TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
AYU SEKAR RINI B11 067
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Umur 3-12 Bulan Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014“. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ir. Muryanto Darmo Suwito, selaku Kepala Desa Candirejo Klaten, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6. Kepada ibu-ibu di desa Cadirejo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2014
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Ayu Sekar Rini B11 067 TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014 xv +65 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 47 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Penurunan AKB di Indonesia melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu 35 menjadi 32/1000 kelahiran hidup. Penyebab antara lain BBLR 70-80%, Asfiksia 15-20%, Infeksi 2-7% (Depkes, 2012). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan stimulasi atau rangsangan salah satunya melalui pijat bayi. Dari hasil studi pendahuluan hasil wawancara 10 orang ibu diberikan 5 pertanyaan dan diketahui sebanyak 2 orang (20%) dengan tingkat pengetahuan baik tentang pijat bayi, 5 orang (50%) dengan kategori cukup dan 3 orang (30%) dengan kategori kurang. Serta masih banyak masyarakat yang memijatkan bayinya di dukun karena faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Klaten. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian ini diambil di Desa Candirejo Klaten pada 20 Maret 2014. Jumlah populasi 49 responden, jumlah sampel 49 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrument menggunakan kuesioner tertutup. Analisi data dengan menggunakan univariat dan dibantu dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 10 responden (20,4%), kategori cukup sebanyak 35 responden (71,4%) dan kategori kurang baik sebanyak 4 responden (8,1%). Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 35 responden (71,4%) yang mungkin dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor lingkungan budaya, informasi dan sosial ekonomi. Kata kunci : Pengetahuan, Bayi, Pijat Bayi Kepustakaan : 16 buku ( Tahun 2006-2013)
vi
MOTTO Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Alinsyiroh : 6) Ø Jangan malas untuk belajar dan jangan mengeluh saat bekerja. Karena kesuksesan bukan milik meraka yang malas dan suka mengeluh. Ø Berani bermimpi dan punya impian berarti berani untuk hidup dalam upaya terbaik. Karena impian adalah perjuangan. Ø Orang pesimis selalu mempersulit kesempatan yang dia miliki, sedangkan orang optimis selalu menciptakan kesempatan dari kesulitan-kesulitan yang dialami
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang selalu menyertai di setiap perjalanan hidupku 2. Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan do’a dan semangat selama ini. 3. Adikku yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan Karya Tulis ini. 4. Pembimbingku ibu Dheny Rohmatika, S.SiT yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada saya. 5. Sahabatku terimakasih atas bantuan dan semangat selama perjuangan yang tempuh bersama. 6. Teman-teman
seperjuanganku,
dukungan selama ini
vii
terimakasih
atas
CURICULUM VITAE
Nama
: AYU SEKAR RINI
Tempat/ Tanggal Lahir
: KLATEN, 27 JULI 1993
Agama
: ISLAM
Jenis kelamin
: PEREMPUAN
Alamat
: GABUGAN RT 09/05 CANDIREJO, NGAWEN,
KLATEN Riwayat Pendidikan 1. SD N 1 Candirejo Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2005 2. SPM N 1 Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2008 3. SMA N 1 Ceper Klaten, LULUS TAHUN 2011 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma HUsada Surakarta Angkatan 2011
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK. ....................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................................
vii
CURICULUM VITAE. ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
5
E. Keaslian Penelitian .....................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ................................................................
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...........................................................................
9
1. Pengetahuan ........................................................................
9
2. Bayi ......................................................................................
18
3. Pijat bayi .............................................................................
21
ix
B. Kerangka Teori ..........................................................................
45
C. Kerangka Konsep ......................................................................
46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................
47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
47
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..................
48
D. Variabel Penelitian ...................................................................
49
E. Definisi Operasional...................................................................
49
F. Instrumen Penelitian .................................................................
50
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
53
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ......................................
54
I. Etika Penelitian .........................................................................
57
J. Jadwal Penelitian........................................................................
58
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. .......................................
59
B. Hasil Penelitian. ........................................................................
59
C. Pembahasan ..............................................................................
60
D. Keterbatasan..............................................................................
63
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
64
B. Saran .............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................
49
Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner ...................................................................
51
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Mean dan SD. ..............................................
59
Tabell 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi...................................................................................
xi
60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Perahan Cara India ..................................................................
27
Gambar 2.2. Cara perah dan Putar ................................................................
27
Gambar 2.3. Telapak Kaki ............................................................................
28
Gambar 2.4. Tarikan Jari Lembut .................................................................
28
Gambar 2.5. Gerakan Peregangan .................................................................
28
Gambar 2.6. Gerakan Tarik Tekan ................................................................
29
Gambar 2.7. Gerakan Punggung Kaki ..........................................................
29
Gambar 2.8. Gerakan Peras dan Putar Pergelangan Kaki .............................
29
Gambar 2.9. Peahan Cara swedia ..................................................................
29
Gambar 2.10. Gerakan Menggulung ..............................................................
30
Gambar 2.11. Gerakan Akhir ........................................................................
30
Gambar 2.12. Gerakan Mengayuh Sepeda ....................................................
31
Gambar 2.13. Mengayuh sepeda dengan Kaki Diangkat ..............................
31
Gambar 2.14. Gerakan Ibu Jari ke Samping .................................................
31
Gambar 2.15. Gerakan Bulan Matahari ........................................................
32
Gambar 2.16. Gerakan I LOVE U ................................................................
32
Gambar 2.17. Gerakan Jari-jar berjalan ........................................................
