EFEKTIVITAS MYCOFER® TERHADAP TANAMAN KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN, BIOREMEDIASI, DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)
DIAH NURMALASARI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
EFEKTIVITAS MYCOFER® TERHADAP TANAMAN KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN, BIOREMEDIASI, DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)
Oleh: DIAH NURMALASARI E14204073
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN DIAH NURMALASARI. Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka). Dibimbing oleh YADI SETIADI PENDAHULUAN. Aplikasi FMA telah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Mycofer® diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan hasil penelitian aplikasi Mycofer® perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman. Selain itu dapat menunjukkan kesinergisan aplikasi Mycofer® dengan tanaman kehutanan, yang selama ini lebih banyak diaplikasikan pada tanaman pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak. METODELOGI. Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian aplikasi Mycofer® berupa skripsi, tesis, dan disertasi di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan PPSHB IPB. HASIL DAN KESIMPULAN. Dari hasil studi terhadap serangkaian penelitian aplikasi Mycofer® diketahui bahwa Mycofer® cukup efektif berasosiasi dengan berbagai tanaman, yaitu kehutanan: jati dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan tepung tulang, jambu-jambuan dengan perlakuan Mycofer® tunggal, beringin dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Bioorganik, mahoni daun besar dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk Suburin, dan gmelina dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan 100% Omega, 50% Omega + 50% NPK Plus, dan 100% NPK; pertanian: Padi Gogo dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk P, pupuk Si, dan pupuk P + Si, tomat varietas TC dan varietas Arthaloka dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik, lidah buaya dan bawang merah dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kedelai dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan Bradyrhizobium japonicum, biostimulan, dan Bradyrhizobium japonicum + biostimulan; perkebunan: nilam dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kakao dengan perlakuan Mycofer® tunggal serta kombinasinya dengan FA; bioremediasi: pada media tailing dengan tanaman lamtoro dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, akasia yang dikombinasikan dengan pupuk kandang, dan gamal dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, pada media tanah tercemar minyak bumi hingga 45% dengan tanaman beringin, pada media tanah gambut yang tercemar minyak bumi dengan tanaman kalopogonium, pada media tanah masam PMK dengan kandungan Al tinggi dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium pada tanaman kudzu, kalopogonium, kalopo, dan Sentro; pakan hijau ternak: setaria dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk N-P 25% DS, 50% DS, 100% DS, Azospirillum, Azospirillum + pupuk N-P 50% DS, pupuk NPK dosis 0,7 g, 2,1 g, dan 4,5 g per tanaman, dan pada rhodes dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk NPK dosis 0,7 g, 1,4 g, dan 2,1 g per tanaman. Kata kunci: Fungi Mikoriza Arbuskula, Mycofer®, Inokulum
SUMMARY DIAH NURMALASARI. Effectiveness of Mycofer® on Forestry, Agriculture, Plantation Crops, Bioremediation, and Livestock Forage Crops (Literature Study). Under Academic Supervision of YADI SETIADI. INTRODUCTION. Application of AMF has been proven to be able to increase plant growth. Mycofer® has been produced and widely tried by Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, Center for Research on Biotechnology and Biological Resources (PPSHB), Bogor Agricultural Institute. Collection of research results on application of Mycofer® need to be conducted to learn the extent of Mycofer® inoculum application effectiveness on plants. Beside that, this activity could show the synergy of Mycofer® application on forestry crops, which up to now had been applied more frequently on agricultural crops. The objective of this research was to learn the extent of effectiveness of Mycofer® application on forestry, agriculture, plantation crops, bioremediation, and livestock forage crops. METHODOLOGY. Method used in this study was collecting and analyzing research results on application of Mycofer®, in the form of undergraduate thesis, master thesis, and dissertation in library of Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, PPSHB, IPB. RESULTS AND CONCLUSION. Results of study on a series of research on application of Mycofer® showed that Mycofer® was effective enough in associating with various forestry crops, such as teak (with single Mycofer® application and combination with bone meal), Sizygium spp. (with single treatment of Mycofer®), Ficus spp. (with single treatment of Mycofer® and its combination with Bio-organic), Swietenia macrophylla (with single of treatment of Mycofer® and its combination with fertilizer Suburin, and Gmelina arborea (with single Mycofer® treatment and its combination with 100 % Omega, 50 % Omega + 50 % NPK Plus, and 100 % NPK); with agricultural crops, such as: upland rice (with single Mycofer® treatment and its combination with fertilizer P, fertilizer Si, and fertilizer P + Si), tomato of TC variety and Arthaloka variety (with single Mycofer® treatment and its application with humic acid), Aloe vera and red onion (with single Mycofer® treatment), and soybean (with single Mycofer® and its combination (with Bradyrhizobium japonicum, biostimulant, and Bradyrhizobium japonicum + biostimulant); with plantation crops, such as: Pogostemon cablin (with single Mycofer® treatment), and cacao (with single Mycofer® treatment and its combination with FA); with bioremediation, such as on tailling media with Leucaena leucocephala (with single Mycofer® treatment and its combination with animal manure and compost fertilizer), with Acacia auriculiformis (combined with animal manure), and Gliricidia maculata (with single Mycofer® treatment and its combination with animal manure and compost); effective enough in soil media which was contaminated up to 45 % by petroleum, with Ficus spp.; and in
peat soil media which was contaminated by petroleum with Calopogonium mucunoides; in acid soil medium of red yellow podsolic soil with high aluminum content (with single Mycofer® treatment and its combination with Rhizobium in crops of Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, Calopogonium caerelium, and Centrosema pubescens); livestock forage crops, such as: Setaria splendida (with single Mycofer® application and its combination with fertilizer N-P 25 % DS, 50 % DS, 100 % DS, Azospirillum, Azospirillum + fertilizer N-P 50 % DS, NPK fertilizer dosages of 0.7 g, 2.1 g, and 4.5 g per plant), and Chloris gayana (with single Mycofer® treatment and its combination with NPK fertilizer with dosages of 0.7 g, 1.4 g and 2.1 g per plant. Key words: Arbuscular Mycorrhizal Fungi, Mycofer® , Inoculum
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing yang belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi atau kutipan yang berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks maupun dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada skripsi ini.
Bogor, Maret 2009 Diah Nurmalasari E14204073
Judul Skripsi
: Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)
Nama
: Diah Nurmalasari
NRP
: E14204073
Departemen
: Silvikultur
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc NIP. 130 813 800
Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan IPB
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788
Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, perhatian, arahan, nasihat, dan segala bantuan yang telah diberikan. 2. Prof. Dr. Ir. Wasrin Syafii, M.Agr sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Dr. drh. Erna Suzanna, M.Sc.F sebagai dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. 3. Seluruh staf Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) IPB dan Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. 4. Seluruh staf Departemen Silvikultur. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Maret 2009 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 1986 dari Bapak Saliman dan Ibu Kurniasih. Penulis merupakan puteri kedua dari tiga bersaudara, dengan kakak bernama Nurhayati Sungkawati dan adik bernama Sugianto. Penulis memulai pendidikan di SDN Pejaten Timur 03 Jakarta pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 46 Jakarta dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMA Negeri 38 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pengalaman praktek lapang penulis yaitu, tahun 2007 penulis mengikuti Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri dari Praktek Umum Kehutanan (PUK) di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah dan Praktek Umum Pengenalan Hutan (PUPH) di Getas, Blora, Jawa Tengah; tahun 2008 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor, Bogor, Jawa Barat; dan selama tiga tahun (2007-2009) penulis menjadi asisten mata kuliah Ekologi Hutan. Selama menempuh studi di Fakultas Kehutanan IPB, penulis juga aktif dalam organisasi Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA) dan Sylva Indonesia (Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB - PCSI IPB). Tahun 2007 penulis menerima Beasiswa Bantuan Belajar dari Yayasan Supersemar. Tahun 2008 penulis menerima Beasiswa Unggulan Aktifis dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan mengikuti program Students Exchange IPB - Universiti Malaysia Sabah (UMS). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)” di bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc.
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah SWT penulis telah menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Segalanya juga tak lepas dari peran pihak-pihak yang selama ini hadir di tengah-tengah kehidupan penulis. Untuk itu banyak terima kasih penulis tujukan untuk: 1. Keluarga tercinta: Bapak dan Ibu, Ene, Kak Nur dan Kak Eko, Anto, dan Vania, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan. 2. Kuan Khing Boon. Terima kasih telah meyakinkanku dan selalu memberiku semangat serta mengingatkanku untuk berjuang. 3. PW. Teman begadang dan teman senasib seperjuangan. 4. Teman-teman satu bimbingan: Kak Fiki, Wita, Ibal, Atu, dan Iyum. Terima kasih telah berbagi. 5. Teman-teman Silvikultur 41, spesial untuk Ky, Anna, Ndri, Pie, Harimau, Mustian, Boy, Hryess, Petejo, Dwi, Daniel, Babeh Fitroh, Bebek, Heru, Tohirin, Prabu, Chan2, Yoga, A’i, Eka, dan Cyber. Terima kasih atas segalanya. 6. Teman-teman di RIMPALA, spesial untuk R - IX. Terima kasih atas kekeluargaan dan kebersamaannya. 7. Teman-teman di Sylva Indonesia dan Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB (PCSI IPB). Terima kasih telah berbagi ilmu, wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan. 8. Teman-teman se-kost-an: Iis, Amel, Estrid, Ulfah, Bunda, Enif, Sika, dan Rani. Terima kasih atas kebersamaannya. 9. Teman-teman Beasiswa Unggulan Aktivis, spesial untuk Ichank, Amal, Wulan, Hery, Dordia, Nunu, Vita, dan Dado. Terima kasih atas pemberian semangatnya. 10. Warga Fahutan dan warga IPB semuanya tanpa terkecuali, spesial untuk Ir. Abimanyu Dipo Nusantara, MP (banyak ilmu baru yang saya dapat dari bapak), Kak Bayu BDH’39, Tatik SVK’42, Ammar DHH’43, serta Ranti, Gilang, dan Haris THP’41. Terima kasih atas segala kontribusinya. 11. Serta semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung. Terima kasih.
DAFTAR ISI Teks
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................
1
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)........................................................
3
2.2 Mycofer® ...............................................................................................
5
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................
6
3.2 Jenis Data ..............................................................................................
6
3.3 Metode Penelitian .................................................................................
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan .............
7
4.1.1 Jati (Tectona grandis Linn. f.) .....................................................
8
4.1.2 Jambu-jambuan (Sizygium spp.) ..................................................
8
4.1.3 Beringin (Ficus spp.) ...................................................................
9
4.1.4 Eboni (Diospyros celebica Bakh.) ...............................................
9
4.1.5 Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) ...............................
9
4.1.6 Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.) ....................
