V. KERAGAAN PASAR DUNIA MINYAK NABATI Dalam bab ini disajikan dan dibahas hasil estimasi persamaan struktural dalam model kerterkaitan harga minyak nabati dan minyak bumi dalam perdagangan dunia minyak nabati. Pembahasan dimulai dengan penjelasan secara umum terhadap hasil analisis implikasi ekonomi dari tanda dan besaran, nilai koefisien determinasi (R2), nilai F-hitung, t-hitung dan hasil uji korelasi serial. Pembahasan selanjutnya mengenai parameter estimasi dari setiap persamaan di dalam model. Parameter diestimasi menggunakan metode 2SLS. Data yang digunakan adalah data sekunder untuk periode tahun 1980-2008 (Lampiran 5). 5.1.
Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Keterkaitan harga minyak nabati dan minyak bumi dalam perdagangan dunia minyak nabati Model ekonometrika keterkaitan harga minyak nabati dan minyak bumi
dalam perdagangan dunia minyak nabati dalam penelitian ini berupa model simultan dinamis yang dibangun dari 97 persamaan, terdiri dari 81 persamaan struktural dan 16 persamaan identitas. Jumlah seluruh variabel adalah 184 (ket: termasuk variabel lag endogen), sedangkan jumlah seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan-persamaan di dalam model adalah 326. Hasil identifikasi model menggunakan metode Order Condition menunjukkan bahwa seluruh persamaan di dalam model adalah over identified. Variabel-variabel
eksogen
yang
dimasukkan
kedalam
persamaan-
persamaan struktural mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan, khususnya dilihat dari teori ekonomi. Kriteria-kriteria statistika yang digunakan dalam hasil estimasi model adalah cukup meyakinkan. Dari 81 persamaan struktural, 70% (57 persamaan) memiliki nilai koefisien determinasi ≥80% dan 9% (7 persamaan
97
struktural) memiliki nilai koefisien determinasi diantara 70% ≥ R2< 80%, dan sisanya 17 persamaan (21%) memiliki nilai koefisien determinasi diantara 14%≥R2<70%,. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara umum variabel-variabel
eksogen
yang
dimasukkan
kedalam
persamaan
dapat
menjelaskan dengan baik keragaman setiap variabel endogennya. Hasil uji statistik F menunjukkan sekitar 91% dari jumlah persamaan struktural (74 persamaan) nyata pada taraf 1%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama setiap variabel eksogen dalam setiap persamaan berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya. Nilai t-hitung menunjukkan variabel eksogen secara parsial berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya pada tingkat yang berbeda-beda. Dari total 278 variabel eksogen yang terdapat di dalam 81 persamaan struktural, sekitar 30% (84 variabel eksogen) berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya pada tingkat 1%, 12% (33 variabel eksogen) berpengaruh nyata pada tingkat 5%, 15% (41 variabel eksogen) berpengaruh nyata pada tingkat 10% hingga 25% dan sisanya 43% (120 variabel eksogen) berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya di atas 25%. Munculnya autokorelasi serial pada taraf α=5% sekitar 36% (29 persamaan) dari 81 persamaan struktural. Nilai RMSPE≥20% dan nilai koefisien U≥0.2 masingmasing sekitar 25% (24 persamaan) dan 5% (5 persamaan) dari 97 persamaan di dalam model. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dengan mempertimbangkan model yang cukup besar dengan periode pengamatan yang cukup panjang maka hasil estimasi model dinilai cukup representatif dalam menangkap fenomena ekonomi perdagangan dunia minyak nabati dan menjelaskan keterkaitan harga dunia
98
minyak bumi dalam pembentukan harga dunia minyak nabati. Selain itu model dapat digunakan untuk melakukan simulasi dalam mencapai tujuan penelitian dan dijadikan landasan dalam penentuan arah kebijakan pengembangan industri kelapa sawit Indonesia di masa depan. 5.2.
Keragaan Minyak Kelapa Sawit Dunia Perdagangan dunia minyak kelapa sawit dilihat dari negara produsen dan
konsumennya bersifat oligopoli dan oligopsoni (Purwanto, 2002). Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen dan eksportir utama minyak kelapa sawit dengan kumulatif share dari kedua negara sekitar 89% dari total ekspor di pasar dunia minyak kelapa sawit. China, India, EU-15 dan Pakistan merupakan empat negara importir utama dengan kumulatif share sekitar 52.65% dari total impor dunia minyak kelapa sawit. 5.2.1.
Ekspor Minyak Kelapa Sawit
5.2.1.1. Ekspor, Konsumsi dan Produksi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia serta luas areal dan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Indonesia menurut pelaku usaha perkebunan disajikan pada Tabel 5. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (XSI) dipengaruhi oleh harga ekspor (HESI), laju perubahan harga domestik (RHDSI), nilai tukar (ERI), pajak ekspor (PESI) dan penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor (SXSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama.
99
Tabel 5. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor, Konsumsi, Luas Areal dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Indonesia, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor M. Kelapa Sawit Indonesia (XSI) Intercept Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Laju perubahan harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia Nilai tukar riil Indonesia Pajak ekspor minyak kelapa sawit Indonesia Penawaran pasar ekspor minyak kelapa sawit Indonesia 2
1.4058
1.14
HESI
-453.43
-0.82
-
0.070
-
RHDSI
0.0083
0.19
-
0.001
-
ERI
-57.94
-2.92
-
0.008
-
PESI
0.89607
25.13
A
0.026
-
SXSI
1.4058
1.14
A
2
R = 0.987 R -Adj = 0.984 F-hitung = 320.67 Dw = 1.92565 dh = Konsumsi M. Kelapa Sawit Indonesia (CSI) Intercept Harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia Laju perubahan harga dunia riil minyak bumi Populasi Indonesia Lag konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia 2
-3450.09
-2.38
-0.05438
-1.31
F
0.056
0.185
RHCOW
961.70340
0.72
-
0.001
0.002
POPI
23.42292
2.55
B
1.186
3.900
LCSI
0.69584
4.77
A
HDSI
2
R = 0.987 R -Adj = 0.985 F-hitung = 398.70 Dw = 1.98653 dh = 0.05 Luas areal TM PBN (LASMIN) Lag harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia Laju perubahan harga riil pupuk Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBN
LHDSI
0.08933
3.24
A
0.065
-
RHCPI L3LASIN
-1.12078 0.85870
-2.59 34.38
B A
0.003 0.925
-
R2 = 0.998 R2-Adj = 0.997 F-hitung = 3441.04 Dw = 1.52554 dh = Luas areal TM PBS (LASMIS) Intercept Lag harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Laju perubahan harga riil pupuk Tingkat upah riil perkebunan Indonesia Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBS
243.901
0.69
LHESI
0.116
0.26
-
0.023
-
RHCPI USPI L3LASIS
-0.211 -0.437 0.805
-0.06 -0.84 22.05
A
0.0002 0.144 1.000
-
R2 = 0.960 R2-Adj = 0.952 F-hitung = 126.36 Dw = 0.374684 dh = Luas areal TM PR (LASMIR) Intercept Lag harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia Tingkat upah riil perkebunan Indonesia Lag luas areal perkebunan sawit PR
72.46956
0.57
LHDSI
0.01385
1.04
-
0.040
-
USPI LLASIR
-0.24278 0.77898
-1.32 38.34
E A
0.095 1.016
-
R2 = 0.992 R2-Adj = 0.991 F-hitung = 899.01 Dw = 2.03067 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
100
Tabel 5. Lanjutan Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
HESI
0.00022
0.25
-
0.034
4.561
RHCPI DLASMIN LYIESIN
-0.00153 -0.00406 0.99276
-0.20 -1.84 9.90
C A
0.001 0.003
0.105 0.465
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Produktivitas areal TM PBN (YIESIN) Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Laju perubahan harga riil pupuk Pertambahan areal TM PBN tahun ini Lag produktivitas areal TM PBN
R2 = 0.993 R2-Adj = 0.991 F-hitung = 733.91 Dw = 2.20989 dh = -0.62 Produktivitas areal TM PBS (YIESIS) Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Pertambahan areal TM PBS tahun ini Lag produktivitas areal TM PBS
HESI
0.00104
1.19
F
0.151
1.297
DLASMIS LYIESIS
-0.00015 0.88328
-0.19 8.95
A
0.007
0.058
R2 = 0.988 R2-Adj = 0.986 F-hitung = 624.47 Dw = 2.39946 dh = -1.18 Produktivitas areal TM PR (YIESIR) Harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia Harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia tahun sebelumnya Laju perubahan harga riil pupuk Pertambahan areal TM PR tahun ini Lag produktivitas areal TM PR
HDSI
0.00009
0.59
-
0.145
0.349
LHDSI
0.00020
1.23
F
0.366
0.882
RHCPI DLASMIR LYIESIR
-0.00817 -0.00149 0.58475
-0.50 -0.72 3.17
A
0.005 0.071
0.011 0.172
R2 = 0.941 R2-Adj = 0.927 F-hitung = 67.36 Dw = 2.64481 dh = -4.89
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor dan pajak ekspor. Variabel penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor berpengaruh positif terhadap ekspor. Peningkatan volume penawaran sebesar 1% akan meningkatkan ekspor sebesar 0.89%. Nilai elastisitas pada jangka pendek mendekati unitary elastis, yaitu sebesar 0.95. Penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor merupakan selisih antara total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia (CSI). Total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia merupakan penjumlahan dari stok awal tahun (STOKSI) dan produksi minyak kelapa sawit Indonesia (PRODSI).
101
Variabel lain yang nyata mempengaruhi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia adalah pajak ekspor (PESI), namun mempunyai pengaruh negatif. Peningkatan pajak ekspor sebesar 1% akan menurunkan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 58 ribu ton, dari rerata volume ekspor tahun 19802008 sebesar 3,6 juta ton, atau sekitar 1.61%. Variabel eksogen lainnya yaitu harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI) dan nilai tukar (ERI) mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor, sedangkan variabel laju perubahan harga domestik (RHDSI) memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor. Ketoga variabel eksogen tidak memiliki dampak perubahan yang besar terhadap terhadap ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dan secara statistik nyata pada taraf >25%. Konsumsi minyak kelapa sawt Indonesia (CSI) dipengaruhi oleh variabel harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI), laju perubahan harga minyak bumi (RHCOW), jumlah populasi (POPI) dan lag konsumsi (LCSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia terutama dipengaruhi oleh lag konsumsi, populasi dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia berturut-turut pada taraf 1% , 5% dan 25%. Variabel eksogen populasi Indonesia (POPI) berpengaruh positif terhadap konsumsi. Setiap tambahan populasi sebanyak 1000 jiwa akan meningkatkan konsumsi sebesar 23.42 ton/tahun, dari rerata volume konsumsi tahun 1980-2008 sebesar 2,35 juta ton/tahun, atau sekitar 1%. Konsumsi minyak kelapa sawit bersifat responsif terhadap perubahan populasi, khususnya pada jangka panjang
102
yang memiliki nilai elastisitas 3.3 kali lebih besar dari nilai elastisitas jangka pendek. Fenomena ini terkait dengan diversifikasi produk minyak kelapa sawit yang relatif masih kecil dalam konsumsi dan menjadikan pengaruh POPI lebih tergantung kepada jumlah populasi itu sendiri. Jenis penggunaan dalam konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia didominasi sebagai bahan baku minyak goreng nasional. Sekitar 77% dari volume konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia adalah untuk pasokan bahan baku minyak goreng nasional (Jakarta Futures Exchange, 2008). Variabel harga domestik (HDSI) memiliki pengaruh negatif terhadap konsumsi, sedangkan variabel laju perubahan harga dunia minyak bumi (RHCOW) mempunyai pengaruh positif terhadap konsumsi. Namun, konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia bersifat tidak responsif terhadap perubahan kedua variabel tersebut. Seperti halnya pengaruh POPI terhadap CSI, fenomena ini terkait dengan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama minyak goreng nasional dan relatif masih kecilnya diversifikasi produk dalam konsumsi, termasuk pengolahan minyak kelapa sawit sebagai produk subsitusi minyak bumi. Selain itu dipengaruhi juga oleh kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjamin ketersediaan pasokan minyak kelapa sawit di dalam negeri. Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Negara (LASMIN) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99.80% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIN meliputi lag harga ekspor (LHESI), laju laju kenaikan harga pupuk (RHCPI) dan lag tiga luas areal perkebunan kelapa sawit
103
PBN (L3LASIN). Dilihat dari nilai t-hitung, maka LASMIN dipengaruhi secara nyata pada taraf 1% oleh variabel LHESI dan L3LASIN, sedangkan RHCPI berpengaruh nyata pada taraf 5%. Variabel eksogen lag harga ekspor (LHESI) dan lag tiga luas areal perkebunan PBN (L3LASIN) memiliki pengaruh positif, sedangkan variabel eksogen laju kenaikan harga pupuk (RHCPI) memiliki pengaruh negatif terhadap LASMIN. Luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN relatif responsif terhadap perubahan L3LASIN dan tidak responsif terhadap perubahan variabel LHESI maupun RHCPI. Diketahui dalam kultur teknis kelapa sawit diperlukan waktu sekitar 3 tahun fase tanaman belum menghasilkan. PBN selaku pelaku usaha profesional maka dalam penentuan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tahun ini relatif lebih didasarkan kepada umur tanaman dibandingkan terhadap variabel harga produk maupun harga pupuk. Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Swasta (LASMIS) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 96% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIS meliputi lag harga ekspor (LHESI), laju kenaikan harga pupuk (RHCPI), upah tenaga kerja perkebunan (USPI) dan lag tiga luas areal perkebunan kelapa sawit PBS (L3LASIS). Dilihat dari nilai thitung, maka LASMIS hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel L3LASIS pada taraf 1%. Pada jangka pendek, LASMIS relatif bersifat responsif terhadap perubahan L3LASIS, dan tidak responsif terhadap perubahan tiga variabel eksogen lainnya. Seperti halnya PBN, PBS selaku pelaku usaha profesional maka dalam penentuan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tahun ini relatif
104
lebih didasarkan kepada umur tanaman dibandingkan terhadap variabel harga produk maupun harga pupuk. Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Rakyat (LASMIR) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIR meliputi lag harga domestik (LHDSI), upah tenaga kerja perkebunan (USPI) dan lag luas areal perkebunan kelapa sawit PR (LLASIR). Harga domestik lebih menjadi acuan bagi PR daripada harga ekspor terkait dengan pemasaran minyak kelapa sawit PR yang berupa titip olah di pabrik pengolahan minyak kelapa sawit milik PBN maupun PBS. Penggunaan variabel lag satu luas areal perkebunan kelapa sawit rakyat (LLASIR) dalam persamaan LASMIR dan variabel USPI terkait dengan besarnya keragaman penerapan kultur teknis dan profesionalisme pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang diterapkan oleh PR. Dilihat dari nilai t-hitung, maka LASMIR hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LLASIR pada taraf 1% dan variabel USPI pada taraf 20%. Pada jangka pendek, LASMIR bersifat responsif terhadap perubahan LLASIR bersifat elastis, sedangkan tiga variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan perkebunan rakyat. Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Negara (YIESIN) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Produktivitas yang digunakan dalam peneltian ini setara dengan pencapaian ton minyak kelapa sawit mentah per ha tanaman menghasilkan (ton CPO/ha TM). Variabel eksogen
105
