Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. Voolume 01 Nomoor 03 Tahun 20013, 150-156
PENGEM MBANGAN PERANGKA P AT PEMBEL LAJARAN BIIOLOGI SM MA DENG GAN METO ODE INKUIR RI DALAM S SETTING PEMBELAJA ARAN KOOP PERATIF POK KOK BAHAS SAN LINGK KUNGAN
Dyah h Astriani Dosen Progrram Studi Pend didikan Sains F FMIPA UNESA A, e-mail:
[email protected]
A Abstrak Pengembangann perangkat pembelajaran P p biologi denggan metode innkuiri dalam setting p pembelajaran kooperatif dilakukan untukk menunjang keterampilan proses siswaa dalam p pembelajaran biologi b khususnya materi linggkungan. Peneelitian ini bertuujuan mendeskrripsikan k kelayakan peraangkat, hasil belajar, b dan resspon siswa. Pennelitian pengem mbangan ini mengacu m p pada Four D Models M (4D) dengan d sasarann penelitian siswa SMA kelaas X. Parametter yang d diukur pada peenelitian ini addalah kelayakaan perangkat, hasil h belajar, daan respon sisw wa. Data d dianalisis secaara deskriptif. Berdasarkan hasil h analisis data d menunjukkkan bahwa peerangkat yang dikembaangkan dinyataakan layak deengan persentaase kelayakan sebesar p pembelajaran 8 84,6%, untuk Respon siswa terhadap peranngkat pembelaajaran baik (866,93%). Rata-raata hasil b belajar dari RP PP 01 sampai RPP 04 yaitu 84,3%. Hasil penelitian p ini menyimpulkan m n bahwa p perangkat yang g dikembangkaan dapat diterappkan dalam peembelajaran bioologi di SMA kelas k X. K Kata Kunci: Four F D Modelss, metode inkuiiri, hasil belajaar siswa, lingkuungan. A Abstract The developmeent of learningg biology with tthe inkuiri metthod in the settting of the coop T perative l learning carried out in order to support the learning proceess of students ' skills in bioloogy and e especially the material envirronment. This research aimss at describingg the feasibilitty study r results, devices, and student response. Research developm ment refers to Four D Models (4 D) a research taargets high sch and hool students of class X. Paraameters measurred in this studdy is the f feasibility stud dy results, devvices, and studdent response. Data were anaalyzed by desccriptive. B Based on the results r of data analysis show wed that the leaarning device developed d withh decent p percentages sttated feasibilitty of 84,6%, students response to learrning good (86,93%). A Average of thee study have elevated e from RPP 01 to 04 84,3%. The reesults of this research r c concluded thatt the device beeing developedd can be appliied in the studdy of biology in i SMA c class of X. K Keywords: Foour D Models, methods of inqquiri, student leearning achievement, environnment
PENDAHU ULUAN Ilmu Penggetahuan Alam m sangat eraat hubungannyya dengan keehidupan sehaari-hari. Secaara umum IP PA terdiri daari fakta, koonsep, prinsiip, teori, daan keterampilaan proses. Dalam kurrikulum selaalu ditekankan n perlunya keteerampilan proses diajarkan di kelas, sehingga perlu dissiapkan suatu perangkat yanng mendukungg pembelajarran IPA di kelas dengaan menerapkaan keterampilann proses, kareena observasi di lapangan menunjukkan m dengan rata-rrata nilai kerrja ilmiah rend dah yaitu sebesar 60. Salah satu s upaya yanng dilakukan adalah denggan menerap pkan perangkkat
pembellajaran yang sesuai untuk mengajarkan keteram mpilan prosees, yaitu peerangkat di dalamnnya melibatkann siswa secaraa aktif dalam proses pembelajaran yaitu y metode innkuiri. Menurut M Eggeen & Kauch hack (1996) metodee inkuiri meruppakan salah sattu cara efektif yang dapat membaantu siswa meningkatkan m mpilan berpikkir dengan menggunakan m keteram proses mental lebihh tinggi dan keterampilan berpikiir kritis. Dalam pembelajaaran dengan metodee inkuiri sisw wa di samping g menguasai konsep p biologi, sisw wa juga dapat dilatih untuk