9
4.1.7 Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) .............................................. 10 4.2 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian ............... 11 4.2.1 Padi Gogo (Oryza sativa L.) ........................................................ 13 4.2.2 Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) ...................................... 13
4.2.3 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) ......................................... 13 4.2.4 Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.) ...................... 14 4.2.5 Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ................................................ 14 4.3 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan............ 15 4.3.1 Nilam (Pogotemon cablin Benth.) ............................................... 16 4.3.2 Kakao (Theobroma cacao L.) ...................................................... 16 4.4 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi ......... 17 4.4.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) ...................... 19 4.4.2 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth.) .................... 19 4.4.3 Gamal (Gliricidia maculata H. B. K.) ......................................... 19 4.4.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) ....................... 20 4.4.5 Beringin (Ficus sp.) ..................................................................... 20 4.4.6 Kudzu (Pueraria javanica Benth.) .............................................. 20 4.4.7 Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.) .................... 21 4.4.8 Calopo (Calopogonium ceurelium (Benth.) Suav.) ..................... 22 4.4.9 Centro (Centrosema pubescens Benth.) ....................................... 22 4.5 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak 23 4.5.1 Setaria (Setaria splendida Stapf.) ................................................ 23 4.5.2 Rhodes (Chloris gayana Kunth.) ................................................. 24 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 25 5.2 Saran .................................................................................................... 26 VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27 LAMPIRAN ....................................................................................................... 30
DAFTAR TABEL No.
Teks
Halaman
1.
Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan ....................................... 7
2.
Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian ......................................... 11
3.
Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan ..................................... 15
4.
Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi ................................... 17
5.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pakan Hijau Ternak ........................................ 23
DAFTAR LAMPIRAN No.
Teks
Halaman
1.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Kehutanan ................ 30
2.
Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Kehutanan ...................................................................................................... 31
3.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pertanian serta Serapan Unsur N dan P .................................................................................. 32
4.
Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Pertanian......................................................................................................... 33
5.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Perkebunan ............... 34
6.
Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Perkebunan ..................................................................................................... 34
7.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Bioremediasi ............ 35
8.
Pengaruh Mycofer terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Bioremediasi .................................................................................................. 37
9.
Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakan Hijau Ternak .. 38
10. Pengaruh Mycofer® terhadap Persen Kolonisasi Mikoriza pada Tanaman Pakan Hijau Ternak ........................................................................................ 38 11. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan ........ 39 12. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian .......... 40 13. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan ...... 41 14. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi .... 42 15. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak ............................................................................................................ 43
DAFTAR ISTILAH Asam humat
: hasil ekstraksi dari hasil akhir dekomposisi bahan organik yang bersifat dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah. Asam humik : bahan organik yang telah terdekomposisi umumnya berwarna coklat gelap hingga hitam. Azospirillum : bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen yang hidup bebas di alam dan dapat berasosiasi dengan tanaman rumput-rumputan (seperti jagung, gandum, padi, dan rumput). Bio-organik : bahan organik (seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sampah organik rumah tangga) yang mengandung nitrogen-organik dalam bentuk protein dan asam amino yang telah melalui proses dekomposisi. Bioremediasi : upaya penanganan limbah atau pemulihan atau pembersihan tempat tercemar dengan menggunakan bahan hayati dengan memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Biostimulan : suatu bahan hayati yang dapat membantu meningkatkan (menstimulasi) dan tidak mengandung polutan sehingga aman bagi lingkungan. Fosfat alam : Endapan fosfat yang dapat diambil langsung dari alam dapat berupa batuan keras ataupun lunak. Hidroponik : media tanam yang bukan tanah (misalnya air, gel, kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa) dengan pemberian unsur-unsur hara esensial yang diperlukan tanaman secara terkendali. ® Mycofer : inokulum FMA campuran (Gigaspora rosea (FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan Acaulospora tuberculata (INDO-2)) dengan media berupa zeolit yang diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Pupuk kandang : pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak dapat berupa kotoran padat, cair, amparan, dan sisa makanan. Pupuk kompos : pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak atau serasah tumbuhan atau sampah rumah tangga, yang telah mengalami proses pengomposan. Pupuk Omega : nama dagang dari suatu pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam yang telah melalui proses pengkomposan.
Pupuk Suburin : nama dagang dari pupuk tablet majemuk lengkap dengan kandungan hara makro (NPK), makro sekunder (Mg, S, Ca) dan hara mikro (diproduksi oleh PT Saribumi Dewata Lestari Bandung Indonesia). Rhizobium : bakteri yang mampu bersimbiosis dengan tanaman legume sebagai inangnya dengan membentuk bintil akar. Tailing : limbah atau sisa batu alam dari pengolahan bijih mineral hasil penambangan, umumnya berupa pasir atau batuan berukuran kecil dengan konsentrasi logam berat yang tinggi. Tepung tulang : bahan hasil penggilingan atau penghancuran tulang (biasanya terbuat dari (limbah) tulang ternak).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) atau sebelumnya lebih dikenal dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) merupakan cendawan yang populer karena kemampuan asosiasinya yang sangat luas. Sebagian besar tanaman di dunia berasosiasi dengan fungi ini. Aplikasi FMA telah terbukti berperan bagi tanaman dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara serta berfungsi meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan dan patogen akar, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Mycofer®
(Mycorrhiza
Fertilizer)
merupakan
pupuk
hayati
yang
dikembangkan dari konsorsium beberapa jenis FMA terpilih, yaitu: Gigaspora rosea (FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan Acaulospora tuberculata (INDO-2). Pupuk tersebut berguna untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara terutama fosfat (P) dan air, menjaga ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan kekeringan, serta dapat memperkecil kematian bibit jika dipindahkan ke lapangan. Mycofer® diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Penelitian mengenai potensi Mycofer® untuk membantu pertumbuhan tanaman telah banyak dilakukan. Pengumpulan hasil penelitian aplikasi Mycofer® perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak. Selain itu dapat menunjukkan kesinergisan aplikasi Mycofer® dengan tanaman kehutanan, yang selama ini lebih banyak diaplikasikan pada tanaman pertanian. Sehingga dapat dilakukan pengembangan atau penelitian lanjutan terhadap penelitian aplikasi Mycofer® yang telah ada.
1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak.
1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1.
Men-database penelitian aplikasi Mycofer® baik aplikasi tunggal maupun kombinasinya dengan aplikasi bahan lain.
2.
Memberikan informasi aplikasi Mycofer® mengenai dosis, kombinasinya dengan bahan lain, dan jenis tanaman yang sesuai.
3.
Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya, sehingga tidak terjadi duplikasi, atau dapat dilakukan menelitian lanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Mikoriza adalah suatu struktur sistem perakaran yang terbentuk sebagai manifestasi adanya simbiosis mutualisme antara cendawan/fungi (Myces) dan perakaran (Rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Berdasarkan struktur tumbuh dan cara infeksinya pada sistem perakaran tanaman inang (host) mikoriza dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu Ektomikoriza dan Endomikoriza. Di dalam kelompok Endomikoriza terdapat enam subtype, yaitu: mikoriza arbuscula, ectendo, arbutoid, monotropoid, ericoid, dan orchid. Tipe arbuscula akhir-akhir ini menjadi perhatian para ahli lingkungan dan biologis, karena fungsinya dalam membantu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman pada lahan-lahan marginal (Setiadi 2002). Fungi akan memperoleh fotosintat dari tanaman inang, sedangkan tanaman akan menyerap hara lebih banyak karena adanya jalinan hifa yang ekstensif yang dibentuk oleh mikoriza tersebut. Disamping dapat meningkatkan serapan hara, baik makro maupun mikro, mikoriza juga dapat meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan dan serangan penyakit (Panduan dan Kumpulan Abstrak Seminar Nasional dan Workshop Mikoriza 2005). Menurut An (2007) mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi dari infeksi patogen akar, dengan mekanisme perlindungan sebagai berikut: 1. Adanya lapisan hifa (mantel) yang dapat berfungsi sebagai pelindung fisik bagi masuknya patogen 2. Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen 3. Mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan patogen. Menurut Setiadi (1988) mikoriza tidak merusak atau membunuh tanaman inangnya tetapi memberikan suatu keuntungan bagi tanaman inang dan sebaliknya fungi mendapatkan karbohidrat dan faktor pertumbuhan lainnya dari tanaman inang. Mikoriza memiliki berbagai manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan penyerapan unsur hara. Unsur hara makro: N, P, K, Ca, Mg, Fe, serta unsur hara mikro: Cu, Mn, Zn 2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan 3. Meningkatkan ketahanan terhadap serangan patogen akar 4. Memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh 5. Menggantikan sebagian dari kebutuhan pupuk FMA tergolong dalam kelompok Endomikoriza, dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Perakaran yang terkena infeksi tidak membesar 2. Fungi membentuk struktur lapisan hifa tipis pada permukaan akar, tetapi tidak setebal mantel pada Ektomikoriza 3. Hifa menyerang (masuk) ke dalam individu sel jaringan korteks 4. Adanya struktur khusus berbentuk oval yang disebut “Vesicles” dan sistem percabangan hifa yang disebut “Arbuscules”. Menurut Imas et al (1989) di dalam sel-sel yang terinfeksi dibentuk gelunggelung hifa atau cabang-cabang hifa yang kompleks yang dinamakan arbuskula. Arbuskula merupakan hasil dari berlimpahnya cabang-cabang hifa dikotom yang akhirnya tidak dapat dipertahankan lebih lama dalam bentuk cabang dikotom tersebut, tetapi tampak sebagai massa protoplasma yang berbutir-butir dan bercampur baur dengan protoplasma sel inang. Arbuskula ini diduga berperan sebagai pemindah unsur hara diantara simbion-simbion. Struktur-struktur menggelembung yang dibentuk secara interkalar atau apical seringkali dijumpai pada hifa-hifa utama, struktur ini dinamakan vesikula. Vesikula mengandung banyak lemak dan berfungsi terutama sebagai organ simpan. Vesikula ini akan berkecambah dan bertindak sebagai propagul infektif. Penggunaan inokulasi FMA akan lebih efektif untuk meningkatkan atau membangun pertumbuhan tanaman pada kondisi yang serba terbatas baik karena faktor edapik, klimat, dan aktivitas mikroba yang minim. Hal tersebut ditunjukan dari percobaan terhadap beberapa tanaman kehutanan yang sering digunakan dalam kegiatan rehabilitasi lahan. Keuntungan dari penggunan FMA terhadap tanaman setelah berasosiasi adalah meningkatkan pertumbuhan dan kualitas bibit di persemaian, dan saat dilakukan kegiatan transplanting di lapangan akan menunjukan kemampuan yang lebih stabil (Setiadi 1997).
