EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO PERTANIAN CIAWI (RPC)
JIHAN
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Jihan NIM I34100135
ABSTRAK JIHAN. Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC). Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA. Siaran pedesaan di radio penting untuk memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan, khususnya petani untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam berusahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek siaran pedesaan di radio yaitu peningkatan pengetahuan petani dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siaran pedesaan dapat memberikan efek yang tinggi dalam meningkatkan pengetahuan petani. Faktor internal responden yang memiliki hubungan dengan peningkatan pengetahuannya adalah usia, pendidikan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan, frekuensi mendengarkan, dan lama mendengarkan. Faktor materi siaran yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan petani meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Faktor stasiun radio yang memiliki hubungan dengan peningkatan pengetahuan petani adalah format radio dan kredibilitas penyiar. Kata kunci: petani, radio, siaran pedesaan
ABSTRACT JIHAN. Effects of Rural Broadcasting in Increasing Knowledge of Farmers on Radio Pertanian Ciawi (RPC). Supervised by ANNA FATCHIYA. Rural broadcasting at radio important to provide information to rural communities, especially farmers to increase their farming knowledge. This study aim to know the effects of rural broadcasts on radio in increasing farmer knowledge and what factors are correlated with an increased their knowledge. The results showed that rural broadcasts can provide high effect in increasing the knowledge of farmers. Internal factors respondents which have a correlation with an increase of their knowledge are age, education, mass media ownership, motivational listening, listening frequency, and length of listening. Broadcast material factors which are correlated with an increased knowledge of farmers is suitability of the duration of the broadcast, suitability of broadcast material, and style of delivery of the message. Station radio factors which are correlated with an increased knowledge of farmers is radio formats and the credibility of broadcaster. Keywords: radio, farmers, rural broadcasting
EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO PERTANIAN CIAWI (RPC)
JIHAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
Judul Skripsi : Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC) Nama : Jihan NIM : I34100135
Disetujui oleh
Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus: _____________________
Judul Skripsi : Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC) Jihan Nama 134100135 NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Anna Fatchiya. MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
2 4 JAN
?rH{
Tanggal Lulus : _ _ _ _ _ _ _ __
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)” tepat pada waktunya. Penyelesaiann skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr Ir Anna Fatchiya, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan arahan kepada penulis selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. 2. Dr Ir Djuara Lubis, MS selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran kepada penulis. 3. Martua Sihaloho, SP, MSi selaku dosen penguji wakil departemen atas masukan dan saran kepada penulis. 4. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Mama Haifa dan Abi Ziyad serta kakakkakak dan adik penulis yaitu Fauzan, Yaldiz dan Reyhan atas doa, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini. 5. Kepada sahabat-sahabat penulis Indah, Diana, Irisa, Livia, Rae, Mita, Karan, Maya, Ezik, Puteri, Ajeng, Bibah, Addin, Okta, Mutia, Fifi, Echa, Raissa, Uty, Caca, Debby, Pipiw, dan Aufa yang selalu mewarnai hari-hari penulis, memberikan semangat kepada penulis, dan selalu ada untuk penulis. 6. Kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 47 atas kebersamaannya. 7. Kepada kakak-kakak SKPM 45 dan SKPM 46 atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. 8. Kepada pihak Radio Pertanian Ciawi (RPC) terutama Ibu Regi yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada Kelompok Tani Subur Makmur dan Karya Tani di Desa Pasir Eurih yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Januari 2014
Jihan
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Pertanian Komunikasi Massa Radio Sebagai Media Komunikasi Massa Siaran Pedesaan Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional PENDEKATAN LAPANG Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Pengambilan Sampel Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Desa Penelitian Kondisi Geografi Kondisi Demografi Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC) Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC) Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC) Program Acara FAKTOR INTERNAL PETANI PENDENGAR SIARAN PEDESAAN, FAKTOR MATERI SIARAN, DAN FAKTOR STASIUN RADIO Faktor Internal Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pendapatan Kepemilikan Media Massa Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC
ix x xi 1 1 3 4 4 5 5 5 10 11 12 13 14 15 19 19 19 20 20 20 22 22 22 23 24 24 25 27 28 32 32 32 32 33 34 34 35 36 38
viii
Faktor Materi Siaran Faktor Stasiun Radio PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI SEBAGAI EFEK SIARAN PEDESAAN DI RPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TERSEBUT Peningkatan Pengetahuan Petani sebagai Efek Siaran Pedesaan di RPC Hubungan Faktor Internal dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Umur dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Pendidikan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Pendapatan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Faktor Materi Siaran dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Faktor Stasiun Radio dengan Peningkatan Pengetahuan Petani PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
39 42
45 45 46 46 47 48 49 50 51 52 53 55 56 59 59 59 61 63 75
DAFTAR TABEL 1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi 2 Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 3 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 4 Program Acara Unggulan Radio Pertanian Ciawi (RPC) 5 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 6 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 7 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 8 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 9 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kepemilikan Media Massa di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 10 Jumlah dan Persentase Berdasasrkan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 11 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC 12 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info di RPC 13 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC 14 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info di RPC 15 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Faktor Materi Siaran Pedesaan di RPC 16 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Kesesuaian Durasi Siaran di RPC 17 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Kesesuaian Materi Siaran di RPC 18 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Gaya Penyampaian Pesan di RPC 19 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Faktor Stasiun Radio di RPC 20 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Format Siaran di RPC 21 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Kredibilitas Penyiar di RPC
6 22 23 30 32 33
33 34
35
36 36
37 38
39 40 40 41 41 42 42 43
x
22 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Daya Tangkap Siaran di RPC 23 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 24 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 25 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 26 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 27 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendapatan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 28 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 29 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 30 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 31 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 32 Ringkasan Hubungan dan Arah Faktor Internal dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani 33 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Materi Siaran dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani 34 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Stasiun Radio dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani
43
45
46
47
48
49
50
51
52
53 54 55 57
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Bagan Kerangka Pemikiran Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Jejaring Kerja Radio Pertanian Ciawi (RPC) Komposisi Mata Acara Radio Pertanian Ciawi (RPC)
14 25 27 28
xi
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Jadwal pelaksanaan penelitian Peta wilayah jangkauan dan peta wilayah layanan siaran RPC Daftar nama responden di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kuesioner Contoh hasil uji statistik Dokumentasi kegiatan
63 64 65 66 72 74
PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat termasuk di Indonesia. Faktor jarak sebagai salah satu hambatan komunikasi dapat diatasi dengan munculnya media massa. Komunikasi dengan menggunakan media massa disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi untuk menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, film, dan televisi (Cangara 2004). Penggunaan media massa dewasa ini semakin meningkat mengingat pentingnya media massa dalam penyebaran informasi secara cepat dan dalam jangkauan yang luas. Pembangunan pertanian di pedesaan dapat berjalan efektif apabila penyebaran informasi pembangunan dapat menyeluruh hingga sampai kepada masyarakat pedesaan terutama petani. Penyebaran informasi atau pesan pembangunan secara luas merupakan peran dari media massa. Selain berperan dalam penyaluran informasi, media massa juga berperan dalam pembangunan nasional. Menurut Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982), peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change) yaitu dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisonal menjadi modern. Media massa memungkinkan setiap orang mulai dari masyarakat kota hingga masyarakat desa dapat menerima informasi secara bersamaan. Kesulitan dalam menyebarkan informasi, khususnya informasi pembangunan pertanian yang dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil pertaniannya membuat penggunaan media informasi pembangunan dari pusat ke daerah menjadi hal yang sangat penting. McQuail dalam Littlejhon (1992) dalam Mugniesyah (2006) menyatakan beberapa pandangannya mengenai peranan media massa yakni bahwa media adalah jendela yang memungkinkan dapat melihat segala hal di luar lingkungan kita, sebagai penterjemah (interpretasi) yang membantu kita membuat pengalaman yang bermakna, serta sebagai platforms atau carrier yang membawa informasi. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang melekat dalam kehidupan manusia. Radio memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media massa televisi dalam menarik perhatian khalayak terutama petani di pedesaan. Radio dapat mencapai pendengar dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan lebih murah daripada sarana komunikasi yang lain seperti televisi. Radio transistor lebih mudah dibawa dan tidak terlalu terikat pada tempat serta harganya yang murah, maka negara berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat radio sebagai sumber informasi ditinjau dari segi individual di mana tiap-tiap orang akan membeli sarana komunikasi ini dari kantongnya sendiri (Susanto 1982). Sebagai salah satu media penyiaran, isi siaran di radio harus mendasar pada undang-undang penyiaran. Undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002
2
pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Radio memiliki peranan dalam mengisi kebutuhan manusia akan informasi, hiburan, dan sebagai sarana pendidikan. Siaran radio di Indonesia saat ini lebih banyak didominasi oleh siaran hiburan terutama di stasiun radio milik swasta. Saat ini, hanya beberapa stasiun radio, seperti radio milik pemerintah yaitu RRI dan radio komunitas seperti radio pertanian di beberapa daerah yang berdiri dengan tujuan mencerdaskan masyarakat. Siaran pendidikan serta informasi pembangunan merupakan siaran yang seharusnya mendominasi stasiun radio di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembangunan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan sangat penting bagi masyarakat desa dalam membangun peratanian di Indonesia. Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews (1982) menyatakan bahwa radio harus mendapat prioritas yang tinggi sebagai medium untuk penyuluhan karena radio merupakan salah satu alat penyuluh pertanian yang efektif. Radio merupakan media massa yang memiliki kedekatan personal yang tinggi dengan masyarakat pedesaan. Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan, radio masih populis digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau informasi pembangunan (Saleh 2006). Mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebagai petani. Petani di pedesaan merupakan kelompok dengan golongan ekonomi lemah sehingga perlu ditingkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Selain itu, petani merupakan subyek pembangunan pertanian sehingga pengetahuan serta keterampilannya dalam meningkatkan produktivitas pertanian perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan pembangunan di pedesaan dengan sumberdaya yang terbatas yaitu minimnya akses informasi yang ada di pedesaan. Upaya-upaya dan program-program diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembangunan di pedesaan terutama kualitas sumberdaya manusianya yaitu petani agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Media informasi yang tepat digunakan untuk mampu menerima informasi dari pemerintah khususnya tentang pembangunan harus dihidupkan dalam keseharian masyarakat desa. Informasi yang disampaikan harus relevan dengan kehidupan petani di desa. Susanto (1982) mengatakan bahwa siaran pedesaan merupakan salah satu sarana komunikasi pembangunan yang pertama-tama perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan pembangunan itu sendiri yang berarti peningkatan pada tugas, dan peningkatan pengetahuan, maupun beban pekerjaan. Siaran pedesaan melalui radio merupakan salah satu program acara yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan pedesaan terutama inovasi-inovasi di bidang pertanian. Siaran pedesaan berperan dalam memberikan informasi pembangunan kepada petani di desa sehingga petani dapat ikut berperan serta atau berpastisipasi dalam kegiatan pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews (1982) bahwa radio dapat menumbuhkan kesadaran pembangunan dan merangsang keterlibatan. Siaran pedesaan sendiri memiliki tiga prinsip yaitu mendengarkan, berdiskusi, dan
3
bertindak (Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews, 1982). Isi siaran pedesaan biasanya didengar oleh suatu kelompok dan kemudian mereka mendiskusikan topik yang dibahas dalam siaran kemudian mereka berusaha untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dalam siaran radio tersebut. Siaran pedesaan sebaiknya dapat menyentuh kebutuhan petani sehingga dibutuhkan sifat lokal dalam setiap siarannya. Program-program melalui media massa terutama siaran pedesaan di radio diharapkan dapat mengurangi sifat acuh tak acuh petani di pedesaan terhadap program pembangunan dan dapat menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pengetahuan maupun keahlian petani dalam meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil pertanian. Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio di bawah naungan lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi. Pendirian RPC ditujukan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi antara pemerintah dengan petani di pedesaan dan dapat menjadi media penyaluran informasi-informasi pertanian bagi masyarakat luas, khususnya petani di pedesaan. RPC pada awalnya dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi dan pengetahuan pertanian bagi mitra tani serta dapat mendorong timbulnya apresiasi masyarakat di luar pertanian menjadi peduli dan mencintai dunia pertanian. Seiring perkembangan dan untuk memenuhi kebutuhan mitra atau fans, RPC tidak hanya menyajikan informasi pertanian secara umum (pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan), akan tetapi informasi-informasi lain seperti pendidikan, psikologi, budaya dan agama yang dikemas dalam bentuk hiburan1.
Masalah Penelitian Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah mengenai pertanian, informasi harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani dalam membantu meningkatkan produktivitas usahataninya. Untuk itu, petani membutuhkan suatu sarana atau media pengembangan wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan usahataninya. Siaran pedesaan di RPC memiliki peran penting dalam menyalurkan informasi pertanian guna mengembangkan pegetahuan dan keterampilan tersebut. Siaran pedesaan di RPC sudah berlangsung sejak RPC berdiri karena RPC adalah stasiun radio yang ditujukan khusus untuk menyiarkan program siaran pedesaan. Sejauh ini, RPC telah memiliki tempat tersendiri di hati pendengarnya terutama petani. Program siaran pedesaan di RPC diharapkan mampu memenuhi kebutuhan infromasi pertanian dan dapat meningkatkan pengetahuan petani guna mengembangkan usahataninya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian adalah: 1. Apakah siaran pedesaan di RPC memberikan efek dalam meningkatkan pengetahuan petani? 2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan petani?
1
[DP PPMKP] Departemen Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. 2004. Dapat diunduh di: http://ppmkp.bppsdmp.deptan.go.id/index.php/2013-04-30-09-3001/profil-rpc
4
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui efek siaran pedesaan di RPC dalam meningkatkan pengetahuan petani 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan petani
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, anatra lain: 1. Instansi terkait Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan bagi Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam meningkatkan kualitas isi siaran pedesaan sehingga RPC dapat menjadi radio pertanian yang semakin dikenal oleh masyarakat dan memiliki manfaat besar bagi pertanian Indonesia. 2. Masyarakat umum Masyarakat umum terutama petani dapat mengetahui sejauh mana siaran di radio dapat mengubah pengetahuan pendengar sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terutama petani untuk mendengarkan program siaran pedesaan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai pertanian 3. Para peneliti Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi penelitian beriktunya dengan topik sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam penelitian ini.
TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Pertanian Pembangunan sektor pertanian merupakan hal yang penting dalam meningkatkan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor lainnya. Namun, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang dalam meningkatkan pembangunan pertanian. Soetrisno (2002) mengatakan bahwa kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembangunan nasional dan kemampuan sektor tersebut untuk bersaing pada abad yang akan datang. Petani sebagai salah satu subyek yang berperan langsung dalam meningkatkan produktivitas pertanian membutuhkan suatu pengembangan wawasan dan keterampilan dalam bidang usahataninya. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya manusia dalam hal ini adalah petani sangat diperlukan agar pembangunan pertanian dapat berjalan efektif. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah pedesaan dan sebagian masyarakatnya tinggal di pedesaan serta memiliki pekerjaan di sektor pertanian. Susanto (1982) mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan setiap desa adalah tergantung dari lingkungan, potensi, ekonomi, manusiawinya, rencana pemerintahan daerah, situasi komunikasi dan transportasi antara desa yang dibina dengan ibu kota kecamatan, dengan kabupaten, dengan ibu kota propinsi dan seterusnya. Hal ini mencerminkan bahwa diperlukan kerjasama antar berbagai pihak agar pembangunan di pedesaan dapat efektif dan tepat sasaran. Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah, informasi harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Pesan atau informasi pembangunan dapat sampai kepada petani apabila terjalin komunikasi yang baik antara sumber pesan dengan petani di pedesaan sebagai penerima pesan. Permasalahan yang sering kita temui di negara berkembang adalah masih terjadinya kesenjangan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau petani yang tinggal di pedesaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan tersebut agar pesan-pesan pembangunan dapat diterima oleh semua masyarakat sampai ke pelosok desa terutama bagi petani. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan suatu negara karena dengan komunikasi terutama komunikasi massa, pesan-pesan pembangunan dapat sampai kepada masyarakat luas.
Komunikasi Massa Penyebaran informasi atau pesan pembangunan secara luas dapat efektif apabila komunikasi yang terjalin berjalan dengan baik yang akhirnya akan menimbulkan pemahaman bersama antara sumber dengan penerima. Hal ini sesuai dengan pengertian komunikasi yaitu suatu proses di mana dua orang atau
6
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Kincaid 1981 dalam Cangara 2004). Selain pertukaran informasi, dengan komunikasi seseorang dapat mempengaruhi orang untuk melakukan apa yang diinginkannya, misalnya pemerintah menginginkan masyarakat menggunakan suatu inovasi baru maka dengan komunikasi yang dilakukan dengan baik masyarakat akan menggunakan inovasi tersebut.s Komunikasi dalam penyebaran informasi secara luas umumnya menggunakan saluran media massa atau disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi untuk menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka. Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi yang tergolong dimediasi oleh media massa, dimana produk-produk informasi diciptakan dan didistribusikan oleh suatu organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak (Ruben (1992) dalam Mugniesyah (2010a)). Kesamaan makna antara sumber pesan dengan penerima pesan merupakan tujuan utama dari proses komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai proses dimana partisipan yaitu komunikator dan komunikan menciptakan dan berbagi informasi satu dengan lainnya dengan tujuan untuk mencapai pemahaman secara timbal balik (Mugniesyah 2006). Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi dalam prosesnya menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Wiryanto (2006) membedakan komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi berdasarkan karateristiknya (Tabel 1). Komunikasi massa dengan menggunakan saluran media massa memiliki kecepatan yang tinggi dalam mencapai audiens yang luas sehingga tepat apabila media massa digunakan dalam penyebaran informasi pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Vivian (2008) bahwa ciri komunikasi massa adalah memiliki kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang yang dilakukan melalui medium massa. Dengan demikian, penyaluran informasi dengan media massa dapat sampai kepada petani-petani di pelosok desa. Tabel 1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi No. Karakteristik 1. Arus pesan 2. Konteks komunikasi Jumlah feedback yang 3. segera bisa diperoleh Kemampuan mengatasi 4. proses seleksi Kecepatan dalam 5. mencapai audiens yang luas 6.
Efek (possible effect)
Saluran Media Massa One-way Interposed
Saluran Antarpribadi One-way Face to face
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Perubahan pengetahuan
Perubahan sikap dan perilaku nyata
Sumber: Wiryanto (2006), Teori Komunikasi Massa, hlm 17
7
Kelemahan komunikasi massa terletak pada arus pesan yang bersifat searah sehingga feedback yang diterima oleh komunikator rendah atau tertunda. Namun, beberapa penelitian cukup membuktikan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa cukup efektif dalam memberikan efek terhadap khalayaknya terutama efek pada perubahan pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh Rogers & Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2006) bahwa saluran media massa relatif penting pada fungsi pengetahuan atau pengenalan, sementara salauran komunikasi interpersonal relatif lebih penting pada fungsi persuasi dalam proses keputusan inovasi. Komunikasi massa memiliki unsur-unsur penting dalam proses komunikasinya. Saluran media massa merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi massa yang berperan sebagai medium penyalur pesan. Unsur-unsur komunikasi massa yang biasa digunakan dalam riset komunikasi massa adalah sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Menurut Harorld D. Lasswell dalam Wiryanto (2006) guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsurunsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect. 1. Sumber Cangara (2004) menyebutkan bahwa dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi seperti perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah (Wiryanto 2006). Selanjutnya Wiryanto (2006) menjelaskan bahwa sumber komunikasi massa yaitu organisasi mempunyai ratio output yang tinggi terhadap masukan, dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat dilakukan oleh komunikator perorangan, meskipun mempunyai esensi yang sama. Stasiun radio merupakan sebuah organisasi yang berperan sebagai sumber pesan atau penyalur pesan. Sumber pesan menentukan bagaimana suatu pesan disampaikan sehingga dapat menarik perhatian khalayak dan akhirnya dapat mengubah perilaku khalayak sesuai dengan harapan sumber pesan (komunikator). Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka (Bungin 2006). Kredibilitas seorang penyiar dalam stasiun radio memiliki peran penting dalam mempengaruhi pendengar. Hasil penelitian Nugroho (2010) menunjukkan bahwa kredibilitas penyiar dalam suatu stasiun radio mempengaruhi pendengar atau khalayak untuk mendengarkan siaran tersebut atau tidak. Kredibilitas penyiar merupakan suatu penilaian terhadap penyiar menurut persepsi pendengar. Kredibilitas penyiar berkaitan dengan tingkat kepercayaan pendengar terhadap informasi yang diberikan oleh seorang penyiar serta kemampuan penyiar dalam menyampaikan informasi agar pendengar dapat mudah memahami pesan yang ingin disampaikan sehingga timbul pemahaman bersama.
8
2. Pesan Unsur pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan merupakan unsur penting dalam komunikasi massa karena seseorang yang menggunakan media massa, yang diperhatikan adalah pesannya. Pesan dalam komunikasi massa berciri terbuka, dirancang untuk mencapai audien yang luas, dan pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera (Charles Wright 1977 dalam Wiryanto 2006). Isi pesan biasanya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda (Cangara 2004). Isi pesan yang disampaikan melalui media massa terutama radio tentunya harus memenuhi kebutuhan khalayak, sehingga seorang komunikator atau sumber harus memperhatikan pesan yang disampaikan agar menarik perhatian khalayaknya. Charles Wright (1977) dalam Wiryanto (2006) menjelaskan tiga karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut: a. Publicly yaitu pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditunjukkan kepada perorangan-perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan besifat terbuka untuk umum atau publik. b. Rapid yaitu pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan c. Transient yaitu pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Maka isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial dan kadang-kadang bersifat sensasional. Isi siaran yang baik harus sesuai dengan segmentasi khalayak dari stasiun radio itu sendiri. Kesesuaian materi siaran dengan khalayak menentukan bagaimana suatu pesan efektif disampaikan kepada khalayak. Hasil penelitian Tede (2012) menunjukkan bahwa faktor materi siaran memiliki hubungan mempengaruhi dengan peningkatan kognitif dan afektif khalayak pendengar. Selain materi siaran, format siaran yang disusun dengan baik akan mempengaruhi perhatian khalayak. Format siaran radio mempunyai hubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan radio demikian pula terhadap format siaran, pemilihan acara yang dimiliki dalam perilaku petani mendengarkan radio (Mardianah 2010). Selain itu, durasi siaran yang sesuai dengan waktu luang khalayak terutama petani yang memiliki mobilitas tinggi dalam berusahatani, mempengaruhi perilakunya dalam mendengarkan radio. 3. Saluran Unsur saluran merupakan unsur yang menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa (Wiryanto 2006). Media massa merupakan unsur saluran dalam komunikasi massa yang berfungsi menyebarkan informasi kepada masyarakat yang tersebar di seluruh dunia dengan menggunakan suatu pemancar sehingga dapat menjangkau khalayak dalam jumlah banyak termasuk khalayak di pedesaan. Peran media massa sebagai pemberi informasi sesuai dengan fungsi media massa yang dikemukakan oleh Lasswell dalam Wiryanto (2006) yaitu
9
fungsi pengawasan dimana media massa berfungsi memberi informasi dan menyediakan berita. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan (Bungin 2006). Secara spesifik Bungin (2006) menjelaskan paradigma peranan media massa yaitu sebagai institusi pencerahan masyarakat yaitu sebagai media edukasi, sebagai media informasi yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan sebagai media hiburan yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Saluran media massa dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak merupakan media yang informasinya dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, majalah, buku, brosur dan poster. Media elektronik adalah media yang penyebaran informasinya melalui jaringan elektronik seperti radio dan televisi. Media elektronik sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehingga pesan pembangunan dapat efektif jika disampaikan melalui kedua media elektronik ini. Selain itu, media elektronik radio dan televisi memiliki sifat aktualitas yang tinggi, artinya informasi yang disampaikan adalah informasi-informasi terbaru. Media massa terutama radio memiliki pengaruh tersendiri terhadap pendengarnya. Saluran radio yang memiliki daya tangkap yang tinggi akan mempengaruhi seberapa besar khalayak pendengar yang akan mendengarkan siarannya. Selain itu, kejernihan suara serta hambatan dalam mentransisi pesan juga ditentukan dari pemancar miliki stasiun radio. Daya tangkap siaran juga mempengaruhi pendengaran khalayak, apabila daya tangkap baik maka pesan akan tersampaikan dengan baik tanpa ada gangguan atau noise yang membuat khalayak sulit mendengar pesan yang disampaikan. 4. Penerima Komunikasi massa bersifat terbuka sehingga pesan dapat diterima oleh siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Penerima merupakan sasaran dari komunikasi massa yang tersebar, memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan tidak dikenal. Menurut Charles Wright (1977) dalam Wiryanto (2006), penerima atau khalayak sasaran memiliki ciriciri besar dan menyebar dalam berbagai lokasi, heterogen yaitu semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya, dan anonim atau tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator. Keberhasilan suatu proses komunikasi tergantung pada bagaimana khalayak sasaran dapat terpengaruh oleh pesan komunikasi tersebut. Keberhasilan proses komunikasi juga tergantung dari bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan dan melayani selera khalayak sehingga penting bagi media untuk mengklasifikasi audiens sasaran. Klasifikasi audiens seperti itu semata-mata upaya media unuk melayani berbagai selera yang ada di dalam mass audience (Wiryanto 2006). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik penerima pesan dari media massa. Karatkteristik internal dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, dan motivasi mendengar siaran di radio. Perilaku
10
penerima pesan dalam mendengarkan radio juga termasuk dalam faktor internal penerima pesan yaitu frekuensi dan lama mendengarkan radio. 5. Efek Unsur efek dalam komunikasi massa merupakan unsur yang menentukan sejauh mana suatu proses komunikasi massa yang menggunakan saluran media massa dapat mempengaruhi khalayak penerima pesan yang disampaikan sumber atau komunikator. Wiryanto (2006) mendefinisikan efek komunikasi sebagai setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Efek komunikasi massa yang ditimbulkan adalah pada perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku (Wiryanto 2006). Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa efektif terjadi pada perubahan pengetahuan sedangkan komunikasi antarpribadi cenderung berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang. Cangara (2004) memberikan contoh kasus perokok, meski kampanye yang dilakukan Departemen Kesehatan melalui media massa begitu gencar, namun tidak mengurangi keinginan orang untuk merokok, sekalipun mereka tahu bahwa rokok dapat menimbulkan kanker. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Tede (2010) bahwa media massa radio mampu memberikan pengaruh kepada pendengarnya yakni berupa penambahan wawasan bagi pendengar atas informasi yang disajikan. Oleh karena itu, efek yang paling dipengaruhi oleh pesan media massa hanya pada perubahan pengetahuan atau pada aspek kognitif.
Radio Sebagai Media Komunikasi Massa Media komunikasi memiliki peranan dalam penyebaran informasi dalam rangka pembangunan suatu bangsa. Radio sebagai media komunikasi massa menanggung peran dalam menjalankan tugas-tugas pembangunan seperti yang dikemukakan oleh Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982) bahwa media akan mampu membuktikan peranannya melayani tugas-tugas pembangunan bagi negara-negara sedang berkembang. Peranan tersebut meliputi: 1) media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran; 2) media massa dapat memusatkan perhatian; 3) media massa mampu menumbuhkan aspirasi; 4) media mampu menciptakan suasana membangun; 5) media massa mampu mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik; 6) media massa mampu mengenalkan norma-norma sosial; 7) media massa mampu menumbuhkan selera; 8) media massa mampu merubah sikap yang lemah menjadi sikap yang lebih kuat; 9) media massa sebagai pendidik. Media elektronik televisi dan radio merupakan media massa yang berperan dalam menyebarkan informasi, mendidik, dan menghibur khalayaknya. Masingmasing media elektronik tersebut memilki kelebihan dan kekurangan dalam proses penyebaran informasinya. Menurut Arifin (2010) penyiaran radio merupakan penyampaian pesan informasi, gagasan, ide, dari penyiaran radio yang termurah yang dapat dijangkau oleh pendengar, dimana saja tanpa melihat batasan, kapan saja dan boleh siapa saja. Radio mempunyai lima kekuatan yang
11
besar “thefith estate” yaitu pemancar yang besar, studio yang canggih, daya langsung, daya tembus, dan daya tarik (Arifin 2010). Nilai aktualita radio lebih tinggi dibandingkan saingannya yaitu televisi karena keadaan yang mendadak dan tidak direncanakan, sukar dapat direkam dan disiarkan dengan segera oleh televisi sedangkan radio tidak memerlukan banyak waktu persiapan untuk menyiarkan kejadian demikian secepat mungkin (Susanto 1982). Kelebihan yang dimiliki radio membuat keberadaannya masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Radio sebagai media komunikasi yang portabel, ringan, dan kecil sehingga sangat digemari oleh orang-orang yang mempunyai mobilitas tinggi untuk dapat mengakses informasi (Saleh 2009). Radio memiliki sifat personal atau kedekatan emosional yang tinggi karena gaya bahasa yang digunakan penyiar merupakan bahasa sehari-hari sehingga mudah didengar oleh khalayak. Petani sebagai salah satu kelompok yang memiliki mobilitas tinggi dibidang pertanian menggunakan radio untuk mendapatkan informasi karena dapat dibawa dan didengar saat sedang bekerja di sawah atau kebun. Radio juga merupakan media elektronik yang murah sehingga relevan dengan petani yang tergolong memiliki pendapatan rendah. Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan radio masih populis digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau informasi pembangunan (Saleh 2006). Radio merupakan media massa yang efektif dalam menyebarluaskan inovasi pertanian atau pesan pembangunan kepada masyarkat luas terutama masyarakat pedesaan (Mumpuni 2003). Sebagian besar masyarakat di perdesaan masih menjadikan radio sebagai media pendidikan nonformal yang paling penting dalam mengakses suatu informasi dan teknologi (Mardianah 2010). Hal tersebut membuat radio memiliki nilai lebih dibanding media massa lainnya karena cukup dekat dengan masyarakat pedesaan. Oleh karena kedekatan media radio dengan masyarakat pedesaan, siaran di radio diharapkan mampu menyampaikan pesan pembangunan seperti inovasi teknologi terbaru kepada masyarakat desa terutama yang berhubungan dengan pertanian.
Siaran Pedesaan Radio mampu memberikan pendidikan terhadap petani melalui program siaran pedesaan sebagai salah satu bentuk metode penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan petani (Wiraatmadja 1997 dalam Mardianah 2010). Siaran pedesaan merupakan salah satu program yang isi materi siarannya disesuaikan dengan kebutuhan informasi petani. Siaran pedesaan melalui radio menurut Mugniesyah (2010) adalah siaran khusus yang ditujukan bagi para petani dan keluarganya dengan maksud menyebarkan secara cepat informasi-informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru di bidang pertanian seluas-luasnya. Tujuan dari siaran pedesaan adalah untuk membangkitkan kesadaran dan perhatian, menumbuhkan minat dan keingintahuan, dan menyebarkan informasi secara cepat dan meluas (Mugniesyah 2010). Siaran pedesaan berperan dalam memberikan informasi pembangunan kepada masyarakat desa sehingga masyarakat pedesaan dapat ikut berperan serta atau berpastisipasi dalam kegiatan pembangunan. Siaran pedesaan perlu menampung masalah pembangunan dalam bidangnya masing-masing, berperan
12
sebagai saluran informasi, peningkatan keterampilan atau informasi tentang keterampilan dan merupakan saran komunikasi ke atas bagi pemerintah (Susanto 1982). Siaran pedesaan di radio tidak hanya dibutuhkan oleh petani, tapi juga oleh penyuluh guna mempermudah kegiatan penyuluhan dan sebagai pelancar komunikasi antara penyuluh dengan petani (Saidah 2009). Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan salah satu radio yang menyiarkan siaran pedesaan karena memang dikhusukan untuk masyarakat pedesaan. Penyaluran pesan melalui RPC tidak dapat dipungkiri sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi pada petani dan berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap petani (Ariyani 2008). Oleh karena sifat materi siaran dari program siaran pedesaan sesuai dengan informasi pertanian maka durasi atau waktu siaran juga harus disesuaikan dengan waktu luang petani sehingga pesan yang disampaikan dapat benar-benar didengarkan oleh petani. Program acara yang ada di RPC tidak hanya program yang berkaitan dengan pertanian tetapi ada program yang ditujukan untuk menghibur pendengar. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji program siaran yang menyajikan informasi dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Program siaran pedesaan tersebut adalah Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Program siaran pedesaan tersebut memiliki format yang berbeda-beda. Program acara Karedok adalah siaran yang menyajikan informasi baru mengenai teknologi di bidang pertanian dengan menghadirkan narasumber. Bincang Siang adalah program yang menyajikan informasi mengenai kebijakan dan programprogram dari pemerintah di bidang pertanian. Program acara Agri Info adalah siaran yang menyajikan berita-berita atau informasi teraktual yang terjadi di dunia pertanian seperti informasi harga pasar, kebijakan, kegiatan kementrian pertanian, dan informasi lainnya. Agri Info memiliki segmen acara bernama Teropong Desa yang menyajikan pengalaman petani atau penyuluh pertanian dalam berusahatani sehingga dapat memberikan info mengenai kiat-kiat sukses dalam pengembangan usahatani kepada pendengar. Program acara tersebut diharapkan mempu memberikan pengetahuan yang luas kepada pendengar khususnya petani di pedesaan.
Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Susanto (1982) menjelaskan bahwa radio atau siaran pedesaan banyak disebut sebagai sumber informasi, memperlihatkan bahwa sumbangannya dalam bidang komunikasi pembangunan tidak dapat diremehkan, walaupun tidak ditentukan bahwa siaran pedesaan adalah satu-satunya atau sumber pertama tentang suatu inovasi. Susanto (1982) menjelaskan lebih lanjut bahwa bila orang memperoleh informasi tentang pembangunan, ia akan sanggup menjalankan apa yang diharapkan dari padanya dengan lebih baik, dan pembangunan akan lebih berhasil mendekati sasaran UUD. Saluran komunikasi melalui siaran pedesaan di radio mengambil peran dalam menyebarkan informasi tersebut sehingga pendengarnya dapat mengalami peningkatan pengetahuan dalam usaha untuk memperbaiki kehidupan dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan. Suatu proses komunikasi yang berlangsung memiliki efek tertentu para komunikan. Efek media massa mampu memberikan jawaban dalam menciptakan
13
perhatian, pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku Wiryanto (2006). Hasil penelitian Asniati, dkk (2008) menunjukkan adanya perubahan perilaku khalayak setelah mendengar radio namun perubahan tersebut didahului oleh perubahan pengetahuan dan sikap. Selain itu, isi pesan yang disampaikan memang ditujukan untuk secara spesifik mengubah perilaku sehingga efek yang diimbulkan dapat mengubah perilaku. Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa cenderung terjadi pada perubahan pengetahuan. Hasil penelitian Tede (2010) bahwa media massa radio mampu memberikan pengaruh kepada pendengarnya yakni berupa penambahan wawasan bagi pendengar atas informasi yang disajikan. Oleh karena itu, efek yang paling dipengaruhi oleh pesan media massa hanya pada perubahan pengetahuan atau pada aspek kognitif. Fakor-faktor yang berhubungan dengan sumber, pesan, saluran, dan penerima akan mempengaruhi efek yang diterima oleh penerima dalam menggunakan media massa dalam hal ini adalah siaran pedesaan melalui radio. Rogers dan Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2010b) mengemukakan sebuah model komunikasi yang dikenal dengan Model SMCRE yang secara umum diaplikasikan dalam konteks penyuluhan. Elemen-elemen tersebut meliputi: 1. Sumber (source), yang terdiri dari atas orang atau lembaga dari mana inovasi berasal 2. Pesan (messages), yakni inovasi baik itu berupa teknologi maupun gagasan atau ide-ide dengan segaal karakteristik yang ditawarkannya 3. Saluran komunikasi (channel), yang bisa melalui orang dan media massa 4. Penerima (receiver), yang terdiri dari anggota sistem sosial 5. Pengaruh (effects), berupa perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan individu anggota sistem sosial, berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku terbuka untuk mengadopsi atau menolak inovasi yang ditawarkan oleh sumber. Elemen-elemen sumber, pesan, saluran, dan penerima memiliki pengaruh terhadap efek yang akan diterima oleh penerima. Saluran komunikasi dalam hal ini adalah siarn pedesaan melalui radio, oleh karena keterbatasan media dalam mempengaruhi khalayak pada tahap sikap dan perilaku, maka siaran pedesaan efektif hanya pada tahap pengetahuan yaitu dalam pengenalan suatu informasi atau inovasi kepada khalayak yaitu petani.