Perangkat Pem mbelajaran Bioologi SMA den ngan Metode Innkuiri
meneliti su uatu permasalaahan atau perrtanyaan dengaan fakta-fakta yang ada. Pembelajarann biologi yanng melibatkann kemampuann inkuiri siswa meliputi: merumuskaan permasalahhan, merumuuskan hipotesiis, melakukan n percobaaan, mengannalisis datta, menyimpullkan, bersikap obyektif, jujurr, dan rasa inggin tahu siswaa (Depdiknas, 2003). Kem mampuan inkuiiri siswa dapaat dilatih denggan cara mengghadapkan sisw wa pada perm masalahan nyatta dari kehiduupan sehari-harri. Hal ini sesuai diteraapkan dalam bahan kajiaan lingkungann, karena di dalamnya banyak b masalaah sehari-hari yang dim masukkan ke pembelajaraan, misalnya pencemaran. Pembelajaaran dengan Metode M Inkuirri Gulo (2002) mengemukkakan bahwa strategi s inkuiiri berarti ranngkaian kegiattan belajar yang melibatkaan seluruh keemampuan sisswa secara maksimal m untuuk mencari, menyelidiki m seecara sistematis, kritis, logiis, analisis, seehingga siswaa dapat meruumuskan sendiiri penemuannnya dengan peenuh percaya diri. Sedangkaan menurut Wayne W Welch et e al dalam Troowbridge (1990) mendefinissikan inkuiri sebagai suatuu proses umuum dimana manusia terlibatt dalam penccarian informaasi atau pemah haman. Proses inkuiri juga diartikan d sebaggai proses pennemuan melalu ui pencarian pengetahuan p daan pemahamann (Collete dan Chlapetta, 19994). Tujuan Peembelajaran In nkuiri Menurut Arends (19 994) pembellajaran inkuiiri dikembanggkan untuk mencapai 3 tujuaan pembelajaraan, yaitu: membantu meengembangkann keterampilaan intelektual siswa yang meliputi m bertannya dan mencaari m sisw wa mempelajaari keterampilaan jawaban, membantu proses inkkuiri yang diihubungkan dengan berbaggai aspek pem mbelajaran, meembantu siswaa untuk mandiiri dan mampu u belajar sendirri. Sasaraan utama kegiatan mengajarr dengan metodde inkuiri, addalah: keterlibbatan siswa seecara maksim mal dalam prosses kegiatan belajar, kegiataan belajar secaara logis dan siistematis menggacu pada tujuaan pembelajaraan mengembaangkan sikap percaya dirri pada sisw wa mengenai apa yang tellah ditemukan n dalam proses inkuiri. Tahapan Pembelajaran P Inkuiri I Inkuiri secara sederhan na dapat dipaandang sebaggai proses mem mecahkan perrmasalahan beerdasarkan fakkta dan pengam matan (Eggen & Kauchack, 1996). Tahapaan pembelajarran inkuiri merumuskaan meliputi:
151
permassalahan, m merumuskan hipotesis, mengum mpulkan data ddengan percobbaan, menguji hipotessis, dan membuuat simpulan. Inkuirii dalam Pandaangan konstru uktivisme Belajarr lebih dari sekedar menggingat. Bagi siswa, untuk u benar-beenar mengerti dan dapat d menerappkan ilmu pengetahuan, p merekaa harus bekerjaa menemukan sesuatu bagi dirinyaa sendiri. Salahh satu prinsip penting dari psikoloogi pendidikann adalah guruu tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepadaa siswa, namuun guru dapaat membantu siswa dengan d jalan membuat m inform masi menjadi bermakkna dan sangatt relevan bagi siswa, yaitu dengann memberikan kesempatan kepada k siswa untuk menemukan m attau menerapkann sendiri ideide dan n mengajak siiswa untuk beelajar dengan strategii-strategi merekka sendiri. Sllavin (1997) dalam d Nur daan Wikandari (1999) menyatakan bahwa: m psikologi Adanyaa revolusi baru dalam pendidiikan melahirkaan suatu teori yang dikenal dengann nama teori konstruktivis, yaitu suatu teori yang y memanddang bahwa siswa harus secara individu mennemukan dan mentransfer informaasi-informasi komplek apaabila mereka harus menjadikan informasi ittu miliknya sendiri. Teori ini memaandang bahwa siswa harus secara terus menerus memeriksa innformasi baru yang beerlawanan denngan aturan-atuuran lama dan merevisi aturan-aturaan tersebut jikaa tidak sesuai lagi. Konsep baru tenntang mengajarr menyatakan bahwa mengajar addalah membinaa bagaimana belajar, bagaimana berpikir, dann bagaimana menyellidiki. Bagi siswa agar benar-benar memah hami pengettahuan merreka harus menem mukan segala sesuatu unttuk dirinya, bekerjaa memecahkann masalah, dan d bergulat dengann ide-ide. Berdaasarkan pengerrtian ini guru berada ditengah di antara siswa dan sumber belajar. Guru berperran sebagai peemandu agar b secara aktif dan kreeatif, dengan siswa belajar cara memberi m dukuungan, tantanggan berpikir, namun siswa ttetap dijadik kan kunci pembellajaran. Guru memberi doorongan agar siswa berbuat b banyakk dan kreatif. Dalam D hal ini guru beerperan sebagaai motivator. Seelain itu guru juga berusaha b agaar siswa akkrab dengan
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. Voolume 01 Nomoor 03 Tahun 20013, 150-156
lingkungannnya dan men nggunakannya sebagai sumbber belajar. Ussaha ini mem mang dapat merepotkan m guuru namun dappat membawaa makna pembbaharuan dalaam proses belaajar mengajar. Dalam hal in ni guru berperaan sebagai fassilitator (Semiaawan, dkk., 19992). Pembelajaaran Kooperattif Pembelajarran kooperatif menekankan pada p kerja sam ma tim, untukk melatihkan keterampilan kerjasama daan kolaboratiff pada siswa. Bukan han nya satu oranng anggota keelompok yangg dianggap paandai saja yanng menyelesaiikan tugas sementara s yanng lain diam m, menunggu,, atau siswa duduk secarra berkelompook tetapi maasing-masing mengerjakan tugas secaara individu. Seringkali siswa akan lebih mudaah menemukaan dan memahaami konsep-koonsep yang suulit apabila diddiskusikan deengan teman mereka, karenna diantara mereka m tidak ada a rasa cangg gung atau takkut seperti jikaa mereka haruss langsung berttanya pada gurru. Siswa keloompok atas akkan menjadi tutor t bagi sisw wa kelompok bawah, sehing gga diharapkann dengan proses a meningkkat tutorial inni siswa keloompok atas akan pemahamannnya, sedangkan kelompok bawah akaan meningkat prestasinya (Ibbrahim, dkk., 2000). 2 Slavin (19994) mengemukkakan bahwa: Cooperativve learning refe fers to instructiional methods in which studdents work tog gether in smalll groups to heelp each other learn. Ciri khas pembbelajaran koo operatif, sisw wa mpok-kelompokk heterogen daan ditempatkaan pada kelom tinggal unttuk beberapa minggu m atau bulan. b Dari hassil kerjasama dengan tem man akan meemberikan hassil belajar yang y lebih tinggi daripaada kompetissi, khususnya siswa yang berkemampuan b n rendah. Dalaam s dilatih bersosialisasi b dan d bertanggunng model ini siswa jawab. Unttuk mengoptim malkan manfaat pembelajaraan kooperatif, guru dapat berperan unttuk membentuuk kelompok-kkelompok agaar heterogenitaas terjamin, baaik dari sisi ekonomi e maup pun akademik, namun dalaam pembelajarran kooperatiif yang diteekankan adalaah heterogenittas akademik k. Pembelajaaran kooperattif memiliki enam fasee Arends (1997), yaiitu menyampaaikan tujuan dan mem motivasi sisw wa, menyajikann informasi,m mengorganisasiikan siswa kke dalam k kelompok-kelo ompok belajjar,membimbinng kelompok dalam belajarr dan bekerjaa, evaluasi, daan pemberian penghargaan.