Hasil berbagai kajian menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza selain dapat meningkatkan hasil berbagai tanaman sebesar 25-50%, juga dapat meningkatkan kesehatan tanaman, kualitas hasil, toleransi terhadap cekaman kekeringan, efisiensi pemupukan dan ketersediaan hara dalam tanah, serta dapat menekan perkembangan mikroba patogen dalam tanah (agen hayati). Pemanfaatan FMA juga telah memperlihatkan kinerja yang baik dalam program rehabilitasi lahanlahan kritis termasuk lahan pasca tambang dan meningkatkan kualitas bibit tanaman kehutanan (AMI 2004). 2.2 Mycofer® Mycofer®
(Mycorrhiza
Fertilizer)
merupakan
pupuk
hayati
yang
dikembangkan dari konsorsium beberapa jenis FMA terpilih, yaitu Gigaspora rosea (FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan Acaulospora tuberculata (INDO-2). Mycofer® merupakan inokulum FMA dengan media berupa zeolit yang diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Manfaat dari Mycofer, antara lain: 1.
Meningkatkan pertumbuhan tanaman
2.
Meningkatkan kualitas semai bibit
3.
Meningkatkan daya hidup bibit setelah transplanting (penyapihan)
4.
Meningkatkan penyerapan posfat dari tanah ke tanaman
5.
Mengefisiensikan penyerapan unsur hara makro, mikro, dan air
6.
Memperluas daerah menyerapan akar
7.
Meningkatkan asimilasi karbon, fitohormon, dan transfer nutrisi
8.
Membantu pembentukan akar baru dan memperbaiki morfologi akar
9.
Melindungi akar dari serangan patogen
10. Memperbaiki struktur tanah (drainase dan aerasi) 11. Bio-indikator untuk menentukan kualitas lingkungan
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2008 di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor.
3.2 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan hasil penelitian aplikasi Mycofer® pada tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak, yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian aplikasi Mycofer®, yaitu dengan tahapan sebagai berikut: 1. Semua hasil penelitian aplikasi Mycofer® berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang terdapat pada perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan PPSHB IPB dikumpulkan. 2. Dilakukan pengelompokan hasil penelitian berdasarkan aspek tanaman, yaitu tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak. 3. Hasil penelitian setiap kelompok aspek tanaman digabungkan dalam tabel. No.
Nama Spesies
Perlakuan
Parameter
4. Untuk mengetahui dengan jelas respon dari aplikasi Mycofer® dibuat tabel pengaruh Mycofer®. No.
Nama Spesies
Perlakuan
Respon
5. Dibuat tabel database. No Tahun
Nama Peneliti
Judul
Tanaman
Jenis Karya
Instansi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan Tabel 1. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan No
Nama Spesies
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + tepung tulang1
1
2 3 4
5
6
7
Jati (Tectona grandis Linn. f.)
Jambu-jambuan (Sizygium spp.) Beringin (Ficus spp.) Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.) Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)
Mycofer®2
Klon 03* Klon 21**
Respon Pertumbuhan DHT + td td + + td +
td td
PKM + + + +
Biostimulan (Mycofer® + asam humat)3 Biostimulan + pupuk omega3 Mycofer®4 Mycofer®+ Bio-organik4 Mycofer®4 Mycofer® + Bio-organik4 Mycofer®4
+ + + -
td td td td td
+ + + + +
Mycofer®+ Bio-organik4
-
td
+
Mycofer®4
tn
Mycofer®+ Bio-organik4
tn
®5
Mycofer Glomus agregatum (OG-105)5 Mycofer®+ pupuk Suburin5 Glomus agregatum (OG-105) + pupuk Suburin5 Mycofer®6 Mycofer®+ P16 Mycofer®+ P26 Mycofer®+ P36
-
td
td td
+ tn
+ +
+
+
+
-
-
+
+
+
+
+
+
+
+ + + +
td td td td
+ + + -
Keterangan: + = respon positif terhadap kontrol DHT = daya hidup tanaman = respon negatif terhadapkontrol PKM = persen kolonisasi mikoriza tn = tidak nyata P1 = 100% Omega td = tidak diamati P2 = 50% Omega + 50% NPK Plus * = bibit jati klon asal KPH Saradan P3 = 100% NPK ** = bibit jati klon asal KPH Cepu Sumber: 1Sangadji 2004, 2Suraya 2002, 3Firmansyah 2004, 4Alfandy 2006, 5Nasution 2000, 6Hidayat 2003.
4.1.1 Jati (Tectona grandis Linn. f.) Bibit jati yang diinokululasi Mycofer® menunjukkan respon yang positif pada pertumbuhan jati dan persen kolonisasi mikoriza. Pemberian inokulum Mycofer® yang dikombinasikan dengan tepung tulang sebanyak 5 gram per semai yang diberikan di sekitar akar, terbukti dapat lebih meningkatkan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza (Sangadji 2004). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara FMA dengan tepung tulang bekerja dengan sinergis, sehingga dapat lebih memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan semai jati. Pemberian inokulum Mycofer® pada bibit jati klon 03 asal KPH Saradan dan bibit jati klon 21 asal KPH Cepu dapat meningkatkan pertumbuhan jati dan persen kolonisasi mikoriza. Selain itu pemberian inokulum Mycofer® pada klon jati 03 asal KPH Saradan dapat menyebabkan ketergantungan jati tersebut terhadap mikoriza tinggi, yaitu sebesar 71%, yang berarti bahwa jati tersebut sangat membutuhkan mikoriza untuk meningkatkan pertumbuhannya. Sedangkan aplikasi Mycofer® pada jati klon 21 asal KPH Cepu hanya mampu membuat bibit jati cukup tergantung terhadap mikoriza. Hal ini ditunjukkan dengan nilai RMD (Relative Mycorrhizal Dependency), yaitu sebesar 33% (Suraya 2002). Pemberian inokulum Mycofer® yang dikombinasikan dengan aplikasi bahan lain tidak selalu memberikan dampak yang positif. Pemberian biostimulan yang merupakan kombinasi asam humat dengan Mycofer® (Mycofer® : asam humat = 1 : 4) dosis 10 gram per semai menunjukkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan semai. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan biostimulan dan pupuk Omega (Firmansyah 2004). Sehingga dapat diketahui bahwa penambahan biostimulan dan yang dikombinasikan dengan pupuk omega tidak sinergis bahkan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan jati. Dengan kata lain Mycofer® kurang sesuai bila diaplikasikan bersama asam humat (Mycofer® : asam humat = 1 : 4) pada tanaman jati. 4.1.2 Jambu-jambuan (Sizygium spp.) Inokulasi Mycofer® dengan dosis 10 gram per semai Sizygium spp. hanya berdampak positif terhadap persen kolonisasi mikoriza. Peningkatan persen kolonisasi mikoriza menunjukkan bahwa akar semai Sizygium spp. mampu beradaptasi dan menjadi inang bagi FMA. Sedangkan kombinasinya dengan bio-organik (dosis
50 ml per semai) berdampak positif terhadap pertumbuhan semai dan persen kolonisasi mikoriza (Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sesuai bila dikombinasikan dengan Bio-organik untuk diaplikasikan pada Sizygium spp., karena dapat meningkatkan pertumbuhan semai Sizygium spp. 4.1.3 Beringin (Ficus spp.) Inokulasi Mycofer® dengan dosis 10 gram per semai berdampak positif terhadap pertumbuhan semai Ficus spp. dan persen kolonisasi mikoriza. Kombinasi Mycofer® dengan Bio-organik pada dosis 50 ml per semai lebih menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan semai dan persen kolonisasi mikoriza (Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sesuai bila dikombinasikan dengan Bio-organik untuk diaplikasikan pada Ficus spp. karena dapat meningkatkan pertumbuhan semai Ficus spp. 4.1.4 Eboni (Diospyros celebica Bank.) Baik inokulasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada semai D. celebica hanya berpengaruh positif pada persen kolonisasi mikoriza. Namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan semai (Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada D. celebica kurang kompatibel terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.5 Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) Inokulasi Mycofer® tunggal dan yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada semai I. bijuga tidak memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan semai. Namun mampu meningkatkan persen pertumbuhan semai (Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada I. bijuga kurang kompatibel terhadap pertumbuhan semai. 4.1.6 Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.) Inokulasi Mycofer® berdampak positif terhadap pertumbuhan, daya hidup, dan persen kolonisasi mikoriza semai S. macrophylla. Sedangkan pada semai mahoni dengan perlakuan Glomus agregatum (OG-105) hanya menunjukkan respon positif pada persen kolonisasi mikoriza, namun dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan Mycofer® (Nasution 2000). Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza
asal Mycofer® lebih efektif meningkatkan pertumbuhan S. macrophylla dibandingkan dengan mikoriza G. agregatum (OG-105). Penambahan pupuk Suburin secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan, daya hidup, dan persen kolonisasi mikoriza. Pupuk Suburin yang digunakan mengandung unsur N, P, dan K (N : P : K = 25 : 5 : 6). Dosis yang diberikan, yaitu 10 gram, 20 gram, dan 30 gram per tanaman. Pemberian pupuk Suburin dengan dosis 30 gram per tanaman menyebabkan penurunan persen kolonisasi mikoriza. 4.1.7 Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Aplikasi
Mycofer®
tunggal
memberikan
dampak
positif
terhadap
pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza pada semai G. arborea. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 100% pupuk Omega mampu meningkatkan pertumbuhan semai dan persen kolonisasi mikoriza melebihi hasil yang ditunjukkan oleh aplikasi Mycofer® tunggal. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 50% Omega + 50% NPK Plus (kandungan NPK 12,5%) juga menunjukkan respon pertumbuhan dan persen kolonisasi
mikoriza
yang
positif.
Sedangkan
aplikasi
Mycofer®
yang
dikombinasikan dengan 100% NPK menunjukkan hasil yang hampir sama dengan aplikasi Mycofer® dengan 100% pupuk Omega (Hidayat 2003). Secara umum aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 50% Omega + 50% NPK Plus menunjukkan hasil yang terbaik dari semua perlakuan yang diujikan.
4.2 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian Tabel 2. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian No 1
Nama Spesies
Perlakuan
Mycofer®1 Padi Gogo Mycofer® + P1 (Oryza sativa Mycofer® + Si1 L.) Mycofer® + P + Si1 V. Johnie + Mycofer® 2 V. Johnie + Mycofer® + Asam Humik2 V. Rommel + Mycofer® 2
2
3
4
5
V. Rommel + Mycofer® + Asam Humik2 V. TC + Mycofer® 2 Tomat V. TC + Mycofer® + (Lycopersicon Asam Humik2 esculentum V. Nemo Netta + Mill.)* Mycofer2 V. Nemo Netta + Mycofer + Asam Humik2 V. Arthaloka + Mycofer2 V. Arthaloka + Mycofer + Asam Humik2 Mycofer3 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Mikoriza asal rhizosfer Burm.f.) nenas3 Bawang Mycofer4 Merah (Allium Glomus manihotis ascalonicum (INDO-1)4 O. Fedtsch.) Mycofer5 Mycofer + BradyRhizobium japonicum5 Kedelai Mycofer + biostimulan5 (Glycine max Mycofer + (L.) Merr.) BradyRhizobium japonicum + biostimulan5
Pertumbuhan + + + + -
Respon KTSP td td td td td
SH td td td td td
PKM + + tn tn +
tn
td
td
+
tn
td
td
+
tn
td
td
+
+
td
td
+
+
td
td
+
tn
td
td
+
-
td
td
+
+
td
td
+
+
td
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
Keterangan: KTSP = ketahanan terhadap serangan penyakit SH = serapan hara N dan P PKM = persen kolonisasi mikoriza + = respon positif terhadap kontrol = respon negatif terhadap kontrol ∗ = sistem hidroponik tn = tidak nyata td = tidak diamati Sumber: 1Saragih 2005, 2Halid 2004, 3Sasli 2008, 4Shamdas 2002, 5Fitriatin 1999.
4.2.1 Padi Gogo (Oryza sativa L.) Inokulasi Mycofer® dapat meningkatkan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza pada Padi Gogo dengan media tanah ultisol. Begitu pula kombinasinya dengan pupuk P (Pupuk SP-36). Sedangkan aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan pupuk Si (Waterglass (Na2SiO3) dan Pupuk P + pupuk Si hanya memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan semai, namun dengan nilai yang lebih tinggi dari aplikasi Mycofer® tunggal (Saragih 2005). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk cukup sinergis dengan aplikasi Mycofer®. 4.2.2 Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Inokulasi Mycofer® dan kombinasinya dengan asam humik yang diberikan pada tomat dengan sistem hidroponik secara umum mampu meningkatkan persen kolonisasi mikoriza pada kelima varietas yang diujikan. Namun pada tomat varietas Johnie yang diinokulum Mycofer® dan Nemo Netta yang diinokulasi dengan Mycofer® yang dikombinasikan dengan asam humik menunjukkan respon pertumbuhan yang negatif. Respon pertumbuhan yang positif hanya ditunjukkan oleh tomat varietas TC dan Arthaloka, baik pada perlakuan Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan asam humik (Halid 2004). Meskipun persen kolonisasi mikoriza yang ditunjukkan memiliki nilai yang rendah, namun dengan nilai tersebut telah mampu menigkatkan pertumbuhan tanaman tomat, terutama pada variabel bobot buah. Hal yang diutamakan oleh produksi tanaman buah adalah bobot buah. Sehingga dapat dikatakan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik cukup efektif dalam meningkatkan produksi tomat pada sistem hidroponik.
4.2.3 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) Inokulasi Mycofer® pada lidah buaya dapat meningkatkan pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan penyakit, dan persen kolonisasi mikoriza lidah buaya. Nilai RMD lidah buaya terhadap Mycofer®, yaitu sebesar 12%, hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan lidah buaya terhadap mikoriza rendah. Sedangkan lidah buaya yang diinokulasi mikoriza asal rhizosfer nenas (terdiri dari genus Glomus, Acaulospora, dan Gigaspora) mengalami peningkatan pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan penyakit, dan persen kolonisasi mikoriza dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mycofer®. Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza asal rhizosfer nenas dapat berkembang lebih baik daripada Mycofer® pada inang lidah buaya yang ditanam pada lahan gambut. Nilai RMD yang ditunjukkan yaitu sebesar 26% (Sasli 2008). Hal ini menunjukkan bahwa lidah buaya cukup tergantung terhadap mikoriza asal rhizosfer nenas. Lidah buaya yang terinokulasi mikoriza lebih tahan terhadap penyakit busuk lunak. Aplikasi Mycofer® pada lidah buaya dapat menurunkan penyakit busuk lunak sebesar 66% terhadap kontrol. Sedangkan aplikasi mikoriza asal rhizosfer nenas dapat menurunkan penyakit busuk lunak sebesar 76% terhadap kontrol. Penyakit busuk lunak yang menyerang lidah buaya ini berasal dari patogen tanah yang disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemi. 4.2.4 Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.) Aplikasi Mycofer® pada bawang merah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta persen kolonisasi mikoriza. Sedangkan aplikasi Glomus manihotis meskipun menunjukkan peningkatkan pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta persen kolonisasi mikoriza, namun dengan nilai yang lebih rendah dari aplikasi Mycofer® (Shamdas 2002). Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza Mycofer® dapat berkembang lebih baik dibandingkan G. manihotis pada inang bawang merah. Nilai RMD aplikasi Mycofer® juga lebih tinggi, yaitu sebesar 29% dibandingkan RMD aplikasi G. manihotis, yaitu sebesar 27%. Hal ini menjelaskan bahwa nilai ketergantungan bawang merah terhadap Mycofer® lebih tinggi dibandingkan terhadap G. manihotis. Sehingga jelas bahwa aplikasi Mycofer® pada bawang merah memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan dengan aplikasi G. manihotis.
4.2.5 Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Aplikasi Mycofer® pada tanaman kedelai dengan media tanah gambut mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta persen kolonisasi mikoriza, namun dengan nilai yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kombinasinya dengan bahan lain. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan BradyRhizobium japonicum dan biostimulan pada kedelai menunjukkan hasil terbaik dari semua perlakuan yang diujikan. Biostimulan yang digunakan yaitu Bio-grow-3 (campuran dari 3 ml Nature’s Bio Concentrate dan 2 ml Nature’s Bio Calcium), dengan dosis 3 ml per pot. Nature’s Bio Concentrate merupakan biostimulan yang mengandung sejumlah bakteri, enzim, dan asam amino. Sedangkan Nature’s Bio Calcium merupakan biostimulan yang mengandung kalsium (BioFlora International Inc, USA, 1997 dalam Fitriatin 1999). B. japonicum yang digunakan berasal dari biakan murni yang diisolasi dari bintil akar kedelai kultivar Wilis yang mampu beradaptasi dengan tanah gambut, dengan dosis 10 ml per pot. Jumlah bintil akar efektif meningkat karena adanya kesesuaian inokulan dengan tanaman, sehingga dapat bersimbiosis pada tanah gambut. Sedangkan dosis Mycofer® yang diberikan yaitu sebanyak 20 gram per pot (Fitriatin 1999).
4.3 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan Tabel 3. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan Respon No
Nama Spesies
1
Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
2
Kakao (Theobroma cacao L.)
Perlakuan Glomus agregatum1 Mycofer®1
P / 1 hari P / 7 hari P / 1 hari P / 7 hari
Mycofer®2 Mycofer® + FA2 FMA indigenous Manokwari2 FMA indigenous Manokwari + FA2 100% AT Cekaman 85% AT kekeringan + 70% AT Mycofer®3 55% AT
+ + + tn +
Persen Kolonisasi Mikoriza + + + m tn + tn
tn
+
+ + + +
+ + + +
Pertumbuhan
Keterangan: + = respon positif terhadap kontrol = respon negatif terhadap kontrol tn = tidak nyata td = tidak diamati m = mati Sumber: 1Aini 2004, 2Suparno 2008, 3Sasli 1999.
4.3.1 Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Inokulasi Mycofer® hanya memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan Glomus agregatum pada beberapa variabel pertumbuhan dengan frekuensi penyiraman normal. Pada kondisi cekaman kekeringan, tanaman yang diinokulasi dengan Mycofer® cenderung memberikan hasil yang negatif dan lebih rendah (bahkan kematian lebih cepat) dibandingkan G. agregatum (Aini 2004). Sehingga dapat diketahui bahwa tanaman nilam lebih sesuai berasosiasi dengan G. agregatum dibandingkan dengan Mycofer®. Inokulasi mikoriza tidak mampu meningkatkan kemampuan adaptasi tanaman nilam terhadap cekaman kekeringan, dengan iklim mikro pada rumah kaca bersuhu udara mencapai 42oC, sedangkan suhu optimal bagi perkembangan nilam adalah 24 - 28oC.
4.3.2 Kakao (Theobroma cacao L.) Aplikasi mikoriza baik Mycofer® maupun FMA indigenous Manokwari dapat meningkatkan pertumbuhan semai kakao. Namun aplikasi Mycofer® lebih efektif meningkatkan pertumbuhan kakao dibandingkan dengan FMA indigenous Manokwari. Kedua mikoriza ini menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap kontrol pada persen kolonisasi mikoriza. Kombinasinya dengan pupuk fosfat alam (FA) asal Ayamaru tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol pada pertumbuhan semai. Namun menunjukkan hasil yang positif pada persen kolonisasi mikoriza (Suparno 2008). Pupuk FA asal Ayamaru dengan dosis 9,52 g per bibit dapat dijadikan pupuk alternatif sumber P pada bibit kakao karena menyebabkan persen kolonisasi mikoriza meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dosis tersebut merupakan dosis yang sesuai. Pada kondisi tercekam kekeringan aplikasi Mycofer® terbukti dapat meningkatkan adaptasi semai kakao terhadap cekaman kekeringan (Sasli 1999). Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza, meskipun jumlah air tersedia hanya 55% saja. Secara umum persen kolonisasi mikoriza cukup tinggi yang menunjukkan bahwa mikoriza dapat berkembang dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup kompatibel terhadap kakao.
4.4 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi Tabel 4. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi No
1
2
3
4
5
Nama Spesies
Perlakuan
Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1 Media tailing + Akasia Mycofer®1 (Acacia Media tailing + pupuk auriculiformis kandang + Mycofer®1 A.Cunn. ex Media tailing + pupuk Benth.) kompos + Mycofer®1 Media tailing + Mycofer®1 Gamal Media tailing + pupuk (Gliricidia maculata H. B. kandang + Mycofer®1 K.) Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1 Media tailing + Mycofer®1 Sengon (Paraserianthes Media tailing + pupuk falcataria (L.) kandang + Mycofer®1 Nielsen.) Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1 Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Beringin (Ficus sp.) Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.)
Pertumbuhan
Respon SH DHT
PKM
+
td
td
td
+
td
td
td
+
td
td
td
-
td
td
td
+
td
td
td
tn
td
td
td
+
td
td
td
+
td
td
td
+
td
td
td
-
td
td
td
-
td
td
td
-
td
td
td
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
+
td
+
+
(Lanjutan 4.) No
6
7
8
9
Nama Spesies
Kudzu (Pueraria javanica Benth.)
Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)
Kalopo (Calopogonium caerelium (Benth.) Suav.) Sentro (Centrosema pubescens Benth.)
