-
pertanyaan tersebut sebagai tujuan pembelajaran untuk di cari jawabannya, selain itu guru menambahkan tujuan pembelajaran pertanyaan siswa
jika yang
belum
diajukan mencakup
tujuan pembelajaran
yang
sudah
oleh
direncanakan
guru. Guru membagi kelompok, Siswa menyimak masing-masing
kelompok
terdiri dari lima siswa. Untuk mempermudah membuat
guru
telah
kelompok
dan
menuliskannya
di
papan
4 menit
113
tulis. Guru meminta siswa untuk Siswa duduk sesuai dengan berkumpul
dengan
teman
2 menit
kelompoknya
kelompoknya Guru menyediakan topik-
Siswa
masing-masing 2 menit
topik untuk diselidiki, topik-
kelompok
mendapatkan
topiknya adalah pertanyaan-
topik yang akan diselediki.
pertanyaan yang diajukan siswa pada tahap awal yang dijadikan tujuan pembelajaran. Guru Fase perencanaan kooperatif
mengarahkan siswa dalam memilih topik. Guru memberikan kepada masing-masing kelompok
Siswa mendapat pedoman 2 menit materi
pedoman materi dalam bentuk kertas photo copy dari buku paket biologi. Guru meminta siswa untuk Siswa menyelidiki jawaban 10 menit menyelidiki
jawaban
dari
dari topik diskusi
pertanyaan yang merupakan topik diskusi yang mereka pilih Implementasi
dengan
berpedoman
kertas yang berisi materi yang telah diberikan. Guru diskusi
mengawasi dan
jalannya Siswa melakukan
menawarkan
bantuan jika diperlukan.
10 menit
penyelidikan terhadap sub topik yang dipilih dengan mengacu kepada sumber belajar yang telah
Analisis dan
disediakan.
sintesis
Guru memberikan pertanyaan Siswa menganalisis dan dengan menuliskannya pada
mensinteis informasi yang
kertas dan memberikannya
diperoleh pada tahap ketiga
pada
dan merencanakan
masing-masing
10 menit
114
kelompok.
Presentasi hasil final
Pertanyaan
bagaimana informasi
tersebut diajukan agar siswa
tersebut diringkas dan
dapat
disajikan dengan cara yang
menganalisis
dan
mensintesis informasi yang
menarik sebagai bahan
telah mereka dapat.
untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas
Guru
mengkoordinasi Beberapa kelompok
presentasi tiap kelompok
11 menit
menyajikan hasil penyelidikannya di depan kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan
Evaluasi
memperoleh perspektif luas pada topik tersebut Guru dan siswa mengevaluasi Siswa menyimak tiap
kontribusi
3 menit
kelompok
terhadap kerja kelas Guru atau
koreksi Siswa menyimak
memberikan penguatan
3 menit
terhadap
konsep yang dipelajari memberikan Siswa bertanya
Guru kesempatan untuk
kepada
bertanya
2 menit
siswa
mengenai
konsep yang telah dipelajari Guru menunjuk salah satu Akhir
siswa untuk menyimpulkan
Salah satu siswa
2 menit
memberikan kesimpulan
materi yang telah dipelajari Guru memberikan refleksi Siswa menyimak
1 menit
materi yang telah dipelajari Guru
memberitahukan Siswa menyimak
kepada siswa tentang materi yang
akan
dipelajari
selanjutnya adalah mengenai kelainan dan penyakit pada
1 menit
115
sistem pencernaan. Guru kepada
memberitahukan Siswa menyimak siswa
1 menit
bahwa
pertemuan selanjutnya masih menggunakan teknik GI
H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama.
I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Dimanakah tempat terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi? 2. Sebutkan saluran pencernaan manusia! 3. Apa yang dimaksud dengan gerakan peristaltik?
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN TEKNIK Group Investigation)
Sekolah
: SMP YPI Bintaro
Mata pelajaran
: IPA (Biologi) Terpadu
Kelas/semester
: VIII/I (ganjil)
Pertemuan keKonsep
:3 : Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi waktu
: 2x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. C. Indikator: Mendeskripsikan kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu Mendeskripsikan jenis-jenis penyakit pada sistem pencernaan manusia E. Materi Pokok Sistem Pencernaan
Mulut
Dapat mengenal
Terdiri dari
Kelainan dan Penyakit
Kerongkongan Lambung
Kelenjar Pencernaan
Saluran Pencernaan
Kelenjar Ludah
Usus Halus
Makanan
Usus Besar
Lambung Hati
Terdiri atas
Anus
Pankreas
Karbohidrat
Protein
Lemak
Mineral
Vitamin
117
F. Model/Teknik Pembelajaran Model kooperatif Teknik Group Investigation (GI) G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Teknik Group Investigation (GI) Pertemuan ke-3 (tiga) Tahap Awal
Motivasi
Kegiatan Guru Guru
memotivasi
dengan
bertanya
Kegiatan Siswa siswa Siswa menjawab
Waktu 3 menit
materi
sebelumnya, kemudian guru mengaitkan
materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dengan bertanya: “Jika kamu makan terlambat pernah
apakah merasakan
kamu sakit
perut?” “Bagaimana rasanya?” Guru menanggapi jawaban siswa menyimak
2 menit
siswa Apersepsi
Guru menuliskan berbagai Salah satu siswa menjawab
2 menit
macam penyakit pencernaan (apendiktis, diare, sembelit, tukak lambung, dan tipus) di papan
tulis.
kemudian
menanyakan kepada siswa “Apa yang sudah diketahui tentang penyakit pencernaan tesebut?” Guru menanggapi jawaban Siswa menyimak
3 menit
siswa Inti
Fase pemilihan topik
Guru
meminta
siswa Siswa mengajukan
(menunjuk 5 orang siswa secara
bergantian)
mengajukan tentang
gambar
ditampilkan guru
untuk
pertanyaan yang
pertanyaan
3 menit
118
Guru
menuliskan Siswa menyimak
3 menit
pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis dan menjadikan
pertanyaan-
pertanyaan tersebut sebagai tujuan pembelajaran untuk di cari jawabannya, selain itu guru menambahkan tujuan pembelajaran pertanyaan siswa
jika yang
belum
diajukan mencakup
tujuan pembelajaran
yang
sudah
oleh
direncanakan
guru. Guru membagi kelompok, Siswa menyimak masing-masing
4 menit
kelompok
terdiri dari lima siswa. Untuk mempermudah membuat
guru
telah
kelompok
dan
menuliskannya
di
papan
tulis. Guru meminta siswa untuk Siswa duduk sesuai dengan berkumpul
dengan
teman
2 menit
kelompoknya
kelompoknya Guru menyediakan topik-
Siswa
masing-masing 2 menit
topik untuk diselidiki, topik-
kelompok
mendapatkan
topiknya adalah pertanyaan-
topik yang akan diselediki.
pertanyaan yang diajukan siswa pada tahap awal yang dijadikan tujuan pembelajaran. Guru mengarahkan siswa dalam memilih topik. Fase perencanaan
Guru memberikan kepada masing-masing kelompok
Siswa mendapat pedoman 2 menit materi
119
kooperatif
pedoman materi dalam bentuk kertas photo copy dari buku paket biologi. Guru meminta siswa untuk Siswa menyelidiki jawaban 10 menit menyelidiki
jawaban
dari
dari topik diskusi
pertanyaan yang merupakan topik diskusi yang mereka pilih
dengan
berpedoman
kertas yang berisi materi yang telah diberikan. Implementasi Guru diskusi
jalannya Siswa melakukan
mengawasi dan
menawarkan
10 menit
penyelidikan terhadap sub topik yang dipilih dengan
bantuan jika diperlukan.
mengacu kepada sumber belajar yang telah disediakan. Analisis dan Guru memberikan pertanyaan Siswa menganalisis dan sintesis
dengan menuliskannya pada
mensinteis informasi yang
kertas dan memberikannya
diperoleh pada tahap ketiga
pada
dan merencanakan
masing-masing
kelompok.
Pertanyaan
bagaimana informasi
tersebut diajukan agar siswa
tersebut diringkas dan
dapat
disajikan dengan cara yang
menganalisis
dan
10 menit
mensintesis informasi yang
menarik sebagai bahan
telah mereka dapat.
untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas
Presentasi hasil final
Guru mengkoordinasi presentasi tiap kelompok
Beberapa kelompok menyajikan hasil penyelidikannya di depan kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik tersebut
11 menit
120
Evaluasi
Guru dan siswa mengevaluasi Siswa menyimak tiap
kontribusi
3 menit
kelompok
terhadap kerja kelas Guru atau
koreksi Siswa menyimak
memberikan penguatan
3 menit
terhadap
konsep yang dipelajari Guru
memberikan Siswa bertanya
kesempatan untuk
kepada
bertanya
2 menit
siswa
mengenai
konsep yang telah dipelajari Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan
Salah satu siswa
2 menit
memberikan kesimpulan
materi yang telah dipelajari Akhir
Guru memberikan refleksi Siswa menyimak
1 menit
materi yang telah dipelajari Guru
memberitahukan Siswa menyimak
1 menit
kepada siswa tentang materi yang
akan
dipelajari
selanjutnya adalah mengenai kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan. Guru kepada
memberitahukan Siswa menyimak siswa
1 menit
bahwa
pertemuan selanjutnya masih menggunakan teknik GI
H. Sumber belajar/bahan pelajaran 1. Akbar, Muhammad. 2002. Lembar Kerja Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta: Media Presindo. 2. Aloysius, Suyitno dkk. 2006. IPA SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira. 3. Sumarwan dkk. 2006. IPA SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 4. Triatmanto dan Hewi Murdaningsih. 2004. Pembelajaran Sains Biologi: Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Surakarta: Mediatama.
121
I. Penilaian: Tes penilaian berupa tes lisan yang ditunjukan kepada beberapa siswa 1. Penyakit yang berasal dari virus dan menyerang kelenjar ludah di bangian telinga adalah ? 2. Penyakit radang pada umbai cacing disebut penyakit? 3. Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah?
122
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-1 (satu) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 1.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: 1. Menjelaskan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan jenis makanan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral 2. Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam-garam mineral
Materi : Jenis dan fungsi makanan
123
Pikirkanlah sebuah pertanyaan yang akan kamu ajukan pada guru mu!
……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
Memilih topik
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas! Topik: ................................ Pertanyaan: 1. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. 3. …………………………………………………………………..