Kerangka Pemikiran Proses komunikasi massa dalam menyampaikan pesan dengan menggunakan media massa yaitu radio harus memperhatikan lima unsur penting yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Tujuan akhir dari suatu proses komunikasi massa adalah efek yang diterima khalayak. Oleh karena itu, unsur sumber, pesan, saluran, dan penerima mempengaruhi efek yang akan ditimbulkan. Siaran pedesaan di radio dapat menimbulkan efek perubahan pengetahuan terhadap petani. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pengetahuan tersebut ialah faktor internal, faktor materi siaran pedesaan, dan faktor stasiun radio. Faktor internal adalah yang berhubungan dengan faktor demografis penerima yaitu usia,
14
jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan kepemilikan media massa serta faktor perilaku mendengarkan radio yaitu frekuensi dan lama mendengarkan siaran pedesaan serta motif mendengarkan siaran pedesaan. Faktor materi siaran pedesaan meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Faktor stasiun radio yaitu format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran. Ketiga faktor tersebut diduga dapat menimbulkan efek berupa perubahan pengetahuan terhadap khalayak. Oleh karena itu, kerangka pemikiran yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Faktor internal -
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pendapatan Kepemilikan media massa Motivasi mendengarkan siaran pedesaan - Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan - Lama mendengarkan siaran pedesaan -
Faktor materi siaran - Kesesuaian durasi siaran - Kesesuaian materi (isi pesan) - Gaya penyampaian pesan
Efek siaran pedesaan Peningkatan pengetahuan petani
Faktor stasiun radio - Format radio - Kredibilitas penyiar - Daya tangkap siaran Keterangan: : Berhubungan Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan siaran pedesaan,
15
frekuensi mendengarkan siaran pedesaan, dan lama mendengarkan siaran pedesaan berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani 2. Faktor materi siaran yang meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani 3. Faktor stasiun radio yang meliputi format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani
Definisi Operasional Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan siaran pedesaan serta perilaku responden dalam mendengarkan siaran pedesaan di RPC yaitu frekuensi mendengarkan dan lama mendengarkan yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani a. Umur adalah lama hidup responden yang dihitung sejak tanggal kelahiran hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Pengukuran umur dinyatakan dalam tahun dan diukur menggunakan skala ordinal. Umur dikategorikan sebagai berikut: 1. Dewasa (< 46 tahun) 2. Setengah Baya (46 – 55 tahun) 3. Tua (> 55 tahun) b. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden, dan juga merupakan identitas seksual yang melekat pada diri responden. Jenis kelamin termasuk jenis data nominal. Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan c. Pendidikan adalah lama tahun responden menempuh jenjang pendidikan formal. Pendidikan diukur menggunakan skala ordinal. Kategori jenjang pendidikan formal terdiri dari: 1. Pendidikan rendah (0 – 4 tahun) 2. Pendidikan sedang (5 – 8 tahun) 3. Pendidikan tinggi (9 – 12 tahun) d. Pendapatan adalah total rata-rata pengeluaran petani setiap bulan dari sektor pertanian yang dihitung dalam rupiah. Pendapatan diukur menggunakan skala ordinal. Kategori tingkatan pendapatan berdasarkan sebaran responden adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan rendah (< Rp. 1.100.000) 2. Pendapatan sedang (Rp. 1.100.000 – 2.100.000) 3. Pendapatan tinggi (> Rp. 2.100.000) e. Kepemilikan media massa adalah jenis dan jumlah media massa yang dimiliki oleh responden yang meliputi kepemilikan radio, televisi, dan surat kabar. Berikut adalah kriteria kepemilikan:
16
1. Tidak memiliki ketiganya 2. Memiliki satu macam 3. Memiliki dua macam 4. Memiliki ketiganya f. Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan adalah tingkat keseringan responden mendengarkan siaran pedesaan Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info dalam rentang waktu seminggu. Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan di RPC diukur menggunakan skala ordinal. Frekuensi mendengarkan dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1. Rendah (≤ 5 kali dalam satu minggu) 2. Sedang (6 – 9 kali dalam satu minggu) 3. Tinggi (≥ 10 kali dalam satu minggu) g. Lama mendengarkan siaran pedesaan adalah waktu rata-rata yang diluangkan responden untuk mendengarkan siaran pedesaan Karedok, Bincang Siang dan Agri Info dalam satu hari. Lama mendengarkan siaran pedesaan diukur menggunakan skala ordinal. Lama mendengarkan dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1. Rendah (< 3 jam dalam satu hari) 2. Sedang (3 – 5 jam dalam satu hari) 3. Tinggi (> 5 jam dalam satu hari) h. Motivasi mendengarkan siaran pedesaan adalah dorongan seseorang untuk mendengarkan siaran pedesaan atau kebutuhan yang akan terpenuhi apabila mendengarkan siaran pedesaan. Motif mendengarkan dibagi menjadi: 1. Mengisi waktu luang (skor 1) 2. Medengarkan untuk dijadikan bahan obrolan dengan teman (skor 2) 3. Keinginan sendiri untuk memperoleh informasi (skor 3) 2. Faktor materi siaran adalah faktor yang berhubungan dengan isi atau pesan yang disampaikan oleh penyiar radio kepada pendengar. Penilaian terhadap faktor materi siaran dibagi menjadi tiga yaitu penilaian terhadap kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Secara keseluruhan, penilaian terhadap faktor materi siaran dikategorikan menjadi: 1. Sangat tidak sesuai : skor 39 – 68,5 2. Tidak sesuai : skor 68,6 – 98,1 3. Sesuai : skor 98,2 – 127,7 4. Sangat Sesuai : skor 127,8 - 156 a. Kesesuaian durasi siaran adalah penilaian responden terhadap ketepatan lamanya waktu pemutaran program dengan kondisi dan aktivitas atau waktu luang responden. Kesesuaian durasi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah: : skor 12 – 21,2 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai : skor 21,3 – 30,5 3. Sesuai : skor 30,6 – 39,8 4. Sangat Sesuai : skor 39,9 – 48 b. Kesesuaian materi siaran adalah penilaian responden terhadap kesesuaian materi atau isi siaran yang disampaikan dengan keinginan responden
17
mendengarkan siaran pedesaan. Kesesuaian materi materi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah: 1. Sangat tidak sesuai : skor 15 – 26,5 2. Tidak sesuai : skor 26,6 – 38,1 3. Sesuai : skor 38,2 – 49,7 4. Sangat Sesuai : skor 49,8 – 60 c. Gaya penyampaian pesan adalah penilaian responden terhadap cara-cara dalam menyampaikan pesan yaitu menyangkut perulangan, kemudahdimengertian, dan perbendaharaan kata dalam penyampaian pesan. Gaya penyampaian pesan diukur menggunakan skala ordinal. Kriteria pengukuran gaya penyampaian pesan adalah: 1. Sangat tidak sesuai : skor 12 – 21,2 2. Tidak sesuai : skor 21,3 – 30,5 : skor 30,6 – 39,8 3. Sesuai 4. Sangat Sesuai : skor 39,9 – 48 5. Faktor stasiun radio adalah faktor-faktor atau ciri-ciri yang berhubungan dengan radio sebagai sebuah media massa. Faktor stasiun radio dibagi menjadi tiga penilaian yaitu penilaian terhadap format radio, kredibilitas penyiar dan daya tangkap siaran. Secara keseluruhan, penilaian terhadap faktor stasiun radio dikategorikan menjadi: 1. Sangat tidak sesuai : skor 15 – 26,5 2. Tidak sesuai : skor 26,6 – 38,1 3. Sesuai : skor 38,2 – 49,7 4. Sangat Sesuai : skor 49,8 – 60 a. Format radio adalah skor kesesuaian pengemasan bentuk program dengan kondisi pendengar RPC. Format radio diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah: 1. Sangat tidak baik : skor 6 – 10,7 2. Tidak baik : skor 10,8 – 15,5 3. Baik : skor 15,6 – 20,3 4. Sangat baik : skor 20,4 – 24 b. Kredibilitas penyiar adalah penilaian responden terhadap seseorang yang membawakan siaran pedesaan yang disajikan. Kredibilitas terdiri dari dua unsur yaitu keahlian dan kejujuran, sejauh mana responden menilai keahlian penyiar dan sejauh mana responden percaya akan pesan yang disampaikan oleh penyiar. Kredibilitas penyiar diukur dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sangat tidak baik : skor 7 – 12,5 2. Tidak baik : skor 12,6 – 18,1 3. Baik : skor 18,2 – 23,7 : skor 23,8 – 28 4. Sangat baik c. Daya tangkap siaran adalah jangkauan siaran yang dipancarkan oleh stasiun radio RPC. Daya tangkap siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah: 1. Sangat tidak baik : skor 2 – 3 2. Tidak baik : skor 4 – 5
18
3. Baik 4. Sangat baik
: skor 6 – 7 : skor 8
4. Efek adalah pengaruh yang diterima responden setelah menerima informasi siaran pedesaan yang disiarkan Radio Pertanian Ciawi (RPC). Efek peningkatan pengetahuan diukur tingkat pemahaman petani atas materi atai isi siaran siaran pedesaan di RPC. Peningkatan pengetahuan diukur berdasarkan penguasaan infomasi pada responden mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan isi siaran yang disampaikan melalui siaran pedesaan. Pengetahuan yang diuji berkaitan dengan materi siaran pedesaan yang ada di RPC yaitu pada program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Materi siaran yang akan diuji adalah materi dari ketiga program tersebut yang disiarkan sekitar bulan September hingga Oktober 2013 diantaranya berkaitan dengan teknik budidaya, penanggulangan hama penyakit tanaman dan hewan, varietas unggul, pengelolaan bahan pangan, informasi pasar, informasi kebijakan pemerintah dan informasi yang berkaitan dengan kiat sukses berusahatani. Kriteria pengukuran yang digunakan digolongkan menjadi tiga yaitu: 1. Rendah : skor 15 – 30,3 2. Sedang : skor 30,4 – 45,7 3. Tinggi : skor 45,8 – 60
PENDEKATAN LAPANG DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo dan Jannah 2010). Data kuantitatif didukung oleh data kualitatif sehingga didapatkan pemahaman yang mendalam dan dapat memperkaya analisis. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara mendalam. Penelitian didesain dengan metode deskriptif dan korelasional. Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan variabel-variabel dan untuk mengumpulkan infromasi aktual secara rinci yang melukiskan keadaan yang ada (Rakhmat 1984). Sedangkan metode korelasional digunakan untuk menjelaskan hubungan di antara variabel. Metode korelasional menurut Rakhmat (1984) bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Radio Pertanian Ciawi (RPC) Kecamatan Ciawi, Bogor. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa RPC merupakan stasiun radio yang berdiri di bawah naungan Departemen Pertanian yang ditujukan untuk menyalurkan informasi pertanian kepada masyarakat luas terutama petani. Informasi yang disiarkan RPC sebagian besar berkaitan dengan dunia pertanian. Lokasi desa yang menjadi sasaran penelitian adalah Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi Desa Pasir Eurih memiliki Kelompok Tani yang masih aktif dan pihak RPC beberapa kali pernah melakukan kunjungan atau kegiatan off air di desa tersebut sehingga RPC memiliki cukup banyak pendengar di desa tersebut. Lokasi dipilih untuk mengetahui apakah terdapat efek perubahan tingkat pengetahuan khalayak sasaran yang mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Rangkaian kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
20
Teknik Pengambilan Sampel Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah petani pendengar Radio Pertanian Ciawi yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Tani dan Subur Makmur di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan populasi sasaran didasarkan atas pertimbangan bahwa petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Tani dan Subur makmur merupakan petani yang aktif atau sering mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik probabilita yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Prasetyo dan Jannah 2010). Jumlah populasi sasaran yaitu petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Tani dan Subur Makmur yang aktif mendengarkan siaran pedesaan di RPC adalah sebanyak 55 orang. Berdasarkan jumlah populasi tersebut, maka ditentukan jumlah sampel yang akan diambil. Responden dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan kertas undian yang diberi nomor 1 sampai 55 yang menunjukkan nomor urutan populasi sasaran. Berdasarkan undian yang telah diambil secara acak, terpilih sebanyak 35 orang yang akan menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini. Penentuan jumlah sampel didasarkan atas jumlah minimum sampel yang dapat diuji secara statistik dalam penelitian kuantitatif dengan teknik korelasi yaitu lebih dari 30 kasus (Ida Bagoes Mantra dan Kasto 2006).
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung dilapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner (Lampiran 4). Selain menggunakan kuesioner, data primer juga diperoleh dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan responden untuk menggali lebih dalam pendapat mereka mengenai siaran pedesaan yang disiarkan oleh RPC. Wawancara juga dilakukan dengan pihak RPC untuk menggali lebih banyak tentang siaran pedesaan yang mereka siarakan. Selain itu, data sekunder diperoleh dari kantor desa mengenai profil desa, jumlah masyarakat yang bekerja di bidang pertanian dan non pertanian serta data sekunder yang diperoleh dari pihak Radio Pertanian Ciawi (RPC) yaitu mengenai profil RPC, struktur organisasi, dan tentang program acara yang disiarkan oleh RPC.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengkodean data. Analisa data ini dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Effendi dan Manning 1989). Data yang telah
21
terkumpul tersebut kemudian diolah secara statistik deskriptif menggunakan SPSS for Windows versi 19.0 dan Microsoft Excel 2007. Penelitian ini menggunakan teknik analisis tabel frekuensi, tabulasi silang, dan uji statistik non-parametrik. Pengolahan data untuk melihat hubungan nyata antar variabel dengan skala nominal yaitu jenis kelamin menggunakan uji Chi Square. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dengan data yang berskala ordinal yaitu umur, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan, frekuensi mendengarkan, dan lama mendengarkan serta data peningkatan pengetahuan pengetahuan maka diolah dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman. Analisis data kualitatif tidak menggunakan model matematik,hanya terbatas pada teknik pengolahan data seperti membaca tabel yang kemudian dilakukan penafsiran atau analisis.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Desa Penelitian Kondisi Geografi Desa Pasir Eurih merupakan salah satu desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis berada pada posisi geografis 0 0 0 0 06 37’10” - 06 38’40” LS dan 106 42’45” - 106 47’25” BT. Luas wilayah desa sebesar 316 Ha dan berada pada ketinggian 350-500 meter dpl. Desa Pasir Eurih termasuk ke dalam kawasan dengan iklim tropis basah dengan jumlah curah hujan rata-rata 3.500-4.500 mm/tahun atau 223 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 284 0 0 hari. Suhu harian minimum 20 C dan suhu harian maksimum 20 C dengan rata0 rata tahunan 29 C. Kelembaban udara rata-rata 84%, dan intensitas penyinaran matahari rata-rata 65,1% dengan kecepatan angin rata-rata 2,5 km/jam. Curah hujan yang cukup tinggi dan tingkat penyinaran matahari yang cukup tinggi berdampak pada peningkatan produktivitas dari komoditi pertanian maupun perkebunan yang diusahakan. Secara administratif Desa Pasir Eurih berbatasan dengan Desa Parakan di sebelah utara, Desa Sukaresmi di sebelah barat, Desa Tamansari di sebelah selatan, Desa Sirnagalih di sebelah timur. Desa Pasir Eurih berjarak 5 km dari kota Bogor atau 60 km dari kota Jakarta sehingga Desa Pasir Eurih termasuk desa yang mudah dijangkau di Kabupaten Bogor karena dekat dengan Kota Bogor dan mudah diakses oleh kendaraan umum maupun pribadi. Penggunaan lahan di wilayah Desa Pasir Eurih secara umum terdiri atas lahan terbangun dan lahan terbuka. Untuk lahan terbangun masyarakat menggunakannya sebagai permukiman yang terdiri dari rumah penduduk, sarana pendidikan, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan lahan terbuka digunakan sebagai lahan pertanian (sawah dan ladang) dan pemakaman. Tabel 2 Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Lahan Penggunaan Sawah Situ Waduk Danau Tegal Ladang Pemukiman Perkebunan Kantor Desa Kelurahan Tempat Pemakaman Umum Bangunan Sekolah Jalan Usaha Perikanan Total Sumber : http://www.prodeskel.pmd.kemdagri.go.id
Luas Lahan (Ha) 144.8 0.5 25.7 61.1 0.3 2.4 1.5 1.8 31.8 1.7 271.7
Presentase (%) 53.3 0.2 9.5 22.5 0.1 0.9 0.5 0.7 11.7 0.6 100.0
23
Penggunaan lahan (Tabel 2) terbesar di Desa Pasir Eurih adalah lahan persawahan yaitu sebesar 53,32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Pasir Eurih masih memiliki banyak lahan persawahan sehingga masih banyak produktivitas pertanian yang dapat dikembangkan. Banyaknya lahan persawahan juga menunjukkan sebagian besar warga Desa Pasir Eurih memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan berprofesi sebagai petani. Kondisi Demografi Jumlah penduduk Desa Pasir Eurih adalah 11.156 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.766 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 5.390 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.997 KK yang terdiri dari 14 RW dan 55 RT. Mayoritas penduduk beragama Islam dan yang lainnya adalah Kristen dan Katolik. Mata pencaharian penduduk Desa Pasir Eurih sangat beragam yaitu sebagai petani, peternak, swasta, PNS, pedagang, dan buruh pabrik. Seperti yang terlihat pada Tabel 2 bahwa penggunaan lahan yang paling luas di desa Pasir Eurih adalah lahan persawahan, sehingga penduduk Desa Pasir Eurih sebagian besar yaitu sebesar 45,88 persen berprofesi sebagai petani yang terdiri dari petani pemilik sebesar 24,74 persen dan buruh tani sebesar 21,14 persen. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
Mata Pencaharian Ahli Pengobatan Alternatif Bidan Swasta Buruh Tani Dosen Swasta Dukun Tradisional Karyawan Perusahaan Swasta Montir Pedagang Keliling Pegawai Negeri Sipil Pembantu Rumah Tangga Pengrajin Pengusaha Kecil, Menengah, dan Besar Petani Peternak Polri
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2
0
2
Persentase (%) 0.07
0 500 3 0 280
1 107 1 2 200
1 607 4 2 480
0.04 21.14 0,14 0.07 16.71
15 60 53 15
0 7 14 27
15 67 67 42
0.52 2.33 2.33 1.46
569 8
70 2
639 10
22.25 0.35
479 200 4 2.204
231 4 0 669
710 204 4 2.873
24.74 7.10 0,14 100
Sumber : http://www.prodeskel.pmd.kemdagri.go.id
24
Mata pencaharian sebagai pengrajin memiliki presentase terbesar kedua setelah profesi petani yaitu sebesar 22,25 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar desa di Kecamatan Tamansari terutama Desa Pasir Eurih merupakan desa yang terkenal dengan industri sandal dan sepatu dari industri kecil hingga menengah. Terdapat banyak masyarakat yang membuka bengkel sebagai pengrajin sandal dan sepatu. Para pengrajin tersebut ada yang memang membuka bengkel untuk keuntungan sendiri yang kemudian di jual di pasar atau pusat grosir, ada juga yang hanya mengerjakan beberapa kerajinan dalam jumlah kecil dan untuk disetorkan pada penampung yang akan mendistribusikannya ke pasarpasar, pusat grosir, ataupun toko-toko. Tingkat pendidikan penduduk di desa Pasir Eurih tergolong sangat rendah. Sebagian besar masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan pada jenjang SD/MI. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan merupakan prioritas untuk lebih diutamakan bagi masyarakat setempat.
Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC) Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio yang berdiri di bawah naungan Departemen Pertanian tepatnya dibawah lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi sejak tahun 2004. Pada awalnya, gagasan pendirian Radio Pertanian Ciawi (RPC) muncul dari kegiatan dengar pendapat yang dilakukan oleh Deptan dan komisi IV DPR pada tahun 2003. Kegiatan tersebut memunculkan gagasan bahwa perlunya media informasi untuk menyebarkan informasi program Deptan kepada stakeholders. Deptan menugaskan PMPSDMP atau yang saat ini bernama PPMKP untuk mendirikan radio penyiaran. Radio Pertanian Ciawi pada awalnya dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi dan pengetahuan pertanian bagi mitra tani serta dapat mendorong timbulnya apresiasi masyarakat diluar pertanian menjadi peduli dan mencintai dunia pertanian. Seiring perkembangan dan untuk memenuhi kebutuhan mitra atau fans, RPC berkembang tidak hanya menyajikan informasi pertanian secara umum (pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan), akan tetapi informasi-informasi lain seperti pendidikan, psikologi, budaya dan agama yang dikemas dalam bentuk hiburan. Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebagai radio yang berisi siaran tentang pertanian dan bernuansakan pedesaan, memiliki visi dan misi yang menjadikan pertanian sebagai pilar utama berdirinya Radio Pertanian Ciawi (RPC). Adapun visi Radio Pertaian Ciawi (RPC) adalah menjadi suara hati masyarakat pertanian, sedangkan misinya adalah sebagai berikut: 1. Mengkomunikasikan kebijakan pembangunan 2. Menyuarakan aspirasi masyarakat pertanian 3. Mengembangkan kualitas SDM pertanian 4. Menjadi mitra usaha terpercaya 5. Menjadi media hiburan ynag sehat bagi pendengar 6. Membangun jejaring kerja masyarakat pertanian
25
Pada tanggal 19 Februari 2004 RPC mulai mengudara sebagai radio komunitas dengan jangkauan 2,5 Km pada frekuensi 107,7 FM. Sejalan dengan desakan Deptan dan pendengar agar memperluas wilayah jangkauan dan kualitas penerimaan audio oleh pendengar, RPC dituntut menjadi radio komersial. Pada Desember 2006, karena dinilai pihak berwenang sudah mempunyai segmen pendengar dan dipandang layak sebagai radio komersial akhirnya diadakan pengukuran kanal yaitu mencari frekuensi komunitas. Oleh karena itu, sesuai UU No. 32 tahun 2002, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada tanggal 15 Januari 2007 dengan menggunakan frekuensi 95,3 FM. Sejalan dengan perubahan tersebut, daya jangkau siaran pun semakin diperkuat yang sebelumnya hanya menjangkau wilayah Bogor kabupaten/kota, untuk kekuatan FM kini sudah menjangkau sebagian Sukabumi, sebagian Cianjur, sebagian Jakarta dan sebagian Banten dengan kekuatan 5.000 Watt atau memiliki jangkauan sejauh 5 Km. Namun, daya jangkau atau daya pancar yang dimiliki RPC yaitu sebesar 5 km tidak dapat digunakan sepenuhnya sehingga wilayah jangkauannya pun belum merata. Hal ini dikarenakan frekuensi baru yang dimiliki RPC bukan merupakan frekuensi khusus untuk RPC, artinya ada radio lain yang menggunakan frekuensi tersebut sehingga RPC tidak dapat menggunakan semua daya jangkaunya karena dapat menimpa daya jangkau radio lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan RPC. Pada tahun 2013 Radio Pertanian Ciawi (RPC) mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) yang dikeluarkan Kementrian Komunikasi dan Informasi tertanggal 25 Juni 2013, yaitu pada frekuensi 88,9 FM untuk memperluas wilayah jangkauan dengan memanfaatkan seluruh daya jangkau yang dimiliki oleh RPC,. Frekuensi tersebut merupakan frekuensi khusus untuk RPC sehingga tidak ada radio lain yang menggunakan frekuensi tersebut dan RPC dapat memperluas daya jangkau tanpa merugikan pihak lain. Perpindahan frekuensi siaran ini masih dalam proses, diperkiraan tahun 2014 proses perpindahan selesai dan RPC mengudara pada frekuensi baru yaitu 88,9 FM. Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh Departemen Pertanian tepatnya dibawah naungan Pusat Pelatihan dan Manajemen Pelatihan Kepemimpinan (PPMKP) yang bergerak dalam bidang media penyebaran informasi. Sebagai suatu organisasi, tentunya pendirian RPC dilatarbelakangi oleh tujuan serta memiliki visi dan misi. Guna mencapai tujuan serta visi dan misi pendirian RPC, maka RPC memiliki struktur pengelola atau organisasi yang dapat mengelola siaran RPC pada PPMKP Ciawi. Adapun struktur organisasi RPC serta pengelola, dapat dilihat pada Gambar 2. Kedudukan tertinggi adalah penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap seluruh aspek pengelolaan RPC yang ditempati langsung oleh kepala PPMKP Ciawi. Pengembangan format, program, naskah, multimedia, penelitian, dan pengembangan siaran radio baik on air maupun off air diserahkan kepada tim kreatif yang terdiri dari para penyuluh pertanian, pustakawan, dan widyaisyawara untuk bertanggung jawab sepenuhnya. Tim penasehat dalam struktur organisasi RPC terdiri dari tim penasehat operasional, teknis, dan manajemen. Tim
26
penasehat bertanggung jawab memberikan arahan, kritik, saran, kepada pengelola siaran sebagai bahan pertimbangan bagi kepala stasiun yang bertanggung jawab terhadap kelancaran siaran. Penanggung Jawab Umum Kepala Pusat PPMKP
Penanggung Jawab Pengelolaan
Tim Penasihat Operasional Teknis Manajeman
Divisi Program
Penanggung Jawab Pelaksana Harian RPC
Divisi Pemasaran
Tim Kreatif
Divisi Operasional/Teknis
Keterangan: : Garis Hubungan Langsung : Garis Koordinasi/Konsultasi Gambar 2 Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) Divisi program adalah divisi yang bertugas merancang dan menggabungkan isi dan produksi program siaran yang diminati oleh pendengar yang dituju serta menentukan penjadwalan program yang dapat menarik pendengar agar sesuai dengan waktu pendengar mendengarkan program acara. Selain itu, divisi program juga bertugas memproduksi iklan, pengumumanpengumuman, dan iklan layanan masyarakat serta memonitor, mengevaluasi, dan membuat laporan berkaitan dengan pengembangan program RPC. Divisi program ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program siaran.. Divisi program memiliki sub divisi penata musik, yang bertugas merancang jenis musik apa yang cocok untuk diputar pada suatu program siaran yang berlangsung. Kegiatan operasional serta administrasi atau keuangan dan perlengkapan RPC diserahkan kepada divisi teknis dan operasional. Sedangkan, divisi rumah tangga dan perlengkapan ditugaskan untuk mengontrol dan merawat segala perlengkapan dan fasilitas untuk absensi karyawan, kebersihan dan kepentingan bersama di seputar lingkungan RPC-PPMKP Ciawi. Penyiar RPC merupakan pegawai yang direkrut oleh Kementrian Pertanian untuk bekerja di PPMKP Ciawi dan secara sukarela menjadi penyiar di RPC.
27
Penyiar tidak secara khusus melamar sebagai penyiar RPC karena RPC merupakan organisasi dibawah naungan PPMKP Ciawi sehingga RPC tidak memiliki mekanisme khusus untuk merekrut penyiar. Pihak RPC sendiri mengakui mereka kekurangan SDM sehingga pelaksanaan siaran on air maupun off air masih belum maksimal. Saat ini RPC memiliki 10 penyiar yang bertanggung jawab tidak hanya untuk siaran tetapi juga membuat naskah dan sebagai operator saat siaran. Untuk menggkoordinasikan penyiar, RPC memiliki koordinator penyiar yang bertugas menyeleksi siapa penyiar yang cocok untuk membawakan suatu program acara tertentu serta penanggung jawab berita pertanian dan non pertanian. Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) memiliki segmen atau target pendengar dari semua kalangan yaitu petani dan keluarganya (petani, pemuda tani, dan wanita tani), generasi muda pedesaan, LSM (lembaga kemasyarakatan), lembaga pemerintah, pengusaha agribisnis, penyuluh pertanian, petugas pertanian, widyaiswara dan tenaga fungsional lainnya serta masyarakat umum yang tertarik pada dunia pertanian. Target pendengar RPC yang berasal dari semua kalangan ini memiliki tujuan untuk mengenalkan dunia pertanian kepada masyarakat umum serta menginspirasi mereka sehingga dapat mencintai dunia pertanian. Selain itu, target pendengar RPC juga disesuaikan dengan visi dan misinya yang ingin membangun jejaring kerja atau mitra usaha (dapat dilihat pada gambar 3) bagi petani dalam mengembangkan usahataninya. Radio Pertanian Ciawi (RPC) memiliki segmentasi pendengar dari segi demografi yang tidak terbatas pada satu kategori kelompok saja tetapi berasal dari beberapa kategori kelompok seperti berdasarkan tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, maupun jenis pekerjaan. Dari kategori usia, RPC memiliki pendengar terbanyak berasal dari dari kalangan anak muda yaitu sebesar 41 persen, kemudian disusul dengan pendengar dewasa sebanyak 35 persen dan orang tua sebanyak 24 persen. Pendengar anak muda memiliki presentase terbesar dikarenakaan RPC selalu menghadirkan hiburan terutama musik yang sangat disukai oleh anak muda sehingga RPC dapat menarik kaum muda untuk mendengarkan RPC dari hiburan musiknya. RPC memiliki kekhususan program yang menarik pendengar sesuai seleranya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa segmentasi RPC didasarkan pada psikografis, yakni segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Di mana pun pendengar berada (geografis dan geodemografis) dan kelompok apapun mereka (demogarfi) tidak membatasi peluang untuk memperoleh informasi melalui RPC terutama bagi mereka yang peduli dan senang terhadap sektor pertanian merupakan sasaran dari program siaran radio ini.
28
Gambar 3 Jejaring Kerja Radio Pertanian Ciawi (RPC) Radio Pertanian Ciawi (RPC) memiliki format acara Agri Infotainment yakni RPC selalu mengedepankan acara pendidikan dan informasi pertanian tanpa mengesampingkan informasi lainnya. Format Agri Infotainment membuat RPC berbeda dengan radio komersil lainnya karena RPC selalu menyajikan acara yang sarat dengan informasi pendidikan sekalipun acara tersebut adalah acara hiburan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai macam pesan atau insert yang disampaikan saat jeda iklan atau saat program acara hiburan sedang berlangsung. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan RPC selalu dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pendengarnya. Format acara di RPC terdiri dari pendidikan (penyuluhan pertanian secara interaktif), agama, budaya, dan hiburan yang disusun dalam program acara tertentu. Penyusunan program acara memperhatikan segmen pendengar dan sesuai dengan selera pendengar, tetapi tetap berpedoman bahwa RPC adalah radio yang 45 persen isi siarannya bergerak di bidang pendidikan. Program Acara Program acara yang ada di RPC dibagi menjadi dua bagian yaitu program off air dan on air. Program off air merupakan kegiatan yang diadakan RPC diluar bentuk broadcast (on air) yang meliputi kegiatan: (1) RPC fans club yang dimotori oleh kontak tani, petani, dan masyarakat umum; (2) jumpa pendengar; dan (3) berbagai kegiatan sosial lainnya. Program on air di RPC dibagi menjadi lima prioritas yaitu: (1) pendidikan, penyuluhan, dan informasi pertanian; (2) informasi layanan masyarakat; (3) siraman rohani; (4) hiburan; (5) dan pelestarian budaya. Komposisi mata acara di RPC dapat dilihat pada Gambar 4. Persentase materi siaran di RPC adalah 45 persen di bidang pendidikan dan pertanian, 15 persen agama, 10 persen budaya atau umum, dan 30 persen
29
hiburan. Presentase terbesar adalah dalam bidang pendidikan terutama pendidikan pertanian. Dalam rangka memenuhi kebutuhan materi siaran, RPC mengadakan suatu kegiatan, baik di lingkup Departemen Pertanian maupun instansi pemerintah lainnya melalui kerjasama berupa undangan untuk menghadiri acara seminar, peresmian, jumpa pers, dan lainnya. Dari hasil kegiatan ini dijadikan bahan untuk materi siaran maupun liputan langsung di lapangan sehingga informasi tentang pertanian dapat langsung tersampaikan bagi masyarakat pertanian. Selain itu, RPC juga bekerjasama dengan beberapa instansi seperti Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementrian Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi, PEMDA Kabupaten/Kota, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengisi acara sebagai narasumber di RPC.
45 40
45%
Persentase
35 Pertanian
30
Agama
30%
25 20
Hiburan
15
Budaya/umum
10
15% 10%
5 0 Mata Acara
Gambar 4 Komposisi Mata Acara Radio Pertanian Ciawi (RPC) RPC menyajikan program acara dengan gaya siaran yang akrab, santai, dan kekeluargan sehingga pendengar merasa dekat dengan RPC. RPC mengudara setiap hari mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB dengan sebagian besar isi siarannya bersifat live dan interaktif. Sifat siaran yang tidak monologis biasanya disajikan dalam bentuk wawancara atau obrolan dengan narasumber yang sudah dihadirkan oleh pihak RPC atau dalam bentuk interaktif dengan pendengar melalui sms atau telepon. Program acara yang bersifat interaktif memiliki daya tarik yang besar bagi pendengar sehingga sebagian besar program acara unggulan di RPC merupakan program yang dirancang secara interaktif. Program acara unggulan di RPC dapat dilihat pada Tabel 4.
30
Tabel 4 Program Acara Unggulan Radio Pertanian Ciawi (RPC) Acara
Jam
Waktu
Keterangan
Cahaya Pagi
05.00 – 06.00
Senin s/d Minggu
Keagamaan
Agri Info
06.00 – 09.00
Senin s/d Sabtu
News
Juwita
09.00 – 10.00
Senin s/d Sabtu
Bincang Siang
12.00 – 14.00
Senin s/d Kamis
Karedok
16.00 – 18.00
Senin s/d Jumat
Penyuluhan pertanian
Wacana
20.00 – 22.00
Senin s/d Rabu
Renstra
Aneka info untuk Wanita dan Keluarga Info dan dialog program/kebijakan
Di antara beberapa program unggulan di RPC, ada tiga program acara yang memiliki isi atau materi siaran khusus membahas bidang pertanian yang menjadi program kesukaan bagi petani yaitu program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Program acara Karedok mengudara setiap hari senin sampai jumat pada pukul 16.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Program ini merupakan program yang diformat sebagai program pendidikan, penyuluhan, dan informasi pertanian. Program acara ini bertujuan menyebarluaskan dan mensosialisasikan inovasi-inovasi atau teknologi baru di dunia pertanian. Nama Karedok merupakan singkatan dari Karawang Rarancang Endah Dina Obrolan Kiwari. Pemeberian nama Karedok memiliki arti yang mudah dipahami dikalangan pendengar RPC dan mengandung kata-kata dengan bahasa lokal yaitu sunda sehingga gaya siarannya akrab dan interaktif dengan pendengar. Program acara unggulan dengan materi siaran di bidang pertanian selanjutnya adalah acara Bincang Siang yang mengudara setiap hari senin sampai dengan kamis pada pukul 12.00 - 14.00 WIB. Program acara Bincang Siang merupakan acara yang diformat dalam bentuk dialog dengan menghadirkan narasumber yang memberikan informasi seputar program atau kebijakan pemerintah di bidang pertanian. Program acara pertanian unggulan selanjutnya adalah Agri Info yang mengudara setiapp hari senin sampai sabtu pada pukul 06.00 – 09.00 WIB. Agri Info merupakan acara yang memiliki format berita atau news yang memberikan informasi terbaru atau teraktual mengenai dunia pertanian. Program acara Agri Info memiliki segmen acara yaitu acara Teropong Desa pada 30 menit pertama selama acara Agri Info. Teropong Desa merupakan segmen acara dalam bentuk wawancara atau menceritakan pengalaman sukses petani atau penyuluh pertanian dalam berusahatani. RPC memiliki konsep program yang partisipatif dengan melibatkan masyarakat, tetapi sejak adanya pemotongan anggaran dari Departemen Pertanian menyangkut anggaran negara, maka RPC mengurangi kunjungan secara langsung ke lapang atau mengurangi kegiatan off air. Saat ini kegiatan off air dilakukan hanya jika mendapat undangan dari kelompok atau masyarakat tertentu. Menurunnya kegiatan off air tidak hanya karena keterbatasan anggaran,
31
kurangnya SDM di RPC juga menjadi salahsatu kendala berlangsungnya kegiatan off air. RPC bekerjasama dengan pihak penyelenggara kegiatan, baik dari lingkup Deptan, Pemerintah Daerah, maupun organisasi pertanian, seperti Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) untuk melakukan siaran luar di studio mini yang RPC miliki. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat informasi kepada masyarakat pertanian terutama di sekitar wilayah kegiatan berlangsung karena jarak jangkau RPC terbatas.
FAKTOR INTERNAL PETANI PENDENGAR SIARAN PEDESAAN, FAKTOR MATERI SIARAN, DAN FAKTOR STASIUN RADIO Faktor Internal Umur Penyerapan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh karakteristik internal yang dimiliki oleh orang tersebut. Umur merupakan salah satu karakteristik atau faktor internal yang dapat mempengaruhi daya tangkap atau daya serap terhadap suatu informasi yang akan mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya. Kategori umur responden dalam penelitian ini dibagi berdasarkan sebaran umur responden yang didapatkan setelah melakukan survei. umur di bawah 46 tahun termasuk kategori dewasa, umur antara 46 sampai 55 tahun termasuk kategori umur setengah baya, dan umur di atas 55 tahun termasuk kategori umur tua. Tabel 5 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Usia (tahun) Dewasa (<46) Setengah Baya (46 – 55) Tua (>55) Total
Jumlah (orang) 10 16 9 35
Persentase (%) 28.6 45.7 25.7 100.0
Berdasarkan pembagian kelompok umur (Tabel 5), umur responden berada pada golongan usia setengah baya yaitu pada umur 46 tahun sampai 55 tahun dengan presentase sebesar 45,7 persen. Petani di Desa Pasir Eurih memang didominasi oleh warga yang berumur setengah baya, para pemuda di desa jarang yang berprofesi sebagai petani. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan salah satu responden yang menyatakan bahwa pemuda di desa sudah jarang sekali yang memiliki minat sebagai petani karena pekerjaan sebagai petani mereka anggap tidak menjanjikan untuk hidup sejahtera. Oleh karena itu, penelitian ini didominasi oleh pendapat petani yang berada pada golongan umur setengah baya. Jenis Kelamin Responden di Desa Pasir Eurih adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani dan yang mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Sebagian besar responden adalah petani laki-laki yaitu berjumlah 33 orang atau sebesar 94,3 persen sedangkan petani perempuan hanya berjumlah 2 orang atau sebesar 5,7 persen (Tabel 6). Hal ini dikarenakan sebagian besar perempuan di desa adalah ibu rumah tangga yang pekerjaannya hanya mengurus anak dan keperluan keluarga.
