Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SAINS DAN TEKNOLOGI
A. Rusdiana
Abstarksi Islam, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun peradaban, bahkan mengatur umatnya agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Lebih jauh dari itu bahwa semua aktifitas termasuk mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi dapat bernilai ibadah bahkan menjadi nilai perjuangan di sisi Allah. Yang menjadi persoalan hingga kini, masih adanya anggapan dalam masyarakat luas, bahwa agama dan ilmu adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan. Keduanya mempunyai wilayah masing-masing, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan. Hal ini dikarenakan oleh anggapan bahwa sains dan agama memiliki cara yang berbeda baik dari pendekatan, pengalaman, dan perbedaanperbedaan ini merupakan sumber perdebatan. Persoalan yang muncul sekarang adalah bagaimana melakukan integrasi antara sains dan agama melalui pendidikan agama Islam, dan integrasi seperti apa yang dapat dilakukan? Kata Kunci: Integrasi, Pendidikan Islam, sains dan Teknologi.
Abstract Islam, the religion which is in accordance with human nature, Sharia not only encourage people to study science and technology, but also build a civilization, even set his people to survive and save both the world and in the hereafter. Furthermore that all activities include reviewing and developing science and technology can be a valuable worship even it can be a fight value on the side of God. At issue until now, is still the perception in the wider society, that religion and science are two entities that cannot be met. Both have their respective areas, separated from each other, both in terms of formal object-material, research methods, criteria of truth, the role played by scientists. This is due to the notion that science and religion both have different ways of approach, experience, and these differences are a source of debate. The problem that arises now is how to do the integration between science and religion through Islamic religious education, and what kind of integration to be conducted? Key word: Integration, Islamic Education, science and technology. diperlukan manusia. Manusia modern sudah
A. Pendahuluan Perkembangan Teknologi
Sains
dan
semakin terasa pesat dan
sangat bergantung kepada produk-produk sains
dan
teknologi.
Sukar
untuk 123
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
dibayangkan manusia modern hidup tanpa
mengambil
menggunakan produk-produk sains dan
pembangunan peradaban material manusia.
teknologi. Keperluan hidup harian manusia
Penemuan-penemuan sains dan teknologi
modern mulai dari makan, minum, tidur,
telah
tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat
kemudahan pada manusia. Perjalanan yang
transportasi, sampai alat-alat komunikasi,
dulu
alat-alat hiburan, kesehatan dan semua
sekarang dapat ditempuh hanya beberapa
aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari
jam saja dengan pesawat terbang, kereta api
pada menggunakan produk sains dan
cepat, hinggalah penemuan-penemuan lain
teknologi.
yang sangat membedakan, memudahkan
Perkembangan pertanian,
peternakan,
teknologi perikanan
serta
peranan
penting
memberikan
perlu
dalam
bermacam-macam
ditempuh
berbulan-bulan,
dan menyenangkan cara hidup manusia zaman sekarang dibanding zaman dulu.
pemprosesan makanan dan minuman telah
Islam, agama yang sesuai dengan
memudahkan manusia untuk memenuhi
fitrah manusia, maka syariatnya bukan saja
keperluan makan minum semua manusia di
mendorong manusia untuk mempelajari
muka bumi ini. Perkembangan teknologi
sains dan teknologi, kemudian membangun
informasi,
telpon,
dan membina peradaban, bahkan mengatur
handphone, faksimili, internet dan lain-lain,
umatnya ke arah itu agar selamat dan
telah mempercepat penyampaian informasi
menyelamatkan baik di dunia lebih-lebih
yang dahulu memerlukan waktu hingga
lagi di akhirat kelak.
dengan
adanya
berbulan-bulan, sekarang dapat sampai ke
Namun hingga kini, masih saja ada
tujuan hanya dalam beberapa detik saja,
anggapan yang kuat dalam masyarakat luas
bahkan
(hampir)
yang mengatakan bahwa agama dan ilmu
bersamaan. Melalui TV, satelit dan lain-lain
adalah dua entitas yang tidak dapat
alat komunikasi canggih, kejadian di satu
dipertemukan.
tempat di permukaan bumi atau di angkasa
wilayah masing-masing, terpisah antara satu
dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
dan lainnya, baik dari segi objek formal-
umat manusia di seluruh dunia dalam masa
material,
yang bersamaan.
kebenaran, peran yang dimainkan oleh
pada
masa
yang
Dengan demikian dapat difahami bahwa sains dan teknologi memang telah
ilmuwan.
Keduanya
metode
Ungkapan
mempunyai
penelitian,
lain,
ilmu
kriteria
tidak
memperdulikan agama dan agama-pun 124
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 tidak
memperdulikan
ilmu.
ini
kanibalisasi antara keduanya, sementara
dikarenakan oleh anggapan bahwa sains dan
agama sangat penting bagi kesejahteraan
agama memiliki cara yang berbeda baik dari
individu
pendekatan, pengalaman, dan perbedaan-
harmoni bagi kehidupan.
perbedaan
ini
merupakan
perdebatan.
Ilmu-terkait
Hal
ISSN 1979-8911
dan
bertujuan
menciptakan
sumber
Persoalan yang muncul sekarang
dengan
adalah bagaimana melakukan integrasi
pengalaman yang sangat abstrak, misalnya
antara sains dan agama melalui pendidikan
matematika. Sedangkan agama lebih terkait
agama Islam, dan integrasi seperti apa yang
erat dengan pengalaman biasa kehidupan.
dapat dilakukan?
erat
Sebagai interpretasi pengalaman, ilmu bersifat deskriptif dan agama bersifat preskriptif.
