EFEKTIVITAS PROGRAM KEGIATAN RADIO PERTANIAN CIAWI (RPC) DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN
PIA ADELIA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Pia Adelia NIM I34100149
ABSTRAK PIA ADELIA. Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian. Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH. Seiring dengan perkembangan jaman, radio tidak hanya menyampaikan informasi siaran secara on air, namun juga disertai dengan siaran off air untuk semakin meningkatkan efektivitas radio dan menjangkau pendengar yang di luar jangkauan siaran on air. Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan radio yang aktif dalam kegiatan on air dan off air dalam memajukan dunia pertanian dan mengembangkan masyarakat petani untuk mendapatkan informasi terbaru. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian yang dilihat dari kegiatan off air. Penelitian ini adalah penelitian metode sensus dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung pendekatan kualitatif. Berdasarkan analisis uji statistik regresi linier dengan responden sebanyak 32 orang diperoleh bahwa karakteristik pendengar off air secara umum tidak memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian, hanya berpengaruh pada faktor tingkat pendidikan, sedangkan untuk faktor program kegiatan off air secara umum memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian. Kata kunci: program kegiatan off air, efektivitas, pengembangan masyarakat.
ABSTRACT PIA ADELIA. Effectiveness of Radio Pertanian Ciawi Activity Programme in the Development of Agricultural Community. Supervised by AMIRUDDIN SALEH. In accordance with the developments of the times, radio not only convey information on air broadcast in but also accompanied by a off air broadcast to further improve the effectiveness of radio and reach out to a hearer outside the reach of on air broadcast. Radio Pertanian Ciawi (RPC) active in on air and off air activities in advanced the world of agriculture and develop community farmers to get the latest information. This research aimed to see the effectiveness of Radio Pertanian Ciawi in the development of agricultural people are viewed from the activities of off air. This study is a research method of census by using quantitative approach that supported a qualitative approach. Based on the analysis of linear regression statistical tests with a total of 32 respondents were obtained that the characteristics of off air listeners generally don't have a real influence on the effectiveness of the RPC in the development of agricultural communities, influential factors on the only level of education, and for the factor program activities off air in general have a real influence on the effectiveness of the RPC in the development of agricultural communities. Keywords: off air activity programme, effectiveness, community development.
EFEKTIVITAS PROGRAM KEGIATAN RADIO PERTANIAN CIAWI (RPC) DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN
PIA ADELIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
Judul Skripsi : Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Nama : Pia Adelia NIM : I34100149
Disetujui oleh
Dr Ir Amiruddin Saleh, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus: _________________
i
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian” ini dengan baik dan tepat waktu sebagai syarat untuk menjadi sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, di Fakultas Ekologi Manusia, Intitut Pertanian Bogor. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen pembimbing skripsi Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik selama jalannya proses penulisan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan, terimaksih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Hadiyanto, MSi sebagai penguji utama dan Bapak Ir. Fredian Tonny, MS sebagai penguji wakil dari departemen atas saran dan masukannya, terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayah Wahyudi N. Alim, Mamah S. Wahyuni, Denise Adelia, Chandra Tri Wahyudi dan segenap teman-teman terdekat penulis, Ratu Anna, Sarah Isaura, Putri Rodiah, Dwi Rahayu, Umi Athiah, Rima Febrina, Shita Renita, dan Nurul Fitriyanti juga teman-teman satu bimbingan yakni Saskia Kencana dan Ibnu, tidak lupa pula teman-teman seperjuangan KPM 47 yang telah memberikan dukungan, motivasi, inspirasi, bantuan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Terimakasih yang sebesar-besarnya pun tidak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak-pihak yang terlibat, khususnya kepada sekretariat Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Radio Pertanian Ciawi beserta para informannya, Kantor Desa Karya Utama Kecamatan Cikeudal, dan para masyarakat responden di Desa Karya Utama. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan semua pihak.
Bogor, Juni 2014
Pia Adelia
ii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 Masalah Penelitian .............................................................................................. 3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 3 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4 Program Radio ..................................................................................................... 4 Efektivitas Program Siaran .................................................................................. 5 Pengembangan Masyarakat ................................................................................. 7 Khalayak Pendengar ............................................................................................ 9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Program Siaran Radio .............................. 10 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 11 Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 12 Definisi Operasional .......................................................................................... 13 PENDEKATAN LAPANGAN ............................................................................. 16 Desain Penelitian ............................................................................................... 16 Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 16 Teknik Pemilihan Responden dan Informan ..................................................... 17 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 17 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 17 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 18 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 19 Gambaran Umum Desa Penelitian .................................................................... 19 Kondisi Geografi............................................................................................ 19 Kondisi Demografi ........................................................................................ 20 Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC) ................................................................. 21 Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC) ........................................................... 21 Stuktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) ......................................... 23 Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) .......................................... 24 Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC)............................ 26
iii
Khalayak Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC) ...................................... 27 KARAKTERISTIK PETANI PENDENGAR OFF AIR SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI, FAKTOR PROGRAM KEGIATAN OFF AIR, DAN FAKTOR KEGIATAN ON AIR ........................................................................... 28 Karakteristik Pendengar Off Air ........................................................................ 28 Umur .............................................................................................................. 28 Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 29 Tingkat Lama Mengikuti Kegiatan ................................................................ 29 Tingkat Motivasi Mengikuti Kegiatan ........................................................... 30 Faktor Program Kegiatan Off Air ...................................................................... 30 Materi Kegiatan ............................................................................................. 31 Tingkat Kesesuaian Waktu ............................................................................ 31 Penyampaian Narasumber ............................................................................. 32 Lingkungan Kegiatan ..................................................................................... 33 Faktor Program Kegiatan On Air Radio Pertanian Ciawi ................................. 33 Materi Siaran On Air...................................................................................... 34 Kesesuaian Waktu.......................................................................................... 34 Penyampaian Penyiar ..................................................................................... 35 Kualitas Siaran ............................................................................................... 35 EFEKTIVITAS RADIO PERTANIAN CIAWI DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA ..................................................................................... 37 Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................................................................................... 37 Tingkat Pengetahuan...................................................................................... 37 Tingkat Keterampilan .................................................................................... 38 Pengaruh Karakteristik Pendengar dengan Efektivitas Radio Pertanian Ciawi Dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ................................................... 39 Pengaruh Umur terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................... 39 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ................................................ 40 Pengaruh Tingkat Lama Mengikuti Kegiatan terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ...................... 41 Pengaruh Tingkat Motivasi terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................... 41 Pengaruh Faktor Program Kegiatan Off Air dengan Efektivitas Radio Pertanian Ciawi Dalam Pengembangan Masyarakat ......................................................... 42
iv
Pengaruh Materi Kegiatan terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ..................................................................................... 43 Pengaruh Tingkat Kesesuaian Waktu terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................... 43 Pengaruh Penyampaian Narasumber terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................... 44 Pengaruh Lingkungan Kegiatan terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian ........................................................... 45 PENUTUP ............................................................................................................. 46 Simpulan ............................................................................................................ 46 Saran .................................................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47 LAMPIRAN .......................................................................................................... 49 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 62
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Sebaran lahan Desa Karya Utama, kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten................................................ 19
Tabel 2
Sebaran penduduk menurut mata pencaharian pokok masyarakat Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten...............................................
Tabel 3
20
Sebaran jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten................................................ 21
Tabel 4
Program acara unggulan on air Radio Pertanian Ciawi........... 25
Tabel 5
Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel karakteristik pendengar off air.................................................
Tabel 6
28
Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap faktor program kegiatan off air Radio Pertanian Ciawi (RPC)............................................................................. 31
Tabel 7
Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel program kegiatan off air........................................................... 32
Tabel 8
Jumlah dan persentase efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat di Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang,Banten............. 37
Tabel 9
Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian...............................................................
Tabel 10
38
Hasil uji statistik karakteristik pendengar off air terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian...............................................................
Tabel 11
39
Hasil uji statistik faktor program kegiatan off air terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian...............................................................
42
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Kerangka pemikiran..............................................................
12
Gambar 2
Struktur organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC)...............
23
Gambar 3
Komposisi persentase kegiatan on air Radio Pertanian Ciawi (RPC)..........................................................................
25
Gambar 4
Jejaring mitra kerja Radio Pertanian Ciawi (RPC)...............
26
Gambar 5
Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC)............................. 27
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal kegiatan penelitian skripsi tahun 2014.................
49
Lampiran 2
Peta lokasi........................................................................
50
Lampiran 3
Daftar nama responden di Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten..... 51
Lampiran 4
Kuesioner..........................................................................
52
Lampiran 5
Contoh hasil uji statistik...................................................
56
Lampiran 6
Panduan wawancara mendalam........................................
58
Lampiran 7
Hasil wawancara mendalam.............................................
59
Lampiran 8
Dokumentasi kegiatan....................................................... 61
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang bergerak semakin cepat diiringi dengan perkembangan media massa yang semakin memiliki banyak peran pula, diantaranya di bidang hiburan, pendidikan, pengetahuan, dan pengembangan masyarakat. Media massa sebagai saluran informasi berperan untuk menumbuhkan dan memperkuat dukungan masyarakat berupa partisipasi di dalam proses pembangunan (McQuail 1987). Salah satu kendala di Indonesia dalam pengembangan masyarakat adalah terbatasnya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya untuk masyarakat pedesaan. Diperlukan adanya media penyiaran sebagai saluran yang menghubungkan antara pemerintah dan masyarakat pedesaan agar kesenjangan komunikasi dapat teratasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, penyiaran adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan sarana transmisi darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Media siaran yang dianggap efektif dalam mengurangi kesenjangan komunikasi untuk kalangan masyarakat pedalaman adalah radio. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, yang didalamnya terdapat program yang teratur dan berkesinambungan (Riswandi 2009). Penelitian ini menghubungkan antara konsep pengembangan masyarakat dengan program kegiatan radio siaran. Menurut Palmer (2004) dalam Rihadini (2012) pengembangan masyarakat adalah sebuah proses dimana suatu komunitas diperkuat untuk kreatif membantu memenuhi kebutuhan sendiri: fisik, spiritual, mental, psikologis, sosial, ekonomi dan politik, dimana siaran radio diharapkan mampu menjembatani para pengembang masyarakat dalam melakukan pengembangan masyarakat. Terdapat beberapa tingkatan peran sosial radio sebagai media masyarakat adalah (1) radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain; (2) radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan; (3) radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi bersama yang paling menguntungkan; dan (4) radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran (Effendy 1991). Pengembangan masyarakat merupakan usaha untuk memberikan kesempatan bagi pendengar untuk berbicara memberikan opini secara langsung dengan pendengar lainnya. Menurut Peigh et al. (1979) pendengar diajak untuk berbicara mengenai pendapatnya tentang masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang memungkinkan pendengar tersebut untuk meningkatkan kondisi kehidupannya melalui berbagai pengalaman dengan orang lain maupun dari informasi yang disebarluaskan melalui radio. Banyaknya media yang tumbuh sekarang ini merupakan salah satu bukti pentingnya dan banyaknya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu peran dari radio, yaitu berfungsi sebagai salah satu pemenuhan informasi bagi masyarakat, tidak
2
hanya untuk masyarakat perkotaan tetapi juga untuk masyarakat di daerah pedesaan, khususnya masyarakat petani yang sangat membutuhkan informasi terbaru seputar dunia pertanian. Seiring dengan perkembangan jaman radio tidak hanya menyampaikan informasi siaran secara on air, namun juga disertai dengan siaran off air untuk semakin meningkatkan efektivitas radio dan menjangkau pendengar yang di luar jangkauan siaran on air. Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio di bawah naungan lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) yang didirikan sebagai media penyiaran yang dapat mengurangi kesenjangan informasi dan komunikasi antara pihak pemerintah dan masyarakat pertanian. Radio Pertanian Ciawi, didirikan dan mengudara tanggal enam Februari 2004. Bernaung di bawah PT. Radio Pertanian Ciawi dengan akte pendirian perusahaan terbatas Nomor 15 tanggal 18 Mei 2005. Keberadaan Radio Pertanian Ciawi (RPC) sekaligus sebagai media Departemen Pertanian Republik Indonesia (DEPTAN RI) dalam upaya meningkatkan proses pengembangan masyarakat pertanian melalui informasi, dimana melalui RPC para pendengar memiliki akses informasi yang lebih luas untuk mengajukan aspirasi, opini, dan pendapat, khususnya seputar informasi pertanian. Radio sebagai upaya dalam pengembangan masyarakat dibuktikan pula dalam penelitian Hapsari (2008) yang mengatakan bahwa Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan media komunikasi dalam rangka pengembangan masyarakat pertanian, khususnya bagi petani yang berada di Provinsi Jawa Barat. Selain program kegiatan on air, RPC juga melakukan program kegiatan off air seperti penyuluhan dan diklat seputar dunia pertanian. Desa Karya Utama adalah desa yang berada di Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Desa ini adalah salah satu daerah yang termasuk dalam kunjungan siaran RPC. Di Desa Karya Utama Kecamatan Cikeudal tersebut terdapat Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) dengan nama P4S Srikandi, dan diketahui bahwa P4S Srikandi telah melakukan kerja sama dengan pihak RPC dan PPMKP dalam kegiatan off air berupa siaran “Teropong Desa” dan diklat tentang “Pelatihan Inkubator Agribisnis (PIA)” yang melibatkan para petani di Desa Karya Utama sebagai audien. Efektivitas dalam sebuah program kegiatan radio sangatlah penting yaitu bagaimana membuat program yang benar-benar menarik, berkesan dan banyak dikunjungi. Efektivitas merupakan ukuran yang menunjukkan bagaimana program mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan, maka dalam sebuah efektivitas bisa terlihat apakah tujuan yang diinginkan dari suatu program siaran radio sesuai atau tidak dengan apa yang diinginkan (Yudela 2011). Efektivitas program radio dalam upaya pengembangan masyarakat adalah program radio yang dapat memberikan dampak kepada para pendengar radio on air maupun off air, yaitu dalam tingkat pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, lalu menjadi paham dan mengetahui cara mengaplikasikan khususnya seputar dunia pertanian dan perubahan dalam keterampilan dari tidak bisa menjadi bisa.
3
Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Seperti apa faktor karakteristik pendengar off air dalam mempengaruhi efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian? 2. Seperti apa faktor program kegiatan off air dalam mempengaruhi efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian? 3. Bagaimana cara pandang Radio Pertanian Ciawi dalam penyusunan program kegiatan on air ?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini di antaranya adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Faktor karakteristik pendengar off air yang mempengaruhi efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian. 2. Faktor program kegiatan off air yang mempengaruhi efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian. 3. Cara pandang Radio Pertanian Ciawi dalam penyusunan program kegiatan on air.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas program kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebagai media dalam mengembangkan masyarakat pertanian, maka dari itu penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yakni: 1. Bagi kalangan akademisi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang layak untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi kalangan masyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat, khususnya untuk masyarakat petani dalam meningkatkan pengetahuan dan informasi seputar program kegiatan Radio Pertanian Ciawi. 3. Bagi instansi terkait. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan, saran, dan perbaikan guna meningkatkan kualitas kegiatan on air dan off air sehingga mampu menjadi radio yang lebih dikenal masyarakat secara luas dan memiliki khalayak pendengar yang lebih banyak.
4
TINJAUAN PUSTAKA Program kegiatan radio yang selama ini telah banyak berkembang dan disiarkan mampu membantu khalayak dalam memperoleh informasi terbaru, mendapatkan hiburan dan menambah pengetahuan, pengelolaan program kegiatan khususnya dalam hal perencanaan program diselenggarakan dengan kesadaran bahwa kegiatan tersebut memiliki kekuatan yang besar dalam membangun masyarakat. Efektivitas program kegiatan radio diharapkan mampu membantu proses pengembangan masyarakat, namun tidak secara keseluruhan program radio yang disajikan selama ini telah dianggarp efektif dalam pengembangan masyarakat. Untuk melihat efektivitas program kegiatan radio dalam pengembangan masyarakat, diperlukan adanya pemahaman dari hal-hal berikut, yakni: (1) program radio; (2) efektivitas program siaran; (3) pengembangan masyarakat; (4) khalayak pendengar; dan (5) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program siaran.