33
Tabel 6 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah (orang) 33 2 35
Persentase (%) 94.3 5.7 100.0
Dominasi petani laki-laki dalam penelitian ini juga disebabkan karena petani yang tergabung dalam Kelompok Tani dan kebanyakan anggotanya adalah petani laki-laki. Petani perempuan di Desa Pasir Eurih jarang yang tergabung dalam Kelompok Tani karena kesibukannya dalam mengurus keluarga. Hal ini disebabkan juga karena Desa Pasir Eurih tidak memiliki kelompok tani yang khusus wanita atau Kelompok Wanita Tani (KWT). Pendidikan Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini diukur dari lamanya responden menempuh jenjang pendidikan formal. Menurut Sumarwan (2004), tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang, pada umumnya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat lebih responsif terhadap suatu informasi. Sebagian besar responden yaitu berjumlah 15 orang memiliki tingkat pendidikan yang rendah dengan persentase 42,9 persen. Sementara itu, sebagian lainnya yaitu sebesar 40.0 persen responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Desa Pasir Eurih memiliki pendidikan setingkat SD, bahkan ada beberapa petani yang tidak pernah menempuh jenjeng pendidikan formal. Tabel 7 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Lama Menempuh Jenjang Pendidikan Formal 0 – 4 tahun 5 – 8 tahun 9 – 12 tahun Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
15 14 6 35
42.9 40.0 17.1 100.0
Hasil tabel frekuensi menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pendidikan rendah dan sedang. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden berada pada golongan umur setengah baya sehingga sedikit sekali responden yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Selain itu, sebagian besar masyarakat Desa Pasir Eurih memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu berada pada jenjang pendidikan SD/MI. Pendidikan petani yang rendah juga berada di bawah standar program wajib belajar yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu selama 9 tahun. Wajib belajar 9 tahun dicanangkan pemerintah sejak tahun
34
1994, sedangkan petani dalam penelitian ini menempuh jenjang pendidikan sebelum program wajib belajar dicanangkan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan petani yang masih rendah. Pendapatan Responden pada penelitian ini adalah petani sehingga pendapatan responden yang diukur berasal dari usahataninya. Pendapatan responden didapatkan dengan menghitung seluruh pengeluarannya untuk berusahatani dalam satu kali periode panen yaitu selama empat bulan. Sebagian besar pendapatan responden berada pada selang Rp1 100 000 sampai Rp2 100 000 yaitu sebesar 40 persen responden (Tabel 8). Pendapatan petani yang cukup rendah disebabkan beberapa petani hanya bekerja sebagai petani penggarap bagi hasil dan petani buruh. Sementara itu, petani yang memiliki pendapatan tinggi kebanyakan adalah petani pemilik dan memiliki usahatani yang tidak hanya berasal dari padi sawah tetapi juga sebagai peternak bahkan ada juga responden yang memiliki usaha di bidang perikanan. Tabel 8 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Pendapatan (rupiah) <1.100.000 1.100.000 – 2.100.000 >2.100.000 Total
Jumlah (orang) 13 14 8 35
Persentase (%) 37.1 40.0 22.9 100.0
Pendapatan sebagian besar petani terutama di Desa Pasir Eurih, Kabupaten Bogor ternyata masih berada di bawah Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK) Kabupaten Bogor tahun 2013 yaitu sebesar Rp2 002 000. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar petani masih memiliki pendapatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemenuhan hidup sehingga tingkat kesejahteraannya pun rendah. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan seharusnya memperhatikan kesejahteraan petani karena petani merupakan subyek dalam pembangunan pertanian. Jika petani memiliki kesejahteraan yang memadai maka mereka akan memiliki semangat yang tinggi pula dalam memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Kepemilikan Media Massa Kepemilikan media massa merupakan jenis media massa yang dimiliki responden untuk memperoleh informasi. Seluruh responden memiliki media massa televisi dan radio dan hanya 2 orang responden yang terdedah oleh media surat kabar selain memiliki televisi dan radio (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa televisi dan radio adalah media massa yang mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, kini televisi tidak lagi menjadi barang mewah karena semua lapisan masyarakat dari golongan ekonomi rendah hingga tinggi memiliki televisi.
35
Tabel 9 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kepemilikan Media Massa di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kepemilikan Media Massa Radio saja Televisi dan Radio Televisi, Radio, dan Surat Kabar Total
Jumlah (orang) 0 33 2 35
Persentase (%) 0 94.3 5.7 100.0
Berbeda halnya dengan surat kabar, walaupun memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan televisi dan radio, sebagian responden mengaku bahwa surat kabar atau koran sulit didapatkan di desa mereka. Sementara itu, sebagian responden juga mengaku malas meluangkan waktu untuk membaca koran karena tidak dapat dilakukan sambil bersantai misalnya saat sedang tiduran. Terlebih, ada beberapa petani yang tidak pernah bersekolah dan buta huruf sehingga media yang digunakannya untuk memperoleh informasi hanya media yang dapat didengar dan lihat. Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi menurut Sadirman A.M (2006) dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat muncul dari dalam diri seseorang namun dapat juga dipengaruhi atau dikondisikan oleh lingkungan luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam penelitian ini dibagi menjadi motivasi intrinsik yaitu yang berasal dari keinginan individu untuk memperoleh informasi yang termasuk dalam motivasi tinggi dan motivasi ekstrinsik yaitu individu memperoleh informasi karena ada dorongan dari luar yaitu seperti agar dapat berbincang dengan teman yang termasuk dalam motivasi sedang serta dorongan kondisi atau keadaan yang membuat individu mendengarkan radio hanya sekedar mengisi kekosongan waktu yang tergolong motivasi mendengarkan yang rendah. Motivasi petani dalam mendengarkan RPC sebagian besar yaitu sebanyak 27 orang (77,1 persen) adalah karena keinginan sendiri untuk memperoleh informasi. Petani senang mendengarkan RPC karena banyak informasi yang bermanfaat untuk mereka. Selain itu, sebagian responden berpendapat bahwa RPC adalah radio yang cocok untuk petani karena informasinya dekat dengan kehidupan petani dan dapat menghibur petani dengan acara hiburannya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden berikut ini: “Saya rutin mendengarkan RPC setiap pulang dari sawah, karena informasi dari RPC bagus-bagus neng. Jadi saya seneng dengernya dan selalu ingin tahu apa yang dikatakan sama RPC” (Jamil, 50 tahun)
36
Tabel 10 Jumlah dan Persentase Responden Berdasasrkan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Mengisi waktu luang Mendengarkan untuk dijadikan bahan obrolan dengan teman Keinginan sendiri untuk memperoleh informasi Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
8
22.9
0
0
27
77.1
35
100.0
Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa persentase motivasi petani untuk mengisi waktu luang adalah sebesar 22,9 persen. Petani yang memiliki motivasi untuk mengisi waktu luang termasuk dalam kategori motivasi rendah karena petani hanya mendengarkan pada saat-saat tertentu saja dan tidak memiliki keinginan khusus untuk memperoleh informasi. Seperti pernyataan salah satu petani yang mendengarkan radio hanya untuk menemaninya menjaga warung saja dan tidak ada keinginan khusus untuk memperoleh informasi. Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Responden sebagian besar memiliki frekuensi mendengarkan siaran pedesaan yang cukup sering (Tabel 11). Rata-rata responden yaitu sebesar 48,6 persen mendengarkan siaran sebanyak 6 sampai 9 kali dalam seminggu atau berada pada kategori sedang. Frekuensi mendengarkan ini berkaitan dengan program acara siaran pedesaan yang disukai oleh petani. Selain program acara, frekuensi mendengarkan juga bergantung pada waktu disiarkannya acara tersebut. Siaran pedesaan di RPC yang diteliti dalam penelitian ini adalah program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Di antara ketiga program siaran pedesaan tersebut, Karedok merupakan salah satu acara yang menjadi favorit petani. Tabel 11 Jumlah dan Persentase Responden Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC (per minggu) Rendah (≤ 5 kali) Sedang (6 – 9 kali) Tinggi (≥ 10 kali) Total
Berdasarkan
Frekuensi
Jumlah (orang)
Persentase (%)
8 17 10 35
22.9 48.6 28.6 100.0
Berdasarkan pembagian frekuensi mendengarkan pada ketiga program siaran pedesaan (Tabel 12), siaran yang paling sering didengar oleh responden adalah program acara Karedok yaitu sebesar 20 persen responden mendengarkan Karedok sebanyak 5 kali atau lebih dari 5 kali per minggu. Pada program acara
37
Bincang Siang dan Agri Info hanya sebesar 3 persen responden yang mendengarkan sebanyak 5 kali atau lebih dari 5 kali dalam seminggu. Responden yang mendengarkan siaran pedesaan selama 3 sampai 4 kali per minggu paling banyak adalah responden yang mendengarkan acara Karedok yaiu sebesar 43 persen. Hal ini disebabkan Karedok merupakan salah satu acara di RPC yang menjadi unggulan petani karena isi siarannya menyangkut informasi tentang teknologi atau inovasi-inovasi baru di dunia pertanian. selain itu, Karedok disiarkan pada saat sore hari yaitu pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Waktu penyiaran Karedok menurut sebagian besar responden merupakan waktu yang paling tepat karena pada saat sore hari kebanyakan petani telah pulang dari sawah atau telah selesai beraktivitas dan ingin bersantai. Tabel 12 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info di RPC Frekuensi (per minggu) ≤ 2 hari 3 – 4 hari ≥ 5 hari
Karedok Jumlah Persentase (orang) (%) 13 37 15 43 7 20
Bincang Siang Jumlah Persentase (orang) (%) 20 57 14 40 1 3
Agri Info Jumlah Persentase (orang) (%) 26 74 8 23 1 3
Program acara Bincang Siang dan Agri Info memiliki frekuensi didengarkan oleh responden lebih rendah dibandingkan acara Karedok. Sebagian besar responden mendengarkan acara Bincang Siang dan Agri Info hanya sebanyak 2 kali atau kurang dari 2 kali per minggu yaitu dengan persentase sebesar 57 persen pada acara Bincang Siang dan 74 persen pada acara Agri Info. Bincang Siang merupakan acara yang cukup sering di dengar oleh responden setelah acara Karedok. Acara Bincang Siang yang disiarkan pada pukul 12.00 WIB dianggap tepat pada waktu istirahat petani. Namun, ada sebagian petani yang menilai acara pada siang hari kurang tepat karena kebanyakan dari mereka masih berada di sawah atau sedang melakukan aktivitas lainnya. Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa rata-rata responden memiliki frekuensi mendengarkan siaran pedesaan di RPC berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 6 kali sampai 9 kali per minggu. Namun, apabila dilihat kembali pada Tabel 12 bahwa acara Agri Info memiliki persentase frekuensi didengarkan oleh responden paling rendah. Sebesar 3 persen responden mendengarkan acara Agri Info sebanyak 5 kali atau lebih dari 5 kali per minggu dan sebesar 23 persen responden mendengarkan sebanyak 3 kali sampai 4 kali per minggu, sisanya sebesar 74 persen responden mendengarkan acara Agri Info hanya sebanyak 2 kali atau kurang dari 2 kali per minggu. Hal ini dikarenakan acara Agri Info mengudara atau disiarkan oleh RPC pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB dimana kebanyakan petani sudah memulai aktivitasnya. Oleh karena itu, petani jarang mendengarkan acara Agri Info karena ketidaksesuaian jam tayang dengan aktivitas petani. Salah satu responden bernama Soma menyatakan bahwa beliau biasanya sudah pergi ke sawah sejak subuh sehingga jarang sekali mendengarkan acara di RPC saat pagi hari. Petani yang mendengarkan Agri Info
38
biasanya ketika mereka sedang tidak pergi ke sawah atau sedang istirahat di rumah. Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Lama mendengarkan menunjukkan lama waktu yang diluangkan oleh responden dalam satu hari untuk mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Rata-rata responden yaitu sebesar 62,9 persen mendengarkan siaran pedesaan yaitu acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info di RPC selama 3 sampai 5 jam dalam sehari. Berdasarkan data jumlah dan persentase responden menurut lama mendengarkan (Tabel 13), siaran pedesaan di RPC cukup lama didengarkan oleh responden. Sebagian kecil responden yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 5,7 persen yang mendengarkan siaran pedesaan kurang dari 3 jam dalam sehari atau berada pada kategori rendah. Responden yang memiliki lama mendengarkan yang rendah disebabkan kurangnya motivasi dari diri responden untuk mendapat informasi yang lebih banyak. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden bernama Kanta bahwa Ia mendengarkan RPC tidak terlalu lama karena jenuh atau sering merasa bosan dan biasanya mendengarkan RPC hanya untuk mengisi waktu luang saja. Selain itu, kesibukan yang dimiliki oleh responden juga menjadi alasan lain mengapa responden memiliki lama mendengarkan yang rendah. Responden yang mendengarkan siaran pedesaan pada kategori lama mendengarkan yang tinggi yaitu selama lebih dari 5 jam sehari sebagian besar karena mereka menyukai isi materi yang disampaikan dan ingin mengetahui lebih banyak informasi yang disampaikan di RPC. Tabel 13 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC (per hari) Rendah (< 3 jam) Sedang (3 – 5 jam) Tinggi (> 5 jam) Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2 22 11 35
5.7 62.9 31.4 100.0
Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama mendengarkan siaran pedesaan yang dibagi menjadi tiga program acara yaitu Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info dapat dilihat pada Tabel 14. Pada program acara Karedok, persentase terbesar yaitu 71 persen responden berada pada kategori lama mendengarkan yang tinggi yaitu selama 2 jam atau lebih dari 2 jam dalam sehari. Pada program acara Bincang Siang, persentase responden yang termasuk pada kategori lama mendengarkan yang tinggi yaitu selama 2 jam atau lebih dalam sehari dan sedang yaitu selama 1 jam sampai kurang dari 2 jam dalam sehari memilki persentase yang sama yaitu sebesar 48,6 persen. Sedangkan pada program acara Agri Info, persentase terbesar yaitu sebesar 63 persen responden berada pada kategori lama mendengarkan yang sedang.
39
Tabel 14 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info di RPC Lama (per hari) < 1 jam 1–<2 jam ≥ 2 jam
Karedok Jumlah Persentase (orang) (%) 1 3 9 26 25 71
Bincang Siang Jumlah Persentase (orang) (%) 1 3 17 48.6 17 48.6
Agri Info Jumlah Persentase (orang) (%) 2 6 22 63 11 31
Hasil tersebut menunjukkan bahwa acara yang paling lama didengar oleh responden adalah Karedok. Karedok merupakan acara yang sebagian besar isi materi siarannya adalah tentang suatu perkenalan pada panduan atau cara-cara dalam menggunakan suatu teknologi dan inovasi baru termasuk didalamnya adalah cara dalam budidaya. Oleh karena itu, sebagian besar responden atau pendengar mendengarkan acara Karedok sampai selesai untuk mengetahui panduan atau informasi yang diberikan. Berbeda dengan acara Karedok, acara Bincang Siang merupakan acara yang berisi informasi tentang kebijakan atau program-program di dunia pertanian. Acara Bincang Siang cukup banyak diminati oleh petani sehingga sebagian petani memiliki tingkat lama mendengarkan yang cukup tinggi. Namun, ada beberapa responden yang mengaku bahwa mendengarkan siaran Bincang Siang hanya setengah acara saja tidak sampai selesai karena mereka harus melanjutkan aktivitasnya di siang hari. Pada acara Agri Info, kebanyakan responden petani mendengarkan acara tersebut hanya selama sepertiga atau setengah lama waktu acara siaran berlangsung. Hal tersebut dikarenakan acara Agri Info yang disiarkan pada pagi hari berbenturan dengan waktu petani memulai aktivitasnya.