33
Gambar 2.18. Jantung Besar .........................................................................
33
Gambar 2.19. kupu-kupu ...............................................................................
33
Gambar 2.20. Memijat Ketiak .......................................................................
34
Gambar 2.21. Perahan Cara India .................................................................
34
xii
Gambar 2.22. Gerakan Peras dan Putar ........................................................
35
Gambar 2.23. Membuka Tangan ...................................................................
35
Gambar 2.24. Pijat Jari-jari ...........................................................................
35
Gambar 2.25. Punggung Tangan ...................................................................
36
Gambar 2.26. Peras dan Putar Pergelangan Tangan .....................................
36
Gambar 2.27. Perahan Cara Swedia ..............................................................
36
Gambar 2.28. Gerakan Menggulung .............................................................
37
Gambar 2.29. Memijat Dahi ..........................................................................
37
Gambar 2.30. Memijat Alis ...........................................................................
37
Gambar 2.31. Memijat Hidung .....................................................................
38
Gambar 2.32. Memijat Mulut bagian Atas ....................................................
38
Gambar 2.33. Memijat Mulut bagian Bawah ................................................
39
Gambar 2.34. Lingkaran Kecil di Rahang ....................................................
39
Gambar 2.35. Memijat Belakang Telinga .....................................................
39
Gambar 2.36. Gerakan Maju Mundur ...........................................................
40
Gambar 2.37. Gerakan Menyetrika ...............................................................
40
Gambar 2.38. Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki ..........................
40
Gambar 2.39. Gerakan Melingkar .................................................................
41
Gambar 2.40. Gerakan Menggaruk ...............................................................
41
Gambar 2.41. Gerakan Tangan di Silangkan ................................................
42
Gambar 2.42. Gerakan Membentuk Diagonal Tangan-kaki .........................
43
Gambar 2.43. Gerakan Menyilangkan Kaki .................................................
43
Gambar 2.44. Gerakan Menekuk Kaki .........................................................
44
xiii
Gambar 2.45. Gerakan Kaki Bergantian .......................................................
44
Gambar 2.46. Kerangka Teori .......................................................................
45
Gambar 2.47. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendaahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Ijin Validitas
Lampitan 5.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 6.
Surat Balasan Dari Lahan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 8.
Inform Consent
Lampiran 9.
Kuesioner dan Kunci Jawaban
Lampiran 10. Data Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner Lampiran 11. Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 12. Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 14. Hasil Perhitungan Prosentase Jumlah Ibu Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Later Belakang Masalah Jumlah bayi di Indonesia 4.372.600 jiwa dari 21.805.800 balita atau 20,50% (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai tahun 2012 yaitu 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Target Renstra kemenkes yang ingin dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015 (Depkes, 2013). Di Jawa Tengah sendiri angka kematian bayi mencapai 10,75/ 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Jawa Tengah seperti halnya provinsi lainnya premature/ berat badan lahir rendah (BBLR) 70 - 80%, asfeksia 15 – 20%, infeksi 2 – 7% (Depkes, 2012). Bayi adalah individu yang sangat lemah dan memerlukan proses adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia (Mansur, 2009). Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kemampuan personal sosial adalah kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
1
2
lingkungan. Sehingga orang tua sangat banyak berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Desmita, 2008). Terciptanya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003). Ikatan batin yang sehat sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009) Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi yang dimiliki dapat berkembang maksimal (Adriana 2011).Salah satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan untuk bayi adalah stimulasi taktil atau dalam bentuk pijat, fleksi, ekstensi dan posisi (Soedjatmiko, 2006). Pijat bayi yaitu suatu sentuhan lembut yang mampu memberikan rasa aman, menciptakan hubungan emosi yang baik antara ibu dan bayi.Seimgga orang tua bisa menyampaikan kasih sayang mereka kepada anaknya (Prasetyo, 2009).Pijat bayi merupakan seni keperawatan kesehatan dan pengobatan yang di praktikkan sejak berabad - abad silam.Bahkan di perkirakan ilmu ini telah di kenal sejak awal manusia di ciptakan di dunia (Roesli, 2010).
3
Berbagai riset mengenai pijat bayi telah dilakukan, antara lain riset yang menemukan peningkatan lama tidur pada bayi yang diberikan terapi pijat bayi (Aprilia, 2009). Hal ini membuktikan bahwa pijat bayi memiliki manfaat untuk memberikan kenyamanan, sehingga bayi dapat memiliki waktu tidur yang lebih lama.Adapun manfaat lainnya dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan produksi ASI serta membina ikatan kasih sayang Orang tua dan anak (Roesli, 2003). Namun pijat bayi masih belum diketahui oleh semua masyarakat, dikerenakan sebagian masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada dukun bayi.Faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi yang sudah dipraktikkan sejak berabad- abad silam (Roesli,2010). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 31 Oktober 2013 di desa Candirejo Klaten terdapat data sebanyak 56 ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan. Hasil wawancara dari 10 orang ibu diberikan 5 pertanyaan dan diketahui sebanyak 3 orang (30%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi karena hanya bisa menjawab dua pertanyaan, sebanyak 5 orang (50%) mempunyai pengetahuan yang cukup karena bisa menjawab tiga pertanyaan dan sebanyak 2 orang (20%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang pijat bayi karena bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
4
Untuk mengatasi masalah tersebut, yang harus dilakukan seorang bidan yaitu memberikan penyuluhan dan informasi mengenai pijat bayi kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi.Diharapkan para ibu dapat mengetahui berbagai informasi tentang pijat bayi atau para ibu bisa melakukan pijat sendiri dirumah tanpa harus membawa bayinya ke bidan atau ke dukun. Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
karena
masih
kurangnya
pengetahuan ibu tentang ilmu pijat bayi sehingga banyak masyarakat yang memijatkan bayi di dukun.Serta faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu yang memiliki Bayi Usia 3- 12 Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Bayi Umur 3-12 Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014 ?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014.