Program Radio Siaran radio (broadcasting) merupakan institusi kemasyarakatan seperti media massa lainnya, institusi ini dapat dilihat dari keberadaannya sebagai suatu organisasi yang menjalankan fungsi penyiaran informasi, baik secara tunggal maupun melalui sistem jaringan (network) dengan satu pusat yang mengendalikan penyiaran informasi (Siregar 2001). Sejalan dengan pengembangan radio di ajang yang kompetitif, menjadikan setiap pengelola radio siaran perlu membuat suatu pola atau bentuk dalam programprogramnya. Kata Program berasal dari bahasa Inggris “programme” yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya, dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini adalah audiens (Triartanto 2010). Suatu program harus membuat format siaran yang dianggap relevan, beserta implementasinya pada wilayah program dan pemasaran. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik, dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran, yang nantinya pemenuhan tujuan ini tersangkut paut dengan efektivitas program siaran (Riswandi 2009). Menyajikan program siaran untuk disampaikan kepada pendengar, memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai perilaku pendengar. Seperti yang dikatakan oleh Morissan (2005) berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap media secara ringkas dapat dikelompokan dalam empat tujuan, yaitu: 1. Pengetahuan. Seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau memperoleh tentang suatu informasi. 2. Hiburan. Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan, dan orang mencari hiburan salah satunya kepada media massa.
5
3.
Kepentingan sosial. Isi media menjadi perbincangan yang hangat. Media memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial. 4. Pelarian. Orang menggunakan media tidak hanya untuk tujuan santai tetapi juga sebagai bentuk pelarian. Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan salah satu radio yang menyiarkan program-program siaran yang lebih dikhususkan untuk masyarakat pedesaan dan pertanian. Penyaluran pesan melalui RPC tidak dapat dipungkiri sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi pada petani dan berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap petani (Ariyani 2008). Dikarenakan sifat materi siaran dari program siaran pedesaan sesuai dengan informasi pertanian maka durasi atau waktu siaran juga harus disesuaikan dengan waktu luang para petani sehingga materi yang disiarkan dapat tersampaikan kepada para petani. Pada suatu program kegiatan radio, ada kegiatan yang bersifat on air dan off air, dimana kegiatan yang bersifat on air adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rutinitas radio seperti siaran dan berbagai kegiatan yang diadakan di dalam studio radio dan berhubungan dengan siaran radio tersebut. Peran off air di radio siaran tidak kalah pentingnya dengan kegiatan program on air, dengan tim kreatif yang dimiliki off air keberadaan radio siaran semakin diakui pendengarnya. Biasanya tugas off air menangani kegiatan di darat semacam menggelar pentas musik, seminar, penyuluhan dan studi wisata (Triartanto 2010). Dari kegiatan off air pula pemasukan iklan bisa diperoleh bahkan mampu menunjang program on air radio siaran. Radio Pertanian Ciawi adalah salah satu radio yang aktif untuk program kegiatan off air, dikarenkan RPC berada di bawah PPMKP, RPC sering berkunjung ke desa-desa untuk melakukan kegiatan siaran, penyuluhan, diklat dan promosi. Menurut penelitian Putra (2012) pada kegiatan promosi melalui acara off air Bandung Acoustic Festival and Dance Competition di Bandung Radio 95,2 FM, isi acara juga harus menarik hati penonton berawal dari master of ceremony (MC), bintang tamu, peserta kompetisi mampu membujuk atau mempengaruhi penonton menikmati acara tersebut. Hasil studi yang diperoleh menunjukkan bahwa divisi off air adalah divisi yang menangani kegiatan promosi acara on air yang dilaksanakan di luar studio. Hal ini terbukti, dengan adanya acara off air, maka semakin meningkatnya jumlah pendengar Bandung Radio 95,2 FM. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat dikatakan program adalah segala sesuatu yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya, dalam suatu program kegiatan radio. Program kegiatan terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan on air dan kegiatan off air, kegiatan on air adalah segala kegiatan siaran yang dilakukan di dalam studio radio, sedangkan kegiatan off air adalah kegiatan yang dilakukan di luar radio seperti acara pentas seni dan musik, seminar, penyuluhan dan studi wisata.
Efektivitas Program Siaran Efektivitas merupakan seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto 1985). Efektivitas sebagai ukuran suksesnya organisasi didefinisikan sebagai kemampuan organisasi
6
untuk mencapai segala keperluannya. Ini berarti bahwa organisasi mampu menyusun dan mengorganisasikan sumber daya untuk mencapai tujuan (Hodge 1984), sedangkan Georgopolous dan Tannembaum (1985) mengemukakan bahwa efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran, dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan. Efektivitas program bisa dilihat dari seberapa besar pendengar yang ikut berpartisipasi atau ikut serta dalam sebuah program yang dilakukan selain itu efektivitas juga meninjau apakah ada efek (pengaruh, akibat, kesan), atau sesuatu yang menunjukkan ketercapaian terhadap tujuan yang ditetapkan (Yudela 2011). Efektivitas suatu program siaran bukan hanya sekedar dilihat melalui kasat mata, tetapi diperlukan kriteria-kriteria tertentu untuk mengukur efektivitas tersebut Streers (1985) dalam Rihadini (2012) menyebutkan bahwa adanya tiga ukuran efektivitas, yakni; 1. Pencapaian tujuan. Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu kurun waktu dan sasaran. 2. Integrasi. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi. 3. Adaptasi. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut penelitian Aninditha (2011) efektivitas dapat diukur pula melalui teori EPIC Model, yaitu empathy (empati), persuation, (persuation), impact (dampak), dan communication (komunikasi). Empati dilihat dari segi penerimaan khalayak pendengar dalam menerima program siaran, persuasi dilihat melalui perubahan sikap pendengar, dampak dilihat dari perubahan pemahaman pendengar dan komunikasi dilihat dari intensitas komunikasi yang dilakukan pendengar dalam menyebarluaskan informasi yang didapatkan dari siaran radio. Berlo (1960) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menentukan efektivitas proses komunikasi dari sumber adalah tingkat pengetahuan, baik pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan, sikapnya sendiri maupun tentang ciri-ciri penerimanya. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005). Menurut Notoatmodjo (2005) tingkat pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yakni; tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi, adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini
7
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehention). Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain 5. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Unsur efek dalam komunikasi massa merupakan unsur yang menentukan sejauh mana suatu proses komunikasi massa yang menggunakan saluran media massa dapat mempengaruhi khalayak penerima pesan yang disampaikan sumber atau komunikator. Wiryanto (2006) mendefinisikan efek komunikasi sebagai setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Efek komunikasi massa yang ditimbulkan adalah pada perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku (Wiryanto 2006). Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Aninditha (2011) dikatakan bahwa program siaran radio efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pendengar aktif maupun pasif untuk menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan di kalangan masyarakat dan efektivitas program dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kualitas materi siaran dan kualitas penyiar. Berdasarkan beberapa penjelasan dan penelitian yang telah disebutkan diatas, efektivitas program siaran dapat dilihat dari pencapaian tujuan awal mula ditentukannya suatu program, integrasi, dan adapatasi, lalu dapat dilihat pula melalui perubahan tingkat pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku yang terjadi dari diri penerimanya.
Pengembangan Masyarakat Pengembangan masyarakat (community development) merupakan suatu proses pembangunan yang menuju ke arah yang lebih baik, sebagai suatu perencanaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas sebagai berikut yaitu (1) komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; (2) mensinerjikan strategi komphrehensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga; (3) membuka akses warga atas bantuan profesional,
8
teknis, fasilitas, serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; dan (4) mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas (Ife 1995). Menurut Sumodinigrat (2009) dalam Rihadini (2012) pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar masyarakat miskin menuju masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan takwa. Maka dari itu pengembangan masyarakat dapat diukur dari perubahan tingkat kesejahteraan. Secara konseptual, pemberdayaan (empowerment) menunjuk pada kemampuan orang yang lemah sehingga ia mampu dan memiliki kekuatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya seperti bebas dari kelaparan, kebodohan serta menjangkau sumber-sumber produksi yang memungkinkan mereka meningkatkan pendapatannya, memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan, berpartisipasi dalam pembangunan (Supanggyo 2008). Dengan pemberdayaan orang memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan kekuasaan untuk mempengaruhi kehidupannya. Pada kapasitas ekonomi, mereka mempunyai kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi dan pertukaran barang dan jasa (Suharto 2005). Menurut Supanggyo (2008) pemberdayaan petani dapat diukur melalui tingkat pengetahuan, tingkat ketrampilan petani, peran pendampingan penyuluh dan partisipasi petani. Beberapa tingkatan peran sosial radio sebagai media masyarakat adalah (1) radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain; (2) radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan; (3) radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi bersama yang paling menguntungkan; dan (4) radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran (Effendy 1991). Hal ini menunjukan bahwa program siaran radio merupakan program yang mendukung pengembangan masyarakat dimana program siaran akan memberikan informasi-informasi yang menjadi kebutuhan masyarakat, dan informasi yang didapatkan oleh masyarakat akan merubah perilaku masyarakat dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai informasi. Program radio yang bersifat interaktif yang mampu melibatkan partisipasi dan membuka akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat secara tidak langsung juga merupakan salah satu bentuk pengembangan masyarakat. Peigh (1979) dalam Hapsari (2008) menjelaskan bahwa peranan radio dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan masyarakat yaitu membantu masyarakat menghadapi masalah, mencoba memberitahukan kepada masyarakat yang hidup di pedalaman dan tidak berpendidikan atau buta huruf tentang ide-ide baru, pelayanan atau produk yang dapat memperbaiki taraf hidup mereka, maka salah satu cara yang dapat menjadi solusi adalah melalui radio. Radio sebagai upaya dalam pengembangan masyarakat dibuktikan pula dalam penelitian Hapsari (2008) yang mengatakan bahwa Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan media komunikasi dalam rangka pengembangan masyarakat pertanian, khususnya bagi petani yang berada di Provinsi Jawa Barat. Sampai dengan saat ini RPC telah menunjukan komitmennya sebagai media penyebar informasi seputar pertanian yang patisipatif agar khalayak pendengar tidak serta
9
merta hanya disuguhkan informasi atau berita yang bersifat manipulatif. Hal tersebut ditunjukan dengan pengelolaan RPC dan kebijakan program siaran yang mengedepankan prinsip-prinsip partisipatif, dimana para pendengar diberikan kesempatan untuk berpartisipasi seperti menyampaikan pendapat atau aspirasi dan terlibat dalam penyusunan rencana program siaran. Berdasarkan beberapa penjelasan teori dan penelitian yang telah disebutkan diatas, pengembangan masyarakat menunjuk pada kemampuan orang yang lemah sehingga ia mampu dan memiliki kekuatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sepertibebas dari kelaparan dan kebodohan serta memanfaatkan segala sumberdaya yang ada di sekitarnya dengan pemberdayaan orang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kekuasaan untuk mempengaruhi kehidupannya.
Khalayak Pendengar Menurut perspektif ekonomi, pendengar adalah konsumen produk siaran. Mereka mengkonsumsi sebuah produk siaran berdasarkan ketersediaan waktu dan akses yang mudah terhadap pesawat penerima siaran radio. Pendengar akan mampu mengembangkan imajinasinya karena dua hal yaitu (1) Referensi pengalaman yang mereka miliki terhadap suatu materi siaran, (2) referensi pikiran, kedekatan, dan ketajaman pikiran terhadap sebuah masalah yang sedang disiarkan (Effendy 1991). Menurut McQuail (1987) audience adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu bagi masalah menikmati, mengagumi, mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan atau lega. Dalam penelitian ini yang menjadi khalayak adalah pendengar radio. Pendengar adalah sasaran komunikasi massa yang melalui media radio siaran. McQuail (1987) menjelaskan pula konsep alternatif pendengar sebagai berikut: 1. Audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa. Dalam konsep ini, fokus audience adalah pada jumlah, yaitu jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim. Pada konsep ini ada tiga klasfikasi audience yaitu: audience yang bersedia menerima tawaran komunikasi tertentu; audience yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda (misal, pemirsa televise reguler,pembaca surat kabar, dan sebagainya); dan audience yang menerima isi dari komunikasi tetapi masih mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima. 2. Audience sebagai massa. Pada konsep ini, audience menekankan pada jumlahnya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitas, serta lemahnya organisasi dan komposisinya yang berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Sebagaimana pengertian massa itu sendiri yaitu suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. 3. Audience sebagai publik atau kelompok sosial. Dalam konsep ini unsur penting dari audience adalah pra eksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian otonom yang dilayani oleh media tertentu.
10
4.
Audience sebagai pasar. Dalam konsep ini, audience dipandang memiliki signifikansi rangkap bagi media, sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai audience jenis iklan tertentu, yang merupakan sumber pendapatan bagimedia lainnya. Keefektivan suatu radio juga dipengaruhi oleh karakteristik para pendengarnya, dimana menurut Effendy (1991) karakteristik pendengar radio dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Heterogen. Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-prncar di berbagai tempat; di kota dan di desa, di rumah, pos tentara, asrama, warung kopi, dan sebagainya. Selain itu, pendengar berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan taraf kebudayaan. 2. Pribadi. Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah maka sesuatu isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti, jika sifatnya pribadi (personal) sesuai dengan situasi di mana pendengar itu berada 3. Aktif. Pendengar radio siaran tidak selalu bersifat pasif, tetapi mereka mampu berfikir, dapat melakukan interpretasi, dan menilai apa yang didengarnya. 4. Selektif. Pendengar dapat dan akan memililih program siaran radio yang disukainya. Oleh karena itu maka dalam proses komunikasi massa, unsur pendengar banyak diteliti, karena sasaran yang kompleks ini menyangkut berbagai segi sosiologis, psikologis, edukatif, kultural, dan bahkan juga politis dan ekonomis. Pendengar adalah sasaran komunikasi massa yang melalui media radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika para pendengar atau audience mendapatkan kepuasan dan tertarik kepada apa yang didengarkannya melalui siaran radio. Pada proses pengembangan masyarakat pendengar ditempatkan sebagai kelompok sosial atau publik yang harus dilayani atau disuguhi dengan berbagai siaran yang berisi informasi, edukasi, dan hiburan yang mampu membantu mereka untuk mandiri dan berpartisipasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Program Siaran Radio Menurut Effendy (1991), radio memiliki kelebihan dibandingkan dengan televisi yaitu daya jangkau yang luas (tanpa satelit komunikasi), dan penyampaian pesan yang mudah. Kelebihan lain dari radio ialah: (1) sifatnya santai; (2) lebih mudah menyampaikan pesan dalam bentuk acara menarik dan; (3) daya pikat untuk dapat melancarkan pesan. Beberapa kelemahan radio adalah pesan yang disampaikan hanya sekilas dan arus balik (feedback) tertunda (Effendy 1991). Menurut Effendy (1991) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kekuatan siaran radio yaitu daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Berikut adalah penjelasannya: 1. Daya langsung. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat, karena proses penyusunan dan penyebaran pesan melalui radio siaran tidak memerlukan usaha yang kompleks. Berita yang sudah dikoreksi dan sudah dicek kebenarannya dapat langsung dibacakan, bahkan radio siaran dapat menyiarkan suatu
11
peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran reportase atau siaran pandangan mata. 2. Daya tembus.Daya tembus adalah melalui radio siaran, kita dapat mendengarkan siaran berita dari seluruh pelosok dunia. Dengan mudah kita dapat memindahkan channel dari stasiun radio siaran satu kepada stasiun radio lainnya. 3. Daya tarik.Daya tarik dari radio siaran disebabkan karena sifatnya yang serba hidup karena adanya tiga unsur yang ada padanya, yaitu musik, kata-kata dan efek suara. Menurut Rosalia (2009) terdapat empat faktor penting yang menjadi efektivitas daya tarik stasiun radio, yakni; (1) faktor program siaran, yang terdiri dari kualitas penyiaran dan waktu penyiaran; (2) faktor materi siaran, yang terdiri dari cara penyampaian atau pembawaan penyiar dan iklan; (3) faktor audio environment yang terdiri dari efek suara dan (4) faktor brand activation yaitu terdiri dari radio streaming, off air, dan on air. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, diketahui banyak faktor yang mempengaruhi program siaran radio. Faktor yang mempengaruhi kekuatan siaran radio yaitu daya langsung, daya tembus, dan daya tarik dengan tiga unsur yakni musik, efek suara, dan pemilihan kata-kata, selain itu terdapat pula empat faktor yang menjadi efektivitas daya tarik stasiun radio, yaitu faktor program siaran yang terdiri dari kualitas penyiaran dan waktu penyiaran, faktor materi siaran yang terdiri dari cara penyampaian penyiar dan iklan yang ditayangkan, faktor audio environtment dan faktor brand activation yang berupa radio streaming, off air dan on air.
Kerangka Pemikiran Efektivitas merupakan sejauhmana keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan yang diinginkan, dimana hasil yang diinginkan tersebut telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Pada suatu kegiatan penyiaran program radio, dibutuhkan pula suatu keefektivan untuk menentukan apakah radio itu telah berhasil memenuhi tujuan utamanya. Faktor internal yang merupakan karakteristik pendengar juga merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan, tingkat lama mengikuti kegiatan, dan tingkat motivasi mengikuti kegiatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi program siaran on air dapat dilihat dari apa yang menjadi materi siaran yakni yang menjadi daya tarik suatu siaran seperti isi siaran, efek suara, dan pemilihan kata-kata, lalu tingkat kesuaian waktu penyiaran yang merupakan pemilihan hari dan jam siaran, penyampaian penyiar dan kualitas siaran. Faktor program siaran off air terdiri dari materi kegiatan, tingkat kesesuaian waktu, penyampaian narasumber, dan lingkungan kegiatan. Pada kegiatan pengembangan masayarakat pertanian, efektivitas akan dilihat dari bagaimana karakteristik pendengar dan faktor program kegiatan off air dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang dunia pertanian dan mempengaruhi tingkat keterampilan, maka dari itu, kerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagaimana yang tersaji pada Gambar 1 sebagai berikut:
12
Karakteristik Pendengar Off Air -
Umur Tingkat pendidikan Tingkat lama Mengikuti kegiatan Tingkat motivasi mengikuti kegiatan Faktor Program Kegiatan Off Air
-
Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian
Materi kegiatan Tingkat kesesuaian waktu Penyampaian narasumber Lingkungan kegiatan
-
Tingkat pengetahuan Tingkat keterampilan
Cara Pandang RPC dalam Penyusunan Program Kegiatan On Air
-
Materi siaran Kesesuaian waktu Penyampaian penyiar Kualitas siaran
Keterangan: : Mempengaruhi : Secara kualitatif
: Secara kuantitatif
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik pendengar off air memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian. 2. Faktor program kegiatan off air memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian.
13
Definisi Operasional Rumusan definisi operasional peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Pendengar Off Air. Ciri-ciri yang melekat dalam diri pendengar dan diduga memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian. Beberapa indikator yang digunakan dalam karakteristik pendengar adalah; (a) umur; (b) tingkat pendidikan; (c) tingkat lama mengikuti kegiatan; dan (d) tingkat motivasi mengikuti kegiatan. Definisi operasional untuk masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Umur merupakan lama hidup pendengar terhitung semenjak hari kelahiran hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Pengukuran umur dinyatakan dalam tahun dan diukur menggunakan skala ordinal. Umur dikategorikan ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Dewasa awal (30-38 tahun) 2. Dewasa (39-45 tahun) 3. Setengah baya (47-56 tahun) b. Tingkat pendidikan merupakan jenjang tahun sekolah formal yang ditempuh oleh responden sampai dengan saat penelitian dilakukan. Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala ordinal. Tingkat pendidikan terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Rendah (1-6 tahun) 2. Sedang (7-9 tahun) 3. Tinggi (10-12 tahun) c. Tingkat lama mengikuti kegiatan merupakan lama waktu yang diluangkan oleh responden untuk mengikuti program kegiatan off air radio, dihitung berdasarkan rata-rata lama responden mengikuti kegiatan dalam satuan jam. Tingkat lama mengikuti kegiatan dengan menggunakan skala ordinal yang terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Rendah (<2 jam ) 2. Sedang ( 2-4 jam ) 3. Tinggi (>4 jam) d. Tingkat motivasi mengikuti kegiatan merupakan dorongan atau tujuan responden dalam mengikuti program kegiatan siaran off air, dihitung berdasarkan rata-rata motivasi responden dalam mengikuti kegiatan. Tingkat motivasi mengikuti kegiatan diukur menggunakan skala ordinal dan terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Rendah (untuk dijadikan bahan obrolan) 2. Sedang (untuk mendapatkan informasi) 3. Tinggi (untuk mendapatkan ilmu pengetahuan/wawasan) 2. Faktor program kegiatan off air merupakan faktor yang berada dalam program kegiatan off air yang terdiri dari empat indikator, yakni (a) materi kegiatan; (b) tingkat kesesuaian waktu; (c) penyampaian narasumber; dan (d) lingkungan kegiatan. Secara keseluruhan faktor program kegiatan off air terbagi ke dalam empat kategori, yakni:
14
1. 2. 3. 4.
Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai
: Skor 20-34 : Skor 35-49 : Skor 50-64 : Skor 65-80
a. Materi kegiatan merupakan penilaian responden terhadap isi acara dan pemilihan kata-kata yang digunakan selama proses kegiatan off air dilaksanakan. Materi kegiatan diukur dengan menggunakan data ordinal dan terbagi ke dalam empat kategori, yakni: 1. Sangat tidak sesuai : Skor 7-11 2. Tidak sesuai : Skor 12-16 3. Sesuai : Skor 17-22 4. Sangat sesuai : Skor 23-28 b. Tingkat kesesuaian waktu merupakan penilaian responden terhadap pemilihan hari, jam dan durasi acara yang dianggap cocok dengan kebutuhan responden terhitung selama kegiatan off air dilaksanakan. Tingkat kesesuain waktu diukur dengan menggunakan data ordinal dan terbagi ke dalam empat kategori, yakni: 1. Sangat tidak sesuai : Skor 3-4 2. Tidak sesuai : Skor 5-6 3. Sesuai : Skor 7-9 : Skor 10-12 4. Sangat sesuai c. Penyampaian narasumber merupakan penilaian responden terhadap kredibilitas narasumber dalam menyampaikan segala bentuk materi selama kegiatan off air dilaksanakan. Penyampaian narasumber diukur dengan menggunakan data ordinal dan terbagi ke dalam empat kategori, yakni: 1. Sangat tidak sesuai : Skor 6-9 2. Tidak sesuai : Skor 10-14 : Skor 15-19 3. Sesuai 4. Sangat sesuai : Skor 20-24 d. Lingkungan kegiatan merupakan penilaian responden terhadap kenyamanan situasi, kondisi dan fasilitas saat kegiatan dilaksanakan. Lingkungan kegiatan diukur dengan menggunakan data ordinal dan terbagi ke dalam empat kategori, yakni: 1. Sangat tidak sesuai : Skor 4-6 2. Tidak sesuai : Skor 7-9 3. Sesuai : Skor 10-12 4. Sangat sesuai : Skor 13-16 3. Efektivitas Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam pengembangan masyarakat pertanian merupakan keluaran yang diharapkan atas ketercapaian tujuan program kegiatan RPC dalam mengembangkan masyarakat pertanian yang ditentukan melalui (a) tingkat pengetahuan dan (b) tingkat keterampilan. Secara keseluruhan efektivitas dalam pengembangan masyarakat terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Rendah : Skor 26-48 2. Sedang : Skor 49-71 3. Tinggi : Skor 72-94
15
a. Tingkat pengetahuan merupakan tinggi rendahnya ingatan responden tentang apa yang telah didengar dan didapatkan dari program kegiatan yang dilakukan RPC. Diukur berdasarkan dari adanya perubahan pengetahuan berupa tahu, pemahaman dan cara aplikasi yang diperoleh responden setelah mengikuti kegiatan. Tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan data ordinal dan terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: : Skor 13-26 1. Rendah 2. Sedang : Skor 27-39 3. Tinggi : Skor 40-52 b. Tingkat keterampilan merupakan Tinggi rendahnya keterampilan responden, termasuk perubahan kemampuan responden dari tidak bisa menjadi bisa setelah mengikuti program kegiatan yang dilakukan RPC. Tingkat keterampilan diukur dengan menggunaka data ordinal dan terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: 1. Rendah : Skor 13-26 2. Sedang : Skor 27-39 3. Tinggi : Skor 40-52
16
PENDEKATAN LAPANGAN Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sensus eksplanatif. Penelitian sensus merupakan penelitian yang mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan infromasi yang spesifik (Usman dan Akbar 2008). Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu dengan bantuan kuesioner. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yaitu pihak pengelola Radio Pertanian Ciawi (RPC) untuk menelusuri cara pandang RPC dalam penyusunan program kegiatan on air dan off air.
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten (Lampiran 2). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena beberapa pertimbangan, di antaranya adalah: 1. Di Desa Karya Utama ini memiliki P4S yang aktif, yaitu P4S Srikandi, dimana sebagian besar anggota P4S srikandi mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh RPC. 2. Desa Karya Utama pernah mendapat kunjungan dari Radio Pertanian Ciawi untuk program siaran “Teropong Desa”. 3. Setelah melakukan kunjungan, Radio Pertanian Ciawi melakukan kerjasama dengan PPMKP dan menjadikan Desa Karya Utama sebagai lokasi diklat pertanian, dengan mendatangkan penyuluh dari seluruh Indonesia. Hasil dari pelatihan tersebut disiarkan oleh RPC sebagai materi siaran. 4. Desa Karya Utama menjadi salah satu desa yang menerima bantuan insentif serta bantuan fasilitas dari Radio Pertanian Ciawi. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan (Lampiran 1) terhitung sejak awal bulan Februari 2014 sampai dengan bulan bulan Juni 2014. Serangkaian kegiatan dalam penelitian ini adalah penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, uji validitas, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi dan perbaikan laporan skripsi.
17
Teknik Pemilihan Responden dan Informan Terdapat dua subyek dalam penelitian ini, yaitu responden dan informan. Responden adalah pihak yang memberikan keterangan tentang diri dan kegiatan yang dilaksanakannya melalui pengisian kuesioner, sedangkan informan adalah pihak yang memberikan keterangan tentang pihak lain melalui wawancara mendalam. Responden dipilih secara purposive dengan metode sensus. Dengan menggunakan seluruh unit populasi tanpa terkecuali sebagai responden. Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu, yaitu seluruh peserta program kegiatan off air Radio Pertanian Ciawi, dengan responden sebanyak 32 orang. Adapun informan dipilih berdasarkan kepemilikan informasi yang mendalam. Pemilihan terhadap informan dilakukan secara sengaja (purposive). Orang-orang yang dijadikan sebagai informan adalah pihak pengelola Radio Pertanian Ciawi dari beberapa divisi, yaitu divisi program, divisi pemasaran, dan tim kreatif.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 4). Disamping wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner, pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara secara mendalam dengan pihak pengelola Radio Pertanian Ciawi (RPC) dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih terpercaya dan mendalam (Lampiran 6). Selain itu data juga didapatkan dari data sekunder yaitu yang diperoleh dari kantor desa, kantor Radio Pertanian Ciawi, literatur, jurnal, dan situs internet yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya tes tersebut. Reliabilitas berasal dari kata reliability, pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel atau hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 10 orang responden yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan karakteristik responden yang hampir sama dengan karakteristik responden di lapangan sebenarnya. Hasil data yang didapatkan dari uji validitas dan reliabilitas diuji dalam SPSS for Windows versi 20.0. Uji validitas dilakukan dua minggu sebelum penelitian langsung di lapangan, berdasarkan hasil dari uji validitas ditemukan 23 dari 54
18
instrumen pertanyaan yang tidak valid dan berdasarkan hasil dari uji reliabilitas terdapat tiga dari tujuh indikator yang tidak reliabel. Instrumen pertanyaan dalam kuesioner yang tidak valid dan tidak reliabel diubah agar hasil dalam penelitian di lapang mampu menghasilkan hasil yang valid dan reliabel.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif berupa data primer yang diperoleh dari kuesioner terlebih dahulu diolah dan difrekuensikan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2013. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi beserta presentasenya dengan tujuan menyederhanakan bentuk dan jumlah data, lalu data diuji dengan menggunakan uji statistik regresi linier dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 20.0 dan nilai alpha sebesar lima persen. Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu dimulai dengan metode reduksi data: pemilihan data, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan data, lalu tahap penyajian data secara deskriptif dan penarikan kesimpulan.
19
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Desa Penelitian Kondisi Geografi Desa Karya Utama merupakan salah satu desa di Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Secara geografis desa ini berada pada posisi geografis 6º21’ – 7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’ – 106º11’ Bujur Timur. Luas Wilayah desa adalah sebesar 235 ha dengan ketinggian 135 meter diatas permukaan laut (mdpl). Curah hujan di desa ini dipengaruhi oleh keadaan iklim dan pertemuan atau perputaran arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam setiap bulannya. Rata-rata curah hujan selama tahun 2013 berkisar antara 135 mm sampai 200 mm dan dengan suhu rata-rata harian adalah 23ºC. Secara administratif Desa Karya Utama berbatasan dengan Desa Dahu di sebelah utara, Desa Harapan Karya di sebelah selatan, Desa Cipicung di sebelah timur dan Desa Montor di sebelah barat. Desa Karya Utama berjarak kurang lebih 30 km dari ibukota Kabupaten Pandeglang dan kurang lebih 56 km dari ibu kota Provinsi Banten dengan jarak tempuh selama 2,5 jam dengan kendaraan bermotor. Desa Karya Utama merupakan desa yang cukup sulit dijangkau, mengingat akses yang dibutuhkan untuk mencapai Desa Karya Utama harus menggunakan kendaraan pribadi. Penggunaan lahan di wilayah Desa Karya Utama secara umum terdiri atas lahan terbangun dan lahan terbuka, lahan terbangun digunakan sebagai lahan permukiman, lahan perkantoran, fasilitas umum dan sekolah, sedangkan lahan terbuka digunakan sebagai lahan pertanian dan lahan pemakaman. Tabel 1 Sebaran lahan Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten Luas Lahan Persentase Lahan Penggunaan (ha) (%) Pemukiman 35.0 14.89 Persawahan 53.5 22.76 Perkebunan 128.0 54.40 Kuburan/ Pemakaman 4.0 1.70 Pekarangan 12.0 5.10 Perkantoran 2.5 1.06 Total 235.0 100.00 Pembagian lahan yang tertera pada Tabel 1 menyatakan bahwa penggunaan lahan terbesar yaitu perkebunan sebesar 128 ha dan yang kedua adalah persawahan sebesar 53.5 ha. Hal ini menunjukan bahwa Desa Karya Utama masih memiliki potensi besar untuk mendapatkan penghasilan dari mata pencaharian sebagai petani dengan memanfaatkan perkebunan dan persawahan yang ada sehingga produktivitas pertanian dan perkebunan dapat lebih ditingkatkan.