B. Konsep Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Sains dan Teknologi 1. Pengertian Integrasi
Ada juga sebagain kelompok yang memandang bahwa sains dan agama berdiri pada posisinya masing-masing, karena bidang ilmu mengandalkan data yang didukung secara empiris untuk memastikan apa yang nyata dan apa yang tidak, agama sebaliknya siap menerima yang gaib dan tidak pasti hanya didasarkan pada variabel berwujud dari iman dan kepercayaan. Bahwa agama dan sains harus hidup berdampingan independen satu sama lain, sebab meskipun ada kesamaan dalam misi mereka,
perbedaan
mendasar
Kata integrasi memiliki pengertian penyatuan hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat. Dalam konterks Ilmu sosial, integrasi
akan beresonansi pada inti masing-masing. Sehingga integrasi antara sains dan agama hampir tidak layak, sebagai kriteria ilmiah untuk mengidentifikasi asumsi tersebut menjadi nyata, karena dipastikan ada proses
adalah
suatu
kondisi
kesatuan hidup bersama dari aneka satuan sistem sosial budaya, kelompok-kelompok etnis
dan
kemasyarakatan,
untuk
berinteraksi dan bekerjasama, berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma dasar bersama guna mewujudkan fungsi sosial budayayang maju,
tanpa
mengorbankan
ciri-ciri
kebhinekaan yang ada.
antara
keduanya menyajikan sebuah konflik yang
sosial
Howard
Wrigins
mendefinisikan integrasi
(1967),
sosial
adalah
penyatuan bagian yang berbedabeda dari suatu
masyarakat
keseluruhan
yang
menjadikan lebih
satu
utuh,
atau
memadukan masyarakat kecil yang banyak jumlahnya
menjadikan
satu
bangsa. 125
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 Sedangkan
Myron
Weyner
ISSN 1979-8911
(1972),
lain apalagi dilakukan di atas dasar filosofis
menyatakan, bahwa integrasi sosial adalah
yang mapan. Sehingga pemberian bekal
penyatuan kelompok budaya dan kelompok
ilmu dan agama tersebut tidak memberikan
sosial kedalam satu kesatuan wilayah dan
pemahaman yang yutuh dan komprehensif
dalam
pada peserta didik. Apalagi kenyataannya,
pembentukan
suatu
identitas
nasional.
ilmu-ilmu tersebut sering disampaikan oleh Jika
demikian
bagaiamanakah
cara
halnya
maka
guru atau dosen yang kurang mempunyai
mengintegrasikan
wawasan keislaman dan kemoderenan yang
pendidikan agama Islam dengan Sains dan
memadai.
Teknologi? Apakah dengan memadukan antara
pendidikan
agama
Islam
dan
Dalam diharapkan
Konteks
adalah
ini
integrasi
yang antara
pendidikan umum seperti yang terjadi di
pendidikan agama Islam dengan Sains dan
lingkungan pendidikan Islam saat ini?
Teknologi
Khudori
Sholeh
dalam
rangka
memberikan
(1988),
pengertian secara utuh kepada peserta didik
menyatakan bahwa sebenarnya lembaga
tentang materi pelajaran pendidikan agama
pendidikan Islam telah melakukan integrasi
Islam yang sering disampaikan secara
tersebut
dogmatis dengan mengesampingkan fakta-
meskipun
dalam
pengertian
sederhana. Lembaga pendidikan Islam
fakta ilmu pengetahuan dan teknologi.
mulai dari Madrasah Ibtidaiyah sampai Perguruan
Tinggi,
memang
telah
Peserta didik saat ini sangat kritis dan tidak begitu saja menerima pelajaran
memberikan materi-materi ilmu keagamaan
pendidikan
seperti tafsir, hadis, fiqh, dan seterusnya,
disampaikan tentang haramnya makanan
dan
juga
tertentu maka mereka tidak serta merta
memberikan berbagai disiplin ilmu modern
menerima namun mereka mempertanyakan
yang diadopsi dari Barat. Artinya, mereka
tentang
telah melakukan integrasi antara ilmu dan
Dalam kasus seperti inilah peran sains
agama.
diharapkan mampu memberikan penjelasan
pada
waktu
Integrasi biasanya
hanya
yang
yang
sama
dilakukan
dengan
ini
secara
agama
keharaman
menyeluruh.
Islam.
makanan
Sehingga
Ketika
tersebut.
antara
sekedar
pendidikan agama Islam dan sains dapat
memberikan ilmu agama dan umum secara
saling mendukung dalam memberikan
bersama-sama tanpa dikaitkan satu sama
pemahaman yang utuh kepada peserta didik. 126
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Selain itu, dengan perkembangan
pendidikan Islam adalah pembentukan
teknologi informasi yang demikian pesat
manusia
juga diharapkan dapat dikembangkannya
dengan demikian pendidikan Islam adalah
model-model
proses pembentukan manusia ke arah yang
pembelajaran
dan
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi
yang dicita-citakan, sehingga
dicita-citakan Islam.
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal
Dari beberapa definisi di atas,
ini dengan tujuan untuk memudahkan
maka dapat diambil pengertian bahwa yang
penyampaian informasi tentang pendidikan
dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah
agama
didik.
suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan
Tentunya harus didukung dengan sumber
dan bimbingan yang dilakukan secara sadar
daya manusia dalam hal ini adalah
dan sengaja serta terencana yang mengarah
guru/dosen/pendidikan agama Islam yang
pada terbentuknya kepribadian anak didik
memadai
yang sesuai dengan norma-norma yang
Islam
kepada
dalam
peserta
penguasaan
ilmu
pengetahuan dan teknologi.
ditentukan oleh ajaran agama.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam juga Islam
merupakan upaya sadar dan terencana
menurut Hasbullah (1999), merupakan
dalam menyiapkan peserta didik untuk
pewarisan
budaya
mengenal, memahami, menghayati, hingga
manusia yang bersumber dan berpedoman
mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia
ajaran Islam sebagai yang termaktub dalam
dalam mengamalkan ajaran agama Islam
Pengertian
dan
AL-Qur’an dimaksudkan
pendidikan
perkembangan
dan
Sunnah
adalah
Rasul,
dalam
yang
dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-
rangka
Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan
terbentuknya kepribadian utama menurut
bimbingan
ukuran-ukuran Islam. Dengan demikian ciri
penggunaan pengalaman.
yang membedakan antara pendidikan Islam
pengajaran,
Sedangkan
latihan,
tujuan
serta
Pendidikan
dengan yang lain adalah pada penggunaan
Agama Islam identik dengan tujuan agama
ajaran Islam sebagai pedoman dalam proses
Islam, karena tujuan agama adalah agar
pewarisan dan pengembangan budaya umat
manusia memiliki keyakinan yang kuat dan
manusia tersebut.
dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya
Sedangkan Haidar Putra Daulay (2004),
menyatakan
bahwa
hakikat
yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses 127
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu
harapan
yang
diinginkan
oleh Artinya: Hai orang-orang yang
pendidik Islam itu sendiri. Dalam kaitan ini Zakiah Daradjad
beriman,
bertakwalah
kepada
Allah
tujuan
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
pendidikan Islam yaitu; membina manusia
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
beragama berarti manusia yang mampu
dalam keadaan beragama Islam.