5
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 312 bulan tentang pijat bayi pada kategori baik.
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 312 bulan tentang pijat bayi pada kategori cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 312 bulan tentang pijat bayi pada kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
2.
Bagi peneliti Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengatahuan yang diperoleh selama pendidikan.
3.
Bagi Institusi a.
Pendidikan STIKES Kusuma Husada Surakarta Sebagai referansi dan sumber bacaan meliputi pengetahuan tentang pijat bayi serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian selanjutnya.
6
b.
Bagi Desa Candirejo Klaten Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menambah pengetahuan ke semua warga khususnya yang mempunyai bayi tentang pijat bayi.
E. Keaslian Penelitian Ana Novitasari (2012), dengan Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dekuh Cemetuk Desa Lorong Tawangsari Sukoharjo”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel sebanyak 35 ibu yang mempunyai bayi dengan teknik total sampling. Teknik analisis menggunakan deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (28%), berpengetahuan cukup 9 orang (26%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (46%). Dari penelitian yang lalu dan penelitian sekarang didapat perbedaan antara lain lokasi penelitian, jumlah, populasi, sampel dan hasil penelitian. Sedangkan kesamaannya antara lain jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, tehnik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.
7
F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ada 5 BAB dalam penelitian ini adalah : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latarbelakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, faktor- faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan,
pengetahuan. Teori tentang bayi
cara
mendapat
yang terdiri
dari
pengertian, pertumbuhan dan perkembangan. Teori tentang pijatbayi yang terdiri dari pengertian, manfaat, mekanisme dasar pemijatan, waktu pijat bayi, perpiasan pijat bayi, halhal yang harus diperhatikan dalam pijat bayi, hal- hal yang tidak boleh dilakukan pijat bayi, cara pijat bayi. BAB III
METODELOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sample dan teknik pengambilan
sample,
variabel
penelitian,
definisi
operasional, metode pengolahan dan analisi data dan etika penulisan.
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari gambaran umum daerah peneitian, hasil penelitian, pembahasan serta keterbatasan.
BAB V
PENUTUP Bab ini terdiri dari dari saran dan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”.Pengetahuan adalah apa yag diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi
tahu
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2010). b.
Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang seperti berikut: 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk kategori ini adalah kemampuan
9
10
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang telah berhasil dihimpun atau dikenali (recall offacts). 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai diartikan sebgai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tetang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek dalam komponen-komponen yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi. 5) Sistesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur didalam suatu bentuk keseluruhan yangmengandung arti tertentu.
11
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan ustifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.Penelitian- penelitian itu didasarkan pada suatu kriteran yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. c.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2007),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu : 1) Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan mudahmenerima informasi dan pada akhirnya akan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang diperkenalkan.
12
2) Pekerjaan Lingkungan
pekerjaa
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Bertambahnya
umur
seseorang
akan
menyebabkan
terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. 4) Minat Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh penegtahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadianyang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan
13
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Aplikasi
dalam
suatu
wilayah
mempunyai
budaya
untukmenjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. 7) Informasi Kemudahan dalam memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. d.
Cara Mendapatkan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni cara tradisonal (non ilmiah) yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah dan modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan seperti berikut: 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari : a) Coba- salah (trial and eror) Cara
ini
digunakan
orang
sebelum
adanya
kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara
14
coba- coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Cara kebetulan Penemuan kebetulan secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik apatidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisioanal saja,seolah dterima dar isumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
15
d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah
ini
mengandung
maksud
bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melaluipara Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini dterima oleh para
16
Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh diperoleh dari manusia secara cepat sekali melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Malalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara berfikir manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Indukdi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui
pernyataan-pernyataan
yang
dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i)
Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
17
yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j)
Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu,berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebis sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,atau metode penelitia (research metodology). Cara
ini
dikembangkan
mengembangkan
metode
oleh
Francis
berpikir
Bacon
induktif
yang
kemudian
dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatanpencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
18
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. e.
Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan di tinjukkan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD 2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD 3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2.
Bayi a.
Pengertian Bayi merupakan anak usia 0-12 bulan. Masa bayi terbagi atas neonatus dan bayi.Neonatus adalah sejak lahir (0 hari) sampai 28 hari. Di atas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk kategori bayi (Marmi dan Kukuh, 2012)
b.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi 1) Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktus tubuh dalam arti sebagian atau
19
seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) selsel tubuh dan juga bertambah besar selnya. Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernafasan antara 3550 kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkandengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflex) dan menelan. Petubahan selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defleksi tersebut yang berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi yang mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI (Hidayat,2005). Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum sempurna. Urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urinemoglobin darah pada neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar 30.000/uI dn setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari 14.000/uI (Hidayat,2005).
20
Kadar fungsi hati pun masih relatif imatur dalam memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobin (Hidayat,2005). 2) Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk,2008). Menurut Hidayat (2005), ada 4 kriteria perkembangan yakni : a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala. b) Motorik halus dimulainya tanda- tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan. c) Pada
perkembangan
bahasa
ditunjukkan
adanya
kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel.
