FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh :
NORA SAFRINA NIM: 10010063
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 Nora Safrina1, Cut Rosmawar2
x + VI BAB + 61 Halaman : 10 Tabel, 1 Gambar, 15 Lampiran Latar Belakang : Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pijat bayi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu dalam melakukan pijat bayi. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Data yang dikumpulkan adalah pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman dengan metode wawancara menggunakan kuesioner, dengan uji ChiSquare tes pada target kepercayaan 95%. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan dari 28 responden dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7%, dari 21 responden berpendidikan menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%, dari 23 responden yang status pekerjaan non PNS dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dan dari 22 responden yang tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai kemaknaan p-value = 0,000 (p ≤ 0,05) sehingga ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Kesimpulan : Bahwa ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Dapat memberi masukan bagi tim kesehatan agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut agar melakukan pijat bayi sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kata kunci Daftar Bacaan
: Usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, pijat bayi : 13 buku (2002–2013) dan 4 artikel (2005–2011)
1
Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah
2
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”. Adapun penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan pada STIKes U’Budiyah Banda Aceh. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti telah mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan baik ini peneliti tidak lupa mengucapkan ribuan terima kasih kepada : 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh, 4. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dari awal sampai selesai Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Bapak Aripin Ahmad, S.SiT, M.Kes selaku penguji I dan Ibu Cut Efriana, SST selaku penguji II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dari awal sampai selesai Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Dosen dan Staf Diploma-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. yang telah mendidik dan mengajar peneliti menjadi orang berguna bagi Nusa dan Bangsa. 7. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh dan membesarkan peneliti serta senantiasa memberikan dorongan dan motivasi, material dan spritual seiring dengan doa restu beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
vi
8. Pada rekan-rekan mahasiswi se-angkatan Diploma-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh yang telah memberikan ide-ide kepada peneliti. Selanjutnya dengan kerendahan hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya peneliti berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti, institusi diploma-III Kebidanan STIKes U’Budiyah, peneliti lain dan pembaca terutama rekan-rekan seprofesi. Amin yarabbal’alamin.
Banda Aceh, Agustus 2013
Peneliti
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ABSTRAK ........................................................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. PERSEMBAHAN.............................................................................................. KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
i ii iii iv v vi viii ix x xi
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... A. Latar Belakang ......................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................... C. Tujuan Penelitian ..................................................................... D. Manfaat Penelitian ...................................................................
1 1 6 6 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8 A. Konsep Pengetahuan ................................................................. 8 B. Konsep Pijat Bayi ...................................................................... 17 C. Kerangka Teoritis ...................................................................... 34
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................. A. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... B. Definisi Operasional ................................................................. C. Hipotesa .....................................................................................
35 35 36 37
BAB IV METODELOGI PENELITIAN .................................................... A. Jenis Penelitian ......................................................................... B Populasi dan Sampel Penelitian. ............................................... C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... D. Pengumpulan Data .................................................................. E. Pengolahan dan Analisa Data ...................................................
38 38 38 39 39 41
BAB V
45 45 46 51
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... B. Hasil Penelitian .......................................................................... C. Pembahasan ................................................................................
BAB VI
PENUTUP ....................................................................................... 60 A. Kesimpulan ................................................................................ 60 B. Saran ........................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3. 1 Definisi Operasional .......................................................................
36
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Memiliki Bayi ........................
46
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Yang Memiliki Bayi ..............
46
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Bayi ...............
47
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi pengalaman Ibu Yang Melakukan Pijat Bayi .
47
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi ..............
48
Tabel 5.6 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan .....................................
48
Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan ...........................
49
Tabel 5.8 Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan .............................
50
Tabel 5.9 Pengaruh Pengalaman Ibu Terhadap Pengetahuan .........................
51
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teoritis .........................................................................
34
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................
35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembaran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembaran Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Pengambilan Data Awal Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 8 Hasil Penelitian Lampiran 9 Lembaran Konsultasi Lampiran 10 Biodata
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dibeberapa negara, pijat dipakai juga untuk membentuk tubuh dan pijat juga dilakukan pada bayi dengan berbagai keadaan. Seperti kita ketahui pijat bayi telah sering dilakukan sejak zaman dahulu di banyak negara termasuk Indonesia. Secara tradisional dipedesaan para dukun pijat atau para nenek sering kali melakukan pemijatan pada bayi dengan berbeda-beda dan tujuan yang berbeda pula. Pada akhir ini para ahli medis mulai memperhatikan kegunaan pijat bayi ditinjau dari bidang kedokteran (Rosalina, 2007). Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan terhadap bayi oleh ibunya sendiri juga mempunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan antara ibu dan anak. Bagi sang bayi, pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak dikemudian hari (Nestle, 2005). Namun sayangnya masih banyak mitos-mitos dimasyarakat khususnya pada perawatan bayi yang tetap dipercaya, contohnya : masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan pemijatan secara rutin kepada bayinya apalagi
1
2
diawal-awal kelahirannya karena mereka beranggapan bahwa bayi tidak boleh sering dipijat, badannya masih lemah atau alasan lain yang tidak pernah dibuktikan kebenarannya. Padahal sentuhan pada bayi pada awal-awal kelahirannya bisa memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan bayi (Nestle,2005). Sebuah penelitian tentang pijat bayi prematur dilakukan oleh psikologi Tiffany Field, direktur Touch Research Institute di University of Miami School Of Medicine tahun 1986 di Florida, menunjukkan bahwa pemijatan sehari-hari memberikan manfaat yang berlimpah. Berat bayi prematur yang dipijat selama 10 hari, terbukti dapat bertambah 47% lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. Penelitian ini juga menemukan bahwa bayi yang mendapatkan pijatan lebih aktif dan waspada dan masa tinggal mereka di rumah sakit pun 6 hari lebih singkat dibandingkan dengan para bayi prematur yang tidak memperoleh pijatan (Seyburn. G. J., 2006) Pijat bayi tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan emosional bayi. Jika pijat bayi dilakukan oleh ayahnya, maka bisa meningkatkan produksi ASI pada tubuh ibu. Ini dinyatakan dalam suatu penelitian di Australia yang mengatakan bahwa ketika seorang ayah berinisiatif memijat bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif ini akan membuat istri merasa di sayang dan nyaman sehingga akan merangsang produksi oksitosin, dimana hormon ini berguna untuk memperlancar ASI. Penelitian menunjukkan 80% produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu. Selain itu, pijat akan membuat bayi cepat
