Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
(1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international; (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan lainnya; (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi; (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi. (5) Penghasil devisa; (6) Pemicu perdagangan international; (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun, dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga anekaragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Gambar 1.1 Pertumbuhan Wisatawan Internasional Tahun 1950 – 2020 Sumber: International tourism, number of arrivals World Bank, 2013) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
NO
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 World 786.290.623 832.133.303 876.402.085 939.044.143 956.486.698 916.716.749 977.971.563 1.025.343.606 1 France 74.433.000 74.988.000 77.916.000 80.853.000 79.218.000 76.764.000 77.648.000 81.411.000 2 United States 46.086.000 49.206.000 50.977.000 55.978.000 57.942.000 54.962.000 59.796.000 62.711.000 3 China 41.761.000 46.809.000 49.913.000 54.720.000 53.049.000 50.875.000 55.664.000 57.581.000 4 Spain 52.430.000 55.914.000 58.004.000 58.666.000 57.192.000 52.178.000 52.677.000 56.694.000 5 Italy 37.071.000 36.513.000 41.058.000 43.654.000 42.734.000 43.239.000 43.626.000 46.119.000 6 Turkey 16.826.000 20.273.000 18.916.000 26.122.000 29.637.000 30.435.000 31.396.000 34.038.000 7 United Kingdom 25.678.000 28.039.000 30.654.000 30.870.000 30.142.000 28.199.000 28.295.000 29.306.000 8 Germany 20.137.000 21.500.000 23.569.000 24.421.000 24.884.000 24.220.000 26.875.000 28.374.000 9 Malaysia 15.703.000 16.431.000 17.547.000 20.973.000 22.052.000 23.646.000 24.577.000 24.714.000 10 Mexico 20.618.000 21.915.000 21.353.000 21.606.000 22.931.000 22.346.000 23.290.000 23.403.000 38 Indonesia 5.321.000 5.002.000 4.871.000 5.506.000 6.234.000 6.324.000 7.003.000 7.650.000 Sumber: International tourism, number of arrivals (World Bank, 2013)
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Tabel 2.1 Kesepakatan Arus Bebas Tenaga Kerja Pada 32 Job Titles Bidang Perhotelan dan Agen Perjalanan MEA Sektor Pariwisata Tahun 2016.
Sumber: Rakor Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Pariwisata Indonesia Jakarta, 24 November 2015 Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Gambar 7.1 Indeks Daya Saing Travel & Tourism Indonesia Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Report WEF, 2015
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Gambar 9.1 Pariwisata sebaga Sektor Unggulan Sumber: UNWTO Tourism Highlights, 2015 Edition Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Gambar 9.2 Perbandingan PDB Langsung Menurut Lapangan Usaha Sumber: WTTC, 2015 Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Gambar 9.3 Dampak Industri Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja Sumber: WTTC, 2015 Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni, 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji; 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan; dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri, 2007).
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata, gejala-gejalan pariwisata, karakteristik wisatawan, prasarana dan sarana wisata, tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnis terkait, serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
1)pergerakan wisatawan; 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan; dan 3)implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah. Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik. Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan “linked system” dan saling mempengaruhi. Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologi, bahkan politik. Sehingga, pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya, seperti pasar, produk, dan pemasaran. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen, penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi, jasa akomodasi, kemasan atraksi atau daya tarik wisata. Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata, dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat. Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar (4A) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Attractions (daya tarik); Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan, yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya. Accesability (transportasi); tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. Amenities (fasilitas); tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa; akomodasi, restoran, fasilitas penukaran valas, pusat oleh-oleh, dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi. Ancillary (kelembagaan); adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung, aspek ini dapat berupa, pemandu wisata, biro perjalanan, pemesanan tiket, dan ketersediaan informasi tentang destinasi. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa hotel dan motel, pusat liburan dan home holiday service, jasa penyewaan furniture untuk akomodasi, youth hostel service, jasa training anak-anak dan pelayanan kemping, pelayanan kemping dan caravan,
sleeping car service, time-share, bed and breakfast dan pelayanan sejenis.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverageserving services) termasuk ke dalam industri ini adalah fullrestoran dan rumah makan, kedai nasi, catering service, inflight catering, café, coffee shop, bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services). Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis, kereta api, taxi, mobil carteran; jasa angkutan perairan baik laut, danau, maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan, cruise ship dan sejenisnya. Dan terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines. Di samping itu, sector pendukung antara lain navigation and aid service, stasion bis, jasa pelayanan parker penumpang, dan lainnya. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency, tour operator and tourist guide services). Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain, agen perjalanan, konsultan perjalanan, biro perjalanan wisata, pemimpin perjalanan dan yang sejenis. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services). Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian, biro pelayanan penari dan sejenisnya. Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah, pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah, botanical and zoological garden service, pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services). Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi, pelayanan golf course, ski, sirkuit balapan, taman rekreasi dan pelayanan pantai. Pelayanan taman bertema, taman-taman hiburan, pelayanan pameran dan sejenisnya. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services). Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan, asuransi, tempat penukaran mata uang dan yang sejenis.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi, metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata. Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa, seperti fasilitas akomodasi, atraksi, akses dan amenitas, serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya. Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas, maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmuilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata. Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata, pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan. Di samping itu, ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO, 2005).
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial, ekonomi, budaya, psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana. Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016
Pariwisata telah memenuhi syarat sebagai ilmu mandiri karena telah memenuhi unsur-unsur ilmu pada aspek ontologis (wujud), Epistemologis (cara/metode), dan Aksiologis (kegunaan)
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
09/01/2016