Perencanaan kooperatif dan implementasi
Jawaban dari pertanyaan 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
124
Analisis dan sintesis
Pertanyaan dari guru 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
Rangkuman presentasi
………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
125
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-2 (dua) A. Standar Kompetensi 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 2.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: 1. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun
sistem pencernaan manusia 2. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia 3. Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan pencernaan mekanik dan kimiawi pada manusia serta tempat terjadinya 2. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan manusia 3. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan
. Materi : Pencernaan makanan pada manusia
126
Pikirkanlah sebuah pertanyaan yang akan kamu ajukan pada guru mu!
……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
Memilih topik
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas! Topik: ................................ Pertanyaan: 1. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. 3. …………………………………………………………………..
Perencanaan kooperatif dan implementasi
Jawaban dari pertanyaan 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
127
Analisis dan sintesis
Pertanyaan dari guru 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
Rangkuman presentasi
………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
128
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Nama
: : 1 ………………. .. 2 ………………. .. Hari/Tanggal : Pelajaran :
3 ………………… 4 ………………. ..
Pertemuan ke-3 (tiga) A. Standar Kompetensi 3. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar 3.4 . Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator: Mendeskripsikan kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu Mendeskripsikan jenis-jenis penyakit pada sistem pencernaan manusia
Materi : Kelainan penyakit pada manusia
129
Pikirkanlah sebuah pertanyaan yang akan kamu ajukan pada guru mu!
……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
Memilih topik
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas! Topik: ................................ Pertanyaan: 1. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. 3. …………………………………………………………………..
Perencanaan kooperatif dan implementasi
Jawaban dari pertanyaan 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
130
Analisis dan sintesis
Pertanyaan dari guru 1. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
Rangkuman presentasi
………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………..
131 Lampiran 7
Gambar RPP Pertemuan Ke-1
Lemak Hewani
Lemak Nabati
Protein Hewani
Protein Nabati
Karbohidrat
Karbohidrat
Air
Vitamin C
Garam
132 Lampiran 8 Gambar RPP
Hati
Jantung
Usus Besar
Mulut
Usus 12 Jari
Lambung
Paru-paru
Ginjal
133 Lampiran 9
Uji Coba Instrumen Penelitian
Nama
: …………………….
Hari/Tanggal : ……………………. Mata Pelajaran: ……………………. Petunjuk
: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda (X)
1. Diantara bahan makanan berikut yang banyak mengandung karbohidrat adalah …. a. tahu, tempe, dan telur c. kentang, nasi, pisang b. nasi, sayuran, dan daging
d. susu, telur, dan tahu
2. Berikut ini beberapa macam makanan: 1) sayuran
6) jagung
2) singkong
7) daging
3) telur
8) beras
4) buah-buahan
9) minyak ikan
5) Ikan Makanan yang mengandung protein adalah… a. 1, 2, dan 4
c. 3, 5, dan 7
b. 1, 3, dan 7
d. 6, 8, dan 9
3. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi …. a. lemak
c. glukosa
b. protein
d. amilum
4. Orang yang sudah lanjut usia membutuhkan protein untuk …. a. pertumbuhan b. mengatur cairan tubuh c. mengganti sel-sel yang rusak d. menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh 5. Banyaknya makanan yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada …. a. pekerjaan, berat badan, iklim b. pekerjaan, waktu, usia c. waktu, pekerjaan, kondisi tubuh d. usia, pekerjaan, kondisi tubuh
134 6.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak nabati adalah …. a. keju, susu, daging b. kacang panjang, bunga turi, kapri c. kelapa, keju, margarin d. kelapa, kacang tanah, alpukat
7.
Di bawah ini daftar bahan makanan pokok. 1) beras
6) susu
2) wortel
7) telur
3) pisang
8) udang
4) jeruk
9) bayam
5) kentang Berdasarkan daftar di atas, susunan menu makanan empat sehat lima adalah nomor ….
8.
a. 1,2,3,4, dan 6
c. 1,3,5,6, dan 8
b. 1,3, 6,8, dan 9
d. 1,3,4,5, dan 6
Pernyataan berikut yang bukan merupakan fungsi lemak yaitu … a. sebagai cadangan makanan b. mempercepat proses membangun struktur utama tubuh c. pelindung organ dalam tubuh d. pelarut vitamin A, D, E, dan K
9.
Masing-masing bahan makanan berikut tersedia sejumlah 100 gram. Maka energi yang paling besar adalah …. a. nasi putih dan ketela
c. daging dan telur
b. keju dan mentega
d. nasi jagung dan kentang
10. Karbohidrat dan lemak tersusun oleh unsur-unsur …. a. C, N, dan O
c. C, H, dan O
b. C, H, dan N
d. C, O, dan P
11. Untuk memacu pembentukan protrombin dan mencegah terjadinya keguguran, dapat dibantu dengan pemberian vitamin …. a. D
c. K
b. E
d. C
12. Pernyataan berikut yang bukan menjelaskan bahwa ASI sangat baik bagi pertumbuhan bayi adalah ….
135 a. mengandung gizi yang sempurna b. ekonomis tanpa mengeluarkan biaya c. mudah dicerna d. mengandung antibodi sehingga melindungi dari infeksi 13. Jika seseorang merasakan lemas, letih, dan lesu, mata selalu berkunang-kunang maka orang tersebut terkena penyakit anemia yang disebabkan oleh … a. kekurangan cairan di dalam tubuh b. kekurangan kadar hemoglobin dalam darah c. adanya gangguan pada sel darah merah d. adanya kelainan dalam sel darah merah 14. Bahan sayuran yang kaya vitamin E adalah …. a. rebung dan tauge
c. wortel dan lobak
b. kangkung dan bayam
d. buncis dan kapri
15. Penyakit gondok dapat terjadi karena penderitanya kurang mengkonsumsi mineral …. a. fluor
c. kalium
b. natrium
d. iodium
16. Pada saluran pencernaan, protein diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim … a. renin
c. amilase
b. pepsin
d. lipase
17. Zat makanan yang dibutuhkan untuk mempercepat metabolisme tubuh adalah …. a. vitamin
c. air
b. protein
d. mineral
18. Fluorin yang dapat diperoleh dari ikan, berfungsi untuk mencegah …. a. penyakit sariawan
c. terjadinya karies gigi
b. penyakit rakitis
d. terjadinya kram otot
19. Kekurangan mineral di dalam tubuh manusia disebut…. a. avitaminosis
c. anemia
b. defisiensi
d. hongerodem
20. Pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi dapat terjadi di …. a. kerongkongan
c. mulut
b. usus
d. kolon
136 21. Alat-alat pencernaan makan manusia: 1) mulut
6) pankreas
2) kelenjar ludah
7) usus Halus
3) kerongkongan
8) usus Besar
4) lambung
9) anus
5) hati Urutan yang menunjukkan saluran pencernaan adalah: a. 1-3-4-7-8-9
c. 1-2-5-6-8-9
b. 1-2-3-4-5-9
d. 1-3-4-5-8-9
22. Gigi yang berfungsi untuk merobek (mencabik) makanan adalah …. a. gigi seri
c. gigi taring
b. gigi geraham depan
d. gigi geraham belakang
23. Di bawah ini yang bukan merupakan kelenjar-kelenjar penghasil air ludah (saliva) adalah …. a. kelenjar ludah parotis b. kelenjar ludah rahang bawah c. kelenjar ludah samping kerongkongan d. kelenjar ludah bawah lidah 24. Makanan yang kita telan tidak salah jalan karena pada persimpangan batang tenggorok dengan kerongkongan terdapat …. a. anak tekak
c. jakun
b. laring
d. faring
Untuk menjawab soal nomor 25-27, perhatikan gambar berikut!
1 2
3
4 5 6
7 8
137 25. Gerakan peristaltik terjadi di nomor …. a. 4
c. 2
b. 3
d. 5
26. Nomor berapakah yang menunjukkan hati, lambung dan usus besar …. a. 3, 4, 7
c. 3, 4, 5
b. 4, 5, 6
d. 4, 3, 8
27. Penyerapan sari makanan terjadi di nomor …. a. 2
c. 3
b. 5
d. 7
28. Hasil akhir pencernaan protein adalah …. a. pepton
c. gliserol
b. glukosa
d. asam amino
29. Berikut ini merupakan fungsi enzim tripsin adalah …. a. mengubah zat tepung menjadi zat gula b. mengubah protein menjadi asam amino c. mengaktifkan pepsin dan membunuh kuman d. mengubah amilase menjadi asam amino 30. Penyataan di bawah ini yang benar adalah .…. a. duodenum disebut pula lambung b. usus dua belas jari disebut pula usus berjonjot c. usus buntu disebut pula umbai cacing d. usus besar disebut pula kolon 31. Pencernaan/perombakan lemak terjadi di dalam …. a. duodenum
c. rongga mulut
b. lambung
d. jejunum
32. Enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi zat gula adalah …. a. amilase
c. tripsin
b. lipase
d. renin
33. Sari makanan yang tidak perlu dicerna dan dapat langsung diserap ke dalam tubuh adalah …. a. karbohidrat dan lemak
c. mineral dan vitamin
b. protein dan vitamin
d. mineral dan karbohidrat
138 Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 34 dan 35! 1 2 3 4 34. Nomor berapakah yang menunjukkan fundus …. a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
35. Fungsi bagian lambung pada nomor 1 adalah a. mengatur masuknya makanan di lambung b. mengatur masuk atau keluarnya makanan di lambung c. menghasilkan enzim d. menghancurkan makanan 36. Seorang siswa menambahkan 5 tetes larutan lugol (A) ke dalam 5 mL larutan amilum (B). Setelah itu, ditambahkan 5 mL larutan X. Setelah 10 menit ditambahkan larutan X. Setelah 10 menit ternyata larutan berubah menjadi jernih. Zat yang terdapat dalam larutan X adalah …. a. lipase
c. ptialin
b. tripsin
d. pepsin
37. Hati dan empedu merupakan kelenjar pencernaan yang bermuara pada …. a. lambung
c. usus tengah
b. usus penyerapan
d. usus dua belas jari
38. Fungsi usus besar pada sistem pencernaan manusia adalah …. a. menyerap zat-zat makanan b. mengatur kadar garam c. mengatur kadar air pada sisa makanan d. menghancurkan sisa-sisa makanan 39. Rektum merupakan bagian dari usus besar yang letaknya berdekatan dengan …. a. usus halus
c. usus buntu
b. lambung
d. anus
139 40. Permukaan sebelah dalam usus halus berjonjot (vili). Guna jonjot usus ini adalah …. a. memperkuat dinding usus b. menghambat kembalinya makanan ke lambung c. memperluas bidang penyerapan d. memperbanyak produksi enzim 41. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan fungsi asam klorida (HCl) dalam lambung manusia adalah …. a. membunuh mikroorganisme b. mengaktifkan pepsinogen c. mengubah protein menjadi pepton d. menyederhanakan protein 42. Penyakit pada sistem pencernaan yang menyerang rongga mulut sehingga mulut menjadi kering serta proses pencernaan tidak sempurna karena produksi air liur menurun disebut …. a. apendiktis
c. xerostomia
b. tukak lambung
d. parotitis
43. Gigi yang berlubang akan terasa sakit jika lubang tersebut telah mencapai bagian …. yang berisi saraf. a. rongga gigi
c. email
b. tulang gigi
d. semen gigi
44. Kebiasaan meminum minuman keras merugikan kesehatan karena alkohol kadar tinggi akan menimbulkan …. a. ketergantungan, kerja meningkat, dan nafsu makan tinggi b. lesu, gangguan saraf, dan gangguan jantung c. gangguan ginjal, gangguan ingatan, dan kanker d. gangguan pencernaan, gangguan kerja hormon, dan ketergantungan 45. Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah… a. diare
c. apendiks
b. hernia
d. sembelit
46. Peradangan yang terjadi pada bagian umbai cacing disebut …. a. tukak lambung
c. xerostomia
b. apendiktis
d. parotitis
140 47. Penyakit yang berasal dari virus, yang menyerang kelenjar ludah di bagian telinga adalah …. a. apendisitis
c. xerostomia
b. tukak lambung
d. parotitis
48. Andi pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakit pencernaan yang dideritanya. Dalam satu hari Andi buang air besar puluhan kali, merasa mulas, nyeri dan disertai demam yang hebat, dan denyut nadi yang cepat. Dokter mengatakan bahwa terjadi kejang hebat pada otot usus yang disebabkan oleh bakteri Entamoeba histolytica, Apakah penyakit pencernaan yang diderita Andi …. a. Salmonelasis
c. disentri
b.
d. sembelit
apendisitis
49. Tifus adalah penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh bakteri …. a. Salmonella thyposa
c. Clostridium botulinum
b. Entamoeba histolytica
d. Staphylococcus
50. Berikut ini yang bukan merupakan penularan penyakit yang disebabkan dari mengudap di sembarang tempat adalah …. a. disentri
c. cacar
b. tifus
d. kolera
141 Lampiran 10 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen
1. C
11.C
21. A
31. A
41. C
2. C
12. B
22. C
32. A
42. C
3. A
13. B
23. C
33. C
43. A
4. C
14. B
24. D
34. B
44. D
5. D
15. D
25. C
35. B
45. A
6. D
16. B
26. A
36. C
46. B
7. B
17. A
27. B
37. D
47. D
8. B
18. C
28. D
38. C
48. C
9. B
19. B
29. B
39. D
49. A
10. C
20. C
30. D
40. C
50. C
142 Lampiran 11 Rekapan Data Hasil Uji Validitas
Rata2= 25.08 Simpang Baku= 6.40 Korelasi XY= 0.60 Reliabilitas Tes= 0.75 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 40
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Butir Soal Asli 8 9 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 22 23 25 27 30 31 33 34 37 38 44 45 48
D.Pembeda(%) 45.45 45.45 63.64 36.36 45.45 54.55 63.64 18,18 63,64 81,82 72,73 81,82 54,55 27,27 63,64 36,36 45,45 45,45 63,64 72,73 63,64 36,36 36,36 54,55 54,55
T. Kesukaran Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang
Korelasi 0.431 0.363 0.491 0.375 0.318 0.471 0.524 0,320 0,562 0,631 0,638 0,647 0,566 0,354 0,570 0,418 0,390 0,378 0,586 0,629 0,598 0,254 0,354 0,590 0,365
Sign. Korelasi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
143 Lampiran 12 Instrumen Tes Hasil Uji Coba
Nama
: …………………….
Hari/Tanggal : ……………………. Mata Pelajaran: ……………………. Petunjuk 1.
: Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda (X)
Pernyataan berikut yang bukan merupakan fungsi lemak yaitu … a. sebagai cadangan makanan b. mempercepat proses membangun struktur utama tubuh c. pelindung organ dalam tubuh d. pelarut vitamin A, D, E, dan K
2.
Masing-masing bahan makanan berikut tersedia sejumlah 100 gram. Maka energi yang paling besar adalah ….
3.
4.
a. nasi putih dan ketela
c. daging dan telur
b. keju dan mentega
d. nasi jagung dan kentang
Karbohidrat dan lemak tersusun oleh unsur-unsur …. a. C, N, dan O
c. C, H, dan O
b. C, H, dan N
d. C, O, dan P
Untuk memacu pembentukan protrombin dan mencegah terjadinya keguguran, dapat dibantu dengan pemberian vitamin ….
5.
a. D
c. K
b. E
d. C
Pernyataan berikut yang bukan menjelaskan bahwa ASI sangat baik bagi pertumbuhan bayi adalah …. a. mengandung gizi yang sempurna b. ekonomis tanpa mengeluarkan biaya c. mudah dicerna d. mengandung antibodi sehingga melindungi dari infeksi
144 6.
Jika seseorang merasakan lemas, letih, dan lesu, mata selalu berkunang-kunang maka orang tersebut terkena penyakit anemia yang disebabkan oleh … a. kekurangan cairan di dalam tubuh b. kekurangan kadar hemoglobin dalam darah c. adanya gangguan pada sel darah merah d. adanya kelainan dalam sel darah merah
7.
8.
9.
Bahan sayuran yang kaya vitamin E adalah …. a. rebung dan tauge
c. wortel dan lobak
b. kangkung dan bayam
d. buncis dan kapri
Zat makanan yang dibutuhkan untuk mempercepat metabolisme tubuh adalah …. a. vitamin
c. air
b. protein
d. mineral
Fluorin yang dapat diperoleh dari ikan, berfungsi untuk mencegah …. a. penyakit sariawan
c. terjadinya karies gigi
b. penyakit rakitis
d. terjadinya kram otot
10. Kekurangan mineral di dalam tubuh manusia disebut…. a. avitaminosis
c. anemia
b. defisiensi
d. hongerodem
11. Pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi dapat terjadi di …. a. kerongkongan
c. mulut
b. usus
d. kolon
12. Alat-alat pencernaan makan manusia: 1) mulut
6) pankreas
2) kelenjar ludah
7) usus Halus
3) kerongkongan
8) usus Besar
4) lambung
9) anus
5) hati Urutan yang menunjukkan saluran pencernaan adalah: a. 1-3-4-7-8-9
c. 1-2-5-6-8-9
b. 1-2-3-4-5-9
d. 1-3-4-5-8-9
145 13. Gigi yang berfungsi untuk merobek (mencabik) makanan adalah …. a. gigi seri
c. gigi taring
b. gigi geraham depan
d. gigi geraham belakang
14. Di bawah ini yang bukan merupakan kelenjar-kelenjar penghasil air ludah (saliva) adalah …. a. kelenjar ludah parotis b. kelenjar ludah rahang bawah c. kelenjar ludah samping kerongkongan d. kelenjar ludah bawah lidah Untuk menjawab soal nomor 15-16, perhatikan gambar berikut!
1 2
3
4 5 7
6
8
15. Gerakan peristaltik terjadi di nomor …. a. 4
c. 2
b. 3
d. 5
16. Penyerapan sari makanan terjadi di nomor …. a. 2
c. 3
b. 5
d. 7
17. Penyataan di bawah ini yang benar adalah …. a. duodenum disebut pula lambung b. usus dua belas jari disebut pula usus berjonjot c. usus buntu disebut pula umbai cacing d. usus besar disebut pula kolon
146
18. Pencernaan/perombakan lemak terjadi di dalam …. a. duodenum
c. jejunum
b. rongga mulut
d. lambung
19. Sari makanan yang tidak perlu dicerna dan dapat langsung diserap ke dalam tubuh adalah …. a. karbohidrat dan lemak
c. mineral dan vitamin
b. protein dan vitamin
d. mineral dan karbohidrat
Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 20! 1 2 3 4 20. Nomor berapakah yang menunjukkan fundus …. a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
21. Hati dan empedu merupakan kelenjar pencernaan yang bermuara pada …. a. lambung
c. usus tengah
b. usus penyerapan
d. usus dua belas jari
22. Fungsi usus besar pada sistem pencernaan manusia adalah …. a. menyerap zat-zat makanan b. mengatur kadar garam c. mengatur kadar air pada sisa makanan d. menghancurkan sisa-sisa makanan 23. Kebiasaan meminum minuman keras merugikan kesehatan karena alkohol kadar tinggi akan menimbulkan …. a. ketergantungan, kerja meningkat, dan nafsu makan tinggi b. lesu, gangguan saraf, dan gangguan jantung c. gangguan ginjal, gangguan ingatan, dan kanker d. gangguan pencernaan, gangguan kerja hormon, dan ketergantungan
147
24. Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin mikroorganisme adalah… a. diare
c. apendiks
b. hernia
d. sembelit
25. Andi pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakit pencernaan yang dideritanya. Dalam satu hari Andi buang air besar puluhan kali, merasa mulas, nyeri dan disertai demam yang hebat, dan denyut nadi yang cepat. Dokter mengatakan bahwa terjadi kejang hebat pada otot usus yang disebabkan oleh bakteri Entamoeba histolytica, Apakah penyakit pencernaan yang diderita Andi …. a. Salmonelasis
c. disentri
b. apendisitis
d. sembelit
148
Lampiran 13
Kunci Jawaban 1. B
11.C
21. D A
31. A
41. C
2. B
12. A
22. C C
32. A
42. C
3. C
13. C
23. DC
4. C
14. C
24. A. D
5. D
15. C
25. CC
35. B
45. A
6. B
16. B
26. A
36. C
46. B
7. B
17. D
27. B
37. D
47. D
8. A
18. A
28. D
38. C
48. C
9. C
19. C
29. B
39. D
49. A
10. B
20. B
30. D
40. C
50. C
33. C
43. A 34. B
44. D
149 Lampiran 14
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen
SK/KD
Sub Konsep
Indikator
1. Memahami
1. Jenis dan
berbagai
Fungsi
contoh
makanan
yang mengandung
a. tahu, tempe, dan telur
c. kentang, nasi, pisang
karbohidrat
b. nasi, sayuran, dan daging
d. susu, telur, dan tahu
sistem
dalam kehidupan manusia 1.4
1. Menjelaskan
Soal
makanan
2. Mengidentifikasi
1. Di antara bahan makanan berikut yang banyak mengandung
2. Berikut ini beberapa macam makanan:
kandungan protein
1) sayuran
6) jagung
sistem
di dalam makanan
2) singkong
7) daging
pencernaan pada
3) telur
8) beras
manusia dan
4) buah-buahan
9) minyak ikan
hubungannya
5) Ikan
dengan
Makanan yang mengandung protein adalah ?
kesehatan.
a. 1, 2, dan 4
c. 3, 5, dan 7
b. 1, 3, dan 7
d. 6, 8, dan 9
3. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi ?
kelebihan
a. lemak
c. glukosa
karbohidrat
b. protein
d. amilum
4. Menjelaskan
fungsi protein
Aspek
Jawaban
Kognitif
C
C2
C
C1
A
C1
C
C2
karbohidrat adalah?
