BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1.
Sejarafa dan Perkembangan Terakhir P.T. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan
Perjalanan P.T. BCA pertama kali didirikan di Semarang dengan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory yang didirikan pada
tanggal 10 Agustus 1955 dengan akte notaris No.38, bagian dari perusahaan
tekstil raksasa yang telah surplus sebagai NV Bank Asia pada tanggal 12 Oktober
1956. Perusahaan dagang ini kemudian bernama NV Bank Asia pada tanggal 13 Februari 1957. Resmi beroperasi
pertama kali di pusat perniagaan di jalan
Asemka Jakarta pada tanggal 21 Februari 1957, yang akhirnya diberi nama P.T. BCA pada tanggal 18 Maret 1960.
Dengan asset Rp 12,8 milyar pada tahun 1977, P.T. BCA memulai kiatnya untuk menguasai pasar perbankan, caranya dengan membuka sebanyak mungkin
cabang untuk membentuk sebuah jaringan operasi yang luas, dengan demikian nasabah yang terjaring semakin banyak dan asset semakin berlipat. Dengan hanya
dua kantor cabang, P.T. BCA terus memperluas jaringannya ke berbagai propinsi atau daerah terpencil yang belum dijangkau oleh bank lain.
Pada akhir tahun 1988 kantor cabang P.T. BCA berjumlah 130 cabang
dengan 6 divisi dan pada akhir tahun 1997 P.T. BCA telah menjadi 890 kantor cabang yang terdiri dari 1 kantor pusat, 88 kantor cabang utama, 795 kantor
26
cabang pembantu dan 5 kantor di luar negeri serta 13 divisi. Jaringan kantor yang tersebar di seluruh pelosok negeri dengan jumlah karyawan kurang lebih 18.000 kaiyawan menunjukkan tekad P.T. BCA untuk memberikan konrtibusi terhadap
pembangunan perekonomian di berbagai daerah serta layanan jasa yang lebih baik kepada setiap nasabahnya. Hadirnya kantor cabang dan perwakilan di luar negeri sangat membantu dalam transaksi ekspor impornya hingga akhir tahun 1995 P.T.
BCA telah menjalin kerjasama dengan 1332 bank koresponden yang tersebar di 77 negara.
Kemajuan P.T. BCA terlihat pula dari total aset yang selalu meningkat dari
Rp 36,1 trilyun di tahun 1996 menjadi Rp 53,36 trilyun pada akhir Desember 1997. Walaupun pada tahun 1998 total asset P.T. BCA sempat turun saat terjadi
rush namun pada posisi akhir Desember 1998 berhasil melewati posisi desember 1997 hingga menjadi Rp 67,93 triliun, kemudian menjadi Rp 96.45 triliun pada
desember 1999 dan pada akhir desember 2002 telah mencapai Rp 117,305 triliun Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada P.T. BCA merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh P.T. BCA. P.T. BCA tumbuh
menjadi bank retail/consumer terbesar Ji Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
besarnya jumlah nasabah per desember 2002 mencapai 6,847 juta rekening. Kinerja yang mengesankan tersebut mengantarkan P.T. BCA berhasil keluar dari BPPN pada april 2000 sehingga kini starusnya bukan lagi sebagai Bank Take Over lagi. Kinerja ini menjadi dasar bagi P.T. BCA untuk mengambil langkah strategis dengan melakukan go public di pasar modal. BPPN pada mei 2000 melalui Initial
27
Public Offering mendifestasikan 22,5 % dari seluruh saham P.T. BCA sehingga kepemilikannya atas P.T. BCA berkurang menjadi 70,3 %.
Sejak saat itu P.T. BCA menjadi perusahaan publik, tahun 2001 BPPN melalui public offering yang kedua mendivestasikan 10% dari seluruh saham P.T. BCA sehingga kepemilikan BPPN atas P.T. BCA menjadi 60,3%. Selanjutnya BPPN mendivestasikan 51 % seluruh saham P.T. BCA melalui strategic private placement yang dimenangkan oleh Farindo Investment (Mauritus) limited pada tahun 2002.