3
lapar sehingga makin banyak ASI yang disedot oleh bayi, maka produksi ASI makin meningkat (Murniyati ,2005). Disamping itu data klinis terbaru hasil riset menunjukan bukti-bukti mengenai manfaat dari stimulasi sentuhan bayi dan ibu. Studi ini menunjukkan bahwa pijat bayi 47% mengurangi masalah tidur bayi dan 100% pria orang tua setuju bahwa pijatan tersebut memberikan pengalaman positif yang luar biasa antara bayi dan orang tuanya. Pijat juga meningkatkan fungsi motorik dan memperkuat jalinan otot yang mengalami down syndrome, termasuk 44% mempengaruhi perbaikan fungsi motorik bayi dan 82% perbaikan pada otot lengan dan kaki (Murniyati, 2005). Meskipun pijat bayi mempunyai manfaat yang besar bagi bayi, namun kenyataannya banyak ibu yang tidak melakukan pemijatan pada bayinya. Mereka akan memijatkan bayinya pada dukun pijat bayi ketika bayi mereka rewel saja. Ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat pijat bayi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret 2007 terhadap para dukun bayi yang melakukan pijat bayi, ternyata mereka melakukan pijat bayi berdasarkan pengalaman saja tanpa dibekali pengetahuan tentang cara pijat bayi yang benar (Murniyati, 2005). Pelaksanaan Pijat pada bayi ditinjau dari kesehatan sangat banyak manfaatnya, berbagai macam tehnik canggih dan obat-obatan mutakhir digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Kita melupakan suatu pengobatan sederhana yaitu sentuhan tangan manusia yang merupakan salah satu alat yang sangat efektif dalam menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi
4
stress dan memacu relaksasi yaitu apa yang kita kenal dengan pijat dan ada pula bukti yang menyebutkan bahwa bayi prematur pada unit perawatan khusus yang lebih sering disentuh akan memiliki kenaikan berat badan lebih cepat. (Nelson, 2007). Pijat bayi ini sangat penting dilakukan pada bayi 0 -3 bulan dan dapat juga dilakukan pada 3 bulan ke atas guna meningkatkan berat badan, menjaga pertumbuhan, menjaga daya tahan tubuh, menjaga konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak dan menjaga produksi ASI (Roesli, 2008). Manfaat Pijat Bayi memberikan keuntungan berupa fisik, fisiologi dan psikologi. Penelitian ini dilakukan oleh prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur ( barat badan 1.280 dan 1.176 gram), dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control (Rosalina, 2007) Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pijat bayi adalah pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
5
pengetahuan ibu tentang pijat bayi merupakan alasan utama yang membuat ibu mau membawa bayi untuk melakukan pijat bayi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu (Notoadmodjo, 2005) Berdasarkan Laporan Dinas Kabupaten Provinsi Aceh, jumlah bayi pada tahun 2011 sebanyak 92.342 orang. Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Aceh Besar di dapat bahwa Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2012 jumlah bayi yaitu sebanyak 4.163 orang. Berdasarkan data dari Bidan Praktek Swasta (BPS) Jauniwati di Indrapuri diperoleh jumlah bayi lahir pada tahun 2012 adalah 35 bayi dan hanya 21 bayi yang dilakukan pijat bayi. Dari hasil wawancara dengan 6 orang ibu yang memiliki bayi didapatkan bahwa 4 dari 6 ibu kurang mengetahui pijat bayi serta belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Alasan orang tua memijatkan bayinya karena bayi sedang sakit batuk, rewel dan terjatuh. Mereka mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pijat bayi sebelumnya. Sementara itu 2 dari 4 ibu mengatakan takut untuk melakukan pijat bayi karena menurut mereka bayi yang baru lahir tulangnya lembek dan apabila dipijat takut bisa berakibat fatal yaitu patah.
6
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui “faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. c. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. d. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
7
D.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
peneliti
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang pijat bayi. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan dan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar. 3. Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemijatan bayi. 4.
Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pedoman untuk bisa mengembangkan hasil selanjutnya untuk mengembangkan ilmu selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, seperti mata, hidung, telinga dan alat indra lainnya.
Dengan
sendirinya,
pada
waktu
penginderaan
sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmodjo, 2005). Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia yang keberadaannya diawali dari kecendrungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan (Suhartono, 2005). Pengetahuan adalah sesuatu yang ditemui dan diperoleh manusia dalam pengamatan inderawi. Pengetahuan manusia muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, pengetahuan merupakan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan manusia muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk
8
9
menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. (Meliono, 2007). Menurut Meliono (2007), pengetahuan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : a. Pengetahuan empiris Pengetahuan empiris adalah pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman inderawi pada objek atau kejadian tertentu.
Pengetahuan
empiris
saat
ini
berkembang
menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukis gejala yang ada pada objek empiris tersebut. b. Pengetahuan rasionalisme Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang dapat melalui akal budi, rasionalisme lebih menekan pada pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekan pada pengalaman melainkan sebuah pemikiran logis akal budi, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra
penglihatan,
Pengetahuan
pendengaran,
merupakan
domain
penciuman, yang
rasa
sangat
dan
penting
raba. dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2005). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoadmodjo 2005 mengungkapkan bahwa
10
sebelum seseorang berperilaku baru, di dalam dirinya terdapat proses yang berurutan, yaitu : 1) Awareness (kesadaran) Dimana orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus objek terlebih dahulu, pada tahap ini seseorang telah mengenal objek yang ingin diadopsi. 2) Interest (tertarik) Setelah menyadari atau mengetahui stimulus, orang tersebut mulai tertarik terhadap stimulus, pada tahap ini sikap subjek mulai memberi respon. 3) Evaluation (evaluasi) Mempertimbangkan terlebih dahulu baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial (coba) Orang sudah mulai mencoba perilaku baru, sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus. 5) Adoption (adopsi) Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
11
behavior). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan dan dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek atau materi yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
12
d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2005), pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Usia Dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama,
13
keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain
14
seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. Pembagian umur menurut Hurlock (2002) yaitu ;
1) Remaja : dimulai pada umur 12 tahun sampai umur 18 tahun. 2) Dewasa awal : dimulai pada umur 19 tahun sampai umur 35 tahun. 3) Dewasa Akhir : dimulai pada umur 36 tahun sampai 45 tahun. b. Pendidikan Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang dari individu, keluarga dan masyarakat. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
15
Pendidikan
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut . Pembagian tingkat pendidikan Ibu : 1) Tinggi : dimulai dari D-III sampai S3 2) Menengah : dimulai SMA sampai D-II 3) Rendah : dimuali SD sampai SMP c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada
16
orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang. Macam – macam jenis pekerjaan 1) Buruh, Petani, Nelayam dan lain- lain 2) Wiraswasta 3) Pegawai swasta, 4) TNI, POLRI 5) Pegawai Negri Sipil Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain, Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut adil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. d. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera
17
manusia. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan di atas. Dengan kriteria pernah, apabila responden pernah melakukan pijat bayi dan tidak pernah, apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi.