21
d) Pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengaenali seseorang. 3.
Pijat bayi a.
Pengertian Pijat merupakan terapi sentuh paling tua dan paling populer yang
dikenal
manusia.Pijat
seni
perawatan
kesehatan
dan
pengobatan yang telah di praktikkan sejak berabad- abad silam (Roesli,2010). b.
Manfaat Menurut Roesli (2010), pijat bayi mempunyai banyak manfaat, antara lain : 1) Dampak biokimia yang posotif a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi menangis. b) Meningkatkan tonus nervousvagus (syaraf otak ke-10). Ini membuat kadar enzim penyerapa gustrin dan insulin naik, sehingga penyarapan terhadap sari makanan menjadi baik. c) Menurunan kadar hormon stress (catecholamine) d) Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) terutama kadar zat IgG, IgA dan IgM.
22
2) Dampak klinis yang positif a) Meningkatkan jumlah dan daya racun (sitotoksisitas) dari imunitas (sel pembunuh alami) b) Mengubah gelombang otak secara alami c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan e) Meningkatkan kenaikan berat badan f)
Mengurangi depresi dan ketegangan
g) Membuat tidur lelap h) Mengurangi rasa sakit i)
Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)
j)
Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi (bounding)
k) Meningkatkan volume air susu ibu c.
Mekanisme Dasar Pijat Bayi (Fisiologi Pijat Bayi) Menurut Roesli (2010), ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphine, antivitas nervus vagus dan produksi serotonin. 1) Pengeluaran beta endorphine Pengeluaran beta endorphine dapat menyebabkan terjadinya kondist. a) Menurunkan enzim ODC (ornithin decarboxylase). Suatu enzim
yang
merupakan
pertumbuhan sel.
petunjuk
yang
peka
bagi
23
b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan. c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical betaendorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunya jumlah dan aktifitas ODC jaringan. 2) Peningkatan tonus syaraf ke-10 Bayi yang mendapat rangsangan melalui sentuhan/pijatan mengalami peningkatan tonus nervus vagus (sarap otak ke-10). Pijatan ini dapat merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat bertambah lebih banyak bila dibandiingkan dengan bayi yang tidak dipijat. 3) Peningkatan aktifitas neurotransmiter serotonin Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan aktifitas
neurotransmiter
serotonin,
yaitu
meningkatkan
glucocorticoid (adrenalin). Proses ini sangat membantu dalam penurunan kadar hormon daya tahan tubuh terutama igM (imunoglobulin M) dn IgG (Imunoglobulin G). d.
Waktu Pijat Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. Semakin cepat dimulainya pemijitan, semakin
24
banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh bayi. Apabila dilakukan setiap hari dari sejak lahir sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli,2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu- waktu berikut: 1) Pagi hari, yaitu sebelum mandi. 2) Malam hari, yaitu sebelum tidur. e.
Persiapan Pijat Bayi Menurut Roesli (2010), sebelum melakukan pemijatan pada bayi yang harus diperhatikan adalah hal- hal sebagai berikut : 1) Mencuci tangan dan hangatkan tangan. 2) Hindari kuku panjang dan perhiasan agar tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi. 3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap. 4) Bayi sedang tidak lapar atau sehabis makan. 5) Secara khusus menyediakan waktu minimal 15 menit untuk melakukan proses pemijatan. 6) Ayah/ibu duduk pada posisi yang nyaman dan tenang. 7) Baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih. 8) Menyiapkan handuk, popok, baju ganti dan baby lotion/babyi oil 9) Meminta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi smabil mengajaknya berbicara.
25
10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan minyak arroma karena terlalu keras untuk kulit bayi. f.
Hal- hal yang Perlu diperhatikan dalam Pijat Bayi. Menurut Roesli (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memijat bayi, antara lain : 1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung. 2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu- lagu yang lembut guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. 3) Awalilah
pemijatan
dengan
sentuhan
ringan,
kemudian
bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya bila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai menikmati pijatan. 4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin. 5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki, karena umunya bayi lebih menerima apabila pijat pada daerah kaki. Dengan demikian akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badan yang
26
disentuh. Urutan pijat bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung. 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, coba untuk menenangkan sebelum pemijatan dilanjutkan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. 7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir, agar bayi merasa segar dan bersih dari baby oil, namun jika pemijatan dimalam hari cukup diseka dengan menggunakan air hangat. 8) Hindarkan mata bayi dari baby oil 9) Lakukan
konsultasi
pada
dokter
atau
perawat
untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pijat bayi. g.
Hal – hal yang Tidak Boleh dilakukan dalam Pijat Bayi. Menurut Roesli (2010), hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pijat bayi : 1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2) Memijat bayi pada saat kurang sehat. 3) Memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat. 4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.
h.
Cara Pijat Bayi Secara umum pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk
27
membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Ini sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudia perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung (Prasetyono,2009). Menurut Roesli (2010), adapun urutan pijat bayi antara lain: 1) Kaki a) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha dan gerakkan tangan ke bawah secara bergantian.
Gambar 2.1 Cara Perahan India b) Perah dan putar Pegang kaki pada pangkal paha sengan kedua tangan.Peras dan putar kaki dengan lembut dari pangkal paha mearah mata kaki.
Gambar 2.2Cara Perah dan Putar c) Telapak Kaki Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dari tumit.
28
Gambar 2.3Cara Telapak Kaki d) Tarikan Jari Lembut Pijat jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki menuju jari-jari telapak kaki.