dalam persamaan YIESIN meliputi harga ekspor (HESI), laju kenaikan harga pupuk (RHCPI), tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN tahun ini (DLASMIN) dan lag produktivitas PBN (LYIESIN). Dilihat dari nilai thitung, maka YIESIN hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIN pada taraf 1% dan DLASMIN pada taraf 10%. Nilai elastisitas jangka pendek seluruh variabel eksogen bersifat inelastis atau dengan perkataan lain ketiga variabel eksogen tersebut tidak memiliki dampak yang besar terhadap perubahan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN. Pada jangka panjang, YIESIN bersifat responsif terhadap perubahan harga ekspor. Kondisi ini terkait dengan sifat utama industri kelapa sawit di sektor hulu (ket: perkebunan kelapa sawit), antara lain: (1) luas areal maupun luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan cenderung rigid untuk turun, (2) pertimbangan dalam keputusan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) untuk dipanen tidak hanya didasarkan pertimbangan harga yang diterima saat ini tetapi memperhatikan siklus produksi TBS, khususnya bagi perkebunan besar, (3) tujuan akhir proses produksi TBS adalah menghasilkan minyak dengan sifat TBS yang mudah rusak (perishable) dan harus segera diolah menjadi minyak, dan (4) di perkebunan besar, pencapaian produktivitas menjadi indikator penilaian kinerja pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Variabel HESI yang elastis pada jangka panjang menggambarkan prospek usaha kelapa sawit di masa depan mempengaruhi produktivitas PBN. Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Swasta (YIESIS) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel
106
eksogen dalam persamaan YIESIS meliputi harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI), tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBS tahun ini (DLASMIS) dan lag produktivitas PBS (LYIESIS). Dilihat dari nilai thitung, maka YIESIS hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIS pada taraf 1% dan variabel HESI pada taraf 25%. Seperti halnya YIESIN, pada jangka pendek, YIESIS tidak responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen, dan pada jangka panjang YIESIS bersifat responsif terhadap perubahan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Rakyat (YIESIR) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 94% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan YIESIR meliputi harga domestik (HDSI), harga domestik tahun sebelumnya (LHDSI), pertumbuhan harga pupuk (RHCPI),tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PR tahun ini (DLASMIR), dan lag produktivitas PR (LYIESIR). Dilihat dari nilai t-hitung, maka YIESIR dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIR pada taraf 1% dan LHDSI pada taraf 25%. Pada jangka pendek maupun jangka panjang, YIESIR tidak responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. 5.2.1.2. Ekspor Minyak Kelapa Sawit Malaysia Keragaan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 6. Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM), pajak ekspor (PESM), stok minyak kelapa sawit Malaysia (STOKSM), produksi (PRODSM) dan lag ekspor (LXSM). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor
107
minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kelapa sawit Malaysia dipengaruhi oleh lag ekspor dan produksi minyak kelapa sawit Malayasia berturut-turut pada taraf 5% dan 10%. Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Malaysia, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM) Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Malaysia Pajak ekspor minyak kelapa sawit Malaysia Stok minyak kelapa sawit Malaysia Produksi Minyak kelapa sawit Malaysia Lag ekspor minyak kelapa sawit Malaysia
HESM PESM STOKSM PRODSM LXSM
0.06986 -6.67733 0.81246 0.38892 0.46543
0.06 -0.21 1.10 2.07 2.10
C B
0.003 0.003 0.094 0.469
0.005 0.006 0.176 0.877
R2 = 0.995 R2-Adj = 0.994 F-hitung = 881.01 Dw = 2.91564 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang seluruh variabel eksogen bersifat inelastis. Untuk variabel harga ekspor, kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian Suryana (1986) dan Zulkifli (2000) yang menyimpulkan bahwa respon ekspor minyak kelapa sawit kasar Indonesia dan Malaysia bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Fenomena tersebut terkait dengan minyak kelapa sawit sebagai hasil komoditas perkebunan dengan karakteristik memiliki umur produksi yang panjang dan sebuah siklus produksi. Pengaruh produksi minyak kelapa sawit Malaysia terhadap ekspor minyak kelapa sawit Malaysia relatif lebih besar dibandingkan variabel eksogen lainnya. Kondisi ini terkait dengan kesimbangan antara volume produksi dan kebutuhan untuk konsumsi Malaysia. Diketahui persentase konsumsi terhadap volume produksi minyak kelapa sawit Malaysia
108
sekitar 18% (Oil World, 2011) atau dengan perkataan lain masih terdapat sisa poroduksi yang relatif besar untuk kegiatan ekspor. Selain sebagai hasil komoditas perkebunan, kebijakan pemerintah Malaysia yang mendorong pengaturan volume produksi minyak kelapa sawit Malaysia (ket: seperti pemberian replanting incentive scheme tahun 2002-2006) dan pengembangan industri hilir pengolahan minyak sawit kasar menjadikan pengaruh perubahan produksi terhadap ekspor Malaysia bersifat inelastis. Fenomena ini juga menjelaskan pengaruh perubahan stok dan pajak ekspor terhadap ekspor Malaysia yang bersifat inelastis. 5.2.2.
Impor Minyak Kelapa Sawit
5.2.2.1. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit China China merupakan negara importir terbesar pertama minyak kelapa sawit dengan share dalam periode tahun 2000-2008 sekitar 18% dari total impor dunia (Oil World, 2011). Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit China tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 7. Impor minyak kelapa sawit China (MSC) dipengaruhi oleh harga impor (HMSC) dan konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit China sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit China dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi. Selain itu pada jangka pendek respon impor minyak kelapa sawit China terhadap perubahan konsumsi relatif bersifat unitary elastis. Konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC) dipengaruhi secara nyata oleh harga impor minyak kelapa sawit China, harga dunia minyak bumi, populasi
109
(POPC) dan tingkat pendapatan perkapita China (IPC). Sedangkan harga impor minyak kedelai China (HMKC) dan harga impor minyak rapeseed China (HMRC) tidak berpengaruh nyata dalam konsumsi minyak kelapa sawit China. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit China bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi, perubahan tingkat pendapatan perkapita dan populasi. Fenomena ini terkait dengan penggunaan utama minyak kelapa sawit di China di sektor non pangan termasuk pengolahan minyak kelapa sawit sebagai produk subsitusi minyak bumi. Tabel 7. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit China, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
HMSC CSC
247.012 -0.12175 1.02941
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
t Value
Impor minyak kelapa sawit China (MSC) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit China Konsumsi minyak kelapa sawit China
1.06 -0.23 38.72
A
0.014 0.955
-
0.363 0.022 0.248 1.880 1.256 1.042
-
R2 = 0.985 R2-Adj = 0.984 F-hitung = 763.93 Dw = 0.536344 dh = Konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit China Harga impor riil minyak kedelai China Harga impor riil minyak rapeseed China Harga dunia riil minyak bumi dunia Tingkat pendapatan perkapita riil China Populasi China
HMSC HMKC HMRC HCOW IPC POPC
-13375.0 -2.99543 0.17510 1.79444 145.28 1.22316 3.44782
-3.39 -1.98 0.15 1.12 1.78 8.07 1.87
C C A C
R2 = 0.953 R2-Adj = 0.939 F-hitung = 64.70 Dw = 1.09717 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
5.2.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit EU-15 Impor minyak kelapa sawit oleh negara-negara EU-15 terutama digunakan untuk kebutuhan sektor non pangan, termasuk sebagai sumber energi alterlatif pengganti maupun bahan dasar industri oleokimia yang awalnya berbasis minyak bumi. Hasil pengolahan minyak kelapa sawit selain digunakan sendiri, sebagian
110
lainnya direekspor ke negara-negara lain di benua Eropa. Perimbangan antara konsumsi dan reekspor dari total impor sekitar 60:40 dengan tren reekspor yang semakin meningkat. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit EU-15, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
HMSEU CSEU LMSEU
-0.23946 0.39946 0.87188
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor minyak kelapa sawit EU-15 (MSEU) Harga impor riil minyak kelapa sawit EU-15 Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 Lag impor minyak kelapa sawit EU-15
-1.45 3.29 13.55
E A A
0.028 0.209
0.215 1.635
R2 = 0.978 R2-Adj = 0.976 F-hitung = 2496.42 Dw = 1.57784 dh = 1.14 Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit EU-15 Harga impor riil minyak matahari EU-15 Laju pertumbuhan harga dunia riil minyak bumi Tingkat pendapatan perkapita riil EU-15 Populasi EU-15 Lag konsumsi minyak kelapa sawit EU-15
HMSEU HMMEU
-10473.3 -1.76015 1.23679
-1.58 -2.83 1.94
B C
0.387 0.335
0.978 0.847
RHCOW
590.73
0.49
-
0.001
0.001
IPEU POPEU LCSEU
0.04098 24.40434 0.60456
1.10 1.38 3.75
E A
0.430 3.983
1.088 10.074
R2 = 0.967 R2-Adj = 0.959 F-hitung = 101.69 Dw = 1.79015 dh = 0.94
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Impor minyak kelapa sawit EU-15 (MSEU) dipengaruhi oleh variabel harga impor (HMSEU), konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dan lag impor (LMSEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit EU-15 dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dan lag impor (LMSEU) pada taraf 1% dan harga impor (HMSEU) pada taraf 20%. Pada jangka pendek impor minyak kelapa sawit EU-15 tidak bersifat responsif terhadap seluruh variabel eksogen, namun bersifat
111
responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 pada jangka panjang Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dipengaruhi secara nyata oleh harga impor minyak kelapa sawit EU-15 (HMSEU), harga impor minyak matahari EU-15 (HMSEU), jumlah populasi (POPEU) dan lag konsumsi. Tingkat pendapatan perkapita (IPEU) dan laju pertumbuhan harga minyak bumi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak kelapa sawit EU-15. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 92% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 hanya bersifat responsif terhadap perubahan populasi. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 bersifat responsif terhadap perubahan populasi dan relatif bersifat unitary elastis terhadap perubahan tingkat pendapatan perkapita maupun harga impor minyak kelapa sawit. 5.2.2.3. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit India India merupakan negara importir minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah China. Penggunaan utama minyak kelapa sawit di India adalah di sektor pangan. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit India disajikan pada Tabel 9. Impor minyak kelapa sawit India (MSID) dipengaruhi oleh rasio laju pertumbuhan harga impor riil minyak kelapa sawit India terhadap laju konsumsi minyak kelapa sawit India (RRHMSIDRCSID), tarif impor minyak kelapa sawit India (TMSID) dan nilai tukar (ERID). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit India sebesar 80% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari
112
nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit India dipengaruhi secara nyata oleh tarif impor minyak kelapa sawit India dan nilai tukar. Namun, pada jangka pendek impor minyak kelapa sawit India tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit India, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor minyak kelapa sawit India (MSID) Intercept Rasio laju pertumbuhan harga impor riil minyak kelapa sawit India terhadap laju konsumsi minyak kelapa sawit India Tarif impor minyak kelapa sawit India Nilai tukar riil India
10490.41
8.16
RRHMSIDRCSID
-91.53
-0.76
-
0.016
-
TMSID ERID
-180.13 -70.78
-7.15 -2.67
A B
0.793 0.735
-
R2 = 0.800 R2-Adj = 0.772 F-hitung = 29.28 Dw = 0.63000 dh = Konsumsi minyak kelapa sawit India (CSID) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit India Nilai tukar riil India Populasi India
-10086.80
-2.84
HMSID
-1.18
-0.61
-
0.157
-
ERID POPID
0.76 11.43984
0.89 7.33
A
0.402 3.301
-
R2 = 0.787 R2-Adj = 0.758 F-hitung = 27.06 Dw = 0.38716 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak kelapa sawit India (CSID) dipengaruhi secara nyata oleh jumlah populasi (POPID). Variabel harga impor minyak kelapa sawit (HMSID) dan nilai tukar (ERID) tidak berpengaruh nyata dalam persamaan konsumsi minyak kelapa sawit India. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit India sebesar 79% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit India bersifat responsif terhadap perubahan populasi.
113
5.2.2.4. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit Pakistan Pakistan merupakan negara di Asia Barat yang menjadi negara potensial pemasaran minyak kelapa sawit. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 10. Impor minyak kelapa sawit Pakistan (MSP) dipengaruhi oleh harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP), nilai tukar (ERP), tarif impor (TMSP), laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (RCSIP) dan lag impor (LMSP). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit Pakistan sebesar 97% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersamasama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh tarif impor, laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan, lag impor dan nilai tukar. Impor minyak kelapa sawit Pakistan relatif lebih responsif terhadap perubahan tarif impor dibandingkan terhadap perubahan varibel penjelas lainnya. Konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (CSP) dipengaruhi secara nyata oleh jumlah populasi (POPP) pada taraf 1% dan harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP) pada taraf nyata 20% dan konsumsi tahun sebelumnya (LCSP) pada taraf nyata 5%. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan sebesar 91% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek maupun jangka panjang, konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan perubahan harga impor tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan.
114
Tabel 10. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit Pakistan Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
HMSP ERP TMSP
2310.386 -0.13369 -9.75469 -39.95130
3.57 -0.91 -2.08 -4.01
C A
0.042 0.318 0.405
0.079 0.593 0.754
RCSP
784.95960
5.85
A
0.041
0.076
LMSP
0.46336
3.06
A
0.102 1.166
0.181 2.059
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor minyak kelapa sawit Pakistan (MSP) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit Pakistan Nilai tukar riil Pakistan Tarif impor minyak kelapa sawit Pakistan Laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan Lag impor minyak kelapa sawit Pakistan
R2 = 0.969 R2-Adj = 0.961 F-hitung = 125.26 Dw = 2.81928 dh = Konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (CSP) Intercept Harga impor riil minyak kelapa sawit Pakistan Populasi Pakistan Lag konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan
HMSP POPP LCSP
-799.99 -0.306 12.745 0.434
-2.28 -1.33 3.01 2.23
E A B
R2 = 0.915 R2-Adj = 0.904 F-hitung = 79.41 Dw = 2.10229 dh = -1.83801
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
5.2.3.
