1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) (The Difference of The Students Cognitive Learning Result Which Uses the Cooperative Learning Model by Time Token and Two Stay Two Stray Types on the Ecosystem Material) Dini Daryanti, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman,
[email protected] Biology Education Department Faculty of Teacher Training and Education Siliwangi University Tasikmalaya Abstract This research purposed to know the difference of student cognitive learning result which uses the cooperative learning model by time token and two stay two stray types on the ecosystem material (an experimental study at the sevent grade of Public Junior High School 1 Salopa). This research was conducted on februari to april 2015 Public Junior High School 1 Salopa. The research population is all of the students at the sevent grade of Public Junior High School 1 Salopa in academic year 2014/2015 that consist of sevent classes. The sample research uses purposive sampling technique that consist two classes. To measure the learning process result use the learning result test instrument. To collect the data use a test. The research instrument use student learning result test in ecosystem material. To analysis the data use test with significant level 5%. Based on the result of the data anlysis and hipotesis test it can conclude that there was a difference of the student learning result which uses the cooperative learning by time token and two stay two stray types on the ecosystem material at the seventh grade of Public Junior High School 1 Salopa in academic year 2014/2015. Keywords : cooperative learning model, Time Token, Two Stay Two Stray,Student Learning result, Ecosystem. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray pada materi ekosistem (studi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015 di SMP Negeri 1 Salopa. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental. Populasi yang digunakan adalah seluruh kelas VII SMP Negeri Salopa pada tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 7 kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 2 kelas.
1
2 Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data berupa tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasi analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif, tipe time token, tipe Two Stay Two Stray, Hasil Belajar Siswa, ekosistem. Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya adalah bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengambangkan sumber daya manuasia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan serba ringan. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional. Guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan memperoleh keterampilan. Tugas Guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran saja, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa. Guru harus mampu menentukan model, teknik serta bahan pembelajaran yang dapat mendukung peranannya, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dikuasai peserta didiknya secara tuntas, kemampuan setiap siswa itu berbedabeda, ada siswa yang pandai, cukup dan kurang, sesuai dengan daya serapnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Kelas VII SMPN 1 Salopa, Guru di sekolah tersebut selama ini jarang menggunakan variasi model pembelajaran, sehingga menyebabkan sebagian siswa belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Dari hasil ulangan harian siswa pada
materi
Ekosistem tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh rata-rata sebesar 73, sedangkan
3 Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan adalah 75. Hal ini karena guru hanya menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah dalam setiap pembelajarannya. Yakni proses pembelajarannya hanya berlangsung satu arah, sehingga aktivitas pembelajaran di kelas lebih dominan guru dari pada siswa, hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif, bahkan cenderung pasif dan membosankan. Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif terlibat langsung dalam kegiatan belajar
mengajar
dan
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Pada saat ini banyak model-model pembelajaran yang dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran dengan tipe yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray. Model pembelajaran kooperatif ipe time token adalah proses belajar yang menepatkan siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama, dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif, guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui. Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Sedangkan Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray adalah sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi, metode ini juga melatih siswa untuk bersosialiasi dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray pada materi ekosistem (studi eksperimen di kelas vii smp negeri 1 salopa).”
4 Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
pre-eksperimen.
Penelitian
menggunakan salah satu kelas tanpa kelas kontrol. Metode penelitian preeksperimental tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan membandingkan hasil posttest. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study. Pengambilan sampel dengan mengunakan teknik purposive sampling. Hasil pengambilan sampel menunjukkan kelas VII B menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dan kelas VII E menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray . Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari perlakuan, diberikan posttest. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan empat option. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data posttest pada materi ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. Tabel 1 Rata-rata Posttest Kelas
Post test
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
17,75 22
Berdasarkan tabel 1. Skor rata-rata post test di kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token
adalah
17,75 dan rata-rata post test di kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah 22.
5 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji normalitas kaidah pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Jika x2hitung<x2tabel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Jika x2hitung>x2tabel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Model pembelajaran kooperatif tipe time token diperoleh nilai x2hitung = 2,98 dan x2tabel = 5,99 sehingga x2hitung < x2tabel , sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray diperoleh nilai x2hitung = 4,3 dan x2tabel = 7,81 sehingga x2hitung < x2tabel dapat disimpulkan bahwa, data hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token
dan Two Stay Two Stray
keduanya berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Kaidah pengujian hipotesis : tolak H0 jika Fhitung>Ftabel. Berdasarkan hasil analisis dari uji homogenitas tersebut Fhitung 1,39 dan Ftabel 1,79 yaitu Fhitung 1,39 < Ftabel 1,79 maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak Ho jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan bahwa nilai thitung sebesar -5,6 sedangkan ttabel sebesar 1,998 artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan two stay two stray pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. 2. Pembahasan 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Teknik belajar mengajar two stay two stray bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Struktur two stay two stray memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Banyak kegiaratan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan lainnya.