Dengan adanya komitmen yang kuat dari manajemen P.T. BCA untuk
melakukan inovasi tiada henti telah memberikan hasil yang mengembirakan. Kini
P.T. BCA sudah diakui sebagai bank yang memberikan pelayanan terfoaik bagi masyarakat, khususnya nasabah dan menjadi salah satu bank pilihan untuk transaksi perbankan. Hal tersebut dapat terwujud dengan dukungan beberapa
keunggulan yang dimiliki oleh P.T. BCA seperti jaringan yang luas, penerapan
teknologi perbankan, produk dan layanan yang inovatif dan beragam, SDM yang profesional dan kepedulian terhadap lingkungan.
P.T. BCA cabang Pejagalan sebagai bagian dari P.T. BCA didirikan bermula
dari ATM Plus pada bulan oktober 1996 yaitu berupa kantor yang hanya terdiri dari head teller dan teller. Pada ATM Plus ini hanya menerima setoran tunai dan
pembukaan rekening baru sedangkan untuk penarikan melalui ATM. Pada tanggal 29 Mei 1997, ATM plus berganti status sebagai kantor cabang pembantu kelas C dikarenakan semakin berkembangnya jaringan operasi dan meningkatnya kebutuhan nasabah akan jasa-jasa perbankan tidak hanya setoran saja tapi juga
28
kegiatan perbankan lainnya seperti permohonan kredit, kiiring, kiriman uang dan sebagainya,
P.T. BCA Pejagalan sempat mengalami guncangan yang cukup berarti
ketika terjadi krisis moneter yang menimpa seluruh indnstri perbankan dan perekonomian Indonesia tetapi P.T. BCA Pejagalan dapat terus bertahan hingga saat
ini.
P.T.
BCA
Pejagalan
selalu
berusaha
meningkatkan
kinerja
operasionalnya melalui unit kerja yang dikelolanya.
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas P.T. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan
Organisasi merupakan alat yang digunakan manajer untuk mancapai sasaran manajemen yang telah ditetapkan dan memudahkan manajer dalam mengelola
serta menjalankan fiingsi kepemimpinannya, Dalam pelaksanaan fimgsi organisasi
diperlukan pendelegasian wewenang (authority) dan pertanggungjawaban atas wewenang yang telah didelegasikan tersebut (responsibility).
P.T. BCA Pejagalan dipimpin oleh satu orang Kepala Cabang yang dibantu
oleh Head Teller dan Kepala Bagian Pendukung Operasi yang masing-masing
bertanggung jawab atas bidang kerja yang ditanganinya. Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada bagan organisasi dibawah ini.
29
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi P.T. BCA Cabang Pembantu Pejagalan
Pern imp in
Kabag Pendukung Operasi
Head Teller
Staf Administrasi dan Customer
Teller
Service
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf perusahaan.
Adapun tugas dan kewenangan seluruh jenjang organisasi P.T. BCA Pejagalan adalah sebagai berikut: 1.
Kepala Cabang
•
Memimpin
dan
bertanggungjawab
atas
jalannya
penyelenggaraan
operasional bank.
•
Menyusun dan melaksanakan program kerja serta target yang harus
dicapai oleh perusahaan dalam satu periode sesuai dengan program kerja perusahaan.
•
Menetapkan kebijakan khusus dalam penyelenggaraan kegiatan bank dan mengatur
strategi
untuk
pengembangan
perusahaan
memperhatikan prinsip kepatuhan dan pengelolaan resiko.
dengan
tetap
30
•
Menandatangani surat-surat keluar dan surat-surat intern yang sifatnya prinsipil.
•
Melakukan
kontrol
dan
evaluasi
atas
kegiatan perusahaan
serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perusahaan. 2. Kepala Bagian Pendukung Operasi
•
Meiaksanakan fiingsi supervisi terhadap transaksi yang dilakukan oleh CSO dan Bagian Dukungan Operasi sesuai wewenang dan limitnya.