20
Kondisi Demografi Jumlah penduduk di Desa Karya Utama adalah sebanyak 3006 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1483 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1523 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Karya Utama adalah sebanyak 794 KK dengan kepadatan penduduk 535 per km. Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk di Desa Karya Utama adala agama Islam dan yang lainnya adalah Kristen dan Katholik. Jenis mata pencaharian pokok penduduk Desa Karya Utama sangat bervariasi, diantaranya yaitu sebagai petani, buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pengrajin industri rumah tangga, pedagang keliling, peternak, bidan, perawat, montir, TNI, POLRI, pengusaha kecil dan menengah, dukun kampung, jasa pengobatan alternatif, dan karyawan swasta. Seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 1, bahwa luas lahan terbesar di Desa Karya Utama adalah perkebunan dan persawahan, sehingga sebagian besar penduduk desa berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian pokok dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Sebaran penduduk menurut mata pencaharian pokok masyarakat Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase Mata Pencaharian (L) (P) (orang) (%) Petani 212 0 212 25.11 Buruh Tani 230 85 315 37.32 Pegawai Negeri Sipil 23 26 49 5.80 (PNS) Pengrajin Industri Rumah 17 38 55 6.51 Tangga Pedagang Keliling 23 14 37 4.38 Peternak 3 0 3 0.35 Montir 3 0 3 0.35 Bidan Swasta 0 2 2 0.23 Perawat Swasta 0 2 2 0.23 TNI 4 0 4 0.47 POLRI 2 0 2 0.23 Pensiunan PNS/ 18 22 40 4.73 TNI.POLRI Pengusaha Kecil dan 14 9 23 2.72 Menengah Jasa Pengobatan Alternatif 2 0 2 0.23 Karyawan Perusahaan 60 35 95 11.25 Swasta Total 611 233 844 100.00 Mata pencaharian sebagai karyawan sawasta memiliki persentase terbesar ketiga sebesar 11.25 persen setelah profesi sebagai buruh tani sebanyak 315 orang atau sebesar 37.32 persen dan profesi petani sebanyak 212 orang atau sebesar 25.11 persen. Persentase terbesar keempat ditempati oleh profesi pengrajin industri rumah
21
tangga, yaitu sebanyak 53 orang atau sebesar 6.51 persen. Provinsi Banten terkenal akan makanan khas emping, para pengrajin industri di Desa Karya Utama umumnya adalah pengrajin emping, yang nantinya emping tersebut akan dipasarkan ke pasar-pasar atau pedagang keliling. Desa Karya Utama merupakan desa yang tingkat pendidikannya sudah tergolong cukup baik, walaupun masih terdapat penduduk yang tidak pernah bersekolah dan sebagian besar penduduknya hanya berada di jenjang tamat SD/sederajat. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Sebaran jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten Tingkatan Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase (L) (P) (orang) (%) Tidak pernah 30 34 64 3.78 bersekolah Tamat SD/ sederajat 354 311 665 39.37 Tamat SMP/ 251 217 468 27.70 sederajat Tamat SMA/ 235 194 429 25.39 sederajat Tamat D1/sederajat 5 3 8 0.47 Tamat D2/ sederajat 4 8 12 0.71 Tamat D3/sederajat 7 10 17 1.00 Tamat S1/ sederajat 16 10 26 1.53 Total 902 787 1689 100.00
Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC) Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) adalah stasiun radio yang berdiri di bawah naungan Departemen Pertanian tepatnya dibawah lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi sejak tahun 2004. Radio Pertanian Ciawi (RPC) pertama kali mengudara tanggal 6 Februari 2004 pada frekuensi 107,7 FM dan dengan jangkauan 2,5 km. Radio Pertanian Ciawi bernaung di bawah PT. Radio Pertanian Ciawi dengan akte pendirian perusahaan terbatas Nomor 15 tanggal 18 Mei 2005. Awal mula gagasan didirikanya RPC adalah saat dilakukannya kegiatan dengar pendapat yang dilakukan oleh Departemen Pertanian dan komisi IV DPR pada tahun 2003. Berdasarkan keputusan bersama dari kegiatan tersebut munculah gagasan bahwa diperlukan suatu media informasi untuk menyebarluaskan informasi program dari Departemen Pertanian kepada stakeholders. Departemen Pertanian memberikan perintah kepada Pusat Manajemen Pelatihan Sumber Daya Manusia (PMPSDM) atau yang saat ini bernama Pusat Manajemen dan Kepemimpinan (PPMKP) untuk mendirikan sebuah radio penyiaran.
22
Pada awal pendirian, RPC menggunakan Badan Hukum Koperasi Agrohumaniora PMPSDM, namun badan hukum berupa koperasi oleh pihak yang berwenang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang (UU) penyiaran No. 32 tahun 2004. Sejalan dengan desakan Deptan dan pendengar agar wilayah jangkauan lebih diperluas dan peningkatan kualitas penerimaan audio oleh pendengar, RPC dituntut menjadi radio komersial dan tuntutan UU penyiaran yang berlaku tahun 2005. Berdasarkan instruksi pimpinan, pada awal tahun 2005 dibentuklah PT. RPC dan pada saat itu yang mengurus Akte Notaris, SIUP NPWP, dan lain-lain oleh pihak Kasubag rumah tangga PMPSDM dengan komisaris para pensiunan Deptan, pejabat eselon tiga dan para simpatisan RPC. Pada bulan Februari 2007 setelah mendapatkan izin resmi penggunaan frekuensi dari pihak Dishub, diadakan perubahan sehingga RPC yang sebelumnya mengudara di frekuensi 107,7 FM menjadi mengudara di 95,3 FM dengan mengganti antena dengan yang baru dan dengan izin penggunaan frekuensi di frekuensi FM komersial (No. Izin 482/3646/BPSFR) call sign. Daya jangkau siaran RPC yang saat ini berada pada 95,3 FM dan 846 stereo saat ini sudah dapat menjangkau wilayah Bogor kabupaten/kota, dan menjangkau sebagian Sukabumi, sebagian Cianjur, sebagian Jakarta dan sebagian Banten dengan kekuatan 5.000 Watt atau memiliki jangkauan sejauh 5 km. Permasalahan daya jangkau atau daya pancar yang dimiliki RPC yaitu sebesar 5 km adalah tidak dapat digunakan secara sepenuhnya dan mengakibatkan wilayah jangkauannya pun belum merata. Hal ini dikarenakan frekuensi baru yang dimiliki RPC bukan merupakan frekuensi khusus untuk RPC, yang berarti ada radio lain yang menggunakan frekuensi tersebut sehingga RPC tidak dapat menggunakan semua daya jangkaunya karena dapat menimpa daya jangkau radio lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan RPC. Untuk memperluas jangkauan dan komersialisasi siaran, maka sesuai UU No. 32 Tahun 2002, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menerbitkan ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada tanggal 15 Januari 2007 dengan menggunakan frekuensi 95,3 FM. Pada tahun 2013 Radio Pertanian Ciawi mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) yang dikeluarkan Kementrian Komunikasi dan Informasi tertanggal 25 Juni 2013, pada frekuensi 88,9 FM yang masih berada pada proses pemindahan dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2014. Pada frekuensi ini dikhususkan hanya untuk RPC sehingga tidak ada siaran lain yang masuk atau menimpa pada frekuensi yang sama, dan dalam proses penyiarannya RPC tidak lagi terganggu ataupun mengganggu pihak lain. Keberadaan Radio Pertanian Ciawi (RPC) sekaligus sebagai media Departemen Pertanian Republik Indonesia (DEPTAN RI) dalam upaya meningkatkan proses pengembangan masyarakat pertanian melalui informasi, dimana melalui RPC pendengar memiliki akses informasi yang lebih luas untuk mengajukan aspirasi, opini, dan pendapat, khususnya seputar informasi pertanian. Radio Pertanian Ciawi tidak dirancang hanya sekedar menyebarluaskan informasi pertanian bagi para mitra tani dan masyarakat pertanian, tetapi dirancang pula menyajikan informasi yang bersifat umum seperti informasi di bidang agama, pendidikan dan budaya, serta menyajikan pula program-program hiburan, sehingga masyarakat umum pun tetap bisa mendengarkan siaran RPC. Radio Pertanian Ciawi (RPC) memiliki visi dan misi yang menjadikan pertanian sebagai pilar utama berdirinya Radio Pertanian Ciawi (RPC). Adapun visi
23
Radio Pertaian Ciawi (RPC) adalah menjadi suara hati masyarakat pertanian, sedangkan misinya adalah sebagai berikut: 1. Mengkomunikasikan kebijakan pembangunan 2. Menyuarakan aspirasi masyarakat pertanian 3. Mengembangkan kualitas SDM pertanian 4. Menjadi mitra usaha terpercaya 5. Menjadi media hiburan yang sehat bagi pendengar 6. Membangun jejaring kerja masyarakat pertanian
Stuktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) berdiri sebagai suatu organisasi yang merupakan media elektronik penyebar informasi pertanian yang didirikan oleh Departemen Pertanian dan berada di bawah naungan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP). Sebagai suatu organisasi, RPC tentunya memiliki struktur organisasi untuk memudahkan RPC dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Struktur organisasi RPC dapat dilihat pada Gambar 2. Tempat tertinggi pada organisasi RPC diduduki oleh penanggung jawab umum yang berperan sebagai penanggung jawab secara keseluruhan terhadap aspek pengelolaan RPC, kedudukan ini ditempati langsung oleh kepala PPMKP. Selanjutnya tempat tertinggi kedua ditempati oleh penanggung jawab pengelola dan tempat ketiga ditempati oleh penanggung jawab harian, yang akan memantau pekerjaan harian dari tim kreatif, divisi program, divisi pemasaran dan divisi operasioanl atau teknis.
Penanggung Jawab Umum Penanggung Jawab Pengelola Tim Penasihat - Operasional - Teknis - Manajemen
Divisi Program
Penanggung Jawab Harian
Tim Kreatif
Divisi Pemasaran
Divisi Operasional/Teknis
Gambar 2 Struktur organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Segala bentuk pengembangan program, format radio, multimedia, naskah, dan penelitian baik untuk siaran on air ataupun off air dipegang langsung oleh tim kreatif. Terdapat pula tim penasehat yang di bagi ke dalam tiga bidang, yakni bidang operasional, bidang teknis dan bidang manajemen dimana masing-masing
24
bidang bertugas memberikan pendapat, kritik, saran, dan arahan untuk menjadi pertimbangan terhadap penanggung jawab guna memperbaiki segala bentuk kekurangan dalam proses penyiaran. Divisi program adalah bagian yang memiliki tugas dalam merancang produksi program siaran yang diminati oleh pendengar, menentukan penjadwalan program tersebut agar sesuai dengan waktu yang diinginkan audien. Divisi program juga mengatur segala produksi iklan, pengumuman-pengumuman, iklan layanan masyarakat, serta iklan dari Departemen Pertanian. Divisi program bertanggung jawab terhadap kelancaran program siaran, divisi program dibantu oleh sub divisi, berupa divisi penata musik yang bertugas memilih lagu yang akan diputarkan dalam program siaran. Selain divisi program terdapat pula divisi pemasaran yang bertugas memasarkan RPC agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, selanjutnya terdapat divisi operasioanal atau yang bertanggung jawab mengatur segala jenis urusan operasioanl RPC, seperti administrasi, keuangan, perlengkapan dan kebutuhan RPC. Radio Pertanian Ciawi tidak memiliki penyiar yang direkrut secara khusus, seluruh penyiar RPC adalah para pegawai PPMKP mengingat RPC adalah organisasi yang berada di bawah naungan PPMKP. Pada awalnya yang berperan sebagai penyiar senior adalah Bapak Bambang yang sebelumnya memang pernah menjadi penyiar di Radio Republik Indonesia Bogor (RRI Bogor), beliau mengatakan bahwa butuh diadakan banyak pelatihan untuk melatih para pegawai PPMKP agar menjadi penyiar dengan krebilitas yang tinggi. Saat ini RPC memiliki 10 penyiar yang melakukan siaran dari hari senin sampai dengan minggu, tidak hanya bertugas sebagai penyiar, tetapi mereka juga dituntut untuk membuat naskah dan operator saat siaran serta mereka harus mengikuti bentuk kegiatan off air yang dilakukan oleh RPC. Kurangnya jumlah sumberdaya manusia (SDM) di RPC membuat masih kurang maksimalnya kegiatan siaran yang dilakukan oleh RPC, baik itu dalam program kegiatan on air ataupun siaran off air.
Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) membagi program kegiatannya menjadi dua bagian, yakni program kegiatan off air dan on air. Program on air adalah program yang dilakukan dalam bentuk penyiaran di studio siaran RPC. Program kegiatan off air adalah kegiatan yang dilakukan di luar studio siaran RPC dan tidak dilakukan secara broadcast. Dalam program kegiatan off air, RPC membaginya ke dalam tiga kegiatan utama, yakni: (1) RPC fans club; (2) jumpa pendengar; dan (3) penyuluhan pertanian yang bekerja sama dengan PPMKP. Kegiatan off air umumnya melibatkan para kelompok tani ataupun petani perorangan. Kegiatan ini dimaksudkan agar para petani yang tidak pernah mendengarkan RPC karena jangkauan RPC yang terbatas juga mendapatkan informasi yang sama, kegiatan off air dilakukan sampai ke desa-desa terpencil di daerah Jawa Barat dan Banten, desa yang dikunjungi umummnya memiliki produk-produk unggulan dan memiliki inovasi terbaru seputar pertanian, kegiatan ini juga bertujuan mengangkat cara kerja petani yang berbeda-beda di setiap daerah, setelah kunjungan off air dengan nama program acara Teropong Desa, RPC bekerja sama dengan PPMKP untuk
25
mengadakan pelatihan atau diklat pertanian di desa tersebut, pelatihan diadakan secara gratis dengan melibatkan petani-petani di desa tersebut. Program kegiatan on air RPC terbagi lagi kedalam bagian yang menjadi prioritas utama, yakni: (1) informasi pertanian, penyuluhan dan pendidikan; (2) infomasi seputar layanan masyarakat; (3) agama; (4) hiburan; dan (5) budaya. Komposisi persentase kegiatan on air RPC dalam dilihat pada Gambar 3. Sedangkan untuk program unggulan on air, RPC memiliki tiga program, yakni: (1) Agri Info; (2) Karedok; dan (3) Bincang Siang, jadwal dan keterangan program acara unggulan on air RPC dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan visi RPC yakni menjadi suara hati masyarakat pertanian, persentase terbesar (45 %) adalah di bidang pertanian, penyuluhan, dan pendidikan, kemudian sebesar 20 persen adalah di bidang hiburan, yang umumnya menyajikan acara yang berisikan musik, 15 persen untuk bidang agama atau siaraman rohani, dan yang terkecil (10 %) adalah untuk bidang budaya dan iklan layanan masyarakat.
10%
10%
45% 15%
20%
Pertanian
Hiburan
Agama
Iklan Layanan Masyarakat
Budaya
Gambar 3 Komposisi persentase kegiatan on air Radio Pertanian Ciawi (RPC) Tabel 4 Program acara unggulan on air Radio Pertanian Ciawi Nama Acara Waktu (hari) Jam Keterangan Agri Info Senin s/d Minggu 06.00-09.00 Berita Karedok Senin s/d Minggu 16.00-18.00 Penyuluhan pertanian Bincang Siang Senin s/d Minggu 12.00-14.00 Info dan dialog program/ Kebijakan Radio Pertanian Ciawi (RPC) juga memiliki program kegiatan siaran tunda, dimana materi siaran tunda ini berasal dari kegiatan off air yang telah direkam dan melalui proses editing lalu dikemas secara menarik untuk disajikan pada program kegiatan on air. Siaran tunda adalah seperti acara seminar, jumpa pers, pelatihan, penyuluhan, dan diklat yang diadakan oleh Departemen Pertanian ataupun instansi pemerintah lainnya. Siaran tunda bertujuan agar informasi-informasi khusunya
26
seputar pertanian dapat tersebar lebih luas, tidak hanya sekedar para undangan, tetapi masyarakat luas juga dapat menerima informasi tersebut. Pada pengisian materi acara, RPC mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk dijadikan sebagai narasumber, seperti Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Perguruan Tinggi, PEMDA Kabupaten/Kota, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), BKP5K Kabupaten Bogor, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), dan Badan Litbang Pertanian.
Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) hadir sebagai media yang menyebarluaskan informasi khususnya seputar pertanian. Segmen atau target pendengar RPC terbagi ke dalam empat segmen, yakni: (1) para petani dan keluarganya; (2) pengusaha agribisnis; (3) petugas pertanian; dan (4) masyarakat umum. Untuk kategori target kelompok umur, jenis kelamin, pendengar RPC adalah semua kalangan, hal dimaksudkan agara tidak hanya petani, tetapi masyarakat umum juga bisa lebih mengenal seputar dunia pertanian. MASYARAKAT
PETANI
PENGUSAHA
PUSLUHTAN
KEMENTRIAN LAIN
LSM
RPC
BADAN SDM
PEMDA
LITBANG PERTANIAN
KEMENTAN
Gambar 4 Jejaring mitra kerja Radio Pertanian Ciawi (RPC) Target pendengar RPC disesuaikan pula dengan visi dan misinya yang ingin menjadi mitra usaha terpercaya dan membangun jejaring kerja masyarakat pertanian (Gambar 4). Pada penyusunan program acara, RPC memperhatikan segmen pendengar dan menyesuaikan dengan selera pendengar, namun RPC tetap akan mengedepankan dan memprioritaskan informasi seputar pertanian.
27
Khalayak Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC) Berdasarkan dari nama, Radio Pertanian Ciawi (RPC) memiliki sasaran utama pendengar adalah masyarakat pertanian, dimana yang dimaksud masyarakat pertanian adalah orang-orang yang berusaha dan bekerja di sektor pertanian, untuk khalayak pendengar, RPC membagi menjadi lima kategori, yakni; (1) petani; (2) pengusaha; (3) mahasiswa/pelajar; (4) karyawan; (5) ibu rumah tangga. Persentase pembagian khalayak pendengar berdasarkan kategori jenis pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 5.