Faktor Materi Siaran Penilaian responden terhadap faktor materi siaran dibagi menjadi tiga yaitu kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Secara keseluruhan faktor materi siaran dinilai baik oleh responden. Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa responden yang menilai faktor materi siaran sudah baik adalah sebanyak 20 orang atau sebesar 57,1 persen. Responden yang menilai faktor materi siaran sangat baik juga cukup banyak yakni sebanyak 11 orang atau sebesar 31,4 persen dan yang menilai faktor materi siaran tidak baik hanya 4 orang atau 11,4 persen responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor materi siaran pedesaan di RPC sudah dinilai baik oleh responden. Hal ini dikarenakan RPC sangat menyesuaikan siaran yang ada dengan kondisi petani di pedesaan sehingga petani dapat menerima informasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Salah satu koordinator divisi program di RPC menyatakan bahwa RPC sudah sering melakukan survei atau turun lapang ke petani di berbagai desa di Kabupaten Bogor sebagai bentuk kegiatan off air RPC. Kegiatan ini dilakukan selain untuk melakukan pembinaan dari RPC juga untuk mengevaluasi hasil kegiatan on air di studio RPC sehingga pihak RPC dapat menyesuaikan siarannya
40
dengan kondisi di pedesaan dan siaran RPC dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pendengar. Tabel 15 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Faktor Materi Siaran Pedesaan di RPC Penilaian Faktor Materi Siaran Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 0 4 20 11 35
Persentase (%) 0 11.4 57.1 31.4 100.0
Kesesuaian durasi siaran dinilai dari waktu penyiaran siaran pedesaan dengan waktu atau aktivitas yang dimiliki petani. Pada durasi siaran, sebagian besar responden yaitu sebesar 57,1 persen menilai bahwa durasi siaran pedesaan di RPC sudah sesuai dengan aktivitas mereka (Tabel 16). Menurut sebagian besar responden, waktu penyiaran yang paling sesuai dengan aktivitas mereka adalah saat sore hari yaitu pada program acara Karedok. Hal ini disampaikan oleh salah satu petani yaitu: “Saya sering sekali denger acara yang sore-sore itu di RPC, karena kebetulan pas saya pulang, udah selesai kerja dari sawah jadi sambil ngopi santai-santai di rumah” (Rohman, 55 tahun) Sementara itu, untuk lama penyiaran, hampir semua responden menilai ketiga program siaran pedesaan sudah sesuai dan tidak membuat mereka bosan yaitu sekitar 2 hingga 3 jam. Tabel 16 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kesesuaian Durasi Siaran di RPC Kesesuaian Durasi Siaran Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai Total
Jumlah (orang) 0 6 23 9 35
Persentase (%) 0 17.1 57.1 25.7 100.0
Responden yang menilai durasi siaran tidak sesuai adalah sebesar 17,1 persen, hal ini dimungkinkan terjadi pada penilaian mereka terhadap waktu penyiaran acara Agri Info yang berbenturan dengan aktivitas mereka di pagi hari. Responden mengaku mendengarkan acara RPC pada pagi hari hanya sebentar sekali bahkan kadang mereka tidak sempat mendengarkan karena sudah pergi untuk bekerja di sawah. Kesesuaian materi siaran dinilai dari isi materi siaran dengan kebutuhan informasi petani. Sebagian besar responden yaitu sebesar 65,7 persen menilai materi siaran sudah sesuai dan sebesar 25,7 persen responden menilai sudah
41
sangat sesuai (Tabel 17). Penilaian kesesuain materi dilihat dari kesesuaian dengan informasi yang mereka perlukan, kelengkapan serta terperincinya isi materi sehingga mereka mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Tabel 17 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian terhadap Kesesuaian Materi Siaran di RPC Kesesuaian Materi Siaran Sangat tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai Total
Jumlah (orang) 0 6 20 9 35
Persentase (%) 0 17.1 57.1 25.7 100.0
Responden yang menilai materi siaran tidak sesuai dengan kebutuhan mereka dikarenakan isi materi siarannya tidak dapat membantu permasalahan yang mereka hadapi dan terkadang isi materi siaran tidak sesuai dengan informasi yang ingin mereka ketahui lebih dalam. Akan tetapi, responden yang menilai isi materi siaran tidak sesuai dengan informasi yang mereka butuhkan hanya sedikit yaitu sebanyak 6 orang atau hanya sebesar 17,1 persen responden. Data tersebut menunjukkan bahwa RPC telah menyajikan isi materi siaran yang sesuai dengan keperluan informasi petani atau pendengar. Penilaian terhadap faktor materi siaran yang ketiga adalah penilaian terhadap gaya penyampaian pesan pada siaran pedesaan di RPC. Gaya penyampain pesan dinilai dari bagaimana informasi atau materi disampaikan sehingga pendengar dapat memahami isi dari materi siaran yang disampaikan. Tabel 18 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Gaya Penyampaian Pesan di RPC Gaya Penyampaian Pesan Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 1 4 19 11 35
Persentase (%) 2.9 11.4 54.3 31.4 100.0
Sebesar 54,3 persen responden menilai gaya penyampaian pesan sudah baik dan sebesar 31,4 persen responden menilai sudah sangat baik (Tabel 18). Responden menilai bahwa materi siaran disampaikan dengan kata-kata yang mudah dipahami dan isi pesan sering diulang-ulang sehingga memudahkan petani dalam mengingat pesan yang disampaikan. Selain itu, penyampaian pesan yang menggunakan campuran bahasa sunda sangat disukai oleh responden karena bahasa sunda merupakan bahasa keseharian mereka. Seluruh responden mengaku lebih tertarik dan memahami informasi yang disampaikan dengan bahasa sunda dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
42
Faktor Stasiun Radio Penilaian responden terhadap faktor stasiun radio dibagi menjadi tiga yaitu format siaran, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran. Secara keseluruhan, faktor stasiun radio yaitu RPC sudah dinilai baik oleh responden (Tabel 19). Persentase responden yang menilai faktor stasiun radio sudah baik adalah sebesar 62,9 persen, yang menilai sangat baik sebesar 34,3 persen dan yang menilai faktor stasiun radio tidak baik hanya satu orang atau sebesar 2,9 persen responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Radio Pertanian Ciawi (RPC) adalah radio yang sudah berkualitas karena format siaran radio, kemudian kualitas penyiar dan daya tangkap siaran radio sudah dinilai baik oleh pendengar. Tabel 19 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Faktor Stasiun Radio di RPC Penilaian Faktor Stasiun Radio Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 0 1 22 12 35
Persentase (%) 0 2.9 62.9 34.3 100.0
Format siaran dinilai dari bagaimana suatu acara dikemas dalam bentuk yang disukai oleh pendengar. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 29 orang ataau sebesar 82,9 persen responden menilai format siaran sudah baik (Tabel 20). Hal ini dikarenakan siaran pedesaan dikemas dalam bentuk yang interaktif dengan pendengar. Bentuk interaktif ini menimbulkan kesan keakraban dan kedekatan dengan pendengar sehingga bentuk siaran yang interaktif baik untuk membentuk perhatian terhadap informasi yang disampaikan. Pada program acara Karedok dan Bincang Siang, siaran dikemas dalam bentuk dialog yaitu dengan menghadirkan ahli-ahli dalam bidang pertanian maupun bidang lainnya untuk menjadi narasumber dan berdialog dengan penyiar seputar informasi yang akan disampaikan. Siaran yang menghadirkan narasumber ini membuat pendengar yakin akan informasi yang disampaikan dan sebagian besar responden sangat menyukai format siaran dalam bentuk dialog dengan narasumber. Tabel 20 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Format Siaran di RPC Format Siaran Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 0 4 29 2 35
Persentase (%) 0 11.4 82.9 5.7 100.0
Format siaran dalam bentuk berita seperti pada acara Agri Info juga dinilai baik oleh responden, namun kebanyakan responden lebih menyukai siaran dalam
43
bentuk interaktif dan dialogis. Program acara Agri Info memiliki segmin siaran yaitu segmen acara Teropong Desa yang dikemas dalam bentuk wawancara atau menceritakan pengalaman petani dalam berusahatani. Format wawancara atau cerita pengalaman juga dinilai baik oleh responden karena mereka dapat mengetahui pengalaman dari orang yang memiliki profesi sama sehingga dapat dijadikan sebagai acuan mereka dalam berusahatani dan dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi seperti petani yang kisah suksesnya disiarkan di RPC. Salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu stasiun radio adalah kredibilitas penyiar. Kredibilitas penyiar dinilai dari tingkat kepercayaan responden terhadap informasi yang disampaikan oleh penyiar, kemudian dinilai dari cara-cara yang digunakan penyiar dalam menyampaikan pesan. Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 68,6 persen responden menilai kredibilitas penyiar sudah baik dan sebanyak 9 orang atau 25,7 persen responden menilai kredibilitas penyiar sangat baik. Tabel 21 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kredibilitas Penyiar di RPC Kredibilitas Penyiar Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 0 2 24 9 35
Persentase (%) 0 5.7 68.6 25.7 100.0
Menurut sebagian besar responden, penyiar di RPC memiliki kedekatan yang cukup tinggi dengan pendengar. Kedekatan ini dinilai responden dari bahasa yang digunakan penyiar yaitu bahasa yang sopan kemudian pemilihan kata yang sederhana dan sesuai dengan kondisi petani di pedesaan sehingga membuat petani mudah memahami isi pesan. Selain itu, responden menilai bahwa penyiar memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang pertanian, terbukti ketika penyiar menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendengar melalui sms atau telepon. Seperti yang dkatakan oleh salah satu responden berikut ini: “Menurut Bapak, penyiar di RPC itu pintar-pintar, karena kalau menjawab pertanyaan dari pendengar itu selalu benar dan tepat, jadi Bapak selalu percaya sama informasi yang diberikan oleh penyiar di RPC” (Ade, 52 tahun) Kualitas siaran di suatu stasiun radio dapat diihat dari kejernihan suara yang didengar oleh pendengar tanpa ada gangguan. Daya tangkap siaran atau kejernihan suara dilihat dari lokasi responden berada yaitu di tempat dimana responden mendengarkan Radio Pertanian Ciawi (RPC). Selain itu, kejernihan suara juga diukur dari keberadaan responden atau pendengar ketika berada di daerah atau desa lain di Kabupaten Bogor.
44
Tabel 22 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Daya Tangkap Siaran di RPC Daya Tangkap Siaran Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik Total
Jumlah (orang) 0 6 14 15 35
Persentase (%) 0 17.1 40.0 42.9 100.0
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 42,9 persen responden menilai daya tangkap siaran yang dipancarkan oleh RPC sangat baik atau jernih tidak ada gangguan apapun dan yang menilai daya tangkap siaran cukup baik sebesar 40 persen responden (Tabel 22). Penilaian daya tangkap siaran yang sangat baik ini dikarenakan RPC memiliki daya jangkau yang luas di Kabupaten Bogor dan lokasi tempat tinggal responden dalam penelitian ini termasuk daerah yang terjangkau oleh sinyal siaran dari RPC.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI SEBAGAI EFEK SIARAN PEDESAAN DI RPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TERSEBUT Peningkatan Pengetahuan Petani sebagai Efek Siaran Pedesaan di RPC Peningkatan pengetahuan petani diukur berdasarkan pemahaman petani terhadap isi materi siaran pedesaan di RPC menurut persepsi mereka sendiri. Terdapat lima belas pertanyaan yang diajukan kepada petani responden berkaitan dengan isi siaran pedesaan yaitu pada program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Pada program acara Karedok, pengetahuan petani diukur berdasarkan isi siaran Karedok yang meliputi teknologi atau teknik budidaya baru serta inovasi-inovasi lain di bidang pertanian. Pada program acara Bincang Siang, pengetahuan petani diukur berdasarkan isi siarannya yang berisi seputar informasi tentang kebijakan pemerintah, program-program dalam bidang pertanian, sertifikasi usahatani dan lain sebagainya. Selanjutnya pada program acara Agri Info, pengetahuan petani diukur berdasarkan isi siaran Agri Info yang sebagian besar berisi berita-berita teraktual di dunia pertanian, seperti informasi harga pasar, informasi peluang usaha baru, dan kegiatan pertanian lainnya. Pada segmen acara Agri Info yaitu segmen Teropong Desa, isi siarannya berkaitan dengan informasi-informasi atau kiat-kiat sukses menjalankan usaha di bidang pertanian. Tabel 23 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Rendah Sedang Tinggi Total
Frekuensi (orang) 5 14 16 35
Persentase (%) 14.3 40.0 45.7 100.0
Efek peningkatan pengetahuan petani (Tabel 23) sebagian besar berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 45,7 persen dan kategori sedang yaitu sebesar 40 persen. Peningkatan pengetahuan yang tinggi ini disebabkan petani memahami isi pesan yang disampaikan pada program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Menurut sebagian besar petani, mereka cepat atau mudah memahami informasi yang disampaikan oleh RPC karena bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan mudah untuk dimengerti oleh petani. Selain itu, informasi yang disampaiakan selalu menarik dan informasinya sesuai dengan apa yang ingin mereka ketahui. Salah satu responden mengaku sangat tertarik dengan isi siaran Karedok yang menyangkut masalah pengendalian hama penyakit termasuk penjelasan cara-cara mutakhir dalam mengatasi hama dan penyakit pada tanaman. Dengan demikian, siaran pedesaan di RPC dapat menambah pengetahuan petani dalam berbagai bidang terutama di bidang pertanian.
46
Hubungan Faktor Internal dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Umur dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Pendengar siaran di RPC merupakan pendengar dari berbagai kategori umur. Program acara yang disajikan di RPC sangat beragam sehingga RPC memiliki segmentasi pendengar pada kategori semua umur. Oleh karena itu, umur responden dapat dilihat hubungannya dengan peningkatan pengetahuannya. Hubungan antara umur dengan efek pada peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan diketahui menggunakan analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Tabel 24 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Umur Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Dewasa 0 0.0 4 40.0 6 60.0 6 100.0 Setengah Baya 1 6.3 6 37.5 9 56.3 23 100.0 Tua 4 44.4 4 44.4 1 11.1 6 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,007 (Berhubungan signifikan pada taraf 0,01) Berdasarkan uji tabulasi silang (Tabel 24), dapat diketahui sebagian besar responden pada kategori umur dewasa dan setengah baya mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi setelah mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Namun, persentase terbesar pada peningkatan pengetahuan yang tinggi dimiliki oleh kategori umur dewasa. Sementara itu, sebagian besar responden dengan kategori umur tua mengalami peningkatan pengtahuan yang rendan dan sedang yaitu sebesar 44,4 persen. Hasil tersebut menunjukkan adanya efek peningkatan pengetahuan dari siaran pedesaan di RPC semakin tinggi ketika umur responden semakin muda. Nilai siginifikansi dari analisis uji korelasi Rank Spearman adalah 0,007 < 0,01 dengan koefisien korelasi negatif sebesar 0,448. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan antara umur dengan peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan di RPC memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa umur menentukan seberapa tinggi peningkatan pengetahuan responden setelah terdedah oleh isi materi atau informasi siaran pedesaan di RPC. Nilai koefisien korelasi yang negatifantara umur dengan peningkatan pengetahuan petani menunjukkan arah hubungan yangberlawanan. Hal ini menunjukkan semakin muda umur petani ternyata semakin tinggi peningkatan pengetahuannya yang dialaminya dan semakin tua umur petani ternyata semakin rendah peningkatan pengetahuan yang dialaminya tentang informasi siaran pedesaan di RPC.
47
Hasil yang menunjukkan arah berlawan tersebut disebabkan oleh responden dengan kategori usia tua (>55 tahun) lebih banyak menggunakan waktunya untuk beristirahat dan mendengarkan radio pada saat-saat tertentu saja. Sementara itu, petani dengan golongan usia dewasa dan setengah baya masih memiliki kesehatan dan daya ingat yang baik. Menurut Desmita (2009), pada usia sekitar 40 sampai 59 tahun fungsi indera pendengaran mulai mengalami penurunan, penurunan dalam hal ini lebih terlihat pada sensitivitas pada nada tinggi. Selain itu, Desmita (2009) juga menjelaskan bahwa 75 persen dari orang usia 75 hingga 79 tahun mengalami berbagai jenis permasalahan pendengaran, dan sekitar 15 persen dari populasi tersebut usia 65 tahun mengalami ketulian, yang biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga (cochlea). Hal ini dapat menjadi penyebab mengapa petani pada golongan usia tua cenderung mengalami peningkatan pengetahun yang rendah, yaitu karena radio merupakan media massa yang digunakan dengan alat indera pendengaran. Petani berusia tua kebanyakan sudah berkurang kesehatannya atau berkurang daya tangkap inderanya. Seperti pernyataan salah satu petani berikut: “Bapak lagi sakit-sakitan,apalagi Bapak udah susah denger, jadi kalau dengerin RPC kadang kurang paham karena ga denger neng” (Arta, 73 tahun) Hubungan Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Efek peningkatan pengetahuan petani dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan dapat diketahu menggunakan analisis tabulasi silang dan uji beda Chi-Square (Tabel 25). Tabel 25 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Jenis Kelamin Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Laki-laki 5 15.1 13 39.4 15 45.5 33 100.0 Perempuan 0 0.0 1 50.0 1 50.0 2 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji Chi-Square 0,833 (Tidak berhubungan signifikan) Responden berjenis kelamin laki-laki sebagian besar mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi setelah mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Hal ini juga dialami oleh responden perempuan yang sebagian besar yaitu 50 persen responden mengalami efek peningkatan pengetahuan yang sedang dan tinggi setelah terdedah oleh informasi siaran pedesaan di RPC.
48
Nilai signifikansi dari analisis uji Chi-Square adalah 0,833 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin responden dengan efek peningkatan pengetahuan yang dimiliki. Artinya jenis kelamin responden yang berbeda tidak memberikan efek yang berbeda pula pada peningkatan pengetahuan yang dialami responden. Berdasarkan hasil tersebut, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki persentase terbesar untuk mengalami peningkatan pengetahuan yang berada pada kategori tinggi. Menurut salah satu responden perempuan mengatakan bahwa dirinya sering mendengarkan siaran di RPC sambil menemaninya mengerjakan perkerjaan rumah. Selain itu, responden perempuan dalam penelitian ini juga merupakan anggota kelompok tani sehingga mereka terbiasa terdedah oleh informasi pertanian dan mereka sangat menyukai mendengarkan siaran pedesaan di RPC karena dapat memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi mereka. Hubungan Pendidikan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan di RPC dapat dilihat hubungannya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani. Hal ini ditujukan untuk melihat apakah tingkat pendidikan yang tinggi memberikan efek pada peningkatan pengetahuan yang tinggi pula. Tabel 26 menunjukkan hasil analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman yang digunakan untuk melihat hubungan antara pendidikan dengan peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan. Tabel 26 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Rendah 5 33.3 5 33.3 5 33.3 15 100.0 Sedang 0 0.0 8 57.1 6 42.9 14 100.0 Tinggi 0 0.0 1 16.7 5 83.3 6 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,016 (Berhubungan signifikan pada taraf 0,05) Pendidikan
Jumlah dan persentase responden didominasi pada kategori tingkat pendidikan yang tinggi dengan peningkatan pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 83,3 persen (Tabel 26). Hasil uji tabulasi silang tersebut menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan efek peningkatan pengetahuan petani. Hubungan ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Rank Spearman yang memberikan nilai signifikansi 0,016 < 0,05 dengan koefisien korelasi yang positif atau searah yaitu sebesar 0.403. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani maka akan semakin tinggi tingkat pemahaman atau penguasaan materi yang dimiliki petani
49
sehingga mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi. Pendidikan yang tinggi menunjukkan pemahaman yang baik akan materi siaran yang disiarkan oleh RPC. Hubungan Pendapatan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Pendapatan petani diukur dari pendapatan dari hasil usahatani yang dimilikinya. Pendapatan dapat dilihat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan petani. Hubungan antara pendapatan dengan efek pada peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan dapat diketahui menggunakan analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Tabel 27 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendapatan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Pendapatan Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Rendah 4 30.8 5 38.5 4 30.8 13 100.0 Sedang 1 7.1 6 42.9 7 50.0 14 100.0 Tinggi 0 0.0 5 37.5 3 62.5 8 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,053 (Tidak berhubungan signifikan) Hasil uji tabulasi silang menunjukkan jumlah dan persentase responden didominasi oleh kategori tingkat pendapatan yang tinggi dengan peningkatan pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 62,5 persen (Tabel 27). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan antara pendapatan dengan efek siaran pedesaan pada peningkatan pengetahuan petani. Namun, berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, menunjukkan nilai siginifikansi 0,053 > 0,05 dan koefisien korelasi sebesar 0,33 yang berarti antara pendapatan dan tingkat pengetahuan petani tidak memiliki hubungan yang signifikan atau hubungannya lemah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan petani belum tentu mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi pula begitu pun sebaliknya. Hal ini disebabkan petani lebih mementingkan bagaimana hasil dari pertanian meningkat sehingga bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Petani yang lebih berpengalaman dalam mengolah usahatani dan lebih mengetahui keadaan usahataninya, sehingga jika terjadi sesuatu pada lahan pertaniannya petani akan berusaha untuk mengatasinya sendiri berdasarkan pengalaman bertani daripada mendengarkan informasi pertanian melalui radio. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu penyiar di RPC yang menjabat selaku ketua divisi program bahwa kebanyakan pendengar yang bertanya atau memberikan tanggapan lewat telepon atau sms bukan dari kalangan petani tetapi orang yang awam dalam bidang pertanian. Pernyataan tersebuit kemudian dipertegas bahwa petani justru lebih mengetahui bagaimana cara-cara bertani karena mereka memang bergelut
50
dalam dunia pertanian sehingga yang diperlukan petani dari isi siaran di RPC adalah menambah informasi, mengkonfirmasi ataupun mengevaluasi cara-cara bertani yang selama ini telah mereka lakukan. Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Kepemilikan media massa dapat dilihat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh responden. Hubungan diketahui untuk melihat apakah media massa yang dimiliki oleh responden turut memberikan efek terhadap peningkatan pengetahuan yang dimilikinya. Kepemilikan media massa dibagi menjadi tiga, yaitu memiliki radio saja, memiliki radio dan televisi, dan memiliki radio, televisi, dan surat kabar. Tabel 28 menunjukkan hasil analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman antara kepemilikan media massa dengan efek peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan di RPC. Kategori responden yang memiliki media massa radio dan televisi atau kategori kepemilikan media massa sedang dengan peningkatan pengetahuan rendah adalah sebesar 15,1 persen dan yang memiliki peningkatan pengetahuan sedang dan tinggi adalah masing-masing sebesar 42,4 persen. Sementara kategori responden yang memiliki media massa radio, televisi, dan surat kabar atau kategori kepemilikan media massa tinggi dengan peningkatan pengetahuan rendah dan sedang adalah masing-masing sebesar 0 persen dan sebesar 100 persen responden memiliki peningkatan pengetahuan yang tinggi. Tabel 28 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kepemilikan Media Massa dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Sedang 5 15.1 14 42.4 14 42.4 33 100.0 Tinggi 0 0.0 0 0.0 2 100.0 2 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,143 (Tidak berhubungan signifikan) Kepemilikan Media Massa
Nilai signifikansi dari analisis uji korelasi Rank Spearman adalah 0,143 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan media massa dengan peningkatan pengetahuan petani petani pendengar siaran pedesaan di RPC. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak media massa yang dimiliki oleh petani maka tidak memberikan efek semakin tinggi tingakat pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin sedikit media massa yang dimiliki oleh petani maka tidak memberikan efek semakin rendah pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini disebabkan ketersediaan informasi mengenai dunia pertanian tidak banyak didapatkan dari media massa, baik radio, televisi, maupun surat kabar. Namun, satu-satunya radio
51
yang masih mempertahankan informasi pertanian sebagai fokus utamanya adalah Radio Pertanian Ciawi (RPC). Hubungan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Seseorang pasti memiliki motivasi atau tujuan ketika melakukan sesuatu termasuk ketika mendengarkan siaran di suatu stasiun radio. Petani dalam penelitian ini tentunya juga memiliki motivasi atau tujuan ketika mereka mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Oleh karena itu, motivasi petani ketika mendengarkan siaran pedesaan di RPC dapat dilihat hubungannya dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Motivasi atau tujuan mendengarkan siaran pedesaan di RPC dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu motivasi yang berasal dari keinginan sendiri untuk memperoleh informasi yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik serta motivasi dari orang lain karena ingin menjadikan bahan obrolan atau perbincangan dengan teman, dan motivasi untuk mengisi waktu luang saja yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik. Hubungan antara motivasi mendengarkan siaran pedesaan dengan peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan dapat diketahui menggunakan analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Tabel 29 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Rendah 4 50.0 4 50.0 0 0.0 8 100.0 Tinggi 1 3.7 10 37.0 16 59.3 27 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,000 (Berhubungan signifikan pada taraf 0,01) Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan
Hasil analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa jumlah dan persentase responden didominasi oleh motivasi mendengarkan siaran pedesaan yang tinggi dengan peningkatan pengetahuan yang tinggi (Tabel 29). Responden yang memiliki motivasi mendengarkan yang tinggi sebagian besar mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi. Sementara itu responden yang memiliki motivasi mendengarkan yang rendah, cenderung mengalami peningkatan pengetahuan yang rendah setelah mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Hasil uji korelasi Rank Spearman memberikan hasil nilai signifikansi 0,000 < 0,01 yang menunjukkan bahwa motivasi mendengarkan siaran pedesaan memiliki hubungan signifikan dengan peningkatan pengetahuan petani. Koefisien korelasi yang positif sebesar 0,603 dari hasil uji korelasi ini juga menunjukkan hubungan yang kuat dan searah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi petani untuk mendengarkan siaran pedesaan di RPC maka semakin
52
tinggi pula peningkatan pengetahuan yang dialaminya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi petani untuk mendengarkan siaran pedesaan di RPC maka semakin rendah pula peningkatan pengetahuan yang dialaminya. Salah satu petani yang memiliki motivasi tinggi menyatakan bahwa dirinya mendengarkan RPC memang untuk mendapatkan informasi dari RPC, karena RPC adalah satu-satunya radio yang menyajikan informasi pertanian yang sangat lengkap. Selain itu, saat ini sudah jarang ada kegiatan pendampingan atau penyuluhan pertanian di desa sehingga informasi yang disiarkan RPC menjadi sangat penting untuk membantu menambah pengetahuan petani guna mengembangkan usahatani yang mereka miliki. Hubungan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan di RPC berkaitan dengan perilaku petani dalam mendengarkan radio. Frekuensi diukur berdasarkan tingkat keseringan responden mendengarkan siaran pedesaan di RPC selama satu minggu. Frekuensi mendengarkan ini dapat dilihat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan petani seperti yang tercantum pada Tabel 30. Tabel 30 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Rendah 4 50.0 3 37.5 1 12.5 8 100.0 Sedang 1 5.9 8 47.1 8 47.1 17 100.0 Tinggi 0 0.0 3 30.0 7 70.0 10 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,002 (Berhubungan signifikan pada taraf 0,01) Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan
Berdasarkan hasil uji tabulasi silang tersebut, diketahui bahwa kategori responden yang memiliki frekuensi mendengarkan siaran pedesaan yang rendah sebagian besar yaitu sebesar 50 persen mengalami peningkatan pengetahuan yang rendah pula.Kategori responden yang memiliki frekuensi mendengarkan siaran pedesaan yang sedang sebagian besar yaitu sebesar 47,1 persen mengalami peningkatan pengetahuan pada kategori sedang dan tinggi. Sementara itu, kategori responden yang memiliki frekuensi mendengarkan siaran pedesaan yang tinggi sebagian besar yaitu sebesar 70 persen mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi. Hasil uji tabulasi silang tersebut memperlihatkan bahwa jumlah dan persentase responden di dominasi oleh kategori frekuensi mendengarkan siaran pedesaan yang tinggi dan tingkat pengetahuan petani yang tinggi yaitu sebesar 70 persen. Selain itu, peningkatan pengetahuan petani memiliki hubungan dengan frekuensi responden mendengarkan siaran pedesaan di RPC.
53
Hasil uji korelasi Rank Spearman memberikan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,01 dengan koefisien korelasi positif yaitu 0,502. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang kuat dan searah antara frekuensi mendengarkan siaran pedesaan dengan peningkatan pengetahuan yang dialami petani setelah mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin sering petani mendengarkan siaran pedesaan di RPC dalam satu minggu maka semakin tinggi pula peningkatan pengetahuan yang dialaminya. Sebaliknya, semakin jarang petani mendengarkan siaran pedesaan di RPC selama seminggu maka semakin rendah peningkatan pengetahuan yang dialaminya. Hubungan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Peningkatan pengetahun petani atas informasi pertanian yang disampaikan oleh RPC dapat dilihat hubungannya dengan perilaku petani dalam mendengarkan siaran pedesaan di RPC yaitu seberapa lama petani mendengarkan siaran pedesaan dalam satu hari. Hubungan antara lama mendengarkan siaran pedesaan dengan efek pada peningkatan pengetahuan petani pendengar siaran pedesaan dapat diketahui menggunakan analisis tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Tabel 31 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Efek Peningkatan Pengetahuan Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % N % Rendah 1 50.0 1 50.0 0 0.0 2 100.0 Sedang 4 18.2 9 40.1 9 40.1 22 100.0 Tinggi 0 0.0 4 36.4 7 63.6 11 100.0 Total 5 14.3 14 40.0 16 45.7 35 100.0 Keterangan: Nilai siginifikansi berdasarkan uji korelasi Rank Spearman 0,037 (Berhubungan signifikan pada taraf 0,05) Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan
Berdasarkan hasil uji tabulasi silang, diketahui bahwa kategori responden yang memiliki lama mendengarkan siaran pedesaan yang rendah sebagian besar yaitu sebesar 50 persen mengalami peningkatan pengetahuan yang rendah pula (Tabel 31). Kategori responden yang memiliki lama mendengarkan siaran pedesaan yang sedang sebagian besar yaitu sebesar 40,1 persen mengalami peningkatan pengetahuan pada kategori sedang dan tinggi. Sementara itu, kategori responden yang memiliki lama mendengarkan siaran pedesaan yang tinggi sebagian besar yaitu sebesar 63,6 persen mengalami peningkatan pengetahuan yang tinggi. Hasil uji tabulasi silang tersebut memperlihatkan jumlah dan persentase responden di dominasi oleh kategori lama mendengarkan siaran pedesaan yang tinggi dan tingkat pengetahuan petani yang tinggi yaitu sebesar 63,6 persen.
54
Hasil uji korelasi Rank Spearman memberikan nilai signifikansi sebesar 0,037 < 0,05 yang menunjukkan bahwa lama mendengarkan siaran pedesaan berhubungan signifikan dengan efek siaran pedesaan pada peningkatan pengetahuan yang dialami petani. Nilai koefisien korelasi yang positif yaitu sebesar 0,353 menunjukkan hubungan yang searah. Artinya, petani yang lebih lama mendengarkan siaran pedesaan di RPC dalam sehari maka akan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga akan mengalami peningkatan pengetahuan yang semakin tinggi. Siaran pedesaan di RPC yaitu program acara Karedok dan Bincang Siang disiarkan masing-masing selama 2 jam dalam sehari dan program acara Agri Info disiarkan selama 3 jam dalam sehari. Pada program acara Karedok, kebanyakan petani mendangarkan siaran tersebut sampai habis karena waktu siaran pada pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB merupakan waktu istirahat mereka setelah pulang bekerja. Sementara itu pada acara Bincang Siang dan Agri Info, kebanyakan petani hanya mendengarkan selama setengah acara atau selama setengah jam sampai 1 jam saja. Hal ini dikarenakan waktu siaran Agri Info dan Bincang Siang pada pagi hari dan siang hari sehingga berbenturan dengan waktu kerja atau aktivitas petani. Tabel 32 Ringkasan Hubungan dan Arah Faktor Internal dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Faktor Internal Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pendapatan Kepemilikan Media Massa Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan
Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan Arah Signifikan Negatif (α < 0,01) Tidak signifikan Positif (α > 0,05) Signifikan Positif (α < 0,05) Tidak signifikan Positif (α > 0,05) Tidak signifikan Positif (α > 0,05) Signifikan Positif (α < 0,01) Signifikan Positif (α < 0,01) Signifikan Positif (α < 0,05)
Beberapa faktor internal responden memiliki hubungan signifikan dengan efek siaran pedesaan pada peningkatan pengetahuan petani (Tabel 32). Faktor internal tersebut adalah usia, pendidikan, motivasi mendengarkan, frekuensi mendengarkan, dan lama mendengarkan.
55
Hubungan Faktor Materi Siaran dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Hubungan antara penilaian responden terhadap faktor materi siaran dengan peningkatan pengetahuan petani diuji dengan menggunakan software SPSS 19 for windows, dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Faktor materi siaran terdiri dari tiga indikator yaitu kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Secara keseluruhan, faktor materi siaran memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan petani. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 < 0,01 dengan koefisien korelasi yang positif 0,649 dan memiliki hubungan yang kuat (Tabel 33). Hubungan yang positif ini menunjukkan hubungan yang searah yang berarti semakin baik penilaian petani terhadap faktor materi siaran maka akan semakin tinggi pemahaman petani terhadap informasi siaran pedesaan di RPC sehingga peningkatan pengetahuannya akan semakin tinggi. Tabel 33 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Materi Siaran dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Kesesuaian Durasi Siaran 0,669** 0,000 Kesesuain Materi Siaran 0,669** 0,000 Gaya Penyampaian Pesan 0,687** 0,000 Total Faktor Materi Siaran 0,649** 0,000 Keterangan: **Berhubungan signifikan pada taraf 0,01 Faktor Materi Siaran
Penilaian responden terhadap kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran dan gaya penyampaian pesan memiliki hubungan signifikan yang positif dan kuat dengan peningkatan pengetahuan yang dialami oleh petani. Nilai signifikansi dari kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan masing-masing adalah 0,000 < 0,01. Koefisien korelasi yang positif menunjukkan hubungan yang searah. Artinya, semkain baik penilaian petani terhadap kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan maka akan semakin tinggi peningkatan pengetahuan yang dialami oleh petani. Sebaliknya, semakin buruk penilaian petani terhadap kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan maka akan semakin rendah peningkatan pengetahuan petani setelah mendengarkan informasi siaran pedesaan di RPC. Hubungan antara kesesuaian durasi siaran dengan peningkatan pengetahuan petani mengindikasikan bahwa semakin petani menilai durasi siaran pedesaan di RPC tepat dengan waktu yang dimilikinya maka petani akan lebih memperhatikan atau lebih sering terdedah oleh informasi yang disampaikan oleh RPC. Dengan demikian, petani akan lebih banyak mendapatkan informasi dari siaran pedesaan di RPC karena petani memiliki waktu yang tepat untuk mendengarkan siaran pedesaan. Penilaian yang baik terhadap lamanya waktu penyiaran siaran di RPC yaitu sekitar 2 sampai 3 jam, mengindikasikan bahwa petani tidak merasa bosan mendengarkan siaran tersebut. Petani yang merasa tidak bosan dengan lamanya waktu penyiaran akan cenderung memiliki perilaku
56
mendengarkan siaran pedesaan yang lama atau sampai acara siaran tersebut habis. Hal tersebut menyebabkan petani akan menerima banyak informasi dari siaran pedesaan sehingga akan mengalami peningkatan pengetahua yang tinggi. Penilaian petani terhadap isi materi siaran pedesaan di RPC memiliki hubungan siginifikan dengan peningkatan pengetahuan petani. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa petani yang menilai isi materi siaran sudah lengkap, terperinci, dan sesuai dengan informasi yang mereka butuhkan akan cenderung memperhatikan informasi lebih baik dan pengetahuannya akan cenderung meningkat dibandingkan dengan petani yang menilai isi siaran tidak sesuai dengan informasi yang mereka butuhkan. Seperti pernyataan salah satu responden berikut ini: “Saya seneng dengerin siaran dari RPC, apalagi kalau isi siarannya tentang pengendalian hama dan penyakit, kalau ada siaran tentang itu saya semangat dengerinnya” (Soma, 53 tahun) Gaya penyampaian pesan berkaitan dengan penilaian responden terhadap kata-kata yang digunakan, pengulangan informasi, serta bahasa yang digunakan dalam penyampaian isi pesan siaran pedesaan. Penilaian yang baik terhadap gaya penyampaian pesan akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap isi pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, pengetahuan petani akan semakin meningkat apabila penilaian gaya penyampaian pesan semakin baik. Kebanyakan responden menilai gaya penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sunda sangat baik. Hal ini disebabkan bahasa keseharian mereka adalah bahasa sunda sehingga mereka lebih mengerti atau menerima informasi dengan mudah jika pesan disampaikan dengan bahasa sunda. Pengulangan isi pesan saat siaran juga dinilai baik oleh petani karena pengulangan tersebut membuat mereka dapat mengingat kembali informasi yang disampaikan.
Hubungan Faktor Stasiun Radio dengan Peningkatan Pengetahuan Petani Penilaian petani terhadap faktor stasiun radio dapat dilihat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan petani. Faktor materi siaran terdiri dari format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran yang dapat dilihat pula hubungannya dengan peningkatan pengetahuan petani. Untuk mengetahui hubungan faktor stasiun radio serta hubungan antara format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran dengan peningkatan pengetahuan petani, digunakan uji korelasi Rank Spearman (Tabel 34). Secara umum, faktor stasiun radio memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan pengetahuan yang dialami petani. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,003 < 0,05 dengan koefisien korelasi positif 0,488 atau berhubungan searah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik penilaian petani terhadap faktor stasiun radio maka akan semakin tinggi pula peningkatan pengetahuan yang dialami. Nilai signifikansi antara penilaian terhadap format radio dengan peningkatan pengetahuan yang dialami petani adalah 0,000 < 0,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penilaian petani terhadap format radio memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan pengetahuan petani. Koefisien korelasi yang
57
positif 0,599 menunjukkan hubungan yang searah dan kuat. Artinya, semakin baik penilaian petani terhadap format radio maka semakin baik pemahaman petani akan materi siaran pedesaan sehingga pengetahuan petani akan lebih tinggi pula. Tabel 34 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Stasiun Radio dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Efek Peningkatan Pengetahuan Petani Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi Format Radio 0,599** 0,000 Kredibilitas Penyiar 0,398* 0,018 Daya Tangkap Siaran 0,181 0,298 Total Faktor Stasiun Radio 0,488** 0,003 Keterangan: *Berhubungan signifikan pada taraf 0,05 **Berhubungan signifikan pada taraf 0,01 Faktor Stasiun Radio
Hubungan yang signifikan antara format radio dengan peningkatan pengetahuan petani mengindikasikan bahwa petani yang menilai format siaran pedesaan sudah baik maka petani tersebut semakin memahami isi pesan yang disampaikan. Selain itu, penilaian terhadap format siaran menunjukkan pemilihan petani terhadap format yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan untuk mempermudah penerimaan informasi. Sebagian besar petani menilai bahwa format dialog yang menghadirkan narasumber seperti pada program acara Karedok dan Bincang Siang sangat baik dan sangat mereka sukai. Hal ini disebabkan, petani merasa percaya akan isi materi siaran yang disiarkan karena disampaikan langsung oleh pakarnya. Kredibilitas penyiar dinilai dari atribut yang dimiliki oleh penyiar seperti pemilihan kata-kata yang diucapkan, pengetahuan penyiar, keakraban atau kedekatan dengan pendengar, dan kebenaran informasi yang disampaikan oleh penyiar. Penilaian pendengar kepada penyiar siaran pedesaan tentunya akan memberikan efek tersendiri terhadap informasi atau pesan yang diterima oleh pendengar. Penilaian petani terhadap kredibilitas penyiar memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan pengetahuan petani dengan nilai signifikansi 0,018 < 0,05. Nilai koefisien korelasi yang positif 0,398 menunjukkan hubungan yang searah, namun hubungannya tidak terlalu kuat atau memiliki hubungan yang lemah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik penilaian petani terhadap kredibilitas penyiar maka semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki oleh petani. Hal ini disebabkan, petani akan lebih memperhatikan dan memahami informasi apabila penyiar yang menyampaikan informasi tersebut dinilai kredibel atau memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu, daya tarik yang dimiliki penyiar seperti kedekatannya dengan pendengar yang membuat pendengar merasa nyaman dan seperti berbincang dengan penyiar akan membuat pesan yang disampaikan oleh penyiar lebih mudah dimengerti oleh pendengar. Namun, oleh karena koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang lemah maka penilaian petani terhadap kredibilitas tidak memberikan efek yang kuat pada peningkatan pengetahuan petani.
58
Faktor stasiun radio yang ketiga adalah daya tangkap siaran yaitu sejauh mana penilaian responden terhadap kejernihan suara yang didengar di tempat pendengar berada. Hasil uji korelasi antara daya tangkap siaran dengan tingkat pengetahuan petani (Tabel 34) menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,298 > 0,05 dengan koefisien korelasi yang positif yang menunjukkan penilaian petani terhadap daya tangkap siaran tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan pengetahuan yang dialaminya. Artinya, semakin baik penilaian responden terhadap daya tangkap siaran maka tidak menunjukkan semakin tinggi pula peningkatan pengetahuan petani. Sebaliknya, semakin buruk penilaian petani terhadap daya tangkap siaran RPC maka tidak menunjukkan semakin rendahnya peningkatan pengetahuan yang dialami petani pada informasi siaran pedesaan dari RPC. Daya tangkap siaran yang diterima oleh petani pendengar RPC tidak menunjukkan hubungan dengan peningkatan pengetahuan petani. Sejernih apapun suara yang ditangkap oleh pendengar tidak akan memberikan efek penguasaan atau pemahaman informasi yang disiarkan oleh RPC. Hal ini disebabkan daya tangkap siaran sudah dinilai baik oleh responden dan tidak ad masalah dengan kejernihan suara yang didengarkan. Tingkat pemahaman atau penguasaan materi siaran pedesaan yang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebagian besar dipengaruhi oleh format siaran yang digunakan dalam penyampaian pesan atau informasi dan atribut-atribut yang dimiliki oleh penyiar yang membuat pendengar memperhatikan pesan yang disampaikan.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil-hasil yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Siaran pedesaan di Radio Pertanian Ciawi (RPC) memberikan efek pada peningkatan pengetahuan petani. Petani pendengar siaran pedesaan di RPC memiliki pemahaman yang tinggi pada materi yang berhubungan dengan bidang pertanian. Materi siaran pedesaan yang disampaikan oleh RPC meliputi teknologi atau teknik budidaya baru serta inovasi-inovasi di bidang pertanian, kebijakan pemerintah, program-program dalam bidang pertanian, sertifikasi usahatani, informasi harga pasar, informasi peluang usaha baru, dan kegiatan pertanian lainnya. 2. Peningkatan pengetahuan sebagai efek siaran pedesaan di RPC berhubungan dengan berbagai faktor yaitu: a. Faktor internal yang berupa usia, pendidikan, motivasi mendengarkan siaran pedesaan di RPC, frekuensi mendengarkan siaran pedesaan di RPC, dan lama mendengarkan siaran pedesaan di RPC. b. Faktor materi siaran yang berupa kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. c. Faktor stasiun radio yang berupa format radio dan kredibilitas penyiar.