(1982),
menegaskan
bahwa
Untuk
melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam
mencapai
tujuan
dengan baik dan sempurna, sehingga
pendidikan agama Islam tersebut menurut
tercermin pada sikap dan tindakan dalam
Amin Abdullah (1985), ada tiga tahapan,
seluruh
yaitu: pertama, adalah mentransfer atau
kehidupannya,
dalam
rangka
mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia
memberikan
ilmu
agama
sebanyak-
dan akhirat. Yang dapat dibina melalui
banyaknya kepada anak didik. Dalam
pengajaran agama yang intensif dan efektif.
kegiatan ini, aspek kognisi anak didik
dapat
menjadi sangat dominan. Kedua, selain
disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
memenuhi harapan pada tahapan pertama,
Agama Islam adalah sebagai usaha untuk
proses internalisasi nilai agama diharapkan
mengarahkan dan membimbing manusia
dapat juga terjadi.
Dari
pendapat
diatas
dalam hal ini peserta didik agar mereka
Aspek afeksi dalam pendidikan
mampu menjadi manusia yang beriman dan
agama, aturannya terkait erat dengan aspek
bertaqwa
kognisi.
kepada
Allah
SWT,
serta
Sebenarnya,
dalam
bidang
meningkatkan pemahaman, penghayatan,
pendidikan agama, aspek yang kedua ini
dan pengamalan mengenai Agama Islam,
lebih diutamakan daripada yang pertama.
sehingga
Muslim,
Kalau pun tahapan kedua tersebut sudah
berakhlak mulia dalam kehidupan baik
diutamakan dan memperoleh porsi yang
secara
dan
memadai, masih ada satu tahapan lagi yang
berbangsa dan menjadi insan yang beriman
hendak dicapai oleh pendidikan agama
hingga
Islam, yakni aspek psikomotorik. Aspek
menjadi
pribadi,
mati
manusia
bermasyarakat
dalam
keadaan
Islam,
sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-
atau
tahapan
Qur’an surat Ali Imran ayat 102.
kemampuan
ini anak
lebih didik
menekankan untuk
dapat 128
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri
makhluk Tuhan, manusia sebagai individu
sehingga
dan manusia sebagai makhluk sosial.
dapat
menggerakkan,
menjalankan dan mentaati nilai-nilai dasar
Pernyataan di atas mengacu pada
agama yang telah terinternalisasikan dalam
pendapat Zakiah Daradjad dan Noeng
dirinya sendiri lewat tahapan kedua.
Muhadjir, (Moh. Roqib, 2009: 21-22),
ruang
lingkup
bahwa ”konsep pendidikan Islam mencakup
Islam
meliputi
kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
memperhatikan dan mementingkan segi
antara hubungan manusia dengan Allah
aqidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan
SWT, hubungan manusia dengan sesama
akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih
manusia, dan ketiga hubungan manusia
luas dan dalam dari semua itu. Para
dengan dirinya sendiri, serta hubungan
pendidik Islam pada umumnya memiliki
manusia
pandangan yang sama bahwa pendidikan
Sedangkan Pendidikan
Agama
dengan
makhluk
lain
dan
lingkungannya.
Islam mencakup berbagai bidang: (1)
Ahmad tafsir (2007: 26), menyatakan
keagamaan, (2) aqidah dan amaliah, (3)
bahwa dalam mendefinisikan pendidikan
akhlaq dan budi pekerti, (4) fisik-biologi,
bukanlah sesuatu yang mudah. Menurutnya
eksak, mental-psikis, dan kesehatan.
ada dua faktor yang menjadikan perumusan
Ruang lingkup Pendidikan Agama
dari definisi pendidikan itu sulit: (1)
Islam juga identik dengan aspek-aspek
banyaknya jenis kegiatan yang dapat
Pengajaran Agama Islam karena materi
disebut sebagai kegiatan pendidikan; (2)
yang terkandung didalamnya merupakan
luasnya aspek yang dibina oleh pendidikan.
perpaduan yang saling melengkapi satu
Tidak hanya aspeknya saja yang luas
dengan yang lainnya.
cakupannya, namun ruang lingkup dari
Apabila
dilihat
pembahasannya
terkecuali pendidikan Islam.
Pendidikan Agama Islam yang umum
tidak terlepas dari sosok manusia. Ketika membicarakan manusia tentu tidak terlepas pula dari kedudukan manusia sebagai
ruang
segi
pendidikan itu sendiri juga sangat luas, tidak
Berbicara tentang pendidikan tentu
maka
dari
lingkup
dilaksanakan di sekolah adalah: a. Pengajaran Aqidah/Keimanan Pengajaran
keimanan
berarti
proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan,
dalam
hal
ini
tentunya 129
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari
Pengajaran
Al-Quran
adalah
pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
b. Pengajaran Akhlak
membaca Al-Quran dan mengerti arti
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran
yang
mengarah
kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat
pada
Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya
pembentukan jiwa, cara bersikap individu
hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan
pada kehidupannya, pengajaran ini berarti
dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
proses belajar mengajar dalam mencapai
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
tujuan supaya yang diajarkan berakhlak
f. Pengajaran Sejarah Islam
baik.
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam
c. Pengajaran Ibadah Pengajaran
ibadah
adalah
ini
mengetahui
adalah tentang
agar
siswa
dapat
pertumbuhan
dan
pengajaran tentang segala bentuk ibadah
perkembangan agama Islam dari awalnya
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari
sampai zaman sekarang sehingga siswa
pengajaran
dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
ini
agar
siswa
mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
3. Sains dan Teknologi Pengertian
Sains
(science)
memahami arti dan tujuan pelaksanaan
menurut Agus S. (2011), diambil dari kata
ibadah.
latin scientia yang arti harfiahnya adalah
d. Pengajaran Fiqih
pengetahuan. Sund dan Trowbribge (1993),
Pengajaran
fiqih
adalah
merumuskan
bahwa
Sains
merupakan
pengajaran yang isinya menyampaikan
kumpulan
materi tentang segala bentuk-bentuk hukum
Sedangkan
Islam yang bersumber pada Al-Quran,
menyatakan bahwa Sains adalah kumpulan
sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain.
pengetahuan
Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa
mendapatkan
mengetahui dan mengerti tentang hukum-
pengetahuan itu. Sains merupakan produk
hukum Islam dan melaksanakannya dalam
dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
kehidupan sehari-hari.
