FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013
NORA SAFRINA ABSTRAK Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pijat bayi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu dalam melakukan pijat bayi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Data yang dikumpulkan adalah pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman dengan metode wawancara menggunakan kuesioner, dengan uji Chi-Square tes pada target kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan dari 28 responden dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7%, dari 21 responden berpendidikan menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%, dari 23 responden yang status pekerjaan non PNS dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dan dari 22 responden yang tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai kemaknaan p-value = 0,000 (p ≤ 0,05) sehingga ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Bahwa ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Dapat memberi masukan bagi tim kesehatan agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut agar melakukan pijat bayi sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kata kunci : Usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, pijat bayi
(barat badan 1.280 dan 1.176 gram), dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control (Rosalina, 2007). Berdasarkan Laporan Dinas Kabupaten Provinsi Aceh, jumlah bayi pada tahun 2011 sebanyak 92.342 orang. Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Aceh Besar di dapat bahwa Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2012 jumlah bayi yaitu sebanyak 4.163 orang. Berdasarkan data dari Bidan Praktek Swasta (BPS) Jauniwati di Indrapuri diperoleh jumlah bayi lahir pada tahun 2012 adalah 35 bayi dan hanya 21 bayi yang dilakukan pijat bayi.
PENDAHULUAN Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan terhadap bayi oleh ibunya sendiri juga mempunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan antara ibu dan anak. Bagi sang bayi, pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak dikemudian hari (Nestle, 2005). Manfaat Pijat Bayi memberikan keuntungan berupa fisik, fisiologi dan psikologi. Penelitian ini dilakukan oleh prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur
1
Dari hasil wawancara dengan 6 orang ibu yang memiliki bayi didapatkan bahwa 4 dari 6 ibu kurang mengetahui pijat bayi serta belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Alasan orang tua memijatkan bayinya karena bayi sedang sakit batuk, rewel dan terjatuh. Mereka mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pijat bayi sebelumnya. Sementara itu 2 dari 4 ibu mengatakan takut untuk melakukan pijat bayi karena menurut mereka bayi yang baru lahir tulangnya lembek dan apabila dipijat takut bisa berakibat fatal yaitu patah.
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan dan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar. 3. Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemijatan bayi. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pedoman untuk bisa mengembangkan hasil selanjutnya untuk mengembangkan ilmu selanjutnya METODE PENELITIAN
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui “faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013?”.
Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka pengaruh antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka teori yang digunakan untuk konsep pijat bayi menurut Roesli (2008).
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. c. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. d. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
Usia Pendidikan Pijat Bayi Pekerjaan Pengalaman Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi : Segala hal yang diketahui ibu tentang pijat bayi yaitu pijat yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur akan di katagorikan dalam 2 katagori, yaitu (1)Tinggi apabila x ≥ 𝑥 artinya nilai responden diatas atau sama dengan nilai rata-rata dan (2)rendah apabila x < 𝑥 artinya nilai responden dibawah nilai rata-rata. Hasil ukur tersebut berskala ordinal.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang faktor-faktor yang
2
2. Usia : Kelompok umur responden yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu (1) Dewasa Menengah apabila usia responden 18 s/d 35 tahun dan (2)Dewasa Akhir 36 s/d 45 tahun. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 3. Pendidikan : Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu : (1) Tinggi (DIII – S3) dan (2)Menengah (SMP - D-II). Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 4. Pekerjaan : Jenis pekerjaan ibu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu : (1) Pegawai Negeri (PNS) dan (2) Non PNS. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 5. Pengalaman : Kegiatan yang berhubungan seputar pijat bayi yang pernah dilakukan ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori yaitu : (1) Pernah : apabila responden pernah melakukan pijat bayi dan (2) Tidak Pernah : apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi. Hasil ukur tersebut berskala ordinal.
4. Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi di BPS Jauniwati dari bulan November 2012 sampai dengan April 2013 yaitu sebanyak 35 orang. 2. Sampel Adapun pengambilan sampel dalam Penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang. Desain penelitian Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan crossectional, yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penulisan diukur atau dikumpulkan secara simultan (pada waktu bersamaan) (Notoadmodjo, 2005). Tempat dan Waktu Penelitian Pengumpulan data Penelitian ini akan dilakukan di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013, Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 sampai dengan tanggal 28 bulan Juli Tahun 2013. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang diteliti (Arikunto, 2006). b. Analisis Bivariat Pada penelitian ini, analisa bivariat yang digunakan untuk mengukur hubungan adalah analisa silang dengan menggunakan tabel silang yang di kenal dengan baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) (Candra, 2009).
Hipotesa 1. Tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 3. Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan selama 10 hari dimulai tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
3
dengan jumlah responden 35 orang. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengalaman Melakukan Pijat Bayi pada Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui dari 35 responden berdasarkan pengalaman dengan frekuensi terbanyak di jumpai pada ibu yang tidak pernah melakukan pijat bayi sebanyak 22 responden (62,9%).
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui dari 35 responden frekuensi terbanyak dijumpai pada usia dewasa akhir yaitu sebanyak 28 responden (80%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Piijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui dari 35 responden mayoritas ibu yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 22 responden (62,9%).
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui dari 35 responden tingkat pendidikan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada pendidikan menengah yaitu sebanyak 21 responden (60%)
Tabel 5.6 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang usia ibu dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 39,3%, sedangkan dari 7 responden yang usia ibu
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui dari 35 responden, status pekerjaan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada Non PNS yaitu sebanyak 23 responden (65,7%)
4
dewasa menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 71,4% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 28,6%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,600 yang berarti p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H0) ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
Sipil) dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 4,3%, dan dari 12 responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) tidak ada yang pengetahuannya rendah, dibanding dengan pengetahuannya yang tinggi sebanyak 100%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Tabel 5.9 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 21 responden yang pendidikan ibu menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, dan dari 14 responden yang pendidikan ibu tinggi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 7,1% dibandingkan dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 92,9%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pijat bayi.
Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang pengalaman ibu tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, sedangkan dari 13 responden yang pengalaman ibu pernah melakukan pijat bayi tidak ada yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 100%. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
Tabel 5.8 Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013
PEMBAHASAN 1. Pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,600 yang berarti p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H0) ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden yang status pekerjaan ibu Non PNS (Pegawai Negeri
5
antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Meliono, 2007) Makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Hidayat, 2007). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa walaupun usia ibu sebagaian besar berada pada kategori dewasa akhir namun masih banyak ibu yang belum mengerti tentang pijat bayi sehingga didapatkan hasil tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hal ini disebabkan karena walaupun ibu sudah berusia dewasa namun masih banyak yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang pijat bayi. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan usia dewasa akhir lebih banyak yang pengetahuannya rendah dari pengetahuan yang tinggi.
2. Pengaruh pendidikan ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru diperkenalkan (Arikunto, 2006) Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin
6
positif terhadap obyek tersebut (Meliono, 2007). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan ibu tentang pijat bayi dan semakin rendah tingkat pendidikan ibu maka semakin rendah pengetahuan ibu sehingga terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh ibu khususunya tentang pijat bayi. Tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar hanya kategori menengah keatas tentunya membuat akses informasi yang diterima ibu juga terbatas, yang berakibat pada rendahnya pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan menengah lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi.
terdapat hubungan antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Pekerjaan ibu tentunya sangat mempengaruhi interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial tentunya sering terjadi pertukaran informasi. Dalam hal ini sebagaian ibu-ibu mendapatkan informasi seputar pijat bayi dari teman-teman dilingkungan pekerjaan, hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja sebagai wiraswasta lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi. 4. Pengaruh pengalaman ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya (Meliono, 2007) Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmodjo, 2005).
3. Pengaruh pekerjaan ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. (Notoadmodjo, 2003) Berdasarkan asumsi peneliti bahwa didapatkan bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pijat bayi dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai non PNS sehingga
7
Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa ibu yang berpengaslaman tentunya memiliki pengetahuan yang tinggi sedangkan ibu yang tidak berpengalaman melakukan pijat bayi memiliki pengetahuan yang rendah sehingga terdapat pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Pengalaman tentunya sangat menentukan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Dari pengalaman inilah ibu mendapatkan pengetahuan tentang pijat bayi. Apabila ibu pernah melakukan pijat bayi sebelumnya tentunya ibu sudah mengetahui tentang pijat bayi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang pengalaman tidak pernah melakukan pijat bayi lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi.
2. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Yayasan U’Budiyah diharapkan agar dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswi khususnya tentang masalah pijat bayi. 3. Bagi peneliti lanjutan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar pengkajian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Candra, B. (2009). Pengantar Statistic Kesehatan. Jakarta: EGC Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 3. Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 4. Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.
Meliono, I., (2007). Pengetahuan. In: MPKT Modul 1. Jakarta: FEUI. Nestle. (2005). Pentingnya Pijat Bayi. Dikutip dari : https://www.sahabat nestle.co.id/Page/anak/parenting/tips/p entingnya-pijat-bayi pada tanggal 7 Januari 2013 Notoadmodjo, S. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ______(2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Roesli, (2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agrowida. Rosalina.(2007). Fisiologi Pijat Bayi, Bandung : Johnson & Johnson Indonesia & Trikarsa Multi Media
Saran 1. Bagi Tim Kesehatan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut. Hal ini agar dapat menumbuhkan kesadaran ibu untuk melakukan pijat bayi yang sangat bermanfaat bagi bayi itu sendiri.
8