Perlakuan Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Media tanah tercemar minyak bumi + Mycofer®4 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer + Rhizobium + asam humat3 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3
Pertumbuhan
Respon SH DHT PKM
tn
td
+
+
tn
td
+
+
tn
td
+
+
tn
td
+
+
+
+
td
+
+
+
td
+
tn
tn
td
tn
+
td
td
td
+
+
td
+
+
+
td
+
tn
tn
td
tn
+
+
td
+
+
+
td
+
tn
tn
td
tn
+
+
td
+
+
+
td
+
tn
tn
td
tn
Keterangan: SH = serapan hara N dan P DHT = daya hidup tanaman PKM = persen kolonisasi mikoriza + = respon positif terhadap kontrol = respon negatif terhadap kontrol tn = tidak nyata td = tidak diamati Sumber: 1Badri 2004, 2Ervayenri 2005, 3Utama 2004, 4Afrianty 2007.
4.4.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit) Inokulasi Mycofer® pada media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) mampu meningkatkan meningkatkan pertumbuhan. Kombinasinya dengan pupuk kompos (tailing : pupuk kompos = 9 : 1) jauh lebih efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman ini bila dibandingkan dengan aplikasi Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang (tailing : pupuk kandang = 9 : 1) (Badri 2004). Sehingga dapat diketahui bahwa Mycofer® cukup efektif bersimbiosis dengan lamtoro pada media tailing dengan pupuk kandang maupun dengan pupuk kompos. 4.4.2 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth.) Aplikasi Mycofer® pada media tanam berupa tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) menunjukkan dampak negatif terhadap pertumbuhan A. auriculiformis. Aplikasi Mycofer® pada media tanam berupa campuran tailing dengan pupuk kandang (9 : 1) mampu meningkatkan pertumbuhan. Namun aplikasi Mycofer® pada media tailing dengan pupuk kompos (9 : 1) tidak menunjukkan hasil yang nyata (Badri 2004). Hal ini mengindikasikan bahwa Mycofer® tidak cukup efektif bersimbiosis dengan A. auriculiformis pada media tailing berupa materi sisa bahan galian dari pertambangan timah. 4.4.3 Gamal (Gliricidia maculata H. B. K.) Inokulasi Mycofer® pada G. maculata dengan media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kombinasinya dengan pupuk kandang maupun dengan pupuk kompos (tailing : pupuk kandang = tailing : pupuk kompos = 9 : 1) juga menunjukkan respon yang positif terhadap pertumbuhan, namun memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan inokulasi Mycofer® tunggal, meskipun cukup baik bila dibandingkan dengan control (Badri 2004). Hal ini mengindikasikan bahwa Mycofer® tunggal cukup efektif bersimbiosis dengan G. maculata pada media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep).
4.4.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) Secara umum inokulasi Mycofer® tunggal maupun kombinasinya dengan pupuk kandang atau pupuk kompos (tailing : pupuk kandang = tailing : pupuk kompos = 9 : 1) pada P. falcataria dengan media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) menunjukkan dampak negatif (Badri 2004). Hal ini mengindikasikan bahwa Mycofer® tidak cukup efektif bersimbiosis dengan P. falcataria pada media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) berupa materi sisa bahan galian dari pertambangan timah. 4.4.5 Beringin (Ficus sp.) Inokulum Mycofer® yang diberikan pada tanah tercemar minyak bumi 5% 45% terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan semai Ficus sp. Minyak bumi yang digunakan berasal dari lapangan minyak Minas, dengan kandungan TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) 96,71%. Kolonisasi mikoriza yang terbentuk pada akar Ficus sp. menunjukkan peningkatan meskipun menunjukkan hasil yang rendah (dibawah 40%), namun telah mampu meningkatkan pertumbuhan Ficus sp. Selain itu dengan inokulasi Mycofer® dapat meningkatkan daya hidup Ficus sp. pada media tanam yang tercemar minyak bumi hingga konsentrasi 45%. Tanaman Ficus sp. juga dapat tumbuh dan berkembang secara normal yang ditunjukkan oleh kemampuan tanaman untuk membentuk daun baru. Sedangkan kontrol hanya dapat bertahan pada pencemaran minyak bumi 5% saja (Ervayenri 2005). Hal ini menunjukkan bahwa Ficus sp. yang telah diinokulasi Mycofer® dapat digunakan untuk bioremediasi lahan tercemar minyak bumi. 4.4.6 Kudzu (Pueraria javanica Benth.) Inokulum Mycofer® yang diberikan pada tanah tercemar minyak bumi yang berasal dari lapangan minyak Minas dengan kandungan TPH 96,71% dengan pencemaran sebesar 5% - 45% tidak dapat meningkatkan pertumbuhan P. javanica. Namun kolonisasi mikoriza yang terbentuk pada akar P. javanica menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Inokulasi Mycofer® juga dapat meningkatkan daya hidup P. javanica pada media tanam yang tercemar minyak bumi hingga 45% (Ervayenri 2005). Sedangkan P. javanica pada kontrol hanya dapat bertahan pada pencemaran minyak bumi 5% saja. Hal ini menunjukkan bahwa P. javanica yang
telah diinokulasi Mycofer® dapat digunakan untuk bioremediasi pada lahan tercemar minyak bumi. Aplikasi Mycofer® tunggal mampu meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara N dan P pada P. javanica dengan media tanam berupa tanah masam podsolik merah kuning (PMK) yang tinggi akan kandungan Al. Persen kolonisasi mikoriza akibat aplikasi Mycofer® ini juga mengalami peningkatan. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan Rhizobium juga menunjukkan respon pertumbuhan dan serapan hara N dan P yang positif. Sedangkan aplikasi Mycofer® dengan kombinasi Rhizobium dan asam humat tidak menunjukkan pengaruh nyata. Dosis yang diberikan, yaitu asam humat 5% sebanyak 125 ml disemprotkan pada kotak tempat tumbuh P. javanica dengan ukuran kotak sebesar 90 cm x 60 cm x 30 cm (Utama 2004). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sinergis bila dikombinasikan dengan Rhizobium, namun tidak sinergis bila dikombinasikan lagi dengan asam humat. 4.4.7 Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.) Aplikasi Mycofer® dapat meningkatkan pertumbuhan C. mucunoides pada media tanah tercemar minyak bumi jauh di atas kontrol. Akan tetapi pada akar C. mucunoides tidak ditemukan spora dan kolonisasi mikoriza. Peningkatan pertumbuhan yang jauh di atas kontrol tersebut diduga karena pengaruh media zeolit yang digunakan sebagai media pencampuran spora FMA pada Mycofer®. Sehingga zeolit ini membantu pertumbuhan C. mucunoides (Afrianty 2007). Aplikasi Mycofer® mampu meningkatkan pertumbuhan C. mucunoides pada media tanam berupa tanah masam PMK dengan kandungan Al yang tinggi. Aplikasi Mycofer® ini juga dapat meningkatan serapan unsur hara N dan P oleh tanaman. Persen kolonisasi mikoriza akibat aplikasi Mycofer® juga menunjukkan respon yang positif. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan Rhizobium memberikan hasil yang jauh lebih baik. Sedangkan aplikasi Mycofer® dengan kombinasi Rhizobium dan asam humat tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (Utama 2004). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sinergis bila dikombinasikan dengan Rhizobium, namun tidak sinergis bila dikombinasikan lagi dengan asam humat.
4.4.8 Kalopo (Calopogonium ceurelium (Benth.) Suav.) Calopogonium ceurelium pada media tanam tanah masam PMK yang tinggi akan kandungan Al yang telah diinokulasi oleh Mycofer® pertumbuhannya menjadi lebih baik. Penyerapan unsur hara N dan P oleh C. ceurelium juga meningkat. Aplikasi Mycofer® dengan Rhizobium juga memberikan pengaruh yang positif pada pertumbuhan C. ceurelium. Sedangkan kombinasinya dengan Rhizobium dan asam humat tidak menunjukkan pengaruh nyata. Persen kolonisasi pada aplikasi Mycofer® secara tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium juga memberikan pengaruh yang positif. Namun pada aplikasi Mycofer® dengan Rhizobium dan asam humat persen kolonisasi mikoriza tidak berpengaruh nyata (Utama 2004). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sinergis bila dikombinasikan dengan Rhizobium, namun tidak sinergis bila dikombinasikan lagi dengan asam humat. 4.4.9 Sentro (Centrosema pubescens Benth.) Centrosema pubescens pada media tanam tanah masam PMK yang tinggi akan kandungan Al yang telah diinokulasi oleh Mycofer® mengalami peningkatan pertumbuhan. Selain itu penyerapan unsur hara N dan P oleh C. pubescens juga meningkat. Aplikasi Mycofer® dengan Rhizobium juga memberikan pengaruh yang positif pada pertumbuhan C. pubescens. Sedangkan kombinasinya dengan Rhizobium dan asam humat pada C. pubescens tidak menunjukkan pengaruh nyata. Persen kolonisasi pada aplikasi Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium juga memberikan pengaruh yang positif. Namun pada aplikasi Mycofer® dengan Rhizobium dan asam humat persen kolonisasi mikoriza tidak berpengaruh nyata (Utama 2004). Hal ini sama seperti pada tanaman P. javanica, C. mucunoides, dan C. ceurelium. Mycofer® dapat menjadi salah satu bahan bioremediasi pada lahan pasca tambang dan tercemar minyak bumi karena dapat membantu pertumbuhan tanaman pada media tailing dan tanah yang tercemar minyak bumi. Secara umum pada aplikasi Mycofer® baik secara tunggal atau kombinasinya dengan Rhizobium pada tanaman Legum Cover Crop (LCC) menunjukkan respon pertumbuhan yang positif. Persen kolonisasi merupakan indikator penting untuk melihat kesesuaian tanaman inang dengan simbionnya. Berdasarkan data di atas dapat diketahui pula peranan nyata dari Rhizobium dalam meningkatkan kolonisasi mikoriza.
4.5 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak Tabel 5. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak No
1
2
Nama Spesies
Setaria (Setaria splendida Stapf.)
Rhodes (Chloris gayana Kunth.)
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + pupuk N-P 25% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 50% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 75% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 100% DS1 Mycofer® + Azospirillum1 Mycofer® + Azospirillum + 50% DS1 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2 Mycofer®2 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofe® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2
Respon Pertumbuhan PKM + + + + + + + + + + + + +
+
+ + + + + + + -
+ + + + + + + + + + +
Keterangan: + = respon positif terhadap kontrol = respon negatif terhadap kontrol PKM = persen kolonisasi mikoriza DS = dosis standar Sumber: 1Panjaitan 2004, 2Nania 2007.
4.5.1 Setaria (Setaria splendida Stapf.) Inokulsi Mycofer® pada S. splendida dapat meningkatkan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza. Begitu pula untuk kombinasinya dengan pemberian pupuk N-P pada berbagai dosis. Secara umum hasil yang optimal ditunjukkan oleh aplikasi Mycofer® dengan pupuk N-P 25% dari dosis standar (Panjaitan 2004). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mycofer® dapat mengefisiensikan penggunan pupuk N-P hingga 75%. Aplikasi Mycofer® dengan Azospirillum dan Azospirillum + 50% pupuk N-P dari dosis standar menunjukkan respon pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza yang positif pula. Aplikasi Azospirillum + 50% pupuk N-P dari dosis standar menunjukkan persen kolonisasi mikoriza terbesar (Panjaitan 2004). Hal
ini menunjukkan bahwa aplikasi Azospirillum dengan penambahan 50% pupuk N-P dari dosis standar dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan mikoriza. Aplikasi Mycofer® dengan pupuk NPK dengan berbagai dosis pada tanah salin menunjukkan hasil yang tidak konsisten pada pertumbuhan S. splendida. Sedangkan pada persen kolonisasi mikoriza menunjukkan respon yang positif dengan konsisten (Nania 2007). Secara umum aplikasi Mycofer® dengan pupuk NPK dengan dosis 2,1 gram per tanaman merupakan aplikasi terbaik dibandingkan dengan perlakuan dosis lain. 4.5.2 Rhodes (Chloris gayana Kunth.) Aplikasi Mycofer® pada Chloris gayana pada media tanah salin dapat meningkatkan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza. Kombinasinya dengan pemberian pupuk NPK pada beberapa dosis juga menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza. Namun dengan bertambahnya dosis pupuk menunjukkan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan (Nania 2007). Secara umum aplikasi Mycofer® dengan pupuk NPK pada dosis 2,1 gram per tanaman merupakan aplikasi terbaik dibandingkan dengan perlakuan dosis lainnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil studi terhadap serangkaian penelitian aplikasi Mycofer® dapat disimpulkan bahwa Mycofer® cukup efektif berasosiasi dengan berbagai tanaman: 1.
Kehutanan. Pada jati dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan tepung tulang; jambu-jambuan dengan perlakuan Mycofer® tunggal; beringin dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Bioorganik; mahoni daun besar dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk Suburin; dan gmelina dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan 100% Omega, 50% Omega + 50% NPK Plus, dan 100% NPK.
2.
Pertanian. Pada Padi Gogo dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk P, pupuk Si, dan pupuk P + Si; tomat varietas TC dan varietas Arthaloka dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik; lidah buaya dan bawang merah dengan perlakuan Mycofer® tunggal; dan kedelai dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan Bradyrhizobium japonicum, biostimulan, dan Bradyrhizobium japonicum + biostimulan.
3.
Perkebunan. Pada nilam dengan perlakuan Mycofer® tunggal; dan kakao dengan perlakuan Mycofer® tunggal serta kombinasinya dengan FA.
4.
Bioremediasi. Pada media tailing dengan tanaman lamtoro dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos; akasia yang dikombinasikan dengan pupuk kandang; dan gamal dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos. Pada media tanah tercemar minyak bumi hingga 45% dengan tanaman beringin. Pada media tanah gambut yang tercemar minyak bumi dengan tanaman kalopogonium. Pada media tanah masam PMK dengan kandungan Al tinggi dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium pada tanaman kudzu, kalopogonium, kalopo, dan Sentro.
5.
Pakan Hijau Ternak. Pada setaria dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk N-P 25% DS, 50% DS, 100% DS, Azospirillum, Azospirillum + pupuk N-P 50% DS, pupuk NPK dosis 0,7 g, 2,1 g, dan 4,5 g per tanaman. Pada rhodes dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk NPK dosis 0,7 g, 1,4 g, dan 2,1 g per tanaman.
5.2 Saran Perlu adanya pengembangan penelitian pada tanaman spesies lain yang belum diteliti serta aplikasi bahan lain sebagai kombinasi perlakuan. Selanjutnya perlu dilakukan update hasil penelitian aplikasi Mycofer® yang terbaru. Sehingga dihasilkan database terbaru. Selain itu perlu dibuat program digitalisasi yaitu proses mengkonversi data ke dalam format digital yang terbaca oleh perangkat komputer serta pengaplikasian ke dalam server internet. Sehingga dihasilkan media informasi serta sumber pembelajaran yang efektif dan dapat dengan mudah diakses.
VI. DAFTAR PUSTAKA Afrianty D. 2007. Pemanfaatan Calopogonium mucunoides, Bakteri Petrofilik, dan Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Bioremediasi Tanah Gambut yang Terkontaminasi Petroleum Hidrokarbon secara Ex situ [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Aini. 2004. Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan dan Tanggap Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Terhadap kekeringan pada Tanah Ultisol Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Alfandi DR. 2006. Respon Pertumbuhan Anakan Sizygium spp., Ficus spp., Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze dan Diospyros celebica Bakh. Terhadap Pemberian Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Bioorganik [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. [AMI] Asosiasi Mikoriza Indonesia. 2004. Prosiding Seminar Mikoriza. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Inokulan Endo-Ektomikoriza untuk Pertaniaan, Perkebunan, dan Kehutanan. Editor: Tualar Simarmata, Dedeh H Arief, Yuyun Sumarni, Reginawanti Hindersah, Aziz Azirin, A Marthin Kalay. Bandung: AMI Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran Bandung. ________________________________. 2005. Buku Panduan dan Kumpulan Abstrak Seminar Nasional dan Workshop Mikoriza. Jambi: AMI Universitas Jambi dan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. An L. 2007. Mikoriza. http://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/ [23 Sept 2008]. Badri LN. 2004. Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi (Studi Kasus Lahan Pasca Tambang Timah Dabo Singkep) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ervayenri. 2005. Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Tanaman Indigenous untuk Revegetasi Lahan Tercemar Minyak Bumi [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Firmansyah I. 2004. Respon Pertumbuhan Anakan Jati (Tectona grandis Limn.f) Terhadap Pemberian Pupuk Omega dan Biostimulan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Fitriatin BN. 1999. Serapan N dan P, Infeksi Mikoriza, Nodulasi dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang Dipengaruhi oleh Inokulan (Bradyrhizobium japonicum dan MVA) serta Biostimulan pada Tanah Gambut Pontianak [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Universitas Padjajaran Bandung. Halid E. 2004. Tanggap Lima Varietas Tomat Terhadap Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Asam Humik pada Sistem Hidroponik [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademi Pressindo. Hidayat MF. 2003. Pemanfaatan Asam Humat dan Omega pada Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb. yang Diinokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Imas T, RS Hadioetomo, AW Gunawan, Y Setiadi. 1989. Mikrobiologi Tanah II. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Nania V. 2007. Penambahan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Pupuk NPK pada Tanah Salin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Chloris gayana Kunth dan Setaria splendida Stapf [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Nasution IS. 2000. Uji Keefektifan Dua Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Mahoni di Lahan Bekas Kebakaran [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Panjaitan I. 2004. Efektivitas Azospirillum dan Cendawan Mikoriza Arbuskula Terhadap Produksi dan Serapan Hara Setaria splendida pada Dosis N dan P Berbeda [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sangadji R. 2004. Perbaikan Kualitas Inokulum Mikoriza Dengan Penambahan Bahan Organik dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona grandis L.f) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Saragih FJ. 2005. Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA), Fosfor dan Silikon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo pada Ultisol Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sasli I. 1999. Tanggap Karakter Morfofisiologi Bibit Kakao Terhadap Cekaman Kekeringan dan Aplikasi Mikoriza Arbukula [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. _____. 2008. Perbaikan Daya Adaptasi Bibit, Pertumbuhan, dan Kualitas Tanaman Lidah Buaya dengan Abu Janjang Kelapa Sawit, Mikoriza, dan Pemupukan di Tanah Gambut [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Shamdas GBN. 2002. Derajat Infeksi Akar, Jumlah Spora serta Serapan N dan P, Tiga Kultivar Bawang Merah Akibar Inokulasi CMA pada Inceptisols Asal Jatinangor [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Universitas Padjajaran Bandung. Setiadi Y. 1988. Peranan Spesifik Mikro-Organisme untuk Memacu Pertumbuhan Tanaman Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. ________. 1993. Peranan Spesifik Mikroorganisme untuk Memacu Pertumbuhan Tanaman Hutan. Bogor: Laboratorium Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. ________. 1997. The Potensial Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi for Reforestation in Indonesia. In Proceeding of International Conference on Mycorrhizas in Sustainable Tropical Agriculture and Forest Ecosystems. October 27-30, 1997. Bogor. ________. 2000. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium untuk merehabilitasi Lahan Terdegradasi. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI), Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB, Badan Litbang Kehutanan dan Perkebunan, The British Council (Jakarta), Bogor. ________. 2002. Optimalisasi Penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskula Dalam Sistem Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan yang Berkelanjutan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Asosiasi Mikoriza Indonesia. 23 Desember, 2002. Pekan Baru. Suparno A. 2008. Tanggap Morfologi Bibit Kakao yang Diberi Fosfat Alam Ayamaru Papua, Asam Humat, Inokulasi FMA dan Bakteri Pelarut Fosfat [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Suraya. 2002. Kajian Kompatibilitas Isolat CMA Terhadap Pertumbuhan Dua Klon Jati (Tectona grandis L.f) Hasil Perbanyakan Kultur Jaringan [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Utama MZH. 2004. Tangap Beberapa Spesies Legum Penutup Tanah Terhadap Pemberian Mikoriza, Rhizobium, Asam Humat dan Mekanisme Fisiologi Toleransi Terhadap Cekaman Aluminium [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Kehutanan N o
Nama Spesies
136
Parameter (% terhadap kontrol) BK D BKT BKP NPA A 131 196 200 300 125
150
175
2835
2060
6860
1065
td
Klon 03*
192
124
174
td
td
69
td
Klon 21**
201
124
234
td
td
56
td
88
122
td
119
95
td
td
Perlakuan
1
2 3 4
5
6
7
Jambu-jambuan (Sizygium spp.) Beringin (Ficus spp.) Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.)
Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.)
Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)
®2
Jati (Tectona grandis Linn. f.)
Mycofer
Mycofer®1 Mycofer® + tepung tulang1
Biostimulan (Mycofer® + asam humat)3
T
DHT td
Biostimulan + pupuk omega3 Mycofer®4 Mycofer®+ Bio-organik4 Mycofer®4 Mycofer® + Bio-organik4 Mycofer®4
tn
106
td
99
tn
td
td
98 118 120 199 tn
tn tn 111 74 143
123 127 155 166 tn
td td td td td
td td td td td
69 96 tn tn tn
td td td td td
Mycofer®+ Bio-organik4
tn
143
tn
td
td
tn
td
Mycofer®4
tn
tn
tn
td
td
tn
td
Mycofer®+ Bio-organik4
tn
tn
tn
td
td
tn
td
119
110
128
td
td
td
103
192
87
119
td
td
td
98
129
156
112
td
td
td
112
127
126
111
td
td
td
108
286 338 381 330
108 108 108 108
871 2986 5086 2829
td td td td
td td td td
td td td td
td td td td
Mycofer®5 Glomus agregatum (OG-105)5 Mycofer®+ pupuk Suburin5 Glomus agregatum (OG-105)+pupuk Suburin5 Mycofer®6 Mycofer®+ P16 Mycofer®+ P26 Mycofer®+ P36
Keterangan: T = Tinggi * = bukan terhadap kontrol D = Diameter tn = tidak nyata BKT = Berat Kering Total P1 = 100% Omega BKP = Berat Kering Pucuk P2 = 50% Omega + 50% NPK Plus BKA = Berat Kering Akar P3 = NPK 100% NPA = Rasio/Nisbah Pucuk Akar # = bibit jati klon asal KPH Saradan DHT = Daya Hidup Tanaman ## = bibit jati klon asal KPH Cepu td = tidak diamati/diukur Sumber: 1Sangadji 2004, 2Suraya 2002, 3Firmansyah 2004, 4Alfandy 2006, 5Nasution 2000, 6 Hidayat 2003.