B. Konsep Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa (Maharani, 2009). Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan, perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin padat frekuensi sentuhan, semakin dekat hubungan batin yang terjalin. Oleh
18
sebab itu, pemijatan sebaiknya dilakukan oleh ayah kakek atau nenek agar bayi tidak semakin tinggi ketergantungannya hanya terhadap ibu (Subakti & Anggraini, 2008). Masalahnya, sampai saat ini masih ada orang tua yang menganggap pijat bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus alamiah bagi bayi. Sebagian ibu berpendapat pijat hanya perlu dilakukan ketika si kecil mengalami sakit flu dan masuk angin. Namun fakta sejarah menyebutkan bahwa pijat merupakan metode terapi sentuh tertua di Indonesia. Para ahli kesehatan menemukan pijatan dengan teknik yang tepat kepada anak dan balita, bisa dilakukan saat mereka dalam kondisi kesehatan yang baik. Namun, pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi, misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram atau bayi prematur. Lebih dari itu, pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit kronis seperti asma dan juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung atau kolik (Maharani, 2009). 2. Tujuan Pijat Bayi Tujuan pijat bayi dalam sudut pandang fisioterapis menurut (Maharani 2009) adalah: a.
Mencegah posisi yang salah
b.
Mencegah terjadinya kontraktur
c. Memperbaiki tonus otot d. Meningkatkan visual dan auditory reaction e. Pendidikan orang tua dalam cara menggendong dan memandikan bayi
19
Sementara itu menurut Rahmah (2011) tujuan dilakukannya pemijatan bayi adalah : a. Bagi fisik 1) Mengurangi ketegangan dan kegelisahan bayi. 2) Membuat
bayi
rileks
dan
membantu
stimulasi
secara
berkesinambungan. 3) Mengembangkan koordinasi bayi 4) Meningkatkan dan memperkuat daya tahan tubuh. b. Bagi emosional 1) Membantu bayi mengembangkan perasaan positif dirinya. 2) Meningkatkan komunikasi antara bayi dan pemijat. 3. Manfaat Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) dan Subakti & Anggraini (2008,) manfaat pijat bayi adalah sebagai berikut: a. Manfaat bagi bayi :
1) Meningkatkan berat badan 2) Membuat bayi semakin tenang 3) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur bayi) 4) Meningkatkan pertumbuhan 5) Memperbaiki konsentrasi bayi 6) Meningkatkan produksi ASI 7) Membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan emosi
20
8) Memacu perkembangan otak dan sistim saraf 9) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan 10) Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk perbaikan pernafasan 11) Memperkuat sistim kekebalan tubuh 12) Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh 13) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel b. Manfaat bagi orang tua
1) Meningkatkan kepercayaan diri 2) Memudahkan orang tua mengenali bayinya 3) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding) 4) Hiburan menyenangkan keluarga 4. Waktu Pemijatan Bayi Murjito (2007) mengatakan pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Roesli (2008) bayi dapat dipijat pada waktu-waktu yang tepat, meliputi : a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru b. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak Aturan yang baik pijat bayi minimal 1 bulan sekali. Jadi pengukuran frekuensi pijat bayi adalah tidak pernah apabila 3 bulan tidak
21
melakukan pijat bayi, kadang-kadang apabila < 2 kali dalam 3 bulan melakukan pijat bayi, rutin/sering apabila tiap hari melakukan pijat bayi (Roesli, 2008). 5. Tempat Pemijatan bayi menurut Subakti & Anggraini (2008) adalah: a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas b. Ruangan kering dan tidak pengap c. Ruangan tidak berisik d. Ruangan yang penerangannya cukup e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu 6. Suasana yang tenang saat pemijatan Menurut Subakti & Anggraini (2008) agar suasana menjadi tenang saat pemijatan lebih baik dilakukan: a. Saat si kecil ceria b. Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan c. Saat suasana hati pemijat tenang d. Dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang e. Dengan memutar musik klasik 7. Persiapan Sebelum Memijat Menurut Roesli (2008) & Maharani (2009) sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Tangan bersih dan hangat b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi
22
c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion) i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara j. Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. 8. Orang Yang Boleh Melakukan Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) selain kedua orang tua bayi, dianjurkan pula pemijatan dilakukan oleh kakek dan nenek bayi. Pada salah satu penelitian, sekelompok “kakek dan nenek” dengan sukarela memijat bayi bayi terlantar yang berusia antara 3 dan 18 bulan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa para kakek dan nenek tadi mendapat keuntungan yang lebih banyak dari kegiatan memijat bayi tersebut. Kakek dan nenek dapat melakukan pemijatan pada cucunya. Bahkan, sering kali lebih terampil dan sensitif dalam melakukannya. Hal ini mungkin dikarenakan pengalamannya terdahulu dalam menangani anak-anaknya.
23
9. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Pemijatan a. Menurut Roesli (2008) selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal berikut: 1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung. 2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. 3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. 4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang digunakan. 5) Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki, dengan demikian akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh, karenanya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung. 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan
24
pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. 7) Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi. 8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi 9) Hindarkan mata bayi dari baby oil. b. Menurut Roesli (2008) dan Subakti & Anggraini (2008)
selama
pemijatan, tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut : 1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. 3) Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat. 4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. c. Menurut Roesli (2008) cara memijat harus sesuai dengan usia bayi, yaitu: 1) Usia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapanusapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut. 2) Usia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat.