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Harga Minyak Kelapa Sawit Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir
serta harga impor minyak kelapa sawit negara-negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 11. Persamaan harga dunia minyak kelapa sawit (HSW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak kelapa sawit (XSW), impor dunia minyak kelapa sawit (MSW) dan lag harga dunia minyak kelapa sawit (LHSW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak kelapa sawit sebesar 24% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersamasama pada taraf 15%. Pada jangka pendek, harga dunia minyak kelapa sawit relatif bersifat unitary terhadap perubahan ekspor dunia minyak kelapa sawit, namun bersifat tidak responsif terhadap perubahan impor. Pada jangka jangka panjang respon harga dunia minyak kelapa sawit terhadap perubahan impor dunia
115
minyak kelapa sawit relatif bersifat responsif terhadap perubahan ekspor dunia minyak kelapa sawit, namun bersifat tidak responsif terhadap perubahan impor. Fenomena ini antara lain terkait dengan: (1) produksi dan ekspor minyak kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia dengan share kumulatif kedua negara mencapai 85% dari total produksi dunia maupun total ekspor dunia, (2) secara umum negara-negara importir utama minyak kelapa sawit tidak memiliki produksi domestik minyak kelapa sawit, namun merupakan negara produsen tiga minyak nabati lainnya. Tabel 11. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Kelapa Sawit, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
XSW MSW LHSW
241.832 -0.02120 0.02331 0.47444
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
t Value
Harga dunia riil minyak kelapa sawit (HSW) Intercept Ekspor dunia minyak kelapa sawit Impor dunia minyak kelapa sawit Lag harga dunia riil minyak kelapa sawit
2.53 -0.71 0.77 2.31
B
0.977 1.095
1.859 2.084
R2 = 0.237 R2-Adj = 0.132 F-hitung = 2.27 Dw = 1.61426 dh = Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia (HESI) Harga dunia riil minyak kelapa sawit Nilai tukar riil Indonesia Laju pertumbuhan ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Lag harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia 2
HSW ERI
0.74513 -0.00176
9.76 -0.82
A -
0.878 0.032
1.054 0.039
RXSI
-11.06980
-0.65
-
0.004
0.004
LHESI
0.16741
1.81
C
2
R = 0.994 R -Adj = 0.993 F-hitung = 937.12 Dw = 1.43310 dh = 1.64 Harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI) Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia Nilai tukar riil Indonesia Rasio total penawaran terhadap total permintaan minyak kelapa sawit Indonesia Lag harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia 2
HESI
4.66236
2.17
B
0.493
0.704
ERI
0.15708
2.15
B
0.305
0.436
RTSDSI
-464.243
-0.41
-
0.106
0.151
LHDSI
0.30071
2.26
B
2
R = 0.970 R -Adj = 0.964 F-hitung = 177.07 Dw = 1.817476 dh = 0.63
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
116
Tabel 9. Lanjutan Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM) Intercept Harga dunia riil minyak kelapa sawit Nilai tukar riil Malaysia Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia Lag harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia
HSW ERM XSM LHESM
15.75933 0.85516 -14.06760 -0.00528
0.11 8.03 -0.49 -1.70
A D
0.24496
2.51
B
0.957 0.102 0.140
1.292 0.135 0.186
0.915 0.085
-
0.724 0.046
-
A
0.707
2.114
0.002
0.005
0.689
1.034
R2 = 0.825 R2-Adj = 0.792 F-hitung = 24.74 Dw = 2.34565 dh = -1.02 Harga impor minyak kelapa sawit China (HMSC) Harga dunia riil minyak kelapa sawit Tarif impor minyak kelapa sawit China
HSW TMSC
0.85498 2.07163
18.01 2.92
A A
R2 = 0.993 R2-Adj = 0.992 F-hitung = 1705.07 Dw = 1.051652 dh = Harga impor minyak kelapa sawit EU-15 (HMSEU) Intercept Harga dunia riil minyak kelapa sawit Tarif impor minyak kelapa sawit EU-15
HSW TMSEU
133.97 0.74637 1.44446
1.51 8.80 0.46
A -
R2 = 0.781 R2-Adj = 0.762 F-hitung = 41.07 Dw = 1.473455 dh = Harga impor minyak kelapa sawit India (HMSID) Intercept Harga dunia riil minyak kelapa sawit Laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit India Lag harga impor minyak kelapa sawit Pakistan
HSW
42.28541 0.66574
0.56 5.19
RCSID
23.18987
0.67
-
LHMSID
0.21873
1.75
C
R2 = 0.691 R2-Adj = 0.649 F-hitung = 16.41 Dw = 1.07785 dh = Harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP) Harga dunia riil minyak kelapa sawit Lag harga impor minyak kelapa sawit Pakistan
HSW LHMSP
0.68999 0.33423
6.04 3.08
A A
R2 = 0.968 R2-Adj = 0.965 F-hitung = 358.48 Dw = 2.05282 dh = -0.16
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI) dipengaruhi oleh harga dunia minyak kelapa sawit (HSW), nilai tukar (ERI), laju pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (RXSI) dan lag harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (LHESI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tidak bersifat responsif terhadap
117
perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tidak bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit. Harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI), nilai tukar (ERI), rasio total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total permintaan minyak kelapa sawit Indonesia (RTSDSI) dan lag harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (LHDSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 97% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pengaruh perubahan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terhadap harga domestik minyak kelapa Indonesia relatif lebih besar dibandingkan pengaruh perubahan variabel eksogen lainnya, kemudian diikuti oleh pengaruh perubahan nilai tukar dan pengaruh perubahan penawaran minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total permintaan minyak kelapa sawit Indonesia. Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM) dipengaruhi oleh harga dunia minyak kelapa sawit (HSW), nilai tukar (ERM), ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM) dan lag harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (LHESM). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 83% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit. Fenomena ini terkait dengan keseimbangan antara konsumsi dan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia terhadap produksi sekitar 18:82.
118
Berdasarkan nilai t-hitung, harga impor minyak kelapa sawit China, EU15, India dan Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak kelapa sawit. Tarif impor tidak berpengaruh nyata, kecuali pengaruh tarif impor minyak kelapa sawit China terhadap harga impor minyak kelapa sawit China. Secara umum, seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam setiap persamaan harga impor masing-masing negara importir mampu menjelaskan keragaman harga impor pada kisaran 65%-99%, dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit maupun terhadap perubahan tarif impor terutama terjadi di China, diikuti oleh India, EU-15 dan Pakistan. Fenomena ini terkait dengan posisi China dan India sebagai dua negara importir terbesar minyak kelapa sawit. 5.3.
Keragaan Minyak Kedelai Dunia Minyak kedelai merupakan minyak terbesar yang diporoduksi dan kedua
terbesar yang diperdagangkan di pasar dunia minyak nabati maupun di pasar dunia minyak hayati. Ciri khas dalam perdagangan dunia minyak kedelai adalah negara importir utama umumnya merupakan negara produsen utama minyak kedelai dan impor dilakukan untuk menutupi kekurangan antara volume produksi domestik dan konsumi. Penggunaan minyak kedelai relatif cukup luas dibandingkan dengan tiga minyak nabati lainnya, baik di sekor pangan, di industri oleokimia maupun sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak bumi. Argentina, Brasil dan Amerika Serikat merupakan tiga negara eksportir utama dengan kumulatif share lebih dari 85% dari total ekspor di pasar dunia minyak kedelai. EU-15, China, India dan Iran merupakan empat negara importir
119
utama dengan kumulatif share sekitar 48.1% dari total impor dunia minyak kedelai. 5.3.1.
Ekspor Minyak Kedelai
5.3.1.1. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Argentina Argentina merupakan negara eksportir terbesar minyak kedelai. Sekitar 90% dari produksi minyak kedelai Argentina ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya sekitar 10% diserap oleh pasar domestik. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Argentina disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Argentina, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor M. Kedelai Argentina (XKA) Harga ekspor riil minyak kedelai Argentina Harga domestik riil minyak kedelai Argentina Nilai tukar riil Argentina Produksi minyak kedelai Argentina
HEKA HDKA ERA PRODKA
0.16354 -0.41667 10.76324 0.90919
0.44 -0.78 0.29 38.32
A
0.015 0.027 0.006 1.007
-
R2 = 0.996 R2-Adj = 0.996 F-hitung = 1447.53 Dw = 1.30475 dh = Konsumsi M. Kedelai Argentina (CKA) Intercept Laju pertumbuhan harga domestik riil minyak kedelai Argentina Produksi minyak kedelai Argentina Populasi Argentina
-2039.83
-5.36
RHDKA
-41.4378
-0.23
-
0.008
-
RHCOW POPA
131.3494 66.6807
0.11 6.11
A
0.001 4.769
-
R2 = 0.636 R2-Adj = 0.586 F-hitung = 12.82 Dw =0.337257 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Ekspor minyak kedelai Argentina (XKA) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kedelai Argentina (HEKA), harga domestik minyak kedelai Argentina (HDKA), nilai tukar dan produksi minyak kedelai Argentina (PRODKA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Argentina sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kedelai Argentina
120
dipengaruhi secara nyata oleh volume produksi dan konsumsi minyak kedelai Argentina. Ekspor minyak kedelai Argentina bersifat responsif terhadap perubahan produksi, sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak kedelai Argentina. Konsumsi minyak kedelai Argentina (CKA) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga domestik minyak kedelai Argentina (RHDKA), laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RHCOW) dan populasi Argentina (POPA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Argentina sebesar 64% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek konsumsi minyak kedelai Argentina bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi minyak kedelai Argentina. 5.3.1.2. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Brasil Brasil merupakan negara eksportir minyak kedelai terbesar kedua. Sekitar 60% dari produksi minyak kedelai Brasil diserap oleh pasar domestik dan sisanya sekitar 40% ditujukan untuk pasar ekspor. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Brasil disajikan pada Tabel 13. Ekspor minyak kedelai Brasil (XKB) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kedelai Brasil (HEKB), harga domestik minyak kedelai Brasil (HDKB), nilai tukar (ERB), produksi (PRODKB) dan lag ekspor minyak kedelai Brasil (LXKB). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Brasil sebesar 91% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Ekspor minyak kedelai Brasil bersifat responsif terhadap perubahan produksi dan konsumsi,
121
sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak kedelai Brasil. Tabel 13. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Brasil, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor M. Kedelai Brasil (XKB) Intercept Harga ekspor riil minyak kedelai Brasil Stok minyak kedelai Brasil Nilai tukar riil Brasil Produksi minyak kedelai Brasil Lag ekspor minyak kedelai Brasil
-723.471
-1.87
HEKB
0.22970
0.58
-
0.061
0.069
HDKB ERB PRODKB LXKB
-0.41627 100.416 0.44095 0.11675
-0.89 1.48 4.88 0.71
E A -
0.062 0.103 1.087
0.071 0.116 1.231
R2 = 0.905 R2-Adj =0.886 F-hitung = 42.50 Dw = 1.69325 dh = 1.43 Konsumsi M. Kedelai Brasil (CKB) Intercept Harga domestik riil minyak kedelai Brasil Rasio laju peningkatan harga domestik riil m. kedelai Brasil thd laju peningkatan harga dunia riil minyak bumi Populasi Brasil Lag konsumsi minyak kedelai Brasil
-903.105
-1.57
HDKB
-0.197
-0.61
-
0.020
0.065
RRHDKBRHCOW
-2.176
-2.72
B
0.002
0.006
11.50532 0.68321
1.98 3.80
C A
0.629
1.986
POPB LCKB
R2 = 0.961 R2-Adj = 0.954 F-hitung = 130.52 Dw = 1.78403 dh = 1.39
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak kedelai Brasil (CKB) dipengaruhi oleh harga domestik (HDKB), rasio laju pertumbuhan harga domestik minyak kedelai Brasil terhadap laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RRHDKBRHCOW), populasi Brasil dan lag konsumsi. Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Brasil sebesar 96% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai Brasil tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kedelai Brasil bersifat responsif terhadap perubahan populasi Brasil.
122
5.3.1.3. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Amerika Serikat Amerika Serikat merupakan negara produsen terbesar minyak kedelai, namun hanya sekitar 10% dari produksi yang ditujukan untuk pasar ekspor. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Amerika Serikat, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor M. Kedelai USA (XKUSA) Intercept Laju pertumbuhan harga ekspor riil minyak kedelai USA Harga domestik riil minyak kedelai USA Produksi minyak kedelai USA
441.8021
1.08
RHEKUSA
65.1056
0.21
-
0.001
-
HDKUSA
-0.27971
-0.56
-
0.217
-
PRODKUSA
0.07796
1.88
C
0.741
-
-
0.110
-
R2 = 0.139 R2-Adj = 0.021 F-hitung = 1.18 Dw = 1.72575 dh = Konsumsi M. Kedelai USA (CKUSA) Harga relatif harga domestik riil minyak kedelai USA terhadap harga dunia riil minyak bumi Harga domestik riil minyak rapeseed USA Populasi USA 2
RHDKUSAHCOW
-70.39
-0.55
HDRUSA
0.71
0.27
-
0.078
POPUSA
25.79
5.31
A
0.202
-
2
R = 0.986 R -Adj = 0.984 F-hitung = 544.94 Dw = 0.19807 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Ekspor minyak kedelai Amerika Serikat (XKUSA) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga ekspor minyak kedelai Amerika Serikat (RHEKUSA), harga domestik
minyak
kedelai
Amerika
Serikat
(HDKUSA)
dan
produksi
(PRODKUSA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Amerika Serikat sebesar 14% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama pada taraf 35%. Pada jangka pendek, ekspor minyak kedelai Amerika Serikat relatif lebih responsif terhadap
123
perubahan produksi minyak kedelai Amerika Serikat dibandingkan terhadap perubahan harga ekspor maupun perubahan harga domestik. Konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat (CKUSA) dipengaruhi oleh harga relatif antara harga domestik minyak kedelai Amerika Serikat dan harga dunia minyak bumi (RHDKUSAHCOW), harga domestik minyak rapeseed Amerika Serikat (HDRUSA) dan populasi Amerika Serikat (POPUSA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Namun, pada jangka pendek konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. 5.3.2.