Mendeskripsikan
3. Menyebutkan
Kunci
4. Orang yang sudah lanjut usia membutuhkan protein untuk ? a. pertumbuhan b. mengatur cairan tubuh
150
c. mengganti sel-sel yang rusak d. menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh 5. Menunjukkan
makanan
5. Banyaknya makanan yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda yang
D
C1
D
C1
B
C3
tergantung pada ?
dibutuhkan
a. pekerjaan, berat badan, iklim
manusia
b. waktu, pekerjaan, kondisi tubuh c. pekerjaan, waktu, usia d. usia, pekerjaan, kondisi tubuh
6. Menyebutkan
6. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak nabati adalah?
contoh bahan
a. keju, susu, daging
makanan yang
b. kacang panjang, bunga turi, kapri
mengandung
c. kelapa, keju, margarin
lemak nabati
d. kelapa, kacang tanah, alpukat
7. Menyusun daftar
7. Di bawah ini daftar bahan makanan pokok.
menu makanan
1) beras
6) susu
empat sehat lima
2) wortel
7) telur
sempurna
3) pisang
8) udang
4) jeruk
9) bayam
5) kentang Berdasarkan daftar di atas, susunan menu makanan empat sehat lima adalah nomor? a. 1,2,3,4, dan 6
c. 1,3,5,6, dan 8
151
b. 1,3,6,8, dan 9 8. Menjelaskan
fungsi lemak
8.
d. 1,3,4,5, dan 6
Pernyataan berikut yang bukan merupakan fungsi lemak yaitu?
B
C2
B
C3
C
C1
C
C2
B
C2
a. sebagai cadangan makanan b. mempercepat proses membangun struktur utama tubuh c. pelindung organ dalam tubuh d. pelarut vitamin A, D, E, dan K
9. Menerapkan
9. Masing-masing bahan makanan berikut tersedia sejumlah 100 gram.
energi yang paling
Maka energi yang paling besar adalah ?
besar pada
a. nasi putih dan ketela
c. daging dan telur
makanan
b. keju dan mentega
d. nasi jagung dan kentang
10.Mengidentifikasi
10. Karbohidrat dan lemak tersusun oleh unsur-unsur ?
susunan
a. C, N, dan O
c. C, H, dan O
karbohidrat
b. C, H, dan N
d. C, O, dan P
11. Menjelaskan
fungsi vitamin K
12.Menjelaskan
fungsi ASI
11. Untuk memacu pembentukan protrombin dan mencegah terjadinya keguguran, dapat dibantu dengan pemberian vitamin ? a. D
c. K
b. E
d. C
12. Pernyataan berikut yang bukan menjelaskan bahwa ASI sangat baik bagi pertumbuhan bayi adalah ? a. mengandung gizi yang sempurna b. ekonomis tanpa mengeluarkan biaya c. mudah dicerna
152
d. mengandung antibodi sehingga melindungi dari infeksi 13.Menjelaskan
13. Jika seseorang merasakan lemas, letih, dan lesu, mata selalu
penyebab penyakit
berkunang-kunang maka orang tersebut terkena penyakit anemia
anemia
yang disebabkan oleh ?
B
C2
B
C1
D
C1
B
C2
a. kekurangan cairan di dalam tubuh b. kekurangan kadar hemoglobin dalam darah c. adanya gangguan pada sel darah merah d. adanya kelainan dalam sel darah merah 14.Menyebutkan
14. Bahan sayuran yang kaya vitamin E adalah?
sayuran yang
a. rebung dan tauge
c. wortel dan lobak
mengandung
b. kangkung dan bayam
d. buncis dan kapri
vitamin E 15. Mengidentifikasi
15. Penyakit gondok dapat terjadi karena penderitanya kurang
penyebab
mengkonsumsi mineral ?
penyakit gondok
a. fluor
c. kalium
b. natrium
d. iodium
16. Menjelaskan
16. Pada saluran pencernaan, protein diubah menjadi pepton dengan
enzim yang
bantuan enzim ?
mengubah protein
a. renin
c. amilase
menjadi pepton
b. pepsin
d. lipase
153
17. Menjelaskan zat
17. Zat makanan yang dibutuhkan untuk mempercepat metabolisme
yang mempercepat
tubuh adalah?
metabolisme
a. vitamin
c. air
tubuh
b. protein
d. mineral
18.Menyebutkan
18. Fluorin yang dapat diperoleh dari ikan, berfungsi untuk mencegah ?
fungsi fluorin
19. Menjelaskan
a. penyakit sariawan
c. terjadinya karies gigi
b. penyakit rakitis
d. terjadinya kram otot
19. Kekurangan mineral di dalam tubuh manusia disebut ?
penyakit
a. avitaminosis
c. anemia
kekurangan
b. defisiensi
d. hongerodem
A
C2
C
C1
B
C2
C
C1
A
C2
mineral 2. Pencernaan 20. Menunjukkan
20. Pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi dapat terjadi di ?
makanan
tempat
a. kerongkongan
c. mulut
pada
pencernaan
b. usus
d. kolon
manusia
mekanis dan kimiawi 21. Mengurutkan
21. Alat-alat pencernaan makan manusia:
proses
1) mulut
6) pankreas
pencernaan
2) kelenjar ludah
7) usus Halus
3) kerongkongan
8) usus Besar
4) lambung
9) anus
makanan manusia
pada
5) hati Urutan yang menunjukkan saluran pencernaan adalah?
154
22. Menyebutkan
23. Menjelaskan
b. 1-2-3-4-5-9
d. 1-3-4-5-8-9
a. gigi seri
c. gigi taring
b. gigi geraham depan
d. gigi geraham belakang
23. Di bawah ini yang bukan merupakan kelenjar-kelenjar penghasil air
kelanjar
ludah
c. 1-2-5-6-8-9
22. Gigi yang berfungsi untuk merobek (mencabik) makanan adalah ?
fungsi gigi taring
penghasil
a. 1-3-4-7-8-9
C
C1
C
C2
D
C1
ludah (saliva) adalah? air
a. kelenjar ludah parotis b. kelenjar ludah rahang bawah c. kelenjar ludah samping kerongkongan d. kelenjar ludah bawah lidah
24. Menyebutkan fungsi faring
24. Makanan
yang kita telan tidak salah jalan karena pada
persimpangan batang tenggorok dengan kerongkongan terdapat? a. anak tekak
c. jakun
b. laring
d. faring
155
Untuk menjawab soal nomor 25-27, perhatikan gambar berikut!
1 2
3
4 5 7
6
8
25. Menjelaskan
25. Gerakan peristaltik terjadi di nomor ?
tempat terjadinya
a. 4
c. 2
gerakan
b. 3
d. 5
C
C2
A
C1
B
C2
peristaltik 26. menunjukkan hati,
lambung
dan usus besar
27. Menjelaskan
26. Nomor berapakah yang menunjukkan hati, lambung dan usus besar
? a. 3, 4, 7
c. 3, 4, 5
b. 4, 5, 6
d. 4, 3, 8
27. Penyerapan sari-sari makanan terjadi di nomor ?
tempat terjadinya
a. 2
c. 3
penyerapan sari-
b. 5
d. 7
sari makanan
156
28. Mengidentifikasi
28. Hasil akhir pencernaan protein adalah?
hasil akhir
a. pepton
c. gliserol
pencernaan
b. glukosa
d. asam amino
D
C1
B
C2
D
C1
A
C1
A
C1
protein 29. menjelaskan
29. Berikut ini merupakan fungsi enzim tripsin adalah ?
fungsi enzim
a. mengubah zat tepung menjadi zat gula b. mengubah protein menjadi asam amino c. mengaktifkan pepsin dan membunuh kuman d. mengubah amilase menjadi asam amino 30. Penyataan di bawah ini yang benar adalah ?
30. Memilih pernyataan yang
a. duodenum disebut pula lambung
benar
b. usus dua belas jari disebut pula usus berjonjot c. usus buntu disebut pula umbai cacing d. usus besar disebut pula kolon
31. Mengidentifikasi
31. Pencernaan/perombakan lemak terjadi di dalam ?
tempat terjadinya
a. duodenum
c. rongga mulut
perombakan
b. lambung
d. jejunum
lemak 32. Mengidentifikasi perubahan tepung
zat
32. Enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi zat gula adalah ? a. amilase
c. tripsin
b. lipase
d. rennin
157
33. Menyebutkan makanan
yang
33. Sari makanan yang tidak perlu dicerna dan dapat langsung diserap
C
C1
B
C1
B
C2
C
C4
ke dalam tubuh adalah ?
tidak mengalami
a. karbohidrat dan lemak
c. mineral dan vitamin
pencernaan
b. protein dan vitamin
d. mineral dan karbohidrat
Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 34 dan 35! 1 2 3 4
34. Menunjukkan
34. Nomor berapakah yang menunjukkan fundus ?
bagian lambung
a. 1
c. 3
(fundus)
b. 2
d. 4
35. Menjelaskan
35. Fungsi bagian lambung pada nomor 1 adalah?
fungsi bagian
a. mengatur masuknya makanan di lambung
lambung
b. mengatur masuk atau keluarnya makanan di lambung c. menghasilkan enzim d. menghancurkan makanan
36. Menganalisis zat pada larutan X
36. Seorang siswa menambahkan 5 tetes larutan lugol (A) ke dalam 5 mL larutan amilum (B). Setelah itu, ditambahkan 5 mL larutan X. Setelah 10 menit ditambahkan larutan X. Setelah 10 menit ternyata larutan berubah menjadi jernih.