25
3) Usia 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat. 10. Mekanisme Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) urutan pijat bayi adalah sebagai berikut: a. Kaki 1) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu. 2) Peras dan putar Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki. 3) Telapak kaki Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. 4) Tarikan lembut jari Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. 5) Gerakan peregangan (stretch) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi
26
dari perbatasan jari ke arah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit. 6) Titik tekan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. 7) Punggung kaki `Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian. 8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles) Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi. b. Perut 1) Mengayuh sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. 2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
27
3) Bulan- Matahari Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). 4) Gerakan I-Love-U Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah. 5) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
28
c. Dada 1) Jantung besar Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati. 2) Kupu-kupu Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati. d. Tangan 1) Memijat ketiak (armpits) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak dilakukan. 2) Perahan cara India Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian
29
pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi. 3) Peras dan putar Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. 4) Membuka tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari. 5) Putar jari-jari Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. 6) Punggung tangan Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. 7) Peras dan putar pergelangan tangan Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. e. Muka 1) Dahi: menyetrika dahi Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi.
30
Tekankan jari-samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata. 2) Alis: menyetrika alis Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis. 3) Hidung: senyum I Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum. 4) Mulut bagian atas: senyum II Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. 5) Mulut bagian bawah: senyum III Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum. 6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
31
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi 7) Belakang telinga Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu. f. Punggung 1) Gerakan maju mundur (kursi goyang) Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. 2) Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. 3) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.
32
4) Gerakan melingkar Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. 5) Gerakan menggaruk Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi. g. Gerakan relaksasi Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian/badan bayi. Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambung-lambungkan
secara
lembut
adalah
contoh
gerakan
relaksasi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. 1) Gerakan peregangan lembut Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau
33
diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. 2) Tangan disilangkan Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. 3) Membentuk diagonal tangan-kaki Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 4) Menyilangkan kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 5) Menekuk kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki
34
lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 6) Menekuk kaki bergantian Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
C. Kerangka Teoritis Kerangka teori dalam penelitian ini disusun dari berbagai sumber, yaitu Notoadmodjo (2005) dan Meliono (2007). Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menurut Notoadmodjo (2005) : - Usia - Pendidikan - Pekerjaan - Pengalaman Pijat Bayi Menurut Meliono (2007) : - Pengetahuan Empiris - Pengetahuan Rasionalisme
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka pengaruh antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka teori yang digunakan untuk konsep pijat bayi menurut Roesli (2008), Sedangkan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman. Menurut Notoadmodjo (2005), maka kerangka konsep yang digunakan sebagai berikut :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Usia
Pendidikan Pijat Bayi Pekerjaan
Pengalaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
35
36
B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Variabel Dependen 1 Pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi
Variabel Independen 2 Usia
3
4
Pendidikan
Pekerjaan
Definisi Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Segala hal yang diketahui ibu tentang pijat bayi yaitu pijat yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan bayi
Wawancara dengan Kuesioner kriteria : - Tinggi : apabila x ≥ 𝑥 artinya nilai responden diatas atau sama dengan nilai rata-rata, - rendah : apabila x < 𝑥 artinya nilai responden dibawah nilai rata-rata
Tinggi: x≥𝑥
Kelompok umur responden yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang pijat bayi
Wawancara dengan kriteria : - Dewasa Menengah apabila usia responden 18 s/d 35 tahun - Dewasa Akhir 36 s/d 45 tahun
Kuesioner
Dewasa
Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi
Wawancara dengan kriteria: - Tinggi (D-III – S3) - Menengah (SMP D-II)
Kuesioner
Jenis pekerjaan ibu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi
Wawancara dengan kriteria jenis pekerjaan responden yaitu : - Pegawai Negeri (PNS) - Non PNS
Kuesioner
Skala ukur Ordinal
Rendah: x<𝑥
Menengah
Ordinal
Dewasa akhir Tinggi
Ordinal
Menengah
Pegawai Negeri (PNS) Non PNS
Ordinal
37
5
Pengalaman
Kegiatan yang berhubungan seputar pijat bayi yang pernah dilakukan ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi
Wawancara dengan kriteria : - Pernah : apabila responden pernah melakukan pijat bayi - Tidak Pernah : apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi
Kuesioner
Pernah
Tidak Pernah
C. Hipotesa Penelitian 1. Ho : Tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Ha : Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 3. Ha : Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 4. Ha : Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
Ordinal
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan crossectional, yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penulisan diukur atau dikumpulkan secara simultan (pada waktu bersamaan) (Notoadmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari suatu objek yang diamati yang menyangkut masalah yang diteliti (Notoadmodjo. 2005). Dalam pengumpulan data ini populasi yaitu ibu yang memiliki bayi di BPS Jauniwati dari bulan November 2012 sampai dengan April 2013 yaitu sebanyak 35 orang. 2. Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi dimana pemilihannya menggunakan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi tertentu (Notoadmodjo, 2003). Adapun pengambilan sampel dalam Penulisan ini adalah dengan metode total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang.
38
39
C. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Pengumpulan data Penelitian ini akan dilakukan di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 sampai dengan tanggal 28 bulan Juli Tahun 2013.
D. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap yaitu (Notoadmodjo, 2005): a. Tahap Persiapan Data 1) Data Primer Data yang penulis dapatkan ketika melakukan wawancara dengan responden. 2) Data Sekunder Untuk melengkapi pengumpulan data ini juga di perlukan data dari BPS dan buku register yang berhubungan dengan pengumpulan data. b. Tahap Pengumpulan Data Adapun tahap pengumpulan data terdiri dari : 1) Tahap Pengumpulan Data Awal
40
Persiapan pengumpulan data dilakukan melalui prosedur : a) Meminta surat izin kepada bagian Pendidikan yang ditujukan ke Kepala BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar. b) Setelah mendapat surat persetujuan dari Kepala BPS penulis menuju ke lokasi untuk pengambilan data awal. c) Setelah selesai mengambil data awal, penulis meminta surat selesai pengambilan data awal dari Kepala BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar. d) Setelah penulis mendapatkan surat selesai pengambilan data awal dari Kepala BPS kemudian diserahkan ke bagian Pendidikan. 2) Tahap Melakukan Pengumpulan data Adapun tahap melakukan pengumpulan data : a) Meminta surat izin kepada bagian Pendidikan yang ditujukan ke Kepala BPS untuk melakukan pengumpulan data. b) Setelah mendapatkan izin dari Kepala BPS untuk proses pengumpulan data, kemudian menjumpai responden untuk meminta izin serta menjelaskan tujuan dari penulis. c) Penulis
lalu
memperkenalkan
diri,
menjelaskan
tujuan
pengumpulan data dan meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data dengan mendatangani lembar persetujuan menjadi responden.