Impor Minyak Kedelai
5.3.2.1. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai China China merupakan negara produsen minyak kedelai terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Impor utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai China disajikan pada Tabel 15. Impor minyak kedelai China dipengaruhi oleh harga impor, konsumsi minyak kedelai dan lag impor. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai China sebesar 90% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Impor minyak kedelai China hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kedelai China pada jangka panjang. Konsumsi minyak kedelai China dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai China (HMKC), tingkat pendapatan perkapita China (IPC), populasi
124
China (POPC) dan lag konsumsi (LCKC). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak kedelai China mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai China tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kedelai China bersifat responsif terhadap perubahan populasi China. Tabel 15. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai China, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
HMKC CKC LMKC
-0.29663 0.34625 0.59331
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Kedelai China (MKC) Harga impor minyak kedelai China Konsumsi minyak kedelai China Lag impor minyak kedelai China
-0.74 2.09 3.22
B A
0.090 0.566
0.222 1.392
0.032 0.022 0.812
0.155 0.107 3.991
R2 = 0.900 R2-Adj = 0.887 F-hitung = 69.29 Dw = 1.86206 dh = 1.02 Konsumsi Minyak Kedelai China (CKC) Intercept Harga impor minyak kedelai China Tingkat pendapatan perkapita riil China Populasi China Lag konsumsi minyak kedelai China
HMKC IPC POPC LCKC
-1707.87 -0.16965 0.01455 1.84440 0.79655
-1.72 -0.53 0.21 1.86 4.46
C A
R2 = 0.976 R2-Adj = 0.971 F-hitung = 209.48 Dw = 2.31416 dh = -1.95
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
5.3.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai EU-15 Negara-negara yang termasuk kedalam EU-15 secara umum merupakan produsen minyak kedelai. Seperti halnya China, kegiatan impor ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai EU-15 disajikan pada Tabel 16. Impor minyak kedelai EU-15 (MSEU) dipengaruhi oleh harga impor (HMKEU), nilai tukar (EREU) dan konsumsi minyak kedelai EU-15 (CKEU). Seluruh variabel eksogen
125
mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai EU-15 sebesar 83% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, impor minyak kedelai EU-15 hanya dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi. Pada jangka pendek impor minyak kedelai EU-15 bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kedelai EU-15. Tabel 16. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai EU-15, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Kedelai EU-15 (MKEU) Harga impor riil minyak kedelai EU-15 Nilai tukar EU-15 Konsumsi minyak kedelai EU-15 2
HMKEU EREU CKEU
-0.303 -91.323 0.7022
-0.35 -0.71 2.19
B
0.201 0.078 1.279
-
2
R = 0.831 R -Adj = 0.809 F-hitung = 37.73 Dw = 0.26645 dh = Konsumsi Minyak Kedelai EU-15 (CKEU) Harga impor riil minyak kedelai EU-15 Harga impor riil minyak rapeseed EU-15 Harga impor riil minyak biji bunga matahari EU-15 Laju pertumbuhan harga dunia riil minyak bumi Populasi EU-15 Lag konsumsi minyak kedelai EU-15
HMKEU HMREU
-0.7705 0.616
-0.90 1.11
-
0.281 0.255
0.449 0.408
HMMEU
0.504
0.69
-
0.217
0.346
RHCOW
1400.69
1.34
E
0.002
0.003
IPEU LCKEU
0.02640 0.37434
2.56 2.09
B B
0.440
0.704
R2 =0.994 R2-Adj = 0.992 F-hitung = 560.10 Dw = 1.566835 dh = 2.85
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak kedelai EU-15 (CKEU) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai (HMKEU), harga impor minyak rapeseed (HMRC), harga impor minyak biji bunga matahari (HMMEU), laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RHCOW), tingkat pendapatan perkapita (IPEU) dan lag konsumsi (LCKEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 relatif lebih bersifat responsif terhadap perubahan tingkat pendapatan perkapita
126
EU-15, kemudian terhadap perubahan harga impor minyak kedelai, diikuti respon terhadap perubahan harga impor minyak rapeseed dan terhadap perubahan harga impor minyak biji bunga matahari. 5.3.2.3. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai India India termasuk kedalam 5 besar negara produsen minyak kedelai bersama Amerika Serikat, China, Argentina dan Brasil. Impor minyak kedelai utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai India disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai India, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Kedelai India (MKID) Intercept Harga impor riil minyak kedelai India Produksi minyak kedelai India Konsumsi minyak kedelai India
HMKID PRODKID CKID
64.95581 -0.07863 -0.96035 0.98603
0.60 -0.56 -10.51 20.95
A A
0.034 0.934 1.914
-
R2 = 0.976 R2-Adj =0.973 F-hitung = 298.23 Dw = 2.54498 dh = Konsumsi Minyak Kedelai India (CKID) Intercept Harga impor riil minyak kedelai India Harga impor riil minyak kelapa sawit India Harga dunia riil minyak bumi Populasi India Lag konsumsi minyak kedelai India
HMKID
-4107.24 -0.68285
-1.55 -1.49
E
0.151
0.533
HMSID
0.41440
0.70
-
0.093
0.327
HCOW POPID LCKID
57.07257 1.57080 0.71680
1.04 1.31 3.49
F A
1.349 0.757
4.764 2.672
R2 = 0.920 R2-Adj = 0.900 F-hitung = 46.07 Dw = 2.04925 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Impor minyak kedelai India (MKID) dipengaruhi oleh harga impor (HMKID), produksi (PRODKID) dan konsumsi minyak kedelai India (CKID). Seluruh variabel penejelas mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai India sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung maka impor minyak kedelai
127
India dipengaruhi secara nyata oleh produksi dan volume konsumsi, namun hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi. Konsumsi minyak kedelai India dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai India (HMKID), harga impor minyak kelapa sawit India (HMSID), harga dunia minyak bumi (HCOW), populasi India (POPID) dan lag konsumsi (LCKID). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak kedelai India mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 92% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersamasama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai India hanya bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi. Sedangkan pada jangka jangka panjang, konsumsi minyak kedelai India bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi dan terhadap perubahan populasi. 5.3.2.4. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai Iran Iran termasuk negara produsen minyak kedelai dengan produksi sekitar 200 ribu ton per tahun, sedangkan konsumsi sekitar 2 kali dari volume produksi domestik. Impor minyak kedelai utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai Iran disajikan pada Tabel 18. Impor minyak kedelai Iran (MKIR) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai Iran (HMKIR), produksi (PRODKIR), konsumsi (CKIR) dan lag impor minyak kedelai Iran (LMKIR). Seluruh variabel penejelas mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai India sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung
128
maka impor minyak kedelai Iran dipengaruhi secara nyata oleh produksi dan volume konsumsi, namun hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi. Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai Iran, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Kedelai Iran (MKIR) Harga impor riil minyak kedelai Iran Produksi minyak kedelai Iran Konsumsi minyak kedelai Iran Lag impor minyak kedelai Iran
HMKIR PRODKIR CKIR LMKIR
-0.0629 -1.07570 1.10631 0.08650
-0.84 -3.88 9.33 0.78
A A -
0.054 0.405 1.257
0.059 0.444 1.376
0.172 0.109 0.426
0.456 0.289 1.131
R2 = 0.989 R2-Adj = 0.987 F-hitung = 503.02 Dw = 1.54266 dh = 1.41 Konsumsi Minyak Kedelai Iran (CKIR) Harga impor riil minyak kedelai Iran Harga impor riil m. biji bunga matahari Iran Populasi Iran Lag konsumsi minyak kedelai Iran
HMKIR HMMIR POPIR LCKIR
-0.229 0.133 4.4613 0.62342
-1.24 0.73 1.46 3.72
F E A
R2 = 0.976 R2-Adj = 0.970 F-hitung = 206.11 Dw = 1.83653 dh = 0.80
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak kedelai Iran (CKIR) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai Iran (HMKIR), harga impor minyak biji bunga matahari Iran (HMMIR), populasi (POPIR) dan lag konsumsi (LCKIR). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Iran sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak kedelai Iran hanya bersifat responsif terhadap perubahan populasi pada jangka panjang. 5.3.3.
Harga Minyak Kedelai Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir
serta harga impor minyak kedelai negara-negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 19.
129
Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Kedelai, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
XKW MKW LHKW
182.7619 -0.0342 0.05141 0.48747
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Harga Dunia Minyak Kedelai (HKW) Intercept Ekspor dunia minyak kedelai Impor dunia minyak kedelai Lag harga dunia riil minyak kedelai
1.90 -0.70 0.98 2.43
B
0.656 0.848
1.280 1.654
1.012 0.025 0.134
1.084 0.027 0.144
R2 =0.461 R2-Adj = 0.387 F-hitung = 6.26 Dw = 1.43679 dh = Harga Ekspor Minyak Kedelai Argentina (HEKA) Intercept Harga dunia riil minyak kedelai Nilai tukar riil Argentina Ekspor minyak kedelai Argentina Lag harga ekspor riil minyak kedelai Argentina
HKW ERA XKA
39.5980 0.87094 -4.28929 -0.01236
1.05 15.55 -0.79 -3.62
A A
LHEKA
0.06631
0.96
-
R2 = 0.934 R2-Adj = 0.922 F-hitung = 74.86 Dw = 1.45125 dh = 1.49 Harga Domestik Minyak Kedelai Argentina (HDKA) Intercept Harga ekspor riil minyak kedelai Argentina Rasio penawaran domestik terhadap konsumsi minyak kedelai Argentina Lag harga domestik riil minyak kedelai Argentina
HEKA
127.822 0.10437
1.38 0.80
-
0.146
0.305
RSDCKA
-2.90880
-0.34
-
0.014
0.029
LHDKA
0.52137
2.58
B
0.101 0.025 0.100
0.184 0.046 0.183
2
R = 0.315 R2-Adj = 0.221 F-hitung = 293.66 Dw = 1.98563 dh = Harga Ekspor Minyak Kedelai Brasil (HEKB) Intercept Harga dunia riil minyak kedelai Nilai tukar riil Brasil Pajak ekspor minyak kedelai Brasil Lag harga ekspor riil minyak kedelai Brasil
HKW ERB PEKB LHEKB
351.7565 0.11085 -6.46154 -3.66984 0.45422
1.66 0.26 -0.19 -0.55 1.17
F
R2 = 0.300 R2-Adj = 0.167 F-hitung = 2.25 Dw = 1.410679 dh = Harga Domestik Minyak Kedelai Brasil (HDKB) Harga ekspor riil minyak kedelai Brasil Penawara domestik minyak kedelai Brasil Konsumsi domestik minyak kedelai Brasil
HEKB SDKB CKB
0.50764 -0.14320 0.16973
2.36 -0.49 0.52
B -
0.899 1.530 1.631
-
R2 =0.845 R2-Adj = 0.825 F-hitung = 104.26 Dw = 0.65327 dh = Harga Ekspor Minyak Kedelai USA (HEKUSA) Intercept Harga dunia riil minyak kedelai Subsidi ekspor minyak kedelai USA
HKW SEKUSA
343.50 0.45713 2.03643
2.93 2.09 0.87
B -
0.411 0.049
R2 = 0.218 R2-Adj = 0.150 F-hitung = 3.21 Dw = 0.633919 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
-
130
Tabel 19. Lanjutan Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Harga Domestik Minyak Kedelai USA (HDKUSA) Harga ekspor riil minyak kedelai USA Penawaran domestik minyak kedelai USA Konsumsi domestik minyak kedelai USA
HEKUSA SDKUSA CKUSA
0.51902 -0.12344 0.20692
3.55 -1.24 1.78
A F C
0.459 1.519 2.061
-
R2 =0.980 R2-Adj =0.977 F-hitung = 371.32 Dw =0.98004 dh = Harga Impor Minyak Kedelai China (HMKC) Intercept Harga dunia riil minyak kedelai Tarif impor minyak kedelai China
HKW TMKC
264.6960 0.4945 0.21519
2.32 2.94 0.58
A -
0.511 0.011
-
0.816 0.181
-
0.531 0.190
-
0.909 0.091
-
R2 = 0.306 R2-Adj = 0.246 F-hitung = 5.08 Dw = 1.889787 dh = Harga Impor Minyak Kedelai India (HMKID) Harga dunia riil minyak kedelai Tarif impor minyak kedelai India
HKW TMKID
0.74876 5.16207
6.82 4.22
A A
R2 = 0.946 R2-Adj =0.941 F-hitung = 209.30 Dw = 0.68737 dh = Harga Impor Minyak Kedelai EU-15 (HMKEU) Intercept Harga dunia riil minyak kedelai Tarif impor minyak kedelai EU-15
HKW TMKEU
175.0135 0.56348 4.25136
0.62 5.54 0.38
A -
R2 = 0.574 R2-Adj = 0.537 F-hitung = 15.49 Dw = 1.17561 dh = Harga Impor Minyak Kedelai Iran (HMKIR) Harga dunia riil minyak kedelai Tarif impor minyak kedelai Iran
HKW TMKIR
0.87053 2.67192
14.32 3.62
A A
R2 = 0.982 R2-Adj = 0.980 F-hitung = 638.85 Dw =1.83307 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Harga dunia minyak kedelai (HKW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak kedelai (XKW), impor dunia minyak kedelai (MKW) dan lag harga dunia minyak kedelai (LHKW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak kedelai sebesar 46% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Harga dunia minyak kedelai relatif lebih responsif terhadap perubahan ekspor dunia dibandingkan terhadap perubahan impor dunia minyak kedelai. Secara umum, harga ekspor dan harga impor dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak kedelai. Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam
131
setiap persamaan variabel endogen memberikan pengaruh nyata secara bersamasama, kecuali untuk persamaan harga ekspor minyak kedelai Brasil (HEKB) yang berpengaruh nyata pada taraf 10%. Harga domestik di negara eksportir secara umum dipengaruhi oleh harga ekspor dan konsumsi pada taraf nyata 10%-15%. Tarif impor berpengaruh nyata dalam persamaan harga impor minyak kedelai Iran dan harga impor minyak kedelai India. Berdasarkan nilai elastistas, respon harga ekspor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai terutama terjadi di Argentina terkait serapan pasar ekspor sekitar 90% dari produksi minyak kedelai Argentina. Besaran respon harga ekspor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai selanjutnya terjadi di Amerika Serikat meskipun volume ekspornya menempati urutan ketiga setelah Argentina dan Brasil. Fenomena ini terkait dengan kebijakan subsidi ekspor oleh pemerintah Amerika Serikat., Di negara importir, respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai terutama terjadi di Iran diikuti oleh India, EU-15 dan China. 5.4.
Keragaan Minyak Rapeseed Dunia Minyak rapeseed merupakan minyak nabati ketiga terbesar yang
diporoduksi dan diperdagangkan di pasar dunia minyak nabati maupun di pasar dunia minyak hayati. Selain sekor pangan, penggunaan utama minyak rapeseed di negara produsen dan negara importir utama adalah sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak bumi (ket: biodiesel). Seperti halnya minyak kedelai, ciri khas dalam perdagangan dunia minyak rapeseed adalah negara importir utama umumnya merupakan negara produsen utama minyak kedelai dan impor
132
dilakukan untuk menutupi kekurangan antara volume produksi domestik dan konsumi. Kanada dan Amerika Serikat merupakan dua negara eksportir terbesar dengan kumulatif share dari kedua negara sekitar 73.1% dari total ekspor di pasar dunia minyak rapeseed. Dari sisi produksi, Kanada merupakan negara produsen ketiga terbesar setelah China dan India, sedangkan Amerika Serikat termasuk kedalam 10 besar negara produsen, antara lain bersama dengan Jepang, Meksiko, Pakistan, dan negara-negara EU-15. Amerika Serikat selain sebagai negara eksportir, juga berperan sebagai negara importir utama bersama dengan EU-15 dan China dengan kumulatif share dari ketiganya sekitar 70.22% dari total impor dunia minyak rapeseed. Impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat lebih ditujukan untuk konsumsi sedangkan produksi domestik minyak rapeseed Amerika Serikat lebih ditujukan untuk pasar ekspor. Amerika Serikat dan Kanada memberlakukan subsidi ekspor minyak rapeseed. 5.4.1.
Ekspor Minyak Rapeseed
5.4.1.1. Ekspor dan Konsumsi Minyak Rapeseed Kanada Kanada merupakan negara eksportir terbesar minyak rapeseed mesikpun sebagai produsen minyak rapeseed ketiga terbesar setelah China dan India. Sekitar 65% dari produksi minyak rapeseed Kanada ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya diserap oleh pasar domestik. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak rapeseed Kanada disajikan pada Tabel 20. Ekspor minyak rapeseed Kanada (XRCD) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga ekspor minyak rapeseed Kanada (RHERCD), harga domestik (HDRCD), produksi (PRODRCD) dan lag ekspor minyak rapeseed Kanada (LXRCD). Seluruh variabel eksogen mampu
133
menerangkan keragaman ekspor minyak rapeseed Kanada sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak rapeseed Kanada dipengaruhi secara nyata oleh volume produksi dan lag ekspor minyak rapeseed Kanada. Pada jangka panjang, ekspor minyak rapeseed Kanada bersifat responsif terhadap perubahan produksi, sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak rapeseed Kanada. Tabel 20. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Rapeseed Kanada, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Ekspor M. Rapeseed Kanada (XRCD) Laju pertumbuhan harga ekspor riil minyak rapeseed Kanada Harga domestik riil minyak rapeseed Kanada Produksi inyak rapeseed Kanada Lag ekspor minyak rapeseed Kanada
RHERCD
5.12373
0.04
-
0.0001
0.0002
HDRCD
-0.32645
PRODRCD LXRCD
0.58309 0.41475
-2.56
B
0.202
0.346
4.09 2.88
A A
0.843
1.440
R2 = 0.984 R2-Adj = 0.981 F-hitung = 339.59 Dw = 1.09184 dh = 3.41 Konsumsi M. Rapeseed Kanada (CRCD) Intercept Harga domestik riil minyak rapeseed Kanada Harga dunia riil minyak bumi Populasi Kanada Lag konsumsi minyak rapeseed Kanada
-169.133
-0.33
HDRCD
-0.0067
-0.05
-
0.009
0.047
HCOW POPCD LCRCD
4.06272 1.13136 0.79758
0.47 0.20 6.26
A
0.512 0.082
2.530 0.407
R2 = 0.755 R2-Adj =0.708 F-hitung = 16.17 Dw = 1.41834 dh = 1.95
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak rapeseed Kanada (CRCD) dipengaruhi oleh harga domestik minyak rapeseed Kanada (HDRCD), harga dunia minyak bumi (HCOW), populasi Kanada (POPCD) dan lag konsumsi (LCRCD). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak rapeseed Kanada sebesar 76% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi
134
minyak rapeseed Kanada tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, konsumsi minyak rapeseed Kanada bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi. 5.4.1.2. Ekspor dan Konsumsi Minyak Rapeseed Amerika Serikat Amerika Serikat selain sebagai negara eksportir minyak rapeseed kedua terbesar, juga berperan sebagai negara importir terbesar. Impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat lebih ditujukan untuk konsumsi, sedangkan produksi domestik minyak rapeseed Amerika Serikat lebih ditujukan untuk pasar ekspor. Seperti halnya Kanada, Amerika Serikat memberlakukan subsidi ekspor minyak rapeseed. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak rapeseed Amerika Serikat disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Rapeseed Amerika Serikat, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
t Value
Ekspor M. Rapeseed USA (XRUSA) Harga ekspor riil minyak rapeseed USA Harga domestik riil minyak rapeseed USA Produksi minyak rapeseed USA
HERUSA
0.06699
0.14
-
0.273
-
HDRUSA
-0.05650
-0.13
-
0.263
-
PRODRUSA
0.43160
6.56
A
0.989
-
R2 =0.878 R2-Adj = 0.862 F-hitung = 55.34 Dw = 1.577725 dh = Konsumsi M. Rapeseed USA (CRUSA) Intercept Harga domestik riil minyak rapeseed USA Harga relatif harga domestik riil minyak rapeseed USA terhadap harga dunia riil minyak bumi Harga domestik riil m. kedelai USA Populasi USA
-3516.09
-10.79
HDRUSA
-0.7930
-0.60
-
0.662
-
RHDRUSAHCOW
-6.57461
-0.08
-
0.098
-
HDKUSA POPUSA
0.29908 16.70166
0.67 12.19
A
0.227 5.249
-
R2 = 0.891 R2-Adj =0.871 F-hitung = 43.03 Dw = 0.81984 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Ekspor minyak rapeseed Amerika Serikat (XRUSA) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak rapeseed Amerika Serikat (HERUSA), harga domestik
135
(HDRUSA) dan produksi minyak rapeseed Amerika Serikat (PRODRUSA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak rapeseed Amerika Serikat sebesar 88% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Ekspor minyak rapeseed Amerika Serikat relatif lebih bersifat responsif terhadap perubahan produksi minyak rapeseed Amerika Serikat dibandingkan perubahan harga ekspor maupun harga domestik. Konsumsi minyak rapeseed Amerika Serikat (CRUSA) dipengaruhi oleh harga domestik minyak rapeseed Amerika Serikat (HDRUSA), harga relatif antara harga domestik minyak rapeseed Amerika Serikat terhadap harga dunia minyak bumi (RHDRUSAHCOW), harga domestik minyak kedelai (HDKUSA) dan populasi Amerika Serikat (POPUSA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak rapeseed Amerika Serikat sebesar 89% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak rapeseed Amerika Serikat bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi. 5.4.2.
Impor Minyak Rapeseed
5.4.2.1. Impor Minyak Rapeseed Amerika Serikat Amerika Serikat selain berperan sebagai negara eksportir minyak rapeseed, juga berperan sebagai negara importir. Telah dikemukakan pada sub bab 5.4.1.2 bahwa ekspor minyak rapeseed Amerika Serikat lebih diutamakan dari produksi domestik, sedangkan impor lebih ditujukan untuk pemenuhan konsumsi domestik. Keragaan impor minyak rapeseed Amerika Serikat disajikan pada Tabel 22. Impor minyak rapeseed Amerika Serikat (MRUSA) dipengaruhi oleh harga
136
impor (HMRUSA), stok (STOKRUSA), konsumsi (CRUSA) dan lag impor minyak rapeseed Amerika Serikat (LMRUSA). Seluruh variabel penejelas mampu menerangkan keragaman impor minyak rapeseed Amerika Serikat sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Impor minyak rapeseed Amerika Serikat relatif lebih bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi dibandingkan terhadap perubahan harga impor maupun stok minyak rapeseed Amerika Serikat. Tabel 22. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor Minyak Rapeseed Amerika Serikat, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor M. Rapeseed USA (MRUSA) Intercept Harga impor riil minyak rapeseed USA Stok minyak rapeseed USA Konsumsi minyak rapeseed USA Lag impor minyak rapeseed USA
HMRUSA STOKRUSA CRUSA LMRUSA
56.366 -0.0595 -0.5208 0.64407 0.23014
1.08 -0.65 -1.10 7.18 1.66
A D
0.050 0.044 0.810
-
R2 = 0.978 R2-Adj =0.974 F-hitung = 231.31 Dw = 1.54670 dh = 1.62975
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
5.4.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Rapeseed EU-15 Negara-negara yang termasuk kedalam EU-15 secara umum merupakan produsen minyak rapeseed. Kegiatan impor ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak rapeseed EU-15 disajikan pada Tabel 23. Impor minyak rapeseed EU-15 (MREU) dipengaruhi oleh harga impor (HMREU) dan konsumsi minyak rapeseed EU-15 (CREU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak rapeseed EU-15 sebesar 74% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak
137
rapeseed EU-15 dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi dan bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi. Konsumsi minyak rapeseed EU-15 (CREU) dipengaruhi oleh harga impor minyak rapeseed EU-15 (HMREU), harga impor minyak kelapa sawit EU-15 (HMSEU), harga dunia minyak bumi, populasi dan lag konsumsi minyak rapeseed EU-15 (LCREU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 94% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 hanya bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan perubahan pada harga harga impor minyak rapeseed EU-15 dan harga impor minyak kelapa sawit EU-15 maupun perubahan harga dunia minyak bumi tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi minyak rapeseed EU-15. Tabel 23. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Rapeseed EU-15, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
Impor Minyak Rapeseed EU-15 (MREU) Intercept Harga impor riil minyak rapeseed EU-15 Konsumsi minyak rapeseed EU-15
HMREU CREU
154.2939 -0.72911 0.98663
0.34 -0.83 6.86
A
0.245 1.170
-
0.168 0.183 0.351 1.928
1.842 2.011 3.849 21.169
R2 =0.742 R2-Adj = 0.719 F-hitung = 33.07 Dw = 0.718025 dh = Konsumsi Minyak Rapeseed EU-15 (CREU) Intercept Harga impor riil minyak rapeseed EU-15 Harga impor riil minyak kelapa sawit EU-15 Harga dunia riil minyak bumi Populasi EU-15 Lag konsumsi minyak rapeseed EU-15
HMREU HMSEU HCOW POPEU LCREU
-5268.47 -0.592 0.769 15.219 10.893 0.9089
-1.16 -0.72 0.91 0.52 0.91 5.34
A
R2 = 0.939 R2-Adj = 0.924 F-hitung = 61.62 Dw = 2.40866 dh = -2.10
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
138
5.3.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Rapeseed China China merupakan negara produsen minyak rapeseed terbesar. Seperti halnya impor minyak rapeseed oleh negara-negara EU-15, impor lebih ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi minyak rapeseed China. Keragaan impor dan konsumsi minyak rapeseed China disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Rapeseed China, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Rapeseed China (MRC) Intercept Harga impor riil minyak rapeseed China Produksi minyak rapeseed China Konsumsi minyak rapeseed China Lag impor minyak rapeseed China
HMRC PRODRC CRC LMRC
41.04146 -0.02139 -0.44848 0.45713 0.28850
0.20 -0.06 -3.08 3.14 1.70
A A D
0.061 3.127 9.886
0.085 4.395 13.895
0.0005 0.031 0.112 1.847
0.001 0.049 0.175 2.897
R2 = 0.515 R2-Adj = 0.422 F-hitung = 5.57 Dw = 1.726645 dh = 1.39 Konsumsi Minyak Rapeseed China (CRC) Intercept Harga impor riil minyak rapeseed China Harga impor riil minyak kedelai China Tingkat pendapatan perkapita riil China Populasi China Lag impor minyak rapeseed China
HMRC HMKC IPC POPC LCRC
-6128.8 -0.0035 0.2575 0.11474 6.43680 0.36258
-3.24 -0.01 0.72 2.19 3.32 1.84
B A C
R2 = 0.999 R2-Adj = 0.998 F-hitung = 354.87 Dw = 1.88205 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Impor minyak rapeseed China (MRC) dipengaruhi oleh harga impor (HMRC), produksi (PRODRC), konsumsi (CRC) dan lag impor minyak rapeseed China (LMRC). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak rapeseed China sebesar 51% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung maka impor minyak rapeseed China dipengaruhi secara nyata oleh volume konsumsi dan produksi dan bersifat responsif terhadap perubahan keduanya.
139
Konsumsi minyak rapeseed China (CRC) dipengaruhi oleh harga impor minyak rapeseed China (HMRC), harga impor minyak kedelai China (HMKC), tingkat pendapatan perkapita (IPC), populasi (POPC) dan lag konsumsi minyak rapeseed China (LCRC). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak rapeseed China mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak rapeseed China bersifat responsif terhadap perubahan populasi, dan tidak responsif terhadap perubahan variabel eksogen lainnya. 5.4.3.
Harga Minyak Rapeseed Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir
serta harga impor minyak rapeseed negara-negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 25. Harga dunia minyak rapeseed (HRW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak rapeseed (XRW), impor dunia minyak rapeseed (MRW), tren dan lag harga dunia minyak rapeseed (LHRW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak rapeseed sebesar 61% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berbeda dengan harga dunia minyak kelapa sawit dan harga dunia minyak kedelai, harga dunia minyak rapeseed relatif lebih responsif terhadap perubahan impor dunia minyak rapeseed dibandingkan terhadap perubahan ekspor dunia.
140
Tabel 25. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Rapeseed, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Harga Dunia Minyak Rapeseed (HRW) Intercept 143.691 1.61 Ekspor dunia minyak rapeseed XRW -0.01026 -0.09 Impor dunia minyak rapeseed MRW 0.06244 0.60 Lag harga dunia riil minyak rapeseed LHRW 0.53913 2.71 B R2 = 0.578 R2-Adj = 0.520 F-hitung = 10.02 Dw = 1.62412 dh = -
0.051 0.308
0.110 0.669
0.710 0.002 0.264
1.554 0.004 0.578
0.935 0.010 0.011
0.998 0.011 0.012
0.823 0.283 0.105
-
0.932 0.011 0.032 0.080
-
0.722 0.279
-
0.651 0.124
-
0.769 0.231
-
Harga Ekspor Minyak Rapeseed Kanada (HERCD) Harga dunia riil minyak rapeseed HRW 0.63647 4.60 A Subsidi ekspor minyak rapeseed Kanada SERCD 0.07983 0.05 Ekspor minyak rapeseed Kanada XRCD -0.15465 -2.89 A Lag harga ekspor riil m. rapeseed Kanada LHERCD 0.54299 5.22 A R2 = 0.990 R2-Adj =0.988 F-hitung = 520.32 Dw = 1.50523 dh = 1.49 Harga Domestik Minyak Rapeseed Kanada (HDRCD) Harga ekspor riil minyak rapeseed Kanada HERCD 0.99081 8.95 A Produksi minyak rapeseed Kanada PRODRCD -0.00435 -0.13 Konsumsi minyak rapeseed Kanada CRCD 0.01583 0.13 Lag harga domestik riil m. rapeseed Kanada LHDRCD 0.06318 0.57 R2 = 0.994 R2-Adj = 0.993 F-hitung = 928.57 Dw = 2.09352 dh = -0.29 Harga Ekspor Minyak Rapeseed USA (HERUSA) Harga dunia riil minyak rapeseed HRW 0.85528 3.60 A Subsidi ekspor minyak rapeseed USA SERUSA 8.44879 1.63 D Ekspor minyak rapeseed USA XRUSA -0.42908 -0.99 R2 = 0.963 R2-Adj = 0.959 F-hitung = 201.49 Dw = 1.26917 dh = Harga Domestik Minyak Rapeseed USA (HDRUSA) Intercept 7.2491 0.25 Harga ekspor riil minyak rapeseed USA HERUSA 1.06582 23.49 A Harga impor riil minyak rapeseed USA HMRUSA 0.01347 0.31 Penawaran domestik minyak rapeseed USA SDRUSA -0.02424 -0.13 Konsumsi minyak rapeseed USA CRUSA 0.06654 0.34 R2 = 0.973 R2-Adj =0.968 F-hitung = 187.98 Dw = 1.98112 dh = Harga Impor Minyak Rapeseed USA (HMRUSA) Harga dunia riil minyak rapeseed HRW 0.68018 12.82 A Tarif impor minyak rapeseed USA TMRUSA 7.41229 7.15 A R2 = 0.993 R2-Adj = 0.992 F-hitung = 1710.53 Dw = 1.111695 dh = Harga Impor Minyak Rapeseed China (HMRC) Intercept 127.0903 1.37 Harga dunia riil minyak rapeseed HRW 0.60588 5.61 A Tarif impor minyak rapeseed China TMRC 3.95628 2.47 B R2 =0.58397 R2-Adj = 0.5478 F-hitung = 16.14 Dw = 1.544718 dh = Harga Impor Minyak Rapeseed EU-15 (HMREU) Harga dunia riil minyak rapeseed HRW 0.79819 9.67 A Tarif impor minyak rapeseed EU-15 TMREU 7.03710 3.56 A R2 = 0.990 R2-Adj = 0.989 F-hitung = 1232.48 Dw = 0.799112 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
141
Harga ekspor dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak rapeseed dan harga domestik di negara eksportir dipengaruhi secara nyata oleh harga ekspor. Selain harga dunia, hambatan perdagangan yang diterapkan oleh negara importir secara umum berpengaruh nyata terhadap harga impor. Respon harga ekspor terhadap perubahan harga dunia minyak rapeseed terutama terjadi di Amerika Serikat dibandingkan Kanada. Di negara importir, respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak rapeseed terutama terjadi di EU-15 diikuti oleh Amerika Serikat dan China. 5.5.