"Real Science is both product and process,
e. Pengajaran Al-Quran
inseparably Joint".
pengetahuan Kuslan
dan dan
dan Stone
cara-cara
proses. (1994),
untuk
mempergunakan
130
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah
yang
ditempuh
didefinisikan sebagai kaedah atau proses
para
menangani suatu masalah teknis yang
ilmuwan untuk melakukan penyelidikan
berasaskan kajian saintifik termaju seperti
dalam rangka mencari penjelasan tentang
menggunakan peralatan elektronik, proses
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
kimia,
merumuskan
canggih dan lain-lain.
manufaktur,
permesinan
yang
masalah,
merumuskan
merancang
eksperimen,
Sains dan teknologi menjadi satu
mengumpulkan data, menganalisis dan
kesatuan yang tidak terpisahkan karena
akhimya menyimpulkan.
saling
hipotesis,
Menurut
kamus
bahasa
mendukung
satu
sama
lain.
Teknologi merupakan bagian dari sains
(Abdurrahman R Effendi dan Gina Puspita
yang
2007), sains adalah ilmu pengetahuan yang
menciptakan dunia tersendiri. Akan tetapi
teratur (sistematik) yang boleh diuji atau
teknologi tidak mungkin berkembang tanpa
dibuktikan
didasari sains yang kokoh. Maka sains dan
kebenarannya.
Sains
juga
berkembang
teknologi
berdasarkan kebenaran atau kenyataan
terpisahkan.
semata-mata, misalnya sains fisika, kimia,
4. Integrasi Pendidikan Agama Islam
(ilmu
tentang
kesatuan
tak
dengan Sains dan Teknologi
cabang yang lebih detil lagi seperti hematologi
satu
mandiri,
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
biologi, astronomi, termasuk-lah cabang-
menjadi
secara
Berdasarkan tujuan dan ruang
darah),
lingkup pendidikan agama Islam yang telah
entomologi, zoologi, botani, cardiologi,
dijelaskan di atas, diharapkan integrasi
metereologi (ilmu tentang kajian cuaca),
antara pendidikan agama Islam dengan
geologi, geofisika, exobiologi (ilmu tetang
sains dan teknologi dapat meningkatkan
kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu
pemahaman dan pemantapan bagi peserta
tentang aliran air), aerodinamika (ilmu
didik.
tentang aliran udara) dan lain-lain. Sedangkan
teknologi
a. Islam Memandang Agama sebagai adalah
aktivitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains untuk tujuan praktis dalam
industri,
pertanian,
perobatan,
perdagangan dan lain-lain. Ia juga dapat
Dasar dan Pengatur Kehidupan Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits menjadi 131
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu
peristiwa ketika di masa Rasulullah SAW
suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh
terjadi gerhana matahari, yang bertepatan
bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan
dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim).
manusia.
Orang-orang berkata.gerhana matahari ini Islam memerintahkan manusia
terjadi karena meninggalnya Ibrahim. Maka
untuk membangun segala pemikirannya
Rasulullah
SAW
segera
menjelaskan:
berdasarkan aqidah Islam, bukan lepas dari
Sesungguhnya matahari dan bulan ini
aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat
keduanya sebagai bukti kebesaran Allah,
yang pertama kali turun :
tidaklah gerhana ini karena mati atau hidupnya seseorang, maka bila kalian melihat gerhana segeralah berdoa dan
Artinya: (menyebut)
“Bacalah
nama
dengan
Tuhanmu
Yang
bertakbir mengagungkan Allah, shalat, dan shadaqah.
menciptakan”.(QS. Al–Alaq: 1).
Dengan jelas kita tahu bahwa
Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan
untuk
memperoleh
berbagai
membaca pemikiran
Rasulullah SAW telah meletakkan aqidah
guna
Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan,
dan
sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena
pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu
alam
tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena
kekuasaan Allah, tidak ada hubungannya
iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu
dengan nasib seseorang, hal ini sesuai
tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang
dengan aqidah muslim yang sebenarnya.
merupakan asas Aqidah Islam. Itulah
ajaran
yang
adalah
tanda
keberadaan
dan
b. Mengkaji dan Mengembangkan Sains dibawa
Rasulullah SAW yang meletakkan aqidah
dan Teknologi, sebagai bagian dari Ibadah
Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebagai asas ilmu pengetahuan. Beliau mengajak memeluk aqidah Islam lebih dulu, lalu setelah itu menjadikan aqidah tersebut sebagai pondasi dan standar bagi berbagai pengetahun. Ini dapat ditunjukkan misalnya dari suatu
Menurut Abuya Syeikh Imam Ashaari
Muhammad
At
Tamimi
(Abdurrahman R Effendi dan Gita Puspita, 2007), menegaskan bahwa semua aktifitas keseharian kita termasuk mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi dapat bernilai ibadah bahkan perjuangan di sisi 132
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Allah bila memenuhi lima syarat ibadah
fardhu ‘ain, shalat 5 waktu, puasa, zakat
yaitu:
dan sebagainya.
1) Niat yang betul, yaitu karena untuk membesarkan Allah. Sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya amalan-amalan
c. Integrasi yang Diharapkan antara Pendidikan agama Islam dengan Sains dan Teknologi
itu tergantung dengan niatnya dan yang
Integrasi yang diharapkan antara
didapat setiap orang itu sesuai dengan
pendidikan agama Islam dengan Sains dan
apa yang dia niatkan. “Niat orang
Teknologi
mukmin itu adalah lebih baik daripada amalannya.“
bukan
dipahami
dengan
memberikan materi pendidikan agama Islam yang diselingi dengan dengan materi
2) Pelaksanaannya benar-benar di atas landasan syariat atau aturan Allah.
sains dan teknologi. Akan tetapi yang dimaksudkan adalah adanya integrasi yang
3) Perkara atau subyek yang menjadi
sebenarnya,
tumpuan untuk dilaksanakan atau dikaji
menjelaskan
itu mestilah mendapat keredhaan Allah.
pendidikan agama Islam dapat didukung
Subyek yang paling utama mestilah suci
oleh fakta sains dan teknologi. Sebab, di
agar benar-benar menjadi ibadah kepada Allah.
di
mana
tentang
ketika suatu
kita materi
dunia yang demikian modern ini, peserta didik tidak mau hanya sekedar menerima
4) Natijah (Hasil) mesti baik karena
secara dogmatis saja setiap materi pelajaran
merupakan pemberian Allah kepada
agama yang mereka terima. Secara kritis
hamba-Nya. Dan setelah itu, hamba-
mereka juga mempertanyakan tentang
hamba yang dikaruniakan rahmat itu
materi
wajib
sampaikan sesuai dengan kenyataan dalam
bersyukur
kepada
ALLAH
pendidikan
dengan berzakat, melakukan korban,
kehidupan sehari-hari.
serta membuat berbagai amal. Jika
Kita
ambil
agama
yang
contoh,
kita
ketika
aktifitas tersebut menghasilkan ilmu
menyampaikan materi tentang Isra’ Mi’raj
yang dicari maka ilmu itu hendaklah
Nabi Muhammad SAW, memang tidak
digunakan sesuai dengan yang diridhai
salah jika kita hanya menyampaikan bahwa
Allah.
perjalanan yang dilakukan Nabi tersebut
5) Tidak meninggalkan atau melalaikan
atas kehendak Allah semata tetapi perlu
ibadah-ibadah asas, seperti belajar ilmu
juga disampaikan pembahasan secara sains 133
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911 Di dalam (QS. Al-Isra’: 1) Allah
dan teknologi modern. Memang benar banyak ayat Al-Qur’an dan Hadis yang
menjelaskan tentang Isra’:
menunjukkan kebenaran perjalanan Nabi
Allah, yang telah memperjalankan hamba-
tersebut, namun akan lebih mantap lagi jika
Nya (Nabi Muhammad SAW) pada suatu
dalam
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil
tersebut
penyampaian disertakan
materi
pelajaran
fakta-fakta
yang
berdasarkan sains dan teknlogi.
(2011),
Aqsha
yang
sekelilingnya,
telah agar
“Maha Suci
Kami
berkahi
Kami
perlihatkan
dari
tanda-tanda
Menurut Thomas Djamaluddin,
kepadanya
Isra’
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
mi’raj
bukanlah
kisah
perjalanan antariksa. Aspek astronomis
sebagian
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
sama sekali tidak ada dalam kajian Isra’
Dan
tentang
mi’raj
Allah
mi’raj. Namun, Isra’ mi’raj mengusik
menjelaskan dalam (QS. An-Najm: 13-
keingintahuan akal manusia untuk mencari
18):
penjelasan ilmu. Aspek aqidah dan ibadah
Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu
berintegrasi dengan aspek ilmiah dalam
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
membahas Isra’ mi’raj. Inspirasi saintifik
lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul
Isra’ Mi’raj mendorong kita untuk berfikir
Muntaha) ada surga tempat tinggal. (Dia
mengintegrasikan sains dalam aqidah dan
melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha
ibadah.
diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya
“Dan sesungguhnya dia (Nabi
Mari kita mendudukkan masalah
tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan
Isra’ mi’raj sebagai mana adanya yang
tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya
diceritakan di dalam Al-Qur’an dan hadits-
dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
hadits shahih. Kemudian sekilas kita ulas
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”
kesalahpahaman yang sering terjadi dalam
Sidratul muntaha secara harfiah
mengaitkan Isra’ mi’raj dengan kajian
berarti
‘tumbuhan
sidrah
yang
tak
astronomi. Hal yang juga penting dalam
terlampaui’, suatu perlambang batas yang
mengambil hikmah peringatan Isra’ mi’raj
tak seorang manusia atau makhluk lainnya
adalah menggali inspirasi saintifik yang
bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya
mengintegrasikan sains dalam memperkuat
Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari
aqidah dan menyempurnakan ibadah.
batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan 134
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
apa, di mana, dan bagaimana sidratul
Masjidil Aqsha. Rasul bukan bermimpi
muntaha itu.
karena dapat menjelaskan secara detail
Isra’ mi’raj jelas bukan perjalanan
tentang masjid Aqsha dan tentang kafilah
seperti dengan pesawat terbang antarnegara
yang masih dalam perjalanan. Rasul juga
dari Mekkah ke Palestina dan penerbangan
keluar dari dimensi waktu sehingga dapat
antariksa dari Masjidil Aqsha ke langit ke
menembus masa lalu dengan menemui
tujuh lalu ke Sidratul Muntaha. Isra’ Mi’raj
beberapa Nabi. Di langit pertama (langit
adalah perjalanan keluar dari dimensi ruang
dunia) sampai langit tujuh berturut-turut
waktu. Tentang caranya, ilmu pengetahuan
bertemu (1) Nabi Adam, (2) Nabi Isa dan
dan teknologi tidak dapat menjelaskan
Nabi Yahya, (3) Nabi Yusuf, (4) Nabi Idris,
secara rinci. Tetapi bahwa Rasulullah SAW
(5) Nabi Harun, (6) Nabi Musa, dan (7) Nabi
melakukan perjalanan keluar ruang waktu,
Ibrahim. Rasulullah SAW juga ditunjukkan
dan bukan dalam keadaan mimpi, adalah
surga dan neraka, suatu alam yang mungkin
logika yang bisa menjelaskan beberapa
berada di masa depan, mungkin juga sudah
kejadian yang diceritakan dalam hadits
ada masa sekarang sampai setelah kiamat
shahih.
nanti.
Penjelasan
perjalanan
keluar
dimensi ruang waktu setidaknya untuk
Sekadar
analogi
sederhana
memperkuat keimanan bahwa itu sesuatu
perjalanan keluar dimensi ruang waktu
yang lazim ditinjau dari segi sains, tanpa
adalah seperti kita pergi ke alam lain yang
harus
dan
dimensinya lebih besar. Sekadar ilustrasi,
menganggapnya sebagai suatu kisah yang
dimensi 1 adalah garis, dimensi 2 adalah
hanya dapat dipercaya saja dengan iman.
bidang, dimensi 3 adalah ruang. Alam dua
mempertentangkannya
Kita hidup di alam yang dibatasi
dimensi
(bidang)
dengan
mudah
oleh dimensi ruang-waktu (tiga dimensi
menggambarkan alam satu dimensi (garis).
ruang mudahnya kita sebut panjang, lebar,
Demikian juga alam tiga dimensi (ruang)
dan tinggi, serta satu dimensi waktu).
dengan mudah menggambarkan alam dua
Sehingga kita selalu memikirkan soal jarak
dimensi (bidang). Tetapi dimensi rendah
dan waktu. Dalam kisah Isra’ mi’raj,
tidak
Rasulullah bersama Jibril dengan wahana
dimensi
“Buraq”
berdimensi tiga tidak tampak sempurna bila
keluar
dari
dimensi
ruang,
akan
sempurna
yang
lebih
menggambarkan tinggi.
Kotak
sehingga dengan sekejap sudah berada di 135
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
digambarkan di bidang yang berdimensi
mudah pindah dari suatu tempat ke tempat
dua.
lainnya, tanpa terikat ruang dan waktu. Sekarang bayangkan ada alam
berdimensi dua
Langit dalam konteks Isra’ Mi’raj pun
(bidang) berbentuk U.
bukanlah langit fisik berupa planet atau
Makhluk di alam “U” itu bila akan berjalan
bintang, tetapi suatu dimensi tinggi. Langit
dari ujung satu ke ujung lainnya perlu
memang bermakna sesuatu di atas kita,
menempuh jarak jauh. Kita yang berada di
dalam arti fisik maupun non-fisik.
alam yang berdimensi lebih tinggi dengan
Bagaimanapun ilmu manusia tak
mudah memindahkannya dari satu ujung ke
mungkin
bisa
menjabarkan
hakikat
ujung lainnya dengan mengangkat makhluk
perjalanan
Isra’
mi’raj.
itu keluar dari dimensi dua, tanpa perlu
memberikan ilmu kepada manusia sedikit
berkeliling menyusuri lengkungan “U”.
sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan
Allah
hanya
Alam malaikat (juga jin) bisa jadi
iman kita mempercayai bahwa Isra’ mi’raj
berdimensi lebih tinggi dari dimensi ruang
benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
waktu, sehingga bagi mereka tidak ada lagi
Rasulullah
masalah jarak dan waktu. Karena itu mereka
rencana Allah menguji keimanan hamba-
bisa melihat kita, tetapi kita tidak bisa
hamba-Nya
melihat mereka. Ibaratnya dimensi dua
menyampaikan perintah shalat wajib secara
tidak dapat menggambarkan dimensi tiga,
langsung kepada Rasulullah SAW.
SAW.
(QS.
Rupanya,
Al-Isra:
begitulah
60)
dan
tetapi sebaliknya dimensi tiga mudah saja
Pemahaman dengan pendekatan
menggambarkan dimensi dua. Bukankah
konsep ekstra dimensi sekadar pendekatan
isyarat di dalam Al-Quran dan Hadits juga
sains untuk merasionalkan konsep aqidah
menunjukkan hal itu. Malaikat dan jin tidak
terkait Isra’ mi’raj, walau belum tentu tepat.
diberikan batas waktu umur, sehingga
Tetapi upaya pendekatan saintifik sering
seolah tidak ada kematian bagi mereka.
dipakai sebagai dalil aqli (akal) untuk
Mereka pun bisa berada di berbagai tempat
memperkuat keyakinan dalam aqidah Islam.
karena tak di batas oleh ruang.
Sains seharusnya tidak kontradiktif dengan
Rasulullah bersama Jibril diajak
aqidah dan aqidah bukan hal yang bersifat
ke dimensi malaikat, sehingga Rasulullah
dogmatis semata, tetapi memungkinkan
dapat melihat Jibril dalam bentuk aslinya
dicerna dengan akal. Mengintegrasikan
(baca QS 53:13-18). Rasul pun dengan
sains dalam memahami aqidah dapat 136
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
menghapuskan dikotomi aqidah dan sains,
perbatuan bulan menyajikan informasi
karena Islam mengajarkan bahwa kajian
adanya jalur batuan metamorf yang
sains
menembus bulan. Jalur itu berawal dari
tentang ayat-ayat
kauniyah tak
terpisahkan dari pemaknaan aqidah.
permukaan
Penjelasan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj di atas merupakan salah satu contoh materi tentang aqidah dan keimanan yang
hingga
ke
inti
dan
menembus ke permukaan bulan di sisi yang berseberangan. 2) DR.
Khalifa
dari
NASA
telah
dicoba dijelaskan dengan pendekatan sains
menjelaskan pengertian ayat tersebut,
dan tenologi sehingga akan mudah dicerna
yaitu bahwa tidak seorang pun dapat
oleh peserta didik. Contoh lain yang dapat
menyangkal kebenaran surat Al-Qomar
dikemukakan di sini adalah informasi dari
ayat 1 tersebut. Kita dapat merujuk
Al-Qur’an Surat Al-Qomar ayat 1 tentang
suatu kenyataan bahwa Neil Amstrong
terbelahnya bulan.
dan Aldrin meninggalkan bulan dengan membawa batuan bulan sebanyak 21 kg untuk contoh penelitian. Itulah yang
Artinya: “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. AlQomar:1).
dimaksud
pengertian
terbelahnya bulan, dan inilah yang membuat sang ilmuwan NASA itu memeluk agama Islam dan mengganti
Ayat ini merupakan salah satu ayat yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan seorang muslim jika dia benarbenar beriman akan kebenaran Al-Qur’an. Akan tetapi keimanan ini akan lebih sempurna jika ada penjelasan secara sains
namanya menjadi Khalifa. 3) Suatu saat bulan akan terbelah bila mendekati hari kiamat. Secara sains, hal ini juga dimungkinkan apabila asteroid membentur bulan sehingga bulan lenyap atau hancur.
terkait terbelahnya bulan tersebut.
Dua contoh di atas kiranya dapat
Beberapa pendapat mengenai pemahaman terbelahnya bulan tersebut, antara lain:
dahulu
dijadikan
gambaran
tentang
integrasi
pendidikan agama Islam dengan sains dan teknologi. Bahwa sains dan teknologi
1) Secara Geo-sains memang telah terbukti bahwa
dengan
kala
bulan
pernah
sebenarnya dapat dijadikan fakta empiris penguat kebenaran ajaran agama Islam.
terbelah akibat benturan asteroid. Data 137
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Pengajaran yang awalnya lebih banyak
pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
bersifat dogmatis semakin terasa mudah
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan
untuk dipahami. Integrasi ini tentunya
oleh syariah Islam.
dengan harapan untuk lebih meningkatkan
Sedangkan sains dan teknologi
pemahaman peserta didik akan materi
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang
pelajaran pendidikan agama Islam dan
telah diharamkan syariah Islam. Jika dua
sekaligus sebagai pengguat keyakinan akan
peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam
kebenaran Al-Qur’dan.
dengan baik, insyaallah akan ada berbagai
C. Peran
Pendidikan
Agama
Islam
dalam Perkembangan Sains dan
juga seluruh umat manusia. Sedangkan
Teknologi Peran Pendidikan Islam dalam perkembangan
berkah dari Allah kepada umat Islam dan
teknologi,
diantaranya
peran
sains
dan
teknologi menurut Islam sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1. Aqidah Islam sebagai Dasar Sains dan Teknologi Aqidah Islam merupakan pertama pendidikan islam yang dimainkan dalam iptek, yaitu menjadikan aqidah Islam sebagai basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana
Artinya:”..Sesungguhnya
dalam
yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
penciptaan langit dan bumi serta silih
2. Syariah
bergantinya malam dan siang, terdapat
Islam
sebagai
Standar
Pemanfaatan Sains dan Teknologi Peran
kedua
Islam
tanda-tanda
(Kebesaran
Allah)
bagi
dalam
kalangan ulul albab. Yaitu mereka yang
perkembangan sains dan teknologi, adalah
hatinya selalu bersama Allah di waktu
bahwa Syariah Islam harus dijadikan
berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring
standar pemanfaatan sains dan teknologi.
dan memikirkan tentang penciptaan langit
Ketentuan halal-haram (hukum-
dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok
kami,tidaklah Engkau menciptakan ini
ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana
semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, 138
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
maka perliharalah kami dari azab neraka”
yang meningkat rasa hambanya, yang
(QS Al Imron 190-191)
semakin tawadhu, yang semakin cinta dan
Dari ayat ini dapat kita lihat,
takut dengan Allah. Bahkan kebanyakannya
bahwa melalui pengamatan, kajian dan
semakin mereka menemukan benda-benda
pengembangan sains dan teknologi, Allah
dan inovasi-inovasi yang baru, semakin
menghendaki merasakan
manusia kebesaran,
dapat
lebih
bangga dan rasa hebat. Bukan bertambah
kehebatan
dan
rasa kehambaan, rasa takut dan cintakan
keagunganNya. Betapa hebatnya alam ciptaan
Allah,
yang
keluasannyapun
kebesaran
manusia
dan belum
sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha
hebat
lagi
Allah
Allah. D. Upaya
Islam
dalam
Menghadapi dampak Negatif Sains dan Teknologi
yang
menciptakannya.
Pendidikan
Materi pendidikan Islam harus mampu menstimulir fitrah manusia, baik
Tidak terbayangkan oleh akal
fitrah ruhani, akal, maupun perasaan
dan
Maha
sehingga dapat melaksanakan perannya
Hebatnya Allah. Kalaulah alam semesta
dengan baik, entah sebagai hamba Allah
fikiran
perasaan
manusia
yang nampak secara lahiriah saja sudah begitu
luas,
menggunakan
menurut
SWT.. ataupun sebagai khalifah dimuka bumi. Untuk itu, menurut A. Qodry
canggih diameternya 20 milyar tahun
Azizy (2004: 81), terdapat tiga komponen
cahaya, terasa betapa besar dan agungnya
yang dimiliki pendidikan Islam sebagai
Allah yang menciptakannya. Ini alam
kunci
lahiriah yang nampak dan dapat diukur
mengembalikan sains dan teknologi ke
secara lahiriah, belum lagi alam-alam yang
posisi semula, yaitu:
berbagai jenis yang tidak dapat dikaji dan
1. Amar Ma’ruf
dengan
terkini
dengan yang
diobservasi
peralatan
kajian
peralatan
lahiriah
buatan manusia, walau secanggih apapun. Maka melalui kajian sains dan pengembangan teknologi, sepatutnya rasa hamba para saintis dan teknolog meningkat. Tetapi sedikit sekali saintis dan teknolog
dalam
mengendalikan
Pendidikan
dan
Islam
memperkenalkan konsep pengembangan amar ma’ruf. Tidak hanya kaitannya dalam pergaulan sosial saja, akan tetapi amar ma’ruf
ini
dimaknai
juga
sebagai
pengembangan diri dan iptek secara positif. 139
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Jadi apapun yang dihasilkan oleh umat
E. Problematika Integrasi Pendidikan
Islam harus mampu memberikan nilai
Agama Islam dengan Sains dan
positif bagi kehidupannya dan habitat di
Teknologi
sekelilingnya.
Begitu
pun
dalam
Idealnya
integrasi
pendidikan
pengembangan iptek, umat Islam harus
agama Islam dengan sains dan teknologi
mengarahkan penggunaan iptek kepada hal
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
yang benar, yang diridhoi oleh Allah SWT.
sebagai upaya dalam memantapkan materi
2. Nahi Munkar
pendidikan agama Islam. Juga sebagai
Pendidikan Islam mengarahkan
sarana memperjelas permasalahan yang
manusia untuk mampu membedakan dan
timbul
memilih
ada
pendidikan agama Islam yang awalnya
penyalahgunaan iptek, maka pendidikan
hanya bersifat dogmatis saja. Juga sebagai
Islam mengharuskan umat Islam untuk
peningkatan rasa keimanan akan kebenaran
menghindarinya dan memperbaiki serta
segala yang disampaikan Al-Qur’an dan
mencegah penyalahgunaannya kembali.
Hadis.
kebenaran.
Andaikan
3. Iman kepada Allah
dalam
penyampaian
materi
Namun kenyataan di lapangan
Poin ketiga ini menjadi poin utama
tentu akan berbeda pelaksanaannya dengan
dasar pendidikan Islam. Karena dengan
adanya
keimanan yang kuat, umat Islam akan
problematika yang dihadapi dalam proses
mampu menghadapi dampak negatif iptek
integrasi tersebut. Di antara problematika
yang hadir. Iman kepada Allah SWT akan
tersebut adalah:
menghadirkan rasa takut untuk bermaksiat
1. Sumber Daya Manusia
terhadap-Nya,
dan
rasa
malu
beberapa
hambatan
atau
Tidak dapat dipungkiri bahwa
untuk
melakukan kerusakan di bumi. Sebesar
guru/dosen
pendidikan
apapun serangan dampak negatif iptek,
berangkat dari disiplin ilmu yang hanya
umat Islam akan mampu membentengi diri
membekalinya
melalui peningkatan keimanan yang terus
pendidikan agama Islam sesuai dengan
menerus. Karena pada dasarnya dampak
bidang keahliannya saja. Sehingga dalam
negatif iptek tidak akan terbendung, hanya
aplikasinya ketika integrasi dengan sains
diri kitalah yang harus membentengi diri
dan
sebaik mungkin untuk menghadapinya.
menimbulkan
untuk
teknologi
agama
dapat
mengajar
dilaksanakan
permasalahan
Islam
akan
kurangnya 140
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 pemahaman dari guru/dosen pendidikan agama Islam tersebut tentang sains dan
ISSN 1979-8911 2. Laboratorium Pendidikan Agama Islam
teknologi.
Pendidikan agama sebagaimana
Hal ini dapat dicarikan solusi
pendidikan lainnya juga membutuhkan
dengan beberapa langkah, di antaranya:
sarana dan fasilitas. Bila di sekolah ada
dengan mengikuti pendidikan dan latihan
laboratorium IPA, Biologi, Bahasa, maka
terkait
teknologi,
sebetulnya sekolah juga membutuhkan
menambah referensi bacaan tentang sains
laboratorium agama di samping masjid.
dan teknologi, dan pembahasan dalam
Laboratorium itu dilengkapi dengan sarana
forum musyawarah guru mata pelajaran.
dan fasilitas yang membawa peserta didik
Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya
untuk lebih menghayati agama, misalnya
membutuhkan pembiayaan
yang tidak
video yang bernapaskan keagamaan, music
sedikit. Dalam hal ini pemerintah telah
dan nyanyian keagamaan, syair, puisi
memberikan perhatiannya dengan program
keagamaan, alat-alat peraga pendidikan
sertifikasi guru. Dengan adanya program
agama,
sertifikasi
keagamaan, dan lain sebagainya yang
dengan
guru
sains
yang
dan
diikuti
dengan
foto-foto
peningkatan kesejahteraan yang berupa
merangsang
tunjangan profesi bagi guru. Undang-
peserta didik.
undang
3. Buku Referensi
guru dan dosen antara lain
yang
emosional
bernapaskan
keberagaman
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
Buku merupakan faktor yang
guru sekaligus kesejahteraannya sebagai
sangat mendukung dalam pengembangan
upaya
ilmu
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan. Selain
pengetahuan
dan
teknologi.
Penambahan referensi buku-buku agama rangka
maupun buku-buku tentang sains dan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan,
teknologi akan membantu menyelesaikan
para
bidang
problem integrasi pendidikan agama Islam
pendidikan sering memperkenalkan inovasi
dengan sains dan teknologi. Pengadaan
pendidikan. Inovasi di bidang pembelajaran
buku ini sebenarnya menjadi tanggung
misalnya, sering ditatarkan atau di-diklat-
jawab pemerintah dan lembaga pendidikan
kan kepada para guru dan Dosen.
yang ada.
pengambil
itu
dalam
kebijakan
di
F. Kesimpulan 141
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2
ISSN 1979-8911
Manusia sebagai ciptaan Tuhan
diharapkan
pembelajaran
yang
dengan kesempurnaan akal pikirannya, di
dilaksanakan menjadi lebih bermakna dan
dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk
mudah
membaca ayat-ayat yang tersirat lewat
pendidikan
fenomena dan keteraturan alam. Dengan
mengarahkan peserta didik untuk mengenal,
kajian-kajiannya yang kemudian menjadi
memahami,
ilmu pengetahuan dan teraplikasi dalam
mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia
wujud
manusia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam
menjadi lebih mudah dan sejahtera. Dengan
dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-
mengetahui
Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan
teknologi,
dan
kehidupan
merenungi
berbagai
dipahami.
Sehingga
agama
tujuan
Islam
dalam
menghayati,
keteraturan dan fenomena alam yang ada
bimbingan
akan menimbulkan keimanan, ketakwaan,
penggunaan pengalaman dapat terlaksana.
dan
kesadaran
rohaniyah
dalam
pengajaran,
hingga
latihan,
serta
diri
manusia bahwa betapa kecilnya makhluk
I.1.1
DAFTAR PUSTAKA
manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam semesta serta segala isinya.
Abdurrahman R Effendi dan Gina Puspita, Membangun Sains dan Teknologi
Selain memberi panduan hidup
Menurut Kehendak Tuhan, Jakarta:
kepada manusia agar menjadi manusia yang bertaqwa
yang
menyelamatkan, terkandung
dapat
selamat
banyak
Al-Qur’an
informasi-informasi
Giliran Timur, 2007
dan
ilmiah.
Walaupun Al-Qur’an bukan merupakan kitab sains dan teknologi, ia banyak memuat
Agus
S.
dalam,
Ilmu
Alam
dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ alam, diakses 29 Mei 2014 Al-Muntasyiri
Syaifur,
Dampak
informasi sains dan teknologi, tapi ia hanya
Perkembangan
menyatakan bagian-bagian asas yang sangat
Pendidikan
penting saja dari ilmu-ilmu dan teknologi
massyaifur.blogspot.com/.../damp
yang dimaksud. Al Qur’an juga mendorong
ak-perkembangan-iptek-dan.html,
umat Islam untuk belajar, mengkaji dan
diakses 25 Mei 2014
menganalisa alam ciptaan Allah ini. Dengan
integrasi
pendidikan
agama Islam dengan sains dan teknologi
Daradjad
Zakiah,
Iptek Islam,
Metodik
dan dalam
Khusus
Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 142
Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 Hardaniwati Menuk dkk, Kamus Pelajar Sekolah
Lanjutan
Pertama,
Jakarta: Pusat Bahasa, 2003
Lintasan
Sudarmojo Agus Haryo, Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an, Bandung: Mizan Pustaka, 2008
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:
ISSN 1979-8911
Sejarah
Suryaman Babam, Pengertian, Dasar, Fungsi,
Ruang
Lingkup
Pertumbuhan dan Perkembangan,
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jakarta:
dalam
RajaGrafindo,
1999,
cetakan ke-3
http://www.kosmaext2010.com/pe
Marimba Ahmad D, Filsafat Pendidikan
ngertian-dasar-fungsi-ruang-
Islam, Bandung: PT. Al-Maarif,
lingkup-pendidikan-agama-islam-
1984
pai.php, diakses 25 Mei 2014.
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi
Thomas Djamaluddin, Isra’ Mi’raj:
Pengembangan Pendidikan Islam,
Inspirasi Mengintegrasikan Sains
Jakarta: Rajawali Pers, 2011
dalam Aqidah dan Ibadaha dalam http://www.dakwatuna.com/2011/
Munir Mulkhan Abdul dkk, Rekonstruksi Pendidikan dan Tradisi Pesantren: Religiusutas Iptek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Sistem
mengintegrasikan-sains-dalamaqidah-dan-ibadah/ diakses 25 Mei 2014
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam: Dalam
06/12964/ isra-miraj-inspirasi-
Pendidikan
Zaidun Achmad, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, Jakarta: Pustaka Amani, 2002
Nasional di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004
143