6 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh harga thitung = -5,6 sedangkan harga -ttabel = -1,998. Karena harga thitung berada di daerah penolakan Ho maka kesimpulan analisis dari penelitian ini adalah tolak Ho, artinya ada perbedaan hasil belajar kognitf siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan two stay two stray pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. Pada kegiatan pembelajaran
time token, siswa menjawab
pertanyaan secara langsung, dari pertanyaan yang diberikan oleh guru sambil memberikan kupon, selain itu siswa dituntut untuk lebih aktif serta berani dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Secara keseluruhan penggunaan model pembelajaran
kooperatif
tipe
time
token
mempengaruhi
proses
pembelajaran. Pada kegiatam pembelajaran two stay two stray, siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan mensharing hasil diskusi kepada tamu yang datang dari kelompok lain, siswa dituntut untuk bertanggung jawab mengenai tugas dalam menerima ataupun mensharing hasil diskusi dengan kelompok lain. Secara keseluruhan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two srtay mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. 2.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Model pembelajaran time token adalah model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa aktif berbicara. Dalam pembelajaran diskusi, time token digunakan agar siswa aktif bertanya dalam berdiskusi. Dengan membatasi waktu berbicara misalnya 30 detik, diharapkan siswa secara adil mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Pada
pertemuan
pertama
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe time token secara umum keaktifan dan partisipasi masih kurang terlihat, siswa masih terlihat bingung dengan langkah-langkah model pembelajaran ini, tetapi siswa terlihat antusias dan
7 berpartisipasi aktif saat guru memberikan kupon berbicara untuk memberikan pendapat. sedangkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
secara umum siswa masih kurang
berdiskusi dengan kelompoknya bahkan ketika berdiskusi dengan tamu dari kelompok lain masih ragu-ragu. Akan tetapi pada pertemuan kedua, pada saat guru memberikan apersepsi, motivasi, dan pengulangan materi sebelumnya siswa terlihat lebih aktif, semangat dan minat belajar mereka untuk belajar cukup besar, sehingga dalam proses pembelajaran sudah terlihat adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray terhadap proses belajar siswa. Hal tersebut terlihat ketika siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan memulai berdiskusi dengan kelompoknya. Selain itu terlihat pula pada peningkatan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada pertemuan kedua siswa lebih aktif, lebih percaya diri dalam berdiskusi dan mengeluarkan pendapat. Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif , setelah dengan menggunakan uji t dependen dengan taraf 5% maka untuk posttest, didapatkan nilai thitung -5,6 dan -ttabel 1,998 kesimpulan hipotesis yang didapat adalah tolak Ho yang artinya ada ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe time token dan tipe two stay two stray pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk bekerja sama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8 3. Perbedaan
Hasil
Belajar
Siswa
yang
Proses
Pembelajarannya
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token dan Tipe Two Stay Two Stray Pada Materi Ekosistem Hasil Uji t. Berdasarkan hasil uji t, thitung=-5,6 danttabel=1,998 itu berarti thitung
skor rata-rata time token skor rata-rata two stay two stray KKM
skor rata- skor ratarata time rata two token stay two stray
KKM
Gambar 4.4 Nilai rata-rata time token, two stay two stray dan kkm Dari gambar 4.4 dapat di jelaskan bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Time Token memperoleh skor rata-rata 17,75. Jika di lihat dari skor rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakanmodel kooperatif tipe Time Token tidak mencapai skor
KKM yang telah di tentukan.Sedangkan model
kooperatif tipe Two Stay Two Stray memiliki skor rata-rata 22 di atas nilai KKM. Hal ini membuktikan bahwa model kooperatif tipe Two Stay Two
9 Stray memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Time Token . Hal ini disebabkan karena siswainteraksi yang terjadi pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini sangatlah luas, siswa berinteraksi dan mencari informasi dengan semua kelompok sehingga membuat siswa lebih aktif, berfikir kreatif, dan menanamkan rasa tanggung jawab. Dengan demikian siswa lebih termotivasi untuk serius belajar, sedangkan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Time Token , keaktifan siswa kurang karena interaksi terjadi hanya pada kelompok saja sehingga keaktifan semua siswa kurang karena mengandalkan siswa yang pintar, baik dalam mencari informasi ataupun dalam presentasi. Berdasarkan hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku, setelah menempuh pengalaman belajar, dan keberhasilan belajar tersebut tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada diri siswa tersebut dan faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat dari luar diri siswa tersebut. Berdasarkan grafik di atas terlihat jelas pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor hasil belajar siswa menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih tinggi dari pada model pembelajaran time token pada materi ekosistem. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Time Token dan Two Stay Two Stray pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa. Penggunaan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih cocok digunakan untuk mengajarkan materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Salopa.
10 Daftar Pustaka Hamali, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia. Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta:Kharisma Putra Utama Offset Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Kontruktivisme. Jakarta: Gaung Persada Press.