Gambar 2.4Cara Tarikan Jari Lembut e) Gerakan Peregangan Pijat telapak kaki dengan jari telunjuk, di mulai dari batas jari-jari kearah tumit.Dengan jari tangan regangkan punggung kaki kearah tumit.
Gambar 2.5Cara Gerakan Peregangan f)
Tarik Tekanan Seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari.
29
Gambar 2.6Cara Tarik Tekanan g) Punggung Kaki Pijat punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari.
Gambar 2.7Cara Pijat Punggung Kaki h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki Membuat gerakan meremas dengan menggunakan jari-jari.
Gambar 2.8Cara Peras dan Putar Pergelangan Kaki i)
Perahan Cara Swedia Pegang pergelangan kaki bayi.Gerakan tangan bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.
30
Gambar 2.9Cara Perahan Swedia j)
Gerakan Menggulung Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.Buat gerakan menggulung dari pangkal paha ke pergelangan kaki.
Gambar 2.10Cara Gerakan Menggulung k) Gerakan akhir Setelah gerakan dilakukan semua, rapatkan kedua kaki bayi.Letakkan kedua tangan bersamaan pada pantat dan pangkal paha.Usap kedua kaki dengan lembut dari paha ke pergelangan kaki.
Gambar 2.11Cara Gerakan akhir 2) Perut a) Mengayuh Sepeda Memijat perut bayi dari atas ke bawah dengan kedua tangan secara bergantian.
31
Gambar 2.12Cara Mengaruh Sepeda b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tanagn yang lain pijat perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
Gambar 2.13Cara Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat c) Ibu jari ke samping Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar bayi.Gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan kiri.
Gambar 2.14Cara Memijat Ibu Jari ke Samping d) Bulan-matahari Membuat lingkaran searah jarum jam, jari tangan mulai dari perut bagian bawahn ke atas kemudia kembali ke bawah.
32
Tangan kanan membuat setengah lingkaran dari bagian kanan perut bayi sampai ke bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambat bulan). Lakukan gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan stengah lingkaran (bulan).
Gambar 2.15Cara Pemijatan Bulan-Matahari e) Gerakan I Love You “I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membuat huruf “I”. “Love”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudia ke kiri, kebawah dan terakhir di perut kiri bawah.
Gambar 2.16Cara Gerakan “I Love U”
33
f)
Gerakan atau Jari-Jari Berjalan Letakkan ujung-ujung jari satu tangan pada bagian perut bagian kanan.
Gambar 2.17Cara Gerakan Jari-jari Berjalan 3) Dada a) Jntung Besar Meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi.Baut gerakan ke atas sampai ke bawah leher, kemudian ke samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
Gambar 2.18Cara Pemijatan Jantung Besar b) Kupu-Kupu Tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati.Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
34
Gambar 2.19Cara Gerakan Kupu-kupu 4) Tangan a) Memijat Ketiak Membuat gerakan memijat pada aderah ketiak dari atas ke bawah.
Gambar 2.20Cara Memijat Ketiak b) Perahan cara India Pegang pundak bayi dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.Gerakkan tangan kanan dan kiri di mulai dari pundak kearah pergelangan tangan.Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dan berulang seperti memerah susu sapi.
Gambar 2.21Cara Perahan India c) Peras dan Putar
35
Peras da putar tangan bayi dari arah pundak ke pergelangan tangan.
Gambar 2.22Cara Peras dan Putar Tangan d) Membuka Tangan Pijt telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan sampai ke arah jari-jari.
Gambar 2.23Cara Memijit Membuka Tangan e) Pijat Jari-jari Pijat jari bayi satu persatu kearah ujung bayi dengan gerakan memutar.Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung bayi.
Gambar 2.24Cara Pijat Jari-jari f)
Punggung Tangan
36
Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan kita.Usapkan punggung tangan bayi dari arah pergelangan tangan ke arah jari-jari.
Gambar 2.25Cara Memijat Punggung Kaki g) Peras dan Putar pergelangan Tangan Peras skeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Gambar 2.26Cara Peras dan Putar Pergelangan Tangan h) Perahan cara Swedia Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dari pergelangan tangan kearah pundak.Lanjutkan pijatan dari pergelangan tangan kiri ke arah pundak.
Gambar 2.27Cara Perahan Swedia i)
Gerakkan menggulung
37
Pegang lengan bayi bagian atas dengan kedua telapak tangan.Bentuk gerakan menggulung dari pangkal lengan kearah pergelangan jari-jari tangan.
Gambar 2.28Cara Gerakan Menggulung Tangan 5) Muka a) Dahi Letakkan kedua jari tangan pada pertengahan dahi.Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah keluar ke samping kanan dan kiri.Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata.
Gambar 2.29Cara Memijat Muka b) Alis Meletakkan kedua ibu jari diantara kedua mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
38
Gambar 2.30Cara Memijat Alis c) Hidung Letakkan kedua ibu jari di pertengahan alis. Tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke samping dann ke atas.
Gambar 2.31Cara Memijat Hidung d) Mulut Bagian Atas Letakkan kedua ibu jari di atas mulut, bawah sekat hidung.Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke aderah pipi.
Gambar 2.32Cara Memijat Mulut bagian Atas e) Mulut bagian Bawah
39
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.Tekan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping kemudian ke atas kearah pipi.
Gambar 2.33Cara Memijat Mulut bagian Bawah f)
Lingkaran kecil di Rahang Dengan menggunakan ke dua jari tangan membuat lingkaran kacil di daerah rahang bayi.