41
d) Setelah responden setuju maka penulis langsung melakukan wawancara untuk mengisi kuesioner masing-masing responden dengan teliti. e) Kemudian Penulis melakukan terminasi dengan
mengucapkan
terima
kasih
kepada responden atas
kesediaannya
berpartisipasi dalam pengumpulan data ini. 2. Instrumen Penulisan Instrumen Penelitian ini adalah kuesioner tentang pengatahuan ibu tentang pijat bayi yang terdiri dari 24 pertanyaan, yang diantaranya : a) Bagian I yang berisikan data responden yang terdiri dari : nomor responden, tanggal pengisian, usia 1 pertanyaan, pendidikan 1 pertanyaan, pekerjaan 1 pertanyaan dan pengalamam 1 pertanyaan. b) Bagian II yang berisikan kuesioner tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi yang berisikan 20 pertanyaan dalam bentuk dichotomy choice dengan pilihan jawaban Benar dan Salah.
E. Pengolahan Dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan dan diperoleh melalui alat bantu kuesioner yang memenuhi syarat, maka dilanjutkan pengolahan data dengan menggunakan
langkah-langkah
(Notoadmodjo, 2005):
atau
tahapan
sebagai
berikut
42
a. Editing Mengkoreksi
kesalahan-kesalahan
dalam
pengisian
atau
pengambilan data pada tahap ini data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan memeriksa isi instrumen pengumpul data. Apabila ada kekurangan isi atau halaman, maka kuesioner dikembalikan untuk diisi ulang. b. Coding Yaitu mengklasifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang telah diperoleh diberikan angka, angka atau kode-kode tertentu untuk memudahkan pengumpulan data. c. Transfering Yaitu data yang telah diberikan kode responden disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan subvariabel yang diteliti. d. Tabulating Yaitu mangelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah ditentukan untuk tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam master tabel atau tabel rekapitulasi hasil pengumpulan data.
43
2. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang diteliti (Arikunto, 2006) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Setelah nilai persentase dari masing-masing sub variabel (materi) selanjutnya digabungkan menjadi hasil jawaban responden secara keseluruhan dengan menggunakan rumus, yaitu: P=
𝑓𝑖 𝑛
𝑥 100%
Keterangan : P = Presentase fi = Frekuensi teramati n = Jumlah responden yang menjadi sampel. b. Analisis Bivariat Pada penelitian ini, analisa bivariat yang digunakan untuk mengukur hubungan adalah analisa silang dengan menggunakan tabel silang yang di kenal dengan baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) (Candra, 2009). Selain itu menurut Candra (2009) perhitungan statistik untuk analisa variabel Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer yang diinterpretasikan dalam nilai probabilitas (p-
44
value).
Pengolahan
data
diinterpretasikan
menggunakan
nilai
probabilitas dengan kriteria sebagai: 1) Bila pada tabel 2x2, dan tidak ada nilai E (harapan) <5, maka uji yang di pakai sebaiknya Continuity Correction. 2) Bila pada tabel 2x2 di jumpai nilai E (harapan) <5, maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact. 3) Bila table lebih dari 2x2, misalnya 3x2, dan lain-lain, maka digunakan uji Pearson Chi-Square. Pengujian hipotesa dengan kriteria bahwa P-value ≥ α, maka hipotesa (Ha) diterima dan sebalikanya apabila P-value < α, maka hipotesa (Ho) ditolak (Hastono, 2006).
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Lokasi Bidan Praktek Swasta Jauniwati, SST berada di jalan Banda Aceh - Medan Km 23 Desa Lam Ilie Tengoh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dengan luas tanah 500 m berbatasan dengan: 1. Sebelah utara
: Berbatasan dengan Desa Lam Ilie Gato
2. Sebelah timur
: Berbatasan dengan Desa Reukih
3. Sebelah barat
: Berbatasan dengan sawah
4. Sebelah selatan
: Berbatasan dengan sawah
2. Jenis Pelayanan Adapun pelayanan yang di berikan di Bidan Praktek Swasta Jauniwati meliputi : pijat bayi, senam hamil, pemeriksaan kehamilan, persalinan, KB, imunisasi dan berobat umum. 3. Sarana Fasilitas yang ada di BPS Jauniwati meliputi 1 ruang pijat bayi, 1 ruang senam hamil, 1 ruang pemeriksaan hamil, 2 kamar bersalin, 1 ruang pencegahan infeksi.
45
46
B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan selama 10 hari dimulai tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah responden 35 orang. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Analisa Univariat a. Usia Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
No
Usia
Frekuensi
Persentase
1
Dewasa Menengah
7
20
2
Dewasa Akhir
28
80
Jumlah
35
100
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui dari 35 responden frekuensi terbanyak dijumpai pada usia dewasa akhir yaitu sebanyak 28 responden (80%). b.
Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
Menengah
21
60,0
2
Tinggi
14
40,0
35
100
Jumlah
47
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui dari 35 responden tingkat pendidikan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada pendidikan menengah yaitu sebanyak 21 responden (60%). c. Pekerjaan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1
PNS
12
34,3
2
Non PNS
23
65,7
35
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui dari 35 responden, status pekerjaan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada Non PNS yaitu sebanyak 23 responden (65,7%). d.
Pengalaman Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengalaman Melakukan Pijat Bayi Pada Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
No
Pengalaman
Frekuensi
Persentase
1
Pernah
13
37,1
2
Tidak Pernah
22
62,9
Jumlah
35
100
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui dari 35 responden berdasarkan pengalaman dengan frekuensi terbanyak di jumpai pada ibu yang tidak pernah melakukan pijat bayi sebanyak 22 responden (62,9%).
48
e.
Pengetahuan Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Piijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
13
37,1
2
Rendah
22
62,9
35
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui dari 35 responden mayoritas ibu yang
memiliki pengetahuan rendah sebanyak 22
responden (62,9%)
2. Analisa bivariat a.
Pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan Tabel 5.6 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Pengetahuan Ibu Usia Ibu
Tinggi
Rendah
Jumlah
%
f
%
f
%
Dewasa Menengah
2
28,6
5
71,4
7
100
Dewasa Akhir
11
39,3
17
60,7
28
100
P Value
0,600
Sumber: Data Primer (diolah, 2013)
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang usia ibu dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 39,3%, sedangkan dari 7 responden yang usia ibu dewasa menengah
49
dengan pengetahuannya rendah sebanyak 71,4% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 28,6%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan pvalue 0,600 yang berarti p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H0) ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. b.
Pengaruh pendidikan ibu terhadap pengetahuan
Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Pendidikan Ibu
Pengetahuan Ibu Tinggi
Rendah
Jumlah
%
F
%
f
%
Pendidikan Tinggi
13
92,9
1
7,1
14
100
Pendidikan Menengah
0
0
21
100
21
100
P Value
0,000
Sumber: Data Primer (diolah, 2013)
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 21 responden yang pendidikan ibu menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, dan dari 14 responden yang pendidikan ibu tinggi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 7,1% dibandingkan dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 92,9%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan pvalue 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pijat bayi.
50
c.
Pengaruh pekerjaan ibu terhadap pengetahuan. Tabel 5.8 Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Pengetahuan Ibu Pekerjaan
Tinggi
Rendah
f
%
f
%
PNS
12
100
0
Non PNS
1
4,3
22
Ibu
Jumlah
%
0
12
100
95,7
23
100
P Value
0,000
Sumber: Data Primer (diolah, 2013)
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden yang status pekerjaan ibu Non PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 4,3%, dan dari 12 responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) tidak ada yang pengetahuannya rendah, dibanding dengan pengetahuannya yang tinggi sebanyak 100%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan pvalue 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
51
d.
Pengaruh pengalaman ibu terhadap pengetahuan Tabel 5.9 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Pengetahuan Ibu Pengalaman Ibu
Tinggi
Rendah
Jumlah
%
f
%
F
%
Pernah
13
100
0
0
13
100
Tidak Pernah
0
0
22
100
22
100
P Value
0,000
Sumber: Data Primer (diolah, 2013)
Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang pengalaman ibu tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, sedangkan dari 13 responden yang pengalaman ibu pernah melakukan pijat bayi tidak ada yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 100%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan pvalue 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang usia ibu dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah
52
sebanyak 60,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 39,3%, sedangkan dari 7 responden yang usia ibu dewasa menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 71,4% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 28,6%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Meliono, 2007) Makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau
53
menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Hidayat, 2007). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nisa (2012), tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Karangrayung Kabupaten Grobogan” menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan antara usia dengan pengetahuan p-value = 0.000 (p < 0.01). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa walaupun usia ibu sebagaian besar berada pada kategori dewasa akhir namun masih banyak ibu yang belum mengerti tentang pijat bayi sehingga didapatkan hasil tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hal ini disebabkan karena walaupun ibu sudah berusia dewasa namun masih banyak yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang pijat bayi. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan usia dewasa akhir lebih banyak yang pengetahuannya rendah dari pengetahuan yang tinggi.
2. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 21 responden yang pendidikan ibu menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, dan dari 14 responden yang pendidikan ibu tinggi dengan pengetahuannya rendah
54
sebanyak 7,1% dibandingkan dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 92,9%. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Arikunto, 2006) Pendidikan
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Namun
perlu
ditekankan
bahwa
seorang
yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
55
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Meliono, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahayu (2010), tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo” menunjukkan bahwa ada korelasi antara pendidikan dengan pijat bayi p-value = 0.003 (p < 0.01). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan ibu tentang pijat bayi dan semakin rendah tingkat pendidikan ibu maka semakin rendah pengetahuan ibu sehingga terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh ibu khususunya tentang pijat bayi. Tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar hanya kategori menengah keatas tentunya membuat akses informasi yang diterima ibu juga terbatas, yang berakibat pada rendahnya pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan
56
menengah lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi.
3. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden yang status pekerjaan ibu Non PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 4,3%, dan dari 12 responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) tidak ada yang pengetahuannya rendah, dibanding dengan pengetahuannya yang tinggi sebanyak 100%. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. (Notoadmodjo, 2003) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widyawati (2012), tentang “Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan tentang
pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Gribig”
57
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pijat bayi dengan p-value = 0.003 (p < 0.01). Berdasarkan asumsi peneliti bahwa didapatkan bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pijat bayi dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai non PNS sehingga terdapat hubungan antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Pekerjaan ibu tentunya sangat mempengaruhi interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial tentunya sering terjadi pertukaran informasi. Dalam hal ini sebagaian ibuibu mendapatkan informasi seputar pijat bayi dari teman-teman dilingkungan pekerjaan, hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja sebagai wiraswasta lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi.
4. Pengaruh Pengalaman Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang pengalaman ibu tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya
rendah
sebanyak
100%
dan
tidak
ada
yang
pengetahuannya tinggi, sedangkan dari 13 responden yang pengalaman ibu pernah melakukan pijat bayi tidak ada yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 100%.
58
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya (Meliono, 2007) Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat
digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmodjo, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widyawati (2012), tentang “Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan tentang
pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Gribig”
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman melakukan pijat bayi dengan pengetahuan tentang pijat bayi dengan p-value = 0.001 (p < 0.05).
59
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa ibu yang berpengaslaman tentunya memiliki pengetahuan yang tinggi sedangkan ibu yang tidak berpengalaman melakukan pijat bayi memiliki pengetahuan yang rendah sehingga terdapat pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Pengalaman tentunya sangat menentukan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Dari pengalaman inilah ibu mendapatkan pengetahuan tentang pijat bayi. Apabila ibu pernah melakukan pijat bayi sebelumnya tentunya ibu sudah mengetahui tentang pijat bayi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang pengalaman tidak pernah melakukan pijat bayi lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1.
Tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
2.
Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
3.
Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
4.
Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
B. Saran 1. Bagi Tim Kesehatan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut. Hal ini agar dapat menumbuhkan kesadaran ibu untuk melakukan pijat bayi yang sangat bermanfaat bagi bayi itu sendiri.
60
61
2. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Yayasan U’Budiyah diharapkan agar dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswi khususnya tentang masalah pijat bayi. 3. Bagi peneliti lanjutan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar pengkajian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Candra, B. (2009). Pengantar Statistic Kesehatan. Jakarta: EGC Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, E.B .2002. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga Maharani, S, (2009). Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati Meliono, I., (2007). Pengetahuan. In: MPKT Modul 1. Jakarta: FEUI. Murjito. (2007). Pijat Bayi. Dikutip dari : http://www.rsjlawang.com /artikel _070411a.html pada tanggal 8 Januari 2013 Murniyati. (2005). Manfaat Pijat Bayi. Dikutip dari : http://www.waspada .co .id /index.php?option=com_content&view=article&id=235488:manfaat-pi pada tanggal 7 Januari 2013 Nelson WE. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC Nestle. (2005). Pentingnya Pijat Bayi. Dikutip dari : https://www.sahabatnestle. co.id/Page/anak/parenting/tips/pentingnya-pijat-bayi pada tanggal 7 Januari 2013 Nisa .(2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Karangrayung Kabupaten Grobogan. Dikutip dari : http://skripsi-kedokteran.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yangmempengaruhi_17.html pada tanggal 23 Juli 2013 Notoadmodjo, S. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Rahayu .(2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. Dikutip dari : http://miswan10.blogspot.com/2011/02/judul-skripsi-keperawatan.html pada tanggal 23 Juli 2013 Rahmah. (2011). Pijat Bayi. Dikutip dari artikel: www.bagikisah.com/pijat_bayi_52.html pada tanggal 8 Januari 2013 Roesli, (2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agrowida. Rosalina.(2007). Fisiologi Pijat Bayi, Bandung : Johnson & Johnson Indonesia & Trikarsa Multi Media Seyburn. G. J. (2006). 7 Rahasia Membesarkan Anak Yang Sehat Dan Bahagia Panduan Untuk Ibu Selama Hamil Dan Setelah Melahirkan. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer Subakti dan Anggraini. (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta : Wahyu Media. Suhartono, S. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Ar-ruzz Media ___________(2012). Buku Panduan Penyusunan Skripsi & Karya Tulis Ilmiah 2012 / 2013. Banda Aceh : STIKes U’Budiyah. Widyawati .(2012). Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan tentang pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Gribig. Dikutip dari http://skripsikti.blogspot.com/2011/07/kti-kebidanan.html pada tanggal 23 Juli 2013.
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di,_ Tempat
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nora Safrina Nim
: 10010063
Adalah mahasiswi akademi kebidanan STIKes U’Budiyah yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ahli madya kebidanan. Adapun penelitian yang dimaksud berjudul“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013” Untuk maksud tersebut saya memerlukan data atau informasi yang nyata dan akurat dari Siswi melalui pengisian observasi yang saya lampirkan dalam surat ini. Siswi berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian penelitian ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Siswi setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang di sediakan. Kesediaan Siswi menjadi responden sangat saya harapkan, atas kerja samanya saya ucapkan terimakasih. Diploma III Kebidanan U’Budiyah Peneliti,
(Nora Safrina)
Lampiran 2 LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah bersedia menjadi responden yang akan di lakukan oleh mahasiswa akademi STIKes U’Budiyah Banda Aceh:
Nama
: Nora Safrina
Nim
: 10010063
Judul
: Faktoir-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi pengembangan Kebidanan di Indonesia dan Aceh khususnya. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden bagi saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, Juli 2013 Responden
(………………………)
BIODATA
Nama
: NORA SAFRINA
Tempat/Tanggal Lahir
: Peudada, 8 Nopember 1991
Agama
: Islam
Anak ke
: 4 (empat)
Alamat
: Desa Baet Kec. Baitussalam Kab. Aceh Besar
No Telpon
: 082364679111
Identitas Orang Tua Nama Orang Tua a. Ayah b. Ibu
: Ibrahim : Aisyah
Pekerjaan Orang Tua a. Ayah b. Ibu
: Tani : IRT
Alamat Orang Tua No. Telp Orang tua
: Desa Ara Bungong Kec. Peudada Kab. Bireuen : 085358444331
Pendidikan Yang Ditempuh / Tahun lulus 1. SDN 14 Peudada
: Tamat Tahun 2000
2. SMPN 1 Peudada
: Tamat Tahun 2006
3. SPK.M Bireuen
: Tamat Tahun 2009
4. AKBID U’Budiyah
: Tamat Tahun 2013
Tertanda,
Nora Safrina
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI ACEH BESAR TAHUN 2013 No Responden
:
Tgl Pengisian
:
( diisi oleh petugas ) ( diisi oleh petugas )
A. DATA UMUM 1. Umur
: …………Tahun
2. Pendidikan Terakhir
: SD
3. Pekerjaan
: Petani
4. Pengalaman
: Pernah Melakukan Pijat Bayi
SMP
SMA/D-II
D-III/Strata
Pegawai Negeri
Wiraswasta
Tidak Pernah Melakukan Pijat Bayi
B. PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI No Pernyataan Benar Pijat bayi merupakan sentuhan pijat pada bayi yang dapat 1 memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak 2 Manfaat pijat bayi adalah membantu proses tumbuh kembang anak, membuat bayi rileks, dan membantu efektivitas tidur 3 Cara memijat bayi yang benar adalah dilakukan dengan sentuhan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat 4 Bayi sebaiknya dilakukan pemijatan semenjak berumur 6 bulan ke atas 5 Pemijatan pada bayi sebaiknya dilakukan pada malam hari Peralatan yang diperlukan ketika bayi anda dipijat baby oil, popok, 6 handuk kecil 7 Sebaiknya bayi dipijat dalam keadaan sakit Tangan dalam keadaan bersih, kuku tidak panjang, tanpa perhiasan 8 adalah hal yang harus diperhatikan ketika memijat bayi 9 Kondisi yang diperbolehkan untuk dilakukan pemijatan pada bayi yairu bayi dalam keadaan tenang dan tidak rewel 10 Sebaiknya bayi dipijat lebih dari 1 jam 11 Posisi bayi ketika dipijat sebainya terlentang jika pemijatan dilakukan pada bagian depan tubuh bayi 12 Bayi sebaiknya dipijat lebih dari 5 kali dalam seminggu 13 Sebaiknya setelah dipijat bayi dimandikan 14 Bayi tidak diperbolehkan diberikan pemijatan dalam keadaan senang dan tenang
Salah
15 16 17 18 19 20
Bayi sebaiknya dipijat dalam ruangan hangat dan tidak pengap Urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung Pijatan terlalu dipaksakan dan tidak memperhatikan kesiapan bayi sebelum diberikan pemijatan dapat membuat bayi tenang ketika dipijat Jika pemijatan dilakuakn dengan cara yang salah dapat membuat gangguan tulang dan penggumpalan darah pada bagian tubuh tertentu Cara pemijatan bayi 0-3 bulan sama dengan pemijatan bayi untuk usia 4-12 bulan Semua penyakit dapat disembuhkan dengan pijat bayi
MASTER TABEL FAKTOR-FAKTOR YANG M,EMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1
8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
9 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
11 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
15 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
Usia 17 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
TOTAL RATA-RATA Keterangan a. Pengetahuan Tinggi : 13 responden Rendah : 22 responden
b. Usia Dewasa Menengah Dewasa Akhir
20 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
Jumlah Kategori Usia 20 Tinggi 35 15 Rendah 30 10 Rendah 34 15 Rendah 32 14 Rendah 35 19 Tinggi 34 14 Rendah 32 19 Tinggi 25 12 Rendah 33 19 Tinggi 30 13 Rendah 26 20 Tinggi 33 12 Rendah 22 18 Tinggi 28 10 Rendah 20 12 Rendah 35 20 Tinggi 32 10 Rendah 19 18 Tinggi 35 13 Rendah 21 11 Rendah 28 19 Tinggi 34 12 Rendah 33 18 Tinggi 32 14 Rendah 34 13 Rendah 35 20 Tinggi 30 18 Tinggi 34 11 Rendah 19 15 Rendah 29 13 Rendah 31 15 Rendah 33 20 Tinggi 25 14 Rendah 35 13 Rendah 32
Pendidikan
Dewasa Akhir Dewasa Akhir
Pendidikan D-III/Strata SMA/D-II SMP SMP SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMP SMA/D-II D-III/Strata SMP D-III/Strata SMA/D-II SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II SMA/D-II D-III/Strata D-III/Strata SMA/D-II D-III/Strata SMA/D-II SMP D-III/Strata SMA/D-II SMA/D-II
d. Pekerjaan PNS Non PNS
: 12 responden : 23 responden
Kategori
Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Akhir Dewasa Menengah
Kategori
Tinggi Menengah Menengah Menengah Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah Menengah
Tinggi Menengah
Tinggi Menengah Menengah
Tinggi Tinggi Menengah
Tinggi Menengah Menengah
Tinggi Menengah Menengah
Pekerjaan
Pengalaman
Pekerjaan PNS NON PNS NON PNS NON PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS NON PNS NON PNS NON PNS PNS NON PNS NON PNS PNS PNS NON PNS NON PNS NON PNS NON PNS PNS NON PNS NON PNS
Pengalaman Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
529 15,11
c. : 7 responden : 28 responden
Pendidikan Menengah Tinggi
: 21 responden : 14 responden
e. Pengalaman Ya : 13 responden Tidak : 22 responden
FREQUENCIES VARIABLES=umur pddk pkrjaan pngalaman kategoripengetahuanibu kategoriUmur /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies [DataSet1] E:\dila\dataspssAbifaktor.sav
Statistics
umur N
Valid Missing
pendidikan
pengalaman_pija
kategori
tbayi
pengetahuan Ibu
pekerjaan
35
35
35
35
35
35
0
0
0
0
0
0
Frequency Table kategori umur Cumulative Frequency Valid
dewasa
Percent
Valid Percent
Percent
7
20.0
20.0
20.0
dewasa akhir
28
80.0
80.0
100.0
Total
35
100.0
100.0
menengah
pendidikan Cumulative Frequency Valid
Perndidikan Tinggi Pendidikan Menengah Total
kategori umur
Percent
Valid Percent
Percent
14
40.0
40.0
40.0
21
60.0
60.0
60.0
35
100.0
100.0
pekerjaan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
12
34.3
34.3
34.3
NON PNS
23
65.7
65.7
65.7
Total
35
100.0
100.0
100.0
pengalaman_pijatbayi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
pernah
13
37.1
37.1
37.1
tidak pernah
22
62.9
62.9
100.0
Total
35
100.0
100.0
kategori pengetahuan Ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tinggi
13
37.1
37.1
37.1
Rendah
22
62.9
62.9
100.0
Total
35
100.0
100.0
CROSSTABS /TABLES=kategoripengetahuanibu BY pddk pkrjaan pngalaman kategoriUmur /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs [DataSet1] E:\dila\SPSS ANALISIS\SPSS Pijat Bayi\dataspssAbifaktor.sav
Case Processing Summary Cases Valid N pendidikan * kategori pengetahuan Ibu pekerjaan * kategori pengetahuan Ibu pengalaman_pijatbayi * kategori pengetahuan Ibu kategori umur * kategori pengetahuan Ibu
Missing
Percent
N
Total
Percent
100.0%
0
.0%
35
100.0%
35
100.0%
0
.0%
35
100.0%
35
100.0%
0
.0%
35
100.0%
35
100.0%
0
.0%
35
100.0%
Crosstab Count kategori pengetahuan Ibu Tinggi pendidikan tinggi pendidikan menengah Total
Percent
35
pendidikan * kategori pengetahuan Ibu
pendidikan
N
Rendah
Total
13
1
14
0
21
21
13
22
35
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
38.975
2
.000
Linear-by-Linear Association
23.256
1
.000
Pearson Chi-Square
31.023
N of Valid Cases
35
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86.
pekerjaan * kategori pengetahuan Ibu Crosstab Count kategori pengetahuan Ibu Tinggi Pekerjaan
PNS
Rendah
Total
12
0
12
1
22
23
13
22
35
Non PNS
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
4
.000
Likelihood Ratio
41.681
4
.000
Linear-by-Linear Association
25.005
1
.000
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
31.788
35
a. 8 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,11.
pengalaman_pijatbayi * kategori pengetahuan Ibu Crosstab Count kategori pengetahuan Ibu Tinggi pengalaman_pijatbayi
Pernah Tidak pernah
Total
Rendah
Total
13
0
13
0
22
22
13
22
35
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.000
30.848
1
.000
46.180
1
.000
35.000 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association b
N of Valid Cases
.000 34.000
1
.000
35
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,83. b. Computed only for a 2x2 table
kategori umur * kategori pengetahuan Ibu Crosstab Count kategori pengetahuan Ibu Tinggi kategori umur
dewasa menengah dewasa akhir
Total
Rendah
Total
2
5
7
11
17
28
13
22
35
.000
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.600
.008
1
.930
.284
1
.594
.275 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association b
N of Valid Cases
.689 .267
1
.605
35
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,60. b. Computed only for a 2x2 table
.475