Lampiran 2. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Kehutanan
No
Nama Spesies
1
Jati (Tectona grandis Linn. f.)
2
Jambu-jambuan (Sizygium spp.)
3 4
5
6
7
Beringin (Ficus spp.) Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.) Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + tepung tulang1 Klon 03* Mycofer®2 Klon 21** Biostimulan (Mycofer® + asam humat)3 Biostimulan + pupuk omega3 Mycofer®4 Mycofer®+ Bio-organik4 Mycofer®4 Mycofer® + Bio-organik4 Mycofer®4
Parameter (% terhadap kontrol) Kolonisasi RMD* Mikoriza 1147 td 900 td 163 71 163 33 675 td tn td 458 td 479 td 428 td 440 td 284
td
256
td
Mycofer®4
567
td
Mycofer®+ Bio-organik4
543
td
Mycofer®5 Glomus agregatum (OG-105)5 Mycofer®+ pupuk Suburin5 Glomus agregatum (OG-105)+pupuk Suburin5 Mycofer®6 Mycofer®+ P16 Mycofer®+ P26 Mycofer®+ P36
118 101 144 151 17* 29* 17* 1*
td td td td td td td td
®
Mycofer + Bio-organik
4
Keterangan: P1 = 100% Omega P2 = 50% Omega + 50% NPK Plus P3 = NPK 100% * = bukan terhadap kontrol tn = tidak nyata td = tidak diamati/diukur RMD = Relative Mycorrhizal Dependency 1 Sumber: Sangadji 2004, 2Suraya 2002, 3Firmansyah 2004, 4Alfandy 2006, 5Nasution 2000, 6 Hidayat 2003.
Lampiran 3. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pertanian serta Serapan Unsur N dan P No
Nama Spesies
1
Padi Gogo (Oryza sativa L.)
2
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)**
3
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.)
4
Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.)
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + P1 Mycofer® + Si1 Mycofer® + P + Si1 V. Johnie + Mycofer® 2 V. Johnie+Mycofer® + Asam Humik2 V. Rommel + Mycofer® 2 V.Rommel+Mycofer®+Asam Humik2 V. TC + Mycofer® 2 V. TC + Mycofer® + Asam Humik2 V. Nemo Netta + Mycofer2 V.Nemo Netta+Mycofer+Asam Humik2 V. Arthaloka + Mycofer2 V.Arthaloka+Mycofer+Asam Humik2 Mycofer3 Mikoriza asal rhizosfer nenas
3
4
Mycofer
4
Glomus manihotis (INDO-1) 5
Mycofer 5
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
Mycofer + BradyRhizobium japonicum5 5
Mycofer + biostimulan Mycofer + BradyRhizobium japonicum + biostimulan5
Parameter (% terhadap kontrol) ∑ BmB BB ∑ B ∑ AU PA td td td td td td td td td td td td td td td td td td td td 94 100 96 td td 96 117 96 td td 91 110 96 td td 96 111 98 td td 104 104 115 td td 90 111 113 td td 85 103 96 td td 100 108 96 td td 109 107 105 td td 100 110 102 td td
BBr 115 172 155 191 td td td td td td td td td td
∑ D/M 142 217 225 283 td td td td td td td td td td
T td td td td td td td td td td td td td td
NPA td td td td td td td td td td td td td td
BKT td td td td td td td td td td td td td td
N td td td td td td td td td td td td td td
P td td td td td td td td td td td td td td
td
td
106
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
111
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
td
136
112
105
127
155
149
td
td
td
td
td
td
131
102
97
107
162
129
td
td
td
td
125
td
td
td
td
107
113
113
td
td
td
td
128
td
td
td
td
117
118
109
td
td
td
td
134
td
td
td
td
113
115
114
td
td
td
td
142
td
td
td
td
123
129
126
Lampiran 4. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Pertanian N o
1
2
3
4
5
Nama Spesies
Padi Gogo (Oryza sativa L.)
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)**
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.) Kedelai (Glycine Merr.)
max
(L.)
Perlakuan
Mycofer®1 Mycofer® + P1 Mycofer® + Si1 Mycofer® + P + Si1 V. Johnie + Mycofer® 2 V. Johnie+Mycofer® + Asam Humik2 V. Rommel + Mycofer® 2 V.Rommel+Mycofer®+Asam Humik2 V. TC + Mycofer® 2 V. TC + Mycofer® + Asam Humik2 V. Nemo Netta + Mycofer2 V.Nemo Netta+Mycofer+Asam Humik2 V. Arthaloka + Mycofer2 V.Arthaloka+Mycofer+Asam Humik2 Mycofer3
Parameter (% terhadap kontrol) ∑ Bobot Kolonisasi Bintil Bintil RMD* Mikoriza Akar Akar Efektif Efektif 87* td td td 81* td td td tn td td td tn td td td 7* td td td 6*
td
td
td
8*
td
td
td
7*
td
td
td
5*
td
td
td
12*
td
td
td
5*
td
td
td
5*
td
td
td
5*
td
td
td
44*
td
td
td
73*
td
td
12
Mikoriza asal rhizosfer nenas3
75*
td
td
26
Mycofer4
61*
td
td
29 27
Glomus manihotis (INDO-1)4
51*
td
td
Mycofer5 Mycofer+BradyRhizobium japonicum5 Mycofer + biostimulan5 Mycofer + BradyRhizobium japonicum + biostimulan5
270
69
132
305
166
293
td
361
91
136
td
408
219
250
td
Keterangan: BBr = Bobot brangkasan ∑AU = Jumlah akar utama ∑D/M = Jumlah daun/malai PA = Panjang akar T = Tinggi NPA = Nisbah pucuk akar ∑ BmB = Jumlah bunga menjadi buah BKT = Berat kering total BB = Bobot buah N = Serapan unsur N ∑B = Jumlah buah P = Serapan unsur P RMD = Relative Mycorrhizal Dependency * = bukan terhadap kontrol tn = tidak nyata ** = dengan sistem hidroponik td = tidak diamati/diukur Sumber: 1Saragih 2005, 2Halid 2004, 3Sasli 2008, 4Shamdas 2002, 5Fitriatin 1999.
Lampiran 5. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Perkebunan No
1
2
Nama Spesies Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
Kakao (Theobroma cacao L.)
Perlakuan 1
Glomus agregatum Mycofer®1
P / 1 hari P / 7 hari P / 1 hari P / 7 hari
Mycofer®2 Mycofer® + FA2 FMA indigenous Manokwari2 FMA indigenous Manokwari + FA2 100% AT Cekaman kekeringan + 85% AT Mycofer®3 70% AT 55% AT
EPA td td td td
109 125 149 153
T 105 112 99 76 168 tn 140 tn 103 116 133 128
D td td 145 tn 126 tn 114
Parameter (% terhadap kontrol) NPA ∑ Daun BBA BKA td 155 89 85 88 92 83 td 121 189 116 m m m 110 tn td 199 tn 164 td tn 107 tn td 167 tn 132 td tn td 99 99 td 120 119 117 td 129 157 td 138 190
BBTa 159 118 135 m td td td td 104 114 127 137
BKTa 142 102 128 m tn 228 tn 196 111 125 145 145
Lampiran 6. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Perkebunan No
1
2
Nama Spesies Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
Kakao (Theobroma cacao L.)
Perlakuan Glomus agregatum1 Mycofer®1
Kolonisasi Mikoriza
P / 1 hari P / 7 hari P / 1 hari P / 7 hari
63* 72* 60* m
Mycofer®2 Mycofer® + FA2 FMA indigenous Manokwari2 FMA indigenous Manokwari + FA2 Cekaman kekeringan + Mycofer®3
100% AT 85% AT 70% AT 55% AT
Keterangan: EPA = Efisiensi penggunaan air BKTa = Berat kering tajuk T = Tinggi P / 1 hari = Penyiraman setiap hari sekali D = Diameter P / 7 hari = Penyiraman setiap 7 hari sekali NPA = Nisbah pucuk akar FA = Pupuk fosfat alam Ayamaru ∑ Daun = Jumlah daun AT = Air tersedia BBA = Berat basah akar * = Bukan terhadap kontrol BKA = Berat kering akar m = mati BBTa = Berat basah tajuk tn = tidak nyata td = tidak diamati/diukur Sumber: 1Aini 2004, 2Suparno 2008, 3Sasli 1999.
61* 69* 72* 68*
Lampiran 7. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Bioremediasi No
1
2
3
4
Nama Spesies Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) Akasia (Acacia auriculiformis A.Cunn. ex Benth.) Gamal (Gliricidia maculata H.B.K.) Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)
Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1
T/P 118 124
D 140 140
Parameter (% terhadap kontrol) BKT BKA BKTa DTH* 136 td td td 73 td td td
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1
129
140
245
td
td
td
td
td
131
100
tn
75
td
td
td
td
td
53
Media tailing + pupuk kandang + Mycofer
125
tn
150
td
td
td
td
td
87
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1
113
tn
100
td
td
td
td
td
100
Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1 Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1
114 106 100 100 87
125 125 125 tn tn
121 129 114 82 218
td td td td td
td td td td td
td td td td td
td td td td td
td td td td td
117 90 67 56 44
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1
87
tn
109
td
td
td
td
td
74
Perlakuan
®1
Media tailing + Mycofer
®1
N td td
P td td
PA 97 163
(lanjutan Lampiran 7) No
Nama Spesies
5
Beringin (Ficus sp.)
6
Kudzu (Pueraria javanica Benth.)
7
Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)
8
9
Kalopo (Calopogonium caerelium (Benth.) Suav.) Sentro (Centrosema pubescens Benth.)