15%
10%
40%
15%
20% Petani
Pengusaha
Mahasiswi/Pelajar
Karyawan
Ibu Rumah Tangga
Gambar 5 Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC) Dominasi pendengar diwakili oleh petani yakni sebesar 40 persen, lalu yang kedua adalah pengusaha dengan persentase sebesar 20 persen, para pengusaha disini umumnya adalah pengusaha yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, ataupun peternakan, kemudian mahasiswi dan ibu rumah tangga sama-sama memiliki persentase sebesar 15 persen dan karyawan dengan persentase terkecil yakni 10 persen. Radio Pertanian Ciawi yang bergerak sebagai media informasi yang menyajikan informasi seputar dunia pertanian menjadi pilihan yang tepat bagi para masyarakat pertanian untuk mengakses produk dan jasa di bidang pertanian, seperti informasi mengenai program pemerintah, kebijakan kementrian pertanian, berbagai jenis pelatihan, harga pasar, dan lainnya.
28
KARAKTERISTIK PETANI PENDENGAR OFF AIR SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI, FAKTOR PROGRAM KEGIATAN OFF AIR, DAN FAKTOR KEGIATAN ON AIR Karakteristik Pendengar Off Air Umur Karakteristik pendengar off air yang dimiliki oleh pendengar dapat mempengaruhi pendengar tersebut dalam menerima informasi yang mampu meningkatkan pengetahuan. Umur merupakan salah satu karakteristik internal yang dapat mempengaruhi responden pada saat menerima atau menangkap suatu informasi. Dalam penelitian ini umur responden dibagi berdasarkan sebaran umur responden yang ditemukan di lapangan, yakni umur 30-38 tahun termasuk dalam kategori dewasa awal, umur antara 39 tahun sampai dengan 45 tahun termasuk dalam kategori umur dewasa, dan umur antara 47-56 tahun termasuk dalam kategori umur setengah baya. Berdasarkan kategorisasi kelompok umur pada Tabel 5, umur responden pada kategori umur dewasa (39-45 tahun) memiliki persentase paling besar, yakni 37.50 persen, lalu kategori umur dewasa awal (30-38 tahun) memiliki persentase sebesar 34.40 persen dan kategori setengah baya (47-56 tahun) dengan persentase terendah yakni 28.10 persen. Para petani di Desa Karya Utama yang mengikuti kegiatan off air RPC memang dominan berada pada umur dewasa dan dewasa awal yakni umur dimana seseorang berada pada tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan saat penelitian, diperoleh bahwa para petani di kategori umur tua, sudah sangat jarang mengikuti segala bentuk kegiatan ataupun pelatihan, karena mereka merasa sudah mulai sulit menerima bentuk-bentuk pengetahuan atau informasi terbaru, maka dari itu, pada penelitian dominasi kategorisasi umur responden berada pada kategori kelompok umur dewasa awal dan dewasa. Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel karakteristik pendengar off air Karakteristik pendengar Umur (tahun)
Tingkat pendidikan (tahun) Tingkat lama mengikuti kegiatan Tingkat motivasi mengikuti kegiatan
Kategori
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Dewasa awal (30-38) Dewasa (39-45) Setengah baya (47-56) Rendah (1-6) Sedang (7-9) Tinggi (10-12) Sedang Tinggi Sedang Tinggi
11 12 9 9 14 9 1 31 3 29
34.40 37.50 28.10 28.12 43.75 28.13 3.10 96.90 9.40 90.60
29
Tingkat Pendidikan Pada penelitian ini, tingkat pendidikan diukur berdasarkan berapa lama jenjang sekolah formal yang ditempuh oleh responden sampai dengan saat penelitian dilakukan, dan dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu, pertama, rendah jika responden hanya menempuh pendidikan sampai dengan Sekolah Dasar (SD) atau selama 1-6 tahun, kedua, sedang jika responden menempuh pendidikan sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau 7-9 tahun dan ketiga, tinggi, jika responden menempuh pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau 10-12 tahun. Jumlah dan persentasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5. Dominasi tingkat pendidikan responden berdasarkan Tabel 5 diatas berada pada tingkat sedang, dimana sebanyak 43.75 persen responden menempuh pendidikan antara 7-9 tahun, untuk kategori rendah dan tinggi sebenarnya memiliki persentase yang sama, yakni 28.125 persen, namun untuk pembulatan pada tabel kategori tinggi dinaikan menjadi 28.13 persen. Tingkat pendidikan yang masih rendah dikarenakan keterbatasan ekonomi, selain itu berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur dengan responden, diperoleh informasi bahwa saat usia sekolah mereka lebih memprioritaskan untuk berkerja membantu orang tua, dan meninggalkan pendidikan formal, setelah mereka merasakan mampu menghasilkan uang dari bekerja, maka sekolah tidak lagi dianggap penting, namun ada pula responden yang berhasil menempuh pendidikan sampai dengan kuliah S1, tetapi disayangkan responden tidak berhasil menyelesaikannya.
Tingkat Lama Mengikuti Kegiatan Tingkat lama mengikuti kegiatan merupakan lama waktu yang diluangkan oleh responden untuk mengikuti program kegiatan off air radio dalam satuan jam, berdasarkan waktu rata-rata mengikuti kegiatan program yang dilaksanakan. Radio Pertanian Ciawi telah melakukan enam kali diklat atau pelatihan di Desa Karya Utama yang bertemakan tentang agribisnis dan agrikultur. Setiap kegiatan dimulai sejak jam delapan pagi sampai dengan jam empat sore. Tingkat lama mengikuti kegiatan ini mempengaruhi responden dalam menerima informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Tingkat lama mengikuti kegiatan dibagi dalam tiga kategori kelompok, yakni rendah jika responden hanya mengikuti kegiatan kurang dari dua jam, sedang jika responden mengikuti kegiatan antara dua sampai empat jam, dan tinggi jika responden mengikuti kegiatan lebih dari empat jam. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat lama mengikuti kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, diperoleh bahwa dominasi responden dalam lama mengikuti kegiatan adalah berada dalam kategori kelompok tinggi, atau responden yang mengikuti kegiatan lebih dari empat jam, yakni sebesar 96.9 persen, sedangkan yang mengikuti kegiatan antara dua sampai empat jam hanya berjumlah satu orang dengan persentase sebesar 3.1 persen, dan tidak adanya responden yang mengikuti kegiatan kurang dari dua jam. Hal ini disebabkan oleh karena petani merasa sangat memerlukan pelatihan tersebut guna menambah pengetahuan dan
30
keterampilan mereka, alasan lain adalah karena adanya insentif yang ditunggu para petani yang dibagikan saat kegiatan berakhir.
Tingkat Motivasi Mengikuti Kegiatan Setiap responden pasti memiliki motivasi dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Motivasi adalah dorongan atau tujuan responden dalam mengikuti program kegiatan siaran off air, terhitung selama mengikuti rangkaian kegiatan. Motivasi mengikuti kegiatan dibagi ke dalam tiga kategori kelompok, yakni rendah jika responden hanya menjadikan materi kegiatan untuk bahan obrolan, sedang jika responden ingin mencari informasi dari kegiatan yang dilaksanakan, dan tinggi jika responden memiliki motivasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat motivasi mengikuti kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5. Pada penelitian ini ditemukan dominasi pada kategori tinggi yakni sebesar 90.6 persen, atau sebanyak 92 orang memiliki motivasi yang tinggi, yakni untuk menambah pengetahuan dan sebanyak tiga orang atau sebesar 9.4 persen berada dalam kategori sedang yang berarti motivasi mereka mengikuti kegiatan adalah ingin mencari informasi, umumnya informasi yang dicari adalah mengenai program pemerintah terbaru atau informasi adanya pembagian insentif ataupun fasilitas pertanian. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan, beberapa responden mengatakan bahwa sangat antusias jika mengikuti segala bentuk pelatihan, karena mereka merasa sangat terbantu dengan segala ilmu-ilmu yang mereka dapatkan, walaupun tidak keseluruhan ilmu yang mereka dapatkan tersebut telah dapat mereka praktekan langsung di lapang, hal ini salah satunya dikarenakan oleh keterbatasan modal, namun ada pula beberapa responden yang mengaku termotivasi mengikuti kegiatan karena adanya insentif yang dibagikan kepada para petani di setiap akhir kegiatan. Motivasi yang tinggi karena ingin mendapatkan ilmu pengetahuan baru sangat membantu para petani untuk lebih maju dan lebih berekembang di kemudian hari.
Faktor Program Kegiatan Off Air Penilaian terhadap faktor program kegiatan off air dibagi menjadi empat, yakni materi kegiatan, tingkat kesesuaian waktu, penyampaian narasumber dan lingkungan kegiatan. Secara keseluruhan jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap faktor program kegiatan off air dapat dilihat pada Tabel 6. Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 20 orang atau sebesar 62.5 persen termasuk ke dalam kategori sesuai, dan sebanyak tujuh orang atau sebesar 22 persen termasuk dalam kategori sangat sesuai, sedangkan untuk kategori tidak sesuai mendapatkan persentase sebesar 12.5 persen dan kategori sangat tidak sesuai hanya mendapatkan persentase sebesar tiga persen. Rendahnya persentase kategori sangat tidak sesuai dikarenakan sebagian besar responden merasa faktor kegiatan off air yang terdiri dari empat indikator, yakni materi kegiatan, tingkat kesesuaian
31
waktu, penyampaian narasumber, dan lingkungan kegiatan secara garis besar sudah sesuai dengan kebutuhan mereka. Tabel 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap faktor program kegiatan off air Radio Pertanian Ciawi (RPC) Jumlah Persentase Penilaian faktor kegiatan off air (orang) (%) Sangat tidak sesuai 1 3.0 Tidak sesuai 4 12.5 Sesuai 20 62.5 Sangat sesuai 7 22.0 Total 32 100.0
Materi Kegiatan Materi kegiatan adalah merupakan penilaian responden terhadap isi dari kegiatan yang dilaksanakan, dinilai berdasarkan apakah isi kegiatan tersebut bermanfaat, menarik untuk didengarkan dan sesuai dengan kebutuhan responden, lalu dinilai pula berdasarkan cara penyampaian narasumber yang dilihat dari segi pemilihan kata-kata. Jumlah dan persentase responden berdasarkan materi kegiatan dapat dilihat pada Tabel 7. Persentase tertinggi pada materi kegiatan berada pada kategori sesuai dengan jumlah sebanyak 17 orang dan persentase sebesar 53.13 persen, lalu tertinggi kedua berada pada kategori sangat sesuai dengan jumlah sebanyak sembilan orang dan persentase sebesar 28.12 persen, kategori tidak hanya diwakili oleh empat orang dengan presentase sebsar 12.50 persen, dan presentase sangat tidak sesuai hanya memperoleh presentase sebesar 6.25 persen. Sedikitnya jumlah responden pada kategori tidak sesuai dan sangat tidak sesuai dikarenakan, hampir keseluruhan responden merasa bahwa isi dari kegiatan yang dilakukan oleh RPC sangat menarik dan memang sesuai dengan kebutuhan mereka, didukung pula oleh kata-kata narasumber yang mudah dipahami dan dimengerti oleh responden membuat kegiatan berlangsung lebih lancar.
Tingkat Kesesuaian Waktu Waktu merupakan salah satu faktor yang penting dalam berjalannya suatu kegiatan, tingkat kesesuaian waktu adalah dimana responden merasa sesuai dengan pemilihan hari, pemilihan jam, dan durasi saat kegiatan dilakukan, dimana waktu yang dipilih oleh pihak RPC dalam melaksankan kegiatan tidak terbentur dengan aktivitas para petani. Persentase tertinggi yakni sebanyak 18 orang atau sebesar 56.25 persen (Tabel 7) merasa waktu yang dipilih oleh pihak RPC telah sesuai, lalu sebanyak 12 orang atau sebesar 37.50 persen merasa tingkat kesesuaian waktu termasuk dalam kategori sangat sesuai, untuk kategori tidak sesuai hanya diwakilkan oleh dua responden dengan persentase sebesar 6.25 persen, dan tidak ada responden (nol persen) yang memilih kategori sangat tidak sesuai. Waktu yang dipilih RPC dalam melakukan kegiatan telah lebih dahulu dijadwalkan dan
32
disesuaikan dengan aktivitas harian para responden, hal ini dilakukan untuk menghindari ketidakhadiran petani saat kegiatan dilaksanakan. Tabel 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel program kegiatan off air Faktor program kegiatan off air Materi kegiatan
Tingkat kesesuaian waktu
Penyampaian narasumber
Lingkungan kegiatan
Kategori
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai
2 4 17 9 2 18 12 1 5 17 9 2 4 17 9
6.25 12.50 53.13 28.12 6.25 56.25 37.50 3.12 15.63 53.13 28.12 6.25 12.50 53.13 28.12
n=32
Penyampaian Narasumber Narasumber tidak kalah pentingnya dalam suatu proses kegiatan ataupun proses komunikasi, dimana setiap narasumber dituntut untuk mampu menyampaikan informasi secara menyeluruh, jelas, mudah dimengerti dan mudah dipahami. Penyampaian narasumber dinilai berdasarkan skill, knowledge, dan attitude yang dimilikinya, tidak hanya sekedar berwawasan luas, tetapi narasumber juga dituntut untuk bisa tanggap dalam menghadapi audien dan memberikan kesempatan bertanya untuk para audien. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap penyampaian narasumber dapat dilihat pada Tabel 7. Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 17 orang atau sebesar 53.13 persen termasuk ke dalam sesuai, dimana kategori ini mewakili lebih dari setengah jumlah keseluruhan responden. Lalu untuk kategori sangat sesuai mendapatkan persentase sebesar 28.12 persen atau sebanyak sembilan orang, sedangkan untuk kategori tidak sesuai dipilih oleh lima orang dengan persentase sebesar 15.63 persen responden dan untuk kategori sangat tidak sesuai hanya dipilih oleh satu orang responden atau sebesar 3.12 persen. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan, diperoleh informasi jika bahasa yang digunakan narasumber dalam menyampaikan isi informasi adalah bahasa sunda, hal inilah yang membuat para responden lebih mudah mengerti dalam memahami isi dari kegiatan, terlebih lagi para narasumber yang interaktif dan selalu memberikan kesempatan bertanya kepada para petani.
33
Lingkungan Kegiatan Lingkungan kegiatan merupakan penilaian responden terhadap kenyamanan situasi, kondisi dan fasilitas saat kegiatan dilaksankan. Keadaan lingkungan yang memadai dan terhindar dari gangguan sangat menentukan kelancaran kegiatan. Lingkungan kegiatan tidak hanya sebatas lokasi pemelihan tempat, tetapi juga menyangkut fasilitas yang disediakan. Beberapa responden mengaku bahwa fasilitas yang disediakan oleh pihak RPC belum terlalui memadai, dari beberapa kegiatan pelatihan yang diadakan, pihak RPC tidak menyediakan LCD Proyektor dan microphone padahal benda-benda tersebut dianggap penting dalam keberlangsungan kegiatan. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap lingkungan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 7. Persentase tertinggi berada pada kategori sesuai, yakni sebesar 53.13 persen atau sebanyak 17 orang, lalu kategori sangat sesuai berada pada presentase kedua dengan 28.12 persen atau sebanyak sembilan orang, kategori tidak sesuai dengan persentase 12.50 persen dan yang terakhir kategori sangat tidak sesuai dengan persentase terkecil yakni 6.25 persen. Lebih dari 50 persen responden memilih pada kategori sesuai, hal ini dikarenakan tingginya penilaian responden terhadap pemilihan lokasi yang biasanya dilakukan di rumah panggung P4S Srikandi, yang memang sengaja dibuat untuk dijadikan sebagai tempat pelakasanaan berbagai kegiatan petani. Lokasi ini juga termasuk lokasi yang jauh dari kebisingan jalan raya dan pemukiman yang padat penduduk, sehingga lingkungan dari lokasi yang dipilih dapat mendukung keberhasilan kegiatan yang diadakan.
