PERBEDAAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI YANG DIBERIKAN PIJAT BAYI DAN TIDAK DIBERIKAN PIJAT BAYI PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA NYATNYONO UNGARAN. ABSTRAK Yuniar Prisma Tiarawati1), Chichik Nirmasari, S.SiT,M.Kes.2), Risma Aliviani Putri, S.SiT3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : UP2M@AKBIDNgudiwaluyo
Latar Belakang: Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan bayi merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan orang tuanya. Sejak awal kelahirannya bayi mengenali orang tuanya melalui sentuhan, dan memijat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Pijat bayi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, salah satunya adalah kenaikan berat badan. Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kenaikan berat badan pada bayi yang diberikan pijat bayi dan tidak diberikan pijat bayi pada bayi usia 3-6 bulan di wilayah Puskesmas Lerep Ungaran. Desain Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan pendekatan post test only design with control grup. Populasinya adalah semua bayi berumur 3-6 bulan di wilayah Puskesmas Lerep Ungaran. Sampel yang digunakan sebanyak 30 bayi, yang diambil dengan menggunakan teknik quota sampling. Alat pengumpulan data berat badan menggunakan timbangan. Data dianalisis dengan analisis univariat menggunakan statistik deskripsi dan analisis bivariat menggunakan uji t. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,49 kg. Rata-rata kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat bayi sebesar 0,88 kg. Ada perbedaan secara bermakna kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi dengan p-value sebesar 0,000 < (0,05). Saran: Disarankan bagi ibu untuk mengikuti pelatihan cara memijat bayi yang benar sehingga bisa melakukan sendiri pemijatan pada bayinya di rumah agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayinya karena pijat bayi sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. Kata Kunci: Kenaikan Berat Badan, Pijat Bayi
1
ABSTRACT Tiarawati, Yuniar Prisma. 2016. The Difference between The Increase of Body Weight on Baby With and Without Massage to Baby Aged 3-6 Months Old at Nyatnyono Village Ungaran. Scientific Paper. D-III Midwifery Academy of Ngudi Waluyo. First Advisor:, Chichik Nirmasari,SSiT., MKes.Second Advisor : Risma Aliviani Putri, S.SiT Background: Baby massage is one of ways pleasant to eliminate stress and crying, because soft massage will assist to loosen the muscles so that baby becomes peace and sleep. Baby massage is a beautiful binding for between baby and parent. Since beginning of birth, baby recognizes parent through touch, and massage gives security and comfortable feeling for baby. Baby massage also influences physical growth, one of them is increase of body weight. Purpose of Research: The purpose of this research is to identify the the difference between increasing body weight of baby given massage and baby not given massage to baby aged 3-6 months old at area of Nyatnyono Village. Research Design: This research used quasy experiment design with post test only design with control group approach. The population was all babies aged 3-6 months old at area Nyatnyono Village. The sample were 30 babies, It was taken by using quota sampling technique. Data collecting instrument of Body weight used weighing-machine. Data was analyzed with univariat analysis by using description statistic and bivariate analysis used ttest. Result of esearch: Result of this research indicates that average increase of baby’s body weight without massage is 0.49 kilogram. The average increase of baby body weight with massage is 0.88 kilogram. There is significant difference on the increase of body weight of baby aged 3-6 months between baby with and without massage with p-value 0.000 < (0.05). Suggestion: It is suggested for mother to follow training of techniques of massaging baby correctly so that mother can do self-massaging for baby at home, so that the baby can get optimal growth and development because baby massage is very useful for baby and also for mother. Keywords: Increase of Body Weight, Baby Massage PENDAHULUAN Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi. Pijat merupakan salah satu bentuk terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting yang sudah dikenal sejak lama. Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot peredaran darah dapat
meningkatkan jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehingga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya (Widyastuti, 2007). Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan ototototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan bayi merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan orang tuanya. Sejak awal kelahirannya bayi mengenali orang tuanya melalui sentuhan, dan memijat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. 2
Penelitian klinis menunjukkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan membantu bayi tumbuh lebih kuat dan tidur lebih nyenyak (Nestle, 2005). Dewasa ini penelitian di Australia yang diungkapkan oleh Lana Kristiane membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan, hubungan emosional dan sosial yang lebih baik (Prasetyono, 2009). Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200 gram. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan lahir pada akhir 6 bulan pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama (Hidayat, 2008). Menurut hasil penelitian Roesli (2009) melakukan pemijatan rutin 2 kali seminggu selama 4 minggu pada 7 bayi menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pijat bayi berat badan meningkat hanya 10%, tetapi setelah dilakukan pijat bayi kenaikan berat badan meningkat 2047%. Pijat bayi tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan emosional bayi. Jika pijat bayi dilakukan oleh ayahnya, maka bisa meningkatkan produksi ASI pada tubuh ibu. Ini dinyatakan dalam suatu penelitian di Australia yang mengatakan bahwa ketika seorang ayah berinisiatif memijat bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif ini akan membuat istri merasa di sayang dan nyaman sehingga akan merangsang produksi oksitosin, sehingga berguna untuk memperlancar ASI (Hockenberry, 2008). Penelitian Field & Scafidi (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat akan terjadi peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak). Peningkatan aktivitas nervus vagus akan meyebabkan peningkatan produksi enzim penyerapan seperti gastrin dan insulin sehingga penyerapan makanan menjadi lebih baik. Kondisi inilah yang dapat menjelaskan berat
badan bayi yang dipijat kenaikan berat badannya lebih meningkat (Roesli, 2009). Dari uraian latar belakang yang ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di Desa NYatnyono Ungaran” PEMBAHASAN Pijat merupakan salah satu bentuk terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting yang sudah dikenal sejak lama. Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot peredaran darah dapat meningkatkan jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehingga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya (Widyastuti, 2007). Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan ototototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan bayi merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan orang tuanya. Sejak awal kelahirannya bayi mengenali orang tuanya melalui sentuhan, dan memijat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Penelitian klinis menunjukkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan membantu bayi tumbuh lebih kuat dan tidur lebih nyenyak (Nestle, 2005). Pijatan bayi merupakan rangsangan atau stimulasi taktil kinestik, komunikasi verbal dan perwujudan rasa cinta kasih orangtua terhadap bayi. Pijatan berpengaruh positif terhadap perkembangan bayi sehingga stimulasi pijat seharusnya dilakukan oleh ibu ataupun ayah. Bayi yang sering diberikan pijat bayi tentu akan berbeda tumbuh kembang dengan bayi yang tidk pernah diberikan pijat bayi. Hal ini dikarenakan rangkaian pijat bayi bertujuan merangsang pijat saraf sensoris dan motoris bayi lebih dini dengan stimulus-stimulus tertentu sehingga bayi dapat tumbuh aktif serta lebih optimal baik secara fisik maupun mentalnya. 3
Menurut Riksani, (2012) mengemukakan bahwa bayi-bayi yang dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya mungkin karena pijatan merangsang produksi hormon-hormon pertumbuhan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Roesli, bahwasanya pada bayi cukup bulan yang berusia 3-6 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selarna 4 minggu, akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih dari biasanya. Pada penelitian ini, juga terjadi peningkatan berat badan setiap minggunya pada bayi. Dimana, selama melakukan penelitian, 12 responden dalam kondisi sehat, dan terlihat peningkatan berat badan bayi yang cukup signifikan. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200 gram. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan lahir pada akhir 6 bulan pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama (Hidayat, 2008). a. Usia Ideal Bagi Bayi Untuk Melakukan Pijat Bayi Usia 3-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mulai melakukan pijat bayi. Setelah usia 3 bulan neck control sudah baik sehingga kepala bayi dapat tegak. Bayi juga memiliki sepasang refleks yang dapat membuat mereka berenang dengan baik yaitu refleks menyelam (dive reflek) dan reflek berenang (swim reflek). Refleks menyelam, yang disebut dengan respon bradycardic, menyebabkan bayi untuk menahan nafas mereka dan membuka mata mereka ketika terendam. Refleks renang bayi ada sampai bayi berumur sekitar 6 bulan, bayi yang ditempatkan di air akan menggerakkan lengan dan kaki dalam gerakan renang. Ketika refleks berenang dan refleks menyelam keduanya terlibat,
b.
c.
d.
e.
bayi bisa terlihat seperti perenang yang alami. Alasan diberikan pijat bayi Sentuhan dan pijatan bayi setelah lahir dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan juga akan merangsang sistem peredaran darah dan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh (Roesli,2009). Manfaat Pijat Bayi Untuk Bayi 1) Menstimulasi syaraf otak 2) Melatih respon syaraf pada tubuh bayi yang dapat memacu perkembangan reflek tubuh bayi 3) Membantu, dan menstimulasi sistem pencernaan pada perut bayi karena pada pijat bayi dapat meningkatkan kerja peristaltik usus, dan membantu produksi enzim-enzim pencernaan 4) Melancarkan sistem peredaran darah bayi 5) Melancarkan pernafasan bayi karena dapat membantu suplai oksigen pada tubuh bayi dan membantu perkembangan susunan otot bayi 6) Meningkatkan daya tahan tubuh bayi Manfaat Pijat Bayi Untuk Orangtua 1) Memberikan perhatian khusus dan mempererat keterdekatan dengan bayi. 2) Membantu orangtua mengetahui bahasa (isyarat) non verbal bayi. 3) Membuat rasa percaya diri dalam mengasuh bayi. 4) Meningkatkan komunikasi orangtua dan bayi. 5) Meningkatkan kemampuan orangtua membantu bayi untuk relaksasi. 6) Meredakan stress orangtua. 7) Membuat suasana yang menyenangkan. Mekanisme Dasar Pijat Bayi Beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorpine, aktivitas nervus vagus, dan produksi serotinin. 1) Pengeluaran Beta Endorphine. 4
2) Peningkatan tonus otak ke 10 3) Peningkatan aktivitas Neurotransmitter Serotinin f. Minyak Yang Baik Untuk Pijat Bayi 1) Minyak yang tidak bau yang berasal dari tumbuhan alami. 2) Hindari dari bahan-bahan kimia. 3) Esensial Oil (Minyak Astri) yang berasal dari tanaman obat.
j. Cara Pemijatan Sesuai Umur Menurut Dewi (2010), cara pemijatan bayi sesuai umur dibagi menjadi 3 yaitu: 1) 0-1 bulan Pijatan yang sebaiknya diberikan adalah pijatan yang berupa gerakan halus dan tidak melakukan pemijatan di daerah perut sebelum tali pusat bayi lepas.
g. Waktu Pijat Bayi 1) Pagi hari Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria bagi sang bayi. 2) Malam Hari Pemijatan pada malam hari sangatlah baik, sebab telah pemijatan bayi biasanya akan santai dan mengantuk. Hal ini berguna untuk bayi tidur lebih nyenyak. h. Syarat-syarat dilakukan Pijat Bayi 1) Bayi dalam keadaan sehat. 2) Bayi tidak dalam keadaan lapar. 3) Bayi sudah selesai minum susu sekitar satu jam yang lalu. 4) Jangan sekali-kali memaksa bayi bila terlihat ia sedang tidak ingin dipijat. 5) Buka seluruh baju bayi. 6) Gunakan baby oil untuk memudahkan pijat bayi. i. Persiapan Pijat Bayi Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemijatan: 1) Tangan bersih dan hangat. 2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan luka pada kulit bayi. 3) Ruangan untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap. 4) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minum selama 15 menit guna melalukan seluruh tahap pemijatan. 5) Duduk pada posisi yang nyaman. 6) Beri mainan secukupnya pada sekeliling tempat pemijatan bayi.
2) 1-3 bulan Pijatan yang sebaiknya diberikan adalah berupa gerakan halus disertai tekanan rigan dalam waktu yang singkat. 3) 3 bulan-3 tahun Pijatan sebaiknya diberikan berupa gerakan dengan tekanan dan waktu yang meningkat. k. Urutan Gerakan Pijat Bayi Setiap gerakan pada tahapan pemijatan bisa diulang sebanyak enam kali. Berikut tahapan-tahapan pijat bayi. 1) Kaki a) Perahan Cara India (Indian Milking) b) Peras dan Putar (Huge and Glide) c) Telapak Kaki d) Jari Kaki e) Pergelangan f) Titik Tekanan (Thumb Press) g) Memijat punggung Kaki h) Peras dan Putar-Putar Pergelangan Kaki i) Perahan cara Swedia (Swedish Milking) j) Gerakan Menggulung k) Gerakan Akhir 2) Perut a) Mengayuh Sepeda b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat c) Ibu jari ke samping d) Gerakan bulan dan matahari e) Gerakan pijat I Love You f) Jari-jari berjalan (walking fingers) 3) Dada a) Jantung Besar b) Gerakan Butterfly 4) Tangan 5
a) b) c) d) e) f) g) h)
Memijat Ketiak Perahan Cara India (Indian Milking) Peras dan Putar (Hug and Glide) Membuka Tangan Putar Jari-Jari Punggung Tangan Peras dan Putar Pergelangan Tangan Perah cara Swedia (Swedish Milking) i) Gerakan Menggulung 5) Muka a) Dahi b) Alis c) Hidung d) Mulut bagian atas e) Mulut bagian bawah f) Membuat lingkaran kecil pada rahang g) Belakang telinga 6) Punggung a) Gerakan seperti kursi goyang b) Gerakan menyetrika c) Gerakan kombinasi d) Gerakan melingkar e) Gerakan menggaruk METODE PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan adalah quasy eksperimen dengan pendekatan post test only design with control grup yaitu suatu pengukuran yang dilakukan pada saat terakhir penelitian (Agus, 2011). Dalam proposal penelitian responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi adalah kelompok yang diberikan intervensi pijat bayi selama 2 kali seminggu sebanyak 4 minggu masing-masing ±15 menit dan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi intervensi pijat bayi. A--------------- X -------------1 B--------------------------------2 Skema. Desain penelitian post test only design with control group Keterangan : A= responden (Bayi yang dilakukan pijat) kelompok intervensi. B = responden (Bayi yang tidak dilakukan pijat) kelompok kontrol.
X = intervensi pijat bayi 1 = Kenaikan berat badan bayi pada post test kelompok intervensi. 2 = Kenaikan berat badan bayi pada post test kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi pijat bayi pada kelompk intervensi 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh bayi berjumlah 49 bayi berumur 36 bulan di Desa Nyatnyono Ungaran. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 201). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang dilakukan pijat pada umur 3-6 berjumlah 15 bayi dan yang tidak dilakukan pijat bayi pada bayi umur 3-6 bulan berjumlah 15 bayi di Desa Nyatnyono Ungaran. Sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria inklusi. 1) Kriteria Inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari pada populasi target dan sumber (Riyanto, 2011). Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : a) Bayi yang dilakukan pijat pada umur 3-6 bulan yang berjumlah 15 responden. 6
b) Orang yang mempunyai bayi usia 3-6 Bulan yang boleh dipijat. 2) Kriteria Eksklusi merupakan bagian yang tidak termasuk dalam penelitian. Yang termasuk dalam kriteria eksklusi yaitu: a) Bayi yang tidak sehat karena tidak dilakukan pijat bayi. c. Tehnik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian (Agus, 2011). Dalam penelitian ini digunakan Non Probability Sampling. Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009). Sampel yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah Quota sampling. Quota Sampling merupakan pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara jatah (Agus, 2011). Besar jumlah sampel yang sudah ditetapkan adalah 15 bayi yang dipijat, Responden di bagi mejadi 2 kelompok yaitu 15 bayi yang dipijat kelompok intervensi dan 15 bayi yang tidak dipijat kelompok kontrol. d. Teknik Pengumpulan Data 1) Jenis Data Jenis data yang diambil pada penelitian ini terdiri data primer. Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung terhadap sasaran. Data ini diperoleh dari hasil pemijatan bayi yang dilakukan secara rutin. HASIL PENELITIAN
Penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden a. Umur Orangtua Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Orangtua pada Bayi di Desa Nyatnyono Ungaran
Umur < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun Jumlah
Frekuensi 0 27 3
Persentase (%) 0,0 90,0 10,0
30
100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden orangtua bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 27 orang (90,0%). b. Pendidikan Orangtua Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Orangtua pada Bayi di Desa Nyatnyono Ungaran Pendidikan Frekuensi Persent ase (%) SD 0 0,0 SMP 10 33,3 SMA 19 63,3 Perguruan 1 3,3 Tinggi Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden orangtua bayi di Desa Nyatnyono, sebagian besar berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 19 orang (63,3%). c. Pekerjaan Orangtua Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Orangtua pada Bayi di Desa Nyatnyono Ungaran 7
Pekerjaan IRT Karyawan/Swa sta Wiraswasta Jumlah
Frekuen si 14 6 10
Persent ase (%) 46,7 20,0 33,3
30
100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden orangtua bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT), yaitu sejumlah 17 orang (46,7%). 2. Analisis Univariat a. Kenaikan Berat Badan Bayi yang Tidak Dilakukan Pijat Bayi Tabel 4.4 Deskripsi Berdasarkan Kenaikan Berat Badan pada Bayi yang Tidak Dilakukan Pijat di Desa Nyatnyono Ungaran Variabe N Mea SD Mi M l n n a x Kenaika 1 0,49 0,23 0,1 1, n BB 5 1 0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 15 bayi usia 3-6 bulan yang tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 0,49 kg dengan standar deviasi 0,231 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,0 kg dan paling rendah 0,1 kg. b. Kenaikan Berat Badan Bayi yang Dilakukan Pijat Bayi Tabel 4.5 Deskripsi Berdasarkan Kenaikan Berat Badan pada Bayi yang Dilakukan Pijat di Desa Nyatnyono Ungaran Variabe N Mea SD Mi M l n n ax Kenaika 1 ,88 ,20 0,5 1, n BB 5 1 3
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 15 bayi usia 3-6 bulan yang dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 0,88 kg dengan standar deviasi 0,201 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,3 kg dan paling rendah 0,5 kg. 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis tentang perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran. Untuk mencari perbedaan ini digunakan uji T karena data yang diperoleh berdistribusi normal. Data berdistribusi normal dibuktikan dengan hasil uji normalitas berikut ini. a. Uji Normalitas Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kesi Varia pPijat Bayi N mpu bel value lan Kenai Dilakukan Pijat 15 0,532 Nor kan Tdk Dilakukan 15 0,682 mal BB Pijat Nor mal Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk, diperoleh p-value untuk kenaikan BB pada bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,532, dan p-value kenaikan BB bayi yang dilakukan pijat sebesar 0,682. Oleh karena kedua p-value tersebut lebih besar dari α (0,05) maka disimpulkan semua data dapat dinyatakan berdistribusi normal. b. Perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi Tabel 4.7 Perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran 8
pT valu e Kenaika Tida 1 0,49 0,23 - 0,00 n BB k 5 0,88 1 4,88 0 Ya 1 0,20 9 5 1 Pijat Mea Variabel N SD Bayi n
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa rata-rata kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,49 kg sedangkan rata-rata kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat sebesar 0,88. Berdasarkan uji t, didapatkan nilai t hitung -4,889 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran. Perbedaan ini terlihat dimana rata-rata kenaikan berat badan bayi yang dilakukan sebesar 0,88 kg lebih besar dibanding kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,49 kg. B. Pembahasan 1. Gambaran kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat bayi pada usia 3-6 bulan di Desa Nyatnyono Ungaran Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 15 bayi usia 3-6 bulan yang tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 0,49 kg dengan standar deviasi 0,231 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,0 kg dan paling rendah 0,1 kg. Kenaikan berat badan pada bayi yang tidak dipijat disebabkan oleh faktor umur dimana sebelum penelitian dan setelah penelitian umur bayi pastinya meningkat satu bulan. Hal ini biasanya akan diiringi dengan penambahan berat badan. Hasil ini sebagaimana dinyatakan oleh
(Soetjiningsih, 2002) bahwa bayi cukup bulan, berat badan waktu lahir akan meningkat setelah hari ke-10. Bayi usia 0-5 bulan, berat badan bayi bertambah menjadi 0,682kg/bulan. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi berumur 5 bulan dan 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun. Berat badan bayi juga menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Keadaan kesehatan, gizi dan pertumbuhan pada bayi sangat berhubungan erat. Kenaikan berat badan bayi secara konseptual sebagai perubahan kuantitatif. Menurut Hidayat (2008), kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200 gram. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan lahir pada akhir 6 bulan pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan berat badan bayi yaitu: gizi anak, kesehatan anak, imunisasi, genetic, perumahan, sanitasi lingkungan, kelainan kromosom, sosioekonomi, obat-obatan. Dari beberapa faktor ada dua faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu: perumahan dan sanitasi lingkungan, dimana kedua faktor itu kemungkinan memberikan kontribusi dalam kenaikan berat badan bayi. 2. Gambaran kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat bayi pada usia 3-6 bulan di Desa Nyatnyono Ungaran Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 15 bayi usia 3-6 bulan yang dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran, rata-rata 9
kenaikan berat badan bayi sebesar 0,88 kg dengan standar deviasi 0,201 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,3 kg dan paling rendah 0,5 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberikan pijat cukup besar. Hal ini karena pemijatan dapat meningkatkan aktivitas vagal (aktivitas persarafan) tubuh, sehingga turut memicu pelepasan hormon yang berperan dalam penyerapan makanan, seperti hormon gastrin dan insulin, dan secara tidak langsung meningkatkan nafsu makan dan berat badan bayi. Selain itu, sentuhan pemijatan pada bayi dapat berpengaruh terhadap jaringan otot dan peredaran darah, dapat meningkatkan jaringan otot. Dengan pemijatan, posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki, efeknya dapat meningkatkan fungsifungsi organ tubuh, sehingga pijatan tersebut berpengaruh positif terhadap perkembangan bayi. Sebagaimana diungkapkan oleh Widyastuti (2007), Pijat merupakan salah satu bentuk terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting yang sudah dikenal sejak lama. Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot peredaran darah dapat meningkatkan jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehingga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya. Teori lain menyebutkan bahwa pemijatan pada seluruh tubuh dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kelenjar getah bening, termasuk ke saluran pencernaan. Hal ini ikut melancarkan sistem pencernaan dan dapat membantu penyerapan nutrien oleh jaringan. Sebagian besar efek ini terjadi pada bayi yang lahir prematur. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Triana, K.Y. (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan berat badan bayi sebelum diberikan pijat bayi dengan setelah diberikan pijat bayi pada bayi usia 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur. 3. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 3-6 Bulan pada Bayi yang Dilakukan Pijat Bayi dan Tidak Dilakukan Pijat Bayi di Desa Nyatnyono Ungaran Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rata-rata kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,49 kg sedangkan rata-rata kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat sebesar 0,88. Hasil uji t didapatkan nilai t hitung -4,889 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di wilayah Desa Nyatnyono Ungaran. Perbedaan ini terlihat dimana rata-rata kenaikan berat badan bayi yang dilakukan sebesar 0,88 kg lebih besar dibanding kenaikan berat badan bayi yang tidak dilakukan pijat sebesar 0,49 kg. Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi (1986) dari universitas Miami, AS. Terapi pijat memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi prematur setelah mendapat pijatan secara teratur. Bayi usia 3-6 bulan mengalami kenaikan berat badan 20-47% per hari setelah dipijat 3 kali selama 15 menit dalam 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama empat minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari 10
kelompok bayi yang tidak dipijat (Putri, 2009). Hasil penelitian di atas juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliyani (2012) dengan judul “Perbedaan Kenaikan Berat Badan Bayi Yang Dilakukan Pijat Bayi Dengan Yang Tidak Dilakukan Pijat Bayi di BPS Yohana Kelurahan Kebonharjo Kota Semarang” yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kenaikan berat badan bayi yang dipijat dan yang tidak dipijat, didapatkan rerata berat badan bayi yang dipijat dengan kenaikan berat badan bayi yang dipijat 71,06 gr, dengan kenaikan berat badan bayi yang tidak dipijat 36,365 gr. Hasil di atas sesuai dengan pendapat Riksani, (2012) mengemukakan bahwa bayi-bayi yang dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya mungkin karena pijatan merangsang produksi hormon-hormon pertumbuhan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Roesli, bahwasanya pada bayi cukup bulan yang berusia 3-6 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 4 minggu, akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih dari biasanya. Pada penelitian ini, juga terjadi peningkatan berat badan setiap minggunya pada bayi. Dimana, selama melakukan penelitian, 12 responden dalam kondisi sehat, dan terlihat peningkatan berat badan bayi yang cukup signifikan.
KESIMPULAN Rata-rata kenaikan berat badan bayi usia 36 bulan yang tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran sebesar 0,49 kg dengan standar deviasi 0,231 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,0 kg dan paling rendah 0,1 kg. Rata-rata kenaikan berat badan bayi usia 36 bulan yang dilakukan pijat bayi di Desa
Nyatnyono Ungaran sebesar 0,88 kg dengan standar deviasi 0,201 kg. Kenaikan berat badan paling besar 1,3 kg dan paling rendah 0,5 kg. Ada perbedaan secara bermakna kenaikan berat badan bayi usia 3-6 bulan pada bayi yang dilakukan pijat bayi dan tidak dilakukan pijat bayi di Desa Nyatnyono Ungaran dengan pvalue sebesar 0,000 < (0,05).
SARAN 1. Bagi Ibu-Ibu yang Memiliki Bayi Umur 3-6 Bulan Untuk ibu-ibu yang memiliki bayi umur 3-6 bulan disarankan agar mengikuti pelatihan cara memijat bayi yang benar sehingga bisa melakukan sendiri pemijatan pada bayinya di rumah agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayinya karena pijat bayi sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Untuk para tenaga kesehatan sebaiknya dapat memahami dan sudah terampil dalam melakukan pijat bayi dan diharapkan dapat dijadikan suatu progam dalam perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang bayi dapat berjalan optimal. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat bayi dari berbagai faktor diantaranya adalah: perumahan, sanitasi lingkungan, social-ekonomi, serta lebih terfokus dalam satu kelompok umur, sehingga hasil yang didapat lebih terfokus.
4. Bagi Instansi Untuk pemimpin instansi kesehatan khususnya di bidang kebidanan diharapkan bisa memberikan dan meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan memberikan materi tentang pijat bayi beserta prakteknya sehingga dapat 11
mencetak tenaga profesional.
kesehatan
yang
Oktaprianti. 2001. Peningkatan Berat Badan Terhadap Pijat Bayi. Jakarta: Salemba
DAFTAR PUSTAKA Agus, R. 2011. Penelitian Pengumpulan Data. Akses tanggal 20 November 2015. http://www.penelitianpengumpulanda ta.com Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dasuki, 2010. Penelitian Pengaruh Pijat Bayi. Akses tanggal 22 November 2015. http://www.pijatbayi.com Dewi. 2016. Cara Pemijatan Bayi. Akses tanggal 20 November 2015. http://www.carapijatbayi.com Field & Scafidi , 1986. Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi. Akses tanggal 18 November 2015. http:// penelitianpijatbayi.com Ghicara. 2006. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon Ghupte. 2004. Penelitian Pijat Bayi. Jakarta. Salemba Hidayat. 2008. Pijat dan Senam Sehat Untuk Bayi. Jogjakarta: Kata Hati Heath & Bainbrid. 2007.Penelitian Pijat Bayi. Jakarta: Salemba Hockenberry. 2008. Pijat oksitosin melancarkan ASI. Jakarta: Bina Pustaka Nestle. 2005. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Erlangga Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prasetyono. 2009. Teknik-teknik Tepat memijat Bayi Sendiri Panduan Lengkap dan Uraian Kemanfaatannya. Jogjakarta : Diva Press Prawirohardjo, S. 2007. Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, S. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Putri. 2009. Manfaat Pijat Bayi. Akses tanggal 18 November 2015. http://www.pijatbayi.com Riamelani. 2006. Stimulasi Pijat Bayi. Akses tanggal 15 November 2015. http://www.pijatbayi.com Riksani. 2014. Tehnik Pijat Bayi. Jakarta: Salemba Rina, 2015. Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan. Jakarta: Salemba Riwidikdo. 2007. Variabel Penelitian. Akses tanggal 22 November 2015. http://www.penelitiankesehatan.com Roesli, U. 2001. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agriwidya Roesli, U. 2009. Penelitian Pijat Bayi. Jakarta: Salemba Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Erlangga Triana.K. 2012. Penelitian Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat badan Bayi. Jakarta : Erlangga. WHO. 2011. Asi Eksklusif. Akses tanggal 20 November 2015 http://www.who.int. WHO. 2009. Asi Eksklusif. Akses tanggal 20 November 2015. http://www.who.int Widyastuti. 2007. Pijat Sehat Bayi. Jakarta:Erlangga 12
Wong, DL, Whaley. 1995. Nursing Care of Infant and Children 5th ed. St. Louis : Mosby Year Book Inc Yuliani. 2012. Penelitian Pijat Bayi. Akses tanggal 10 Juli 2016. http//www.penelitianpijatbayi.com
13