Gambar 2.34Cara memijat Lingkaran kecil di Rahang g) Belakang Telinga Memberi tekanan lembut dengan ujung-ujung jari pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
Gambar 2.35Cara Memijat Belakang telinga 6) Punggung a) Gerakan maju mundur
40
Tengkurapkan bayi melintang dengan kepala disebelah kanan dan kiri.Pijat punggung bayi dengan gerakan meju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi dan kembali ke leher.
Gambar 2.36Cara Gerakan Meju Mundur b) Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Tangan kiri memijat dari leher ke bawah sampai ketemu dengan tangan kanan.
Gambar 2.37Cara Gerakan Menyetrika c) Gerakann Menyetrika dan Mengangkat Kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangak kanan memegang kaki dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki.
41
Gambar
2.38Cara
Gerakan
Menyetrika
dan
Mengangkat Kaki
d) Gerakan melingkar Jari kedua tangan membuat gerakan melingkar kecil dari tengkuk turun ke bawah kanan tulang punggung sampai ke pantat.Mulai lingkaran kecil di leher, kemudian lingkaran besar di pantat.
Gambar 2.39Cara Gerakan melingkar e) Gerakan menggaruk Buat gerakan menggaruk memanjang sampai ke pantat bayi dengan lima jari tangan.
Gambar 2.40Cara Gerakan menggaruk i.
Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut Menurut Roesli (2010), gerakan relaksasi dan peregangan yaitu: 1) Gerakan relaksasi Membuat goyangan-goyangan ringan, tepuk-tepukan halus dan melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan
42
relaksasi.Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana.Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi.Misalnya waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayyi ternyata kakinya tegang dan kaku.Gunakan sentuhan relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki bayi menjadi rileks dan lemas (Roesli,2010). 2) Gerakan peregangan lembut Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi.Peregangan lembut
ini
dilakukan
diakhir
pemijatan
atau
diantara
pemijatan.Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan selama 45 menit (Roesli,2010). Menurut Roesli (2010), terdapat beberapa macam gerakan peregangan lembut : a) Tangan disilangkan Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada.Luruskan kembali kedua tangan bayi kesamping, ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.41Cara Tangan disilangkan b) Membentuk diagonal tangan-kaki
43
Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi diatas
tubuh
bayi
sehingga
membentuk
garis
diagonal.Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi keposisi semula.Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.42Cara membuat diagonal Tangan dan Kaki c) Menyilangkan kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas perut.Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam.Setelah itu, kembalikan psisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertem dengan mata kaki luar.Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.Gerakan ini dpat diulang sebanyak 4-5 kali.
Gambar 2.43Cara Menyilangkan Kaki d) Menekuk Kaki
44
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi lalu tekuk kaki perlahan menuju ke arah perut.
Gambar 2.44Cara Menekuk Kaki e) Gerakan Kaki bergantian Gerakan sama dengan menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
Gambar 2.45Cara Gerakan Kaki Bergantian
45
B. Kerangka Teori
Pijat
Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
Bayi : 1. Pengertian 2. Pertumbuh an dan perkemban gan
1. Informasi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman 5. Soaial ekonomi 6. usia
Pijat bayi : 1. Pengertian pijat bayi 2. Manfaat pijat bayi 3. Mekanisme dasar pemijatan (fisiologi pijat bayi) 4. Waktu pijat bayi 5. Persiapan pijat bayi 6. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan 7. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika sedang memijat bayi 8. Gerakan relaksasi dan peregangan lembut
Gambar 2.46 Kerangka Teori Sumber: Modofikasi Notoatmodjo (2010), Hidayat (2005) dan Roesli (2010)
46
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik Pengetahuan ibu tentang pijat bayi
Cukup
Kurang
Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.Penelitian deskriptifyaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentudengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data dan bersifat kuantitatif (Notoadmodjo, 2010).Kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka (Ridwan, 2012). Penelitian yang dilakukan mendiskripsikan Tingkat Pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 3- 12 bulan tentang pijat bayi di desa Candirejo Klaten.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2007).Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo Klaten.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh
data
penelitian
kasus
yang
dilaksanakan
(Budiarto, 2007).Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Maret2014. 47
48
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak 49 orang.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan di Desa Candirejo Klaten. Apabila populasi <100 diambil semua, jika populasi >100 diambil rata-rata 20-30%.Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sample. Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 49 ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan yang tinggal di Desa Candirejo Klaten.
3. Tehnik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
49
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2008). Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi
Alat Ukur
Kriteria
Pengetahuan Kemampuan ibu Kuesioner1. Ibu tentang menjawab dengan benar kuesioner pijat bayi tentang Pijat Bayi 2. meliputi : 1. Pengertian 2. Manfaat 3. Waktu pijat bayi 4. Persiapan 5. Mekanisme 6. Hal-hal yang dilakukan selama pijat bayi 7. Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pijat bayi 8. Teknik 9. Gerakan Sumber: Data Primer November 2013
Skala Penguk ur
1. Baik : bila nilai Ordinal responden (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤mean + 1 SD 3. 3. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
50
F.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pengetahuan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan tertutup dengan tipe memilih alternatif. Tipe ini diminta memilih satu jawaban yang dianggap terbaik seperti tipe benar salah. Pernyataan yang digunakan biasanya selalu berisi aitem dalam jumlah yang banyak, skor bagi jawaban yang benar pada setiap aitem pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 1, jika salah mendapat skor 0. Sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 0, jika salah mendapat skor 1 (Azwar, 2010).