Keragaan Minyak Biji Bunga Matahari Dunia Minyak biji bunga matahari merupakan minyak nabati keempat terbesar
yang diporoduksi dan diperdagangkan di pasar dunia minyak nabati maupun di pasar dunia minyak hayati. Selain sekor pangan, penggunaan minyak biji bunga matahari di negara produsen dan negara importir utama adalah sebagai bahan baku industri oleokimia yang pada awalnya berbasis minyak bumi. Seperti halnya minyak kedelai dan minyak rapeseed, ciri khas dalam perdagangan dunia minyak biji bunga matahari adalah negara importir utama umumnya merupakan negara produsen minyak biji bunga matahari dan impor dilakukan untuk menutupi kekurangan antara volume produksi domestik dan konsumi. Ukraina, Rusia dan Argentina merupakan tiga negara produsen dan negara eksportir terbesar minyak biji bunga matahari. Namun, dikarenakan keterbatasan data maka di dalam penelitian ini negara eksportir minyak biji bunga matahari hanya diwakili oleh Argentina yang memiliki share di pasar ekspor dunia sekitar 31.08%. Dari sisi negara importir, EU-15, Mesir dan Iran merupakan negara-
142
negara importir utama minyak biji bunga matahari dengan kumulatif share dari ketiganya sekitar 39.92% dari total impor dunia minyak biji bunga matahari. 5.5.1. Ekspor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Argentina Argentina merupakan negara produsen dan negara eksportir ketiga terbesar minyak biji bunga matahari setelah Ukraina dan Rusia. Sekitar 65% dari produksi minyak biji bunga matahari Argentina ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya diserap oleh pasar domestik. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak biji bunga matahari Argentina disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Argentina, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
t Value
Ekspor Minyak Biji Bunga Matahari Argentina (XMA) Intercept Harga ekspor riil minyak biji bunga matahari Argentina Harga domestik riil minyak biji bunga matahari Argentina Pajak ekspor minyak biji bunga matahari Argentina Produksi minyak biji bunga matahari Argentina Lag ekspor minyak biji bunga matahari Argentina
-27.2357
-0.27
HEMA
0.06514
0.38
-
0.037
0.037
HDMA
-0.22921
-0.70
-
0.060
0.061
PEMA
-2.04815
-0.66
-
0.026
0.026
PRODMA
0.79406
14.62
A
1.064
1.076
LXMA
0.01192
0.21
-
2
R = 0.965 R2-Adj = 0.956 F-hitung = 108.85 Dw =2.43547 dh = -1.16 Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Argentina (CMA) Harga relatif harga domestik riil minyak biji bunga matahari Argentina terhadap harga domestik riil minyak kedelai Argentina Harga dunia riil minyak bumi Populasi Argentina
RHDMKA
-225.77
-0.69
-
0.462
-
HCOW POPA
5.1721 6.4336
1.21 1.23
F F
0.745 0.641
-
R2 = 0.955 R2-Adj = 0.949 F-hitung = 163.60 Dw = 0.95067 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Ekspor minyak biji bunga matahari Argentina (XMA) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak biji bunga matahari Argentina (HEMA), harga domestik (HDMA), pajak ekspor (PEMA), produksi (PRODMA) dan lag ekspor minyak
143
biji bunga matahari Argentina (LXMA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak biji bunga matahari Argentina sebesar 97% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak biji bunga matahari Argentina dipengaruhi secara nyata oleh volume produksi dan bersifat responsif terhadap perubahan produksi. Perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak biji bunga matahari Argentina. Konsumsi minyak biji bunga matahari Argentina (CMA) dipengaruhi oleh harga relatif antara harga domestik minyak biji bunga matahari Argentina terhadap harga domestik minyak kedelai Argentina (RHDMKA), harga dunia minyak bumi (HCOW) dan populasi (POPA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak biji bunga matahari Argentina sebesar 96% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak biji bunga matahari Argentina relatif lebih responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi dibandingkan respon konsumsi terhadap perubahan populasi maupun perubahan harga relatif antara harga domestik minyak biji bunga matahari Argentina terhadap harga domestik minyak kedelai Argentina. 5.5.2.
Impor Minyak Biji Bunga Matahari
5.5.2.1. Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari EU-15 Negara-negara yang termasuk kedalam EU-15 secara umum merupakan produsen minyak biji bunga matahari. Kegiatan impor ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 disajikan pada Tabel 27. Impor
144
minyak biji bunga matahari EU-15 (MSEU) dipengaruhi oleh harga impor (HMMEU), produksi minyak biji bunga matahari EU-15 (PRODMEU), konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 (CMEU) dan impor tahun sebelumnya (LMMEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak biji bunga matahari EU-15 sebesar 95% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak biji bunga matahari EU-15 dipengaruhi secara nyata oleh jumlah produksi, konsumsi dan impor minyak biji bunga matahari EU-15 tahun sebelumnya. Impor minyak biji bunga matahari EU-15 hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi dan produksi minyak biji bunga matahari EU-15 pada jangka panjang. Tabel 27. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari EU-15, Tahun 1980-2008 Variabel
Simbol
Parameter
Elastisitas Jangka Jangka Pendek Panjang
t Value
Impor Minyak Biji Bunga Matahari EU-15 (MMEU) Intercept Harga impor riil minyak biji bunga matahari EU-15 Produksi minyak biji bunga matahari EU-15 Konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 Lag impor minyak biji bunga matahari EU-15
30.13
0.12
HMMEU
-0.18123
-0.52
-
0.066
0.189
PRODMEU CMEU
-0.30879 0.76196
-2.95 3.34
A A
0.340 0.790
0.973 2.259
LMMEU
0.65020
5.17
A
2
R = 0.952 R2-Adj = 0.943 F-hitung = 103.73 Dw = 0.80779 dh = 3.96 Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari EU-15 (CMEU) Intercept Harga relatif antara harga impor riil minyak biji bunga matahari terhadap harga impor riil minyak rapeseed EU-15 Harga impor riil minyak kedelai EU-15 Tingkat pendapatan perkapita EU-15
-825.99
-1.43
RHMMREU
-732.91
-2.59
B
0.363
-
HMKEU IPEU
0.47828 0.11846
1.72 11.47
C A
0.142 1.614
-
R2 = 0.916 R2-Adj = 0.905 F-hitung = 80.25 Dw = 1.23888 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
145
Konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 (CMEU) dipengaruhi oleh harga relatif antara harga impor minyak biji bunga matahari terhadap harga impor minyak rapeseed EU-15 (RHMMREU), harga impor minyak kedelai EU-15 (HMKEU) dan tingkat pendapatan perkapita EU-15 (IPEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 92% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersamasama. Berdasarkan nilai t-hitung, konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 dipengaruhi secara nyata oleh tingkat pendapatan perkapita, harga relatif antara harga impor minyak biji bunga matahari terhadap harga impor minyak rapeseed EU-15 dan harga impor minyak kedelai EU-15 berturut-turut pada taraf 1%, 5% dan 10%. Pada jangka pendek, konsumsi minyak biji bunga matahari EU-15 hanya bersifat responsif terhadap perubahan tingkat pendapatan perkapita EU-15. 5.5.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Mesir Mesir merupakan negara importir minyak biji bunga matahari terbesar. Seperti halnya impor minyak biji bunga matahari oleh negara-negara EU-15, impor utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Produksi domestik minyak biji bunga matahari Mesir sekitar 10% dari konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir disajikan pada Tabel 28. Impor minyak biji bunga matahari Mesir (MMMS) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga impor minyak biji bunga matahari Mesir (RHMMMS), nilai tukar (ERMS), dan konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir (CMMS). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak biji bunga matahari Mesir sebesar 42% dan seluruh variabel memberikan pengaruh
146
nyata secara bersama-sama. Impor minyak biji bunga matahari Mesir tidak bersifat responsif terhadap seluruh variabel eksogen dalam persamaan impor minyak biji bunga matahari Mesir. Tabel 28. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Mesir, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Biji Bunga Matahari Mesir (MMMS) Intercept Laju pertumbuhan harga impor riil minyak biji bunga matahari Mesir Nilai tukar riil Mesir Konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir
353.30
7.03
RHMMMS
-2.37764
-0.06
-
0.0005
-
ERMS CMMS
-27.90140 82.52237
-3.16 2.77
A B
0.705 0.112
-
R2 = 0.419 R2-Adj = 0.340 F-hitung = 5.28 Dw = 0.75121 dh = Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Mesir (CMMS) Intercept Harga impor riil minyak biji bunga matahari Mesir Nilai tukar riil Mesir Populasi Mesir Lag konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir
216.4328
1.82
HMMMS
-0.00951
-0.09
-
0.027
0.043
ERMS POPMS
-14.3876 0.1128
-1.09 0.08
-
0.396 0.039
0.629 0.062
LCMMS
0.36971
1.75
C
R2 = 0.295 R2-Adj = 0.161 F-hitung = 2.20 Dw = 2.02033 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir dipengaruhi oleh harga impor (HMMMS), nilai tukar (ERMS), populasi (POPMS) dan lag konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir (LCMMS). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 30% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama pada taraf 10%. Konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir tidak bersifat responsif terhadap seluruh variabel eksogen dalam persamaan konsumsi minyak biji bunga matahari Mesir.
147
5.5.2.3. Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Iran Iran termasuk kedalam 10 besar negara importir minyak biji bunga matahari. Produksi domestik Iran sekitar 10% dari konsumsi dan sisanya dipenuhi dari impor. Keragaan impor dan konsumsi minyak biji bunga matahari Iran disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Iran, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Impor Minyak Biji Bunga Matahari Iran (MMIR) Harga impor riil minyak biji bunga matahari Iran Produksi minyak biji bunga matahari Iran Konsumsi minyak biji bunga matahari Iran
HMMIR
-0.0027
-0.13
-
0.011
-
PRODMIR CMIR
-0.9289 1.14492
-1.04 27.67
A
0.119 1.131
-
R2 = 0.987 R2-Adj = 0.986 F-hitung = 605.99 Dw = 1.39649 dh = Konsumsi Minyak Biji Bunga Matahari Iran (CMIR) Harga relatif harga impor riil minyak biji bunga matahari Iran terhadp harga impor riil minyak kedelai Iran Populasi Iran Lag konsumsi minyak biji bunga matahari Iran
RHMMKIR
-7.97627
-0.13
-
0.002
0.004
POPIR
1.27381
0.93
-
0.628
1.330
LCMIR
0.52763
2.84
A
2
R = 0.724 R2-Adj = 0.688 F-hitung = 20.14 Dw = 2.04513 dh = -0.36
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
Impor minyak biji bunga matahari Iran (MMIR) dipengaruhi oleh harga impor (HMMIR), produksi (PRODMIR) dan konsumsi minyak biji bunga matahari Iran (CMIR). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak biji bunga matahari Iran sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung maka impor minyak biji bunga matahari Iran dipengaruhi secara nyata dan bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi. Konsumsi minyak biji bunga matahari Iran (CMIR) dipengaruhi oleh harga relatif antara harga impor minyak biji bunga matahari Iran terhadap harga
148
impor minyak kedelai Iran (RHMMKIR), populasi (POPIR) dan lag konsumsi (LCMIR). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak biji bunga matahari Iran mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 72% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak biji bunga matahari Iran bersifat responsif terhadap perubahan populasi pada jangka panjang. 5.5.3.
Harga Minyak Biji Bunga Matahari Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir
serta harga impor minyak biji bunga matahari negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 30. Harga dunia minyak biji bunga matahari (HMW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak biji bunga matahari (XMW) dan impor dunia minyak biji bunga matahari (MMW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak biji bunga matahari sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Harga dunia minyak biji bunga matahari relatif lebih responsif terhadap perubahan ekspor dunia minyak dibandingkan terhadap perubahan impor dunia. Secara umum, harga ekspor dan harga impor dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak biji bunga matahari. Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam setiap persamaan variabel endogen memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Selain harga dunia, hambatan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah negara importir secara umum berpengaruh nyata terhadap harga impor. Respon harga ekspor minyak biji bunga matahari Argentina terhadap perubahan harga dunia minyak biji bunga matahari pada jangka panjang
149
realtif bersifat unitary elastis. terhadap. Di negara importir, respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak biji bunga matahari terutama terjadi di EU-15 diikuti oleh Mesir dan Iran. Tabel 30. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Biji Bunga Matahari, Tahun 1980-2008 Elastisitas Variabel
Simbol
Parameter
t Value
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Harga Dunia Minyak Biji Bunga Matahari (HMW) Intercept Ekspor dunia minyak biji bunga matahari Impor dunia minyak biji bunga matahari
XMW MMW
380.010 -0.15911 0.24390
4.20 -1.26 1.76
F C
0.951 1.401
-
0.633
0.776
R2 = 0.254 R2-Adj =0.189 F-hitung = 3.91 Dw = 0.99889 dh = Harga Ekspor Minyak Biji Bunga Matahari Argentina (HEMA) Intercept Harga dunia riil minyak biji bunga matahari Lag harga ekspor riil minyak biji bunga matahari Argentina
HMW
107.328 0.55005
1.71 6.79
A
LHEMA
0.18394
1.59
D
2
R = 0.747 R2-Adj = 0.725 F-hitung = 33.88 Dw = 1.16106 dh = 2.64 Harga Domestik Minyak Biji Bunga Matahari Argentina (HDMA) Harga ekspor riil minyak biji bunga matahari Argentina Penawaran domestik minyak biji bunga matahari Argentina Konsumsi minyak biji bunga matahari Argentina Lag harga domestik riil minyak biji bunga matahari Argentina
HEMA
0.16283
2.65
B
0.402
1.060
SDMA
-0.32333
-1.21
F
0.490
1.292
CMA
0.39914
1.06
-
0.555
1.465
LHDMA
0.62105
3.78
A
0.470 0.059
-
R2 = 0.982 R2-Adj = 0.978 F-hitung = 295.83 Dw = 2.32743 dh = -1.52 Harga Impor Minyak Biji Bunga Matahari EU-15 (HMMEU) Intercept Harga dunia riil minyak biji bunga matahari Tarif impor m. biji bunga matahari EU-15
HMW TMMEU
336.7428 0.48681 2.017
1.30 3.98 0.22
A -
R2 = 0.493 R2-Adj = 0.449 F-hitung = 11.18 Dw = 0.98668 dh = Harga Impor Minyak Biji Bunga Matahari Mesir (HMMMS) Harga dunia riil minyak biji bunga matahari Tarif impor minyak biji bunga matahari Mesir Lag harga impor riil minyak biji bunga matahari Mesir
HMW
0.35947
2.75
B
0.427
0.653
TMMMS
7.69090
2.44
B
0.205
0.313
LHMMMS
0.34577
2.07
B
0.341 0.166
0.639 0.310
2
R =0.960 R2-Adj = 0.955 F-hitung = 186.17 Dw = 1.66138 dh = 1.64 Harga Impor Minyak Biji Bunga Matahari Iran (HMMIR) Harga dunia riil minyak biji bunga matahari Tarif impor minyak biji bunga Matahari Iran Lag harga impor riil minyak biji bunga matahari Iran
HMW TMMIR
0.29513 5.42226
2.32 2.55
B B
LHMMIR
0.46567
2.75
B
2
R = 0.979 R2-Adj = 0.977 F-hitung = 366.87 Dw = 1.906567 dh = 0.47
Keterangan: A : nyata pada taraf 1% D : nyata pada taraf 15%
B : E :
nyata pada taraf 5% nyata pada taraf 20%
C : nyata pada taraf 10% F : nyata pada taraf 25%
VI. RAMALAN HARGA DUNIA MINYAK NABATI DAN KERAGAAN INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA TAHUN 2012-2025 6.1.
Ramalan Harga Minyak Nabati di Pasar Dunia Pergerakan harga riil minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak
rapeseed dan minyak biji bunga matahari di pasar dunia minyak nabati periode tahun 2003-2008 dan ramalan tahun 2012-2025 disajikan pada Gambar 13. Neraca perdagangan minyak nabati di pasar dunia tahun 2003-2008 dan ramalan tahun 2012-2025 disajikan Gambar 14 (ket: neraca perdagangan dunia merupakan selisih antara volume ekspor dunia dan volume impor dunia). Hasil peramalan selengkapnya disajikan pada Lampiran 13. Rekapitulasi rerata harga riil minyak nabati dan minyak bumi periode tahun 1980-2003, tahun 1980-2008 dan tahun 2003-2008 serta ramalan tahun 2012-2025 disajikan pada Tabel 31.
950
850
750
650
550
M. Kelapa Sawit
Keterangan:
M. Kedelai
M. Rapeseed
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
350
2004
450
2003
Minyak Nabati: USD/metric ton cif Rotterdam Minyak Bumi: USd/barrel fob UK Brent
1050
M. Bj. Matahari
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 13. Pergerakan Harga Riil Minyak Kelapa Sawit, Minyak Kedelai, Minyak Rapeseed, Minyak Biji Bunga Matahari di Pasar Dunia Tahun 2003-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025
151
2.75 2.25
juta metric ton
1.75 1.25 0.75 0.25
M. Kelapa Sawit
Keterangan:
M. Kedelai
M. Rapeseed
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
-0.75
2003
-0.25
M. Bj. Matahari
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 14. Neraca Perdagangan Minyak Kelapa Sawit, Minyak Kedelai, Minyak Rapeseed, Minyak Biji Bunga Matahari di Pasar Dunia Tahun 20032008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 Tabel 31. Rerata Harga Riil Minyak Kelapa Sawit, Minyak Kedelai, Minyak Rapeseed, Minyak Biji Bunga Matahari dan Minyak Bumi di Pasar Dunia Tahun 1980-2003, Tahun 1980-2008 dan Tahun 2003-2008 serta Ramalan Tahun 2012-2025 Harga Dunia*)
Rerata Ramalan Harga Riil Th. 2012-2025
Rerata Harga Riil Th. 2003-2008
Rerata Harga Riil Th. 1980-2008
Rerata Harga Riil Th. 1980-2003
Minyak Kelapa Sawit
532.09
512.84
479.17
472.99
Minyak Kedelai
699.72
645.48
534.58
512.35
Minyak Rapeseed
826.72
734.17
550.99
512.31
Minyak Biji Bunga Matahari
839.03
739.90
601.94
572.09
56.72
56.10
56.91
57.13
Minyak Bumi
Keterangan: *) Satuan harga minyak nabati dalam USD/metric ton cif Rotterdam dan satuan harga minyak bumi dalam USD/barrel fob UK Brent
Proyeksi harga riil keempat minyak nabati dan harga minyak bumi di pasar dunia untuk periode tahun 2012-2025 cenderung memiliki pola pergerakan harga yang sama dengan tren meningkat yang kecil. Tren peningkatan harga terbesar
152
dimiliki oleh harga dunia minyak kedelai, diikuti oleh harga dunia minyak rapeseed, harga dunia minyak biji bunga matahari dan harga dunia minyak kelapa sawit dengan tren peningkatan harga terkecil. Perkembangan harga dunia keempat minyak nabati di atas dipengaruhi oleh hasil peramalan harga dunia minyak bumi dan faktor eksternal lainnya (ket: metode peramalan variabel eksogen menggunakan metode STEPAR tren 2 dengan program SAS 9.1.) yang kemudian mempengaruhi konsumsi setiap minyak nabati di setiap negara dan akhirnya mempengaruhi keseimbangan ekspor dan impor dunia masing-masing minyak nabati. Berdasarkan Gambar 14, untuk periode tahun 2012-2025, neraca perdagangan keempat minyak nabati diproyeksikan berada pada posisi surplus. Rerata surplus perdagangan tahun 2012-2025 untuk minyak kelapa sawit sebesar 2.04 juta ton/tahun atau 5.07% dari rerata volume ekspor dunia minyak kelapa sawit sebesar 40.20 juta ton/tahun, untuk minyak kedelai adalah 1.4 juta ton/tahun atau 9.60% dari rerata volume ekspor dunia minyak kedelai sebesar 14.6 juta ton/tahun, untuk minyak rapeseed sebesar 258.34 ribu ton/tahun atau 5.22% dari rerata volume ekspor dunia minyak rapeseed sebesar 4.95 juta ton/tahun, dan untuk minyak biji bunga matahari sebesar 85 ribu ton/tahun atau 1.51% dari rerata volume ekspor dunia minyak biji bunga matahari sebesar 5.66 juta ton/tahun. Pembentukan harga dunia setiap minyak nabati selanjutnya dipengaruhi oleh respon harga dunia minyak nabati terhadap perubahan ekspor dan impor dunia. Berdasarkan persamaan harga dunia minyak nabati seperti disajikan pada bab 5, diketahui bahwa setiap minyak nabati memiliki respon berbeda terhadap perubahan ekspor dan impor dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
153
dalam pembentukan harga dunia untuk masing-masing minyak nabati relatif lebih responsif terhadap perubahan impor dunia daripada perubahan ekspor dunia, (2) respon harga dunia terhadap perubahan ekspor dunia paling besar dimiliki oleh harga dunia minyak kelapa sawit, diikuti oleh harga dunia minyak biji bunga matahari, harga dunia minyak kedelai dan harga dunia minyak rapeseed, dan (3) respon harga dunia terhadap perubahan impor dunia paling besar dimiliki oleh harga dunia minyak biji bunga matahari, diikuti oleh harga dunia minyak kelapa sawit, harga dunia minyak kedelai dan harga dunia minyak rapeseed. Pergerakan neraca perdagangan dan harga riil di pasar dunia minyak nabati untuk masingmasing minyak disajikan pada Gambar 15 hingga Gambar 18. 2.75
800
2.25
700
juta metric ton
500 1.25 400 0.75
USD/metric ton
600
1.75
300 0.25
200 100
-0.75
0
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
-0.25
Neraca Perdagangan Dunia M. Sawit
Keterangan:
Harga Dunia Riil M. Sawit
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 15. Neraca Perdagangan dan Harga Riil di Pasar Dunia Minyak Kelapa Sawit Tahun 1980-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025
154
2.25
900 800
1.75
juta metric ton
1.25
600 500
0.75 400 0.25
USD/metric ton
700
300 200
-0.25
-0.75
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
100
Neraca Perdagangan Dunia M. Kedelai
Keterangan:
0
Harga Dunia Riil M. Kedelai
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 16. Neraca Perdagangan dan Harga Riil di Pasar Dunia Minyak Kedelai Tahun 1980-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 2.25
1000 900
1.75
800
juta metric ton
600 0.75
500
USD/metric ton
700
1.25
400 0.25
300 200
-0.25
-0.75
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
100
Neraca Perdagangan Dunia M. Rapeseed
Keterangan:
0
Harga Dunia Riil M. Rapeseed
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 17. Neraca Perdagangan dan Harga Riil di Pasar Dunia Minyak Rapeseed Tahun 1980-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025
155
2.25
1000 900
1.75
800
juta metric ton
600 0.75
500
USD/metric ton
700
1.25
400 0.25
300 200
-0.25
-0.75
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
100
Neraca Perdagangan Dunia M. Matahari
Keterangan:
0
Harga Dunia Riil M. Matahari
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 18. Neraca Perdagangan dan Harga Riil di Pasar Dunia Minyak Biji Bunga Matahari Tahun 1980-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 6.2.
Ramalan Keragaan Industri Kelapa Sawit Indonesia Ramalan keragaan industri minyak kelapa sawit Indonesia dalam
penelitian ini meliputi: (1) luas areal perkebunan kelapa sawit dan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Indonesia menurut pelaku usaha, (2) produktivitas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan menurut pelaku usaha, dan (3) volume produksi, ekspor dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia. Perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit dan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan untuk masing-masing pelaku usaha periode tahun 2003-2008 dan ramalan tahun 2012-2025 seperti disajikan pada Gambar 19 hingga Gambar 21. Perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit dan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan masing-masing pelaku usaha di tahun 2012-2025 diproyeksikan memiliki tren meningkat, khususnya PBS dan PR. Tren peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit dan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan untuk masing-masing pelaku usaha secara berturut-turut
156
yaitu: untuk PBN 1.53%/tahun dan 2.15%/tahun, untuk PBS 2.79%/tahun dan 2.76%/tahun, dan untuk PR sebesar 2.34%/tahun dan 2.28%/tahun. 1000 900 800 700
ribu ha
600 500 400 300 200
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit PBN (LASIN)
Keterangan:
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
0
2003
100
Luas Areal Kelapa Sawit TM PBN (LASMIN)
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 19. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Luas Areal Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan PBN Tahun 2003-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 6000
5000
ribu ha
4000
3000
2000
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit PBS (LASIS)
Keterangan:
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
0
2003
1000
Luas Areal Kelapa Sawit TM PBS (LASMIS)
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 20. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Luas Areal Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan PBS Tahun 2003-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025
157
4500 4000 3500
ribu ha
3000 2500 2000 1500 1000
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit PR (LASIR)
Keterangan:
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
0
2003
500
Luas Areal Kelapa Sawit TM PR (LASMIR)
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 21. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Luas Areal Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan PR Tahun 2003-2008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 Perkembangan produtivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan periode tahun 2003-2008 dan ramalan tahun 2012-2025 menurut pelaku usaha dan di tingkat nasional seperti disajikan pada Gambar 22. Ramalan rerata pencapaian produktivitas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tahun 2012-2025 untuk masing-masing pelaku usaha dan di tingkat nasional secara berturut-turut adalah 4.12 ton minyak kelapa sawit/ha TM/tahun untuk PBN, 3.95 ton minyak kelapa sawit/ha TM/tahun untuk PBS, 3.13 ton minyak kelapa sawit/ha TM/tahun untuk PR, dan 3.64 ton minyak kelapa sawit/ha TM/tahun untuk tingkat nasional. Selain respon harga dan pengaruh tambahan areal baru tanaman kelapa sawit menghasilkan, tren produktivitas akan terkait dengan (1) komposisi umur tanaman kelapa sawit menghasilkan dan penerapan kultur teknis oleh masing-masing pelaku usaha, dan (2) pengaruh unmanageable factors seperti iklim. Secara teknis tanaman kelapa sawit menghasilkan dibagi kedalam 4 (empat) kelompok fase, yaitu fase tanaman muda (umur 4-5 tahun) , remaja (umur 6-8 tahun), dewasa
158
(umur 9-15tahun) dan fase tanaman tua (umur ≥16 tahun). Setiap kelompok fase tanaman memiliki potensi produksi tandan buah segar (TBS) dan potensi rendemen minyak kelapa sawit. Fase tanaman muda memiliki potensi produksi TBS terendah, kemudian meningkat dengan pesat pada saat fase tanaman remaja, mengalami puncak pada fase dewasa dan kemudian menurun secar gradual saat memasuki fase tanaman tua. Sedangkan pola potensi rendemen minyak menurut kelompok fase tanaman adalah semakin meningkat dengan semakin tuanya fase tanaman.
ton minyak sawit/ha TM kelapa sawit/tahun
4.5
4.0
3.5
3.0
NASIONAL
Keterangan:
YIESIN
YIESIS
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
2.0
2003
2.5
YIESIR
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 22. Perkembangan Produktivitas Areal Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan PBN, PBS, PR dan Tingkat Nasional Tahun 20032008 dan Ramalan Tahun 2012-2025 Perkembangan produksi, ekspor dan konsumi domestik minyak kelapa sawit Indonesia periode tahun 2003-2008 dan ramalan tahun 2012-2025 seperti disajikan pada Gambar 23. Proyeksi produksi minyak kelapa sawit Indonesia untuk periode tahun 2012-2025 memiliki tren meningkat sebesar 2.39%/tahun. Sedangkan proyeksi laju perkembangan konsumsi dan laju perkembangan ekspor
159
minyak kelapa sawit Indonesia berturut-turut sebesar 3.09%/tahun dan 2.15%/tahun. Kondisi ini ini relatif berbeda dengan kondisi di tahun 2003-2008. Di tahun 2003-2008 rerata laju peningkatan produksi minyak kelapa sawit Indonesia sekitar 12.75%/tahun dengan laju perkembangan konsumsi dan laju perkembangan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia berturut-turut sebesar 5.23%/tahun dan 18.42%/tahun. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pasar domestik akan berperan penting dalam menunjang pengembangan industri kelapa sawit Indonesia di masa depan, yaitu didalam menunjang kestabilan harga maupun jaminan pemasaran hasil produksi. 35000 30000
ribu ton/tahun
25000 20000 15000 10000
Produksi
Keterangan:
Ekspor
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2008
2007
2006
2005
2004
0
2003
5000
Konsumsi Domestik
Periode tahun 2009-2011 tidak dianalisis
Gambar 23. Perkembangan Produksi, Ekspor dan Konsumsi MInyak Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2003-2008 dan Proyeksi Tahun 2012-2025 Dari sisi pasar, Indonesia masih memiliki peluang untuk mengembangkan industri kelapa sawit. Selain pasar domestik, permintaan minyak kelapa sawit dan produk turunannya diperkirakan akan terus meningkat, baik untuk pangan maupun non pangan seiiring tren harga minyak bumi yang meningkat. Perkembangan
160
permintaan terutama diperkirakan akan datang dari Cina, India, Uni Eropa dan Pakistan. 6.3.
Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan Kebijakan Perdagangan Sub bab 6.3 membahas dampak perubahan faktor eksternal dan kebijakan
oleh negara-negara eksportir dan importir dalam model terhadap perdagangan dunia minyak nabati dan khususnya terhadap produksi, konsumsi dan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Ringkasan hasil simulasi peramalan tahun 20122025 sesuai dengan skenario dalam Tabel 3 pada sub bab 4.5 seperti disajikan Tabel 32. Tabel 32. Ringkasan Hasil Simulasi Peramalan Tahun 2012-2025 Variabel Endogen
Nilai Dasar Predited Mean
Skenario 1 Harga Dunia Minyak Bumi Naik 1% Predicted Mean
%∆
Skenario 2 Produksi Minyak Kelapa Sawit Malaysia Naik 10% Predicted Mean
%∆
Skenario 3 Produksi Minyak Rapeseed USA dan Kanada Naik 10% Predicted Mean
%∆
Skenario 4 Produksi Minyak Kedelai Argentina, Brasil dan USA Naik 10% Predicted Mean
%∆
HSW
532.10
533.90
0.3383
508.30
-4.4728
532.00
-0.0188
531.70
-0.0752
HKW
699.70
706.80
1.0147
697.80
-0.2715
699.60
-0.0143
639.40
-8.6180
HRW
826.50
831.00
0.5445
820.20
-0.7623
823.40
-0.3751
823.00
-0.4235
HMW
839.00
843.80
0.5721
838.80
-0.0238
839.00
0.0000
832.00
-0.8343
HDSI
4921.00
4931.10
0.2052
4785.20
-2.7596
4920.60
-0.0081
4918.50
-0.0508
HESI
451.40
453.00
0.3545
430.40
-4.6522
451.40
0.0000
451.00
-0.0886
YIESIN
4.1234
4.1260
0.0631
4.0894
-0.8246
4.1233
-0.0024
4.1228
-0.0146
YIESIS
3.9454
3.9534
0.2028
3.8414
-2.6360
3.9451
-0.0076
3.9437
-0.0431
YIESIR
3.1276
3.1336
0.1918
3.0486
-2.5259
3.1274
-0.0064
3.1263
-0.0416
PRODSI
24697.30
24745.40
0.1948
24064.70
-2.5614
24695.70
-0.0065
24686.80
-0.0425
SDSI
9121.60
9123.10
0.0164
9103.60
-0.1973
9121.60
0.0000
9121.40
-0.0022
CSI
7205.70
7204.20
-0.0208
7226.10
0.2831
7205.80
0.0014
7206.10
0.0056
XSI
17436.80
17483.40
0.2673
16822.20
-3.5247
17435.20
-0.0092
17426.50
-0.0591
XSW
40200.90
40247.80
0.1167
41052.70
2.1189
40199.30
-0.0040
40190.60
-0.0256
MSW
38162.60
38247.20
0.2217
38369.20
0.5414
38159.70
-0.0076
38142.40
-0.0529
XKW
14601.60
14601.60
0.0000
14601.80
0.0014
14602.20
0.0041
15866.20
8.6607
MKW
13199.80
13276.00
0.5773
13179.00
-0.1576
13198.60
-0.0091
13390.90
1.4477
XRW
4953.10
4949.60
-0.0707
4957.90
0.0969
5210.70
5.2008
4956.10
0.0606
MRW
4694.80
4731.50
0.7817
4643.60
-1.0906
4712.40
0.3749
4666.80
-0.5964
XMW
5659.60
5659.00
-0.0106
5659.60
0.0000
5659.60
0.0000
5659.60
0.0000
MMW
5574.20
5593.30
0.3427
5573.30
-0.0161
5574.10
-0.0018
5545.50
-0.5149
161
Tabel 32. Lanjutan Variabel Endogen
Nilai Dasar Predi-ted Mean
Skenario 5 Produksi Minyak Bj. Bng. Matahari Argentina Naik 10%
Skenario 6 Produksi Minyak Nabati Eksportir Non Indonesia Naik 10%
Predicted Mean
Predicted Mean
%∆
%∆
Skenario 7 Pajak Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia= Nol Predicted Mean
%∆
Skenario 8 Depresiasi IDR/USD sebesar 8% Predicted Mean
%∆
HSW
532.10
531.00
-0.2067
506.70
-4.7735
522.00
-1.8981
527.60
-0.8457
HKW
699.70
698.80
-0.1286
636.40
-9.0467
698.90
-0.1143
699.40
-0.0429
HRW
826.50
826.20
-0.0363
813.40
-1.5850
823.70
-0.3388
825.40
-0.1331
HMW
839.00
812.70
-3.1347
805.50
-3.9928
838.90
-0.0119
839.00
0.0000
HDSI
4921.00
4914.70
-0.1280
4776.10
-2.9445
4863.00
-1.1786
5086.80
3.3692
HESI
451.40
450.40
-0.2215
429.00
-4.9623
442.50
-1.9716
445.50
-1.3070
YIESIN
4.1234
4.1221
-0.0315
4.0875
-0.8706
4.1076
-0.3832
4.1145
-0.2158
YIESIS
3.9454
3.9412
-0.1065
3.8353
-2.7906
3.8986
-1.1862
3.9175
-0.7072
YIESIR
3.1276
3.1243
-0.1055
3.0437
-2.6826
3.0929
-1.1095
3.2231
3.0535
PRODSI
24697.30
24670.60
-0.1081
24025.90
-2.7185
24418.30
-1.1297
24851.20
0.6231
SDSI
9121.60
9121.00
-0.0066
9102.70
-0.2072
8478.40
-7.0514
9116.10
-0.0603
CSI
7205.70
7206.60
0.0125
7227.30
0.2998
7214.70
0.1249
7181.10
-0.3414
XSI
17436.80
17410.60
-0.1503
16784.30
-3.7421
17801.00
2.0887
17596.10
0.9136
XSW
40200.90
40174.60
-0.0654
41014.50
2.0238
40563.80
0.9027
40359.70
0.3950
MSW
38162.60
38110.90
-0.1355
38294.40
0.3454
38254.40
0.2405
38199.50
0.0967
XKW
14601.60
14601.60
0.0000
15867.00
8.6662
14601.70
0.0007
14601.60
0.0000
MKW
13199.80
13189.70
-0.0765
13358.80
1.2046
13190.70
-0.0689
13196.00
-0.0288
XRW
4953.10
4953.30
0.0040
5218.70
5.3623
4955.30
0.0444
4953.90
0.0162
MRW
4694.80
4692.60
-0.0469
4631.00
-1.3590
4672.00
-0.4856
4685.60
-0.1960
XMW
5659.60
5832.90
3.0621
5833.00
3.0638
5659.60
0.0000
5659.60
0.0000
MMW
5574.20
5579.40
0.0933
5549.80
-0.4377
5573.80
-0.0072
5574.00
-0.0036
Keterangan: - Besaran perubahan hasil simulasi dipengaruhi oleh share ekspor dan impor dalam perdagangan dunia minyak nabati oleh negara eksportir dan importir yang digunakan dalam permodelan. - Negara eksportir minyak kelapa sawit diwakili oleh Indonesia dan Malaysia dengan share terhadap total ekspor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 43.28% dan 45.70%. Negara importir diwakili oleh China, EU-15, India dan Pakistan dengan share terhadap total impor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 16.58%, 15.68%, 17.06% dan 5.21%. - Negara eksportir minyak kedelai diwakili oleh Argentina, Brasil dan Amerika Serikat dengan share terhadap total ekspor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 50.22%, 22.95% dan 11.46%. Negara importir diwakili oleh China, EU-15, India dan Iran dengan share terhadap total impor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 24.11%, 10.43%, 7.79% dan 3.94%. - Negara eksportir minyak rapeseed diwakili oleh Kanada dan Amerika Serikat dengan share terhadap total ekspor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 59.53% dan 7.47%. Negara importir diwakili oleh Amerika Serikat, EU-15 dan China dengan share terhadap total impor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 44.61%, 17.68% dan 11.36%. - Negara eksportir minyak biji bunga matahari diwakili oleh Argentina dengan share terhadap total ekspor dunia tahun 2008 sebesar 31.08%. Negara importir diwakili oleh EU-15, Mesir, dan Iran dengan share terhadap total impor dunia tahun 2008 masing-masing sebesar 29.54%, 6.05% dan 3.12%.
162
Kenaikan harga dunia minyak bumi (Skenario 1) secara umum mendorong peningkatan konsumsi minyak nabati di negara eksportir maupun importir yang akhirnya diikuti oleh kenaikan harga dunia minyak nabati. Namun, kenaikan harga dunia minyak nabati relatif lebih kecil dari kenaikan harga dunia minyak bumi, kecuali untuk harga dunia minyak kedelai yang mengalami laju kenaikan harga yang relatif sama dengan laju kenaikan harga dunia minyak bumi. Harga dunia minyak kedelai memperoleh dampak yang paling besar dari kenaikan harga dunia minyak bumi, diikuti oleh harga minyak biji bunga matahari, harga minyak rapeseed dan harga minyak kelapa sawit. Selain karakteristik kimiawi yang mempengaruhi cakupan pemanfaatan keempat minyak nabati sebagai subsitusi minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari, secara umum keterbatasan volume produksi dunia minyak nabati dan pemenuhan kebutuhan sektor pangan merupakan kendala utama dalam pemakaian minyak nabati sebagai subsitusi minyak bumi. Bagi industri kelapa sawit Indonesia, kenaikan harga dunia minyak kelapa sawit akibat adanya kenaikan harga dunia minyak bumi menjadikan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia naik dan direspon dengan kenaikan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan oleh ketiga pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Peningkatan produktivitas dan harga ekspor minyak kelapa sawit mendorong kenaikan volume ekspor. Peningkatan produktivitas mendorong peningkatan penawaran domestik, namun pengaruhnya relatif lebih kecil daripada dampak kenaikan harga ekspor yang menjadikan harga domestik naik yang diikuti oleh penurunan volume konsumsi domestik minyak kelapa sawit Indonesia.
163
Hasil Skenario 2 yaitu peningkatan produksi minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 10%, mendorong naiknya ekspor dunia minyak kelapa sawit dan kenaikan ekspor dunia minyak kelapa sawit menyebabkan penurunan harga dunia minyak kelapa sawit. Penurunan harga dunia minyak kelapa sawit mendorong kenaikan impor dunia minyak kelapa sawit, namun menurunkan impor dunia ketiga minyak lainnya yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga dunia ketiga minyak tersebut. Penurunan impor terbesar dialami oleh minyak rapeseed, diikuti oleh minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Penurunan harga dunia minyak kelapa sawit diikuti oleh penurunan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produksi akibat penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan ketiga pelaku usaha dan penurunan volume ekspor. Di sisi lain, terjadi peningkatan volume konsumsi sebagai akibat penurunan harga domestik. Hasil Skenario 3 yaitu peningkatan produksi minyak rapeseed Amerika Serikat dan Kanada masing-masing sebesar 10%, mendorong naiknya ekspor dunia minyak rapeseed dan kenaikan ekspor dunia menyebabkan penurunan harga dunia minyak rapeseed. Penurunan harga dunia minyak rapaseed mendorong kenaikan impor dunia minyak rapaseed, namun menurunkan impor dunia ketiga minyak lainnya yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga dunia ketiga minyak tersebut. Penurunan impor terbesar dialami oleh minyak kedelai, diikuti oleh minyak kelapa sawit dan minyak biji bunga matahari. Bagi industri kelapa sawit Indonesia, penurunan harga dunia minyak kelapa sawit akibat kenaikan ekspor dunia minyak rapeseed diikuti oleh penurunan harga ekspor dan harga
164
domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan ketiga pelaku usaha, penurunan produksi, dan penurunan volume ekspor. Di sisi lain, terjadi peningkatan volume konsumsi sebagai akibat penurunan harga domestik. Peningkatan produksi minyak kedelai Amerika Serikat, Argentina dan Brasil masing-masing sebesar 10% (Skenario 4), mendorong naiknya ekspor dunia minyak kedelai dan kenaikan ekspor dunia menyebabkan penurunan harga dunia minyak kedelai. Penurunan harga dunia minyak kedelai mendorong kenaikan impor dunia minyak kedelai, namun menurunkan impor dunia ketiga minyak lainnya yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga dunia ketiga minyak tersebut. Penurunan impor terbesar dialami oleh minyak rapeseed, diikuti oleh minyak biji bunga matahari dan minyak kelapa sawit. Seperti halnya pada Skenario 2, penurunan harga dunia minyak kelapa sawit diikuti oleh penurunan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produksi akibat penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan ketiga pelaku usaha dan penurunan volume ekspor. Di sisi lain, terjadi peningkatan volume konsumsi sebagai akibat penurunan harga domestik. Peningkatan produksi minyak biji bunga matahari Argentina (Skenario 5) sebesar 10%, mendorong naiknya ekspor dunia minyak biji bunga matahari dan kenaikan ekspor dunia menyebabkan penurunan harga dunia minyak biji bunga matahari. Penurunan harga dunia minyak biji bunga matahari mendorong kenaikan impor dunia minyak biji bunga matahari, namun menurunkan impor
165
dunia ketiga minyak lainnya yang selanjutnya diikuti oleh penurunan harga dunia ketiga minyak tersebut. Penurunan impor terbesar dialami oleh minyak kelapa sawit, diikuti oleh minyak kedelai dan minyak rapeseed. Bagi industri kelapa sawit Indonesia, penurunan harga dunia minyak kelapa sawit akibat kenaikan ekspor dunia minyak rapeseed diikuti oleh penurunan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan ketiga pelaku usaha, penurunan produksi, dan penurunan volume ekspor. Di sisi lain, terjadi peningkatan volume konsumsi sebagai akibat penurunan harga domestik. Hasil Skenario 6 yaitu kenaikan produksi seluruh minyak nabati di negara eksportir dalam model di luar Indonesia sebesar 2%, secara umum mendorong peningkatan ekspor dan impor dunia minyak nabati, kecuali untuk impor dunia minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari yang menurun. Efek subsitusi antar keempat minyak menurunkan konsumsi minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari di negara-negara importir yang diikuti oleh volume penurunan impor dunia. Dampak selanjutnya dari kenaikan produksi seluruh minyak nabati di negara eksportir di luar Indonesia adalah terjadi penurunan harga dunia untuk keempat minyak nabati. Penurunan harga terbesar dialami oleh minyak kedelai, diikuti oleh minyak kelapa sawit, minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari. Seperti halnya pada skenario 2, penurunan harga dunia minyak kelapa sawit ditransmisikan kepada penurunan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produksi akibat penurunan produktivitas tanaman
166
kelapa sawit menghasilkan ketiga pelaku usaha dan penurunan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Di sisi lain, terjadi peningkatan penawaran domestik dan konsumsi sebagai akibat penurunan harga domestik.
Ekspor
minyak sawit dunia yang meningkat pada saat ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menurun adalah akibat kenaikan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang lebih besar. Penghapusan pajak ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (Skenario 7) mendorong kenaikan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, namun menurunkan penawaran domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Dampak peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia di pasar dunia minyak kelapa sawit adalah penurunan harga dunia minyak kelapa sawit dan diikuti oleh penurunan harga dunia tiga minyak nabati lainnya. Penurunan harga dunia minyak kelapa sawit ditransmisikan kepada penurunan harga ekspor dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penghapusan pajak ekspor terhadap kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia adalah lebih kecil dibandingkan pengaruh penurunan harga dunia minyak kelapa sawit terhadap harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Hal serupa terjadi pada harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia, yaitu dampak penurunan jumlah penawaran domestik (ket: yang mendorong kenaikan harga domestik) relatif lebih kecil dibandingkan dampak penurunan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Penurunan harga domestik mendorong peningkatan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia. Akibat penurunan harga ekspor dan harga domestik, diikuti oleh penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan ketiga
167
pelaku usaha yang selanjutnya diikuti oleh penurunan produksi minyak kelapa sawit Indonesia. Hasil Skenario 8 yaitu depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 8% menyebabkan penurunan harga ekspor minyak minyak kelapa sawit Indonesia tetapi di sisi lain terjadi kenaikan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia. Kenaikan harga domestik diikuti oleh penurunan konsumsi, dan sebagai akibatnya mendorong ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Kenaikan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia mendorong kenaikan ekspor dunia yang akhirnya menyebabkan penurunan harga dunia minyak kelapa sawit. Di pasar dunia minyak nabati, penurunan harga dunia minyak kelapa sawit diikuti oleh penurunan harga dunia minyak kedelai dan harga dunia minyak rapeseed, sedangkan harga dunia minyak biji bunga matahari adalah konstan. Respon selanjutnya dalam keragaan industri kelapa sawit Indonesia adalah penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit PBN dan PBS yang berorientasi pada pasar ekspor. Sedangkan produktivitas PR meningkat seiiring peningkatan harga domestik dan secara total produksi minyak kelapa sawit Indonesia meningkat. Meskipun produksi meningkat, namun peningkatan produksi relatif lebih kecil daripada peningkatan ekspor dan menjadikan penawaran domestik minyak kelapa sawit Indonesia turun.