Saran Siaran pedesaan di RPC memiliki efek yang signifikan terhadap peningkatan pengetahun pendengarnya khususnya bagi petani. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar siaran pedesaan di RPC dapat memberikan manfaat yang lebih banyak bagi berbagai pihak, yakni: 1. Variabel usia dan pendidikan memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani. Untuk itu, RPC perlu menyajikan siaran pedesaan yang sesuai dengan karakteristik pendengarnya terutama petani yang sebagian besar berusia setengah baya dan memiliki pendidikan yang rendah. Siaran pedesaan perlu dikemas secara sederhana dan mengandung informasi yang mudah dipahami oleh petani. Selain itu, kesesuaian durasi siaran memiliki hubungan kuat dengan peningkatan pengetahuan petani sehingga RPC perlu menyajikan acara siaran pedesaan sesuai dengan waktu luang petani. Mengingat bahwa sebagian besar petani memiliki waktu luang hanya pada saat-saat tertentu, yaitu sejak sore hari hingga malam hari. Format siaran yang interaktif pada acara siaran pedesaan perlu diperbanyak lagi karena petani sangat menyukai format interaktif. Penyiar siaran pedesaan diharapkan mampu mentransfer informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti bagi petani dan disesuaikan dengan bahasa sehari-hari petani karena kredibilitas penyiar memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pendengar dalam memahami informasi.
60
2. Bagi masyarakat setempat agar lebih sering mendengarkan program siaran pedesaan yang disajikan oleh RPC, karena informasi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi pengembangan usatatani yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA [DP PPMKP] Departemen Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. 2004. Profil RPC. [internet]. [dikutip tanggal 1 Juni 2013]. Dapat diunduh di: http://ppmkp.bppsdmp.deptan.go.id/index.php/2013-04-30-09-30-01/profil-rpc
Arifin E. 2010. Teknik konseling di media massa. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu. 296 hal. Ariyani L. 2008. Keefektifan program siaran Radio Pertanian Ciawi: Kasus iklan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor. [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 132 Hal. Asniati, Dasuki D, Kusnanto H. 2008. Peran media massa terhadap perilaku Ibu dalam upaya pencegahan demam berdarah pada rumah tangga di Kota Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat. [internet]. [dikutip tanggal 7 Juni 2013]. 24(3): 103-110. Dapat dinduh dari: http://www.berita-kedokteranmasyarakat.org/index.php/BKM/article/view/140 Baran SJ. 2004. Introduction To Mass Communication: Media literacy and Culture. Edisi ke-3. New York: McGraw-Hill. Bungin B. 2008. Sosiologi komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Edisi ke-1. Jakarta [ID]: Kencana Prenada Media Group. 384 hal. Cangara H. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Edisi ke-1. Jakarta [ID]: PT RajaGrafindo Persada. 160 hal. Depari E, MacAndrews C. 1982. Peranan komunikasi massa dalam pembangunan: suatu kumpulan karangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 186 hal Desmita. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya Offset. 285 hal. Effendi S, Manning C. 2006. Prinsip-prinsip analisa data. Dalam: Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, editor. Metode penelitian survai. Jakarta [ID]: LP3ES Ida BM, Kasto. 2006. Penentuan sampel. Dalam: Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, editor. Metode penelitian survai. Jakarta [ID]: LP3ES Mardianah. 2010. Pengaruh siaran radio dalam penyebaran informasi teknologi budidaya padi sawah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap petani (Kasus: Desa Kluting Jaya, Kecamatan Weda Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara). [tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor Mugniesyah SS. 2006. Materi bahan ajar ilmu penyuluhan. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Mugniesyah SS. 2010a. Media komunikasi dan komunikasi massa. Dalam: Aida Vitalaya S. Hubies, editor. Dasar-dasar komunikasi. Bogor [ID]: Sains KPM IPB Press Mugniesyah SS. 2010b. Model-model komunikasi. Dalam: Aida Vitalaya S. Hubies, editor. Dasar-dasar komunikasi. Bogor [ID]: Sains KPM IPB Press Mumpuni HE. 2003. Keefektifan siaran radio sebagai media komunikasi inovasi pertanian bagi petani sayuran di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. [tesis]. [internet]. [dikutip tanggal 16 Juni 2013]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 133 Hal. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/ bitstream/handle/123456789/6850/2003 hem.pdf?sequence=4
62
Nugroho TT. 2010. Efektivitas siaran acara ‘Siaran Pedesaan’ di RRI Bandung terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pertanian kelompok tani Sayur Mayur Dataran Tinggi (SADATI) Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. [skripsi]. [internet]. [dikutip tanggal 16 Juni 2013]. Dapat diunduh dari: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op =read&id=jbptunikompp-gdl-tomitriset-22694 Prasetyo B, Jannah LM, 2005. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta [ID]: PT RajaGrafindo Persada. 239 hal. Rakhmat J. 1984. Metode penelitian komunikasi. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya. 184 hal. Saidah E. 2009. Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di Kota Surakarta. [tesis]. [internet]. [dikutip tanggal 17 Juni 2013]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Dapat diunduh dari: http://digilib.uns.ac.id/ pengguna.php?mn=showview&id=5247 Saleh A. 2006. Tingkat penggunaan media massa dan peran komunikasi anggota kelompok peternak dalam jaringan komunikasi penyuluhan sapi potong. Media Peternakan. [internet]. [dikutip tanggal 16 Juni 2013]. 29(2): 107-120. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456 89/30085/A_Saleh_TingkatPenggunaanMedia_2006_No2_107-120.pdf?sequ ence=1 Saleh A. 2009. Keterdedahan media massa dan perubahan sosiokultur komunitas pesantren. Sodality. [internet]. [dikutip tanggal 7 Juni 2013]. 03(03): 315-334. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/ view/5859/424 Sardiman AM. 2006. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta [ID]: PT RajaGrafindo Persada. 236 hal Soetrisno L. 2002. Paradigma baru pembangunan pertanian: Sebuah tinjauan sosiologis. [internet]. [dikutip tanggal 7 Juni 2013]. Yogyakarta: Kanisius. Dapat diunduh dari: http://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=dz_fRS t0C2sC&oi=fnd&pg=PA1&dq=indikator+pembangunan+pertanian&ots=L9q mtuWiGu&sig=12GIq_bw009pxFUQkzn31V2DoA0&redir_esc=y#v=onepag e&q=indikator%20pembangunan%20pertanian&f=false Sumarwan U. 2004. Perilaku konsumen: Teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor [ID]: Ghalia Indonesia Susanto PAS. 1982. Komunikasi Massa 2. Bandung [ID]: Angkasa Offset. 132 hal. Tede M. 2012. Pengaruh program siaran Radio Pertanian Ciawi bagi pendengarnya (Kasus pendengar di Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor). [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 156 Hal. Vivian J. 2008. Teori komunikasi massa. Edisi ke-8. Jakarta [ID]. Prenada Media Group. 678 hal. Wiryanto. 2006. Teori komunikasi massa. Dalam: Hervan JD, editor. Jakarta [ID]: PT Gramedia. 95 hal.
LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kegiatan Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi
Juni 2013 Sep 2013 Okt 2013 Nov 2013 Des 2013 Jan 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
64
Lampiran 2. Peta wilayah jangkauan siaran RPC
Lokasi Penelitian, Kec. Tamansari
Sumber : Arsip Radio Pertanian Ciawi (RPC)
65
Lampiran 3. Daftar nama responden di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Nama JML AND ECP SMA ADE AMM DDI SPN JJM FMN MDY PPY PPN UKT IYE BSR HMS RHM SYD ILY NND SLM ART ABR AGS EGK NYD UDN ASP AKB ATN GND KNT ODH SHR
Usia 50 tahun 65 tahun 57 tahun 53 tahun 52 tahun 36 tahun 40 tahun 57 tahun 45 tahun 52 tahun 45 tahun 55 tahun 60 tahun 52 tahun 40 tahun 44 tahun 43 tahun 55 tahun 54 tahun 63 tahun 51 tahun 45 tahun 73 tahun 53 tahun 43 tahun 63 tahun 54 tahun 68 tahun 49 tahun 50 tahun 55 tahun 48 tahun 63 tahun 50 tahun 53 tahun
Kelompok Tani Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Subur Makmur Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani Karya Tani
Alamat Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Menteng Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang Kp. Sindangbarang
66
Lampiran 4. Kuisioner No. Responden: KUESIONER SURVEI Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani Pendengar Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama/NRP : Jihan/I34100135 Departemen/Fakultas : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat/Fakultas Ekologi Manusia Universitas : Institut Pertanian Bogor Peneliti meminta kesediaan Anda untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Nama Alamat No. Telepon Petunjuk
: : : :
Jawablah pertanyaan dengan mengisi titik-titik yang tersedia dan berilah tanda ( x ) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai.
I. Faktor Internal Usia : … tahun Jenis kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan Lama tahun Anda menempuh jenjang pendidikan formal adalah … tahun Pengeluaran rata-rata per bulan : Rp. … Jenis usaha a. Pertanian : … Luas lahan : b. Peternakan : … Jumlah ternak : c. Perikanan : … Luas Kolam : 6. Berapa di antara media massa berikut ini (radio, televisi, dan surat kabar) yang Anda miliki? a. Tidak memiliki ketiganya b. Satu macam, yaitu … c. Dua macam, yaitu … dan … d. Memiliki ketiganya 7. Dimana biasanya Anda mendengarkan radio? 8. Berapa kali dalam seminggu Anda mendengarkan siaran pedesaan (Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info) di Radio Pertanian Ciawi dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini?
1. 2. 3. 4. 5.
67
a. Karedok … kali/minggu b. Bincang Siang … kali/minggu c. Agri Info … kali/minggu 9. Berapa lama Anda mendengarkan siaran pedesaan (Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info) di Radio Pertanian Ciawi dalam sehari? a. Karedok … jam/hari b. Bincang Siang … jam/hari c. Agri Info … jam/hari 10. Apakah tujuan Anda mendengarkan siaran pedesaan? a. Keinginan sendiri untuk memperoleh informasi b. Mendengarkan untuk dijadikan bahan obrolan dengan teman c. Mengisi waktu luang
Petunjuk : Pilihlah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda ( ) sesuai dengan keyakinan Anda Keterangan : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju) II. Faktor Materi Siaran Program Acara “KAREDOK” No. Pernyataan Kesesuaian durasi Hari siaran acara Karedok yaitu hari senin 11. sampai jumat sudah tepat Waktu siaran acara Karedok yaitu jam empat 12. sore (16.00 WIB) sudah tepat Lamanya waktu siaran acara Karedok yaitu 13. sekitar dua jam (120 menit) sudah tepat Lamanya waktu penyiaran acara Karedok 14. membuat saya bosan Kesesuaian materi siaran 15.
Informasi yang disampaikan sangat lengkap
16.
Informasi yang disampaikan sangat terperinci
17.
Informasi mudah saya pahami Informasi yang disampaikan sesuai dengan 18. informasi yang saya perlukan Informasi yang disampaikan dapat menjawab 19. permasalahan yang saya hadapi dalam berusahatani Gaya penyampaian Pesan Informasi yang disampaikan sering diulang20. ulang Siaran disampaikan dengan menggunakan kata21. kata yang sederhana
SS
S
TS
STS
68
22. 23.
Informasi disampaikan dengan kalimat yang tersusun dengan baik sehingga saya dapat memahami inti dari pesan yang disampaikan Saya lebih mengerti informasi yang disampaikan dengan campuran bahasa sunda
Program Acara “Bincang Siang” No. Pernyataan Kesesuaian durasi Hari siaran acara Bincang Siang yaitu hari senin 24. sampai kamis sudah tepat Waktu siaran acara Bincang Siang yaitu jam 25. dua belas siang (12.00 WIB) sudah tepat Lamanya waktu penyiaran acara Bincang Siang 26. yaitu sekitar dua jam (120 menit) sudah tepat Lamanya waktu siaran acara Bincang Siang 27. membuat saya bosan Kesesuaian materi siaran 28.
Informasi yang disampaikan sangat lengkap
29.
Informasi yang disampaikan sangat terperinci
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
30.
Informasi mudah saya pahami Informasi yang disampaikan sesuai dengan 31. informasi yang saya perlukan Informasi yang disampaikan dapat menjawab 32. permasalahan yang saya hadapi dalam berusahatani Gaya penyampaian Pesan Informasi yang disampaikan sering diulang33. ulang Siaran disampaikan dengan menggunakan kata34. kata yang sederhana Informasi disampaikan dengan kalimat yang 35. tersusun dengan baik sehingga saya dapat memahami inti dari pesan yang disampaikan Saya lebih mengerti informasi yang 36. disampaikan dengan campuran bahasa sunda Program Acara “Agri Info” No. Pernyataan Kesesuaian durasi Hari siaran acara Agri Info yaitu hari minggu 37. sudah tepat Waktu siaran acara Agri Info yaitu jam 38. sembilan pagi (06.00 WIB) sudah tepat Lamanya waktu siaran acara Agri Info yaitu 39. sekitar tiga jam (180 menit) sudah tepat
69
Lamanya waktu siaran acara Teropong Desa membuat saya bosan Kesesuaian materi siaran 40. 41.
Informasi yang disampaikan sangat lengkap
42.
Informasi yang disampaikan sangat terperinci
43.
Informasi mudah saya pahami Informasi yang disampaikan sesuai dengan 44. informasi yang saya perlukan Informasi yang disampaikan dapat menjawab 45. permasalahan yang saya hadapi dalam berusahatani Gaya penyampaian Pesan Informasi yang disampaikan sering diulang46. ulang Siaran disampaikan dengan menggunakan kata47. kata yang sederhana Informasi disampaikan dengan kalimat yang 48. tersusun dengan baik sehingga saya dapat memahami inti dari pesan yang disampaikan Saya lebih mengerti informasi yang 49. disampaikan dengan campuran bahasa sunda III. Faktor stasiun radio No. Pernyataan Format radio Saya merasa dekat dan akrab jika 50. mendengarkan siaran pedesaan di RPC Siaran yang dikemas dalam bentuk interaktif 51. (telepon dan sms) dengan pendengar menarik untuk didengar Saya sangat senang mendengar siaran dalam 52. bentuk dialog bersama narasumber atau ahli pertanian Saya kurang tertarik dengan siaran dalam 53. bentuk cerita tentang pengalaman berusahatani seseorang Siaran dalam bentuk wawancara dengan 54. seseorang yang berpengalaman dalam berusahatani sangat menarik untuk didengar Siaran dalam bentuk berita (memberikan 55. informasi pertanian) tidak menarik untuk didengar Kredibilitas penyiar 56. Penyiar menggunakan bahasa yang sopan 57. Saya dapat mendengar kata-kata yang
SS
S
TS
STS
70
diucapkan penyiar dengan jelas Saya sulit memahami bahasa yang diucapkan 58. penyiar Penyiar memiliki keakraban/kedekatan yang 59. tinggi dengan pendengar Penyiar memiliki pengetahuan yang luas 60. dibidang pertanian 61. Penyiar memberikan informasi dengan benar Penyiar atau narasumber dapat menjawab 62. pertanyaan dari pendengar dengan benar Daya tangkap siaran Saya dapat mendengar siaran dari RPC dengan 63. jernih Saya masih dapat mendengarkan siaran dari 64. RPC walaupun saya berada di daerah lain di Kabupaten Bogor IV. Tingkat pengetahuan petani No. 65.
66.
67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.
74. 75.
Pernyataan Setelah mendengarkan siaran dari RPC, saya menjadi tahu teknik budidaya baru di bidang pertanian Setelah mendengarkan siaran dari RPC, saya menjadi tahu teknik budidaya baru di bidang peternakan Setelah mendengarkan siaran dari RPC, saya menjadi tahu teknik budidaya baru di bidang perikanan Saya kurang mengerti bagaimana cara budidaya yang baik dan benar Saya mengerti bagaimana cara mengendalikan hama penyakit Saya menjadi tahu macam-macam varietas unggul baru Saya menjadi tahu tentang olahan bahan pangan baru Saya tidak mengerti tahapan dalam pengolahan produk pertanian yang dijelaskan radio RPC Saya menjadi tahu manfaat dari pengolahan suatu produk dengan cara yang baik dan benar karena mendengarkan siaran dari RPC Saya menjadi tahu teknologi baru di bidang pertanian karena mendengarkan siaran dari RPC Saya menjadi tahu peraturan pemerintah di bidang pertanian/peternakan/perikanan setelah
SS
S
TS
STS
71
76.
77. 78. 79.
mendengar RPC Siaran yang ada di RPC menambah pengetahuan saya tentang informasi harga pasar produk hasil pertanian Informasi pemasaran hasil pertanian yang disiarkan RPC kurang menambah pengetahuan saya Siaran tentang peluang usaha dalam berusaha tani sangat bermanfaat untuk saya Saya menjadi tahu kiat-kiat sukses dalam berusaha tani karena mendengarkan siaran dari RPC
80. Saran untuk Radio Pertanian Ciawi (RPC) ……………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
72
Lampiran 5. Contoh hasil uji statistik
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor internal yaitu umur dengan efek peningkatan pengtahuan
Hasil uji korelasi Chi-Square antara faktor internal yaitujenis kelamin dengan efek peningkatan pengtahuan
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor materi siaran dengan efek peningkatan pengtahuan
73
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor stasiun radio dengan efek peningkatan pengtahuan
74
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan
Wawancara dengan responden
Logo dan frekuensi Radio Pertanian Ciawi
Ruang siaran Radio Pertanian Ciawi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Ziyad dan Haifa. Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak Assalam Tangerang pada tahun 1997-1998, SDN 01 Joglo Tangerang pada tahun 1998-2000, SDN 07 Jakarta pada tahun 2000-2004, SMPN 267 Jakarta pada tahun 2004-2007, SMAN 65 Jakarta pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis pernah menjadi anggota divisi broadcasting HIMASIERA selama dua periode yaitu periode 2011-2012 dan 2012-2013. Selain itu, penulis juga merupakan anggota UKM Gentra Kaheman IPB mulai tahun 2011. Penulis juga aktif dalam berbagai event yang ada di IPB, diantaranya sebagai anggota divisi acara PRIORITY tahun 2011, anggota divisi dana usaha MPD SKPM tahun 2012, anggota divisi acara Himasiera Olah Talenta tahun 2012, anggota divisi pertandingan Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2013.