51
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuisioner No. Item Variabel
Sub Variabel
Jumlah Favourable
unfavourable
1*,2
-
2
3, 5
4,6
4
7, 8, 9
10, 11, 12
6
Persiapan
13, 16
14, 15
4
Mekanisme
17, 18
Tingkat Pengertian pengetahuan Ibu tentang Manfaat pijat bayi Waktu pijat
2
Hal-hal yang di 20, 21, 22 perhatikan selama pijat
19
4
Hal-hal yang 23 tidak dianjurkan ketika sedang memijat 26
24
2
25
2
Teknik pijat Gerakan relaksasi dan peregangan
27, 28, 29, 30, 33, 34,35 31, 32
9
21
35
14
*nomor kuesioner yang tidak valid Untuk mengetahui apakan kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap populasi dengan karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di Desa Drono, Ngawen, Klaten. Jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak 36 ibu dengan 35 item pernyataan. Dari hasil validitas menunjukkan bahwa pada item pertanyaan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari
52
35 item pertanyaan terdapat 34 item pertanyaan yang valid dan 1 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1. Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf 5% dilakukan dengan bantuan komputer program for sosial science (SPSS). Sehingga item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini, karena masih ada item pernyataan yang mewakili. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut: N å XY - (å X )(å Y )
rxy =
[N å X - (å X )] 2
2
[N åY
2
- (å Y )
Keterangan :
N
: Jumlah subjek
X
: Skor setiap item
Y
: Skor total
(å X )
: Kuadrat jumlah skor item
åX
: Jumlah kuadrat skor item
2
2
(åY )
2
: Kuadrat jumlah skor total
2
]
53
Hasil penggunaan rumus tersebut kemudia dianalisis. Instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,334). Pada taraf signifikan 5%. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Riyanto, 2010). Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah Alpha Cronbach, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
r11 =
2 k é å Si ù 1 ê ú (k - 1) êë St 2 úû
Keterangan: r11
= Reabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å Si St 2
2
= Mean kuadrat kesalahan = Variabel total
Dari 34 item pernyataan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variable dalam penelitian ini memiliki alpha cronbach 0,863 > 0,60sehingga kuesioner yang disusun dalam penelitian ini reliabel. G.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada pengetahuan menggunakan kuesioner. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
54
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Pada teknik penumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari : 1.
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013).Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden dan hasil pengisisan dari kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.
2.
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013).Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dalam hal ini adalah pada bulan Maret jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan di desa Candirejo Klaten sebanyak 49 orang.
H.
Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data manual menurut Notoatmodjo (2010), yaitu melalui 4 tahapan diantaranya: a.
Editing
55
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out). b.
Coding (pengkodean) Instrumen berupa kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar dapat lebih mudah dalam mengelola data selanjutnya.
c.
Dataentry (memasukkan data) Memasukkan data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam program komputer untuk dilakukan analisis selanjutnya.
d.
Tabulating (tabulasi) Menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah di beri kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
e. Cleaning (pembersihan) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak kelengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.
56
2.
Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini menggunakan analisis univariatdan di bantu dengan program SPSS. Menurut Notoatmodjo (2010),analisis univariatyaitu menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi. Menurut Riwidikdo (2009) hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu
tentangpijat
bayi
maka,
ditunjukkan
dengan
keterangan sebagai berikut : a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1SD.
b.
Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD.
c.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean – 1SD. Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui nilai mean
dengan rumus sebagai berikut :
X=
åx n
Keterangan : X
= Nilai rata – rata
ΣX
= Jumlah seluruh data
57
n
= Banyaknya data Menurut Riwidikdo (2009), untuk mencari simpangan baku
dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Sxi ) 2 n n -1
Sxi2 -
SD =
Keterangan : SD
= Simpangan baku
Xi
= Nilai dari data
n
= Banyaknya data Menurut Riwidikdo (2009), cara mengukur prosentase yang
digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus:
Skor prosentase =
Jumlah nilai responden Jumlah responden
I.
x 100%
Etika Penelitian Menurut Notoadmojo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian dan perlu diperhatian menurut (Hidayat, 2007) antara lain :
58
1.
Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
diberikan
lembar
penelitian.Informed
consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. 2.
Anonymity (tanpa nama) Dalam penelitian ini, peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil pelelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal penelitian Bagian
ini
diuraikan
langkah-langkah
kegiatan
dari
mulai
penyusunan proposal penelitian, sampai dengan penulisan pelaporan
59
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Desa Candirejo terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Desa Candirejo terbagi atas menjadi 19 RT 9 RW. Secara geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Polodadi, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Belang Wetan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Drono, sebelah barat berbatasan dengan desa Tempursari. Jumlah seluruh Desa Candirejo, Ngawen, Klaten sejumlah 1920 jiwa dan terdapat 524 Kepala Keluarga serta terdapat 49 ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten.
B. Hasil Penelitian 1.
Hasil perhitungan Mean dan SD Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Dev isiasi variabel
Mean
Standar Devisiasi
Tingkat Pengetahuan ibu tentang pijat bayi
23,4
2,4
60
61
2. Hasi tingkat pengetahuan Table 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi no 1 2 3
Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Baik 10 Cukup 35 Kurang 4 Total 49 Sumber: Data Primer, April 2014
Prosentase (%) 20,4 % 71,4 % 8,1 %
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3- 12 bulan tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 10 responden (20,4%), kategori cukup sebanyak 35 responden (71,4%) dan pada kategori kurang baik sebanyak
4
responden
(8,1%).
Disimpulkan
bahwa
tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai bauyi umur 3-12 bulan yaitu pada kategori cukup.
C. Pembahasan Pada penelitian ini paling banyak ibu- ibu di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi yaitu sebanyak 10 responden (20,4%) kemudian tingkat pengetahuan cukup sebanyak 35 responden (71,4%) dan pada tingkat pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 4 responden (8,1%). Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pegetahuan adalah apa yang diketahuai oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.
62
Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoadmodjo (2007) tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara lain pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka seseorang akan lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal- hal yang baru dan pada akhirnya akan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Faktor pekerjaan, pada lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Faktor umur, bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis, maka semakin tua umur maka pengalaman yang didapat semakin banyak. Faktor minat, minat yaitu keinginan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal. Faktor pengalaman, satu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor kebudayaan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena kebudayaan sangat dipegang teguh oleh masyarakat. Faktor informasi, seseorang yang mempunyai banyak informasi makan pengetahuannya semakin luas. Pijat bayi merupakan terapi sentuh paling tua dan paling popular yang dikenal manusia. Pijat seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah di praktikkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2010). Manfaat pijat bayi antara lain merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan nyeri sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi
63
menangis, menurunkan hormon stress, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kenaikan berat badan, membuat tidur lelap, mengurangi kembung dan mengurangi depresi serta ketegangan. Dari hasil penelitian dapat dianalisis peneliti pada kategori tingkat pengetahuan baik kebanyakan responden tidak bisa menjawab pada indikator mengenai mekanisme pemijatan. Untuk katerogi cukup baik responden kurang paham pada indikator waktu pijat bayi, gerakan relaksasi dan gerakan peregangan. Pada kategori kurang baik responden kurang faham terdapat pada indikator waktu pijat bayi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pijat bayi, gerakan relaksasi serta gerekan peregangan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 35 responden (71,4%). Kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor kebudayaan lingkungan sekitar karena di Desa tersebut masih ada dukun bayi yang masih aktif tanpa pelatihan tentang pijat bayi dengan tenaga kesehatan dan juga masyarakat masih percaya memijatkan bayinya ke dukun dibanding ke tenaga kesehatan, faktor informasi sebagian besar dari tenaga kesehatan belum member penyuluhan mengenai pijat bayi, serta ibu-ibu juga enggan mencari informasi mengenai pijat bayi, faktor sosial ekonomi dikarenakan para ibu berfikiran apabila memijatkan ditenaga kesehatan biayanya lebih mahal dibanding di dukun.
64
D. Keterbatasan Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu: 1.
Kendala Responden tidak bisa datang saat itu juga untuk melakukan pengisian kuesioner karena setiap responden memiliki waktu luang yang berbedabeda untuk menjawab kuesioner dan ada beberapa responden yang tidak bisa datang sehingga harus didatangi kerumah untuk mengisi kuesioner.
2.
Kelemahan a. Kuesioner Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kesioner tertutup, yang mana responden hanya menjawab benar dan salah. Sehingga kurang memperoleh informasi secara lebih mendalam karena responden tidak dapat menguraikan jawaban sendiri. b. Veriabel penelitian Variable dalam penelitian ini merupakan variable tunggal karena hanya masih meneliti tingkat pengetahuan pijat bayi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasi penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten sebayak 10 responden (20,4%)
2.
Tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten sebanyak 35 respnden (71,4%)
3.
Tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten sebanyak 4 responden (8,1%).
B. Saran 1.
Bagi Responden Diharapkan responden khususnya orang tua bayi lebih meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui media (televisi, radio, Koran, majalah) atau mendiskusikannya dengan tenaga kesehatan setempat, serta memijatkan bayinya dibidan yang kompeten.
65
66
2.
Bagi Bidan / Tenaga Kesehatan Diharapkan bidan / tenaga kesehatan dapat meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan bayi, khususnya memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada para ibu-ibu yang mempunyai bayi agar mengetahui tentang pijat bayi. Serta melakukan pembinaan kepada dukun bayi tentang pijat bayi agar dukun bayi dapat memberikan pelayanan pijat bayi kepada masyarakat dengan baik.
3.
Bagi Institusi a.
Pendidikan STIKes Kusuma Husada Institusi pendidikan sebagai sumber referensi untuk peneliti selanjutnya, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan pijat bayi.
b.
Bagi Desa Candirejo Klaten Sebagai penambahan fasilitas dengan pijat bayi yang bisa dilakukan di posyandu, ataupun di bidan.
4. Dengan Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih
lanjut
mengenai
pengetahuan
tentang
pijat
bayi
dengan
menambahkan variabel yang mempengaruhi pengetahuan pijat bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Barbara. 2010. Manjakan Bayi Anda dengan Pijatan Lembut. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Dinkes Jateng. 2008. Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Jawa Tengah: Jateng Notoarmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Novitasari, A. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk Desa Lorog Tawangsari sukoharjo. Jurnal Bidan. Com, 13 Desember 2013 Nursalam, 2008. Konsep dan PeneranganMetodelogi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Penelitian
Ilmu
Riduwan, 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal. Bandung: Alfabeta Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: rohima Press Riyanto, A. 2011. Aplikasi MetodologiPenelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Roesli, U. 2010. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya Silalahi, DKK. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta: Bursa Ilmu Walker, P. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi. Jakarta: Puspa Swara