Perlakuan Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Media tanah tercemar minyak bumi + Mycofer®4 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer + Rhizobium + asam humat3 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3
Parameter (% terhadap kontrol) BKT BKA BKTa DTH* tn td td 100 tn td td 67 tn td td 67 tn td td 100 150 td td 100 160 td td 100 130 td td 100 115 td td 33 116 111 88 td 100 123 82 td tn 118 tn td
T/P 120 200 280 230 tn tn tn tn 129 131 tn
D 110 118 150 115 tn tn tn tn td td td
145
td
td
220
140
108 138 tn 119 136
td td td td td
84 131 tn 106 87
153 143 185 118 130
tn
td
tn
119 130 tn
td td td
134 117 tn
N td td td td td td td td 235 498 tn
P td td td td td td td td 533 500 tn
PA td td td td td td td td 112 120 tn
td
td
td
224
104 123 tn 140 116
td td td td td
150 191 tn 88 118
122 133 tn 181 52
122 114 tn 113 107
142
tn
td
tn
tn
tn
102 130 123
60 88 tn
td td td
179 190 tn
108 114 tn
109 124 tn
Keterangan:
T/P = Tinggi/Panjang tanaman D = Diameter BKT = Berat Kering Total BKA = Berat Kering Akar Sumber: 1Badri 2004, 2Ervayenri 2005, 3Utama 2004, 4Afrianty 2007.
N P PA tn
= Kadar Unsur N Tanaman = Kadar Unsur P Tanaman = Panjang Akar = tidak nyata
BKTa * DTH td
= Berat Kering Tajuk = bukan terhadap kontrol = Daya Tahan Hidup Tanaman = tidak diamati/diukur
Lampiran 8. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman Bioremediasi No
1
2
Nama Spesies Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) Akasia (Acacia auriculiformis A.Cunn. ex Benth.)
3
Gamal (Gliricidia maculata H.B.K.)
4
Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)
Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1
Persen Kolonisasi mikoriza td td
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1
td
Media tailing + Mycofer®1
td
Perlakuan
®1
Media tailing + pupuk kandang + Mycofer
®1
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1 Media tailing + Mycofer®1 Media tailing + pupuk kandang + Mycofer®1
td td td td td td
Media tailing + pupuk kompos + Mycofer®1
td ®2
5
Beringin (Ficus sp.)
6
Kudzu (Pueraria javanica Benth.)
7
Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)
td
Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2 Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Media tanah tercemar minyak bumi + Mycofer®4 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3 Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Mycofer®3 Mycofer® + Rhizobium3
Kalopo (Calopogonium 8 caerelium (Benth.) Mycofer + Rhizobium + asam humat3 Suav.) Mycofer®3 Sentro 9 (Centrosema Mycofer® + Rhizobium3 pubescens Benth.) Mycofer® + Rhizobium + asam humat3 Keterangan: tn = tidak nyata * = bukan terhadap kontrol td = tidak diamati/diukur Sumber: 1Badri 2004, 2Ervayenri 2005, 3Utama 2004, 4Afrianty 2007.
31* 33* 35* 34* 80* 84* 80* 77* 167 224 tn td 130 148 tn 133 137 tn 129 124 tn
Lampiran 9. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakan Hijau Ternak No
Nama Spesies
1
Setaria (Setaria splendida Stapf.)
2
Rhodes (Chloris gayana Kunth.)
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + pupuk N-P 25% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 50% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 75% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 100% DS1 Mycofer® + Azospirillum1 Mycofer® + Azospirillum + 50% DS1 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2 Mycofer®2 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofe® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2
Parameter (% terhadap kontrol) T BKTa BKA JAR 137 214 352 262 119 209 251 366 111 173 263 207 107 162 141 235 105 149 121 191 114 173 179 230 141 208 179 303 115 102 td 69 95 83 td 105 111 113 td 100 105 75 td 85 110 99 td 104 93 166 td 217 102 146 td 57 105 138 td 108 116 137 td 125 98 138 td 88 91 112 td 69
Lampiran 10. Pengaruh Mycofer® terhadap Persen Kolonisasi Mikoriza pada Tanaman Pakan Hijau Ternak No
Nama Spesies
1
Setaria (Setaria splendida Stapf.)
2
Rhodes (Chloris gayana Kunth.)
Perlakuan Mycofer®1 Mycofer® + pupuk N-P 25% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 50% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 75% DS1 Mycofer® + pupuk N-P 100% DS1 Mycofer® + Azospirillum1 Mycofer® + Azospirillum + 50% DS1 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2 Mycofer®2 Mycofer® + Pupuk NPK 0,7 g2 Mycofe® + Pupuk NPK 1,4 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,1 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 2,8 g2 Mycofer® + Pupuk NPK 4,5 g2
Persen Kolonisasi Mikoriza 59 61 63 67 65 62 86 24 49 35 39 37 60 57 60 43 61 58
Keterangan: T = Tinggi 25% DS = N = 28,1 kg/ha, P2O5 = 13,5 kg/ha BKTa = Berat Kering Tajuk 50% DS = N = 56,3 kg/ha, P2O5 = 27 kg/ha BKA = Berat Kering Akar 75% DS = N = 84,4 kg/ha, P2O5 = 40,5 kg/ha JAR = Jumlah Anakan Rumput 100% DS = N = 112,5 kg/ha, P2O5 = 54 kg/ha Dosis Standar (DS): Pupuk urea: 250 kg/ha = 0,625 g/pot, N = 0,28 g/pot Pupuk SP36: 150 kg/ha = 0,375 g/pot, P2O5 = 0,16 g/pot Sumber: 1Panjaitan 2004, 2Nania 2007
Lampiran 11. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan No
Tahun
1
2006
2
Nama Peneliti
Judul
Tanaman
Dasep Rizal Alfandi
Respon Pertumbuhan Anakan Sizygium spp., Ficus spp., Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze dan Diospyros celebica Bakh. terhadap Pemberian Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Bioorganik
2004
Irman Firmansyah
3
2004
Risal Sangadji
4
2003
M. Fajrin Hidayat
5
2002
Suraya
6
2000
Ida Susanty Nasution
Respon Pertumbuhan Anakan Jati (Tectona grandis Linn.f.) terhadap Pemberian Pupuk Omega dan Biostimulan Perbaikan Kualitas Inokulum Mikoriza dengan Penambahan Bahan Organik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona grandis L.f) Pemanfaatan Asam Humat dan Omega pada Pemberian Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb. yang Diinokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Kajian Kompatibilitas Isolat CMA terhadap Pertumbuhan Dua Klon Jati (Tectona grandis L.f) Hasil Perbanyakan Kultur Jaringan Uji Keefektifan Dua Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Mahoni di Lahan Bekas Kebakaran
Jambu-jambuan (Sizygium spp.), Beringin (Ficus spp.), Eboni (Diospyros celebica Bakh.), dan Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O Kuntze.) Jati (Tectona grandis Linn. f.)
Jenis Karya Tulis Skripsi
Instansi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Skripsi
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Jati (Tectona grandis Linn. f.)
Skripsi
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)
Tesis
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Jati (Tectona grandis Linn. f.)
Tesis
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.)
Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Lampiran 12. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Terhadap Tanaman Pertanian No
Tahun
Nama Peneliti
1
2008
Iwan Sasli
2
2005
Feri Jonsen Saragih
3
2004
Erna Halid
4
2002
5
1999
Judul
Tanaman
Perbaikan Daya Adaptasi Bibit, Pertumbuhan, dan Kualitas Tanaman Lidah Buaya dengan Abu Janjang Kelapa Sawit, Mikoriza, dan Pemupukan di Tanah Gambut Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA), Fosfor dan Silikon terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo pada Ultisol Jasinga Tanggap Lima Varietas Tomat terhadap Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Asam Humik pada Sistem Hidroponik
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.)
Gamar B N Shamdas
Betty Natalie Fitriatin
Jenis Karya Tulis Disertasi
Padi Gogo (Oryza sativa L.)
Skripsi
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
Tesis
Derajat Infeksi Akar, Jumlah Spora serta Serapan N dan P, Tiga Kultivar Bawang Merah Akibar Inokulasi CMA pada Inceptisols Asal Jatinangor
Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.)
Tesis
Serapan N dan P, Infeksi Mikoriza, Nodulasi dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang Dipengaruhi oleh Inokulan (Bradyrhizobium japonicum dan MVA) serta Biostimulan pada Tanah Gambut Pontianak
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
Tesis
Instansi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung
Lampiran 13. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan Nama Pengarang
Judul
Tanaman
Jenis Karya Tulis Disertasi
No
Tahun
1
2008
Antonius Suparno
Tanggap Morfologi Bibit Kakao yang Diberi Fosfat Alam Ayamaru Papua, Asam Humat, Inokulasi FMA dan Bakteri Pelarut Fosfat
Kakao (Theobroma cacao L.)
2
2004
Aini
Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
Skripsi
3
1999
Iwan sasli
Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Pertumbuhan dan Tanggap Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) terhadap Kekeringan pada Tanah Ultisol Jasinga Tanggap Karakter Morfofisiologi Bibit Kakao terhadap Cekaman Kekeringan dan Aplikasi Mikoriza Arbukua
Kakao (Theobroma cacao L.)
Tesis
Instansi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Lampiran 14. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi No
Tahun
Nama Peneliti
1
2007
Dyan Afrianty
2
2005
Ervayenri
3
2004
4
2004
Judul
Tanaman
Jenis Karya Tulis Skripsi
Pemanfaatan Calopogonium mucunoides, Bakteri Petrofilik, dan Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Bioremediasi Tanah Gambut yang Terkontaminasi Petroleum Hidrokarbon secara Ex situ Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Tanaman Indigenous untuk Revegetasi Lahan Tercemar Minyak Bumi
Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)
Beringin (Ficus sp.) dan Kudzu (Pueraria javanica Benth.)
Disertasi
Lusi Nurbaiti Badri
Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi (Studi Kasus Lahan Pasca Tambang Timah Dabo Singkep)
Tesis
M Zulman Harja Utama
Tangap Beberapa Spesies Legum Penutup Tanah terhadap Pemberian Mikoriza, Rhizobium, Asam Humat, dan Mekanisme Fisiologi Toleransi terhadap Cekaman Aluminium
Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit), Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex. Benth.), Gamal (Gliricidia maculata H.B.K.), dan Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) Legum Penutup Tanah (Legume Cover Crop/ LCC): Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.), Kalopo (Calopogonium ceurelium (Benth.) Suav.), Sentro (Centrosema pubescens Benth.), dan Kudzu (Pueraria javanica Benth.)
Disertasi
Instansi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Lampiran 15. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak No
Tahun
Nama Peneliti
1
2007
Vira Nania
2
2004
Imelda Panjaitan
Judul Penambahan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Pupuk NPK pada Tanah Salin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Chloris gayana Kunth. dan Setaria splendida Stapf. Efektivitas Azospirillum dan Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Produksi dan Serapan Hara Setaria splendida pada Dosis N dan P Berbeda
Tanaman Rhodes (Chloris gayana Kunth.) dan Setaria (Setaria splendida Stapf.)
Setaria (Setaria splendida Stapf.)
Jenis Karya Tulis Skripsi
Tesis
Instansi Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor