Hubungan Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM SukoAsih Sukoharjo Novia Milita Sari*. Rosalina,S.Kp.,M.Kes**, Richa Yuswantina, S.Farm., Apt., M.Si** *Mahasiswa D4 Kebidanan, **Dosen STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Masa bayi adalah masa keemasan (the golden age), merupakan masa peka bagi anak.Bayi usia 3-6 bulan adalah saat yang terbaik untuk melatih (menstimulasi) kemampuan untuk melakukan beragam aktifitas baik secara fisikmaupun mental anak. telahsiapdilatihsehinggaakandidapatkanhasil yang optimal.PijatBayi merupakan salah satu jenis stimulasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerjasel-sel dalam otak.Tujuan dariPenelitian adalah mengetahui hubungan frekuensi pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia3-6 bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo. Jenis penelitian inimenggunakan metode penelitiandeskriptif korelasidenganpendekatancross sectional. Sampel yang digunakanberjumlah32 bayi usia3-6 bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo. Teknik sampling yang digunakanadalahaccidental sampling.Penelitian ini menggunakan alat ukur KPSP.AnalisisbivariatmenggunakanujiChi Square. Hasil penelitian menunjukkan responden yang termasuk pada bayi usia 3-6 bulan yang melakukan pijat bayi pada kategori tidak rutin sebanyak 18 (56,3%), kategori rutin sebanyak 14 (43,7%) dan perkembangan bayi meragukan sebanyak 15 (46,9%), perkembangan normal sebanyak 17 (53,1%). Pada kategori rutin yang mempunyai perkembangan meragukan sebanyak 3 (9,3%) dan normal 11 (34,3%). Sedangkan pada kategori tidak rutin yang memiliki perkembangan meragukan sebanyak 12 (37,5%) dan normal 6 (18,8%). Hasilnya p- value= 0,029<α (0,05) menunjukkan bahwaada hubungan yang signifikan antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo. Diharapkanpenelitian ini ibu lebih sering memijat bayinya sendiri dirumah. ABSTRACT The baby period is the golden period, it is a sensitive period of a baby. The baby from 3-6 month old is a good time to stimulate to do various good activities phisical and mental the baby has been ready to be stimulated (stimulation) which will get optimal results. Baby massage a type of stimulation for development of stimulate and the functions of the cells in the brain.Destination from the study was to know a the Correlation The Frequencyof between Baby Massage and the Growth of Baby aged 3-6 Month Old at BPM SukoAsih Sukoharjo. This researchused descriptive research method with cross sectional correlation. The samples sampling were 32 babies ages 3-6 month old at BPM Suko Asih Sukoharjo. The technique used accidental sampling. Bivariate analysis used Chi Square. The results showed that the respondents who were the babies ages 3-6 month old who do massage baby in not routine category were as18 (56,3%), and in routine category were14 (43,7%) and the ages good development of the babies was 15 (46,9%),the normal development was 17 (53,1%). The children in routine category
having doubtful development were 3 (9,3%) and normal development were 11 (34,3%). The children in non routine category having doubtful development were 12 (37,5%) and normal development were 6 (18,8%). It resulted p- value= 0,029<α (0,05) The is significant correlation between massage baby frequensy with development of baby 3-6 month age at BPM Suko Asih Sukoharjo. Expected this study momy can to massage baby at home.
Key Words Bibliographies
: Frequency of BabyMassage, Development, 3-6 Month Old : 26 (2002-2014)
PENDAHULUAN Masa bayi adalah masa keemasan (the golden age), merupakan masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutnya The Golden Age, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan mengagumkan, karena pada masa ini terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang datang darilingkungannya.Perkembangan otak ini terutama di masa golden age, karena di masa golden age ini otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat (Mulyasa, 2012). Bayi usia 3-6 bulan adalah saat yang terbaik untuk melatih (menstimulasi) kemampuan untuk melakukan beragam aktifitas baik secara fisik maupun mental anak telah siap dilatih sehingga akan didapatkan hasil yang optimal. Menurut Soetjiningsih (2012), upayaupaya meningkatkan tumbuh kembang anak antara lain: gizi anak dengan pemenuhan nutrisi, kesehatan anak dengan berkonsultasi ke layanan tumbuh kembang membantu mendeteksi adanya gangguan/tidak, lingkungan yang sehat, dukungan keluarga, dan stimulasi. Salah satu cara melakukan stimulasi pada bayi usia 3-6 bulan dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan atau sentuhan berupa pijat bayi. Menurut Riksani (2014), pijat bayi juga merupakan salah satu jenis stimulasi yang
merangsang perkembangan struktur maupunfungsi dari kerja sel-sel dalam otak. Seorang anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Mekanisme pijat bayi mempengaruhi hormon Beta Endorphin yang akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.Beta Endorphin adalah hormon yang diproduksi oleh selsel tubuh serta sistem syaraf manusia. Beta Endorphin akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan atau stimulus (Riksani, 2014). Saat bayi dipijat akan meningkatkan sirkulasi aliran darah, ketika aliran darah ke seluruh tubuh meningkat maka aliran darah ke bagian otak juga meningkat khususnya pada hipotalamus. Meningkatnya aliran darah ke hipotalamus maka meningkatkan kemampuan dalam mensekresi Growth Hormon Releasing Hormon (GHRH).GHRH merangsang hormon pertumbuhan, kelenjar hipofisis anterior mensekresi hormon pertumbuhan pada tubuh di bagian tulang dan otot (Brunner & Suddart, 2002). Pemijatan juga meningkatkan syaraf nervus vagus akan terangsang untuk meningkatkan penyerapan makanan sehingga dapat meningkatkan kadar enzim, penyerapan gastrin dan insulin.
Hal tersebut akan mempermudah sel-sel dan jaringan dalam menyerap makanan. Apabila penyerapan makanan dalam selsel maupun jaringan tubuh baik, maka nutrsi dalam tubuh tercukupi khususnya otak sebagai sistem saraf pusat. Nutrisi tubuh yang baik akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan personal sosial, bahasa baik motorik halus maupun motorik kasar. Perkembangan dipengaruhi kematangan sistem syaraf setelah mendapat pijat bayi perkembangan bayi menjadi lebih baik karena adanya stimulasi pada kulit bayi hal ini karena kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh adalah indera yang aktif dan berfungsi sejak awal (Riksani, 2014). Berdasarkan hasil studi pendahuluanmelalui wawancara terhadap 4 orang tua bayipada tanggal 29November 2014 di BPM Suko Asihdidapatkan hasil 1ibu yang bayinya berusia 3 bulan mengatakanperkembangan bayinya sesuai dengan usia bayi setelah dilakukan pemijatan, 1 ibu yang bayinya berusia 4 bulan mengatakan perkembangan bayinya kurang aktif dan responsif dan belum pernah dilakukan pemijatan.Sedangkan pada 2 ibu yang bayinya berusia 6 bulan mengatakan bayinya belum bisa duduk dan merespon benda-benda disekelilingnya. Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui “Hubungan Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo.” METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan metodependekatancross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi umur 3-6 bulan pada bulan januari 2015 di BPM Suko Asih Sukoharjo.Analisis data dalam penelitian ini pada analisis univariat, data yang di
sajikan dengan tabel distribusi frekuensi meliputi frekuensi pijat bayi dan perkembangan. Analiasis bivariat menggunakan Chi square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Frekuensi Pijat Bayi Tabel4.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Pijat Bayi di BPM Suko Asih Sukoharjo Frekuensi Pijat Persentase Frekuensi Bayi (%) Tidak rutin 18 56,3 Rutin 14 43,7 Total 32 100,0
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang melakuan pijat bayi tidak rutin sejumlah 18 responden (56,7%) dan responden yang rutin melakukan pijat bayi sejumlah 14 responden (43,7%). 2. Perkembangan bayi Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Bayi di BPM Suko Asih Sukoharjo Perkembangan Persentase Frekuensi Bayi (%) Meragukan 15 46,9 Normal 17 53,1 Total 32 100,0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai bayi dengan perkembangan normal sejumlah 17 responden (53,1%) dan responden yang mempunyai bayi dengan perkembangan meragukan sejumlah 15 responden (46,9%). Analisis Bivariat 1. Hubungan Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan Tabel 4.3
Tabulasi silang antara Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo
Frek. Pijat Bayi Tidak rutin Rutin Total
Perkembangan Meragukan Normal f % f %
Total f
%
12
66,7
6
33,3
18
100
3
21,4
11
78,6
14
100
P value 0,029
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu yang tidak rutin melakukan pijat bayi danperkembangan bayinya meragukan ada 12 responden (66,7%), sedangkan ibu yang tidak rutin melakukan pijat bayi dan perkembangan bayinya normal ada 6 responden (33,3%). Ibu yang rutin melakukan pijat bayi dan perkembangan bayinya meragukan ada 3 responden (21,4%), sedangkan ibu yang rutin melakukan pijat bayi dan perkembangan bayinya normal ada 11 responden (78,6%). PEMBAHASAN FrekuensiPijat Bayi Dalam penelitian ini terdapat bahwa dari 32 bayi usia 3-6 bulan, pada frekuensi pijat bayi dengan kategori tidak rutin melakukan pijat bayi yaitu sebanyak 18 (56,3%) sedangkan frekuensi pijat bayi dengan kategori rutin melakukan pijat bayi yaitu sebanyak 14 (43,7%) bayi. Pijat bayi termasuk dalam kategori rutin biladilakukan setiap dua kali seminggu, dan pijat bayi termasuk dalam kategori tidak rutin bila dilakukan kurang dari dua kali seminggu.Pijat bayi baik dilakukan secara teratur (Riksani, 2014). Bayi yang sering mendapatkan pijat bayi akan baik perkembangannya dibandingkan bayi yang kurang atau tidak mendapatkan pijat bayi (Yahya, 2011). Perkembangan bayi usia 3-6 bulan Dalam penelitian ini didapatkan hasil bayi usia 3-5 bulan yang mengalami perkembangan meragukansebanyak 46,9 %.Perkembangan bayi usia 3-5 bulan yang mengalami perkembangan normal sebanyak 53,1%.Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2010). Perkembangan motorik halus pada bayi usia 3-6 bulan adalah sudah mulai mengamati benda, mengeksplorasi benda yang dipegang, mengambil obyek dengan
tangan tertangkup, menahan benda di kedua tangan secarasimultan. Perkembanganmotorik kasar pada bayi usia 3-6 bulan adalah pada perubahandalam aktivitas, seperti telungkup pada alas, dan sudah mulai mengangkat kepala denganmelakukan gerakan menekan kedua tangannya, mampu memalingkankepala ke kanan dan ke kiri, berguling dan terlentang ke tengkurap. Perkembangan bahasa pada bayi usia 3-6 bulan adalah menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, menggunakan vokalisasi semakin banyak. Sedangkan Perkembangan perilaku atau adaptasi sosial pada bayi usia 3-6 bulan dapat diawali dengan mengamati tangannya, tersenyum spontan jika diajak tersenyum, bermain “ciluk-ba”, melihat dirinya dikaca (Hidayat, 2011). Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi usia 3-6 bulan salah satunya adalah stimulasi. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Yahya, 2011). Pijat bayi yaitu salah satu stimuslasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak dengan cara memberikan sentuhan-sentuhan halus serta sedikit tekanan pada tubuh bayi (Riksani, 2014). Selain memberikan stimulasi melalui sentuhan juga dapat dilakukan dengan memberi stimulasi dengan cara bermain dan mengajak bicara. Berdasarkan penilaian perkembangan dengan menggunakan KPSP, terhadap hasil perkembangan di BPM Suko Asih Sukoharjo adalah dari 32 bayi usia 3-6 bulanperkembangan normal yaitu sebanyak 17 (53,1%), sedangkan pada perkembangan meragukan yaitu sebanyak 15 (46,9%) bayi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan bayi di BPM Suko Asih Sukoharjo pada
kategori normal banyakdibandingkan dengan meragukan.
lebih kategori
Hubungan Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo Analisis bivariat ini akan membahas hubungan frekuensi pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 3-6 bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai pvalue sebesar 0,029< nilai = 0,05 sehingga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 3-6 bulan. Frekuensi pijat bayi dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan karenamekanisme pijat bayi mempengaruhi hormon Beta Endorphin yang akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.Beta Endorphin adalah hormon yang diproduksi oleh selsel tubuh serta sistem syaraf manusia. Beta Endorphin akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan atau stimulus (Riksani, 2014). Saat bayi dipijat akan meningkatkan sirkulasi aliran darah, ketika aliran darah ke seluruh tubuh meningkat maka aliran darah ke bagian otak juga meningkat khususnya pada hipotalamus. Apabila aliran darah meningkat pada hipotalamus maka meningkatkan kemampuan dalam mensekresi Growth Hormon Releasing Hormon (GHRH).GHRH merangsang hormon pertumbuhan, kelenjar hipofisis anterior mensekresi hormon pertumbuhan pada tubuh di bagian tulang dan otot (Brunner & Suddart, 2002). Pemijatan juga meningkatkan syaraf nervus vagus akan terangsang untuk meningkatkan penyerapan makanan sehingga dapat meningkatkan kadar enzim, penyerapan gastrin dan insulin. Hal tersebut akan mempermudah sel-sel dan jaringan dalam menyerap makanan. Apabila penyerapan makanan dalam selsel maupun jaringan tubuh baik, maka nutrsi dalam tubuh tercukupi khususnya
otak sebagai sistem saraf pusat. Nutrisi tubuh yang baik akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan personal sosial, bahasa baik motorik halus maupun motorik kasar. Perkembangan mempengaruhi kematangan sistem syaraf setelah mendapat pijat bayi perkembangan bayi menjadi lebih baik karena adanya stimulasi pada kulit bayi hal ini karena kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia.Sensasi sentuh adalah indera yang aktif dan berfungsi sejak awal (Riksani, 2014). Pijat bayi bermanfaat merangsang syaraf motorik kasar sehingga gerakan fisik bayi seimbang dan dapat dikoordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh misalnya berjalan, berlari, berlompat dan sebagainya, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak, selain menyehatkan tubuh dan otot-otot. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik (Sutini, 2008). Menurut observasi dan wawancara bidan di BPM Suko Asih Sukoharjo didapatkan teknik mengurut bayi juga dengan gerakan remasan. Remasan berkhasiat pada jaringan penentu kemelaran pada jaringan penentu kemelaran otot yang terletak pada gelondong jaringan otot. Dengan kata lain, remasan dapat membuat bayi menjadi lebih kuat, sekaligus akan lebih melancarkan peredaran darah. Teknik remasan dilakukan dengan cara bagian tungkai atau lengan dipadatkan atau dimelarkan menggunakan sisi tangan bagian dalam dan sedikit gerakan memeras mirip dengan gerakan membuat adonan roti (Siska, 2009). Teknik kocokan bermanfaat untuk mengendurkan jaringan. Teknik ini dilakukan dengan cara menggulung. Tangan sejajar dengan anggota badan,
sambil mengurut seperti menggulung sosis atau mengaduk adonan (Siska, 2009). SARAN Sedangkan pada frekuensi pijat bayi 1. Bagi Bidan dengan kategori rutin melakukan pijat Menyarankan bidan, agar bidan bayimemiliki perkembanganmeragukan dapat memotivasi ibu untuk lebih rutin yaitu sejumlah 3(9,3%) hal ini memijat bayi sendiri dirumah dan menunjukkan bahwa perkembangan tidak mengajari ibunya tentang cara pijat hanya dipengaruhi oleh stimulasi saja bayi. melaikan ada faktor lain yaitu nutrisi pada 2. Bagi Ibu bayi dan memiliki perkembangan normal Diharapkan ibu lebih sering yaitu sejumlah 11(34,3%) bayi. Faktormemijat bayinya sendiri dirumah faktor lain yang mempengaruhi agarbayinya memperoleh kenyamanan perkembangan diantaranya Cinta dan kasih dengan adanya skin to skin dari ibunya sayang orang tua terhadap anak. Salah satu sehingga akan mencapai pertumbuhan hak anak adalah hak untuk dicintai dan dan perkembangan yang optimal agar dilindungi namun sebaliknya kasih sayang tidak mengalami yang berlebihan justru akan menjurus keterlambatanperkembangan. kearah memanjakan yang akan menghambat bahkan mematikan DAFTAR PUSTAKA perkembangan kepribadian anak (Soetjiningsih,2014).Berdasarkanpenjabar Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar an diatas dari yang rutin dan tidak rutin Patofisiologi. Edisi 8, volume 2. menunjukkan ada perbedaan Jakarta : EGC perkembangan yaitu perkembangan normal lebih banyak pada ketegori rutin Depkes RI, 2009. Pemantauan sejumlah 11 (34,3%). Pertumbuhan Balita. Jakarta : Dari hasil penelitian diharapkan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan ibu dapat memijat bayinya sendiri dirumah Masyarakat. Jakarta setiap hari dengan keadaan yang nyaman dan penuh rasa kasih sayang, agar bayi Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Ilmu berkembang dan tumbuh secara optomal. Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika KESIMPULAN Surabaya 1. Frekuensi pijat bayi pada kategori tidak rutin melakukan pijat bayi yaitu Kementrian Kesehatan Republik sejumlah 18 (56,3%). Indonesia. 2010. Pedoman 2. Perkembangan normal pada bayi usia Pelaksanaan Stimulasi, deteksi dan 3-6 bulan dengan frekuensi pijat bayi Intervensi Dini Tumbuh Kembang pada kategori tidak rutin melakukan Anak di Tingkat Pelayanan pijat bayi yaitu sejumlah 6 (18,7%) Kesehatan Dasar. Jakarta dan pada frekuensi pijat bayi pada kategori rutin melakukan pijat bayi Riksani. Ria. 2014. Cara Mudah dan yaitu sejumlah 11 (34,3%). Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia 3. Ada hubungan signifikan antara Sehat frekuensi pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 3-6 Siska. 2009. Pijat Bayi. Jakarta : Puspa bulan di BPM Suko Asih Sukoharjo Swara dengan p-value 0,029 < 0,05.
Sutini. 2008. Senam dan Sentuhan yang Menyehatkan Bayi. Diambil 28 Maret 2011,http://www.bayianda.com/sena m/dan/sentuhan/yang/menyehatkan/b ayi Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Yahya, N. 2011. Spa Bayi & Anak. Dipl. CIBTAC. Solo