158
Zat yang terdapat dalam larutan X adalah?
37. Mengidentifikasi
a. lipase
c. ptialin
b. tripsin
d. pepsin
37. Hati dan empedu merupakan kelenjar pencernaan yang bermuara
tempat
pada ?
bermuaranya hati
a. lambung
c. usus tengah
dan empedu
b. usus penyerapan
d. usus dua belas jari
38. Menyebutkan fungsi usus besar
38. Fungsi usus besar pada sistem pencernaan manusia adalah?
D
C1
C
C1
D
C2
C
C2
a. menyerap zat-zat makanan b. mengatur kadar garam c. mengatur kadar air pada sisa makanan d. menghancurkan sisa-sisa makanan
39. Menjelaskan
39. Rektum merupakan bagian dari usus besar yang letaknya berdekatan
organ yang
dengan?
berdekatan
a. usus halus
c. usus buntu
dengan rektum
b. lambung
d. anus
40. Menjelaskan
40. Permukaan sebelah dalam usus halus berjonjot (vili). Guna jonjot
fungsi jonjot
usus ini adalah ?
usus
a. memperkuat dinding usus b. menghambat kembalinya makanan ke lambung c. memperluas bidang penyerapan d. memperbanyak produksi enzim
159
41. Menjelaskan
41. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan fungsi asam klorida
fungsi asam
(HCl) dalam lambung manusia adalah ?
klorida
a. membunuh mikroorganisme
C
C2
C
C3
A
C1
D
C3
b. mengaktifkan pepsinogen c. mengubah protein menjadi pepton d. menyederhanakan protein 3. Kelainan
42. Memperkirakan yang
42. Penyakit pada sistem pencernaan yang menyerang rongga mulut
penyakit
penyakit
pada
menyerang
sempurna karena produksi air liur menurun disebut ?
manusia
rongga mulut
a. apendiktis
c. xerostomia
b. tukak lambung
d. parotitis
43. Mengidentifikasi
sehingga mulut menjadi kering serta proses pencernaan tidak
43. Gigi yang berlubang akan terasa sakit jika lubang tersebut telah
penyakit pada
mencapai bagian …. yang berisi saraf
saluran
a. rongga gigi
c. tulang gigi
pencernaan
b. email
d. semen gigi
44. Menghubung
44. Kebiasaan meminum minuman keras merugikan kesehatan karena
kan dampak
alkohol kadar tinggi akan menimbulkan?
meminum
a. ketergantungan, kerja meningkat, dan nafsu makan tinggi
minuman keras
b. lesu, gangguan saraf, dan gangguan jantung
dengan
c. gangguan ginjal, gangguan ingatan, dan kanker
kesehatan
d. gangguan pencernaan, gangguan kerja hormon, dan ketergantungan
160
45. Menyebutkan
45. Gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh toksin
penyakit
yang
mikroorganisme adalah?
disebabkan
oleh
a. diare
c. apendiks
b. hernia
d. sembelit
toksin
A
C1
B
C1
D
C2
C
C4
mikroorgansme 46. Mengidentifikasi
46. Peradangan yang terjadi pada bagian umbai cacing disebut ?
penyakit
a. tukak lambung
c. xerostomia
peradangan pada
b. apendikktis
d. parotitis
umbai cacing 47. Menjelaskan penyakit
yang
47. Penyakit yang berasal dari virus, yang menyerang kelenjar ludah di bagian telinga adalah ?
menyerang
a. apendisitis
c. xerostomia
kelenjar ludah
b. tukak lambung
d. Parotitis
48. Menganalisis
48. Andi pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakit pencernaan
yang
yang dideritanya. Dalam satu hari Andi buang air besar puluhan
disebabkan oleh
kali, merasa mulas, nyeri dan disertai demam yang hebat, dan
bakteri
denyut nadi yang cepat. Dokter mengatakan bahwa terjadi kejang
Entamoeba
hebat pada otot usus yang disebabkan oleh bakteri Entamoeba
histolytica
histolytica, Apakah penyakit pencernaan yang diderita Andi ?
penyakit
a. Salmonelasis
c. disentri
b. apendisitis
d. sembelit
161
49.Menjelaskan
49. Tifus adalah penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh
penyebab
bakteri ?
penyakit tifus
a. Salmonella thyposa
c. Clostridium botulinum
b. Entamoeba histolytica
d. Staphylococcus
50.Menjelaskan penyakit
50. Berikut ini yang bukan merupakan penularan penyakit yang yang
disebabkan dari mengudap di sembarang tempat adalah?
disebabkan dari
a. disentri
c. cacar
mengudap
b. tifus
d. kolera
disembarang tempat
A
C2
C
C2
162 Lampiran 15 LEMBAR OBSERVASI GURU Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD)
Pertemuan ke- : Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian: Tulislah hasil pengamatan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada setiap indikator sesuai dengan penilaian No
Uraian kegiatan
Penilaian 1
1
Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis
2
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara garis besar
3
Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok
4
Guru memberikan intruksi pada siswa agar menyelesaikan soal bersama
2
3
dengan kelompoknya 5
Guru mengawasi jalannya diskusi
6
Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengerjakan soal
7
Guru melakukan validasi hasil kerja kelompok
8
Guru memberikan kesimpulan dari tugas kelompok yang diberikan
9
Guru memberikan kuis individu
10
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai kriteria tertentu
11
Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Keterangan : 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali Observer,
Elyza Sovyana S.P, S.Pd
4
Lampiran 16
163 LEMBAR OBSERVASI SISWA Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Divisions (STAD)
Pertemuan : Hari/Tanggal
:
Petunjuk Pengisian:
Tulislah hasil pengamatan dengan memberikan taknda cek (√) pada setiap indikator sesuai dengan penilaian No
Uraian Kegiatan
Kelompok 1
Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
Siswa menyimak penjelasan guru Siswa bergabung dengan teman kelompoknya Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi Siswa berbagi tugas dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru 5 Siswa melakukan validasi hasil kerja kelompok 6 Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru 7 Siswa bertanya kepada guru bila tidak memahami konsep 8 Siswa melaksanakan kuis individu yang diberikan guru 9 Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran Keterangan: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali
Observer,
Elissa Sofyana
Kelompok 7
4 1 2 3 4
164 Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI GURU Model Pembelajaran Kooperatif Teknik GI (Group Investigation)
Pertemuan ke- : Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian: Tulislah hasil pengamatan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada setiap indikator sesuai dengan penilaian No
Uraian Kegiatan
Penilaian 1 2 3 4
1
Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis
2
Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki
3
Guru mengarahkan siswa dalam memilih topik
4
Guru memberikan pedoman materi pada masing-masing kelompok
5
Guru memberikan instruksi pada siswa agar menyelidiki jawaban dari permasalahan
6
Guru mengawasi jalannya diskusi
7
Guru menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa menemui kesulitan
8
Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing kelompok
9
Guru mengkoordinasi presentasi
10
Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Keterangan : 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= baik sekali
Observer,
Elyza Sovyana S.P, S.Pd
Lampiran 18
165
LEMBAR OBSERVASI SISWA Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation (GI) Pertemuan Ke- : Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian:
Tulislah hasil pengamatan dengan memberikan taknda cek (√) pada setiap indikator sesuai dengan penilaian No Uraian Kegiatan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Siswa menyimak penjelasan guru Siswa mendapat topik yang diselidiki Siswa bekerja sama dalam kelompoknya Siswa menjelaskan materi kepada teman kelompoknya Siswa melaksanakan rencana pelaksanaan kooperatif teknik GI
6 7
Siswa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari masing-masing kelompok Siswa pada tiap kelompok membuat kesimpulan
8
Siswa pada tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi 9 Siswa memperhatikan diskusi 10 Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat Keterangan: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik
Observer,
4 = baik sekali
Elyza Sovyana S.P, S.Pd
166
Lampiran 19 Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen STAD dan GI
A. Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen I Kooperatif Teknik STAD No
Aspek yang Diamati
Pertemuan II III
I 1
Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis
2
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara garis besar
3
Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok
4
Guru memberikan intruksi pada siswa agar menyelesaikan soal bersama dengan kelompoknya
5
Guru mengawasi jalannya diskusi
6
Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengerjakan soal
7
Guru melakukan validasi hasil kerja kelompok
8
Guru memberikan kesimpulan dari tugas kelompok yang diberikan
9
Guru memberikan kuis individu
10
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai kriteria tertentu
11
Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Jumlah Rata-rata Presentase
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
36
38
42
3.3
3.5
3.8
82%
86%
96%
167
B. Persentase Hasil Observasi Guru Kelas Eksperimen II Kooperatif Teknik GI No
Aspek yang Diamati
Pertemuan II III
I 1
Guru membagi kelompok dan menuliskannya di papan tulis
2
Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki
3
Guru mengarahkan siswa dalam memilih topik
4
Guru memberikan pedoman materi pada masing-masing kelompok
5
Guru memberikan instruksi pada siswa agar menyelidiki jawaban dari permasalahan.
6
Guru mengawasi jalannya diskusi
7
Guru menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa menemui kesulitan
8
Guru memberikan pertanyaan pada masing-masing kelompok
9
Guru mengkoordinasi presentasi
10
Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Jumlah Rata-rata Presentase
4
4
4
2
3
3
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
33
36
39
3,3
3,6
3,9
83%
90%
98%
168 Lampiran 20 Persentase Hasil Observasi Sisswa Kelas Eksperimen STAD dan GI
A. Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen I Kooperatif Teknik STAD Pertemuan ke-1 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa menyimak penjelasan guru
2
Siswa bergabung dengan teman kelompoknya
3
Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi
4
Siswa berbagi tugas dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru
5
Siswa melakukan validasi hasil kerja kelompok
6
Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru
7
Siswa bertanya kepada guru bila tidak memahami konsep
8
Siswa melaksanakan kuis individu yang diberikan guru
9
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
Jumlah = Jumlah Kelompok STAD
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V
VI
VII
Jumlah
Rata-rata
Presentase
2
2
2
14
2
50 %
3
3
3
3
21
3
75 %
3
4
3
2
3
19
2,7
68 %
1
2
1
2
2
2
11
1,6
39%
3
3
3
3
3
3
3
21
3
75 %
2
3
2
3
2
2
2
16
2,3
57%
3
3
3
3
3
3
3
21
3
75 %
3
4
3
3
4
3
4
24
3,4
86%
3
4
3
3
4
3
3
23
3,2
82%
I
II
III
2
2
2
2
3
3
3
2
2
1
169 Pertemuan ke-2 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa menyimak penjelasan guru
2
Siswa bergabung dengan teman kelompoknya
3
Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi
4
Siswa berbagi tugas dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru
5
Siswa melakukan validasi hasil kerja kelompok
6
Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru
7
Siswa bertanya kepada guru bila tidak memahami konsep
8
Siswa melaksanakan kuis individu yang diberikan guru
9
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
= Jumlah Jumlah Kelompok STAD
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V
Jumlah
Rata-rata
Presentase
3
21
3
75 %
2
3
25
3,5
88 %
3
3
3
21
3
75 %
3
3
2
3
19
2,7
68 %
4
4
3
4
3
25
3,5
88%
3
3
3
3
3
3
21
3
75 %
3
3
3
3
3
3
3
21
3
75 %
4
3
4
3
4
3
4
25
3,5
88 %
3
4
4
3
4
4
4
26
3,7
93 %
I
II
III
VI
VII
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
170 Pertemuan ke-3 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa menyimak penjelasan guru
2
Siswa bergabung dengan teman kelompoknya
3
Siswa mengerjakan tugas dengan berdiskusi
4
Siswa berbagi tugas dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas dari guru
5
Siswa melakukan validasi hasil kerja kelompok
6
Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru
7
Siswa bertanya kepada guru bila tidak memahami konsep
8
Siswa melaksanakan kuis individu yang diberikan guru
9
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
= Jumlah Jumlah Kelompok STAD
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V VI
Jumlah
Rata-rata
Presentase
4
25
3.6
89%
4
4
28
4
100 %
3
4
4
24
3.4
86 %
3
4
3
3
24
3.4
88%
4
4
4
4
4
28
4
100 %
3
3
3
4
3
3
23
3,3
82%
4
3
4
3
4
4
4
26
3.7
93%
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
4
4
3
4
4
3
4
26
3,7
93%
I II
III
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
VII
171 B. Persentase Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen II Kooperatif Teknik GI Pertemuan ke-1 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa mendengarkan penjelasan guru
2
Siswa mendapat topik yang akan diselidiki
3
Siswa bekerja sama dalam kelompoknya
4
Siswa menjelaskan materi kepada teman kelompoknya
5
Siswa melaksanakan rencana pelaksanaan kooperatif teknik GI
6
Siswa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari masing-masing kelompok
7
Siswa pada tiap kelompok membuat kesimpulan
8
Siswa pada tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
9
Siswa memperhatikan diskusi
10
Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat
11
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
Jumlah Jumlah Kelompok GI
=
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V
Jumlah
Rata-rata
Presentase
3
19
2.7
67.9 %
4
4
28
4
100 %
3
4
2
18
2.6
64.3 %
3
2
3
3
21
3
75 %
4
3
4
3
3
23
3.3
82.1 %
3
3
2
3
3
2
19
2.7
67.9 %
3
4
4
4
3
4
3
27
3.5
87,5 %
4
3
3
4
3
4
3
24
3,4
85,7 %
3
2
3
2
3
4
3
20
2.9
71.4 %
3
2
3
2
3
4
3
20
2.9
71.4 %
4
3
4
3
4
4
3
25
3,5
87,5 %
I
II
III
VI
VII
2
3
2
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
2
2
3
4
3
3
3
3
172 Pertemuan ke-2 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa mendengarkan penjelasan guru
2
Siswa mendapat topik yang akan diselidiki
3
Siswa bekerja sama dalam kelompoknya
4
Siswa menjelaskan materi kepada teman kelompoknya
5
Siswa melaksanakan rencana pelaksanaan kooperatif teknik GI
6
Siswa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari masing-masing kelompok
7
Siswa pada tiap kelompok membuat kesimpulan
8
Siswa pada tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
9
Siswa memperhatikan diskusi
10
Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat
11
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
Jumlah Jumlah Kelompok GI
=
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V
Jumlah
Rata-rata
Presentase
3
21
3
75 %
4
3
25
3.6
89.3 %
4
3
2
17
2,4
60,7 %
4
3
3
4
24
3.4
85.7 %
4
3
3
4
4
25
3.6
89.3 %
3
4
4
3
4
3
25
3.6
89.3 %
3
4
4
4
4
4
3
26
3,7
92,9 %
4
3
3
4
3
4
3
24
3.4
85.7 %
4
3
3
3
3
3
4
23
3.3
82.1 %
3
3
2
3
4
3
3
21
3
75 %
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
I
II
III
VI
VII
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
2
3
1
2
3
4
3
4
3
4
173 Pertemuan ke-3 No
Aspek yang Diamati
1
Siswa mendengarkan penjelasan guru
2
Siswa mendapat topik yang akan diselidiki
3
Siswa bekerja sama dalam kelompoknya
4
Siswa menjelaskan materi kepada teman kelompoknya
5
Siswa melaksanakan rencana pelaksanaan kooperatif teknik GI
6
Siswa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari masing-masing kelompok
7
Siswa pada tiap kelompok membuat kesimpulan
8
Siswa pada tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
9
Siswa memperhatikan diskusi
10
Siswa aktif dalam mengeluarkan pendapat
11
Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran
Keterangan : Rata-rata
=
Presentase =
Jumlah Jumlah Kelompok GI
=
Rata-rata X 100 % = Jumlah maksimum penilaian (4)
Kelompok IV V
Jumlah
Rata-rata
Presentase
4
25
3.6
89.3 %
4
4
28
4
100 %
4
3
4
25
3.6
89.3 %
4
4
3
3
26
3.7
92.9 %
4
4
4
4
4
28
4
100 %
4
3
4
4
4
4
27
3.9
96.4 %
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
4
3
4
4
3
4
4
26
3.7
92.9 %
4
4
4
4
4
4
4
28
4
100 %
I
II
III
VI
VII
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
168
Lampiran 20 SKOR REKAPITULASI KELOMPOK STAD
Kelompok I No
Nama
1 2 3
Alvin Berliana Nurul Fadila 4 Habib 5 Ridwan Jumlah
Penilaian I 70 60 60
Penilaian II 80 70 80
Skor
80 70
100 80
30 20 120
20 20 30
Penilaian III 90 80 90 90 90
Skor
Jumlah
20 20 20
40 40 80
10 10 80
40 30 200
Kelompok Kelompok II I No
Nama
1 Devi 2 Nurul.M 3 Mashur 4 Ranty 5 Fizikri Jumlah
Penilaian I 90 80 60 80 60
Penilaian II 70 70 60 90 40
Skor Penilaian III 80 5 70 10 60 20 70 20 50 5 60
Skor Jumlah 20 5 10 5 5 45
25 15 30 25 10 105
Kelompok Kelompok III No
Nama
1 Faisal 2 Ardi 3 Budi 4 Sintia 5 Nuri Junlah
Penilaian I 60 50 70 80 70
Penilaian II 70 60 60 60 80
Skor 20 20 10 5 5 60
Penilaian III 60 70 60 70 60
Skor Jumlah 10 20 10 10 5 55
50 70 80 60 70 115
169
Kelompok IV No
Nama
Penilaian I 1 Adistia 60 2 Fadlan 80 3 Hesti 70 4 Marlinda 60 5 Rekha 60 Jumlah
Penilaian II 70 90 80 70 70
Skor 20 20 20 20 20 100
Penilaian III 60 80 70 80 80
Skor Jumlah 10 10 20 10 10 60
30 30 40 30 30 160
Kelompok V No
Nama
Penilaian I 1 Firdaus 50 2 Romi 80 3 Fitriani. N 60 4 Nurdalimah 80 5 Nurul Fatia 70 Jumlah
Penilaian II 60 70 70 70 90
Skor Penilaian III 90 20 80 10 80 20 60 10 60 30 80
Skor Jumlah 30 10 10 10 5 85
50 20 30 20 35 155
Skor
Jumlah
5 20 10 20 5 60
15 30 20 25 15 105
Kelompok VI No
Nama
1 Johan 2 Aditya 3 Olla 4 Fitri .S 5 Nurbaiti Jumlah
Penilaian I 70 70 80 90 80
Penilaian II 60 60 70 60 70
Skor 10 10 10 5 10 45
Penilaian III 50 70 60 70 80
Kelompok VII No
Nama
Penilaian I 1 Erna 70 2 Novita 90 3 Bramono 80 4 Dery 80 5 Fatimah 80 Jumlah
Penilaian II 60 60 70 70 70
Skor Penilaian III 50 10 70 5 60 10 80 10 80 10 45
Skor Jumlah 5 20 10 5 5 45
15 25 20 15 15 80
174 Lampiran 21
Daftar keheterogenitas siswa kelas STAD DAFTAR SISWA KELAS VIII 4 SMP YPI (KELAS STAD) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Adistrametriana Putra Adtya Pranata Alvin Satriadi Ardi Hermawan Berliana Syafini Bramono Suryantoro Budi Ashari Dery Rismawan Devi Lestari Putri Utami Erna Ambarwati Fadlan Pratama Faizal Bahri Fatimah Firdaus Hidayat Fitri Sulistiowati Fitriani Nurisma Fizikri Alhamda Habib Prasetya Hesti Mivta Yliska Johandika Pratama Marlinda Yuliyah Mashur Ridho Novita Sari Uli Tobing Nur Baiti Nur Dalimah Nuri Septiani Nurul Fadila Nurul Fatia Nurul Muharomah Olla Alessia Ranty Rahayu Rekha Hardiyanti Ridwan Romi Agustian Sintia Desiana
L √ √ √ √
P
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peringkat kelas 32 34 8 24 1 21 17 14 9 35 25 31 7 33 20 19 30 29 18 6 11 22 28 13 12 3 15 5 16 27 2 4 22 26 10
175 Lampiran 22 Pembagian tim siswa teknik STAD Keterangan Siswa berprestasi tinggi
Siswa berprestasti sedang
Siswa berprestasti rendah
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kelompok A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G
176
Lampiran 23
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
Kelmpok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Alvin Satriadi
1. Devi Lestari Putri Utami
1. Faizal Bahri
2. Berliana Syafitri
2. Nurul Muharromah
2. Ardi Hermawan
3. Nurul Fadila
3. Ranty Rahayu
3. Budi Ashari
4. Habib Prasetya
4. Mashur Ridho
4. Sintia Desiana
5. Ridwan
5. Fizikri Alhamda
5. Nuri Septiani
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Adistametriana Putra
1. Firdaus Hidayat
1. Johandika Pratama
2. Fadlan Pratama
2. Romi Agustian
2. Aditya Pranata
3. Hesti Mivta Yuliska
3. Fitriani Nurisma
3. Olla Alessia
4. Marlinda Yuliah
4. Nurdalimah
4. Fitri sulistiowati
5. Rekha Hardiyanti
5. Nurul Fatia
5. Nurbaiti
Kelompok 4
Kelompok 7 1. Erna Ambarwati 2. Novita Sari 3. Bramono Suryantoro 4. Derry Rismawan 5. Fatimah
177 Lampiran 24
Daftar keheterogenitas siswa kelas GI DAFTAR SISWA KELAS VIII 2 SMP YPI (KELAS GI) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Akbar Kurniawan Amylia Apinda Sari Handyani Arisca Riyanti Chairunnisa Dede Windaningsih Devia Sari Diana Sari Dwi Damayanti Dwi Muniarti Eka Puspita Sari Elsa Lukmayanti Eni Novita Sari Erina Yustika Euis Mutia Ferry Nugroho Gita Safitri Hendra Julianto Ibnu Hadiansyah Ramadhani Ilham Adi Pratama Indri Widianingsih Ivan Ariansyah Melda Diana Mia Nofiyanto Miko Anggun Saputro Moch. Husni Mubarok .W Muhamda Rizal Imami Muhamad Sidik Nadia Liany Naufaldy Adam Kirana Nur Hikmah Resa Ridwan Jalil Rizki Hamim Syifa Shafrina Yuni Dwi Dini Hari
L √
P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peringkat kelas 4 1 2 19 9 7 18 17 33 34 15 31 22 26 29 16 11 32 22 14 25 7 35 3 30 8 12 6 24 5 28 21 10 13 20
178
Lampiran 25
Pembagian tim siswa teknik GI Keterangan Siswa berprestasi tinggi
Siswa berprestasti sedang
Siswa berprestasti rendah
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kelompok A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G A B C D E F G
179 Lampiran 26
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVERTIGATION (GI)
Kelmpok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
1. Amylia
1. Apinda Sari Handayani
1. Mia Nofianti
2. Moch. Husni Mubarok
2. Eni Novita Sari
2. Rizki Hamim
3. Eka Puspita Sari
3. Ferry Nugroho
3. Diana Sari
4. Euis Mutia
4. Miko Anggun Saputra
4. Elsa Lukmayanti
5. Ibnu Hadiansyah .R
5. Chairunnisa
5. Nadia Liany
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Akbar Kurniawan
1. Naufaldi Adam Kirana
1. Muhammad Sidik
2. Gita Safitri
2. M. Rizal Imami
2. Ivan Ariansyah
3. Devia Sari
3. Arisca Riyanti
3. Syifa Syafarina
4. Indri Widianingsih
4. Erina Yustika
4. Yuni Dwi Dini Hari
5. Hendra Julianto
5. Dwi Damayanti
5. Dwi Muniarti
Kelompok 7 1. Dede Windaningsih 2. lham Adi Pratama 3. Resa Ridwan Jalil 4. Nurhikmah 5. Melda Diana
180 Lampiran 27
Hasil Lembar Skor Kuis STAD No
Kelompok
Pertemuan
Total
1
Kelompok I
5
30
35
Ratarata 17,5
2
Kelompok II
30
5
35
17,5
Good team
3
Kelompok III
30
10
40
20
Great team
4
Kelompok IV
20
10
30
15
Good team
5
Kelompok V
30
30
60
30
Super team
6
Kelompok VI
5
20
25
12,5
Good team
7
Kelompok VII
5
20
25
12,5
Good team
I dan II
III
Penghargaan Good team
LEMBAR SKOR STAD Siswa
Waktu : Materi : Skor awal
Skor tes
Skor peningkatan
Keterangan: Perolehan skor dan penghargaan tim teknik STAD1
1
No
Perolehan skor
Predikat
1
15 - 19
Good team
2
20 - 24
Great team
3
25 - 30
Super team
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma baru pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. Hal. 274
181 Lampiran 28 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen I teknik STAD Pehitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini: N-gain = Nilai posttest – Nilai pretest Skor ideal – Nilai pretest Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut. g- tinggi : nilai G ≥ 0,7 g-sedang : nilai 0,30 ≤ G ≤ 0,70 g-rendah : nilai G < 0,30 Nilai N-gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen sebagai berikut ini.
Tabel Nilai N-gain Kelas Eksperimen STAD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
Nilai Pretest Posttest 16 40 12 48 40 72 32 64 52 80 36 64 40 72 40 72 48 76 20 56 44 76 36 60 48 76 28 56 52 80 36 60 24 52 24 44 36 68 52 80 52 76 36 64 32 44 44 80 44 72
Gain (G) 0.285714 0.409091 0.533333 0.470588 0.583333 0.4375 0.533333 0.533333 0.538462 0.45 0.571429 0.375 0.538462 0.388889 0.583333 0.375 0.368421 0.263158 0.5 0.583333 0.5 0.4375 0.176471 0.642857 0.5
Kategori Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang
182 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Z AA BB CC DD EE FF GG HH II Rata-rata
52 36 52 44 44 48 48 48 36 40 39.2
80 68 80 72 64 80 72 76 60 68 67.2
0.583333 0.5 0.583333 0.5 0.357143 0.615385 0.461538 0.538462 0.375 0.466667 0.47313
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
183
Lampiran 29 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen II teknik GI Pehitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini: N-gain = Nilai posttest – nilai pretest Skor ideal – nilai pretest Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut. g- tinggi : nilai G ≥ 0,7 g-sedang : nilai 0,30 ≤ G ≤ 0,70 g-rendah : nilai G < 0,30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB
Nilai Pretest posttest 52 84 56 88 48 88 44 76 48 76 56 88 40 72 40 72 32 68 36 72 44 72 24 60 28 72 24 68 16 52 40 72 48 80 24 68 28 56 40 76 40 60 56 88 24 56 56 80 16 52 52 88 48 84 52 84
Gain (G) 0.666667 0.727273 0.769231 0.571429 0.538462 0.727273 0.533333 0.533333 0.529412 0.5625 0.5 0.473684 0.611111 0.578947 0.428571 0.533333 0.615385 0.578947 0.388889 0.6 0.333333 0.727273 0.421053 0.545455 0.428571 0.75 0.692308 0.666667
Kategori Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
184 29 30 31 32 33 34 35
CC DD EE FF GG HH II
44 56 16 36 48 52 20 Rata-rata
40
72 80 52 76 76 76 48 72.3
0.5 0.545455 0.428571 0.625 0.538462 0.5 0.35 0.517539
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
185 Lampiran 30
Hasil Pretest Kelas Eksperimen I Teknik STAD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II
Nilai 16 12 40 32 52 36 40 40 48 20 44 36 48 28 52 36 24 24 36 52 52 36 32 44 44 52 36 52 44 44 48 48 48 36 40
186 Lampiran 31 Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas Ekperimen I (STAD)
A. Perolehan data 12,16,20,24,28,32,32,36,36,36,36,36,36,36,40,40,40,40,44,44,44,44,44,48,48,48,48,48,52, 52,52,52,52,52,52. B. Distribusi frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 52 Skor terkecil = 12 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil R = 52 – 12 R = 40 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5, 095 = 6,095 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i=
R BK = 40 6,095 = 6,56 = 7
(dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi Interval 12-18 19-25 26-32 33-39 40-46 47-53 Jumlah
f
xi 2 2 3 7 9 12 35
15 22 29 36 43 50 195
f. xi
xi² 30 44 87 252 387 600 1400
225 484 841 1296 1849 2500 7195
f.xi² 450 968 2523 9072 16641 30000 59654
187
6. Menentukan rata-rata (mean) (x) = ∑ fxi n = 1400 = 40 35 7. Menentukan varians (Si2) (Si²) = n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = 35.( 59654) – (1400) ² 35 (35 – 1) = 2087890 – 1960000 = 1190 = 127890 = 107.4706 1190 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = √ n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) =√107.4706
= 10.36 Tabel
Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen I STAD No Skor (xi) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ∑
f
Zn
Zi
F(Zi)
S (Zi)
F(Zi) –S(Zi)
12
1
1
-2.7027
0.0035
0.028571
0.02507
16
1
2
-2.3166
0.0104
0.057143
0.04674
20
1
3
-1.9305
0.0268
0.085714
0.05891
24
1
4
-1.5444
0.0618
0.114286
0.05249
28
1
5
-1.1583
0.1251
0.142857
0.01776
32
2
7
-0.7722
0.2206
0.2
0.0206
36
7
14
-0.3861
0.352
0.4
0.048
40
4
18
0
0.5
0.514286
0.01429
44
5
23
0.3861
0.648
0.657143
0.00914
48
5
28 0.772201
0.7823
0.8
0.0177
52
7
35 1.158301
0.8749
1
0.1251 Lo= 0.1251
35
188
Zi = x - x SD S (Zi) = Zn, n = Jumlah siswa n Ltabel (Lt); karena n > 30, maka: Ltabel (Lt); = 0.886 = 0.886 = 0,1496 √35 √ Lo < Lt (0.1251< 0.1496) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal
189 Lampiran 32
Hasil Posttest Kelas Eksperimen I Teknik STAD
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II
Nilai 40 48 72 64 80 64 72 72 76 56 76 60 76 56 80 60 52 44 68 80 76 64 44 80 72 80 68 80 72 64 80 72 76 60 68
190 Lampiran 33
Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Ekperimen I (STAD) A. Perolehan data
,
40,44,44,48,52,56,56,60,60,60,64,64,64,64,68,68,68,72,72,72,72,72,72,76,76,76,76,76,80, 80,80,80,80,80,80. B. Distribusi frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 80 Skor terkecil = 40 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil R = 80 – 40 R = 40 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5, 095 = 6,095 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i=
R BK = 40 6,095 = 6,56 = 7
(dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi Interval 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 Jumlah
f
xi 3 2 5 4 9 12 35
43 50 57 64 71 78 363
f. xi
xi² 129 100 285 256 639 936 2345
1849 2500 3249 4096 5041 6084 22819
f.xi² 5547 5000 16245 16384 45369 73008 161553
191 6. Menentukan rata-rata (mean) (x) = ∑ fxi n = 2345 = 67 35 7. Menentukan varians (Si2) (Si²) = n. ∑(fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = 35.(161553) – (2345) ² 35 (35 – 1) = 5654355 – 5499025 = 155330 = 130,5294 1190 1190 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = √ n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = √130,5294
= 11,42
Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen I STAD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ∑
Skor (xi)
f
Zn
Zi
F(Zi)
S (Zi)
F(Zi) – S(Zi)
40
1
1
-2.36
0.0091
0.028571
0.01947
44
2
3
-2.01
0.0222
0.085714
0.06351
48
1
4
-1.66
0.0485
0.114286
0.06579
52
1
5
-1.31
0.0951
0.142857
0.04776
56
2
7
-0.96
0.1685
0.2
0.0315
60
3
10
-0.61
0.2709
0.285714
0.01481
64
4
14
-0.26
0.3974
0.4
0.0026
68
3
17
0.09
0.5359
0.485714
0.050186
72
6
23
0.44
0.67
0.657143
0.012857
76
5
28
0.79
0.7852
0.8
0.0148
80
7 35
35
1.14
0.8729
1
0.1271 Lo= 0.1271
192 Zi = x - x SD S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa n Ltabel (Lt); karena n > 30, maka: Ltabel (Lt); = 0.886 = 0.886 = 0,1496 √35 √ Lo
193
Lampiran 34
Hasil Pretest Kelas Eksperimen II Teknik GI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II
Nilai 52 56 48 44 48 56 40 40 32 36 44 24 28 24 16 40 48 24 28 40 40 56 24 56 16 52 48 52 44 56 16 36 48 52 20
194
Lampiran 35
Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas Ekperimen II (Group Investigation) A. Perolehan data 16,16,16,20,24,24,28,32,32,32,32,36,36,40,40,40,40,40,44,44,44,48,48,48,48,48,52,52,5 2,52,56,56,56,56,56. B. Distribusi frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 56 Skor terkecil = 16 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil R = 56 – 16 R = 40 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5, 095 = 6,095 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i=
R BK = 40 6,095 = 6,56 = 7
(dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi Interval 16-22 23-29 30-36 37-43 44-50 51-57 Jumlah
f
xi 4 3 6 5 8 9 35
19 26 33 40 47 54 219
f. xi
xi² 76 78 198 200 376 486 1414
361 676 1089 1600 2209 2916 8851
f.xi² 1444 2028 6534 8000 17672 26244 61922
195
6. Menentukan rata-rata (mean) (x) = ∑ fxi n = 1414= 40,4 35 7. Menentukan varians (Si2) (Si²) = n. ∑ (fXi²) – (∑fXi) ² n (n – 1) = 35. (61922) – (1414) ² 35 (35 – 1) = 2167270 - 1999396= 167874 = 141,0706 1190 1190 8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = √ n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = √141,0706 = 11,89 Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen II GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ∑
Skor (xi)
f
Zn
Zi
F(Zi)
S (Zi)
F(Zi) –S(Zi)
16
3
2
-2.05
0.0202
0.057143
0.03694
20
1
4
-1.72
0.0427
0.114286
0.07159
24
2
6
-1.38
0.1003
0.171429
0.07113
28
1
7
-1.04
0.1492
0.2
0.0508
32
4
11
-0.71
0.2389
0.314286
0.07539
36
2
13
-0.37
0.3557
0.371429
0.01573
40
5
18
-0.03
0.488
0.514286
0.02629
44
3
21
0.3
0.6179
0.6
0.0179
48
5
26
0.64
0.7389
0.742857
0.00396
52
4
30
0.98
0.8365
0.857143
0.02064
56
5 35
35
1.31
0.9049
1
0.0951 Lo= 0.07159
196
Zi = x - x SD S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa n Ltabel (Lt); karena n > 30, maka: Ltabel (Lt); = 0.886 = 0.886 = 0,1496 敢
√35
Lo
197
Lampiran 36
Hasil Posttest Kelas Eksperimen II Teknik GI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II
Nilai 84 88 88 76 76 88 72 72 68 72 72 60 72 68 52 72 80 68 56 76 60 88 56 80 52 88 84 84 72 80 52 76 76 76 48
198
Lampiran 37
Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Ekperimen II (Group Investigation) A. Perolehan data 48,52,52,52,56,56,60,60,68,68,68,72,72,72,72,72,72,72,76,76,76,76,76,76,80,80,80,84,8 4,84,88,88,88,88,88. B.
Distribusi frekuensi 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 88 Skor terkecil = 48 2. Menentukan rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil R = 88 – 48 R = 40 3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35 BK = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5, 095 = 6,095 = 6 (dibulatkan) 4. Menentukan panjang kelas interval (i) i=
R BK = 40 6,095 = 6,56 = 7
(dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi Interval 48-54 55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 Jumlah
f 4 2 5 7 9 8 35
xi 51 58 65 72 79 86 411
f. xi 204 116 325 504 711 688 2548
xi² 2601 3364 4225 5184 6241 7396 29011
f.xi² 10404 6728 21125 36288 56169 59168 189882
199
6. Menentukan rata-rata (mean) (x) = ∑ fxi n = 2548 = 72,8 35 7. Menentukan varians (Si2) (Si²) = n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = 35. (189882) – (2548) ² 35 (35 – 1) = 6645870 – 6492304 = 153566 1190 1190 = 153566 = 129,04706 1190 8.
Menentukan simpangan baku (standar deviasi) SD = √ n. ∑ (fxi²) – (∑fxi) ² n (n – 1) = √129,04706 = 10,28 Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen II GI No
Skor (xi)
f
Zn
1
48
1
1
-2,41
0,008
2
52
3
4
-2,02
0,0222
3
56
2
6
-1,63
0,0516
4
60
2
8
-1,25
0,1056
5
68
3
11
-0,47
0,3192
6
72
7
18
-0,08
0,4681
7
76
6
24
0,31
0,6217
8
80
3
27
0,7
0,758
9
84
3
30
1,09
0,8621
10
88
5
35
1,48
0,9319
∑
35
Zi
F(Zi)
S (Zi)
F(Zi) –S(Zi)
0.028571
0.02057
0.114286
0.09209
0.171429
0.11983
0.1423
0.0367
0.314286
0.004914
0.514286
0.04619
0.685714
0.06401
0.771429
0.01343
0.857143
0.004957
1
0.0681 Lo= 0.11983
200
Zi = x - x SD S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa n Ltabel (Lt); karena n > 30, maka: Ltabel (Lt); = 0.886 = 0.886 = 0,1496 √35 √ Lo
201
Lampiran 38 Uji Homogenitas Data A. Penghitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelompok Penghitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher, dengan rumus: F = S12, Si² = n. ∑ (fXi²) – (∑fXi) ² S1 1 n (n – 1) Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hipotesis Ho = Data yang memiliki varians homogen Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen 2. Kriteria pengujian a. Jika Fhitung
202 B. Penghitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelompok Penghitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher, dengan rumus: F = S12, Si² = n. ∑ (fXi²) – (∑fXi) ² S1 1 n (n – 1) Untuk menguji homogenitas data posttest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hipotesis Ho = Data yang memiliki varians homogen Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen 2. Kriteria pengujian a. Jika Fhitung
Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak homogen 3. Menentukan nilai Fhitung Diketahui varians semua skor posttest kelas ekperimen I= 130,5294 dan varians semua skor posttest kelas eksperimen II= 129,04706, maka varians terbesar (Si²) = 130,5294 dan varians terkecil (Si²)= 129,04706 dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh : F = S12 = 130,5294 S11 129,04706 Fhitung = 1,01 4. Menentukan derajat kebebasan: db= n-1 db1= 35-1 =34 db2= 35-1 =34 5. Menentukan Ftabel (lihat tabel) Ftabel = F (α)(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76 6. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel (1,01<1,76), berarti Ho diterima, maka memiliki varians yang homogen.
203 Lampiran 39
Penghitungan Uji Homogenitas dengan N-Gain
Penghitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher, dengan rumus: F = S12, Si² = n. ∑ (fXi²) – (∑fXi) ² S1 1 n (n – 1) Untuk menguji homogenitas data posttest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hipotesis Ho = Data yang memiliki varians homogen Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen 2. Kriteria pengujian a. Jika FhitungFtabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak homogen 3. Menentukan nilai Fhitung Diketahui varians semua skor posttest kelas ekperimen I = 130,5294 dan varians semua skor posttest kelas eksperimen II = 129,04706 , maka varians terbesar (Si²) = 130,5294 dan varians terkecil (Si²) = 129,04706 dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh : F = S12 = 130,5294 S1 1 129,0470 Fhitung = 1,01 4. Menentukan derajat kebebasan: db= n-1 db1= 35-1 =34 db2= 35-1 =34 5. Menentukan Ftabel (lihat tabel) Ftabel = F (α)(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76 6. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel (1,01<1,76), berarti Ho diterima, maka memiliki varians yang homogen.
204 Lampiran 40 Penghitungan Uji Hipotesis
Penghitungan uji hipotesis berdasarkan data post test dengan menggunakan Uji-t. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis Ho : rata-rata data kelompok eksperimen 1 Ha : rata-rata data kelompok eksperimen 2 2. Menentukan α Taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang homogen, maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus: Thitung =
(
dengan Sg =
)
(
)
Kriterianya : Ho diterima, jika Fhitung < ttabel dan Ha diterima, jika Fhitung > ttabel 4. Menghitung t -
Mencari Sg =
=
(
)
(
)
(
(
,
,
=
)
,
)
,
,
=
= 129,775 = 11.39 = 11,4 (dibulatkan)
-
Menghitung nilai thitung thitung
=
, ,
=
, ,
=
, ,
√ ,
=
, ,
= 2,132
205 5. Kesimpulan Karena thitung>ttabel (2,132>2,00), berarti Ha diterima, maka rata-rata data kelompok eksperimen I tidak sama dengan rata-rata data kelompok II, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen I dengan eksperimen II.