METO ODE Jenis Penelitian P Penelittian ini merupakan penelitian pengem mbangan (Deveelopment Reseaarch) yang lakukan ddengan men ngembangkan perangk kat pembelajaaran biologi yang hasilnya berupa perangkat yanng siap di implementasikan di sekoolah. Sasaraan Penelitian Perangkat pembelajaaran biologi keelas X pokok bahasan n Lingkungan Prosed dur Penelitian Pengem mbangan Peraangkat Pengem mbangan p perangkat p pembelajaran berorieentasi pada moodel 4-D (fouur D model) yang terdiri t dari eempat tahap (Thiagarajan, ( Semmeel & Semmeel, 1974), deengan alasan bahwa model ini terrsusun jelas daan sistematis. Hal terrsebut dapat terrlihat dari setiaap tahap telah diuraik kan dengan jellas kegiatan appa saja yang harus dilakukan. Keempat K tahapp itu adalah finisian (definee), perancanggan (design), pendefi pengem mbangan (devvelop), dan penyebaran (dissem minate). Selanjutnya, karena keterbatasan biaya maka pengem mbangan peranngkat hanya dilakukkan sampai tahap peengembangan (develoop) saja, untuuk tahap peny yebaran tidak dilakukkan sebab mellibatkan kebijaakan instansi terkait seperti Depdiiknas atau Keetua Yayasan wahi beberapa SMA. S swasta yang membaw Tahap Pendefinisian n (define) Tahap ini bertuj ujuan menetapkan dan mendeffinisikan syarat-syarat pembelajaran p dengann menganalisis tujuan dan baatasan materi pembellajaran. Tahapp ini terdapatt 5 langkah kegiataan, yaitu anallisis kebutuhaan (front-end analiyssis), analisis sisswa, analisis tuugas, analisis konsep p, serta perumuusan tujuan pem mbelajaran. n (design) Tahap Perancangan n dari tahap ini adalah merancang Tujuan prototippe perangkat pembelajarann. Tahap ini terdiri dari penyusunaan tes,pemilihaan media,dan pemilihhan strategi ppembelajaran dan sumber belajar.
Perangkat Pem mbelajaran Bioologi SMA den ngan Metode Innkuiri
Tahap Pen ngembangan (develop) ( Tujuan darri tahap ini ad dalah menghaasilkan prototippe perangkat pembelajaran p y yang telah direvisi berdasarkaan masukan para p ahli sehhingga didapaat bentuk akhhir perangkat yang dapat digunakan dalam ujicobba terbatas. Tahap T ini melliputi validasi perangkat daan revisi I, siimulasi RP teertentu yang bertujuan b untuuk mengecek keterlaksanaaan perangkat dan kecocokaan waktu, revvisi II, dan ujii coba terbatass. Hasil dari uuji coba terb batas, dianaliisis, revisi III, kemudiaan didapatkan n perangkat pembelajaran n yang siaap digunakan untuk tingkat SMA.. S Tahap Uji Coba Tahap uji coba terbataas dilakukan dengan subjeek penelitian 12 siswa Kelas K X-3 MAN M Surabayya, bertujuan untuk mengguji perangkaat yang telaah dihasilkan dari tahap penngembangan perangkat. p Hassil dari uji coba terbatas direvisi, sehin ngga dihasilkaan perangkat yang y siap di im mplementasikann di SMA. D Teknik Pengumpulan Data Telaah Digunakan n untuk melihhat hasil valiidasi perangkkat pembelajarran biologi yan ng dikembangkkan oleh peneliti dengan metode inkuiri dalam setting pembelajaraan kooperatif. Tes Digunakan n untuk menguumpulkan data tes hasil belajar siswa denggan pemberian soal di akhir pembelajaran. Angket Digunakan n untuk menjarring informasii tentang respoon siswa terhaadap pembelajaaran. Angket dibagikan d setelaah pembelajarran dengan RPP P 4 selesai dan n diisi selama 30 3 menit. Teknik An nalisis Data Perangkatt pembelajaran Perangkat pembelajaran p y yang tersusun akan divalidassi, hasilnya akkan di analisiss dengan instrrumen penilaiaan perangkat pembelajaraan. Hasilnya di rata-raata kemudian di banding gkan dengan skor kriterria menggunak kan skala Likerrt. Pemberian n Angket Respoon Data yang diperoleh berd dasarkan angkeet tentang respoon p dan kegiataan terhadap perangkat pembelajaran
153
pembellajaran dianaliisis dengan menggunakan m statistik k deskriptif, yyaitu frekuenssi pernyataan yang diberikan tiap siswa s dibagi juumlah seluruh pernyattaan dan dikaliikan 100. Dataa respon yang diperolleh digunakann untuk menindaklanjuti kegiataan pembelajaraan dengan metoode inkuiri. Hasil Belajar B Siswa Untuk menganalisiss ketuntasan belajar tiap siswa digunakan statistik deskkriptif yang dihitun ng dengan mengggunakan rumu us:
K=
T x100% T1
Keteranngan: K = Persen ketuntasann belajar tiap siswa s T = Ju umlah soal yangg benar dijawaab siswa T1= Ju umlah soal secaara keseluruhann HASIL L PENELITIA AN Peranggkat Pembelajjaran Rencan na Pembelajarran Rencanna pembelajaraan digunakan guru sebagai pedomaan pelaksannaan kegiattan belajar yang mengajjar. Rencanna pembelajaran digunak kan terdiri daari 4 RPP, yaitu y tentang keseim mbangan lingkuungan, polusi udara, u polusi air daan tanah, dann perubahan lingkungan. Rencanna pembelajarran telah div validasi oleh pakar dengan d revisi ppada penggunaaan kata kerja operasiional, pemberrian pengalam man belajar pada sub indikattor dan meemperbanyak pertanyyaan kepada siiswa saat KBM M agar lebih relevan n dengan metodde inkuiri. Materii Ajar Siswa Materi ajar siswa yang y dikemban ngkan berisi: materi ajar, gambbar, istilah sains, dan rangkuuman. Materi ajar ini digu unakan siswa untuk mengerjakann tugas selaama proses pembellajaran dan meemperdalam peemahaman di luar jam m pelajaran, deengan demikiaan diharapkan dapat memberikan m m manfaat bagi siswa untuk meninggkatkan dan meengembangkann pemahaman konsep yang sedang dipelajari. H Hasil validasii dari pakar menyarrankan untuk lebih memperhatikan tata cara peenulisan dan perlu p ditambahh rangkuman, agar sisswa lebih mem mahami materi.
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. Voolume 01 Nomoor 03 Tahun 20013, 150-156
Lembar Keerja Siswa (LK KS) Lembar keerja siswa meerupakan pandduan bagi sisw wa dalam memahami kerjaa ilmiah dan konsep-konseep biologi yaang sedang dan d akan dipelajari. Lembbar Kegiatan Siswa S (LKS) yang dikembbangkan dengaan metode innkuiri terdiri dari kompoonen-komponeen: merumuskaan masalah, hip potesis, tujuan, alat dan bahaan, prosedur kerja, keselamatan kerjaa, menentukaan t hasil peengamatan, annalisis data daan variabel, tabel kesimpulann. Berdasarkan n hasil validaasi, LKS dappat dipakai deengan revisi pada penulisan ejaan daan pemenggallan kata. B Tes Hasil Belajar Tes Hassil Belajar (THB) diggunakan untuuk mengevalu uasi hasil belaajar siswa, terdiri dari TH HB produk dann THB prosess, dilengkapi dengan d kisi-kiisi dan kuncci jawaban sebagai peedoman untuuk mengevalu uasi kebenaraan jawaban siswa. Setelaah divalidasi, pakar menyarrankan agar klasifikasi k ranaah kognitif soal diperbaiki, pilihan p jawabaan jangan terlaalu jelas sehinggga soal tidak k dapat menguk kur kemampuaan siswa. Hasil Uji Coba C Respon Sisswa Respon sisswa dijaring dengan d menggggunakan angkeet, hasilnya menunjukkan m bahwa pada ujii coba I seluruuh siswa menyyatakan senangg, Sebagian besar respon sisw wa terhadap komponen k KBM M menyatakann senang, barru, dan setuju u terhadap peembelajaran yang diterapkaan. Pada pern nyataan tentang keterampilaan berpikir daan sosial sejum mlah siswa meenyatakan tidakk baru. Beberappa siswa yangg menyatakan tidak baru, tiidak setuju, daan tidak senanng disertai alasaan bervariasi. Tes Hasil Belajar B Hasil anaalisis THB produk dan proses padda pembelajarran ini semuanyya tuntas, baik k secara individdu maupun klaasikal. PEMBAH HASAN Perangkatt Pembelajaraan Perangkat pembelajaran n yang disuusun mendappat balikan daari validator berupa konsstruksi kalimaat, namun seccara materi sudah s sesuai dengan bioloogi seperti yanng tertera paada Depdiknaas (2006) yanng
menyattakana bahw wa IPA tiidak hanya penguaasaan kumpullan pengetahhuan berupa fakta, konsep, atauu prinsip sajaa, tapi juga merupaakan suatu prooses belajar dalam d bentuk kerja/praktek. Sehinggga perangkat yang y tersusun layak digunakan. d Respon n Siswa Sebagiaan besar rrespon sisw wa terhadap komponen KBM mennyatakan senanng, baru, dan setuju terhadap pembbelajaran yang g diterapkan. Beberaapa siswa yangg menyatakan tidak setuju, dan tidak senang, mengemukaakan bahwa yak kegiatan pelaksaanaan KBM dengan bany menyebbabkan pennyampaian maateri kurang. Selamaa ini siswa bannyak menerim ma materi tapi sedikit kegiatan. Seddangkan pada penelitian p ini perangk kat dirancang dengan banyyak kegiatan dan maateri yang haruus dibaca oleh siswa s sendiri, sehinggga siswa belum m terbiasa melakukan. Hal ini perlu dilatihkan uuntuk melatih kemandirian siswa.
Tes Haasil Belajar Hasil analisis tes hasil belaj ajar produk, menunjjukkan rata-ratta dari RPP 1 sampai s RPP 4 sebesarr 84,3% dengaan proporsi inndikator lebih dari 0,775. Hal ini beerarti semua inndikator telah dikuasaai dengan tuntas t berped doman pada Kuriku ulum menunjukkkan jika selurruh indikator dapat dikuasai sisw wa melebihi 75% maka dikatakkan telah tuntass secara klasikaal. PENUT TUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukkan maka daapat disimpuulkan bahwa perangk kat pembelajarran biologi deengan metode inkuiri dapat diim mplementasikann di kelas, didukuung hasil validaasi, angket resppon, dan hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan pada hasil h penelitiann yang telah dilakukkan, disarankkan: ketika menyusun perangk kat pembelajarran diperlukan n kecermatan dalam pemilihan p bahaasa dan media belajar.
Perangkat Pem mbelajaran Bioologi SMA den ngan Metode Innkuiri
DAFTAR PUSTAKA Arends, Riichard I. 1994 4. Learning To T Teach, Thirrd Editio on. USA: McG Graw-Hill. Arends, Riichard I. 19977. Classroom Instruction annd Mana agement. USA A: McGraw-H Hill Companies Inc. Aryulina, Diah., D Choiru ul Muslim., Syyalfinaf Manaaf., Endan ng Widi W. 20004. Biologi SM MA Untuk Kelaas X. Jak karta: ESIS. A. 1993. A Teaching Sccience Througgh Carin, A.A Disco overy. New York: Y Merrill, An Imprint of Macm millan Publishinng Company. Collette, A. A T & Chlaappetta, E. L. 1994. Sciencce Instruuction in The Middle M and Seccondary Schoool. New York: Y Macmilllan Publishing Company. d Biggs, A. 199 97. Life Sciencce. Daniel, L., Ortleb, E., and USA: Glencoe/McG Graw-Hill. Depdiknas. 2006.P Panduan Pengembangaan Pembbelajaran IPA Terpadu T SMP/M MTs Eggen, Paaul. D & Kauchack, K Doonald P. 19996. Strateegies for Teaccher. Needham m Height: Allyyn Bacon n. Gronlund, N.E. 1982. Coonstructing Acchievement Tesst, Thirdd Edition. Englewood E Cliff: C PrenticceHall,IInc. Gulo, W. 2002. Strateggi Belajar Mengajar. Jakartta: Gram media Widia Sarrana Indonesiaa. Hadisubrotto, T. 1996. Pembelajarann IPA Sekolaah Dasarr. Surabaya: Suurabaya Intelleectual Club. M Fidaa R., M. Nur., Ismono. 20000. Ibrahim, Muslimin., Pembbelajaran Koopperatif. Surabbaya: Universiity Press.. Ibrahim, Muslimin. M 20 005. Asesmen Berkelanjutaan, Konseep Dasar, Tahapan Ta Penggembangan daan Conto oh. Surabaya: UNESA U Univeersity Press.
155
Kardi, S. 2002. M Mengembangkann Tes Hasil Belajar. S Surabaya: Departemen Peendidikan Nasional Univerrsitas Negeri Suurabaya. Kaskel, Albert., Pauul J Hummeer, Jr., Lucy Daniel. D 1995. Merrill, Biology B An Evveryday Exp xperience. N New York: McGraw-Hill. M Lundgrren, Linda. 19994. Cooperattive Learning in n The Sciencce Classrom. New York: McGraw-Hill. M Nur, M M. 1998. Teorri Pembelajarran Kognitif. Suurabaya: PSMS S-UNESA. Nur, M & Prima Reetno W. 2000.. Pengajaran Berpusat Kepadda Siswa dann Pendekatan Pengajaran. Konstruktivis K dalam Suurabaya: PSM MS Universitas Negeri Suurabaya. u Untuk Ridwann, Ahmad. 19999. ‘Tinjauan umum Peenyempurnaann Kurikulum m Biologi.’ Juurnal Pendidikkan dan Kebuddayaan Tahun Ke-5 K No.018. Seeptember 1999 9. pp.24-30. wan, Cony., A.F. A Tangyong g., S. Belen., Semiaw Y. Y Matahelem mual., Wahjuddi S. 1992. Pendekatan Ketterampilan Prooses. Jakarta: Gramedia G Widiaasarana Indoneesia. Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology Theory Th into Practice, P Fouurth Edition. Boston: Allyn annd Bacon Publlisher. Thiagaarajan and Seemmel & Sem mmel, 1974. Innstructional Development D for f Training Children, Teacher Te of Exceptional Bloomington Indiana: Indiana University. Trowbrridge, L. 19900. Becoming a Secondary Scchool Sciencee Teacher, Fifth Edition. Ohio: O Merill Pubblishing Comp pany. man, B.W. 19788. Conductingg Educational Tuckm Research, Secoond Edition. New York: Harcourt H Brace Jovanovich Pu ublisher.
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. Voolume 01 Nomoor 03 Tahun 20013, 150-156
Exceptionaal Children, Bloomington B I Indiana: Indianna Univeersity. Trowbridgee, L. 1990. Becoming B a Seecondary Schoool Sciencce Teacher, Fifth F Edition. Ohio: Merrill Publisshing Companyy. Tuckman, B.W. 19788. Conductinng Educationnal Reseaarch, Second Edition. E New York: Harcouurt Bracee Jovanovich Publisher.