Faktor Program Kegiatan On Air Radio Pertanian Ciawi Radio umumnya lebih terkenal dengan kegiatan on air atau biasa disebut dengan siaran radio, siaran on air adalah siaran yang dilakukan secara langsung oleh penyiar di dalam studio siaran dan disampaikan kepada pendengar melalui udara dari frekuensi tertentu. Radio Pertanian Ciawi (RPC) mengudara sejak tahun 2004 dan tentunya siaran yang dilakukan pertama kali adalah siaran on air. Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan dengan pihak Radio Pertanian Ciawi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas RPC dalam mengembangkan masyarakat, khususnya masyarakat pertanian, diantaranya adalah materi siaran, kesesuaian waktu, penyampaian penyiar dan kualitas siaran. Materi siaran adalah segala sesuatu yang disajikan oleh RPC kepada pendengarnya, materi siaran terbagi lagi menjadi beberapa program siaran, diantaranya adalah program berita terkini (news), program hiburan, dan program info. Kesesuaian waktu berhubungan dengan jam dan durasi siaran, dimana durasi ini disesuaikan dengan kebutuhan para pendengar, penyampaian penyiar adalah kredibilitas penyiar, yang dilihat dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki oleh seorang penyiar radio, dan yang terakhir kualitas siaran, adalah bagaimana hasil siaran yang diterima oleh pendengar radio, hal ini berhubungan langsung dengan teknis dan alat penyiaran.
34
Materi Siaran On Air Penyusunan materi siaran umumnya direncanakan secara bersama-sama oleh kru Radio Pertanian Ciawi (RPC), sesuai dengan penanggung jawab masingmasing program. Program berita terkini (news) adalah berita-berita yang umumnya sering kita jumpai pula di stasiun TV, berita terkini membahas tentang berita yang sedang hangat dibicarakan, tidak hanya berita seputar pertanian, namun juga berita mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya. Materi siaran berita terkini umumnya diambil dari sumber-sumber harian seperti koran dan internet. Berita berupa info merupakan berita-berita yang memberikan informasi khusunya seputar pertanian, namun terdapat pula info-info tentang agama, khusunya agama Islam, biasanya info seputar pertanian didapatkan langsung dari para penyuluh ataupun program pemerintah. Radio Pertanian Ciawi bekerja sama dengan dengan berbagai pihak untuk dijadikan sebagai narasumber, seperti Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Perguruan Tinggi, PEMDA Kabupaten/Kota, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), BKP5K Kabupaten Bogor, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), dan Badan Litbang Pertanian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Pak Bambang, beliau mengatakan bahwa: “..materi siaran jelas memiliki pengaruh dalam efektivitas RPC, materi siaran ini kan isi dari siaran, isi inilah yang ingin kami sampaikan kepada pendengar, yaa khususnya para petani. Isi siaran kan banyak juga yang didapat dari program-program kementan, deptan, ataupun pemerintah, dan diharapkan program ini tersampaikan kepada para petani dengan tujuan dapat mengembangkan para petani yang mendengarkan siaran, kami juga menyediakan program acara info tani, bincang siang, dll, yaa semoga aja acara ini bisa menambah pengetahuan para petani.”
Sesuai dengan fungsi radio, yakni untuk menghibur, RPC menyediakan program acara hiburan, yakni acara yang menyajikan lagu-lagu, seperti lagu pop, lagu dangdut, dan lagu tradisional sunda dimana acara hiburan ini umumnya menarik minat para pendengar di usia remaja dan biasanya disiarkan pada malam hari.
Kesesuaian Waktu Waktu merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan siaran on air. Tidak akan didapatkan hasil yang maksimal, apabila siaran dilakukan di waktu yang tidak tepat, maka dari itu RPC sangat memperhatikan kesesuaian waktu siaran, hal ini dimaksudkan agar informasi yang disajikan tidak akan sia-sia dan dapat tersampaikan kepada para petani. Kesesuain waktu dilihat dari pemilihan jam, hari, dan durasi dari program kegiatan, sebelum menetapkan waktu siaran, Radio Pertanian Ciawi telah lebih dulu meninjau kesesuaian waktu dengan kebutuhan para pendengarnya, khususnya para masyarakat pertanian. Berdasarkan
35
wawancara mendalam dengan pihak RPC, yakni Ibu Regi, beliau mengatakan bahwa: “..yaa sebenernya waktu siaran lebih kami prioritaskan untuk petani, yaa sesuai nama radionya. Kami menyajikan acara seputar info pertanian dan info terkini di pagi hari, dari jam enam sampai jam sembilan pagi, dimana waktu ini waktu yang paling tepat untuk para petani mendengarkan radio sebelum pergi ke sawah.”
Penyampaian Penyiar Penyiar identik sebagai representasi dari suatu stasiun radio, karena penyiar bertugas menyampaikan isi materi siaran radio. Dalam menyampaikan informasi, pikiran dan emosi penyiar hanya mengandalkan kekuatan suara. Penyiar juga memiliki nama lain yakni newscaster, host, presenter, dan announcer. Radio Pertanian Ciawi merasa masih sangat kekurangan untuk jumlah penyiar, karena penyiar RPC hanya direkrut dari para pegawai PPMKP, pegawai yang direkrut diikutkan pelatihan secara bertahap untuk menjadi penyiar yang baik. RPC membagi penyiar ke dalam dalam beberapa kategori, yakni penyiar berita, penyiar penyuluh pendidik, penyiar wawancara dan penyiar hiburan. Setiap kategori penyiar memiliki tugas masing-masing sesuai dengan program acara yang disajikan. Mengapa seorang penyiar dianggap sebagai faktor penting dalam efektivitas RPC, hal ini dikarenakan penyiar bertanggung jawab atas penyampaian materi siaran, penyiar dinilai berdasarkan skill atau kemampuan, knowledge atau pengetahuan dan atittude atau perilaku. Penyiar yang digemari pendengar adalah seorang penyiar yang harus menguasai hal-hal tersebut. Penyiar adalah narasumber dan narasumber harus memperhatikan komunikasi agar adanya kesamaan makna yang diperoleh oleh para pendengar.
Kualitas Siaran Kualitas siaran di suatu stasiun radio dapat dinilai berdasarkan kejernihan suara yang didengar oleh pendengar tanpa adanya gangguan. Kejernihan suara dapat dilihat dari lokasi responden berada yaitu di tempat dimana responden mendengarkan Radio Pertanian Ciawi (RPC). Radio Pertanian Ciawi mengakui kualitas siaran yang disajikan masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan oleh daya jangkau siaran RPC yang berada pada 95,3 FM dan 846 stereo akan dipindah pada frekuensi 88,9 FM yang masih berada pada proses pemindahan dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2014. Pada frekuensi ini dikhususkan hanya untuk RPC sehingga tidak ada siaran lain yang masuk atau menimpa pada frekuensi yang sama, dan dalam proses penyiarannya RPC tidak lagi terganggu ataupun mengganggu pihak lain. Menurut Bapak Bambang kualitas siaran memiliki pengaruh yang kuat dalam efektivitas RPC dalam mengembangkan masyarakat pertanian, karena program acara yang telah dikemas dengan baik dan dibawakan oleh penyiar yang
36
telah terlatih disertai waktu penyiaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar akan sia-sia jika buruknya kualitas siaran yang diterima oleh pendengar. Kualitas siaran yang buruk tentunya akan menurunkan keinginan pendengar untuk mendengarkan siaran radio, maka dari itu RPC terus berusaha meningkatkan kualitas siaran dan daya jangkau siaran untuk mewujudkan visi RPC yang belum tercapai.
37
EFEKTIVITAS RADIO PERTANIAN CIAWI DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Efektivitas merupakan keluaran yang diharapkan atas dibentuknya suatu kegiatan, dimana hasil diperoleh adalah berupa hasil yang positif. Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian ditentukan melalui tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan yang dimiliki responden setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Radio Pertanian Ciawi. Secara keseluruhan efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah dan persentase Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat di Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten Efektivitas RPC dalam Jumlah Persentase pengembangan masyarakat pertanian (orang) (%) Sedang 9 28 Tinggi 23 72 Total 32 100 Berdasarkan Tabel 8 telah dijelaskan bahwa persentase tertinggi berada pada kategori tinggi yakni sebesar 72 persen, lalu untuk kategori sedang diwakili oleh persentase sebesar 28 persen, dan kategori rendah dengan persentase nol, hal ini dikarenakan sebagian besar responden merasa bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Radio Pertanian Ciawi membawa perubahan besar dalam pengembangan masyarakat, terutama dalam perubahan tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan.
Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan merupakan tinggi rendahnya ingatan responden tentang apa yang telah didengar dan didapatkan dari program kegiatan yang dilakukan Radio Pertanian Ciawi. Tingkat pengetahuan diukur berdasarkan dari adanya perubahan pengetahuan berupa tahu, pemahaman dan cara aplikasi yang diperoleh responden setelah mengikuti kegiatan. Pada pengembangan masyarakat tingkat pengetahuan menjadi salah satu aspek yang cukup berperan, dengan bertambahnya tingkat pengetahuan masyarakat maka kesempatan untuk berkembang akan semakin bertambah pula. Tingkat pengetahuan responden pasca mengikuti kegiatan Radio Pertanian Ciawi dapat dilihat pada Tabel 9.
38
Tabel 9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan variabel efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian Efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian Tingkat pengetahuan Tingkat keterampilan
Kategori Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Jumlah (orang)
Persentase (%)
20 12 21 11
62.50 37.50 65.60 34.40
n=32
Diketahui bahwa persentase tertinggi berada pada kategori sedang, yakni sebanyak 20 orang atau sebesar 62.50 persen, dan kategori tinggi berada posisi kedua dengan jumlah sebanyak 12 orang atau 37.50 persen, sedangkan kategori ditemukannya nol persen untuk kategori rendah. Tingkat pengetahuan berada pada kategori sedang dikarenakan sebagian besar responden hanya mencapai tahap memahami namun belum sampai kepada aplikasi ilmu di lapangan, secara teoritis mereka telah paham tentang informasi yang disampaikan oleh RPC, namun pada saat ingin terjun ke lapangan mereka masih merasa bingung untuk memulainya, hal ini juga dikarenakan oleh keterbatasan modal yang dimiliki para responden.
Tingkat Keterampilan Tingkat keterampilan merupakan tinggi rendahnya keterampilan responden, termasuk perubahan kemampuan responden dari tidak bisa menjadi bisa setelah mengikuti program kegiatan yang dilakukan Radio Pertanian Ciawi. Desa Karya Utama adalah salah satu desa pengahasil emping di Provinsi Banten, namun pada umumnya para petani hanya mampu sampai dengan tahap panen biji emping, dan proses pembuatan keripik emping diserahkan kepada industri rumah tangga yang ada di desa. Kegiatan off air yang dilakukan RPC bertujuan agar para petani tidak hanya terampil dalam proses penanaman, tetapi juga terampil mengolah hasil produksi pertanian pasca panen. Tingkat keterampilan responden pasca mengikuti kegiatan dapat dilihat pada Tabel 9. Dominasi tingkat keterampilan yang berada pada kategori sedang yakni sebesar 65.60 persen dikarenakan sebagian besar responden belum memiliki usaha untuk memproduksi sendiri hasil panennya, dan masih sering terjadinya gagal panen yang dikarenakan cuaca ataupun hama namun para responden lebih terampil dalam proses tanam seperti pemilihan pupuk dan obat hama setelah mengikuti kegiatan. Kategori tinggi memiliki persentase sebesar 34.40 persen, yang dimana para responden yang berada pada kategori ini umumnya telah menglami peningkatan produksi pertanian dan memiliki usaha sendiri setelah mengikuti kegiatan off air dari Radio Pertanian Ciawi.
39
Pengaruh Karakteristik Pendengar dengan Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Karakteristik pendengar off air merupakan faktor-faktor internal yang dimiliki oleh responden. Pengujian pada karakteristik pendengar off air terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat menggunakan analisis regresi linier berganda (Tabel 10). Uji statistik yang dilakukan terhadap bentuk efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat adalah yaitu dengan memasukan seluruh variabel independen seperti; umur, tingkat pendidikan, tingkat lama mengikuti kegiatan dan tingkat motivasi mengikuti kegiatan. Hipotesis: Karakteristik pendengar off air memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian Pengaruh masing-masing variabel dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel. Pada variabel karakteristik pendengar off air t tabel diperoleh sebesar 2.77 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.05 dan derajat bebasnya sebesar empat. Pengujian secara regresi akan menunjukkan nilai t hitung, jika t hitung lebih besar dari pada t tabel, maka variabel tersebut berpengaruh, dan jika t hitung lebih kecil dari pada t tabel, maka variabel tersebut tidak berpengaruh. Tabel 10 Hasil uji statistik karakteristik pendengar off air terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian Efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian Karakteristik pendengar off air (thit) Umur 1.271 Tingkat pendidikan 2.864* Tingkat lama mengikuti kegiatan -0.619 Tingkat motivasi mengikuti kegiatan 0.204 Keterangan: *berpengaruh nyata pada p, 0.05
thit = koefisien regresi
Berdasarkan Tabel 10 diperoleh bahwa hipotesis umumnya ditolak dan hanya pada tingkat pendidikan yang memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian.
Pengaruh Umur terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan, ternyata umur tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat (1.271<2.77). Tidak berpengaruhnya umur terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat dikarenakan umur bukanlah menjadi faktor yang kuat untuk menentukan seseorang dalam perubahan peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Umur dengan kategori dewasa awal (30-38 tahun) belum tentu lebih mudah menerima ilmu dibandingkan dengan
40
kategori dewasa (39-45 tahun) ataupun kategori umur setengah baya (47-56 tahun), dan yang berumur setengah baya pun belum tentu lebih mudah mengerti dibandingkan responden kategori dewasa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lapangan, masih banyak responden dengan tingkat pendidikan yang rendah, hal inilah yang menjadi penyebab sulitnya responden dalam memproses ilmu yang didapatkan dari hasil kegiatan. Tidak ditemukannya pengaruh yang kuat dan signifikan berdasarkan kategori umur terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi. Berdasarkan jumlah responden, responden pada usia dewasa memang memiliki jumlah terbanyak dalam penelitian ini. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan di lapangan, responden yang merasa antusias dengan diadakannya kegiatan adalah responden dari kategori setengah baya, karena mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk memajukan pertanian dan ingin memiliki usaha sendiri, sehingga ketika mereka berumur tua nanti mereka tidak perlu lagi pergi ke sawah ataupun ke ladang, namun terkadang mereka sendiri mengakui jika mereka sudah mulai sulit untuk menerima ilmu pengetahuan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami sesuatu.
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Berdasarkan Tabel 10 ditemukan bahwa t hitung tingkat pendidikan adalah 2.864 hal ini mengindikasikan bahwa t hitung lebih besar nilainya dari t tabel (2.77). berdasarkn hasil uji regresi yang dilakukan, tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap efetivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat (2.864>2.77). Berpengaruhnya tingkat pendidikan dikarenakan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seseorang dapat mewakili ilmu dan cara berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka suatu ilmu yang didapatkan akan lebih mudah diterima dan dipahami orang tersebut. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan terhadap responden, didapatkan informasi bahwa sebagian responden yang berpendidikan rendah akan tetap bisa menerima ilmu dari kegiatan yang dilakukan oleh RPC, hal ini dikarenakan para responden telah terbiasa mengikuti bentuk-bentuk kegiatan penyuluhan pelatihan yang dilakukan baik oleh RPC ataupun pihak lainnya dan dikarenakan pula adanya kemauan yang tinggi untuk bisa menguasai materi dan meningkatkan keterampilan dalam bertani dengan tujuan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik dan mampu mengolah atau memproduksi hasil panennya tersebut menjadi barang yang mampu dijual Hal ini dikuatkan pula oleh penelitian Jihan (2014) yang mengatakan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani maka akan semakin tinggi tingkat pemahaman atau penguasaan materi yang dimiliki petani sehingga mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi, pendidikan yang tinggi menunjukan pemahaman yang baik akan materi siaran yang disiarkan oleh RPC.
41
Pengaruh Tingkat Lama Mengikuti Kegiatan terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Efektivitas Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam pengembangan masyarakat dapat dilihat pengaruhnya dari tingkat lama mengikuti kegiatan. Lama mengikuti kegiatan dihitung berdasarkan lama waktu yang diluangkan oleh responden dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Radio Pertanian Ciawi. Pengaruh tingkat lama mengikuti kegiatan terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dapat diketahui menggunakan analisis uji regresi linier. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan (Tabel 10), diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (-0.619<2.77) dan ternyata tingkat lama mengikuti kegiatan tidak berpengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi (p<0.05) tidak berpengaruhnya tingkat lama mengikuti kegiatan dikarenakan dari 32 responden yang diambil, sebanyak 31 responden mengikuti kegiatan sampai dengan selesai (>4jam) dan hanya satu responden yang mengikuti kegiatan dalam waktu (2-4) dan tidak ada responden yang mengikuti kegiatan kurang dari dua jam (<2jam). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, para responden hampir selalu mengikuti kegiatan sampai dengan selesai, beberapa responden mengaku bahwa serius mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir karena ingin mendapatkan informasi dan ilmu terbaru, namun ada pula responden yang mengaku mengikuti kegiatan sampai dengan akhir dikarenakan pihak RPC akan membagikan insentif di akhir kegiatan, jadi para peserta yang mengikuti kegiatan secara keseluruhan akan mendapatkan insentif berupa uang di akhir kegiatan, dan inilah yang menjadi incaran beberapa responden mengikuti kegiatan off air RPC sampai dengan selesai.
Pengaruh Tingkat Motivasi terhadap Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Efektivitas Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam pengembangan masyarakat dapat dilihat pengaruhnya dari tingkat motivasi seseorang dalam mengikuti kegiatan. Tingkat motivasi dihitung berdasarkan tujuan responden dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Radio Pertanian Ciawi, apakah responden tersebut bertujuan hanya ingin mencari bahan obrolan, mencari informasi atau menambah pengetahuan. Pengaruh tingkat motivasi terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dapat diketahui menggunakan analisis uji regresi linier (Tabel 10). Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan, diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (0.204<2.77) dan ternyata tingkat motivasi tidak berpengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat. Hal ini dikarenakan oleh sebagian besar responden mengaku bahwa mengikuti kegiatan dengan motivasi yang tinggi, yakni dengan tujuan ingin mencari ilmu pengetahuan baru namun mereka tidak sadar bahwa sebelumnya mereka juga mengatakan bahwa mengikuti kegiatan untuk mencari insentif yang akan dibagikan di akhir kegiatan. Dari wawancara yang dilakukan terlihat memang beberapa responden memiliki keinginan dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan agar produksi pertanian mereka meningkat pula, namun ada pula yang berpikir produksi pertanian
42
mereka akan meningkat apabila adanya modal. Pemikiran masyarakat desa saat ini telah berubah menjadi materialistik, dimana hanya berfikir jika uanglah yang menguntungkan mereka dan akan membuat produksi pertanian mereka berhasil, tanpa menyadari bahwa sebenarnya pengetahuan yang rendahlah yang membuat mereka tidak pernah maju, namun sebenarnya masyarakat Desa Karya Utama memiliki tingkat partisipasi yang cukup tinggi di luar dari motivasinya untuk mencari insentif, hal ini dilihat dari masyarakat yang mau aktif dan hadir dalam setiap kegiatan.
Pengaruh Faktor Program Kegiatan Off Air dengan Efektivitas Radio Pertanian Ciawi Dalam Pengembangan Masyarakat Faktor program kegiatan off airmerupakan faktor-faktor yang berasal dari kegiatan yang dilaksankan oleh Radio Pertanian Ciawi. Pengujian pada faktor program kegiatan off air terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat menggunakan analisis regresi linier berganda (Tabel 11). Uji statistik yang dilakukan terhadap bentuk efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat adalah yaitu dengan memasukan seluruh variabel independen seperti; materi kegiatan, tingkat kesesuaian waktu, penyampaian narasumber dan lingkungan kegiatan. Hipotesis: Faktor program kegiatan off air memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian Pengaruh masing-masing variabel dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel. Pada variabel karakteristik pendengar off air t tabel diperoleh sebesar 2.77 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.05 dan derajat bebasnya sebesar empat. Pengujian secara regresi akan menunjukkan nilai t hitung, jika t hitung lebih besar dari pada t tabel, maka variabel tersebut berpengaruh, dan jika t hitung lebih kecil dari pada t tabel, maka variabel tersebut tidak berpengaruh. Tabel 11 Hasil uji statistik faktor program kegiatan off air terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian Efektivitas RPC dalam pengembangan Faktor program kegiatan off masyarakat pertanian air (thit) Materi kegiatan 2.787* Tingkat kesesuaian waktu 1.212 Penyampaian narasumber 3.868* Lingkungan kegiatan 3.508* Keterangan: *berpengaruh nyata pada p, 0.05
thit = koefisien regresi
Berdasarkan Tabel 11 diperoleh bahwa hipotesis umumnya diterima, yakni faktor program kegiatan off air memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian.
43
Pengaruh Materi Kegiatan terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Materi kegiatan diukur berdasarkan penilaian responden terhadap keseusaian isi materi dan pemilihan kata-kata dalam kegiatan tersebut, apakah materi tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka dan bermanfaat bagi mereka serta pemilihan kata-kata, apakah kata-kata tersebut mudah dipahami dan dimengerti oleh responden. Efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan maysrakat pertanian dapat dilihat pengaruhnya dari materi kegiatan dengan menggunakan uji statistik regresi linier. Berdasarkan Tabel 11 diperoleh bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (2.787>2.77) dan materi kegiatan berpengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian. Isi dari kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan para petani dan kata-kata yang mudah dipahami tentunya akan berpengaruh dengan efektivitas RPC dalam mengembangkan masyarakat pertanian, yakni dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani, jika isi materi tidak sesuai maka para responden akan merasa bahwa kegiatan yang mereka ikuti tidak memiliki manfaat yang besar untuk keberlangsungan pertanian mereka. Beberapa responden mengatakan bahwa materi dari kegiatan sangat sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, membuat mereka yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari yang sebelumnya tidak paham menjadi paham dan dari yang sebelumnya kurang terampil menjadi lebih terampil baik dalam proses tanam ataupun pasca tanam. Pada penyusunan materi kegiatan RPC memang telah lebih dulu merencankannya, melakukan kunjungan langsung terlebih dahulu ke desa, untuk melihat apa saja yang dibutuhkan oleh para petani dan bagaimana karakteristik petani tersebut, untuk menyesuaikan isi materi dan narasumber yang cocok untuk mengisi kegiatan, agar apa yang nantinya disampaikan saat pelaksanaan kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.
Pengaruh Tingkat Kesesuaian Waktu terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Efektivitas Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam pengembangan masyarakat pertanian dapat dilihat pengaruhnya dari tingkat kesesuaian waktu. Tingkat kesesuaian waktu dilihat berdasarkan penilaian responden terhadap pemilihan hari, jam, dan durasi kegiatan, apakah waktu tersebut sesuai dengan kesiapan para petani responden. Pengaruh tingkat kesesuaian waktu terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dapat diketahui menggunakan analisis uji regresi linier (Tabel 11). Berdasasakan hasil uji regresi ditemukan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari pada nilai t tabel (1.212<2.77) yang berarti tingkat kesesuaian waktu tidak memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan off air yang dilaksanakan telah lebih dahulu direncanakan dan dijadwalkan, dan setiap peserta yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut telah menyisihkan satu
44
hari tersebut untuk tidak bekerja atau melakukan kegiatan lainnya, sehingga untuk pemilihan hari dilaksanakannya kegiatan tidak pernah terjadi permasalahan, dan segala kegiatan yang dilakukan oleh RPC tidak bersifat memaksa atau wajib. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa responden mengatakan jika sebenarnya durasi dari kegiatan masih kurang, namun saat dilakukan wawancara kepada pihak Radio Pertanian Ciawi, pihak RPC mengatakan berkurangnya durasi dari kegiatan karena mundurnya jadwal mulai acara kegiatan yang tidak lain disebabkan oleh keterlambatan peserta kegiatan, dan saat durasi kegiatan ingin ditambah para peserta mengajukan protes dan ingin acara diselesaikan sesuai dengan kesepakatan di jadwal. Hal inilah yang menjadikan tingkat kesesuaian waktu tidak berpengaruh terhadap efektivitas RPC dalam mengembangkan para petani, dimana beberapa petani merasa durasi waktu dilaksanakannya kegiatan tidak sesuai namun hal tersebut dikarenakan oleh mereka sendiri.
Pengaruh Penyampaian Narasumber terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Penyampaian narasumber tidak hanya dilihat dari bagaimana cara narasumber dalam menyampaikan materi kegiatan namun dilihat pula dari kepribadian narasumber tersebut, dilihat dari pengetahuan yang dimiliki dan cara responden dalam melibatkan peserta, yakni dengan memberikan kesempatan para peserta untuk bertanya dan memberikan kesempatan kepada para peserta lainnya untuk menjawab apabila ada yang mengetahuinya ataupun memberikan kesempatan kepada para peserta kegiatan untuk memberikan pendapat apabila ada yang memberi kritik atau tidak setuju dengan isi dari kegiatan, sehingga seluruh peserta dibuat menjadi aktif dan tidak secara langsung menerima apa yang narasumber berikan. Pengaruh penyampaian narasumber terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dapat diketahui menggunakan analisis uji regresi linier. Berdasarkan uji regresi yang dilakukan (Tabel 11), diperoleh bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3.868>2.77) yang berarti penyampaian narasumber berpengaruh nyata terhadap efektivitas RPC dalam pengembangan masyarakat pertanian. Narasumber mampu mentransfer segala isi materi kepada para peserta dikarenakan komunikasi yang baik, diperoleh informasi dari wawancara tidak terstruktur kepada para responden jika para narasumber menggunakan bahasa sunda dalam menyampaikan materi, hal ini sangat mempermudah para responden untuk mengerti dan memahami apa yang dikatakan oleh narasumber, narasumber juga menyampaikan materi secara santai untuk menghidari ketegangan. Salah satu responden yang bernama Ibu Eti mengatakan bahwa: “..Alhamdulillah para penyuluh yang dateng kesini ramah-ramah, sopan, dan mau deket dengan para petani, karena mereka menggunakan bahasa sunda, kami merasa lebih cepat paham dan mengerti apabila mereka menjelaskan materi, mereka tidak bersifat menggurui kami namun lebih kepada saling berbagi ilmu”
45
Hal inilah yang membuat penyampaian narasumber memiliki pengaruh terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian, karena materi kegiatan yang baik dan bermanfaat tidak akan mampu tersampaikan dengan sempurna apabila orang yang berperan sebagai narasumber tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Pengaruh Lingkungan Kegiatan terhadap Efektivitas RPC dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Efektivitas Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam pengembangan masyarakat dapat dilihat pengaruhnya dari lingkungan kegiatan. Lingkungan kegiatan dihitung berdasarkan penilaian responden terhadap keadaan dan fasilitas selama berlangsungnya kegiatan. Pengaruh tingkat motivasi terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dapat diketahui menggunakan analisis uji regresi linier (Tabel 11) dan diperoleh hasil bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3.508>2.77), yang berarti lingkungan kegiatan memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian. Lingkungan kegiatan dilihat berdasarkan pemilihan tempat dilakukannya kegiatan, apakah tempat tersebut sesuai dan bebas dari gangguan, baik itu gangguan berupa kebisingan jalan raya ataupun kebisingan penduduk lainnya, lalu dilihat pula dari fasilitas yang disediakan RPC, apakah fasilitas tersebut memadai dan mampu mendukung kelancaran kegiatan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan responden, untuk pemilihan lokasi responden sudah merasa sangat sesuai, karena tempat yang dipilih mudah dijangkau oleh para petani dan bebas dari kebisingan yang mengganggu jalannya kegiatan, namun dari segi fasilitas masih terdapat kekurangan, khususnya untuk pengeras suara, peserta kegiatan yang berjumlah 32 orang tidak mampu secara keseluruhan mendengar apabila narasumber tidak menggunakan suara yang kencang, dari enam kali kegiatan yang dilakukan oleh pihak RPC, ada beberapa kali kegiatan dimana pihak RPC tidak membawa pengeras suara, untuk fasilitas lainnya, seperti LCD proyector menurut responden tidak menjadi masalah apabila tidak digunakan asalkan bisa digantikan dengan papan tulis.
46
PENUTUP Simpulan Simpulan dari penelitian yang berjudul “Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian” adalah sebagai berikut: Faktor-faktor karakteristik pendengar kegiatan off air yang memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian hanya terdapat pada tingkat pendidikan, dimana faktor lainnya seperti umur, tingkat lama mengikuti kegiatan dan tingkat motivasi tidak berpengaruh nyata. Faktor program kegiatan off air secara umum memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian, dari empat faktor, yakni: materi kegiatan, tingkat kesesuaian waktu, penyampaian narasumber dan lingkungan kegiatan, hanya pada tingkat kesesuaian waktu yang tidak memiliki pengaruh nyata. Berdasarkan cara pandang Radio Pertanian Ciawi (RPC), faktor program kegiatan on air seperti materi siaran, tingkat kesesuaian waktu, penyampaian penyiar dan kualitas siaran memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat dimana RPC memiliki visi menjadi suara hati masyarakat pertanian dan berperan sebagai media yang menjembatani penyampaian program-program yang diadakan pemerintah kepada para petani.
Saran Berdasarkan hasil penelitian hasil penelitian yang telah ditemukan, maka saran diperuntungkan bagi Radio Pertanian Ciawi dan masyarakat petani, yakni sebagai berikut: Radio Pertanian Ciawi (RPC) hendaknya lebih menyesuaikan waktu siaran dengan karakteristik pendengar, baik itu untuk kegiatan siaran on air ataupun off air, hal ini dimaksudkan agar apa yang telah disajikan oleh RPC dapat memberikan manfaat yang lebih kepada para pendengarnya. Tidak hanya memberikan manfaat, namun dimaksudkan pula agar dapat meningkatkan motivasi pendengar dalam mengikuti segala kegiatan. Bagi masyarakat diharapkan agar mengikuti segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh RPC dengan lebih seksama agar dapat merasakan manfaat dari kegiatan yang dilakukan dan meningkatkan pula motivasi dalam mengikuti kegiatan yakni untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan inovasi-inovasi baru. Apa yang telah disajikan oleh RPC sangat membantu masyarakat dalam melakukan proses pertanian dan usaha tani dalam mengolah hasil pertanian.
47
DAFTAR PUSTAKA Anindhita W. 2011. Efektivitas Program Siaran Konseling di Radio Trijaya bagi Masyarakat Kota Yogyakarta. [Tesis]. [Internet]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. Diunduh dari: http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet ail&act=view&typ=html&buku_id=50738&obyek_id=4[22 November 2013]. Ariyani L. 2008. Keefektivan Program Siaran Radio Ciawi. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Berlo DK. 1960. The Process of Communication. San Francisco (US): Rinehart Press. Depari E, MacAndrews C. 1982. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press. Effendy OU.1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung (ID): Mandar Maju. Georgopolous, Tannenbaum. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta (ID): Erlangga. Hapsari DR. 2008. Peranan Radio Siaran dalam Pengembangan Masyarakat. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hodge DH. 1984. Clinical Toxicology of Comercial Products. 5th Ed. Baltimore (US): William & Wilkins. Ife J. 1995. Community Development: Creating Comumnity Alternatives Vision, Analysis, and Practice. Melbourne (AU): Longman. Jihan. 2014. Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Kusnoputranto H. 2010. Analisis Peranan Radio Komunitas dalam Pengembangan Masyarakat sebagai Implementasi Pendidikan Non Formal. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 1 (2):46-51. McQuail D. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta (ID): Erlangga. Morissan. 2005. Media Penyiaran, Strategi Penyiaran, dan Televisi. Tangerang (ID): Ramdina Prakarsa. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Peigh TD, Bogue DJ, Higgins RC, Maloney MJ. 1979. The Use of Radio in Social Development. Chicago (US): The Community and Family Study Center-The University of Chicago. Pemerintah Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Putra AW. 2012. Kgiatan Promosi Melalui Acara Off Air Bandung Acoustic Festival and Dance Competition di Bandung Radio 95.2 FM. [Skripsi]. [Internet]. Bandung (ID): Universitas Padjajaran. Diunduh dari: http://media.unpad.ac.id/thesis/210103/2009/210103090012_a_4360.pdf. [15 Maret 2014] Ravianto J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. Jakarta (ID): SIUP. Rihadini M. 2012. Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dalam Pengembangan Masyarakat. [Skripsi]. [Internet]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin. Diunduh dari:
48
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1672/BAB%20II .pdf[21 Oktober 2013]. Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Rosalia N. 2009. Faktor-Faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Pendengar Radio di Kota Semarang. Jurnal Interaksi.1 (2): 77-86. [Internet]. Jurnal. Diunduh dari: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5 &ved=0CFMQFjAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Find ex.php%2Finteraksi%2Farticle%2Fview%2F4450%2F4058&ei=SbeVUt CyNMikrQfgYD4Dw&usg=AFQjCNFwQOBRNZWY2PQq3DERGzSB jx0C2Q&sig2=8SXVaAuW7hVGkHaYS6eABA&bvm=bv.57155469,d. bmk[21 November 2013]. Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES. Siregar A. 2001. Menyingkap Media Penyiaran: Membaca Televisi Melihat Radio. Yogyakarta (ID): LP3Y. Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung [ID]: Reflika Aditama Supanggyo. 2008. Hubungan Pemberdayaan Petani dengan Tingkat Keberhasilan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Sleman. Jurnal M’Power. 8 (8): 1-16. [Internet]. Jurnal. Diunduh dari: http://pppm.pasca.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/Supanggyo.pdf [21 Oktober 2013] Triartanto AIY. 2010. Broadcasting Radio. Yogyakarta (ID): Pustaka Book Publisher. Usman H, Akbar PS. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara. Wiryanto. 2006. Teori Komunikasi Massa dalam: Hervan JD, editor. Jakarta (ID): PT Gramedia. Yudela B. 2011. Daya Tarik Program Acara Traxkustik dengan Minat Pendengar Trax Fm Di Universitas Esa Unggul Fakultas Ilmu Komunikasi. [Skripsi]. [Internet]. Jakarta (ID): Universitas Esa Unggul. Diunduh dari: http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-328-BAB_I.pdf [4 Oktober 2013].
49
LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal pelaksanaan penelitian skripsi tahun 2014 Kegiatan Penyusunan proposal skripsi Kolokium Perbaikan proposal skripsi Uji Validitas Pengambilan data lapangan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Uji petik Sidang skripsi Perbaikan laporan skripsi
Februari 1 2 3 4
Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
50
Lampiran 2 Peta lokasi Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten
Sumber: http://loketpeta.pu.go.id/wp-content/uploads/media-peta/petainfrastruktur/pii-3600/3601_2012.gif
51
Lampiran 3 Daftar nama responden di Desa Karya Utama, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Eti Haliyati Sarlita Sadar Jumrana Asmadi Muhammad Rohani Sukandi Herudin Jumanta Maman Suparta Aan Anhari Jamaludin Eman Heri Sahri Rohani Hamzah Suher Arsad Sukanta Jari Encuh Anta Mahluti Ahmad Rusandi Rasyid Hidayat Zaenal Suharna Aang Karta
Alamat
Umur (tahun)
Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama Desa Karya Utama
44 50 56 40 45 45 54 35 48 40 40 55 37 37 38 45 40 40 39 35 47 50 45 48 30 30 50 30 36 38 34 45
52
Lampiran 4 Kuesioner No. Responden: KUESIONER SENSUS Efektivitas Program Kegiatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam Pengembangan Masyarakat Pertanian Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama/NRP : Pia Adelia/I34100149 Departemen/Fakultas : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat/Fakultas Ekologi Manusia Universitas : Institut Pertanian Bogor Peneliti meminta kesediaan Anda untuk meluangkan waktuuntuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Nama Alamat No. Telepon/HP
: : :
BAGIAN A Isilah titik-titik di bawah ini dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar! 1. Berapa usia Anda saat ini?
............ tahun
2. Sebutkan jenis kelamin Anda! [ ] Laki-laki [ ] Perempuan 3. Apa Pendidikan terakhir Anda saat ini? [ ] SD [ ] SMP/MTS atau sederajat [ ] SMA/SMK/MA atau sederajat [ ] D3/S1 [ ] Lainnya, sebutkan: .............. 4. Berapa lama Anda mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Radio Pertanian Ciawi? [ ] kurang dari dua jam [ ] dua sampai empat jam [ ] mengikuti kegiatan secara keseluruhan [ ] Lainnya, sebutkan: .............
53
5. Sebutkan motivasi Anda mengikuti kegiatan yang dilaksankan Radio Pertanian Ciawi? [ ] Untuk menjadikan materi sebagai bahan obrolan [ ] Untuk mencari informasi [ ] Untuk menambah pengetahuan [ ] Lainnya, sebutkan: ............. BAGIAN B DAN BAGIAN C Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar! Petunjuk : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju BAGIAN B No 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pernyataan SS Isi kegiatanmenarik untuk didengarkan Isi kegiatan yang disampaikan bermanfaat bagi Anda Isi kegiatan sesuai dengan apa yang Anda butuhkan Isi kegiatan membuat Anda bosan Narasumber menggunakan kata-kata yang pantas Narasumber memilih kata-kata yang mudah dipahami Penjelasan yang disampaikan narasumber mudah dimengerti Pemilihan hari dilaksankannya kegiatan sudah tepat Pemilihan jam dilaksankannya kegiatan sudah tepat Durasi kegiatan sudah tepat Narasumber memiliki kemampuan berbicara yang baik Narasumber memberikan kesempatan kepada para audien untuk bertanya Narasumber mampu menjawab pertanyaanpertanyaan audien dengan tepat Narasumber mampu menjawab pertanyaan audien dengan cepat Narasumber memiliki pengetahuan yang luas
S
TS
STS
54
21. Narasumber menggunakan cara berbicara yang sopan 22. Pemilihan lokasi kegiatan sedah tepat 23. Anda merasa nyaman saat kegiatan dilaksanakan 24. Fasilitas yang disediakan memadai 25. Masih terdapat gangguan saat proses kegiatan berlangsung
BAGIAN C No 26.
27.
28.
29. 30. 31.
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Pernyataan SS Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih tahu tentang inovasi budidaya di bidang pertanian Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih paham tentang inovasi budidaya di bidang pertanian Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih mengerti caramengaplikasikan budidaya pertanian yang baik dan benar Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih tahu tentang dunia agribisnis Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih paham tentang dunia agribisnis Setelah mengikuti kegiatan saya mengerti cara mengaplikasikan pengetahuan agribisnis yang saya dapatkan Setelah mengikuti kegiatan saya lebih tahu tentang peraturan pemerintah Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih tahu tentang program pemerintah terbaru Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi tahu tentang harga-harga pasar produk pertanian Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi tahu tentang informasi pemasaran hasil pertanian Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi tahu tentang peluang-peluang berusaha Setelah mengikuti kegiatan saya menjadi lebih paham tentang pelung-peluang berusaha Setelah mengikuti kegiatan pikiran saya menjadi terbuka untuk membuka usaha RPC dan PPMKP memberikan bantuan berupa insentif RPC dan PPMKP memberikan bantuan berupa fasilitas
S
TS
STS
55
41. 42.
43.
44.
45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54.
RPC dan PPMKP memberikan bantuan tenaga profesional Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebihmengerti apa saja yang harus disiapkan sebelum proses tanam Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebih terampil mengaplikasikan langsung cara penanaman yang baik dan benar Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebih terampil dalam pemeliharaan tanaman yang baik dan benar Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebih terampil dalam memilih pupuk tanaman Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebih terampil dalam memilih obat untuk hama tanaman Setelah mengikuti kegiatan, Saya lebih terampil dalam proses panen tanamanan Setelah mengikuti kegiatan, Hasil panen saya masih ada yang gagal Setelah mengikuti kegiatan saya, saya lebih terampil mengolah hasil pertanian saya Setelah mengikuti kegiatan saya memiliki ide untuk membuka usaha agribisnis Setelah mengikuti kegiatan, saya sekarang telah memiliki usaha agribisnis Produksi pertanian saya meningkat karena bantuan dari RPC dan PPMKP Saya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena peningkatan produksi pertanian saya Saya tidak merasakan manfaat berkepanjangan dari kegiatan yang saya ikuti
55. Berikan kritik dan saran Anda untuk Radio Pertanian Ciawi ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
56
Lampiran 5 Contoh hasil uji stastistik Hasil uji statistik regresi linier untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian (berpengaruh nyata pada taraf 0.05). ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
6,656
1
6,656
Residual
24,344
30
,811
Total
31,000
31
F
Sig. ,008b
8,202
a. Dependent Variable: Zscore(TingPendidikan) b. Predictors: (Constant), Zscore(EfektivitasRPC) Coefficientsa Model
Unstandardize
Standardize
d Coefficients
d
t
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std.
Beta
Error
Zero
Parti
Par
Toleranc
-
al
t
e
VIF
orde r 4,092E (Constant)
1,00 ,159
,000
-016
0
1 Zscore(EfektivitasRP
2,86 ,463
,162
,463
,46 ,008
C)
,463
,463
1,00 1,000
4
3
0
a. Dependent Variable: Zscore(TingPendidikan)
Hasil uji statistik regresi linier untuk melihat pengaruh tingkat motivasi terhadap efektivitas Radio Pertanian Ciawi dalam pengembangan masyarakat pertanian (tidak berpengaruh nyata). ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
,043
1
,043
Residual
30,957
30
1,032
Total
31,000
31
a. Dependent Variable: Zscore(MotivasiMengikuti) b. Predictors: (Constant), Zscore(EfektivitasRPC)
F
Sig. ,042
,840b
57
Coefficientsa Model
Unstandardize
Standardize
d Coefficients
d
t
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std.
Beta
Zero Partia Par
Error
-
l
t
Toleranc
VIF
e
orde r 1,589E (Constant)
,00
1,00
0
0
,180 -015
1 Zscore(EfektivitasRP
,20 ,037
,182
C) a. Dependent Variable: Zscore(MotivasiMengikuti)
,037
,03 ,840
4
,037
,037
1,00 1,000
7
0
58
Lampiran 6 Panduan wawancara mendalam PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM
Hari/Tanggal Pukul Lokasi Wawancara Nama Informan
: : : :
1. Apa visi dan misi dari Radio Pertanian Ciawi? 2. Apakah visi dan misi tersebut sejauh ini telah tercapai? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Radio Pertanian Ciawi? 4. Apa saja program kegiatan yang paling diminati oleh khalayak pendengar? 5. Apakah waktu pelaksanakan siaran disesuaikan dengan kebutuhan pendengar? 6. Dari mana saja sumber materi siaran yang disiarkan Radio Pertanian Ciawi? apakah sumber tersebut terpercaya? 7. Bagaimana RPC dalam melatih kredibilitas penyiar? 8. Bagaimana kualitas penyiaran RPC untuk saat ini? 9. Bagaimana cara RPC untuk meningkatkan jumlah pendengar? 10. Apakah pihak Radio Pertanian Ciawi melihat adanya pengaruh atau efek dari siaran yang telah dilaksankan? jika ada, sebutkan! 11. Apakah Radio Pertanian Ciawi bekerja sama dengan program pengembangan masyarakat atau penyuluhan pertanian? 12. Apakah Radio Pertanian Ciawi turut serta dalam mengembangkan masyarakat pertanian?
59
Lampiran 7 Hasil wawancara mendalam Hari/Tanggal Pukul Lokasi Wawancara Nama Informan
: Senin/12 Mei 2014 : 09.00-12.00 : Kantor Radio Pertanian Ciawi : Bapak Bambang dan Ibu Regi
Sejauh ini visi Radio Pertanian Ciawi (RPC) belum tercapai secara keseluruhan, hal ini dikarenakan daya pancar radio yang masih terbatas dan masih kurangnya kegiatan off air yang dilakukan, awalnya radio ini adalah radio yang hanya aktif pada kegiatan on air, namun untuk mewujudkan visi dan misi nya, RPC juga mengadakan kegiatan off air di desa-desa terpencil yang awalnya hanya dilakukan di daerah Jawa Barat, lalu dilakukan pula di desa daerah Banten. Penyusunan program pada kegiatan on air dilakukan oleh setiap divisi masing-masing. Program terbagi kedalam tiga kategori, yakni program berita (news), program hiburan, dan program info, dari setiap program tersebut terbagi lagi ke dalam acara siaran. Judul program acara unggulan on air RPC adalah Agri Info, Karedok, dan Bincang Siang. Agri info adalah program yang tidak hanya berisi info tentang pertanian, namun terkadang diselingi pula dengan info yang lebih bersifat umum, isi dari materi tersebut biasanya bersumber dari koran, internet, artikel dsb. Karedok adalah acara yang secara keseluruhan membahas tentang pertanian, sedangkan Bincang Siang adalah program yang mendatangkan narasumber dari luar RPC, yang akan memberikan materi ataupun informasi tentang program dan kebijakan pemerintah, disinilah RPC berperan sebagai media yang menjembatani penyampaian informasi dari pemerintah kepada masyarakat guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Program hiburan adalah program yang menampilkan acara yang berisi lagu-lagu, umumnya adalah lagu pop, lagu dangdut, dan lagu tradisional sunda. Radio Pertanian Ciawi juga selalu menyiarkan iklan layanan masyarakat dan iklan seputar program pemerintah terbaru. Pada penyusunan materi siaran off air, RPC melakukan kunjungan terlebih dahulu di desa-desa untuk melihat potensi desa tersebut, setelah melakukan kunjungan tersebut, RPC bersama PPMKP membuat perencanaan program terjadwal yang diadakan di desa-desa tersebut. Kegiatan off air dilakukan dengan tujuan menjangkau masyarakat yang berada di desa terpencil agar bisa tetap mendapatkan informasi dan inovasi terbaru. Kesesuaian waktu baik itu program kegiatan on air dan off air telah dirancang menyesuaikan kebutuhan para pendengar, yang dimaksud dengan pendengar disini adalah dikhususkan terlebih dahulu untuk para petani, maka dari itu siaran yang berhubungan dengan pertanian umumnya disiarkan pada pagi hari dan malam hari setelah magrib, sedangkan untuk program hiburan biasanya disiarkan diatas jam sembilan malam. Kegiatan off air juga telah dijadwal dan disesuaikan dengan kebutuhan para petani, kegiatan yang dilakukan sebisa mungkin tidak mengganggu kegiatan para petani. Durasi kegiatan juga telah ditinjau terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar para pendengar ataupun pengikut kegiatan dapat mendapatkan manfaat yang maksimal, karena umumnya durasi yang berlebihan akan membuat para petani jenuh dalam mengikuti kegiatan. Penyiar dan kualitas daya pancar RPC untuk saat ini masih berada dalam keadaan yang kurang maksimal, dimana RPC masih sangat merasa kekurangan
60
untuk SDM penyiar. Penyiar yang ada saat ini adalah para pegawai PPMKP dan hanya berjumlah sepuluh orang, RPC tidak pernah merekrut penyiar dari luar, penyiar yang ada telah memiliki kredibilitas yang cukup tinggi karena telah mengikuti berbagai macam bentuk kegiatan, namun tetap saja RPC masih merasa kekurangan untuk SDM penyiar. Kualitas daya pancar RPC saat ini belum maksimal dikarenakan RPC masih berada pada frekuensi yang yidak dikhususkan untuk RPC, dan baru berada pada proses pemindahan frekuensi di tahun 2014 ini.
61
Lampiran 8 Dokumentasi kegiatan
a
b
c
d
e
f
Keterangan: a. Kantor dan studio Radio Petanian Ciawi (RPC) b. Balai penyuluhan Cikeudal c. Pondok tempat kegiatan penyuluhan d. Wawancara dengan responden dan penyuluh e. Wawancara dengan responden f. Wawancara dalam pertemuan petani
62
RIWAYAT HIDUP Pia Adelia, putri pertama dari pasangan Wahyudi Nur Alim dan Seri Wahyuni serta kakak dari Denise Adelia. Lahir di Samarinda tanggal 27 Oktober 1993. Pada tahun 1998 penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak di Taman Kanak-Kanak Batu Alam Permai Kompleks Juanda 1 Samarinda selama satu tahun. Pada Tahun 1999-2004, penulis melanjutkan pendidikan dasarnya ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 007 Bhayangkara Samarinda, penulis hanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dalam waktu lima tahun karena mengikuti program akselerasi. Tahun 2004-2007, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Samarinda dan pada tahun 2007-2010 dilanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Samarinda. Setelah lulus dari jenjang pendidikan SMA di tahun 2010, penulis mengikuti berbagai ujian masuk perguruan tinggi dan lulus di tiga perguruan tinggi swasta melalui jalur PMDK nilai rapor namun selalu gagal di perguruan tinggi negeri. Pada tahun yang sama, penulis mengikuti ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil lulus di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama menuntut pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif di beberapa kepanitiaan, diantaranya adalah kepanitiaan SS CUP 2010, Jas Biru KPM, INDEX 2011, Makrab KPM 48, MPD Ceria 48 dan HOT 2012. Selain itu penulis juga aktif dan tergabung dalam kegiatan seni musik perkusi, dan berhasil mendapatkan juara satu lomba perkusi di ajang E’SPENT tahun 2012 dan selama menuntut pendidikan di IPB penulis mendapatkan beasiswa dari Beasiswa Kaltim Cemerlang.