•
Mengatur dan memonitor pelaksanaan transaksi non tunai sebagai fiingsi dukungan operasi seperti kiriman uang, kliring dan Iain-lain sesuai dengan ketentuan dan prosedur.
•
Memastikan kebenaran transaksi yang dilakukan oleh CSO dan Bagian Dukungan Operasi berdasarkan ketentuan dan prosedur.
• 3.
Melakukan balancing akhir hari dan tutup cabang perusahaan.
Head Teller
•
Mengatur pelaksanaan kegiatan teller yaitu pembagian kerja, pembukaan counter antrian nasabah dan Iain-lain.
•
Meiaksanakan fiingsi supervisi terhadap transaksi yang dilakukan oleh teller sesuai wewenang dan limitnya.
• Memonitor uang tunai teller dan transaksi yang dilakukan oleh teller. • Melakukan verifikasi atas balancing akhir hari teller dan kebenaran transaksi berdasarkan ketentuan dan prosedur.
31
4.
Staf Administrasi
•
Menginput seiuruh transaksi kliring yang terjadi pada hari itu dan menyelesaikan selisih kliring (bila terjadi).
•
Menginput transaksi kiriman uang, outward/inward remittance, inkaso, penempatan dan pencairan deposito sesuai dengan prosedur.
•
Memproses warkat kliring sesuai ketentuan dan mengelola warkat kliring titipan/tolakan.
• 5.
Melakukan balancing kliring penyerahan dan penerimaan.
Customer Service
•
Melayani nasabah dengan
memberikan penjelasan/infonnasi
kepada
nasabah mengenai produk dan jasa BCA.
•
Menerima
permohonan
pembukaan
rekening,
penutupan
rekening,
pemberian/pencabutan fasilitas.
•
Menerima keluhan nasabah, meneruskan, dan memonitor ke unit kerja terkait, serta memberikan jawabannya ke nasabah.
•
Menginput data nasabah dan melakukan matching data nasabah pada aplikasi CIS.
•
Menyimpan Key BCA, kartu Paspor, kartu Khusus Counter, kartu Tapres,
dan kartu BCA Dollar untuk diserahkan kepada nasabah serta melakukan aktivasi PIN.
•
Memproses permohonan pemberian/pencabutan status blokir, stop bayar, dijaminkan, dan buku hilang.
32
6.
Teller
•
Melayani nasabah dengan memproses transaksi tunai, pemindahbukuan, valas, penerimaan setoran kliring dan kiriman uang.
•
Menginput berbagai transaksi nasabah sesuai dengan ketentuan.
•
Mengatur uang tunai, meneliti penyebab selisih uang tunai dan melakukan penyelesaiannya.
•
Melakukan balancing dan tutup teller.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang melukiskan keadaan objek penelitian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan akan melukiskan proses kliring dalam menyelesaikan hutang piutang antar bank.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan melalui:
1.
Penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku kliring maupun buku referensi lainnya, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti penulis.
2.
Penelitian lapangan, yaitu penulis menggunakan dokumen perusahaan yang
terdiri
dari
Manual
Prosedur Operasional
Kliring,
Manual
Prosedur
Operasional Kiriman Uang, Surat Keputusan, Surat Edaran, dan dokumen-
33
dokumen lain yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan fungsi
kliring antar bank. Penulis juga melakukan pengamatan langsung pada PT. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan dan Central Operational
Jakarta (COJ) serta wawancara yang dilakukan melalui diskusi dan tanya jawab
kepada
pihak-pihak
yang
berkompeten
di
bidang
penanganan
opersioanal kliring.
D. Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dianalisa dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Analisa kuantitatif, menggunakan data-data kuantitatif yang diperoleh dari P.T. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan diolah sedemikian rupa berdasarkan konsep akuntansi kliring yang berlaku.
2. Analisa kualitatif digunakan untuk menjelaskan metode akuntansi kliring yang
diterapkan di P.T. Bank Central Asia, penerapan konsep akuntansi kliring menurut teori dan ketentuan Bank Indonesia serta penjelasan mengenai peranan dari penerapan kliring antar bank.