J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : 195 – 202
ISSN 1411-4674
PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA PADA ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH DASAR DI KOTA KENDARI The Application of Adiwiyata Program on Cognitive, Affective and Psychomotor Aspects of Environmental Management in Primary Schools in Kendari Jumadil1, Kahar Mustari2, Alimuddin Hamzah A.3 1
Mahasiswa Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar, 2Dosen Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 3 Dosen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar (Email:
[email protected])
ABSTRAK Program Adiwiyata adalah program Pemerintah untuk menciptakan sekolah berbudaya lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program Adiwiyata terhadap kognitif, afektif dan psikomotorik lingkungan hidup peserta didik Sekolah Dasar dengan membandingkan kognitif, afektif dan psikomotorik lingkungan hidup peserta didik Sekolah Dasar Adiwiyata (SDN 1 Baruga dan SDN 11 Mandonga) dan Sekolah Dasar belum Adiwiyata (SDN 6 Poasia). Penelitian ini dilakukan dari Tanggal 21 Januari sampai dengan 3 Maret 2015, yang dilakukan dengan memberikan kuisioner dan wawancara langsung kepada responden yang terdiri dari, peserta didik kelas VI (SDN 1 Baruga sebanyak 60 orang, SDN 11 Mandonga sebanyak 56 orang dan SDN 6 Poasia sebanyak 42 orang), Guru (SDN 1 Baruga 5 guru dan SDN 11 Mandonga 4 Guru, dan SDN 6 Poasia 3 Guru) Pegawai (SDN 1 Baruga 1 orang dan SDN 11 Mandonga 1 orang, dan SDN 6 Poasia 1 orang), Kepala Sekolah dan Kepala UPT Tk/SD Dinas Pendidikan Kecamatan baruga, mandonga dan poasia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (pisikomotorik) lingkungan hidup peserta didik kelas VI Sekolah Adiwiyata lebih tinggi dibanding Sekolah belum Adiwiyata dan ada pengaruh positif program Adiwiyata terhadap kognitif, afektif dan pisikomotorik lingkungan hidup siswa. Kata Kunci: Program Adiwiyata, Kognitif, Afektif, Psikomotor
ABSTRACT Adiwiyata program is a government program to create cultural school environment. This thesis aims to find out the effect of Adiwiyata program on cognitif, affective and psychomotoric aspects of the environment of primary school students by comparing such condition in two primary schools using Adiwiyata program (SDN 1 Baruda and SDN 11 Mandonga) and one primary school not using Aiwiyata program (SDN 6 Poasia). The research was conducted from january 21 to march 3, 2015 questionnaires and direct interviews with respondents. They were learnes of 6 grade (60 from SDN 1 Baruga, 56 from SDN 11 Mandonga and 42 from SDN 6 Poasia), teachers ( 5 from SDN 1 Baruga, 4 from SDN 11 Mandonga and 3 from SDN 6 Poasia), employees (1 from each school), principals, and the heads of TK/SD (Kindergarten and Primary School) Unit of Education Offices in Baruga, Mandonga and Poasia subdistricts. Then results reveal that knowledge level (cognitive), attitude (affective), and skill (psychomotoric) aspect of the environmental of 6-grade learners in school applying Adiwiyata program are ligher than those in the school not applying the program. Furthermore, there is a positive influence of the Adiwiyata program on the cognitive, affective, and psycomotoric envinment of the lerners. Keywords: Adiwiyata Program, Cognitive, Affective, Psychomotor
195
Jumadil
ISSN 1411-4674
lingkungan hidup. Program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif (KNLH, 2012). Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Akhmadi, 2011). Akhir Desember 2013 sebanyak 3 sekolah di Kota Kendari berhasil meraih Adiwiyata Nasional, di antaranya adalah SDN 1 Baruga, kemudian pada tanggal 5 Juni 2014 wakil Presiden RI Prof. Boediono memberikan penghargaan kepada 2 sekolah yang meraih Adiwiyata Mandiri yaitu SDN 11 Mandonga dan SMPN 17 Kendari, namun yang menjadi persoalan apakah ada manfaatnya terkhusus bagi siswa, apakah program tersebut memberikan pengaruh yang nyata terhadap sikap, keterampilan dan bagaimana siswa itu dalam keseharianya terhadap lingkungan, jangan sampai hanya sebagai pemberian penghargaan semata. Jika memang bermanfaat dan dapat menciptakan generasi pelestari lingkungan, mengapa tidak segera seluruh sekolah baik Negeri maupun Swasta mendapatkan dan melaksanakan program tersebut. Hasil yang hampir sama juga disebutkan oleh Hiswari, dimana dalam salah satu kesimpulan Tesisnya menyatakan, tingkat pemahaman pengetahuan materi lingkungan hidup hasil proses belajar mengajar lingkungan hidup memberikan kontribusi berarti dengan sikap siswa terhadap lingkungan hidup (Hiswari, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program Adiwiyata terhadap kognitif, afektif dan psikomotorik lingkungan hidup peserta
PENDAHULUAN Harus kita akui bahwa sampai dengan saat ini kepedulian terhadap lingkungan baru dimiliki segelintir individu. Banyak diantara kita yang belum peduli dengan permasalahan lingkungan secara sungguh-sungguh. Cukup banyak ditemukan penanganan masalah lingkungan masih sebatas retorika dan administratif sehingga belum terwujud dalam tindakan nyata yang memadai (Hamzah, 2013). Kota Kendari dengan luas wilayah 29.589 Ha memiliki kekhasan karena dikelilingi hutan dan Teluk Kendari, memiliki garis pantai sepanjang 85,6 km, menyuguhkan potensi laut yang menjanjikan untuk usaha perikanan, tetapi juga memiliki kompleksitas permasalahan lingkungan yang tinggi, diantaranya adalah banjir, sampah, tanah longsor, menurunnya ekosistem mangrove, dan pendangkalan di teluk Kendari. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat menjadi penyebab masalah lingkungan di kota Kendari. Masyarakat yang hidup di pesisir teluk Kendari misalnya, masih sering membuang sampah ke laut, serta menebang pohon bakau, hal ini mereka lakukan karena ketidaktahuan masyarakat tentang dampak yang akan terjadi jika hal tersebut terus dilakukan. Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipecahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan pengelolaan lingkungan. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang cenderung tidak perduli, maka mengubah perilaku menjadi perioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan. Salah satu cara dalam upaya mengubah perilaku adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan lingkungan hidup melalui Program Adiwiyata mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah agar memiliki wawasan konservasi dalam upaya pelesatarian 196
Program Adiwiyata, Kognitif, Afektif, Psikomotor
didik Sekolah Dasar dengan membandingkan kognitif, afektif dan psikomotorik lingkungan hidup peserta didik Sekolah Dasar Adiwiyata (SDN 1 Baruga dan SDN 11 Mandonga) dan Sekolah Dasar belum Adiwiyata (SDN 6 Poasia).
ISSN 1411-4674
Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner kepada responden, dan untuk mendukung data tersebut kemudian dilakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas dan guru Pendidikan Keterampilan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH), dan petugas kebersihan. Selain itu juga dilakukan observasi langsung untuk melihat bagaimana kegiatan peserta didik dalam pengelolaan lingkungan hidup.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tepatnya di SD Negeri 1 Baruga kecamatan Baruga, SD Negeri 11 Mandonga kecamatan Mandonga dan SD Negeri 6 Poasia Kecamatan Poasia pada bulan Januari-Maret 2015. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada kategori sekolah Adiwiyata, yaitu Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional.
Analisis Data Membuat perbandingan kognitif, afektif dan psikomotor lingkungan hiidup dengan menggunakan distribusi frekuensi yaitu dengan menentukan nilai maksimum dan minimum, range, kelas interval ditentukan menjadi lima kelas untuk memudahkan membagi kedalam lima kategori yaitu, rendah (R), sangat rrendah (SR) sedang (SD), tingggi (T) dan sangat tinggi (ST).
Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VI yang menjadi lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel secara pusposive dan besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Slovin dalam Landriany (2014) dimana;
HASIL PENELITIAN Berdasarkan menunjukkan bahwa jumlah responden SD Negeri 1 Baruga sebanyak 60, SD Negeri 11 Mandonga 56 orang dan SDN 6 Poasia 42 orang, skor maksimum 100, skor minimum 51.1, range 48.9, dan rentang teoritik 0-100. Untuk jumlah soal 18 dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 100. Jumlah kelas dibagi menjadi 5, lebar kelas 10. Simpangan baku 4.26, mean 92.22, modus 91.11 dan median 92.22 untuk SD Negeri 1 Baruga, simpangan baku 5.73, mean 91.80, modus 92.22 dan median 92.22 untuk SD Negeri 11 Mandonga. Simpangan baku 6.94, mean 70.08, modus 75.56 dan median 71.11 untuk SD Negeri 6 Poasia. Hasil distribusi frekuensi dari skor kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat pada lampiran tabel 1. Dari hasil data yang diperoleh, kemudian dibuat perbandingan nilai rata-rata kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor tentang
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Nilai Presisi (10 persen) Sehingga diperoleh besar sampel penelitian sebagai berikut: Peserta didik kelas VI SDN 1 Baruga sebanyak 60 Orang yang dibagi menjadi 4 kelas dan sampel ditentukan berdasarkan nomor urut absen. Peserta didik kelas VI SDN 11 Mandonga sebanyak 56 Orang yang dibagi menjadi 3 kelas dan sampel ditentukan berdasarkan nomor urut absen. Peserta didik kelas VI SDN 6 Poasia sebanyak 42 Orang yang dibagi menjadi 2 kelas dan sampel ditentukan berdasarkan nomor urut absen. 197
Jumadil
ISSN 1411-4674
pengelolaan lingkungan hidup seperti yang disajikan gambar 4 pada lampiran Dari distribusi frekuensi yang dibuat, kemudian dibuat grafik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk lebih memudahkan Gambar1. Histogram kemampuan lingkungan hidup
dalam melihat perbandingan kemampuan dari sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata dan sekolah yang belum melaksanakan program Adiwiyata, dapat dilihat pada gambar 2,3 dan 4 pada lampiran.
pengetahuan
(kognitif)
tentang
pengelolaan
Sumber: Hasil olah data primer tahun 2015 Gambar 2. Histogram kemampuan sikap (afektif) tentang pengelolaan lingkungan hidup
Sumber: Hasil olah data primer tahun 2015 Gambar 3. Histogram kemampuan keterampilan (psikomotorik) tentang pengelolaan lingkungan hidup 198
Program Adiwiyata, Kognitif, Afektif, Psikomotor
ISSN 1411-4674
Sumber: Hasil olah data primer tahun 2015 Gambar 4. Nilai rata-rata kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor tentang pengelolaan lingkungan hidup
Sumber: Hasil olah data primer tahun 2015.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan Kognitif, Afektif dan
PEMBAHASAN
199
Jumadil
ISSN 1411-4674
Psikomotor tentang pengelolaan lingkungan hidup peserta didik Sekolah Dasar yang melaksanakan program Adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang belum melaksanakan program Adiwiyata. Pada kategori sangat tinggi aspek kognitif sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata (SDN 1 Baruga dan SDN 11 Mandonga) sebanyak 55% dan 64% sedangkan pada Sekolah yang belum melaksanakan program Adiwiyata (SDN 6 Poasia) tidak ada peserta didik yang meraih kategori ini. Sebaliknya pada kategori rendah Sekolah yang belum melaksanakan program Adiwiyata sebanyak 48% peserta didik masuk kategori ini sedangkan sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata tidak ada yang masuk kategori ini. Bila ditinjau dari sudut terlaksananya pendidikan pada manusia bahwa secara umum pendidikan dimulai sejak lahir sampai seumur hidup, maka hal ini menyaratkan bahwa pembekalan pengetahuan peserta didik tentang lingkungan hidup telah dimulai dari lingkungan rumah (keluarga) yang pada akhirnya akan lebih ditingkatkan lagi dilingkungan sekolah pada jalur pendidikan formal setelah anak memasuki usia sekolah. Pengetahuan tentang lingkungan hidup secara terintegrasi dan monolitik telah dimasukkan pada kurikulum pendidikan yang melaksanakan program adiwiyata. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan (Kognitif), kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup. Hal ini telah dibuktikan dengan adanya kesepakatan bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No: 0142/U/1996 dan Nomor Keputusan 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Kesepakatan ini membuktikan bahwa pemerintah merasakan bahwa keputusan mendesak
perbaikan lingkungan hidup dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan lingkungan hidup diharapkan dapat meningkatkan kognitif, kesadaran dan keterampilan masyarakat didalam mengelola lingkungan hidup sehingga mampu bertindak bijaksana dalam lingkungannya. Pendapat Sidauruk dkk (2013), menyatakan bahwa pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan. Lingkungan memiliki dua peran dasar dalam pendidikan yaitu: 1) lingkungan memberi pemelajaran pada anak didik (educative environment); dan 2) lingkungan harus diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment by education). Keseluruhan aspek lingkungan melalui proses pendidikan akan diarahkan menjadi kondisi yang prima dengan standar (baku mutu) yang secara objektif mampu membawa negeri ini yang besar dan maju, aman dan sejahtera. Hal ini telah tercapai pada jalur pendidikan formal di SD Negeri 1 Baruga dan SD Negeri 11 Mandonga. Hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan afektif peserta didik sekolah adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang belum adiwiyata. Hal ini dapat dilihat pada kategori sangat tinggi peserta didik sekolah adiwiyata sebesar 73% sedangkan pada sekolah yang belum adiwiyata hanya 5% peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukakan dilapangan, sangat jelas terlihat bahwa kepedulian peserta didik pada sekolah yang melaksanakan program adiwiyata terhadap kebersihan lingkungan sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik pada sekolah yang belum melaksanakan program adiwiyata. Hal ini terlihat pada perilaku peserta didik yang tidak peduli terhadap sampah yang berserakan pada sekolah yang belum adiwiyata. Sedangkan pada sekolah Adiwiyata lingkungan sekolahnya bersih, bebas dari 200
Program Adiwiyata, Kognitif, Afektif, Psikomotor
sampah yang berserakan karena perilaku peserta didik yang peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Menurut Notohadiprawiro (2006), sadar lingkungan hanya dapat dibentuk dan dikembangkan dalam diri orang masing-masing dengan jalan: 1)menghadapkan sseseorang pada persoalan lingkungan sehari-hari secara terus-menerus berupa kenyataan yang mudah masuk akal dan mudah dialami sendiri, 2) Menumbuhkan peradaban malu. Selanjutnya, Neolaka (2007), menambahkan ada empat faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan, yaitu faktor ketidaktahuan, kemiskinan, kemanusiaan, dan faktor gaya hidup. Hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan psikomotor peserta didik sekolah Adiwiyata lebih besar dibandingkan dengan sekolah yang belum adiwiyata. Hal ini dapat dilihat pada kategori sangat tinggi, dimana tidak ada peserta didik yang meraih kategori tersebut. Sedangkan pada sekolah Adiwiyata sebanyak 80% dan 91% peserta didik yang memperoleh kategori tersebut. Keberhasilan Adiwiyata merupakan kersama dari semua warga sekolah, sehingga terbentuk karakter dan budaya yang berwawasan lingkungan bagi warga sekolah dimanapun berada. Bila karakter tesebut sudah tertanam, baik program maupun kebijakan bukan lagi menjadi beban (Hidayat dkk., 2013). Keberadaan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (SPBL) sangat membantu dalam upaya mengatasi kerusakan sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan yang terjadi saat ini dan masa akan datang SPBL diharapkan mampu mengubah kebiasaan atau perilaku yang tidak menghargai terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, menjadi perilaku yang memiliki etika baik dan peduli terhadap SDA dan lingkungan (Mulyani, 2009).
ISSN 1411-4674
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik pada sekolah adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang belum melaksanakan program Adiwiyata. Disarankan kepada pemerintah untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan melalui program Adiwiyata. DAFTAR PUSTAKA Akhmadi A. (2011). Peranan Layanan Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Karakter (Kajian Diklat Guru Bimbingan Konseling). Surabaya: Widyaiswara Madya Spesialisasi Bimbingan dan Konseling pada Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Hamzah S. (2013). Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung: Refika Aditama. Hidayat N., Taruna T., & Purwaweni H. (2013). Perilaku warga sekolah dalam program Adiwiyata di SMK Negri 2 Semarang. Prosiding seminar nasional pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan (UNDIP). Hiswari U. (2007). Korelasi Antara Pendidikan Lingkungan dengan Sikap Siswa terhadap Lingkungan Hidup (Tesis). Jakarta: Universitas Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2012). Panduan Adiwiyata. Jakarta: KNLH. Landriany E. (2014). Impementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Volume 2 Nomor 1. Mulyani R. (2009). Penanaman Etika Lingkungan melalui Sekolah Perduli
201
Jumadil
ISSN 1411-4674
dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal PPS Unimed Volume 6 Nomor 2 Neolaka A. (2007). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Notohadiprawiro. (2006). Pendidikan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sidauruk T., Suriani M., & Restu. (2013). Profil Perilaku Lingkungan Hidup Siswa SMA Negeri di Kota Medan. JUPIIS Volume 5 nomor I.
202