PENDAHULUAN
Latar Belakang Sistematika proses belajar yang diawali dari identifikasi masalah-masalah usahatani yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan menganalisa penyebab terjadinya masalah sehingga
muncul
beberapa
alternatif
sebagai
upaya
pemecahan
masalah,
diantaranya : mempelajari konsep pengelolaan agro ekosistem di lahan sawah yang menitikberatkan kepada produktivitas dan keberpihakan kepada alam, dimana nilai keberlanjutan tidak bisa ditinggalkan dan tetap menjadi topik atau prinsip yang harus dikuatkan, sehingga nilai ekologis menjadi dampingan dalam melakukan SRI. SRI adalah singkatan dari System of Rice Intensification merupakan metode tanam padi yang menggunakan bibit padi lebih dari seminggu yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman, dan air. Sebagai petani yang pemula dalam melaksanakan tanam SRI hendaknya mempraktekkan terlebih dahulu pada saat pembelajaran untuk menghindari kemungkinan yang dapat merugikan berusahatani apalagi model baru seperti SRI, karena perbedaan dalam unit segala kegiatan sangat berbeda dengan konsep non SRI atau konvensional. Praktek tanam SRI dilakukan pada lahan sawah yang dilakukan langsung oleh petani, prinsip tanam SRI tunggal, dangkal perakaran yang membentuk huruf L horizontal dan tidak tergenang menjadi perhatian para petani pada saat praktek tanam, sehingga ketika petani akan melaksanakan tanam SRI dilahannya tidak dibebani keraguan dan kecemasan. Alasan mengapa SRI ditanam adalah bahwa dengan satu benih tanaman maka kita memberikan kesempatan kepada
Universitas Sumatera Utara
benih untuk menumbuhkan tunas lebih banyak, memberi keleluasaan bergerak, menghindari kompetisi dari nutrisi yang dibutuhkan dan energy matahari yang diperlukan. Sedangkan ditanam dangkal agar nutrisi yang berada dilapisan atas mudah diambil tanaman, menghindari terbentuknya ruas-ruas dipangkal bagian bawah perakaran yang berpengaruh terhadap produktivitas. Sedangkan mengapa perlu membentuk huruf L pada saat ditanamkan, hal ini berhubungan dengan kecepatan tumbuhnya akar di lahan agar tidak banyak energy yang terbuang, karena pada saat tanam membentuk huruf U atau kail tanaman membutuhkan energy yang banyak untuk meluruskan akar yang melengkung, sedangkan kondisi tanaman masih bayi. Sedangkan bila tergenang sejak kecil tanaman akan terpengaruh pada jaringan akarnya rusak dan mati, hal ini terjadi karena jaringan kompleks akar seperti xylem, floem, dan korteks rusak dan hancur sehingga fungsinya terhambat (Aliksa SRI Organic Consultant,2009). Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, pupuk kandang yang diolah untuk pupuk tanahnya. Lalu, bibit yang disemai tidak lagi 20 hari, melainkan tujuh hari tempat persemaian sederhana seperti memanfaatkan besek kecil. Bertanam padi organik sistem SRI cukup bagus dilaksanakan demi keseimbangan ekologi dan menjaga stabilitas lingkungan. Pengembangan sistem tanam metode SRI pada prinsipnya tidaklah mudah hal ini perlu diterapkan dan disosialisasikan pada tingkat petani. Untuk
Universitas Sumatera Utara
merubah perilaku pola bercocok tanam metode SRI ini yang perlu kita pertimbangkan dan tentunya harus diperlukan solusinya adalah : 1. Pola bercocok tani di tingkat petani sudah secara tradisi terbiasa dengan pola yang sudah ada, sehingga diperlukan energi yang cukup untuk merubah pola tersebut. 2. Pada kondisi awal pada taraf pembibitan/nursery, ketidakyakinan petani akan keberhasilan dari pola tanam 1 pohon, sehingga pada umur 15 hst kalau tanaman padi tidak menunjukkan dampak yang signifikan, petani sudah memvonis usaha budidayanya gagal. 3. Pengaruh musim hujan dan ketersediaan air yang cukup melimpah, juga rawan tergenang air, dan ketakutan petani bahwa padi yang ditanam akan hanyut/terangkat karena akan tertimpa derasnya air hujan. 4. Disinyalir banyak dibeberapa tempat mengalami kegagalan dalam pola tanam ini, akhirnya secara efisien lebih cenderung menggunakan metode mix farming organik, dan dianggap lebih sukses. hal ini perlu dilakukan adanya formula yang khusus dalam budidaya ini. 5. Masalah bibit/harga bibit petani tidak akan mempermasalahkan, tapi dengan melihat situasi yang ada, Sistem SRI Plus/Mix Rice Intensification (SRI-PTPO) perlu dilakukan kajian sesuai dengan sistem regionalisasi atau dengan melihat potensi lahan dan pengamatan cuaca. 6. Sistem SRI tidak bisa dilakukan general pada semua kondisi lahan, namun perlu ditentukan pemilihan lahan yang efektif sesuai pola SRI, hal ini efektifitas pola
Universitas Sumatera Utara
SRI dapat dilakukan pada lahan secara teknis irigasi/pengairan dapat dikendalikan, 7. Dianjurkan pada musim panca roba/kemarau dengan pengairan teknis yang memadai. Dilakukannya penelitian ilmiah mengenai pelaksanaan program SRI (System of Rice Intensification) petani pemula dan petani berpengalaman di Desa Aras Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan program SRI yang dilaksanakan di daerah penelitian. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan program SRI di Desa Aras ? 2. Bagaimana hubungan karakteristik petani dengan keberhasilan pelaksanaan program SRI di Desa Aras ? 3. Apa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program SRI di Desa Aras ? 4. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program SRI di Desa Aras ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program SRI di Desa Aras. 2. Untuk
mengetahui
hubungan
karakteristik
petani
dengan
keberhasilan
pelaksanaan program SRI di Desa Aras. 3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program SRI di Desa Aras.
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program SRI di Desa Aras. Kegunaan Penelitian 1. Memberi masukan bagi pengambil keputusan dalam evaluasi program penyuluhan pertanian SRI pada petani padi sawah. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil
kebijakan,
khususnya
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
penyuluhan. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara